40
9 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Biaya Operasional Kegiatan perusahaan merupakan rentetan proses yang terus menerus. Perusahaan membeli bahan-bahan, membayar upah untuk mengolah bahan-bahan tersebut dan mengeluarkan biaya-biaya lainnya yang diperlukan sehingga bahan- bahan tersebut dapat diubah menjadi produk jadi. Proses ini akan berulang kembali karena produk jadi tersebut selesai, sebagian dari yang hasil penjualan produk jadi tersebut akan digunakan kembai untuk membeli bahan-bahan, membayar upah, dan seterusnya. Dalam menjalankan aktifitasnya, suatu perusahaan akan mengeluarkan berbagai jenis biaya diantaranya adalah biaya bahan, upah langsung dan biaya overhead dimana ketiga biaya ini disebut biaya produksi. Biaya lainnya untuk kelancaran penjualan atau pemasaran dan administrasi biaya operasional. Biaya operasional menurut Nafar in (2000:76) “Biaya operasional adalah biaya usaha pokok perusahaan selain harga pokok penjualan. Biaya usaha terdiri dari biaya penjualan, biaya administrasi dan umum.” 2.1.1 Pengertian Biaya Kebutuhan akan data biaya berbeda-beda dan biaya-biaya mungkin dihitung berdasarkan kondisi dan tujuan yang berbeda-beda serta untuk keperluan

BAB II LANDASAN TEORI - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/2456/3/BAB II.pdf · biaya usaha pokok perusahaan selain harga pokok penjualan. Biaya usaha terdiri

Embed Size (px)

Citation preview

9

9

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Biaya Operasional

Kegiatan perusahaan merupakan rentetan proses yang terus menerus.

Perusahaan membeli bahan-bahan, membayar upah untuk mengolah bahan-bahan

tersebut dan mengeluarkan biaya-biaya lainnya yang diperlukan sehingga bahan-

bahan tersebut dapat diubah menjadi produk jadi. Proses ini akan berulang

kembali karena produk jadi tersebut selesai, sebagian dari yang hasil penjualan

produk jadi tersebut akan digunakan kembai untuk membeli bahan-bahan,

membayar upah, dan seterusnya.

Dalam menjalankan aktifitasnya, suatu perusahaan akan mengeluarkan

berbagai jenis biaya diantaranya adalah biaya bahan, upah langsung dan biaya

overhead dimana ketiga biaya ini disebut biaya produksi. Biaya lainnya untuk

kelancaran penjualan atau pemasaran dan administrasi biaya operasional.

Biaya operasional menurut Nafarin (2000:76) “Biaya operasional adalah

biaya usaha pokok perusahaan selain harga pokok penjualan. Biaya usaha terdiri

dari biaya penjualan, biaya administrasi dan umum.”

2.1.1 Pengertian Biaya

Kebutuhan akan data biaya berbeda-beda dan biaya-biaya mungkin

dihitung berdasarkan kondisi dan tujuan yang berbeda-beda serta untuk keperluan

11

pihak-pihak berbeda pula. Oleh sebab itu, kita jumpai keanekaragaman di dalam

pemakaian istilah dan konsep yang digunakan dalam perhitungan biaya. Yang

jelas, biaya haruslah didasarkan pada fakta yang bersangkutan, dan cukup

terukur sehingga memungkinkan perusahaan mengambil kepustusan yang tepat.

Menurut Erlina (2007:1) pengertian biaya adalah keseluruhan

pengorbanan ekonomi yang dikeluarkan untuk memperoleh atau menghasilkan

barang atau jasa sedangkan ongkos (expense) merupakan keseluruhan

pengorbanan yang diperlukan atau dikeluarkan untuk merealisasi hasil diluar

menghasilkan barang dan jasa atau proses produksi. Beban ini dikaitkan dengan

revenue pada periode yang berjalan.

Menurut Warren, Reeve dan Fess (2005:45) “Ongkos (expense) adalah

jumlah aktiva yang terpakai atau jasa yang digunakan dalam proses

menghasilkan pendapatan sedangkan biaya adalah pengeluaran kas (komitmen

membayar kas dimana depan) dengan tujuan menghasilkanpendapatan”. Jumlah

yang terpakai itu maksudnya adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk

memperoleh penghasilan selain dari biaya untuk memperolehbarang dan jasa

(produksi), misalnya: biaya penjualan, biaya gaji dan penyusutan

2.1.2 Penggolongan Biaya

Keberhasilan dalam merencanakan dan mengendalikan biaya tergantung

pada pemahaman yang menyeluruh atas hubungan antara biaya dan aktvitas

bisnis. Studi dan analisis yang hati-hati atas dampak aktivitas bisnis atau biaya

12

umumnya akan menghasilkan klasifikasi tiap pengeluaran sebagai biaya tetap,

biaya variabel dan semi variabel.

Menurut Mulyadi (2005:13) terdapat lima cara penggolongan biaya yaitu

diantaranysebagai berikut:

1). Penggolongan biaya menurut objek pengeluaran:

a. Biaya bahan baku.

b. Biaya tenaga kerja langsung.

c. Biaya overhead.

2). Penggolongan biaya menurut fungsi pokok dalam perusahaan:

a. Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah

bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual.

b. Biaya pemasaran merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk

melaksanakan kegiatan pemasaran produk.

c. Biaya administrasi dan umum merupakan biaya-biaya untuk

mengkoordinasikan kegiatan produksi dan pemasaran produk.

3). Penggolongan biaya menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang

dibiayainya:

a. Biaya langsung adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya

adalah karena adanya sesuatu yang dibiayainya. Jika sesuatu yang

13

dibiayainya tersebut tidak ada, maka biaya langsung ini tidak akan

terjadi.

b. Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadinya tidak hanya

disebabkan oleh sesuatu yang dibiayainya. Biaya tidak langsung dalam

hubungannya dengan produk disebut dengan istilah biaya produksi tidak

langsung atau biaya overhead pabrik (factory overhead costs).

4). Penggolongan biaya menurut perilakunya dalam hubungannya dengan

perubahan volume aktivitas:

a. Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding

dengan perubahan volume kegiatan

b. Biaya semivariabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan

perubahan volume kegiatan.

c. Biaya semifixed adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan

tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi

tertentu.

d. Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume

kegiatan tertentu.

5). Penggolongan biaya atas dasar jangka waktu manfaatnya:

a. Pengeluaran modal (capital expenditure). Pengeluaran modal adalah

biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi

(biasanya periode akuntansi adalah satu tahun kalender).

14

b. Pengeluaran pendapatan (revenue expenditure). Pengeluaran pendapatan

adalah biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam periode akuntansi

terjadinya pengeluaran tersebut.

2.1.3 Unsur-unsur Biaya Operasional

Unsur-unsur biaya operasional terdapat pada perkiraan laporan laba rugi

dan disertai dengan laporan pendukung berikut :

1). Biaya Penjualan

Termasuk dalam kelompok biaya penjualan adalah:

a. Gaji karyawan penjualan,

b. Biaya pemeliharaan bagian penjualan,

c. Biaya perbaikan biaya penjualan,

d. Biaya penyusutan peralatan bagian penjualan,

e. Biaya penyusutan gedung bagian penjualan,

f. Biaya listrik bagian penjualan,

g. Biaya telepon bagian penjualan,

h. Biaya asuransi bagian penjualan,

i. Biaya perlengkapan bagian penjualan,

k. Biaya lain-lain,

2). Biaya administrasi dan umum

Termasuk dalam kelompok biaya administrasi dan umum adalah:

a. Gaji karyawan kantor,

b. Biaya pemeliharaan kantor,

15

c. Biaya perbaikan kantor,

d. Biaya penyusutan peralatan kantor,

e. Biaya penyusutan gedung kantor,

f. Biaya listrik kantor,

g. Biaya telepon kantor,

h. Biaya asuransi kantor,

i. Biaya perlengkapan kantor,

j. Biaya lain-lain.

Supriono mengelompokkan biaya operasional ke dalam biaya pemasaran

dan biaya administrasi: (1) Biaya pemasaran adalah meliputi semua biaya dalam

rangka menyelenggarakan kegiatan pemasaran (2) Biaya administrasi dan umum

adalah semua biaya yang terjadi dan berhubungan dengan fungsi administrasi

dan umum.

Biaya pemasaran ini meliputi semua biaya yang terjadi untuk mencari

atau menimbulkan pesanan dari pembeli kepada perusahaan, terdiri atas:

a. Biaya promosi iklan,

b. Biaya penjualan meliputi: gaji penjual, komisi, bonus, biaya

perjalanandinas, gaji kantor penjualan, perlengkapan kantor

penjualan, biaya teleponpenjualan, dan lain-lain.

c. Biaya untuk memenuhi atau melayani pesanan yaitu semua biaya

yang terjadi dalam rangka memenuhi pesanan atau melayani pesanan

yangditerima dari pembeli.

16

d. Gaji dan upah, meliputi: gaji, insentif dan bonus, premi, lembur

pajakpendapatan, upah borongan dan lain-lain.

e. Kesejahteraan karyawan meliputi: perobatan karyawan, rekreasi

olahraga.

f. Biaya reperasi dan pemeliharaan meliputi dan pemeliharaan

untukkendaraan bermotor, taman dan halaman kantor, bangunan

kantor, danlain-lain.

g. Biaya penyusutan aktiva tetap meliputi biaya penyusutan untuk

kendaraankantor, bangunan kantor dan lain-lain.

h. Biaya administrasi dan umum lainnya seperti: biaya cetak, alat

tulis,perlengkapan kantor, biaya listrik dan air, biaya telepon dan fax

kantor danlain-lain.

2.2 Anggaran

2.2.1 Pengertian Anggaran

Pada dasarnya semua perusahaan bertujuan untuk memperoleh laba,

maka pimpinan perusahaan tersebut perlu menyusun suatu anggaran sebagai

pedoman atau pegangan perusahaan. Anggaran merupakan bagian dari akuntansi

yang membahas mengenai keuntungan dan operasi perusahaan pada masa yang

akan datang, anggaran dipergunakan sebagai perencanaan, pengkoordinasian dan

pengawasan kegiatan operasi perusahaan.

Anggaran merupakan penjabaran dari fungsi perencanaan. Anggaran

adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang

17

telah disahkan. Anggaran memberikan proyeksi yang dapat dipercaya mengenai

hasil-hasil dari rencana sebelum rencana dilaksanakan karena pada

waktumempersiapkan anggaran kita dipaksa untuk memperhatikan dan

menyelidikisemua faktor-faktor yang mempengaruhi rencana dan memaksa

membuat analisisyang teliti berdasarkan kenyataan-kenyataan yang ada.

Menurut Munandar (2001:11) dalam penyusunan anggaran perlu

dipertimbangkan faktor-faktor berikut:

a. Pengetahuan tentang tujuan dan kebijakan umum perusahaan.

b. Data tahun-tahun sebelumnya.

c. Kemungkinan perkembangan kondisi ekonomi.

d. Pengetahuan tentang taktik, strategi pesaing, dan gerak-gerik pesaing.

e. Kemungkinan adalanya perubahan kebijakan pemerintah.

f. Penelitian untuk pengembangan perusahaan.

Anggaran adalah salah satu bentuk dari berbagai rencana yangmungkin

disusun meskipun tidak setiap rencana dapat disebut sebagai anggaran. Untuk

mendapatkan pengertian dari anggaran maka berikut dikemukakan beberapa

pendapat dari para ahli diantaranya Sukanto (2000:144) ”Anggaranmerupakan

rencana yang terorganisasi dan menyeluruh dinyatakan dalam unitmoneter untuk

operasi dan sumber daya suatu perusahaan selama periode tertentudimasa yang

akan datang”.Sedangkan pengertian anggaran menurut Munandar (2001:1)

sebagaiberikut: ”Anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis

yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam unit

18

(kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) yang akan

datang”.

Dari unsur para ahli tersebut dapat diketahui bahwa anggaran merupakan

suatu rencana manajemen mengenai perolehan dan penggunaan sumber-sumber

daya perusahaan yang dinyatakan secara formal dan terperinci dalam bentuk

kuantitatif pada suatu periode tertentu. Dalam anggaran juga terdapat tindakan

antisipasi untuk menyesuaikan keadaan di masa yang akan datang dengan

rencana yang telah ditetapkan, karena itu anggaran juga dipakai sebagai alat

koordinasi dan implementasi rencana awal dengan aktivitas yang sedang

berlangsung.

Unsur-unsur yang terdapat dalam suatu anggaran, yaitu :

a. Rencana, yaitu suatu penentuan terlebih dahulu tentang kegiatan yang

akan dilakukan di waktu yang akan datang.

b. Meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yaitu mencakup kegiatan yang

dilakukan manajemen dalam menjalankan fungsi perencanaan dan

pengendalian.

c. Dinyatakan dalam unit (satuan) moneter atau satuan ukuran yang lain,

yaitu suatu unit yang dapat diterapkan pada berbagai kegiatan perusahaan

di masa yang akan datang.

d. Jangka waktu tertentu yang akan datang, yaitu menunjukkan bahwa

berlakunya suatu anggaran adalah untuk masa yang akan datang.

2.2.2 Jenis-jenis Anggaran

19

Anggaran terdiri dari berbagai jenis sesuai dengan pengelompokkannya.

Menurut Nafarin (2000:17) mengatakan anggaran dapat dikelompokkan dari

beberapa sudut pandang sebagai berikut:

1. Menurut dasar penyusunan, anggaran terdiri dari:

a. Anggaran variabel yaitu disusun berdasarkan interval (kisar) kapasitas

(aktivitas) tertentu dan pada intinya merupakan sutau seri anggaran

yang dapat disesuaikan pada tingkat-tingkat aktivitas yang berbeda.

b. Anggaran tetap yaitu anggaran yang disusun berdasarkan suatu tingkat

kapasitas tertentu.

2. Menurut cara penyusunan anggaran terdiri dari:

a. Anggaran periodik adalah anggaran yang disusun untuk satu

periodetertentu dan umumnya satu tahun yang disusun setiap akhir

periodeanggaran.

b. Anggaran kontinyu adalah anggaran yang dibuat untuk

memperbaikianggaran yang telah dibuat misalnya tiap bulan diadakan

perbaikansehingga anggaran yang dibuat dalam setahun mengalami

perubahan.

3. Menurut jangka waktu. Anggaran terdiri dari :

a. Anggaran jangka pendek (anggaran taktis) adalah anggaran yang

dibuatdengan jangka waktu paling lama sampai satu tahun. Anggaran

untukkeperluan modal kerja merupakan anggaran jangka pendek

b. Anggaran jangka panjang (anggaran strategis) adalah anggaran

yangdibuat untuk jangka waktu lebih dari setahun. Anggaran untuk

20

keperluaninvestasi barang modal merupak an anggaran jangka panjang

yang disebut tanggaran modal (capital budget) anggaran jangka

panjang tidak harusberupa anggaran modal. Anggaran jangka panjang

diperlukan sebagaidasar penyusunan anggaran jangka pendek.

4. Menurut bidangnya, anggaran terdiri dari anggaran operasional dan anggaran

keuangan. Kedua anggaran ini bila dipadukan disebut anggaran induk

(master budget) anggaran induk merupakan konsolidasi rencana keseluruhan

perusahaan untuk jangka pendek. Biasanya disusun atas dasar tahunan.

Anggaran tahunan dapat dipecah lagi menjadi anggaran triwulan,

caturwulan, semester kemudian dipecah menjadi anggaran bulanan.

a. Anggaran operasional adalah anggaran untuk menyusun anggaran

laporan laba rugi. Anggaran operasional antara lain:

- Anggaran penjualan,

- Anggaran biaya pabrik yang terdiri dari anggaran biaya bahan baku,

anggaran biaya tenaga kerja langsung, anggaran biaya overhead pabrik.

- Anggaran biaya usaha,

- Anggaran laporan laba.

b. Anggaran keuangan adalah anggaran untuk menyusun anggaran

neraca.Anggaran keuangan antara lain terdiri dari:

- Anggaran kas,

- Anggaran piutang,

- Anggaran persediaan,

- Anggaran neraca,

21

- Anggaran utang.

5. Menurut kemampuan menyusun, anggaran terdiri dari:

a. Anggaran komprehensif merupakan rangkaian dari berbagai macam

anggaran yang disusun secara lengkap. Anggaran ini

merupakanperpaduan dari anggaran operasional dan anggaran

keuangan secaralengkap.

b. Anggaran parsial merupakan anggaran yang disusun tidak

lengkap,anggaran yang hanya menyusun bagian anggaran tertentu saja.

6. Menurut fungsinya, anggaran terdiri dari:

a. Appropriation budget adalah anggaran yang diperuntukkan bagi

tujuantertentu dan tidak boleh digunakan untuk manfaat lain.

b. Performance budget adalah anggaran yang disusun berdasarkan

fungsiaktivitas yang dilakukan dalam perusahaaan untuk menilai

apakahbiaya yang dikeluarkan oleh masing-masing aktivitas tidak

melampauibatas.

2.2.3 Syarat-Syarat Anggaran

Menurut R.A Supriyono (2001;346) dalam penyusunan anggaran perlu

memperhatikan :

1. Adanya organisasi perusahaan yang sehat, yaitu organisasi yang memberi

tugas fungsional dengan jelas dan menentukan garis wewenang dan

tanggung jawab yang tegas.

2. Adanya sistem akuntasi yang memadai,meliputi:

- Penggolongan rekening yag sama antar anggaran dan realisasi anggaran.

22

- Pencatatan akuntansi memberikan informasi mengenai realisasi.

- Laporan didasarkan pada akuntansi pertanggung jawaban.

3. Adanya penilaian dan analisa, diperlukan untuk menetapkan alat pengukur

prestasi, sehingga anggaran dapat dipakai untuk menganalisa prestasi.

4. Adanya dukungan para pelaksana, anggaran dapat dipakai sebagai aat yang

baik bagi manajemen jika ada dukungan aktif para pelaksana.

2.2.4 Fungsi dan Manfaat Anggaran

Menurut Gunawan (2003;50-52), fungsi anggaran adalah sebagai berikut:

1. Dalam bidang perencanaan :

a. Mendasarkan kegiatan-kegiatan pada penyelidikan-penyelidikan studi

dan penelitian-penelitian,

b. Mengerahkan seluruh tenaga dalam perusahaan dalam menentukan arah

atau kegiatan yang paling menguntungkan,

c. Untuk membantu atau menunjang kebijaksanaan-kebijaksanaan

(Policies) perusahaan,

d. Menentukan tujuan-tujuan perusahaan,

e. Membantu menstabilkan kesempatan kerja yang tersedia,

f. Mengakibatkan pemakaian alat-alat fisik secara lebih efektif.

2. Dalam bidang koordinasi

a. Membantu mengkoordinasikan faktor manusia dengan perusahaan,

b. Menghubungi aktivitas perusahaan dengan trend dalam bidang dunia

usaha,

23

c. Menempatkan penggunaan modal pada saluran-saluran yang

menguntungkan, dalam arti seimbang dengan program-program

perusahaan,

d. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan dalam organisasi.

3. Dalam bidang pengawasan

a. Untuk menguasai kegiatan-kegiatan dan pengeluaran-pengeluaran.

b. Untuk pencegahan secara umum pemborosan-pemborosan.

Jadi dengan meilhat uraian di atas secara tegas dapat ditarik kesimpulan,

bahwa dengan menyusun anggaran secara cermat dan baik akan mendatangkan

manfaat-manfaat bagi perusahaan, yang pada pokoknya :

1. Mendorong setiap individu di dalam perusahaan untuk berfikir ke depan.

2. Mendorong terjadinya kerja sama antara masing-masing bagian, karena

setiap bagian menyadari bahwa tidak dapat berdiri sendiri.

3. Mendorong adanya pelaksana atas partisipasi, karena setiap bagian

terlibat untuk ikut serta memikirkan rencana kerjanya.

2.2.5 Prosedur Penyusunan Anggaran

Penyusunan anggaran berhubungan erat dengan peran

departemenanggaran dan komite anggaran. Departemen anggaran adalah

departemen yang bertugas mengadministrasikan aliran informasi sistem

pengendalian melalui anggaran.

Fungsi departemen menurut Supriyono (2000:50) adalah:

24

1. Menerbitkan prosedur dan formulir-formulir untuk penyusunan anggaran.

2. Mengkoordinasikan dan menerbitkan setiap asumsi-asumsi dasar yang

dikeluarkan kantor pusat untuk digunakan dalam menyusun anggaran.

3. Menjamin bahwa informasi dikomunikasikan secara wajar diantara unit-

unit organisasi yang saling berhubungan.

4. Membantu pusat-pusat pertanggungjawaban di dalam menyusun.

5. Menganalisis usulan anggaran dan membantu rekomendasi, pertama

padapenyusunan anggaran dan selanjutnya kepada manajemen puncak.

6. Mengadministrasikan proses pengubahan atau penyesuaian anggaran

selama tahun yang bersangkutan.

7. Mengkoordinasikan dan secara fungsional mengendalikan pekerjaan

departemen anggaran di eselon bawah.

Jika dilihat dari pihak-pihak yang menyusun anggaran, maka penyusunan

anggaran menurut Harahap (2001:83) dapat dilakukan dengan cara:

1. Otoriter atau Top Down

Dalam penyusunan anggaran ini, manajemen senior menetapkan

anggaran

bagi tingkat yang lebih rendah. Anggaran disusun dan ditetapkan sendiri

olehpimpinan dan anggaran inilah yang harus dilaksanakan bawahan tanpa ada

keterlibatan bawahan dalam penyusunannya. Metode ini baik jika karyawan

tidakmampu menyusun anggaran atau membutuhkan waktu yang terlalu lama

untukmenyusun anggarannya.

2. Demokrasi atau Bottom Up

25

Dalam metode ini, anggaran disusun berdasarkan hasil keputusan

karyawan,manajer di tingkat yang lebih rendah berpartisipasi dalam menentukan

besarnya anggaran. Anggaran disusun mulai bawahan sampai ke atasan.

Bawahandiserahkan sepenuhnya menyusun anggaran yang akan dicapainya

dimasa yangakan datang. Metode ini tepat jika digunakan pada perusahaan yang

karyawannyamemiliki keahlian dalam penyusunan anggaran dan tidak

dikhawatirkanmembutuhkan proses yang lama dan berlarut.

3. Campuran atau Top Down dan Bottom Up

Metode ini adalah yang paling efektif dengan menggabungkan

keduapendekatan tersebut. Pembuat anggaran mempersiapkan draft pertama

anggaran untuk bidang tanggung jawab mereka yang merupakan pendekatan dari

bawah ke atas. Tetapi mereka melakukan tersebut berdasarkan pedoman yang

ditetapkantingkat yang lebih tinggi, yang merupakan pendekatan dari atas ke

bawah.Manajer senior meninjau dan memberikan kritik dan saran atas anggaran

yangdiusulkan. Proses peninjauan ini sebaiknya dipandang adil, jika atasan

mengubahjumlah anggaran, dia harus mencoba dan meyakinkan pembuat

anggaran bahwaperubahan itu wajar.

Anggaran disusun pihak manajemen untuk jangka waktu satu tahun dan

membawa perusahaan ke kondisi tertentu yang diinginkan dengan sumber

tertentu yang diharapkan. Proses penyusunan anggaran merupakan proses

rencanakerja jangka pendek. Adapun proses penyusunan anggaran menurut

Gudono(2000:190) adalah sebagai berikut:

26

1. Manajemen puncak mengirim prinsip-prinsip penyusunan

anggaran(termasuk tujuan umum perusahaan) ke masing-masing bagian

sertamembentuk komite anggaran, jika belum memiliki komite.

2. Masing-masing bagian menyusun anggaran operasional (rencana

laba)dimulai dengan membuat ramalan penjualan dan anggaran

penjualan.Masing-masing manajer terlibat menerima anggaran penjualan

untukdijadikan dasar penyusunan anggaran atau manajemen yang lebih

tinggisering dilakukan pada tahap ini.

3. Negosiasi antar bagian dan komunikasi dengan pihak atasan.

4. Koordinasi dan pembahasan kembali terhadap rancangan anggaran

yangdiajukan masing-masing departemen oleh komite anggaran.

Beberaparevisi mungkin dilakukan supaya terjadi keharmonisan antara

anggarandari departemen yang satu dengan anggaran dari departemen

yang lain.Konsultasi dengan pihak-pihak yang terlibat dilakukan untuk

membahasrevisi itu.

5. Persetujuan akhir dari manajemen puncak. Anggaran induk

kemudiandibagi-bagikan ke setiap departemen.

Dasar-dasar penetapan anggaran menurut Nafarin (2000: 136) adalah:

1. Harus ada komitmen dari manajemen puncak terhadap

konsepperencanaan dan pengendalian anggaran dan perlunya pengertian

yangbaik dari manajemen puncak tentang akibat pelaksanaan

perencanaan danpelaksanaan perencanaan pengendalian anggaran.

27

2. Karakteristik atau ciri khas perusahaan dan lingkungan

dimanaperusahaan beroperasi, termasuk variabel yang dapat

dikendalikan danyang tidak dapat dikendalikan, harus diidentifikasi dan

di evaluasisehingga keputusan yang relevan yang berkaitan dengan

karakteristikprogram perencanaan dan pengendalian laba yang efektif

dan praktis yangdapat dibuat.

3. Harus ada evaluasi terhadap struktur organisasi dan pembagian

tanggung jawab manajerial dan penerapan perubahan adalah perlu

untukmenjamin terlaksananya perencanaan dan pengendalian yang

efektif.

4. Harus ada evaluasi dan pengorganisasian sistem akuntansi

untukmenjamin bahwa sistem tersebut sesuai dengan pertanggung

jawaban diperusahaan (akuntansi Pertanggungjawaban /responsibility

accounting).Sehingga sistem ini dapat memberikan data yang berguna

untukperencanaan dan

5. Kebijakan tentang dimensi waktu atau periode yang dipergunakandalam

perencanaan dan pengendalian anggaran harus dibuat.Program pelatihan

anggaran harus dikembangkan untuk memberikaninformasi kepada

manajemen di semua tingkatan tergantung oleh tujuanperusahaan.

2.2.6 Kegunaan dan Keterbatasan Anggaran

Ellen, dkk (2001;2) mengemukaan kegunaan anggaran sebagai berikut :

1. Adanya perencanaan terpadu.

28

Adanya perencanaan terpadu dapat digunakan sebagai alat untuk

merumuskan rencana perusahaan dan untuk menjalankan

pengendalian terhadap berbagai kegiatan perusahaan secara

menyeluruh.

2. Sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan perusahaan.

Anggaran dapat memberikan pedoman yang berguna baik

manajemen puncak maupun manajemen menengah dalam

menjalankan tugasnya. Disamping itu, penyusunan anggaran

memungkinkan perusahaan untuk mengantisipasi perubahan dalam

lingkungan dan melakukan penyesuaian sehingga kinerja perusahaan

lebih baik.

3. Sebagai alat pengkoordinasian kerja.

Penganggaran dapat memperbaiki koordinasi kerja intern perusahaan.

Sistem anggaran memberikan ilustrasi operasi perusahaan secara

keseluruhan. Oleh karenanya sistem anggaran memungkinkan para

manajer divisi untuk melihat antar bagian (divisi) secara keseluruhan.

4. Sebagai alat pengawasan kerja.

Anggaran memerlukan serangkaian standar prestasi atau target yang

bisa dibandingkan dengan realisasinya sehingga pelaksanaan setiap

aktivitas dapat dinilai kinerjanya. Dalam menentukan standar

acuannya, diperlukan pemahaman yang realistis dan analisis yang

seksaman terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh

perusahaan. Penentuan standar yang sembarangan tanpa didasari oleh

29

pengetahuan dapat menimbulkan lebih banyak masalah daripada

manfaat.

5. Sebagai alat evaluasi kegiatan perusahaan

Anggaran yang disusun dengan baik menerapkan standar yang

relevan akan memberikan pedoman bagi perusahaan dalam

menentukan langkah-langkah yang harus ditempuh agar pekerjaan

bisa diselesaikan dengan cara yang baik, artinya menggunakan

sumber-sumber daya perusahaan yang dianggap paling

menguntungkan. Terhadap penyimpangan yang mungkin terjadi

dalam operasionalnya perlu dilakukan evaluasi yang dapat menjadi

masukkan berharga bagi penyusunan anggaran berikutnya.

Mesipun anggaran mempunyai beberapa kegunaan, tetapi terdapat pula

keterbatasan-keterbatasan, seperti yang dikemukakan oleh Ellen, dkk (2002;19)

yaitu:

1. Dalam penyusunan anggaran, penaksiran yang dipakai belum tentu

dengan keadaan yang sebenarnya.

2. Seringkali keadaan yang digunakans sebagai dasar penyusunan

anggaran mengalami perkembangan yang jauh berbeda daripada yang

direncanakan.

3. Karena menyusun anggaran melibatkan banyak pihak, maka secara

potensial dapat menimbulkan persoalan-persoalan hubungan kerja

(Human Relation) yang dapat menghambat proses pelaksanaan

anggaran.

30

4. Penganggaran tidak dapat terlepas dari penilaian subjektif pembuatan

kebijakan (Decision Maker) terutama pada saat data dan informasi

tidak lengkap dan tidak cukup.

2.3Perencanaan Anggaran Biaya Operasional

Setiap perusahaan ingin bertahan, tumbuh ataupun berkembangnya

perusahaan secara lancar memerlukan adanya perencanaan dan pengawasan.

Untuk mencapai tujuan tersebut perusahaan harus mempunyai perencanaan yang

baik. Dengan kata lain perencanaan merupakan fungsi yang paling penting dari

fungsi manajemen lainnya yaitu pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan

yang sebenarnya hanyalah melaksanakan kepentingan-kepentingan dari

perencanaan.

2.3.1 Cara Penyusunan Anggaran Biaya Operasional

Bagi pimpinan perusahaan, anggaran merupakan sarana keperluan

perencanaan, koordinasi dan pengawasan. Dalam penyusunan anggaran,

perusahaan dapat menggunakan beberapa metode yang lazim, sesuai dengan

keinginan perusahaan yang bersangkutan.Tujuannya adalah untuk

meningkatkan kegiatan perusahaan dengan jalan koordinasi, pengawasan biaya

dan peningkatan keuntungan.

Dalam menyusun anggaran, ada beberapa cara atau metode untuk

menyusun anggaran yang lazim, yaitu :

1. Apriori

31

Dalam metode ini, anggaran disusun dengan menetapkan angka laba

yang diinginkan perusahaan. Setelah laba ditetapkan, maka semua pos

yang berkaitan dengan upaya pencapaian laba dihitung dan direncanakan

kemudian. Keuntungan metode ini adalah penetapan laba terlebih dahulu

sehingga setiap bagian-bagian yang terkai dalam penciptaan laba dapat

termotivasi. Hal ini akan lebih baik jika laba yang ditetapkan itu realistis.

2. Posteori

Dalam metode ini, laba merupakan hasil akhir dari penetapan rencana

kegiatan seperti penjualan dan produksi. Metode ini didahului dengan

penetapan angka penjualan, pembelian, biaya dan lain sebagainya.

Dimana dari masing-masing bagian yang terakait diberi kesempatan

untuk menyampaikan anggarannya dan laba yang diharapkan dan setelah

itu diperhitungkan dengan bahan-bahan yang perlu dalam penyusunan

anggaran tersebut.

3. Pragmatis

Dalam metode ini, anggaran ditetapkan berdasarkan pengalaman tahun

lalu berdasarkan standar. Metode ini lebihrealistis jika kita melihat

pengalaman yang lalu sebagai dasar penyusunan anggaran.

2.3.2 Waktu Penyusunan Anggaran Biaya Operasional

Sebagian besar anggaran disiapkan secara bulanan, namun kerangka

waktu untuk anggaran dapat digunakan selama masih berguna. Kerangka waktu

ini tergantung dari jenis pasar, periode konstruksi untuk fasilitas modal, siklus

hidup produk, tingkat perputaran, periode manufaktur, waktu untuk

32

mengembangkan produk, sifat industri, keakuratan informasi keuangan, waktu

dan sumber-sumber bahan baku, dan bagaimana data harus digunakan. Periode

anggaran yang lebih pendek lebih cocok untuk waktu dimana banyak terjadi

ketidakpastian dan kejadian-kejadian yang tidak labil.

2.3.3 Tujuan Penyusunan Anggaran Biaya Operasional

Anggaran merupakan salah satu alat perencanaan dalam meningkatkan

laba perusahaan. Menurut Nafarin (2004:15) ada beberapa tujuan disusunnya

anggaran antara lain:

1. Untuk digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber

dana penggunaan dana.

2. Untuk mengadakan pembatasan jumlah dana yang dicari dan digunakan.

3. Untuk merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis penggunaan

dana sehingga dapat mempermudah pengawasan.

4. Untuk merasionakan sumber dan penggunaan dana agar mencapai hasil

yang maksimal.

5. Untuk menyempurnakan rencana yang telah disusun, karena dengan

anggaran yang lebih jelas dan nyata terlihat.

6. Untuk menampung dan menganalisa serta memutuskan setiap usulan

yang berkaitan dengan keuangan.

2.3.4 Prosedur Penyusunan Anggaran Biaya Operasional

Penyusunan anggaran pada dasarnya merupakan tanggung jawab

manajemen puncak karena manajemen puncak yang bertanggung jawab terhadap

seluruh kegiatan perusahaan. Namun dalam pelaksanaannya, tugas tersebut

33

dapat didelegasikan kepada bagian lain dalam perusahaan sesuai dengan struktur

organisasi masing-masing perusahaan.

Prosedur merupakan suatu urutan-urutan seri tugas yang saling

berhubungan dengan diadakan untuk menjamin pelaksanaan kerja. Dalam

membuat anggaran biaya, prosedur-prosedur adalah sebagai berikut :

1. Tahap penentuan pedoman perencanaan anggaran biaya.

Anggaran yang dibuat pada tahun yang akan datang hendaknya

disiapkan beberapa bulan sebelum tahun anggaran berikutnya

dimulai. Sebelum penyusunan anggaran biaya, terlebih dahulu top

managemen (direktur/komisaris) melakukan penetapan rencana besar

perusahaan dana membentuk panitia penyusunan anggaran yang

terdiri dari direktur, manager keuangan dan manager lainnya.

2. Tahap persiapan anggaran

Pada tahap ini seluruh manager saling bekerja sama dalam

mempersiapkan anggaran biaya, seperti manager pemasaran,

sebelumnya menyusun anggaran biaya penjualan atau anggaran biaya

operasional lainnya, terlebih dahulu meramalkan biaya penjualan.

Setelah menyusun ramalan, kemudian manager pemasaran bekerja

sama dengan manager keuangan untuk menyusun anggaran biaya

penjualan dan anggaran piutang usaha. Kemudian anggaran yang

disiapkan ini disiapkan dan dirapatkan lagi oleh bagian-bagian yang

berkepentingan.

3. Tahap penentuan anggaran biaya

34

Pada tahap ini diadakan rapat dari semua manager beserta direksi

dalam kegiatan:

a. Perbandingan untuk menyesuaikan rencana akhir setiap

komponen anggaran biaya.

b. Mengkoordinasikan dan menelaah komponen-komponen

anggaran biaya.

c. Pengesahan dan pendistribusian anggaran biaya.

4. Tujuan pelaksaan anggaran biaya

Untuk kepentingan pengawasan, tiap manager membuat laporan

realisasi anggaran, setelah dianalisis kemudian laporan realisasi

anggaran bisa disampaikan kepada direkur.

Pada perusahaan besar, kegatan perusahaan sangat kompleks dan ruang

lingkupnya sangat luas. Hal ini tidak memungkinkan bagi bagian administrasi

untuk menyusun anggaran tanpa partisipasi aktif dalam bagian yang lain, maka

tugas untuk menyusun anggaran akan didelegasikan kepada suatu tim yang

melibatkan semua bagian perusahaan. Tim ini biasa disebut anggaran, yang

anggotanya bisa setingkat dengan wakil direktur, kepala divisi atau kepala

bagian yang merupakan perpaduan dari bagian-bagian perusahaan yang

memegang peranan penting.

Anggota-anggota komite anggaran ini akan membahas tentang rencana-

rencana kegiatan yang akan datang, sehingga anggaran yang disusun nantinya

merupakan hasil kesepakatan bersama, sesuai dengan kondisi, fasilitas dan

kemampuan masing-masing bagian secara terpadu. Dengan demikian

35

pelaksanaan anggaran benar-benar didukung oleh seluruh bagian dalam

perusahaan sehingga mempermudah terciptanya kerja sama dan dapat

terkoordinasi dengan baik.

Penyusunan anggaran oleh perusahaan dapat dilakukanoleh atasan,

bawahan atau oleh keduanya. Hal ini disesuaikan dengan kemampuan bawahan

dan partisipasi dalam penyusunan anggaran, sesuai dengan kebutuhan

perusahaan, dalam upaya untuk mencapai tujuan perusahaan.

2.3.5 Penentuan Biaya Standar

Setiap perusahaan harus menyadari perlunya mendorong para manager

operasional untuk mengendalikan biaya. Pengendalian biaya sering kali berarti

perbedaan antara kesuksesan dan kegagalan, atau antara laba diatas rata-rata dan

laba yang sedikit. Anggaran menetapkan standar-standar yang digunakan untuk

mengendalikan dan mengevaluasi kinerja manajerial. Biaya standar unit ada

dalam rangka kerja anggaran fleksibel. Anggaran fleksibel adalah anggaran yang

memungkinkan suatu perusahaan untuk menghitung perkiraan biaya dalam suatu

tingkat aktivitas.

Biaya standar merupakan biaya yang ditentukan dimuka yang nantinya

merupakan pedoman dalam pengeluaran biaya yang sesungguhnya. Karena

biaya standar dijadikan pedoman, berarti biaya standar digunakan oleh

managemen sebaga alat untuk mengevaluasi, mengukur dan menilai suatu

pelaksanaan kinerja. Tujuan tersebut akan tercapai dengan adanya pengawasan

36

terhadap biaya. Tanpa pengawasan biaya, kemungkinan akan terjadi penggunaan

dana yang tidak tepat sasaran. Jika biaya yang sesungguhnya lebih tinggi

daripada biaya standar maka manager perlu melakukan tindakan untuk

menekannya, tetapi bila biaya yang sesungguhnya lebih rendah dari biaya

standar maka manajemen akan lebih tertarik untuk melihat apakah penghematan

itu dapat diperhatankan.

Beberapa perusahaan menggunakan biaya standar untuk perencanaan dan

pengawasan. Memasukkan biaya standar dalam catatan akuntansi meningkatkan

efisiensi dan ketepatan dalam pekerjaan. Penggunaan biaya standar dapat juga

menstabilkan biaya operasional yang dilaporkan.

Biaya standar membantu perencaan dan pengawasan operasional. Biaya

standar memberikan wawasan mengenai dampak-dampak yang mungkin terjadi

dari keputusan atas biaya laba. Menurut Carter, Usry (2005:154), biaya standar

digunakan untuk :

1. Menetapkan anggaran,

2. Mengendalikan biaya dengan cara memotivasi karyawan dan

mengukur efisiensi operasi.

3. Menyerhanakan perhitungan biaya dan mempercepat laporan biaya.

4. Membebankan biaya ke persediaan bahan baku, barang dalam proses

dan barang jadi,

5. Menetapkan tawaran kontrak dan harga jual.

2.3.6 Pengawasan Anggaran Biaya Operasional

37

Pengawasan secara terus-menerus atas setiap kegiatan, pekerjaan atau

tugas perlu dilakukan agar kesemuanya itu dilaksanakan dalam batas-batas yang

telah ditentukan. Batas-batas tersebut dikenal dengan nama “budget” atau

“standar” haruslah ditentukan untuk kegiatan produksi, pemasaran, keuangan

dan kegiatan-kegiatan perusahaan lainnya. Hasil-hasil yang sebenarnya dicapai

haruslah dibandingkan dengan rencana yang telah ditentukan, dan bilamana

ditemukan penyimpangan-penyimpangan, maka harus diambil tindakan-tindakan

perbaikan secepatnya.

Pengawasan anggaran merupakan aplikasi sederhana dan langsung dari

prinsip-prinsip proses pengawasan. Anggaran disusun kemudian laporan

penerima dan pengeluaran nyata dibuat. Setap jenis anggaran kemudian

dibandingkan dengan pelaksanaan nyata dan penyimpangan-penyimpangan

(Variances) dapat dicatat.

Pengawasan dalam arti manajemen yang diformalkan tidak akan terdapat

tanpa adanya perencanaan, pengorganisasian dan menggerakkan sebelumnya.

Perencanaan terutama berkaitan erat dengan pengawasan, perencanaan,

mengidentifikasi komitmen-komitmen terhadap tindakan-tindakan yang akan

ditunjukkan untuk hasil yang akan datang.

Kegagalan pengawasan berarti cepat atau lambat adanya kegagalan

perencaan dan suksesnya perencaan berarti suksesnya pengawasan. Pengawasan

yang efektif membantu usaha-usaha untuk mengatur pekerjaan yang

direncanakan, untuk memastikan bahwa pelaksanaan pekerjaan tersebut sesuai

rencana.

38

2.3.6.1 Pengaturan Penyusunan Anggaran Biaya Operasional

Pengawasan anggaran merupakan aplikasi sederhana dan langsung dari

prinsip-prinsip proses pengawasan. Anggaran disusun kemudian laporan

penerimaan dan pengeluran nyata dibuat. Setiap jenis anggaran kemudian

dibandingkan dengan pelaksaan nyata dan penyimpangan-penyimpagan

(Variances) dapat dicatat. Hal ini memungkinkan manager mempunyai

informasi yang dibutuhkan untuk mengambl tindakan korektif seperti:

1. Menaikkan penerimaan,

2. Mengurangi pengeluaran,

3. Memperbaiki anggaran.

Setiap langkah-langkah penyusunan anggaran harus dilakukan

pengawasan dengan mengelompokkan biaya-biaya menurut fungsi atau

aktivitas dan prosedur penyusunan anggaran yang telah ditetapkan oleh

perusahaan dijalankan dengan baik.

2.3.6.2 Pengawasan Penyusunan Anggaran Biaya Operasional

Agar dapat menggunakan anggaran sebagai alat pengawsan, perusahaan

harus menetapkan suatu prosedur pengawasan yang baik dan terencana.

Prosedur pengawasan yang diterapkan biasanya terdiri dari beberapa tahap.

Menurut Welsch, Hilton dan Gordon (2001:14) sebagai berikut:

1. Membandingkan kinerja aktual untuk periode yang bersangkutan

dengan tujuan dan standar yang ditetapkan sebelumnya.

2. Menyiapkan laporan kinerja yang berisi hasil aktual, hasil yang

direncanakan, dan selisih dari kedua faktor angka tersebut.

39

3. Menganalisis penyimpangan antara hasil aktual dengan hasil yang

direncanakan dan mencari sebab-sebab dari penyimpangan tersebut.

4. Mencari dan mengembangkan tindakan alternatif untuk mengatasi

masalah dan belajar dari pengalaman pihak lain yang telah sukses

disuatu bidang tertentu.

5. Memilih (tindakan koreksi) dari kumpulan alternatif yang ada dan

menerapkan tindakan tersebut.

6. Tindak lanjut atas pengendalian untuk menilai efektifitas dari

tindakan koreksi yang diterapkan. Lanjutkan dengan umpan maju

untuk membuat perencanaan periode berikutnya.

Anggaran memfasilitasi pengawasan kegiatan-kegiatan usaha karena

menyediakan suatu standar untuk mengevaluasi kinerja karyawan dan

manager. Perbedaan-perbedaan antara jumlah yang dianggarkan dan

jumlah sesungguhnya disebut selisih anggaran (budget variences), dan

laporan-laporan yang menunjukkan selisih anggaran ini disebut dengan

laporan kinerja. Apabila jumlah dianggarkan dan jumlah sesungguhnya

kurang lebih sama, maka managemen tidak perlu mengambil tindakan

koreksi karena hasil yang dicapai sudah sesuai degan harapan mereka.

Untuk itu, dalam proses pengawasan laba diperlukan adanya analisis

varians atau penyimpangan terhadap selisih yang terjadi pada periode

anggaran.

2.4 Pengendalian Biaya

40

2.4.1 Pengertian Pengendalian

Pengendalian merupakan kebijaksanaan, prosedur dan praktik yang

ditetapkan oleh manajemen untuk mengelola perusahaan dalam usaha untuk

mencapai tujuan perusahaan secara aktif dan efisiensi, mencakup koreksi untuk

kekurangan, kelemahan dan penyimpangan yang ada serta penyesuaian operasi

agar selaras dengan patokan-patokan yang telah ditetapkan.

Menurut Supriyono (2001;18), Pengendalian merupakan proses

mengukur dan mengevaluasi pelaksanaan nyata setiap komponen organisasi, dan

melaksanakan tindakan korekti jika diperlukan. Pengendalian digunaan untuk

menjamin pencapaian tujuan-tujuan, sasaran-sasaran, kebijakan-kebijakan dan

standar-standar secara efisiensi seperti yang telah ditentukan dalam perecanaan.

Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa pengendalian

adalah usaha untuk membandingkan prestasi kerja dengan rencana dan untuk

mengkoreksi perbedaan atau penyimpangan-penyimpangann yang terjadi agar

tujuan perusahaan dapat tercapai.

2.4.2 Proses Pengendalian

Dengan adanya pengendalian biaya operasional yang efektif, maka akan

dapat dilakukan analisis sebab-sebab terjadinya penyimpangan, sehingga

kemudian akan dapat pula segera dilakukan koreksi untuk memperbaikinya.

Pengendalian penting bagi manajemen dan dilakukan bukan atas dasar

kecurigaan, akan tetapi merupakan suatu bagian yang terpadu dalam

melaksanakan pekerjaan yang terencana dan melangkah pada kemajuan aktivitas

suatu perusahaan.

41

Untuk mencapai tujuan perusahaan, proses pengendalian harus melalui

beberapa prosedur sebagai berikut:

1. Menetapkan standar dan patokannya.Langkah ini meliputi standar dan

ukuran untuk segala hal mulai target kerja yang harus dicapai,

penyelenggaraan kerja. Patokan ini dapat berupa peraturan, pembakuan,

instruksi, dan lain-lain. Agar langkah ini efektif standar ini perlu dirinci

dalam bentuk-bentuk operasional, dipahami dan diterima oleh setiap

individu pegawai.

2. Pengukuran hasil pelaksanaan (performance).Langkah ini merupakan

proses berkesinambungan, berulang-ulang (refetitif) dengan frekuensi

aktual sesuai dengan jenis aktivitas yang sedang diukur. Pada langkah ini

kita mengecek, mengukur, melihat hasil senyatanya atau juga dapat

mengecek pelaksanaanya.

3. Memperbandingkan antara pelaksanaan dan standarnya. Langkah ini

banyak hal merupakan paling mudah ditempuh dalam proses

pengendalian, sifat kompleksnya mungkin telah diatasi dalam langkah

sebelumnya. Sehingga dalam langkah ini tinggal membandingkan hasil

yang telah dicapai dan telah ditetapkan sebelumnya. Jika hasil sesuai

dengan standar, maka dapat dikatakan bahwa segala sesuatunya berjalan

secara terkendali. Tetapi mungkin juga terjadi suatu ketidaksamaan atau

penyimpangan, ini merupakan feed back yang perlu diperbaiki.

4. Mengambil tindakan perbaikan. Apabila hasil belum tercapai atau

menurun, dan analisis menunjukkan perlunya diambil tindakan. Tindakan

42

ini dapat berupa penggandaan perubahan terhadap satu atau lebih banyak

hasil.

2.4.3 Karakteristik Pengendalian Efektif

Secara umum pengendalian yang efektif mempunyai karakteristik sebagai

berikut :

Akurat ( Accurate )

Informasi atas prestasi harus akurat. Ketidakakuratan data dari suatu

sistem pengendalian dapat mengakibatkan organisasi mengambil tindakan

yang akan menemui kegagalan untuk memperbaiki suatu masalah atau

menciptakan masalah yang tadinya tidak ada.

Tepat waktu ( Timely )

Informasi yang harus dihimpun, diarahkan, dan segera dievaluasi

jika akan diambil tindakan tepat pada waktunya guna menghasilkan

perbaikan.

Objektif dan komprehensif ( Objektive and Comprehensible )

Informasi dalam suatu sistem pengendalian harus mudah dipahami

dan dianggap objektif oleh individu yang menggunakannya. Semakin

objektif sistem pengendalian, semakin besar kemungkinannya bahwa

individu dengan sadar dan efektif akan merespon informasi yang diterima,

demikian pula sebaliknya.

43

Dipusatkan pada tempat pengendalian strategik ( Focused on strategic

control points )

Sistem pengendalian strategik sebaliknya dipusatkan pada bidang-

bidang yang paling banyak kemungkinan akan terjadinya deviasi dari

standar, atau yang akan menimbulkan kerugian yang paling besar. Selain itu

sistem pengendalian strategik sebaiknya dipusatkan pada tempat di mana

tindakan perbaikan dapat dilaksanakan seefektif mungkin.

Secara ekonomi realistik ( Economically realistic)

Pengeluaran biaya untuk implementasi, pengendalian harus ditekan

seminimum mungkin, sehingga terhindar dari pemborosan yang tak berguna.

Secara organisasi realistik ( Organizationally realistic )

Sistem pengendalian harus dapat digabungkan dengan realitas

organisasi. Misalkan individu harus dapat melihat hubungan antara tingkat

prestasi yang harus dicapainya dan imbalan yang akan menyusul kemudian.

Dikoordinasikan dengan arus pekerjaan organisasi

Informasi pengendalian harus di koordinasikan dengan arus

pekerjaan diseluruh organisasi karena dua alasan: pertama, setiap langkah

dalam proses pekerjaan dapat mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan

44

seluruh operasi. Kedua, informasi pengendalian harus sampai pada semua

orang yang perlu untuk menerimanya.

Fleksibel ( Flexible )

Pada setiap organisasi pengendalian harus mengandung sifat fleksibel

yang sedemikian rupa, sehingga organisasi tersebut dapat segera bertindak

untuk mengatasi perubahan-perubahan yang merugikan atau memanfaatkan

peluang-peluang baru.

Preskriptif dan operasionalisasi ( Prescriptive and operational )

Pengendalian yang efektif dapat mengidentifikasi setelah terjadi

deviasi dari standar, tindakan perbaikan apa yang perlu diambil. Informasi

harus sampai dalam bentuk yang dapat digunakan ketika informasi itu tiba

pada pihak yang bertanggungjawab untuk mengambil tindakan perbaikan.

Diterima para anggota organisasi ( Accepted by organization members )

Agar sistem pengendalian dapat diterima oleh para anggota

organisasi, pengendalian tersebut harus berkaitan dengan tujuan yang berarti

dan diterima. Tujuan tersebut harus mencerminkan bahasa dan aktivitas

individu kepada situasi tujuan tersebut dipertautkan.

2.5 Peranan Anggaran Biaya Operasional Dalam Menunjang Pengendalian

Biaya Operasional

45

Anggaran biaya operasional merupakan acuan yang digunakan oleh pusat

pertanggung jawaban yang bersangkutan dalam mengeluarkan biaya untuk

menjalankan kegiatan pokok perusahaan. Pusat pertanggungjawaban biaya

operasional yang menggunakannya sebagai alat pencapaian tujuan sesuai dengan

yang telah direncanakan sebelumnya.

Anggaran biaya operasional disusun dengan mempertimbangkan sumber

daya yang dimiliki perusahaan, kemampunan pusat-pusat pertanggungjawaban

dan sasaran yang ingin dicapai oleh perusahaan. Ini merupakan hal yang penting

untuk mendukung fungsi anggaran sebagai alat perencanaan pedoman

pelaksanaan kegiatan, alat pengkoordinasian kegiatan dan pengawasan kegiatan.

Setiap akhir tahun, pusat-pusat pertanggungjawaban menyerahkan

laporan realisasi anggaran. Anggaran dapat dijadikan alat pembanding bagi

anggaran yang telah di programkan dengan realisasi tersebut. Keberhasilan dan

kelemahan anggaran dapat dianalisa dari perbandingan ini, dan dijadikan koreksi

untuk anggaran yang lebih baik dimasa yang akan datang.

Jika biaya operasional yang dikeluarkan sesuai dengan standar yang telah

ditetapkan pada anggaran, maka dapat dikatakan bahwa pengendalian yang baik

telah dilaksanakan dan apabila pengeluaran biaya operasional tersebut mencapai

tujuan yang ditetapkan, maka dapat dikatakan perusahaan telah melakukan

pengendalian biaya secara selektif.

Dengan menyusun dan menerapkan biaya operasional yang baik, akan

sangat membantu manajemen dalam melakukan pengendalian yang efektif

terhadap biaya operasional, mulai dari pengendalian awal, pengendalian

46

berjalanan dan pengendalian umpan balik sehingga sasaran-sasaran yang ingin

dicapai perusahaan pun sangat mungkin untuk dicapai.

2.6 Tinjauan Pustaka /Tinjauan Penelitian Sebelumnya

Berikut beberapa peneliti terdahulu yang pernah melakukan penelitian

dengan topik yang sama dengan penelitian ini, antara lain:

1. Nama Peneliti : Yulia Agustina

Judul Penelitian : Perencaan dan Pengawasan Biaya Operasional

Guna Meningkatkan Efektifitas dan Efisiensi paa

PT. Indosat Tbk Cabang Medan

Tahun Penelitian : 2010

Hasil Penelitian : Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan

dapat disimpulkan bahwa perusahaan telah

melakukan penyusunan anggaran biaya

operasional dengan baik sehingga telah melakukan

penyusunan anggaran biaya operasional dengan

baik sehingga dapat dipakai sebagai alat efektifitas

dan efisiensi biaya operasional.

2. Nama Peneliti : Sri Utami Nova Yanthi

Judul Penelitian : Perencaan dan Pengawasan Biaya Operasional

Dalam Rangka Peningkatan Laba Perusahaan pada

47

PT. Adira Dinamika Multifinance Car Division

Cabang Medan

Tahun Penelitian : 2009

Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukkan bahwa

perencanaan anggaran biaya operasional pada

perusahaan menggunakan metode top down dan

bottom up dengan melibatkan semua bagian yang

berhubungan dengan penyusunan anggaran.

3. Nama Peneliti : Ahmad Rozaki Hafid

Judul Penelitian : Peranan Anggaran Biaya Operasi Dalam

Menunjang Efektivitas Pengendalian Biaya

Operasi (Studi Kasus pada PT. Kereta Api

(Persero))

Tahun Penelitian : 2007

Hasil Penelitian : Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan

yang diperoleh, PT. Kereta Api (Persero) telah

melaksanakan anggaran biaya operasi dengan

memadai. Hal ini terlihat dengan adanya prosedur

dan proses penyusunan anggaran biaya operasi

yang efektif, adanya tahapan-tahapan untuk

mencapai efektivitas pengendalian biaya operasi

48

yang berarti anggaran biaya operasi berperan

dalam menunjang efektivitas biaya operasi.

4. Nama Peneliti : Mukhairana

Judul Penelitian : Perencanaan dan Pengawasan Biaya Operasional

Pada PT. Sarana Agro Nusantara Belawan

Tahun Penelitian : 2005

Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukkan bahwa

perencanaan dan pengawasan yang dilakukan oleh

perusahaan dapat dikatan telah meningkatkan

efisiensi dan efektifitas kerja perusahaan. Karena

hanya melakukan pekerjaansesuai dengan yang

telah dianggarkan.

5. Nama Peneliti : Nani Nurani

Judul Penelitian : Peranan Anggaran Biaya Operasional Sebagai

Alat Pengendali Manajemen Pada PT. Sariwangi

Area

Tahun Penelitian : 2009

Hasil Penelitian : Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa selama

ini peranan anggaran biaya operasional sebagai

alat pengendalian manajemen pada PT. Sariwangi

AEA belum digunakan secara optimal, semua ini

dapat terlihat dari adanya peyimpangan biaya –

biaya operasional yang ada pada perusahaan

49

namun pada dasarnya anggaran biaya operasional

yang diterapkan pada PT. Sariwangi AEA cukup

memadai.