Upload
vandat
View
228
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
1. Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan melibatkan penggunaan laporan
keuangan, terutama neraca dan laporan laba rugi karena laporan
keuangan menyajikan informasi mengenai suatu perusahaan. Informasi
kinerja terutama disediakan dalam laporan laba rugi. Analisis laporan
keuangan (financial statement analysis) adalah aplikasi dari alat dan
teknik analitis untuk laporan keuangan bertujuan umum dan data − data
yang berkaitan untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang
bermanfaat dalam analisis bisnis (Wild, 2005: 3).
Neraca merupakan suatu daftar aktiva, kewajiban, dan ekuitas
pemilik pada tanggal tertentu, biasanya pada akhir tahun. Laporan laba
rugi merupakan suatu ikhtisar pendapatan dan beban selama periode
waktu tertentu, misalnya setahun. Wild (2005 : 16) mengatakan bahwa
analisis keuangan (financial analysis) merupakan penggunaan laporan
keuangan untuk menganalisis posisi dan kinerja keuangan perusahaan,
dan untuk menilai kinerja keuangan di masa depan.
Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan
keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi,
laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai
cara misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan
Universitas Sumatera Utara
dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral
dari laporan keuangan. Di samping itu juga termasuk skedul dan
informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan
pengaruh perubahan harga.
2. Analisis Rasio
Analisis rasio merupakan salah satu alat penting yang digunakan
dalam menganalisis laporan keuangan. Untuk melakukan analisis rasio
ini, dihitung rasio keuangan dengan menggunakan laporan keuangan
perusahaan.
Menurut Djarwanto (2004 : 123), “Yang dimaksud dengan “ratio”
dalam analisa laporan keuangan adalah suatu angka yang menunjukkan
hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan
keuangan. Hubungan antara unsur-unsur laporan keuangan tersebut
dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana.”
a. Return On Assets (ROA)
Return On Asset (ROA) digunakan untuk mengukur kemampuan
manajemen dalam mengelola aktivanya sehingga menghasilkan
pendapatan. ROA mengukur efektivitas dalam menghasilkan laba
melalui aktiva perusahaan.
Rumus : ROA = Laba Bersih x 100% Total Aktiva
Universitas Sumatera Utara
b. Return On Equity (ROE)
Return On Equity (ROE) atau sering disebut rentabilitas modal sendiri
dimaksudkan untuk mengukur seberapa banyak keuntungan yang menjadi
hak pemilik modal sendiri (Martono dan Harjito, 2001 : 60)
ROE membandingkan laba bersih setelah pajak dengan ekuitas.
Dimana rasio ini menunjukkan kemampuan untuk menghasilkan laba
berdasarkan ekuitas pemegang saham. Return On Equity (ROE) digunakan
untuk mengukur kemampuan manajemen dalam mengelola modal yang
tersedia untuk memperoleh net income.
Brigham dan Daves (2004 : 240) mengemukakan bahwa ultimately, the most important, or ‘bottom line’, accounting ratio is the ratio of net income to common equity, which measures the return on common equity (ROE). Stockholders invest to get a return on their money, and thus ratio tells how well they are doing in an accounting sense. Rasio keuangan yang paling penting adalah rasio yang membandingkan laba bersih dengan ekuitas pemegang saham, yang disebut dengan tingkat pengembalian atas ekuitas. Pemegang saham berinvestasi untuk mendapatkan keuntungan atas dana yang diinvestasikannya, dan rasio tingkat pengembalian atas ekuitas atau return on equity (ROE) mengindikasikan seberapa baik perusahaan dapat memberikan keuntungan bagi para pemegang saham secara akuntansi.
The return on equity (ROE) ratio measures the averages return on firm’s
capital contributions from its owners (for a corporation, that means the
contributions of common stockholders). It indicates how many dollars of
income were produced for each dollar invested the common stockholders
(Gallagher dan Andrew, 2003 : 102). Semakin tinggi ROE
menggambarkan semakin baik manajemen perusahaan karena dari modal
yang dikelola dapat menghasilkan pendapatan yang optimal.
Universitas Sumatera Utara
Rumus : ROE = Laba Bersih Ekuitas
x 100%
c. Return On Investment (ROI)
Rasio ini digunakan untuk mengetahui sampai seberapa jauh aset yang
digunakan dapat menghasilkan laba. Laba usaha berarti laba dari kegiatan
utama perusahaan. Aktiva operasi adalah aktiva yang dipakai untuk
menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain, aset yang dihitung disini
hanya aset yang memberikan kontribusi terhadap pencapaian laba usaha.
Penyertaan yang biasanya menghasilkan pendapatan lain (di luar laba
usaha) tidak dihitung. Demikian halnya dengan aktiva lain-lain. Aktiva
lain-lain ada yang berupa aktiva belum selesai atau aktiva tidak
operasional. Oleh karena itu juga tidak diikutsertakan dalam pengertian
aktiva operasi. Perbedaan hasil perhitungan antara ROI dengan ROA akan
diketahui sampai seberapa jauh tingkat aset penunjang atau tidak produktif
dan hasil sampingan perusahaan.
Rumus : ROI = Laba Usaha x 100% Aktiva Operasi
d. Debt to Equity Ratio (DER)
Rasio DER dipergunakan untuk mengukur tingkat penggunaan utang
terhadap total shareholders’ equity yang dimilki perusahaan . Semakin
tinggi DER menunjukkan tingginya ketergantungan permodalan
perusahaan terhadap pihak luar sehingga beban perusahaan juga semakin
berat. Tentunya hal ini akan mengurangi hak pemgang saham (dalam
Universitas Sumatera Utara
bentuk dividen). Tingginya DER selanjutnya akan mempengaruhi minat
investor terhadap saham perusahaan tertentu, karena investor pasti lebih
tertarik pada saham yang tidak menanggung terlalu banyak beban hutang.
Dengan kata lain, DER berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.
Rumus : DER = Total Hutang Total Modal Sendiri
e. Book Value Per Share
Book value per share juga merupakan perbandingan antara nilai buku
modal sendiri dengan jumlah lembar saham yang beredar. Semakin tinggi
nilainya maka tuntutan terhadap besarnya harga pasar saham tersebutjuga
semakin tinggi.
Rumus : BVPS = Total Stockholder Equity – Preffered Sock
Jumlah Lembar Saham Biasa Yang Beredar
3. Saham
a. Pengertian Saham
Saham (stock atau share) dapat didefinisikan sebagai tanda
penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan hukum dalam suatu
perusahaan atau perseroan terbatas. Saham berwujud selembar kertas yang
menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang
menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh
seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut. Saham
memberikan indikasi kepemilikan atas perusahaan, sehingga para
pemegang saham berhak menentukan arah kebijaksanaan perusahaan lewat
Universitas Sumatera Utara
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Para pemegang saham juga
berhak memperoleh dividen yang dibagikan oleh perusahaan. Sebaliknya,
pemegang saham pun turut menanggung risiko sebesar saham yang
dimiliki apabila perusahaan tersebut bangkrut.
Menurut Brealey, Myers dan Marcus (2007 : 160) mengemukakan
bahwa saham biasa merupakan investasi yang berisiko. Bisa dipahami
investor tidak senang jika terikat pada perusahaan tertentu selamanya.
Maka perusahaan besar biasanya mengatur saham mereka terdaftar pada
bursa saham, yang memungkinkan investor memperdagangkan saham
yang ada di antara sesama mereka.
b. Jenis Saham
Beberapa jenis saham yang dikenal adalah :
1) Dari segi peralihan
• Saham atas tunjuk (bearer stocks)
Merupakan saham yang tidak mempunyai nama atau tidak
tertulis nama pemilik dalam saham tersebut. Saham jenis ini
mudah untuk dialihkan atau dijual kepada pihak lainnya.
• Saham atas nama (registered stocks)
Di dalam saham tertulis nama pemilik saham tersebut dan
untuk dialihkan kepada pihak lain diperlukan syarat dan
prosedur tertentu.
Universitas Sumatera Utara
2) Dari segi hak tagih
• Saham biasa (common stocks)
Bagi pemilik saham ini hak untuk memperoleh dividend
akan didahulukan lebih dulu kepada saham preferen.
Begitu pula dengan hak terhadap harta apabila perusahaan
dilikuidasi.
• Saham preferen (preferrend stocks)
Merupakan saham yang memperoleh hak utama dalam
dividend dan harta apabila pada saat perusahaan dilikuidasi.
c. Keuntungan dan Kerugian Saham
Pada dasarnya ada dua keuntungan yang diperoleh pemodal dengan
membeli atau memiliki saham:
1) Dividend, yaitu pembagian keuntungan yang diberikan
perusahaan penerbit saham tersebut atas keuntungan yang dihasilkan
perusahaan.
2) Capital gain, yaitu selisih antara harga beli dan harga jual.
Umumnya pemodal dengan orientasi jangka pendek mengejar
keuntungan melalui capital gain.
Tetapi ada juga beberapa risiko yang akan dihadapi pemodal
dengan kepemilikan saham, yaitu:
1) Tidak mendapat dividend
Perusahaan akan membagikan dividend jika operasi perusahaan
mengalami keuntungan. Dengan demikian perusahaan tidak akan
Universitas Sumatera Utara
membagikan dividend jika mengalami kerugian. Potensi keuntungan
investor untuk mendapatkan dividend ditentukan oleh kinerja perusahaan
tersebut.
2) Capital loss
Dalam aktivitas perdagangan saham tidak selalu investor
mendapatkan capital gain atau keuntungan atas saham yang dijualnya.
Ada kalanya investor harus menjual saham dengan harga jual lebih
rendah dari harga beli, dinamakan capital loss. Dalam jual beli saham,
terkadang untuk menghindari potensi kerugian yang membesar seiring
menurunnya harga saham maka invetor rela menjual saham dengan harga
rendah (cut loss).
3) Saham di-delist dari bursa (delisting)
Suatu saham perusahaan di-delist dari bursa umumnya karena kinerja
yang buruk, misalnya dalam kurun waktu tertentu tidak pernah
diperdagangkan, mengalami kerugian beberapa tahun, tidak membagikan
dividend secara berturut-turut selama beberapa tahun, dan berbagai
kondisi lainnya sesuai dengan peraturan pencatatan di bursa efek pada
umumnya.
4. Harga Saham.
Harga saham merupakan indikator keberhasilan pengelolaan
perusahaan. Keberhasilan dalam menghasilkan keuntungan akan
memberikan suatu kepuasan bagi investor yang rasional. Harga saham
yang cukup tinggi akan memberikan keuntungan yaitu berupa capital
Universitas Sumatera Utara
gain dan citra yang lebih baik bagi perusahaan sehingga memudahkan
manajemen untuk mendapatkan dana dari luar perusahaan.
a. Hubungan Penilaian Harga Saham dengan Keputusan Investasi
Saham
Investasi saham mencerminkan nilai perusahaan yang dapat
dilihat pada nilai kekayaan bersih yang dimiliki perusahaan tersebut.
Kekayaan bersih adalah total aktiva dikurangi total hutang. Nilai nominal
saham adalah jumlah yang tertera diatas lembar saham. Dalam proses
penialaian saham perlu dibedakan antara nilai (value) dengan harga
(price). Nilai adalah nilai intrinsik yang merupakan nilai nyata (true
value) suatu saham yang ditentukan oleh beberapa faktor fundamental
perusahaan, nilai intrinsik juga berarti nilai yang tercermin pada fakta,
seperti aktiva, pendapatan, deviden prospek yang cerah, termasuk juga
aspek manajemen.
b. Pendekatan Penilaian Harga Saham
Upaya untuk merumuskan bagaimana menghitung harga saham
yang seharusnya (nilai intrinsik), dilakukan oleh setiap analis dengan
tujuan untuk memperoleh tingkat pengembalian yang memuaskan.
Namun demikian, sulit bagi investor untuk terus menerus mengalahkan
pasar dan memperoleh tingkat pengembalian di atas normal. Hal ini
disebabkan karena adanya faktor faktor yang mempengaruhi harga
saham. Sebenarnya faktor-faktor tersebut mudah diketahui, masalahnya
adalah bagaimana menerapkan faktor-faktor tersebut kedalam suatu
Universitas Sumatera Utara
model perhitungan yang dapat digunakan untuk memilih saham mana
yang seharusnya dimasukkan ke dalam porto folio.
Seorang investor dalam membuat keputusan dalam berinvestasi
atau untuk membeli saham tertentu, sebelumnya terlebih dahulu
menganalisis saham tersebut. Hal ini untuk menentukan kualitas,
prospek, dan tanggungan risiko saham. Sehubungan dengan uraian diatas,
berikut beberapa pendekatan perhitungan harga saham yang seharusnya
(nilai intrinsik), selanjutnya diikuti dengan berbagai model untuk
penerapannya.
1) Analisis Fundamental
Analisis fundamental merupakan teknik analisis saham
dengan menggunakan data historis, terutama data keuangan
(misalnya laba, pembagian deviden, penjualan, dll) untuk
menilai jenis saham tertentu. Secara singkat analisis
fundamental bertitik tolak pada anggapan setiap investor
adalah rasional. Oleh karena itu, para fundamentalis
mempelajari hubungan antara harga saham yang memiliki nilai
intrinsik yang akan diestimasi oleh investor. Hasil estimasi
nilai intrinsik kemudian dibandingkan dengan harga pasar
sekarang yang terjadi. Perbandingan yang dilakukan akan
menunjukkan bahwa harga saham under value atau over value.
Nilai pasar lebih kecil dari pada nilai intrinsik menunjukkan
bahwa harga saham dijual dengan harga yang lebih rendah
Universitas Sumatera Utara
(under value), karena investor membayar saham tersebut lebih
kecil dari harga yang seharusnya dibayar. Sebaliknya nilai
pasar yang lebih besar dari nilai intrinsiknya menunjukkan
bahwa saham tersebut dijual dengan harga yang lebih mahal
(over value).
Analisis fundamental membandingkan antara nilai
intrinsik suatu saham dengan dengan harga pasarnya guna
menentukan apakah harga pasar saham tersebut sudah
mencerminkan nilai intrinsiknya atau belum. Nilai intrinsik
suatu saham ditentukan oleh faktor-faktor fundamental yang
mempengaruhinya. Ide dasar pendekatan ini adalah bahwa
harga saham akan dipengaruhi oleh kinerja perusahaannya.
Kinerja perusahaan itu sendiri dipengaruhi oleh kondisi
industri dan perindustrian secara makro.
2) Analisis Teknikal
Analisis tehnikal adalah analisis pasar atau sekuritas
yang memusatkan perhatian pada indeks saham, harga atau
statistik pasar lainnya dalam menemukan pola yang mungkin
dapat memprediksikan gambaran yang telah dibuat. Atau
analisis yang menganggap bahwa saham adalah komoditas
perdagangan yang pada gilirannya, permintaan dan
penawarannya merupakan manifestasi kondisi psikologis dari
pemodal (Kamarudin, Ahmad. 2004 : 79 ).
Universitas Sumatera Utara
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham
Laporan keuangan seperti laporan laba rugi merupakan sumber
informasi utama bilamana hendak melakukan analisis yang akurat
mengenai harga saham. Nilai intrinsik suatu saham didasarkan atas
pendapatan suatu saham yang dibayarkan dalam bentuk devidend income.
Perubahan deviden merupakan isyarat perubahan earning.
Perusahaan akan menaikkan deviden ketika manajemen percaya bahwa
earning telah meningkat secara permanen. Dengan demikian dapat
dijelaskan bahwa earning perusahaan naik maka perusahaan diharapkan
membayarkan deviden lebih besar sebagai signal tentang prediksi
membaiknya nilai perusahaan.
Banyak sekali faktor yang mempengaruhi penilaian terhadap harga
saham baik itu yang bersifat fundamental maupun teknikal. Namun
demikian secara sederhana variabilitas harga saham bergantung pada
bagaimana earning dan dividend yang terjadi pada sebuah perusahaan.
Pada dasarnya harga saham dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran,
namun untuk melakukan penilaian harga saham dengan baik diperlukan
data operasional perusahaan seperti laporan keuangan yang telah diaudit,
performance perusahaan di masa yang akan datang dan kondisi ekonomi.
Harga saham di bursa ditentukan oleh kekuatan pasar, dalam arti
tergantung pada kekuatan permintaan dan penawaran saham itu sendiri.
Pergerakan harga suatu saham dalam jangka pendek tidak dapat diterka
secara pasti. Semakin banyak orang yang ingin membeli saham, maka
Universitas Sumatera Utara
harga saham tersebut cenderung bergerak naik. Sebaliknya, semakin
banyak orang yang ingin menjual maka harga saham tersebut cenderung
akan bergerak turun.
Dalam melakukan analisa untuk menilai suatu saham terdapat 3
jenis informasi yaitu informasi yang bersifat fundamental, informasi yang
bersifat teknis, dan informasi yang berhubungan dengan kondisi sosial,
ekonomi, politik. Informasi yang bersifat fundamental yaitu kemampuan
manajemen perusahaan, prospek perusahaan, prospek pemasukan,
perkembangan teknologi, kemampuan menghasilkan keuntungan,
manfaat terhadap perekonomian nasional, kebijakan pemerintah, hak-hak
investor.
Informasi yang bersifat teknis misalnya perkembangan kurs,
keadaan pasar, volume, frekuensi transaksi, dan kekuatan pasar.
Informasi yang berhubungan dengan kondisi sosial, ekonomi, politik
misalnya terdiri dari tingkat inflasi, kebijakan moneter, musim, neraca
pembayaran dan APBN, kondisi ekonomi, dan kondisi politik. Investor
yang bijak senantiasa tidak terpaku hanya pada satu informasi saja. Hal
ini dikarenakan bahwa harga saham boleh berfluktuasi karena faktor
psikologis tetapi dasar dan titik awal suatu penilaian tetap pada kinerja
perusahaan. Berarti dalam penilaian saham, investor perlu melihat kedua
faktor tersebut, yaitu faktor psikologi dan performa perusahaan (Lubis,
2008 : 124).
Universitas Sumatera Utara
5. Signalling Theory
Signalling Theory menekankan kepada pentingnya informasi
yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di
luar perusahaan. Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan
pelaku bisnis karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan,
catatan atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun
keadaan masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup suatu
perusahaan dan bagaimana pasaran efeknya. Informasi yang lengkap,
relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor di pasar
modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan investasi.
Menurut Jogiyanto (2000: 392), informasi yang dipublikasikan
sebagai suatu pengumuman akan memberikan signal bagi investor dalam
pengambilan keputusan investasi. Jika pengumuman tersebut
mengandung nilai positif, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada
waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar.
Pengumuman informasi akuntansi memberikan signal bahwa
perusahaan mempunyai prospek yang baik di masa mendatang (good
news) sehingga investor tertarik untuk melakukan perdagangan saham,
dengan demikian pasar akan bereaksi yang tercermin melalui perubahan
dalam volume perdagangan saham. Dengan demikian hubungan antara
publikasi informasi baik laporan keuangan, kondisi keuangan ataupun
sosial politik terhadap fluktuasi volume perdagangan saham dapat dilihat
dalam efisiensi pasar.
Universitas Sumatera Utara
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Lenny Kielsan (2010) melakukan penelitian tentang pengaruh debt
to equity ratio (DER), net profit margin (NPM), return on assets (ROA),
dan return on equity (ROE) terhadap harga saham perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007. Variabel independen
yang diteliti yaitu debt to equity ratio (DER), net profit margin (NPM),
return on assets (ROA), dan return on equity (ROE). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa semua variabel independen tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap harga saham, dan semua variabel independen
berpengaruh secara simultan terhadap harga saham.
Ester Farida Irawati Harianja (2005) melakukan penelitian tentang
analisis faktor fundamental terhadap harga saham dengan menggunakan
rasio profitabilitas pada industri properti di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Penelitian ini mengambil sampel 11 perusahaan properti yang terdaftar
selama tahun 2004-2007 di BEI. Variabel independen yang diteliti yaitu
return on asset (ROA), return on equity (ROE), basic earning power
(BEP), earning per share (EPS). Berdasarkan analisis regresi linear
berganda yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil bahwa secara
simultan rasio profitabilitas memiliki pengaruh signifikan terhadap harga
saham properti di BEI. Sacara parsial, hanya variabel earning per share
(EPS) yang memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap harga
saham. Variabel return on asset (ROA), return on equity (ROE), basic
Universitas Sumatera Utara
earning power (BEP) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
harga saham.
Sasongko dan Wulandari (2003) melakukan penelitian tentang
pengaruh EVA dan rasio-rasio profitabilitas terhadap harga saham pada
industri manufaktur di BEJ. Penelitian ini mengambil sampel 45
perusahaan manufaktur yang terdaftar selama tahun 2001-2002 di BEJ.
Variabel independen yang diteliti yaitu return on assets (ROA), earning
per share (EPS), return on sales (ROS) dan basic earning power (BEP).
Untuk menguji ada tidaknya pengaruh dari variabel-variabel tersebut
digunakan t-test. Hasil penelitian menunjukkan hanya EPS yang
berpengaruh terhadap harga saham, sedangkan ROA, ROS, dan BEP tidak
berpengaruh terhadap harga saham.
Tabel 2.1 Tinjuan Penlitian Terdahulu
No Nama Peneliti (Tahun)
Judul Variabel Hasil Penelitian
1 Lenny Kielsan (2010)
Pengaruh Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin, Return On Asset, dan Return On Equity Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
DER, NPM, ROA, ROE, dan Harga saham. (2007)
Semua variabel independen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham, dan semua variabel independen berpengaruh secara simultan terhadap harga saham.
Universitas Sumatera Utara
Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2011
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis
1. Kerangka Konseptual
Untuk pengambilan keputusan ekonomi, para pelaku bisnis
membutuhkan informasi tentang kondisi dan return atau pendapatan dari
perusahaan. Informasi tersebut mempunyai peranan yang sangat besar
dalam keputusan investasi. Informasi keuangan yang terdapat dalam
laporan keuangan meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan
modal dan laporan arus kas dapat dijadikan dasar dalam pengambilan
keputusan ekonomi, karena informasi ini menunjukkan prestasi
perusahaan pada periode tersebut. Namun demikian, informasi keuangan
diatas bukan informasi yang sifatnya absolut dalam pengambilan
keputusan bagi investor. Untuk Pasar Modal di Indonesia pertimbangan
2 Ester Farida Irawati Harianja (2005)
Analisis Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham Dengan Menggunakan Rasio Profitabilitas Pada Industri Properti Di Bursa Efek Indonesia
Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Basic Earning Power (BEP), Earning Per Share (EPS), dan harga saham
Hanya EPS yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham, dan semua variabel independen berpengaruh secara simultan terhadap harga saham.
3 Noer Sasongko dan Nita Wulandari (2003)
Pengaruh EVA dan Rasio-Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham
ROA, ROE, ROS,EPS, BEP, dan Harga saham.
Hanya EPS yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.
Universitas Sumatera Utara
membeli dan menjual saham pada prakteknya masih banyak didasarkan
pada informasi non akuntansi seperti dengan melihat daftar peringkat
saham.
Media yang dapat digunakan untuk meneliti kondisi kinerja
perusahaan, salah satunya adalah dengan meneliti laporan keuangan.
Laporan keuangan sendiri terdiri dari neraca, perhitungan rugi laba,
ikhtisar laba yang ditahan, dan laporan posisi keuangan. Jadi dapat
disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses
akuntansi.
Setiap kegiatan transaksi yang dapat diukur dengan nilai uang
dicatat dan diolah sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan laporan
keuangan. Laporan keuangan disajikan untuk memberikan informasi
mengenai keadaan dari perusahaan. Dengan demikian, laporan keuangan
merupakan informasi historis dari proses kegiatan pencatatan keuangan
perusahaan. Tetapi, guna melengkapi analisis untuk proyeksi masa depan
perusahaan, informasi kualitatif dan informasi-informasi lain yang sejenis
perlu ditambahkan.
Informasi akuntansi dalam bentuk laporan keuangan banyak
memberikan manfaat bagi pengguna apabila laporan tersebut dianalisis
lebih lanjut sebelum dimanfaatkan sebagai alat bantu pembuatan
keputusan bagi pihak internal maupun eksternal perusahaan. Dari laporan
keuangan perusahaan tersebut dapat diperoleh informasi mengenai kinerja
perusahaan, aliran kas perusahaan, dan informasi lain yang berkaitan
Universitas Sumatera Utara
dengan laporan keuangan. Oleh karena itu, analisis laporan keuangan
sangat diperlukan untuk memahami informasi keuangan.
Salah satu cara menganalis laporan rasio yaitu dengan analisis
rasio. Analisis rasio keuangan berguna untuk memprediksi keadaan
keuangan perusahaan. Dengan rasio keuangan, investor dapat menilai
kondisi dari hasil operasi perusahaan pada saat ini dan dimasa lalu, serta
sebagai pedoman bagi investor untuk menilai dan memprediksi keadaan
perusahaan pada masa lalu dan masa yang akan datang.
Rasio-rasio yang bermanfaat dapat menunjukkan perubahan dalam
kondisi keuangan atau kinerja operasi, dan membantu menggambarkan
kecenderungan dan pola perubahan tersebut, yang pada gilirannya dapat
menunjukkan kepada analis risiko dan peluang bagi perusahaan yang
sedang ditelaah.
Analisa rasio keuangan merupakan alternatif untuk menguji apakah
informasi keuangan bermanfaat untuk melakukan klasifikasi atau prediksi
terhadap pertumbuhan laba ataupun harga saham. Analisa laporan
keuangan didasarkan pada data keuangan historis yang tujuan utamanya
adalah memberi suatu indikasi kinerja perusahaan pada masa yang akan
datang. Aspek kinerja masa mendatang perusahaan yang paling penting
tergantung pada kebutuhan-kebutuhan laporan keuangan.
Dari beberapa teori dan penelitian-penelitian ini menunjukan
bahwa perusahaan sering dinilai dengan tingkat dari analisis rasio
keuangan, apabila dari tingkat analisis rasio keuangan perusahaan baik
Universitas Sumatera Utara
maka dapat dianggap nilai dari perusahaan itu baik, tetapi jika analisis
rasio keuangan menunjukkan kurang baik maka kinerja peusahaan juga
dianggap kurang efektif. Kinerja dari perusahaan berbanding lurus dengan
harga saham dari perusahaan tersebut. Hal ini berarti jika kinerja
perusahaan baik maka kemungkinan harga saham dari perusahaan tersebut
juga akan mengalami kenaikan.
Permasalahan ini dalam penelitian ini timbul karena jika ditelaah
secara teori maka terdapat kejanggalan dari penelitian dan data rasio
beberapa perusahaan yang ada. Apabila tingkat rasio keuangan tertentu
mengalami kenaikan maka dapat diambil kesimpulan bahwa kinerja
perusahaan tersebut bagus, sehingga apabila kinerja perusahaan tersebut
dinilai bagus, seharusnya investor berani menginvestasikan dananya untuk
perusahaan tersebut, dan jika banyak investor cenderung ingin membeli
saham perusahaan tersebut maka harga saham perusahaan tersebut akan
mengalami tren yang meningkat, hal ini sesuai dengan hukum ekonomi
bahwa apabila permintaan terhadap pasar naik maka harga juga akan
mengalami kenaikan diluar faktor-faktor eksternal yang lain. Selanjutnya
yang menjadi pertanyaan apakah rasio-rasio keuangan yang terdiri dari
Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Return On Investment
(ROI), Debt to Equity Ratio (DER), Book Value (BV) Per Share baik
secara simultan maupun parsial berpengaruh terhadap harga saham. Dari
permasalahan yang terjadi dan latar belakang yang telah dipaparkan dalam
Universitas Sumatera Utara
uraian sebelumnya membawa peneliti kearah pola pemikiran yang dapat
digambarkan dalam kerangka konseptual.
Kerangka konseptual merupakan model konseptual tentang
bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah
diidentifikasi sebagai masalah yang penting (Sugiyono, 2005 : 47). Maka,
dari pengertian tersebut, kerangka konseptual dari penelitian ini dapat
digambarkan sebagai berikut:
H1
H2
H3 H6
H4
H5
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
.
Return On Asset ( X1)
Return On Equity ( X2)
Return On Investment ( X3)
Debt to Equity Ratio ( X4)
Boov Value Per Share ( X5)
Harga Saham ( Y)
Universitas Sumatera Utara
Dari kerangka konseptual di atas, dapat diketahui bahwa penelitian ini
menguji pengaruh ROA, ROE, ROI, DER, dan BVPS sebagai variabel
independen terhadap harga saham sebagai variabel dependen.
2. Hipotesis Penelitian
Menurut Rochaety (2009: 108), “hipotesis adalah pernyataan yang
didefenisikan dengan baik mngenai karakteristik popolasi”. Hipotesis
merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh
karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk
kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan
baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-
fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis
juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah
penelitian, belum jawaban yang empirik. Hipotesis yang dirumuskan
dalam penelitian ini adalah:
1. H1: Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Return On
Investment (ROI), Debt to Equity Ratio (DER), Book Value (BV)
Per Share berpengaruh secara parsial terhadap harga saham
perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. H2: Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Return On
Investment (ROI), Debt to Equity Ratio (DER), Book Value (BV)
Per Share berpengaruh secara simultan terhadap harga saham
perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indon
Universitas Sumatera Utara