22
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Analisis Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan melibatkan penggunaan laporan keuangan, terutama neraca dan laporan laba rugi karena laporan keuangan menyajikan informasi mengenai suatu perusahaan. Informasi kinerja terutama disediakan dalam laporan laba rugi. Analisis laporan keuangan (financial statement analysis) adalah aplikasi dari alat dan teknik analitis untuk laporan keuangan bertujuan umum dan data − data yang berkaitan untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dalam analisis bisnis (Wild, 2005: 3). Neraca merupakan suatu daftar aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemilik pada tanggal tertentu, biasanya pada akhir tahun. Laporan laba rugi merupakan suatu ikhtisar pendapatan dan beban selama periode waktu tertentu, misalnya setahun. Wild (2005 : 16) mengatakan bahwa analisis keuangan (financial analysis) merupakan penggunaan laporan keuangan untuk menganalisis posisi dan kinerja keuangan perusahaan, dan untuk menilai kinerja keuangan di masa depan. Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Analisis Laporan

  • Upload
    vandat

  • View
    228

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Analisis Laporan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

1. Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan melibatkan penggunaan laporan

keuangan, terutama neraca dan laporan laba rugi karena laporan

keuangan menyajikan informasi mengenai suatu perusahaan. Informasi

kinerja terutama disediakan dalam laporan laba rugi. Analisis laporan

keuangan (financial statement analysis) adalah aplikasi dari alat dan

teknik analitis untuk laporan keuangan bertujuan umum dan data − data

yang berkaitan untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang

bermanfaat dalam analisis bisnis (Wild, 2005: 3).

Neraca merupakan suatu daftar aktiva, kewajiban, dan ekuitas

pemilik pada tanggal tertentu, biasanya pada akhir tahun. Laporan laba

rugi merupakan suatu ikhtisar pendapatan dan beban selama periode

waktu tertentu, misalnya setahun. Wild (2005 : 16) mengatakan bahwa

analisis keuangan (financial analysis) merupakan penggunaan laporan

keuangan untuk menganalisis posisi dan kinerja keuangan perusahaan,

dan untuk menilai kinerja keuangan di masa depan.

Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan

keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi,

laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai

cara misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan

Universitas Sumatera Utara

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Analisis Laporan

dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral

dari laporan keuangan. Di samping itu juga termasuk skedul dan

informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan

pengaruh perubahan harga.

2. Analisis Rasio

Analisis rasio merupakan salah satu alat penting yang digunakan

dalam menganalisis laporan keuangan. Untuk melakukan analisis rasio

ini, dihitung rasio keuangan dengan menggunakan laporan keuangan

perusahaan.

Menurut Djarwanto (2004 : 123), “Yang dimaksud dengan “ratio”

dalam analisa laporan keuangan adalah suatu angka yang menunjukkan

hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan

keuangan. Hubungan antara unsur-unsur laporan keuangan tersebut

dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana.”

a. Return On Assets (ROA)

Return On Asset (ROA) digunakan untuk mengukur kemampuan

manajemen dalam mengelola aktivanya sehingga menghasilkan

pendapatan. ROA mengukur efektivitas dalam menghasilkan laba

melalui aktiva perusahaan.

Rumus : ROA = Laba Bersih x 100% Total Aktiva

Universitas Sumatera Utara

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Analisis Laporan

b. Return On Equity (ROE)

Return On Equity (ROE) atau sering disebut rentabilitas modal sendiri

dimaksudkan untuk mengukur seberapa banyak keuntungan yang menjadi

hak pemilik modal sendiri (Martono dan Harjito, 2001 : 60)

ROE membandingkan laba bersih setelah pajak dengan ekuitas.

Dimana rasio ini menunjukkan kemampuan untuk menghasilkan laba

berdasarkan ekuitas pemegang saham. Return On Equity (ROE) digunakan

untuk mengukur kemampuan manajemen dalam mengelola modal yang

tersedia untuk memperoleh net income.

Brigham dan Daves (2004 : 240) mengemukakan bahwa ultimately, the most important, or ‘bottom line’, accounting ratio is the ratio of net income to common equity, which measures the return on common equity (ROE). Stockholders invest to get a return on their money, and thus ratio tells how well they are doing in an accounting sense. Rasio keuangan yang paling penting adalah rasio yang membandingkan laba bersih dengan ekuitas pemegang saham, yang disebut dengan tingkat pengembalian atas ekuitas. Pemegang saham berinvestasi untuk mendapatkan keuntungan atas dana yang diinvestasikannya, dan rasio tingkat pengembalian atas ekuitas atau return on equity (ROE) mengindikasikan seberapa baik perusahaan dapat memberikan keuntungan bagi para pemegang saham secara akuntansi.

The return on equity (ROE) ratio measures the averages return on firm’s

capital contributions from its owners (for a corporation, that means the

contributions of common stockholders). It indicates how many dollars of

income were produced for each dollar invested the common stockholders

(Gallagher dan Andrew, 2003 : 102). Semakin tinggi ROE

menggambarkan semakin baik manajemen perusahaan karena dari modal

yang dikelola dapat menghasilkan pendapatan yang optimal.

Universitas Sumatera Utara

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Analisis Laporan

Rumus : ROE = Laba Bersih Ekuitas

x 100%

c. Return On Investment (ROI)

Rasio ini digunakan untuk mengetahui sampai seberapa jauh aset yang

digunakan dapat menghasilkan laba. Laba usaha berarti laba dari kegiatan

utama perusahaan. Aktiva operasi adalah aktiva yang dipakai untuk

menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain, aset yang dihitung disini

hanya aset yang memberikan kontribusi terhadap pencapaian laba usaha.

Penyertaan yang biasanya menghasilkan pendapatan lain (di luar laba

usaha) tidak dihitung. Demikian halnya dengan aktiva lain-lain. Aktiva

lain-lain ada yang berupa aktiva belum selesai atau aktiva tidak

operasional. Oleh karena itu juga tidak diikutsertakan dalam pengertian

aktiva operasi. Perbedaan hasil perhitungan antara ROI dengan ROA akan

diketahui sampai seberapa jauh tingkat aset penunjang atau tidak produktif

dan hasil sampingan perusahaan.

Rumus : ROI = Laba Usaha x 100% Aktiva Operasi

d. Debt to Equity Ratio (DER)

Rasio DER dipergunakan untuk mengukur tingkat penggunaan utang

terhadap total shareholders’ equity yang dimilki perusahaan . Semakin

tinggi DER menunjukkan tingginya ketergantungan permodalan

perusahaan terhadap pihak luar sehingga beban perusahaan juga semakin

berat. Tentunya hal ini akan mengurangi hak pemgang saham (dalam

Universitas Sumatera Utara

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Analisis Laporan

bentuk dividen). Tingginya DER selanjutnya akan mempengaruhi minat

investor terhadap saham perusahaan tertentu, karena investor pasti lebih

tertarik pada saham yang tidak menanggung terlalu banyak beban hutang.

Dengan kata lain, DER berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.

Rumus : DER = Total Hutang Total Modal Sendiri

e. Book Value Per Share

Book value per share juga merupakan perbandingan antara nilai buku

modal sendiri dengan jumlah lembar saham yang beredar. Semakin tinggi

nilainya maka tuntutan terhadap besarnya harga pasar saham tersebutjuga

semakin tinggi.

Rumus : BVPS = Total Stockholder Equity – Preffered Sock

Jumlah Lembar Saham Biasa Yang Beredar

3. Saham

a. Pengertian Saham

Saham (stock atau share) dapat didefinisikan sebagai tanda

penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan hukum dalam suatu

perusahaan atau perseroan terbatas. Saham berwujud selembar kertas yang

menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang

menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh

seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut. Saham

memberikan indikasi kepemilikan atas perusahaan, sehingga para

pemegang saham berhak menentukan arah kebijaksanaan perusahaan lewat

Universitas Sumatera Utara

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Analisis Laporan

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Para pemegang saham juga

berhak memperoleh dividen yang dibagikan oleh perusahaan. Sebaliknya,

pemegang saham pun turut menanggung risiko sebesar saham yang

dimiliki apabila perusahaan tersebut bangkrut.

Menurut Brealey, Myers dan Marcus (2007 : 160) mengemukakan

bahwa saham biasa merupakan investasi yang berisiko. Bisa dipahami

investor tidak senang jika terikat pada perusahaan tertentu selamanya.

Maka perusahaan besar biasanya mengatur saham mereka terdaftar pada

bursa saham, yang memungkinkan investor memperdagangkan saham

yang ada di antara sesama mereka.

b. Jenis Saham

Beberapa jenis saham yang dikenal adalah :

1) Dari segi peralihan

• Saham atas tunjuk (bearer stocks)

Merupakan saham yang tidak mempunyai nama atau tidak

tertulis nama pemilik dalam saham tersebut. Saham jenis ini

mudah untuk dialihkan atau dijual kepada pihak lainnya.

• Saham atas nama (registered stocks)

Di dalam saham tertulis nama pemilik saham tersebut dan

untuk dialihkan kepada pihak lain diperlukan syarat dan

prosedur tertentu.

Universitas Sumatera Utara

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Analisis Laporan

2) Dari segi hak tagih

• Saham biasa (common stocks)

Bagi pemilik saham ini hak untuk memperoleh dividend

akan didahulukan lebih dulu kepada saham preferen.

Begitu pula dengan hak terhadap harta apabila perusahaan

dilikuidasi.

• Saham preferen (preferrend stocks)

Merupakan saham yang memperoleh hak utama dalam

dividend dan harta apabila pada saat perusahaan dilikuidasi.

c. Keuntungan dan Kerugian Saham

Pada dasarnya ada dua keuntungan yang diperoleh pemodal dengan

membeli atau memiliki saham:

1) Dividend, yaitu pembagian keuntungan yang diberikan

perusahaan penerbit saham tersebut atas keuntungan yang dihasilkan

perusahaan.

2) Capital gain, yaitu selisih antara harga beli dan harga jual.

Umumnya pemodal dengan orientasi jangka pendek mengejar

keuntungan melalui capital gain.

Tetapi ada juga beberapa risiko yang akan dihadapi pemodal

dengan kepemilikan saham, yaitu:

1) Tidak mendapat dividend

Perusahaan akan membagikan dividend jika operasi perusahaan

mengalami keuntungan. Dengan demikian perusahaan tidak akan

Universitas Sumatera Utara

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Analisis Laporan

membagikan dividend jika mengalami kerugian. Potensi keuntungan

investor untuk mendapatkan dividend ditentukan oleh kinerja perusahaan

tersebut.

2) Capital loss

Dalam aktivitas perdagangan saham tidak selalu investor

mendapatkan capital gain atau keuntungan atas saham yang dijualnya.

Ada kalanya investor harus menjual saham dengan harga jual lebih

rendah dari harga beli, dinamakan capital loss. Dalam jual beli saham,

terkadang untuk menghindari potensi kerugian yang membesar seiring

menurunnya harga saham maka invetor rela menjual saham dengan harga

rendah (cut loss).

3) Saham di-delist dari bursa (delisting)

Suatu saham perusahaan di-delist dari bursa umumnya karena kinerja

yang buruk, misalnya dalam kurun waktu tertentu tidak pernah

diperdagangkan, mengalami kerugian beberapa tahun, tidak membagikan

dividend secara berturut-turut selama beberapa tahun, dan berbagai

kondisi lainnya sesuai dengan peraturan pencatatan di bursa efek pada

umumnya.

4. Harga Saham.

Harga saham merupakan indikator keberhasilan pengelolaan

perusahaan. Keberhasilan dalam menghasilkan keuntungan akan

memberikan suatu kepuasan bagi investor yang rasional. Harga saham

yang cukup tinggi akan memberikan keuntungan yaitu berupa capital

Universitas Sumatera Utara

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Analisis Laporan

gain dan citra yang lebih baik bagi perusahaan sehingga memudahkan

manajemen untuk mendapatkan dana dari luar perusahaan.

a. Hubungan Penilaian Harga Saham dengan Keputusan Investasi

Saham

Investasi saham mencerminkan nilai perusahaan yang dapat

dilihat pada nilai kekayaan bersih yang dimiliki perusahaan tersebut.

Kekayaan bersih adalah total aktiva dikurangi total hutang. Nilai nominal

saham adalah jumlah yang tertera diatas lembar saham. Dalam proses

penialaian saham perlu dibedakan antara nilai (value) dengan harga

(price). Nilai adalah nilai intrinsik yang merupakan nilai nyata (true

value) suatu saham yang ditentukan oleh beberapa faktor fundamental

perusahaan, nilai intrinsik juga berarti nilai yang tercermin pada fakta,

seperti aktiva, pendapatan, deviden prospek yang cerah, termasuk juga

aspek manajemen.

b. Pendekatan Penilaian Harga Saham

Upaya untuk merumuskan bagaimana menghitung harga saham

yang seharusnya (nilai intrinsik), dilakukan oleh setiap analis dengan

tujuan untuk memperoleh tingkat pengembalian yang memuaskan.

Namun demikian, sulit bagi investor untuk terus menerus mengalahkan

pasar dan memperoleh tingkat pengembalian di atas normal. Hal ini

disebabkan karena adanya faktor faktor yang mempengaruhi harga

saham. Sebenarnya faktor-faktor tersebut mudah diketahui, masalahnya

adalah bagaimana menerapkan faktor-faktor tersebut kedalam suatu

Universitas Sumatera Utara

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Analisis Laporan

model perhitungan yang dapat digunakan untuk memilih saham mana

yang seharusnya dimasukkan ke dalam porto folio.

Seorang investor dalam membuat keputusan dalam berinvestasi

atau untuk membeli saham tertentu, sebelumnya terlebih dahulu

menganalisis saham tersebut. Hal ini untuk menentukan kualitas,

prospek, dan tanggungan risiko saham. Sehubungan dengan uraian diatas,

berikut beberapa pendekatan perhitungan harga saham yang seharusnya

(nilai intrinsik), selanjutnya diikuti dengan berbagai model untuk

penerapannya.

1) Analisis Fundamental

Analisis fundamental merupakan teknik analisis saham

dengan menggunakan data historis, terutama data keuangan

(misalnya laba, pembagian deviden, penjualan, dll) untuk

menilai jenis saham tertentu. Secara singkat analisis

fundamental bertitik tolak pada anggapan setiap investor

adalah rasional. Oleh karena itu, para fundamentalis

mempelajari hubungan antara harga saham yang memiliki nilai

intrinsik yang akan diestimasi oleh investor. Hasil estimasi

nilai intrinsik kemudian dibandingkan dengan harga pasar

sekarang yang terjadi. Perbandingan yang dilakukan akan

menunjukkan bahwa harga saham under value atau over value.

Nilai pasar lebih kecil dari pada nilai intrinsik menunjukkan

bahwa harga saham dijual dengan harga yang lebih rendah

Universitas Sumatera Utara

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Analisis Laporan

(under value), karena investor membayar saham tersebut lebih

kecil dari harga yang seharusnya dibayar. Sebaliknya nilai

pasar yang lebih besar dari nilai intrinsiknya menunjukkan

bahwa saham tersebut dijual dengan harga yang lebih mahal

(over value).

Analisis fundamental membandingkan antara nilai

intrinsik suatu saham dengan dengan harga pasarnya guna

menentukan apakah harga pasar saham tersebut sudah

mencerminkan nilai intrinsiknya atau belum. Nilai intrinsik

suatu saham ditentukan oleh faktor-faktor fundamental yang

mempengaruhinya. Ide dasar pendekatan ini adalah bahwa

harga saham akan dipengaruhi oleh kinerja perusahaannya.

Kinerja perusahaan itu sendiri dipengaruhi oleh kondisi

industri dan perindustrian secara makro.

2) Analisis Teknikal

Analisis tehnikal adalah analisis pasar atau sekuritas

yang memusatkan perhatian pada indeks saham, harga atau

statistik pasar lainnya dalam menemukan pola yang mungkin

dapat memprediksikan gambaran yang telah dibuat. Atau

analisis yang menganggap bahwa saham adalah komoditas

perdagangan yang pada gilirannya, permintaan dan

penawarannya merupakan manifestasi kondisi psikologis dari

pemodal (Kamarudin, Ahmad. 2004 : 79 ).

Universitas Sumatera Utara

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Analisis Laporan

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham

Laporan keuangan seperti laporan laba rugi merupakan sumber

informasi utama bilamana hendak melakukan analisis yang akurat

mengenai harga saham. Nilai intrinsik suatu saham didasarkan atas

pendapatan suatu saham yang dibayarkan dalam bentuk devidend income.

Perubahan deviden merupakan isyarat perubahan earning.

Perusahaan akan menaikkan deviden ketika manajemen percaya bahwa

earning telah meningkat secara permanen. Dengan demikian dapat

dijelaskan bahwa earning perusahaan naik maka perusahaan diharapkan

membayarkan deviden lebih besar sebagai signal tentang prediksi

membaiknya nilai perusahaan.

Banyak sekali faktor yang mempengaruhi penilaian terhadap harga

saham baik itu yang bersifat fundamental maupun teknikal. Namun

demikian secara sederhana variabilitas harga saham bergantung pada

bagaimana earning dan dividend yang terjadi pada sebuah perusahaan.

Pada dasarnya harga saham dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran,

namun untuk melakukan penilaian harga saham dengan baik diperlukan

data operasional perusahaan seperti laporan keuangan yang telah diaudit,

performance perusahaan di masa yang akan datang dan kondisi ekonomi.

Harga saham di bursa ditentukan oleh kekuatan pasar, dalam arti

tergantung pada kekuatan permintaan dan penawaran saham itu sendiri.

Pergerakan harga suatu saham dalam jangka pendek tidak dapat diterka

secara pasti. Semakin banyak orang yang ingin membeli saham, maka

Universitas Sumatera Utara

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Analisis Laporan

harga saham tersebut cenderung bergerak naik. Sebaliknya, semakin

banyak orang yang ingin menjual maka harga saham tersebut cenderung

akan bergerak turun.

Dalam melakukan analisa untuk menilai suatu saham terdapat 3

jenis informasi yaitu informasi yang bersifat fundamental, informasi yang

bersifat teknis, dan informasi yang berhubungan dengan kondisi sosial,

ekonomi, politik. Informasi yang bersifat fundamental yaitu kemampuan

manajemen perusahaan, prospek perusahaan, prospek pemasukan,

perkembangan teknologi, kemampuan menghasilkan keuntungan,

manfaat terhadap perekonomian nasional, kebijakan pemerintah, hak-hak

investor.

Informasi yang bersifat teknis misalnya perkembangan kurs,

keadaan pasar, volume, frekuensi transaksi, dan kekuatan pasar.

Informasi yang berhubungan dengan kondisi sosial, ekonomi, politik

misalnya terdiri dari tingkat inflasi, kebijakan moneter, musim, neraca

pembayaran dan APBN, kondisi ekonomi, dan kondisi politik. Investor

yang bijak senantiasa tidak terpaku hanya pada satu informasi saja. Hal

ini dikarenakan bahwa harga saham boleh berfluktuasi karena faktor

psikologis tetapi dasar dan titik awal suatu penilaian tetap pada kinerja

perusahaan. Berarti dalam penilaian saham, investor perlu melihat kedua

faktor tersebut, yaitu faktor psikologi dan performa perusahaan (Lubis,

2008 : 124).

Universitas Sumatera Utara

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Analisis Laporan

5. Signalling Theory

Signalling Theory menekankan kepada pentingnya informasi

yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di

luar perusahaan. Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan

pelaku bisnis karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan,

catatan atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun

keadaan masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup suatu

perusahaan dan bagaimana pasaran efeknya. Informasi yang lengkap,

relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor di pasar

modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan investasi.

Menurut Jogiyanto (2000: 392), informasi yang dipublikasikan

sebagai suatu pengumuman akan memberikan signal bagi investor dalam

pengambilan keputusan investasi. Jika pengumuman tersebut

mengandung nilai positif, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada

waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar.

Pengumuman informasi akuntansi memberikan signal bahwa

perusahaan mempunyai prospek yang baik di masa mendatang (good

news) sehingga investor tertarik untuk melakukan perdagangan saham,

dengan demikian pasar akan bereaksi yang tercermin melalui perubahan

dalam volume perdagangan saham. Dengan demikian hubungan antara

publikasi informasi baik laporan keuangan, kondisi keuangan ataupun

sosial politik terhadap fluktuasi volume perdagangan saham dapat dilihat

dalam efisiensi pasar.

Universitas Sumatera Utara

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Analisis Laporan

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Lenny Kielsan (2010) melakukan penelitian tentang pengaruh debt

to equity ratio (DER), net profit margin (NPM), return on assets (ROA),

dan return on equity (ROE) terhadap harga saham perusahaan manufaktur

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007. Variabel independen

yang diteliti yaitu debt to equity ratio (DER), net profit margin (NPM),

return on assets (ROA), dan return on equity (ROE). Hasil penelitian

menunjukkan bahwa semua variabel independen tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap harga saham, dan semua variabel independen

berpengaruh secara simultan terhadap harga saham.

Ester Farida Irawati Harianja (2005) melakukan penelitian tentang

analisis faktor fundamental terhadap harga saham dengan menggunakan

rasio profitabilitas pada industri properti di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Penelitian ini mengambil sampel 11 perusahaan properti yang terdaftar

selama tahun 2004-2007 di BEI. Variabel independen yang diteliti yaitu

return on asset (ROA), return on equity (ROE), basic earning power

(BEP), earning per share (EPS). Berdasarkan analisis regresi linear

berganda yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil bahwa secara

simultan rasio profitabilitas memiliki pengaruh signifikan terhadap harga

saham properti di BEI. Sacara parsial, hanya variabel earning per share

(EPS) yang memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap harga

saham. Variabel return on asset (ROA), return on equity (ROE), basic

Universitas Sumatera Utara

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Analisis Laporan

earning power (BEP) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

harga saham.

Sasongko dan Wulandari (2003) melakukan penelitian tentang

pengaruh EVA dan rasio-rasio profitabilitas terhadap harga saham pada

industri manufaktur di BEJ. Penelitian ini mengambil sampel 45

perusahaan manufaktur yang terdaftar selama tahun 2001-2002 di BEJ.

Variabel independen yang diteliti yaitu return on assets (ROA), earning

per share (EPS), return on sales (ROS) dan basic earning power (BEP).

Untuk menguji ada tidaknya pengaruh dari variabel-variabel tersebut

digunakan t-test. Hasil penelitian menunjukkan hanya EPS yang

berpengaruh terhadap harga saham, sedangkan ROA, ROS, dan BEP tidak

berpengaruh terhadap harga saham.

Tabel 2.1 Tinjuan Penlitian Terdahulu

No Nama Peneliti (Tahun)

Judul Variabel Hasil Penelitian

1 Lenny Kielsan (2010)

Pengaruh Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin, Return On Asset, dan Return On Equity Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

DER, NPM, ROA, ROE, dan Harga saham. (2007)

Semua variabel independen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham, dan semua variabel independen berpengaruh secara simultan terhadap harga saham.

Universitas Sumatera Utara

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Analisis Laporan

Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2011

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis

1. Kerangka Konseptual

Untuk pengambilan keputusan ekonomi, para pelaku bisnis

membutuhkan informasi tentang kondisi dan return atau pendapatan dari

perusahaan. Informasi tersebut mempunyai peranan yang sangat besar

dalam keputusan investasi. Informasi keuangan yang terdapat dalam

laporan keuangan meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan

modal dan laporan arus kas dapat dijadikan dasar dalam pengambilan

keputusan ekonomi, karena informasi ini menunjukkan prestasi

perusahaan pada periode tersebut. Namun demikian, informasi keuangan

diatas bukan informasi yang sifatnya absolut dalam pengambilan

keputusan bagi investor. Untuk Pasar Modal di Indonesia pertimbangan

2 Ester Farida Irawati Harianja (2005)

Analisis Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham Dengan Menggunakan Rasio Profitabilitas Pada Industri Properti Di Bursa Efek Indonesia

Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Basic Earning Power (BEP), Earning Per Share (EPS), dan harga saham

Hanya EPS yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham, dan semua variabel independen berpengaruh secara simultan terhadap harga saham.

3 Noer Sasongko dan Nita Wulandari (2003)

Pengaruh EVA dan Rasio-Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham

ROA, ROE, ROS,EPS, BEP, dan Harga saham.

Hanya EPS yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.

Universitas Sumatera Utara

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Analisis Laporan

membeli dan menjual saham pada prakteknya masih banyak didasarkan

pada informasi non akuntansi seperti dengan melihat daftar peringkat

saham.

Media yang dapat digunakan untuk meneliti kondisi kinerja

perusahaan, salah satunya adalah dengan meneliti laporan keuangan.

Laporan keuangan sendiri terdiri dari neraca, perhitungan rugi laba,

ikhtisar laba yang ditahan, dan laporan posisi keuangan. Jadi dapat

disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses

akuntansi.

Setiap kegiatan transaksi yang dapat diukur dengan nilai uang

dicatat dan diolah sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan laporan

keuangan. Laporan keuangan disajikan untuk memberikan informasi

mengenai keadaan dari perusahaan. Dengan demikian, laporan keuangan

merupakan informasi historis dari proses kegiatan pencatatan keuangan

perusahaan. Tetapi, guna melengkapi analisis untuk proyeksi masa depan

perusahaan, informasi kualitatif dan informasi-informasi lain yang sejenis

perlu ditambahkan.

Informasi akuntansi dalam bentuk laporan keuangan banyak

memberikan manfaat bagi pengguna apabila laporan tersebut dianalisis

lebih lanjut sebelum dimanfaatkan sebagai alat bantu pembuatan

keputusan bagi pihak internal maupun eksternal perusahaan. Dari laporan

keuangan perusahaan tersebut dapat diperoleh informasi mengenai kinerja

perusahaan, aliran kas perusahaan, dan informasi lain yang berkaitan

Universitas Sumatera Utara

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Analisis Laporan

dengan laporan keuangan. Oleh karena itu, analisis laporan keuangan

sangat diperlukan untuk memahami informasi keuangan.

Salah satu cara menganalis laporan rasio yaitu dengan analisis

rasio. Analisis rasio keuangan berguna untuk memprediksi keadaan

keuangan perusahaan. Dengan rasio keuangan, investor dapat menilai

kondisi dari hasil operasi perusahaan pada saat ini dan dimasa lalu, serta

sebagai pedoman bagi investor untuk menilai dan memprediksi keadaan

perusahaan pada masa lalu dan masa yang akan datang.

Rasio-rasio yang bermanfaat dapat menunjukkan perubahan dalam

kondisi keuangan atau kinerja operasi, dan membantu menggambarkan

kecenderungan dan pola perubahan tersebut, yang pada gilirannya dapat

menunjukkan kepada analis risiko dan peluang bagi perusahaan yang

sedang ditelaah.

Analisa rasio keuangan merupakan alternatif untuk menguji apakah

informasi keuangan bermanfaat untuk melakukan klasifikasi atau prediksi

terhadap pertumbuhan laba ataupun harga saham. Analisa laporan

keuangan didasarkan pada data keuangan historis yang tujuan utamanya

adalah memberi suatu indikasi kinerja perusahaan pada masa yang akan

datang. Aspek kinerja masa mendatang perusahaan yang paling penting

tergantung pada kebutuhan-kebutuhan laporan keuangan.

Dari beberapa teori dan penelitian-penelitian ini menunjukan

bahwa perusahaan sering dinilai dengan tingkat dari analisis rasio

keuangan, apabila dari tingkat analisis rasio keuangan perusahaan baik

Universitas Sumatera Utara

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Analisis Laporan

maka dapat dianggap nilai dari perusahaan itu baik, tetapi jika analisis

rasio keuangan menunjukkan kurang baik maka kinerja peusahaan juga

dianggap kurang efektif. Kinerja dari perusahaan berbanding lurus dengan

harga saham dari perusahaan tersebut. Hal ini berarti jika kinerja

perusahaan baik maka kemungkinan harga saham dari perusahaan tersebut

juga akan mengalami kenaikan.

Permasalahan ini dalam penelitian ini timbul karena jika ditelaah

secara teori maka terdapat kejanggalan dari penelitian dan data rasio

beberapa perusahaan yang ada. Apabila tingkat rasio keuangan tertentu

mengalami kenaikan maka dapat diambil kesimpulan bahwa kinerja

perusahaan tersebut bagus, sehingga apabila kinerja perusahaan tersebut

dinilai bagus, seharusnya investor berani menginvestasikan dananya untuk

perusahaan tersebut, dan jika banyak investor cenderung ingin membeli

saham perusahaan tersebut maka harga saham perusahaan tersebut akan

mengalami tren yang meningkat, hal ini sesuai dengan hukum ekonomi

bahwa apabila permintaan terhadap pasar naik maka harga juga akan

mengalami kenaikan diluar faktor-faktor eksternal yang lain. Selanjutnya

yang menjadi pertanyaan apakah rasio-rasio keuangan yang terdiri dari

Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Return On Investment

(ROI), Debt to Equity Ratio (DER), Book Value (BV) Per Share baik

secara simultan maupun parsial berpengaruh terhadap harga saham. Dari

permasalahan yang terjadi dan latar belakang yang telah dipaparkan dalam

Universitas Sumatera Utara

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Analisis Laporan

uraian sebelumnya membawa peneliti kearah pola pemikiran yang dapat

digambarkan dalam kerangka konseptual.

Kerangka konseptual merupakan model konseptual tentang

bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah

diidentifikasi sebagai masalah yang penting (Sugiyono, 2005 : 47). Maka,

dari pengertian tersebut, kerangka konseptual dari penelitian ini dapat

digambarkan sebagai berikut:

H1

H2

H3 H6

H4

H5

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

.

Return On Asset ( X1)

Return On Equity ( X2)

Return On Investment ( X3)

Debt to Equity Ratio ( X4)

Boov Value Per Share ( X5)

Harga Saham ( Y)

Universitas Sumatera Utara

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Analisis Laporan

Dari kerangka konseptual di atas, dapat diketahui bahwa penelitian ini

menguji pengaruh ROA, ROE, ROI, DER, dan BVPS sebagai variabel

independen terhadap harga saham sebagai variabel dependen.

2. Hipotesis Penelitian

Menurut Rochaety (2009: 108), “hipotesis adalah pernyataan yang

didefenisikan dengan baik mngenai karakteristik popolasi”. Hipotesis

merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh

karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk

kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan

baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-

fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis

juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah

penelitian, belum jawaban yang empirik. Hipotesis yang dirumuskan

dalam penelitian ini adalah:

1. H1: Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Return On

Investment (ROI), Debt to Equity Ratio (DER), Book Value (BV)

Per Share berpengaruh secara parsial terhadap harga saham

perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. H2: Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Return On

Investment (ROI), Debt to Equity Ratio (DER), Book Value (BV)

Per Share berpengaruh secara simultan terhadap harga saham

perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indon

Universitas Sumatera Utara