23
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Konsep Kehamilan Masa kehamilan di mulai dari konsepsi sampai lahirnya bayi. Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari pertama haid terakhir. Kehamilan di bagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan ke empat sampai bulan ke 7, triwulan ketiga dari bulan ke 7 sampai 9 bulan (Saifuddin, 2008, p.89). Lama kehamilan berlangsung sampai persalinan aterm sekitar 280 sampai 300 hari atau kira-kira 40 minggu. Kehamilan sampai 16 atau 20 minggu bila berakir disebut keguguran. Kehamilan 21 sampai dengan 28 minggu bila terjadi persalinan disebut immatur. Kehamilan 29 sampai dengan 36 minggu bila terjadi persalinan disebut prematur. Kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu disebut aterm. Sedangkan kehamilan yang melebihi 42 minggu disebut kehamilan lewat waktu atau serotinus (Ummi hani, 2010, p.71). Menurut usia kehamialan, kehamilan dibagi menjadi: a. Kehamilan trimester pertama: 0-14 minggu b. Kehamilan trimester kedua: 14-28 minggu c. Kehamilan trimester ketiga: 28-42 minggu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-siskaprasa...minggu sampai 42 minggu disebut aterm. Sedangkan kehamilan yang melebihi 42

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-siskaprasa...minggu sampai 42 minggu disebut aterm. Sedangkan kehamilan yang melebihi 42

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Konsep Kehamilan

Masa kehamilan di mulai dari konsepsi sampai lahirnya bayi.

Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7

hari) dihitung dari pertama haid terakhir. Kehamilan di bagi dalam 3

triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan,

triwulan kedua dari bulan ke empat sampai bulan ke 7, triwulan ketiga dari

bulan ke 7 sampai 9 bulan (Saifuddin, 2008, p.89).

Lama kehamilan berlangsung sampai persalinan aterm sekitar 280

sampai 300 hari atau kira-kira 40 minggu. Kehamilan sampai 16 atau 20

minggu bila berakir disebut keguguran. Kehamilan 21 sampai dengan 28

minggu bila terjadi persalinan disebut immatur. Kehamilan 29 sampai

dengan 36 minggu bila terjadi persalinan disebut prematur. Kehamilan 37

minggu sampai 42 minggu disebut aterm. Sedangkan kehamilan yang

melebihi 42 minggu disebut kehamilan lewat waktu atau serotinus (Ummi

hani, 2010, p.71).

Menurut usia kehamialan, kehamilan dibagi menjadi:

a. Kehamilan trimester pertama: 0-14 minggu

b. Kehamilan trimester kedua: 14-28 minggu

c. Kehamilan trimester ketiga: 28-42 minggu

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-siskaprasa...minggu sampai 42 minggu disebut aterm. Sedangkan kehamilan yang melebihi 42

9

Kehamilan sebagai keadaan fisiologis dapat diikuti proses patologi

yang mengancam keadaan ibu dan janin. Tenaga kesehatan harus dapat

mengenal perubahan yang mungkin terjadi sehingga kelainan yang ada,

dapat dikenal lebih dini. Tujuan pemeriksaan antenatal adalah menyiapkan

fisik dan mental ibu serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan,

persalinan, dan masa nifas agar sehat dan normal setelah ibu melahirkan.

2. Paritas

Paritas adalah jumlah janin dengan berat badan lebih dari atau sama

dengan 500 gram yang pernah dilahirkan, hidup maupun mati. Bila berat

badan tak diketahui maka dipakai umur kehamilan, yaitu 24 minggu

(Siswosudarmo, 2008, p.115). Penggolongan paritas bagi ibu yang masih

hamil atau pernah hamil berdasarkan jumlahnya menurut Perdinakes-

WHO-JPHIEGO yaitu:

a. Primigravida

Adalah wanita hamil untuk pertama kalinya.

b. Multigravida

Adalah wanita yang pernah hamil beberapa kali, dimana kehamilan

tersebut tidak lebih dari 5 kali.

c. Grandemultigravida

Adalah wanita yang pernah hamil lebih dari 5 kali.

Menurut jenis paritas bagi ibu yang sudah partus antara lain yaitu:

a. Nullipara adalah wanita yang belum pernah melahirkan bayi yang

mampu hidup (Siswosudarmo, 2008, p.115).

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-siskaprasa...minggu sampai 42 minggu disebut aterm. Sedangkan kehamilan yang melebihi 42

10

b. Primipara adalah wanita yang sudah pernah 1 kali melahirkan bayi

yang telah mencapai tahap mampu hidup (Siswosudarmo, 2008,

p.115).

c. Grandemultipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi 6 kali

atau lebih (Siswosudarmo, 2008, p.115).

Grandemultipara adalah wanita yang telah melahirkan 5 orang anak

atau lebih

d. Great Grandemultipara adalah seorang wanita yang telah melahirkan

bayi yang sudah viable 10 kali atau lebih (Siswosudarmo, 2008,

p.115).

3. Asuhan Antenatal (Antenatal Care)

Pengertian Antenatal Care adalah suatu program yang terencana

berupa opservasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk

memperoleh suatu proses kehamilan dan persiapan persalinan yang aman

dan memuaskan.

Tujuan antenatal antara lain (Saifudin, 2008, p.90):

a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan

tumbuh kembang bayi.

b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial

ibu dan bayi.

c. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang

mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara

umum, kebidanan dan pembedahan.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-siskaprasa...minggu sampai 42 minggu disebut aterm. Sedangkan kehamilan yang melebihi 42

11

d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat,

ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian

ASI eksklusif.

f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran

bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.

4. Kebijakan Pemerintah Tentang Standar Pelayanan Antenatal

Menurut Ummi Hani (2010, p.12) untuk menerima manfaat yang

maksimal dari kunjungan-kunjungan antenatal ini, maka sebaiknya ibu

tersebut memperoleh sedikitnya 4 kali kunjungan selama kehamilan, yang

terdistribusi dalam 3 trimester yaitu: 1 kali pada trimester 1, 1 kali pada

trimester 2, dan 2 kali pada trimester 3. Idealnya pemeriksaan dilakukan

sebulan sekali pada bulan 1-6, dua kali pada bulan 7-8,dan setiap minggu

pada bulan ke-9 sampai persalinan (Indarti, M.T, 2007, p.89).

Menurut Saifudin (2008, p.98) pelayahan/asuhan antenatal hanya

dapat diberikan oleh tenaga kesehatan profesional dan tidak dapat

diberikan oleh dukun bayi. Kebijakan teknis untuk ibu hamil secara

keseluruhan yang bertujuan untuk mengurangi resiko dan komplikasi

kehamilan secara dini. Kebijakan teknis itu dapat meliputi komponen-

komponen sebagai berikut:

a. Mengupayakan kehamilan yang sehat

b. Melakukan deteksi dini komplikasi, melakukan penatalaksanaan awal

serta rujukan bila diperlukan.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-siskaprasa...minggu sampai 42 minggu disebut aterm. Sedangkan kehamilan yang melebihi 42

12

c. Persiapan persalinan yang bersih dan aman

d. Perencanaan antisipasi dan persiapan dini untuk melakukan rujukan

jika terjadi komplikasi

Pelayanan atau asuhan standar minimal asuhan kehamilan ”7T” dalam

memberikan pelayanan yaitu:

a. Timbang Berat Badan.

Secara perlahan berat badan ibu hamil akan mengalami kenaikan

antara 9-13 kg selama kehamilan atau sama dengan 0,5 kg per minggu

atau 2 kg dalam satu bulan. Penambahan berat badan paling banyak

terjadi pada trimester ke II kehamilan.

Tanda bahaya:

1) Tubuh ibu sangat kurus atau tidak bertambah (paling sedikit 9 kg)

selama hamil

2) Tubuh ibu sangat gemuk atau bertambah lebih dari 19 kg selama

kehamilan.

3) Badan ibu naik secara tiba-tiba lebih dari 0,5 kg dalam satu minggu

atau lebih dari 2 kg dalam satu bulan.

Penambahan BB ibu selama kehamilan sebagian besar terdiri atas

penambahan BB bayi, plasenta, serta air ketuban dan sebagian lagi

berasal dari penambahan BB ibu sendiri.

b. Ukuran Tekanan Darah

Tekanan darah normal antara 90/60 hingga 140/90 mmHg dan

tidak banyak meningkat selama kehamilan. Pengukuran tekanan darah

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-siskaprasa...minggu sampai 42 minggu disebut aterm. Sedangkan kehamilan yang melebihi 42

13

dan penimbangan dilakukan secara rutin dengan tujuan untuk

melakuakan deteksi dini terhadap terjadinya tiga gejala preeklamsi.

Apabila pada kehamilan trimester III terjadi kenaikan berat badan lebih

dari 1 kg, dalam waktu 1 minggu kemungkinan disebabkan terjadinya

oedema. Kenaikan tekanan darah dan tekanan diastolik >140/90

mmHg atau mengalami kenaikan 15 mmHg dalam 2 kali pengukuran

dengan jarak 1 jam. Ibu hamil dikatakan dalam keadaan preeklamsi

bila mempunyai 2 dari 3 gejala preeklamsi. Jika preeklamsi tidak dapat

diatasi, maka akan berlanjut menjadi eklamsi. Eklamsi merupakan

salah satu penyebab kematian maternal yang seharusnya dapat dicegah

atau dideteksi secara dini, melalui monitoring kenaikan tekanan darah

dan kenaikan berat badan yang berlebihan.

c. Ukuran Tinggi Fundus Uteri (TFU)

Uterus semakin lama semakin membesar seiring dengan

penambahan usia kehamilan, pemeriksaan tinggi fundus uteri

dilakukan dengan membandingkan HPHT (hari pertama haid terakhir),

dan diukur dengan menggunakan palpasi (metode jari) atau meteran

terhadap TFU. Uterus bertumbuh kira-kira 2 jari per bulan.

Tanda bahaya terjadi jika bagian atas uterus tidak sesuai dengan

batas tanggal kehamilan dari HPHT. Pembesaran uterus lebih atau

kurang dari 2 jari per bulan.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-siskaprasa...minggu sampai 42 minggu disebut aterm. Sedangkan kehamilan yang melebihi 42

14

d. Imunisasi TT

Imunisasi TT perlu diberikan pada ibu hamil guna memberikan

kekebalan pada janin terhadap infeksi tetanus (Tetanus Neonatorum)

pada saat persalinan, maupun postnatal. Bila seorang wanita selama

hidupnya mendapat imunisasi sebanyak lima kali berarti akan

mendapatkan kekebalan seumur hidup (long life) dengan periode

waktu tertentu terhadap penyakit tetanus. Menurut WHO, jika seorang

ibu belum pernah mendapatkan imunisasi TT selama hidupnya, maka

ibu tersebut minimal mendapat paling sedikit 2 kali injeksi selama

kehamilan (pertama saat kunjungan antenatal pertama dan kedua,

empat minggu setelah kunjungan pertama. Dosis terakir sebaiknya

diberikan sebelum 2 minggu persalinan untuk mendapatkan efektifitas

dari obat.

Tabel 2.1 Pemberian Iminusasi TT

Antigen Interval (selang

waktu)

Lama Perlindungan % perlindungan

TT1 Pada kunjungan

antenatal pertama

- -

TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun 80

TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun 95

TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun 99

TT5 1 tahun setelah TT4 25 tahun/seumur

hidup

99

Sumber Ummi Hani 2010

e. Pemberian Tablet Besi (minimal 90 tablet selama hamil)

Selama kehamilan seorang ibu hamil minimal harus mendapatkan

90 tablet tambah darah (Fe), karena sulit untuk mendapatkan zat besi

dengan jumlah yang cukup dari makanan. Untuk mencegah anemia

seorang wanita sebaiknya mengkonsumsi sekitar 60 mg zat besi

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-siskaprasa...minggu sampai 42 minggu disebut aterm. Sedangkan kehamilan yang melebihi 42

15

(mengandung FeSO4320 mg) dan 1 mg asam folat setiap hari. Akan

tetapi, jika ibu tersebut sudah menderita anemia, maka sebaiknya

mengkonsumsi 2 tablet besi dan 1 asam folat per hari. Ingatlah bahwa

zat besi menyebabkan mual, konstipasi, serta perubahan warna pada

feses. Maka saran yang dianjurkan adalah minum tablet besi pada

malam hari untuk menghindari perasaan mual. Tablet besi sebaiknya

diberikan saat diketahui ibu tersebut hamil sampai 1 bulan sesudah

persalinan. Zat besi penting untuk mengompensasi peningkatan

volume darah yang terjadi selama kehamilan dan untuk memastikan

pertumbuhan serta perkembangan janin yang adekuat.

f. Tes Terhadap PMS (Penyakit Menular Seksual)

PMS yang terjadi selama kehamilan berlangsung akan

menyebabkan kelainan atau cacat bawaan pada janin dengan segala

akibatnya, oleh karena itu tes terhadap PMS perlu dilakukan agar dapat

didiaknosis secara dini dan mendapatkan pengobatan secara tepat.

g. Temu Wicara Dalam Rangka Persiapan Rujukan

Temu wicara mengenai persiapan tentang segala sesuatu yang

kemungkinan terjadi selama kehamilan penting dilakukan. Hal penting

karena bila terjadi komplikasi dalam kehamilan, itu sering terjadi

karena ”3T”, yaitu sebagai berikut:

a) Terlambat mengenali bahaya

b) Terlambat untuk dirujuk

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-siskaprasa...minggu sampai 42 minggu disebut aterm. Sedangkan kehamilan yang melebihi 42

16

c) Terlambat mendapatkan pertolongan yang memadai (Ummi Hani,

2010, p.10-12).

Menurut Saifuddin (2008, p.98) jadwal kunjungan antenatal tersebut

yaitu:

1) Kunjungan I (KI): Sebelum umur kehamilan 16 minggu.

Dilakukan untuk:

a) Penapisan dan pengobatan anemia

b) Perencanaan persalinan

c) Pengenalan komplikasi akan kehamilan dan pengobatannya

d) Pemberian imunisasi TT1

e) Pemeriksaan laboraturium

f) Pemberian tablet tambah darah (Fe): 90 hari segera setelah

masa mual hilang.

2) Kunjungan II (K2): 24-28 minggu

3) Kunjungan III (K3): 32 minggu, dilakukan untuk:

a) Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya

b) Penapisan preeklamsi, gemelli, infeksi alat reproduksi dan

perkemihan.

c) Mengulang perencanaan persalinan.

d) Pemberian imunisasi TT2.

4) Kunjungan IV (K4): umur kehamilan 36 minggu sampai akhir,

dilakukan untuk:

a) Sama seperti kunjungan II dan III

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-siskaprasa...minggu sampai 42 minggu disebut aterm. Sedangkan kehamilan yang melebihi 42

17

b) Mengenali adanya kelainan letak dan presentasi.

c) Memantapkan rencana persalinan.

d) Mengenali tanda-tanda persalinan.

e) Cek kembali Hb dan pemeriksaan lain jika ada indikasi.

5. Strategi Pelayanan Antenatal

Pengelolaan kesehatan ibu, khususnya dalam operasional pelayanan

antenatal, antara lain (Ummi Hani,2010):

a. Pendataan sasaran

Sasaran pelayanan antenatal adalah ibu hamil yang ada di suatu

wilayah kerja, dapat diperoleh dari pendataan langsung secara aktif

oleh petugas Puskesmas bekerja sama dengan kader kesehatan, dukun

bayi dan pamong setempat.

b. Pencatatan data ibu hamil dalam register kohort ibu.

c. Penentuan target cakupan pelayanan antenatal

Cakupan pelayanan antenatal ialah persentase ibu hamil yang telah

mendapat pemeriksaan kehamilannya oleh tenaga kesehatan. Dengan

target cakupan ANC yang tinggi dan dengan tingkat mutu pelayanan

yang baik, diharapkan ibu hamil di wilayah kerja (Puskesmas) dapat

terlindung dari bahaya kesakitan dan kematian.

d. Pelaksanaan pelayanan antenatal

Memperkuat cakupan ANC di masyarakat, kegiatan ini perlu

diintegrasikan dan dikoordinasikan dengan kegiatan lain seperti:

1) Kegiatan Puskesmas Keliling.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-siskaprasa...minggu sampai 42 minggu disebut aterm. Sedangkan kehamilan yang melebihi 42

18

2) Kegiatan tim KB keliling.

3) Kegiatan perawatan kesehatan masyarakat.

4) Kegiatan upaya gizi keluarga.

5) Kegiatan posyandu.

6. Konsep Pengetahuan

a. Pengertian

Pengetahuan adalah merupakan hasil ”tahu” dan ini terjadi setelah

orang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Penginderaan terhadap objek terjadi melalui panca indera manusia

yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan

sendiri. Pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan

tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap

objek. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata

dan telinga (Notoatmojo, 2005, p.50).

Menurut teori World Health Organization (WHO) salah satu

bentuk objek kesehatan dapat dijabarkan oleh pengetahuan yang

diperoleh dari pengalaman sendiri.

1) Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan yang tercakup didalam domain kognitif mempunyai 6

tingkatan yaitu (Notoadmodjo, 2003, p.122-123).

a) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-siskaprasa...minggu sampai 42 minggu disebut aterm. Sedangkan kehamilan yang melebihi 42

19

ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang

spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan

yang telah diterima. Oleh sebab itu ”tahu” ini adalah

merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja

untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari

yaitu menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi,

menyatakan dan sebagainya.

b) Memahami (Comprehention)

Memahami arti sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan

dimana dapat menginterprestasikan secara benar. Orang yang

telah paham terhadap objek atau materi terus dapat

menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,

meramalkan, dan sebagainya terhadap suatu objek yang

dipelajari.

c) Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi ataupun

kondisi sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau

penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan

sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-siskaprasa...minggu sampai 42 minggu disebut aterm. Sedangkan kehamilan yang melebihi 42

20

d) Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan

materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi

masih dalam stuktur organisasi tersebut dan masih ada

kaitannya satu sama lain.

e) Sintesis (Syntesis)

Sintesis yang dimaksud menunjukkan pada suatu

kemampuan untuk melaksanakan atau menghubungkan bagian-

bagian di dalam suatu keseluruhan yang baru. Dengan kata lain

sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi

baru dari formulasi yang ada.

f) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk

melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau

objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang

ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang

telah ada.

b. Cara Memperoleh Pengetahuan

Cara memperoleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2005, p.11-18):

1) Cara kuno untuk memperoleh pengetahuan

a) Cara coba salah (Trial and Error)

Metode ini telah digunakan orang dalam waktu yang

cukup lama untuk memecahkan berbagai masalah. Bahkan

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-siskaprasa...minggu sampai 42 minggu disebut aterm. Sedangkan kehamilan yang melebihi 42

21

sampai sekarang pun metode ini masih sering digunakan.

Metode ini telah banyak jasanya, terutama dalam keletakkan

dasar-dasar menemukan teori-teori dalam berbagai cabang ilmu

pengetahuan. Disamping itu, pengalaman yang diperoleh

melalui penggunaan metode ini banyak membantu

perkembangan berpikir dan kebudayaan manusia ke arah yang

lebih sempurna.

b) Cara kekuasaan (Otoritas)

Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pimpinan

masyarakat baik formal maupun informal, ahli agama,

pemegang pemerintah, dan berbagai prinsip orang lain yang

menerima mempunyai yang dikemukakan oleh orang yang

mempunyai otoritas, tanpa menguji terlebih dahulu atau

membuktikan kebenarannya baik berdasarkan fakta empiris

maupun penalaran sendiri.

c) Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya

memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang kembali

pengalaman yang pernah diperoleh dalam memecahkan

masalah yang dihadapi masa lalu.

2) Cara modern dalam memperoleh pengetahuan

Cara baru atau cara modern dalam memperoleh pengetahuan

pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-siskaprasa...minggu sampai 42 minggu disebut aterm. Sedangkan kehamilan yang melebihi 42

22

”metode penelitian ilmiah”, atau lebih populer disebut metodologi

penelitian.

c. Sumber-sumber pengetahuan

Menurut Istiarti (2000) pengetahuan seseorang biasanya diperoleh

dari pengalaman yang berasal dari berbagai macam sumber, misalnya

media massa, media elektronik, buku petunjuk, petugas kesehatan,

media poster, kerabat dekat dan sebagainya.

Sedangkan menurut Notoatmodjo (2003) sumber pengetahuan

dapat berupa pemimpin-pemimpin masyarakat baik formal maupun

informal, ahli agama, pemegang pemerintahan dan sebagainya.

d. Menurut Notoatmodjo (2003) faktor yang mempengaruhi pengetahuan

yaitu:

1) Pendidikan

Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam

memberi respon terhadap sesuatu yang datang dari luar. Orang

yang berpendidikan tinggi akan memberikan respon yang lebih

rasional terhadap informasi yang datang dan akan berpikir sejauh

mana keuntungan yang mungkin akan mereka peroleh dari gagasan

tersebut. Suami yang berpendidikan tentu akan lebih banyak

memberikan respon emosi, karena ada tanggapan bahwa hal yang

baru akan memberikan perubahan terhadap apa yang mereka

lakukan di masa lalu. Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan

seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah suatu

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-siskaprasa...minggu sampai 42 minggu disebut aterm. Sedangkan kehamilan yang melebihi 42

23

cita-cita tertentu. Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang

termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup, terutama dalam

memotivasi sikap berperan serta dalam perkembangan kesehatan.

Semakin tinggi tingkat kesehatan seseorang makin menerima

informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki.

2) Paparan media massa

Melalui berbagai media baik cetak maupun elektronik

berbagai informasi dapat diterima masyarakat, sehingga seseorang

yang lebih sering terpapar media massa (TV, radio, majalah,

pamflet dan lain-lain) akan memperoleh informasi yang lebih

banyak dibandingkan dengan orang yang tidak pernah terpapar

informasi media. Ini berarti paparan media massa mempengaruhi

tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang.

3) Ekonomi

Dalam memenuhi kebutuhan pokok (primer) maupun

kebutuhan sekunder, keluarga dengan status ekonomi baik akan

lebih mudah tercukupi dibandingkan keluarga dengan status

ekonomi rendah. Hal ini akan mempengaruhi pemenuhan

kebutuhan sekunder. Jadi dapat disimpulkan bahwa ekonomi dapat

mempengaruhi pengetahuan seseorang tentang berbagai hal.

4) Hubungan sosial

Manusia adalah makhluk sosial dimana dalam kehidupan

saling berinteraksi antara satu dengan yang lain. Individu yang

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-siskaprasa...minggu sampai 42 minggu disebut aterm. Sedangkan kehamilan yang melebihi 42

24

dapat berinteraksi secara continue akan lebih besar terpapar

informasi. Sementara faktor hubungan sosial juga mempengaruhi

kemampuan individu sebagai komunikasi untuk menerima pesan

menurut model komunikasi media dengan demikian hubungan

sosial dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang tentang

suatu hal.

5) Pengalaman

Pengalaman seorang individu tentang berbagai hal biasa

diperoleh dari lingkungan kehidupan dalam proses

perkembangannya, misalnya sering mengikuti kegiatan. Kegiatan

yang mendidik misalnya seminar organisasi dapat memperluas

jangkauan pengalamannya, karena dari berbagai kegiatan tersebut

informasi tentang suatu hal dapat diperoleh.

7. Perilaku Kesehatan

a. Pengertian

Perilaku kesehatan adalah respon seseorang terhadap stimulus

atau objek yang berkaitan dengan sehat-sakit, penyakit, dan faktor-

faktor yang mempengaruhi sehat-sakit (kesehatan) seperti lingkungan,

makanan, minuman, pelayanan kesehatan (Notoatmodjo, 2003, p.117).

Perilaku ini dibagi menjadi 3 tingkatan yang merupakan aspek perilaku

pelayanan antenatal (Notoatmodjo, 2005, p.46):

1) Pengetahuan yaitu hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-siskaprasa...minggu sampai 42 minggu disebut aterm. Sedangkan kehamilan yang melebihi 42

25

2) Sikap yaitu respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek

tertentu.

3) Tindakan atau praktik yaitu kecenderungan untuk bertindak

(praktik) terhadap situasi dan atau rangsangan dari luar.

Perilaku kesehatan dapat dirumuskan semua aktivitas atau

kegiatan seseorang, baik yang dapat diamati maupun yang tidak dapat

diamati, yang berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan

kesehatan.

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari

seseorang terhadap stimulus atau objek. Sikap belum merupakan suatu

tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan

suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan

merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku terbuka (Notoatmodjo,

2003, p.124). Sikap dan perilaku merupakan dua dimensi dalam diri

individu yang berdiri sendiri, terpisah, dan berbeda. Mengetahui sikap

tidak berarti dapat memprediksi perilaku.

Perilaku itu terbentuk di dalam diri seseorang dari dua faktor

utama yakni: stimulus merupakan faktor dari luar diri seseorang

tersebut (faktor eksternal), dan respon merupakan faktor dari dalam

diri orang yang bersangkutan (faktor internal). Faktor eksternal atau

stimulus adalah faktor lingkungan,baik lingkungan fisik, maupun non

fisik dalam bentuk sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya.

Dari penelitian yang ada faktor eksternal yang paling besar perannya

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-siskaprasa...minggu sampai 42 minggu disebut aterm. Sedangkan kehamilan yang melebihi 42

26

dalam membentuk perilaku manusia adalah faktor sosial dan budaya,

dimana seseorang tersebut berbeda. Sedangkan faktor interna yang

menentukan seseorang itu merespon stimulus dari luar adalah:

perhatian, pengamatan, persepsi, motivasi, sugesti dan sebagainya

(Notoatmodjo, 2005, p.45).

Sikap individu memegang peranan dalam menentukan perilaku

seseorang di lingkungannya. Selain itu ada beberapa faktor yang ikut

berpengaruh, antara lain hakikat stimulus, latar belakang pengalaman

individu, motivasi, status kepribadian, dan sebagainya (Notoatmodjo,

2005)

b. Model Perubahan Perilaku

Menurut Green perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yaitu

(Notoatmodjo, 2005, p.59-60):

1) Faktor predisposisi (Predisposing Factors)

Yaitu faktor-faktor yang mempermudah atau mempredisposisi

terjadi perilaku seseorang, antara lain pengetahuan, sikap,

kepercayaan atau keyakinan, nilai-nilai tradisi dan sebagainya.

a) Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil ”tahu” dan ini terjadi

setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek

tertentu. Penginderaan terhadap objek terjadi melalui panca

indra manusia yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa

dan raba dengan sendiri. Pada waktu penginderaan sampai

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-siskaprasa...minggu sampai 42 minggu disebut aterm. Sedangkan kehamilan yang melebihi 42

27

menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh

intensitas perhatian persepsi terhadap objek. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga

(Notoatmodjo, 2005, p.50)

b) Sikap

Sikap adalah penilaian (bisa berupa pendapat) seseorang

terhadap stimulus atau objek (dalam hal ini adalah masalah

kesehatan, termasuk penyakit). Setelah seseorang mengetahui

stimulus atau objek, proses selanjutnya akan menilai atau

bersikap terhadap stimulus atau objek kesehatan tersebut

(Notoatmodjo, 2003, p.129).

c) Kepercayaan atau Keyakianan

Bidang kesehatan perilaku seseorang sangat dipengaruhi

oleh kepercayaan orang tersebut terhadap kesehatan.

Kepercayaan tersebut meliputi manfaat yang akan didapat,

hambatan yang ada, kerugian, ada kepercayaan bahwa

seseorang dapat terserang penyakit.

2) Faktor Pemungkin (Enabling Factors)

Yaitu faktor-faktor yang memungkinkan atau yang

memfasilitasi perilaku atau tindakan. Yang dimaksud faktor

pemungkin adalah fasilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan

atau tersedia tidaknya fasilitas kesehatan yang dapat dimanfaatkan

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-siskaprasa...minggu sampai 42 minggu disebut aterm. Sedangkan kehamilan yang melebihi 42

28

oleh masyarakat. Misalnya Puskesmas,Posyandu, Rumah sakit, dan

sebagainya.

3) Faktor Penguat (Reinforsing Factor)

Yaitu faktor-faktor yang mendorong atau memperkuat

terjadinya perilaku. Kadang-kadang, meskipun seseorang tahu dan

mampu untuk berperilaku sehat, tetapi tidak melakukannya. Untuk

berperilaku sehat perlu contoh dari para tokoh masyarakat.

Misalnya ibu hamil tahu manfaat periksa hamil, dan di dekat

rumahnya ada Polindes, dekat dengan bidan, tetapi tidak mau

melakukan periksa hamil, karena ibu lurah dan ibu-ibu tokoh lain

tidak periksa hamil, namun anaknya tetap sehat.

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-siskaprasa...minggu sampai 42 minggu disebut aterm. Sedangkan kehamilan yang melebihi 42

29

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-siskaprasa...minggu sampai 42 minggu disebut aterm. Sedangkan kehamilan yang melebihi 42

30

B. Kerangka Konsep

Variabel Independent Variabel Dependent

Gambar 2.2 Kerangka konsep

C. Hipotesis

1. Ada hubungan antara pengetahuan tentang ANC dengan frekuensi

kunjungan antenatal pada ibu hamil

2. Ada hubungan anatara paritas dengan frekuensi kunjungan

antenatal pada ibu hamil

Pengetahuan ibu hamil

Paritas

Frekuensi Kunjungan

ANC