30
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengertian Imunisasi berasal dari kata imun yang beratiresisten atau kebal.Imunisasi merupakan suatu program yang dengan sengaja memasukan antigen lemah agar merangsang antibodi keluar sehingga tubuh dapat resisten terhadap penyakit tertentu(Andhini, 2010:8). Sistem imun tubuh tubuh mempunyai suatu sistem memori (daya ingat), ketika vaksin masuk ke dalam tubuh, maka akan dibentuk antibodi untuk melawan vaksin tersebut dan sistem memori akan menyimpannya sebagai suatu pengalaman (Andhini, 2010:8). Imunisasi dapat dilakukan pada orang dewasa ataupun anak-anak, pada anak-anak karena sistem imun yang belum sempurna. Sedangkan pada usia 60 tahun terjadi penurunan sistem imun nonspesifik seperti produksi air mata menurun, mekanisme batuk tidak efektif, gangguan pengaturan suhu, dan perubahan sel sistem imun, baik seluler maupun hormonal. Dengan demikian usia lanjut kebih rentan terhadap infeksi, namun usia lanjut masih menunjukan respon yang baik terhadap polisakarida bakteri, sehingga pemberian vaksin dapat mmeningkat antibodi dengan efektif(Andhini, 2010: 9). 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-giantining...10 Kegiatan imunisasi rutin adalah kegiatan imunisasi yang dilaksanakan secara

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-giantining...10 Kegiatan imunisasi rutin adalah kegiatan imunisasi yang dilaksanakan secara

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Pengertian

Imunisasi berasal dari kata imun yang beratiresisten atau

kebal.Imunisasi merupakan suatu program yang dengan sengaja

memasukan antigen lemah agar merangsang antibodi keluar sehingga

tubuh dapat resisten terhadap penyakit tertentu(Andhini, 2010:8). Sistem

imun tubuh tubuh mempunyai suatu sistem memori (daya ingat), ketika

vaksin masuk ke dalam tubuh, maka akan dibentuk antibodi untuk

melawan vaksin tersebut dan sistem memori akan menyimpannya sebagai

suatu pengalaman (Andhini, 2010:8).

Imunisasi dapat dilakukan pada orang dewasa ataupun anak-anak,

pada anak-anak karena sistem imun yang belum sempurna. Sedangkan

pada usia 60 tahun terjadi penurunan sistem imun nonspesifik seperti

produksi air mata menurun, mekanisme batuk tidak efektif, gangguan

pengaturan suhu, dan perubahan sel sistem imun, baik seluler maupun

hormonal. Dengan demikian usia lanjut kebih rentan terhadap infeksi,

namun usia lanjut masih menunjukan respon yang baik terhadap

polisakarida bakteri, sehingga pemberian vaksin dapat mmeningkat

antibodi dengan efektif(Andhini, 2010: 9).

9

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-giantining...10 Kegiatan imunisasi rutin adalah kegiatan imunisasi yang dilaksanakan secara

10

Kegiatan imunisasi rutin adalah kegiatan imunisasi yang

dilaksanakan secara terus-menerus, yang harus dilaksanakan pada

periode waktu tertentu yang telah ditentukan. Berdasarkan usia

kelompok sasaran imunisasi rutin dibagi menjadi 3 yaitu imunisasi rutin

pada bayi, imunisasi rutin pada Wanita Usia Subur, dan imunisasi rutin

pada usia anak sekolah (Prasetyowati, 2012:79-80).

a. Imunisasi Dasar

Jenis vaksin dalam imunisasi Dasar Rekomendasi IDAI

(Prasetyowati, 2012: 83-85)

Jenis vaksin Keterangan

BCG o Vaksin BCG mengandung kuman BCG yang masih hidup namun

telah dilemahkan

o Penyimpanan: dilemari es, suhu 2-8oC

o Dosis 0,05 ml (untuk usia < dari 1 thaun) dan 0,1 ml (untuk usia >

dari 1 tahun)

o Kemasan : ampul dengan bahan pelarut 4 ml (NaCl faali)

o Masa kadaluarsa : satu tahun setelah tanggal pengeluaran

o Vaksin disuntikan intracutan pada lengan atas

o Reaksi imunisasi : biasanya tidak demam

o Efeksamping : jarang dijumpai, bisa terjadi pembengkakan kelenjar

getagh bening setempat yang terbatas biasannya menyembu sendiri

walupun lambat

o Kontra indikasi : tidak ada laranga kecuali pada anak yang

berpenyakit TBC atau uji mantoux positif dan adanya penyakit kulit

berat/ menahun

o Optimal diberikan pada umur 2-3 bulan. Bila vaksin BCG setelah 3

bulan , perlu dilakukan uji Tuberculin. Bila uju tuberculin pra BCG

tidak memungkinkan tidak dilakukan, BCG dapat diberikan namun

diobservasi dalam 7 hari. Bila ada reaksi lokal cepat ditempat

suntikan(accelerated local reaction)perlu di evaluasi lebih lanjut

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-giantining...10 Kegiatan imunisasi rutin adalah kegiatan imunisasi yang dilaksanakan secara

11

(diagnostik TB).

HEPATITIS

B

o Imunisasi aktif dilakukan dengan suntikan 3 kali dengan jarak waktu

satu bulan antara suntikan satu dan dua, 5 bulan antara suntikan 2

dan 3. Namun, cara pemberian imunisasi tersebut dapat berbeda

tergantung pabrik pembuat vaksin. Pertama diberikan dalam waktu

12 jam setelah lahir.

o Vaksin Hepatitis B dapat diberikan pada ibu hamil dengan aman

dantidak membahayakan janin, bahkan akan membekali janin dengan

kekebalan sampai berumur beberapa bulan setelah lahir

o Reaksi imunisasi : nyeri pada tempat suntikan, yang mungin disertai

rasa panas atau pembengkakan. Akan menghilang dalam 2 hari

o Dosis : 0,5 mL sebanyak 3 kali pemberian secara intramuscular( otot

lengan atau paha)

o Kemasan : HB PID

o Efeksamping :Belum ada laporan efeksamping yang berarti dalam 10

tahun terakhir

o Kontr indikasi : anak yang sakit berat

POLIO o Terdapat 2 jenis vaksin dalam peredaran, yang masing-masing

mengandung virus polio tipe I,II dan III yakni :

o IPV(Inactivated polio vaksin salk), mengandung virus polio yang,

mematikan dan diberikan melalui suntikan

o OPV(Oral Polio Vaksin Sabin), mengandung virus polio hidup

yang telah di lemahkan , dan diberikan dalam bentuk pil atau

cairan.

Di Indonesia umumnya diberikan OPV

o Penyimpanan : OPV : Vrieezer suhu -20oC

o Dosis : 2 tetes peroral (0,1 mL, langsung ke mulut anak )

o Kemasan : Vial disertai pipet tetes

o Masa kadaluarsa OPV : 2 tahun pada suhu -20oC

o OPV nol diberikan pada kunjungan pertama. Bayi yang lahir RB/RS

diberikan vaksin OPV saat bayi dipulangkan untuk menghindari

transmisi virusvaksin kepada bayi lain.

o Reaksi imunisasi : Biasanya tidak ada, mungkin pada bayi ada

berak-berak ringan

o Efeksamping : hampir tidak ada , Bila ada berupa kelumpuhan

anggota gerak seperti polio sebenarnya

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-giantining...10 Kegiatan imunisasi rutin adalah kegiatan imunisasi yang dilaksanakan secara

12

o Kontra indikasi : Diare berat, sakit parah, gangguan kekebalan

DPT o Di Indonesia ada 3 jenis kemasan : kemasan tunggal kusus tetanus,

kombinasi DT(Dipteri Tetanus), dan kombinasi DPT. Vaksin Dipteri

terbuat dari vaksin kuman dipteri yang telah dilemahkan (toksoid)

biasanya diolah dan dikemas bersama-sama dengan vaksin tetanus

dalam vaksin DT, atau dengan vaksin tetanus dan pertusis dalam

bentuk vaksin dalam bentuk DPT

o Penyimpan : lemari es suhu 2-8oC

o Dosis : 0,5 mL, 3 kali suntikan Intramuscular pada otot lengan atau

paha, interval minimal 4 mg

o Kemasan : Vial 5 mL

o Masa kadaluarsa: 2 Tahun setelah tanggal pengeluaran (dapat dilihat

pada label)

o Reaksi imunisasi : Demam ringan, pembengkakan dan nyeri ditempat

suntikan selama 1-2 hari

o Efeksamping :gejala-gejala bersifat sementara seperti, demam,

lemas, kemerahan pada tempat suntikan. Kadang terdapat

efeksamping yang lebih berat, seeperti demam tinggi seperti kejang

yang biasanya yang disebabkan unsur pertusisnya

o Kontra indikasi : anak yang sakit parah, anak yang menderita

penyakit kejang demam kimpleks, anak yang diduga menderita

batuk rejan, anak yang menderita penyakit gangguan kekebalan

o Diberikan pada umur lebih dari 6 minggu. Dapat diberikan vaksin

DTwP atau DtaP atau kombinari hepatitis B, Hib Ulangan DPT umur

18 bulan dan 5 bulan. Program BIAS : disesuaikan jadwal imuniusasi

kementrian kesehatan. Untuk anak diatas 7 tahun dianjurkan diberi

vaksin Td.

CAMPAK o Mengandung vaksin hidup yang telah dilemahkan. Kemasan untuk

program imunisasi dasar berbentuk kemasan kering tunggal. Namun

ada vaksin dengan kemasan kering kombinasi dengan vaksin

mumps/gongong dan rubella(campak jerman) yang disebut MMR

o Penyimpanan :vrieezer, suhu -20oC.

o Dosis : setelah dilarutkan diberikan 0,5 mL, injeksi subcutan

o Kemasan : Vial berisi 10 dosis vaksin yang dibeku keringkan

beserta pelaru 5 mL(aquadest)

o Mas kadaluarsa : 2 tahun setelah tanggal peneluaran

o Diberikan pada umur 9 bulan, vaksin ulangan diberikan pada umur

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-giantining...10 Kegiatan imunisasi rutin adalah kegiatan imunisasi yang dilaksanakan secara

13

5-7 tahun. Program BIAS disesuaikan dengan program kementrian

kesehatan

o Reaksi imunisasi : Biasanya tidak terdapat reaksi. Mungkin terjadi

demam dan sedikit bercak merah pada pipi dibawah telinga pada

hari ke-7-8 seteelah penyuntikan atau pembengkakan pada tempat

penyuntikan

o Kontar indiksi : sakit parah, penderita TBC, tanpa pengobatan,

kurang gizi dalam derajat berat, gangguan kekebalan, penyakit

keganasan. Dihindari pula pada ibu hamil.

b. Jenis-jenis imunisasi

Imunisasi telah dipersiapkan sedemikian rupa agar tidak

menimbulkan efek-efek yang merugikan. Imunisasi terdiri dari 2

macam, yaitu :

1) Imunisasi aktif

Merupakan pemberian suatu bibit penyakit yang telah

dilemahkan (vaksin) agar nantinya sistem imun tubuh berespon

spesifik dan memberikan suatu ingatan terhadap antigen ini,

sehingga ketika terpapar lagi tubuh dapat mengenali dan

meresponnya.Contoh imunisasi aktif adalah imunisasi polio atau

campak. Dalam imunisasi aktif terdapat beberapa unsur-unsur

vaksin yaitu :

a) Vaksin dapat berupa organisme yang secara keseluruhan

dimatikan, eksotosin yang didetoksifikasi saja, atau endotoksin

yang terikat pada protein pembawa seperti polisakarida dan

vaksin dapat juga berasal dari ekstra komponen-komponen

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-giantining...10 Kegiatan imunisasi rutin adalah kegiatan imunisasi yang dilaksanakan secara

14

organisme dari suatu antigen. Dasarnya adalah antigen harus

merupakan bagian dari organisme yang dijadikan vaksin.

b) Pengawet, stabilisator, atau antibiotik. Merupakan zat yang

digunakan agar vaksin tetap dalam keadaan lemah atau

menstabilkan antigen dan mencegah timbulnya mikroba. Bahan-

bahan yang digunakan seperti air raksa atau antibiotik yang

biasa digunakan.

c) Cairan pelarut dapat berupa air steril atau juga berupa cairan

kultur jaringan yang digunakan sebagai media tumbuh antigen,

misalnya antigen telur, protein serum, bahan kultur sel.

d) Adjuvan, terdiri dari garam alumunium yang berfungsi

meningkatkan sistem imun dari antigen. Ketika antigen terpapar

dengan antibodi tubuh, antigen dapat melakukan perlawanan

juga, dalam hal ini semakin tinggi perlawanan maka semakin

tinggi peningkatan antibodi tubuh (Andhini, 2010: 10).

2) Imunisasi pasif

Imunisasi pasif ini merupakan suatu proses peningkatan

kekebalan tubuh dengan cara pemberian zat imunoglobin,zat yaitu

zat yang dihasilkan melalui suatu proses infeksi yang dihasilkan

melalui suatu proses infeksi yang dapat berasal dari plasma

manusia ( kekebalan yang didapat bayi dari ibu melaui plasenta)

atau binatang (bisa ular) yang digunakan untuk mengatasi mikroba

yang sudah masuk dalam tubuh yang terinfeksi. Contoh

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-giantining...10 Kegiatan imunisasi rutin adalah kegiatan imunisasi yang dilaksanakan secara

15

imunisasipasif adalah penyuntikan ATS (Anti Tetanus Serum)pada

orang yang mengalami luka kecelakaan. Contoh lain adalah yang

terdapat pada bayi baru lahir dimana bayi tersebut menerima

berbagai jenisantibodi dari ibunya melalui darah plasenta selama

masa kandungan, misalnya antibodi terhadap campak(Andhini,

2010: 11).

2. Tujuan Imunisasi

Program Imunisasi bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan

dan kematian dari penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi. Pada

saat ini penyakit-penyakit tersebut adalah disentri, tetanus, pertusis (batuk

rejan), campak(measles), polio dan tubercoluse. Sasaranya adalah bayi

umur 1 tahun(0-11 bulan), ibu hamil (awal kehamilan- 8 bulan), wanita

usia subur (WUS), dan anak sekolah dasar kelas I dan VI (Notoatmodjo,

2003:39-40).

3. Manfaat Imunisasi

a. Untuk anak : Mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit,

dan kemungkinan cacat dan kematian.

b. Untuk Keluarga : Menghilangkan kecemasan dan psokologi pengobatan

bila anak sakit. Mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua

yankin bahwa anaknya menjalani masa kanak-kanak yang nyaman.

c. Untuk Negara : perbaiki Tingkat keehatan, menciptakan bangsa yang

kuat dan berakal untuk melanjutkan pemangunan negara (proverawati,

atikah ,2010: 5-6)

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-giantining...10 Kegiatan imunisasi rutin adalah kegiatan imunisasi yang dilaksanakan secara

16

4. Tata Cara Pemberian Imunisasi

Sebelum melakukan vaksinasi, diajurkan mengikuti tata cara

seperti berikut :

a. Memberitahukan secara rinci tentang resiko imunisasi dan resiko

apabila tidak diimunisasi

b. Periksa kembali persiapan untuk melakukan persiapan melakukan

pelayanan secepatnya bila terjadi reaksi ikutan yang tidak diharapkan.

c. Baca dengan teliti informasi tentang yang akan diberikan dan jangan

lupa mendapat persetujuan dengan orang tua. Melakukan tanya jawab

dengan orang tua atau pengasuh sebelum melakukan imunisasi.

d. Tinjau kembali apakah ada indikasi kontra terhadap vaksin yang akan

diberikan.

e. Periksa identitas penerima vaksin dan berikan antipiretik bila

diperlukan.

f. Periksa jenis vaksin dan yakin bahwa vaksin tersebut telah disimpan

dengan baik.

g. Periksa vaksin yang akan diberikan apakah tampak tanda-tanda

perubahan. Periksa tanggal kadaruarsa dan catat hal-hal istimewa,

misalnya adanya perubahan warna yang menunjukan adanya kerusakan.

h. Yakin bahwa vaksin yang akan diberikan sesuai jadwal dan ditawarkan

pula vaksin lain untuk mengejar imunisasi yang tertinggal bila

diperlukan.

i. Berikan vaksin dengan tehnik yang benar.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-giantining...10 Kegiatan imunisasi rutin adalah kegiatan imunisasi yang dilaksanakan secara

17

5. Jadwal pemberian imunisasi

Tabel pemberian Imunisasi di Indonesia

Usia Vaksin

0 bulan HB 0

1 bulan BCG, POLIO 1

2 bulan DPT/HB 1, POLIO 2

3 bulan DPT/HB 2, POLIO 3

4 bulan DPT/HB 3, POLIO 4

9 bulan CAMPAK

6. Pelayanan Imunisasi

Dasar pengendalian penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi

adalah berdasarkan kepmenkes No. 1611/2005 tentang pedoman

penyelanggaraan imunisasi.

a. Tujuan Umum PD31

Menurut angka kesakitan kecacatan dan kematian akibat penyakit yang

dicegah dengan imunisasi.

b.Tujuan Khusus

Tercapainya target Universal child immunization (UCI) yaitu cakupan

imunisasi lengkap minimal 80% secara merata pada bayi di 100%

desa/kelurahan pada tahun 2010.

1) Tercapainya eliminasi tetanus maternal dan neonatal (Insidens di

bawah 1/1000 kelahiran hidup dalam 1 tahun) di tingkat

kabupaten/kota pada tahun 2012.

2) Eradikasi polio pada tahun 2008.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-giantining...10 Kegiatan imunisasi rutin adalah kegiatan imunisasi yang dilaksanakan secara

18

3) Tercapainya reduksi campak(recam)2008

4) Memberikan kekebalan tubuh terhadap penyakit meningitis

meningokokus tertentu pada calon jamaah haji

5) Memberikan kekebalan efektif bagi semua orang yang melakukan

perjalanan berasal dari atau ke negara endemis demam kuning.

6) Menurunkan angka kematian pada kasus gigitan hewan penular

rabies

c. Strategi

1) Memberikan akses (pelayanan) kepada masyarakat dan swasta

2) Membangun kemitraan dan jejaringan kerja

3) Menjamin ketersediaan dan kecukupan vaksin peralatan rantai

vaksin dan alat suntik

4) Menerapkan sistem pemantauan wilayah setempat(PWS) untuk

menentukan prioritas kegiatan serta tindakan perbaikan.

5) Pelayanan imunisasi dilaksanakan oleh tenaga profsional atau

terlatih.

6) Pelaksanaan sesuai dengan standart.

7) Memanfaatkan perkembangan metode dan tehnologi yang lebih

efektif berkualitas dan efesien.

8) Meningkatkan advokasi, fasilitasi dan pembinaan.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-giantining...10 Kegiatan imunisasi rutin adalah kegiatan imunisasi yang dilaksanakan secara

19

Kegiatan pelayanan imunisasi terdiri dari kegiatan operasional

rutin dan khusus. Kegiatan tersebut adalah :

a. Kegiatan Imunisasi Rutin

Kegiatan imunisasi rutin adalah kegiatan imunisasi yang secara

rutin dan terus menerus harus dilakukan pada periode waktu yang telah

ditentukan. Kegiatan ini telah terbukti efektif dan efesien. Kegiatan ini

terdiri atas :

1) Imunisasi dasar pada bayi

Imunisasi ini dilakukan pada bayi umur 0-11 bulan,

meliputi : BCG, DPT, Hepatitis, Campak. Idealnya bayi harus

mendapat imunisasi dasar yang lengkap, terdiri dari BCG satu kali,

DPT 3 kali. Untuk menilai kelengkapan status imunisasi dasar

lengkap, dapat dilihat dari cakupan imunisasi campak karena

pemberian imunisasi campak dilakukan paling akhir, setelah

keempat imunisasi dasar pada bayi yang lain telah diberikan.

2) Imunisasi pada Wanita Usia Subur (WUS)

3) Imunisasi pada anak sekolah dasar.

b. Imunisasi Tambahan

Merupakan kegiatan imunisasi yang dilakukan atas dasar

ditemulkannya masalah dari hasil pemantauan atau evaluasi. Kegiatan

ini tidak rutin dilakukan, karena hanya ditunjukan untuk

menanggulangi penyakit tertentu.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-giantining...10 Kegiatan imunisasi rutin adalah kegiatan imunisasi yang dilaksanakan secara

20

1) Imunisasi dalam penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB)

2) Kegiatan imunisasi khusus, seperti

3) Pekan Imunisasai Nasional (PIN)

4) SUB Pekan Imunisasi Nasional

5) Cactchup campaign campak

Walaupun imunisasi merupakan suatu hal ysng lazim

dilakukan tetapi perlu kehati-hatian dalam melakukannya

(Andhini,2010:13-15).

7. Kontra indikasi dalam pemberian imunisasi

Kontra indikasi daam pemberian imunisasi ada 3, yaitu :

a. Analfilaksis atau hipersensitivitas (reaksi tubuh yang terlalu sensittiv)

yang hebat merupakan kontra indikasi mutlak terhadap dosis vaksin

berikutnya. Riwayat kejang dengan demam dan panas lebih dari 380C

merupakan kontra indikasi pemberian DPT atau HB1 dan

campak.Jangan berikan vaksin BCG kepada bayi yang menunjukan

tanda-tanda dan gejala AIDS, sedangkan vaksin yang lain diberikan

b. Jika orang tua sangat keberatan terhadap pemberian imunisasi kepada

bayi yang sakit, lebih baik jangan diberikan vaksin,tetapi mintalah ibu

kembali lagi ketika bayi sudah sehat.

Penanganan bayi yang mengalami kondisi sakit, sebaiknya tetep

diberikan imunisasi:

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-giantining...10 Kegiatan imunisasi rutin adalah kegiatan imunisasi yang dilaksanakan secara

21

1) Pada bayi yang mengalami alergi atau sama imunisasi masih

sama diberikan. Kecuali jika alergi terhadap komponen khusus

dari vaksin yang diberikan.

2) Sakit ringan sepertiinfeksi saluran pernafasanatau diare dengan

suhu dibawah 38,5oC.

3) Riwayat keluarga tentang peristiwa yang membahayakan

setelah imunisasi. Riwayat yang belum tentu benarini membuat

keengganan bagi ibu untuk memberikan imunisasi pada

anaknya. Tetapi ini bukan masalah besar, jadi imunisasi masih

tetap diberikan.

4) Pengobatan antibiotik, masih dibarengi dengan pemberian

imunisasi.

5) Dugaan infeksi HIV atau positif terifeksi HIV dengan tidak

menunjukan tanda-tanda.

6) Anak diberi ASI (Andhini, 2010: 18)

8. Penyimpanan vaksin

Vaksin yang disimpan dan diangkut secara tidak benar akan

kehilangan potensinya. Intruksi pada lembar penyuluhan (Brosur)

Informasi produk harus disertakan. Aturan umum untuk sebagian besar

vaksin, bahwa vaksin harus di dinginkan pada temperatur 2-80C dan tidak

membeku. Sejumlah vaksin (DPT, Hepatitis B, dan Hepatitis A) menjadi

aktif bila beku. Pengguna dinasehatkan untuk melakukan konsultasi guna

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-giantining...10 Kegiatan imunisasi rutin adalah kegiatan imunisasi yang dilaksanakan secara

22

mendapatkan informasi khusus vaksin-vaksin individual, karena beberapa

vaksin (OPV dan Yellow fever) dapat disimpan dalam keadaan beku.

9. Prinsip mekanisme vaksin

Vaksinasi bertujuan untuk membangkitkan imunitas yang efektif

sehingga terbentuk efektor imunitas dan sel-sel memori. Vaksinasi ini

merupakan imunisasi aktif, Karena tubuh dipicu agar melangsungkan

proses respon imun yang menghasilkan terbentuknya efektor imunitas

(sumbowo, 2010:340).

Untuk melindungi tubuh dari infeksi, sel-sel memorilah yang akan

merespons untuk menyediakan efektornya. Vaksin yang berhasil akan

memberikan perlindungan kedalam tubuh terhadap serangan penyakit.

Perlu diingat bahwa cara penyimpanan bahkan sangat menentukan

aktivitas vaksin, terutama untuk vaksin yang berisi mikroorganisme hidup.

Imunisasi aktif memberikan keuntungan untuk individu yang

bersangkutan, tetapi bukan untuk memberantas etiologi penyakit, yang

dapat melinbdungi masyarakat luas (Sumbowo,2010,34).

B. Pengertian Keluarga

1. Pengertian

Keluargaadalah unit terkecildari masyarakat yang terdiri atas

kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu

tempat dibawah suatu atas dalam keadaan saling ketergantungan(Andhini,

2010: 2).

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-giantining...10 Kegiatan imunisasi rutin adalah kegiatan imunisasi yang dilaksanakan secara

23

Didalam kehidupan sehari-hari fungsi keluarga terdapat dan sekaligus

sudah dapat diterapkan oleh masyarakat atau kelompok keluarga. Kita

lihat beberapa Fungsi keluarga yang berhubungan dengan strukturAdapun

kelompok fungsi yang dijalankan keluarga adalah sebagai berikut:

a. Fungsi pendidikan dilihat dari bagaimana kelurga dapat keluarga

mendidik dan menyekolahkan anak untuk mempersiapkan

kedewasaaan dan masa depan anak.

b. Fungsi sosialisasi anak dilihat dari bagaimana keluarga

mempersiapkan anggota masyarakat yang baik.

c. Fungsi perlindungan dilihat dari bagaimana keluarga melindungi

anak sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman.

d. Fungsi perasaan dilihat dari bagaimana keluarga secara instusif

merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam

berkomunikasi dan berinteraksi antara semua anggota keluarga.

e. Fungsi agama dilihat dari bagaimana keluarga memperkenalkan dan

mengajak anak dan anggota keluarga lain melalui kepala keluarga

menanamkan kenyakinan yang mengatur kehidupan lain setelah

dunia.

f. Fungsi ekonomi dilihat dari bagaimana kepala keluarga mencari

penghasilan sedemikian rupa sehingga dapat sehingga memenuhi

kebutuhan keluarga

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-giantining...10 Kegiatan imunisasi rutin adalah kegiatan imunisasi yang dilaksanakan secara

24

g. Fungsi rekreatif dilihat dari bagaimana menciptakan suasana yang

menyenangkan dalam keluarga, seperti acara nonton TV barsama,

bercerita tentang pengalaman masing-masing dan lainnya.

h. Fungsi biologis dilihat dari bagaimana keluraga meneruskan

keturunan sebagai generasi selanjutnya. Memberikan kasih sayang,

perhatian, diantara keluarga serta membina pendewasaan

keppribadian anggota keluarga.

Organisasi keluarga(difungsi individu, stresemosional)

(Setyowati, 2009: 29).Ada 2 macam bentuk keluarga dilihat dari

bagaimana keputusan diambil, yaitu berdasarkan lokasi dan berdasarkan

pola otoritas.

1) Berdasarkan Lokasi

a) Adat utrolokal

Adat yang memberikan kebebasan kepada sepasang suami istri

untuk memilih tempat tinggal, baik itu disekitar kediaman kaum

kerabat suami ataupun disekitar kediaman kaum kerabat istri.

b) Adat virilokal

Adat yang menentukan sepasang suami istri diharuskan menetap

disekitar pusat kediaman kaum kerabat suami.

c) Adat uxurilokal

Adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri harus tinggal

disekitar kediaman kaum kerabat istri.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-giantining...10 Kegiatan imunisasi rutin adalah kegiatan imunisasi yang dilaksanakan secara

25

d) Adat bilokal

Adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri dapat tinggal

di pusat kediaman kerabat suami pada masa tertentu, dan

disekitar pusat kediaman kaum kerabat istri pada masa tertentu

pula (bergantian).

e) Adat neolokal

Adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri dapat

menempati tempat yang baru, dalam arti kata tidak berkelompok

bersama kaum kerabat suami ataupun istri.

f) Adat avunkulokal

Adat yang mengharuskan sepasang suami istri untuk menetap

disekitar tempat kediaman saudara laki-laki ibu dari pihak suami

g) Adatnatalokal

Adat yang menentukan bahwa suami dan istri masing-masing

hidup terpisah, dan masing-masing dari mereka juga tinggal di

sekitar pusat kaum kerabatnya sendiri.

2) Berdasarkan pola otoritas

a) Patriarkal, yaitu otoritas didalam keluarga dimiliki oleh laki-laki

(laki-laki tertua, umumnya ayah)

b) Matriarkal, yaitu otoritas didalam keluarga dimiliki oleh

perempuan (perempuan tertua, umumnya ibu)

c) Equalitarian, yaitu suami dan istri berbagi otoritas secara

seimbang.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-giantining...10 Kegiatan imunisasi rutin adalah kegiatan imunisasi yang dilaksanakan secara

26

2. Peran keluarga

Peranan keluarga adalah menggambarkan seperangkat perilaku

interpersonal, sifat, kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam

posisi situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga di dasari oleh

harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat

(Jhonson,L.2010: 30).

Berbagai peranan yang terdapat pada keluarga adalah sebagai

berikut:

a. Peranan ayah : ayah sebagai suami dari istri, berperan sebagai pencari

nafkah, pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala

keluarga, sebagai anggota kelompok sosialnya, serta sebagai anggota

masyarakat dan lingkungan.

b. Peranan ibu : Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai

peranan untuk mengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-

anaknya, pelindung dan sebagai kelompok dari peranan sosialnya, serta

sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga

berperan sebagai pencari nafkah tambahan dari keluarganya.

c. Peranan anak : Anak-anak melakukan peranan psiko-sosial sesuai

dengan tingkat perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan

spiritual (Jhonson,L.2010: 36).

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-giantining...10 Kegiatan imunisasi rutin adalah kegiatan imunisasi yang dilaksanakan secara

27

3. Dukungan Keluarga

a. Pengertian

Dukungan sosial adalah suatu keadaan yang bermanfaat bagi individu

yang diperoleh dari orang lain yang dapat dipercaya, sehingga seorang

akan tahu bahwa ada orang lain yang memperhatikan, menghargai dan

mencintainya(Setiadi, 2008:21).

b. Jenis dukungan keluarga ada 4, yaitu :

1) Dukungan Instrumental, yaitu merupakan sumber pertolongan

praktis dan konkrit

2) Dukungan Informasional, yaitu keluarga berfungsi sebagai sebuah

kolektor dan diseminator (penyebar Informasi).

3) Dukungan penilaian (appraisal), Yaitu keluarga bertindak sebagai

sebuah umpan balik, membimbing dan menengahi pemecahan

masalah dan sebagai sumber dan validator identitas keluarga.

4) Dukungan emosional, yaitu keluarga sebagai sebuah tempat yang

aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu

penguasa terhadap emosi (Setiadi, 2008:22).

4. Perilaku Kesehatan Keluarga

a. Perilaku seseorang/keluarga untuk memelihara kesehatan

1) Perilaku pencegahan penyakit

2) Perilaku peningkatan kesehatan

3) Perilaku nutrisi

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-giantining...10 Kegiatan imunisasi rutin adalah kegiatan imunisasi yang dilaksanakan secara

28

Health Seeking Behavior(perilaku pencaharian dan penggunaan

fasilitas Kesehatan). Perilaku seseorang/keluarga pada saat anggota

keluarga sakit/mengalami masalah kesehatan dimulai dari saat

mengobati sendiri samapi mencari pengobatan.

b. Perilaku kesehatan Lingkungan

Menurut Becker perilaku keluarga :

1) Perilaku hidup sehat (makanan dengan menu seimbang,

olahragateratur, tidak merokok, tidak minuman keras, istirahat

cukup, pengendalian stress, gaya hidup positif).

2) Perilaku sakit (respon terhadap penyakit/kondisi sakit)pengetahuan

dan persepsi

c. Upaya keluarga terkait promkes kesehatan

1) Keluarga memegang peranan yang penting dalam berbagai dalam

bentuk upaya promosi kesehatan di dalam keluarga

2) Ada banyak bentuk peningkatan kesehatan, pencegahan dan

pengurangan resiko: sekitar masalah pola hidup seperti merokok,

olahraga, imunisasi dan lain-lain.

3) Agar strategi sehat dapat berhasil, menunut perhatikan pola

kebutuhan hidup seluruh anggota keluarga

4) Anggota keluarga perlu mempelajari status kesehatan mereka dan

citra tubuh seperti apakah tubuh mereka lemah, sakit-sakitan atau

sehat

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-giantining...10 Kegiatan imunisasi rutin adalah kegiatan imunisasi yang dilaksanakan secara

29

5). Anggota keluarga yang dapat menunjukan perilaku hidup sehat

akann menjadi contoh yang sangat ampuh bagi anggota keluarga

yang lain(Jhonson,L.2010: 37-38).

C. Perilaku

1. Pengertian

Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk-

makhluk hidup) yang bersangkutan.Oleh sebab itu, dari sudut pandang

biologis semua makhluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang

sampai dengan manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai

aktivitas masing-masing. Sehingga yang dimaksud dengan perilaku

manusia, pada hakekatnya adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu

sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain: berjalan,

berbicara, menangis, tertawa, bekeja, kuliah, menulis, membaca, dan

sebagainya. Dari uraian diatas dapat disampaikan bahwa yang dimaksud

perilaku (manusia) adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik

yang diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar

(Notoatmodjo,2003).

2. Bentuk respons

a. Respondent Respons atau Reflexive

Yakni respons yang ditimbulkan oleh rangsangan–rangsangan

(stimulus) tertentu, stimulus semacam ini disebut elicting stimulation

karena menimbulkan respons – respons yang relative tetap.

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-giantining...10 Kegiatan imunisasi rutin adalah kegiatan imunisasi yang dilaksanakan secara

30

b. Operat respons atau Instrumental Respons

Yakni respons yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh

stimulus atau perangsang tertentu. Perangsang ini disebut reinforcing

stimulation atau reinforce karena memperkuat respons

(Notoatmodjo,2003).

3. Macam Perilaku

Dilihat dari bentuk respons maka perilaku dapat dibedakan menjadidua:

a. Perilaku Tertutup (Covert Behavior)

Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau

tertutup (covert). Respons atau reaksi terhadap stimulus ini masih

terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan, atau kesadaran, dan

sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan

belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.

b. Perilaku Terbuka (Overt Behavior)

Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau

terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk

tindakan atau praktek (practice), yang dengan mudah dapat diamati atau

dilihat orang lain (Notoatmodjo,2003).

4. Faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan individual dalam

berperilaku

Beberapa faktor penting khusus yang menyebabkan perbedaan

individual dalam berperilaku meliputi persepsi, sikap, kepribadian, dan

belajar.

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-giantining...10 Kegiatan imunisasi rutin adalah kegiatan imunisasi yang dilaksanakan secara

31

a. Persepsi

Persepsi atau tanggapan adalah proses mental yang terjadi pada diri

manusia yang akan menunjukkan bagaimana kita melihat, mendengar,

merasakan, memberi serta meraba kerja indra di sekitar kita

(Widayatun, 1999).

Ada 4 hal yang sangat berpengaruh terhadap persepsi yaitu

persepsi dalam belajar yang berbeda, kesiapan mental, kebutuhan dan

berfikir yang berbeda. Sedangkan faktor yang berpengaruh terhadap

persepsi antara lain faktor instrisik dan ekstrinsik seseorang (berupa

cara hidup/cara berfikir, kesiapan mental, kebutuhan dan wawasan),

faktor I poleksosbud Hankam (Ideologi Politik Ekonomi Sosial Budaya

Pertahanan dan Keamanan), faktor usia, faktor kematangan, faktor

lingkungan sekitar, faktor pembawaan, faktor fisik, dan kesehatan dan

faktor mental.

b. Sikap

Sikap atau attitude dapat didefinisikan sebagai “apredisposition to

react in some manner to an individual or situation” yang secara bebas

dapat diterjemahkan sebagai suatu rangsangan yang timbul dari

seseorang atau situasi (Indrawijaya, 2002).

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-giantining...10 Kegiatan imunisasi rutin adalah kegiatan imunisasi yang dilaksanakan secara

32

Notoatmodjo (2003) menggambarkan proses terbentuknya sikap

dan reaksi sebagai berikut :

c. Kepribadian

Menurut Kurt Lewin (1935) dalam Indrawijaya (2002) personality

atau kepribadian adalah fungsi dari pembawaan sejak lahir dn

lingkungan (pengalaman). Beberapa unsur kepribadian antara lain unsur

biologis, unsur pengalaman, sintesa, lingkungan dan kebudayaan.

d. Belajar

Merupakan suatu proses pembentukan atau perubahan tingkah laku

yang mengarah kepada penguasaan pengetahuan, kecakapan,

ketrampilan, kebiasaan, sikap yang semuanya diperoleh, disimpan dan

dilaksanakan (Afifudin, 1981).

e. Asumsi Determinan Perilaku Manusia

Faktor peneliti atau determinan perilaku manusia sulit untuk

dibatasi karena perilaku merupakan resultansi (akibat) dari berbagai

faktor, baik internal maupun eksternal.Secara lebih terinci, perilaku

manusia sebenarnya merupakan refleksi dari berbagai gejala kejiwaan,

seperti pengetahuan, keinginan, kehendak, minat, motivasi, persepsi,

sikap dan sebagainya. Apabila ditelusuri lebih lanjut, gejala kejiwaan

Reaksi/Tingkah

Laku Proses Stimulus Stimulus

rangsangan

Sikap

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-giantining...10 Kegiatan imunisasi rutin adalah kegiatan imunisasi yang dilaksanakan secara

33

tersebut, dipengaruhi pula oleh faktor lain seperti pengalaman,

keyakinan, sarana fisik, sosio-budaya masyarakat. Menurut Fisbeis dan

Ajzen dalam Indrawijaya (2002) adanya pengetahuan tentang manfaat

suatu hal menyebabkan orang tersebut. Selanjutnya sikap yang positif

ini akan terhadap hal tersebut. Selanjutnya sikap yang positif ini akan

mempengaruhi niat untuk ikut dalam suatu kegiatan. Niat ini akan

menjadi tindakan apabila mendapat dukungan social dan tersedianya

fasilitas. Kegiatan yang dilakukan inilah yang disebut perilaku.Proses

terbentuknya perilaku dapat diilustrasikan oleh Notoatmojo (2003)

sebagai berikut :

5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku

Teori Lawrence W. Green (1980) dalam Notoatmodjo (2003),

menyatakan bahwa perilaku dipengaruhi oleh tiga faktor uyama yaitu

a. Faktor-faktor predisposisi (Predisposising factors)

Faktor predisposisi adalah faktor yang mempermudah

danmendasari untuk terjadinya perilaku tertentu. Yang termasuk

dalamfaktor ini adalah :

1) Tingkat Pengetahuan

2) Pendidikan

3) Beberapa karakteristik individu, misal: umur, jenis

kelamin,pendidikan, jumlah anak (paritas), ekonomi dan

sebagainya.

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-giantining...10 Kegiatan imunisasi rutin adalah kegiatan imunisasi yang dilaksanakan secara

34

4) Sikap

5) Kepercayaan dari orang tersebut tentang dan terhadap perilaku

6) Nilai-nilai dan budaya

7) Tingkat Sosial Ekonomi

b. Faktor – faktor pemungkin (Enabling factors)

Faktor pemungkin adalah faktor yang memungkinkan untuk

terjadinya perilaku tertentu tersebut, yang masuk dalam faktor

pemungkin ini adalah :

1) Ketersediaan pelayanan kesehatan.

2) Ketercapaian pelayanan kesehatan baik dari segi jarak maupun segi

biaya dan sosial.

3) Adanya peraturan-peraturan dan komitmen masyarakat menunjang

perilaku teresbut.

c. Faktor-faktor penguat (Reinforcing factors)

Faktor penguat adalah faktor yang memperkuat (atau kadang-kadang

justru memperlunak) untuk terjadinya perilaku tersebut, yang masuk

dalam kelompok faktor penguat ini ialah pendapat, dukungan, kritik

baik dari keluarga.

6. Teori WHO

Tim kerja dari WHO menganalisis bahwa yang menyebabkan

seseorang itu berperilaku tertentu :

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-giantining...10 Kegiatan imunisasi rutin adalah kegiatan imunisasi yang dilaksanakan secara

35

a. Pengetahuan

Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman

orang lain.

b. Kepercayaan

Kepercayaan sering atau diperoleh dari orang tua, kakek,

nenek.Seseorang menerima kepercayaan itu berdasarkan keyakinan dan

tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu.

c. Sikap

Sikap menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap

objek. Sering kali diperoleh dari pengalaman sendiri atau orang lain

yang paling dekat. Sikap membuat seseorang mendekati atau menjauhi

orang lain atau objek lain. Sikap positif terhadap nilai-nilai kesehatan

tidak selalu terwujud dalam suatu tindakan nyata, hal ini disebabkan

karena:

1) Sikap akan terwujud di dalam suatu tindakan tergantung pada situasi

saat itu.

2) Sikap akan diikuti atau tidak diikuti oleh tindakan yang mengacu

kepada pengalaman orang lain.

3) Sikap diikuti atau tidak diikuti oleh suatu tindakan berdasarkan pada

banyak atau sedikitnya pengalaman seseorang.

d. Nilai (value)

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-giantining...10 Kegiatan imunisasi rutin adalah kegiatan imunisasi yang dilaksanakan secara

36

Didalam suatu masyarakat apapun selalu berlaku nilai-nilai yang

menjadi pegangan setiap orang dalam menyelenggarakan hidup

bermasyarakat.

e. Orang penting sebagai referensi

Perilaku orang lebih banyak dipengaruhi oleh orang-orang yang

dianggap penting. Bila seseorang itu penting untuknya, maka apa yang

ia katakan atau perbuat cenderung untuk dicontoh. Orang-orang yang

dianggap penting ini sering disebut kelompok referensi (reference

group).

f. Sumber-sumber daya (resources)

Mencakup fasilitas-fasilitas, uang, waktu, tenaga, dan

sebagainya.Semua itu berpengaruh terhadap perilaku seseorang atau

kelompok masyarakat.Pengaruh sumber-sumber daya terhadap perilaku

dapat bersifat positif maupun negatif.

g. Kebudayaan masyarakat

Kebudayaan terbentuk dalam waktu yang lama sebagai akibat dari

kehidupan suatu masyarakat bersama.Kebudayaan selalu berubah, baik

lambat ataupun cepat, sesuai dengan peradaban manusia, serta

mempunyai pengaruh yang dalam terhadap perilaku (Walgito, 2004).

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-giantining...10 Kegiatan imunisasi rutin adalah kegiatan imunisasi yang dilaksanakan secara

37

D. Kerangka Teori

Kerangka Teori Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Perilaku

Sumber kerangka teori

Lawrence Green dalam Notoatmojo(2007)

Presdisposing Factors

- Tingkat

Pengetahuan

- Pendidikan

- karaktristik

- Sikap

- Kepercayaan

- Nilai dan budaya

- Tingkat sosial

Ekonomi

kelengkapan imunisasi

dasar lengkap pada bayi

usia 10-12 bulan

Enabling Factors - Ketersediaan

Pelayanan

Kesehatan

- Ketercapaian

Pelayanan

kesehatan

- Adanya

peraturan dan

komitmen

-

Reinforcing Factors - Pendapat

- Peran Keluarga

- Toga /toma

- Teman sejawat

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-giantining...10 Kegiatan imunisasi rutin adalah kegiatan imunisasi yang dilaksanakan secara

38

E. Kerangka Konsep

Variabel Independent Variabel Dependent

F. Hipotesis Penelitian

Ha : Ada hubungan antara peran keluarga dengan imunisasi dasar lengkap

pada bayi usia 10-12 bulan

Kelengkapan

Imunisasi dasar

lengkap pada bayi usia

10-12 bulan

Peran Keluarga