33
7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Tonsilitis merupakan inflamasi atau pembengkakan akut pada tonsil atau amandel ( Reeves, Roux, Lockhart, 2001 ). Tonsilitis adalah peradangan tonsil palatina yang merupakan bagian dari cincin Waldeyer. Cincin Waldeyer terdiri atas susunan kelenjar limfa yang terdapat di dalam rongga mulut yaitu : tonsil faringeal ( adenoid ), tonsil palatina ( tosil faucial), tonsil lingual ( tosil pangkal lidah ), tonsil tuba Eustachius ( lateral band dinding faring / Gerlach’s tonsil ) ( Soepardi, Effiaty Arsyad,dkk, 2007 ). Tonsilitis akut adalah radang akut yang disebabkan oleh kuman streptococcus beta hemolyticus, streptococcus viridans dan streptococcus pyogenes, dapat juga disebabkan oleh virus (Mansjoer, 2000). Kesimpulan penulis berdasarakan beberapa pengertian diatas, tonsilitis merupakan suatu peradangan pada tonsil yang disebabkan karena bakteri atau virus,prosesnya bisa akut atau kronis. Tonsilektomi adalah suatu tindakan pembedahan dengan mengambil atau mengangkat tonsil untuk mencegah infeksi selanjutnya ( Shelov, 2004 ).

BAB II TINJAUAN TEORIdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/127/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · 7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Tonsilitis merupakan inflamasi atau pembengkakan

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN TEORIdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/127/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · 7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Tonsilitis merupakan inflamasi atau pembengkakan

7

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian

Tonsilitis merupakan inflamasi atau pembengkakan akut pada

tonsil atau amandel ( Reeves, Roux, Lockhart, 2001 ).

Tonsilitis adalah peradangan tonsil palatina yang merupakan

bagian dari cincin Waldeyer. Cincin Waldeyer terdiri atas susunan

kelenjar limfa yang terdapat di dalam rongga mulut yaitu : tonsil

faringeal ( adenoid ), tonsil palatina ( tosil faucial), tonsil lingual ( tosil

pangkal lidah ), tonsil tuba Eustachius ( lateral band dinding faring /

Gerlach’s tonsil ) ( Soepardi, Effiaty Arsyad,dkk, 2007 ).

Tonsilitis akut adalah radang akut yang disebabkan oleh kuman

streptococcus beta hemolyticus, streptococcus viridans dan

streptococcus pyogenes, dapat juga disebabkan oleh virus (Mansjoer,

2000).

Kesimpulan penulis berdasarakan beberapa pengertian diatas,

tonsilitis merupakan suatu peradangan pada tonsil yang disebabkan

karena bakteri atau virus,prosesnya bisa akut atau kronis.

Tonsilektomi adalah suatu tindakan pembedahan dengan

mengambil atau mengangkat tonsil untuk mencegah infeksi selanjutnya

( Shelov, 2004 ).

Page 2: BAB II TINJAUAN TEORIdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/127/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · 7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Tonsilitis merupakan inflamasi atau pembengkakan

8

Macam-macam tonsillitis menurut (Soepardi, Effiaty Arsyad,dkk,2007 )

yaitu :

1. Tonsilitis Akut

a. Tonsilis viral

Tonsilitis dimana gejalanya lebih menyerupai commond cold

yang disertai rasa nyeri tenggorok. Penyebab yang paling sering

adalah virus Epstein Barr. Hemofilus influenzae merupakan

penyebab tonsilitis akut supuratif. Jika terjadi infeksi virus

coxschakie, maka pada pemeriksaan rongga mulut akan tampak

luka-luka kecil pada palatum dan tonsil yang sangat nyeri

dirasakan pasien.

b. Tonsilitis bakterial

Radang akut tonsil dapat disebabkan kuman grup A

Streptokokus, β hemolitikus yang dikenal sebagai strep throat,

pneumokokus, Streptokokus viridan, Streptokokus piogenes.

Infiltrasi bakteri pada lapisan epitel jaringan tonsil akan

menimbulkan reaksi radang berupa keluarnya leukosit

polimorfonuklear sehingga terbentuk detritus. Bentuk tonsilitis

akut dengan detritus yang jelas disebut tonsilitis folikularis. Bila

bercak-bercak detritus ini menjadi satu, membentuk alur-alur

maka akan terjadi tonsilitis lakunaris.

Page 3: BAB II TINJAUAN TEORIdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/127/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · 7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Tonsilitis merupakan inflamasi atau pembengkakan

9

2. Tonsilitis Membranosa

a. Tonsilitis difteri

Tonsilitis diferi merupakan tonsilitis yang disebabkan kuman

Coryne bacterium diphteriae. Tonsilitis difteri sering ditemukan

pada anak-anak berusia kurang dari 10 tahunan frekuensi

tertinggi pada usia 2-5 tahun.

b. Tonsilitis septik

Tonsilitis yang disebabkan karena Streptokokus hemolitikus

yang terdapat dalam susu sapi.

c. Angina Plaut Vincent ( stomatitis ulsero membranosa )

Tonsilitis yang disebabkan karena bakteri spirochaeta atau

triponema yang didapatkan pada penderita dengan higiene mulut

yang kurang dan defisiensi vitamin C.

d. Penyakit kelainan darah

Tidak jarang tanda leukemia akut, angina agranulositosis dan

infeksi mononukleosis timbul di faring atau tonsil yang tertutup

membran semu. Gejala pertama sering berupa epistaksis,

perdarahan di mukosa mulut, gusi dan di bawah kulit sehingga

kulit tampak bercak kebiruan.

3. Tonsilis Kronik

Tonsilitis kronik timbul karena rangsangan yang menahun dari

rokok, beberapa jenis makanan, higiene mulut yang buruk,

Page 4: BAB II TINJAUAN TEORIdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/127/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · 7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Tonsilitis merupakan inflamasi atau pembengkakan

10

pengaruh cuaca, kelelahan fisik, dan pengobatan tonsilitis akut

yang tidak adekuat.

B. Anatomi Fisiologi

Amandel atau tonsil merupakan kumpulan jaringan limfoid yang

banyak mengandung limfosit dan merupakan pertahanan terhadap

infeksi. Tonsil terletak pada kerongkongan di belakang kedua ujung

lipatan belakang mulut. Ia juga bagian dari struktur yang disebut Ring

of Waldeyer ( cincin waldeyer ). Kedua tonsil terdiri juga atas jaringan

limfe, letaknya di antara lengkung langit-langit dan mendapat

persediaan limfosit yang melimpah di dalam cairan yang ada pada

permukaan dalam sel-sel tonsil.

Gambar 1

Anatomi Tonsil

(Pearce,2006 )

Page 5: BAB II TINJAUAN TEORIdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/127/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · 7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Tonsilitis merupakan inflamasi atau pembengkakan

11

Tonsil terdiri atas:

1. Tonsil fariengalis, agak menonjol keluar dari atas faring dan

terletak di belakang koana

2. Tonsil palatina, dilapisi oleh epitel berlapis gepeng tanpa lapisan

tanduk.

3. Tonsil linguais, epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk

Tonsil berfungsi mencegah agar infeksi tidak menyebar ke seluruh

tubuh dengan cara menahan kuman memasuki tubuh melalui mulut,

hidung, dan kerongkongan, oleh karena itu tidak jarang tonsil

mengalami peradangan. Peradangan pada tonsil disebut dengan

tonsilitis, penyakit ini merupakan salah satu gangguan Telinga Hidung

& Tenggorokan ( THT ). Kuman yang dimakan oleh imunitas seluler

tonsil dan adenoid terkadang tidak mati dan tetap bersarang disana serta

menyebabkan infeksi amandel yang kronis dan berulang (Tonsilitis

kronis). Infeksi yang berulang ini akan menyebabkan tonsil dan adenoid

bekerja terus dengan memproduksi sel-sel imun yang banyak sehingga

ukuran tonsil dan adenoid akan membesar dengan cepat melebihi

ukuran yang normal.

(Pearce,2006 ; Syaifuddin, 2006)

Page 6: BAB II TINJAUAN TEORIdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/127/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · 7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Tonsilitis merupakan inflamasi atau pembengkakan

12

C. Etiologi

Penyebab tonsilitis menurut (Firman S, 2006) dan (Soepardi,

Effiaty Arsyad,dkk, 2007) adalah infeksi kuman Streptococcus beta

hemolyticus, Streptococcus viridans, dan Streptococcus pyogenes. Dapat

juga disebabkan oleh infeksi virus.

D. Patofisiologi

Bakteri atau virus memasuki tubuh melalui hidung atau mulut.

Amandel atau tonsil berperan sebagai filter, menyelimuti organisme

yang berbahaya tersebut. Hal ini akan memicu tubuh untuk membentuk

antibody terhadap infeksi yang akan datang akan tetapi kadang-kadang

amandel sudah kelelahan menahan infeksi atau virus.

Kuman menginfiltrasi lapisan epitel, bila epitel terkikis maka

jaringan limfoid superficial mengadakan reaksi. Terdapat

pembendungan radang dengan infiltrasi leukosit poli morfonuklear.

Proses ini secara klinik tampak pada korpus tonsil yang berisi bercak

kuning yang disebut detritus. Detritus merupakan kumpulan leukosit,

bakteri dan epitel yang terlepas, suatu tonsillitis akut dengan detritus

disebut tonsillitis falikularis, bila bercak detritus berdekatan menjadi

satu maka terjadi tonsillitis lakunaris. Tonsilitis dimulai dengan gejala

sakit tenggorokan ringan hingga menjadi parah. Pasien hanya mengeluh

merasa sakit tenggorokannya sehingga berhenti makan. Tonsilitis dapat

menyebabkan kesukaran menelan, panas, bengkak, dan kelenjar getah

Page 7: BAB II TINJAUAN TEORIdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/127/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · 7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Tonsilitis merupakan inflamasi atau pembengkakan

13

bening melemah didalam daerah sub mandibuler, sakit pada sendi dan

otot, kedinginan, seluruh tubuh sakit, sakit kepala dan biasanya sakit

pada telinga. Sekresi yang berlebih membuat pasien mengeluh sukar

menelan, belakang tenggorokan akan terasa mengental. Hal-hal yang

tidak menyenangkan tersebut biasanya berakhir setelah 72 jam.

Bila bercak melebar, lebih besar lagi sehingga terbentuk membran

semu (Pseudomembran), sedangkan pada tonsillitis kronik terjadi karena

proses radang berulang maka epitel mukosa dan jaringan limfoid

terkikis. Sehingga pada proses penyembuhan, jaringan limfoid diganti

jaringan parut. Jaringan ini akan mengkerut sehingga ruang antara

kelompok melebar (kriptus) yang akan diisi oleh detritus, proses ini

meluas sehingga menembus kapsul dan akhirnya timbul perlengketan

dengan jaringan sekitar fosa tonsilaris. Pada anak proses ini disertai

dengan pembesaran kelenjar limfe submandibula.

(Reeves, Roux, Lockhart, 2001 )

E. Manifestasi Klinik

Tanda dan gejala Tonsilitis menurut ( Smeltzer & Bare, 2000) ialah

sakit tenggorokan, demam, ngorok, dan kesulitan menelan. Sedangkan

menurut Effiaty Arsyad Soepardi,dkk ( 2007 ) tanda dan gejala yang

timbul yaitu nyeri tenggorok, tidak nafsu makan, nyeri menelan,

kadang-kadang disertai otalgia, demam tinggi, serta pembesaran

kelenjar submandibuler dan nyeri tekan.

Page 8: BAB II TINJAUAN TEORIdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/127/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · 7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Tonsilitis merupakan inflamasi atau pembengkakan

14

F. Komplikasi

Komplikasi tonsilitis akut dan kronik yaitu :

1. Abses pertonsil

Terjadi diatas tonsil dalam jaringan pilar anterior dan palatum mole,

abses ini terjadi beberapa hari setelah infeksi akut dan biasanya

disebabkan oleh streptococcus group A ( Soepardi, Effiaty

Arsyad,dkk. 2007 ).

2. Otitis media akut

Infeksi dapat menyebar ke telinga tengah melalui tuba auditorius

(eustochi) dan dapat mengakibatkan otitis media yang dapat

mengarah pada ruptur spontan gendang telinga ( Soepardi, Effiaty

Arsyad,dkk. 2007 ).

3. Mastoiditis akut

Ruptur spontan gendang telinga lebih jauh menyebarkan infeksi ke

dalam sel-sel mastoid ( Soepardi, Effiaty Arsyad,dkk. 2007 ).

4. Laringitis

Merupakn proses peradangan dari membran mukosa yang

membentuk larynx. Peradangan ini mungkin akut atau kronis yang

disebabkan bisa karena virus, bakter, lingkungan, maupunmkarena

alergi ( Reeves, Roux, Lockhart, 2001 ).

5. Sinusitis

Merupakan suatu penyakit inflamasi atau peradangan pada satua atau

lebih dari sinus paranasal. Sinus adalah merupakan suatu rongga atau

Page 9: BAB II TINJAUAN TEORIdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/127/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · 7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Tonsilitis merupakan inflamasi atau pembengkakan

15

ruangan berisi udara dari dinding yang terdiri dari membran mukosa

( Reeves, Roux, Lockhart, 2001 ).

6. Rhinitis

Merupakan penyakit inflamasi membran mukosa dari cavum nasal

dan nasopharynx ( Reeves, Roux, Lockhart, 2001 ).

G. Tumbuh Kembang Anak

Tumbuh kembang anak menurut (Sujono & Sukarmin, 2009) yaitu :

1. Tumbuh kembang Infant / bayi , umur 0 – 12 bulan

a. Umur 1 bulan :

Fisik : Berat badan akan meningkat 150 – 200 gram/minggu,

tinggi badan meningkat 2,5 cm / bulan, lingkar

kepala meningkat 1,5 cm/bulan. Besarnya kenaikan

seperti ini akan berlangsung sampai bayi umur 6

bulan.

Motorik : Bayi akan mulai berusaha untuk mengangkat kepala

dengan dibantu oleh orang tua, tubuh

ditengkurapkan, kepala menoleh ke kiri ataupun ke

kanan, reflek menghisap, menelan, menggenggem

mulai positif.

Sensoris : Mata mengikuti sinar ke tengah

Sosialisasi : Bayi sudah mulai tersenyum pada orang yang ada di

sekitarnya

Page 10: BAB II TINJAUAN TEORIdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/127/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · 7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Tonsilitis merupakan inflamasi atau pembengkakan

16

b. Umur 2 – 3 bulan :

Fisik : Fontanel posterior sudah menutup

Motorik : Mengangkat kepala, dada dan berusaha untuk

menahannnyasendiri dengan tangan,

memasukkan tangan ke mulut, mulai berusaha

untuk meraih benda-benda yang menarik yang

ada di sekitarnya, bisa didudukkan dengan posisi

punggung disokong, mulai asyik bermain-main

sendiri,dengan tangan dan jari-jarinya.

Sensoris : Sudah bisa mengikuti arah sinar ke tepi,

koordinasi ke atas dan ke bawah, mulai

mendengarkan suara yang didengarnya

Sosialisasi : Mulai tertawa padea seseorang, senang jika

tertawa keras, menangis sudah mulai berkurang.

c. Umur 4 – 5 bulan :

Fisik : Berat badan menjadi dua kali berat badan lahir,

ngeces karena tidak adanya koordinasi menelan

saliva

Motorik : Jika di dudukkan kepala sudah bisa seimbang

dan punggung sudah mulai kuat, bila

ditengkurapkan sudah bisa mulai miring dan

kepala sudah bisa tegak lurus, berusaha meraih

benda di sekitar tangannya.

Page 11: BAB II TINJAUAN TEORIdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/127/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · 7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Tonsilitis merupakan inflamasi atau pembengkakan

17

Sensoris : Sudah bisa mengenal orang-orang yang sering

berada di dekatnya, akomodasi mata positif

Sosialisasi : Senang jika berinteraksi dengan orang lain

walaupun belum prnah dilihat atau dikenalnya,

sudah bisa mengeluarkan suara petanda tidak

senang bila mainan atau benda miliknya diambil

oleh orang lain.

d. Usia 6 – 7 bulan :

Fisik : Berat badan meningkat 90-150 gram/minggu,

tinggi badan meningkat 1,25 cm/bulan, lingkar

kepala meningkat 0,5 cm/bulan, besarnya

kenaikan seperti ini akan berlangsung sampai

bayi berusia 12 bulan, gigi sudah mulai tumbuh.

Motorik : Bayi sudah bisa membalikkan badan sendiri,

memindahkan anggota badan dari tangan yang

satu ke tangan yang lainnya, mengmbil mainan

dengan tangannya, senang memasukkan kaki ke

mulut, sudah bisa memasukkan makanan ke

mulut sendiri.

Sensoris : Sudah dapat membedakan orang yang

dikenalnya dengan yang tidak dikenalnya, jika

bersama dengan orang yang tidak dikenalnya bayi

akan merasa cemas, sudah dapat menyebut atau

Page 12: BAB II TINJAUAN TEORIdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/127/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · 7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Tonsilitis merupakan inflamasi atau pembengkakan

18

mengeluarkan suara em...em...em..., bayi

biasanya cepat menangis jika terdapat hal-hal

yang tidak disenanginyaakan tetapi akan cepat

tertawa lagi.

e. Umur 8 – 9 bulan :

Fisik : Sudah bisa duduk dengan sendirinya, koordinasi

tangan ke mulut sangat sering, bayi mulai

tengkurap sendiri dan mulai belajar untuk

merangkak, sudah bisa mengambil benda dengan

menggunakan jari-jarinya.

Sensoris : Bayi tertarik dengan benda-benda kecil yang ada

disekitarnya

Sosialisasi : Bayi merasa cemas terhadap hal-hal yang belum

dikenalnya ( orang asing ) sehingga dia akan

menangis dan mendorong serta meronta-ronta,

merangkul/memeluk orang yang dicintainya, jika

dimarahi dia sudah bisa memberikan reaksi

menangis dan tidak senang, mulai mengulang

kata-kata “ dada...dada” tetapi belum punya arti.

f. Umur 10 – 12 bulan :

Fisik : Berat badan 3 kali berat badan waktu lahir, gigi

bagian atas dan bawah mulai tumbuh.

Page 13: BAB II TINJAUAN TEORIdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/127/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · 7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Tonsilitis merupakan inflamasi atau pembengkakan

19

Motorik : Sudah mulai belajar berdiri tetapi tidak bertahan

lama, belajar berjalan dengan bantuan, sudah bisa

berdiri dan duduk sendiri, mulai belajar makan

dengan menggunakan sendok, akan tetapi lebih

senang menggunakan tangan, sudah bisa bermain

ci...luk...ba.., mulai senang mencorat-coret kertas.

Sensoris : Sudah dapat membedakan bentuk

Sosialisasi : Emosi positif, cemburu, marah, lebih senang

pada lingkungan yang sudah diketahuinya,

merasa takut pada situasi yang asing, mulai

mengerti akan perintah yang sederhana, sudah

mngerti namanya sendiri, sudah bisa menyebut

abi,umi.

2. Tumbuh kembang Toddler, umur 1 – 3 tahun

a. Umur 15 bulan :

Motorik kasar : Sudah bisa berjalan sendiri tanpa bantuan orang

lain.

Motorik halus : Sudah bisa memegangi cangkir, memasukkan jari

ke lubang, membuka kotak , melempar benda.

b. Umur 18 bulan :

Motorik kasar : Mulai berlari tetapi masih sering jatuh, menarik-

narik mainan, mulai senang naik tangga tetapi

masih dengan bantuan.

Page 14: BAB II TINJAUAN TEORIdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/127/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · 7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Tonsilitis merupakan inflamasi atau pembengkakan

20

Motorik halus : Sudah bisa makan dengan menggunakan sendok,

bisa membuka halaman buku, belajar menyusun

balok-balok.

c. Umur 24 bulan :

Motorik kasar : Berlari sudah baik, dapat naik tangga sendiri

dengan kedua kaki tiap tahap.

Motorik halus : Sudah bisa membuka pintu, membuka kunci,

menggunting sederhana, minum dengan

menggunakan cangkir, sudah dapat

menggunakan sendok dengan baik.

d. Umur 36 bulan :

Motorik kasar : Sudah bisa naik turun tangga tanpa bantuan,

memakai baju dengan bantuan, mulai bisa naik

sepeda roda tiga.

Motorik halus : Bisa menggambar lingkaran, mencuci tangannya

sendiri, menggosok gigi.

3. Tumbuh kembang Pra Sekolah

a. Usia 4 tahun

Motorik kasar : Berjalan berjinjit, melompat, melompat dengan

satu kaki, menangkap bola dan melemparkannya

dari atas kepala.

Motorik halus : Sudah bisa menggunakan gunting dengan lancar,

sudah bisa menggambar kotak, menggambar garis

Page 15: BAB II TINJAUAN TEORIdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/127/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · 7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Tonsilitis merupakan inflamasi atau pembengkakan

21

vertikal maupun horizontal, belajar membuka dan

memasang kancing baju.

b. Usia 5 tahun

Motorik kasar : Berjalan mundur sambil berjinjit, sudah bisa

menangkap dan melempar bola dengan baik,

sudah dapat melompat dengan kaki secara

bergantian.

Motorik halus : Menulis dengan angka-angka, menulis dengan

huruf, menulis dengan kata-kata, belajar

menulis nama, belajar mengikat tali sepatu.

Sosial emosional : Bermain sendiri mulai berkurang,sering

berkumpul dengan teman sebaya, interaksi

sosial selama bermain meningkat, sudah

siap untuk menggunakan alat-alat bermain.

Pertumbuhan fisik : Berat badan meningkat 2,5 kg/tahun, tinggi

badan meningkat 6,75 – 7,5 cm/tahun.

4. Tumbuh kembang Usia Sekolah

Motorik : Lebih mampu menggunakan otot-oto kasar

daripada otot-otot halus . Misalnya lompat tali,

batminton, bola volley,pada akhir masa sekolah

motorik halus lebih berkurang, anak laki-laki lebih

aktif daripada anak perempuan.

Page 16: BAB II TINJAUAN TEORIdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/127/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · 7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Tonsilitis merupakan inflamasi atau pembengkakan

22

Sosial emosional : Mencari lingkungan yang lebih luas sehingga

cenderung sering pergi dari rumahhanya untuk

bermain dengan teman, saat ini sekolah sangat

berperan untuk membentuk pribadi anak, di

sekolah anak harus berinteraksi dengan orang lain

selain keluarganya, sehingga peranan guru

sangatlah besar.

Pertumbuhan fisik : Berat badan meningkat 2 – 3 kg/tahun,

tinggi badan meningkat 6 – 7 cm/tahun.

5. Tumbuh Kembang Remaja ( Adolescent )

Pertumbuhan fisik : Merupakan tahap pertumbuhan yang sangat

pesat, tinggi badan 25 %, semua sistem tubuh

berubah dan yang paling banyak perubahan adalah

sistem endokrin, bagian –bagian tubuh tertentu

memanjang, misalnya tangan, kaki, proporsi tubuh

memanjang.

Sosial emosional : Kemampuan akan sosialisasi meningkat,

relasi dengan teman wanita/pria akan tetapi lebih

penting dengan teman yang sejenis, penampilan

fisik remaja sangat penting karena supaya mereka

diterima oleh kawan dan disamping itu pula

persepsi terhadap badannya akan mempengaruhi

kosep dirinya, peranan orang tua/keluarga sudah

Page 17: BAB II TINJAUAN TEORIdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/127/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · 7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Tonsilitis merupakan inflamasi atau pembengkakan

23

tidak begitu penting tetapi sudah mulai beralih

pada teman sebaya.

H. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan pasien tonsilitis menurut ( Mansjoer, 2000) yaitu :

1. Penatalaksanaan tonsilitis akut

a. Antibiotik golongan penicilin atau sulfanamid selama 5 hari dan

obat kumur atau obat isap dengan desinfektan, bila alergi

dengan diberikan eritromisin atau klindomisin.

b. Antibiotik yang adekuat untuk mencegah infeksi sekunder,

kortikosteroid untuk mengurangi edema pada laring dan obat

simptomatik.

c. Pasien diisolasi karena menular, tirah baring, untuk menghindari

komplikasi kantung selama 2-3 minggu atau sampai hasil

usapan tenggorok 3x negatif.

d. Pemberian antipiretik.

2. Penatalaksanaan tonsilitis kronik

a. Terapi lokal untuk hygiene mulut dengan obat kumur / hisap.

b. Terapi radikal dengan tonsilektomi bila terapi medikamentosa

atau terapi konservatif tidak berhasil.

Page 18: BAB II TINJAUAN TEORIdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/127/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · 7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Tonsilitis merupakan inflamasi atau pembengkakan

24

The American Academy of Otolaryngology – Head and

Neck Surgery Clinical Indikators Compendium tahun 1995

menetapkan indikasi dilakukannya tonsilektomi yaitu:

1) Serangan tonsilitis lebih dari tiga kali per tahun walaupun

telah mendapatkan terapi yang adekuat

2) Tonsil hipertrofi yang menimbulkan maloklusi gigi dan

menyebabkan gangguan pertumbuhan orofasial

3) Sumbatan jalan nafas yang berupa hipertrofi tonsil dengan

sumbatan jalan nafas, sleep apnea, gangguan menelan, dan

gangguan bicara.

4) Rinitis dan sinusitis yang kronis, peritonsilitis, abses

peritonsil, yang tidak berhasil hilang dengan pengobatan.

5) Napas bau yang tidak berhasil dengan pengobatan

6) Tonsilitis berulang yang disebabkan oleh bakteri grup A

Sterptococcus β hemoliticus

7) Hipertrofi tonsil yang dicurigai adanya keganasan

8) Otitis media efusa / otitis media supurataif

( Soepardi, Effiaty Arsyad,dkk. 2007 )

Tonsilektomi menurut ( Nettina, 2006 ) yaitu:

1) Perawatan pra Operasi :

a) Lakukan pemeriksaan telinga, hidung, dan tenggorok

secara seksama dan dapatkan kultur yang diperlukan

untuk menentukan ada tidak dan sumber infeksi.

Page 19: BAB II TINJAUAN TEORIdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/127/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · 7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Tonsilitis merupakan inflamasi atau pembengkakan

25

b) Ambil spesimen darah untuk pemeriksaan praoperasi

untuk menentukan adanya resiko perdarahan : waktu

pembekuan, pulasan trombosit, masa protrombin, masa

tromboplastin parsial.

c) Lakukan pengkajian praoperasi :

Perdarahan pada anak atau keluarga, kaji status hidrasi,

siapkan anak secara khusus untuk menghadapi apa yang

diharapkan pada masa pascaoperasi, gunakan teknik-

teknik yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak (

buku, boneka, gambar ), bicaralah pada anak tentang hal-

hal baru yang akan dilihat di kamar operasi, dan jelaskan

jika terdapat konsep-konsep yang salah, bantu orang tua

menyiapkan anak mereka dengan membicarakan istilah

yang umum terlebih dahulu mengenai pembedahan dan

berkembang ke informasi yang lebih spesifik, yakinkan

orang tua bahwa tingkat komplikasi rendah dan masa

pemulihan biasanya cepat, anjurkan orang tua untuk

tetap bersama anak dan membantu memberikan

perawatan.

2) Perawatan pascaoperasi :

a) Kaji nyeri dengan sering dan berikan analgesik sesuai

indikasi.

Page 20: BAB II TINJAUAN TEORIdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/127/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · 7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Tonsilitis merupakan inflamasi atau pembengkakan

26

b) Kaji dengan sering adanya tanda-tanda perdarahan

pascaoperasi

c) Siapkan alat pengisap dan alat-alat nasal packing untuk

berjaga-jaga seandainya terjadi kedaruratan.

d) Pada saat anak masih berada dalam pengaruh anestesi,

beri posisi telungkup atau semi telungkup pada anak

dengan kepala dimiringkan kesamping untuk mencegah

aspirasi

e) Biarkan anak memperoleh posisi yang nyaman sendiri

setelah ia sadar ( orangtua boleh menggendong anak )

f) Pada awalnya anak dapat mengalami muntah darah

lama. Jika diperlukan pengisapan, hindari trauma pada

orofaring.

g) Ingatkan anak untuk tidak batuk atau membersihkan

tenggorok kecuali jika perlu.

h) Berikan asupan cairan yang adekuat; beri es batu 1

sampai 2 jam setelah sadar dari anestesi. Saat muntah

susah berhenti, berikan air jernih dengan hati-hati.

i) Tawarkan jus jeruk dingin disaring karena cairan itulah

yang paling baik ditoleransi pada saat ini, kemudian

berikan es loli dan air dingin selama 12 sampai 24 jam

pertama.

Page 21: BAB II TINJAUAN TEORIdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/127/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · 7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Tonsilitis merupakan inflamasi atau pembengkakan

27

j) Ada beberapa kontroversi yang berkaitan dengan

pmberian susu dan es krim pada malam pembedahan :

dapat menenangkan dan mengurangi pembengkakan,

tetapi dapat meningkatkan produksi mukus yang

menyebabkan anak lebih sering membersihkan

tenggorokanya, meningkatkan resiko perdarahan.

k) Berikan collar es pada leher, jika didinginkan. ( lepas

collar es tersebut, jika anak menjadi gelisah ).

l) Bilas mulut pasien dengan air dingin atau larutan

alkalin.

m) Jaga agar anak dan lingkungan sekitar bebas dari

drainase bernoda darah untuk membantu menurunkan

kecemasan.

n) Anjurkan orang tua agar tetap bersama anak ketika

anak sadar.

I. Pengkajian Fokus dan Pemeriksaan Penunjang

1. Fokus pengkajian menurut (Firman S, 2006), yaitu :

a. Wawancara

1) Kaji adanya riwayat penyakit sebelumnya (tonsillitis)

2) Apakah pengobatan adekuat

3) Kapan gejala itu muncul

4) Bagaimana pola makannya

Page 22: BAB II TINJAUAN TEORIdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/127/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · 7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Tonsilitis merupakan inflamasi atau pembengkakan

28

5) Apakah rutin / rajin membersihkan mulut

b. Pemeriksaan fisik

Data dasar pengkajian menurut ( Doengoes, 2000), yaitu :

a) Intergritas Ego

Gejala : Perasaan takut, khawatir

Tanda : ansietas, depresi, menolak.

b) Makanan / Cairan

Gejala : Kesulitan menelan

Tanda : Kesulitan menelan, mudah terdesak, inflamasi

c) Hygiene

Tanda : kebersihan gigi dan mulut buruk

d) Nyeri / Keamanan

Tanda : Gelisah, perilaku berhati-bati

Gejala : Sakit tenggorokan kronis, penyebaran nyeri ke

telinga

e) Pernapasan

Gejala : Riwayat menghisap asap rokok ( mungkin ada

anggota keluarga yang merokok ), tinggal di tempat yang

berdebu.

2. Pemeriksaan penunjang

a. Tes Laboratorium

Tes laboratorium ini digunakan untuk menentukan apakah bakteri

yang ada dalam tubuh pasien dengan tonsilitis merupakan bakteri

Page 23: BAB II TINJAUAN TEORIdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/127/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · 7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Tonsilitis merupakan inflamasi atau pembengkakan

29

grup A, kemudian pemeriksaan jumlah leukosit dan hitung

jenisnya, serta laju endap darah. Persiapan pemeriksaan yang perlu

sebelum tonsilektomi adalah :

1) Rutin : Hemoglobine, lekosit, urine.

2) Reaksi alergi, gangguan perdarahan, pembekuan.

3) Pemeriksaan lain atas indikasi (Rongten foto, EKG, gula darah,

elektrolit, dan sebagainya.

b. Kultur

Kultur dan uji resistensi bila diperlukan.

c. Terapi

Dengan menggunakan antibiotik spectrum lebar dan sulfonamide,

antipiretik, dan obat kumur yang mengandung desinfektan.

( Soetomo, 2004 )

Page 24: BAB II TINJAUAN TEORIdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/127/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · 7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Tonsilitis merupakan inflamasi atau pembengkakan

30

J. Pathways Keperawatan

Kuman ( Streptococcus beta hemolyticus,Streptococcus viridans, dan Streptococcus pyogenes ),

Virus

Reaksi antigen dan antibody dalam tubuhtidak dapat melawan antigen kuman

Virus dan bakteri menginfeksi tonsil

Epitel terkikis

Inflamasi tonsil

Pembengkakan tonsil

Sumbatan jalan nafas

Tonsilektomi

Pre operasi Post Operasi

Nyeri saat Respon Kurang Efek anestesi Terputusnyamenelan inflamasi pengetahuan jaringan

Anoreksia Kerja Terputusnya Lukasyaraf pembuluh

Intake tidak menurun darahadekuat

Rangsangan Reflek batuk PerdarahanTermoregulasi dan menelan menurun Pemajananhipotalamus mikroorganismesuhu tubuh Penumpukanmeningkat sekret

( Reeves, Roux, Lockhart, 2001 )

CemasNyeri

Resiko

perubahan

nutrisi : kurang

dari kebutuhan

tubuh

Hipertermi Resiko bersihan

jalan nafas

tidak efektif

Resiko

kekurangan

cairan

Nyeri

Resiko infeksi

Page 25: BAB II TINJAUAN TEORIdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/127/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · 7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Tonsilitis merupakan inflamasi atau pembengkakan

31

K. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul :

1. Pre Operasi

a. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan intake tidak adekuat.

b. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan respon inflamasi.

c. Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan akan

dilakukannya tonsilektomi.

2. Post Operasi

a. Nyeri akut berhubungan dengan insisi bedah, diskontinuitas

jaringan.

b. Resiko tidak efektif bersihan jalan nafas berhubungan dengan

penumpukan sekret.

c. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan adanya

perdarahan .

d. Resiko infeksi berhubungan dengan pemajanan mikroorganisme.

( Doengoes, 2000 )

L. Fokus Intervensi

1. Pre Operasi

a. Dx 1 : Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan anoreksia

Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi

Page 26: BAB II TINJAUAN TEORIdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/127/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · 7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Tonsilitis merupakan inflamasi atau pembengkakan

32

Kriteria hasil : kebutuhan nutrisi pasien adekuat, tidak ada tanda

malnutrisi, mampu menghabiskan makanan sesuai porsi yang

diberikan

Intervensi :

1) Awasi masukan dan berat badan sesuai indikasi

Rasional : Memberikan informasi sehubungan dengan

kebutuhan nutrisi dan keefektifan terapi

2) Auskultasi bunyi usus

Rasional : Makanan hanya dimulai setelah bunyi usus

membaik

3) Mulai dengan makanan kecil dan tingkatkan sesuai toleransi

Rasional : Kandungan makanan dapat mengakibatkan

ketidaktoleransian, memerlukan perubahan pada kecepatan

4) Berikan diet nutrisi seimbang ( makanan cair atau halus ) atau

makanan selang sesuai indikasi

Rasional : mempertahankan nutrisi yang seimbang

( Doengoes, 2000 )

b. Dx 2 : Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan respon

inflamasi

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan

suhu tubuh normal

Kriteria hasil : suhu tubuh normal ( 36ºC-37ºC ) tubuh tidak

terasa panas,pasien tidak gelisah.

Page 27: BAB II TINJAUAN TEORIdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/127/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · 7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Tonsilitis merupakan inflamasi atau pembengkakan

33

Intervensi :

1) Pantau suhu tubuh pasien, perhatikan menggigil atau

diaphoresis

Rasional : suhu 38,1°C-41,1°C menunjukan infeksius

2) Pantau suhu lingkungan, batasi/ tambahan linen tempat

tidur sesuai indikasi

Rasional : Suhu ruangan harus diubah untuk

mempertahankan suhu mendekati normal

3) Berikan kompres mandi hangat, hindari penggunaan alkohol

Rasional : Dapat membantu menurunkan suhu tubuh

4) Berikan antipiretik

Rasional : obat antipiretik sebagai obat penurun demam

( Doengoes, 2000 )

c. Dx 3: Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan akan

dilakukanya tonsilektomi

Tujuan : cemas berkurang atau hilang

Kriteria hasil : kecemasan berkurang, pasien tampak tenang.

Intervensi :

1) Jelaskan prosedur bedah kepada anak dan orang tua dengan

menggunakan bahasa yang sederhana.

Rasional : informasi yang demikian dapat mengurangi rasa

takut dan kecemasan dengan mempersiapkan anak dan

orang tua.

Page 28: BAB II TINJAUAN TEORIdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/127/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · 7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Tonsilitis merupakan inflamasi atau pembengkakan

34

2) Jelaskan bahwa tergantung waktu pembedahan, anak

mungkin tidak diberi makan atau minum setelah tengah

malam pada hari pembedahan dilakukan untuk mencegah

anak muntah dan aspirasi selama pembedahan.

Rasional : anak mungkin terjadi takut jika ia tidak

memperoleh makanan atau minuman sepanjang malam, atau

pagi hari sebelum pembedahan.

3) Jelaskan kepada orang tua bahwa pembedahan mungkin

tidak dilakukan jika anak memiliki tanda dan gejala infeksi

akut, termasuk peningkatan suhu, hidung terdapat sekret,

dan nyeri pada telinga pada hari pembedahan.

Rasional : pembedahan tidak dapat dilakukan dalam kondisi

ini, sehubungan dengan risiko septikemia atau infeksi

meluas.

4) Beri tahu orang tua tentang kemungkinan lama pembedahan

dan tempat mereka menungggu selama prosedur dan

periode pemulihan.

Rasional : tidak mengetahui berapa lama pembedahan

berlangsung dapat membuat orang tua cemas selama

pembedahan.

5) Jelaskan kepada anak dan orang tua tentang kemungkinan

kondisi pasca operasi

Page 29: BAB II TINJAUAN TEORIdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/127/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · 7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Tonsilitis merupakan inflamasi atau pembengkakan

35

Rasional : memahami apa yang akan terjadi setelah prosedur,

dapat mengurangi rasa cemas

( Doengoes, 2000 )

2. Post Operasi

a. Dx 1 : Nyeri akut berhubungan dengan insisi bedah,

diskontinuitas jaringan.

Tujuan : tidak ada masalah tentang nyeri , nyeri dapat hilang atau

berkurang

Kriteria hasil :

1) Melaporkan nyeri berkurang

2) Ekspresi wajah tampak rileks

Intervensi :

1) Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor

presipitasi.

Rasional : sebagai dasar penentuan intervensi berikutnya

2) Ajarkan teknik non farmakologi dengan distraksi / latihan

nafas dalam.

Rasional : teknik distraksi/latihan nafas dalam dapat

mengurangi nyeri

3) Tingkatkan istirahat pasien

Rasional : istirahat dapat melupakan dari rasa nyeri

Page 30: BAB II TINJAUAN TEORIdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/127/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · 7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Tonsilitis merupakan inflamasi atau pembengkakan

36

4) Anjurkan klien untuk mengurangi nyeri dengan:

a) Minum air dingin atau es

b) Hindarkan makanan panas, pedas, keras

c) Melakukan teknik relaksasi

Rasional : tindakan non analgesik diberikan dengan cara

alternatif untuk mengurangi nyeri dan menghilangkan

ketidaknyamanan

5) Ciptakan lingkungan tenang dan nyaman

Rasional : menurunkan sterss dan rangsangan berlebihan,

meningkatkan istirahat

( Doengoes, 2000 )

b. Dx 2 : Resiko tidak efektif bersihan jalan nafas berhubungan

dengan penumpukan sekret

Tujuan : jalan nafas efektif

Kriteria hasil : setelah dilakukan tindakan keperawatan, resiko

ketidakefektifan jalan nafas dapat teratasi ditandai dengan tidak

adanya sekret

Intervensi :

1) Pantau irama / frekuensi irama pernafasan

Rasional : pernafasan dapat melambat dan frekuensi

ekspirasi memanjang dibanding inspirasi

2) Auskultasi bunyi nafas, cata adanya bunyi nafas, misalnya

mengi, krekles, atau ronkhi

Page 31: BAB II TINJAUAN TEORIdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/127/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · 7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Tonsilitis merupakan inflamasi atau pembengkakan

37

Rasional : bunyi nafas krekles dan ronkhi terdengar pada

inspirasi dan atau ekspirasi pada respon terhadap

pegumpulan sekret

3) Kaji pasien untuk posisi yang nyaman, misalnya

peninggian kepala tempat tidur, duduk pada sandaran

tempat tidur

Rasional : peninggian kepala tempat tidur mempermudah

fungsi pernafasan

4) Dorong pasien untuk mengeluarkan lendir secara perlahan

Rasional : membersihkan jalan nafas dan membantu

mencegah komplikasi pernafasan

( Doengoes, 2000 )

c. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan

perdarahan yang berlebihan

Tujuan : kebutuhan cairan terpenuhi

Kriteria hasil : setelah dilakukan tindaka keperawatan resiko

kekurangan volume cairan dapat teratasi ditandai dengan tanda

vital stabil, membran mukosa lembab, turgor kulit baik, kapiler

refill cepat

Intervensi :

1) Kaji / ukur dan catat jumlah perdarahan

Rasional : potensi kekurangan cairan, khususnya jika tidak

ada tambahan cairan

Page 32: BAB II TINJAUAN TEORIdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/127/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · 7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Tonsilitis merupakan inflamasi atau pembengkakan

38

2) Awasi tanda-tanda vital

Rasional : perubahan tekanan darah, nadi dapat digunakan

untuk perkiraan kehilangan darah

3) Cata respon fisiologis individual pasien terhadap perdarahan,

misalnya perubahan mental, kelemahan, gelisah, ansietas,

pucat, berkeringat, peningkatan suhu

Rasional : simtomatologi dapat berguna dalam mengukur

berat badan atau lamanya episode perdarahan

4) Awasi batuk dan bicara karena akan mengiritasi luka dan

menambah perdarahan

Rasional : aktifitas batuk dan bicara meningkatkan tekana

intra abdomen dan dapat mencetuskan perdarahan langit-

langit.

( Doengoes, 2000 )

d. Resiko infeksi berhubungan dengan pemajanan mikroorganisme.

Tujuan : menyatakan pemahaman penyebab atau fakto resiko

individu

Kriteria hasil : mengidentifikasi intervensi untuk mencegah atau

menurunkan resiko infeksi, tidak ada tanda-tanda

infeksi, tanda-tanda vital normal.

Page 33: BAB II TINJAUAN TEORIdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/127/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · 7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Tonsilitis merupakan inflamasi atau pembengkakan

39

Intervensi :

1) Pantau tanda-tanda vital.

Rasional : Jika ada peningkatan suhu tubuh kemungkinan

infeksi

2) Lakukan perawatan luka aseptik dan lakukan pencucian

tangan yang baik.

Rasional : Mencegah risiko infeksi

3) Lakukan perawatan terhadap prosedur invasive.

Rasional : Mengurangi infeksi nosokomial

4) Kolaborasi untuk pemberian antibiotik.

Rasional : Mencegah perkembangan mikroorganisme

patogen.

( Doengoes, 2000 )