23
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kanker Payudara 1. Pengertian Kanker Payudara Kanker payudara (Carcinoma Mammae) adalah suatu penyakit pertumbuhan sel, akibat adanya onkogen yang menyebabkan sel normal menjadi sel kanker pada jaringan payudara (Suryaningsih & Bertiani, 2009). Kanker payudara sering terungkap oleh adanya perubahan payudara, pengisutan, atau tertarik ke dalamnya, daerah sekitar puting, serta tanpa nyeri (Jong, 2005). 2. Pertumbuhan Kanker Pertumbuhan kanker payudara dimulai dari epitel duktus ataupun lobules duktus atau kelenjer didaerah lobules dan melakukan invasi ke dalam stroma yang dikenal dengan nama karsinoma invansive. Tumor yang meluas menuju fasia otot pektoralis ataupun daerah yang menimbulkan perlengkapan dikategorikan tumor stadium lanjut (Tambunan, 1995). Penyebaran kanker terjadi melalui pembuluh getah bening, deposit, dan tumbuh di kelenjer aksila maupun supraklavikula, kemudian melalui pembuluh darah kanker menyebar ke organ lain seperti paru, hati, tulang, dan otak (Luwia, 2003). 3. Penyebab Kanker Payudara Menurut Tjindarbuni (2003), dalam Hawari (2004) merujuk hasil penelitian dari Simanjuntak (1977) yang telah melakukan penelitiannya di Bagian Bedah FKUI/RSCM periode 1971-1973, menemukan beberapa faktor penyebab kanker payudara yang sudah diterima secara luas oleh kalangan pakar kanker (Oncologist) di dunia adalah:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kanker Payudara 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-rinalistyo... · Adalah suatu penanganan, operasi, atau penyinaran yang dilaksanakan

  • Upload
    doquynh

  • View
    220

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kanker Payudara 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-rinalistyo... · Adalah suatu penanganan, operasi, atau penyinaran yang dilaksanakan

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kanker Payudara

1. Pengertian Kanker Payudara

Kanker payudara (Carcinoma Mammae) adalah suatu penyakit

pertumbuhan sel, akibat adanya onkogen yang menyebabkan sel normal

menjadi sel kanker pada jaringan payudara (Suryaningsih & Bertiani,

2009). Kanker payudara sering terungkap oleh adanya perubahan

payudara, pengisutan, atau tertarik ke dalamnya, daerah sekitar puting,

serta tanpa nyeri (Jong, 2005).

2. Pertumbuhan Kanker

Pertumbuhan kanker payudara dimulai dari epitel duktus ataupun lobules

duktus atau kelenjer didaerah lobules dan melakukan invasi ke dalam

stroma yang dikenal dengan nama karsinoma invansive. Tumor yang

meluas menuju fasia otot pektoralis ataupun daerah yang menimbulkan

perlengkapan dikategorikan tumor stadium lanjut (Tambunan, 1995).

Penyebaran kanker terjadi melalui pembuluh getah bening, deposit, dan

tumbuh di kelenjer aksila maupun supraklavikula, kemudian melalui

pembuluh darah kanker menyebar ke organ lain seperti paru, hati, tulang,

dan otak (Luwia, 2003).

3. Penyebab Kanker Payudara

Menurut Tjindarbuni (2003), dalam Hawari (2004) merujuk hasil penelitian

dari Simanjuntak (1977) yang telah melakukan penelitiannya di Bagian

Bedah FKUI/RSCM periode 1971-1973, menemukan beberapa faktor

penyebab kanker payudara yang sudah diterima secara luas oleh kalangan

pakar kanker (Oncologist) di dunia adalah:

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kanker Payudara 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-rinalistyo... · Adalah suatu penanganan, operasi, atau penyinaran yang dilaksanakan

11

a. Wanita yang berumur lebih dari 30 tahun mempunyai kemungkinan

yang lebih besar untuk mendapat kanker payudara dan resiko ini akan

bertambah sampai umur 50 tahun dan setelah menopause.

b. Wanita yang tidak kawin resikonya 2-4 kali lebih tinggi dari pada wanita

yang kawin dan mempunyai anak.

c. Wanita yang melahirkan anak pertama setelah berumur 35 tahun

resikonya 2 kali lebih besar.

d. Wanita yang mengalami menstruasi pertama (menarche) yang usianya

kurang dari 12 tahun resikonya 1,7 hingga 3,4 kali lebih tinggi daripada

wanita dengan menarche yang datang pada usia normal atau lebih dari

12 tahun.

e. Wanita yang mengalami masa menopausenya terlambat lebih dari 55

tahun, resikonya 2,5 hingga 5 kali lebih tinggi.

f. Wanita yang pernah mengalami infeksi, trauma atau tumor jinak

payudara, resikonya 3 hingga 9 kali lebih besar.

g. Wanita yang mengalami penyinaran (radiasi) di dinding dada, resikonya

3 hingga 4 kali lebih tinggi.

h. Wanita dengan riwayat keluarga ada yang menderita kanker payudara

pada ibu, saudara perempuan ibu, saudara perempuan, adik/kakak,

resikonya 2 hingga 3 kali lebih tinggi.

i. Wanita yang memakai kontrasepsi oral pada penderita tumor payudara

tumor payudara jinak akan meningkatkan resiko untuk mendapatkan

kanker payudara 11 kali lebih tinggi.

4. Manifestasi Klinis Kanker Payudara

Menurut Daniel & jane, (2000) Fase awal kanker payudara yaitu tanpa ada

tanda dan gejala (asimtomatik) Sebagian terbesar bermanifestasi sebagai :

a. Fase mamae yang tidak nyeri.

b. Sering kali ditemukan secara tak sengaja. Lokasi massa kebanyakan di

kuadran lateral atas, umumnya lesi soliter, konsistensi agak keras, batas

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kanker Payudara 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-rinalistyo... · Adalah suatu penanganan, operasi, atau penyinaran yang dilaksanakan

12

tidak tegas, permukaan tidak licin, mobilitas kurang (pada stadium

lanjut dapat terfiksasi ke dinding toraks).

c. Massa cenderung membesar bertahap, dalam beberapa bulan bertambah

besar secara jelas. Sedangkan menurut Suyatno & Pasaribu (2010)

menyebutkan beberapa tanda dan gejala kanker payudara di antaranya

yaitu:

1) Ada benjolan yang keras di payudara dengan atau tanpa rasa sakit.

2) Bentuk puting berubah (retraksi nipple atau terasa sakit terus-

menerus) atau puting mengeluarkan cairan/darah (nipple discharge).

3) Ada perubahan kulit payudara di antaranya berkerut seperti kulit

jeruk (peau d’orange), melekuk ke dalam (dimpling) dan borok

(ulkus).

4) Adanya benjolan-benjolan kecil di dalam atau kulit payudara (nodul

satelit).

5) Ada luka puting di payudara yang sulit sembuh.

6) Adanya benjolan di aksila dengan atau tanpa masa di payudara.

5. Rencana Penanganan Kanker Payudara

Menurut Jong (2005), penanganan kanker payudara ditetapkan dalam suatu

rencana penanganan, di sini nantinya akan dibahas alasan, tujuan, cara, dan

waktu penanganan. Penanganan baru dimulai bila pasien sudah memahami

dengan jelas mengapa penanganan ini dilakukan, apa yang akan terjadi, dan

apa yang dapat diharapkan daripadanya. Dengan demikian akan jelas

kerugian yang mungkin akan timbul misalnya berkurangnya kekebalan

tubuh atau efek samping tidak sebanding dengan apa yang dapat

diharapkan dari penanganan itu. Penanganan kanker payudara meliputi

terapi kuratif, penunjang, paliatif, dan simtomatis. Secara berurutan hal ini

berarti penyembuhan, penambahan, penunjang, dan memerangi simtom

sebagai berikut:

a. Terapi Kuratif

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kanker Payudara 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-rinalistyo... · Adalah suatu penanganan, operasi, atau penyinaran yang dilaksanakan

13

Adalah suatu penanganan, operasi, atau penyinaran yang dilaksanakan

apabila di perkirakan penyembuhannya dimungkinkan. Tujuan dari

terapi ini adalah penyembuhan kanker namun hanya mungkin

kankernya belum tumbuh terlalu jauh ke jaringan sekitar dan tidak ada

penyebaran.

b. Terapi Penunjang

Dalam dasawarsa terakhir ini terjadi perkembangan yang hebat untuk

memperbaiki angka penyembuhan dengan lebih sering

mengkombinasikan berbagai bentuk terapi, misalnya menambahkan

kemoterapi atau penyinaran pada penanganan bedah. Penanganan

semacam ini disebut sebagai penanganan penunjang, yang diberikan

sesudah terapi dasar dengan maksud kuratif guna membunuh sumber

sel kanker atau sel-sel kanker yang terlepas letaknya yang mungkin

ada. Hal ini menyangkut penyebaran yang tidak dapat

ditunjukkan lewat saluran limfe ke kelenjer limfe atau lewat peredaran

darah ke organ-organ lain, seperti hati, paru-paru, atau tulang, yaitu

yang di sebut mikrometastasis.

c. Terapi Paliatif

Terapi ini digunakan apabila penderita tidak dapat disembuhkan, tapi

dapat ditangani dan dirawat. Terapi paliatif tidak menghilangkan

penyakitnya tetapi meniadakan penyulitnya, tentunya dapat ditangani

misalnya rasa nyeri atau sesak nafas termasuk didalamnya. Tujuan dari

terapi ini adalah meringankan penderitaan, dan mendapatkan kualitas

hidup yang dapat diterima dengan atau tanpa memperpanjang

kehidupan. Terapi paliatif mencakup pula mengurus penderita dan

keluarganya di saat fase terminal. Disini meliputi aspek paramedik,

perawatan, psikososial, dan kejiwaan.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kanker Payudara 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-rinalistyo... · Adalah suatu penanganan, operasi, atau penyinaran yang dilaksanakan

14

d. Terapi Simtomatis

Terapi ini diarahkan untuk meniadakan atau menekan simptom sehari-

hari yang mengganggu. Misalnya obat-obat untuk memerangi rasa

mual, lelah, atau nyeri. Tujuan dari terapi ini adalah untuk secepat

mungkin menghilangkan keluhan yang dirasakan.

B. Kemoterapi

1. Pengertian Kemoterapi

Kemoterapi adalah terapi untuk membunuh sel-sel kanker dengan obat-obat

anti kanker yang disebut sitostatika (Suryaningsih & Bertiani 2009). Di

mana fungsi utama kemoterapi ini adalah mencari sel kanker (sel yang

pertumbuhannya cepat) dan menghancurkannya sebelum sel-sel tersebut

semakin memperbanyak diri (Taylor, 2004). Diperlukan adanya diskusi

khusus dengan dokter onkologi tentang manfaat dan resiko kemoterapi dan

jenis-jenis obat yang di sediakan bagi masing-masing pasien Lincoln &

Wilensky (2008).

Kemoterapi berbeda dengan terapi radiasi dan pembedahan. Karena ada hal

penting yang harus di perhatikan dalam pengobatan ini yaitu harus di

perhatikan dalam penatalaksanaan intoksikasi obat, reaksi host, tumor, dan

agen onkogen serta mekanisme pertahanan host. Hal penting lainnya adalah

penentuan kemoterapi yang sesuai untuk di berikan pada kanker tertentu,

serta kombinasi obat apa yang digunakan dan juga saat pemberian obat

dalam perjalanan penyakitnya apakah sebelum tindakan pembedahan atau

sesudah pembedahan, penggunaan bersamaan dengan radioterapi (Rasjidi,

2007).

2. Tujuan Penggunaan Kemoterapi

Kemoterapi memiliki beberapa tujuan, di antaranya yaitu Wan Desen

(2008):

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kanker Payudara 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-rinalistyo... · Adalah suatu penanganan, operasi, atau penyinaran yang dilaksanakan

15

a. Kemoterapi kuratif

Terhadap tumor sensitif yang kurabel, misalnya leukemia limfositik

akut, limfoma maligna, kanker testis, karsinoma sel kecil paru dan

lainnya. Kemoterapi kuratif harus memakai formula kemoterapi

kombinasi yang terdiri atas obat dengan mekanisme kerja berbeda.

b. Kemoterapi adjuvant

Adalah kemoterapi yang dikerjakan setelah operasi radikal. Pada

dasarnya ini adalah bagian dari terapi kuratif. Bertujuan untuk

membunuh sel yang telah bermetastase.

c. Kemoterapi neoadjuvan

Kemoterapi yang dilakukan sebelum operasi atau radioterapi. Bertujuan

untuk mengecilkan massa tumor.

d. Kemoterapi paliatif

Kemoterapi disini hanya digunakan untuk mengurangi gejala-gejala dan

memperpanjang waktu survival.

e. Kemoterapi kombinasi

Menggunakan 2 atau lebih agen kemoterapi.

3. Cara Pemberian Kemoterapi

Cara pemberian kemoterapi di antaranya yaitu:

a. Pemberian per oral, di antaranya adalah chlorambucil dan etoposide

(VP-16).

b. Pemberian secara intra–muskulus, di antaranya yaitu bleomicin dan

methotrexate.

c. Pemberian secara intravena, diberikan secara infuse/drip. Cara ini

merupakan cara pemberian yang paling umum dan banyak digunakan.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kanker Payudara 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-rinalistyo... · Adalah suatu penanganan, operasi, atau penyinaran yang dilaksanakan

16

d. Pemberian secara intra-arteri, jarang dilakukan karena membutuhkan

sarana yang cukup banyak, antara lain alat radiologi diagnostik, mesin,

atau alat filter serta memerlukan keahlian tersendiri.

e. Pemberian secara intraperitoneal, di indikasikan dan di isyaratkan pada

minimal tumor residu pada kanker ovarium (Rasjidi, 2007).

4. Efek Samping Kemoterapi

Suryaningsih & Bertiani, (2009) mengemukakan bahwa obat sitotoksik

menyerang sel-sel kanker yang sifatnya cepat membelah. Namun,

terkadang obat ini juga memiliki efek pada sel-sel tubuh normal yang

mempunyai sifat cepat membelah seperti rambut, mukosa (selaput lendir),

sumsum tulang, kulit, dan sperma. Obat sitotoksik juga dapat bersifat

toksik pada beberapa organ seperti jantung, hati, ginjal, dan sistem saraf.

Menurut Steven & Kenneth, (2001) Berikut ini beberapa efek samping

kemoterapi yang sering ditemukan pada pasien, yaitu:

a. Supresi sumsum tulang

Trombositopenia, anemia, dan leukopenia adalah kondisi yang terjadi

sebagai efek samping kemoterapi yang mensupresi sumsum tulang. Sel-

sel dalam sumsum tulang lebih cepat tumbuh dan membelah, sehingga

sel-sel tersebut rentan terkena efek kemoterapi.

b. Mukositis

Mukositis dapat terjadi pada rongga mulut (stomatitis), lidah (glositis),

tenggorok (esofagitis), usus (enteritis), dan rectum (proktitis).

Umumnya mukositis terjadi pada hari ke-5 sampai 7 setelah

kemoterapi. Satu kali mukositis muncul, maka siklus berikutnya akan

terjadi mukositis kembali, kecuali jika obat diganti atau dosis

diturunkan. Mukositis dapat menyebabkan infeksi sekunder.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kanker Payudara 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-rinalistyo... · Adalah suatu penanganan, operasi, atau penyinaran yang dilaksanakan

17

c. Mual dan muntah

Mual dan muntah pada pasien yang mendapat kemoterapi digolongkan

menjadi tiga tipe yaitu akut, tertunda (delayed) dan antisipasi

(anticipatory). Muntah akut terjadi pada 24 jam pertama setelah

diberikan kemoterapi. Muntah yang terjadi setelah periode akut ini

kemudian digolongkan dalam muntah tertunda (delayed). Sedangkan

muntah antisipasi merupakan suatu respon klasik yang sering dijumpai

pada pasien kemoterapi (10-40%) dimana muntah terjadi sebelum

diberikannya kemoterapi atau tidak ada hubungannya dengan

pemberian kemoterapi. Lebih jauh Suryaningsih & Bertiani

(2009) mengemukakan bahwa secara umum, ada 4 mekanisme yang

menyebabkan mual dan muntah.

Mekanisme pertama terjadinya muntah yaitu melalui impuls yang

dibangkitkan dalam area di otak di luar dari pusat muntah. Area ini

dinamakan Chemoreceptor Trigger Zone (CTZ) yang terletak secara

bilateral pada dasar dari ventrikel.

Muntah yang terjadi pada pasien yang mendapat kemoterapi diduga

terutama disebabkan oleh stimulasi CTZ oleh agen kemoterapi.

Mekanisme kedua melalui kortek, yang disebabkan oleh rangsang rasa,

bau, kecemasan, iritasi meningen dan peningkatan tekanan intrakranial,

kesemuanya itu dapat merangsang pusat muntah yang akan memicu

respon muntah, Anticipatory nausea and vomiting terjadi melalui

mekanisme yang ke dua ini. Pada pasien yang mengalami mual dan

muntah setelah kemoterapi dan tidak teratasi dengan baik akan

menimbulkan trauma, sehingga pada pasien ini sering mengalami mual

dan muntah sebelum obat dimasukkan karena sudah mempunyai

pengalaman yang buruk tentang kemoterapi Jong, (2005).

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kanker Payudara 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-rinalistyo... · Adalah suatu penanganan, operasi, atau penyinaran yang dilaksanakan

18

Mekanisme ketiga, yaitu impuls dari saluran cerna bagian atas yang

diteruskan vagus dan serabut simpatis afferent ke pusat muntah,

kemudian dengan impuls motorik yang sesuai akan menyebabkan

muntah. Mekanisme muntah yang terakhir atau mekanisme ke empat,

menyangkut sistem vestibular (keseimbangan) atau labirin pada telinga

tengah dipengaruhi oleh kerusakan atau gangguan dalam labirin akibat

penyakitnya atau akibat pergerakan Dianda, (2007).

d. Diare

Diare disebabkan karena kerusakan epitel saluran cerna sehingga

absorpsi tidak adekuat. Obat golongan antimetabolit adalah obat yang

sering menimbulkan diare. Pasien dianjurkan makan rendah serat, tinggi

protein (seperti enteramin) dan minum cairan yang banyak. Obat anti

diare juga dapat diberikan dan dilakukan penggantian cairan dan

elektrolit yang telah keluar Brunner & Suddarth, (2001).

e. Alopesia

Kerontokan rambut atau alopesia sering terjadi pada kemoterapi akibat

efek letal obat terhadap sel-sel folikel rambut. Pemulihan total akan

terjadi setelah terapi dihentikan. Pada beberapa pasien rambut dapat

tumbuh kembali pada saat kemoterapi masih berlangsung. Tumbuhnya

kembali rambut dapat merefleksikan proses proliferative kompensatif

yang meningkatkan jumlah sel-sel induk atau mencerminkan

perkembangan resistensi obat pada jaringan normal Barbara, (1996).

f. Infertilitas

Spermatogenesis dan pembentukan folikel ovarium merupakan hal yang

rentang terhadap efek toksik obat antikanker. Pria yang mendapat

kemoterapi seringkali produksi spermanya menurun. Efek anti

spermatogenik ini dapat pulih kembali setelah diberikan kemoterapi

dosis rendah tetapi beberapa pria mengalami infertilitas yang menetap.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kanker Payudara 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-rinalistyo... · Adalah suatu penanganan, operasi, atau penyinaran yang dilaksanakan

19

Selain pada pria, kemoterapi juga sering menyebabkan perempuan

pramenopause mengalami penghentian menstruasi sementara atau

menetap dan timbulnya gejala-gejala menopause. Hilangnya efek ini

sangat tergantung umur, jenis obat yang digunakan, serta lama dan

intensitas kemoterapi Brunner & Suddarth, (2001).

g. Nyeri

Menurut Dianda (2007), obat kemoterapi dapat menyebabkan efek

samping yang menyakitkan. Obat tersebut dapat merusak jaringan saraf,

lebihsering pada persarafan jari tangan dan kaki. Sensasi yang dirasakan

berupa rasa terbakar, mati rasa, geli, atau rasa nyeri.

h. Kelelahan

Kelelahan, rasa letih, dan kehilangan energi merupakan gejala yang

paling umum dialami oleh pasien yang mendapatkan kemoterapi.

Kelelahan karena kemoterapi dapat muncul secara tiba-tiba. Kelelahan

dapat berlangsung hanya sehari, minggu, atau bulan, tetapi biasanya

hilang secara perlahan-lahan karena respon tubuh terhadap tindakan

Barbara (1996).

i. Kerusakan epitel mukosa saluran pencernaan

Epitel mukosa saluran pencernaan merupakan sel normal tubuh yang

sering menerima dampak dari kemoterapi oleh karena sel epitel mukosa

saluran pencernaan membelah dengan cepat.

Stomatitis merupakan salah satu efek kemoterapi yang sering timbul

akibat dari kemoterapi Brunner & Suddarth, (2001).

Hal ini akibat dari rusaknya mukosa akibat dari pemberian obat

kemoterapi. Biasanya stomatitis muncul setelah dua sampai empat

minggu setelah kemoterapi.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kanker Payudara 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-rinalistyo... · Adalah suatu penanganan, operasi, atau penyinaran yang dilaksanakan

20

j. Gangguan jantung

Barbara (1996), ada beberapa kemoterapi menyebabkan gangguan otot

pada otot jantung. Hal ini dapat menyebabkan kegagalan pompa

jantung. Untuk menghindari efek fatal dari gangguan jantung sebelum

kemoterapi dimulai biasanya dilakukan pemeriksaan untuk menilai

fungsi jantung.

k. Efek Pada Darah

Beberapa jenis obat kemoterapi dapat mempengaruhi kerja sumsum

tulang yang merupakan pabrik pembuat sel darah, sehingga jumlah sel

darah menurun. Yang paling sering adalah penurunan sel darah putih

(leokosit) Brunner & Suddarth, (2001).

Penurunan sel darah terjadi pada setiap kemoterapi dan tes darah akan

dilaksanakan sebelum kemoterapi berikutnya untuk memastikan jumlah

sel darah telah kembali normal. Penurunan jumlah sel darah dapat

mengakibatkan:

1) Mudah terkena infeksi

Hal ini disebabkan oleh Karena jumlah leokosit turun, karena

leokosit adalah sel darah yang berfungsi untuk perlindungan

terhadap infeksi. Ada beberapa obat yang bisa meningkatkan jumlah

leokosit.

2) Perdarahan

Keping darah (trombosit) berperan pada proses pembekuan darah.

Penurunan jumlah trombosit mengakibatkan perdarahan sulit

berhenti, lebam, bercak merah di kulit.

3) Anemia

Anemia adalah penurunan jumlah sel darah merah yang ditandai oleh

penurunan Hb (hemoglobin). Karena Hb letaknya di dalam sel darah

merah. Akibat anemia adalah seorang menjadi merasa lemah, mudah

lelah dan tampak pucat.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kanker Payudara 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-rinalistyo... · Adalah suatu penanganan, operasi, atau penyinaran yang dilaksanakan

21

5. Siklus Pemberian Kemoterapi

Pamela & Robin (2007), siklus kemoterapi adalah waktu yang diperlukan

untuk pemberian satu kemoterapi. Satu siklus umumnya dilaksanakan

setiap tiga atau empat minggu sekali, tetapi ada juga yang setiap minggu.

Efektifitas kemoterapi hanya akan tercapai jika diberikan sesuai siklus /

jadwal.

6. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Pemberian Kemoterapi

Desen (2008), mengemukakan bahwa hal-hal yang harus diperhatikan

dalam pemberian kemoterapi, adalah pilihan rejimen pengobatan, dosis,

cara pemberian dan jadwal pemberian. Sedangkan faktor yang harus

diperhatikan pada pasien adalah usia, jenis kelamin, status sosioekonomi,

status gizi, status penampilan, cadangan sumsum tulang, fungsi paru, ginjal,

hati, jantung, dan penyakit penyerta lain. Selain itu perlu juga

memperhatikan faktor yang berhubungan dengan tumor adalah jenis dan

derajat histologi, tumor primer atau metastasis, lokasi metastasis, ukuran

tumor, dan adanya efusi (National Comprehensive Cancer Network

clinical, 2007).

C. Konsep Diri

1. Pengertian Konsep Diri

Konsep diri adalah semua pikiran, keyakinan dan kepercayaan yang

membuat seseorang mengetahui tentang dirinya dan mempengaruhi

hubungan dengan orang lain (Stuart & Sundeen, 1998). Sedangkan menurut

Brooks (dalam Rakhmat, 2002) konsep diri adalah segala persepsi tentang

diri sendiri , secara fisik, sosial, dan psikologis yang di peroleh berdasarkan

pengalaman dan interaksi dengan orang lain. Konsep diri belum ada sejak

lahir, konsep diri dipelajari melalui kontak sosial dan pengalaman

berhubungan dengan orang lain.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kanker Payudara 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-rinalistyo... · Adalah suatu penanganan, operasi, atau penyinaran yang dilaksanakan

22

Menurut Keliat (1998), individu dengan konsep diri yang positif dapat

berfungsi lebih positif yang terlihat dari kemampuan interpersonal,

kemampuan intelektual, dan kemampuan interpersonal. Sedangkan konsep

diri yang negatif dapat dilihat dari hubungan individu dan sosial yang

maladaptif.

Menurut Taylor (2003), konsep diri memberikan kita kerangka acuan yang

mempengaruhi menejemen kita terhadap situsi dan hubungan kita dengan

orang lain. Ketidaksesuaian antara aspek tertentu dari kepribadian dan

konsep diri dapat menjadi sumber stress dan konflik.

2. Komponen Konsep Diri

Konsep diri terdiri dari 5 komponen yaitu : gambaran diri, ideal diri, harga

diri, mperan dan identitas diri (Stuart & Sundeen, 1991).

a. Gambaran Diri (Body Image)

Gambaran diri adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar

atau tidak sadar (Stuart & Sundeen, 1991). Sikap ini mencakup persepsi

dan perasaan tentang ukuran dan bentuk, fungsi, penampilan dan

potensi tubuh saat ini dan masa lalu.

Menurut (Cash, 2002a), Sejak lahir individu mengeksplorasi bagian

tubuhnya, menerima reaksi dari tubuhnya, dan menerima stimulus dari

orang lain. Kemudian mulai memanipulasi lingkungan dan mulai sadar

dirinya terpisah dari lingkungannya. Pandangan yang realistik terhadap

diri, menerima, dan menyukai bagian tubuh akan memberi rasa aman

sehingga terhindar dari rasa cemas dan meningkatkan harga diri.

Beberapa hal yang terkait dengan citra tubuh :

1) Fokus individu terhadap bentuk fisik dan ukuran tubuh

2) Citra tubuh memandang dirinya berdampak penting terhadap aspek

psikologis individu tersebut.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kanker Payudara 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-rinalistyo... · Adalah suatu penanganan, operasi, atau penyinaran yang dilaksanakan

23

3) Gambaran yang realistis penerimaan diri akan memberi rasa aman

serta mencegah kecemasan dan meningkatkan harga diri.

4) Individu yang stabil, realistis, dan konsisten terhadap citra

tubuhnya dapat mencapai kesuksesan dalam hidup (Mubarak &

Chayatin, 2008).

Menurut (Cash, Santos, & Williams, 2005) Gambaran diri berubah

hampir pada semua klien kanker termasuk kanker payudara, dan

jika perubahan ini tidak terintegrasi dengan konsep diri maka

kualitas hidup akan menurun drastis. Perubahan citra tubuh yang

terjadi pada penderita kanker dapat diidentifikasi dari berbagai

aspek diantaranya yaitu efek samping program terapi yang dapat

merubah citra tubuh, seperti: semua tindakan operasi, radioterapi,

dan kemoterapi (James, 2007). Fokus individu terhadap fisik nya

lebih menonjol dari periode kehidupan yang lain, bentuk tubuh,

tinggi badan, berat badan, dan tanda-tanda pertumbuhan sekunder.

Perkembangan mamae, menstruasi, perubahan suara, pertumbuhan

bulu, semua akan menjadi bagian dari gambaran tubuh.

Ancaman terhadap citra tubuh dan juga harga diri, sering disertai

perasaan malu, ketidakadekuatan dan rasa bersalah. Ansietas,

perubahan mendadak, dan kasihan adalah respon umum terhadap

penampilan dan fungsi tubuh yang abnormal. (Smeltzer dan Bare,

2002).

Menurut Suliswati, Maruhawa, Sianturi, Sumijatun, Payapo (2005)

tanda dan gejala gangguan citra tubuh :

1) Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah

2) Tidak menerima perubahan tubuh yang telah terjadi/akan

terjadi

3) Menolak penjelasan perubahan tubuh.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kanker Payudara 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-rinalistyo... · Adalah suatu penanganan, operasi, atau penyinaran yang dilaksanakan

24

4) Persepsi negatif pada tubuh

5) Preokupasi terhadap tubuh yang hilang

6) Mengungkapkan keputusasaan

7) Mengungkapkan ketakutan

Kepribadian yang sehat menurut Stuart & Sundeen, (1998) di

antaranya yaitu gambaran diri positif dan akurat, kesadaran akan

diri berdasar atas observasi mandiri dan perhatian yang sesuai

akan kesehatan diri. Termasuk persepsi saat ini dan yang lalu, akan

diri sendiri dan perasaan tentang ukuran, fungsi, penampilan, dan

potensi tubuh.

b. Ideal Diri

Menurut Murwani (2008), ideal diri adalah persepsi individu tentang

bagaimana dia seharusnya berperilaku berdasarkan standar, aspirasi,

tujuan, atau nilai personal tertentu. Ideal diri akan mewujudkan cita-cita

dan harapan pribadi berdasarkan norma sosial. Ideal diri berkembang

pada masa kanak-kanak dan di pengaruhi oleh orang yang penting bagi

dirinya.

Kepribadian yang sehat menurut Stuart & Sundeen, (1998) di antaranya

yaitu Ideal diri realitas, individu yang mempunyai ideal diri yang

realistis akan mempunyai tujuan hidup yang dapat dicapai. Sifat ideal

seseorang mendekati persepsinya tentang diri sendiri, orang tersebut

cenderung tidak ingin berubah dari kondisinya saat ini. Sebaliknya, jika

ideal diri terlalu tinggi justru dapat menyebabkan harga diri rendah.

Menurut Suliswati dkk (2005), tanda dan gejala yang dapat di kaji pada

ideal diri adalah:

1) Mengungkapkan keputusasaan akibat penyakitnya.

2) Mengungkapkan keinginan yang terlalu tinggi, ideal diri yang tidak

realistis.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kanker Payudara 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-rinalistyo... · Adalah suatu penanganan, operasi, atau penyinaran yang dilaksanakan

25

c. Harga Diri

Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan

menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri (Stuart &

Sundeen,1991).

Murwani, (2008) harga diri dapat di peroleh dari diri sendiri maupun

dari orang lain. Aspek utama adalah perasaan di cintai dan menerima

penghargaan dari orang lain. Selain itu frekuensi pencapaian tujuan

akan menghasilkan harga diri rendah atau tinggi. Jika individu selalu

sukses maka cenderung harga diri tinggi tetapi apabila individu sering

gagal maka kecenderung memiliki harga diri rendah. Gangguan harga

diri atau harga diri rendah dapat digambarkan sebagai perasaan yang

negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri dan merasa gagal

dalam mencapai keinginan.

Kepribadian yang sehat menurut Stuart & Sundeen, (1991) di antaranya

yaitu harga diri tinggi, sesorang yang mempunyai harga diri yang tinggi

akan memandang dirinya sebagai seorang yang berarti dan bermanfaat.

Ia memandang dirinya sangat sama dengan apa yang ia inginkan.

Perry dan Potter (2005), harga diri rendah bisa dilihat dari:

1) Perasaan negatif terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan

terhadap penyakit.

2) Rasa bersalah terhadap diri sendiri.

3) Merendahkan martabat dengan mengatakan dia tidak mempunyai

kemampuan.

4) Gangguan sosial seperti menarik diri, klien tidak mau bertemu

dengan orang lain.

5) Percaya diri kurang, klien sukar mengambil keputusan.

6) Mencederai diri, akibat harga diri yang rendah disertai harapan yang

suram.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kanker Payudara 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-rinalistyo... · Adalah suatu penanganan, operasi, atau penyinaran yang dilaksanakan

26

d. Peran (Role)

Peran adalah pola sikap, perilaku, nilai dan tujuan yang di harapkan

dari seseorang berdasarkan posisinya di masyarakat Murwani (2008).

Peran adalah serangkaian harapan tentang bagaimana seseorang

bersikap/berperilaku sesuai dengan posisinya Perry & Potter (2005),

Peran membentuk pola perilaku yang diterima secara sosial yang

berkaitan dengan fungsi seorang individu dalam berbagai kelompok

sosial (Stuart, 2002). Sepanjang hidup orang menjalani berbagai

perubahan peran. Perubahan normal yang berkaitan dengan

pertumbuhan dan maturasi mengakibatkan transisi perkembangan

Setiap individu dalam kehidupannya sering disibukkan dengan

perannya pada setiap waktu.

Menurut Stuart dan Sundeen, (1998) banyak faktor yang mempengaruhi

dalam menyesuaikan diri dengan peran yang harus dilakukan yaitu:

1) Kejelasan perilaku dan pengetahuan yang sesuai dengan peran.

2) Konsistensi respon orang yang berarti terhadap peran yang

dilakukan.

3) kesesuaian dan keseimbanagn antar peran yang di emban.

4) Keselarasan budaya dan harapan individu terhadap perilaku peran.

5) Pemisahan situasi yang akan menciptakan ketidak sesuaian

perilaku peran.

Individu yang mempunyai kepribadian yang sehat akan dapat

berhubungan denga orang lain secara intim dan mendapat kepuasan. Ia

dapat mempercayai dan terbuka pada orang lain dan membina

hubungan interdependen.

Beberapa peran negatif menurut Murwani (2008), dari diri seseorang

dapat dinilai sebagai berikut :

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kanker Payudara 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-rinalistyo... · Adalah suatu penanganan, operasi, atau penyinaran yang dilaksanakan

27

1) Mengingkari ketidakmampuan menjalankan peran.

2) Ketidak puasan peran.

3) Kegagalan menjalankan peran yang baru.

4) Ketegangan menjalankan peran yang baru.

5) Kurang tanggung jawab.

6) Apatis/bosan/jenuh dan putus asa.

e. Identitas Diri

Identitas adalah kesadaran akan diri sendiri bersumber dari observasi

dan penilaian, yang merupakan sintesa dari semua aspek konsep diri

sebagai suatu kesatuan yang utuh (Murwani, 2008). Individu yang

memiliki perasaan identitas diri yang kuat akan memandang dirinya

berbeda dengan orang lain, unik dan tak ada duanya. Hal yang

terpenting dari identitas adalah jenis kelamin (Keliat, 1994).

Kepribadian yang sehat menurut Stuart & Sundeen (1998), di antaranya

yaitu identitas jelas, individu merasakan keunikan dirinya, yang

memberi arah kehidupan dalam mencapai tujuan. Jadi Identitas

personal adalah pengorganisasian prinsip dari kepribadian yang

bertanggungjawab atas kesatuan, kesinambungan, konsistensi dan

keunikan individu.

Muwarni (2008), kesadaran tentang diri sendiri yang dapat diperoleh

individu dari observasi dan penilaian terhadap dirinya meliputi:

1) Tidak ada percaya diri.

2) Sukar mengambil keputusan.

3) Ketergantungan.

4) Masalah dalam hubungan interpersonal.

5) Ragu/tidak yakin terhadap terhadap keinginan.

6) Menyalahkan orang lain.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kanker Payudara 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-rinalistyo... · Adalah suatu penanganan, operasi, atau penyinaran yang dilaksanakan

28

3. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri menurut Tarwoto &

Wartonah, (2003) yaitu:

a. Tingkat perkembangan dan kematangan.

Perkembangan anak seperti dukungan mental, perlakuan, dan

pertumbuhan anak akan mempengaruhi konsep dirinya.

b. Budaya

Pada usia anak-anak nilai-nilai akan diadopsi dari orang tuanya,

kelompoknya, dan lingkungannya. Orang tua yang bekerja seharian

akan membawa anak lebih dekat pada lingkungannya. Lingkungan yang

dimaksud disini adalah lingkungan fisik dan lingkungan psikososial.

Lingkungan fisik adalah segala sarana yang dapat menunjang

perkembangan konsep diri, sedangkan lingkungan psikososial adalah

segala lingkungan yang dapat. Menunjang kenyamanan dan perbaikan

psikologis yang dapat mempengaruhi perkembangan konsep diri.

c. Sumber internal dan eksternal

Kekuatan dan perkembngan pada individu sangat berepengaruh

terhadap konsep diri. Pada sumber internal misalnya, orang yang

humoris koping individunya lebih efektif. Sumber eksternalnya,

dukungan dari masyarakat, dan ekonomi yang kuat.

d. Pengalaman sukses dan gagal

Ada kecenderungan bahwa riwayat sukses akan meningkatkan konsep

diri demikian juga sebaliknya.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kanker Payudara 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-rinalistyo... · Adalah suatu penanganan, operasi, atau penyinaran yang dilaksanakan

29

e. Stressor

Stressor dalam kehidupan misalnya perkawinan, pekerjaan baru, ujian,

dan ketakutan. Jika koping individu yang tidak adekuat maka akan

menimbulkan depresi, menarik diri, dan kecemasan.

f. Usia, keadaan sakit dan trauma

Usia tua, keadaan sakit akan mempengaruhi persepsi dirinya.

4. Penyebab Gangguan Konsep Diri

Menurut Keliat (1994), stressor yang dapat mempengaruhi konsep diri

seseorang diantaranya yaitu hilangnya bagian badan, tindakan operasi,

proses patologi penyakit, perubahan struktur dan fungsi tubuh, proses

tumbuh kembang, prosedur tindakan dan pengobatan. Perubahan tubuh

dapat mempengaruhi semua komponen konsep diri yaitu gambaran diri,

ideal diri, harga diri, peran dan identitas diri.

5. Karakteristik Konsep Diri yang Rendah

Menurut Carpenito (1995), dalam Taylor yang di kutip oleh Tarwoto dan

Wartonah (2003), ada beberapa karakteristik konsep diri yang rendah yaitu:

menghindari sentuhan atau melihat bagian tubuh tertentu, tidak mau

berkaca, menghindari diskusi tentang topik dirinya, menolak usaha

rehabilitasi, melakukan usaha sendiri dengan tidak tepat, mengingkari

perubahan pada dirinya, tanda dari keresahan seperti marah, keputusasaan,

dan menangis, tingkah laku yang merusak seperti gangguan obat-obatan,

dan alkohol, menghindari kontak mata, kurang bertanggung jawab.

Menurut James (2007), ada beberapa pengaruh yang akan terjadi akibat

konsep diri yang rendah diantaranya yaitu :

a. Konsep diri negatif membuat kita cenderung memusatkan perhatian Pada

yang negatif-negatif dalam diri kita. Seseorang biasanya akan berpikir

tentang diri sendiri terutama dari segi negatif, dan sulit menemukan hal-

hal yang pantas dihargai dalam diri mereka. Mereka cenderung terlalu

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kanker Payudara 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-rinalistyo... · Adalah suatu penanganan, operasi, atau penyinaran yang dilaksanakan

30

menjadi kritis terhadap diri sendiri, mudah mengecam dan menyalahkan

diri sendiri karena merasa kurang cakep atau bakat.

b. Konsep diri yang negatif mendorong kita untuk membuat perbandingan

negatif dengan orang lain.

c. Konsep diri negatif menciptakan ingatan yang pilih-pilih, selektif, yang

meneguhkan perasaan diri tak berharga. Misalnya orang yang sedih

dipenuhi dengan ingatan-ingatan yang pahit, bila kita sedang dilanda

rasa rendah diri (down) kita kerap teringat dan suka mengenang

pengalaman-pengalaman masa lampau yang menambah rasa tidak puas

terhdap diri kita. Konsep diri yang negatif cenderung membawa kita ke

dalam kegagalan.

6. Konsep Diri Penderita Kanker Payudara yang Menjalani Kemoterapi

Kanker dapat mempengaruhi seluruh aspek kehidupan baik itu secara fisik

maupun psikis. Menurut Keliat (1998) perubahan psikologis yang terjadi

pada penderita kanker diantaranya yaitu perubahan konsep diri yang

biasanya ditunjukkan dengan sikap malu, menarik diri, rendah diri, kontrol

diri kurang, takut pasif, asing terhadap diri, dan frustasi. Kemudian

terjadinya perubahan citra tubuh yang terjadi hampir pada semua klien

kanker.

Namun selain proses penyakit kanker itu sendiri, efek samping dari

pengobatan kanker seperti kemoterapi dan radioterapi juga bisa

mempengaruhi kehidupan psikologis penderita kanker payudara yang

sedang menjalani pengobatan. Menurut penelitian Ronis (dikutip

dalam The U.S. National Institutes Of Health, 2008), pasien kanker

melaporkan bahwa mereka mengalami perubahan quality of life setelah

menjalani tindakan (terutama tindakan pengobatan kemoterapi).

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kanker Payudara 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-rinalistyo... · Adalah suatu penanganan, operasi, atau penyinaran yang dilaksanakan

31

Menurut Weymuller & Bhama (2007), Pasien mengatakan keluhan fisik

setelah menjalani kemoterapi seperti: sakit pada area leher dan kepala,

menurunnya daya penglihatan, gangguan indra pengecapan dan penciuman,

kurangnya nafsu makan karena nyeri pada leher, rambut rontok, mulut

terasa pahit, dan sulit menelan. Pasien juga melaporkan keluhan fisik

seperti depresi. Keluhan ini di alami pasien selama satu hingga duabelas

bulan setelah menjalani perawatan.

D. Kerangka Teori

Skema: 2.1. kerangka teori

Sumber : Stuart & Sundeen (1998), Tarwoto& Wartonah (2003), James

(2007), Wan Desen (2008), Suryaningsih & Bertiani,( 2009).

Kemoterapikanker

Efek samping:Supresi sumsum tulang, mukositis,mual muntah,diare, alopesia,infertilitas, nyeri, kelelahan, kerusakanepitel mukosa saluran pencernaan,gangguan jantung, efek pada darah

Komponen Konsepdiri :a. Gambaran dirib. Ideal diric. Harga dirid. Perane. Identitas diri

Hilangnya bagian badan,perubahan struktur dan fungsitubuh, proses tumbuh kembangkarena prosedur tindakan danpengobatan

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kanker Payudara 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-rinalistyo... · Adalah suatu penanganan, operasi, atau penyinaran yang dilaksanakan

32

Keterangan :

Kausatif/penyebab.

Korelasi/hubungan.

E. Variabel penelitian

Variabel penelitian konsep diri

Sub variabel gambaran diri, ideal diri, harga diri, peran, identitas diri.

F. Pernyataan Peneliti

Pernyataan peneliti dapat dirumuskan pada pembahasan ini adalah Bagaimana

konsep diri penderita kanker payudara yang dilakukan kemoterapi

1. Bagaimana gambaran diri penderita kanker payudara yang dilakukan

kemoterapi di Rumah Sakit Dr. Kariadi Semarang.

2. Bagaimana harga diri penderita kanker payudara yang dilakukan

kemoterapi di Rumah Sakit Dr. Kariadi Semarang.

3. Bagaimana ideal diri penderita kanker payudara yang dilakukan kemoterapi

di Rumah Sakit Dr. Kariadi Semarang.

4. Bagaimana peran diri penderita kanker payudara yang dilakukan

kemoterapi di Rumah Sakit Dr. Kariadi Semarang.

5. Bagaimana identitas diri penderita kanker payudara yang dilakukan

kemoterapi di Rumah Sakit Dr. Kariadi Semarang.