21
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Analisis 2.1.1 Pengertian Kas Menurut Harahap (2010 : 258), pengertian kas adalah sebagai berikut: Kas adalah uang dan surat berharga lainnya yang dapat diuangkan setiap saat serta surat berharga lainnya yang sangat lancar yang memenuhik syarat sebagai berikut : 1) Setiap saat dapat ditukar menjadi kas. 2) Tanggal jatuh temponya sangat dekat. 3) Kecil resiko perubahan nilai yang disebabkan perubahan tingkat harga. Definisi kas menurut PSAK No.2 (IAI:2009 :22), adalah: ”Kas terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan rekening giro. Setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat liquid, berjangka pendek dan dengan cepat dapat dijadikan sebagai kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapai risiko perubahan nilai yang signifikan”. PSAK No. 2, paragraf 6 menjelaskan bahwa setara kas dimiliki untuk memenuhi komitmen kas jangka pendek, bukan untuk investasi atau tujuan lain. Untuk memenuhi persyaratan setara kas, investasi harus dapat segera diubah menjadi kas dalam jumlah yang diketahui tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang signifikan. Karenanya, suatu investasi baru dapat memenuhi syarat sebagai setara kas hanya segera akan jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya. Kas merupakan komponen aktiva (asset) lancar yang paling likuid di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Analisis 2.1.1 Pengertian

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Analisis 2.1.1 Pengertian

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Analisis

2.1.1 Pengertian Kas

Menurut Harahap (2010 : 258), pengertian kas adalah sebagai berikut:

Kas adalah uang dan surat berharga lainnya yang dapat diuangkan setiap saat serta

surat berharga lainnya yang sangat lancar yang memenuhik syarat sebagai berikut :

1) Setiap saat dapat ditukar menjadi kas.

2) Tanggal jatuh temponya sangat dekat.

3) Kecil resiko perubahan nilai yang disebabkan perubahan tingkat harga.

Definisi kas menurut PSAK No.2 (IAI:2009 :22), adalah:

”Kas terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan rekening giro. Setara kas (cash

equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat liquid, berjangka pendek dan

dengan cepat dapat dijadikan sebagai kas dalam jumlah tertentu tanpa

menghadapai risiko perubahan nilai yang signifikan”.

PSAK No. 2, paragraf 6 menjelaskan bahwa setara kas dimiliki untuk

memenuhi komitmen kas jangka pendek, bukan untuk investasi atau tujuan lain.

Untuk memenuhi persyaratan setara kas, investasi harus dapat segera diubah menjadi

kas dalam jumlah yang diketahui tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang

signifikan. Karenanya, suatu investasi baru dapat memenuhi syarat sebagai setara kas

hanya segera akan jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal

perolehannya. Kas merupakan komponen aktiva (asset) lancar yang paling likuid di

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Analisis 2.1.1 Pengertian

9

dalam neraca, karena kas sering mengalami mutasi atau perpindahan dan hampir

semua transaksi yang terjadi dalam perusahaan akan mempengaruhi posisi kas.

Dalam penyajiannya terdapat dua metode, yaitu metode langsung (direct

method) dan metode tidak langsung (indirect method).

1. Metode Langsung (Direct Method)

Metode langsung merupakan kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan

pengeluaran kas bruto. Dalam metode ini setiap perkiraan yang berbasis

akrual pada laporan laba rugi diubah menjadi perkiraan pendapatan dan

pengeluaran kas sehingga menggambarkan penerimaan dan pembayaran

aktual dari kas. Jadi metode langsung memfokuskan pada arus kas daripada

laba bersih akrua dan dianggap lebih informative dan terperinci.

2. Metode Tidak Langsung (indirect method)

Metode ini meneysuaikan laba dan rugi bersih dengan memperbaiki pengaruh

dari transaksi bukan kas, penangguhan atau akrual dari penerimaan atau

pembayaran kas untuk operasi dari masa lalu dan masa depan dan unsure

penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas inbvetasi atau

pendaaan. Dengan kata lain metode ini merupakan rekonsiliasi laba bersih

yang diperoleh perusahaan.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Analisis 2.1.1 Pengertian

10

2.1.2 Sumber Penerimaan Kas

Sumber penerimaan kas dalam suatu perusahaan pada dasarnya berasal dari :

1. Aktivitas Operasi

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 2

(Revisi 2009) aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan

entitas dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan

aktivitas pendanaan.

Kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain

yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi neto. Beberapa contoh arus kas

dari aktivitas operasi adalah:

a. Penerimaan kas dari penjualan barang dan pemberian jasa;

b. Penerimaan kas dari royalty, fees, komisi, dan pendapatan lain;

c. Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa;

d. Pembayaran kas kepada dan untuk kepentingan karyawan;

e. Penerimaan dan pembayaran kas oleh entitas asuransi sehubungan

dengan premi, klaim, anuitas, dan manfaat polis lain;

f. Pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan

kecuali jika dapat diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari

aktivitas pendanaan dan investasi; dan

g. Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang dimiliki untuk

tujuan diperdagangkan atau diperjualbelikan (dealing).

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Analisis 2.1.1 Pengertian

11

2. Aktivitas Investasi

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 2

(Revisi 2009) aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aset jangka

panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas.

Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah:

a. Pembayaran kas untuk membeli asset tetap, tidak berwujud, dan aset

jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi

dan aset tetap yang dibangun sendiri;

b. Penerimaan kas dari penjualan aset tetap, aset tidak berwujud dan aset

jangka panjang lain;

c. Pembayaran kas untuk membeli instrumen utang atau instrumen

ekuitas entitas lain dan kepemilikan dalam ventura bersama (selain

pembayaran kas untuk instrumen yang dianggap setara kas atau

instrumen yang dimiliki untuk diperdagangkan atau dijualbelikan);

d. Penerimaan kas dari penjualan instrumen utang dan instrumen ekuitas

entitas lain dan kepemilikan ventura bersama (selain penerimaan kas

dari instrumen yang dianggap setara kas atau instrumen yang dimiliki

untuk diperdagangkan atau diperjualbelikan);

e. Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain (selain

uang muka dan kredit yang diberikan oleh lembaga keuangan);

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Analisis 2.1.1 Pengertian

12

f. Penerimaan kas dari pelunasan uang muka dan pinjaman yang

diberikan kepada pihak lain (selain uang muka dan kredit yang

diberikan oleh lembaga keuangan);

g. Pembayaran kas sehubungan dengan kontrak future, forward, opsi dan

swap, kecuali jika kontrak tersebut dimiliki untuk tujuan

perdagangkan atau diperjualbelikan, atau jika pembayaran tersebut

diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan; dan

h. Penerimaan kas dari kontrak future, forward, opsi dan swap, kecuali

jika kontrak tersebut dimiliki untuk tujuan diperdagangkan atau

diperjualbelikan, atau jika pembayaran tersebut diklasifikasikan

sebagai aktivitas pendanaan.

3. Aktivitas Pendanaan

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 2

(Revisi 2009) aktivitas pendanaan adalah aktivitas pendanaan adalah aktivitas

yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi kontribusi

modal dan pinjaman entitas.

Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan adalah:

a. Penerimaan kas dari penerbitan saham atau instrument modal lain;

b. Pembayaran kas kepada pemilik untuk menarik atau menebus saham

entitas;

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Analisis 2.1.1 Pengertian

13

c. Penerimaan kas dari penerbitan obligasi, pinjaman, wesel, hipotek, dan

pinjaman jangka pendek dan jangka panjang lain;

d. Pelunasan pinjaman;

e. Pembayaran kas oleh lessee untuk mengurangi saldo liabilitas yang

berkaitan dengan sewa pembiayaan.

Menurut Wild, Subramanyan dan Haley (2005 : 42), perputaran kas dalam

satu periode dapat dihitung dengan rumus:

Perputaran Kas

Semakin tinggi tingkat perputaran kas berarti semakin cepat kembalinya kas

masuk pada perusahaan. Dengan demikian kas akan dapat dipergunakan kembali

untuk membiayai kegiatan operasional sehingga tidak mengganggu kondisi

keuangan perusahaan.

2.1.3 Pengertian Piutang

Smith dan Skousen (2001:286 ), memberikan definisi piutang adalah sebagai

berikut:

“Dalam arti luas, istilah piutang dapat digunakan bagi semua hak atau klaim

kepada pihak lain atas uang, barang, atau jasa. Namun, untuk tujuan akuntansi

istilah ini pada umumnya diterapkan dalam pengertian yang lebih sempit

yaitu berupa klaim yang diharapkan akan diselesaikan melalui penerimaan

kas.”

Selanjutnya menurut PSAK No. 43 menyebutkan piutang adalah jenis

pembiayaan dalam bentuk pembelian dan atau pengalihan piutang atau tagihan jangka

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Analisis 2.1.1 Pengertian

14

pendek suatu perusahaan yang berasal dari transaksi usaha. Warren et al (2005:422),

mengklasifikasikan secara umum piutang meliputi semua klaim uang terhadap

entitas-entitas lain, termasuk perorangan, perusahaan, dan organisasi lainnya. Piutang

biasanya diklasifikasikan sebagai usaha, wesel tagih, atau piutang lain.

Perusahaan menggunakan piutang sebagai alternatif untuk menyimpan

sementara dana perusahaan yang sekaligus dapat digunakan untuk menarik konsumen

dan meningkatkan penjualan. Piutang adalah suatu komponen yang penting dari

laporan keuangan khususnya laporan posisi keuangan.

Dengan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa piutang merupakan hak

atau klaim kepada pihak tertagih dalam bentuk uang ataupun kas.

Adanya hak klaim ini, perusahaan dapat menuntut pembayaran dalam bentuk

uang atau penyerahan aktiva atau jasa lain kepada pihak terhutang. Piutang di

klasifikasikan menjadi dua, yaitu piutang lancar (piutang jangka pendek) dan piutang

tidak lancar (piutang jangka panjang). Piutang lancar (current receivable) diharapkan

dapat ditagih dalam satu tahun atau selama siklus operasi berjalan. Semua piutang

lain diklasifikasikan sebagai piutang tidak lancar non dagang.

Menurut Earl K. Stice et al (2004:479), mengemukakan klasifikasi piutang,

yaitu :

1. Piutang dagang (Trade Receivables)

Kategori yang paling signifikan dari piutang, dan merupakan hasil dari

aktivitas normal bisnis, yaitu, penjualan barang atau jasa secara kredit kepada

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Analisis 2.1.1 Pengertian

15

pelangan. Piutang dagang dapat diperkuat dengan janji pembayaran tertulis

secara formal dan diklasifikasikan sebagai wesel tagih (notes receivable).

Akan tetapi, dalam kasus dalam piutang dagang adalah “piutang terbuka”

tanpa jaminan, dan sering disebut dengan piutang usaha.

2. Piutang non usaha (Non Trade Receivable)

Piutang ini muncul dari berbagai transaksi, seperti:

a. Penjualan surat berharga atau property lainnya selain persediaan.

b. Deposit atau simpanan untuk jaminan pelaksanaan kontrak atau

pembayaran atas beban

c. Klaim untuk pengurangan harga atau pengembalian pajak, dan

d. Piutang dividen bunga.

Sartono (2010:119) menyatakan bahwa semakin cepat periode berputarnya

piutang menunjukkan semakin cepat penjualan kredit dapat kembali menjadi kas.

Riyanto (2001) menyatakan bahwa perputaran piutang adalah rasio yang

memperlihatkan lamanya waktu untuk mengubah piutang menjadi kas. Sedangkan

Bramasto (2008) menyatakan bahwa perputaran piutang berasal dari lamanya piutang

diubah menjadi kas, piutang timbul karena adanya transaksi penjualan barang atau

jasa secara kredit. Dapat disimpulkan bahwa perputaran piutang adalah rasio yang

memperlihatkan lamanya waktu untuk mengubah piutang menjadi kas. Yang timbul

akibat adanya transaksi penjualan barang atau jasa secara kredit.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Analisis 2.1.1 Pengertian

16

Darsono (2004:59), menambahkan bahwa untuk menghitung perputaran

piutang menggunakan rumus :

Untuk mempercepat peruputaran piutangnya maka cara yang mungkin

dilakukan antara lain :

a. Memberikan potongan harga bagi yang membayar kontan atau jatuh

temponya yang lebih pendek. Untuk merangsang agar pelanggan mau

membayar kontan atau jatuh tempo pembayaran lebih pendek maka

perusahaan dapat memberikan potongan harga.

b. Menguasai agar barang ataupun jasa yang disediakan digemari. Agar

barang ataupun jasa dapat digemari maka harus mengikuti selera

konsumen.

c. Penjualan surat berharga atau property lainnya selain persediaan.

d. Deposit atau simpanan untuk jaminan pelaksanaan kontrak atau

pembayaran atas beban.

e. Klaim untuk pengurangan harga atau pengembalian pajak, dan

f. Piutang dividen bunga.

Karena sifatnya yang unik, piutang non dagang umumnya diklasifikasikan dan

dilaporkan sebagai pos terpisah dalam neraca.

Menurut Zaki Baridwan (2004: 127), metode penghapusan piutang adalah

piutang usaha yang tidak mungkin dapat ditagih, seperti debiturnya bangkrut,

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Analisis 2.1.1 Pengertian

17

meninggal, pailit dan lain-lain harus dihapuskan sehingga akan menjadi biaya bagi

perusahaan. Terdapat dua metode dalam pencatatan piutang tak tertagih:

1. Metode penghapusan langsung (Direct Write Off Method)

Metode ini tidak membuat taksiran, tapi apabila jelas diketahui adanya

piutang yang tidak dapat ditagih maka piutang tersebut langsung dihapuskan.

Metode ini biasanya digunakan dalam perusahaan-perusahaan kecil.

2. Metode penyisihan (Allowance Method)

Metode ini digunakan untuk mencatat estimasi piutang yang tak tertagih.

Pencatatan ini dilakukan pada akhir periode sehingga pada akhir periode

dengan memperkirakan piutang yang tak tertagih. Beban diperlakukan

sebagai pengurangan atas piutang usaha, sehingga piutang akan dilaporkan

pada jumlah bersih yang dapat direalisasi.

2.1.4 Pengakuan, Penilaian, Dan Pelaporan Piutang

2.1.4.1 Pengakuan Piutang

Kusnadi (2001), mengemukakan bahwa piutang yang berasal dari penjualan

barang diakui pada saat hak milik atas barang berpindah dari penjual ke pembeli.

Karena syarat berpindahnya hak milik erat kaitannya dengan syarat penjualan maka

umumnya piutang diakui pada saat barang dikirim kepada pembeli. Piutang tidak

akan diakui pada saat dikirim jika hak milik barang masih ada pada pihak penjual

samapai ada pengakuan resmi. Sedangkan piutang yang berasal dari penjualan jasa

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Analisis 2.1.1 Pengertian

18

umumnya diakui pada saat jasa tersebut dilaksanakan. Jika pelaksanaan kerja

didasarkan atas kontrak kerja,maka pada akhir periode, pekerjaan yang telah selesai

harus dikalkulasikan. Piutang akan diakui sebesar tingkat pekerjaan yang telah

selesai.

2.1.4.2 Penilaian dan Pelaporan Piutang

Menurut Stice (2004:247), Semua piutang dinilai dalam jumlah yang

mewakili nilai sekarang dari perkiraan penerimaan kas dimasa yang akan datang.

Piutang dilaporkan sebagai nilai bersih (Net realizable value) yaitu nilai kas yang

diharapkan akan diterima. Piutang termasuk dalam aktiva lancar. Dalam

hubungannya dalam penyajian piutang didalam neraca digunakan dasar pengakuan

nilai realisasi atau penyelesaian. Dasar pengukuran ini mengatur bahwa piutang

dinyatakan sesuai bruto tagihan dikurangi taksiran jumlah yang tidak dapat diterima

(Baridwan, 2004:247). Hendriksen (2002), menjelaskan, bahwa piutang harus dinilai

berdasarkan nilai diskonto uang tunai yang akan diterima pada masa datang. Karena

kas yang kan diterima tidak tersedia sampai setelah suatu tenggang waktu tertentu

(waiting period), maka nilai piutang tidak sebesar nilai jatuh temponya yaitu jumlah

yang akhirnya akan diterima sesuai dengan kontrak.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Analisis 2.1.1 Pengertian

19

2.1.5 Pengertian Profitabilitas

Berikut ini pendapat beberapa pakar mengenai definisi profitabilitas, menurut

Husnan (2002:56), pengertian profitabilitas adalah hasil bersih dari berbagai

kebijaksanaan dan keputusan. Kasmir (2008:196), menjelaskan bahwa profitabilitas

yaitu rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan.

Sedangkan menurut Harahap (2009:309), rasio profitabilitas menggambarkan

kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuannya, dan

sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, ekuitas, jumlah karyawan, jumlah

cabang dan sebagainya.

Menurut Gitman (2003:59), Profitability is the relationship between revenues

and costs generated by using the firm’s asset-both current and fixed in productive

activities. Hal tersebut berarti profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba dan dapat diukur dalam rasio. Rasio ini digunakan untuk

mengukur efektivitas manajemen perusahaan secara keseluruhan yang ditunjukkan

dengan besarnya laba yang diperoleh perusahaan dan dinyatakan dalam bentuk

persentase.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa profitabilitas adalah suatu

ukuran untuk menilai hasil laba yang diperoleh perusahaan, keuntungan ini dapat

diukur sebagai salah satu indikator yang mempengaruhi perkembangan kemampuan

perusahaan serta harga saham oleh investor atau calon investor. Rasio profitabilitas

memberikan ukuran tingkat efektifitas manajemen suatu perusahaan. Ditunjukan oleh

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Analisis 2.1.1 Pengertian

20

laba yang diperoleh dari penjualan dan pendapatan investasi. Efisiensi

perusahaan.dapat ditunjukan oleh penggunanaan rasio ini.

2.1.5.1 Pengukuran Tingkat Profitabilitas

Menurut Sawir (2005:18-20), Beberapa Indikator untuk mengukur rasio

profitabilitas diantaranya yaitu: gross profit margin, operating profit margin, net

profit margin, return in investment, dan return on equity.

Menurut Riyanto (2010: 335), profitabilitas diukur sebagai berikut:

a. Profit Margin

Rasio ini merupakan perbandingan antara laba bersih dengan penjualan.

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

1) Untuk margin laba kotor :

2) Untuk margin laba bersih

Rasio ini menunjukkan berapa besar persentase pendapatan bersih yang

diperoleh dari setiap penjualan. Menurut Harahap (2009:304), semakin besar

rasio ini semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam

mendapatkan laba.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Analisis 2.1.1 Pengertian

21

b. Return On Assets (ROA)

Rasio ini merupakan perbandingan antara laba bersih dengan total aset.

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Rasio ini menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila

diukur dari nilai asetnya. Menurut Harahap (2009:305), semakin besar

rasionya semakin bagus karena perusahaan dianggap mampu dalam

menggunakan aset yang dimilikinya secara efektif untuk menghasilkan laba.

c. Return On Equity (ROE)

Rasio ini merupakan perbandingan antara laba bersih dengan ekuitas.

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Rasio ini mengukur berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari

modal pemilik. Menurut Harahap (2009:305), semakin besar rasionya

semakin bagus karena dianggap kemampuan perusahaan yang efektif dalam

menggunakan ekuitasnya untuk menghasilkan laba.

d. Earning per Share (EPS)

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Analisis 2.1.1 Pengertian

22

Rasio ini menggambarkan besarnya pengembalian modal untuk satu

lembar saham. Rumus yang digunakan untuk menghitung earning per share

adalah sebagi berikut :

e. Basis Earning Power (BEP)

Kemampuan perusahaan memperoleh laba diukur dari jumlah laa sebelum

dikurangi bunga pajak dibandingkan dengan total aktiva.

Jenis-jenis laba menurut Wild (2005), terdapat beberapa jenis laba,

diantaranya :

1. Laba kotor, yaitu pendapatan dikurangi harga pokok penjualan”..

2. Laba operasi, yaitu laba kotor dikurangi beban operasi”.

3. Laba sebelum, yaitu laba dari operasi berjalan sebelum cadangan

untuk pajak penghasilan”.

4. Laba bersih, yaitu laba dari bisnis perusahaan yang sedang berjalan

setelah dikurangi bunga dan pajak”

Menurut Angkoso (2006) menyebutkan bahwa pertumbuhan laba dipengaruhi

oleh beberapa faktor antara lain:

a. Besarnya perusahaan, semakin besar suatu perusahaan, maka

ketepatan pertumbuhan laba yang diharapkan semakin tinggi.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Analisis 2.1.1 Pengertian

23

b. Umur perusahaan, perusahaan yang baru berdiri kurang memiliki

pengalaman dalam mengingkatkan laba, sehingga ketepatannya masih

rendah.

c. Tingkat penjualan, tingkat penjualan di masa lalu yang tinggi, semakin

tinggi tingkat penjualan di masa yang akan datang sehingga

pertumbuhan laba semakin tinggi.

d. Perubahan laba masa lalu, semakin besar perubahan laba masa lalu,

semakin tidak pasti laba yang diperoleh di masa mendatang.

2.2 Pengaruh Kas Dan Piutang Terhadap Profitabilitas

Perputaran kas merupakan perbandingan antara penjualan bersih dengan

jumlah rata-rata kas. Rahma (2011) menyatakan bahwa perputaran kas menunjukkan

kemampuan kas dalam menghasilkan pendapatan, sehingga dapat dilihat berapa kali

uang kas berputar dalam satu periode tertentu. Semakin tinggi perputaran kas ini akan

semakin baik, ini berarti semakin tinggi efisiensi penggunaan kasnya dan keuntungan

yang diperoleh akan semakin besar (Riyanto, 2001). Hal ini sejalan dengan hasil

penelitian Rahma (2011), Putra (2012), Raheman dan Nasr (2007), Teruel dan Solano

(2007) yang menyatakan bahwa tingkat perputaran kas berpengaruh terhadap

profitabilitas.

H1 : Perputaran kas berpengaruh positif terhadap profitabilitas.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Analisis 2.1.1 Pengertian

24

Piutang muncul karena perusahaan melakukan penjulan secara kredit untuk

meningkatkan volume usahanya. Riyanto (2001:90) menyatakan perputaran piutang

menunjukkan periode terikatnya modal kerja dalam piutang dimana semakin cepat

periode berputarnya menunjukkan semakin cepat perusahaan mendapatkan

keuntungan dari penjualan kredit tersebut, sehingga profitabilitas perusahaan juga

ikut meningkat. Hal ini didukung oleh hasil penelitian dari Putra (2010), Wijaya

(2012), Santoso dan Nur (2008) yang menyatakan bahwa tingkat perputaran piutang

berpengaruh terhadap profitabilitas.

H2 : Perputaran piutang berpengaruh positif terhadap profitabilitas.

2.3 Tinjauan Penelitian Sebelumnya

Menurut Sufiana dan Purnawati (2013), dalam penelitiannya yang berjudul

pengaruh perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan terhadap

profitabilitas menyatakan bahwa perputaran kas, perputaran piutang, perputaran

persediaan berpengaruh secara simultan terhadap profitabilitas. Sedangkan analisis

secara parsial menunjukkan hanya perputaran piutang dan perputaran persediaan

yang berpengaruh terhadap profitabilitas.

Pratama dan Putri (2013), Berdasarkan hasil analisis, semua model regresi

lolos dalam uji asumsi klasik. Dari hasil analisis yang sudah dilakukan, didapat hasil

bahwa ketiga variabel berpengaruh secara simultan pada profitabilitas BPR Di Kota

Denpasar periode 2010-2012.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Analisis 2.1.1 Pengertian

25

2.4 Kerangka Pemikiran

Laporan keuangan menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)

No. 01 mengenai Penyajian laporan keuangan (Revisi 2009) terdiri dari laporan

posisi pada akhir periode, laporan laba rugi komprehensif selama periode, laporan

perubahan ekuitas selama periode, laporan arus kas selama periode, catatan atas

laporan keuangan, dan laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif.

Laporan arus kas dimasukan untuk menggantikan laporan sumber dan penggunanaan

dana, karena laporan ini dianggap lebih memberikan informasi keuangan yang

dibutuhkan oleh pemakai laporan. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

(Ikatan Akuntansi Indonesia, 2007:2:4) Penyusunan Laporan Keuangan sebuah

perusahaan dapat membaca dan menilai kemampuan perusahaan yang bersangkutan

dalam menghasilkan kas dan setara kas juga menilai untuk apa saja kas dan setara

tersebut digunakan atau dimanfaatkan dan menilai kemampuan perusahaan yang

bersangkutan dalam menghasilkan kas dan setara kas juga menilai untuk apa saja kas

dan setara tersebut digunakan atau dimanfaatkan.

Didalam laporan keungan terdapat piutang dan kas pada bagian asset lancar.

Menurut Warren (2005:260), istilah piutang (receivable) meliputi semua klaim dalam

bentuk uang terhadap pihak lainnya termasuk individu, perusahaan atau organisasi

lainnya. Semakin cepat periode berputarnya piutang menunjukkan semakin cepat

penjualan kredit dapat kembali menjadi kas (Sartono, 2010:119).

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Analisis 2.1.1 Pengertian

26

Husnan dan Pudjiastuti (2004), menyatakan kas merupakan bentuk aktiva

yang paling likuid, yang bisa dipergunakan segera untuk memenuhi kewajiban

financial perusahaan. Piutang meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap

pihak lainnya, termasuk individu, perusahaan atau organisasi lainnya yang timbul

akibat penjualan secara kredit (Warren, 2005:404).

Menuh (2008), menyatakan bahwa perputaran kas merupakan periode

berputarnya kas yang dimulai pada saat kas dinvestasikan dalam komponen modal

kerja sampai saat kembali menjadi kas-kas sebagai unsur modal kerja yang paling

tinggi likuiditasnya. Menurut Riyanto (2008), semakin tinggi perputaran kas akan

semakin baik, karena ini berarti semakin tinggi efisiensi penggunaan kasnya dan

keuntungan yang diperoleh akan semakin besar.

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam

hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri (Sartono,

2010:122). Menurut Shapiro (1991) yang menunjukkan bahwa profitabilitas sangat

cocok untuk mengukur efektivitas manajemen dan pengevaluasian kinerja

manajemen dalam menjalankan bisnis dan produktivitasnya dalam mengelola aset-

aset perusahaan secara keseluruhan seperti yang nampak pada pengembalian yang

dihasilkan oleh penjualan dan investasi, serta untuk mengevaluasi kinerja ekonomi

dari bisnis. Secara umum profitabilitas merupakan pengukuran dari keseluruhan

produktivitas dan kinerja perusahaan yang pada akhirnya akan menunjukkan efisiensi

dan produktivitas perusahaan tersebut.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Analisis 2.1.1 Pengertian

27

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau

keuntungan, dimana hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal

sendiri (Raharjaputra, 2009:195). Sedangkan menurut Wiagustini (2010:76-77),

profitabilitas adalah menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba atau

ukuran efektivitas pengelolaan manajemen perusahaan. Kemampuan memperoleh

laba bisa diukur dari modal sendiri maupun dari seluruh dana yang diinvestasikan ke

dalam perusahaan.

Gambar 2.1

Bagan Kerangka Pemikiran

2.5 Hipotesis Penelitian

Sugiyono (2009:93), menyatakan bahwa hipotesis merupakan jawaban

sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara karena

jawaban yang dikemukakan baru berdasarkan pada teori yang peneliti peroleh, belum

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Analisis 2.1.1 Pengertian

28

berdasarkan pada fakta-fakta yang diperoleh melalui pengumpulan dan analisis data.

Maka dari itu, berdasarkan teori dan kerangka pikiran yang telah peneliti kemukakan

sebelumnya maka hipotesis yang terdapat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ho1 : Kas tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap Profitabilitas

perusahaan.

Ha1 : Kas berpengaruh positif dan signifikan terhadap Profitabilitas

perusahaan.

Ho2 : Piutang tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap Profitabilitas

perusahaan.

Ha2 : Piutang berpengaruh positif dan signifikan terhadap Profitabilitas

perusahaan.