Upload
doantruc
View
222
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Penelitian Terdahulu
Penelitian Mabruroh (2004) bertujuan untuk menganalisis manfaat
dan pengaruh rasio keuangan dalam analisis kinerja keuangan perbankan.
Obyek penelitian yang digunakan adalah bank-bank yang go publik di
BEI selama periode tahun 1999-2000 sebanyak 22 bank. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa secara simultan variabel pemodalan (CAR)
likuiditas (LDR dan GWM) rentabilitas (ROA dan ROE) kualitas aktiva
(NPL) efisiensi (BOPO dan NIM) berpengaruh terhadap kinerja
perbankan. Secara parsial variabel ROA, ROE, CAR dan BOPO tidak
berpengarh signifikan terhadap kinerja perbankan sedangkan NPL dan
NIM secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja perbankan.
Pengaruh risiko terhadap ROA menurut Mabruroh (2004) adalah
semakin kecil NPL semakin kecil pula risiko kredit yang ditanggung
pihak bank. Bank dalam memberikan kredit harus melakukan analisis
terhadap kemampuan debitur untuk membayar kembali kewajibannya.
Setelah kredit diberikan bank wajib melakukan pemantauan terhadap
penggunaan kredit serta kemampuan dan kepatuhan debitur dalam
memenuhi kewajibannya. Penelitian terdahulu ini berkaitan dengan
penelitian yang digunakan sekarang terutama variabel-variabel yang
digunakan yaitu likuiditas (LDR dan GWM) permodalan (CAR) kualitas
7
aktiva NPL dan efisiensi (BOPO dan NIM). Penelitian terdahulu ini
berkaitan dengan penelitian yang digunakan sekarang terutama variabel-
variabel yang digunakan yaitu risiko kredit (NPL), profitabilitas (ROA).
Penelitian Yang dilakukan oleh Tan Sau Eng (2013) yang berjudul
Analisis Pengaruh NIM, BOPO, LDR, NPL & CAR terhadap ROA bank
internasional dan bank nasional go public periode 2007-2011. Penelitian
ini menggunakan teknik purposive sampling, melibatkan 7 bank publik di
Indonesia sebagai sampel dan data dianalisis dengan berbagai metode
regresi. Hasilnya menunjukkan bahwa semua variabel independen secara
bersamaan berpengaruh signifikan terhadap ROA, sedangkan secara
parsial hanya NIM, LDR dan NPL yang memiliki pengaruh signifikan.
Lebih lanjut, hasilnya juga menunjukkan bahwa variabel dengan efek
paling dominan adalah NIM.
Penelitian yang dilakukan oleh Afir fajar (2013) yang berjudul
Analisis faktor internal dan Eksternal bank yang mempengaruhi
profitabilitas bank umum di Indonesi yang terdiri dari Capital Adequacy
Ratio(CAR), Non performa Loan (NPL), BOPO, loan To Deposito ratio
(LDR), dan faktor ekternal bank yang terdiri dari nilai tukar rupiah
terhadap dolar, dan tingkat inflasi untuk Return On Asset (ROA) dari
bank umum dan menggunakan data dkunder yamh fiterbitkan oleh bank
indonesi dengan periode 2007-2010. hasilnya menunjukan eksternal bank
dan CAR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA bank umum.
8
sedangkan faktor eksternal secara sognifikan berpengaruh terhadap ROA
bank umum.
penelitian yang dilakukan oleh Budi Ponco (2008) yang berjudul
analisis pengaruh CAR, NPL, BOPO, NIM, dan LDR terhadap ROA
pada bank yang terdaftar di BEI periode 2004-2007 dengan
menggunakan alat analisis regresi linear berganda. pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependent yang dapat di terangkan oleh
model persamaan koefisien determinasi (R2) adalah sebesar 50.5 % dan
sisanya sebesar 49,5% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak
dimasukan dalam model transformasi regresi. dari hasil analisis uji t
diperoleh hasil dengan 4 variabel independent berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependent, dengan tingkat signifikan masing-masing
sebesar 0,00. sedangkan NPL memilki pengaruh negatif terhadap
variabel ROA, akan tetapi berpengaruh signifikan terhadap ROA.
berdasarkan penelitian terdahulu penelitian yang akan dilakukan
memiliki persamaan yaitu menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi profitabilitas perbankan. akan tetapi, secara keseluruhan
perbedaan penelitian ini dan penelitian sebelumnya yaitu pada periode
penelitian, dalam penelitian ini menggunakan periode tahunan yaitu
tahun 2016 sampai dengan tahun 2018
9
2. Landasan Teori
2.1 Pengertian Bank
Menurut undang-undang RI No. 7 Tahun 1992 yang telah
diubah dengan Undang-undang No.10 tahun 1998 tentang tentang
perbankan. Bank adalah badan usaha yang mengimpun dana ddari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada
masyarakt dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya
dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Meurut Hasibuan (2004) bank adalah sebagai lembaga
perantara, fasilitas yang mendasari kegiatan usaha bank
kepercataan masyarakat. Bank dituntut untuk selalu
memperhatikan kepentingan masyarakat disamping kepentingan
bank itu sendiri dalam mengembangkan usaha. Selain itu, Bank
juga harus bermanfaat dalam pembanguan ekonomi nasional
sesuai fungsinya sebagai Agent Of Defelopment dalam rangka
mewujudkan pemerataan pertumbuhan ekonomi dan stabilitas
ekonomi.
Pengertian bank menurut dendawijaya (2005), bank adalah
suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga
perantara keuangan yang menyalurkan dana dari pihak yang
berkelebihan dan kepada pihak yang membutuhkan dana atau
kekurangan dana pada waktu yang ditentukan.
10
Perbankan menurut Taswan (2006), perbankan merupakan
satu-satunya perusahaan yang mendapatkan jaminan dari
pemerintah atas aktifitas usahanya. Dalam regulasi perbankan,
bukan hanya produk dan layanan yang ditawarkan bank yang
diregulasi, namun lembaga bank itu sendiri juga diatur dengan
ketat. Regulasi yang sedemikian ketat perlu disusun mengingat
kegagalan bank dapat memiliki dampak panjang yang mendalam
terhadap perekonomian.
Sedangkan perbankan meurut manurung (2004), sebagai
lembaga keuangan, aset terbesar yang dimiliki oleh bank umum
adalah aset fasilitas, semakin besar aset yang dimiliki sebua bank,
biasanya porsi aktiva tetapnya semakin kecil.
2.2 Peran dan Fungsi Bank
a. Peranan Bank Umum
Peranan Bank umum dalam perekonomian dapat dilihat
sebagai berikut:
1) Menyediakan berbagai jasa perbankan
Dewasa ini bank umum ditinjau dari segi operasionalnnya
dapat diibaratkan sebagai tokoh serba ada bagi penyedia
jasa, bank di bidang yang ada kegiatannya dengan
keuangan maupun yang tidak ada berkaitan dengan
keuangan, di samping melaksanakan tugas pokok sebagai
11
perantara keuangan. Bank menjual produk keuangan yang
bermacam ragamnya.
2) Sebagai Jantungnya Perekonimian
Dipandang dari segi perekonomian, bank-bank umum
perperan sebagi jantungnya perekonomian suatu negara.
Uang mengalir kedalam bank, kemudian oleh bank
diedarkan kembali kedalam sistem perekonomian agar
proses perekonomian tetap berjalan. Proses ini
berlangsung terus menerus tanpa henti. Jadi, sistem
perbankan komersial di suati negara sangat penting bagi
berjalannya perekonomian negara tersebut.
3) Melaksanakan Kebijakan Moneter
Bank umum berperang pula sebagai wahana untuk
mengefektifkan kebijakan pemerinyah dibidang
perekonomian melalui pengendalian jumlah uang yang
beredar dengan mematuhi cadangan wajib. Jika jumlah
uang berlebih, maka inflasi akan terjadi diseratai dengan
akibat-akibat buruk yang akan mengganggu
perekonomian. Karena itulah bank sentral indonesia
bertugas mengendalikan jumlah uang yang beredar,
pertumbuhan ekonomi yang sehat dengan kesempatan
kerja yang memadai. Bank umum bertindak sebagai sarana
12
yang menjalankan kebijaksanaan bank sentral indonesia
tersebut.
b. Fungsi Bank Umum
Fungsi-fungsi yang dilakukan bank umum dapat
digolongkan sebagai berikut :
1) Menghimpun dana dari masyarakat
Bank umum memberikan jasa yang sangat penting bagi
kelancaran perekonomian dengan memberikan fasilitas
untuk menghimpun tabungan masyarakat untuk tujuan
ekonomi dan sosial melalui proses tabungan.
2) Memberikan pinjaman (kredit)
Fungsi utama bank umum adalah pemberi kredit kepada
para peminjam. Dalam pemberian kredit, bank umum
memberikan pelayanan sosial yang besar karena melalui
kegiatannya produksi dapat ditingkatkan. Investasi barang
modal dapat siperluas dan pada akhirnya hidup yang lebih
tinggi dapat dicapai
3) Mekanisme pembayaran
Salah satu mekanisme pembayaran yang sanagat penting
adalah pemindahbukuan dana dengan berbagai cara bank
umum. Fungsi ini menjadi semakin penting karena
pengguna cek, kartu kredit, dan ATM.
4) Menciptakan Uang giral
13
Bank menciptakan uang giral untuk mensuplai dana-dan
yang dibutuhkan masyarakat, kredit dan investasi bank
dapat membiayai produksi, distribusi, investasi, konsumsi,
dan kebutuhan pemerintah. Dengan kredit, bank mensuplai
uang itu dibutuhkan dalam waktu yang tepat. Apabila
kebutuhan telah terpenuhi, kredit tersebut dilunasi, uang
tersebut hilang dalam sirkulasi.
2.3 Jenis-jenis Bank
Adapun jenis-jenis bank dapat ditinjau dari berbagai segi
antara lain :
a. Dilihat dari segi funsinya
Menurut undang-undang pokok perbankan No 7 tahun
1992 dan ditegaskan lagi dengan keluarnnya undang-undang
RI nomor 10 tahun 1998 maka jenis-jenis perbankan terdiri
dari :
1) Bank Umum
Bank umum adalah bank yang melaksanakan usahannya
secara konvesioanal atau berdasarkan prinsip syariat
yangdalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayarn
2) Bank perkreditan rakyat (BPR)
Bank perkreditan rakyat adalah bank yang melaksanakan
kegiatan usahannya secara konvesional atau berdasarkan
14
prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan
jasa dalam lalulintas pembayaran.
b. Dilihat dari segi kepemilikannya
Ditinjau dari segi kepemilikan maksudnya adalah siapa
saja yang memiliki bank tersebut. Kepemilikan ini dilihat dari
akte pendirian dan penguasaan saham yang dimiliki bank yang
bersangkutan. Jenis-jenis bank yang dilihat dari segi
kepemilikan adalah sebagai berikut :
1) Bank milik pemerintah
Dimana baik akte pendirian maupun modalnnya dimiliki
ileh pemerintah, sehingga seleuruh keuntungan bank ini
dimiliki oleh pemerintah pula.
2) Bank milik swasta Nasional
Bank yang seluruh astu sebagain besarnya dimiliki oleh
swasta nasional serta akte pendirianyapun didirikan oleh
swasta, begitu pula pembagian keuntungannya untuk
keuntungan swasta pula.
3) Bank milik koperasi.
Kepemilikan saham-saham bank ini dimiliki oleh
perusahaan yang berbadan hukum koperasi.
15
4) Bank milik asing
Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada diluar
negeri, bank milik swasta asing atau pemerintah asing.
Kepemilikanmnya dimilki oleh pihak luar negeri.
5) Bank milik campuran
Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak
asing dan pihak swasta nasional, kepemilikan sahamnya
secara mayoritas dipegang oleh Warga Negara Indonesia.
2.4 Kinerja Perbankan
Aktivitas sosial perusahaan merupakan salah satu
komponen yang digunakan dalam laporan tahuanan, belum
adanya standar buku yang mengatur tentang pelaporan aktivitas
sosial perusaan menyebabkan adanya keanekaragaman bentuk
pengungkapan sosial yang dilakukan oleh perusahaan. Setiap
perusahaan mempunyai kebijakan yang berbeda-beda mengenai
pengungkapan sosial dengan kteatifitas perusahaan. Hal ini
menimbulkan masalah dalam pengukuran pengungkapan sosial.
Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya
sangat tergantung pada kinerja perusaan tersebut. Kinerja
merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan,
karena kinerja merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan
dalam mengelola dan mengalokasikan sumber daya yang dimiliki.
16
Kinerja adalah hasil nyata yang dicapai, dipergunakan
untuk menunjukan dicapainnya hasil yang positif, kinerja bank
dapat diketahui melalui penilaian tentang tingkat kesehatan bank,
yang pada standarnya telah diatur oleh bank indonesia. Kinerja
menunjukan suatu yang berhubungan dengan kekuatan dan
kelemahan perusahaan. Kekuatan tersebut dipahami agar dapat
dimanfaatkan dan kelemahanpun harus diketahui agar dapat
dilakukan langkah-langkah perbaikan.
Meurut Faisal (2001), kinerja keuangan adalah bagian dari
kinerja bak secara keseluruhan yang merupakan gambaran yang
dicapai bank dalam operasionalnya. Baik menyangkut aspek
keuangan, pemasaran, penghimpun dan penyaluran dana,
teknologi maupun sumber daya manusia.
Menurut triandaru (2006), penilaian kinerja bank
mencangkup penilaian terhadap faktor-faktor CAMELS yang
terdiri dari permodalan, kualitas asset, manajemen, rentabilitas,
liquiditas, dan sensitifitas terhadap resiko pasar. Pendekatan
kualitatif atas berbagai macam aspek yang mempengaruhi
terhadap kondisi dan perkembangan dan kondisi suatu bank
dalam pelaksanaan penilainnya dilakukan dengan menguantifikasi
komponen nasing-masing faktor. Faktor-faktor tersebut terkecuali
manajemen, di analisis dengan rasio keuangan.
17
2.5 Profitabilitas
Profitabilitas merupakan faktor yang memberikan
kebebasan dan fleksibilitas kepada manajemen untuk
mengungkapkan pertanggungjawaban sosial kepada pemegang
saham. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat profitabilitas
perusaan maka semakin besar pengungkapan informasi sosial,
Hasibuan (2001)
Meurut sartono (2001) profitabilitas adalah kekmampuan
perusahaan dalam memperoleh laba dalam hubungan dengan
penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Sedangkan menurut
hendra (2009) prifitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam
menciptakan tingkat keuntungan baik dalam bentuk laba
perusahaan maupun nilai ekonomis penjualan, aset bersih
perusahaan maupun modal sendiri.
Menurut kasmir (2011), profitabilitas adalah rasio untuk
menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan.
Sedangkan menurut fahmi (2011) rasio profitabiltas adalah rasio
untuk mengukur efektifitas manajemen secara keseluruahan yang
ditunjukan oleh besar kecilnya keuntungan yang diperoleh dalam
hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Pada dasarnya
tujuan utama suatu perusahaan adalah menghasilkan lab yang
yang optimal dari pengguna aktiva (kekayaan) suatu perusahaan,
18
dimana dikaitkan dengan penjualan yang berhasil diciptakan
suatu perusahaan sehingga dapat menghasilkan laba.
Dari pendapat-pendapat para ahli tersebut maka dapat dapat
disimpulkan bahwa perputaran persedian merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur berapa kali jumlah persedian dimiliki
atau mengalami perputaran selama periode tersebut.
2.6 Laporan Keuangan
Menurut Sudarini (2005), Laporan keuangan merupakan
salah satu sumber informasi yang menggambarkan secara
menyeluruh tentang kondisi dan perkembangan perusahaan,
sehingga dapat menjadi salah satu sarana menilai tingkat
profesionalisme perusahaan yang bersangkutan dalam melakukan
kegiatan pengusaha. Laporan keuangan ini menunjukkan kinerja
manajemen bank selama periode tertentu. Keuntungan dengan
membaca laporan ini yaitu pihak manajemen dapat memperbaiki
kelemahan yang ada serta mempertahankan kekuatan yang
dimiliki. Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil proses
akutansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi
antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan
pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas
perusahaan tersebut. Banyak pihak yang mempunyai kepentingan
untuk mengetahui lebih mendalam tentang laporan keuangan dari
bank karena masingmasing pihak mempunyai kepentingan yang
19
berbeda disesuaikan dengan sifat dan kepentingan masing-
masing.
Menurut Munawir (2002) pihak- pihak yang
berkepentingan terhadap posisi keuangan maupun perkembangan
suatu perusahaan adalah :
a. Pemilik perusahaan, sangat berkepentingan terhadap laporan
keuangan perusahaannya, karena dengan laporan tersebut
pemilik perusahaan akan dapat menilai sukses tidaknya
manajer dalam memimpin perusahaannnya dan kesuksesan
manajer dinilai dengan laba yang diperoleh perusahaann.
b. Manajer atau pemimpin perusahaan, dengan mengetahui
posisi keuangan perusahannya periode yang baru lalu akan
dapat menyusun rencana yang lebih baik, memperbaiki
sistem pengawasannya dan menentukan kebijaksanaan-
kebijaksanaan yang lebih tepat.
c. Para investor, mereka berkepentingan terhadap prospek
keuntungan dimasa mendatang dan perkembangan
perusahaan selanjutnya, untuk mengetahui jaminan
investasinya dan untuk mengetahui kondisi kerja atau kondisi
keuangan jangka pendek perusahaan tersebut.
d. Para kreditur dan bankers, sebelum mengambil keputusan
untuk memberi atau menolak permintaan kredit dari suatu
20
perusahaan, perlu mengetahui terlebih dahulu posisi
keuangan dari perusahaan yang bersangkutan.
e. Pemerintah untuk menentukan besarnya pajak yang harus
ditanggung oleh perusahaan juga sangat diperlukan oleh BPS.
Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Tenaga Kerja sebagai
dasar perncanaan pemerintah.
Menurut Kasmir, (2004) Pembuatan laporan keuangan
memiliki tujuan tersendiri. Secara umum, tujuan pembuatan
laporan keuangan suatu bank adalah sebagai berikut :
a. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah aktiva dan
jenis-jenis aktiva yang dimiliki.
b. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah kewajiban
dan jenis-jenis kewajiban baik jangka pendek maupun jangka
panjang.
c. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah modal dan
jenis-jenis modal bank waktu tertentu.
d. Memberikan informasi keuangan tentang hasil usaha yang
tercermin dari jumlah pendapatan yang diperoleh dan
sumber-sumber pendapatan bank tersebut.
e. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah biaya-biaya
yang dikeluarkan berikut jenis-jenis biaya yang dikeluarkan
dalam periode tertentu.
21
f. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang
terjadi dalam aktiva, kewajiban dan modal suatu bank.
g. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen dalam
suatu periode dari hasil laporan keuangan yang disajikan.
2.7 Analisis Rasio Keuangan
Menurut Munawir (2002), Analisis rasio keuangan adalah
metode analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu
dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu ataupun
secara kombinasi dari kedua laporan tersebut.
Menurut Dendawijaya (2001), Dengan menggunakan
analisa rasio dimungkinkan untuk dapat menentukan tingkat
kinerja suatu bank. Rasio keuangan tersebut dapat dikelompokkan
menjadi :
a. Rasio Likuiditas
Analisis rasio likuiditas adalah analisis yang dilakukan
terhadap kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban-
kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang sudah
jatuh tempo. Beberapa rasio likuiditas yang sering
dipergunakan dalam menilai kinerja suatu bank yaitu Cash
Ratio, Reserve Requirement, Loan to Deposit Ratio, Loan to
Asset Ratio, Rasio kewajiban bersih call money
22
b. Rasio Solvabilitas
Analisis solvabilitas adalah analisis yang digunakan untuk
mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban
jangka panjangnya atau kemampuan bank untuk memenuhi
kewajiban-kewajiban jika terjadi likuidasi bank. Disamping
itu, rasio ini digunakan untuk mengetahui perbandingan
antara volume (jumlah) dana yang diperoleh dari berbagai
utang (jangka pendek dan jangka panjang) serta sumber-
sumber lain diluar model bank sendiri dengan volume
penanaman dana tersebut pada berbagai jenis aktiva yang
dimiliki bank. Beberapa rasionya adalah Capital Adequacy
Ratio (CAR), Debt to Equity Ratio, Long Term Debt to Asset
Ratio
c. Rasio Rentabilitas
Analisis rasio rentabilitas bank adalah alat untuk
menganalisis atau mengukur tingkat efesiensi usaha dan
profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan.
Selain itu, rasio-rasio dalam kategori ini dapat pula
digunakan untuk mengukur tingkat kesehatan bank. Dalam
perhitungan rasio-rasio rentabilitas ini biasanya dicari
hubungan timbal balik antarpos yang terdapat pada laporan
laba rugi ataupun hubungan timbal balik antarpos yang
terdapat pada laporan laba rugi bank dengan pos-pos pada
23
neraca bank guna memperoleh berbagai indikasi yang
bermanfaat dalam mengukur tingkat efisiensi dan
profitabilitas bank yang bersangkutan. Analisis rasio
rentabilitas suatu bank pada bab ini antara lain yaitu Return
on Asset, Return on Equuity, Net Profit Margin, rasio biaya
operasional.
2.8 Return On Total Assets (ROA)
Menurut Husnan dana Pudjiastuti (2004) Return On Total
Assets adalah rasio yang menunjukan seberapa banyak laba bersih
yang bisa diperoleh dari seluruh kekayaan yang dimilki
perusahaan. Karena ini dipergunakan angka laba bersih sebelum
pajak dan total aktiva peushaan. Return on total Assets di
dasarkan pada pendapatan, karena aktiva didanai oleh para
pemegang saham dan kreditor. Maka rasio ini harus dapat
memberikan ukuran produktivitas aktiva dalam pengembalian
kepada para penanam modal tersebut.
Dalam analisis tentang profitabilitas bank. Rasio Return on
Total Assets merupakan hal yang paling efektif sebagai dasar
analisis untuk mengetahui kinerja suatu perbankan didalam
pemberdayaan seluruh sumber daya yang dimilikinya untuk
menghasilkan profit yang maksimum.
Alasan dipilih ROA sebagai fokus kinerja bank dalam
mengukur tingkat profitabilitas adalah bahwa ROA digunakan
24
untuk megukur efektifitas sebua bank didalam menghasilkan
keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. ROA
merupakan rasio antara laba sesudah objek terhadap total assets.
Semakain besar ROA menunjukan kinerja bank perusahaan
semakin baik. Karena tingkat kembalian (return) semakin besar.
Rasio ON Tottal Assets (ROA) merupakan indikator
keberhasilan perusahaan ada pengelolaan kekayaan yang dimiliki
perusahaan. Sehingga dengan meningkatya rasio Return On Total
Assets mencerminkan kinerja perusahaan baik dalam mengelola
kekayaan yang dimilikinya. Sehingga, dapat menghasilkan
keuntungan data laba.
berdasarkan alasan tersebut ROA dijadikan indikator dari
bank Performance atau kinerja bank dalam penelian ini. Rumus
yang digunakan dalam menghitung ROA adalah :
ROA =
2.9 Non Perfomance Loan (NPL)
Non Performance loan atau kredit bermasalah adalah
kendala yang harus dihadapi oleh bank. Dengan adanya kredit
seperti itu bank dituntut untuk lebih berhati-hati sehingga kredit
yang tadinya bermasalah bisa menjadi kredit yang bermutu tetapi
jika penanganannya tidak serius maka kredit tersebut akan
menjadi kredit macet yang bisa saja dihapus bukukan.
25
pekerjaan penanganan kredit bermasalah bukanlah hal yang
mudah dan murah, baik terjadi likiditas ataupun tidak. Inilah
alasan perlu adanya tindakan-tindakan pencegahan sehingga
masalah-masalah dapat diketahui sebelum situasi berkembang
menjadi kredit bermasalah yang akhirnya macet. Rumus yang
digunakan dalam menghitung NPL adalah :
NPL =
2.10 Loan To Deposito Ratio (LDR)
Menurut sudarini (2005), Loan To Deposito rasio
merupakan rasio yang mengukur kemampuan bank untuk
memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera dipenuhi.
Kewajiban tersebut berupa call money yang harus dipenuhi pada
saat adanya kewajiban kliring, dimana pemenuhannya dilakukan
dari aktiva lancar yang dimilki perusahaan. Sebagaimana rasio
likuiditas yang digunakan dalam perusahaan secara umum juga
berlaku bagi perbankan. Bank yang memiliki total aset besar,
mempunyai kesempatan untuk menyalurkan kreditnya kepada
pihak peminjam dalam jumlah yang lebih besar, sehingga
memperoleh keuntungan yang tinggi.
Menurut Siamat (2005), Pengelolaan likuiditas
merupakan salah satu masalah yang kompleks dalam kegiatan
26
operasional bank, hal tersebut dikarenakan dana yang dikelola
bank sebagian besar adalah dana dari masyarakat yang sifatnya
jangka pendek dan dapat ditarik sewaktu-waktu. Sebagaimana
rasio likuiditas yang digunakandalam perusahaan secara umum
juga berlaku bagi perbankan. Namun perbedaannya dalam
likuiditas perbankan tidak diukur dari acid test ratio maupun
current ratio, tetapi terdapat ukuran khusus yang berlaku untuk
menentukan likuiditas bank sesuai dengan peraturan Bank
Indonesia. Rasio likuiditas yang lazim digunakan dalam dunia
perbankan terutama diukurdari Loan to Deposit Ratio (LDR).
Besarnya LDR mengikuti perkembangan kondisi ekonomi
Indonesia, dan sejak akhir tahun 2001 bank dianggap sehat
apabila besarnya LDR antara 80% sampai dengan 110%.
Besarnya LDR dihitung sebagai berikut :
LDR =
2.11 BOPO
Keberhasilan bank didasarkan pada penilaian kuantitatif
terhadap rentabilitas bank dapat yang diukur dengan
menggunakan rasio biaya operasional terhadap pendapatan
operasional. Hal ini disebabkan setiap peningkatan operasi akan
berakbiat pada menurunya laba sebelum pajak dan akhirnya
akan menurunkan laba atau profitabilitas (ROA) bank yang
bersangkutan. Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan
27
Operasional (BOPO) sering disebut rasio efisiensi yang
digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam
mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan
operasiona. Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya
operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan.
Dendawijaya (2003), BOPO digunakan untuk mengukur
tingkat efisiensi dan kemampuan bankdalam melakukan
kegiatan operasinya. Mengingat kegiatan utama bank pada
prinsipnya adalah bertindak sebagai perantara, yaitu
menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat, maka biaya
dan pendapatan operasional bank didominasi oleh biaya bunga
dan hasil bunga.
Menurut Surat Edaran BI No. 3/30DPNP tanggal 14
Desember 2001, BOPO diukur dari perbandingan antara biaya
operasional terhadap pendapatan operasional. Biaya operasi
merupakan biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam rangka
menjalankan aktivitas usaha pokoknya (biaya bunga, biaya
tenaga kerja, biaya pemasaran dan biaya operasi lainnya).
Pendapatan operasi merupakan pendapatan utama bank yaitu
pendapatan bunga yang diperoleh dari penempatan dana dalam
bentuk kredit dan pendapatan operasi lainnya. Adapun Rumus
yang digunakan dalam menghitung BOPO adalah :
BOPO =