28
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN TERDAHULU A. Penelitian Terdahulu Peneliti terdahulu sangat penting sebagai bahan acuan atau tinjauan pustaka yang membantu peneliti dalam merumuskan asumsi dasar, untuk dapat menganalisa penelitian ini. Berikut adalah beberapa hasil penelitian yang dijadikan sebagai referensi peneliti tentang partisipasi konsumen terhadap branding media sosial. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Angga Puspa Wardani (2016) Judul “Partisipasi Konsumen Melalui Media Sosial Branding (Survey pada Konsumen Batik Air)”. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Untuk memperoleh gambaran partisipasi konsumen melalui media sosial; (2) Untuk memperoleh gambaran partisipasi konsumen Batik Air melalui media sosial dalam pemasaran brand Batik Air. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum responden memiliki tingkat keaktifan yang tinggi dalam menggunakan media sosial. Namun, ketika bersangkutan dengan pemasaran brand Batik Air, sebagian besar responden cenderung pasif. Terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab hal tersebut terjadi. Faktor pertama yaitu responden tidak merasa tertarik dengan konten yang diberikan oleh Batik

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN TERDAHULU A. …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3148/3/BAB II.pdf · 2018. 8. 13. · BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN TERDAHULU A. Penelitian

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • BAB II

    LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN TERDAHULU

    A. Penelitian Terdahulu

    Peneliti terdahulu sangat penting sebagai bahan acuan atau tinjauan

    pustaka yang membantu peneliti dalam merumuskan asumsi dasar, untuk

    dapat menganalisa penelitian ini. Berikut adalah beberapa hasil penelitian

    yang dijadikan sebagai referensi peneliti tentang partisipasi konsumen

    terhadap branding media sosial.

    1. Penelitian yang dilakukan oleh Angga Puspa Wardani (2016)

    Judul “Partisipasi Konsumen Melalui Media Sosial Branding

    (Survey pada Konsumen Batik Air)”. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1)

    Untuk memperoleh gambaran partisipasi konsumen melalui media sosial;

    (2) Untuk memperoleh gambaran partisipasi konsumen Batik Air melalui

    media sosial dalam pemasaran brand Batik Air.

    Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum

    responden memiliki tingkat keaktifan yang tinggi dalam menggunakan

    media sosial. Namun, ketika bersangkutan dengan pemasaran brand Batik

    Air, sebagian besar responden cenderung pasif. Terdapat beberapa faktor

    yang menjadi penyebab hal tersebut terjadi. Faktor pertama yaitu

    responden tidak merasa tertarik dengan konten yang diberikan oleh Batik

  • Air melalui media sosial. Faktor kedua yaitu akibat dari kurangnya minat

    responden terhadap konten Batik Air maka responden tidak merasa perlu

    untuk berpartisipasi di media sosial terkait dengan Batik Air. Faktor ketiga

    yaitu Batik Air belum melakukan pengelolaan media sosial dengan baik.

    2. Penelitian yang dilakukan oleh Bernadeth Bellanita Astri 2017

    Judul “Brand personality HUMBLEZING (analisis isi kualitatif

    brand personality koleksi pakaian humblezing dalam instagram) Tujuan

    yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu mendeskripsikan Brand

    Personality Humblezing yang dikomunikasikan melalui Instagram.

    Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Humblezing

    merupakan brand fesyen lokal dengan karakter kuat yang telah

    mempertahankan eksistensinya sejak tahun 2013 di Instagram. Oleh

    karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti konten Instagram Humblezing

    dan mendeskripsikan brand personality yang dikomunikasikan dalam

    masing-masing konten. Peneliti menyaring enam konten dari tiga koleksi

    pakaian yang dirilis di tahun yang berbeda, lalu melakukan analisis konten

    dengan menguraikan tanda verbal dan nonverbal, serta melakukan

    identifikasi dan pemaknaan tanda dengan model tanda triadic Peirce. Hasil

    penelitian ini menunjukkan bahwa Humblezing telah melakukan

    komunikasi visual secara konsisten karena keenam konten menampilkan

    brand personality yang sama. Dengan begitu, Humblezing mampu

  • meningkatkan hubungan emosional dengan konsumen, membangun brand

    yang kuat, dan pada akhirnya menciptakan brand loyalty.

    B. Landasan Teori

    Teori merupakan dasar pembuatan unit analisis penelitian dan

    diperlukan untuk menganalisis serta menginterpretasikan data-data yang

    diperoleh dari penelitian yang dilakukan . oleh karena itu, untuk menjelaskan

    bagaimana partisipasi konsumen melalui media sosial dalam branding AirAsia

    Indonesia, maka penelitian ini akan menggunakan teori sebagai berikut :

    1. Model Komunikasi Laswell

    Munculnya konsep tentang model komunikasi memberikan sebuah

    kemajuan dalam bidang keilmuan komunikasi. Terdapat beberapa model

    komunikasi yang dikemukakan oleh beberapa pakar ilmuan komunikasi.

    Perbedaan dari model-model ini terlihat dari perbedaan latar belakang

    paradigmanya yang digunakan dan kemajuan teknologi yang sedang

    berkembang saat itu. Salah satu model komunikasi verbal adalah model

    komunikasi Laswell.

    Laswell menerangkan bahwa cara terbaik untuk menerangkan

    komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan: Who Says What in Which

    Channel To Whom What Effect (Siapa Mengatakan Melalui Saluran Apa

    Kepada Siapa Dengan Efek Apa). Jawaban dari pertanyaan paradigmatic

    Laswell merupakan unsur-unsur proses komunikasi yang meliputi:

  • komunikator, pesan media. Komunikan dan efek.1 Paradigma tersebut dapat

    dijelaskan sebagai berikut:

    1. Who: Komunikator, orang yang menyampaikan pesan

    2. Says What: Pernyataan yang didukung oleh lambang-lambang

    3. In Which Channel: Media; sarana atau saluran yang mendukung

    pesan yang disampaikan

    4. To Whom: Komunikan; orang yang menerima pesan.

    5. With What Effect: Efek dampak sebagai pengaruh pesan atau dapat

    juga dikatakan sebagai hasil dari proses komunikasi.

    a. Unsur Komunikasi Model Laswell

    Adapun unsur ataupun elemen yang mendukung terjadinya suatu

    komunikasi sebagai berikut:2

    1. Sumber

    Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai

    pembuat atau pengirim informasi. Sumber sering disebut pengirim,

    komunikator (source, sender).

    1 Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu, Teori & Filsafat Komunikasi. Bandung PT.Citra Aditya

    Bakti. Hlm. 253 2 Cangara Hafied. 2002. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Hlm. 23-

    26

  • 2. Pesan

    Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu

    yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat

    disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media

    komunikasi. Isinya biasa berupa ilmu pengetahuan, hiburan,

    informasi, nasihat atau propaganda.

    3. Media

    Media yang dimaksud disini adalah alat yang digunakan untuk

    memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Dalam

    komunikasi massa, media adalah alat yang dapat menghubungkan

    antara sumber dan penerima yang sifatnya terbuka, dimana setiap

    orang dapat melihat, membaca dan mendengarnya.

    4. Penerima

    Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran yang dikirim oleh

    sumber. Penerima biasa terdiri dari satu orang atau lebih, biasa

    dalam bentuk kelompok, organisasi atau Negara. Penerima dalah

    elemen yang penting dalam proses komunikasi, karena yang

    menjadi sasaran dari komunikasi. Jika suatu pesan tidak diterima

    oleh penerima, akan menimbulkan berbagai macam masalah yang

    seringkali menuntut perubahan, apakah pada sumber, pesan atau

    saluran.

  • 5. Pengaruh

    Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan,

    dirasakan dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah

    menerima pesan. Pengaruh ini bisa terjadi pada pengetahuan,

    sikap, dan tingkah laku seseorang. Karena ini, pengaruh biasa juga

    diartikan perubahan atau penguatan keyakinan pada pengetahuan,

    sikap dan tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan.

    6. Tanggapan balik

    Ada yang beranggapan bahwa umpan balik sebenarnya adalah

    salah satu bentuk daripada pengaruh yang berasal dari penerima.

    Tetapi, sebenarnya umpan balik bisa juga berasal dari unsur lain

    seperti pesan dan media, meski pesan belum sampai pada

    penerima.

    7. Lingkungan

    Lingkungan atau situasi adalah faktor - faktor tertentu yang dapat

    mempengaruhi jalannya komunikasi.

    b. Hambatan Komunikasi

    Tidaklah mudah untuk melakukan komunikasi secara efektif.

    Bahkan beberapa ahli komunikasi menyatakan bahwa tidak mungkinlah

    seseorang melakukan komunikasi yang sebenar-benarnya efektif. Ada

    banyak hambatan yang dapat merusak komunikasi. Berikut ini adalah

  • beberapa hal yang merupakan hambatan komunikasi yang harus menjadi

    perhatian bagi komunikasi kalau ingin komunikasinya sukses.3

    2. New Media (media baru)

    Akhir-akhir ini istilah new media sering sekali muncul pada lingkup

    keilmuwan komunikasi. New media syarat dengan alat-alat canggih yang

    bersifat sedikit modern. New media juga identik dengan sesuatu bersifat

    digital dan erat kaitannya dengan alat seperti komputer, handphone atau

    smartphone. Munculnya istilah ini ditandai juga dengan adanya teknologi

    internet yang membuat kehidupan manusia lebih memudahkan dalam

    berkehidupan. Teknologi ini membantu manusia dalam hal pekerjaan,

    pendidikan, sampai pada kehidupan sosial.

    New media terdiri dari 2 kata yaitu New dan Media. New yang berarti

    baru dan media yang berarti perantara. Jadi New Media merupakan sarana

    perantara yang baru. Menurut Dennis McQuail dalam bukunya teori

    komunikasi massa ciri utama media baru adalah adanya saling keterhubungan,

    aksesnya terhadap khalayak individu sebagai penerima maupun pengirim

    pesan, interaktivitas, kegunaan yang beragam sebagai karakter yang terbuka,

    sifatnya yang ada dimana-mana.4

    Definisi lain mengemukakan, media baru merupakan digitalisasi yang

    mana sebuah konsep pemahaman dari perkembangan zaman mengenai

    3 Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu, Teori & Filsafat Komunikasi. Bandung PT.Citra Aditya

    Bakti. Hlm. 45 4 Dennis McQuail, Teori Komunikasi Massa McQuail, Edisi 6 Buku 1, Jakarta: Salemba

    Humanika, 2011. Hlm 43

  • teknologi dan sains, dari semua yang bersifat manual menjadi otomatis dan

    dari semua yang bersifat rumit menjadi ringkas. Digital adalah sebuah metode

    yang complex dan fleksibel yang membuatnya menjadi sesuatu yang pokok

    dalam kehidupan manusia. Digital ini juga selalu berhubungan dengan media

    karena media ini adalah sesuatu yang terus selalu berkembang dari media

    zaman dahulu (old media) sampai sekarang yang sudah menggunakan digital

    (modern media/new media).

    Internet merupakan salah satu bentuk dari media baru (New Media)

    yang saat ini diakses semua orang. Tidak hanya itu media baru ini pun sangat

    erat kaitannya dengan teknologi. Berdasarkan pengamatan penulis ada

    beberapa jenis media baru yang berkaitan dengan teknologi yang akan

    berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan.

    Internet yang merupakan sebuah media dengan segala karakteristiknya.

    Internet memiliki teknologi, cara penggunaan, lingkup layanan, isi dan image

    sendiri. Internet tidak dimiliki, dikendalikan atau dikelola oleh sebuah badan

    tunggal tetapi merupakan sebuah jaringan komputer yang terhubung secara

    intensional dan beroperasi berdasarkan protokol yang disepakati bersama.

    Sejumlah organisasi khususnya provider dan badan telekomunikasi berperan

    dalam operasi internet.5

    Berdasarkan pengamatan penulis ada beberapa jenis media baru yang

    berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan salah satunya adalah Media

    Sosial. Media Sosial adalah media yang di desain untuk memudahkan

    5 McQuail, Dennis. 2009. Mass Communication Theory. London : Stage Publication, Ltd. Hal. 28-

    29

  • interaksi sosial yang bersifat interaktif atau dua arah. Media sosial berbasis

    pada teknologi internet yang mengubah pola penyebaran informasi dari yang

    sebelumnya bersifat satu ke banyak audiens, banyak audiens ke banyak

    audiens. Beberapa adalah karakteristik dari media sosial :

    a. Partisipasi

    Media sosial medorong kontribusi dan umpan balik dari semua

    orang yang ada dan tertarik. Ini mengaburkan batas antara media dan

    audiens.

    b. Keterbukaan

    Sebagian besar layanan media sosial terbuka untuk interaksi dan

    partisipasi. Beberapa diantaranya bahkan mendorong penggunanya untuk

    berlomba-lomba berinteraksi melalui layanan media tersebut, terlihat dari

    disediakannya fitur seperti voting, komentar, pembagian informasi ke

    jangkauan yang lebih luas. Namun saat ini beberapa layanan media mulai

    menciptakan fitur baru dimana fitur ini bisa menyaring konten-konten yang

    dianggap tidak pantas untuk di bagikan melalui sesama pengguna.

    c. Percakapan

    Sedangkan jika media tradisional masih membahas tentang

    broadcast yaitu konten yang dikirimkan atau didistribusikan ke audiens

    maka media sosial dianggap lebih baik dari media tradisional. Karena jika

    dilihat dari konsep media sosial pada dasarnya dinilai sebagai percakapan

  • dua arah. Bukan hanya menyebarkan informasi namun memberi tanggapan

    atas informasi tersebut secara langsung. Hal ini yang banyak tidak

    didapatkan pada konsep media tradisional.

    d. Komunitas

    Media sosial memungkinkan komunitas untuk terbentuk dengan

    cepat dan berkomunikasi secara efektif. Komunitas berbagi minat yang

    sama, seperti kecintaan pada fotografi, masalah politik atau acara TV

    favorit.

    e. Saling Terhubung

    Sebagian besar media sosial berkembang pada kemampuan saling

    terhubung antara mereka, memanfaatkan tautan ke yang lain seperti situs,

    sumber daya, maupun dengan seluruh pengguna.

    Media sosial menggunakan mobilitas dan teknologi berbasis web

    untuk menciptakan sebuah media yang interaktif tempat individu dan

    komunitas dapat berbagi, menciptakan, me\ndiskusikan, dan memodifikasi

    konten tersebut. Hal ini memperkenalkan dan mengubah cara orang

    berkomunikasi baik pada level organisasi, komunitas maupun individu.

    Sebagai situs jejaring, sosial media memiliki peran penting dalam pemasaran.

    Hal ini disebabkan, sosial media dapat memainkan peran komunikasi.

    Kaplan dan Haenlein membedakan Sosial Media dari konsep-konsep

    seperti web (user generated content) menurut pemahaman mereka ada 6 jenis

  • Sosial Media yang bisa dibedakan berdasarkan oleh tingkat resiko dan peluang

    bagi masing-masing pengguna, yakni :6

    1) Collaborative Projects

    Gagasan utama yang mendasari proyek kolaboratif adalah bahwa

    proyek ini merupakan upaya bersama banyak pengguna mengarah pada

    hasil yang lebih baik dari pada yang dapat dicapai oleh pengguna manapun

    secara individu. Salah satu diantaranya yaitu Wikipedia yaitu, situs web

    yang memungkinkan pengguna untuk menambah, menghapus, dan

    menambah konten berbasis teks yang memungkinkan pengumpulan pesan

    berbasis kelompok. Wikipedia adalah sejain menyajikan informasi yng

    biasa ditemui di dalam sebuah ensiklopedia, Wikipedia juga memuat

    artikel-artikel yang biasanya di temukan didalam almanak, majalah

    spesial, dan topik-topik berita yang masih hangat.

    2) Blog and microblogs

    Blog yang mewakili bentuk paling awal dari Media Sosial, adalah

    jenis situs web khusus yang biasanya menampilkan entri bertangal-tanggal

    dalam urutan kronologi terbaik. Mereka adalah Media Sosial yang sepadan

    dengan halaman web pribadi dan dapat memiliki banyak variasi yang

    berbeda, dari buku harian pribadi yang menggambarkan kehidupan penulis

    hingga hingga ringkasan semua informasi yang relevan dalam satu area

    konten tertentu. Blog biasanya dikelola oleh satu orang saja, tetapi

    6 Kaplan, Andreas M,; Michael Haenlein. “User of the world, unite! The challenges and

    opportunities of social media”. Business Horizons 53. 2010. Hlm :59-68

  • memberikan kemungkinan interaksi dengan orang lain melalui

    penambahan komentar.

    3) Content Communities

    Tujuan utama komunitas konten adalah berbagi konten media antar

    pengguna. Komunitas konten ada untuk berbagai jenis media yang

    berbeda, termasuk teks (BookCrossing), foto (Flickr), video (Youtube),

    dan presentasi powerpoint (Slideshare). Pengguna di komunitas konten

    tidak diharuskan untuk membuat halaman profil pribadi jika mereka

    melakukannya, halaman-halaman ini biasanya hanya berisi informasi

    dasar, seperti tanggal mereka bergabung dengan komunitas dan jumlah

    video yang dibagikan.

    Popularitas tinggi komunitas konten membuat mereka menjadi

    saluran kontak yang sangat menarik bagi banyak perusahaan ini mudah

    dipercaya ketika seseorang menganggap bahwa youtube melayani lebih

    dari 100 juta video perhari. Pada tahun 2007, Procter & Gamble

    menyelenggarakan kontes untuk obat bebasnya Pepto-Bismol, dimana para

    pengguna didorong untuk mengunggah video youtube satu menit tentang

    diri mereka bernyanyi tentang penyakit yang bisa disembuhkan oleh obat

    tersebut. Peusahaan lain seperti Cisco dan Google, bergantung pada

    komunitas konten untuk berbagi video mengenai perekrutan, publikasi

    kabar terbaru serta pengumuman pers dengan karyawan dan investor

    mereka. Dalam penjelasan diatas berarti youtube befungsi juga sebagai

    media promosi dan media komunitas seseorang.

  • 4) Social Networking Sites

    Situs jejaring sosial adalah adalah aplikasi yang memungkinkan

    pengguna untuk terhubung dengan membuat profil informasi pribadi,

    mengundang teman maupun kolega untuk memiliki akses ke profil

    tersebut, dan mengirim e-mail dan pesan langsung antara satu sama lain.

    Profil pribadi ini dapat mencakup semua jenis informasi termasuk foto,

    video, file audio, dan blog. Situs jejaring sosial terbesar yang saat ini

    menduduki puncak tertinggi adalah Instagram dan Facebook. Dua

    platform inilah yang saat ini banyak digunakan oleh pengguna hampir

    diseluruh dunia.

    Situs jejaring sosial memiliki popularitas yang sangat tinggi,

    khususnya dikalangan pengguna internet yang lebih muda, bahkan istilah

    “Facebook addict” telah di masukkan ke dalam kamus Urban, sebuah

    proyek kolaborasi yang fokus pada pengembangan kamus silang untuk

    bahasa Inggris. Beberapa perusahaan sudah sudah menggunakan situs

    jejaring sosial untuk mendukung pembentukan komunitas merek atau

    untuk riset pemasaran dalam konteks netnography.

    5) Virtual Game Worlds

    Dunia virtual adalah platform yang mereplikasi lingkungan secara

    tiga dimensi dimana pengguna dapat muncul dalam bentuk avatar yang

    dipersonalisasi dan berinteraksi satu sama lain seperti dalam kehidupan

    nyata. Dalam pengertian ini, dunia virtual munkin adalah presentasi utama

  • dari Media Sosial, karena mereka memberikan kehadiran sosial dan

    kekayaan media tertinggi dari semua aplikasi yang didiskuikan sejauh ini.

    6) Virtual Social Worlds

    Kelompok dunia vitual kedua, sering disebut sebagai dunia sosial

    virtual. Diamna dalam dunia kedua ini memungkinkan penduduk untuk

    memilih perilaku mereka secara lebih bebas dan pada dasarnya menjalani

    kehidupan virtual yang mirip dengan kehidupan nyata mereka. Hal ini

    memungkinkan untuk berbagi strategi presentasi diri yang tidak terbatas

    antar pengguna. Duni sosial virtual menawarkan banyak peluang bagi

    perusahaan dalam pemasaran berupa iklan, v-Commerce, riset pemasaran

    dan menejemen sumber daya manusia.

    Berdasarkan pemaparan diatas media sosial merupakan salah satu alat

    penting yang digunakan di era digital sekarang ini. Media sosial

    memungkinkan kita untuk berinteraksi dengan orang-orang di dunia maya

    baik yang dekat maupun jauh. Semakin meningkatnya pengguna media sosial

    juga membuka peluang bagi perusahaan-perusahaan untuk melakukan

    pemasaran. Karena target pasar pada media dirasa tepat dan bisa di klasifikasi

    berdasarkan data- data yang sudah dicantumkan oleh pengguna pada setiap

    akun media sosial. Berikut ini beberapa kelebihan media sosial dibandingkan

    media konvensional antara lain :7

    7 Tim Pusat Humas Kementrian Perdagangan RI (2014). Media Sosial Untuk Kementrian

    Perdagangan RI. Jakarta : Humas Kementrian Perdagangan RI, Hlm. 31

  • a) Cepat, ringkas, padat, dan sederhana. Kalau kita lihat, setiap produksi

    media konvensional membutuhkan keterampilan khusus, standar yang

    baku dan kemampuan marketing yang unggul. Sebaliknya, medsos begitu

    mudah digunakan (user friendly), bahkan pengguna tanpa basis

    pengetahuan Teknologi Informasi (TI) pun dapat menggunakannya.

    b) Menciptakan hubungan lebih insten. Media-media konvensional hanya

    melalukan komunikasi satu arah. Untuk mengatasi keterbatasan itu, media

    konvensional mencoba membangun hubungan dengan model. Sedangkan

    media sosial memberikan kesempatan lebih luas kepada pengguna untuk

    berinteraksi dengan mitra, pelanggan, dan relasi serta membangun

    hubungan timbal balik secara langsung dengan mereka.

    c) Jangkauan luas dan globa. Media sosial memiliki daya jangkau secara

    global, tetapi untuk menopang itu perlu biaya besar dan membutuhkan

    waktu lebih lama. Sedangkan melalui media sosial, siapapaun bisa

    mengkomunikasikan informasi secara cepat tanpa hambatan geografis.

    Pengguna media sosial juga diberi peluang yang besar untuk mendesain

    konten sesuai dengan target dan keinginan ke lebih banyak pengguna.

    d) Kendali dan terukur. Dalam media sosial dengan sistem tracking yang

    tersedia, pengguna dapat mengendalikan dan mengukur efektifitas

    informasi yang diberikan melalui respons balik serta reaksi yang mucul.

    Sedangkan pada media-media konvensional, masih membutuhkan waktu

    yang lama serta memakan biaya yang besar. Karena harus dilakukan

  • survei secara langsung ke lapangan untuk mengetahui efektivitas informasi

    yang diberikan.

    Hal ini merupakan pergeseran dari mekanisme siaran ke model banyak

    ke banyak, berakar pada percakapan antara penulis, orang dan teman sebaya.

    Berdasarkan definisi tersebut diketahui unsur-unsur fundamental dari media

    sosial yaitu pertama, media sosial melibatkan saluran sosial yang berbeda dan

    online menjadi saluran utama. Kedua, media sosial berubah dari waktu ke

    waktu, artinya media sosial terus berkembang. Ketiga, media sosial adalah

    partisipatif. ”penonton” dianggap kreatif sihingga dapat memberikan

    komentar.

    Karakteristik umum yang dimiliki setiap media sosial yaitu adanya

    keterbukaan dialog antar para pengguna. Media sosial dapat diubah oleh waktu

    dan diatur ulang oleh penciptanya, atau dalam beberapa situs tertentu, dapat

    diubah oleh suatu komunitas. Selain itu media sosial juga menyediakan dan

    membentuk cara baru dalam berkomunikasi. Sebelum muncul dan populernya

    media sosial, kebanyakan orang berkomunikasi dengan cara sms atau telepon

    menggunakan handphone.

    3. Branding dalam Media Sosial (social media branding)

    Media habit konsumen telah berubah dan menyebabkan konsumen

    menjadi semakin aktif; tidak lagi sebatas mampu mencari dan mendapatkan

    informasi, namun juga menghasilkan informasi. Perusahaan tidak lagi menjadi

    satu-satunya pembuat cerita dari suatu brand. Bagi Stidsen dan Schutte,

  • komunikasi yang efektif melibatkan keberadaan media yang sesuai untuk

    dialog antara konsumen dengan brand. Oleh karena itu, popularitas media

    sosial membawa aktivitas branding ke ranah yang baru, yaitu melalui media

    sosial.8

    Kemunculan media sosial dapat menjadi alat komunikasi yang bagus

    bagi perusahaan, pemasar, atau pengiklan.9 Tidak semua media sosial

    memiliki kegunaan yang sama. Setiap media sosial memiliki fitur dan

    komponen yang berbeda untuk mendukung ketertarikan dan praktik individu

    yang beragam.10

    Media sosial telah memberikan penggunanya untuk

    terhubung, membangun komunitas, atau memproduksi dan membagikan

    konten.11

    Hal ini mengubah cara brand berinteraksi dengan konsumennya, di

    mana brand memiliki kesempatan lebih besar untuk melakukan komunikasi

    dua arah dengan konsumen. Media sosial memiliki interaktivitas yang tinggi

    dan komunikasi terjadi secara real-time ini yang membedakan media sosial

    dengan media-media lain.

    Dengan demikian, brand memiliki kesempatan untuk melakukan

    dialog dengan konsumen dan mampu mendapatkan feedback yang diharapkan.

    Popularitas media sosial di kalangan konsumen menjadikannya media yang

    sesuai untuk menciptakan komunikasi yang efektif. Selain itu, melalui media

    8 Stidsen, B. & Schutte, T.F. (1972). “Marketing as a communication system: The marketing

    concept revisited”. Journal of Marketing. 36(4):22-27. 9 North, S. N. 2011. Social Media’s Role in Branding: A Study of Social Media Use and the

    Cultivation of Brand Affect, Trust, and Loyalty. Texas: University of Texas. 10

    Ellison, N. (2008). “Social Network Sites: Definition, History, and Scholarship”. Journal of

    Computer-Mediated Communication. 13:210-230. 11

    Smith, T. (2009). “The Social Media Revolution”. International Journal of Market Research.

    51(4):559-561.

  • sosial brand dapat melakukan pendekatan dengan jumlah audiens yang sangat

    banyak, namun dengan biaya yang jauh lebih terjangkau dari media

    konvensional. Itulah sebabnya brand sebaiknya terus beradaptasi dengan

    dinamika media sosial.

    Terdapat perbedaan antara branding dengan proses pemasaran.

    Pemasaran merupakan kegiatan mempromosikan produk atau jasa secara aktif.

    Pada pemasaran, produsen mengkomunikasikan pesan untuk mendapatkan

    hasil penjualan. Pesan tersebut seperti “ Belilah produk kami karena itu lebih

    baik atau karena itu keren atau karena anda memiliki masalah dan produk

    kami akan memperbaikinya”. Sedangkan branding merupakan proses yang

    lebih dahulu dilakukan dan mendasari setiap usaha pemasaran. Branding

    menarik orang untuk membeli produk, pesan yang dikomunikasikan dalam

    branding seperti “ini adalah saya. Ini adalah mengapa saya ada. Jika anda

    setuju, jika anda seperti saya. Anda dapat membeli saya, mendukung saya, dan

    merekomendasikan saya untuk teman-teman anda”. Melalui pesan tersebut

    produsen tidak semata-mata mengkomunikasikan kepada konsumen untuk

    membeli produk mereka. Namun dengan branding yang baik, maka akan

    membantu mendorong konsumen untuk membeli produk dan mendukung

    kegiatan pemasaran lainnya.

    Terdapat banyak cara bagi brand untuk melakukan komunikasi di

    media sosial. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, masing-masing platform

    media sosial memiliki cara berfungsi yang unik, yang mana berarti tingkah

    laku dan komunikasi brand di dalamnya harus disesuaikan. Brand dapat

  • berbagi berita dan informasi secara langsung dengan pengguna , ikut serta

    dalam percakapan, dan bereaksi pada umpan balik dan komentar dari

    pengguna.

    Bentuk komunikasi brand dalam media sosial sangat beragam,

    termasuk komunikasi visual. Kultur visual sehari-hari dalam media sosial.

    Saat seseorang mengakses media sosial, orang tersebut memiliki pilihan untuk

    mengemukakan interpretasinya akan gambar yang diunggah orang lain, atau

    haknya mendeskripsikan apa yang dilihatnya.

    Konten merupakan komponen yang krusial dalam komunikasi brand

    secara visual. Langkah-langkah menentukan strategi yang tepat untuk

    membangun keberadaan konsumen di dunia online, membuat konten yang

    relevan dan berkualitas, dan konsisten memperbarui konten. Konten visual

    terutama foto, menjadi menjadi salah satu jenis konten populer dalam

    komunikasi brand. Namun demikian, popularitas suatu platform tidak

    menjadikan brand mudah meraih kesuksesan dalam branding melalui

    platform tersebut. Penggunaan platform media sosial yang cenderung tidak

    berbayar atau gratis justru menjadi tantangan bagi brand. Karena brand tidak

    memiliki posisi lebih spesial atau dianggap sama seperti pengguna lain di

    media sosial.

    Sebagai platform yang memiliki konsep dan tujuan utama untuk

    berbagi dan menikmati konten visual, maka konten visual merupakan elemen

    krusial yang berpengaruh besar dalam keberhasilan brand melakukan

  • komunikasi visual melalui Instagram. Namun demikian, popularitas suatu

    platform tidak menjadikan brand mudah meraih kesuksesan dalam branding

    melalui platform tersebut. Penggunaan platform media sosial yang cenderung

    tidak berbayar atau gratis justru menjadi tantangan bagi brand. Karena brand

    tidak memiliki posisi lebih spesial atau dianggap sama seperti pengguna lain

    di media sosial, pesan yang disampaikan brand pun ditampilkan dengan cara

    yang sama seperti konten pengguna lainnya.

    a. Instagram sebagai saluran branding

    Salah satu media sosial yang kerap digunakan untuk media promosi

    yaitu Instagram. Instagram disini memberikan fitur untuk untuk mengunggah

    foto, video, hashtag, komentar, dan like. Tetapi penggunaanya terus bertambah

    dengan pesat. Tingkat pertumbuhan Instagram sebenarnya semakin cepat.

    Pencapaian Instagram ini diraih hanya dalam waktu sekitar hanya 28 bulan

    untuk menambahkan 100 juta pengguna sejak October 2010 ketika Instagram

    diluncurkan pertama kali.

    Instagram merupakan platform komunitas konten yang berbasis konten

    visual karena diciptakan untuk berbagi foto, dan dalam perkembangannya juga

    memampukan penggunanya berbagi video dengan durasi maksimal 1 menit.

    Instagram kurang berfokus pada komunikasi interpersonal dan

    menghubungkan orang-orang, namun lebih pada konten. Instagram

    mengumumkan bahwa penggunanya pada bulan April tahun 2017 telah

    mencapai 700 juta pengguna dalam 4 bulan. Jumlah pengguna yang sangat

  • banyak tentu menguntungkan bagi brand yang memanfaatkan Instagram dalam

    strategi pemasaran mereka.12

    Instagram merupakan platform komunitas konten yang berbasis konten

    visual karena diciptakan untuk berbagi foto, dan dalam perkembangannya juga

    memampukan penggunanya berbagi video dengan durasi maksimal 1 menit.

    Berbeda dengan platform media sosial populer lain yang mendahuluinya

    (seperti Facebook dan Twitter). Instagram kurang berfokus pada komunikasi

    interpersonal dan menghubungkan orang-orang.

    Penggguna Instagram telah melakukan tindakan sukarela dengan

    mengikuti brand dan terlibat dalam aktivitas komunikasi branding. Ketika

    pengguna mengikuti brand , berarti secara alami mereka memilih konten yang

    sesuai dengan konten lain di linimasa mereka atau visual konten yang mereka

    anggap menarik.

    4. Analisis Isi (Content Analysis)

    Menurut Holsti, metode analisis isi adalah suatu teknik untuk

    mengambil kesimpulan dengan mengidentifikasi berbagai karakteristik khusus

    suatu pesan secara obyektif, sistematis dan generalis. Obyektif berarti menurut

    aturan atau prosedur yang apabila dilaksanakan oleh orang (peneliti) lain dapat

    menghasilkan kesimpulan yang serupa. Sistematis artinya penetapan isi atau

    kategori dilakukan menurut aturan yang diterapkan secara konsisten meliputi

    12

    https://indonesiago.digital/jumlah-pengguna-instagram-2017/ (diakses tanggal 6 Mei 2018 jam 09.00 WIB)

  • penjaminan seleksi dan pengkodingan data agar tidak bias. Generalis artinya

    penemuan harus memiliki referensi teoritis. Informasi yang didapat di analisi

    isi dapat dihubungkan dengan atribut lain dari dokumen dan mempunyai

    relevansi teoritis yang tinggi. Definisi lain dari analisis isi yang sering

    digunakan adalah research technique for the objective, systematic and

    quantitative description of the manifest content of communication.

    Ada tiga konsep yang tercakup di dalam analisis isi. Pertama, analisis

    ini bersifat sistematis. Hal ini berarti isi yang akan dianalisis dipilih menurut

    aturan-aturan yang ditetapkan secara implisit, misalnya: cara penentuan

    sampel. Kedua, analisis isi bersifat obyektif. Ketiga, analisis isi bersifat

    kuantitatif. Ada lima tujuan analisis isi, yaitu:13

    1. Menggambarkan karakteristik dari pesan

    2. Menggambarkan secara detail isi (content)

    3. Melihat pesan pada khalayak yang berbeda

    4. Melihat pesan dari komunikator yang berbeda

    5. Menarik kesimpulan penyebab dari suatu pesan

    Menurut Holsti, Analisis Isi adalah suatu teknik membuat kesimpulan

    dengan cara mengidentifikasi karakteristik-karakteristik pesan tertentu secara

    obyektif dan sistematis. Klaus Krippendorff mendefenisikan analisis isi

    sebagai teknik penelitian dalam membuat kesimpulan-kesimpulan dari data

    konteksnya. Berdasarkan dua defenisi diatas, maka ada dua fungsi analisis isi,

    13

    Eriyanto. 2011. Analisis teks media. Yogyakarta: PT. LKIS Printing Cemerlang. Hlm. 32-42

  • yaitu: memberikan uraian yang sistematis dan dapat diuji tentang isi manifese

    dan laten suatu wacana naratif, dan menghasilkan kesimpulan yang valid

    tentang konteks naratif yang berdasarkan isi deskriptifnya. Holsti

    mengemukakan tiga fungsi utama analisis isi, yaitu:14

    1. Menggambarkan karakteristik komunikasi dengan mengajukan pertanyaan:

    apa, bagaimana, dan kepada siapa pesan itu disampaikan

    2. Membuat kesimpulan-kesimpulan, seperti anteseden komunikasi, dengan

    mengajukan pertanyaan mengapa pesan itu disampaikan, dan

    3. Membuat kesimpulan-kesimpulan tentang konsekuensi komunikasi dengan

    mengajukan apa efek-efek pesan tersebut.

    Fungsi deskriftif dalam analisis isi mencakup identifikasi terhadap

    tema-tema dan pola structural dalam suatu pesan, dan perbandingan isi pesan

    yang disampaikan oleh komunikator yang berbeda atau sebaliknya pesan yang

    disampaikan oleh komunikator yang sama dalam konteks yang berbeda. Fungsi

    inferensial adalah mencakup penarikan kesimpulan tentang efek-efek yang

    mungkin ditimbulkan oleh pesan tersebut dan menyimpulan norma-norma

    perilaku sosial yang direfleksikan oleh pesan tersebut. Secara teknik Content

    Analysis mencakup upaya-upaya: klasifikasi lambang-lambang yang

    dipakaidalam komunikasi, menggunakan kriteria dalam klasifikasi, dan

    menggunakan teknik analisis tertentu dalam membuat prediksi.

    14

    Ibid Hlm 28

  • Analisis isi didahului dengan melakukan coding terhadap istilah-istilah

    atau penggunaan kata dan kalimat yang relevan, yang paling banyak muncul

    dalam media komunikasi. Dalam hal pemberian coding, perlu juga dicatat

    dalam konteks mana istilah itu muncul. Kemudian, dilakukan klasifikasi

    terhadap coding yang telah dilakukan. Klasifikasi dilakukan dengan melihat

    sejauh mana satuan makna berhubungan dengan tujuan penelitian. Klasifikasi

    ini dimaksudkan untuk membangun kategori dari setiap klasifikasi. Kemudian

    satuan makna dan kategori dianalisis dan dicari hubungan satu dengan lainnya

    untuk menemukan makna,arti, dan tujuan isi komunikasi itu. Hasil analisis ini

    dideskripsikan dalam bentuk draf laporan penelitiansebagaimana umumnya

    laporan penelitian.

    Ada beberapa bentuk klasifikasi dalam analisis isi. Janis (1965)

    menjelaskan klasifikasi sebagai berikut:

    1. Analisis Isi Pragmatik (Pragmatic Content Analysis), yakni prosedur

    memahami teks dengan mengklasifikasikan tanda menurut sebab atau

    akibatnya yang munkin timbul. (Misalnya, penghitungan berapa kali suatu

    kata ditulis atau diucapkan, yang dapat mengakibatkan munculnya sikap

    suka atau tidak suka terhadap sebuah rezim pemerintahan)

    2. Analisis Isi Semantik (Semantic Content Analysis), yakni prosedur yang

    mengklasifikasi tanda menurut maknanya. (Misalnya, menghitung berapa

    kali kata demokrasi dijadikan sebagai rujukan sebagai salah satu pilihan

    sistem politik yang dianut oleh sebagian besar masyarakat dunia). Atau,

    misalnya yang lain, berapa kali kata Indonesia disebut oleh Obama sebagai

  • rujukan contoh negara dengan keragaman suku, budaya dan agama, yang

    mampu mempersatukan semuanya dalam bingkai negara kesatuan.

    Secara rinci, Janis mengembangkan Analisis Isi Semantik menjadi

    tiga macam kategori sebagai berikut:

    a. Analisis Penunjukan (Designation Analysis), yakni menghitung

    frekuensi berapa sering objek tertentu (Orang, benda, kelompok,

    konsep) dirujuk. Analisis model ini juga biasa disebut sebagai Analisis

    Isi Pokok Bahasan (SubjectMatter Content Analysis).

    b. Analisis pensifatan (Attribution Analysis), yakni menghitung frekuensi

    berapa sering karakteristik objek tertentu dirujuk atau disebut.

    (Misalnya, karakteristik tentang bahaya penggunaan obat terlarang bagi

    kehidupan).

    c. Analisis Pernyataan (Assertion Analysis), yakni analisis teks dengan

    menghitung seberapa sering objek tertentu dilabel atau diberi karakter

    secara khusus. (Misalnya, berapa sering Iran disebut oleh Amerika

    sebagai negara yang menantang himbauan masyarakat internasional

    dalam hal pembangunan proyek nuklir).

    3. Analisis Sarana Tanda (Sign-Vehicle Analysis), yakni prosedur memahami

    teks dengan cara menghitung frekuensi berapa kali, misalnya, kata negara

    Indonesia muncul dalam sambutan Obama tatkala berkunjung ke Indonesia.

    Analisis isi kualitatif yang lebih mutakhir yang diajukan mayring telah

    meraih popularitas. Mayring telah mengembangkan sebuah model berangkai

  • dan selama tujuan penelitian masih menjadi perhatian, mengusulkan tiga

    prosedur analisis yang berbeda yang bisa dilaksanakan secara mandiri maupun

    dikombinasikan, tergantung pada pertanyaan penelitian tertentu :15

    a. Menurut Mayring Teksnya diparafrasakan, digeneralisasikan atau

    diabstrakkan, dan dikurangi.

    b. Eksplikasi melibatakan kegiatan penjelasan, pengklarifikasian, dan

    penganotasian materinya. Sebagai langkah pertama di tetapkan dulu

    definisi lexico grammatical, kemudian ditentukan materi yanga kan di

    jelaskan, dan kemudian diikuti dengan analisis konteks sempit, dan analisis

    konteks luas.

    c. Penataan struktur kurang lebih berkaitan dengan prosedur-prosedur yang

    digunakan dalam analisis konteks klasik oleh mayring juga dipandang

    sebagai teknik analisis isi yang paling penting, karena tujuannya adalah

    “menyaring struktur tertentu dari materi yang dikaji”. Disini teks bisa di

    tata menurut isi, bentuk dan penetapan skalanya.

    a. Tujuan Analisis isi

    Tujuan dalam analisis isi, memandang pernyataan dan tanda sebagai

    bahan mentah yang harus diringkas agar bisa menghasilkan :

    (1) dampak isi pada pembaca

    (2) pengaruh kontrol terhadap isi.

    15

    Stefan Titscher. 2009. Metode analisis teks dan wacana . Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hlm 106-

    107

  • Laswell memandang analisis isi merupakan sembarang teknik

    penelitian yang ditujukan untuk membuat kesimpulan dengan cara

    mengidentifikasi karakteristik tertentu pada pesan-pesan secara sistematis dan

    obyektif. Pengklasifikasian materi simbolis oleh para pengamat yang telah

    terlatih secara ilmiah yang hendaknya dengan bantuan dari klasifikasi eksplisit

    dan kaidah prosedural, mempertimbangkan bagian-bagian dari materi tekstual

    yang benar-benar berada dalam kategori skema penelitian itu dan yang

    merupakan karakteristik yang sesungguhnya pada analisis isi yang ada.

    Dilihat dari tujuan analisis isi, peneliti harus menentukan apakah

    analisis isinya hanya ingin menggambarkan karakteristik dari pesan ataukan

    analisis isi lebih jauh ingin menarik kesimpulan penyebab dari suatu pesan

    tertentu. Kedua tujuan penelitian ini, akan membawa konsekuensi pada desain

    riset yang akan dibuat. Jika peneliti hanya ingin menggambarkan secara detail

    isi (content), maka ia hanya fokus pada variabel yang ada pada isi. Sementara

    jika peneliti ingin mengetahui penyebab dari suatu isi, maka peneliti harus

    memerhatikan faktor lain (mungkin diluar analisis isi) yang berdampak pada

    isi. Di bawah ini akan diuraikan satu demi satu dari analisis isi ini. Pertama,

    menggambarkan Karakteristik Pesan (describing the characteristics of

    message).

    Analisis isi banyak dipakai untuk menggambarkan karakteristik dari

    suatu pesan. Dalam bahasa holsti, analisis isi disini dipakai untuk menjawab

    pertanyaan “what, to whom, dan how” dari suatu proses komunikasi.

    Pertanyaan “what” berkaitan dengan penggunaan analisis isi untuk menjawab

  • pertanyaan mengenai apa isi dari suatu pesan, tren, dan perbedaan antara pesan

    dari komunikator yang berbeda. Pertanyaan “to whom” dipakai untuk menguji

    hipotesis mengenai isi pesan yang ditujukan untuk khalayak yang berbeda.

    Sementara pertanyaan “how” terutama berkaitan dengan penggunaan analisis

    isi untuk menggambarkan bentuk dan teknik-teknik pesan misalnya persuasi.