6 BAB II LANDASAN TEORI A. Pendapatan 1. Pengertian Pendapatan Pendapatan dalam kamus manajemen adalah uang yang diterima oleh perorangan, perusahaan, dan organisasi lain dalam bentuk upah, gaji, sewa, bunga, komisi, ongkos, dan laba. 1 Dalam arti ekonomi, pendapatan merupakan balas jasa atas penggunaan faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh sektor rumah tangga dan sektor perusahaan yang dapat berupa gaji/upah, sewa, bunga serta keuntungan/profit. Pendapatan akan mempengaruhi banyaknya barang yang dikonsumsikan, bahwa sering kali dijumpai dengan bertambahnya pendapatan, maka barang yang dikonsumsikan bukan saja bertambah, tetapi juga kualitas barang tersebut akan ikut menjadi perhatian. 2 Tingkat pendapatan merupakan salah satu kriteria maju tidaknya suatu daerah. Bila pendapatan suatu daerah relatif rendah, dapat dikatakan bahwa kemajuan dan kesejahteraan tersebut akan rendah pula. Kelebihan dari konsumsi akan disishkan untuk saving yang tujuannya untuk berjaga-jaga. Demikian pula hanya bila pendapatan masyarakat suatu daerah relatif tinggi, maka tingkat kesejahteraan dan kemajuan daerah tersebut tinggi pula.Para perintis ilmu ekonomi, membagi masyarakat atas tiga kategori, yaitu kaum pekerja (dan petani), para pengusaha atau kapitalis (kelas menengah) dan para tuan tanah. 3 2. Sumber Pendapatan Sumber pendapatan masyarakat merupakan hasil yang diperoleh oleh masyarakat yang berasal dari profesi atau pekerjaan yang mereka jalani. Sumber pendapatan berasal dari berbagai sektor, tergantung pekerjaan yang dijalani oleh masyarakat itu sendiri. Menurut Sistem Neraca Sosial Ekonomi (SNSE) Indonesia, pola pendapatan rumah tangga terdiri dari upah dan gaji, 1 BN. Marbun, Kamus Manajemen (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2003), 230 2 Soekartawi, faktor-faktor produksi (Jakarta: Salemba 3mpat, 2002), 135 3 T. Bilarso, Pengantar Ilmu Ekonomi Bagian Mikro, Jilid 2 (Yogyakarta: Kanisius, 1994), 78
perorangan, perusahaan, dan organisasi lain dalam bentuk upah,
gaji, sewa,
bunga, komisi, ongkos, dan laba. 1 Dalam arti ekonomi, pendapatan
merupakan
balas jasa atas penggunaan faktor-faktor produksi yang dimiliki
oleh sektor
rumah tangga dan sektor perusahaan yang dapat berupa gaji/upah,
sewa,
bunga serta keuntungan/profit. Pendapatan akan mempengaruhi
banyaknya
barang yang dikonsumsikan, bahwa sering kali dijumpai dengan
bertambahnya pendapatan, maka barang yang dikonsumsikan bukan
saja
bertambah, tetapi juga kualitas barang tersebut akan ikut menjadi
perhatian. 2
Tingkat pendapatan merupakan salah satu kriteria maju tidaknya
suatu
daerah. Bila pendapatan suatu daerah relatif rendah, dapat
dikatakan bahwa
kemajuan dan kesejahteraan tersebut akan rendah pula. Kelebihan
dari
konsumsi akan disishkan untuk saving yang tujuannya untuk
berjaga-jaga.
Demikian pula hanya bila pendapatan masyarakat suatu daerah relatif
tinggi,
maka tingkat kesejahteraan dan kemajuan daerah tersebut tinggi
pula.Para
perintis ilmu ekonomi, membagi masyarakat atas tiga kategori, yaitu
kaum
pekerja (dan petani), para pengusaha atau kapitalis (kelas
menengah) dan para
tuan tanah. 3
2. Sumber Pendapatan
masyarakat yang berasal dari profesi atau pekerjaan yang mereka
jalani.
Sumber pendapatan berasal dari berbagai sektor, tergantung
pekerjaan yang
dijalani oleh masyarakat itu sendiri. Menurut Sistem Neraca Sosial
Ekonomi
(SNSE) Indonesia, pola pendapatan rumah tangga terdiri dari upah
dan gaji,
1 BN. Marbun, Kamus Manajemen (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan,
2003), 230
2 Soekartawi, faktor-faktor produksi (Jakarta: Salemba 3mpat,
2002), 135
3 T. Bilarso, Pengantar Ilmu Ekonomi Bagian Mikro, Jilid 2
(Yogyakarta: Kanisius,
1994), 78
keuntungan usaha rumah tangga yang tidak berbadan hukum dan
penerimaan
transfer. 4
a. Pendapatan berupa uang
Yaitu segala penghasilan berupa uang yang sifatnya reguler dan
hanya
diterima biasanya sebagai balas jasa atau kontra pretasi.
Pendapatan jenis
ini bersumber dari :
a) Kerja pokok
b) Kerja sampingan
c) Kerja lembur
a) Laba bersih usaha
c) Penjualan hasil home industry
3) Hasil investasi, yakni pendapatan yang diperoleh dari hak milik
tanah
4) Keuntungan sosial, yakni pendapatan yang diperoleh dari kerja
sosial. 5
b. Pendapatan berupa barang
Yaitu segala penghasilan yang sifatnya reguler dan biasa, akan
tetapi
tidak selalu berbentuk balas jasa dalam bentuk barang atau jasa.
Akan
tetapi berupa :
1) Pengobatan
2) Beras
3) Transportasi
4) Perumahan
1) Pengambilan tabungan/deposito
4 Hg. Suseno Triyanto Widodo, Indikator Ekonomi Dasar Perekonomian
Indonesia
(Yogyakarta: Kanisius, 1990), 32 5 Mulyanto Sumardi & Hans
Dieter-Evers, Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok (Jakarta:
Rajawali, 1982), 92-93
Distribusi pendapatan menurut ahli ekonomi adalah setiap
kegiatan
menyalurkan barang dan jasa, dari produsen (pengahasil) ketangan
konsumen
(pemakai) yang membutuhkannya. Pengertian distribusi pendapatan,
tidak
terlepas dari pembahasan mengenai konsep moral ekonomi yang dianut.
7
Dalam Islam kekayaan dan pendapatan harus didistribusikan secara
merata
untuk mencapai keadilan distribusi dan sosioekonomi yang didasarkan
pada
komitmennya yang pasti terhadap persaudaraan kemanusiaan. Berbeda
dengan
kepedulian kapitalis kepada keadilan sosioekonomi dan distribusi
yang
merata, ia tidak didasarkan pada komitmen spiritual terhadap
persaudaraan
kemanusiaan. Ia lebih disebabkan karena tekanan kelompok. 8
Dalam Islam, kebutuhan memang menjadi alasan untuk mencapai
pendapatan minimum. Sedangkan kecukupan dalam standar hidup yang
baik
(nisab) adalah hal yang paling mendasari dalam sistem distribusi
dan
redistribusi kekayaan, setelah itu baru dikaitkan dengan kerja dan
kepemilikan
pribadi. 9
Distribusi dalam konteks rumah tangga akan sangat terkait
dengan
terminologi shadaqah. Shadaqah disini bukan berarti sedekah dalam
bahasa
indonesia. Karena shadaqah dalam konteks terminologi Al-quran
dapat
dipahami dalam dua aspek yaitu : shadaqah wajibah dan shadaqah
nafilah. 10
a. Shadaqah wajibah
tangga yang berkaitan dengan instrumen distribusi pendapatan
berbasis
6 Mulyanto Sumardi & Hans Dieter-Evers, Kemiskinan dan
Kebutuhan Pokok, 94
7 Almizan, Distribusi Pendapatan: Kesejahteraan Menurut Konsep
Ekonomi Islam (Jurnal
Maqdis Volume 1 No. 1 Januari-Juni 2016 Padang: IAIN Imam Bonjol
Padang), 66-67 8 Umar Chapra, System Moneter Islam (Jakarta: Gema
Insani, 2000), 3
9 Zuraidah, “Penerapan Konsep Moral dan Etika Dalam Distribusi
Pendapatan Perspektif
Ekonomi Islam” (Jurnal Hukum Islam Vol. XIII No.1 Nopember 2013
Riau: Fakultas Syariah dan
Ilmu Hukum), 139 10
Institute,1991), 15
Adapun jenis-
yang diperuntukkan bagi orang-orang atau keluarga terdekat,
seperti
istri dan anak.
disebutkan dalam Al-quran (delapan ashnaf).
3) Udhiyah
Kurban binatang ternak pada saat hari raya idul adha dan hari
tasyrik. Binatang ternak yang dikeluarkan minimalnya adalah
seekor
kambing.
meninggal dunia kepada keluarga yang ditinggalkannya atau
biasa
disebut ahli waris.
adalah bantuan yang diberikan merupakan sesuatu yang masih
layak
dan masih bermanfaat (jika dalam betuk barang)
6) Jiwar
dengan urusan ketetanggaan. Islam sangat mengatur urusan
bertetangga. Karena tetangga merupakan orang terdekat yang ada
di
lingkungan kita.
7) Diyafah
menentukan kondisi perekonomian tertentu dari rumah tangga
11
10
bedakan jamuan untuk tamu yang kaya dan yang miskin. 12
b. Shadaqah nafilah
yang berkaitan dengan instrumen distribusi pendapatan berbasis
amal
kreatif. Yang termasuk kedalam Shadaqah nafilahadalah :
1) Infaq
keuangan rumah tangga sudah berada diatas nisab.
2) Akikah
ekor kambing untuk anak laki-laki yang baru dilahirkan.
3) Wakaf
umum. Harta wakaf boleh berbentuk tanah, gedung, barang
ataupun
aset lainnya yang memiliki nilai manfaat.
4) Wasiat
dunia yang diberikan kepada selain ahli waris yang besarnya
tidak
boleh lebih dari 1/3 dari harta yang ditinggalkan. 13
4. Pendapatan Nasional
faktor-faktor produksi yang digunakan untuk memproduksi barang dan
jasa
dalam satu tahun tertentu. 14
Perhitungan pendapatan nasional berguna
ekonomi yaitu output, pendapatan, dan pengeluaran.
12
70 13
Almizan, “Distribusi Pendapatan: Kesejahteraan Menurut Konsep
Ekonomi Islam”, 70 14
Sadono Sukirno, Makro Ekonomi Teori dan Pengantar (Jakarta: PT Raja
Grafindo
Persada, 2004), 36
jasa-jasa yang dihasilkan suatu negara dalam suatu tahun dan
dinilai
menurut harga yang berlaku pada tahun tersebut. Data pendapatan
dalam
berbagai tahun nilainya akan berbeda-beda dan menunjukan
kecenderungan
yang semakin meningkat dari tahun ketahun. Bahkan terkadang
menunjukan penurunan meskipun tidak terlalu signifikan. Perubahan
nilai
tersebut disebabkan oleh dua faktor, yaitu perubahan secara fisik
barang
dan jasa yang dihasilkan dalam perekonomian dan kenaikan
harga-harga
yang berlaku dari satu periode ke periode lainnya. Untuk dapat
menghitung
kenaikan dari tahun ke tahun, barang dan jasa yang dihasilkan
haruslah
dihitung pada harga yang tetap, yaitu harga yang berlaku pada saat
tahun
tertentu yang seterusnya digunakan untuk menilai barang dan jasa
yang
dihasilkan pada tahun-tahun yang lain, nilai pendapatan nasional
pada
harga tetap atau pendapatan nasional riil.
Barang dan jasa yang dihasilkan dalam perekonomian dapat
dinilai
dengan dua cara, yaitu dengan menggunakan harga pasar dan
menggunakan
harga faktor. Barang dikatakan dinilai menurut harga pasar jika
nilai barang
tersebut menggunakan harga yang dibayar oleh pembeli. Jika
menggunakan
harga faktor maka sumbangan pendapatan nasional berasal dari
jumlah
pendapatan faktor-faktor produksi yang digunakan untuk
menghasilkan
berang tersebut. 15
dilakukan tiga cara, yaitu :
buruknya masalah ekonomi yang dihadapi atau sampai mana
baiknya
tingkat pertumbuhan yang dicapai dan tingkat kemakmuran yang
sedang dinikmati. Selain itu dapat juga memberikan gambaran
15
12
Perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran
memiliki empat agregat, yaitu konsumsi rumah
tangga/Consumption
(C), pengeluaran pemerintah/goverment (G), pembentukan modal
sektor swasta (investasi/invesment) (I), dan ekspor neto
(export-
import/X-M). 16
dihasilkan dengan cara menjumlahkan empat komponen
pengeluaran
agregat tersebut, sehingga persamaannya adalah :
Y = C + I (untuk perekonomian tertututp tanpa pemerintah)
Y = C + I + G (untuk perekonomian tertututp dengan peranan
pemerintah)
Pendapatan nasional tersebut dilihat dari indikator produk
domestik
bruto (PDB), PDB tersebut setelah dikurangi dengan pendapatan
neto
faktor luar negeri akan mengahsilkan produk nasional bruto
(PNB).
Konsep pendapatan nasional perlu dibedakan antara pengertian
neto dan bruto. PNB harus dikurangi oleh depresiasi untuk
memperoleh pendapatan nasional neto atau Net Nasional Product
atau
NNP. Selanjutnya NNP dapat dibedakan menurut harga pasar dan
menurut harga faktor. NNP menurut harga faktor adalah
pendapatan
negara. Dibanyak negara hubungan antara produk nasional bruto
(PNB) dengan pendapatan negara (PN) dapat dinyatakan dengan
persamaan :
Akan tetapi di Indonesia sendiri subsisdi tidak dihitung.
Oleh
sebab itu, diantara PNB dan PN terdapat hubungan sebagai berikut
:
PN = PNB – Pajak tak langsung– depresiasi
Pendapatan nasional dihitung dengan menjumlahkan nilai
pembelanjaan dari berbagai golongan masyarakat ke atas
barang-
barang jadi dan jasa-jasa yang diproduksikan dalam
perekonomian
16
13
kedalam perhitungan ini, begitupun barang-barang produksi
dalam
negeri yang akan diproduksi kembali oleh perusahaan lain
untuk
dijadikan barang-barang lain, tidak turut dihitung untuk
menentukan
besarnya pendapatan nasional. Barang-barang yang masih akan
diproses kembali, nilainya tidak turut ditambah dalam
perhitungan
pendapatan nasional dengan cara pengeluaran adalah untuk
menghindari berlakunya perhitungan ganda. 17
2) Pendekatan cara produksi atau produk neto
Produk neto berarti nilai tambah yang diciptakan dalam suatu
proses produksi. Dengan demikian, cara kedua untuk menghitung
pendapatan nasional ini adalah cara menghitung dengan
menjumlahkan nilai tambah yang diwujudkan oleh perusahaan-
perusahaan diberbagai lapangan usaha dalam perekonomian.
Penggunaan cara ini dalam menghitung pendapatan nasional
mempunyai tujuan penting untuk mengetahui besarnya sumbangan
berbagai sektor ekonomi didalam mewujudkan pendapatan
nasional.
Salah satu cara untuk menghindari penghitungan dua kali yaitu
dengan
hanya menghitung nilai produksi neto yang diwujudkan pada
berbagai
tahap proses produksi. 18
yaitu tanah, tenaga kerja, modal dan keahlian wirausaha.
Apabila
faktor-faktor produksi itu digunakan untuk mewujudkan barang
dan
jasa akan diperoleh berbagai jenis pendapatan, yaitu tanah dan
harta
gaji dan upah, modal memperoleh bunga dan keahlian
keusahawanan
memperoleh keuntungan. Dengan menjumlahkan pendapatan-
pendapatan tersebut akan diperoleh suatu nilai pendapatan
nasional
lain, yang berbeda dengan yang diperoleh dalam penghitungan
pendapatan nasional dengan cara kedua. Pendapatan nasional
itu
17
Sadono Sukirno, Makro Ekonomi Teori dan Pengantar, 42
14
perhitungan pendapatan nasional tidak selalu mengikuti
penggolongan
pendapatan faktor-faktor produksi yang dinyatakan diatas.
Sebab,
dalam perekonomian terdapat banyak kegiatan dimana
pendapatannya
merupakan gabungan dari gaji dan upah, sewa, bunga dan
keuntungan.
Dengan demikian, penghitungan pendapatan nasional dengan cara
pendapatan pada umumnya menggolongkan pendapatan yang
diterima
faktor-faktor produksi sebagai berikut :
b) Pendapatan dari usaha perseorangan
c) Pendapatan dari sewa
d) Bunga neto, yaitu seluruh nilai pembayaran bunga yang
dilakukan
dikurangi bunga keatas pinjaman konsumsi dan bunga keatas
pinjaman pemerintah
Pendekatan ekonomi konvensional menyatakan GDP atau GNP riil
dapat dijadikan sebagai suatu ukuran kesejahteraan ekonomi
atau
kesejahteraan pada suatu negara. Pada waktu GNP naik, maka
diasumsikan bahwa rakyat secara materi bertambah baik posisinya,
begitu
pula sebaliknya. Kritik terhadap GNP sebagai ukiuran
kesejahteraan
ekonomi muncul dan para pengkritik mengatakan bahwa GNP
merupakan
ukuran kesejahteraan yang tidak sempurna. Sebagai contoh, jika
nilai
output turun sebagai akibat orang-orang mengurangi jam kerja
atau
menambah waktu istirahatnya tentunya hal itu bukan
menggambarkan
keadaan orang itu menjadi lebih buruk. Secara sederhana formulasi
konsep
MEW :
welfare du to pollution, urbanization dan congestion + value of
durable
19
15
actually consued during the year + value of non-market service +
value of
leisure. 20
Pada tahun 1972 para ahli mengajukan konsep MEW (Measure of
Economic Welfare), tetapi sayang konsep ini tidak berkembang
dan
sampai saat ini cenderung masih menggunakan GDP riil sebagai
ukuran
kesejahteraan suatu negara. Adapun keberatan atau kritik
terhadap
penggunaan GDP riil sebagai indikator kesejahteraan suatu negara
adalah
sebagai berikut :
1) Umumnya hanya produk yang masuk pasar yang dihitung dalam
GNP.
Produk yang dihasilkan dan dikonsumsi sendiri tidak tercakup
dalam
GNP.
2) GNP juga tidak menghitung waktu istirahat (leisure time),
padahal ini
sangat besar pengaruhnya dalam kesejahteraan. Semakin kaya
seseorang maka ia akan semakin mengiginkan waktu istirahat.
3) Kejadian buruk seperti bencana alam tidak dihitung dalam
GNP,
padahal kejadian tersebut sangat besar pengaruhnya dan jelas
mengurangi kesejahteraan masyarakat.
4) Masalah polusi juga sering tidak dihitung dalam GNP. Banyak
sekali
pabrik-pabrik yang dalam kegiatan produksinya menghasilkan
limbah
yang jelas akan merusak lingkungan sehingga dapat mengurangi
tingkat kesejahteraan masyarakat. 21
dijadikan sebagai indikator bagi kesejahteraan suatu negara ? satu
hal yang
membedakan sistem ekonomi Islam dengan sistem ekonomi
konvensional
adalah penggunaan parameter falah. Falah adalah kesejahteraan
yang
hakiki, kesejahteraan yang sebenar-benarnya, dimana komponen-
komponen rohaniah masuk kedalam pengertian falah ini.
Kesejahteraan
yang seringnya diwujudkan dengan peningkatan GNP yang tinggi,
yang
jika dibagi dengan jumlah penduduk maka akan menghasilkan
pendapatan
perkapita yang tinggi pula. Jika hanya itu ukuranya maka kapitalis
modern
20
Nurul Huda, dkk, Ekonomi Makro Islam Pendekatan Teoritis (Jakarta:
Kencana, 2008),
27 21
16
bukanlah satu-satunya komponen pokok dalam mewujudkan
kesejahteraan
masyarakat. Ia hanya merupakan necessari condition dalam isu
kesejahteraan bukan sufficient condition. Al-falah dalam pengertian
Islam
mengacu kepada konsep Islam tentang manusia itu sendiri. Dalam
Islam,
esensi manusia ada pada ruhaniahnya. Karena itu seluruh kegiatan
duniawi
termasuk dalam hal ini adalah aspek ekonomi diarahkan tidak saja
untuk
memenuhi tuntutan fisik jasadiyah melainkan juga memenuhi
kebutuhan
ruhani dimana roh merupakan esensi manusia. 22
Maka dari itu, selain harus memasukkan unsur fallah dalam
menganalisis kesejahteraan, penghitungan pendapatana nasional
berdasarkan Islam juga harus mampu mengenali bagaimana
interaksi
instrumen-instrumen wakaf, zakat, dan sedekah dalam
meningkatkan
kesejahteraan umat. 23
untuk mengukur kesejahteraan ekonomi dan kesejahteraan sosial
berdasarkan sistem moral dan sosial Islam. Setidaknya ada empat hal
yang
semestinya bisa diukur dengan pendekatan pendapatan nasional
berdasarkan ekonomi Islam, sehingga tingkat kesejahteraan bisa
dilihat
secara lebih jernih dan tidak bias. 24
1) Pendapatan Nasional Harus Dapat Mengukur Penyebaran
Pendapatan
Individu Rumah Tangga
ekonomi yang terjadi dipasar, GNP tidak dapat menjelaskan
komposisi
dan distribusi nyata dari output perkapita. Semestinya
pengitungan
pendapatan nasional Islami harus dapat mengenali penyebaran
alamiah
dari output perkapita tersebut, karena dari sinilah nilai-nilai
sosial dan
ekonomi Islam bisa masuk. Jika penyebaran pendapatan
isndividu
secara nasional bisa dideteksi secara akurat, maka akan dengan
mudah
22
2006), 44 23
Nurul Huda, dkk, Ekonomi Makro Islam Pendekatan Teoritis, 28
24
Nasution dkk, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, 45
17
kemiskinan.
Bantuan Langsyng Tunai (BLT) kepada rakyat miskin. Namun
nyatanya banyak terjadi ketidakpuasan, karena daftar yang nyata
dari
rakyat miskin sesungguhnya sangat tidak akurat.perhitungan dari
BPS
didasarkan pada survei yang kurang mencerminkan kenyataan
sesungguhnya, sementara angka GNP memang tidak bisa digunakan
untuk mengetahui jumlah penduduk miskin. Demikian pula GNP
tidak
mampu mendeteksi kegiatan produksi yang tidak ditransaksikan
dipasar. Itu artinya kegiatan produktif keluarga yang
langsung
dikonsumsi dan tidak memasuki ke pasar tidak dicatat dalam
GNP.
Padahal kenyataan ini sangat mempengaruhi kesejahteraan individu.
25
Persoalan lainnya adalah, didalam penghitungan GNP
konvensional, produksi barang-barang mewah memiliki bobot
yang
sama dengan produksi barang-barang kebutuhan pokok. Maka
untuk
lebih mendekatkan pada ukuran kesejahteraan, ekonomi Islam
menyarankan agar produksi kebutuhan pokok memiliki bobot yang
lebih berat ketimbang produksi barang-barang mewah. 26
2) Pendapatan Nasional Harus Dapat Mengukur Produksi di
Sektor
Pedesaan
secara akurat produksi komoditas subsistem, namun
bagaimanapun
juga perlu satu kesepakatan untuk memasukkan angka produksi
komoditas yang dikelola secara subsistem kedalam penghitungan
GNP. Komoditas subsiste mini khususnya pangan, sangatlah penting
di
negara-negara muslim yang baru dalam beberapa dekade ini
masuk
dalam percaturan ekonomi dunia. Sebagai satu contojh, betapa
tidak
sempurnanya perkiraan produksi komoditas subsiste mini. Oleh
katrena itu, kita juga tidak mengetahui sekarang ini kondisinya
apakah
25
Nurul Huda, dkk, Ekonomi Makro Islam Pendekatan Teoritis, 29
26
Nurul Huda, dkk, Ekonomi Makro Islam Pendekatan Teoritis, 30
18
sedang naik atau bahkan sedang turun. Padahal hal ini sangat
dibutuhkan oleh pembuat kebijakan untuk mengambil keputusan,
khususnya yang berkaitan dengan tingkat kesejahteraan rakyat
lapisan
bawah yang secara masa memiliki jumlah terbesar.
Untuk mengetahui tingkat produksi komoditas subsisten ini,
harus diketahui terlebih dahulu tingkat harga yang digunakan.
Pada
umunya ada dua jenis harga pasar, yakni harga yang secara
nyata
diterima oleh petani atau diharapkan diterima oleh petani, dan satu
set
harga lainnya adalah nilai yang dibayar konsumen dipasar
eceran.
Peningkatan produksi ditingkat rakyat pedesaan, umumnya
justru
mencerminkan penurunan produk-produk pangan ditingkat
konsumen,
atau sekaligus mencerminkan peningkatan pendapatan para
pedagang
perantara, yang posisinya ada diantara petani dan konsumen.
Ketidakmampuan mendeteksi secara aktual pendapatan dari
sektor
subsisten ini jelas satu kelemahan yang harus diatasi. Karena
disektor
ini bergantung nafkah rakyat dalam jumlah besar, dan dsinilah
inti
masalah dari distribusi pendapatan. 27
3) Pendapatan Nasional Harus Dapat Mengukur Kesejahteraan
Ekonomi
Islami
kesejahteraan yang sesungguhnya. Adalah sangat penting untuk
mengekspresikan kebutuhan efektif atau kebutuhan dasar akan
barang
dan jasa, sebagai prosentase total konsumsi. Hal itu perlu
dilakukan
karena kemampuan untuk menyediakan kebutuhan dasar seperti
pangan, perumahan, pelayanan kesehatan, pendidikan, air bersih,
dan
pelayanan publik lainnya sesungguhnya bisa menjadi ukuran
bagaimana tingkat kesejahteraan dari suatu negara atau
bangsa.
Jika dikaitkan dengan konsep MEW (Measures for Economics
Welfare) yang dilakukan oleh Nordhaus dan Tobin dalam konteks
ekonomi barat. Kalau GNP mengukur hasil, maka MEW merupakan
27
19
kesejahteraan manusia. Perkiraan MEW didasarkan pada asumsi
bahwa kesejahteraan rumah tangga yang merupakan ujung akhir
dari
seluruh kegiatan ekonomi sesungguhnya sangat bergantung pada
tingkat konsumsinya. Kedua profesor tersebut membagi konsumsi
kedalam tiga kategori :
dan fasilitas umum lainnya.
urbanisasi, polusi dan masalah kemacetan.
Meski MEW ini diukur dalam konteks barat, konsep ini
sebenarnya menyediakan petujuk-petunjuk yang berharga untuk
memperkirakan level kebutuhan hidup minimum secara Islami. 28
4) Perhitungan Pendapatan Nasional Sebagai Ukuran dari
Kesejahteraan
Sosial Islami Melalui Pendugaan Nilai Satuan Antar Saudara
dan
Sedekah
tidak memasukkan transfer payment seperti sedekah. Namun
harus
disadari, bahwa sedekah bukan memiliki peran signifikan
didalam
masyarakat Islam. Dan ini bukan sekedar pemberian secara
sukarela
kepada orang lain namun merupakan bagian dari kepatuhan dalam
menjalankan kehidupan beragama. Di dalam masyarakat Islam,
terdapat kewajiban untuk menyantuni kerabat yang mengalami
kesulitan ekonomi. 29
Nurul Huda, dkk, Ekonomi Makro Islam Pendekatan Teoritis, 32
29
Nurul Huda, dkk, Ekonomi Makro Islam Pendekatan Teoritis, 33
20
kecenderungan hati yang tinggi terhadap suatu gairah atau
keinginan. 30
Minat
Pengaruh kondisi individual dapat merubah minat seseorang.
Sehingga
dikatakan minat sifatnya tidak stabil. Sedangkan menurut istilah,
minat ialah
suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran dari
perasaan,
harapan, pendirian, prasangka atau kecenderungan lain yang
mengarahkan
individu kepada suatu pilihan tertentu. 31
Semua minat memiliki dua aspek, yaitu aspek kognitif dan
aspek
afektif. Aspek kognitif didasarkan pada konsep yang dikembangkan
seseorang
mengenai bidang yang berkaitan dengan manusia. Sedangkan aspek
afektif
yang disebutjuga bakat emosional adalah aspek yang berkembang
dari
pengalaman pribadi dan sikap seseorang yang dianggap penting,
seperti orang
tua, dan guru terhadap kegiatan yang berkaitan dengan minat
tersebut. 32
Cukup banyak faktor-faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya
minat terhadap sesuatu, secara garis besar dapat dikelompokan
menjadi dua,
yaitu minat yang bersumber dari dalam individu bersangkutan,
seperti bobot,
umur, jenis kelamin, pengalaman, perasaan mampu, dan kepribadian.
Dan
juga minat yang bersumber dari luar individu tersebut, seperti
lingkungan
keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Faktor
lingkungan
ini justru mempunyai pengaruh lebih besar terhadap timbulnya
minat
seseorang. Beberapa kondisi yang mempengaruhi minat seperti :
a. Status ekonomi
cenderung memperluas minat mereka untuk menggapai hal yang
semula
belum mampu mereka laksanakan sebelumnya. Namun sebaliknya,
jika
30
Anto M. Moeliono dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai
Pustaka, 1999),
225 31
Andi Mappiare, Psikologi Remaja (Surabaya: Usaha Nasional, 1997),
62 32
Andi Mappiare, Psikologi Remaja, 63
21
cenderung mempersempit minat mereka.
dimiliki seseorang maka semakin besar pula kegiatan yang bersifat
intelek
yang dilakukan.
bisa mereka penuhi pada kehidupan sebelumnya masih dapat
dilakukan
atau tidak.
a. Berdasarkan timbulnya, minat dapat dibedakan menjadi minat
primitif dan
minat kultural. Minat primitif adalah minat yang timbul karena
kebutuhan
biologis atau jaringan-jaringan tubuh, seperti kebutuhan untuk
makan.
Sedangkan minat kultural adalah minat yang timbul dikarenakan
adanya
proses belajar.
bagian, yaitu :
untuk menyatakan atau menuliskan sebuah kegiatan, baik yang
disukai
maupun tidak disukai.
2) Manifest Interest
dilakukan subjek atau dengan mengetahui hobinya.
3) Tested Interest
jawaban objektif yang ada.
subjek. 33
seseorang adalah :
a. Dorongan dari dalam diri individu, seperti dorongan untuk
melakukan
sesuatu dan rasa ingin tahu. Muzaki yang telah mengetahui
tentang
kewajiban zakat dan memiliki komitmen untuk selalu
melaksanakan
perintah agama, dan akan senantiasa berusaha untuk membayar
zakat
atas harta yang ia miliki.
b. Motif sosial yang dapat menjadi faktor yang membangkitkan
minat
untuk melakukan suatu aktivitas tertentu. Dorongan dari
anggota
keluarga serta orang terdekat dan lingkungan sekitar. Selain itu
juga
adanya rasa ingin membantu orang lain yang membutuhkan dengan
cara membayarkan zakat.
c. Faktor emosional, minat mempunyai hubungan yang erat
dengan
emosi. Adanya rasa tuntutan dalam diri untuk mengeluarkan
sejumlah
harta dan akan merasa berdosa jika hal tersebut tidak dilakukan.
34
C. Zakat
1. Pengertian Zakat
Secara etimilogis, zakat berasal dari kata dasar bahasa Arab zakka
yang
berarti berkah, tumbuh, baik, bersih, dan bertambah. Sedangkan
menurut
terminologis didalam fikih, zakat adalah sebutan atau nama bagi
sejumlah harta
tertentu yang diwajibkan Allah SWT supaya diserahkan kepada
orang-orang
yang berhak (mustahiq) oleh orang-orang yang wajib mengeluarkan
zakat
(muzaki). 35
pengelolaan zakat, pengertian zakat adalah harta yang wajib
disisihkan oleh
33
Lestar D. crow & Alice Crow, Psikologi Pendidikan, terj. Abd
Rachman Abror
(Yogyakarta: Nurcahaya, 1989), 301 34
Lestar D. crow & Alice Crow, Psikologi Pendidikan, 303-309
35
Hasan Muarif Ambary dkk, Ensiklopedi IslamJilid 5 (Jakarta: PT
Ikhtiar baru Van
Hoeve, 1999), 224
seorang muslim atau badan yang dimiliki naroleh orang muslim
sesuai
ketentuan agama untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya.
36
Selain kata zakat, Al-Quran juga menggunakan kata sedekah
(shadaqah) untuk mengungkapkan maksud zakat sepeti dalam surat
at-taubah
ayat 58,60, dan 103. Dalam hadis Nabi tentang penempatan Muadz di
Yaman,
Nabi bersabda : Terangkanlah kepada mereka bahwa Allah
mewajibkan
sedekah, yang dikenakan pada kekayaan orang-orang kaya. Semua ayat
dan
Hadis tersebut adalah tentang zakat, tetapi diungkapkan dengan
menggunakan
kata sedekah (shadaqah). 37
maaliyah ijtimaiyah yang memiliki posisi sangat penting, strategis
dan
menentukan. Sebagai suatu ibadah pokok, zakat sangat asasi dalam
Islam dan
termasuk salah satu rukun Islam yakni rukun Islam ke tiga dari lima
rukun
Islam. Seluruh ahli hukum Islam sependapat bahwa zakat ysng
merupakan
rukun Islam ketiga adalah sejenis sedekah wajib hukumnya untuk
dikumpulkan
dan didistribusikan sesuai dengan ketentuan tertentu untuk
disampaikan pada
orang yang berhak menerima zakat (mustahik). 38
Didalam Al-quran terdapat dua puluh tujuh ayat yang memuji
orang-
orang yang secara sungguh-sungguh menunaikan zakat, dan
sebaliknya
memberikan ancaman bagi orang yang sengaja meninggalkannya. Oleh
karena
itu, Rasulullah SAW pernah melakukan isolasi sosial kepada
seseorang yang
enggan membayar zakat. 39
menghunuskan pedang kepada orang yang mengerjakan shalat tapi
secara sadar
dan sengaja tidak mau menunaikan zakat. Sedangkan Umar bin
Khattab
memandang jabatan khalifah sebagai sebuah kepercayaan (amanah)
dan
tanggungjawab atas segala keadaan rakyat, dan zakat adalah
sumber
pemasukan kekayaan negara yang segenap manfaat dan maslahatnya
harus
36
Undang-Undang Pengelolaan zakat No. 38 tahun 1998 pasal 1 ayat 3
37
Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah Fiqh Muamalah (Jakarta: Kencana
Prenada Media
Group, 2012), 346 38
Umrotul Khasanah, Manajemen zakat modern (Malang: UIN Maliki Press,
2010), 7 39
Umrotul Khasanah, Manajemen zakat modern, 8
24
umum. 40
Islam. Zakat bukanlah sedekah biasa karena diperintahkan langsung
oleh Allah
SWT dan harus dilaksanakan. Didalam Al-Quran banyak ayat-ayat
yang
menerangkan secara tegas tentang kewajiban untuk menunaikan zakat.
Perintah
Allah tersebut seringkali beriringan dengan perintah atas shalat.
Hal ini
menunjukan pentingna peranan zakat dalam kehidupan umat Islam.
41
Maka dari itu hukum zakat adalah wajib dilaksanakan dan dasar
hukumnya sudah jelas dalam al-Quran dan al-Hadis.
a. Al-Quran
yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang
sedang
dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan
Allah,
dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Tafsir Ayat
yang mencukupi mereka sesuai dengan keadaannya.
40
RuwayI ar-Ruhaily, Fikih Umar (Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 1994),
149 41
Umrotul Khasanah, Manajemen Zakat Modern, 34
25
untuk sandang pangannya.
Al-„amil „alaiha: orang yang diserahi tugas oleh sultan atau
wakilnya untuk mengumpulkan zakat dari orang-orang kaya.
Al-muallafah qulubuhum: orang-orang yang dikehendaki agar
hatinya cenderung atau tetap kepada Islam.
Fi „r-riqab: untuk berinfak dalam menolong budak-budak guna
membebaskan mereka dari perbudakan.
Allah. Yang dimaksud ialah, setiap orang yang berjalan
didalam
ketaatan kepada Allah dan dijalan kebaikan, seperti
orang-orang
yang berperang, jamaah haji yang terputus perjalanannya, dan
mereka tidak mempunyai sumber harta lagi, dan para oenuntut
ilmu
yang fakir.
mendatangkan sebagian dari hartanya, sedangkan dia kaya di
negerinya tetapi fakir di dalam perjalanannya.
Faridhatan minallah: Allah mewajibkan hal itu secara mutlak,
tanpa seorangpun yang ikut serta dalam mewajibkannya. 42
.
Artinya : Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat
itu
kamu membersihkan 43
dan mensucikan 44
mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.
42
Ahmad Musthafa Al-Maraghiy, Tafsir Al-Maraghi (Semarang: CV Karya
Toha Putera,
1987), 239 43
Maksudnya: zakat itu membersihkan mereka dari kekikiran dan cinta
yang berlebih-
lebihan kepada harta benda
44 Maksudnya: zakat itu menyuburkan sifat-sifat kebaikan dalam hati
mereka dan
memperkembangkan harta benda mereka.
sepetiga harta mereka dan menyedekahkannya. Disini Nabi
Muhammad SAW diperintah : ambillah atas nama Allah sedekah,
yakni harta yang berupa zakat dan sedekah yang hendaknya
mereka serahkan dengan penuh kesungguhan dan ketulusan hati,
dari sebagian harta mereka, bukan seluruhnya, bukan pula
sebagian
besar, dan tidak juga yang terbaik ; dengannya yakni dengan
harta
yang engkau ambil itu engkau membersihkan engkau,
membersihkan harta dan jiwa mereka lagi mengembangkan harta
mereka. 45
berdoalah untuk mereka dan mohonkanlah ampun untuk mereka.
Guna menunjukkan restumu terhadap mereka dan memohonkan
keselamatan dan kesejahteraan bagi mereka. 46
Inna shalataka sakana lahum (sesungguhnya doamu itu
ketentraman bagi mereka) yang selama ini gelisah dan takut
akibat
dosa-dosa yang mereka lakukan. Menurut satu pendapat yang
dimaksud sakanun ialah ketenangan batin lantaran taubat
mereka
diterima. Menurut ibnu abbas, menjadi rahmat buat mereka.
Sedangkan menurut Qatadah, menjadi ketentraman bagi jiwa
mereka. 47
Wallahu samiiun „aliim (dan Allah Maha mendengar lagi Maha
mengetahui), yakni mendengar kepada doamu dan mengetahui
45
Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Volume 5 (Jakarta: Lentera Hati,
2002), 666 46
Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Volume 5, 666 47
Al-imam Abul Fida Ismail Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir, juz 11,
terj. Bahrun Abu
Bakar (Bandung: Sinar Baru Igensindo, 2003), 24
27
yang pantas untuk memperolehnya. 48
b. Hadis
:
(..(
tiada Tuhan yang berhak untuk disembah selain Allah, dan (aku
bersaksi bahwa) Muhammad adalah utusan Allah. Jika mereka
melakukan hal itu, darah dan harta mereka telah terlindung
dariku,
kecuali dengan hak Islam. Dan perhitungan (amalan) mereka di
sisi
Allah”. (Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim)
3. Subjek dan Objek Zakat
Perintah zakat selalu beriringan dengan perintah shalat
karena
kedua perintah tersebut memiliki tujuan yang hampir sama,
yakni
perbaikan kualitas kehidupan masyarakat. Zakat bertujuan
membersihkan
diri dari sifat kikir dan rakus, dan mendorong manusia untuk
mengembangkan sifat kedermawanan dan sensitivitas kesetiaan
sosial.
Demikian pula halnya dengan shalat, shalat bertujuan
menghindarkan
kehidupan manusia dari fakhsya (kejahatan) dan munkar (kerusakan).
49
Kewajiban zakat melekat baik pada subjek maupun objek zakat.
Subjek yang wajib zakat (muzaki) adalah seorang muslim dewasa
yang
waras, merdeka dan memeiliki kekayaan yang memenuhi
syarat-syarat
tertentu. Dengan demikian zakat tidak wajib dan tidak sah bagi
orang kafir
dan hamba sahaya. Zakat tidak wajib bagi orang kafir karena zakat
adalah
pembeda antara orang muslim dan orang kafir. Zakat tidak wajib
bagi
hamba sahaya karena hamba sahaya tidak memeiliki apapun, bahkan
ia
48
Al-imam Abul Fida Ismail Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir, juz 11,
terj. Bahrun Abu
Bakar, 24 49
28
Adapun orang yang diwajibkan untuk
mengeluarkan zakat adalah muzaki. Muzaki menurut UU Zakat Nomor
23
Tahun 2011 adalah seorang muslim atau badan usaha yang
berkewajiban
menunaikan zakat. 51
berzakat adalah seorang muslim dewasa, berakal sehat, merdeka,
serta
mempunya harta atau kekayaan yang cukup nisab (sejumlah harta
yang
telah cukup jumlahnya untuk dikeluarkan zakatnya) dan sudah
memenuhi
haul (telah cukup waktu untuk mengeluarkan zakat yang
biasanya
kekayaan itu telah dimulikinya dalam waktu satu tahun). 52
Adapun
kewajiban zakat bagi lembaga atau yayasan, perseroan, dan bentuk
badan
usaha lainnya ada dua alternatif penyelesaian, yakni ada yang
mengatakan
tetap wajib berzakat ada pula yang mengatakan tidak wajib
berzakat.
Adapun yang paling kuat pendapatnya adalah yang pertama
dengan
alasan:
a. Subjek semua perbuatan sdalam Islam adalah manusia, baik di
dunia
maupun diakhirat. Karena lembaga terdiri dari manusia baik
pengurus
maupun pemiliknya, maka pertanggungjawabannya akan kembali
kepada manusia-manusia didalamnya bukan entitas lembaga itu
sendiri.
b. Karena zakat diwajibkan kepada pengurus dan pemilik dari
lembaga
tersebut, maka jika zakat juga dikenakan kepada lembaga tersebut
akan
terjadi double counting (perhitungan ganda) atas suatu
aktivitas
pengembangan harta yang sama. Untuk menghindari hal tersebut,
maka zakat tidak diwajibkan kepada lembaga.
c. Islam pada dasarnya sederhana dan mudah. Jika kita hendak
mewajibkan zakat kepada lembaga sedangkan kepemilikan lembaga
tersebut tersebar (bukan milik satu orang saja) maka
perhitungannya
akan menjadi rumit dan tidak berkesesuaian dengan kemudahan
dan
kesederhanaan dalam Islam.
Chandra Natadipurba, Ekonomi Islam 101, Edisi Pertama (Bandung: PT
Mobidelta
Indonesia, 2015), 330 51
Pasal 1 (5) UU Zakat Nomor 23 Tahun 2011 52
Umrotul Khasanah, Manajemen Zakat Modern, 37
29
yang harus dipenuhi oleh seorang muzaki yang akan mengeluarkan
zakat.
Syarat yang pertama adalah Islam. Seorang yang hendak
mengeluarkan
zakat haruslah seorang yang beragama Islam (Muslim). Syarat
kedua,
taklif atau baligh dan berakal (sehat jiwanya). Ulama hanafi
mensyaratkan
taklif bagi muzaki. Oleh karena itu dalam pandangan mazhab ini,
anak
kecil dan ornag gila tidak diwajibkan untuk mengeluarkan zakat,
kecuali
zakat pertanian dan zakat fitrah.
Kewajiban zakat melekat juga pada objek harta yang memenuhi
syarat-syarat tertentu. Sekalipun harta tersebut adalah milik
anak-anak
ataupun orang gila. Hal ini disebabkan oleh keumuman dalil perintah
zakat
dan makna penyucian harta yang terkandung didalamnya. Harta
yang
memenuhi syarat tetap wajib disucikan walaupun dimiliki oleh orang
gila
dan anak-anak. 53
objek zakat adalah segala harta yang mempunyai nilai ekonomi
dan
potensial untuk berkembang. Pengumpulan zakat tidak bisa
dilaksanakan
karena adanya kebutuhan negara serta maslahat komunitas.
Zakat
merupakan jenis harta khusus yang wajib diserahkan kepada lembaga
amil
zakat atau baitul mal setelah memenuhi nisab (masa tertentu), baik
ada
kebutuhan atau tidak. Zakat tidak gugur dari seorang muslim
selama
diwajibkan dalam hartanya. 54
a. Milik penuh
penuh. Bahwa kekayaan itu harus berada dibawah kontrol dan
didalam
kekuasaannya, atau seperti yang dinyatakan ahli fikih bahwa
kekayaan
itu harus berada ditangannya, tidak tersangkut didalamnya hak
orang
lain, dapat ia pergunakan dan faedahnya dapat dinikmati.
b. Berkembang
Taqyuddin an-Nabhani, Membangun Sistem Ekonomi Alternatif
Perspektif Islam, terj.
Mahfur Wahid (Surabaya: Risalah Gusti, 1999), 256
30
dikembangkan. Misalnya uang tunai yang dibelikan suatu barang
yang
menjadi persediaan yang kemudia dijual kembali dan akan
menghasilkan keuntungan yang lebih dari nominal yang
sebelumnya.
c. Cukup senisab
Nisab adalah batas minimal harta yang dimiliki. Nisab zakat
berbeda-beda tergantung jenis harta yang dimiliki. Secara umum,
85
gram emas adalah nisab untuk uang dan emas. Hikmah dari
adanya
nisab adalah untuk memastikan bahwa hanya orang kaya yang
membayar zakat. 55
jumlahnya untuk dikeluarkan zakatnya.
d. Bebas dari hutang
sehingga kekayaan itu tidak sampai senisab.
e. Berlalu setahun (mencapai haul)
Yaitu kekayaan yang berada ditangan pemiliknya sudah berlalu
masanya satu tahun. Persyaratan setahun ini hanya untuk
ternak,
uangm dan harta benda dagang. Tetapi untuk hasil pertanian,
buah-
buahan, madu, harta karun dan sejenisnya tidaklah
dipersyaratkan
untuk menunggu dalam waktu satu tahun. 56
Tahun yang dimaksud
4. Macam-Macam Zakat
dua yakni :
Chandra Natadipurba, Ekonomi Islam 101, 331 56
Yusuf Qardawi, Hukum Zakat: Studi Komparatif Mengenai Status dan
Filsafat Zakat
Berdasarkan Al-Quran dan Hadis, terj. Salman Harun dkk (Bogor:
Litera Antar Nusa, 2002), 122 57
Chandra Natadipurba, Ekonomi Islam 101, 331
31
Zakat fitrah atau biasa disebut dengan zakat nafs (untuk diri
sendiri) yaitu sejumlah harta yang wajib ditunaikam oleh
setiap
mukallaf (orang Islam, baligh, dan berakal) dan setiap orang
yang
nafkahnya ditanggung olehnya dengan syarat-syarat tertentu,
dan
kewajiban menunaikannya ketika bulan ramadhan berakhir
sebelum
dilaksanakannya shalat idul fitri. 58
Kadar yang wajib bagi setiap
individu dalam zakat fitrah adalah satu sha dari sesuatu yang
biasa
dimakan oleh penduduk negeri tersebut, baik berupa biji-bnijian
(padi
dan gandum), kurma, anggur, ataupun lainnya seperti keju dan
susu.
Yang menjadi acuan dalam hal ini adalah makanan pokok orang
yang
menzakati, sebab ia sejak awal sudah diwajibkan atasnya
kemudian
ditanggung oleh si pemberi zakat. 59
b. Zakat mal (harta)
satu tahun sekali yang sudah memenuhi nisab mencakup hasil
perniagaan, pertanian, pertambangan, hasil laut, hasil ternak,
harta
temuan, emas dan perak serta hasil kerja (profesi). Masing-masing
tipe
memiliki perhitungannya sendiri-sendiri. 60
mal menurut UU zakat Nomor 23 tahun 2011 terdiri dari:
1) Emas, perak dan logam mulia lainnya
Kewajiban menunaikan zakat emas, perak dan logam mulia
lainnya tertuang dalam surat at-taubah ayat 34.
Adapun nisab zakatnya adalah 20 dinar atau setara dengan
85 gram atau lebih untuk emas dan 200 dirham atau setara
dengan
672 gram atau lebih untuk perak. Keduanya wajib dikeluarkan
zakatnya jika telah mencapai haul dan nisabnya, besaran zakat
yang wajib dikeluarkan adalah 2,5% dari totalnya.
2) Uang dan surat berharga lainnya
58
El Madani, Fiqih Zakat Lengkap (Yogyakarta: Diva Press, 2013),
139-140 59
Abdul Aziz Muhammad Azzam & Abdul Wahab Sayyed Hawwas, Fiqh
Ibadah, 399 60
Abdul Al-Hamid Mahmud Al-Baly, Ekonomi Zakat : Sebuah Kajian
Moneter dan
Keuangan Syariah (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006),
3
32
Zakat uang dikeluarkan apabila kita mengetahui memiliki
uang kertas dan logam yang senilai dengan 20 mitsqal emas
adtau
200 dirham perak. zakat yang harus dikeluarkan juga
diqiyaskan
dengan emas dan perak, yakni 2,5%. Sedangkan surat berharga
adalah dokumen-dokumen yang setara dengan emas dan perak, dan
disebut oleh ahli ekonomi sebagai al-ghitha adz-dzahabi.
Apabila
seorang muslim memiliki lembar surat berharga yang nilainya
sama dengan 20 mitsqal emas, ia wajib mengeluarkan zakat
menurut ukuran nisab emas. 61
3) Perniagaan
kekayaan yang di investasikan dan diperoleh dari kegiatan
perdagangan, baik yang dilakukan oleh perseorangan maupun
secara kelompok. Adapun haul dan nisab nya disamakan dengan
emas yakni 85 gram dan telah mencapai satu tahun sejak
dimulainya perniagaan tersebut. Besaran zkat yang harus
dikeluarkannya adalah 2,5%. 62
Diantara nikmat Allah yang dianugrahkan kepada hamba-
Nya ialah dihamparkannya bumi yang dapat dimanfaatkan untuk
menanam tumbuh-tumbuhan, buah-buahan yang menjadi sumber
rizki manusia sehingga sebagian ahli ekonomi dibarat
menyerukan
satu-satunya wajib pajak pada hasil pertanian, karena mereka
menganggap ia merupakan sumber utama bagi kehidupan manusia.
Zakat hasil pertanian ini berbeda dengan zakat harta lainnya.
Pada
zakat pertanian ini tidak disyaratkan terpenuhinya satu tahun
(haul), melainkan disyaratkan setelah panen, sebab ia
merupakan
hasil bumi atau hasil pengolahan bumi. 63
Adapun syarat dikeluarkannya zakat pertanian adalah :
61
Abdul Aziz Muhammad Azzam & Abdul Wahab Sayyed Hawwas, Fiqh
Ibadah360 62
Fahrur Muis, Zakat A-Z: Panduan Mudah, Lengkap, Dan Praktis Tentang
Zakat, Cet.
Ke-1 (Solo: Tinta Medina, 2011), 79 63
Yusuf qardawi, Hukum Zakat: Studi Komparatif Mengenai Status dan
Filsafat Zakat
Berdasarkan Al-Quran dan Hadis, terj. Salman Harun dkk,
241-242
33
yang tumbuh sendiri.
manusia yang dapat disimpan dan jika disimpan tidak akan
merubah fisiknya (tidak rusak).
Sudah mencapai nisab. Adapun kadarnya adalah 5 wasaq, 1
wasaq adalah 60 sha, sedangkan 1 sha sama dengan 2,2 kg,
jadi 1 wasaq kurang lebih sama dengan 132,6 kg. Jandi kadar
nisabnya adalah 663 kg. 64
Adapun zakat yang wajib dikeluarkan adalah 5% jika
pengairannya mengeluarkan biaya, 10% jika pengairannya
melalui
irigasi, dan 7,5% jika menggunakan keduanya.
5) Perternakan dan perikanan
hewan tersebut. Hewan ternak itu mencakup unta, sapi/kerbau,
kambing. Adapun syarat wajib zakat hewan ternak adalah :
Pertama, hewan tersebut digembalakan dipadang rumput terbuka
sepanjang tahun. Zakat hewan dikhususkan pada hewan ternak
karena makanannya dapat terpenuhi dengan menggembalakannya
dipadang rumput terbuka, baik rumput kering ataupun
basah. 65
susunya, anaknya, dagingnya, dan tidak untuk dipekerjakan.
Hewan yang digunakan untuk membajak diladang atau
dipekerjakan tidak wajib zakat meskipun ia diternakkan.
Ketiga,
telah dimiliki selama satu tahun penuh. Terpenuhinya satu
tahun
(haul) merupakan syarat yang sangat adil. Karena jika
ditetapkan
dalam waktu yang relatif singkat tentu akan memberatkan sang
pemilik harta dan bagi orang-orang yang membutuhkannya (orang
miskin). Keempat, mencapai nisab, sebagaimana berikut :
64
Abdul Aziz Muhammad Azzam & Abdul Wahab Sayyed Hawwas, Fiqh
Ibadah370-372 65
Abdul Aziz Muhammad Azzam & Abdul Wahab Sayyed Hawwas, Fiqh
Ibadah351-352
34
5-9 1 ekor domba
10-14 2 ekor domba
15-19 3 ekor domba
20-24 4 ekor domba
76-90 2 ekor anak unta betina (2 tahun atau lebih)
91-120 2 ekor anak unta betina (3 tahun atau lebih)
121-129 3 ekor anak unta betina (2 tahun atau lebih)
130-139 Seekor anak unta betina (3 tahun atau lebih)
ditambah 2 ekor anak unta betina (berumur 2
tahun lebih)
lebih) ditambah 2 ekor anak unta betina (2
tahun lebih)
ditambah seekor anak unta betina (berumur 2 tahun atau
lebih),
35
dan setiap bertambah 5 ekor zakatnya juga ditambah seekor
anak
unta betina (berumur 3 tahun atau lebih), demikian seterusnya.
66
Nisab zakat sapi/kerbau
5-9 1 ekor domba
tahun)
60-69 2 ekor anak sapi jantan (umur 1 tahun)
70-79 Seekor anak sapi betina (umur 2 tahun)
ditambah seekor anak sapi jantan (umur 1
tahun)
ditambah pula seekor anak sapi jantan (umur 1 tahun), dan
setiap betambah 40 ekor, zakatnya ditambah seekor anak sapi
betina (umur 2 tahun). 67
Nisab zakat kambing
40-120 1 ekor kambing
66
Abdul Aziz Muhammad Azzam & Abdul Wahab Sayyed Hawwas, Fiqh
Ibadah, 353- 354
67 Abdul Aziz Muhammad Azzam & Abdul Wahab Sayyed Hawwas, Fiqh
Ibadah, 355
36
tidak boleh hewan yang cacat dan hewan jantan selama orang
tersebut memiliki hewan betina. Kecuali ia tidak memiliki
hewan betina, maka ia boleh mengeluarkan zakat hewan
jantan. 68
unggas dan perikanan adalah setara dengan 20 dinar (1 dinar =
4,25 gram emas murni) atau sama dengan 85 gram emas murni (24
karat).
(tutup buku) ia memiliki kekayaan berupa modal kerja dan
keuntungan lebih besar, kira-kira setara dengan 85 gram emas
murni, ia terkena kewajiban zakat sebesar 2,5%. Dengan
demikian,
usaha tersebut digolongan ke dalam zakat perniagaan. 69
6) Pertambangan
dan memiliki nilai, seperti emas, perak, besi, kuningan, dan
timah.
Apabila saat memperoleh barang tambang tersebut nilainya
telah
mencapai nisab yakni sama dengan 85 gram emas, maka wajib
dikeluarkan zakat atas harta tersebut sebesar 2,5%. 70
Selain itu, ada
adalah sama dengan kadar zakat nya rikaz yakni 10%. 71
68
pukul: 19.27 70
Fahrur Muis, Zakat A-Z: Panduan Mudah, Lengkap, Dan Praktis Tentang
Zakat , 79 71
Hikmat Kurnia dan A. Hidayat, Panduan Pintar Zakat (Jakarta: Qultum
Media, 2011),
bagi perusahaan dengan statusnya sebagai sebuah badan hukum
(syaksiyah itibariyah), dan bukan kewajiban personal para
pemilik
aset perusahaan. Syarat zakat perusahaan:
Kepemilikan dikuasai oleh muslim
Asset perusahaan setara dengan 85 Gram Emas
Ukuran 85 gram emas tersebut adalah konversi yang
dipegang oleh mayoritas ulama dari ketentuan asal yaitu 20
dinar
(koin emas dengan kadar 4,25 gram/dinar). Nisab ini adalah
nisab
tertinggi dalam perzakatan. Ketentuan perhitungannya adalah
sebagai berikut:
mengumpulkan seluruh modal dari aktiva lancar dengan
keuntungan (dividen).
dihitung haul dengan menggunakan penanggalan hijriyah, atau
2,5775% jika dihitung dengan haul masehi.
Aktiva tetap tidak dikenakan kewajiban zakat, kecuali jika
aktiva tetap itu menghasilkan keuntungan dan pendapatan. 72
8) Pendapatan dan jasa
dari suatu profesi adalah segala macam pendapatan yang
didapat
bukan dari harta yang sudah dizakati, yang artinya bahwa
zakat
profesi ini didapat dari hasil usaha manusia yang
mendatangkan
pendapatan dan sudah mencapai nisab. Buakn dari harta
kekayaan
yang zakatnya sudah ditetapkan dalam Al-quran dan hadis Nabi,
72 http://www.zakatcenter.org/zakat-hasil-perusahaan-atau-industri/
diakses pada tanggal
zakat profesi ini bisa dikatakan sebagai hasil ijtihad para
ulama
yang belum ditetapkan sebelumnya melalui dalil Al-quran
ataupun
Hadis. 73
zakat uang yang juga diqiyaskan dengan zakat emas dan perak
yakni 2,5%. 74
ditemukan pada masa Islam dan tidak diketahui siapa
pemiliknya.
Zakat yang harus dikeluarkan adalah 20%, nisab nya disamakan
dengan emas dan perak. Sedangkan untuk haulnya, rikaz tidak
di
syaratkan untuk menunggu sampai waktu satu tahun. Artinya
ketika menemukan rikaz, maka langsung dikeluarkan zakatnya
sebesar 1/5 atau 20%. 75
D. Penelitian Terdahulu
perbandingan penelitian yang akan dilakukan. Berikut merupakan
beberapa
penelitian terdahulu mengenai hal ini, diantaranya:
Menurut Nurul Tsani Muslihati (2014) dalam skripsi berjudul
“Pengaruh
religiositas dan pendapatan terhadap minat bayar zakat melalui
BAPELURZAM
(Badan Pelaksana Urusan Zakat Muhammadiyah) PCM Weleri Kendal”.
Dengan
menggunakan sumber data primer dan sekunder, dengan sampel yang
diteliti
sebanyak 100 orang muzaki BAPELURZAM PCM Weleri. Teknik
pengumpulan
data dalam penelitian tersebut adalah dengan menggunakan
kuesioner,
wawancara, dan dokumentasi. Dari hasil penelitian tersebut
religiositas dan
pendapatan secara bersama-sama atau simultan memiliki pengaruh yang
positif
73
Yusuf qardawi, Hukum Zakat: Studi Komparatif Mengenai Status dan
Filsafat Zakat
Berdasarkan Al-Quran dan Hadis, terj. Salman Harun dkk, 497-498
74
Mahjuddin, Masailul Fiqhiyah: Berbagai Kasus Yang Dihadapi Hukum
Islam Masa
Kini (Jakarta: Kalam Mulia, 2003, cet. IV), 271 75
Abdul Aziz Muhammad Azzam & Abdul Wahab Sayyed Hawwas, Fiqh
Ibadah, 355
39
Weleri Kendal. 76
Pengetahuan Zakat, Tingkat Pendapatan, Religiusitas Dan Kepercayaan
Kepada
Organisasi Pengelola Zakat Terhadap Minat Membayar Zakat Pada
Lembaga
Amil Zakat :(Studi Kasus Terhadap Muzaki Di Fakultas Agama Islam
Dan
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Surakarta)”.
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan maka diperoleh
kesimpulan
Berdasarkan uji validitas pengaruh (uji t) pada signifikansi (α)
sebesar 0,05.
Pengetahuan zakat (PZ) berpengaruh signifikan terhadap minat
membayar zakat
pada lembaga amil zakat dengan koefisien sebesar 0,274670. Tingkat
kepercayaan
(TK) juga berpengaruh signifikan terhadap minat membayar zakat pada
lembaga
amil zakat dengan koefisien sebesar 0,199615. Sedangkan untuk
variabel tingkat
pendapatan (TP) dan tingkat religiusitas (TR) tidak memiliki
pengaruh yang
signifikan terhadap minat membayar zakat pada lembaga amil zakat
pada tingkat
α sampai dengan 95%. 77
A. Musab, (2012) dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh
Religiusitas,
Tingkat Penghasilan, dan Layanan Terhadap Minat Muzaki Untuk
Membayar
Zakat Maal Di Lazis NU”. Hasil penelitian yang diolah dengan
program SPSS
Versi 16.0 for windows menunjukkan bahwa pengaruh variabel
independen
(religiusitas, pendapatan dan layanan) terhadap variabel dependen
(minat
masyarakat) sebesar 71,9%, sedangkan yang 28,1% dipengaruhi oleh
variabel lain
yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Hal ini berarti sangat
besar sekali
kemampuan variabel religiusitas, pendapatan dan layanan dalam
menerangkan
variabel minat. Hasil uji empiris pengaruh antara religiusitas
terhadap minat
masyarakat, menunjukkan nilai t hitung 3,914 dan p value (sig)
sebesar 0,000
yang di bawah 5%. Artinya bahwa religiusitas berpengaruh terhadap
minat
76
zakat melalui BAPELURZAM (Badan Pelaksana Urusan Zakat
Muhammadiyah) PCM Weleri
Kendal.” (Skripsi, UIN Walisongo Semarang, 2014), 1 77
Sidiq Hanwar Ahmad. “Pengaruh Pengetahuan Zakat, Tingkat
Pendapatan, Religiusitas
Dan Kepercayaan Kepada Organisasi Pengelola Zakat Terhadap Minat
Membayar Zakat Pada
Lembaga Amil Zakat :(Studi Kasus Terhadap Muzaki Di Fakultas Agama
Islam Dan Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta).” (Skripsi,
Universitas
Muhammadiyah Surakarta, 2015), 1
masyarakat. Pengaruh antara pendapatan terhadap minat masyarakat
menunjukkan
nilai t hitung 3,635 dan p value (sig) sebesar 0,001 yang di bawah
5%. Artinya
bahwa pendapatan berpengaruh terhadap minat masyarakat. Sedangkan
pengaruh
antara layanan terhadap minat masyarakat menunjukkan nilai t hitung
2,084 dan p
value (sig) 0,042, dengan menggunakan tingkat alpha 5%, maka posisi
nilai
probabilitasnya berada dibawah Alphanya. Hal ini berarti bahwa
terdapat
pengaruh yang signifikan antara layanan terhadap minat masyarakat.
78
Menurut Sri Kurniati (2015) dalam skripsi yang berjudul “Analisis
Faktor-
faktor Yang Mempengaruhi Minat Muzaki Membayar Zakat, Infak dan
Shadaqah
di LAZIS RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan (Studi Kasus Karyawan
RSI
PKU Muhammadiyah Pekajangan)”. Undergraduate thesis, STAIN
Pekalongan.
Hasil uji empiris lima variabel yang peneliti gunakan, tiga
variabel yaitu
religiusitas, pendapatan dan tekhnik pengumpulan zakat memiliki
pengaruh
terhadap mianat muzaki membayar zakat, infak dan shadaqah.
Sedangkan dua
variabel yang lain yaitu kepercayaan dan layanan tidak memiliki
pengaruh
terhadap minat muzaki membayar zakat, infak dan shadaqah. Hasil uji
simultan
(F) semua variabel secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap
minat
muzaki membayar zakat, infak dan shadaqah. Hasil penelitian ini
diolah dengan
program SPSS Versi 2.2 for windows menunjukkan bahwa pengaruh
variabel
religiusitas, pendapatan, kepercayaan, layanan dan tekhnik
pengumpulan zakat
terhadap minat muzaki membayar zakat, infak dan shadaqah sebesar
40,7%
sedangkan 59,3% dipengaruhi oleh variabel yang tidak dimasukkan
dalam
penelitian tersebut. 79
dalam artikel yang berjudul “Analisis pengaruh tingkat pengetahuan
zakat, tingkat
religiusitas, tingkat pendapatan, dan tingkat kepercayaan kepada
baznas terhadap
minat membayar zakat profesi para pekerja (studi kasus pekerja di
DKI
Jakarta)”.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh
pengetahuan
78
A. Musab. “Pengaruh Religiusitas, Tingkat Penghasilan, Dan Layanan
Terhadap Minat
Muzaki Untuk Membayar Zakat Maal Di Lazis NU.” (Skripsi, UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta,
2011), 1 79
Sri Kurniati.“Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat Muzaki
Membayar
Zakat, Infak dan Shadaqah di LAZIS RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan
(Studi Kasus
Karyawan RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan).” (Skripsi, STAIN
Pekalongan, 2015), 1
41
BAZNAS terhadap kepentingan membayar zakat profesi pekerja di DKI
Jakarta.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi
linier
berganda (Ordinary Least Square). Semua variabel yang digunakan
diukur
menggunakan skala Likert. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pengetahuan
variabel Zakat, tingkat pendapatan, dan tingkat kepercayaan di
BAZNAS
memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kepentingan
membayar zakat
profesi pekerja di DKI Jakarta pada tingkat signifikansi 5%.
Pengetahuan yang
lebih tinggi dari zakat, tingkat pendapatan, dan tingkat
kepercayaan di BAZNAS
maka bunga yang lebih tinggi dari pekerja untuk membayar profesi
zakat. Tingkat
kepercayaan di BAZNAS menjadi variabel yang paling berpengaruh
terhadap
kepentingan membayar zakat profesi di DKI Jakarta. 80
Berdasarkan penelitian terdahulu yang telah diuraikan di atas,
dapat
diketahui bahwa keseluruhan penelitian tersebut membahas mengenai
pengaruh
tingkat pendapatan beserta variabel lainya terhadap minat
mengeluarkan zakat
masyarakat. Namun, penelitian yang akan dilakukan oleh penulis
sendiri disini
adalah hanya sebatas pengaruh tingkat pendapatan saja terhadap
minat
mengeluarkan zakat. Karena menurut hemat penulis, yang paling
berpengaruh
atas minat mengeluarkan zakat adalah pendapatan masyarakat itu
sendiri
meskipun ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi, namun
pengaruhnya sendiri
tidak terlalu signifikan, tidak seperti pendapatan.
E. Kerangka Pemikiran
masarakat dalam waktu tertentu sebagai balas jasa atas
faktor-faktor produksi
yang mereka sumbangkan. 81
yang berasal dari pemasukan keuntungan yang dihasilkan dari imbalan
atas
baranbg atau jasa yang diberikan.
80
Fakhruddin, Muhammad Setiawan, Achmad Hendra. “Analisis pengaruh
tingkat
pengetahuan zakat, tingkat religiusitas, tingkat pendapatan, dan
tingkat kepercayaan kepada
baznas terhadap minat membayar zakat profesi para pekerja (studi
kasus pekerja di DKI Jakarta).”
(Ungraduated Thesis, Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas
Diponegoro Semarang, 2016), 1 81
Soediyono. Pengantar Analisis Pendapatan Nasional. (Yogyakarta:
Liberty, 1992), 99
42
(at-thahir). Adapun menurut syara, zakat adalah hak yang telah
ditentukan
besarnya yang wajib dikeluarkan pada harta-harta tertentu. 82
Zakat merupakan
kewajiban yang telah disepakati umat Islam. Kewajiban zakat telah
ditetapkan dan
disebutkan dalam Al-Quran dan Hadis baik secara umum maupun
khusus
sehingga telah diketahui secara pasti sebagai salah satu dari
kewajiban yang harus
dipenuhi bagi setiap orang Muslim. 83
Kewajiban menunaikan zakat khususnya zakat mal (harta) memang
diwajibkan bagi harta atas kepemilikan penuh dan telah mencapai
haul dan nisab.
Begitu pula berlaku pada pendapatan seseorang yang dihasilkan
dariberbagai
aktivitas produksi. Adapun subjek zakat itu sendiri adalah seorang
Muslim dan
seorang yang kaya. Menurut surat At-Taubah ayat 103, zakat harus
dipungut oleh
pemerintah yang bertindak sebagai wakil fakir miskin untuk
memperoleh haknya
yang ada pada harta orang kaya. 84
Berdasarkan pengertian zakat diatas maka dapat diketahui bahwa
minat
mengeluarkan zakatadalah kecenderungan atau keinginan dari hati
sesorang untuk
mengeluarkan sebagian harta yang dimiliki yang besarannya telah
diatur dan
ditentukan oleh syariat Islam.
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
penelitian yang diajukan, maka titik tolak untuk merumuskan
hipotesis adalah
82
Gusfahmi, Pajak Menurut Syariah, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2011), 92 83
Abdul Aziz Muhammad Azzam & Abdul Wahab Sayyed Hawwas, Fiqh
Ibadah, 347 84
Gusfahmi, Pajak Menurut Syariah, 95-96
Tingkat
Pendapatan
(X)
Minat
Mengeluarkan
Adapun hipotesis dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
berzakat masyarakat
berzakat masyarakat.
284