22
7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pelatihan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pelatihan yaitu latihan yang berdasarkan satu jenis bahan atau situasi untuk mengembangkan kemampuan umum, keterampilan, atau sifat tertentu. Program pelatihan adalah suatu proses dimana orang-orang mencapai kemampuan tertentu untuk membantu mencapai tujuan organisasi dan merupakan bagian dari pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan diluar sistem pendidikan yang berlaku dalam waktu yang relatif singkat dengan metode yang lebih mengutamakan pada praktek daripada teori. Oleh karena itu, proses ini terikat dengan berbagai tujuan organisasi, program pelatihan dapat dipandang secara sempit maupun luas 1 . 2.2 Pengertian Program Pelatihan Menurut Veithzal Rivai dalam buku Andre F Sikula . Personnel Administration and Human Resources Management, Pelatihan adalah program-program untuk memperbaiki kemampuan melaksanakan pekerjaan secara individual, kelompok, maupun organisasi. Dengan demikian jelas bahwa pelatihan merupakan kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan, keterampilan dan perubahan sikap individu. Dengan kata lain setiap individu membutuhkan suatu program pelatihan untuk meningkatkan kemampuan dirinya dari dasar. Andrew F. Sikula dalam bukunya “Personnel Administration and Human Resources Managementmendefinisikan pelatihan sebagai berikut: “Trainning is a short term educational process utilizing systematic and organized procedure by which non managerial personel learn technical knowledge ang skill for a definite pyrpose”. (latihan adalah suatu proses pendidikan jangka pendek dengan menggunakan prosedur yang sistematis dan terorganisir, sehingga individu operasional belajar pengetahuan teknik pengerjaan dan keahlian untuk tujuan tertentu) (Sikula,1976: 56). 1 http://nursecaremine.com/2012/11/pelatihan-definisi-tujuan-manfaat-dan.html pada 13 Agustus 2013

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pelatihan...LANDASAN TEORI . 2.1 Pelatihan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pelatihan yaitu latihan yang berdasarkan satu jenis bahan atau situasi untuk

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pelatihan...LANDASAN TEORI . 2.1 Pelatihan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pelatihan yaitu latihan yang berdasarkan satu jenis bahan atau situasi untuk

7

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pelatihan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pelatihan yaitu latihan yang

berdasarkan satu jenis bahan atau situasi untuk mengembangkan kemampuan umum,

keterampilan, atau sifat tertentu. Program pelatihan adalah suatu proses dimana

orang-orang mencapai kemampuan tertentu untuk membantu mencapai tujuan

organisasi dan merupakan bagian dari pendidikan yang menyangkut proses belajar

untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan diluar sistem pendidikan yang

berlaku dalam waktu yang relatif singkat dengan metode yang lebih mengutamakan

pada praktek daripada teori. Oleh karena itu, proses ini terikat dengan berbagai tujuan

organisasi, program pelatihan dapat dipandang secara sempit maupun luas1.

2.2 Pengertian Program Pelatihan

Menurut Veithzal Rivai dalam buku Andre F Sikula . Personnel Administration

and Human Resources Management, Pelatihan adalah program-program untuk

memperbaiki kemampuan melaksanakan pekerjaan secara individual, kelompok,

maupun organisasi.

Dengan demikian jelas bahwa pelatihan merupakan kegiatan untuk meningkatkan

pengetahuan, kemampuan, keterampilan dan perubahan sikap individu. Dengan kata

lain setiap individu membutuhkan suatu program pelatihan untuk meningkatkan

kemampuan dirinya dari dasar.

Andrew F. Sikula dalam bukunya “Personnel Administration and Human

Resources Management” mendefinisikan pelatihan sebagai berikut:

“Trainning is a short term educational process utilizing systematic and

organized procedure by which non managerial personel learn technical

knowledge ang skill for a definite pyrpose”. (latihan adalah suatu proses

pendidikan jangka pendek dengan menggunakan prosedur yang sistematis dan

terorganisir, sehingga individu operasional belajar pengetahuan teknik

pengerjaan dan keahlian untuk tujuan tertentu) (Sikula,1976: 56).

1 http://nursecaremine.com/2012/11/pelatihan-definisi-tujuan-manfaat-dan.html pada 13 Agustus 2013

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pelatihan...LANDASAN TEORI . 2.1 Pelatihan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pelatihan yaitu latihan yang berdasarkan satu jenis bahan atau situasi untuk

8

Maka jelas apa yang telah dikatakan oleh para ahli diatas bahwa program

pelatihan merupakan konsep yang terencana secara menyeluruh untuk mengubah

pandangan yang tadinya jelek menjadi baik, maka dengan adanya pandangan yang

baik diharapkan mampu menghadapi tuntutan-tuntutan situasi yang selalu berubah.

2.3 Video

Secara empiris kata video berasal dari sebuah singkatan yang dalam bahasa

inggris yaitu visual dan audio. Kata vi adalah singkatan dari visual yang berarti

gambar, kemudian pada kata deo adalah singkatan dari audio yang berarti suara. Dari

penjelasan di atas dapat kita simpulkan pemahaman bahwa videoadalah merupakan

seperangkat komponen atau media yang mampu menampilkan gambar sekaligus

suara dalam waktu bersamaan. Pada dasarnya hakekat video adalah mengubah suatu

ide atau gagasan menjadi sebuah tayangan gambar dan suara.

J.E Kemp dalam bukunya “The Instructional design process” mengatakan

bahwa video dapat menyajikan informasi, mengambarkan suatu proses dan tepat

mengajarkan keterampilan, menyingkat dan mengembangkan waktu serta dapat

mempengaruhi sikap. Hal ini dipengaruhi oleh ketertarikan minat, dimana tayangan

yang ditampilkan oleh media video dapat menarik gairah rangsang (stimulus)

seseorang untuk menyimak lebih dalam.(Kemp,1985 : 32)

Video memiliki kelebihan dibandingkan dengan media yang lain dalam

pengajaran, menurut Smaldino, video memiliki kemampuan lebih kompleks dan

melengkapi dibandingkan dengan media statis lainnya (tulisan dan gambar),

diantaranya. ( Smaldino, 2012 :60)

1. Manipulation of Time (Manipulasi waktu)

Memanipulasi waktu memungkinkan pengajar untuk menayangkan media

pada waktu-waktu yang kita inginkan. Kejadian yang berlangsung hari kemarin,

dapat dengan mudahnya kita capture untuk kemudian kita tayangkan diwaktu yang

telah kita skenario. Sebagai contoh; Mengamati sebuah jalan layang dibangun, video

akan menghasilkan tayangan bagian- bagian penting dari suatu peristiwa dalam

beberapa menit.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pelatihan...LANDASAN TEORI . 2.1 Pelatihan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pelatihan yaitu latihan yang berdasarkan satu jenis bahan atau situasi untuk

9

2. Compression of Time (Pemadatan waktu)

Tayangan dengan muatan tertentu dapat kita pilah dan pilih untuk kita

padatkan pada menit atau detik tertentu, sehingga penguatan akan tujuan

pembelajaran yang kita tekankan harapannya akan lebih mengena.

Bunga sudah mekar sebelum kita mengedipkan mata, bintang dapat melintasi

langit malam. Teknik ini dikenal sebagai “time lapse” jangka waktu/ selang waktu

yang sangat bermanfaat dalam pendidikan. Sebagai contoh ; proses kepompong

menjadi kupu-kupu sangat lama untuk diamati secara nyata, tetapi dengan bantuan

videography time lapse, kupu-kupu dapat muncul dari kepompong dalam hitungan

menit.

3. Expansion of Time (Perpanjangan waktu)

Waktu putar dapat di rekayasa menjadi lebih panjang dari sebenarnya, efek

pengulangan dalam pembelajaran juga akan menjadi lebih baik dalam penerimaan

khalayaknya. Perpanjangan waktu bisa juga diperluas/diperlama dengan tehnik “slow

motion” gerak lambat. Beberapa kejadian terjadi begitu cepat sehingga terlalu cepat

untuk dilihat dengan mata telanjang.

4. Manipulation of Space (Manipulasi ruang)

Kelebihan video yang ke empat adalah memungkinkannya membawa khalayak ke

dalam tempat yang tidak ada pada sekitar lingkungannya. Video memungkinkan

tayangan alam semesta yang luas dan yang sempit yang mana dapat dilihat dari jarak

yang sangat dekat atau dilihat dari jarak yang sangat jarak jauh. Sebagai contoh ;

proses pembelahan sel yang dilihat dari mikroskop.

2.4 Film

2.4.1 Pengertian Film

Film dokumenter secara umum adalah rekaman kejadian atau peristiwa dalam

bentuk audio-visual yang tercipta tanpa ada unsur rekayasa. Film dokumenter dapat

dibuat oleh perorangan, kelompok/organisasi, atau institusi pemerintah dan swasta

dengan berdasarkan maksud dan tujuan yang diinginkan. Menurut Himawan bahasa

film adalah bahasa suara dan bahasa gambar. Film dokumenter dibagi atas beberapa

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pelatihan...LANDASAN TEORI . 2.1 Pelatihan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pelatihan yaitu latihan yang berdasarkan satu jenis bahan atau situasi untuk

10

genre, yaitu laporan perjalanan, sejarah, biografi, nostalgia, rekonstruksi, investigasi,

kontradiksi, ilmu pengetahuan, dan diary.

Film memiliki beberapa unsur penting didalamnya untuk membentuk film

lebih sistematis dan rinci. Aspek naratif dan sinematik satu sama lain saling

berhubungan erat. Aspek naratif adalah hal-hal yang terkait dengan cerita film serta

cara bertuturnya. Sementara aspek sinematik adalah hal-hal yang terkait dengan

perlakuan estetik terhadap cerita filmnya. Aspek sinematik dipecah menjadi unsur-

unsur yang lebih spesifik, yakni mise en-scene, sinematografi, editing dan suara.

Sedangkan video tutorial merupakan bagian dari jenis dokumenter yaitu ilmu

pengetahuan, yang didalamnya terdapat sub – genre yaitu film instruksional. Dalam

film instruksional, audiens diajarkan mengetahui proses membuat, dan mengenalkan

sesuatu. (ayawaila, 2008 : 71)

2.4.2 Unsur Film

Unsur sinematik merupakan aspek-aspek teknis dalam produksi sebuah film.

Mise en-scene adalah segala hal yang berada di depan kamera. Mise en-scene

memiliki empat elemen pokok yakni, setting(latar), tata cahaya, kostum dan make-up,

serta akting dan pergerakan pemain. Sinematografi adalah perlakuan terhadap kamera

dengan obyek yang di ambil. Editing adalah transisi sebuah gambar (shot) ke gambar

lainnya .(Pratista, 2008:24)

1. Setting (latar)

Setting adalah seluruh latar bersama propertinya. Properti dalam hal ini adalah

semua benda tidak bergerak seperti pohon, lampu, pintu. Setting yang digunakan

dalam film umumnya dibuat senyata mungkin dengan konteks ceritanya.

Setting berfungsi sebagai penunjuk ruang, waktu, status sosial, pembangun mood.

Didalam sebuah produksi film, pekerjaan perencanaan dan perancangan setting

adalah tugas seorang penata artistik.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pelatihan...LANDASAN TEORI . 2.1 Pelatihan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pelatihan yaitu latihan yang berdasarkan satu jenis bahan atau situasi untuk

11

2. Tata Cahaya

Tanpa cahaya, sebuah benda tidak akan memiliki wujud. Seluruh gambar yang ada

didalam film dapat dikatakan sebagai manipulasi cahaya. Cahaya membentuk obyek

dengan menciptakan sisi terang dan sisi bayangan dari sebuah obyek.

Besar kecilnya intensitas pencahayaan akan mempengaruhi sisi terang dan sisi

bayangan obyek. Selain intensitas, pencahayaan yang dipengaruhi oleh arah

pencahayaan, sumber cahaya, dan warna cahaya.

3. Kostum

Kostum adalah segala hal yang dikenakan pemain bersama seluruh aksesorisnya.

Aksesoris kostum diantaranya adalah : tpi, perhiasan, jam tangan, kacamata, sepatu,

tongkat, dan sebagainya. Dalam sebuah film, kostum tidak hanya sekedar sebagai

penutup tubuh, melainkan memiliki fungsi yang sama dengan setting.

4. Make-Up

Make-Up atau tata rias secara umum memiliki dua fungsi, yaitu untuk

menunjukkan usia, dan untuk menggambarkan karakter. Tata rias wajah biasanya

digunakan untuk mendukung wajah pemain seperti yang digambarkan pada cerita

film.

Dalam produksi film, aktor sering berperan sebagai karakter yang berusia lebih

muda maupun lebih tua. Tata rias diperlukan supaya penonton tidak mengira jika

karakter yang diperankan aktor bukan dari usia, ataupun karakter yang sebenarnya.

2.4.3 Struktur Film

Seperti karya literatur, film juga dapat dipecah menjadi bab, alenia, dan kalimat.

Secara fisik sebuah film dapat dipecah menjadi sebuah struktur, yaitu shot, adegan,

dan sekuen. Pemahaman tentang struktur nantinya berguna untuk membagi urutan

plot film secara sistematik. (Effendi, 2002 :32)

1. Shot

Shot dalam produksi film memiliki arti proses perekaman gambar sejak kamera

aktif merekam hingga dihentikan, sering diistilahkan sekali take. Sementara,

gabungan dari shot – shot merupakan suatu rangkaian jalan cerita film dengan

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pelatihan...LANDASAN TEORI . 2.1 Pelatihan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pelatihan yaitu latihan yang berdasarkan satu jenis bahan atau situasi untuk

12

gambar utuh yang di rangkai didalam proses editing film. Dalam karya ilmiah, shot

diibaratkan satu kalimat.

2. Adegan (Scene)

Adegan adalah satu segmen pendek dari keseluruhan cerita film. Satu adegan

merupakan gabungan dari beberapa shot yang saling berhubungan. Dalam film,

adegan berjumlah antara tiga puluh sampai lima puluh buah adegan. Adegan

adalah hal yang paling mudah dikenali saat menonton film daripada Shot

3. Sequence (Sekuen)

Sekuen adalah satu segmen besar yang memperlihatkan satu rangkaian

peristiwa yang utuh. Satu sekuen terdiri dari beberapa adegan yang saling

berhubungan. Jika diibaratkan, dalam karya ilmiah sekuen adalah bab atau

sekumpulan bab. Satu sekuen dikelompokkan dalam satu periode (waktu), lokasi,

atau satu rangkaian aksi panjang. Kumpulan beberapa sekuen yang digabungkan

akan membentuk satu alur cerita yang memakan waktu pemutaran film disebut

durasi film.

2.5 Film Dokumenter

Kunci utama dari sebuah film dokumenter adalah penyajian sebuah fakta.

Film dokumenter berhubungan dengan orang-orang, tokoh, peristiwa, dan lokasi yang

nyata. Film dokumenter tidak menciptakan suatu peristiwa atau kejadian, namun

merekam peristiwa yang sungguh-sungguh terjadi atau otentik.

Bill Nichols merumuskan secara sederhana bahwa film dokumenter adalah

upaya menceritakan kembali sebuah kejadian atau realitas, menggunakan fakta dan

data.

Tahap-tahap Pembuatan Film Dokumenter

Menurut Chandra Tansil (Chandra, 2010: 5), tahap pembuatan film dokumenter

dibagi menjadi enam bagian:

1. Membangun gagasan

2. Riset

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pelatihan...LANDASAN TEORI . 2.1 Pelatihan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pelatihan yaitu latihan yang berdasarkan satu jenis bahan atau situasi untuk

13

3. Menyusun alur cerita

4. Menyusun desain produksi

5. Syuting

6. Penyuntingan gambar dan suara di meja editing

2.6 Jenis Film Dokumenter

Seiring perkembangan zaman, film dokumenter memiliki bentuk dan gaya yang

bervariasi. Gaya tersebut memiliki kriteria dan pendekatan yang berbeda – beda

sesuai karakteristik film dokumenter tersebut. Karakteristik tersebut dibedakan

berdasarkan sudut penceritaan dokumenter dan tema yang diambil dalam ide cerita

dokumenter.

Ada banyak tipe, kategori, dan bentuk penuturan dalam film dokumenter. Dalam

beberapa hal terlihat adanya kemiripan, yang membedakan adalah spesifikasinya.

Beberapa contoh yang berdasar gaya dan bentuk dokumenter antara lain

dokumenter mengenai : laporan perjalanan, sejarah, biografi, perbandingan,

kontradiksi, ilmu pengetahuan, nostalgia, rekonstruksi, investigasi, buku harian,

dokudrama,eksperimen.

1. Laporan perjalanan

Jenis ini awalnya adalah dokumentasi antropologi dari para ahli etnolog atau

etnografi. Namun dalam perkembangannya bisa membahas banyak hal dari yang

paling penting hingga yang remeh-temeh, sesuai dengan pesan dan gaya yang

dibuat. Istilah lain yang sering digunakan untuk jenis dokumenter ini adalah

travelogue, travel film, travel documentary dan adventures film.

2. Sejarah

Dalam film dokumenter, genre sejarah menjadi salah satu yang sangat kental

aspek referential meaning-nya (makna yang sangat bergantung pada referensi

peristiwanya) sebab keakuratan data sangat dijaga dan hampir tidak boleh ada yang

salah baik pemaparan datanya maupun penafsirannya. Tidak diketahui sejak kapan

dokumenter sejarah ini digunakan, namun pada tahun 1930-an Rezim Adolf Hitler

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pelatihan...LANDASAN TEORI . 2.1 Pelatihan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pelatihan yaitu latihan yang berdasarkan satu jenis bahan atau situasi untuk

14

telah menyisipkan unsur sejarah ke dalam film-filmnya yang memang lebih banyak

bertipe dokumenter

Pada masa sekarang, film sejarah sudah banyak diproduksi karena terutama

karena kebutuhan masyarakat akan pengetahuan dari masa lalu. Tingkat pekerjaan

masyarakat yang tinggi sangat membatasi mereka untuk mendalami pengetahuan

tentang sejarah, hal inilah yang ditangkap oleh televisi untuk memproduksi film-film

sejarah.

3. Biografi

Sesuai dengan namanya, jenis ini lebih berkaitan dengan sosok seseorang.

Mereka yang diangkat menjadi tema utama biasanya seseorang yang dikenal luas – di

dunia atau masyarakat tertentu – atau seseorang yang biasa namun memiliki

kehebatan, keunikan ataupun aspek lain yang menarik.

Ada beberapa istilah yang merujuk kepada hal yang sama untuk

menggolongkannya. Pertama, potret yaitu film dokumenter yang mengupas aspek

human interest dari seseorang. Plot yang diambil biasanya adalah hanya peristiwa–

peristiwa yang dianggap penting dan krusial dari orang tersebut. Kedua, biografi

yang cenderung mengupas secara kronologis dari yang secara garis penceritaan bisa

dari awal tokoh dilahirkan hingga saat tertentu (masa sekarang, saat meninggal atau

saat kesuksesan sang tokoh) yang diinginkan oleh pembuat filmnya.

Ketiga, profil. Walaupun banyak persamaannya namun memiliki perbedaan dengan

dua di atas terutama karena adanya unsur pariwara (iklan/promosi) dari tokoh

tersebut. Pembagian sequence-nya hampir tidak pernah membahas secara kronologis

dan walaupun misalnya diceritakan tentang kelahiran dan tempat ia berkiprah,

biasanya tidak pernah mendalam atau terkadang hanya untuk awalan saja.

Profil umumnya lebih banyak membahas aspek–aspek positif tokoh seperti

keberhasilan ataupun kebaikan yang dilakukan. Film–film seperti ini dibuat oleh

banyak orang di Indonesia terutama saat kampanye pemilu legeslatif ataupun

pemilukada (pemilihan umum kepala daerah).

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pelatihan...LANDASAN TEORI . 2.1 Pelatihan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pelatihan yaitu latihan yang berdasarkan satu jenis bahan atau situasi untuk

15

4. Nostalgia

Film–film jenis ini sebenarnya dekat dengan jenis sejarah, namun biasanya

banyak mengetengahkan kilas balik atau napak tilas dari kejadian–kejadian dari

seseorang atau satu kelompok. Pada tahun 2003, Rithy Panh membuat S21: The

Khmer Rouge Death Machine di mana ia mendatangkan beberapa orang yang

merupakan dua pihak dari kekejaman Khmer Merah, baik dari pihak korban maupun

para penyiksa di masa lalu.

5. Rekonstruksi

Dokumenter jenis ini mencoba memberi gambaran ulang terhadap peristiwa

yang terjadi secara utuh. Biasanya ada kesulitan tersendiri dalam

mempresentasikannya kepada penonton sehingga harus dibantu rekonstruksi

peristiwanya. Perisitiwa yang memungkinkan direkonstruksi dalam film-film jenis ini

adalah peristiwa kriminal (pembunuhan atau perampokan), bencana (jatuhnya

pesawat dan tabrakan kendaraan), dan lain sebagainya.

Rekonstruksi yang dilakukan tidak membutuhkan mise en scene (pemain, lokasi,

kostum, make-up dan lighting) yang persis dengan kejadiannya. Yang hendak dicapai

dari rekonstruksi di sini adalah sekedar proses terjadinya peristiwanya itu. Dalam

membuat rekonstruksi, bisa dilakukan dengan shoot live action atau bisa juga dibantu

dengan animasi.

6. Investigasi

Jenis dokumenter ini memang kepanjangan dari investigasi jurnalistik, Aspek

visualnya tetap ditonjolkan. Peristiwa yang diangkat merupakan peristiwa yang ingin

diketahui lebih mendalam, baik diketahui oleh publik ataupun tidak.

Terkadang, dokumenter seperti ini membutuhkan rekonstruksi untuk

membantu memperjelas proses terjadinya peristiwa. Bahkan di beberapa film aspek

rekonstruksinya digunakan untuk menggambarkan dugaan-dugaan para subjek di

dalamnya.

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pelatihan...LANDASAN TEORI . 2.1 Pelatihan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pelatihan yaitu latihan yang berdasarkan satu jenis bahan atau situasi untuk

16

7. Perbandingan

Dokumenter perbandingan dapat dikemas dalam bentuk dan tema yang

bervariasi. Dalam bentuk perbandingan umumnya diketengahkan perbedaan situasi

dan kondisi. Contohnya adalah perbedaan teknologi industri di negara berkembang

dan negara maju.

8. Kontradiksi

Dari sisi bentuk maupun isi, tipe kontradiksi memiliki kemiripan dengan jenis

perbandingan. Hanya saja jenis kontradiksi cenderung lebih kritis dan radikal dalam

mengupas permasalahan. Oleh karena itu, tipe ini banyak menggunakan wawancara

untuk mendapatkan informasi lengkap mengenai opini publik

9. Ilmu pengetahuan

Dalam dokumenter ini, berisi tentang penyampaian informasi mengenai suatu

teori, sistem, berdasarkan disiplin ilmu tertentu. Dalam disiplin ilmu sosial seperti

antropologi dan etnologi. Tipe ini memiliki spesifikasi tersendiri, disebut antropologi

visual dan film etnografi yang dibuat untuk menginformasikan sistem budaya suatu

kelompok etnis masyarakat.

10. Buku Harian (Diary)

Seperti halnya sebuah buku harian, maka film jenis ini juga mengacu pada

catatan perjalanan kehidupan seseorang yang diceritakan kepada orang lain. Tentu

saja sudut pandang dari tema–temanya menjadi sangat subjektif sebab sangat

berkaitan dengan apa yang dirasakan subjek pada lingkungan tempat dia tinggal,

peristiwa yang dialami atau bahkan perlakuan kawan–kawannya terhadap dirinya.

Dari segi pendekatan film jenis memiliki beberapa ciri, yang pada akhirnya

banyak yang menganggap gayanya konvensional. Struktur ceritanya cenderung linear

serta kronologis, narasi menjadi unsur suara lebih banyak digunakan serta seringkali

mencantumkan ruang dan waktu kejadian yang cukup detil, misalnya Rumah Dadang,

Jakarta. Tanggal 7 Agustus 2011, Pukul 13.19 WIB. Pada beberapa film, jenis diary

ini oleh pembuatnya digabungkan dengan jenis lain seperti laporan perjalanan

ataupun nostalgia.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pelatihan...LANDASAN TEORI . 2.1 Pelatihan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pelatihan yaitu latihan yang berdasarkan satu jenis bahan atau situasi untuk

17

11. Eksperimen

Dokumenter ini sering disebut juga sebagai Association Picture Story.

Sejumlah pengamat menyebut ini sebagai film seni karena memadukan antara

gambar, musik, suara atmosfer secara artistik menjadi unsur utama. Dokumenter

seperti ini tidak menggunakan narasi, komentar maupun kronologi.

Sesuai dengan namanya, film ini mengandalkan gambar–gambar yang tidak

berhubungan namun ketika disatukan dengan editing, maka makna yang muncul

dapat ditangkap penonton melalui asosiasi yang terbentuk di benak mereka. Film

yang sangat berpengaruh dalam genre ini adalah A Man With The Movie Camera

karya Dziga Vertov.

12. Dokudrama

Film jenis ini merupakan bentuk dan gaya bertutur yang bermotivasi komersial,

karena itu subjek yang berperan adalah artis film. Dokumenter ini sering disebut

sebagai Company Profile. Bentuk penuturan macam ini bertujuan komersial dengan

menampilkan profil suatu produk atau profil sebuah perusahaan untuk kepentingan

promosi.

2.7 Film Dokumenter Ilmu Pengetahuan

Film Dokumenter ilmu pengetahuan merupakan salah satu jenis film dokumenter yang

bersifat mendidik. Dokumenter ini dibuat untuk lembaga pendidikan formal dan non formal,

dan dapat bersifat komersial. Dalam dokumenter ilmu pengetahuan, tujuannya berupa

penyampaian suatu informasi mengenai disiplin ilmu tertentu. Dokumenter tipe ilmu

pengetahuan terbagi dalam dua bentuk kemasan dengan tujuan publik yang berbeda. Bila

ditujukan untuk publik khusus biasa disebut film edukasi, sedangkan jika ditujukan untuk

publik umum dan luas disebut film instruksional.

Film edukasi biasanya ditujukan untuk publik umum yang menjelaskan tentang

suatu ilmu pengetahuan tertentu misalnya dunia binatang, dunia teknologi, dunia

kebudayaan, dunia tata kota, dunia lingkungan, dunia kuliner dan sebagainya. Pada

beberapa televisi berbayar bahkan beberapa dari yang sudah tersebut di atas telah

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pelatihan...LANDASAN TEORI . 2.1 Pelatihan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pelatihan yaitu latihan yang berdasarkan satu jenis bahan atau situasi untuk

18

dibuatkan saluran khusus seperti National Geographic Wild atau Animal Planet yang

tentu saja membahas tentang dunia binatang; Asian Food Channel yang banyak

mengetengahkan film instruksional dan dokumenter tentang makanan serta dunia di

sekitarnya; Home and Health yang membahas masalah kesehatan dalam kehidupan

kita; bahkan ada saluran khusus yang membahas tentang dunia mobil, kapal dan

pesawat yaitu Discovery Turbo.

Film Instruksional dirancang khusus untuk mengajari pemirsanya bagaimana

melakukan berbagai macam hal mereka ingin lakukan, mulai dari bermain gitar

akustik atau gitar blues pada tingkat awal, memasang instalasi listrik, penanaman

bunga yang dijamin tumbuh, menari perut untuk menurunkan berat badan, bermain

rafting untuk mengarungi arung jeram dan sebagainya. Bahkan ada beberapa film

instruksional yang bertujuan lebih serius, seperti bagaimana menjaga pola untuk

hidup lebih lama dan lebih kuat dari HIV / AIDS.

2.8 Angle Kamera

Camera Angle dalam pengertian karya audio-visual berati sudut pengambilan

gambar yang menekankan tentang posisi kamera berada pada situasi tertentu dalam

membidik objek. Pemakaian angle kamera ini diharapkan dapat menggambarkan

suatu peristiwa yang sesuai agar lebih terlihat menarik dan mampu mengilustrasikan

kedinamisan suatu keadaan. (Nugroho,2007 : 18)

1. High Angle

Teknik pengambilan gambarnya dengan sudut pengambilan gambar

tepat diatas objek, pengambilan gambar yang seperti ini memiliki arti yang

dramatik yaitu kecil atau kerdil.

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pelatihan...LANDASAN TEORI . 2.1 Pelatihan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pelatihan yaitu latihan yang berdasarkan satu jenis bahan atau situasi untuk

19

GAMBAR 2.1

High Angle

Posisi kamera lebih tinggi di atas mata, sehingga kamera harus

menunduk untuk mengambil obyeknya. High Camera Angle sangat berguna

untuk mempertunjukkan keseluruhan set beserta obyek–obyeknya.

2. Low Angle

Pengambilan gambar teknik ini yakni mengambil gambar dari bawah si

objek, sudut pengambilan gambar ini merupakan kebalikan dari high angle.

Kesan yang ditimbulkan yaitu keagungan atau kejayaan.

Gambar 2.2

Low angle

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pelatihan...LANDASAN TEORI . 2.1 Pelatihan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pelatihan yaitu latihan yang berdasarkan satu jenis bahan atau situasi untuk

20

Posisi kamera di bawah ketinggian mata obyek, sehingga kamera harus

mendongkak untuk merekam obyek. Dengan Low Camera Angle cenderung

menambah ukuran tinggi objek serta memberikan kesan kuat, dominan dan

dinamis.

3. Eye Level

Pengambilan gambar ini dengan sudut pandang sejajar dengan mata

objek, tidak ada kesan dramatik tertentu yang di dapat dari eye level ini, yang

ada hanya memperlihatkan pandangan mata seseorang yang berdiri.

Gambar 2.3

Eye level

Angle kamera ini akan menghasilkan kesan relasi yang bersifat sejajar

antara subyek dan audiens. Dalam film dokumenter, angle eye level dapat

dilakukan pada saat mewawancarai narasumber, dengan menempatkan kamera

sejajar dengan mata narasumber, sehingga menimbulkan kesejajaran atau relasi

egaliter.

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pelatihan...LANDASAN TEORI . 2.1 Pelatihan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pelatihan yaitu latihan yang berdasarkan satu jenis bahan atau situasi untuk

21

2.9 Ukuran Gambar (Frame Size)

Sedangkan menurut ukuran gambar atau suatu objek yang menjadi sasaran yang

akan direkam, jenis-jenisnya dibagi sebagai berikut (Fachruddin,2012 : 46) :

1. Extreme Close-up [ECU]

Pengambilan gambar sangat dekat sekali, hanya menampilkan bagian

tertentu pada tubuh objek. Fungsinya untuk kedetilan suatu objek.

Gambar 2.4

Extreme Close Up

Pengambilan gambar dengan teknik ini akan menunjukkan secara detil

ekspresi dari subjek, seperti linangan air mata dan luapan kegembiraan

terpancarkan dari wajah atau mata subjek.

2. Big Close-up[BCU]

Pengambilan gambar hanya sebatas kepala hingga dagu objek. Fungsi

untuk menonjolkan ekspresi yang dikeluarkan oleh objek.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pelatihan...LANDASAN TEORI . 2.1 Pelatihan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pelatihan yaitu latihan yang berdasarkan satu jenis bahan atau situasi untuk

22

Gambar 2.5

Big Close Up

Dalam Big Close Up, penguatan tata rias karakter juga ditonjolkan agar

membentuk sifat dan karakter tokoh dalam film.

3. Close-up [CU]

Ukuran gambar hanya sebatas dari ujung kepala hingga leher. Fungsinya

untuk memberi gambaran jelas tenteng objek.

Gambar 2.6

Close Up

Teknik ini lebih menonjolkan pada ekspresi wajah dari objek. Dengan

teknik ini penonton dapat menggambar atau merasakan bahwa pribadinyalah

yang menjadi sebagai subjek.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pelatihan...LANDASAN TEORI . 2.1 Pelatihan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pelatihan yaitu latihan yang berdasarkan satu jenis bahan atau situasi untuk

23

4. Medium Close-up [MCU]

Gambar yang diambil sebatas dari ujung kepala hingga dada.fungsinya

untuk mempertegas profil seseorang sehingga penonton jelas.

Gambar 2.7

Medium Close Up

Medium Close – Up untuk menunjukan ekspresi wajah lebih jelas

dengan penambahan unsur tubuh.

5. Mid Shoot [MS]

Pengambilan gambar sebatas kepala hingga pinggang. Fungsinya

memperlihatkan sosok objek secara jelas.

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pelatihan...LANDASAN TEORI . 2.1 Pelatihan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pelatihan yaitu latihan yang berdasarkan satu jenis bahan atau situasi untuk

24

Gambar 2.8

Mid Shoot

Teknik pengambilan ini bertujuan untuk menunjukan objek lebih detail,

dan juga bisa menunjukan emosi yang ditampulkan oleh objek. Teknik ini

banyak digunakan pada penyampaian berita televisi oleh presenter, wartawan

yang akan mewawancara sehingga subjek dengan leluasa mengeluarkan

ekspresinya, seperti gerak tangan, dll.

6. Full Shoot [FS]

Pengambilan gambar penuh dari kepala hingga kaki. Fungsinya

memperlihatkan objek beserta lingkunganya.

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pelatihan...LANDASAN TEORI . 2.1 Pelatihan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pelatihan yaitu latihan yang berdasarkan satu jenis bahan atau situasi untuk

25

Gambar 2.9

Full Shot

7. Long Shoot

Pengambilan gambar lebih luas dari pada Full Shoot. Fungsinya untuk

menujukan objek dengan latar belakangnya.

Gambar 3.0

Long Shot

Teknik ini mengambil obyek dalam bingkai yang penuh. Kita

mengambil dari gambar kaki objek dan juga mengambil pada bagian kepala

hampir pada bagian atas frame.

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pelatihan...LANDASAN TEORI . 2.1 Pelatihan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pelatihan yaitu latihan yang berdasarkan satu jenis bahan atau situasi untuk

26

8. Extreme Long Shoot [ELS]

Pengambilan gambar melebihi long shoot, menampilkan lingkungan si

objek secara utuh. Fungsinya untuk menunjukkan objek tersebut bagian dari

lingkunganya.

Gambar 3.1

Extreme Long Shoot

Teknik ini juga bisa memfokuskan pada satu objek seperti jendela atau

berada dibagian apa dalam lingkunganya.

9. One Shoot

Pengambilan gambar satu objek. Fungsinya memperlihatkan seseorang

atau benda dalam frame.

Gambar 3.2

One Shot

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pelatihan...LANDASAN TEORI . 2.1 Pelatihan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pelatihan yaitu latihan yang berdasarkan satu jenis bahan atau situasi untuk

27

10. Two Shoot

Pengambilan gambar duaobjek. Fungsinya untuk memperlihatkan

adegan 2 orang yang sedang berkomunikasi

Gambar 3.3

Two Shot

11. Three Shoot

Pengambilan gambar 3 objek untuk memperlihatkan 3 orang yang sedang

mengobrol.

Gambar 3.3

Three Shoot

12. Group Shoot

Pengambilan gambar sekumpulan objek. Fungsinya untuk

memperlihatkan adegan sekelompok orang dalam melakukan aktifitas.

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pelatihan...LANDASAN TEORI . 2.1 Pelatihan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pelatihan yaitu latihan yang berdasarkan satu jenis bahan atau situasi untuk

28

Gambar 3.4

Group Shoot