31
8 BAB II KESTABILAN EMOSI DAN PRESTASI BELAJAR A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Emosi Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar istilah emosi, namun kita belum jelas, apa pengertian emosi sebenarnya. Emosi berasal dari kata “emetus” atau “emouere” yang artinya mencerca (to still up) yaitu suatu yang mendorong terhadap sesuatu. 1 Menurut Oxford English Dictionary, emosi adalah setiap kegiatan pikiran atau perasaan, nafsu serta setiap keadaan mental yang hebat atau meluap-luap. 2 Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia emosi adalah luapan perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu singkat. 3 Perilaku atau perbuatan kita sehari-hari umumnya disertai emosi- emosi tertentu, seperti perasaan senang atau tidak senang yang selalu menyertai perbuatan-perbuatan kita sehari-hari yang disebut warna afektif, warna afektif ini kadang-kadang lemah atau tidak jelas (samar-samar). Dalam hal ini warna afektif yang kuat maka perasaan lebih mendalam, lebih luas dan lebih terarah. Perasaan-perasaan ini disebut emosi. 4 Maksud warna afektif ini adalah perasaan-perasaan tertentu yang dialami pada saat menghadapi suatu suasana tertentu. Contohnya senang, putus asa, terkejut, benci dan sebagainya. Warna afektif yang kuat ditandai oleh perubahan fisik seperti: 1 E. Usman Effendi dan Juhaya S. Praja, Pengantar Psikologi (Bandung: Angkasa, 1993), hlm. 79. 2 Daniel Goleman, Kecerdasan Emosi (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2000, hlm. 41. 3 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1994), hlm. 201. 4 Sarlito Wirawan, Pengantar Umum Psikologi (Jakarta: Bulan Bintang, 1996), hlm. 51.

BAB II KESTABILAN EMOSI DAN PRESTASI BELAJAR A. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · umumnya sering menimbulkan gangguan adalah emosi yang tidak

  • Upload
    lekhue

  • View
    229

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KESTABILAN EMOSI DAN PRESTASI BELAJAR A. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · umumnya sering menimbulkan gangguan adalah emosi yang tidak

8

BAB II

KESTABILAN EMOSI DAN PRESTASI BELAJAR

A. Deskripsi Teori

1. Pengertian Emosi

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar istilah emosi,

namun kita belum jelas, apa pengertian emosi sebenarnya. Emosi berasal

dari kata “emetus” atau “emouere” yang artinya mencerca (to still up)

yaitu suatu yang mendorong terhadap sesuatu.1 Menurut Oxford English

Dictionary, emosi adalah setiap kegiatan pikiran atau perasaan, nafsu serta

setiap keadaan mental yang hebat atau meluap-luap.2 Sedangkan dalam

Kamus Besar Bahasa Indonesia emosi adalah luapan perasaan yang

berkembang dan surut dalam waktu singkat.3

Perilaku atau perbuatan kita sehari-hari umumnya disertai emosi-

emosi tertentu, seperti perasaan senang atau tidak senang yang selalu

menyertai perbuatan-perbuatan kita sehari-hari yang disebut warna afektif,

warna afektif ini kadang-kadang lemah atau tidak jelas (samar-samar).

Dalam hal ini warna afektif yang kuat maka perasaan lebih mendalam,

lebih luas dan lebih terarah. Perasaan-perasaan ini disebut emosi.4 Maksud

warna afektif ini adalah perasaan-perasaan tertentu yang dialami pada saat

menghadapi suatu suasana tertentu. Contohnya senang, putus asa, terkejut,

benci dan sebagainya. Warna afektif yang kuat ditandai oleh perubahan

fisik seperti:

1 E. Usman Effendi dan Juhaya S. Praja, Pengantar Psikologi (Bandung: Angkasa, 1993),

hlm. 79. 2 Daniel Goleman, Kecerdasan Emosi (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2000, hlm. 41. 3 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:

Balai Pustaka, 1994), hlm. 201. 4 Sarlito Wirawan, Pengantar Umum Psikologi (Jakarta: Bulan Bintang, 1996), hlm. 51.

Page 2: BAB II KESTABILAN EMOSI DAN PRESTASI BELAJAR A. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · umumnya sering menimbulkan gangguan adalah emosi yang tidak

9

a. Peredaran darah bertambah cepat bila marah

b. Denyut jantung cepat bila terkejut

c. Pernafasan menjadi tak teratur

d. Pupil mata menjadi besar bila marah

e. Bulu roma berdiri bila takut.5

Adapun istilah emosi menurut beberapa ahli psikologi memberikan

pengertian emosi sebagai berikut:

a. Menurut Jeanne Segal mendefinisikan emosi sebagai pengalaman yang

dapat dirasakan secara fisik. Artinya segala sesuatu perbuatan dan

perilaku yang dilakukan itu mendapat respon secara baik maupun

buruk oleh fisik.6

b. Menurut Crow yang dikutip oleh Usman Najati dan Juhaya S. Praja,

mengartikan bahwa emosi merupakan suatu keadaan yang bergejolak

pada diri individu yang berfungsi atau berperan sebagai penyesuaian

dari dalam terhadap lingkungan untuk mencapai kesejahteraan dan

keselamatan individu.7

c. Menurut Abin Syamsuddin Makmun, berpendapat bahwa emosi itu

didifinisikan sebagai suatu suasana yang kompleks (a complex feeling

state) dan getaran jiwa (a stride up state) yang menyertai atau muncul

sebelum atau sesudah terjadinya perilaku.8

d. Menurut Dimyati emosi adalah perasaan yang bergejolak, yang luar

biasa intensitasnya, termasuk dalam kategori emosi ini adalah

perasaan-perasaan cinta, benci, marah, takut, cemas, dan tertekan.

Keadaan bergejolak disini sebagai lawan dari keadaan tenang, keadaan

tenang disini keadaan yang berjalan normal.9

5 Ibid., hlm. 53. 6 Jeane Segel, Meningkatkan kecerdasan Emosi (Jakarta: Citra Aksara, tt), hlm. 75. 7 Usman Effendi, Juhana S. Praja, Pengantar Psikologi, (Bandung: Aksara, tth), hlm. 81. 8 Abin Syamsudin Makmum, Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran

Modul (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002), hlm. 114. 9 Dimyati Mahmud, Psikologi Suatu Pengantar (Yogyakarta: BPFE, 1990), hlm. 8.

Page 3: BAB II KESTABILAN EMOSI DAN PRESTASI BELAJAR A. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · umumnya sering menimbulkan gangguan adalah emosi yang tidak

10

Perasaan dan emosi disifatkan sebagai suatu keadaan (state) dari

diri individu pada suatu waktu. Misalnya orang merasa sedih, senang,

terharu apabila melihat, mendengar sesuatu, mencium bau dan sebagainya.

Istilah lain, perasaan disifatkan suatu keadaan jiwa sebagai akibat adanya

peristiwa-peristiwa yang datang dari luar, dan peristiwa tersebut pada

umumnya menimbulkan kegoncangan-kegoncangan pada individu yang

bersangkutan.10

Siti Meichati memberikan pengertian tentang emosi sebagai

berikut:

1) Emosi adalah pengalaman batin yang tumbuh untuk melengkapi arti pengalaman itu bagi seseorang, disertai oleh kegiatan fisik lainya, 2) emosi mempengaruhi bekerjanya kelenjar-kelenjar, sehingga mempengaruhi seluruh pribadi atau dirasakan oleh pribadi tanpa dapat menunjukkan tempatnya, 3) emosi memberikan perlindungan dan kesejahteraan kepada individu, 4) emosi memperkaya dan mengisi arti kehidupan bagi individu dan bersifat dinamis. Ini mengisi romantika kehidupan seseorang memberi corak dan warna bagi kehidupan sehingga dapat dinikmati, 5) dalam banyak hal emosi yang kuat menghambat rasio, bersifat irrasional.11

Menurut C.T. Morgan, yang dikutip oleh Singgih Dirgagunarso

mengemukakan aspek-aspek emosi yaitu:

a. Emosi adalah sesuatu yang sangat erat hubungannya dengan kondisi

tubuh. Misalnya denyut jantung, sirkulasi darah dan pernafasan.

b. Emosi adalah sesuatu yang dilakukan atau diekspresikan. Misalnya

tersenyum, tertawa, menangis.

c. Emosi adalah sesuatu yang dirasakan. Misalnya merasa senang, merasa

kecewa

10 Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum (Yogyakarta: Andi Offset, 1994, hlm. 120–

121. 11 Siti Meichati, Kesehatan Mental (Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi

UGM, 1983), hlm. 17.

Page 4: BAB II KESTABILAN EMOSI DAN PRESTASI BELAJAR A. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · umumnya sering menimbulkan gangguan adalah emosi yang tidak

11

d. Emosi juga merupakan suatu motif, yaitu mendorong seseorang untuk

berbuat sesuatu kalau ia beremosi senang, atau mencegah ia

melakukan sesuatu kalau ia tidak senang.12

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa emosi

merupakan sesuatu yang telah ada dalam diri manusia sejak manusia

dilahirkan yang memberikan suatu pengalaman batin dan memberi arti

pada seluruh makna hidup. Emosi merupakan perasaan yang melampaui

batas, cenderung muncul mendadak, dan sulit dikendalikan sehingga untuk

berkomunikasi dengan sekitarnya terganggu. Keadaan tersebut dapat

menimbulkan kegoncangan organisme yang disertai oleh gejala-gejala

kesadaran, tingkah laku, dan proses fisiologis.

2. Macam-macam Emosi

Ada bermacam-macam emosi yang dialami seseorang. Emosi yang

umumnya sering menimbulkan gangguan adalah emosi yang tidak

menyenangkan seperti takut, marah, iri, dan benci.13

Menurut Dimyati Mahmud emosi dapat diklasifikasikan menjadi 4

bagian yaitu: 1) marah, 2) takut, 3) cinta, 4) depresi.14

Menurut Dakir emosi dapat diklasifikasikan menjadi beberapa

macam, yaitu:

1) Emosi takut, suatu perasaan yang menyebabkan seseorang merasa lebih lemah dan tidak berani menghadapi masalah.

2) Emosi khawatir, yaitu suatu perasaan yang menyebabkan seseorang merasa tidak berdaya terhadap sesuatu yang lebih kuasa dan sifatnya mengancam.

3) Emosi terkejut, yaitu suatu reaksi yang terjadi dikarenakan adanya hal-hal yang tidak disangka-sangka sebelumnya.

4) Emosi marah, yaitu reaksi terhadap suatu hambatan yang menyebabkan gagalnya suatu usaha.

5) Emosi sedih, yaitu suatu kekosongan atau hilangnya sesuatu yang dihadapi.

12 Singgih Dirgagunarso, Pengantar Psikologi (Jakarta: Mutiara Sumber Widya, 1996),

hlm. 137. 13 Siti Meichati, Op. Cit., hlm. 20. 14 Dimyati Mahmud, Op. Cit., hlm. 167.

Page 5: BAB II KESTABILAN EMOSI DAN PRESTASI BELAJAR A. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · umumnya sering menimbulkan gangguan adalah emosi yang tidak

12

6) Emosi gembira, yaitu suatu rasa positif terhadap sesuatu yang dihadapi.

7) Emosi heran, yaitu suatu reaksi rasa terhadap sesuatu obyek yang belum pernah dialami.15

Sedang menurut Syamsu Yusuf LN. emosi dapat dikelompokkan

menjadi dua bagian, yaitu:

1) Emosi sensorik, yaitu emosi yang ditimbulkan oleh ruang manis dari luar terhadap tubuh. Seperti; rasa dingi, manis, sakit, dan lapar serta kenyang.

2) Emosi psikis, yaitu emosi yang mempunyai alasan-alasan kejiwaan yang termasuk emosi ini diantaranya adalah: a) perasaan entelektual, yaitu mempunyai sangkut paut dengan ruang

lingkup kebenaran, perasaan ini diwujudkan dalam berbagai bentuk; 1) rasa yakin dan tidak yakin terhadap sesuatu karya ilmiah, 2) rasa gembira karena mendapat suatu kebenaran, 3) rasa puas karena dapat menyelesaikan persoalan yang harus dipecahkan.

b) Perasaan sosial, yaitu perasaan yang menyangkut hubungannya dengan orang lain, baik bersifat perorangan maupun kelompok. Wujud perasaan ini seperti ; 1) rasa solidaritas, 2) persaudaraan, 3) simpati, 4) kasih sayang dan sebagainya

c) Perasaan susila, yaitu perasaan yang nilai-nilai baik dan buruk atau nilai etika (moral). Contohnya: rasa tanggung jawab rasa bersalah apabila melanggar norma dan rasa tenteram dalam menaati norma.

d) Perasaan keindahan, yaitu perasaan yang berkaitan erat dengan keindahan dari sesuatu, baik yang bersifat kebendaan maupun kerohanian.

e) Perasaan kebutuhan, yaitu kemampuan atau perasaan untuk mengenal Tuhannya.16

Dari bermacam-macam emosi yang diungkapkan diatas dapat

disimpulkan bahwa secara garis besar emosi itu ada dua macam, yaitu

emosi yang menyenangkan (positif) dan emosi yang tidak menyenangkan

(negatif).

3. Perkembangan Emosi

Menurut Siti Meichati emosi berkembang semenjak individu

mengalami sesuatu, yaitu sejak ia lahir.

15 Dakir, Dasar-dasar Psikologi (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 1993), hlm. 96-97. 16 Syamsu Yusuf, Op. Cit., hlm. 117.

Page 6: BAB II KESTABILAN EMOSI DAN PRESTASI BELAJAR A. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · umumnya sering menimbulkan gangguan adalah emosi yang tidak

13

Emosi muncul pada awal kehidupan, mulai bayi menunjukkan

reaksi yang umum atas rangsangan yang diterimanya kemudian ia mulai

dapat membedakan rangsangan yang menyenangkan dan tidak

menyenangkan. Adanya perbedaan membuat anak mulai dapat

membedakan emosi takut, marah, gembira dan kemudian bertambah lagi

dengan emosi benci, iri hati dan cinta. Pada saat anak masuk sekolah maka

pola reaksi emosinya menjadi lengkap.17

Perkembangan emosi ditentukan oleh proses pematangan dan

proses belajar. Seorang anak untuk mencapai tingkat kematangan tertentu,

sebelumnya ia harus mencapai kematangan tertentu. Misalnya seorang

bayi menangis karena dia merasa haus, lapar atau sakit. Setelah anak itu

sudah lebih besar maka ia akan belajar bahwa menangis dan tertawa dapat

digunakan untuk maksud-maksud tertentu.18

Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa emosi mulai

berkembang sejak bayi dan semakin berkembang seiring dengan

pertumbuhan dan perkembangan anak

4. Faktor-faktor Penyebab Timbulnya Emosi

Emosi dimulai dengan rangsangan. Rangsangan ini haruslah

sejalan dengan perhatian dan dorongan untuk dapat merangsang timbulnya

emosi yang sepenuhnya. Perhatian dan perasaan seseorang terhadap

sesuatu hal di luar dirinya menentukan timbulnya emosi. Timbulnya emosi

ada beberapa faktor yang mempengaruhinya, seperti:

a. Keadaan jasmani individu yang bersangkutan. Jasmani yang kurang

sehat dapat mempengaruhi perasaan yang ada pada manusia.

Contoh suara berisik mungkin tidak menimbulkan reaksi suatu bagi

yang sehat. Sebaliknya akan memuakkan bagi yang sedang sakit.

b. Keadaan dasar individu. Hal ini bersangkutan dengan struktur pribadi

individu. Ada yang mudah marah, sebaliknya ada orang yang sukar

17 Siti Meichati, Op. Cit., hlm. 19. 18 Sarlito Wirawan, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang, 1996), hlm. 54.

Page 7: BAB II KESTABILAN EMOSI DAN PRESTASI BELAJAR A. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · umumnya sering menimbulkan gangguan adalah emosi yang tidak

14

marah, sehingga struktur pribadinya akan menentukan mudah tidaknya

orang mengalami perasaan.

c. Keadaan individu pada sesuatu waktu, individu yang pada suatu waktu

sedang kalut pikirannya, akan mudah sekali terkena perasaan bila

dibandingkan individu yang dalam keadaan normal.19

Disamping pendapat diatas juga dikemukakan oleh Dakir yaitu:

a. Situasi sekitar

b. Keadaan sementara (karena sakit, lapar dan sebagainya)

c. Faktor prasangka

d. Keadaan obyek

e. Taraf pendidikan

f. Pembawaan.20

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa timbulnya

emosi berasal dari rangsangan dari luar dan dalam individu. Rangsangan

yang berasal dari dalam individu seperti kondisi fisik dan psikis individu

yang bersumber dari lingkungan individu seperti keluarga, sekolah dan

sebagainya.

5. Kestabilan Emosi

Kestabilan emosi terdiri dari dua kata yaitu kestabilan dan emosi.

Kestabilan berarti perihal yang bersifat stabil.21 Sedangkan emosi menurut

Crow yang dikutip oleh Usman Effendi dan Juhaya S. Praja adalah “suatu

keadaan yang bergejolak pada individu yang berfungsi atau berperan

sebagai penyesuaian dari dalam terhadap lingkungan untuk mencapai

kesejahteraan dan keselamatan individu”.22 Jadi kestabilan emosi adalah

keadaan emosi seseorang yang stabil dalam menyesuaikan diri dengan

lingkungannya untuk mencapai kesejahteraan dan keselamatan dirinya.

19 Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum (Yogyakarta: Andi Offset, 1989), hlm.

140-141. 20 Dakir, Dasar-dasar Psikologi, (Yogyakarta: BPFE, 1993), hlm. 100-101. 21 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997), hlm. 961. 22 Usman Effendi dan Juhaya S. Praja, Pengantar Psikologi, Loc. Cit.

Page 8: BAB II KESTABILAN EMOSI DAN PRESTASI BELAJAR A. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · umumnya sering menimbulkan gangguan adalah emosi yang tidak

15

Arturs S. Reber and Emily S. Reber, mengemukakan:

“Emotional stability used both technically and non technically to characterize the state of one who is emotionally mature, whose emotional reactions are appropriate for the situation and are consistent from one set of circumstances to another”. 23

(Kestabilan emosi menggambarkan kondisi kematangan emosi atau jiwa seseorang dalam menghadapi keadaan yang berubah-ubah dengan reaksi yang tepat dan cepat, baik secara teknis maupun non teknis).

Kestabilan emosi merupakan kemampuan individu dalam

menghadapi hidup baik yang ringan ataupun yang berat dan dalam

keadaan emosi yang baik, sedangkan kestabilan emosi dapat dibedakan

menjadi 4, yaitu:

a. Kestabilan umum, yaitu kemampuan untuk tetap seimbang dalam

keadaan yang bagaimanapun.

b. Kestabilan khusus, yaitu kemampuan menghadapi emosi tertentu

c. Kestabilan dasar, yaitu kemampuan yang dimiliki karena bawaan oleh

keturunan ataupun akibat selama prenatal dan lahirnya.

d. Kestabilan yang dialami, yaitu kemampuan yang diperoleh melalui

pengalaman hidupnya.24

Emosi yang nampak sangat dipengaruhi oleh kepekaan seseorang

dalam menghadapi situasi tertentu. Individu dalam keadaan emosi yang

stabil lebih mempunyai kemampuan untuk mengendalikan emosinya

terhadap rangsangan yang bersifat emosional, seperti ditinggal pergi oleh

orang yang dicintainya, sehingga individu tidak mengekspresikan

emosinya secara berlebihan. Hal senada juga dikemukakan oleh Budiardjo,

bahwa kestabilan emosi adalah kemampuan untuk mengendalikan

tanggapan-tanggapan emosional seseorang.25

23 Arturs S. Reber and Emily S. Reber, The Penguin Dictionary of Psychology, Third

Edition, (England: Published Simultaneously by Viking, 2001), hlm. 238. 24 Siti Meichati, Op. Cit., hlm. 8-9. 25 Budiardjo, Kamus Psikologi (Semarang: Bahara Prize, 1991), hlm. 149.

Page 9: BAB II KESTABILAN EMOSI DAN PRESTASI BELAJAR A. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · umumnya sering menimbulkan gangguan adalah emosi yang tidak

16

Dalam hidupnya manusia selalu dihadapkan pada berbagai

kebutuhan, karena kebutuhan akan mendorong manusia untuk memenuhi

hidupnya sehingga tercapai kepuasan. Akan tetapi dalam pemenuhan

kebutuhan tersebut sering disertai adanya emosi, maka diperlukan adanya

kestabilan emosi. Gerungan mengatakan bahwa; kestabilan emosi berarti

adanya suatu kematangan berdasarkan kesadaran yang mendalam terhadap

kebutuhan-kebutuhan, cita-cita dan alam perluasannya serta terintegrasi

semuanya ke dalam suatu kepribadian yang pada dasarnya bulat dan

harmonis. Maksudnya harmonis dalam ketegangan emosional.

Keseimbangan dinamis dapat bergerak kemana dan mempunyai dasar

yang matang.26

Dalam Islam rintangan hidup dapat dihadapi dengan sabar dan

shalat. Allah SWT. berfirman dalam surat al-Baqarah ayat 153 yang

berbunyi:

ابرينالص عم الة إن اللهالصر وبوا بالصعينتوا اسنآم ا الذينها أي153{ي{

Artinya: “Hai orang-orang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”. (QS. Al-Baqarah:153).27

Cobaan yang datang dari Allah dapat dihadapi dengan hati teguh

dan ketahanan (sabar). Suatu cita-cita akan tercapai dengan kesabaran,

sabar dapat memerangi rasa gelisah, rasa sedih dan cobaan yang

berlebihan. Sehingga dengan kesabaran seseorang akan mampu

menghadapi rintangan hidup hingga mencapai apa yang dicita-citakan.

Dalam hidupnya manusia selalu dihadapkan pada berbagai

kebutuhan. Karna kebutuhan tersebut akan mendorong manusia untuk

memenuhi hidupnya sehingga tercapai kepuasan. Akan tetapi dalam

pemenuhan kebutuhan tersebut sering disertai adanya emosi, maka

diperlukan adanya kestabilan emosi. Dalam hal ini Gerungan mengatakan

26 Gerungan, Psikologi Sosial (Bandung: Ereslo: 1987), hlm. 138. 27 Departemen Agama, Op. Cit., hlm. 199.

Page 10: BAB II KESTABILAN EMOSI DAN PRESTASI BELAJAR A. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · umumnya sering menimbulkan gangguan adalah emosi yang tidak

17

bahwa kestabilan emosi berarti adanya suatu kematangan berdasarkan

kesadaran yang mendalam terhadap kebutuhan-kebutuhan, cita-cita dan

alam perluasannya serta terintegrasi semuanya ke dalam suatu kepribadian

yang pada dasarnya bulat dan harmonis. Maksudnya harmonis dalam

ketegangan emosional. Keseimbangan dinamis dapat bergerak kemana dan

mempunyai dasar yang matang.

Kestabilan emosi adalah keadaan emosi seseorang yang mudah

bergerak dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Sehingga apabila

orang tersebut mendapat rangsangan emosional dapat menyesuaikan diri

dan tidak menunjukkan ketegangan atau gangguan emosional.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kestabilan

emosi adalah kemampuan seseorang untuk mengontrol emosinya dengan

baik dalam menghadapi situasi tertentu. Sehingga seseorang dapat berpikir

dan bertindak secara wajar dan tidak berlebihan dalam mengekspresikan

emosi dan memperoleh keadaan yang seimbang antara psikis dan fisik

walaupun dihadapkan pada tekanan hidup baik yang ringan atau yang berat.

6. Ciri-Ciri Kestabilan Emosi

Sebenarnya gambaran tentang emosi itu mengandung watak dan

kondisi yang lebih jelas, oleh karena itu banyak ahli-ahli jiwa yang

berusaha untuk mengatakan bermacam-macam segi yang menunjukkan

sifat emosi.

Sebagaimana pendapat Wundht yang dikutip Abdul Aziz El-Qussy

yang mengatakan bahwa ada tiga segi ciri-ciri emosi, yaitu:

a. Gembira dan Menderita

Gembira adalah ekspresi dari kegelapan, yaitu perasaan

terbatas dari ketegangan.28 Sedangkan menurut Elizabeth B. Hurlock

kegembiraan adalah emosi yang menyenangkan yang juga dikenal

dengan keriangan, kesenangan dan kebahagiaan. Emosi kegembiraan

selalu disertai dengan senyuman dan tawa dan suatu relaksasi tubuh

28 Sarlito Wirawan, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1996), hlm. 56.

Page 11: BAB II KESTABILAN EMOSI DAN PRESTASI BELAJAR A. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · umumnya sering menimbulkan gangguan adalah emosi yang tidak

18

sepenuhnya. Anak kecil mengekspresikan emosi kegembiraan mereka

dengan melompat-lompat, bersorak dengan riang dan tertawa dengan

hingar-bingar sedangkan pada anak remaja dalam mengekspresikan

kegembiraannya dengan cara tidak “meledakkan” emosinya, artinya tidak

terlalu gaduh dan lebih terkendali dibandingkan dengan anak kecil.29

Pada pokoknya emosi atau rasa kejiwaan dapat diklasifikasikan

menjadi dua yaitu perasaan senang dan tidak senang. Menderita adalah

menanggung sesuatu yang tidak menyenangkan.30 Seseorang akan menderita

atau sedih jika seseorang itu mengalami kesusahan, sakit dan sebagainya.

b. Marah dan Tenang

Di dalam masalah emosi anak, marah adalah perasaan yang

menonjol dan membuat pusing orang tua. Pertama, anak yang agresif

mengungkapkan emosi marah dan berteriak-teriak, menghina,

membanting barang dan menendang. Kedua, anak yang pasif

mengungkapkan dengan duduk diam di sudut, kemudian diam-diam

menangis. Anak yang masih kecil karena tidak dapat mengendalikan

diri mengungkapkan kerisauan hatinya dengan tidur di lantai, dengan

wajah yang memerah, kadang berhenti bernafas.31 Perilaku yang

demikian biasanya menginginkan suatu barang. Dan pada anak remaja

frekuensi dan intensitas kemarahan dapat melawan rangsangan yang

menimbulkan kemarahan secara lebih baik dibandingkan dengan anak

kecil. Dalam hal ini, remaja sering kali mengungkapkan kemarahan

dengan menyembunyikan kemarahan dari pada mengekspresikannya.

Marah adalah reaksi terhadap suatu hambatan yang menyebabkan

gagalnya suatu usaha. Sumber utama dari kemarahan adalah hal-hal yang

mengganggu aktivitas untuk sampai pada tujuannya.32

29 Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak, (Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama,

1993), hlm. 227. 30 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Op. Cit., hlm. 226. 31 Abd. Rachman Abror, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Nur Cahaya, 1989), hlm.

109. 32 Sarlito Wirawan, Pengantar Umum Psikologi, Loc. Cit.

Page 12: BAB II KESTABILAN EMOSI DAN PRESTASI BELAJAR A. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · umumnya sering menimbulkan gangguan adalah emosi yang tidak

19

Kondisi seseorang yang merasakan ketenangan hati dan bebas

dari gangguan kejiwaan disebut tenang.33 Orang yang memiliki

ketenangan, jika dalam menghadapi masalah ia akan selalu mudah

menyelesaikan sehingga kesehatan jiwa dan raga selalu terjaga.

Seseorang akan merasakan ketenangan hati apabila setiap ada

persoalan atau masalah selalu dikembalikan kepada Allah SWT.

Sebagaimana firman Allah dalam surat Ar-Ra’d: 28:

القلوب ئنطمم بذكر الله أال بذكر الله تهقلوب ئنطمتوا ونآم ٢٨{الذين{

Artinya: “(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram”. (QS. Ar-Ra’d: 28).34

c. Tegang dan Kendur

Tegang merupakan sebagian dari rasa takut, dimana rasa takut

adalah kondisi seseorang yang mengalami keraguan dan kebingungan,

kecemasan, kegelisahan dan kekhawatiran terhadap suatu hal.35

Anak remaja tidak hanya menahan dorongan –memperlihatkan

rasa– takut, tetapi mereka juga menghindar dari situasi yang mereka

anggap akan menimbulkan rasa takut. Jika dihadapkan pada

rangsangan takut, mereka mungkin akan mengekspresikan ketakutan

secara tidak langsung dengan gerakan otot yang umum yang lebih

mirip luapan kemarahan ketimbang reaksi takut.36

Dalam keadaan takut semua anggota badan menegang termasuk

otot tidak relaks seperti biasanya. Ketegangan yang berlebihan itu akan

berdampak ketidakseimbangan tubuh dan akan memuncak menjadi

kecemasan yang seringkali dirasakan sebagai suatu serangan panik.37

33 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Op. Cit., hlm. 1032. 34 Departemen Agama Republik Indonesia, Op. Cit., hlm. 373. 35 Depdikbud, Kamus Besar Indonesia, Op. Cit., hlm. 994. 36 Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak, Op. Cit., hlm. 217. 37 Dadang Hawari, Al-Qur’an Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, (Yogyakarta:

Primayasa, 1999), hlm. 62.

Page 13: BAB II KESTABILAN EMOSI DAN PRESTASI BELAJAR A. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · umumnya sering menimbulkan gangguan adalah emosi yang tidak

20

Emosi takut merupakan keadaan gelisah luar biasa yang

meliputi seluruh diri seseorang, kegelisahan ini dilukiskan al-Qur’an

sebagai kegoncangan luar biasa yang menimpa manusia. Sehingga

membuatnya tidak mampu berfikir dan menguasai diri.38

Dalam al-Qur’an surat Al-Ahzab ayat 10–11 menyebutkan:

إذ جاؤوكم من فوقكم ومن أسفل منكم وإذ زاغت الأبصار وبلغت

هنالك ابتلي المؤمنون } ١٠{ الظنونا القلوب الحناجر وتظنون بالله

}١١{وزلزلوا زلزاال شديدا

Artinya: “(Yaitu) ketika mereka datang kepadamu dari atas dan dari bawahmu, dan ketika tidak tetap lagi ketenggorokan dan kamu menyangka kepada Allah purba–sangka, disitulah diuji orang-orang mukmin dan digoncangkan (hatinya) dengan goncangan yang sangat”. (QS. Al-Ahzab: 10–11).

Istirahat atau rileks/santai adalah keadaan yang tenang.

Istirahat yang paling baik adalah tidur, karena ketika seseorang tidur

semua anggota tubuhnya istirahat kecuali jantung dan peredaran darah,

dengan istirahat dapat mengendurkan ketegangan otot. Jika seorang

sudah dewasa pikirannya akan penat, karena penumpukan pikiran-

pikiran dalam kelelahan jasmani, maka ada baiknya orang dewasa

tersebut istirahat dengan melakukan rekreasi, karena rekreasi dapat

membantu menghilangkan beban sehingga keadaan tubuh dan pikiran

serta emosinya menjadi stabil, sehat dan fres kembali.

Kestabilan emosi adalah keadaan emosi seseorang yang mudah

bergerak dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Sehingga apabila

orang tersebut mendapat rangsangan emosional dapat menyesuaikan diri

dan tidak menunjukkan gejala ketegangan atau gangguan emosional.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri kestabilan

emosi adalah sebagai berikut:

38 Usman Najati, Al-Qur’an dan Ilmu Jiwa, (Bandung: Pustaka, 1981), hlm. 66–68.

Page 14: BAB II KESTABILAN EMOSI DAN PRESTASI BELAJAR A. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · umumnya sering menimbulkan gangguan adalah emosi yang tidak

21

a. Seseorang yang dikatakan stabil emosinya apabila ia mampu

mengendalikan emosi sesuai dengan rangsangan yang menimbulkannya.

Dengan kata lain anak tidak meledakkan emosinya di hadapan orang lain

dengan mempertunjukkan emosi yang tidak terlalu kuat, melainkan

mengungkapkan emosinya dengan cara-cara yang wajar. Artinya

kestabilan itu harus memperhatikan langkah-langkah seperti:

1) Tidak meledakkan emosi gembira dan sedih atau menderita

2) Tidak meledakkan emosi marah dan tenang

3) Tidak meledakkan emosi tegang dan kendur

b. Dapat menghadapi kejadian-kejadian menegangkan atau menyenangkan.

Dalam hal ini anak dapat mengatasinya dengan cara berfikir secara kritis

dalam menilai situasi sebelum bertindak. Artinya di saat ia mendapat masalah,

ia mampu berfikir secara logika dalam menyikapi persoalan tersebut.

7. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kestabilan Emosi

Seseorang yang stabil emosinya akan dapat menghadapi situasi

tertentu dengan tenang, terbuka, terkendali dan bertindak secara realistik.

Keadaan tersebut didukung oleh beberapa faktor-faktor yang mendukung

seseorang. Ada tiga faktor yang mempengaruhi kestabilan emosi, yaitu:

a. Keadaan jasmani individu yang bersangkutan. Keadaan jasmani yang

kurang sehat akan mempengaruhi emosi pada individu itu.

b. Keadaan dasar individu. Hal ini sangat erat hubungannya dengan

struktur pribadi individu.

c. Keadaan individu pada suatu waktu.39

Scheneiders Alexander, dalam bukunya Personal Adjustment And

Mental Health, menjelaskan tentang beberapa faktor yang mempengaruhi

kesehatan emosi dan penyesuaian emosi, yaitu:

The achievement of physical health is directly related to emotional health and adjustment, which is the reason why they are linked together in this section. From what we have said already regarding physical hygiene, it is clear that physical well–being is an important

39 Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum (Yogyakarta: Andi Offset, 1989), hlm.

140-141.

Page 15: BAB II KESTABILAN EMOSI DAN PRESTASI BELAJAR A. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · umumnya sering menimbulkan gangguan adalah emosi yang tidak

22

condition of emotional stability. Emotional health and adjustment imply three things: (1) emotional adequacy, (2) emotional maturity, and (3) emotional control.40

“Kestabilan emosi akan tercapai jika didukung oleh kesehatan fisik, kesehatan fisik berhubungan dengan kesehatan emosi dan penyesuaian emosi. Kesehatan fisik dapat diperoleh dengan istirahat yang cukup serta membiasakan hidup teratur dalam segala hal”.

Adapun faktor yang mempengaruhi kestabilan emosi menurut

Elizabeth B Hurlock adalah:

a. Kematangan emosi, seseorang dikatakan matang emosinya apabila ia

mampu bertindak sesuai dengan usianya, dan menggunakan pikirannya

sebelum bereaksi atau bertindak. Orang yang matang emosinya tidak

“meledakkan” emosinya dihadapan orang lain, melainkan menunggu

saat dan tempat yang tepat untuk mengungkapkan emosinya dan

seseorang yang matang emosinya juga mampu menilai situasi secara

kritis sebelum bereaksi secara emosional, memiliki reaksi emosi yang

stabil, tidak berubah-ubah dari satu emosi atau suasana hati ke suasana

hati yang lain.

b. Kontrol emosi atau pengendalian emosi, seseorang dikatakan dapat

mengontrol emosinya apabila ia dapat mengarahkan energi emosi ke

saluran ekspresi yang bermanfaat dan dapat diterima secara sosial.

Adapun keadaan yang menunjukkan kurang kontrol emosi adalah

kemarahan yang hendak meledak-ledak yang ditunjukkan dalam tingkah

lakunya. Misalnya membanting barang, berkelahi dan sebagainya.

c. Adekuasi emosi, seperti cinta kasih, simpati altruis (senang menolong

orang lain), bersikap hormat atau menghargai orang lain.41

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hal yang

mempengaruhi kestabilan emosi adalah:

40 Scheneiders Alexander, Personal Adjustment And Mental Health (New York: Halt

Rinchart and Winston, 1964), hlm. 434. 41 Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan, Op. Cit., hlm. 213.

Page 16: BAB II KESTABILAN EMOSI DAN PRESTASI BELAJAR A. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · umumnya sering menimbulkan gangguan adalah emosi yang tidak

23

a. Faktor dari dalam individu, kondisi fisik, maupun psikis individu.

b. Faktor dari luar individu, yang termasuk faktor dari luar seperti

lingkungan tempat tinggal individu, seberapa besar pesan tersebut

membuat ketenteraman dan kenyamanan dalam hidupnya.

c. Faktor pengalaman, kematangan emosi yang dimiliki individu akan mencapai kesempurnaan bila usia atau pengalaman hidupnya sudah lama.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kestabilan

emosi adalah kemampuan seseorang untuk mengontrol emosinya dengan

baik dalam menghadapi situasi tertentu. Sehingga seseorang dapat berfikir

dan bertindak secara wajar dan tidak berlebihan dalam mengekspresikan

emosi dan memperoleh keadaan yang seimbang antara psikis dan fisik

walaupun dihadapkan pada tekanan hidup baik yang ringan atau yang

berat. Dengan demikian seseorang dapat mengontrol dan mengarahkan

tingkah lakunya dengan baik.

8. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar terdiri dari dua kata yaitu prestasi dan belajar.

Prestasi berarti hasil yang telah dicapai.42 Menurut W.S. Winkel

belajar merupakan suatu proses psikis yang berlangsung dalam

interaksi aktif subyek dengan lingkungannya dan menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman ketrampilan

nilai-nilai yang bersifat konsisten dan menetap.43

Menurut Sutratinah Tirtonegoro Prestasi adalah penilaian hasil

usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka

huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah

dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu.44

42 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia (Balai Pustaka, Jakarta, 1989), hlm. 700. 43 W.S. Winke, Psikologi Pengajaran (Jakarta: PT. Gramedia, 1989), hlm. Hlm. 36. 44 Sutrahnah Tirtonegoro, Anak Supernormal dan Program Pendidikannya (Jakarta: PT.

Bumi Aksara, 2001), hlm. 43.

Page 17: BAB II KESTABILAN EMOSI DAN PRESTASI BELAJAR A. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · umumnya sering menimbulkan gangguan adalah emosi yang tidak

24

Berkaitan dengan prestasi belajar, di bawah ini merupakan

pendapat para ahli tentang belajar yaitu:

Menurut Slameto belajar adalah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri

dalam interaksi dengan lingkungannya.45

Clifford T. Morgan mengemukakan bahwa belajar adalah

“Learning is any relatively Permanent change in behaviour that is

result of past experience”.

Artinya Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang

merupakan hasil dari pengalaman lalu.46

Dalam Ensiklopedi Nasional Indonesia menyebutkan belajar

adalah proses pengalaman, perubahan tingkah laku (perilaku)

berbentuk kegiatan yang dapat atau tidak dapat diamati.47

Sumadi Suryabrata mengemukakan; 1) bahwa belajar itu

membawa perubahan, 2) bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah

didapatkan kecakapan baru, 3) bahwa perubahan terjadi karena usaha

(dengan disengaja).48

Belajar merupakan proses perubahan yang tidak hanya

berkaitan dengan penambahan ilmu tetapi juga mencakup segala aspek

organisme dan tingkah laku pribadi seseorang. Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa belajar sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga psikis

untuk menuju perkembangan manusia seutuhnya. Yang berarti

menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa atau dalam dunia pendidikan

disebutkan ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.

45 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003), hlm. 2.

46 Clittord T. Morgan, Introduction to Psychology, The Mc. Grow Hill Book Company (New York, 1961), hlm. 187.

47 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Ensiklopedi Nasional Indonesia, Jilid 3 (Jakarta: PT. Cipta Adi Pustaka, 1990, hlm. 246.

48 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), hlm. 232.

Page 18: BAB II KESTABILAN EMOSI DAN PRESTASI BELAJAR A. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · umumnya sering menimbulkan gangguan adalah emosi yang tidak

25

Jadi seseorang dinyatakan telah belajar apabila telah menjadi

perubahan tingkah laku pada dirinya. Perubahan tingkah laku ini

berkenaan dengan penguasaan pengetahuan baru atau penambahan

pengetahuan yang ada sebelumya (aspek kognitif), penguasaan

ketrampilan baru atau penyempurnaan ketrampilan yang telah

dikuasainya serta sikap atau minat yang telah dimiliki sebelumnya

(aspek psikomotorik atau efektif).

Dari pengertian tersebut maka selanjutnya akan diberikan

pengertian prestasi belajar yaitu kemampuan yang diperoleh anak

setelah melalui kegiatan belajar.49 Prestasi belajar adalah hasil dari

pengukuran serta penilaian usaha belajar.50 Dari beberapa pengertian

diatas maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil

yang telah dicapai dari latihan atau pengalaman kegiatan belajar

melalui pengukuran serta penilaian usaha belajar.

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Dalam kaitannya dengan prestasi belajar maka tidak akan lepas

adanya beberapa faktor yang mempengaruhi seperti halnya seorang

siswa yang telah mendapatkan prestasi belajar yang baik biasanya

dipengaruhi adanya faktor-faktor tertentu sehingga ia menjadi pandai.

Syeikh Az-Zarnuji dalam kitab Ta’limul–Muta’alim, menyatakan:

حرص ن ذكاء واجموعها ببي مة سئانبك عنتس بعلم إال الال تنالالأ

واصطبار وبلغة وإرشاد أستاد وطول زمان

Artinya: “Ingatlah tidak akan sekali-sekali berhasil (mendapatkan ilmu) kecuali dengan enam syarat akan kututurkan kepadamu agar jelas semuanya yaitu kecerdasan, minat, kesabaran, fasilitas, petunjuk guru, lamanya waktu (dalam belajar).”51

49 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Abak Berkesulitan Belajar (Jakarta: PT.

Rineka Cipta, tth), hlm. 37. 50 Sutratinah Tirtonegoro, Anak Supenormal dan Program Pendidikannya (Jakarta: PT.

Bina Aksara, tth), hlm. 433. 51 Syeikh Az-Zarnuji, Ta’limul–Muta’ali, (Semarang: Pustaka Alawiyah, t.th), hlm. 15.

Page 19: BAB II KESTABILAN EMOSI DAN PRESTASI BELAJAR A. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · umumnya sering menimbulkan gangguan adalah emosi yang tidak

26

Berdasarkan pengertian tersebut diatas maka dapat disimpulkan

bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar itu antara lain:

a. Kecerdasan

b. Minat

c. Kesabaran

d. fasilitas

e. petunjuk guru

f. lamanya waktu belajar

Berbedanya kemampuan juga merupakan salah satu faktor yang

menyebabkan berbedanya prestasi.52 Maksudnya kemampuan

seseorang dalam menangani tugas-tugas tertentu.

Faktor-faktor lain yang berpengaruh adalah:

a. Faktor-faktor yang berasal dari luar diri pelajar, dan ini

digolongkan menjadi dua, yaitu:

1) Faktor-faktor non sosial

Kelompok faktor-faktor ini boleh juga tak terbilang jumlah

seperti: keadaan udara, suhu, cuaca, waktu, tempat dan alat-alat

yang digunakan untuk belajar

2) Faktor-faktor sosial

Yang dimaksud dengan faktor sosial disini adalah faktor manusia

(sesama manusia), kehadiran orang atau orang-orang lain pada

waktu seseorang sedang belajar. Dapat mengganggu belajar

seseorang itu, misalnya kalau satu kelas murid sedang

mengerjakan ujian, lalu terdengar banyak anak-anak lain

bercakap-cakap di samping kelas, hal tersebut dapat mengganggu

konsentrasi dan akan berpengaruh dengan hasil prestasi belajar.

b. Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri si pelajar, dan inipun

dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu:

52 Dimyati Mahmud, Psikologi Pendidikan (Yogyakarta: BPFE, 1990), hlm. 84.

Page 20: BAB II KESTABILAN EMOSI DAN PRESTASI BELAJAR A. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · umumnya sering menimbulkan gangguan adalah emosi yang tidak

27

1) Faktor-faktor fisiologis

a) Keadaan jasmani pada umumnya

Keadaan jasmani yang lelah lain pengaruhnya dari pada

yang tidak lelah.

b) Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu terutama fungsi-

fungsi panca indera.

2) Faktor-faktor Psikologis

Faktor psikologis yang perlu diperhatikan adalah hal

yang mendorong aktivitas, seperti adanya keinginan, motif dan

cita-cita.53

Bimo walgito mengemukakan bahwa untuk

mendapatkan hasil belajar atau prestasi yang sebaik-baiknya,

maka harus memperhatikan beberapa faktor diantaranya faktor

psikis. Hal senada juga dikemukakan oleh Mustaqim bahwa

faktor psikis mempunyai peran yang sangat menentukan di

dalam belajar, karena kegiatan belajar lebih banyak

berhubungan dengan aktivitas jiwa.54 Faktor yang perlu

diperhatikan dalam hal ini adalah individu harus mempunyai

kesiapan mental. Dalam perbuatan belajar dan menghadapi test

kesiapan ini akan mempengaruhi soal:

a) Motif

Motif adalah suatu kekuatan yang terdapat dalam diri

organisme yang menyebabkan organisme itu bertindak atau

berbuat, dorongan ini tertuju kepada suatu tujuan tertentu.55

53 Sumardi Suryabrata, Psikologi Pendidikan (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004),

hlm. 233-236. 54 Mustaqim, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka pelajar Offset Fakultas

Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2001), hlm. 71–72. 55 Bimo Walgito, Pengantar Psikolog Umum (Yogyakarta: Andi Offset, 1989), hlm. 149.

Page 21: BAB II KESTABILAN EMOSI DAN PRESTASI BELAJAR A. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · umumnya sering menimbulkan gangguan adalah emosi yang tidak

28

Dengan motif yang kuat dari diri siswa ia akan berusaha

untuk dapat berprestasi dengan sebaik-baiknya.56

b) Minat

Bahan pelajaran yang menarik minat atau keinginan anak

akan dapat dipelajari oleh anak dengan sebaik-baiknya.57

c) Konsentrasi perhatian

Agar prestasi dapat dicapai dengan sebaik-baiknya, maka

diperlukan adanya konsentrasi yang cukup baik terhadap

materi yang dipelajarinya.

Seluruh perhatian harus dicurahkan kepada apa yang harus

dipelajarinya. Bila tidak ada konsentrasi maka dapat

diyakinkan apa yang dipelajarinya itu tidak akan mencapai

hasil yang sebaik-baiknya. Banyak anak yang kelihatannya

belajar, tetapi karena perhatiannya tidak dikonsentrasikan

kepada apa yang dipelajari, maka ia tidak tahu apa yang

dipelajari itu, sehingga berpengaruh dengan anak tidak bisa

mengerjakan tes dan prestasi belajarnya.

d) Pribadi yang seimbang

Bila siswa telah memiliki pribadi yang seimbang, maka

siswa akan dapat menyesuaikan terhadap sekitarnya dengan

baik. Bila keadaan pribadinya terganggu terutama dalam

segi emosinya, siswa yang tidak begitu stabil emosinya, hal

ini akan dapat mengganggu belajarnya. Sebaliknya siswa

yang emosinya dalam keadaan stabil sangat menolongnya

dalam perbuatan belajar sehingga perasaan dengan

intensitas yang sangat tinggi sehingga pribadi kehilangan

kontrol yang normal terhadap dirinya misalnya takut,

56 Bimo Walgito, Bimbingan dan Penyuluhan Di Sekolah (Yogyakarta: Andi Offset,

1993), hlm. 122-123. 57 Sumardi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004),

hlm. 233–236.

Page 22: BAB II KESTABILAN EMOSI DAN PRESTASI BELAJAR A. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · umumnya sering menimbulkan gangguan adalah emosi yang tidak

29

marah, bingung, putus asa, atau sangat gembira, hal ini

sangat menghambat proses belajar dan akan berpengaruh

dengan prestasi belajarnya.58 Maka siswa akan Mendapat

gangguan. Sehingga hal ini akan mempengaruhi individu

dalam menghadapi segala persoalan, termasuk didalamnya

test atau ujian.

e) Kepercayaan diri, yaitu kepercayaan diri bahwa dirinya

juga mempunyai kemampuan seperti teman-temannya

untuk mencapai prestasi baik.

f) Disiplin diri, ini merupakan disiplin terhadap diri sendiri

g) Inteligensi

Faktor psikologis adalah faktor yang berpengaruh besar

terhadap kemajuan belajar anak. Bilamana pembawaan

intelligensi anak memang rendah, maka anak akan sukar

untuk mengerti apa yang dipelajarinya. Dan tentu saja

sangat mempengaruhi prestasi belajarnya.

h) Ingatan

Ingatan sangat penting, dengan apa yang dipelajari, tetap

tinggal dalam ingatan siswa akan dapat mengerjakan test.59

9. Pengukuran Prestasi Belajar Siswa

Pengukuran atau evaluasi mengandung dua istilah, yaitu

pengukuran dan penilaian, pengukuran adalah penilaian yang bersifat

kuantitatif, membandingkan sesuatu dengan satu ukuran. Pengukuran

memungkinkan guru untuk membandingkan prestasi belajar seorang siswa

pada mata pelajaran tertentu dengan suatu standar ukuran atau

membandingkan dengan prestasi belajar siswa-siswa yang lain.60

58 Mustaqim, Psikologi Pendidikan, Op. Cit., hlm. 76. 59 Bimo Walgito, Op. Cit., hlm. 123-123. 60 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bina Aksara, 1988),

hlm. 3.

Page 23: BAB II KESTABILAN EMOSI DAN PRESTASI BELAJAR A. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · umumnya sering menimbulkan gangguan adalah emosi yang tidak

30

Untuk mengukur keberhasilan siswa memerlukan alat ukur, yaitu

test. Fungsi test adalah untuk mengukur siswa dan untuk mengukur

program pengajaran.61

Menurut Suharsimi Arikunto, test untuk mengukur prestasi belajar

siswa dibedakan menjadi tiga, yaitu:

a. Test diagnostik

Test diagnostik adalah test yang digunakan untuk mengetahui

kelemahan-kelemahan siswa sehingga berdasarkan kelemahan-

kelemahan tersebut dapat dilakukan pemberian perlakuan yang tepat.

b. Test formatif

Test formatif diberikan pada akhir setiap program, test formatif dapat

disamakan dengan ulangan harian.

c. Test sumatif

Test sumatif diselenggarakan pada akhir seluruh kegiatan belajar. Test

sumatif biasanya dilaksanakan pada akhir semenster.62

Dengan demikian pengukuran prestasi belajar dilakukan dengan

alat ukur yaitu test yang dilaksanakan pada kegiatan belajar mengajar baik

di awal maupun di akhir.

10. PAI (Pendidikan Agama Islam)

a. Pengertian PAI (Pendidikan Agama Islam)

Pendidikan Agama Islam merupakan usaha sadar yang

dilakukan pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk

meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran Islam melalui

kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah ditentukan

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.63

Prof. Dr. Achamdi berpendapat bahwa Pendidikan Agama Islam

adalah usaha yang lebih khusus ditekankan untuk mengembangkan

61 Ibid., hlm. 30. 62 Suharsimi Arikunto, Op. Cit., hlm. 30-39. 63 Abdul Majid, Dian Nasution, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi

(Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2004), hlm. 132.

Page 24: BAB II KESTABILAN EMOSI DAN PRESTASI BELAJAR A. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · umumnya sering menimbulkan gangguan adalah emosi yang tidak

31

fitrah keberagamaan (religiositas) subyek didik agar lebih memahami,

menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam. Implikasi dari

pengertian ini, pendidikan agama Islam merupakan komponen yang

tidak terpisahkan dari sistem pendidikan Islam. Bahkan tidak berlebihan

dikatakan bahwa Pendidikan Agama Islam berfungsi sebagai jalur

pengintegrasian wawasan Agama Islam dan harus sudah dilaksanakan

sejak anak masih kecil melalui keluarga, sebelum anak memperoleh

pendidikan atau pengajaran ilmu yang lain.64

Azizy (2002) juga dikutip dalam buku Pendidikan Agama

Islam berbasis kompetensi mengemukakan bahwa esensi pendidikan

yaitu adanya proses transfer nilai, pengetahuan, dan ketrampilan dari

generasi tua kepada generasi muda agar generasi muda mampu

menjalani hidup. Pendidikan Islam mencakup dua hal; a) mendidik

siswa untuk berperilaku sesuai dengan nilai-nilai agama atau akhlak

Islam; b) mendidik siswa siswi untuk mempelajari materi ajaran Islam.

Subyek berupa pengetahuan tentang ajaran Islam.65

Pendidikan agama Islam sebagai salah satu mata pelajaran di

sekolah mempunyai peranan penting dan strategis dalam rangka

pembentukan moral, akhlak dan etika peserta didik.66

Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam secara keseluruhannya

dalam lingkup al-Qur’an dan al-Hadits, keimanan, akhlak, fiqh/ibadah, dan

sejarah, sekaligus menggambarkan bahwa ruang lingkup pendidikan agama

Islam mencakup perwujudan keserasian, keselarasan dan keseimbangan

hubungan manusia dengan Allah SWT, diri sendiri, sesama manusia,

makhluk lainnya maupun lingkungannya (hablun Minallah wal hablun

minannas).67

64 Akhmadi, Idiologi Pendidikan Islam (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm. 30. 65 Abdul Majid, Dian Andayani, Op. Cit., hlm. 131. 66 Depag RI, Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Kendalikan

Mutu Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Direktorat Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 2001), hlm. 1.

67 Abdul Majid, Dian Andayani, Op. Cit., hlm. 131.

Page 25: BAB II KESTABILAN EMOSI DAN PRESTASI BELAJAR A. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · umumnya sering menimbulkan gangguan adalah emosi yang tidak

32

b. Dasar-dasar PAI

1) Dasar yuridis

Dasar pelaksanaan pendidikan agama Islam berasal dari

perundang-undangan yang secara tidak langsung dapat menjadi

pegangan dalam melaksanakan pendidikan agama di sekolah secara

formal. Pasal yuridis formal tersebut terdiri dari tiga macam yaitu:

a) Dasar Ideal, yaitu dasar falsafah negara Pancasila, sila pertama:

Ketuhanan Yang Maha Esa.

b) Dasar Struktural/konstitusional, yaitu UUD’45 dalam bab XI

Pasal 29 ayat 1 dan 2 yang berbunyi; 1) negara berdasarkan

atas Ketuhanan Yang Maha Esa, 2) Negara menjamin

kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama

masing-masing dan beribadah menurut Agama dan

Kepercayaannya.

c) Dasar Operasional. Yang dimaksud dasar operasional di sini

adalah dasar yang secara langsung mengatur pendidikan agama

di sekolah-sekolah. Sebagaimana yang disebutkan dalam UU

SISDIKNAS Pasal 37 terutama ayat (1) & (2) yang pada

pokoknya dinyatakan bahwa pelaksanaan pendidikan agama

dimasukkan ke dalam kurikulum di sekolah-sekolah, mulai dari

sekolah dasar sampai dengan universitas-universitas negeri.

2) Dasar Religius

Yang dimaksud dengan dasar religius adalah dasar yang

bersumber dari ajaran Islam. Menurut ajaran Islam pendidikan

agama adalah perintah Tuhan dan merupakan perwujudan ibadah

kepadanya.68 Dalam al-Qur’an banyak ayat yang menunjukkan

perintah tersebut, antara lain:

QS. Ali Imron: 104

68 Ibid, hlm. 132-133.

Page 26: BAB II KESTABILAN EMOSI DAN PRESTASI BELAJAR A. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · umumnya sering menimbulkan gangguan adalah emosi yang tidak

33

ولتكن منكم أمة يدعون إلى الخير ويأمرون بالمعروف وينهون عن

}104{ وأولـئك هم المفلحون المنكر

Artinya: Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar. Merekalah orang-orang yang beruntung.69

3) Dasar Psikologis

Psikologis yaitu dasar yang berhubungan dengan aspek

kejiwaan kehidupan bermasyarakat, hal ini didasarkan bahwa

dalam hidupnya, manusia baik sebagai individu maupun sebagai

anggota masyarakat dihadapkan pada hal-hal yang membuat

hatinya tidak tenang dan tidak tentram sehingga memerlukan

adanya pegangan hidup yaitu agama.

Berdasarkan uraian diatas bahwa untuk membuat hati

tentang dan tenteram ialah dengan jalan mendekatkan diri kepada

Tuhan70 Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat al-

Raad. Ayat 28 yaitu:

QS. Ar-Raad ayat 28

لوب الذين آمنوا وتطمئن قلوبهم بذكر الله أال بذكر الله تطمئن الق

Artinya: Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah SWT. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah lah hatinya menjadi tentram (QS. Al-Raad: 28).71

c. Fungsi PAI

Fungsi utama pendidikan Islam dilihat dari segi sosiologis dan

antropologi. Adalah untuk menumbuhkan kreativitas peserta didik dan

menanamkan nilai-nilai yang baik. Karena itu tujuan akhir pendidikan

adalah untuk mengembangkan potensi kreatifitas peserta didik agar

69 Departemen Agama Republik Indonesia, Op. Cit., hlm. 93. 70 Abdul Majid, Dian Andayani, Op. Cit., hlm. 133-134. 71 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Op. Cit., hlm. 373.

Page 27: BAB II KESTABILAN EMOSI DAN PRESTASI BELAJAR A. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · umumnya sering menimbulkan gangguan adalah emosi yang tidak

34

menjadi manusia yang baik menurut pandangan manusia dan Tuhan

Yang Maha Esa.72

Kurikulum Pendidikan Agama Islam untuk sekolah/Madrasah

berfungsi sebagai berikut:

1) Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan

peserta didik kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam

lingkungan keluarga.

2) Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari

kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.

3) Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan

lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial

dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran Islam.

4) Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan,

kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelemahan peserta didik

dalam keyakinan, pemahaman dan pengalaman ajaran dalam

kehidupan sehari-hari.

5) Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dan

lingkungannya atau budaya lain.

6) Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum

(alam nyata dan nir-nyata), sistem dan fungsionalnya.

7) Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki

bakat khusus di bidang agama Islam agar bakat tersebut dapat

berkembang secara optimal.73

d. Tujuan PAI

Tujuan artinya sesuatu yang dituju, yaitu yang akan dicapai

dengan suatu usaha.74 Tujuan pendidikan biasanya menghantarkan

siswa menuju pada perubahan tingkah laku, perubahan itu tercermin

72 Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996), hlm. 59.

73 Abdul Madji, Dian Andayani, Op. Cit., hlm. 134. 74 Zakiyah Daradjat, dkk, Metodologi Pengajaran Agama Islam (Jakarta: Bumi Aksara,

1996), hlm. 72.

Page 28: BAB II KESTABILAN EMOSI DAN PRESTASI BELAJAR A. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · umumnya sering menimbulkan gangguan adalah emosi yang tidak

35

baik dari segi intelek, moral maupun hubungan dengan sosial untuk

mencapai tujuan tersebut siswa dalam lingkungannya sekolah akan

dibimbing dan diarahkan oleh guru maupun siswa berperan aktif.75

Pendidikan agama Islam di sekolah/Madrasah bertujuan untuk

menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan

pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman

peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim

yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa

dan bernegara.

Makna dan tujuan agama Islam harus mengacu pada

penanaman nilai-nilai Islam dan tidak melupakan etika sosial atau

moralitas sosial.76

Dari berbagai uraian mengenai prestasi belajar PAI siswa di

atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar PAI siswa adalah suatu

kecakapan baru yang diperoleh siswa setelah proses belajar yang

khususnya mata pelajaran PAI yang dinyatakan dengan penilaian.

B. Kajian Penelitian Yang Relevan

Berkaitan dengan topik permasalahan tersebut, peneliti hendak

mengkaji dan meneliti tentang kestabilan emosi dengan prestasi belajar PAI

siswa di SMP Hj. Isriati Baiturrahman Semarang. Akan tetapi disadari betul

bahwa penulisan yang dilakukan bukan suatu yang baru, memang telah ada

peneliti yang meneliti tentang prestasi belajar PAI siswa namun dalam

pembahasannya mereka mempunyai sudut pandang yang berbeda dengan

yang penulis kemukakan.

Baharudin (NIM 4195038) menulis penelitian mengenai hubungan

motivasi belajar dengan prestasi belajar PAI siswa Program Paket B di

Sanggar Belajar (SKB) Kendal tahun 2000–2001. Ia memaparkan bahwa ada

hubungan positif antara motivasi belajar dengan prestasi belajar pendidikan

75 Fatah Syukur, Teknologi Pendidikan (Semarang: Rasail, 2005), hlm. 126. 76 Abdul Majid, Dian Andayani, Op. Cit., hlm. 135-136.

Page 29: BAB II KESTABILAN EMOSI DAN PRESTASI BELAJAR A. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · umumnya sering menimbulkan gangguan adalah emosi yang tidak

36

Agama Islam siswa program paket B di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB)

Kendal dapat diterima. Maka dengan kata lain bahwa hubungan antara

motivasi belajar dengan prestasi belajar pendidikan agama Islam berpengaruh.

Hubungan tersebut merupakan hubungan sebab akibat, sehingga dapat

dikatakan bahwa apabila belajar disertai dengan motivasi belajar yang besar

maka akan memperoleh prestasi yang baik. Dengan kata lain makin tinggi

motivasi belajar siswa makin tinggi pula prestasi belajar pendidikan Agama

Islam yang diperolehnya.

Mafthukhatul Laili Indah (NIM 3199097) dalam karya ilmiahnya yang

berjudul Hubungan Kematangan Emosi Dengan Perilaku Keagamaan Siswa di

SMP Negeri II Brebes. Penelitian ini mengidentifikasikan bahwa ada

hubungan yang signifikan antara kematangan emosi dengan perilaku

keagamaan siswa di SMP tersebut, karena semakin matang emosinya, maka

semakin baik perilaku keagamaannya, dan sebaliknya semakin tidak matang

emosi anak maka semakin buruk perilaku keagamaannya. Atau dengan adanya

kematangan emosi, maka seorang anak diharapkan sudah memiliki kesadaran

yang tinggi dalam berbagai hal, tentunya dalam melaksanakan kewajibannya

dengan hamba Allah yang taqwa dan sebagai manusia yang berakhlak mulia.

Dari penelitian yang dilakukan tersebut di atas sekilas memang ada

hubungan dengan permasalahan yang akan penulis kaji. Namun dalam skripsi

ini penulis menekankan pada hubungan antara kestabilan emosi dengan

prestasi belajar PAI siswa.

Dalam penelitian ini penulis mengemukakan bahwa emosi adalah

kemampuan seseorang untuk mengontrol emosinya dengan baik dalam

menghadapi situasi tertentu. Sehingga seseorang dapat berfikir dan bertindak

secara wajar dan tidak berlebihan dalam mengekspresikan emosi dan

memperoleh keadaan yang seimbang antara psikis dan fisik walaupun

dihadapkan pada tekanan hidup baik yang berat atas yang ringan. Dengan

demikian seseorang dapat mengontrol dan mengarahkan tingkah lakunya

dengan baik.

Page 30: BAB II KESTABILAN EMOSI DAN PRESTASI BELAJAR A. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · umumnya sering menimbulkan gangguan adalah emosi yang tidak

37

Siswa yang penulis teliti rata-rata berusia 14 tahun hal ini menandakan

anak itu sudah mulai matang dan stabil emosinya sehingga dalam menjalani

kehidupan sehari-hari, anak sudah mulai tumbuh kematangan emosinya.

Sehingga emosinya menjadi stabil untuk dapat mengontrol emosinya

walaupun dalam prosentase yang sedang.

Dengan memiliki kestabilan emosi yang tinggi, maka anak dapat

mengontrol emosinya dalam perbuatan belajar dan dalam mengerjakan tes

semester sehingga anak akan menghasilkan prestasi belajar yang baik. Prestasi

belajar yang penulis tekankan yaitu pada mata pelajaran PAI.

Oleh karena itu dengan adanya kestabilan emosi, maka seorang anak

diharapkan sudah mempunyai atau memiliki kesadaran yang tinggi dalam

mengontrol emosinya dalam menghadapi berbagai hal termasuk yang

berhubungan dengan prestasi belajar anak tersebut.

C. Pengajuan Hipotesis

Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah

penelitian yang kebenarannya masih harus di uji secara empiris.

Dalam penelitian ini yang peneliti jadikan hipotesis adalah “ada

hubungan antara kestabilan emosi dengan prestasi belajar PAI siswa artinya

semakin stabil emosinya, maka semakin baik prestasi belajarnya, dan

sebaliknya semakin tidak stabil emosi anak, maka semakin buruk prestasi

belajarnya”.

Prestasi belajar siswa adalah hasil yang diperoleh berupa perubahan

tingkah laku dari dalam siswa sebagai hasil dari aktifitas dalam belajar.

Prestasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya keadaan psikis

siswa. Keadaan psikis yang terganggu menjadikan emosi tidak stabil, seperti

cemas, gugup, tidak tenang. Kestabilan emosi sangat mempengaruhi pikiran

dan perasaan. Kestabilan emosi adalah kemampuan seseorang untuk

mengontrol emosinya dengan baik dalam menghadapi situasi tertentu

sehingga seseorang dapat berfikir dan bertindak secara tepat, wajar, dan tidak

Page 31: BAB II KESTABILAN EMOSI DAN PRESTASI BELAJAR A. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · umumnya sering menimbulkan gangguan adalah emosi yang tidak

38

berlebihan dalam mengekspresikan emosinya. Sehingga diperoleh keadaan

yang seimbang antara psikis dan fisik.

Siswa yang emosinya stabil dapat menghadapi persoalan dengan hati

tenang, sehingga penganalisaan terhadap persoalan dapat dilakukan. Begitu

juga saat mengerjakan tes semester. Dengan demikian siswa dapat

menghasilkan prestasi yang tinggi.

Berdasarkan kerangka berfikir di atas dapat dirumuskan hipotesa, yaitu

ada hubungan antara kestabilan emosi dengan prestasi belajar siswa.