20
8 Universitas Muhammadiyah Riau BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Media Sosial Media sosial/ social media atau yang dikenal juga dengan jejaring sosial merupakan bagian dari media baru. Jelas kiranya bahwa muatan interaktif dalam media baru sangatlah tinggi. Media sosial, dikutip dari Wikipedia, didefinisikan sebagai sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Sebutan media baru/ new media ini merupakan pengistilahan untuk menggambarkan kerakteristik media yang berbeda dari yang telah ada selama ini. Media seperti televisi, radio, majalah, koran digolongkan menjadi media lama/ old media, dan media internet yang mengandung muatan interaktif digolongkan sebagai media baru/ new media. Sehingga pengistilahan ini bukan lah berarti kemudian media lama menjadi hilang digantikan media baru, namun ini merupakan pengistilahan untuk menggambarkan karakteristik yang muncul saja (Watie, 2011). Sejak awal dibangun, media sosial diperuntukkan sebagai wadah bagi para penggunanya agar dapat dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan bertukar informasi dan ide di komunitas dan jejaring virtual. Media sosial dalam hal ini meliputi blog, jejaring sosial, forum, dan dunia visual. Produksi informasi dan berita saat ini bukan lagi eksklusif hanya dilakukan oleh penerbit berita besar. Saat ini siapa pun bisa menjadi pembuat berita dan memberikan dampak kepada orang banyak. Begitupun dengan konsumsi informasi yang dapat dengan bebas dinikmati siapa saja melalui media digital. Media sosial sangat berperan dalam penyebaran informasi bagi masyarakat luas di semua bidang.

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Media ......8 Universitas Muhammadiyah Riau BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Media Sosial Media sosial/ social media

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Media ......8 Universitas Muhammadiyah Riau BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Media Sosial Media sosial/ social media

8 Universitas Muhammadiyah Riau

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teoritis

2.1.1 Media Sosial

Media sosial/ social media atau yang dikenal juga dengan jejaring

sosial merupakan bagian dari media baru. Jelas kiranya bahwa muatan

interaktif dalam media baru sangatlah tinggi. Media sosial, dikutip dari

Wikipedia, didefinisikan sebagai sebuah media online, dengan para

penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi

meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring

sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan

oleh masyarakat di seluruh dunia.

Sebutan media baru/ new media ini merupakan pengistilahan untuk

menggambarkan kerakteristik media yang berbeda dari yang telah ada selama

ini. Media seperti televisi, radio, majalah, koran digolongkan menjadi media

lama/ old media, dan media internet yang mengandung muatan interaktif

digolongkan sebagai media baru/ new media. Sehingga pengistilahan ini

bukan lah berarti kemudian media lama menjadi hilang digantikan media

baru, namun ini merupakan pengistilahan untuk menggambarkan karakteristik

yang muncul saja (Watie, 2011).

Sejak awal dibangun, media sosial diperuntukkan sebagai wadah bagi

para penggunanya agar dapat dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan

bertukar informasi dan ide di komunitas dan jejaring virtual. Media sosial

dalam hal ini meliputi blog, jejaring sosial, forum, dan dunia visual. Produksi

informasi dan berita saat ini bukan lagi eksklusif hanya dilakukan oleh

penerbit berita besar. Saat ini siapa pun bisa menjadi pembuat berita dan

memberikan dampak kepada orang banyak. Begitupun dengan konsumsi

informasi yang dapat dengan bebas dinikmati siapa saja melalui media

digital. Media sosial sangat berperan dalam penyebaran informasi bagi

masyarakat luas di semua bidang.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Media ......8 Universitas Muhammadiyah Riau BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Media Sosial Media sosial/ social media

9 Universitas Muhammadiyah Riau

Dalam penulisan ini, membahas penyebaran informasi di beberapa

bidang saja seperti bidang bisnis, bidang pariwisata, bidang pendidikan,

bidang keagamaan, kesehatan dan politik. Media sosial bisa dijadikan sebagai

media promosi online di bidang bisnis dimana orang-orang dapat

mengunjungi tautan yang berisi informasi mengenai produk dan lain-lain.

Selain itu juga, bisa dijadikan potensi sebagai media promosi interaktif di

bidang pariwisata mengenai informasi perjalanan wisata maupun paket

wisata. Di bidang keagamaan media sosial bisa dijadikan sebagai sarana

pembelajaran Islam seperti pengembangan dakwah.

Selain itu juga, di bidang kesehatan media sosial bisa dijadikan sarana

penyebaran informasi dalam hal konsultasi kesehatan maupun informasi

kesehatan dan di bidang politik, biasanya media sosial digunakan sebagai

kampanye politik untuk penyebaran informasi yang lebih efektif (Fitriani,

2017).

Media sosial Youtube memperbolehkan penggunanya untuk

membagikan video dengan syarat tidak boleh mengandung unsur suku,

agama, ras, kekerasan, dan pornografi. Para informan memahami seluruh cara

mengakses dan ketentuan yang berlaku pada tiap media sosial, terutama saat

informan mengakses poin-poin data yang diminta oleh media sosial ketika

akan mendaftarkan diri (sign up). Namun, terdapat poin-poin privasi yang

tidak diberikan secara vulgar pada akun media sosial untuk alasan keamanan,

seperti seperti data email, alamat, nomor telepon, dan lokasi. Beberapa

informan memberikan (share) lokasi timpat tinggal, tetapi hanya sebatas pada

lokasi provinsi dan kota domisili saja. Para informan menilai bahwa

penggunaan akses media sosial dibuat sangat bebas. Mereka dapat

mengeksplorasi identitas diri atau mengelaborasi segala hal tanpa terbatasi

ruang dan waktu (Supratman, 2018).

Media sosial digunakan sebagai sarana untuk berinteraksi,

berkomunikasi, dan membangun jaringan melalui media komunikasi online.

Pada dasarnya media sosial merupakan perkembangan mutakhir dari

teknologi-teknologi web baru berbasis internet, yang memudahkan semua

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Media ......8 Universitas Muhammadiyah Riau BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Media Sosial Media sosial/ social media

10 Universitas Muhammadiyah Riau

orang untuk dapat berkomunikasi, berpartisipasi, saling berbagi dan

membentuk sebuah jaringan secara online, sehingga dapat menyebarluaskan

konten mereka sendiri. Post di blog, tweet, atau video Youtube dapat

direproduksi dan dapat dilihat secara langsung oleh jutaan orang secara gratis

(Fitriani, 2017).

Sosial media mempunyai beberapa karakteristik khusus diantaranya :

a. Jangkauan (reach)

Daya jangkauan sosial media dari skala kecil hinga khalayak global.

b. Aksesibilitas (accessibility)

Sosial media lebih mudah diakses oleh publik dengan biaya yang

terjangkau.

c. Penggunaan (usability)

Sosial media relatif mudah digunakan karena tidak memerlukan

keterampilan dan pelatihan khusus.

d. Aktualitas (immediacy)

Sosial media dapat memancing respon khalayak lebih cepat.

e. Tetap (permanence)

Sosial media dapat menggantikan komentar secara instan atau mudah

melakukan proses pengeditan (Purnama dalam Fitriani, 2017).

Beberapa macam sosial media adalah :

a. Bookmarking

Berbagi alamat website yang menurut bookmark menarik minat

mereka. Social bookmarking memberi kesempatan untuk share

sebagai link dan tag yang mereka minati. Hal ini bertujuan agar lebih

banyak orang yang menikmati apa yang kita sukai.

b. Content sharing

Melalui situs-situs content sharing orang-orang menciptakan berbagai

media dan mempublikasikannya dengan tujuan berbagi kepada orang

lain. Youtube dan flickr adalah situs content sharing yang sering

dikunjungi oleh khalayak.

c. Wiki

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Media ......8 Universitas Muhammadiyah Riau BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Media Sosial Media sosial/ social media

11 Universitas Muhammadiyah Riau

Beberapa situs wiki yang memiliki berbagai karakteristik yang

berbeda seperti wikipedia yang merupakan situs knowledge sharing,

wikitravel yang memfokuskan diri dalam informasi tempat, dan ada

juga yang menganut konsep komunitas secara lebih eksklusif.

d. Flickr

Situs milik yahoo yang mengkhususkan pada image sharing dengan

kontributor yang ahli di bidang fotografi dari seluruh dunia.

e. Social network

Aktivitas yang menggunakan berbagai fitur yang disediakan oleh situs

tertentu untuk menjalin hubungan, interaksi dengan sesama. Social

networking seperti facebook, Myspace, linkedin.

f. Creating opinion

Sosial media yang memberikan sarana untuk berbagi opini dengan

orang lain di seluruh dunia. Melalui sosial media ini, semua orang

dapat menulis jurnalis sekaligus komentator. Blog merupakan website

yang memiliki sifat creating opinion (Puntoadi dalam Fitirani, 2017).

2.1.2 YouTube

Situs YouTube didirikan oleh mantan pekerja PayPal, Steve Chen,

Chad Hurley dan Jawed Karim pada Februari 2005. Dilansir dari Wikipedia,

situs ini kemudian beralih menjadi milik Google pada akhir tahun 2006 hingga

saat ini.

Sebagian besar konten di situs ini diunggah oleh individu. Namun

beberapa perusahaan media seperti CBS, BBC, Vevo, Hulu dan dan beberapa

perusahaan lain yang menayangkan materi mereka melalui situs ini sebagai

bentuk program kerjasama.

Hurley dan Chen pertama kali mendapatkan ide untuk mendirikan situs

ini karena mereka mengalami kesulitan untuk membagi video. YouTube

sendiri mulai menjadi startup teknologi setelah menerima investasi dari

Sequola Capital sebesar USD 11.5 juta.

Dikutip dari merdeka.com video pertama yang diunggah di situs ini

berjudul "Me at the zoo" yang menayangkan salah satu pendiri YouTube saat

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Media ......8 Universitas Muhammadiyah Riau BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Media Sosial Media sosial/ social media

12 Universitas Muhammadiyah Riau

berada di Kebun binatang San Diego. Video ini diunggah pada 23 April 2005

dan masih dapat dilihat hingga saat ini.

2.1.3 Dakwah

2.1.3.1 Pengertian Dakwah

Ditinjau dari Bahasa, dakwah berasal dari Bahasa Arab “Da’wah”

Da’wah mempunyai tiga huruf asal, yaitu dal, ‘ain, dan wawu. Dari .(الدعوة)

ketiga huruf asal ini, terbentuk beberapa kata dengan ragam makna. Makna-

makna tersebut adalah memanggil, mengundang, minta tolong, meminta

memohon, menamakan, menyuruh datang, mendorong, menyebabkan,

mendatangkan, mendoakan, menangisi, dan meratapi (Munawwir, dalam

Fauzi : 2018).

Dakwah sebagai pengetahuan yang dapat memberikan usaha yang

bermacam-macam yang mengacu pada upaya penyampaian ajaran Islam

kepada seluruh manusia yang mencakup akidah, syariah dan akhlak

(Ghalsawi dalam Ilahi, 2010).

Dakwah islam adalah suatu usaha atau proses yang diselenggarakan

dengan sadar dan terencana untuk mengajak manusia ke jalan Allah,

memperbaiki situasi ke arah yang lebih baik (dakwah bersifat pembinaan dan

pengembangan) dalam rangka mencapai tujuan tertentu, yaitu hidup didunia

dan akhirat (Syukir dalam Fauzi, 2018).

Dakwah dan teknologi adalah suatu yang tidak dapat dipisahkan. Hal

ini jika kita berpijak pada konsep dakwah kontemporer yang mudah diterima

oleh kalangan masa kini. Saat ini, masyarakat berbondong-bondong untuk

mendapatkan beragam informasi melalui internet dan salah satunya media

sosial. Media sosial sekarang bukan suatu hal yang asing, hampir semua

orang yang menggunakan smartphone memiliki akun media sosial.

Dalam berdakwah dibutuhkan media atau wasilah. Adapun yang

dimaksud dengan wasilah dalam dakwah adalah alat yang dipergunakan

untuk menyampaikan materi dakwah kepada mad’u melalui media yang ada,

dalam hal ini maka da’i harus memilih media yang paling efektif untuk

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Media ......8 Universitas Muhammadiyah Riau BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Media Sosial Media sosial/ social media

13 Universitas Muhammadiyah Riau

menyampaikan dakwah dan mencapai tujuan dakwah Islam (Ilahi dalam

Usman, 2016).

Dakwah pada dasarnya adalah menyampaikan ajaran Islam kepada

masyarakat luas. Hakikat dakwah sendiri adalah upaya untuk menumbuhkan

kecenderungan dan ketertarikan menyeru seseorang kepada ajaran agama

Islam pada apa yang diserukan. Dakwah merupakan suatu kewajiban bagi

setiap muslim dan muslimah di seluruh dunia. Dakwah juga usaha untuk

mempengaruhi orang lain agar mereka bersikap dan bertingkah laku seperti

apa yang diinginkan pendakwah.

Dakwah juga merupakan sebuah proses komunikasi, tetapi tidak

semua proses komunikasi adalah dakwah, karena dakwah bersifat

memengaruhi dan di dalamnya terkandung ajakan untuk mengajak orang

melakukan perbuatan yang sesuai ajaran agama. Berdakwah bisa dimana saja

dan kapan saja dan menggunakan metode apa saja, salah satunya adalah

media sosial, sehingga para da’i harus mampu menyesuaikan diri dengan

mempergunakan serta memanfaatkan media itu sendiri. (Puspitasari, 2018).

Kata dakwah diartikan sebagai kegiatan menyampaikan atau menyeru

manusia agar kembali kepada jalan Allah Swt. Untuk memperoleh pengertian

yang “lengkap” tentang dakwah, dapat ditelaah sejumlah pengertian yang

dikemukakan oleh Mulkhan dalam bukunya yang berjudul Paradigma

Intelektual Muslim, bahwa dakwah sebagai suatu kegiatan sosialisasi Islam

memiliki berbagai pengertian sebagai berikut:

a. Mendorong manusia agar melakukan kebajikan dan mengikuti

petunjuk, menyuruh berbuat kebajikan dan meninggalkan kemungkaran

agar memperoleh kebahagiaan dunia-akhirat.

b. Mengadakan seruan kepada semua manusia untuk kembali dan hidup

sepanjang ajaran Allah yang benar, dilakukan dengan penuh

kebijaksanaan dan nasehat yang baik.

c. Mengubah umat dari satu situasi kepada situasi yang lebih baik di

dalam segala segi kehidupan dengan tujuan merealisasikan ajaran Islam

di dalam kenyataan hidup sehari-hari, baik bagi kehidupan seorang

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Media ......8 Universitas Muhammadiyah Riau BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Media Sosial Media sosial/ social media

14 Universitas Muhammadiyah Riau

pribadi, kehidupan keluarga maupun masyarakat sebagai keseluruhan

tata hidup bersama.

d. Menyampaikan panggilan Allah dan Rasul kepada apa yang

menghidupkan umat manusia sesuai dengan martabat, fungsi dan tujuan

hidupnya (Mulkhan, dalam Akhyar, 2014).

Uraian tersebut mempertegas bahwa dakwah tidak hanya sekedar

menyampaikan sebagaimana yang umum dipahami, akan tetapi pelaksanaan

dakwah harus mencakup aspek yang lebih luas dan mendalam dalam

kehidupan manusia khususnya umat Islam. Jika demikian pemahamannya

maka dakwah yang dilaksanakan terutama oleh para juru dakwah akan

menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam usaha membangun

kehidupan sosial umat yang lebih layak. Agama Islam dan proses

penyebarannya tidak dapat dipisahkan dengan dakwah, bahkan secara historis

telah mejadi bagian yang melekat dalam perikehidupan Rasulullah saw.

Oleh sebab itu seluruh aspek kehidupan Rasul adalah merupakan

perilaku dakwah. Hal tersebut memberi pengertian bahwa untuk memahami

hakikat dan fungsi dakwah tidak hanya dapat dilakukan dengan memahami

Al Qur’an secara langsung akan tetapi juga harus dilakukan dengan

memahami Sunnah Rasul sebagai referensi atau rujukan utama setiap analisis

dan konseptualisasi perilaku dakwah. Dengan demikian berarti bahwa adanya

Islam berarti ada dakwah, mengamalkan Islam berarti mengamalkan dakwah.

2.1.3.2 Unsur-unsur Dakwah

Unsur-unsur dakwah adalah komponen-komponen yang selalu ada

dalam kegiatan dakwah. Unsur-unsur dakwah tersebut adalah (Achmad,

dalam Puspitasari : 2018) :

1. Da’i (Subjek Dakwah)

Da’i ini secara umum sering disebut dengan muballigh (orang yang

menyampaikan ajaran Islam). Pada dasarnya semua pribadi muslim

berperan otomatis sebagai muballigh atau komunikator karena itu secara

umum setiap muslim yang dewasa adalah sebagai da’i.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Media ......8 Universitas Muhammadiyah Riau BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Media Sosial Media sosial/ social media

15 Universitas Muhammadiyah Riau

Dalam berdakwah peranan da’i sangatlah esensial, sebab tanpa

da’i ajaran Islam hanyalah ideologi yang tidak terwujud dalam kehidupan

masyarakat. Dapat disimpulkan bahwa da’i merupakan ujung tombak

dalam menyebarkan ajaran Islam sehingga peran dan fungsinya sangat

penting dalam menuntun dan memberi penerangan kepada umat manusia.

2. Mad’u (Objek Dakwah)

Objek dakwah (mad’u) adalah manusia yang dijadikan sasaran

untuk menerima dakwah yang sedang dilakukan oleh da’i. Mad’u

(penerima dakwah) sebagai objek dakwah, perlu di klasifikasi oleh da’i

dalam aktivitas dakwahnya, baik ideologi, pendidikan, ataupun status

sosial. Sehingga dengan klasifikasi tersebut, akan memudahkan da’i

dalam menyampaikan pesan-pesan dakwahnya. Klasifikasi objek dakwah

ini penting agar pesan-pesan dakwah dapat diterima dengan baik oleh

mad’u (Badruttamam, dalam Nayiroh : 2013).

3. Maddah Da’wah (Materi Dakwah)

Materi dakwah adalah isi pesan atau materi yang disampaikan atau

disajikan da’i yang akan disesuaikan dengan tingkat kemampuan dan

kebutuhan pada mad’u secara garis besar dapat di kelompokkan sebagai

berikut (Aziz, dalam Renel : 2012) :

1. Akidah, yang meliputi, iman kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-

kitab-Nya, Rosul-Rosul-Nya, hari akhirat, qadha-qadhar.

2. Syariah, yang meliputi, pertama ibadah (dalam arti khas) yakni

Thaharah, Shalat, Zakat, Puasa, Haji.

3. Muamalah (dalam arti luas) yakni al-Qanunul Khas (hukum

perdata), Waratsah (hukum niaga), Munakahat (hukum nikah),

Waratsah (hukum waris) dan lain sebagainya.

4. Akhlak yaitu meliputi : Akhlak terhadap Khalik, Akhlak terhadap

mahluk, yakni akhlak terhadap manusia (diri sendiri, tetangga,

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Media ......8 Universitas Muhammadiyah Riau BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Media Sosial Media sosial/ social media

16 Universitas Muhammadiyah Riau

masyarkat lainnya), Akhlak terhadap bukan manusia (Flora, Fauna,

dan lain sebagainya).

2.1.4 Strategi Komunikasi Dakwah

Kata komunikasi atau communication dalam Bahasa Inggris berasal

dari kata Latin communis yang berarti “sama”, communico, communication,

atau communicare yang berarti membuat sama. Istilah pertaman (communis)

paling sering disebut sebagai asal kata komunikasi, yang merupakan akar dari

kata-kata Latin lainnya yang mirip (Mulyana, 2016).

Usia dakwah dan komunikasi sebagai aktivitas manusia, setua dengan

sejarah manusia. Komunikasi ada sejak kelahiran manusia. Demikian pula

dakwah sebagai kegiatan dan proses komunikasi sudah ada sejak

kelahirannya. Dakwah dikembangkan dengan ilmu komunikasi. Ilmu

komunikasi juga mengalami perluasan area dan perkembangan melalui

intensitas dakwah, yang selalu membutuhkan kreativitas dan pengembangan

metode, materi, dan sebagainya (Abidin, 2013).

Kegiatan dakwah adalah kegiatan komunikasi, dimana da’i

mengomunikasikan pesan dakwah kepada mad’u, baik secara perseorangan

maupun kelompok. Secara teknis, dakwah adalah komunikasi da’i

(komunikator) dan mad’u (komunikan). Semua hukum yang berlaku dalam

ilmu komunikasi berlaku juga dalam dakwah, hambatan komunikasi adalah

hambatan dakwah, dan bagaimana mengungkapkan apa yang tersembunyi

dibalik perilaku manusia dakwah sama juga dengan apa yang harus

dikerjakan pada manusia komunikan (Khoirunnisa, 2016).

Dakwah sebagai kegiatan komunikasi mencakup faktor-faktor tertentu,

seperti isi, penyampai (komunikator), saluran, audience, dan tujuan-tujuan

tertentu. Dalam konteks teknologi di atas, memungkinkan dakwah dipandang

sebagai aktualisasi diri umat Islam dan sekaligus sebagai rivalitas terhadap

ketersediaan informasi mengenai Islam dalam berbagai perspektif dan

kepentingan-kepentingan tertentu.

Proses dakwah bukan komunikasi semata, melainkan komunikasi yang

khas. Hal yang membedakannya dengan komunikasi secara umum adalah

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Media ......8 Universitas Muhammadiyah Riau BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Media Sosial Media sosial/ social media

17 Universitas Muhammadiyah Riau

cara dan tujuan yang akan dicapai. Tujuan komunikasi ataupun dakwah

adalah adanya partisipasi dari komunikan atas ide-ide atau pesan-pesan yang

disampaikan, sehingga dengan pesan-pesan tersebut terjadi perubahan sikap

dan perilaku yang diharapkan (Abidin, 2013).

Dengan demikian, penggunaan internet sebagai aktivitas komunikasi/

dakwah dapat ditujukan antara lain: Pertama, mensosialisasikan ajaran Islam

itu sendiri, Kedua, menyediakan kebutuhan informasi bagi umat Islam dan

Ketiga, sebagai counter (penyeimbang) terhadap informasi yang bersifat

tendensius, stereotipe dan menyudutkan Islam.

Peran ini dikembangkan oleh para mujahid dakwah kontemporer, agar

syiar dan muatan suci ajaran Islam tetap dapat diterima dan diaplikasikan oleh

masyarakat muslim. Dengan perkembangan teknologi informasi yang dewasa

ini, menyebabkan sejumlah informasi yang tidak hanya bersifat positif dan

pemberdayaan umat, tetapi juga dapat menjadikan umat Islam bergeser dari

pedoman hidup yang selama ini dipegangnya. Arus informasi yang dibawa

oleh dinamika perkembangan teknologi tidak saja membawa pesan yang

sifatnya informatif, tetapi juga dapat bersifat disiinformatif –menyesatkan-

bahkan mungkin hanya sekedar menjadi junk information (informasi

sampah). (Ahmad, 2013).

Dalam merealisasikan ajaran agama Islam di tengah-tengah manusia

melalui metode-metode tertentu dengan tujuan agar terciptanya kepribadian

dan masyarakat yang menerapkan ajaran agama islam secara utuh (kaffah)

dalam mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Strategi

dakwah merupakan metode, siasat, taktik yang harus digunakan dalam

aktivitas dakwah. Strategi dakwah Islam adalah perencanaan, penyerahan

kegiatan dan operasi dakwah islam yang dibuat rasional untuk mencapai

tujuan-tujuan islam yang meliputi seluruh dimensi kemanusiaan.

Maksud dari strategi komunikasi ini merupakan sebuah perencanaan

komunikasi dan manajemen komunikasi dalam mencapai tujuan tertentu.

Dalam pencapaian suatu tujuan penghubungnya yaitu dengan menggunakan

Bahasa sebagai media dalam proses komunikasi karena berhasil tidaknya

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Media ......8 Universitas Muhammadiyah Riau BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Media Sosial Media sosial/ social media

18 Universitas Muhammadiyah Riau

sebuah komunikasi secara efektif pada umumnya ditentukan oleh strategi

komunikasi itu sendiri.

Dalam strategi dakwah, ada beberapa asas yang harus diperhatikan agar

dakwahnya berjalan efektif dan sesuai sasaran. Asas-asanya ialah sebagai

berikut:

a. Asas Fisiologis : asas ini erat hubungannya dengan tujuan-tujuan yang

akan dicapai dalam aktivitas dakwah.

b. Asas Sosiologis : asas ini berbicara tentang masalah yang berkaitan

dengan situasi dan kondisi sasaran dakwah.

c. Asas kemampuan dan keahlian da’i.

d. Asas Psikologis, membahas tentang masalah yang berhubungan dengan

kejiawaan manusia.

e. Asas Efektivitas dan efisiensi, yaitu dalam aktifitas dakwahnya harus

dapat menyeimbangkan antara waktu ataupun tenaga yang dikeluarkan

dengan pencapaian hasilnya (Syukir, dalam Ulinnuha : 2010).

Maksud dari strategi komunikasi ini merupakan sebuah perencanaan

komunikasi dan menejemen komunikasi dalam mencapai tujuan tertentu. Dalam

pencapaian suatu tujuan penghubungnya yaitu dengan menggunakan bahasa

sebagai media dalam proses komunikasi karena berhasil tidaknya sebuah

komunikasi secara efektif pada umumnya ditentukan oleh strategi komunikasi itu

sendiri. Dalam hal ini strategi komunikasi harus didasarkan pada tujuan

sentralnya, yaitu dapat dimengerti, dapat dibina, dan dapat dimotivasikan.

Dalam sebuah proses komunikasi dibutuhkannya strategi dalam merancang

sebuah pesan agar dapat tersampaikan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh

komunikator, dalam hal ini penyusunan strategi komunikasi merupakan suatu hal

utama yang harus diperhatikan pada proses berkomunikasi. kemudian akan

menghasilkan suatu proses komunikasi efektif ( Iskandar, 2018)

Salah satu sarana yang efektif untuk menyebarluaskan ajaran-ajaran Islam

adalah alat-alat teknologi modern di bidang informasi dan komunikasi.

Kemajuan di bidang informasi dan telekomunikasi harus dimanfaatkan oleh para

aktivis dakwah sebagai media dalam melakukan dakwah Islam, sebab dengan

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Media ......8 Universitas Muhammadiyah Riau BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Media Sosial Media sosial/ social media

19 Universitas Muhammadiyah Riau

cara demikian ajaran-ajaran Islam dapat diterima dalam waktu yang relatif

singkat oleh sasaran dakwah dalam skala massif (Astuti : 2006).

Didin mengemukakan prinsip dan strategi dakwah yaitu, “…memperjelas

secara gamblang sasaran-sasaran ideal, merumuskan masalah pokok umat Islam,

merumuskan isi dakwah, menyusun paket-paket dakwah, dan evaluasi kegiatan

dakwah,…”

a. Memperjelas Secara Gamblang Sasaran-Sasaran Ideal

Sebagai langkah awal dalam berdakwah, terlebih dahulu diperjelas

sasaran apa yang ingin dituju dan kondisi umat Islam seperti apa yang

dihadapi, baik wujudnya individu maupun komunitas.

b. Merumuskan Masalah Pokok Umat Islam

Dakwah bertujuan untuk menyelamatkan umat dari kehancuran dan

untuk mewujudkan cita-cita ideal masyarakat. Rumuskan terlebih

dahulu masalah pokok yang dihadapi umat. Kesenjangan antara

sasaran ideal dan kenyataan yang kongkrit dari pribadi-pribadi muslim,

serta kondisi umat saat ini.

c. Merumuskan Isi Dakwah

Jika sudah berhasil merumuskan sasaran dakwah beserta masalah

yang dihadapi umat islam, maka langkah selanjutnya adalah

menentukan isi dakwah itu sendiri. Isi dakwah harus sinkron dengan

kondisi umat Islam sehinggap tercapai tujuan yang telah ditetapkan.

d. Menyusun Paket-Paket Dakwah

Menyadari realita masyarakat yang majemuk ini, maka tugas para

da’i adalah menyusun paket-paket dakwah sesuai dengan masyarakat,

sasaran, beserta permasalahan yang dihadapinya. Harus dibedakan

paket dakwah untuk sasaran non muslim dengan paket dakwah khusus

kaum muslim. Sampai saat ini masih sulit menentukan prioritas

dakwah bagi kedua golongan masyarakat tersebut. Mana yang harus

diutamakan antara mengislamkan orang yang belum masuk islam dan

mengislamkan orang yang sudah memeluk agama islam.

e. Evaluasi Kegiatan Dakwah

Tugas yang paling penting adalah bagaimana mengkoordinasikan

pelaksanaan dakwah itu, apa yang harus dikerjakan setelah dakwah itu

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Media ......8 Universitas Muhammadiyah Riau BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Media Sosial Media sosial/ social media

20 Universitas Muhammadiyah Riau

berjalan? Disinilah pentingnya koordinasi untuk mengadakan evaluasi,

sejauh mana hasil yang telah dicapai. Evaluasi ini penting untuk

menyesuaikan dengan perubahan masyarakat dalam kurun waktu

tertentu guna penyempurnaan dakwah (Didin, dalam Ulinnuha : 2010).

2.1.5 Teori Adopsi Inovasi dalam Organisasi Menurut Rogers

Organisasi menurut pendapat Rogers adalah suatu sistem yang stabil,

yang merupakan perwujudan kerjasama antara individu-individu, untuk

mencapai tujuan bersama, dengan mengadakan jenjang dan pembagian tugas

tertentu. Orang membuat organisasi agar dapat mengerjakan tugas rutin

dalam keadaan stabil (mantap). (Ibrahim, dalam Wijaya : 2018).

Teknologi informasi dapat dilihat sebagai sebuah inovasi yang proses

difusinya melibatkan dua sisi: sisi penawaran (supply side) dan sisi

permintaan (demand side). Sisi penawaran terkait dengan pembuatan,

produksi, dan difusi inovasi, sedang sisi permintaan berfokus pada adopsi dan

aplikasi inovasi (Tornatzky dan Fleischer, dalam Wahid dan Iswari : 2007).

Difusi dan adopsi adalah merupakan penengah kedua sisi ini. Difusi

biasanya terjadi pada tingkat yang lebih tinggi atau luas, seperti pada sebuah

masyakarat, sedangkan adopsi secara umum terjadi pada unit yang lebih

kecil, seperti perusahaan dan individu. Rogers (1995) mendefinisikan difusi

sebagai “the process by which an innovation is communicated through

certain channels over time among the members of a social system" (Rogers,

dalam Wahid dan Iswari : 2007).

Model Proses Inovasi Rogers (1983, 1985)

Tahap-tahap proses inovasi dalam organisasi

1. Tahap Inisiasi (Permulaan)

Kegiatan pengumpulan informasi, konseptualisasi, dan perencanaan untuk

menerima semua inovasi, semuanya diarahkan untuk membuat keputusan

menerima inovasi.

a. Agenda Setting

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Media ......8 Universitas Muhammadiyah Riau BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Media Sosial Media sosial/ social media

21 Universitas Muhammadiyah Riau

Semua permasalahan umum organisasi dirumuskan guna menentukan

kebutuhan inovasi, dan diadakan studi lingkungan untuk menentukan

nilai potensial inovasi bagi organisasi.

b. Penyesuaian (matching)

Diadakan penyesuaian antara masalah organisasi dengan inovasi yang

akan digunakan, kemudian direncanakan dan dibuat desain penerapan

inovasi yang sudah sesuai dengan masalah yang dihadapi.

2. Tahap Implementasi

a. Re-definisi/ Re-Strukturisasi

Inovasi dimodifikasi dan re-invensi disesuaikan situasi dan masalah

organisasi. Struktur organisasi disesuaikan dengan inovasi yang telah

dimodifikasi agar dapat menunjang inovasi.

b. Klarifikasi

Hubungan antara inovasi dan organisasi dirumuskan dengan sejelas-

jelasnya sehingga inovasi benar-benar dapat diterapkan sesuai yang

diharapkan.

c. Rutinitas

Inovasi kemungkinan telah kehilangan sebagian identitasnya, dan

menjadi bagian dari kegiatan rutin organisasi (sudah hilang

kebaruannya).

Tahapan-tahapan adopsi itu adalah :

1. Awarness atau kesadaran, yaitu sasaran mulai sadar tentang adanya

inovasi yang ditwarkan penyuluh

2. Interest atau tumbuhnya minat yang seringkali ditandai oleh

keinginannya untuk bertanya atau untuk mengetahui lebih banyak/ jauh

tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan inovasi yang ditawarkan

oleh penyuluh

3. Evaluation atau penilaian terhadap baik buruk atau manfaat inovasi

yang telah diketahui informasinya secara lebih lengkap.Pada penilaian

ini, masyarakat sasaran tidak hanya melakukan penilaian terhadap

aspek teknisnya saja, tetapi juga aspek ekonomi maupun aspek-aspek

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Media ......8 Universitas Muhammadiyah Riau BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Media Sosial Media sosial/ social media

22 Universitas Muhammadiyah Riau

sosial budaya, bahkan seringkali juga ditinjau dari aspek politis atau

kesesuainnya dengan kebijakan pembangunan nasional dan regional.

4. Trial atau mencoba dalam skala kecil untuk lebih meyakinkan

penilaiannya, sebelum menerapkan untuk skala yang lebih luas lagi.

5. Adoption atau menerima/ menerapkan dengan penuh keyakinan

berdasarkan penilaian dan uji coba yang telah dilakukan/ diamati

sendiri (Wijaya : 2018).

2.1.6 Teknik Pidato Persuasif

Secara istilah komunikasi persuasif diartikan sebagai usaha sadar dalam

mengubah pikiran dan tindakan dengan memanipulasi motif ke arah tujuan

yang telah ditetapkan (Ritonga, dalam Mubasyaroh : 2017). Makna

memanipulasi ini bukan dalam konotasi negatif, tetapi dalam kerangka proses

mengubah pemikiran atau mindset seseorang yang menjadi objek

komunikasi. Hal inilah yang menjadi kedekatan makna istilah dakwah dengan

komunikasi persuasif yaitu usaha mengubah pemikiran dan perilaku.

Dikutip dari repository.ut.ac.id komunikasi persuasif adalah bentuk

komunikasi yang mempunyai tujuan khusus dan terarah untuk mengubah

perilaku komunikan sebagai sasaran komunikasi. Pengetahuan ini

memberikan dasar-dasar untuk pengetahuan lebih lanjut di bidang ilmu

komunikasi yang memiliki tujuan tertentu, lebih mendalam untuk mengubah

perilaku komunikan dan lebih terarah dibandingkan komunikasi umum.

Tidak ada teknik persuasi yang berlaku dimana saja, kapan saja dan

untuk apa saja. Waktu, situasi dan khalayak sangat menentukan pemilihan

teknik persuasi. Ehninger, Monroe, dan Gronbeck dalam Principles and

Types of Communication, merinci teknik-teknik persuasi berdasarkan jenis

khalayaknya. Uraian dibawah ini dikutip seluruhnya dari mereka.

1. Tahap Perhatian

Bangkitkan minat khalayak dengan ilustrasi faktual, kutipan yang tepat,

atau dengan beberapa fakta dan angka yang mengejutkan. Tetapi harus

berhati-hati jangan menyajikan bahan yang terlalu baru dan terlalu

dramatis sehingga orang akan meragukan kredibilitas Anda. Karena para

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Media ......8 Universitas Muhammadiyah Riau BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Media Sosial Media sosial/ social media

23 Universitas Muhammadiyah Riau

pendengar tidak menyadari adanya masalah yang akan Anda sampaikan,

mereka perlu yakin bahwa Anda adalah orang yang dapat diterima dan

bukan orang yang dipengaruhi cerita atau desas-desus tak berdasar.

2. Tahap Kebutuhan

Sajikan sejumlah besar fakta, angka, dan kutipan yang ditunjukkan untuk

memperlihatkan bahwa memang benar-benar ada masalah. Tunjukkan

ruang lingkup masalah dan implikasinya. Tunjukkan siapa yang bakal

dikenai masalah itu. Sebutkan dengan khusus bagaimana situasi tersebut

mempengaruhi ketentraman, kebahagiaan, atau kesejahteraan pendengar.

3. Tahap Pemuasan, Visualisasi dan Tindakan

Mengingat pentingnya relevansinya masalah yang sudah ditunjukkan,

kembangkanlah tahap pemuasan, visualisasi. Dalam pengembangan

tahap-tahap itu, gunakanlah kesempatan yang ada untuk memperkenalkan

bahan-bahan yang lebih faktual, buat menegaskan adanya masalah, dan

sebutlah lagi ketika Anda membuat ikhtisar akhir dan mengimbau mereka

untuk meyakini dan bertindak (Rakhmat :2012).

2.2 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Penulis Judul Teori &

Metodologi Hasil

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Media ......8 Universitas Muhammadiyah Riau BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Media Sosial Media sosial/ social media

24 Universitas Muhammadiyah Riau

1 Indi Nur

Puspitasari.

2018.

Skripsi

Strategi Dakwah Ustadz

Abdul Somad dalam

Klarifikasi Penolakan

Dakwah melalui Media

Sosial Youtube.

Analisis

Deskriptif,

Pendekatan

Deskriptif

Kualitatif.

Model Jarum

Hipodermik.

Metode dalam

strategi dakwah

yang digunakan

Ustadz Abdul

Somad dalam

menghadapi

penolakan adalah

Mau'idzoh Al-

Hasanah serta

Manhaj Al-‘Aql

(strategi rasional).

2 Dwi

Prasetyo.

2018.

Skripsi

Pemanfaatan Media Sosial

(@Pekabarutribun.fanspage)

Pendekatan

Kualitatif.

Teori Use and

Gratifications

Media sosial

sangat

berpengaruh

terhadap

penyebaran berita

kepada khalayak.

Karena berita

online dapat

diakses secara

aktual dan cepat

melalui jejaring

media sosial.

No Penulis Judul Teori &

Metodologi Hasil

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Media ......8 Universitas Muhammadiyah Riau BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Media Sosial Media sosial/ social media

25 Universitas Muhammadiyah Riau

3 Fadhly

Irhas

Iskandar.

2018.

Skripsi

Strategi Komunikasi

Dakwah Ustadz Abdul

Somad

Deskriptif

Kualitatif.

Model yang

digunakan

ialah Miles and

Huberman.

Strategi

komunikasi yang

dilakukan Abdul

Somad dalam

dakwahnya

diantaranya yaitu :

(1) Membangun

kekuatan

komunikator. (2)

Identifikasi target.

(3) Pesan yang

bersifat humoris,

ringan dan santai;

(4) Menggunakan

adaptasi manhaj

wasathiyah, yaitu

dakwah yang

seimbang.

2.3 Kerangka Pemikiran

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Media ......8 Universitas Muhammadiyah Riau BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Media Sosial Media sosial/ social media

26 Universitas Muhammadiyah Riau

Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran

Sumber : Rogers, 1983; Rakhmat 2012

Dalam penelitian ini menggunakan Teori Adopsi Inovasi dalam

Organisasi Menurut Rogers yang terdiri dari dua tahapan yaitu Inisiasi dan

Implementasi, serta pendekatan persuasif yang memiliki tahapan-tahapan

yaitu tahap perhatian, tahap kebutuhan, dan tahap pemuasan, visualisasi

dan tindakan. Dalam hal ini Ustadz Abdul Somad selaku da’i yang

menggunakan pendekatan persuasif dalam berdakwah dan memanfaatkan

media sosial khususnya YouTube dalam channel Tafaqquh Video untuk

memperluas jangkauan dakwahnya yang meliputi tahap inisiasi dan

implementasi.

Penggunaan media sosial kini sangat marak baik bagi individu

maupun kelompok. Berkat media sosial setiap orang dapat mengakses

banyak hal berbentuk digital. Salah satunya menyaksikan dakwah melalui

youtube. Tidak jarang ditemukan seseorang mengikuti kajian dakwah

melalui media sosial.

Ustadz Abdul Somad merupakan salah seorang da’i yang

belakangan ini sering muncul di layar kaca, khususnya di media sosial

youtube. Dalam salah satu channel Youtube; Tafaqquh Video, video

ceramah Ustadz Abdul Somad banyak di tonton khalayak. Itu artinya

dakwah juga sangat populer di media sosial.

Telah banyak da’i yang video ceramahnya di upload ke youtube

dan menjadi konsumsi khalayak yang belum sempat mengikuti majelis

ta’lim. Namun, Ustadz Abdul Somad memiliki ciri khas dalam berceramah

yang dituangkan dan juga memanfaatkan media sosial sebagai salah satu

wadah untuk berdakwah selain mengisi tausiyah, pengajian, maupun

ceramah di masjid-masjid. Adanya media sosial salah satunya youtube

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Media ......8 Universitas Muhammadiyah Riau BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Media Sosial Media sosial/ social media

27 Universitas Muhammadiyah Riau

mempermudah penyebaran dakwah maupun pengetahuan kepada

khalayak. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini difokuskan pada :

Bagaimana pemanfaatan media sosial youtube sebagai strategi komunikasi

dakwah Ustadz Abdul Somad, Lc., M.A.