Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8 Universitas Muhammadiyah Riau
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teoritis
2.1.1 Media Sosial
Media sosial/ social media atau yang dikenal juga dengan jejaring
sosial merupakan bagian dari media baru. Jelas kiranya bahwa muatan
interaktif dalam media baru sangatlah tinggi. Media sosial, dikutip dari
Wikipedia, didefinisikan sebagai sebuah media online, dengan para
penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi
meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring
sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan
oleh masyarakat di seluruh dunia.
Sebutan media baru/ new media ini merupakan pengistilahan untuk
menggambarkan kerakteristik media yang berbeda dari yang telah ada selama
ini. Media seperti televisi, radio, majalah, koran digolongkan menjadi media
lama/ old media, dan media internet yang mengandung muatan interaktif
digolongkan sebagai media baru/ new media. Sehingga pengistilahan ini
bukan lah berarti kemudian media lama menjadi hilang digantikan media
baru, namun ini merupakan pengistilahan untuk menggambarkan karakteristik
yang muncul saja (Watie, 2011).
Sejak awal dibangun, media sosial diperuntukkan sebagai wadah bagi
para penggunanya agar dapat dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan
bertukar informasi dan ide di komunitas dan jejaring virtual. Media sosial
dalam hal ini meliputi blog, jejaring sosial, forum, dan dunia visual. Produksi
informasi dan berita saat ini bukan lagi eksklusif hanya dilakukan oleh
penerbit berita besar. Saat ini siapa pun bisa menjadi pembuat berita dan
memberikan dampak kepada orang banyak. Begitupun dengan konsumsi
informasi yang dapat dengan bebas dinikmati siapa saja melalui media
digital. Media sosial sangat berperan dalam penyebaran informasi bagi
masyarakat luas di semua bidang.
9 Universitas Muhammadiyah Riau
Dalam penulisan ini, membahas penyebaran informasi di beberapa
bidang saja seperti bidang bisnis, bidang pariwisata, bidang pendidikan,
bidang keagamaan, kesehatan dan politik. Media sosial bisa dijadikan sebagai
media promosi online di bidang bisnis dimana orang-orang dapat
mengunjungi tautan yang berisi informasi mengenai produk dan lain-lain.
Selain itu juga, bisa dijadikan potensi sebagai media promosi interaktif di
bidang pariwisata mengenai informasi perjalanan wisata maupun paket
wisata. Di bidang keagamaan media sosial bisa dijadikan sebagai sarana
pembelajaran Islam seperti pengembangan dakwah.
Selain itu juga, di bidang kesehatan media sosial bisa dijadikan sarana
penyebaran informasi dalam hal konsultasi kesehatan maupun informasi
kesehatan dan di bidang politik, biasanya media sosial digunakan sebagai
kampanye politik untuk penyebaran informasi yang lebih efektif (Fitriani,
2017).
Media sosial Youtube memperbolehkan penggunanya untuk
membagikan video dengan syarat tidak boleh mengandung unsur suku,
agama, ras, kekerasan, dan pornografi. Para informan memahami seluruh cara
mengakses dan ketentuan yang berlaku pada tiap media sosial, terutama saat
informan mengakses poin-poin data yang diminta oleh media sosial ketika
akan mendaftarkan diri (sign up). Namun, terdapat poin-poin privasi yang
tidak diberikan secara vulgar pada akun media sosial untuk alasan keamanan,
seperti seperti data email, alamat, nomor telepon, dan lokasi. Beberapa
informan memberikan (share) lokasi timpat tinggal, tetapi hanya sebatas pada
lokasi provinsi dan kota domisili saja. Para informan menilai bahwa
penggunaan akses media sosial dibuat sangat bebas. Mereka dapat
mengeksplorasi identitas diri atau mengelaborasi segala hal tanpa terbatasi
ruang dan waktu (Supratman, 2018).
Media sosial digunakan sebagai sarana untuk berinteraksi,
berkomunikasi, dan membangun jaringan melalui media komunikasi online.
Pada dasarnya media sosial merupakan perkembangan mutakhir dari
teknologi-teknologi web baru berbasis internet, yang memudahkan semua
10 Universitas Muhammadiyah Riau
orang untuk dapat berkomunikasi, berpartisipasi, saling berbagi dan
membentuk sebuah jaringan secara online, sehingga dapat menyebarluaskan
konten mereka sendiri. Post di blog, tweet, atau video Youtube dapat
direproduksi dan dapat dilihat secara langsung oleh jutaan orang secara gratis
(Fitriani, 2017).
Sosial media mempunyai beberapa karakteristik khusus diantaranya :
a. Jangkauan (reach)
Daya jangkauan sosial media dari skala kecil hinga khalayak global.
b. Aksesibilitas (accessibility)
Sosial media lebih mudah diakses oleh publik dengan biaya yang
terjangkau.
c. Penggunaan (usability)
Sosial media relatif mudah digunakan karena tidak memerlukan
keterampilan dan pelatihan khusus.
d. Aktualitas (immediacy)
Sosial media dapat memancing respon khalayak lebih cepat.
e. Tetap (permanence)
Sosial media dapat menggantikan komentar secara instan atau mudah
melakukan proses pengeditan (Purnama dalam Fitriani, 2017).
Beberapa macam sosial media adalah :
a. Bookmarking
Berbagi alamat website yang menurut bookmark menarik minat
mereka. Social bookmarking memberi kesempatan untuk share
sebagai link dan tag yang mereka minati. Hal ini bertujuan agar lebih
banyak orang yang menikmati apa yang kita sukai.
b. Content sharing
Melalui situs-situs content sharing orang-orang menciptakan berbagai
media dan mempublikasikannya dengan tujuan berbagi kepada orang
lain. Youtube dan flickr adalah situs content sharing yang sering
dikunjungi oleh khalayak.
c. Wiki
11 Universitas Muhammadiyah Riau
Beberapa situs wiki yang memiliki berbagai karakteristik yang
berbeda seperti wikipedia yang merupakan situs knowledge sharing,
wikitravel yang memfokuskan diri dalam informasi tempat, dan ada
juga yang menganut konsep komunitas secara lebih eksklusif.
d. Flickr
Situs milik yahoo yang mengkhususkan pada image sharing dengan
kontributor yang ahli di bidang fotografi dari seluruh dunia.
e. Social network
Aktivitas yang menggunakan berbagai fitur yang disediakan oleh situs
tertentu untuk menjalin hubungan, interaksi dengan sesama. Social
networking seperti facebook, Myspace, linkedin.
f. Creating opinion
Sosial media yang memberikan sarana untuk berbagi opini dengan
orang lain di seluruh dunia. Melalui sosial media ini, semua orang
dapat menulis jurnalis sekaligus komentator. Blog merupakan website
yang memiliki sifat creating opinion (Puntoadi dalam Fitirani, 2017).
2.1.2 YouTube
Situs YouTube didirikan oleh mantan pekerja PayPal, Steve Chen,
Chad Hurley dan Jawed Karim pada Februari 2005. Dilansir dari Wikipedia,
situs ini kemudian beralih menjadi milik Google pada akhir tahun 2006 hingga
saat ini.
Sebagian besar konten di situs ini diunggah oleh individu. Namun
beberapa perusahaan media seperti CBS, BBC, Vevo, Hulu dan dan beberapa
perusahaan lain yang menayangkan materi mereka melalui situs ini sebagai
bentuk program kerjasama.
Hurley dan Chen pertama kali mendapatkan ide untuk mendirikan situs
ini karena mereka mengalami kesulitan untuk membagi video. YouTube
sendiri mulai menjadi startup teknologi setelah menerima investasi dari
Sequola Capital sebesar USD 11.5 juta.
Dikutip dari merdeka.com video pertama yang diunggah di situs ini
berjudul "Me at the zoo" yang menayangkan salah satu pendiri YouTube saat
12 Universitas Muhammadiyah Riau
berada di Kebun binatang San Diego. Video ini diunggah pada 23 April 2005
dan masih dapat dilihat hingga saat ini.
2.1.3 Dakwah
2.1.3.1 Pengertian Dakwah
Ditinjau dari Bahasa, dakwah berasal dari Bahasa Arab “Da’wah”
Da’wah mempunyai tiga huruf asal, yaitu dal, ‘ain, dan wawu. Dari .(الدعوة)
ketiga huruf asal ini, terbentuk beberapa kata dengan ragam makna. Makna-
makna tersebut adalah memanggil, mengundang, minta tolong, meminta
memohon, menamakan, menyuruh datang, mendorong, menyebabkan,
mendatangkan, mendoakan, menangisi, dan meratapi (Munawwir, dalam
Fauzi : 2018).
Dakwah sebagai pengetahuan yang dapat memberikan usaha yang
bermacam-macam yang mengacu pada upaya penyampaian ajaran Islam
kepada seluruh manusia yang mencakup akidah, syariah dan akhlak
(Ghalsawi dalam Ilahi, 2010).
Dakwah islam adalah suatu usaha atau proses yang diselenggarakan
dengan sadar dan terencana untuk mengajak manusia ke jalan Allah,
memperbaiki situasi ke arah yang lebih baik (dakwah bersifat pembinaan dan
pengembangan) dalam rangka mencapai tujuan tertentu, yaitu hidup didunia
dan akhirat (Syukir dalam Fauzi, 2018).
Dakwah dan teknologi adalah suatu yang tidak dapat dipisahkan. Hal
ini jika kita berpijak pada konsep dakwah kontemporer yang mudah diterima
oleh kalangan masa kini. Saat ini, masyarakat berbondong-bondong untuk
mendapatkan beragam informasi melalui internet dan salah satunya media
sosial. Media sosial sekarang bukan suatu hal yang asing, hampir semua
orang yang menggunakan smartphone memiliki akun media sosial.
Dalam berdakwah dibutuhkan media atau wasilah. Adapun yang
dimaksud dengan wasilah dalam dakwah adalah alat yang dipergunakan
untuk menyampaikan materi dakwah kepada mad’u melalui media yang ada,
dalam hal ini maka da’i harus memilih media yang paling efektif untuk
13 Universitas Muhammadiyah Riau
menyampaikan dakwah dan mencapai tujuan dakwah Islam (Ilahi dalam
Usman, 2016).
Dakwah pada dasarnya adalah menyampaikan ajaran Islam kepada
masyarakat luas. Hakikat dakwah sendiri adalah upaya untuk menumbuhkan
kecenderungan dan ketertarikan menyeru seseorang kepada ajaran agama
Islam pada apa yang diserukan. Dakwah merupakan suatu kewajiban bagi
setiap muslim dan muslimah di seluruh dunia. Dakwah juga usaha untuk
mempengaruhi orang lain agar mereka bersikap dan bertingkah laku seperti
apa yang diinginkan pendakwah.
Dakwah juga merupakan sebuah proses komunikasi, tetapi tidak
semua proses komunikasi adalah dakwah, karena dakwah bersifat
memengaruhi dan di dalamnya terkandung ajakan untuk mengajak orang
melakukan perbuatan yang sesuai ajaran agama. Berdakwah bisa dimana saja
dan kapan saja dan menggunakan metode apa saja, salah satunya adalah
media sosial, sehingga para da’i harus mampu menyesuaikan diri dengan
mempergunakan serta memanfaatkan media itu sendiri. (Puspitasari, 2018).
Kata dakwah diartikan sebagai kegiatan menyampaikan atau menyeru
manusia agar kembali kepada jalan Allah Swt. Untuk memperoleh pengertian
yang “lengkap” tentang dakwah, dapat ditelaah sejumlah pengertian yang
dikemukakan oleh Mulkhan dalam bukunya yang berjudul Paradigma
Intelektual Muslim, bahwa dakwah sebagai suatu kegiatan sosialisasi Islam
memiliki berbagai pengertian sebagai berikut:
a. Mendorong manusia agar melakukan kebajikan dan mengikuti
petunjuk, menyuruh berbuat kebajikan dan meninggalkan kemungkaran
agar memperoleh kebahagiaan dunia-akhirat.
b. Mengadakan seruan kepada semua manusia untuk kembali dan hidup
sepanjang ajaran Allah yang benar, dilakukan dengan penuh
kebijaksanaan dan nasehat yang baik.
c. Mengubah umat dari satu situasi kepada situasi yang lebih baik di
dalam segala segi kehidupan dengan tujuan merealisasikan ajaran Islam
di dalam kenyataan hidup sehari-hari, baik bagi kehidupan seorang
14 Universitas Muhammadiyah Riau
pribadi, kehidupan keluarga maupun masyarakat sebagai keseluruhan
tata hidup bersama.
d. Menyampaikan panggilan Allah dan Rasul kepada apa yang
menghidupkan umat manusia sesuai dengan martabat, fungsi dan tujuan
hidupnya (Mulkhan, dalam Akhyar, 2014).
Uraian tersebut mempertegas bahwa dakwah tidak hanya sekedar
menyampaikan sebagaimana yang umum dipahami, akan tetapi pelaksanaan
dakwah harus mencakup aspek yang lebih luas dan mendalam dalam
kehidupan manusia khususnya umat Islam. Jika demikian pemahamannya
maka dakwah yang dilaksanakan terutama oleh para juru dakwah akan
menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam usaha membangun
kehidupan sosial umat yang lebih layak. Agama Islam dan proses
penyebarannya tidak dapat dipisahkan dengan dakwah, bahkan secara historis
telah mejadi bagian yang melekat dalam perikehidupan Rasulullah saw.
Oleh sebab itu seluruh aspek kehidupan Rasul adalah merupakan
perilaku dakwah. Hal tersebut memberi pengertian bahwa untuk memahami
hakikat dan fungsi dakwah tidak hanya dapat dilakukan dengan memahami
Al Qur’an secara langsung akan tetapi juga harus dilakukan dengan
memahami Sunnah Rasul sebagai referensi atau rujukan utama setiap analisis
dan konseptualisasi perilaku dakwah. Dengan demikian berarti bahwa adanya
Islam berarti ada dakwah, mengamalkan Islam berarti mengamalkan dakwah.
2.1.3.2 Unsur-unsur Dakwah
Unsur-unsur dakwah adalah komponen-komponen yang selalu ada
dalam kegiatan dakwah. Unsur-unsur dakwah tersebut adalah (Achmad,
dalam Puspitasari : 2018) :
1. Da’i (Subjek Dakwah)
Da’i ini secara umum sering disebut dengan muballigh (orang yang
menyampaikan ajaran Islam). Pada dasarnya semua pribadi muslim
berperan otomatis sebagai muballigh atau komunikator karena itu secara
umum setiap muslim yang dewasa adalah sebagai da’i.
15 Universitas Muhammadiyah Riau
Dalam berdakwah peranan da’i sangatlah esensial, sebab tanpa
da’i ajaran Islam hanyalah ideologi yang tidak terwujud dalam kehidupan
masyarakat. Dapat disimpulkan bahwa da’i merupakan ujung tombak
dalam menyebarkan ajaran Islam sehingga peran dan fungsinya sangat
penting dalam menuntun dan memberi penerangan kepada umat manusia.
2. Mad’u (Objek Dakwah)
Objek dakwah (mad’u) adalah manusia yang dijadikan sasaran
untuk menerima dakwah yang sedang dilakukan oleh da’i. Mad’u
(penerima dakwah) sebagai objek dakwah, perlu di klasifikasi oleh da’i
dalam aktivitas dakwahnya, baik ideologi, pendidikan, ataupun status
sosial. Sehingga dengan klasifikasi tersebut, akan memudahkan da’i
dalam menyampaikan pesan-pesan dakwahnya. Klasifikasi objek dakwah
ini penting agar pesan-pesan dakwah dapat diterima dengan baik oleh
mad’u (Badruttamam, dalam Nayiroh : 2013).
3. Maddah Da’wah (Materi Dakwah)
Materi dakwah adalah isi pesan atau materi yang disampaikan atau
disajikan da’i yang akan disesuaikan dengan tingkat kemampuan dan
kebutuhan pada mad’u secara garis besar dapat di kelompokkan sebagai
berikut (Aziz, dalam Renel : 2012) :
1. Akidah, yang meliputi, iman kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-
kitab-Nya, Rosul-Rosul-Nya, hari akhirat, qadha-qadhar.
2. Syariah, yang meliputi, pertama ibadah (dalam arti khas) yakni
Thaharah, Shalat, Zakat, Puasa, Haji.
3. Muamalah (dalam arti luas) yakni al-Qanunul Khas (hukum
perdata), Waratsah (hukum niaga), Munakahat (hukum nikah),
Waratsah (hukum waris) dan lain sebagainya.
4. Akhlak yaitu meliputi : Akhlak terhadap Khalik, Akhlak terhadap
mahluk, yakni akhlak terhadap manusia (diri sendiri, tetangga,
16 Universitas Muhammadiyah Riau
masyarkat lainnya), Akhlak terhadap bukan manusia (Flora, Fauna,
dan lain sebagainya).
2.1.4 Strategi Komunikasi Dakwah
Kata komunikasi atau communication dalam Bahasa Inggris berasal
dari kata Latin communis yang berarti “sama”, communico, communication,
atau communicare yang berarti membuat sama. Istilah pertaman (communis)
paling sering disebut sebagai asal kata komunikasi, yang merupakan akar dari
kata-kata Latin lainnya yang mirip (Mulyana, 2016).
Usia dakwah dan komunikasi sebagai aktivitas manusia, setua dengan
sejarah manusia. Komunikasi ada sejak kelahiran manusia. Demikian pula
dakwah sebagai kegiatan dan proses komunikasi sudah ada sejak
kelahirannya. Dakwah dikembangkan dengan ilmu komunikasi. Ilmu
komunikasi juga mengalami perluasan area dan perkembangan melalui
intensitas dakwah, yang selalu membutuhkan kreativitas dan pengembangan
metode, materi, dan sebagainya (Abidin, 2013).
Kegiatan dakwah adalah kegiatan komunikasi, dimana da’i
mengomunikasikan pesan dakwah kepada mad’u, baik secara perseorangan
maupun kelompok. Secara teknis, dakwah adalah komunikasi da’i
(komunikator) dan mad’u (komunikan). Semua hukum yang berlaku dalam
ilmu komunikasi berlaku juga dalam dakwah, hambatan komunikasi adalah
hambatan dakwah, dan bagaimana mengungkapkan apa yang tersembunyi
dibalik perilaku manusia dakwah sama juga dengan apa yang harus
dikerjakan pada manusia komunikan (Khoirunnisa, 2016).
Dakwah sebagai kegiatan komunikasi mencakup faktor-faktor tertentu,
seperti isi, penyampai (komunikator), saluran, audience, dan tujuan-tujuan
tertentu. Dalam konteks teknologi di atas, memungkinkan dakwah dipandang
sebagai aktualisasi diri umat Islam dan sekaligus sebagai rivalitas terhadap
ketersediaan informasi mengenai Islam dalam berbagai perspektif dan
kepentingan-kepentingan tertentu.
Proses dakwah bukan komunikasi semata, melainkan komunikasi yang
khas. Hal yang membedakannya dengan komunikasi secara umum adalah
17 Universitas Muhammadiyah Riau
cara dan tujuan yang akan dicapai. Tujuan komunikasi ataupun dakwah
adalah adanya partisipasi dari komunikan atas ide-ide atau pesan-pesan yang
disampaikan, sehingga dengan pesan-pesan tersebut terjadi perubahan sikap
dan perilaku yang diharapkan (Abidin, 2013).
Dengan demikian, penggunaan internet sebagai aktivitas komunikasi/
dakwah dapat ditujukan antara lain: Pertama, mensosialisasikan ajaran Islam
itu sendiri, Kedua, menyediakan kebutuhan informasi bagi umat Islam dan
Ketiga, sebagai counter (penyeimbang) terhadap informasi yang bersifat
tendensius, stereotipe dan menyudutkan Islam.
Peran ini dikembangkan oleh para mujahid dakwah kontemporer, agar
syiar dan muatan suci ajaran Islam tetap dapat diterima dan diaplikasikan oleh
masyarakat muslim. Dengan perkembangan teknologi informasi yang dewasa
ini, menyebabkan sejumlah informasi yang tidak hanya bersifat positif dan
pemberdayaan umat, tetapi juga dapat menjadikan umat Islam bergeser dari
pedoman hidup yang selama ini dipegangnya. Arus informasi yang dibawa
oleh dinamika perkembangan teknologi tidak saja membawa pesan yang
sifatnya informatif, tetapi juga dapat bersifat disiinformatif –menyesatkan-
bahkan mungkin hanya sekedar menjadi junk information (informasi
sampah). (Ahmad, 2013).
Dalam merealisasikan ajaran agama Islam di tengah-tengah manusia
melalui metode-metode tertentu dengan tujuan agar terciptanya kepribadian
dan masyarakat yang menerapkan ajaran agama islam secara utuh (kaffah)
dalam mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Strategi
dakwah merupakan metode, siasat, taktik yang harus digunakan dalam
aktivitas dakwah. Strategi dakwah Islam adalah perencanaan, penyerahan
kegiatan dan operasi dakwah islam yang dibuat rasional untuk mencapai
tujuan-tujuan islam yang meliputi seluruh dimensi kemanusiaan.
Maksud dari strategi komunikasi ini merupakan sebuah perencanaan
komunikasi dan manajemen komunikasi dalam mencapai tujuan tertentu.
Dalam pencapaian suatu tujuan penghubungnya yaitu dengan menggunakan
Bahasa sebagai media dalam proses komunikasi karena berhasil tidaknya
18 Universitas Muhammadiyah Riau
sebuah komunikasi secara efektif pada umumnya ditentukan oleh strategi
komunikasi itu sendiri.
Dalam strategi dakwah, ada beberapa asas yang harus diperhatikan agar
dakwahnya berjalan efektif dan sesuai sasaran. Asas-asanya ialah sebagai
berikut:
a. Asas Fisiologis : asas ini erat hubungannya dengan tujuan-tujuan yang
akan dicapai dalam aktivitas dakwah.
b. Asas Sosiologis : asas ini berbicara tentang masalah yang berkaitan
dengan situasi dan kondisi sasaran dakwah.
c. Asas kemampuan dan keahlian da’i.
d. Asas Psikologis, membahas tentang masalah yang berhubungan dengan
kejiawaan manusia.
e. Asas Efektivitas dan efisiensi, yaitu dalam aktifitas dakwahnya harus
dapat menyeimbangkan antara waktu ataupun tenaga yang dikeluarkan
dengan pencapaian hasilnya (Syukir, dalam Ulinnuha : 2010).
Maksud dari strategi komunikasi ini merupakan sebuah perencanaan
komunikasi dan menejemen komunikasi dalam mencapai tujuan tertentu. Dalam
pencapaian suatu tujuan penghubungnya yaitu dengan menggunakan bahasa
sebagai media dalam proses komunikasi karena berhasil tidaknya sebuah
komunikasi secara efektif pada umumnya ditentukan oleh strategi komunikasi itu
sendiri. Dalam hal ini strategi komunikasi harus didasarkan pada tujuan
sentralnya, yaitu dapat dimengerti, dapat dibina, dan dapat dimotivasikan.
Dalam sebuah proses komunikasi dibutuhkannya strategi dalam merancang
sebuah pesan agar dapat tersampaikan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh
komunikator, dalam hal ini penyusunan strategi komunikasi merupakan suatu hal
utama yang harus diperhatikan pada proses berkomunikasi. kemudian akan
menghasilkan suatu proses komunikasi efektif ( Iskandar, 2018)
Salah satu sarana yang efektif untuk menyebarluaskan ajaran-ajaran Islam
adalah alat-alat teknologi modern di bidang informasi dan komunikasi.
Kemajuan di bidang informasi dan telekomunikasi harus dimanfaatkan oleh para
aktivis dakwah sebagai media dalam melakukan dakwah Islam, sebab dengan
19 Universitas Muhammadiyah Riau
cara demikian ajaran-ajaran Islam dapat diterima dalam waktu yang relatif
singkat oleh sasaran dakwah dalam skala massif (Astuti : 2006).
Didin mengemukakan prinsip dan strategi dakwah yaitu, “…memperjelas
secara gamblang sasaran-sasaran ideal, merumuskan masalah pokok umat Islam,
merumuskan isi dakwah, menyusun paket-paket dakwah, dan evaluasi kegiatan
dakwah,…”
a. Memperjelas Secara Gamblang Sasaran-Sasaran Ideal
Sebagai langkah awal dalam berdakwah, terlebih dahulu diperjelas
sasaran apa yang ingin dituju dan kondisi umat Islam seperti apa yang
dihadapi, baik wujudnya individu maupun komunitas.
b. Merumuskan Masalah Pokok Umat Islam
Dakwah bertujuan untuk menyelamatkan umat dari kehancuran dan
untuk mewujudkan cita-cita ideal masyarakat. Rumuskan terlebih
dahulu masalah pokok yang dihadapi umat. Kesenjangan antara
sasaran ideal dan kenyataan yang kongkrit dari pribadi-pribadi muslim,
serta kondisi umat saat ini.
c. Merumuskan Isi Dakwah
Jika sudah berhasil merumuskan sasaran dakwah beserta masalah
yang dihadapi umat islam, maka langkah selanjutnya adalah
menentukan isi dakwah itu sendiri. Isi dakwah harus sinkron dengan
kondisi umat Islam sehinggap tercapai tujuan yang telah ditetapkan.
d. Menyusun Paket-Paket Dakwah
Menyadari realita masyarakat yang majemuk ini, maka tugas para
da’i adalah menyusun paket-paket dakwah sesuai dengan masyarakat,
sasaran, beserta permasalahan yang dihadapinya. Harus dibedakan
paket dakwah untuk sasaran non muslim dengan paket dakwah khusus
kaum muslim. Sampai saat ini masih sulit menentukan prioritas
dakwah bagi kedua golongan masyarakat tersebut. Mana yang harus
diutamakan antara mengislamkan orang yang belum masuk islam dan
mengislamkan orang yang sudah memeluk agama islam.
e. Evaluasi Kegiatan Dakwah
Tugas yang paling penting adalah bagaimana mengkoordinasikan
pelaksanaan dakwah itu, apa yang harus dikerjakan setelah dakwah itu
20 Universitas Muhammadiyah Riau
berjalan? Disinilah pentingnya koordinasi untuk mengadakan evaluasi,
sejauh mana hasil yang telah dicapai. Evaluasi ini penting untuk
menyesuaikan dengan perubahan masyarakat dalam kurun waktu
tertentu guna penyempurnaan dakwah (Didin, dalam Ulinnuha : 2010).
2.1.5 Teori Adopsi Inovasi dalam Organisasi Menurut Rogers
Organisasi menurut pendapat Rogers adalah suatu sistem yang stabil,
yang merupakan perwujudan kerjasama antara individu-individu, untuk
mencapai tujuan bersama, dengan mengadakan jenjang dan pembagian tugas
tertentu. Orang membuat organisasi agar dapat mengerjakan tugas rutin
dalam keadaan stabil (mantap). (Ibrahim, dalam Wijaya : 2018).
Teknologi informasi dapat dilihat sebagai sebuah inovasi yang proses
difusinya melibatkan dua sisi: sisi penawaran (supply side) dan sisi
permintaan (demand side). Sisi penawaran terkait dengan pembuatan,
produksi, dan difusi inovasi, sedang sisi permintaan berfokus pada adopsi dan
aplikasi inovasi (Tornatzky dan Fleischer, dalam Wahid dan Iswari : 2007).
Difusi dan adopsi adalah merupakan penengah kedua sisi ini. Difusi
biasanya terjadi pada tingkat yang lebih tinggi atau luas, seperti pada sebuah
masyakarat, sedangkan adopsi secara umum terjadi pada unit yang lebih
kecil, seperti perusahaan dan individu. Rogers (1995) mendefinisikan difusi
sebagai “the process by which an innovation is communicated through
certain channels over time among the members of a social system" (Rogers,
dalam Wahid dan Iswari : 2007).
Model Proses Inovasi Rogers (1983, 1985)
Tahap-tahap proses inovasi dalam organisasi
1. Tahap Inisiasi (Permulaan)
Kegiatan pengumpulan informasi, konseptualisasi, dan perencanaan untuk
menerima semua inovasi, semuanya diarahkan untuk membuat keputusan
menerima inovasi.
a. Agenda Setting
21 Universitas Muhammadiyah Riau
Semua permasalahan umum organisasi dirumuskan guna menentukan
kebutuhan inovasi, dan diadakan studi lingkungan untuk menentukan
nilai potensial inovasi bagi organisasi.
b. Penyesuaian (matching)
Diadakan penyesuaian antara masalah organisasi dengan inovasi yang
akan digunakan, kemudian direncanakan dan dibuat desain penerapan
inovasi yang sudah sesuai dengan masalah yang dihadapi.
2. Tahap Implementasi
a. Re-definisi/ Re-Strukturisasi
Inovasi dimodifikasi dan re-invensi disesuaikan situasi dan masalah
organisasi. Struktur organisasi disesuaikan dengan inovasi yang telah
dimodifikasi agar dapat menunjang inovasi.
b. Klarifikasi
Hubungan antara inovasi dan organisasi dirumuskan dengan sejelas-
jelasnya sehingga inovasi benar-benar dapat diterapkan sesuai yang
diharapkan.
c. Rutinitas
Inovasi kemungkinan telah kehilangan sebagian identitasnya, dan
menjadi bagian dari kegiatan rutin organisasi (sudah hilang
kebaruannya).
Tahapan-tahapan adopsi itu adalah :
1. Awarness atau kesadaran, yaitu sasaran mulai sadar tentang adanya
inovasi yang ditwarkan penyuluh
2. Interest atau tumbuhnya minat yang seringkali ditandai oleh
keinginannya untuk bertanya atau untuk mengetahui lebih banyak/ jauh
tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan inovasi yang ditawarkan
oleh penyuluh
3. Evaluation atau penilaian terhadap baik buruk atau manfaat inovasi
yang telah diketahui informasinya secara lebih lengkap.Pada penilaian
ini, masyarakat sasaran tidak hanya melakukan penilaian terhadap
aspek teknisnya saja, tetapi juga aspek ekonomi maupun aspek-aspek
22 Universitas Muhammadiyah Riau
sosial budaya, bahkan seringkali juga ditinjau dari aspek politis atau
kesesuainnya dengan kebijakan pembangunan nasional dan regional.
4. Trial atau mencoba dalam skala kecil untuk lebih meyakinkan
penilaiannya, sebelum menerapkan untuk skala yang lebih luas lagi.
5. Adoption atau menerima/ menerapkan dengan penuh keyakinan
berdasarkan penilaian dan uji coba yang telah dilakukan/ diamati
sendiri (Wijaya : 2018).
2.1.6 Teknik Pidato Persuasif
Secara istilah komunikasi persuasif diartikan sebagai usaha sadar dalam
mengubah pikiran dan tindakan dengan memanipulasi motif ke arah tujuan
yang telah ditetapkan (Ritonga, dalam Mubasyaroh : 2017). Makna
memanipulasi ini bukan dalam konotasi negatif, tetapi dalam kerangka proses
mengubah pemikiran atau mindset seseorang yang menjadi objek
komunikasi. Hal inilah yang menjadi kedekatan makna istilah dakwah dengan
komunikasi persuasif yaitu usaha mengubah pemikiran dan perilaku.
Dikutip dari repository.ut.ac.id komunikasi persuasif adalah bentuk
komunikasi yang mempunyai tujuan khusus dan terarah untuk mengubah
perilaku komunikan sebagai sasaran komunikasi. Pengetahuan ini
memberikan dasar-dasar untuk pengetahuan lebih lanjut di bidang ilmu
komunikasi yang memiliki tujuan tertentu, lebih mendalam untuk mengubah
perilaku komunikan dan lebih terarah dibandingkan komunikasi umum.
Tidak ada teknik persuasi yang berlaku dimana saja, kapan saja dan
untuk apa saja. Waktu, situasi dan khalayak sangat menentukan pemilihan
teknik persuasi. Ehninger, Monroe, dan Gronbeck dalam Principles and
Types of Communication, merinci teknik-teknik persuasi berdasarkan jenis
khalayaknya. Uraian dibawah ini dikutip seluruhnya dari mereka.
1. Tahap Perhatian
Bangkitkan minat khalayak dengan ilustrasi faktual, kutipan yang tepat,
atau dengan beberapa fakta dan angka yang mengejutkan. Tetapi harus
berhati-hati jangan menyajikan bahan yang terlalu baru dan terlalu
dramatis sehingga orang akan meragukan kredibilitas Anda. Karena para
23 Universitas Muhammadiyah Riau
pendengar tidak menyadari adanya masalah yang akan Anda sampaikan,
mereka perlu yakin bahwa Anda adalah orang yang dapat diterima dan
bukan orang yang dipengaruhi cerita atau desas-desus tak berdasar.
2. Tahap Kebutuhan
Sajikan sejumlah besar fakta, angka, dan kutipan yang ditunjukkan untuk
memperlihatkan bahwa memang benar-benar ada masalah. Tunjukkan
ruang lingkup masalah dan implikasinya. Tunjukkan siapa yang bakal
dikenai masalah itu. Sebutkan dengan khusus bagaimana situasi tersebut
mempengaruhi ketentraman, kebahagiaan, atau kesejahteraan pendengar.
3. Tahap Pemuasan, Visualisasi dan Tindakan
Mengingat pentingnya relevansinya masalah yang sudah ditunjukkan,
kembangkanlah tahap pemuasan, visualisasi. Dalam pengembangan
tahap-tahap itu, gunakanlah kesempatan yang ada untuk memperkenalkan
bahan-bahan yang lebih faktual, buat menegaskan adanya masalah, dan
sebutlah lagi ketika Anda membuat ikhtisar akhir dan mengimbau mereka
untuk meyakini dan bertindak (Rakhmat :2012).
2.2 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Penulis Judul Teori &
Metodologi Hasil
24 Universitas Muhammadiyah Riau
1 Indi Nur
Puspitasari.
2018.
Skripsi
Strategi Dakwah Ustadz
Abdul Somad dalam
Klarifikasi Penolakan
Dakwah melalui Media
Sosial Youtube.
Analisis
Deskriptif,
Pendekatan
Deskriptif
Kualitatif.
Model Jarum
Hipodermik.
Metode dalam
strategi dakwah
yang digunakan
Ustadz Abdul
Somad dalam
menghadapi
penolakan adalah
Mau'idzoh Al-
Hasanah serta
Manhaj Al-‘Aql
(strategi rasional).
2 Dwi
Prasetyo.
2018.
Skripsi
Pemanfaatan Media Sosial
(@Pekabarutribun.fanspage)
Pendekatan
Kualitatif.
Teori Use and
Gratifications
Media sosial
sangat
berpengaruh
terhadap
penyebaran berita
kepada khalayak.
Karena berita
online dapat
diakses secara
aktual dan cepat
melalui jejaring
media sosial.
No Penulis Judul Teori &
Metodologi Hasil
25 Universitas Muhammadiyah Riau
3 Fadhly
Irhas
Iskandar.
2018.
Skripsi
Strategi Komunikasi
Dakwah Ustadz Abdul
Somad
Deskriptif
Kualitatif.
Model yang
digunakan
ialah Miles and
Huberman.
Strategi
komunikasi yang
dilakukan Abdul
Somad dalam
dakwahnya
diantaranya yaitu :
(1) Membangun
kekuatan
komunikator. (2)
Identifikasi target.
(3) Pesan yang
bersifat humoris,
ringan dan santai;
(4) Menggunakan
adaptasi manhaj
wasathiyah, yaitu
dakwah yang
seimbang.
2.3 Kerangka Pemikiran
26 Universitas Muhammadiyah Riau
Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran
Sumber : Rogers, 1983; Rakhmat 2012
Dalam penelitian ini menggunakan Teori Adopsi Inovasi dalam
Organisasi Menurut Rogers yang terdiri dari dua tahapan yaitu Inisiasi dan
Implementasi, serta pendekatan persuasif yang memiliki tahapan-tahapan
yaitu tahap perhatian, tahap kebutuhan, dan tahap pemuasan, visualisasi
dan tindakan. Dalam hal ini Ustadz Abdul Somad selaku da’i yang
menggunakan pendekatan persuasif dalam berdakwah dan memanfaatkan
media sosial khususnya YouTube dalam channel Tafaqquh Video untuk
memperluas jangkauan dakwahnya yang meliputi tahap inisiasi dan
implementasi.
Penggunaan media sosial kini sangat marak baik bagi individu
maupun kelompok. Berkat media sosial setiap orang dapat mengakses
banyak hal berbentuk digital. Salah satunya menyaksikan dakwah melalui
youtube. Tidak jarang ditemukan seseorang mengikuti kajian dakwah
melalui media sosial.
Ustadz Abdul Somad merupakan salah seorang da’i yang
belakangan ini sering muncul di layar kaca, khususnya di media sosial
youtube. Dalam salah satu channel Youtube; Tafaqquh Video, video
ceramah Ustadz Abdul Somad banyak di tonton khalayak. Itu artinya
dakwah juga sangat populer di media sosial.
Telah banyak da’i yang video ceramahnya di upload ke youtube
dan menjadi konsumsi khalayak yang belum sempat mengikuti majelis
ta’lim. Namun, Ustadz Abdul Somad memiliki ciri khas dalam berceramah
yang dituangkan dan juga memanfaatkan media sosial sebagai salah satu
wadah untuk berdakwah selain mengisi tausiyah, pengajian, maupun
ceramah di masjid-masjid. Adanya media sosial salah satunya youtube
27 Universitas Muhammadiyah Riau
mempermudah penyebaran dakwah maupun pengetahuan kepada
khalayak. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini difokuskan pada :
Bagaimana pemanfaatan media sosial youtube sebagai strategi komunikasi
dakwah Ustadz Abdul Somad, Lc., M.A.