22
11 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kurikulum 2013 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian diatas, kurikulum memiliki dua dimensi, yang pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk pembelajaran. Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/2014 telah memenuhi kedua dimensi tersebut. Kurikulum 2013 merupakan bagian dari strategi meningkatkan capaian pendidikan (Majid, 2014:27). Orientasi kurikulum 2013 adalah terjadinya peningkatan dan keseimbangan antara kompetensi sikap (attitude), keterampilan (skill), dan pengetahuan (knowledge). Permendikbud No. 67 Tahun 2013, Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkonstribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Pada proses pembelajaran dalam kurikulum 2013 perlu memanfaatkan sarana, prasarana, sumber belajar, dan media pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran khususnya anak sekolah dasar penggunaan media pembelajaran yang bervariasi akan membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kurikulum 2013eprints.umm.ac.id/47479/3/jiptummpp-gdl-ajengdhias... · pembelajaran. Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/2014 telah

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kurikulum 2013eprints.umm.ac.id/47479/3/jiptummpp-gdl-ajengdhias... · pembelajaran. Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/2014 telah

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kurikulum 2013

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat dan pengaturan

mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai

pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan

pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian diatas, kurikulum memiliki dua

dimensi, yang pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan

bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk

pembelajaran. Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/2014

telah memenuhi kedua dimensi tersebut.

Kurikulum 2013 merupakan bagian dari strategi meningkatkan capaian

pendidikan (Majid, 2014:27). Orientasi kurikulum 2013 adalah terjadinya

peningkatan dan keseimbangan antara kompetensi sikap (attitude), keterampilan

(skill), dan pengetahuan (knowledge). Permendikbud No. 67 Tahun 2013,

Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar

memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman,

produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkonstribusi pada

kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.

Pada proses pembelajaran dalam kurikulum 2013 perlu memanfaatkan

sarana, prasarana, sumber belajar, dan media pembelajaran. Dalam kegiatan

pembelajaran khususnya anak sekolah dasar penggunaan media pembelajaran

yang bervariasi akan membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kurikulum 2013eprints.umm.ac.id/47479/3/jiptummpp-gdl-ajengdhias... · pembelajaran. Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/2014 telah

12

abstrak (Majid, 2014:190). Media dan sumber pembelajaran merupakan suatu

bagian dari keseluruhan proses pendidikan dalam semua program jenjang,

sehingga keterampilan untuk mengembangkan dan memanfaatkan media

pembelajaran sangat dibutuhkan oleh seorang guru yang profesional.

Peran media dalam pembelajaran kurikulum 2013 sangat penting, karena

proses pembelajaran diawali dengan kegiatan mengamati (membaca, mendengar,

menyimak, melihat yaitu tanpa atau dengan alat (Pertama, 2014:12). Oleh karena

itu dalam kurikulum 2013 kegiatan mendengar, menyimak, dan melihat

merupakan kegiatan yang membutuhkan media pembelajaran dalam proses

pelaksanaannya. Dapat disimpulkan bahwa media memiliki fungsi dan peran yang

sangat penting bagi pencapaian kompetensi dasar dan indikator yang akan dicapai

dalam pembelajaran kurikulum 2013.

2.2 Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar

Menurut Nasution (Subarinah, 2006:1) istilah matematika berasal dari

bahasa latin “mathematika” yang mulanya diambil dari bahasa Yunani

“mathein” atau “mathenein” yang berarti “mempelajari”. Berdasarkan pada

pandangan konstruktivisme, hakikat matematika yaitu anak yang belajar

matematika dihadapkan pada masalah tertentu berdasarkan konstruksi

pengetahauan yang diperoleh ketika belajar dan anak berusaha memecahkannya

(Hamzah, 2007:126-132).

Ciri utama matematika yaitu memiliki objek tujuan abstrak, bertumpu pada

kesempatan dan pola pikir yang deduktif (Heruman, 2007:1). Akan tetapi, dalam

pembelajaran matematika pemahaman konsep sering diawali secara induktif

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kurikulum 2013eprints.umm.ac.id/47479/3/jiptummpp-gdl-ajengdhias... · pembelajaran. Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/2014 telah

13

melalaui pengalaman peristiwa nyata. Proses induktif-deduktif dapat diguanakan

untuk mempelajari konsep matematika. Selama mempelajari matematika dikelas,

aplikasi hasil rumus atau sifat yang diperoleh dari penalaran deduktif atau induktif

sering ditemukan meskipun tidak secara formal hal ini disebut dengan belajar

bernalar (Depdiknas, 2003:5-6)

Matematika merupakan suatu ilmu yang berhubungan struktur-struktur

yang abstrak dan hubungan-hubungan diantara hal itu (Hudoyo, 2003:123). Untuk

memahami struktur-struktur dan hubungan-hubungan, diperlukan pemahaman

tentang konsep-konsep yang terdapat di dalam matematika. Sedangkan

pembelajaran merupakan proses yang diselenggarakan oleh guru untuk

membelajarkan siswa dalam belajar. Bagaimana memperoleh dan memproses

pengetahuan, keterampilan, dan sikap (Dimyati, 2002:157)

Pembelajaran matematika merupakan proses pemberian pengalaman

belajar kepada peserta didik melalaui serangkaian kegiatan yang terencana

sehingga peserta didik memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang

dipelajari (Gatoto, 2007:1.26). Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada

semua peserta didik mulai dari sekolah dasar. Hal ini agar bahan kajian

matematika antara lain berhitung, ilmu ukur, dan aljabar dimaksudkan bertujuan

untuk mengembangkan logika dan kemampuan berpikir peserta didik (Peraturan

Pemerintah NO. 32 Tahun 2013).

Berdasarkan kurikulum 2013 proses pembelajaran di sekolah dasar melalui

pendekatan pembelajaran tematik terpadu. Dalam pembelajaran tematik terpadu,

tema yang dipilih berkenaan dengan alam dan kehidupan manusia. Untuk kelas I,

II, dan III salah satunya pada mata pelajaran Matematika yang diorganisasikan

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kurikulum 2013eprints.umm.ac.id/47479/3/jiptummpp-gdl-ajengdhias... · pembelajaran. Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/2014 telah

14

pada kompetensi dasar dari mata pelajaran IPA dan IPS. Kompetensi dasar IPA

dan IPS memiliki peran penting sebagai pengikat dan pengembang kompetensi

dasar Matematika dan mata pelajaran yang lainnya.

2.2.1 Tujuan Pembelajaran Matematika di SD

Menurut BSNP (2006:148) tujuan pembelajaran matematika di SD yaitu

agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut :

1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan

mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat dan efisien,

dan tepat dalam pemecahan masalah.

2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau

menjelaskan gagasan dan pernyataan Matematika.

3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,

merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan

solusi yang diperoleh.

4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media

lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu

memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari

matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kurikulum 2013eprints.umm.ac.id/47479/3/jiptummpp-gdl-ajengdhias... · pembelajaran. Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/2014 telah

15

Sementara, menurut Susanto (2013:189) secara umum tujuan pembelajaran

matematika di sekolah dasar yaitu agar siswa mampu dan terampil menggunakan

matematika, serta dapat memberikan tekanan penataran nalar dalam penerapan

matematika.

2.2.2 Ciri-Ciri Pembelajaran Matematika di SD

Beberapa ciri pembelajaran matematika di SD menurut Suwangsih dan

Tiurlina (2006: 25-26) yaitu sebagai berikut :

1) Pembelajaran Matematika menggunakan metode spiral

Pada pembelajaran konsep atau suatu topik matematika selalu mengaitkan

atau menghubungkan dengan materi sebelumnya. Konsep yang baru selalu

dikaitkan dengan konsep yang sudah dipelajari dan mengingatkan kembali

konsep yang sudah dipelajari oleh siswa. Pengulangan konsep dalam

materi sangat diperlukan dalam pembelajaran matematika dengan cara

memperluas dan memperdalam materi.

2) Pembelajaran matematika bertahap

Materi pembelajaran matematika diajarkan secara bertahap yaitu dimulai

dari hal yang konkret dilanjutkan ke hal yang abstrak, dari hal yang

sederhana ke hal yang kompleks. Atau dari konsep-konsep yang

sederhana, menuju konsep yang lebih sulit.

3) Pembelajaran matematika menggunakan metode induktif

Matematika merupakan ilmu deduktif. Namun karena sesuai tahap

perkembangan mental siswa SD pada pembelajaran matematika di SD

digunakan pendekatan induktif untuk menjelaskan matematika kepada

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kurikulum 2013eprints.umm.ac.id/47479/3/jiptummpp-gdl-ajengdhias... · pembelajaran. Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/2014 telah

16

siswa SD. Metode penalaran induktif yaitu suatu proses berpikir yang

berlangsung dari kejadian khusus ke umum.

4) Pembelajaran matematika menganut kebenaran konsistensi

Kebeneran matematika merupakan kebenaran konsistensi artinya tidak ada

pertentangan antara kebenaran yang satu dengan yang lainnya. Suatu

pertanyaan dianggap benar apabila didasarkan atas pernyataan-pernyataan

terdahulu yang diterima kebenarannya.

5) Pembelajaran matematika hendaknya bermakna

Pembelajaran secara bermakna merupakan cara pengajaran materi

pembelajaran yang mengutamakan pengertian dari pada hafalan.

2.2.3 Ruang Lingkup Matematika di SD

Ruang lingkup pembelajaran matematika di sekolah dasar untuk kelas II

berdasarkan Permendikbud No. 54 Tahun 2013 meliputi :

1) Bilangan asli dan Pecahan sederhana

Bilangan asli yaitu bilangan yang dimulai dari angka 1 dan bertambah 1

atau himpunan bilangan bulat positif yang tidak termasuk nol, sedangkan

pecahan sederhana adalah bilangan yang terdiri dari pembilang dan

penyebut atau dapat dinyatakan dalam bentuk a/b.

2) Geometri dan Pengukurun sederhana

Geometri (bangun ruang) adalah ilmu matematika yang mempelajari

tentang bentuk, ruang, komposisi, beserta sifat-sifatnya, ukuran-

ukurannya dan hubungan antara yang satu dengan yang lain. Pengukuran

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kurikulum 2013eprints.umm.ac.id/47479/3/jiptummpp-gdl-ajengdhias... · pembelajaran. Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/2014 telah

17

yaitu proses memberikan bilangan kepada kualitas fisik panjang,

kapasitas, volume, luas, sudut, berat, dan suhu.

3) Statistika sederhana

Statistika adalah ilmu yang berhubungan dengan data, yaitu data diolah

untuk mendapatkan manfaat berupa keputusan dalam kehidupan.

2.2.4 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Matematika di SD

Pembelajaran matematika kelas II di SD memiliki Kompetensi Inti dan

Kompetensi Dasar. Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi

SKL, yang harus menggambarkan kualitas seimbang antara pencapaian hard skills

dan soft skills. Kompetensi Dasar merupakan konten atau kompetensi yang terdiri

atas sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang bersumber pada kompetensi inti

yang harus dikuasai peserta didik (Majid, 2014:46-49).

Berdasarkan Permendikbud No. 67 Tahun 2013 pada kelas II semester 1

dan semester 2 KI dan KD pada mata pelajaran matematika terdiri dari :

Tabel 2.1 KI dan KD kelas II Sekolah Dasar Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya

1.1 Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya

2. Menunujukan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam interaksi dengan keluarga, teman, dan guru

2.1 Menunjukan sikap cermat, dan teliti, jujur, tertib, dan mengikuti aturan, peduli, disiplin, waktu serta tidak mudah menyerah dalam mengerjakan tugas

2.2 Memiliki rasa ingin tahu dan ketertarikan pada matematika, yang terbentuk melalui pengelaman belajar.

2.3 Memiliki sikap terbuka, objektif, menghargai pendapat dan karya teman sebaya dalam diskusi kelompok maupun aktivitas sehari-hari

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanyakan berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya dirumah dan disekolah

3.1 Mengenal bilangan asli sampai 500 dengan menggunakan blok Dienes (kubus satuan)

3.2 Mengenal operasi perkalian dan pembagian pada bilangan asli yang hasilnya kurang dari 100 melalui kegiatan eksplorasi menggunakan benda konkrit

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kurikulum 2013eprints.umm.ac.id/47479/3/jiptummpp-gdl-ajengdhias... · pembelajaran. Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/2014 telah

18

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

3.3 Mengenal kesamaan dua ekspresi, menggunakan benda konkrit, simbol atau penjumlahan/ pengurangan bilangan hingga satu angka

3.4 Mengenal nilai tukar antar pecahan uang 3.5 Mengenal satuan waktu dan

menggunakannya pada kehidupan sehari-hari dilingkungan sekitar

3.6 Mengetahui satuan panjang dan berat benda, jarak suatu tempat (baik tidak baku maupun yang baku) dan menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan sekitar

3.7 Mengenal ruang garis dan garis lurus 3.8 Mengidentifikasi unsur-unsur yang

membentuk segi tiga, segi empat dan segi enam beraturan

3.9 Mengenal bangun datar dan bangun ruang, serta mengelompokkan berdasarkan sifat geometrisnya

3.10 Menentukan nilai terkecil dan terbesar dari hasil pengukuran panjang atau berat yang disajikan dalam bentuk tabel sederhana

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia

4.1 Memprediksi pola-pola bilangan sederhana menggunakan bilangan-bilangan yang kurang dari 100

4.2 Menaksir hasil perhitungan dengan strategi pembulatan satuan, pembulatan puluhan, dan pembulatan ratusan

4.3 Mengurai sebuah bilangan asli sampai dengan 500 sebagai hasil penjumlahan, pengurangan, perkalian atau pembagian dua buah bilangan asli lainnya dengan berbagai kemungkinan jawaban

4.4 Mendemostrasikan berbagai penukaran uang di depan kelas dengan berbagai kemungkinan jawaban

4.5 Memecahkan masalah nyatasecara efektif yang berkaitan dengan penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, waktu, panjang, berat benda dan uang,selanjutnya memeriksa kebenaran jawabnya

4.6 Mengurai unsur-unsur bangun ruang sederhana dari benda-benda di sekitar

4.7 Menceritakan lokasi objek yang berkaitan dan representasi objek pada sebuah peta

4.8 Merepresentasikan, mengembangkan, dan membuat pola yang berulang, serta menemukan pola dasar

4.9 Mengumpulkan dan mengelompokkan data kategorikal atau diskrit dan menampilkan data menggunakan grafik konkrit dan piktograf

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kurikulum 2013eprints.umm.ac.id/47479/3/jiptummpp-gdl-ajengdhias... · pembelajaran. Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/2014 telah

19

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

4.10 Membaca dan mendiskripsikan data yang disajikan dengan grafik konkrit dan piktograf

4.11 Membuat tabel sederhana hasil pengukuran panjang atau berat

(lanjutan tabel 2.1)

Dengan melihat Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar pembelajaran

matematika di SD, seorang guru hendaknya melakukan proses pembelajaran

sesuai dengan Permendikbud No. 81A Tahun 2013 yaitu: (1) berpusat pada

peserta didik, (2) mengembangkan kreativitas peserta didik, (3) menciptakan

kondisi menyenangkan dan menantang, (4) bermuatan nilai, etika, estetika, logika,

dan kinestetika, dan (5) menyediakan pengalaman belajar yang beragam melalui

penerapan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan,

kontekstual, efektif, efisien, dan bermakna.

2.3 Operasi Perkalian

Pada dasarnya operasi dalam matematika adalah aturan untuk

memperoleh elemen tunggal dari satu atau lebih elemen yang diketahui. Hasil

operasi adalah elemen tunggal yang diperoleh, sedangkan satu atau lebih elemen

yang diketahui disebut elemen yang dioperasikan. Dalam matematika terdapat

beberapa macam operasi yaitu operasi uner yang merupakan pengerjaan hitung

yang melibatkan minimal terdiri dari satu elemen yang dioperasikan seperti

komplemen dan negasi.

Perkalian seringkali dipandang sebagai hal khusus dari penjumlahan,

dimana semua penambahannya sama. Operasi perkalian diartikan sebagai

penjumlahan berulang (Subarinah, 2006:31). Oleh karena itu untuk memahami

konsep perkalian anak harus paham dan terampil melakukan operasi penjumlahan.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kurikulum 2013eprints.umm.ac.id/47479/3/jiptummpp-gdl-ajengdhias... · pembelajaran. Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/2014 telah

20

Perkalian a x b diartikan sebagai penjumlahan bilangan b sebanyak a kali, jadi a x

b = b+b+b+b+...+b sebanyak a kali.

Contoh :

Saputra mempunyai 2 buah gelas yang berisi kelereng, setiap gelas

terdapat 5 kelereng. Berapa jumlah semua kelereng yang dimiliki Saputra ?

5 kelereng + 5 kelereng = ...?

Dua buah gelas, masing-masing terdapat 5 kelereng, maka:

2 x 5 = 5 + 5

= 10

Bentuk 5 + 5 menunjukan penjumlahan angka 5 sebanyak 2 kali. Jadi, 5 + 5

dapat ditulis menjadi perkalian 2 x 5 = 10

Sedangkan menurut Heruman (2008:22) pada prinsipnya perkalian sama

dengan penjumlahan secara berulang, sehingga kemampuan atau syarat yang

harus dimiliki siswa sebelum perkalian yaitu penguasaan penjumlahan. Perkalian

dapat diartikan sebagai suatu langkah untuk melipatgandakan sebuah angka

dengan angka yang lain untuk mendapatkan angka yang lebih besar.

Menurut Mahsetyo,dkk (2008:2.40) operasi perkalian memiliki sifat-sifat

sebagai berikut :

1. Sifat Asosiatif (Pengelompokan)

Sifat asosiatif yaitu apabila ada perkalian yang lebih dari dua angka, yang

manapu boleh lebih dulu dihitung. Untuk bilangan cacah a, b, c, berlaku :

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kurikulum 2013eprints.umm.ac.id/47479/3/jiptummpp-gdl-ajengdhias... · pembelajaran. Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/2014 telah

21

(a x b) x c = a x (b x c)

Contoh : (3 x 4) x 6 = 12 x 6

= 72

3 x (4 x 6) = 3 x 24

= 72

2. Sifat Komutatif (Pertukaran)

Artinya adalah bahwa urutan perkalian bukan merupakan suatu masalah,

walaupun urutan angka dalam perkalian dibolak-balik hasilnya akan tetapi

sama. Pada operasi bilangan cacah berlaku sifat komutatif yaitu setiap bilangan

cacah a dan b berlaku a x b = b x a

Contoh : 5 x 3 = 15

3 x 5 = 15

3. Sifat Distributif (Penyebaran)

Untuk setiap bilangan cacah a, b, dan c, berlaku: a x (b + c) = (a x b) + (a x c)

atau a x (b – c) = (a x b) – (a x c)

Contoh : 2 x (4 + 5) = (2 x 4) + (2 x 5)

= 8 + 10 = 18

4. Sifat Identitas

Ada sebuah bilangan cacah apabila dikalikan dengan setiap bilangan cacah a

maka hasil kalinya tetap a. Bilangan cacah tersebut adalah bilangan 1. Jadi a x

1 = 1 x a untuk setiap bilangan cacah a.

5. Sifat Elemen Nol (0)

Untuk setiap bilangan cacah a, berlaku a x 0 = 0 x a = 0

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kurikulum 2013eprints.umm.ac.id/47479/3/jiptummpp-gdl-ajengdhias... · pembelajaran. Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/2014 telah

22

2.4 Media Pembelajaran

Media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari kata

“medium”. Secara harfiah, artinya adalah “perantara” atau “pengantar”. Oleh

karenanya, media dipahami sebagai perantara atau pengantar sumber pesan

dengan penerima pesan. Sanjaya (2008:211) menyatakan bahwa media

pembelajaran meliputi perangkat keras yang dapat mengantarkan pesan dan

perangkat lunak yang mengandung pesan.

Media dapat pula didefinisikan sebagai sesuatu yang membawa informasi

dan pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung antara pendidik dengan siswa

(Sutikno, 2013:106). Istilah media sangat populer dalam bidang komunikasi.

Berbagai kegiatan manusia seperti diskusi, seminar, simulasi, proses belajar

mengajar, dan sebagainya juga merupakan media (Haryono, 2014:48). Dari

berbagai pendapat diatas, dapat disimpulkan media sebagai suatu alat atau

sejenisnya yang dapat dipergunakan sebagai pembawa pesan dalam suatu kegiatan

pembelajaran.

Media berperan penting dalam suatu kegiatan pembelajaran, oleh karena

itu melalui media materi yang bersifat abstrak bisa menjadi lebih konkrit. Adapun

Syafi’I (Sumanto, 2010) menyebutkan ada beberapa manfaat penggunaan media

dalam proses pembelajaran, diantaranya sebagai berikut : 1) Membangkitkan

perhatian siswa, 2) Memperjelas informasi yang disampaikan, 3) Menstimulasi

ingatan tentang konsep, 4) Memotivasi siswa mengikuti materi pembelajaran, 5)

Menyajikan bimbingan belajar, 6) Membangkitkan performansi siswa yang

relevan dengan materi, 7) Memberikan masukan performansi siswa yang benar, 8)

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kurikulum 2013eprints.umm.ac.id/47479/3/jiptummpp-gdl-ajengdhias... · pembelajaran. Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/2014 telah

23

Mendorong ingatan, menstransfer pengetahuan keterampilan, dan sikap yang

dipelajari.

Menurut Nababan (Pratama, 2014:8) media pembelajaran dibedakan

menjadi tiga yaitu :

1. Media komersil yaitu media yang dapat dibeli di toko buku atau alat

tulis, dan media yang dibuat oleh guru sendiri (teacher made)

2. Media yang dapat didengar (auditory), dapat dilihat (visual), dan dapat

didengar dan dilihat (audio-visual)

3. Games (Permainan)

Sedangkan media pembelajaran berdasarkan rancangannya ada dua yaitu:

1. Media yang dirancang (by design), yakni media dan sumber belajar

yang khusus dirancang atau dikembangkan sebagai komponen sistem

pembelajaran untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan

bersifat formal

2. Media yang dimanfaatkan (by utilization), yaitu media dan sumber

belajar yang didesain khusus untuk keperluan pembelajaran dan

keberadaanya dapat ditemukan, diterapkan dan dimanfaatkan untuk

keperluan pembelajaran.

Setiap media mempunyai karakteristik tertentu baik dilihat dari segi

kemampuannya, cara pembuatannya, maupun cara penggunaanya (Arsyad, 2002).

Memilih dan mengembangkan media yang akan digunakan harus berdasarkan

maksud dan tujuan pemilihan yang jelas. Menurut Pratama (2014:10) secara

umum media pembelajaran memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Memiliki pengertian fisik.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kurikulum 2013eprints.umm.ac.id/47479/3/jiptummpp-gdl-ajengdhias... · pembelajaran. Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/2014 telah

24

2. Memiliki pengertian non fisik.

3. Memiliki pengertian sebagai alat bantu.

4. Digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi antara guru dan

siswa.

5. Dapat digunakan secara masal, kelompok besar, kelompok kecil

maupun perorangan.

Merancang suatu media pembelajaran tidak harus menggunakan bahan-

bahan yang mahal atau dengan cara membeli, tetapi juga bisa menggunakan

benda-benda tidak terpakai atau barang bekas. Dalam penelitian ini penulis

mengembangkan media Kotak Berhitung yang termasuk dalam klasifikasi media

yang dirancang (by design). Media sangat berperan penting dalam meningkatkan

kualitas pendidikan (Sundayana, 2015:29).

Media kotak berhitung dirancang untuk peningkatan kualitas pendidikan

khususnya dalam pembelajaran matematika. Berikut ini beberapa hal yang harus

diperhatikan dalam merancang media pembelajaran, diantaranya: a) Sesuai

dengan usia anak, b) Keamanan, artinya tidak membahayakan anak ketika

dipergunakan, c) Mudah, artinya tidak rumit dalam penggunaanya, d) Awet,

artinya tidak mudah rusak jika digunakan anak, e) Membantu siswa untuk

mendapatkan informasi atau pemahaman suatu materi. (Haryono, 2014:66).

2.5 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu dilakukan oleh beberpa peneliti diantaranya yaitu :

Hadrianus Noi dengan judul “Pengembangan Alat Peraga Pembelajaran

Matematika SD Materi Perkalian Berbasis Metode Sensori”. Produk yang

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kurikulum 2013eprints.umm.ac.id/47479/3/jiptummpp-gdl-ajengdhias... · pembelajaran. Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/2014 telah

25

dikembangkan dalam penelitian ini adalah alat peraga yang berbasis pada metode

Montessori yang dilengkapi dengan album penggunaanya. Penelitian ini

dilakukan untuk kelas III SD, menggunakan pengembangan yang memodifikasi

model Sugiyono dan langkah-langkah Borg dan Gall. Berdasarkan hasil penelitian

tersebut disimpulkan bahwa penggunaan alat peraga berbasis Metode Sensori

dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan perkalian.

Uliya Khoirun Nisa dengan judul “Pengembangan Media Pembelajaran

Berbasis Macromedia Director MX Dalam Pembelajaran Perkalian Kelas II

SD/MI”. Media ini menggunakan program aplikasi director mx 2004 yaitu

program yang digunakan untuk membuat presentasi multimedia interaktif berupa

video, dan game dalam CD, DVD, dan Internet. Penelitian ini memfokuskan pada

pembuatan media pembelajaran interaktif yang menggunakan pengembangan

model R&D (Research and Devolepment). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa

pengembangan media pembelajaran berbasis Macromedia Director MX layak

digunakan dalam proses pembelajaran matematika materi perkalian kelas II SD.

Dari penelitian terdahulu yang sudah dilakukan, kedua penelitian diatas

mempunyai perbedaan dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu dari segi

desain, jenis permainan, model pengembangan, dan soal yang diberikan. Selain itu

media yang dikembangan oleh peneliti mempunyai keunggulan yaitu siswa dapat

secara langsung menggunakannya, dan terdapat benda konkret dalam media.

2.6 Media KOBER (Kotak Berhitung)

Kotak berhitung merupakan sebuah media pembelajaran yang berbentuk

kotak, terbuat dari triplek dengan tebal 3cm yang dimodifikasi dari alat serta

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kurikulum 2013eprints.umm.ac.id/47479/3/jiptummpp-gdl-ajengdhias... · pembelajaran. Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/2014 telah

26

bahan yang sederhana, murah, dan sekaligus mudah didapatkan dilingkungan

sekitar. Oleh karena itu, kotak berhitung ini dapat dijadikan media pembelajaran

untuk memudahkan peserta didik dalam melakukan perkalian sebagai

penjumlahan berulang.

2.6.1 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan sebagai berikut: Gergaji, paku,

palu, engsel, cat warna, alat bor, triplek, kartu angka/ bilangan dari map bekas

yang digunting, dan biji-bijian atau kelereng.

1.6.2 Cara Pembuatan

Tabel 2.2 langkah-langkah pengembangan media “KOBER” Gambar Langkah-Langkah Pembuatan

Potong triplek menggunakan gergaji, untuk menjadi beberapa bagian

Kemudian rangkai potongan triplek untuk membentuk sebuah kotak menggunakan paku dengan panjang disesuaikan

Buat lubang disalah satu bagian bawah kotak sebagai laci

Selanjutnya membuat tempat laci dan memberi pegangan di dibagaian depan

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kurikulum 2013eprints.umm.ac.id/47479/3/jiptummpp-gdl-ajengdhias... · pembelajaran. Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/2014 telah

27

Gambar Langkah- Langkah Pembuatan

Buat lubang-lubang kecil sebanyank 10 lubang, dengan cara bersap. Sap bagian atas 5 lubang dan sap bagian bawah 5 lubang, kemudian pasang bagian lubang-lubang didalam kotak

Memasang kayu kecil sebagai gantungan angka di setiap atas lubang sebanyak 10

Memberikan kombinasi warna dengan bagian luar kotak warna merah, putih, kuning, dan biru

Media kotak berhitung siap untuk digunakan

(lanjutan tabel 2.2)

2.6.3 Cara Menggunakannya

1) Terdapat soal perkalian.

2) Gantungkan soal perkalian diatas papan.

3) Gantungkan angka pada kaitan yang ada di dalam kotak.

4) Setelah itu, masukan batu kesetiap lubang sesuai banyaknya angka yang

tergantung.

5) Kemudian, tarik laci untuk mengetahui hasil dari perkalian dengan

menghitung jumlah biji-bijian atau kelereng.

6) Tempelkan hasil soal perkalian dibagian atas papan.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kurikulum 2013eprints.umm.ac.id/47479/3/jiptummpp-gdl-ajengdhias... · pembelajaran. Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/2014 telah

28

2.6.4 Manfaat Media KOBER

Manfaat dengan adanya media kotak KOBER (Kotak Berhitung) yaitu

untuk mengeksplorasi kemampuan peserta didik dalam ranah aspek kognitif,

afektif, dan psikomotorik (Sundayana, 2015:118). Berikut ini penjelasannya:

1) Aspek Kognitif, yaitu peserta didik dapat memahami konsep perkalian

sebagai penjumlahan berulang dan dapat mempermudah kemampuan

berhitung perkalian.

2) Aspek Afektif, yaitu dalam penyajian dan penggunaan media tersebut baik

secara individu ataupun kelompok dapat melatih sikap peserta didik untuk

bekerja sama, jujur, kreatif, religius dan sebagainnya.

3) Aspek Psikomotorik, yaitu melatih keterampilan peserta didik untuk

menggantungkan angka, memasukan biji-bijian atau kelereng ke dalam

lubang, menarik laci untuk melihat hasilnya, menghitung hasil dari

perkalian, dan menggantungkan hasil perkalian diatas papan soal.

2.7 Efektivitas Pembelajaran

Departemen Pendidikan Nasional (2008:352), menyatakan bahwa efektif

berarti ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya), manjur atau mujarab dan

dapat membawa hasil. Menurut E.Mulyasa (2003:82), mengutarakan efektivitas

adalah bagaimana suatu organisasi berhasil mendapatkan dan memanfaatkan

sumber daya dalam usaha mewujudkan tujuan operasional. Efektivitas sering kali

berkaitan erat dengan perbandingan antara tingkat pencapaian tujuan dengan

rencana yang telah ditetapkan sebelumnya, atau perbaningan hasil nyata dengan

hasil yang direncanakan.

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kurikulum 2013eprints.umm.ac.id/47479/3/jiptummpp-gdl-ajengdhias... · pembelajaran. Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/2014 telah

29

Efektivitas pembelajaran secara konseptual dapat diartikan sebagai

perlakuan alam proses pembelajaran yang memiliki ciri-ciri : a) suasana yang

dapat berpengaruh, atau hal yang berkesan terhadap penampilan; dan b)

keberhasilan usaha atau tindakan yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Hamalik (Azhar Arsyad, 2007:15) mengemukakan bahwa pemakaian media

pembelajaran dalam proses pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan

minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan

membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media

pembelajaran akan sangat membantu keefektivan proses pembelajaran dan

penyampaian pesan dan isi pelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum.

Menurut Popham (2003:7), efektivitas proses pembelajaran seharusnya

ditinjau dari hubungan guru tertentu yang mengajar kelompok siswa tertentu, di

dalam situasi tertentu dalam usahanya mencapai tujuan-tujuan instruksional

tertentu. Efektivitas proses pembelajaran berarti tingkat keberhasilan guru dalam

mengajar kelompok siswa tertentu dengan menggunakan metode tertentu untuk

mencapai tujuan instruksional tertentu. Strategi guru untuk dapat meningkatkan

efektivitas pembelajaran di dalam kelas, Sutikno Sobry (2008:87) memaparkan

sebagai berikut :

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kurikulum 2013eprints.umm.ac.id/47479/3/jiptummpp-gdl-ajengdhias... · pembelajaran. Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/2014 telah

30

Gambar 2.1 : Bagan Upaya Dalam Peningkatan Efektivitas Pembelajaran

Pendapat yang menyatakan tentang indikator sesuatu bisa dikatakan

efektif, Menurut Sinambela (2006:78), pembelajaran dikatakan efektif apabila

mencapai sasaran yang diinginkan, baik dari segi tujuan pembelajaran maupun

prestasi siswa yang maksimal. Beberapa indikator keefektifan pembelajaran :

a) Ketercapaian ketuntasan belajar,

b) Ketercapaian keefektifan aktivitas siswa (yaitu pencapaian waktu ideal

yang digunakan siswa untuk melakukan setiap kegiatan yang termuat

dalam rencana pembelajaran),

c) Ketercapaian efektivitas kemampuan guru mengelola pembelajaran, dan

respon siswa terhadap pembelajaran yang positif.

Persiapan

1. Mengecek atau membuat silabus 2. Menentukan tujuan kompetensi dasar (KD) 3. Menentukan tujuan indikator 4. Memilih model pembelajaran dan alat bantu

yang relevan 5. Menentukan cara evaluasi 6. Menentukan kapan pendidikan dimulai 7. Menentukan bacaan wajib dan pilihan 8. Belajar dan menguasai bahan pelajaran yang

akan disampaikan 9. Membuat ringkasan/ garis besar apa yang akan

disampaikan

Pelaksanaan

1. Datang tepat waktu 2. Menumbuhkan motivasi pada peserta didik 3. Menciptakan komunikasi yang baik 4. Menggunakan media pembelajaran yang baik

dan bervariasi 5. Menggunakan model pembelajaran yang baik

dan bervariasi 6. Memberi ringkasan materi / handout

Evaluasi Harus didasarkan pada tujuan pembelajaran instruksional yang telah ditetapkan

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kurikulum 2013eprints.umm.ac.id/47479/3/jiptummpp-gdl-ajengdhias... · pembelajaran. Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/2014 telah

31

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan mengenai efektivitas

pembelajaran, dapat disimpulkan bahwa efektivitas pembelajaran adalah tingkat

keberhasilan yang dapat dicapai dari suatu media pembelajaran atau alat bantu

yang relevan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah direncanakan.

2.8 Kerangka Berpikir

Kerangka bepikir dalam penelitian yaitu penjelasan dari permasalahan

yang terjadi, bagaimana cara mengatasi permasalahan dan dengan apa mengatasi

permasalahan tersebut. Kerangka pikir ini digunakan untuk memperjelas alur yang

akan dilakukan dalam penelitian pengembangan, sehingga tidak terjadi kesalahan

dalam pelaksanaannya.

Konsep pengembangan media “KOBER” pada pembelajaran matematika

materi perkalian, secara skematis kerangka berpikir dalam penelitian ini akan

digambarkan sebagai berikut :

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kurikulum 2013eprints.umm.ac.id/47479/3/jiptummpp-gdl-ajengdhias... · pembelajaran. Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/2014 telah

32

Gambar 2.2 : Bagan Kerangka Berpikir

Keberhasilan Pembelajaran

ditandai oleh

Perubahan Pada Diri Siswa

ditemukan masalah

1. Siswa belum mampu memahami operasi bilangan perkalian sebagai penjumlahan berulang.

2. Guru belum menggunakan media pembelajaran matematika.

mengakibatkan

1. Siswa mengalami kesulitan dalam menghitung. 2. Efektivitas pembelajaran matematika menurun.

langkah yang diambil

Pengembangan Media Kotak Berhitung (KOBER)

hasil yang diperoleh

1. Siswa mampu menghitung dan mamahami operasi perkalian sebagai penjumlahan berulang.

2. Efektivitas pembelajaran matematika meningkat.