Upload
others
View
34
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PRODI BSA BERBASIS
KKNI MENUJU KURIKULUM BERKARAKTER
M. IHSAN DACHOLFANY
JURUSAN DAKWAH DAN BAHASA SATERA
ARAB
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
METRO LAMPUNG
2016
L O K A K A R Y A
PENDAHULUAN
Usaha untuk mengajarkan bahasa Arab di Indonesia sudah ada sejak lama, barangkali sejak Islam itu datang ke Indonesia. Pada awalnya bahasa Arab diajarkan sesuai kebutuhan umat Islam sebagai bahasa ibadah, bahkan sampai sekarang banyak orang Indonesia yg bisa berbahasa Arab dalam fungsinya sebagai bahasa ibadah, baru kemudian bahasa Arab diajarkan untuk memahami sumber-sumber agama seperti al-Qur’an, Hadist, tafsir, dsb
Masyarakat dewasa ini mulai ada keluhan atau kritik yang dialamatkan kepada dunia pendidikan tinggi Islam, termasuk alumni BSA, bahwa lulusan BSA kurang memiliki kemandirian dan keterampilan berbahasa yg memadai, sehingga daya saing mereka rendah dibandingkan dgn alumni lembaga lain.
Kelemahan daya saing ini perlu dibenahi dgn memberikan aneka “keterampilan plus”, seperti: keterampilan berbahasa Arab aktif (berbicara dan menulis), keterampilan mengoperasikan berbagai aplikasi komputer, keterampilan meneliti, keterampilan manajerial, dan keterampilan sosial sehinggga punya orientasi yg jelas.
1. Orientasi Profesional/Praktis dan Pragmatis, : belajar bhs Arab untuk kepentingan profesi, praktis atau pragmatis, seperti mampu berkomunikasi lisan (muhâdatsah) dlm bhs Arab untuk bisa menjadi diplomat, turis, misi dagang, atau untuk melanjutkan studi di salah satu negara Timur Tengah, dsb
ADA 4 ORIENTASI KURIKULUM BAHASA ARAB
2. Orientasi Religius, yaitu belajar bhs Arab untuk tujuan memahami dan memahamkan ajaran Islam (fahm al-maqrû’). Orientasi ini dpt berupa belajar keterampilan pasif (mendengar/membaca), & dpt pula mempelajari keterampilan aktif (berbicara dan menulis)
3. Orientasi Ideologis & Ekonomis: belajar bhs arab dgn tujuan untuk memahami & menggunakan bahasa arab sebagai media kepentingan orientalisme, kapitalisme, dsb. Orientasi ini bisa dilihat diantaranya dgn dibukanya bbrp lembaga kursus & institusi studi bhs arab di bbrp negara barat seperti ma’had al-Dirasat al-Syarqiyah di Universitas Leipzig Jerman
3.Orientasi Akademik: belajar bhs Arab untuk tujuan memahami ilmu-ilmu dan keterampilan berbhs Arab (istimâ’, kalâm, qirâ’ah, dan kitâbah). Orientasi ini cenderung menempatkan bhs Arab sebagai disiplin ilmu atau obyek studi yg hrs dikuasai secara akademik. Orientasi ini biasanya identik dgn studi bhs Arab di Jurusan Pend bhs Arab, Bhs dan Sastra Arab, / pada program Pascasarjana & lembaga ilmiah lainnya.
Kurikulum yg digunakan sebelum dan sesudah kemerdekaan tidak sama, sebab kebutuhan masyarakat telah berubah, bahkan ia berkembang dengan sangat cepat setelah Indonesia melewati masa reformasi. Ada banyak kurikulum yg telah digunakan di indonesia, diantaranya:Rencana Pelajaran 1947, Rencana Pelajaran Terurai 1952, Kurikulum 1968, Kurikulum 1975, Kurikulum 1984, Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999, Kurikulum 2004 (KBK), KTSP 2006, 2013 dst.
BAGAIMANA KURIKULUM SAAT INI ?
Menurut Abdullah (2010) sampai saat ini blm ada teori kurikulum yg diterima oleh semua orang disebabkan dua hal; 1. Blm ada definisi kurikulum yg disepakati oleh semua orang. 2.Blm jelas mengenai batas-batas materi yg menjadi wilayah penelitiannya. Hal ini tidak hanya ditemukan dlm teori kurikulum, tapi hampir pada seluruh bidang ilmu sosial sering ditemukan bias ini, sebab ilmu-ilmu sosial terus berkembang sesuai dgn perkembangan manusia.
Kurikulum merupakan salah satu bentuk perubahan dlm rangka memperbaiki proses pendidikan agar tercipta efektifitas yg menjadi suatu kombinasi input dan output Lembaga Pendidikan. Perkembangan kurikulum merupakan suatu hal yg penting sbb kurikulum bagian dari program pendidikan
Tujuan utamanya adalah meningkatkan kualitas pendidikan dan bukan semata-mata hanya menghasilkan suatu bahan pelajaran. maka kurikulum hrs disusun secara strategis dan dirumuskan menjadi program-program tertentu menjadi hal sesuai dgn perubahan masyarakat.
Penyusunan kurikulum hrs mempertimbangkan berbagai macam aspek seperti perkembangan peserta didik, perkembangan ilmu pengetahuan, perkembangan kebutuhan masyarakat dan lapangan kerja dsb.
Apa itu KURIKULUM.. ?
Kita yakin Kegiatan workshop ini di maksudkan untuk menambah wawasan dan
membekali kemampuan akademik para dosen BSA dlm mendesain kurikulum,
silabus dan SAP berbasis KKNI, Sebab dosen di jurusan Dakwah senantiasa
dituntut untuk mengikuti isu-isu kontemporer yg berkembang di dunia pend. Di
masa yg akan datang tantangan lulusan BSA akan semakin besar, sehingga
kurikulum yg disesuaikan dgn kebutuhan profil utama lulusan sangat dibutuhkan,
salah satunya : kurikulum yg berbasis KKNI ini
KKNI merupakan kerangka penjenjangan kualifikasi kerja yg
menyandingkan, menyetarakan dan mengintegrasikan sektor
pend dan pelatihan serta pengalaman kerja dlm rangka
pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dgn jabatan
kerja diberbagai sektor. Hal ini sbg perwujudan mutu & jatidiri
lembaga terkait dgn sistem pend dan pelatihan serta program
peningkatan SDM secara nasional.
MUNGKIN MELATARBELAKANGI MENGAPA
HARUS ADA KKNI:
1. Secara eksternal lebih disebabkan adanya tantangan dan persaingan
global dan ratifikasi Indonesia di berbagai konvensi,
2.Secara internal disebabkan adanya kesenjangan mutu, jumlah dan
kemampuan SDM, relevansi penghasil vs pengguna lulusan PT juga
berimplikasi adanya pengangguran, beragam aturan kualifikasi & beragam
pend.
Sering terjadi kasus tenaga kerja Indonesia dihargai “lebih rendah” dari
kompetensi dgn kualifikasi yg sama dari negara lain, maka KKNI juga dlm
rangka melindungi tenaga dan SDM Indonesia.
Bagaiamana SEBAIKNYA Kurikulum di PTAI
Implementasi kurikulum merupakan proses dalam penyelenggaraan kurikulum. Pada awalnya kurikulum itu direncanakan, kemudian
diterapkan lalu dievaluasi hasilnya.
E V A L U A S I I
T
E
N
A
G
A
P
E
N
D
I
D
I
K
IDE
PROGRAM
SILABUS
PENGALAMAN
HASIL
PERENCANAAN IMPLEMENTASI EVALUASI
Implementasi kurikulum sebenaranya bukan satu kesatuan yg mandiri, ia merupakan kelanjutan dari perencaanaan yg dilakukan sebelumnya, yg kemudian akan ditutup dgn evaluasi yg menyeluruh meskipun pelaksaan evaluasi itu dilaksanakan dgn terus menerus. Ketiganya digabungkan sebagai satu kesatuan yg saling mendukung antara satu dgn lainnya
Terbitnya Perpres No. 08 tahun 2012 dan UU PT No. 12 Tahun 2012 Pasal 29 ayat (1), (2), dan (3) telah berdampak pada kurikulum dan pengelolaannya di setiap program. Kurikulum yg pada awalnya mengacu pada pencapaian kompetensi menjadi mengacu pada capaian pembelajaran (learning outcomes).
Dgn adanya KKNI ini diharapkan akan mengubah cara melihat kompetensi seseorang, tidak lagi semata Ijazah tapi dgn melihat kepada kerangka kualifikasi yg disepakati secara nasional sebagai dasar pengakuan terhadap hasil pendidikan seseorang secara luas (formal, non formal, atau in formal) yg akuntanbel dan transparan.
Pelaksanaan KKNI melalui 8 tahapan yaitu melalui penetapan Profil Kelulusan, Merumuskan Learning Outcomes, Merumuskan Kompetensi Bahan Kajian, Pemetaan Bahan Kajian, Pengemasan Matakuliah, Penyusunan Kerangka kurikulum, Penyusuan Rencana Perkuliahan.
1.Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. 2.Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah 3. Relevan dengan kebutuhan kehidupan. 4. Menyeluruh dan berkesinambungan. 5. Belajar sepanjang hayat. 6. Beragam dan Terpadu. 7. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik dan lingkungan
Begitu juga penerapan kurikulum di PTAI, ia merupakan proses kelanjutan
dari perencanaan kurikulum berbasis Kualifikasi Kerangka Nasional
Indonesia (KKNI) dengan harapan:
Maka Dalam penyelenggaran pengajaran bahasa
Arab di PTAI bahasa desain kurikulum
bs disandarkan pada 3 hal:
1. Learner Center Design: kurikulum yg dibuat lebih fokus kepada
mhsw, kurikulum ini dibuat berdasar pada minat dan kebutuhan mhsw.
Di PTAI penyelenggara model kedua ini biasanya dalam Self Acces
Center (SAC) dimana mhsw dpt memilih berdasar kebutuhannya akan
bahasa.
Pembelajaran di unit ini bersifat mandiri, hanya ada petugas yg memberikan panduan dan bimbingan secara terbatas. mhsw dituntut
untuk lebih mengaktualisasi kemampuannya sendiri. Ia bisa menonton
film dlm bhs Arab, membuka kamus online, permainan bhs yg bisa
meningkatkan kemampuan berbahasanya.
2.Subjek Center Design : kurikulum ini dibuat dlm rangka mengembangkan
ilmu bahasa arab. Model ini bisa dilaksanakan di jurusan bahasa Arab di PTAI
di Indonesia, biasanya materi yang diajarkan adalah ilmu kebahasaan seperti
‘Ilmu Al-Lugoh, Balaghoh, Nahwu, Sharaf, Dilalah, Ashwat, Naqdul Khitab,
‘Ilmu Al-Ma’ajim, disamping juga mengajarkan empat ketrampilan berbahasa
yaitu Maharah Al-Istima’, Al-Kalam, Al-Qira’ah, Al-Kitabah.
3.Problem Center Design : kurikulum ini merespon isu-isu terkini yg masih hangat dan aktual. Mhsw diajak untuk menganalisa, memahami, dan menguasai permasalahan kekinian. Materi ajar model ini berisi
tema-tema yg serumpun. Seluruh isi pelajaran dlm satu unit mengarah
kepada tema yg sama, ketrampilan apapun yg diajarkan.
Maka empat ketrampilan empat ketrampilan berbahasa
yaitu Maharah Al-Istima’, Al-Kalam, Al-Qira’ah, Al-
Kitabah dengan membahas satu tema yg berisi
pembahasan yg sama.
Semisal bahasan yg dibahas adalah tentang lingkungan maka
seluruh materi mulai dari istima’, kalam, qira’ah & kitabah berisi
materi yg membahasa ttg lingkungan. Model buku yg seperti ini kita
temukan dlm kitab Al-‘Arabiyah Baina Yadaik yg membagi setiap
bahasannya dibagi ke dlm unit-unit atau wihdah yg membahas tema
tertentu.
Strategi pembelajaran bahasa Arab adalah suatu cara yg dipilih dan
digunakan oleh pengajar dlm menyampaikan materi bhs Arab untuk
memudahkan mhsw dlm menerima dan memahami materi bhs Arab tsb,
sbb bahasa Arab memiliki prinsip dan karakteristik yg cukup khas.
1. Strategi pembelajaran mufradat (kosakata), mhsw bisa
menerjemahkan bentuk mufradāt jg mampu menggunakannya
dlm jumlah (kalimat) dgn benar.
2. Strategi pembelajaran naḥwu (tatabahasa), pengguna bhs
mampu menyampaikan ungkapan bhs dan mampu memahaminya
dgn baik dan benar dlm bentuk tulisan maupun ucapan.
STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PRODI BERBASIS KKNI
MENUJU KURIKULUM BERKARAKTER
3. Strategi pembelajaran istimā’ (Mendengar) : sarana
petama yg digunakan manusia untuk berhubungan dgn
sesama dlm tahapan kehidupannya.
4. Strategi pembelajaran kalām (berbicara), kemampuan
untuk menyusun kata-kata yg baik & jelas untuk
mengungkapkan pikirannya atau memenuhi kebutuhannya.
5. Strategi pembelajaran qirā’ah (membaca), merupakan
kegiatan yg meliputi semua bentuk berpikir, memberi
penilaian, memberi keputusan, menganalisis dan mencari
pemecahan masalah.
6. Strategi pembelajaran kitābah (menulis) yg berpusat
pada tiga hal: kemampuan menulis dgn tulisan yg benar,
memperbaiki khat, dan kemampuan mengungkapkan pikiran
secara jelas dan detail.
ADA BEBERAPA PROSPEK STUDI BAHASA ARAB DI MASA DEPAN
YG DPT DIRAIH, JIKA PARA PENGGIAT DAN PEMINAT STUDI
BAHASA ARAB
Pertama, Peluang untuk pengembangan bhs Arab semakin terbuka, sebab seseorang yg menguasai bahasa Arab dpt dipastikan memiliki modal dasar untuk mendalami dan mengembangkan kajian Islam, seperti: fiqh, tafsir, hadits, sejarah Islam, filsafat Islam, dsb, dgn merevitalisasi penelusuran (eksplorasi) dan elaborasi sumber2 aslinya. Dgn kata lain, bhs Arab dapat dijadikan sebagai alat dan modal hidup untuk mencari & memperoleh yg lain di luar bhs Arab, baik itu ilmu maupun keterampilan berkomunikasi lisan.
Kedua, Pengembangan profesi keguruan: menjadi tenaga pengajar bhs Arab yg profesional. Sbb yg mempunyai kompetensi dan kewenangan akademik dan profesional di MI/SD, MTs/SMP, dan MA/SMU atau lembaga pend yg sederajat adalah lulusan Bhs Arab, yang lulusan BSA dpt mengambil Program Akta Mengajar (Akta IV) untuk memperoleh kompetensi dan kewenangan menjadi guru.
Ketiga, penggiatan dan pembudayaan tradisi penelitian dan pengembangan metodologi pembelajaran bahasa Arab. Hal ini perlu dilakukan agar ilmu bhs Arab dan metodologi pembelajarannya semakin berkembang dinamis dan maju. Oleh sbb itu yg menjadi hambatan adalah rendahnya dana penelitian, maka PT “mewajibkan” setiap dosen untuk meneliti atau menulis karya-karya akademik yg relevan dgn bidang keilmuannya. Kebijakan “wajib meneliti” ini, tentu saja, harus dibarengi dengan pemberian “insentif” (ujrah) yang memadai: membuat khusyu’, tekun, dan menikmati proses penelitiannya.
Keempat, intensifikasi penerjemahan karya-karya berbhs Arab, baik mengenai keilmuan dan keislaman ke dlm bhs Indonesia atau sebaliknya. Profesi ini cukup menantang dan menjanjikan harapan, meskipun penerjemah relatif blm mendapat apresiasi yg sewajarnya.
Menarik dicatat bahwa salah satu faktor yg mempercepat kemajuan peradaban Islam di masa klasik adalah adanya gerakan penerjemahan besar-besaran, terutama pada masa Hârûn al-Rasyīd (786-809 M) dan al-Ma’mūn (786-833 M).Gerakan penerjemahan itu disosialisasikan dgn ditunjang oleh adanya pusat riset dan pend seperti Bait al-Ḥikmah (Wisma Kebijaksanaan).
Kelima, intensifikasi akses dan kerjasama dgn pihak luar, termasuk melalui Kementrian Luar Negeri, agar “pos-pos” yg bernuansa atau berbasis bhs Arab dpt diisi oleh lulusan BSA, Oleh sbb itu, pembenahan internal, terutama penjaminan mutu akademik dan peningkatan kapasitas serta kapabilitas SDM (tenaga pendidik) perlu ditingkatkan maupun kesejahteraan.
Keenam, pengembangan media dan teknologi pembelajaran bhs Arab. Kita selama ini masih lemah/belum mumpuni dlm menciptakan produk media dan teknologi, sehingga proses pembelajaran masih blm mendapat sentuhan “modernitas” yg bercirikan: mudah, cepat, tepat, dan efektif. Sebab itu, tenaga yg menekuni bidang ini perlu dihasilkan oleh alumni Bhs Arab.
Dgn kata lain, kita perlu bermitra dan bersinergi dengan SDM yg memiliki kompetensi untuk mengembangkan teknologi pend dan pembelajaran bhs Arab yg modern. Dgn begitu, tampilan atau performansi pembelajaran bhs Arab akan memiliki nilai tambah (added value) dan daya tarik tersendiri.
Ketujuh, sudah saatnya Program Bhs Arab melahirkan karya-karya akademik
(hasil2 penelitian, teori2 baru, buku, media, dsb) yg dpt memberikan pencerahan
masyarakat. “Lahan” pemikiran alumni bahasa Arab sejauh ini belum “tergarap”
dgn baik, sehingga dlm hal ini kita masih “miskin” produktivitas keilmuan.
Menurut Maḥmûd Fahmī Ḥijāzī, studi bhs Arab masih terus memerlukan
karya terutama di bidang pengembangan kosakata dan istilah modern,
ensiklopedi, bank istilah sains dan teknologi, dsb, sehingga bhs Arab tidak
dianggap sbg bhs yg tidak mampu beradaptasi dgn perkembangan ilmu dan
teknologi.
No KODE Mata Kuliah Semester
SKS I 11 111 1V V VI VII VIII
1 Sintaksis (Ilmu al-Nahwi) X X X 6
2 Linguistik Umum (Ilmu Lugah al-‘Am) X 2
3 Linguistik Arab (Fiqh al-Lugah) X X 4
4 Semantik (Ilmu al-Dilalah) X X 4
5 Pragmatik X 2
6 Met. Penelitian Bahasa X 2
7 Sejarah Sastra Arab Klasiki (Tarikhu al-Adab al-Klasiki) X 2
8 Sejarah Sastra Arab Modern (Tarikhu al-Adab al-Mu’ashir) X 2
9 Puisi ( Al-Syi’ir ) X 2
10 Prosa (Al-Natsr ) X 2
11 Kritik Sastra ( Naqdu al-Adab) X X 4
12 Met. Penelitian Sastra (Manhaju Tahlili al-Adabi) X 2
13 Arudh wal Qawafi X X 4
14 Ta’bir Syafawi X X X 6
15 Semiotika ( Al-Rumz) X 2
16 Peng. Ilmu Sastra (Muqaddimah fi ilmi al-Adab ) X 2
17 Teori-Teori Filologi X 2
18 Morfologi (Ilmu al-Sharf) X X 4
19 Filsafat Bahasa (Falsafatu al-Lugah) X 2
20 Praktek Propesi (Dirosah Midaniyah) X 2
21 Tarjamah X X 4
22 (Ta’biru al-Kitabi) X X X 6
23 Qiraah X X 4
24 Kaligrafi (Khatu al-‘Arabi) X 2
25 Stilistika (Al-Uslub al-‘Arabi) X X 4
26 Sastra Bandingan (Adabu al- Muqaran ) X 2
27 Kemahiran Mendengar (Maharatu al- Istima’i) X X X 6
28 Ilmu Bayan X 2
29 Ilmu Ma’ani X 2
30 Ilmu Badi’ X 2
31 Sosiolinguistik (Al-Lugah al-Ijtima’i) X 2
32 Metode Penelitian Filologi (Manhaju Tahqiqu al-Nushus) X 2 Jumlah 96
MATA KULIAH KOMPETENSI UTAMA
1. Hendaknya berorientasi pada perkembangan ilmu pengetahuan &
profesi dgn memperhatikan kebutuhan masyarakat melalui dialog yg
intensif dgn mitra kerja dari luar lembaga. Di samping itu, perkembangan
teknologi komputer, misalnya, dpt dimanfaatkan untuk meningkatkan proses
dan hasil belajar. skrg banyak dijumpai referensi dan program pengajaran
bahasa Arab dlm bentuk CD.
BAGAIMANA KARAKTERISTIK KURIKULUM BAHASA ARAB ….
Kurikulum bhs Arab yg kini digunakan mungkin perlu direvisi atau
minimal direviu sehingga menghasilkan kurikulum yg memiliki karakter
2. Kurikulum yg dikembangkan hendaknya merupakan
pengkombinasian antara pendekatan disiplin ilmu serta pendekatan
kompetensi. Pengkombinasian untuk membekali peserta didik dgn dua
kualifikasi sebagai peneliti atau pendidik yg berakhlakul karimah dan
mampu berkomunikasi dgn orang lain dari berbagai disiplin ilmu dlm
kerangka kerja sama sebagai khalifah Allah di muka bumi. Kemampun ini
dikembangkan melalui beberapa mata kuliah dasar umum (MKDU).
3. Kurikulum perlu dikembangkan melalui pendekatan Concurrent.
Maksudnya , kemampuan akademik mhsw disajikan secara bersamaan dgn
pengembangan kepribadian. Dgn pendekatan ini diharapkan terjadi interaksi
antara materi kuliah bidang studi dgn materi perkuliahan bidang profesi, sehingga
pendalaman&penghayatan terhadap profesi yg akan diemban menjadi semakin
intens.
Di samping itu, kurikulum hendaknya membina peserta didik
sbg individu yg memiliki profesi sbg guru, penerjemah, seniman,
dan profesi lainnya. Kualifikasi ini dikembangkan melalui mata
kuliah dasar keahlian (MKDK). Di antara mata kuliah ini
misalnya Pengantar Linguistik, Pengantar Filsafat Bahasa,
Metode Penelitian Bahasa
4. Kurikulum hendaknya dikembangkan secara fleksibel, yaitu dapat
memberikan kesempatan kepada mhsw untuk mengambil beberapa pilihan,
sehingga keragaman potensi, kebutuhan, dan intelektualnya dpt dilayani.
Untuk meningkatkan kualitas lulusan perguruaan tinggi., maka yg harus dipenuhi di tiap jenjang perlu dpt membedakan:
1. Capaian Pembelajaran (learning outcomes) merupakan internalisasi dan akumulasi ilmu pengetahuan, ketrampilan, sikap, dan kompetensi yang dicapai melalui proses pendidikan yang terstruktur dan mencakup suatu bidang ilmu/keahlian tertentu atau melalui pengalaman kerja.
2. Jumlah sks 3. Waktu studi minimum 4. Mata Kuliah Wajib : untuk mencapai hasil pembelajaran dgn kompetensi umum 1. Proses pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa 2. Akuntabilitas asesmen 3. Perlunya Diploma Supplement (surat keterangan pelengkap ijazah dan transkrip)
Diharapkan lulusan perguruan tinggi memiliki sejumlah kompetensi baik dari
aspek pengetahuan, sikap, maupun keterampilan terkait profil programnya
masing-masing sesuai dgn tuntutan dan perkembangan zaman serta
menjamin agar lulusannya sesuai dengan kebutuhan pasar.
BIODATA
Nama : M . Ihsan Dacholfany
Pendidikan : S1 (UI dan IRIJA),
S2 UNIV. KEB. MALAYSIA, S3 UNINUS
Alamat : Jalan A. Yani No.162 Metro Simpangan Kampus
No Hp / WA : 0812-130-22488
Mengajar Bahasa Arab : S-2 STAIN, UM Metro, Pusba,
Pesantren Imadul Bilad