32
13101074 5 BAB II DASAR TEORI 2.1 Keaslian Penelitian Terdapat beberapa pustaka atau referensi yang berkaitan dan dijadikan acuan sehingga perlu dilakukan penelitian ini seperti ditunjukkan pada Tabel 2.1. Beberapa penelitian tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : Penelitian tentang analisis skema OFDM untuk wireless melalui RoF menggunakan metode EM-DD untuk mapping 16 QAM dengan menggunakan software OptiSystem 8.0/9.0 untuk simulasi [2]. Penelitian ini menggunakan quadrature modulator 7.5 GHz pada OFDM stage output sebelum dilewatkan ke sebuah LiNb-MZM (Lithium Niobate Mach Zehnder Modulator) untuk Ref Judul Metode/Tool Parameter Hasil/Kelebihan Kekurangan [2] Performance Analysis of the OFDM Scheme for Wireless over Fiber Communicati on Link. (2012) External Modulated and Direct Detection (OptiSystem 8.0/9.0) OFDM, 16 QAM, LiNb MZM, CW Laser 1550 nm, Quadrature Modulator 7.5 GHz, SMF OFDM-RoF mampu meningkatkan performa sinyal RF, mampu mencapai fiber length 10-50 km, bermanfaat untuk wideband celluler Daya terima masih rendah, belum mempertimbangkan Optical launch power, EVM, BER SER, dan terbatas pada modulasi 16 QAM. [4] Study of the BER performance in RoF- OFDM system modulated by QAM and PSK. (2013) External Modulated and Direct Detection (Optiwave V.11) OFDM, 8PSK, 16PSK, 16QAM, 20 GHz RF, WDM-PON, MZM, Local Oscillator, SMF Performa BER OFDM-16-PSK & 16-QAM sama Bit rate 20GBps & 30Gbps meski memerlukan OSNR Tinggi dowconversion menggunakan 2 MZM dan tambahan rangkaian MZM dengan satu LO, daya terima masih rendah dan terbatas untuk SMF 40 km. [9] Study on Performance of Digitized Radio over fiber (RoF) System using EDFA and Coherent Receiver( 2013) External Modulator, Direct detection, Coherent Detection, EDFA Coherent Detection (MatLab) ASK,PSK, QPSK, MZM, BPF, Bandwidth 3 GHz, Local Oscillator -5 dBm Dapat menunjukkan kombinasi EDFA-Coh lebih bagus dari direct detection dengan 8 kombinasi modulasi Simulasi tidak mempertimbangkan karakterisitik laser dan serat optic

BAB II DASAR TEORI 2.1 Keaslian Penelitian

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

13101074 5

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Keaslian Penelitian

Terdapat beberapa pustaka atau referensi yang berkaitan dan dijadikan

acuan sehingga perlu dilakukan penelitian ini seperti ditunjukkan pada Tabel

2.1. Beberapa penelitian tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

Penelitian tentang analisis skema OFDM untuk wireless melalui RoF

menggunakan metode EM-DD untuk mapping 16 QAM dengan menggunakan

software OptiSystem 8.0/9.0 untuk simulasi [2]. Penelitian ini menggunakan

quadrature modulator 7.5 GHz pada OFDM stage output sebelum dilewatkan

ke sebuah LiNb-MZM (Lithium Niobate Mach Zehnder Modulator) untuk

Ref Judul Metode/Tool Parameter Hasil/Kelebihan Kekurangan

[2]

Performance

Analysis of

the OFDM

Scheme for

Wireless

over Fiber

Communicati

on Link.

(2012)

External

Modulated and

Direct Detection

(OptiSystem

8.0/9.0)

OFDM, 16 QAM,

LiNb MZM, CW

Laser 1550 nm,

Quadrature

Modulator 7.5

GHz, SMF

OFDM-RoF

mampu

meningkatkan

performa sinyal

RF, mampu

mencapai fiber

length 10-50 km,

bermanfaat

untuk wideband

celluler

Daya terima masih

rendah, belum

mempertimbangkan

Optical launch

power, EVM, BER

SER, dan terbatas

pada modulasi 16

QAM.

[4]

Study of the

BER

performance

in RoF-

OFDM

system

modulated

by QAM and

PSK. (2013)

External

Modulated and

Direct Detection

(Optiwave V.11)

OFDM, 8PSK,

16PSK, 16QAM,

20 GHz RF,

WDM-PON,

MZM, Local

Oscillator, SMF

Performa BER

OFDM-16-PSK

& 16-QAM

sama Bit rate

20GBps &

30Gbps meski

memerlukan

OSNR Tinggi

dowconversion

menggunakan 2

MZM dan tambahan

rangkaian MZM

dengan satu LO,

daya terima masih

rendah dan terbatas

untuk SMF 40 km.

[9] Study on

Performance

of Digitized

Radio over

fiber (RoF)

System using

EDFA and

Coherent

Receiver(

2013)

External

Modulator,

Direct detection,

Coherent

Detection,

EDFA Coherent

Detection

(MatLab)

ASK,PSK,

QPSK, MZM,

BPF, Bandwidth

3 GHz, Local

Oscillator -5 dBm

Dapat

menunjukkan

kombinasi

EDFA-Coh lebih

bagus dari direct

detection

dengan 8

kombinasi

modulasi

Simulasi tidak

mempertimbangkan

karakterisitik laser

dan serat optic

6 13101074

mapping 16 QAM. Pada sisi receiver, mekanisme down-conversion

menggunakan direct detection menggunakan sebuah PIN photodetector

sebelum dikirim ke OFDM demodulator. Hasil penelitian menunjukkan sinyal

OFDM-RoF mampu mencapai fiber length 10 km sampai 50 km bit rate 10

Gbps meskipun daya terima masih rendah. Selanjutnya dengan metode yang

sama, penelitian tentang peningkatan sinyal OFDM pada link RoF untuk sistem

wireless dengan menggunakan software OptiSystem 13 untuk simulasi.

Penelitian tentang analisis unjuk kerja BER dalam skema RoF-PON

(passive optical network) berdasarkan format modulasi OFDM dengan

menggunakan Optiwave V.11 [4]. Penelitian menganalisis unjuk kerja BER

untuk modulasi OFDM menggunakan QAM dan PSK (phase shift keying),

seperti 16-QAM, 8-PSK, dan 16-PSK, menggunakan external modulator untuk

mekanisme up-conversion 20 Gbps dan 30 Gbps sinyal OFDM pada

microwave carrier 20-GHz melewati 40 km SMF, sedangkan pada sisi receiver

menerapkan direct detection untuk mekanisme down-conversion. Metode ini

lebih dikenal dengan EM-DD (external modulated-direct detection). Hasil

penelitian ini memiliki perbandingan antara tiga metode modulasi berdasarkan

daya terima dan OSNR (optical signal noise to ratio). OSNR maksimum terjadi

ketika 16-QAM dan minimum pada 8-PSK digunakan, modulasi 16-QAM dan

16-PSK memiliki kapasitas yang sama, akan tetapi dalam hal daya diterima dan

nilai OSNR 16-QAM memiliki nilai tertinggi. Penelitian ini terbatas untuk 40

km SMF dimana nilai BER yang dihasilkan masih tinggi akibat daya terima

yang rendah.

Terdapat hasil penelitian [9] yang menunjukkan bahwa berkat

menggunakan Gabungan EDFA-coherent detection dalam sistem digitized-

RoF, peningkatan kualitas sinyal menjadi luar biasa. Terdapat tiga metode

memberikan yang terbaik kualitas sinyal transmisi (tiga karakteristik BER

terendah), seperti ASK Homodyne, PSK Homodyne, PSK Heterodyne

Synchronous.

2.2 Radio over Fiber

Radio Over Fiber adalah suatu proses/kegiatan pengiriman sinyal radio

menggunakan kabel serat optik. Penggunaan kabel serat optik sebagai medium

perantara berguna untuk mendapatkan kecepatan transmisi yang lebih besar jika

dibandingkan ketika dilakukan transmisi secara langsung. Dengan

menggunakan kabel serat optik, maka kualitas sinyal suara yang ditransmisikan

akan tetap bagus atau dengan kata lain gangguan yang timbul selama proses

transmisi kecil, sehingga sinyal yang dibawanya tetap bagus. Selain itu dengan

13101074 7

menggunakan kabel serat optik dapat menghemat biaya serta menambah

performansi untuk high speed fiber berdasarkan akses nirkabel [1].

Kelebihan menggunakan kabel serat optik yaitu dapat melakukan

transmisi data yang cepat dan performansi yang prima. Namun serat optik

memiliki kekurangan yaitu daerah kerja yang kurang luas dan proses instalasi

kabel yang membutuhkan biaya yang besar. Sedangkan dengan menggunakan

nirkabel memiliki daerah kerja yang cukup luas dan biaya pemasangan yang

cukup murah, tetapi nirkabel memiliki kekurangan yaitu kualitas dan

performansi yang kurang maksimal dan disertai dengan adanya gangguan

sinyal. Saat ini komunikasi nirkabel telah berubah dari komunikasi suara

menjadi multimedia, dimana komunikasi multimedia membutuhkan kecepatan

transmisi data yang lebih cepat agar diperoleh hasil yang maksimal [1].

Pada RoF, sinar laser dimodulasi oleh sinyal radio dan dikirimkan

melalui media serat optik. Remote antenna unit/base station dan sentral, antar-

remote antena unit maupun antar-base station dihubungkan oleh serat optik,

seperti terlihat pada Gambar 2.1 [3].

Gambar 2.1 Skema Pentransmisian Sinyal RoF [3]

1. Baseband over Fiber

Baseband over Fiber adalah sebuah metode penggunaan media komunikasi

dimana frekuensi yang dilewatkan pada carrier hanya satu buah untuk

mentransmisikan data. Oleh karena itu, dalam satu media tersebut hanya

terdapat satu sinyal yang memiliki arti. Salah satu contoh pengguna metode

baseband adalah Ethernet. Gambar 2.2 berikut menampilkan hardware pada

CO dan BS dalam sistem HFR untuk downstream transmisi sinyal baseband-

over fiber :

8 13101074

Gambar 2.2. Hardware pada CO dan BS dalam Sistem HFR (Hybrid Fiber

Radio) untuk Downstream Transmisi Sinyal Baseband-over

Fiber [3]

2. IF-over Fiber

Dalam IF-over Fiber, sinyal IF (Intermediate Frequency) dengan frekuensi

yang lebih rendah (kurang dari 10 GHz) digunakan ntuk modulasi cahaya

sebelum ditransmisikan melalui saluran optik. Oleh karena itu, sinyal nirkabel

diangkut pada IFover fiber. Gambar 2.3 berikut menampilkan hardware pada

CO dan BS dalam sistem HFR untuk downstream transmisi sinyal IF-over

fiber.

Gambar 2.3. Hardware pada CO dan BS dalam Sistem HFR (Hybrid Fiber

Radio) untuk Downstream Transmisi Sinyal IF-over Fiber[3]

3. RF-over Fiber

Dalam RF-over Fiber, data dibawa dengan sinyal pembawa Radio Frequency

(RF) dengan frekuensi tinggi (biasanya lebih besar dari 10 GHz), digunakan

pada sinyal Lightwave sebelum dibawa melalui saluran optik. Oleh karena itu,

sinyal nirkabel optik didistribusikan langsung ke Base Station (BS) dengan

frekuensi tinggi dan diubah dari optik ke sinyal listrik sebelum diperkuat dan

dipancarkan oleh antena. Akibatnya, tidak diperlukan up/down converter di

berbagai base station, sehingga menghasilkan implementasi sederhana dan

13101074 9

lebih hemat biaya. Gambar 2.4 menampilkan hardware pada CO dan BS dalam

sistem HFR untuk downstream transmisi sinyal RF-over fiber :

Gambar 2.4. Hardware pada CO dan BS dalam Sistem HFR (Hybrid Fiber

Radio) untuk Downstream Transmisi Sinyal RF-over Fiber [3]

Penjelasan keunggulan RoF yang telah disebutkan dapat diuraikan

sebagai berikut [4],[5]:

1. Rugi-rugi Redaman Rendah

Permasalahan biasanya terjadi pada saat distribusi sinyal

microwave frekuensi tinggi di ruang bebas atau melalui jalur

transmisi. Pada ruang bebas, terdapat banyak loss akibat penyerapan

dan peningkatan refleksi dengan frekuensi. Pada saluran transmisi,

impedansi meningkat seiring dengan frekuensi menyebabkan loss yang

sangat tinggi, sehingga untuk mendistribusikan radio frekuensi tinggi

sinyal elektrik jarak-jauh memerlukan banyak penguatan. Solusi

alternatif masalah ini adalah dengan mendistribusikan sinyal baseband

atau sinyal frekuensi rendah antara (IF) pada pusat switching (head

end) ke BTS, akan tetapi karena serat optis menawarkan loss yang

sangat rendah, teknologi RoF dapat digunakan untuk mencapai kedua

distribusi dengan loss gelombang mm yang kecil, dan berperan dalam

penyederhanaan RAU (remote access unit) pada waktu yang sama.

Standar komersial yang tersedia SMF berbahan kaca (silika) yang

memiliki loss redaman di bawah 0,2 dB/km dan 0,5 dB km pada 1550

nm dan 1300 nm window.POF (polimer optical fiber) adalah jenis

serat optis yang lebih baru memiliki atenuasi yang lebih tinggi

berkisar antara 10-40 dB/km di daerah kerja 500-1300 nm. Loss

redaman ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan yang ditemui pada

saluran transmisi yang lain, seperti kabel koaksial. Sebagai contoh

atenuasi kabel koaksial ½ inci (RG-214) adalah 500 dB/km untuk

frekuensi di atas 5 GHz, sehingga dengan transmisi gelombang mikro

10 13101074

disaluran optis jarak transmisi meningkat beberapa kali lipat dan

sangat mengurangi daya transmisi yang diperlukan.

2. Bandwidth Lebar

Terdapat tiga transmisi utama yang menawarkan redaman rendah,

yaitu dengan panjang gelombang 850 nm, 1310 nm, dan 1550 nm.

Bandwidth gabungan tiga window tersebut berada pada nilai lebih 50

THz pada serat optis tunggal SMF. Teknologi serat optis yg telah

berkembang dapat menghasilkan pelemahan (attenuation) kurang dari

20 (dB)/km dengan lebar jalur (bandwidth) yang besar, sehingga

kemampuan dalam mentransmisikan data menjadi lebih banyak dan

cepat dibandingan dengan penggunaan kabel konvensional

3. Kekebalan terhadap Interferensi Frekuensi Radio

Sinyal yang dikirimkan dalam bentuk cahaya melalui serat optis lebih

disukai bahkan untuk koneksi jarak pendek pada gelombang berukuran

mm. Kekebalan terhadap interferensi elektromagnetik adalah sifat

yang sangat menarik dalam komunikasi serat optis. Kekebalan EMI

(electromagnetic interfrence) adalah kekebalan yang berkaitan

terhadap eavesdropping, yang merupakan karakteristik penting

komunikasi serat optis karena menyediakan privasi dan keamanan.

4. Multi-Operator dan Multi-Service Operation

RoF menawarkan fleksibilitas sistem operasional yaitu sistem sinyal

distribusi RoF dapat dibuat format transparan, sebagai contoh untuk

teknik IM-DD (intensity modulation and direct detection) dapat

digunakan untuk sistem linear. Hal tersebut dapat dicapai dengan

menggunakan serat optis dispersi rendah (SMF) yang dikombinasikan

dengan SCM (subcarrier modulation) RF, dalam hal ini jaringan RoF

yang sama dapat digunakan untuk mendistribusikan multi-operator

dan trafik multi-service, dan menghasilkan penghematan ekonomi

yang besar.

5. Alokasi Sumber Daya Dinamis

Pada saat melakukan modulasi, switching, dan fungsi lain RF yang

dilakukan pada headend terpusat, dapat dialokasikan untuk kapasitas

dinamis. Sebagai contoh dalam sistem distribusi RoF untuk trafik

GSM, kapasitas lebih dapat dialokasikan ke suatu daerah pada saat

peak dan kemudian dialokasikan kembali ke daerah-daerah lainnya

ketika off peak (misalnya untuk kawasan perumahan penduduk di

malam hari). Hal tersebut dapat dicapai dengan mengalokasikan

panjang gelombang optis melalui WDM sesuai kebutuhan.

13101074 11

Mengalokasikan kapasitas dinamis muncul sebagai kebutuhan untuk

menyingkirkan persyaratan mengalokasikan kapasitas permanen.

Kondisi beban trafik yang sering bervariasi dengan margin yang besar

akan menjadi pemborosan sumber daya.

2.2.1 Topologi Jaringan RoF

Berdasarkan akses nirkabel, topologi dan komponen jaringan RoF

dapat ditunjukan pada Gambar 2.5. Pemrosesan sinyal RF pada sistem

komunikasi wireless yang umum, seperti menaikkan frekuensi, modulasi

carrier dan multipleksing dilakukan di BS (base station) dan kemudian

diteruskan ke antena. RoF memungkinkan untuk melakukan pemusatan fungsi

pemrosesan sinyal RF pada BSC (base station control), dan kemudian

menggunakan serat optis untuk mendistribusikan sinyal RF ke RAU (radio

access unit) sehingga konfigurasi RAU menjadi lebih sederhana. Fungsi

komunikasi seperti pengkodean, modulasi, serta konversi dapat dilaksanakan

pada sentral. Sentralisasi fungsi pemrosesan sinyal RF memungkinkan

pemakaian peralatan secara bersama, alokasi resource secara dinamis, dan

menyederhanakan sistem operasi dan perawatan yang berarti penghematan

besar pada instalasi dan operasional sistem. Pada intinya komunikasi RoF

meminimalisir gangguan yang ditimbulkan dari sifat seluler pada komunikasi

radio antara BSC dan BTS (base transceiver station) [6]

Radio Transmitter(WiMAX,UWB,LTE)

Core Network

Central Office

E/O O/E HUB

RAU

RAU

BPF AMP

Building

Gambar 2.5. Topologi Jaringan RoF [6]

12 13101074

Komponen dasar arsitektur RoF adalah [1],[3],[4]:

1. Base Station

Base station yang digunakan dapat berupa transceiver jenis apapun

untuk kepentingan WLAN, WMAN, maupun WiMAX dan sistem

komunikasi lainnya, bergantung pada aplikasi radio over fiber. Sinyal

RF hasil BTS ini kemudian ditransmisikan oleh serat optik ke

subscriber. Sisi base station ini terdiri dari pemrosesan data baseband

melalui modulator RF, sumber optik serta modulator optik.

2. Radio Access Point

RAP berfungsi untuk mengubah sinyal optik yang ditransmisikan

melalui serat optik menjadi sinyal RF untuk ditransmisikan kembali ke

subscriber. Proses yang terjadi di RAP hanya proses perubahan sinyal

optik menjadi sinyal RF untuk ditransmisikan melalui antena ke

subscriber, sehingga konfigurasi RAP tidak sekompleks BTS. RAP ini

terdiri dari beberapa komponen, yaitu photodetector, Gain BPF, dan

antenna

3. Portabel Unit/Mobile Statio

Portabel unit merupakan mobile station subscriber, yaitu handset

yang digunakan oleh subscriber untuk melakukan komunikasi. Dalam

MS, terjadi proses demodulasi sinyal RF menjadi frekuensi baseband.

Gambar 2.6 Sistem RoF Secara Umum[3]

Sinyal yang datang pada transmisi sinyal RF melalui fiber akan

dikonversi ke sinyal RF kemudian ditransmisikan melalui fiber optic

menuju ke Base Station. Pada transmisi sinyal Baseband, konversi

dapat dilakukan di Base Station. Kelebihan RoF dibandingkan

distribusi sinyal elektrik adalah [7] :

1. Loss Atenuasi Yang Kecil

13101074 13

Secara komersial, tersedia standar Single Mode Fiber (SMF) dari

silica memiliki loss atenuasi dibawah 0.2 dB/km dan 0.5 dB/km pada

1550 nm dan 1300 nm. Pada Polymer Optical Fiber (POF),

atenuasinya lebih tinggi yaitu 10-40 dB/km pada panjang gelombang

500-1300mm. Bandingkan pada coax, dimana loss atenuasi adalah

500dB/km untuk frekuensi di bawah 5 GHz.

2. Bandwidth Yang Besar

Untuk SMF, bandwidthnya sekitar 50 THz. Perkembangan terus

terjadi, dan penggunaan teknik tambahan mulai dilakukan, misalkan

pada OTDM dan DWDM.

3. Tahan Terhadap Interferensi

Sinyal yang ditransmisikan berupa cahaya melalui fiber, sehingga

tahan terhadap interferensi radio frekuensi.

4. Mudah Dalam Instalasi dan Maintenance

Dalam RoF, penggunaan perangkat yang kompleks terjadi pada

headend, sedangkan pada RAU (Remote Access Unit) lebih simple.

5. Mengurangi Konsumsi Daya

RAU yang lebih simple akan menengurangi penggunaan daya, dan

juga peletakan RAU sebagai perangkat remote.

2.3 Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM)

OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing) merupakan

teknik modulasi multicarrier, dimana antar subcarrier saling orthogonal satu

sama lain. Dengan sifat orthogonalitas ini maka antar subcarrier dapat dibuat

overlapping tanpa menimbulkan interference. Hal ini akan menghemat

penggunaan bandwidth kanal sampai dengan 50%. OFDM juga merupakan

salah satu teknik transmisi pada sistem komunikasi digital. Data yang

ditransmisikan berupa data serial biner berkecepatan tinggi yang telah di

petakan dalam bentuk simbol, simbol tersebut yang awalnya serial kemudian

dipecah menjadi bentuk parallel sehingga menghasilkan kecepatan data yang

lebih rendah dibanding dengan data sebelumnya. Kemudian simbol tersebut

dimodulasi oleh sejumlah sinyal carrier menjadi beberapa subkanal. Maka

prinsip dasar dari OFDM menggunakan teknik transmisi multicarrier [8]

Pada gambar 2.7 menunjukkan perbedaan antara teknik multicarrier

konvensional yang tidak saling tumpang tindih (nonoverlapping) dan teknik

multicarrier OFDM. Sebagaimana ditunjukkan pada gambar 2.7, penggunaan

teknik OFDM dapat menghemat bandwidth hampir 50%. Untuk mewujudkan

14 13101074

teknik multicarrier yang saling tumpang tindih, diperlukan ortogonalitas antar

subcarrier agar tidak terjadi Adjacent Carrier Interference.

Gambar 2.7 Konsep Teknik Multicarrier: (a) multicarrier konvensional,dan

(b) orthogonal multicarrier (OFDM)[ 9]

Keuntungan utama dari OFDM adalah yang toleransi multipath delay

spread dan penggunaan spektrum yang efisien dengan memungkinkan tumpang

tindih dalam domain frekuensi. Keuntungan lain yang signifikan adalah bahwa

modulasi dan demodulasi dapat dilakukan dengan menggunakan IFFT (inverse

fast fourier transforms) dan FFT (fast fourier transformation), yang efisien

secara komputasi[10].

Prinsip kerja OFDM adalah data informasi yang dikirim dikonversikan

kedalam bentuk parallel, sehingga jika bit rate semula adalah R, maka bit rate

pada tiap-tiap jalur parallel adalah R/N dimana N adalah jumlah jalur parallel

(sama dengan jumlah sub-carrier). Kemudian melakukan modulasi pada tiap-

tiap sub-carrier berupa BPSK, QPSK, QAM atau yang lain. Sinyal yang telah

dimodulasi tersebut kemudian diaplikasikan ke IFFT untuk pembuatan simbol

OFDM. Penggunaan IFFT ini memungkinkan pengalokasian frekuensi yang

saling tegak lurus (orthogonal). Kemudian simbol OFDM ditambahkan cyclic

prefix dan simbol OFDM kemudian dikonversikan lagi kedalam bentuk serial,

lalu sinyal dikirim. Pada receiver, dilakukan operasi yang berlawanan dengan

yang dilakukan pada stasiun pengirim. Mulai dari konversi dari serial ke

parallel, pelepasan cyclic prefix kemudian konversi sinyal parallel dengan FFT

setelah itu demodulasi, dan terakhir konversi parallel ke serial, dan akhirnya

kembali menjadi bentuk data informasi [8]

13101074 15

Konfigurasi sistem OFDM dapat dilihat pada Gambar 2.5. Pada bagian

pengirim, bit kirim yang berbentuk serial dirubah menjadi bentuk paralel.

Selanjutnya dilakukan pemetaan yaitu dapat menggunakan BPSK (binary

phase shift keying), QPSK (quadrature phase shift keying) atau modulasi QAM

(quadrature amplitude modulation)[11].

Gambar 2.8 Blok Diagram OFDM[12]

Penggunaan Discrete Fourier Transform (DFT) pada sistem OFDM

akan mengurangi tingkat kompleksitas sistem pengirim dan penerima. Dengan

penggunaan DFT maka tidak diperlukan banyak osilator, mixer, dan filter

untuk masing-masing subcarrier. DFT digunakan untuk menghasilkan

subcarrier yang ortogonal, untuk mempersingkat waktu komputasi dapat

diimplementasikan algoritma Fast Fourier Transform (FFT)[11].

Kelebihan yang didapat dengan menggunakan teknik OFDM antara

lain adalah [11]:

1. Efesiensi dalam pemakaian frekuensi

OFDM merupakan salah satu jenis multicarrier (FDM) tetapi

memiliki pemakaian frekuensi yang lebih efisien. Overlapping antar

frekuensi yang bersebelahan pada OFDM diperbolehkan karena

masing-masing sudah saling orthogonal.

2. Tahap terhadap frequency selective fading

Frequency selective fading merupakan keadaan dimana bandwidth

channel lebih sempit daripada bandwidth transmisi yang

mengakibatkan melemahnya daya terima secara tidak seragam pada

16 13101074

beberapa frekuensi tertentu. Meskipurn jalur komunikasi OFDM

memiliki karakteristik frequency selective fading tetapi tiap sub-

carrier dari sistem OFDM hanya mengalami pelemahan daya terima

secara seragam (flat fading) yang lebih mudah dikendalikan new

balance trainers. Dengan kata lain OFDM dapat mengubah frequency

selective fading menjadi flat fading.

3. Tidak sensitive terhadap sinyal tunda

Kecepatan transmisi yang rendah pada setiap sub-carrier menjadikan

periode simbol menjadi lebih panjang sehingga kesensitifan sistem

terhadap delay spread menjadi relatif berkurang. Delay spread

merupakan penyebaran sinyal-sinyal yang datang terlambat.

4. Mengurangi ISI (inter-simbol interference) dan ICI (inter-carier

interference)

ISI dan ICI pada OFDM dapat dihilangkan dengan menambahkan

guard interval atau yang disebut Cyclic Prefix (CP) sehingga

penginterfensian simbol hanya terjadi pada sisi cyclic prefix-nya saja.

Efek tersebut dapat dihilangkan saat dilakukan sinkronisasi waktu

pada FFT dengan cara menghilangkan CP yang mengalami

interferensi.

Kekurangan yang didapat dengan menggunakan teknik OFDM antara

lain adalah [11]:

1. Sensitif terhadap carrier frequency offset

Sistem OFDM memiliki sensitivitas pada error frekuensi yang

diakibatkan oleh perbedaan frekuensi pada penerima. Perbedaan ini

diakibatkan karena adanya pergeseran frekuensi akibat efek doppler

atau efek pergeseran dan karena pengaruh ICI yang terjadi antar sub-

carrier.

2. Mudah terkontaminasi oleh distorsi nonlinier

Teknologi OFDM adalah sebuah sistem modulasi yang menggunakan

multi-frequency dan multi-amplitudo, sehingga sistem ini mudah

terkontaminasi oleh distorsi nonlinear yang terjadi pada amplifier dari

daya transmisi.

3. Sulit untuk sinkronisasi sinyal

4. Mengalami rugi daya akibat penambahan cyclic prefic

5. Memiliki PAPR yang tinggi

13101074 17

Penggunaan Discrete Fourier Transform (DFT) pada sistem OFDM

akan mengurangi tingkat kompleksitas sistem pengirim dan penerima. Dengan

penggunaan DFT maka tidak diperlukan banyak osilator, mixer, dan filter

untuk masing-masing subcarrier. DFT digunakan untuk menghasilkan

subcarrier yang ortogonal, untuk mempersingkat waktu komputasi dapat

diimplementasikan algoritma Fast Fourier Transform (FFT)[11].

Prinsip ortogonal pada OFDM menunjukkan adanya hubungan

matematis antar frekuensi carrier pada sistem. Pada sistem FDM konvensional,

masing-masing carrier diatur agar tidak overlapping dan antar carrier

dipisahkan oleh guardband sehingga akan mengurangi efisiensi spektrum.

Untuk lebih meningkatkan efisiensi bandwidth, OFDM menggunakan spektrum

yang saling overlapping antara subcarrier yang satu dengan yang lain tetapi

sinyal masih dapat di terima tanpa interferensi carrier yang berdekatan. Hal ini

dapat dilakukan karena antar subcarrier yang satu dengan yang lainnya bersifat

orthogonal. Perbandingan spektrum teknik multicarrier FDM konvensional dan

multicarrier OFDM ditunjukkan pada gambar 2.9 [11]

Gambar 2.9 Spektrum Multicarrier (a) Tidak overlap (b) Overlap orthogonal [13]

Pada sistem OFDM, sinyal dirancang sedemikian rupa agar masing-

masing subcarrier saling orthogonal, sehingga jika tidak ada distorsi pada

kanal yang menyebabkan Inter Simbol Interference (ISI) dan Inter Carrier

Interference (ICI), maka setiap subcarrier dapat dipisahkan pada sisi penerima.

Akan tetapi, pada kenyataannya tidak semudah itu, pengaruh kanal multipath

dapat menyebabkan terjadinya ISI. Untuk mengurangi adanya pengaruh Inter

Simbol Interference (ISI) yang disebabkan oleh pengaruh kanal multipath

tersebut, maka dalam setiap simbol OFDM ditambahkan guard interval.

Penambahan guard interval ini akan menambah panjang blok simbol OFDM

yang akan ditransmisikan.

18 13101074

Guard interval yang disisipkan bisa berupa kosong tidak ada sinyal.

Namun akibat penggunaan guard interval ini dapat menyebabkan Inter Carrier

Interference (ICI). Oleh karena itu, guard interval diisi dengan beberapa

sampel yang diambil dari akhir simbol OFDM itu sendiri sehingga sering

disebut dengan cyclic prefix. Agar dapat mengatasi efek ISI dengan sempurna,

maka panjang dari guard interval yang dialokasikan harus lebih besar dari

delay spread maksimum kanal. Ilustrasi penambahan guard interval bisa

ditunjukkan pada gambar 2.10.

Gambar 2.10 Ilustrasi penambahan guard interval dengan cyclic prefix [11]

OFDM konvensional membutuhkan lebih banyak modulator jika

menggunakan lebih banyak sub-carrier. Untuk mengatasi hal seperti itu dapat

menggunakan prinsip dasar dari Inverse Fast Fourier Transorm (IFFT). Untuk

demodulatornya dapat menggunakan Fast Fourier Transorm (FFT). IFFT

berfungsi sebagai pembuatan simbol (modulator) OFDM dan FFT berfungsi

sebagai pengurai simbol OFDM (demodulator) [8].

Skema transmisi OFDM mempunyai kunci keuntungan sebagai

berikut [13]:

1. OFDM merupakan cara efisien untuk berurusan dengan multipath;

penundaan diberikan menyebar, penerapan kompleksitas secara

signifikan lebih rendah dari pada satu pembawa sistem dengan

equalizer.

2. Di saluran bervariasi waktu relatif lambat, mungkin untuk

meningkatkan kapasitas secara signifikan dengan menyesuaikan

kecepatan data per Sc menurut signal to noise ratio (SNR).

3. OFDM kuat terhadap interferensi narrowband karena gangguan

seperti mempengaruhi hanya persentase kecil.

4. OFDM membuat satu frekuensi jaringan mungkin, yang terutama

menarik untuk aplikasi siaran.

2.4 Modulasi

Modulasi adalah proses penumpangan informasi yang terkandung

dalam sebuah rentang frekuensi pada sebuah frekuensi pembawa. Kebalikan

dari proses modulasi disebut demodulasi [14]. Modulasi digunakan untuk

13101074 19

mengatasi ketidaksesuaian karakter sinyal dengan media yang digunakan.

Tanpa proses modulasi, informasi tidak praktis dikirimkan melalui media

udara.

Alasan sinyal informasi harus dimodulasikan sebelum ditransmisikan

adalah [14]

1. Menghindari Interferensi

Sinyal-sinyal suara (frekuensinya sama) jika ditransmisikan secara

bersamaan interferensi, dimana sinyal saling mengganggu satu

dengan yang lainnya. Di dalam modulasi, frekuensi sinyal-sinyal

suara dipindahkan ke wilayah frekuensi yang jauh lebih tinggi,

sehingga dapat ditempatkan pada daerah-daerah frekuensi yang

berbeda-beda. Proses ini disebut Frequency Division Multiplexing.

2. Ukuran Antena (pembuatan antena)

Propagasi/perambatan yang efektif, memerlukan ukuran antenna ¼ –

½ dari panjang gelombang sinyal yang akan ditransmisikan. Sinyal

suara tidak praktis ditransmisikan secara langsung melalui media

udara dalam bentuk sinyal aslinya. Frekuensi sinyal suara: 300-

3000Hz.

Ukuran antena : ¼ – ½ λ (panjang gelombang) dari sinyal yg akan

ditransmisikan

f

c (2.1)

Dimana,

λ:panjang gelombang

c:kecepatan cahaya=3.108

f : frekuensi sinyal suara

Sehingga ukuran antena untuk frekuensi informasi 3 KHz adalah :

km10010.3

10.33

8

(2.2)

λ = 100 km, sehingga ukuran antena harus ¼ λ – ½ λ = 25 – 50 km, ukuran

antena tidak praktis.

modulasi dapat dikelompokan menjadi 2 kelompok yaitu [16] :

1. Modulasi Analaog

a. Modulasi Amplitudo (Amplitude Modulation, AM)

b. Modulasi Frekuensi (Frequency Modulation, FM)

c. Modulasi Fasa (Phase Modulation, PM)

20 13101074

2. Modulasi Digital

a. Amplitude Shift Keying (ASK)

b. Frequency Shift Keying (FSK)

c. Phase Shift Keying (PSK)

d. Quadrature Phase Shift Keying (QPSK)

e. Quadrature Amplitude Modulation (QAM)

2.4.1 Modulasi Digital QAM (Quadrature Amplitude Modulation)

Modulasi digital merupakan proses penumpangan sinyal informasi

pada sinyal carrier. Sinyal informasi tersebut dapat ditumpangkan dengan cara

mengubah amplitudo, frekuensi maupun fase dari sinyal carrier. Untuk

meningkatkan kapasitas informasi yang dikirimkan, dapat melakukan

perubahan dengan kombinasi dari beberapa parameter tersebut. Quadrature

Amplitudo Modulation atau QAM adalah suatu cara pentransmisian pada laju

bit-bit yang lebih tinggi pada saluran/kanal dengan lebar pita yang terbatas[14].

QAM (quadrature amplitude modulation) mengkombinasikan antara

ASK (amplitude shift keying) dan PSK (phase shift keying). Jadi konstelasi

sinyalnya berubah sesuai amplitude (jarak dari titik asal ke titik konstelasi) juga

berdasarkan phase (titik konstelasi tersebar di bidang kompleks). Quadrature

Amplitude Modulation adalah skema modulasi dua sinusoidal carrier, tepat 90°

dari fase dengan yang lainnya, digunakan untuk mengirimkan data melalui

suatu saluran fisik [14].

Setiap perubahan amplitudo dan fasa pada QAM merupakan simbol

yang mewakili bit-bit informasi dari sinyal pemodulasi atau sinyal informasi.

Pada saat ini dikenal beberapa jenis QAM yaitu diantaranya 16-QAM, 64-

QAM dan 256-QAM. Perbedaan jenis QAM itu didasarkan pada jumlah bit

informasi yang terkandung pada setiap simbol QAM. M-QAM menunjukan

simbol QAM mewakili 2logN bit informasi. Hal ini berarti jumlah bit informasi

yang terkandung dalam setiap simbol 16-QAM adalah 4 bit.

2.4.2 Modulasi 4-QAM

4-QAM merupakan teknik encoding M-er dengan M=4, dimana ada

empat keluaran QAM yang mungkin terjadi untuk sebuah frekuensi pembawa.

Karena ada 4 keluaran yang berbeda, maka harus ada 4 kondisi masukan yang

berbeda. Karena masukan sinyal digital ke QAM modulator adalah sinyal

biner, maka untuk memperoleh 4 kondisi masukan yang berbeda diperlukan

lebih dari satu bit masukan. Dengan memakai 2 bit masukan, maka diperoleh 4

kondisi yang mungkin : 00, 01, 10, 11 data masukan biner digabung menjadi

13101074 21

kelompok dua bit. Masing masing kode bit menghasilkan salah satu dari 4

keluaran yang mungkin [14].

Gambar 2.11 Konstelasi Sinyal 4-QAM [14]

2.4.3 Modulasi 16-QAM

Teknik modulasi 16-QAM artinya digunakan 16 variasi simbol dalam

menterjemahkan bit-bit data, dimana setiap simbol terdiri atas empat bit.

Dengan mengirim empat bit tiap simbol maka penggunaan bandwidth menjadi

lebih efisien dibandingkan dengan teknik modulasi lainnya seperti QPSK

(quadrature phase shift keying) yang mengirim dua bit tiap simbolnya. Pada

16-QAM terdapat beberapa cara pembentukan konstelasi. Satu diantaranya

model konstelasi rectangular atau pada beberapa sumber dinamakan konstelasi

square. Konstelasi ini memiliki beberapa keuntungan dalam pembentukannya

serta nilai efisiensi daya yang dihasilkan juga tidak terlalu jauh jika

dibandingkan dengan konstelasi optimalnya. Secara umum diagram blok

pemancar 16 QAM dengan konstelasi rectangular terlihat pada gambar 2.12

[15].

Gambar 2.12 Blok Diagram Pemancar 16-QAM [15]

Pada mapping 16-QAM terdapat 16 buah level sinyal yang

merepresentasikan empat kode binary yaitu ‟0000‟, ‟0001‟, ‟0010‟, ‟0011‟,

‟0100‟, ‟0101‟, ‟0110‟, ‟0111‟, ‟1000‟, ‟1001‟, ‟1010‟, ‟1011‟, ‟1100‟,

‟1101‟, ‟1110‟, dan ‟1111‟ . Masing-masing level sinyal disimbolkan dengan

22 13101074

perbedaan fasa dan amplitudo sinyal basis pembentuknya. Persamaan sinyal

16-QAM dapat diekspresikan pada gambar 2.13. [15]

Gambar 2.13 Konstelasi 16-QAM [15]

2.4.4 QPSK

QPSK singkatan Quadrature Phase Shift Keying. Ini adalah teknik

modulasi digital. QPSK efisien bandwidth karena setiap titik sinyal mewakili

dua bit. Pada modulasi Quadrature Phase Shift Keying (QPSK) sinyal

pembawa mempresentasikan empat keadaan fasa untuk menyatakan empat

simbol. Satu simbol QPSK terdiri dari dua bit yaitu “00”, “01”, “10”, dan “11”.

Setiap dua bit akan mengalami perubahan fasa sebesar 900 sedangkan

kecepatan bit informasinya sebesar dua kali kecepatan simbolnya. Pada

modulasi QPSK besarnya m = 2 (2 m = 4) sehingga bandwidth yang

dibutuhkan untuk perubahan fasa tiap detik adalah [15]:

BWQPSK = ( 𝑅1

2). (1 + 𝛼) (2.3)

Dimana α = roll factor yang menyatakan unjuk kerja sebuah modulator Rt =

kecepatan transmisi (bit/s) Sedangkan probability of bit error (BER) dari

modulasi QPSK dapat dirumuskan sebagai berikut [15]:

PB (e)= Q √2𝐸𝑏

𝑁𝑜 (2.4)

2.4.5 8-PSK

Pada modulasi Eight-state Phase Shift Keying (8PSK) sinyal pembawa

mempresentasikan delapan keadaaan fasa untuk menyatakan delapan simbol.

Satu simbol 8PSK terdiri dari tiga bit yaitu : “000”, “001”, “011”, “010”,

“110”, “111”, “101” dan “100”. (Sklar, 1988) Setiap tiga bit akan mengalami

perubahan fasa sebesar 450 sedangkan kecepatan bit informasinya sebesar tiga

13101074 23

kali kecepatan simbolnya. Pada modulasi 8PSK, besarnya m = 3 ( 2m = 8)

sehingga bandwidth yang dibutuhkan untuk perubahan fasa tiap detik adalah

[15]:

1.

3

18

RBW PSK

(2.5)

dimana: α = roll of factor yang menyatakan unjuk kerja sebuah modulator

Rt = kecepatan transmisi (bit/s)

Kita dapat mencapai efisiensi bandwidth ketika kita mewakili setiap

elemen sinyal untuk memetakan lebih dari satu bit. Dalam modulasi BPSK data

digital 1 dan 0 diwakili oleh perubahan fasa 180 derajat. Pada QPSK dengan

pergeseran fasa 90 derajat, di sini 2 bit dipetakan pada setiap sinyal. Pada

Multilevel PSK lebih dari 2 bit dipetakan menggunakan berbagai sudut fasa.

Pada 8-PSK delapan sudut fase yang berbeda digunakan untuk mewakili bit.

Gambar 2.14 Konstelasi Sinyal 8-PSK [15]

2.4.6 16-PSK

Modulasi amplituda dan modulasi fasa adalah modulasi yang dilakukan

pada Quadrature Amplitude Modulation (QAM) atau dapat dikatakan bahwa

modulasi QAM adalah gabungan dari modulasi ASK dan modulasi PSK

sehingga modulasi QAM (Quadrature Amplitude Modulation) lebih dikenal

dengan modulasi Amplitude Phase Keying (APK) [15].

Tabel 2.2 Perbedaan Efisiensi Bandwith Untuk Modulasi QPSK, 8PSk, 16QAM [15]

Modulation Format Bandwidth (BW) Bandwidth Efficiency

QPSK (R/2) X [1+ α] 2 bit/second/Hz

8PSK (R/3) X [1+ α] 3 bit/second/Hz

16QAM (R/4) X [1+ α] 4 bit/second/Hz

24 13101074

2.5 Low Pass Consine Filter

LPCF (low pass cosine filter) adalah filter yang sering digunakan

untuk membentuk pulsa shaping dalam modulasi digital karena kemampuannya

untuk meminimalisasi ISI (inter simbol interference). Pada kenyataannya

bagian dari “nonzero” partisi spektrum frekuensi adalah bentuk sederhana dari

(β =1) dan dinamakan fungsi cosine. LPCF adalah implementasi dari low pass

Nyquist filter yang salah satunya memiliki sifat simetri vestigial, kondisi simetri

vestigial merupakan simetri pada spektrum 1

2𝑇 dimana T adalah sinyal periode,

kondisi ideal pada komunikasi (termasuk respon mengirim dan menerima pada

filter), sehingga tidak ada interferensi atau ISI. Hal tersebut menyediakan

metode untuk membuat fungsi band terbatas untuk mengatasi efek interferensi

antar simbol[16].

Fungsi matematis dari respon frekuensi LPCF dapat ditunjukan

sebagai berikut :

ff

ffffr

ff

ff

fHFWHMp

2

21

12

1

0

..

cos1..5.0

(2.6)

Dimana is adalah parameter insertion loss, fc adalah filter cutoff frequency,

dan rp adalah parameter roll off factor. Dimana parameters f1 dan f2 adalah

sebagai berikut:

10 1

10 1

2

1

pcp

pcp

rfrf

rfrf

(2.7)

2.6 LASER (Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation)

2.6.1 Dioda laser

Laser Diode adalah komponen semikonduktor yang dapat

menghasilkan radiasi koheren yang dapat dilihat oleh mata ataupun dalam

bentuk spektrum infra merah (Infrared/IR) ketika dialiri arus listrik. Yang

dimaksud dengan Radiasi Koheren adalah radiasi dimana semua gelombang

berasal dari satu sumber yang sama dan berada pada frekuensi dan fasa yang

sama juga. Kata LASER merupakan singkatan dari Light Amplification by

Stimulated Emission of Radiation yang artinya adalah mekanisme dari suatu

alat yang memancarkan radiasi elektromaknetik melalui proces pancaran

13101074 25

terstimulasi. Radiasi Elektromaknetik tersebut ada yang dapat dilihat oleh mata

normal, ada juga yang tidak dapat dilihat [17].

Gambar 2.15. Struktur Dasar Laser [17]

Dioda laser merupakan dioda semikonduktor yang memancarkan cahaya

karena mekanisme pancaran/emisi terstimulasi (stimulated emission).Cahaya

yang dipancarkan oleh laser bersifat koheren. Diode laser memiliki lebar

spektral yang lebih sempit (s.d. 1 nm), sehingga dispersi kromatik bisa ditekan.

Laser diterapkan untuk transmisi data dengan bit rate tinggi. Laser mempunyai

daya keluaran optik -12 s.d. +3 dBm. Kinerja dari laser dilihat dari aspek

keluaran daya optik, panjang gelombang, serta umur sistem yang sangat

dipengaruhi oleh temperature operasi [17].

Berikut ini adalah beberapa kelebihan Dioda Laser jika dibandingkan

dengan teknologi konvensional penghasil Laser lainnya [17]:

1. Lebih kecil dan Ringan : Dioda Laser memiliki ukuran yang

kecil, ada jenis Dioda Laser tertentu yang berukuran kurang

dari 1mm dengan beratnya kurang dari 1gram. Dengan

demikian, Dioda Laser sangat cocok untuk digunakan pada

perangkat Elektronika yang berukuran kecil atau portabel.

2. Membutuhkan Arus listrik, Tegangan dan Daya yang rendah :

Kebanyakan Dioda Laser hanya membutuhkan daya beberapa

miliWatt dengan tegangan di sekitar 3 Volt hingga 12 Volt DC.

Oleh karena itu, Dioda Laser dapat beroperasi dengan

menggunakan sumber daya Baterai.

3. Sudut Beam yang lebar (Wide-angle Beam) : Bentuk berkas

sinar yang lebih lebar dan berbentuk kerucut dan dapat lebih

mudah dimodifikasi dengan menggunakan sebuah lensa

cembung. Hal ini agak berbeda dengan Laser Konvensional

yang hanya berbentuk lurus dan sulit untuk di dimodifikasi

kelebarannya.

26 13101074

4. Intensitas rendah : Dioda Laser memiliki intensitas yang sangat

rendah dibandingkan dengan perangkat laser lainnya. Namun

Dioda Laser memiliki efisiensi output koheren yang tinggi dan

kemudahan dalam modulasi untuk komunikasi dan aplikasi

pengendalian.

Pada dasarnya, Dioda Laser hampir sama dengan Lampu LED yaitu

dapat mengkonversi energi listrik menjadi energi cahaya, namun Dioda Laser

dapat menghasilkan sinar/cahaya atau Beam dengan Intensitas yang lebih

tinggi. Berikut ini adalah Struktur Dioda Laser (Laser Diode) [17].

2.6.2 CW Laser

CW (continuous wave) laser merupakan sebuah laser atau optical

source yang untuk menghasilkan sebuah gelombang sinyal optik kontinu,

dimana rata-rata power output dapat ditentukan sebelumnya. Laser phase niose

dari CW laser dimodelkan menggunakan fungsi densitas probabilitas [17].

Gelombang elektromagnetik dari amplitudo dan frekuensi konstan.

Hampir selalu gelombang sinus, bahwa untuk analisis matematis dianggap

durasi tak terbatas. Gelombang terus menerus juga merupakan nama yang

diberikan pada metode transmisi radio awal, di mana gelombang pembawa

sinusoidal dinyalakan dan dimatikan. Informasi dilakukan dalam durasi yang

bervariasi dari periode on dan off sinyal, misalnya dengan kode Morse di radio

awal. Pada awal transmisi radio telegrafi nirkabel, gelombang CW juga dikenal

sebagai gelombang tak terurai, untuk membedakan metode ini dari sinyal

gelombang teredam yang dihasilkan oleh pemancar jenis percikan api

sebelumnya [19]. Jarak maksimum dalam radar gelombang kontinu ditentukan

oleh keseluruhan bandwidth dan daya pemancar. Bandwidth ini ditentukan oleh

transmit densitas energi (watt per Hertz) dan ukuran filter penerima (bandwidth

dibagi dengan jumlah total filter) [17].

2.6.3 Linewidth

Linewidth adalah pelebaran berkas cahaya dari spektrum emisi yang

dihasilkan oleh pancaran akibat emisi spontan atau emisi terangsang. Linewidth

menggambarkan batas spektrum gain pada rentang panjang gelombang untuk

gain yang dihasilkan. Pelebaran berkas terjadi karena pelebaran state energinya,

yaitu masing-masing state pada kenyataannya merupakan kumpulan dari

banyak tingkatan energi yang jaraknya saling berdekatan.

Linewidth atau pelebaran dari suatu transisi mengandung kontribusi

homogen dan tidak homogen. Pelebaran homogen atau pelebaran natural adalah

13101074 27

pelebaran berkas cahaya yang dipancarkan karena adanya interaksi phonon dari

suatu gelas utama. Pelebaran tidak homogen adalah pelebaran berkas cahaya

yang dipancarkan oleh perpindahan elektron dari level exited state ke level

ground state, dimana pada masing-masing level energi tersebut terbentuk

sublevel-sublevel energi sebagai akibat dari efek Stark [18].

2.7 DVB-C (Digital Video Broadcasting Cable)

DVB-C adalah singkatan dari Digital Video Broadcasting-Cable. DVB

merupakan standar konsorium Eropa untuk transmisi penyiaran televisi digital

melalui kabel. Sistem ini mentransmisikan MPEG2 atau MPEG4 keluarga

digital audio/video streaming, menggunakan modulasi QAM dengan

pengkodean kanal. Modulasi QAM yang tersedia dari 16, 32, 64, 128 dan 256

titik pada diagram konstelasi [18].

Tabel 2.3 Features yang tersedia pada DVB-C[18]

Features DVB-C

Input Interfaces Single Transport Stream (TS)

Modes Constant Coding & Modulation

FEC Reed Solomon (RS)

Interleaving Bit-Interleaving

Modulation Single Carrier QAM

Pilots Not Applicable

Guard Interval Not Applicable

Modulation Schemes 16 to 256 QAM

Sistem kabel pada DVB-C merupakan seperangkat peralatan blok

fungsional yang mengadaptasi sistem dari sinyal TV Baseband dengan

karakteristik saluran kabel. DVB-C terbagi kedalam 2 blok perangkat, Cable

Head-End (Transmitter) dan Cable IRD (Receiver). Antara Transmitter dan

Receiver dihubungkan menggunakan kabel, pada sistem pengkabelan ini sinyal

sudah mencapai tingkat sinyal RF (Radio Frequency). Pada TA kali ini hanya

membahas sub-bagian blok pada transmitter yaitu Blok QAM Modulator yang

terkonsentrasi pada bagian Mapping yang akan disesuaikan dengan spesifikasi

pada DVB-C. Berikut adalah model transmitter pada DVB-C[19].

28 13101074

2.8 LiNb-MZM Modulator

LiNb-MZM (Lithium Niobate Mach-Zehnder) merupakan modulator

optik yang terdiri dari sebuahh cabang input optik, yang membagi cahaya yang

masuk menjadi dua lengan, diikuti dua lengan optik independen, yang

kemudian digabungkan menggunakan cabang optik output. Penerapan sinyal

listrik ke salah satu lengan optik mengontrol derajat noise di cabang optik

output yang mengontrol intensitas output [19]. Output optical field dari LiNb

MZM dapat ditentukan sebagai berikut [20]:

DC

bias

RFDC

bias

RF Vvj

Vtvj

Vvj

Vtvj

IL

in

o eetE

tE

1122

.1..

10 20 (2.9)

dimana Ein(t) adalah input (sinyal optik), IL adalah parameter insertion loss,

v1(t) dan v2(t) adalah input electrical voltage untuk upper (1) dan lower (2)

lengan modulator, vbias1(t) dan vbias2(t) adalah pengaturan bias tegangan 1 dan

bias tegangan 2, DC

V

adalah modulasi switching dan tegangan bias, dan

dilambangkan oleh power splitting ratio dari Y-Branch waveguide

(diasumsikan simetris), dan diberikan berdasarkan persamaan berikut :

10/10 2/1

1 ExtRatio

r

r

(2.10)

dimana ExtRatio terkait dengan rasio parameter Extinction.

Mach-Zehnder modulator biasanya dioperasikan pada tiga poin bias:

peak (puncak), quadrature dan null seperti pada Gambar 2.15 [21] , dimana

untuk null setting, operating bias 21 VV diset pada V , untuk peak setting,

operating bias 21 VV di-set 0, dan untuk quadrature setting, operating bias

21 VV di-set menjadi V5.0 .

Gambar 2.16 MZ Modulator Transmittance Function [22]

13101074 29

2.9 Penerima Optik (Photodetector PIN dan ADP)

Pada receiver, cahaya yang dipancarkan dari ujung link serat optik

harus dideteksi dan konversi kembali menjadi pulsa-pulsa elektrik, sehingga

informasi yang ditransmisikan dapat diterima. Ada dua tipe detector yaitu

Avalanche Photo Diode (APD) dan Positive-Intrinsic-Negative Photo Diode

(PIN). Karena memiliki sensitivitas yang tinggi dan kemampuan

mengakomodasi bandwidth yang lebih besar dibandingkan diode PIN,

Avalanche Photo Diode (APD) lebih umum dipakai pada aplikasi long haul.

APD merupakan sebuah struktur diode semikonduktor mempunyai

sebuah daerah dope p+, diikuti sebuah daerah dope n. diode secara negative di

bias dengan sebuah tegangan sekitar 100 volt, ketika cahaya dari sebuah fiber

datang pada diode ini, pasangan hole electron dibangkitkan. Jika daerah di catu

cukup kuat, elektron bebas berakselarasi menghasilkan pasangan hole electron

baru, keadaan ini disebut dengan efek avalanche.

Pada photodiode PIN Komponen digunakan untuk mengkonversi sinyal

optik menjadi arus listrik berdasarkan device‘s responsivity [23]. Model ini

mencakup:

1) Responsivitas (konstan, berdasarkan bahan yang telah ditetapkan,

atau user-defined)

2) Noise source modeling (dark current, thermal noise, shot noise)

3) Frequency response models (ideal, RC-limited, defined)

Sinyal dan noise optik yang masuk akan disaring oleh sebuah rectangle

filter ideal untuk mengurangi jumlah sampel dalam sinyal listrik. Sample rate

baru didefinisikan sebagai parameter sample rate., dimana dapat ditentukan

frekuensi pusat, atau dapat dihitung secara otomatis oleh pusat filter di saluran

optik dengan daya maksimum. Tipe perhitungan noise dapat dalam mode

numerical, dimana optical noise bins dikonversi kedalam Gaussian noise

dalam bandwidth sinyal. Gabungan optical field kemudian diubah menjadi daya

optik. Jika option numerical-convert noise bins yang dipilih, output noise dan

sinyal digabungkan, jika dalam mode numerical saja, sinyal dan noise dapat

dipisahkan [24].

2.10 External Modulation

Pada modulator eksternal ada dua jenis modulator yang digunakan

dalam sistem komunikasi serat optik. Tipe pertama bergantung pada modifikasi

penyerapan bahan semikonduktor ketika medan listrik eksternal diterapkan

(electro-absorption modulator), sedangkan yang kedua tipe ini didasarkan pada

perubahan indeks bias diamati untuk beberapa kristal di bawah medan listrik

30 13101074

eksternal (elektro-optic modulator). Perubahan dalam indeks bias itu sendiri

tidak mengizinkan modulasi intensitas lightwave. Namun, menggunakan

struktur interferometric, seperti struktur Mach-Zehnder memungkinkan untuk

mengkonversi modulasi fase diinduksi ke intensitas modulasi yang diinginkan

[25-26].

2.10.1 Electro-absorption Modulator

Jenis Modulasi ini bergantung pada kenyataan bahwa celah-jalur

efektif 𝐸𝑔 semikonduktor bahan menurun ketika tegangan eksternal diterapkan.

Akibatnya, jika frekuensi lightwave masuk dipilih sehingga energinya 𝐸 = ℎ𝑣

lebih kecil dari celah jalur ketika tegangan tidak dikenakan, materi akan

transparan. Di sisi lain, ketika eksternal tegangan diterapkan, celah jalur yang

efektif akan berkurang, berarti lightwave akan diserap oleh material ketika 𝐸 >

𝐸𝑔. Sebuah pergeseran dari tepi penyerapan semikonduktor di bawah pengaruh

tegangan eksternal seperti pada gambar 2.16. Dengan memilih sinyal

gelombang yang benar sehingga mengalami perubahan signifikan dalam

penyerapan ketika tegangan ini diterapkan, maka menjadi mungkin untuk

mencapai modulasi optik yang dikendalikan oleh sinyal listrik. Penyerapan

khas versus fungsi transfer tegangan untuk Electro-absorption Modulator juga

ditampilkan dalam gambar 2.17.

Sejak penyerapan dan indeks bias dari bahan semikonduktor terkait

dengan jenis hubungan Kramers-Kronig.

∆𝑛(𝜔) = 𝑐

𝜋 ∫

∆𝑎(𝜔′)

𝜔′2−𝜔2

+∞

0 𝑑𝜔′ (2.12)

Dimana ∆𝑛 adalah perubahan dalam indeks bias yang disebabkan oleh

perubahan dalam penyerapan ∆𝑎, dan 𝑐 adalah kecepatan cahaya dalam vakum,

pergeseran tepi penyerapan untuk mencapai modulasi optik juga akan

menyebabkan perubahan dalam indeks bias materi, maka dalam fasa atau

seketika frekuensi sinyal akan dimodulasi. Akibatnya, beberapa jumlah

frekuensi yang bersuara akan diperkenalkan oleh Electro-absorption

Modulator. Namun, frekuensi yang dihasilkan biasanya akan lebih kecil dari

pada ketika modulasi arus searah laser semikonduktor digunakan.

13101074 31

Gambar 2.17 Kiri: penyerapan semikonduktor sebagai fungsi dari panjang

gelombang dengan dan tanpa eksternal diberi medan listrik,

Kanan: hilangnya khas versus kurva tegangan diterapkan untuk

electro-absorption modulator [25]-[26].

Gambar 2.18 Prinsip Modulasi dari Modulator Mach-Zehnder [25]-[26].

2.10.2 Electro-optic Modulator

Indeks bias dari beberapa bahan dapat dimodifikasi dengan

menerapkan medan listrik eksternal untuk mereka melalui efek electro-optic

linear. Karena pergeseran fasa yang dialami oleh Lightwave ⋋ sebuah dari

panjang gelombang merambat melalui panjang 𝐿 medium dengan indeks bias 𝑛

adalah

∅ =2𝜋

⋋𝑛𝐿 (2.13)

Aplikasi langsung adalah realisasi dari modulator fase dibuat dari

electro-optic Waveguide medan listrik digunakan tergantung pada waktu.

Tegangan yang diterapkan akan memodulasi indeks bias bahan pandu, maka

32 13101074

pergeseran fasa yang dialami oleh Lightwave menyebabkan penyebaran

sepanjang waveguide. Namun, sistem komunikasi optik biasanya bergantung

pada intensitas modulasi cahaya. Hal ini dapat dicapai dengan mengubah

modulasi fase yang disebabkan oleh efek elektro-optik untuk intensitas

modulasi menggunakan interferometric struktur.

Untuk mengilustrasikan prinsipnya, kita mempertimbangkan struktur

interferometric sederhana. Hal ini didasarkan pada interferometer Mach-

Zehnder yang termasuk salah satu bahan elektro-optik di salah satu lengan.

Dalam prakteknya, interferometer ini direalisasikan dengan menanamkan

pandu ke kristal elektro-optik, biasanya lithium-niobate (LiNbO3). Dengan

asumsi membelah kekuatan dan menggabungkan 1

2 rasio untuk input dan output

skrup dari interferometer Mach-Zehnder, daya yang ada pada output dari

interferometer tergantung pada pergeseran perbedaan fase ∆∅ = ∅(𝑡) − ∅0

perambatan cahaya dialami oleh lengan atas dan bawah dari struktur, menurut

𝑃𝑜𝑢𝑡 = 𝑃𝑖𝑛𝑐𝑜𝑠2 ∆∅

2 (2.14)

Pergeseran fasa diinduksi di atas lengan interferometer tergantung

pada indeks bias, yang tergantung pada medan listrik diterapkan di eksternal

melalui efek elektro-optik. Jika bergantung pada waktu tegangan 𝑉(𝑡)

dikenakan atas waveguide dari modulasi, yang indeks biasnya akan menjadi

bergantung pada waktu dan dalam mengubah transmisi Mach-Zehnder

interferometer juga akan tergantung pada waktu. Jika gelombang optik yang

terus-menerus diterapkan ke input modulasi, daya output juga dengan demikian

akan termodulasi menurut data listrik 𝑉 (𝑡). Nilai pergeseran fasa yang dibuat

oleh tegangan eksternal tergantung pada beberapa parameter, termasuk pilihan

bahan elektro-optik, orientasi kristal sehubungan dengan listrik eksternal, serta

untuk polarisasi sama baiknya terhadap lightwave yang masuk, geometri dan

dimensi waveguide. Dalam hal apapun sangat mungkin untuk pemembuatan

abstraksi fisik modulator dan menggambarkan kemampuan bahan dan pilihan

konfigurasi untuk menanggapi tegangan dengan memperkenalkan sebuah

kuantitas yang dikenal sebagai gelombang setengah tegangan 𝑉𝜋. Menerapkan

tegangan 𝑉𝜋 elektrode waveguide elektro-optik akan menghasilkan fase

tegangan induksi pergeseran dalam 𝜋. Pergeseran fasa tegangan diinduksi

∅(𝑡) karena itu dapat berhubungan dengan tegangan Terapan 𝑉(𝑡) menurut :

∅(𝑡) = 𝜋𝑉(𝑡)

𝑉𝜋 (2.11)

13101074 33

Melalui persamaan (2.5) dan (2.6), memungkinkan untuk menghitung

fungsi transfer 𝑃𝑜𝑢𝑡/𝑃𝑖𝑛 dari modulator sebagai fungsi dari tegangan yang

diberikan. Seperti fungsi transfer, di mana diterapkan tegangan telah

dinormalisasi dengan tegangan setengah gelombang, juga diwakili dalam

Gambar 2.17.

Hal ini dengan mudah dapat menunjukkan bahwa, jika konfigurasi

Mach-Zehnder pada Gambar 2.17 digunakan, optik sinyal termodulasi akan

berkicau. Masalah dapat diselesaikan dengan menerapkan dua komplementer

modulasi sinyal ke dua lengan dari modulator Mach-Zehnder. Jika salah satu

lengan digerakkan dengan tegangan sesuai dengan data yang akan dikirimkan

𝑑(𝑡), sedangkan lengan kedua digerakkan dengan tegangan sesuai dengan data

pelengkap 𝑑(𝑡), maka dapat ditunjukkan bahwa kicauan bisa ditekan.

Modulator Mach-Zehnder biasanya digunakan dengan cara ini, teknik yang

dikenal sebagai push-pull modulation, baik dengan meembawa dua lengan dari

interferometer dengan pelengkap sinyal, atau dengan menciptakan pergeseran

fase tanda-tanda yang berlawanan di setiap lengan dengan konfigurasi yang

tepat pada kristal dan elektroda [25]-[26]

2.11 Optical Direct Detection

Dalam metode direct detection, penerima yang menghitung variabel

keputusan berdasarkan ukuran sinyal energi. Sebuah contoh dari metode direct

detection adalah pendeteksian langsung OOK (on-off-keying) menggunakan

fotodioda sederhana. Pada Gambar 2.15 (a) Untuk mengkodekan lebih sedikit

per simbol, (ASK) amplitude shift keying bertingkat juga dikenal sebagai pulse-

amplitude modulation yang dapat digunakan. Contoh lain dari direct detection

adalah (FSK) frequency shift keying dengan lebar frekuensi pemisahan antara

operator. Pada Gambar 2.18 (b) gambar menunjukkan penerima direct

detection untuk biner FSK.

Keterbatasan direct detection. (a) Berdasarkan pengukuran energi

memungkinkan sinyal untuk mengkodekan hanya satu derajat kebebasan per

polarization per carrier, mengurangi efisiensi spektrum dan efisiensi daya. (b)

hilangnya fase informasi selama deteksi transformasi irreversible yang

mencegah penuh pemerataan linier channel gangguan seperti CD dan PMD

oleh filter linear. Meskipun MLSD (maximum-likelihood sequence detection)

dapat digunakan untuk menemukan perkiraan yang terbaik, urutan yang

diberikan hanya urutan intensitas yang diterima, performa dapat dicapai

34 13101074

optimal dibandingkan dengan optis atau pemerataan listrik menggunakan

medan listrik penuh[27].

Gambar 2.19 receivers untuk direct detection (a) amplitude shift keying (ASK)

dan (b) frequency shift keying (FSK)[27]

2.12 Single Mode Fiber

Single mode fiber adalah serat optik dengan inti (core) yang sangat

kecil (diameter lebih kecil dari 10 µm). Bagian inti serat optik single-mode

terbuat dari bahan kaca silika (SiO2) dengan sejumlah kecil kaca Germanium

(GeO2) untuk meningkatkan indeks biasnya. Kabel untuk jenis ini paling mahal

dan memiliki pelemahan (kurang dari 0.35 dB per kilometer), sehingga

memungkinkan kecepatan yang sangat tinggi dari jarak yang sangat jauh.

Gambar 2.20 Single-Mode Fiber[28]

Serat optik single-mode mempunyai bandwidth yang lebih kecil

dibanding dengan serat optik multimode karena mempunyai diameter yang

lebih kecil sehingga sangat efisien dalam penjalaran cahaya. Serat optik ini juga

mempunyai ketahanan dispersi lebih baik karena hanya ada satu modus yang

menjalar pada serat. Secara teori fiber ini hanya dapat mentransmisikan sinyal

dalam satu mode. Karena singlemode hanya mentransmisikan sinyal pada mode

utama, maka fiber singlemode dapat mencegah terjadinya dispersi kromatik.

Oleh karena itu fiber optik singlemode cocok untuk kapasitas besar dan

komunikasi fiber optik jarak jauh[29].

13101074 35

2.13 OptiSystem 14.1

OptiSystem adalah software desain lisensi Optiwave yang inovatif,

cepat berkembang dan powerfull yang memungkinkan setiap pengguna (user)

dapat merencanakan, tes, dan mensimulasikan setiap jenis link optik di lapisan

transmisi dengan spektrum yang luas dari jaringan optik. OptiSystem dapat

meminimalkan kebutuhan waktu dan biaya penurunan terkait dengan desain

sistem optik, link, dan komponen lainnya. OptiSystem dapat berintegrasi

dengan software Optiwave lainnya seperti OptiFiber yang digunakan untuk

mendesain setiap nilai parameter-parameter dari karakteristik fiber[30].

2.14 Konstelasi Sinyal

Konstelasi sinyal adalah representasi dari sinyal dimodulasi oleh

skema modulasi digital seperti modulasi quadrature atau pergeseran fase

keying. Ini akan menampilkan sinyal sebagai X-Y menebari diagram dua

dimensi dibidang kompleks sampling simbol. Dalam pengertian yang lebih

abstrak, ini mewakili simbol-simbol yang mungkin yang dapat dipilih oleh

skema modulasi yang diberikan sebagai titik dibidang kompleks. Diukurnya

konstelasi sinyal dapat digunakan untuk mengenali jenis gangguan dan distorsi

dalam sinyal[31].

2.15 Amplitudo

Amplitudo adalah simpangan maksimum dari posisi setimbangnya,

garis putus-putus seperti pada gambar 2.21 disebut posisi setimbang

(equilibrium), posisi setimbang ini adalah posisi awal ketika gangguan belum

ada dan energi belum menjalar. Dari gambar dapat disimpulkan[32] :

Amplitodo (A) : simpangan terjauh sebuah titik dari posisi

setimbangnya, yaitu bb1 atau dd1.

Dasar gelombang : titik – titik terendah pada gelombang, yaitu d atau h

Puncak gelombang : titik – titik tertinggi pada gelombang, yaitu b atau f

Lembah gelombang : lengkungan cde atau ghi

Bukit gelombang : lengkungan abc atau efg

Satu panjang gelombang (λ) adalah panjang satu gelombang yang terbentuk

dari satu bukit dan satu lembah gelombang, yaitu jarak a ke e atau c ke g.

Gambar 2.21 Amplitudo[32]

36 13101074