15
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya manusia memiliki peran yang sangat penting di dalam perusahaan. Tanpa peran sumber daya manusia di suatu perusahaan, walaupun sumber daya yang lain telah tersedia maka tidak akan berjalan sesuai yang diharapkan. Sumber daya manusia menjadi asset yang utama bagi perusahaan, sehingga fungsi dari sumber daya manusia yaitu membuat suatu rencana, mengatur, mengolah dan mengendalikan setiap kegiatan yang menjadi faktor penting pada perusahaan. Fungsi sumber daya manusia tersebut agar dapat dikelola secara optimal agar dapat berkembang secara produktif. Memahami pentingnya sumber daya manusia bagi perusahaan, sudah seharusnya pula pemilik perusahaan memandang karyawan yang dimiliki bukan hanya sekedar asset perusahaan melainkan kolega atau rekan dalam berusaha. Sebagai kolega dalam berusaha, sumber daya yang dimiliki khususnya karyawan harus mendapatkan perlakuan yang adil dari perusahaan terhadap apa yang telah dilakukan oleh karyawan untuk perusahaan. Setiap karyawan berhak mendapatkan timbal balik berupa penilaian dan tindakan yang adil dari pimpinannya sebagai jasa yang telah diberikan, sehingga dapat menggerakan karyawan lebih termotivasi dalam bekerja dan dapat mengoptimalkan kinerja yang dihasilkannya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/41581/2/BAB I.pdf1 BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang . Sumber daya manusia memiliki peran yang sangat penting di dalam perusahaan

Embed Size (px)

Citation preview

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sumber daya manusia memiliki peran yang sangat penting di

dalam perusahaan. Tanpa peran sumber daya manusia di suatu perusahaan,

walaupun sumber daya yang lain telah tersedia maka tidak akan berjalan

sesuai yang diharapkan. Sumber daya manusia menjadi asset yang utama

bagi perusahaan, sehingga fungsi dari sumber daya manusia yaitu

membuat suatu rencana, mengatur, mengolah dan mengendalikan setiap

kegiatan yang menjadi faktor penting pada perusahaan. Fungsi sumber

daya manusia tersebut agar dapat dikelola secara optimal agar dapat

berkembang secara produktif.

Memahami pentingnya sumber daya manusia bagi perusahaan,

sudah seharusnya pula pemilik perusahaan memandang karyawan yang

dimiliki bukan hanya sekedar asset perusahaan melainkan kolega atau

rekan dalam berusaha. Sebagai kolega dalam berusaha, sumber daya yang

dimiliki khususnya karyawan harus mendapatkan perlakuan yang adil dari

perusahaan terhadap apa yang telah dilakukan oleh karyawan untuk

perusahaan. Setiap karyawan berhak mendapatkan timbal balik berupa

penilaian dan tindakan yang adil dari pimpinannya sebagai jasa yang telah

diberikan, sehingga dapat menggerakan karyawan lebih termotivasi dalam

bekerja dan dapat mengoptimalkan kinerja yang dihasilkannya.

2

Salah satu alat ukur untuk menentukan apakah perusahaan

memiliki kinerja yang baik adalah tercapai atau tidaknya sasaran yang

telah ditetapkan perusahaan. Adapun pencapaian sasaran perusahaan

sangat didukung oleh kinerja dari sumber daya manusia yang ada, jika

sumber daya manusianya baik maka diharapkan kinerja yang dihasilkan

juga baik pula. Maka dari itu kinerja karyawan adalah hal yang penting

yang harus diperhatikan oleh perusahaan untuk mengatasi persaingan di

pasar yang sangat ketat dan sering berubah atau tidak stabil.

Veithzal Rivai (2005:309) mengemukakan kinerja karyawan

merupakan suatu hal yang sangat penting dalam upaya perusahaan untuk

mencapai tujuannya. Sumber daya manusia yang dibutuhkan oleh

perusahaan yaitu sumber daya manusia yang memiliki kinerja. Baik atau

buruknya kinerja yang dilakukan oleh karyawan dapat ditinjau dari

berbagai sisi. Maka dari itu, penilaian kinerja yang dilakukan oleh

perusahaan berguna untuk mengetahui sejauh mana karyawan dapat

berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan perusahaan.

Perusahaan percaya bahwa untuk mencapai tingkat keunggulan

yang diharapkan perusahaan harus mengoptimalkan kinerja individu

setinggi – tingginya. Karena kinerja individu dapat mempengaruhi kinerja

kelompok atau tim dan kinerja kelompok dapat mempengaruhi kinerja

perusahaan secara keseluruhan. Suwatno dan Priansa (2011:196)

mengatakan bahwa kinerja merupakan hasil yang dicapai seseorang

menurut ukuran yang berlaku, dalam kurun waktu tertentu berkenaan

3

dengan pekerjaan serta perilaku dan tindakannya. Untuk mengetahui tugas

yang dibebankan kepada karyawan tersebut perlu acuan untuk penentuan

kriteria yang jelas dan terukur serta ditetapkan bersama – sama.

Kinerja dapat juga diartikan sebagai implementasi dari rencana

yang telah disusun. Implementasi kinerja dilakukan oleh sumber daya

manusia yang memiliki kemampuan, kompetensi, motivasi, dan

kepentingan. Bagaimana organisasi menghargai dan memperlakukan

sumber daya manusianya akan mempengaruhi sikap dan perilakunya

dalam menjalankan kinerja. Menurut Henry Simamora (2004:339) Kinerja

karyawan adalah tingkat dimana para karyawan mencapai persyaratan

sebuah pekerjaan.

Kinerja yang tinggi dapat tercapai karena adanya kepercayaan.

Untuk mencapai kinerja yang tinggi diperlukan proses yang tidak mudah

untuk membangunnya, diperlukan kepercayaan dan menuntun perhatian

dari pihak manajemen yang menaungi. Kinerja karyawan sangat

berhubungan dengan adanya akibat yang dikehendaki, hal ini bermaksud

agar pekerjaan yang dilakukan harus dapat menciptakan sesuatu yang

sesuai dengan yang diharapkan, yaitu suatu hasil secara optimal yang

dapat dicapai. Jika kebutuhan tersebut terpenuhi, maka karyawan akan

bersedia melaksanakan tugasnya dengan baik.

Karyawan akan lebih memfokuskan perhatiannya terhadap tugas

dan tanggung jawabnya, sehingga hasil pekerjaan karyawan tersebut akan

meningkat. Untuk itu diperlukan dorongan bagi karyawan dalam

4

melaksanakan tugasnya di suatu instansi. Dorongan tersebut adalah

motivasi. Salah satu faktor yang dapat langsung mempengaruhi kinerja

karyawan adalah motivasi. Hal ini sesuai dengan Bacal (2002 : 149)

mengemukakan bahwa keberhasilan karyawan dipengaruhi oleh beberapa

faktor individual yang salah satunya meliputi tingkat motivasi.

Seseorang melakukan setiap kegiatan didorong oleh suatu kekuatan

yang ada pada diri orang tersebut. Kekuatan pendorong inilah yang

dimaksud dengan motivasi. Bila seseorang termotivasi, maka ia akan

berusaha semaksimal mungkin untuk mewujudkan apa yang diinginkan.

Memotivasi merupakan salah satu faktor kunci untuk bekerja dan

mencapai kinerja yangtinggi. Kegiatan memotivasi berkaitan dengan

sejauh mana dorongan seseorang terhadap pekerjaannya dalam rangka

mencapai tujuan perusahaan.

Karyawan yang motivasinya terhadap suatu pekerjaan rendah atau

turun akan memiliki komitmen terhadap pelaksanaan penyelesaian

pekerjaannya. Motivasi yang dilakukan secara terus – menerus akan

memberikan pengaruh yang baik bagi kinerja karyawan. Martoyo

(2006:141) mengartikan motivasi adalah suatu dorongan yang menjadi

pangkal seseorang melakukan sesuatu atau bekerja.

Motivasi sebagai kemampuan yang dihasilkan dari kemauan

seseorang untuk memuaskan dan memenuhi kebutuhannya. Dengan

adanya motivasi yang diberikan atasan terhadap bawahan akan berdampak

positif bagi kinerja karyawan dan akan mencapai tujuan perusahaan yang

5

diharapkan . Motivasi juga dapat diartikan sebagai hasrat di dalam diri

seseorang yang menyebabkan orang tersebut melakukan sesuatu tindakan

(Bangun, 2012:312).

Motivasi merupakan akibat dari interaksi seseorang dengan situasi

tertentu yang sedang dihadainya (Sutrisno, 2009:110). Jadi, dapat ditarik

kesimpulan bahwa motivasi adalah keinginan untuk mencurahkan tenaga

yang dapat menciptakan kegairahan kerja seseorang dalam bekerja

sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan.

Motivasi Kerja adalah salah satu aspek yang penting dalam

pencapaian kinerja yang sesuai harapan perusahaan. Motivasi memiliki

sifat yang dinamis dan berkaitan dengan cara mendorong gairah dan

semangat kerja karyawan agar mau bekerja secara maksimal dengan

mengoptimalkan kemampuan dan keterampilannya untuk mencapai tujuan

suatu perusahaan. Motivasi kerja sangat berkaitan dengan kebutuhan

karyawan, oleh karena itu manajemen perusahaan harus lebih memberi

perhatian terhadap kebutuhan karyawan agar bisa memotivasi mereka

dengan baik.

Pentingnya motivasi bagi karyawan, membuat perusahaan

melakukan berbagai tindakan untuk meningkatkan motivasi kerja dari

setiap karyawan. Karena kurangnya motivasi kerja pada diri karyawan dan

dari pihak perusahaan akan menghambat kinerja karyawan dan juga

berdampak pada target yang telah dibuat oleh perusahaan. Motivasi dapat

6

mendorong karyawan bekerja dengan tekun, serta tingkat kedisiplinan

dalam bekerja meningkat sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.

Selain faktor motivasi kerja yang dapat mempengaruhi kinerja

karyawan, faktor keselamatan dan kesehatan kerja (K3) juga menjadi hal

penting yang perlu diperhatikan. Husni (2005:139) menyatakan

keselamatan dan kesehatan kerja melindungi pekerja/buruh guna

mewujudkan kinerja yang optimal. Program K3 bukan hanya tanggung

jawab pemerintah melainkan tanggung jawab perusahaan dan masyarakat

sesuai dengan UU No. 3 tahun 2003.

Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu istilah yang sangat

erat kaitannya. Kesehatan kerja mengacu pada keadaan umum fisik,

mental dan kesejahteraan emosional, setiap karyawan diharuskan sehat

dan bebas dari penyakit, cedera atau masalah mental dan emosional yang

mengganggu aktivitas, praktek manajemen keselamatan di organisasi

dibentuk untuk mempertahankan karyawan secara keseluruhan menjadi

baik.

Pemerintah di Indonesia sebetulnya telah mengesahkan kebijakan

yang cukup tegas dan jelas mengenai regulasi keselamatan dan kesehatan

kerja yang harus dilkasanakan oleh perusahaan – perusahaan yang

menjalankan usahanya di tanah air. Terdapat pula undang – undang pokok

Keselamatan dan Kesehatan Kerja No. 1 Tahun 1970 dan Undang –

Undang No. 4 tahun 1984. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

berkaitan dengan salah satu sistem untuk mencegah para karyawan dari

7

bahaya kecelakaan kerja dan penyakit yang disebabkan selama mereka

bekerja.

Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terkadang

kurang diperhatiakan oleh pihak perusahaan maupun kurang adanya

kesadaran diri dari karyawan tersebut, sehingga dapat mengganggu

produktivitas kerja karyawan, jika Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

diterapkan dengan baik dan dilaksanakan sesuai prosedur yang ada maka

akan menumbuhkan hasil kinerja yang positif karena karyawan merasa

diperhatikan keselamatan dan kesehatannya.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja menjadi Hak Asasi Manusia

(HAM) setiap karyawan. Maka dari itu, pentingnya kesadaran mengenai

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) harus selalu diingatkan,

diperhatikan, dan dibudidayakan di kalangan para pekerja. pengetahuan

dan pelaksanaan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di

perusahaan sangatlah diperlukan, terutama dalam perbaikan syarat – syarat

kerja. Hal ini menyangkut dengan adanya perlindungan tenaga kerja

terhadap kecelakaan kerja. Guna mengurangi kemungkinan terjadinya

kecelakaan kerja, perlu pemahaman, dan pelaksanaan program K3 secara

baik dan benar.

Perusahaan Rokok Putra Maju Jaya yang terletak di sidoarjo, Jawa

Timur merupakan salah satu organisasi bisnis yang bergerak dalam

industri rokok. PR. Putra Maju Jaya memiliki dua jenis produk yang

dipasarkan yaitu Sigaret Kretek Tangan (SKT) yang menghasilkan produk

8

rokok “ANDALAS” dan Sigaret Kretek Mesin (SKM) yang menghasilkan

produk rokok “SENAYAN”. Pada produksi SKT proses pembuatan rokok

dengan menggunakan tangan dan bantuan alat sederhana, sedangkan pada

produksi SKM, rokok diproses menggunakan mesin.

Tenaga kerja produksi SKT pada PR. Putra Maju Jaya memiliki

status sebagai karyawan harian (borongan). Karyawan SKT tersebut

adalah ibu – ibu rumah tangga yang bertempat tinggal disekitar lokasi

pabrik berdiri. Karyawan SKT terdiri dari tiga bagian yaitu pada bagian

giling yang berjumlah 65 orang, gunting 21 orang, dan packing 42 orang.

Jadi, total tenaga kerja SKT yaitu 128 orang.

Karyawan giling bertugas mengisi sejumput tembakau ke kertas

ambri lalu dirapikan menggunakan mesin pelinting rokok yang terbuat

dari kayu, tuas mesin ditarik dengan tangan dan tidak sampai 10 detik

sebatang rokok selesai dibuat. Karyawan gunting bertugas menggunting

rokok yang telah digiling untuk merapikan tembakau di kedua ujung

rokok. Setelah bentuk batang rokok sesuai dengan ukurannya maka tugas

dari karyawan packing untuk membungkus rokok ke kemasan yang telah

disediakan lalu diserahkan ke bagian finishing.

Sebagai perusahaan yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan

dan mengutamakan kualitas produk, karyawan dituntut untuk

menghasilkan produk yang berkualitas sesuai permintaan pasar. PR. Putra

Maju Jaya selalu membuat target perusahaan. Dalam satu hari perusahaan

memiliki target 4000 batang rokok. Dengan hitungan per bulan pabrik

9

rokok mentargetkan memproduksi sebanyak 6.760.000 batang rokok.

Namun hasilnya setelah di rata – rata pada tahun 2016 perusahaan per

bulannya hanya mampu memproduksi 6.341.947 . hal ini dapat dilihat dari

tabel 1.1

Tabel 1.1

Target dan Pencapaian produksi rokok Sigaret Kretek Tangan

PR. Putra Maju Jaya

Periode januari – desember 2016

No. Bulan Target /

bulan

Realisasi Selisih

( batang rokok)

Selisih

(% batang

rokok)

1. Januari 6.760.000 6.232.200 527.800 8%

2. Februari 6.760.000 6.426.230 333.770 5%

3. Maret 6.760.000 6.187.430 572.570 8%

4. April 6.760.000 6.269.400 490.600 7%

5. Mei 6.760.000 6.387.620 372.380 6%

6. Juni 6.760.000 6.445.521 314.479 5%

7. Juli 6.760.000 6.289.098 470.902 7%

8. Agustus 6.760.000 6.167.560 592.440 9%

9. September 6.760.000 6.248.854 511.146 8%

10. Oktober 6.760.000 6.085.567 674.433 10%

11. November 6.760.000 5.867.897 892.103 13%

12. Desember 6.760.000 6.095.342 664.658 10%

Rata – rata 6.760.000 6.225.227 534.773 8%

Sumber : Data Produksi SKT PR. Putra Maju Jaya

Tercapainya suatu keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuan

tidak lepas dari kinerja karyawan. Karyawan terdorong untuk bekerja

dengan baik karena motivasi kerja yang dimiliki. Selain itu, adanya

motivasi kerja yang tinggi dari setiap karyawan berguna untuk

meningkatkan pencapaian target perusahaan. salah satu faktor yang

mempengaruhi kinerja karyawan adalah motivasi. Motivasi kerja setiap

karyawan dalam perusahaan tidak sama, karena kebutuhan dan keinginan

setiap karyawan berbeda satu dengan yang lain.

10

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada bagian

personalia PR. Putra Maju Jaya yaitu Bapak Gatot untuk mendorong

karyawan bekerja dengan baik perusahaan telah memberikan upah sesuai

dengan ketentuan perusahaan. Upah temasuk kebutuhan dasar manusia

untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Upah diberikan kepada karyawan

setiap akhir pekan. Selain upah, dorongan yang diberikan perusahaan

untuk karyawan ketika bekerja yaitu memberikan jaminan kesehatan

berupa pengobatan untuk karyawan yang mengalami kecelakaan ketika

bekerja. Pengobatan tersebut dilakukan ke pusat kesehatan masyarakat

atau puskesmas. Penjelasan bagian personalia karena mengingat status

karyawan SKT hanya karyawan borongan atau karyawan tidak tetap

sehingga jaminan kesehatan hanya sebatas itu.

Tidak hanya melakukan wawancara dengan pihak personalia,

wawancara juga dilakukan untuk karyawan SKT. Hasil wawancara

sebagian karyawan mengaku upah yang diberikan perusahaan digunakan

untuk memenuhi kebutuhan karyawan dan keluarga, akan tetapi untuk

jaminan kesehatan yang diberikan perusahaan berupa pengobatan ke

puskesmas jika terjadi kecelakaan kerja, belum sepenuhnya mendorong

karyawan bekerja. Tetapi, mengingat statusnya sebagai karyawan

borongan atau tidak tetap maka karyawan tidak bisa menuntut banyak ke

perusahaan.

PR. Putra Maju Jaya untuk mendorong kinerja karyawan juga

menciptakan hubungan baik antar karyawan di lingkungan kerja, sesuai

11

dengan wawancara yang dilakukan dengan pihak persoalia. Selain

hubungan baik antar karyawan, perusahaan juga menciptakan hubungan

baik antar karyawan dan pimpinan perusahaan. Hubungan baik ini

diharapkan untuk mendorong karyawan bekerja dengan baik.

Hampir setiap pekerjaan atau usaha kerap memiliki potensi risiko

bahaya dalam bentuk kecelakaan kerja dan atau penyakit kerja. Besarnya

potensi kecelakaan dan penyakit kerja tersebut tergantung dari jenis

produksi, tekhnologi yang terpakai, bahan yang digunakan, tata ruang dan

lingkungan bangunan serta kualitas manajemen dan tenaga pelaksana.

Kasus kecelakaan di Indonesia masih cukup besar, baik di kota maupun

juga di sektor industry maupun jasa. Dengan kondisi fisik yang menurun

atau tidak mampu lagi untuk bekerja, penghasilan pun akan berkurang atau

menjadi tidak ada.

Keselamatan dan kesehatan kerja harus diupayakan agar tetap

kondusif, bahkan meningkat. Hal ini sangat penting karena dapat membuat

karyawan merasa aman dan menjadi bersemangat untuk bekerja.

Selanjutnya jika karyawan yang sudah merasa keselamatannya terjamin

dan bersemangat untuk bekerja, maka diharapkan dengan adanya

penerapan keselamatan dan kesehatan kerja yang kondusif, para karyawan

akan termotivasi untuk dapat bekerja lebih giat dan lebih bersemangat lagi

dalam meningkatkan Kinerjanya. Oleh karena itu keselamatan dan

kesehatan kerja perlu diperhatikan.

12

Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang benar-benar

menjaga keselamatan dan kesehatan karyawannya dengan membuat aturan

tentang keselamatan dan kesehatan kerja yang dilaksanakan oleh seluruh

karyawan dan pimpinan perusahaan. Perlindungan tenaga kerja dari

bahaya dan penyakit akibat kerja atau akibat dari lingkungan kerja sangat

dibutuhkan oleh karyawan agar karyawan merasa aman dan nyaman dalam

menyelesaikan pekerjaannya.

Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah suatu kondisi dalam

pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan

maupun bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja

tersebut. Namun hingga saat ini, jaminan keselamatan dan kesehatan yang

diberikan pemerintah masih relative terbatas, mengutamakan pemeliharaan

yang relative atau pengobatan dari pada pemeliharaan yang bersifat

pencegahan, karena semakin berat resiko kecelakaan kerja dan penyakit

akibat kerja berarti tenaga kerja yang dalam proses tersebut dapat

diimbangi dengan usaha pencegahan dan kerjasama antara pemerintah

dengan pihak perusahaan.

PR. Putra Maju Jaya yang beroperasi dalam bidang rokok

menggunakan bahan baku yang diperoleh dan cara pengelolaannya bisa

menyebabkan gangguan pada saluran pernafasan pada karyawan. Pada

hasil wawancara yang dilakukan oleh bagian personalia, perusahaan telah

memberikan alat pelindung diri untuk semua karyawan yang bekerja di

perusahaan rokok tersebut. Tetapi masih sedikit yang mempunyai

13

kesadaran akan pentingnya kesehatan dan keselamatan kerja. Mereka

menganggap sepele masalah tersebut, dan dapat berakibat fatal untuk

jangka panjang kesehatan karyawan.

Berdasarkan wawancara langsung yang dilakukan oleh karyawan

mengenai stamina yang dimiliki ketika bekerja, sebagian dari karyawan

mengaku stamina yang dimiliki mulai menurun. Menurunnya stamina

seseorang dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satu faktor yang

dapat mempengaruhi menurunnya stamina karyawan ketika bekerja yaitu

faktor usia. Usia yang tidak produktif lagi dapat mempengaruhi stamina

karyawan. Karyawan mengaku mudah lelah ketika bekerja dalam waktu

lama. Stamina yang dimiliki karyawan dapat mempengaruhi kinerja yang

dilakukan. Uraian diatas terdapat permasalahan dalam organisasi

mengenai motivasi kerja, keselamatan dan kesehatan kerja (K3), dan

kinerja karyawan. Berdasarkan fenomena dari permasalahan tersebut,

maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh

Motivasi Kerja dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Terhadap Kinerja Karyawan”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, rumusan masalah

dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimana diskripsi kinerja, motivasi kerja, kesehatan dan

keselamatan kerja (K3) karyawan PR. Putra Maju Jaya ?

14

2. Apakah ada pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja karyawan PR.

Putra Maju Jaya?

3. Apakah ada pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja (K3) terhadap

kinerja karyawan PR. Putra Maju Jaya ?

4. Apakah ada pengaruh motivasi kerja dan keselamatan dan kesehatan

kerja (K3) terhadap kinerja karyawan PR. Putra Maju Jaya ?

C. Batasan masalah

Batasan penelitian ini yaitu obyek penelitian dibatasi pada

karyawan pada proses produksi sigarate kretek tangan (SKT) bagian giling

yang berjumlah 65 orang dan merupakan karyawan tidak tetap. Batasan

indikator kinerja karyawan menggunakan pendapat dari Anwar Prabu

Mangkunegara (2009 : 75) yang meliputi : 1) kualitas kerja, 2) kuantitas

kerja, dan 3) ketepatan waktu. Batasan indikator motivasi kerja

menggunakan Teori ERG dari Alderfer dalam Sutrisno (2009:135) yang

meliputi : 1) eksistensi (Existence), 2) hubungan (Relatedness), 3)

Pertumbuhan (Growth). Indikator keselamatan dan kesehatan kerja

menggunakan pendapat dari Mangkunegara (2007:163) yang meliputi : 1)

keadaan tempat lingkungan kerja, 2) pengaturan udara, 3) pengaturan

penerangan, 4) pemakaian peralatan kerja, 5) kondisi fisik dan mental

pegawai.

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah yang sudah di rumuskan tujuan

penelitian ini untuk:

15

1. Untuk mendiskripsikan kinerja, motivasi kerja, dan K3 karyawan PR.

Putra Maju Jaya

2. Untuk menganalisis pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja

karyawan PR. Putra Maju Jaya

3. Untuk menganalisis pengaruh kesehatan dan keselamatan kerja (K3)

terhadap kinerja karyawan PR. Rokok Putra Maju Jaya

4. Untuk menganalisis pengaruh motivasi kerja dan kesehatan dan

keselamatan kerja (K3) secara simultan terhadap kinerja karyawan PR.

Putra Maju Jaya

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi perusahaan

Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan

pertimbangan yang bermanfaat bagi kebijakan – kebijakan yang

diambil khususnya yang berkaitan dengan motivasi kerja, keselamatan

dan kesehatan kerja (K3), dan kinerja karyawan.

2. Bagi penelitian selanjutnya

Penelitian ini bisa dijadikan dasar atau pembuktian untuk

melakukan penelitian yang berhubungan dengan motivasi kerja,

kesehatan dan keselamatan kerja (K3), dan kinerja karyawan.

Penelitian ini bisa dijadikan referensi dan pengembangan untuk

melakukan penelitian tentang motivasi kerja, kesehatan dan

keselamatan kerja (K3), dan kinerja karyawan.