Upload
phunghanh
View
230
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumber daya manusia memiliki peran yang sangat penting di
dalam perusahaan. Tanpa peran sumber daya manusia di suatu perusahaan,
walaupun sumber daya yang lain telah tersedia maka tidak akan berjalan
sesuai yang diharapkan. Sumber daya manusia menjadi asset yang utama
bagi perusahaan, sehingga fungsi dari sumber daya manusia yaitu
membuat suatu rencana, mengatur, mengolah dan mengendalikan setiap
kegiatan yang menjadi faktor penting pada perusahaan. Fungsi sumber
daya manusia tersebut agar dapat dikelola secara optimal agar dapat
berkembang secara produktif.
Memahami pentingnya sumber daya manusia bagi perusahaan,
sudah seharusnya pula pemilik perusahaan memandang karyawan yang
dimiliki bukan hanya sekedar asset perusahaan melainkan kolega atau
rekan dalam berusaha. Sebagai kolega dalam berusaha, sumber daya yang
dimiliki khususnya karyawan harus mendapatkan perlakuan yang adil dari
perusahaan terhadap apa yang telah dilakukan oleh karyawan untuk
perusahaan. Setiap karyawan berhak mendapatkan timbal balik berupa
penilaian dan tindakan yang adil dari pimpinannya sebagai jasa yang telah
diberikan, sehingga dapat menggerakan karyawan lebih termotivasi dalam
bekerja dan dapat mengoptimalkan kinerja yang dihasilkannya.
2
Salah satu alat ukur untuk menentukan apakah perusahaan
memiliki kinerja yang baik adalah tercapai atau tidaknya sasaran yang
telah ditetapkan perusahaan. Adapun pencapaian sasaran perusahaan
sangat didukung oleh kinerja dari sumber daya manusia yang ada, jika
sumber daya manusianya baik maka diharapkan kinerja yang dihasilkan
juga baik pula. Maka dari itu kinerja karyawan adalah hal yang penting
yang harus diperhatikan oleh perusahaan untuk mengatasi persaingan di
pasar yang sangat ketat dan sering berubah atau tidak stabil.
Veithzal Rivai (2005:309) mengemukakan kinerja karyawan
merupakan suatu hal yang sangat penting dalam upaya perusahaan untuk
mencapai tujuannya. Sumber daya manusia yang dibutuhkan oleh
perusahaan yaitu sumber daya manusia yang memiliki kinerja. Baik atau
buruknya kinerja yang dilakukan oleh karyawan dapat ditinjau dari
berbagai sisi. Maka dari itu, penilaian kinerja yang dilakukan oleh
perusahaan berguna untuk mengetahui sejauh mana karyawan dapat
berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan perusahaan.
Perusahaan percaya bahwa untuk mencapai tingkat keunggulan
yang diharapkan perusahaan harus mengoptimalkan kinerja individu
setinggi – tingginya. Karena kinerja individu dapat mempengaruhi kinerja
kelompok atau tim dan kinerja kelompok dapat mempengaruhi kinerja
perusahaan secara keseluruhan. Suwatno dan Priansa (2011:196)
mengatakan bahwa kinerja merupakan hasil yang dicapai seseorang
menurut ukuran yang berlaku, dalam kurun waktu tertentu berkenaan
3
dengan pekerjaan serta perilaku dan tindakannya. Untuk mengetahui tugas
yang dibebankan kepada karyawan tersebut perlu acuan untuk penentuan
kriteria yang jelas dan terukur serta ditetapkan bersama – sama.
Kinerja dapat juga diartikan sebagai implementasi dari rencana
yang telah disusun. Implementasi kinerja dilakukan oleh sumber daya
manusia yang memiliki kemampuan, kompetensi, motivasi, dan
kepentingan. Bagaimana organisasi menghargai dan memperlakukan
sumber daya manusianya akan mempengaruhi sikap dan perilakunya
dalam menjalankan kinerja. Menurut Henry Simamora (2004:339) Kinerja
karyawan adalah tingkat dimana para karyawan mencapai persyaratan
sebuah pekerjaan.
Kinerja yang tinggi dapat tercapai karena adanya kepercayaan.
Untuk mencapai kinerja yang tinggi diperlukan proses yang tidak mudah
untuk membangunnya, diperlukan kepercayaan dan menuntun perhatian
dari pihak manajemen yang menaungi. Kinerja karyawan sangat
berhubungan dengan adanya akibat yang dikehendaki, hal ini bermaksud
agar pekerjaan yang dilakukan harus dapat menciptakan sesuatu yang
sesuai dengan yang diharapkan, yaitu suatu hasil secara optimal yang
dapat dicapai. Jika kebutuhan tersebut terpenuhi, maka karyawan akan
bersedia melaksanakan tugasnya dengan baik.
Karyawan akan lebih memfokuskan perhatiannya terhadap tugas
dan tanggung jawabnya, sehingga hasil pekerjaan karyawan tersebut akan
meningkat. Untuk itu diperlukan dorongan bagi karyawan dalam
4
melaksanakan tugasnya di suatu instansi. Dorongan tersebut adalah
motivasi. Salah satu faktor yang dapat langsung mempengaruhi kinerja
karyawan adalah motivasi. Hal ini sesuai dengan Bacal (2002 : 149)
mengemukakan bahwa keberhasilan karyawan dipengaruhi oleh beberapa
faktor individual yang salah satunya meliputi tingkat motivasi.
Seseorang melakukan setiap kegiatan didorong oleh suatu kekuatan
yang ada pada diri orang tersebut. Kekuatan pendorong inilah yang
dimaksud dengan motivasi. Bila seseorang termotivasi, maka ia akan
berusaha semaksimal mungkin untuk mewujudkan apa yang diinginkan.
Memotivasi merupakan salah satu faktor kunci untuk bekerja dan
mencapai kinerja yangtinggi. Kegiatan memotivasi berkaitan dengan
sejauh mana dorongan seseorang terhadap pekerjaannya dalam rangka
mencapai tujuan perusahaan.
Karyawan yang motivasinya terhadap suatu pekerjaan rendah atau
turun akan memiliki komitmen terhadap pelaksanaan penyelesaian
pekerjaannya. Motivasi yang dilakukan secara terus – menerus akan
memberikan pengaruh yang baik bagi kinerja karyawan. Martoyo
(2006:141) mengartikan motivasi adalah suatu dorongan yang menjadi
pangkal seseorang melakukan sesuatu atau bekerja.
Motivasi sebagai kemampuan yang dihasilkan dari kemauan
seseorang untuk memuaskan dan memenuhi kebutuhannya. Dengan
adanya motivasi yang diberikan atasan terhadap bawahan akan berdampak
positif bagi kinerja karyawan dan akan mencapai tujuan perusahaan yang
5
diharapkan . Motivasi juga dapat diartikan sebagai hasrat di dalam diri
seseorang yang menyebabkan orang tersebut melakukan sesuatu tindakan
(Bangun, 2012:312).
Motivasi merupakan akibat dari interaksi seseorang dengan situasi
tertentu yang sedang dihadainya (Sutrisno, 2009:110). Jadi, dapat ditarik
kesimpulan bahwa motivasi adalah keinginan untuk mencurahkan tenaga
yang dapat menciptakan kegairahan kerja seseorang dalam bekerja
sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
Motivasi Kerja adalah salah satu aspek yang penting dalam
pencapaian kinerja yang sesuai harapan perusahaan. Motivasi memiliki
sifat yang dinamis dan berkaitan dengan cara mendorong gairah dan
semangat kerja karyawan agar mau bekerja secara maksimal dengan
mengoptimalkan kemampuan dan keterampilannya untuk mencapai tujuan
suatu perusahaan. Motivasi kerja sangat berkaitan dengan kebutuhan
karyawan, oleh karena itu manajemen perusahaan harus lebih memberi
perhatian terhadap kebutuhan karyawan agar bisa memotivasi mereka
dengan baik.
Pentingnya motivasi bagi karyawan, membuat perusahaan
melakukan berbagai tindakan untuk meningkatkan motivasi kerja dari
setiap karyawan. Karena kurangnya motivasi kerja pada diri karyawan dan
dari pihak perusahaan akan menghambat kinerja karyawan dan juga
berdampak pada target yang telah dibuat oleh perusahaan. Motivasi dapat
6
mendorong karyawan bekerja dengan tekun, serta tingkat kedisiplinan
dalam bekerja meningkat sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.
Selain faktor motivasi kerja yang dapat mempengaruhi kinerja
karyawan, faktor keselamatan dan kesehatan kerja (K3) juga menjadi hal
penting yang perlu diperhatikan. Husni (2005:139) menyatakan
keselamatan dan kesehatan kerja melindungi pekerja/buruh guna
mewujudkan kinerja yang optimal. Program K3 bukan hanya tanggung
jawab pemerintah melainkan tanggung jawab perusahaan dan masyarakat
sesuai dengan UU No. 3 tahun 2003.
Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu istilah yang sangat
erat kaitannya. Kesehatan kerja mengacu pada keadaan umum fisik,
mental dan kesejahteraan emosional, setiap karyawan diharuskan sehat
dan bebas dari penyakit, cedera atau masalah mental dan emosional yang
mengganggu aktivitas, praktek manajemen keselamatan di organisasi
dibentuk untuk mempertahankan karyawan secara keseluruhan menjadi
baik.
Pemerintah di Indonesia sebetulnya telah mengesahkan kebijakan
yang cukup tegas dan jelas mengenai regulasi keselamatan dan kesehatan
kerja yang harus dilkasanakan oleh perusahaan – perusahaan yang
menjalankan usahanya di tanah air. Terdapat pula undang – undang pokok
Keselamatan dan Kesehatan Kerja No. 1 Tahun 1970 dan Undang –
Undang No. 4 tahun 1984. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
berkaitan dengan salah satu sistem untuk mencegah para karyawan dari
7
bahaya kecelakaan kerja dan penyakit yang disebabkan selama mereka
bekerja.
Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terkadang
kurang diperhatiakan oleh pihak perusahaan maupun kurang adanya
kesadaran diri dari karyawan tersebut, sehingga dapat mengganggu
produktivitas kerja karyawan, jika Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
diterapkan dengan baik dan dilaksanakan sesuai prosedur yang ada maka
akan menumbuhkan hasil kinerja yang positif karena karyawan merasa
diperhatikan keselamatan dan kesehatannya.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja menjadi Hak Asasi Manusia
(HAM) setiap karyawan. Maka dari itu, pentingnya kesadaran mengenai
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) harus selalu diingatkan,
diperhatikan, dan dibudidayakan di kalangan para pekerja. pengetahuan
dan pelaksanaan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di
perusahaan sangatlah diperlukan, terutama dalam perbaikan syarat – syarat
kerja. Hal ini menyangkut dengan adanya perlindungan tenaga kerja
terhadap kecelakaan kerja. Guna mengurangi kemungkinan terjadinya
kecelakaan kerja, perlu pemahaman, dan pelaksanaan program K3 secara
baik dan benar.
Perusahaan Rokok Putra Maju Jaya yang terletak di sidoarjo, Jawa
Timur merupakan salah satu organisasi bisnis yang bergerak dalam
industri rokok. PR. Putra Maju Jaya memiliki dua jenis produk yang
dipasarkan yaitu Sigaret Kretek Tangan (SKT) yang menghasilkan produk
8
rokok “ANDALAS” dan Sigaret Kretek Mesin (SKM) yang menghasilkan
produk rokok “SENAYAN”. Pada produksi SKT proses pembuatan rokok
dengan menggunakan tangan dan bantuan alat sederhana, sedangkan pada
produksi SKM, rokok diproses menggunakan mesin.
Tenaga kerja produksi SKT pada PR. Putra Maju Jaya memiliki
status sebagai karyawan harian (borongan). Karyawan SKT tersebut
adalah ibu – ibu rumah tangga yang bertempat tinggal disekitar lokasi
pabrik berdiri. Karyawan SKT terdiri dari tiga bagian yaitu pada bagian
giling yang berjumlah 65 orang, gunting 21 orang, dan packing 42 orang.
Jadi, total tenaga kerja SKT yaitu 128 orang.
Karyawan giling bertugas mengisi sejumput tembakau ke kertas
ambri lalu dirapikan menggunakan mesin pelinting rokok yang terbuat
dari kayu, tuas mesin ditarik dengan tangan dan tidak sampai 10 detik
sebatang rokok selesai dibuat. Karyawan gunting bertugas menggunting
rokok yang telah digiling untuk merapikan tembakau di kedua ujung
rokok. Setelah bentuk batang rokok sesuai dengan ukurannya maka tugas
dari karyawan packing untuk membungkus rokok ke kemasan yang telah
disediakan lalu diserahkan ke bagian finishing.
Sebagai perusahaan yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan
dan mengutamakan kualitas produk, karyawan dituntut untuk
menghasilkan produk yang berkualitas sesuai permintaan pasar. PR. Putra
Maju Jaya selalu membuat target perusahaan. Dalam satu hari perusahaan
memiliki target 4000 batang rokok. Dengan hitungan per bulan pabrik
9
rokok mentargetkan memproduksi sebanyak 6.760.000 batang rokok.
Namun hasilnya setelah di rata – rata pada tahun 2016 perusahaan per
bulannya hanya mampu memproduksi 6.341.947 . hal ini dapat dilihat dari
tabel 1.1
Tabel 1.1
Target dan Pencapaian produksi rokok Sigaret Kretek Tangan
PR. Putra Maju Jaya
Periode januari – desember 2016
No. Bulan Target /
bulan
Realisasi Selisih
( batang rokok)
Selisih
(% batang
rokok)
1. Januari 6.760.000 6.232.200 527.800 8%
2. Februari 6.760.000 6.426.230 333.770 5%
3. Maret 6.760.000 6.187.430 572.570 8%
4. April 6.760.000 6.269.400 490.600 7%
5. Mei 6.760.000 6.387.620 372.380 6%
6. Juni 6.760.000 6.445.521 314.479 5%
7. Juli 6.760.000 6.289.098 470.902 7%
8. Agustus 6.760.000 6.167.560 592.440 9%
9. September 6.760.000 6.248.854 511.146 8%
10. Oktober 6.760.000 6.085.567 674.433 10%
11. November 6.760.000 5.867.897 892.103 13%
12. Desember 6.760.000 6.095.342 664.658 10%
Rata – rata 6.760.000 6.225.227 534.773 8%
Sumber : Data Produksi SKT PR. Putra Maju Jaya
Tercapainya suatu keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuan
tidak lepas dari kinerja karyawan. Karyawan terdorong untuk bekerja
dengan baik karena motivasi kerja yang dimiliki. Selain itu, adanya
motivasi kerja yang tinggi dari setiap karyawan berguna untuk
meningkatkan pencapaian target perusahaan. salah satu faktor yang
mempengaruhi kinerja karyawan adalah motivasi. Motivasi kerja setiap
karyawan dalam perusahaan tidak sama, karena kebutuhan dan keinginan
setiap karyawan berbeda satu dengan yang lain.
10
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada bagian
personalia PR. Putra Maju Jaya yaitu Bapak Gatot untuk mendorong
karyawan bekerja dengan baik perusahaan telah memberikan upah sesuai
dengan ketentuan perusahaan. Upah temasuk kebutuhan dasar manusia
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Upah diberikan kepada karyawan
setiap akhir pekan. Selain upah, dorongan yang diberikan perusahaan
untuk karyawan ketika bekerja yaitu memberikan jaminan kesehatan
berupa pengobatan untuk karyawan yang mengalami kecelakaan ketika
bekerja. Pengobatan tersebut dilakukan ke pusat kesehatan masyarakat
atau puskesmas. Penjelasan bagian personalia karena mengingat status
karyawan SKT hanya karyawan borongan atau karyawan tidak tetap
sehingga jaminan kesehatan hanya sebatas itu.
Tidak hanya melakukan wawancara dengan pihak personalia,
wawancara juga dilakukan untuk karyawan SKT. Hasil wawancara
sebagian karyawan mengaku upah yang diberikan perusahaan digunakan
untuk memenuhi kebutuhan karyawan dan keluarga, akan tetapi untuk
jaminan kesehatan yang diberikan perusahaan berupa pengobatan ke
puskesmas jika terjadi kecelakaan kerja, belum sepenuhnya mendorong
karyawan bekerja. Tetapi, mengingat statusnya sebagai karyawan
borongan atau tidak tetap maka karyawan tidak bisa menuntut banyak ke
perusahaan.
PR. Putra Maju Jaya untuk mendorong kinerja karyawan juga
menciptakan hubungan baik antar karyawan di lingkungan kerja, sesuai
11
dengan wawancara yang dilakukan dengan pihak persoalia. Selain
hubungan baik antar karyawan, perusahaan juga menciptakan hubungan
baik antar karyawan dan pimpinan perusahaan. Hubungan baik ini
diharapkan untuk mendorong karyawan bekerja dengan baik.
Hampir setiap pekerjaan atau usaha kerap memiliki potensi risiko
bahaya dalam bentuk kecelakaan kerja dan atau penyakit kerja. Besarnya
potensi kecelakaan dan penyakit kerja tersebut tergantung dari jenis
produksi, tekhnologi yang terpakai, bahan yang digunakan, tata ruang dan
lingkungan bangunan serta kualitas manajemen dan tenaga pelaksana.
Kasus kecelakaan di Indonesia masih cukup besar, baik di kota maupun
juga di sektor industry maupun jasa. Dengan kondisi fisik yang menurun
atau tidak mampu lagi untuk bekerja, penghasilan pun akan berkurang atau
menjadi tidak ada.
Keselamatan dan kesehatan kerja harus diupayakan agar tetap
kondusif, bahkan meningkat. Hal ini sangat penting karena dapat membuat
karyawan merasa aman dan menjadi bersemangat untuk bekerja.
Selanjutnya jika karyawan yang sudah merasa keselamatannya terjamin
dan bersemangat untuk bekerja, maka diharapkan dengan adanya
penerapan keselamatan dan kesehatan kerja yang kondusif, para karyawan
akan termotivasi untuk dapat bekerja lebih giat dan lebih bersemangat lagi
dalam meningkatkan Kinerjanya. Oleh karena itu keselamatan dan
kesehatan kerja perlu diperhatikan.
12
Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang benar-benar
menjaga keselamatan dan kesehatan karyawannya dengan membuat aturan
tentang keselamatan dan kesehatan kerja yang dilaksanakan oleh seluruh
karyawan dan pimpinan perusahaan. Perlindungan tenaga kerja dari
bahaya dan penyakit akibat kerja atau akibat dari lingkungan kerja sangat
dibutuhkan oleh karyawan agar karyawan merasa aman dan nyaman dalam
menyelesaikan pekerjaannya.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah suatu kondisi dalam
pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan
maupun bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja
tersebut. Namun hingga saat ini, jaminan keselamatan dan kesehatan yang
diberikan pemerintah masih relative terbatas, mengutamakan pemeliharaan
yang relative atau pengobatan dari pada pemeliharaan yang bersifat
pencegahan, karena semakin berat resiko kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja berarti tenaga kerja yang dalam proses tersebut dapat
diimbangi dengan usaha pencegahan dan kerjasama antara pemerintah
dengan pihak perusahaan.
PR. Putra Maju Jaya yang beroperasi dalam bidang rokok
menggunakan bahan baku yang diperoleh dan cara pengelolaannya bisa
menyebabkan gangguan pada saluran pernafasan pada karyawan. Pada
hasil wawancara yang dilakukan oleh bagian personalia, perusahaan telah
memberikan alat pelindung diri untuk semua karyawan yang bekerja di
perusahaan rokok tersebut. Tetapi masih sedikit yang mempunyai
13
kesadaran akan pentingnya kesehatan dan keselamatan kerja. Mereka
menganggap sepele masalah tersebut, dan dapat berakibat fatal untuk
jangka panjang kesehatan karyawan.
Berdasarkan wawancara langsung yang dilakukan oleh karyawan
mengenai stamina yang dimiliki ketika bekerja, sebagian dari karyawan
mengaku stamina yang dimiliki mulai menurun. Menurunnya stamina
seseorang dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satu faktor yang
dapat mempengaruhi menurunnya stamina karyawan ketika bekerja yaitu
faktor usia. Usia yang tidak produktif lagi dapat mempengaruhi stamina
karyawan. Karyawan mengaku mudah lelah ketika bekerja dalam waktu
lama. Stamina yang dimiliki karyawan dapat mempengaruhi kinerja yang
dilakukan. Uraian diatas terdapat permasalahan dalam organisasi
mengenai motivasi kerja, keselamatan dan kesehatan kerja (K3), dan
kinerja karyawan. Berdasarkan fenomena dari permasalahan tersebut,
maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh
Motivasi Kerja dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Terhadap Kinerja Karyawan”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, rumusan masalah
dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagaimana diskripsi kinerja, motivasi kerja, kesehatan dan
keselamatan kerja (K3) karyawan PR. Putra Maju Jaya ?
14
2. Apakah ada pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja karyawan PR.
Putra Maju Jaya?
3. Apakah ada pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja (K3) terhadap
kinerja karyawan PR. Putra Maju Jaya ?
4. Apakah ada pengaruh motivasi kerja dan keselamatan dan kesehatan
kerja (K3) terhadap kinerja karyawan PR. Putra Maju Jaya ?
C. Batasan masalah
Batasan penelitian ini yaitu obyek penelitian dibatasi pada
karyawan pada proses produksi sigarate kretek tangan (SKT) bagian giling
yang berjumlah 65 orang dan merupakan karyawan tidak tetap. Batasan
indikator kinerja karyawan menggunakan pendapat dari Anwar Prabu
Mangkunegara (2009 : 75) yang meliputi : 1) kualitas kerja, 2) kuantitas
kerja, dan 3) ketepatan waktu. Batasan indikator motivasi kerja
menggunakan Teori ERG dari Alderfer dalam Sutrisno (2009:135) yang
meliputi : 1) eksistensi (Existence), 2) hubungan (Relatedness), 3)
Pertumbuhan (Growth). Indikator keselamatan dan kesehatan kerja
menggunakan pendapat dari Mangkunegara (2007:163) yang meliputi : 1)
keadaan tempat lingkungan kerja, 2) pengaturan udara, 3) pengaturan
penerangan, 4) pemakaian peralatan kerja, 5) kondisi fisik dan mental
pegawai.
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah yang sudah di rumuskan tujuan
penelitian ini untuk:
15
1. Untuk mendiskripsikan kinerja, motivasi kerja, dan K3 karyawan PR.
Putra Maju Jaya
2. Untuk menganalisis pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja
karyawan PR. Putra Maju Jaya
3. Untuk menganalisis pengaruh kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
terhadap kinerja karyawan PR. Rokok Putra Maju Jaya
4. Untuk menganalisis pengaruh motivasi kerja dan kesehatan dan
keselamatan kerja (K3) secara simultan terhadap kinerja karyawan PR.
Putra Maju Jaya
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi perusahaan
Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan
pertimbangan yang bermanfaat bagi kebijakan – kebijakan yang
diambil khususnya yang berkaitan dengan motivasi kerja, keselamatan
dan kesehatan kerja (K3), dan kinerja karyawan.
2. Bagi penelitian selanjutnya
Penelitian ini bisa dijadikan dasar atau pembuktian untuk
melakukan penelitian yang berhubungan dengan motivasi kerja,
kesehatan dan keselamatan kerja (K3), dan kinerja karyawan.
Penelitian ini bisa dijadikan referensi dan pengembangan untuk
melakukan penelitian tentang motivasi kerja, kesehatan dan
keselamatan kerja (K3), dan kinerja karyawan.