24
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Beberapa waktu belakangan ini Indonesia dirundung musibah transportasi berkali-kali. Salah satu yang memudahkan identifikasi para korban adalah melalui rekam medis 1 . Pertimbangan yang melatarbelakangi perlunya dibuat rekam medik ialah untuk mendokumentasikan semua kejadian yang berkaitan dengan kesehatan pasien serta menyediakan media komunikasi diantara tenaga kesehatan bagi kepentingan perawatan penyakitnya yang sekarang maupun yang akan datang 2 . Dalam pendidikan kedokteran waktu dulu pengetahuan rekam medis tidak diajarkan secara khusus, cukuplah didapatkan dari pengetahuan dan ketrampilan yang didapat pada waktu bekerja di bangsal. Namun, kini semakin dipahami, bahwa peranan rekam medis tidaklah terbatas pada asumsi yang yang dikemukakan diatas, tetapi jauh lebih luas dari sekedar catatan atau jembatan untuk mengingat kembali. Maka dalam pendidikan dokter dan program pendidikan dokter spesialis sekarang, rekam medik

Bab I-III Aspek Medikolegal Rekam Medis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

medikolegal

Citation preview

Page 1: Bab I-III Aspek Medikolegal Rekam Medis

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Beberapa waktu belakangan ini Indonesia dirundung musibah

transportasi berkali-kali. Salah satu yang memudahkan identifikasi para

korban adalah melalui rekam medis 1.

Pertimbangan yang melatarbelakangi perlunya dibuat rekam medik

ialah untuk mendokumentasikan semua kejadian yang berkaitan dengan

kesehatan pasien serta menyediakan media komunikasi diantara tenaga

kesehatan bagi kepentingan perawatan penyakitnya yang sekarang maupun

yang akan datang 2.

Dalam pendidikan kedokteran waktu dulu pengetahuan rekam medis

tidak diajarkan secara khusus, cukuplah didapatkan dari pengetahuan dan

ketrampilan yang didapat pada waktu bekerja di bangsal. Namun, kini

semakin dipahami, bahwa peranan rekam medis tidaklah terbatas pada asumsi

yang yang dikemukakan diatas, tetapi jauh lebih luas dari sekedar catatan

atau jembatan untuk mengingat kembali. Maka dalam pendidikan dokter dan

program pendidikan dokter spesialis sekarang, rekam medik telah masuk

dalam kurikulum pendidikan dibawah mata pelajaran Etika Kedokteran dan

Hukum Kesehatan 3.

Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan masyarakat terutama dalam

bidang kesehatan dan hukum, maka untuk meminimalkan hal-hal yang dapat

merugikan berbagai pihak, pembuatan rekam medis sangatlah penting.

Dalam referat ini kami akan membahas mengenai rekam medis serta

aspek medikolegalnya.

Page 2: Bab I-III Aspek Medikolegal Rekam Medis

B. PERMASALAHAN

1. Apa yang dimaksud dengan rekam medik ?

2. Apa manfaat rekam medik bagi health care provider dan health care

services?

3. Apakah tinjauan secara legal rekam medis ?

C. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Maksud

Referat ini disusun untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat dalam

menempuh program pendidikan profesi dokter pada bagian Ilmu

Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas

Diponegoro – RSUP Dr. Kariadi Semarang.

2. Tujuan

Tujuan penyusunan refrat ini adalah agar tenaga medis memahami aspek

medikolegal pembuatan rekam medis.

2

Page 3: Bab I-III Aspek Medikolegal Rekam Medis

BAB II

ASPEK MEDIKOLEGAL REKAM MEDIS

A. SEJARAH REKAM MEDIS

Sejarah rekam medis berjalan sejajar dengan sejarah ilmu

kedokteran. Di Spanyol ditemukan polychrome (relief) tentang amputasi

jari di dinding gua dari batu yang diperkirakan dibuat pada tahun 2500

sebelum masehi 4.

Pada zaman Babylonia, dokter di Mesir, Yunani dan Roma

menulis pengobatan dan pembedahan yang penting pada dinding-dinding

gua, batang kayu, dan bagan tabel yang dibuat dari tanah liat yang di

bakar. Niniveh, Hieroglyph (tulisan mesir kuno) pada dinding-dinding

makam dan candi mesir, dan Papyrus (semacam gulungan kertas yang

terbuat dari kulit) juga berisi catatan pengobatan 4.

Di New York Academy of Medicine disimpan salinan papyrus yang

ditulis pada tahun 1600an sebelum masehi tentang 48 kasus pembedahan.

Papyrus itu ditemukan oleh Edwin Smith pada abad ke-19 di Mesir. Di

University of Leipzig disimpan papyrus Ebers yang ditulis kira-kira pada

1550 Sebelum Masehi. Papyrus ini ditemukan di antara kaki mumi

didekat Thebes pada tahun 1872 Masehi 4.

Aesculapius, Hippocrates, Galen dan lain-lain telah membuat

catatan mengenai penyakit pada kasus-kasus yang ditemui. Cina yang

terkenal dengan pengetahuan tentang pemanfaatan tumbuh-tumbuhan dan

binatang dalam kesehatan, juga mempunyai catatan baik di daun lontar

atau kertas kulit kayu dan lain-lainnya. Aviscenna (Ibnu Sina) yang hidup

pada tahun 980-1037 Masehi, banyak menulis buku-buku kedokteran

yang berkaitan dengan pengalamannya dalam mengobati pasien 3.

Di Indonesia dijumpai hal-hal yang sama dengan adanya resep

jamu warisan nenek moyang diturunkan dari generasi ke generasi melalui

catatan pada daun lontar dan sarana yang lain yang dapat digunakan 3.

3

Page 4: Bab I-III Aspek Medikolegal Rekam Medis

Kini kemajuan perekaman kegiatan dibidang ilmu kedokteran atau

kesehatan tidak hanya tertulis dikertas, tapi juga telah masuk ke era

elektronik seperti computer, microfilm dan lain-lain. Dengan demikian

dipahami bahwa pelayanan RM yang telah ada sejak dulu sangat berperan

dalam perkembangan dunia pengobatan 3.

B. DEFINISI

Rekam medis mempunyai pengertian yang sangat luas, bukan

sekedar kegiatan pencatatan. Rekam medis mempunyai pengertian

sebagai sistem penyelenggaraan rekam medis. Kegiatan pencatatannya

sendiri hanya merupakan salah satu kegiatan dalam penyelenggaraan

rekam medis 4.

Definisi Rekam Medis dalam berbagai kepustakaan dituliskan

dalam berbagai pengertian, seperti dibawah ini :

1. Edna K Huffman: Rekam Medis adalab berkas yang menyatakan siapa,

apa, mengapa, dimana, kapan dan bagaimana pelayanan yang

diperoleb seorang pasien selama dirawat atau menjalani pengobatan 5.

2. Permenkes No. 749a / Menkes ! Per / XII / 1989 :

Rekam Medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen

mengenai identitas pasien, basil pemeriksaan, pengobatan, tindakan

dan pelayanan lainnya yang diterima pasien pada sarana kesebatan,

baik rawat jalan maupun rawat inap 3, 5, 6.

3. Gemala Hatta

Rekam Medis merupakan kumpulan fakta tentang kehidupan

seseorang dan riwayat penyakitnya, termasuk keadaan sakit,

pengobatan saat ini dan saat lampau yang ditulis oleh para praktisi

kesehatan dalam upaya mereka memberikan pelayanan kesehatan

4

Page 5: Bab I-III Aspek Medikolegal Rekam Medis

kepada pasien 5,7.

4. Waters dan Murphy :

Kompendium (ikhtisar) yang berisi  informasi tentang keadaan pasien

selama perawatan atau selama pemeliharaan kesehatan 2, 5.

5. IDI ( Ikatan Dokter Indonesia )

Sebagai rekaman dalam bentuk tulisan atau gambaran aktivitas

pelayanan yang diberikan oleh pemberi pelayanan medik/kesehatan

kepada seorang pasien 2, 5.

C. KOMPONEN REKAM MEDIS

Rekam medik berisi data yang dapat dikelompokkan menjadi

empat komponen, yaitu : 2

1. Identifikasi, meliputi :

a. Nama lengkap

b. Nama Orang tua

c. Tempat tanggal lahir

d. Nomor jaminan sosial

e. Pekerjaan

f. Jenis kelamin

g. Status perkawinan

h. Ras

2. Sosial, meliputi :

a. Ras

b. Status dalam keluarga

c. Pekerjaan

d. Hobi dan kegemaran

5

Page 6: Bab I-III Aspek Medikolegal Rekam Medis

e. Informasi keluarga

f. Gaya hidup

g. Sikap

3. Medikal, meliputi :

a. Data langsung, yaitu :

- Riwayat penyakit / operasi yang lalu

- Catatan perawat

- Tanda vital

- Catatan perkembangan

- EKG, foto serta bukti langsung lain

b. Data dokter / profesional lain, meliputi :

- Laporan laboratorium

- Laporan operasi ( termasuk anestesi, pasca anestesi dan

patologi ).

- Diagnosis dan sinar X

- Foto serta lampiran

- Laporan khusus

4. Finansial, meliputi :

a. Perusahaan tempat kerja

b. Jabatan

c. Alamat perusahaan

d. Orang yang bertanggung jawab terhadap biaya

e. Jenis cakupan

f. Nomor asuransi

g. Cara pembayaran

6

Page 7: Bab I-III Aspek Medikolegal Rekam Medis

D. MANFAAT

Pertimbangan yang melatarbelakangi perlunya dibuat rekam medis

adalah untuk mendokumentasikan semua kejadian yang berkaitan dengan

kesehatan pasien serta menyediakan media komunikasi antara tenaga

kesehatan bagi kepentingan perawatan penyakit yang sekarang maupun

yang akan datang 2.

Selain itu, tujuan rekam medis adalah menunjang tercapainya tertib

administrasi dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah

sakit. Tanpa dukungan pengelolaan rekam medis dengan baik dan benar,

mustahil dapat dihasilkan tertib administrasi yang diharapkan 4.

Ditinjau dari aspek medik berkas rekam medis bernilai medis

karena dapat dipergunakan sebagai dasar perencanaan pengobatan dan

perawatan yang harus diberikan. Namun dari aspek hukum berkas rekam

medis bernilai hukum karena isinya menyangkut masalah adanya jaminan

kepastian hukum atas dasar keadilan dalam usaha penegakan hukum dan

menyediakan bahan tanda bukti untuk menegakkan keadilan 4.

Secara umum kegunaan rekam medis adalah : 3

1. Sebagai alat komunikasi antara dokter dan tenaga kesehatan lain yang

ikut ambil bagian dalam pelayanan, perawatan dan pengobatan pasien.

2. Sebagai dasar perencanaan pengobatan / perawatan yang harus

diberikan pada pasien.

3. Sebagai bukti tertulis atas segala pelayanan, perkembangan penyakit

dan pengobatan selama pasien berkunjung maupun dirawat di rumah

sakit.

4. Sebagai dasar analisis, studi, evaluasi terhadap mutu palayanan yang

diberikan kepada pasien.

7

Page 8: Bab I-III Aspek Medikolegal Rekam Medis

5. Melindungi kepentingan hukum bagi pasien, rumah sakit maupun

dokter dan tenaga kesehatan lainnya.

6. Menyediakan data-data khusus yang sangat berguna bagi penelitian

dan pendidikan.

7. Sebagai dasar dalam perhitungan biaya palayanan medik pasien.

8. Sebagai sumber ingatan yang harus di dokumentasikan, serta sebagai

bahan pertanggungjawaban dan laporan

Didalam Permenkes no. 749a tahun 1989 menyebutkan bahwa

Rekam Medis memiliki 5 manfaat yaitu : 5

1. Sebagai dasar pemeliharaan kesehatan dan pengobatan pasien.

2. Sebagai bahan pembuktian dalam perkara hukum

3. Bahan untuk kepentingan penelitian dan pendidikan

4. Sebagai dasar pembayaran biaya pelayanan kesehatan dan

5. Sebagai bahan untuk menyiapkan statistik kesehatan

Dalam kepustakaan dikatakan bahwa rekam medis memiliki 6

manfaat, yang untuk mudahnya disingkat sebagai ALFRED, yaitu : 3, 4, 5

1. Adminstrative value : Rekam medis merupakan rekaman data

adminitratif pelayanan kesehatan.

2. Legal value :  Rekam medis dapat.dijadikan bahan pembuktian di

pengadilan

3. Financial value : Rekam medis dapat dijadikan dasar untuk perincian

biaya pelayanankesehatan yang harus dibayar oleh pasien

4. Research value : Data Rekam Medis dapat dijadikan bahan untuk

penelitian dalam lapangan kedokteran, keperawatan dan kesehatan. 

5. Education value : Data-data dalam Rekam Medis dapat bahan

pengajaran dan pendidikan mahasiswa kedokteran, keperawatan serta

tenaga kesehatan lainnya.

8

Page 9: Bab I-III Aspek Medikolegal Rekam Medis

6. Documentation value : Rekam medis merupakan sarana untuk

penyimpanan berbagai dokumen yang berkaitan dengan kesehatan

pasien

E. LAMA PENYIMPANAN

Lama penyimpanan rekam medis selalu menjadi masalah dan

pertanyaan mengenai hal itu sering diajukan orang sebagai akibat dari : 4

1. Kurangnya ruang penyimpanan berkas yang tersedia di rumah sakit

2. Kurangnya tenaga pengelola

3. Kurangnya rak sarana tempat penyimpanan berkas

4. Rasa kekhawatiran untuk menghapus berkas, karena adanya

kemungkinan digunakan dimasa ysng akan datang

5. Rasa was-was atas sangsi hukum bilamana berkas dihapuskan

Pasal 10 Permenkes no. 749a menyatakan bahwa rekam medis

harus disimpan sekurang - kurangnya selama 5 tahun terhitung sejak saat

pasien terakhir berobat. 4,5

Selain pasal 10, pada Permenkes tahun 1989 pasal 7 dinyatakan : 3

a. Lama penyimpanan rekam medis sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun

terhitung tanggal terakhir pasien berobat.

b. Lama penyimpanan rekam medis yang berkaitan dengan hal-hal yang

bersifat khusus dapat ditetapkan sendiri.

F. ASPEK MEDIKOLEGAL REKAM MEDIS

9

Page 10: Bab I-III Aspek Medikolegal Rekam Medis

1. Kepemilikan

Rekam medik dibuat oleh dan utamanya untuk menunjang

kepentingan health care provider maka tentunya berkas tersebut milik

health care provider walaupun pasien juga bisa memanfaatkannya.

Kepemilikan tersebut sebetulnya tidak hanya terbatas pada berkasnya saja

tapi juga isinya, sebab rekam medik tanpa isi sama dengan kertas kosong

yang tidak berarti 2.

Dasar pemikiran tersebut sesuai pandangan filosofis yang

menyatakan bahwa “patient pays the treatment, not the record”. Oleh

sebab itu sudah tepat jika pasal 10 ayat (1) Permenkes tentang rekam

medis menegakkan bahwa berkas rekam medik milik sarana kesehatan 2.

Yang agaknya sulit untuk dimengerti adalah bunyi ayat (2) dari

pasal itu yang menyatakan bahwa isi rekam medik adalah milik pasien.

Sulit dipahami sebab dilihat dari sudut hukum, rekam medik merupakan

dokumen karena berupa kertas yang berisi tulisan yang mengandung arti

tentang sesuatu keadaan, kenyataan atau perbuataan (lihat UU BEA

MATERAI). Sebuah dokumen tentu tidak dapat dipisahkan dari isinya 2.

Dikatakan oleh pengadilan bahwa : karena rekaman rumah sakit

penting untuk administrasi maka berkas tersebut adalah milik rumah sakit,

namun pasien mempunyai hak milik atas informasi yang dikandungnya 8.

Pada UU No.29 tahun 2004 pasal 47 ayat 1 juga menyebutkan

bahwa dokumen rekam medis merupakan milik dokter, dokter gigi atau

sarana pelayanan kesehatan, sedangkan isi rekam medis merupakan milik

pasien 9. Pasien juga berhak tahu atau diberitahu sesuai penjelasan pada

pasal 53 undang-undang kesehatan serta berhak memanfaatkan rekam

medik untuk menunjang kepentingan – kepentingannya 2, 6, 7, 8.

10

Page 11: Bab I-III Aspek Medikolegal Rekam Medis

2. Kerahasiaan

Secara umum dapat disadari bahwa informasi yang terdapat dalam

rekam medik sifatnya rahasia 3,4. Pasien tentu mengharap yang ditulis oleh

dokter yang sifatnya rahasia bagi dirinya tidak dibaca oleh kalangan lain.

Kewajiban dokter dan kalangan kesehatan untuk melindungi rahasia ini

tertuang dalam lafal sumpah dokter, KODEKI dan peraturan perundang-

undangan yang ada 3.

Pemaparan rekam medis kepada pihak lain selain pasien hanya

boleh dilakukan oleh dokter yang merawat pasien, itupun dengan ijin

tertulis dari pasien. Pengecualian atas hal tersebut hanya dapat dilakukan

oleh pimpinan sarana pelayanan kesehatan 6.

Hal ini juga diatur dalam UU No. 29 tahun 2004 pasal 48 ayat 2 yang

berbunyi : “Rahasia kedokteran dapat dibuka hanya untuk kepentingan

pasien, memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka

penegakan hukum, permintaan pasien sendiri atau berdasarkan ketentuan

perundang - undangan” 9.

Sumber hukum yang bisa dijadikan acuan dalam masalah

kerahasiaan informasi yang menyangkut rekam medis pasien adalah PP

No 10 tahun 1966 mengenai “wajib simpan rahasia kedokteran”. Siapapun

yang bekerja di rumah sakit, khususnya mereka yang berhubungan dengan

data rekam medis wajib memperhatikan ketentuan yang berbunyi :

Pasal 1 : yang dimaksud dengan rahasia kedokteran ialah segala sesuatu

yang diketahui oleh orang-orang tersebut dalam pasal 3 pada

waktu atau selama melakukan pekerjaaannya dalam lapangan

kedokteran.

11

Page 12: Bab I-III Aspek Medikolegal Rekam Medis

Pasal 3 : yang diwajibkan menyimpan rahasia yang dimaksud dalam pasal

1 adalah :

Tenaga kesehatan menurut pasal 2 Undang-Undang Tenaga

Kesehatan (Lembaran Negara tahun 1963 No. 78)

Mahasiswa kedokteran, murid yang bertugas dalam lapangan

pemeriksaan, pengobatan dan atau perawatan dan orang lain

yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.

Undang-Undang No. 29 tahun 2004 pasal 47 ayat 2 juga menyebutkan

bahwa rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus disimpan dan

dijaga kerahasiaannya oleh dokter atau dokter gigi dan pimpinan sarana

pelayanan kesehatan 9.

3. Undang-undang

Dalam kasus-kasus di mana dokter merupakan salah satu pihak (kasus-

kasus kesalahan / kelalaian dokter dalam melaksanakan profesi), salah satu

kendala yang dihadapi dalam proses pembuktian ialah keterangan ahli yang

diatur dalam pasal 186 KUHAP. Keterangan ahli yang di maksud disini dapat

juga sudah diberikan pada waktu pemeriksaan oleh penyidik atau penuntut

umum yang dituangkan dalam satu bentuk laporan dan dibuat dengan

mengingat sumpah pada waktu ia menerima jabatan / pekerjaan tersebut 6.

Keterangan ahli yang dimaksudkan oleh pasal 186 KUHAP tersebut

bila dikaitkan dengan hubungan antara dokter dan pasien dapat dituangkan

dalam bentuk baik tertulis maupun tidak tertulis. Keterangan ahli yang

tertulis dapat berupa Rekam Medik (RM) yang dari segi formal merupakan

himpunan cataatan mengenai hal - hal yang berkaitan dengan riwayat

perjalanan penyakit dan pengobatan / perawatan pasien 6.

Fungsi legal dari rekam medis adalah karena rekam medis dapat

berfungsi sebagai alat bukti bila terjadi silih pendapat / tuntutan dari pasien

dan di lain pihak sebagai perlindungan hukum bagi dokter 6.

12

Page 13: Bab I-III Aspek Medikolegal Rekam Medis

Diantara semua manfaat Rekam Medis , yang terpenting adalah aspek

legal rekam medis. Pada kasus malpraktek medis, keperawatan maupun

farmasi, rekam medis merupakan salah satu bukti tertulis yang penting.

Berdasarkan informasi dalam rekam medis, petugas hukum serta Majelis

Hakim dapat menentukan benar tidaknya telah terjadi tindakan malpraktek,

bagaimana terjadinya malpraktek tersebut serta menentukan siapa sebenarnya

yang bersalah dalam perkara tersebut 5.

Apabila RM dikaitkan dengan pasal 184 KUHAP, maka rekam medis

selain berfungsi sebagai alat bukti surat juga berfungsi sebagai alat bukti

keterangan ahli (yang dituangkan dan merupakan isi rekam medis) 6.

Aspek medikolegal lain dari rekam medis adalah ketika seorang

petugas kesehatan dituntut karena membuka rahasia kedokteran (isi Rekam

Medis) kepada pihak ketiga tanpa izin pasien atau bahkan menolak

memberitahukan isi rekam medis (yang merupakan milik pasien) ketika

pasien menanyakannya. Seorang tenaga kesehatan dapat secara sengaja

membuka rahasia pasien (isi rekam medis) dengan cara menyampaikannya

secara langsung kepada orang lain 5.

Secara pidana membuka rahasia kedokteran diancam pidana

melanggar pasal 322 KUHP dengan ancaman hukuman selama-lamanya 9

bulan penjara. Secara perdata, pasien yang merasa dirugikan dapat meminta

ganti rugi berdasarkan pasal 1365 jo 1367 KUH Perdata. Secara administratif,

PP No.10 tahun 1966 menyatakan bahwa tenaga kesehatan yang membuka

rahasia kedokteran dapat dikenakan sanksi admninistratif, meskipun pasien

tidak menuntut dan telah memaafkannya 5.

Pemaparan rekam medis kepada pihak lain selain pasien hanya boleh

dilakukan oleh dokter yang merawat pasien, itupun dengan ijin tertulis dari

pasien. Pengecualian atas hal tersebut hanya dapat dilakukan oleh pimpinan

sarana pelayanan kesehatan berdasarkan ketentuan pasal 10, 11, 12

PERMENKES No. 749a / MenKes / PER / XII / 1989 tersebut 6.

13

Page 14: Bab I-III Aspek Medikolegal Rekam Medis

Pemaparan isi rekam medis hanya boleh dilakukan oleh dokter yang

bertanggung jawab dalam perawatan pasien dan untuk kepentingan peradilan.

Yang dimaksudkan untuk kepentingan peradilan ini juga termasuk untuk

kepentingan pembuktian di pengadilan dan untuk kepentingan penyidikan 6.

Rekam Medis mempunyai fungsi ganda sebagai alat bukti, yaitu :

a. Sebagai alat bukti keterangan ahli ( Pasal 186 dan 187 KUHAP )

b. Sebagai alat bukti surat ( Pasal 187 KUHAP )

Mengenai alat bukti surat ini syarat mutlak untuk menentukan dapat

tidaknya surat di kategorikan sebagai alat bukti ialah surat tersebut harus

dibuat diatas sumpah jabatan atau dikuatkan dengan sumpah 6. Selain itu

rekam medis juga memenuhi unsur-unsur yang disyaratkan oleh pasal 187

KUHAP, yaitu bahwa apa yang ditulis oleh dokter sebagai isi rekam medis

berdasarkan apa yang ia alami, dengar dan lihat 6.

14

Page 15: Bab I-III Aspek Medikolegal Rekam Medis

BAB III

KESIMPULAN

Ada berbagai macam definisi rekam medis, menurut IDI rekam medis

adalah sebagai rekaman dalam bentuk tulisan atau gambaran aktivitas pelayanan

yang diberikan oleh pemberi pelayanan medik/kesehatan kepada seorang pasien.

Manfaat yang didapatkan dari rekam medis antara lain, sebagai alat

komunikasi antara dokter dan tenaga kesehatan lain yang ikut ambil bagian dalam

pelayanan, perawatan dan pengobatan pasien, sebagai dasar perencanaan

pengobatan dan pelayanan pasien, sebagai bukti tertulis atas segala pelayanan,

perkembangan penyakit dan pengobatan, Sebagai dasar analisis, studi, evaluasi

terhadap mutu pelayanan yang diberikan kepada pasien, sebagai dasar

pembayaran biaya pelayanan kesehatan dan sebagai dasar statistik kesehatan.

Aspek legal dari rekam medis, misalnya pada kasus malpraktek medis,

keperawatan maupun farmasi, rekam medis merupakan salah satu bukti tertulis

yang penting. Berdasarkan informasi dalam rekam medis, petugas hukum serta

Majelis Hakim dapat menentukan benar tidaknya telah terjadi tindakan

malpraktek, bagaimana terjadinya malpraktek tersebut serta menentukan siapa

sebenarnya yang bersalah dalam perkara tersebut, selain itu rekam medis dapat

berfungsi sebagai alat bukti bila terjadi silih pendapat / tuntutan dari pasien dan di

lain pihak sebagai perlindungan hukum bagi dokter. Bila diperlukan pada kasus-

kasus tertentu, rekam medis hanya dapat dibuka apabila ada persetujuan tertulis

dari pasien dan dilakukan oleh dokter yang merawat pasien.

15

Page 16: Bab I-III Aspek Medikolegal Rekam Medis

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonym, Pentingnya Rekam Medis, http://www.kompas.com/rekam-

medis/200407311.html

2. Dahlan. S, Hukum Kesehatan : Rekam medis, edisi 3, Universitas

Diponegoro, Semarang, 2005

3. Hanafiah. J. M, dkk, Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan : Rekam

medis, edisi 3, EGC, Jakarta, 1999

4. Samil. R. R, Etika Kedokteran Indonesia : Rekam medis, edisi 2,

Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 2001

5. Basbeth. F, Rekam Medis, http://www.freewebs.com/medicalrecord/

6. Koeswadji. H.H, Hukum Kedokteran, cetakan ke-1, PT Citra Aditya

Bakti, Bandung, 1998

7. Koeswadji. H. H, Beberapa permasalahan hukum dan medik, cetakan

ke-1, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 1992

8. Guwandi. J, Hukum Medik (Medical law), cetakan ke-2, Balai Penerbit

FK UI, Jakarta, 2005

9. Musawir. N. M, Undang-undang nomor 29 tahun 2004, Praktik

Kedokteran, Jakarta

16