Upload
vanthuy
View
220
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
38
BAB III
TINJAUAN KASUS
Pada bab ini penulis akan paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan
pada Ny.M dengan ca.serviks stadium III B, yang disertai CKD stage V diruang
B3 ginekologi RS Kariadi semarang yang dilakukan pada tanggal 25 Mei 2009
sampai dengan tanggal 28 Mei 2009 dengan menggunakan metode pendekatan
proses keperawatan yang meliputi pengkajian sampai dengan evaluasi.Berikut ini
penulis akan paparkan hasil kelolaan dari tahap-tahap tersebut.
A. Pengkajian
Pengkajian awal dilakukan pada tanggal 25 mei 2009 pada pukul 09.00
WIB dengan metode tanya jawab secara langsung dengan pasien, keluarga,
dan dari catatan medik pasien diruang B3 Ginekologi RS Kariadi Semarang.
1. Identitas Pasien
Nama : Ny.M
Umur : 45 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Kudus
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tanggal Masuk : Minggu, 24 Mei 2009
Tanggal Pengkajian : Senin, 25 Mei 2009
Diagnosa Medik : Ca.Serviks stadium III B,CKD stage V
39
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn.F
Umur : 22 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SMA
Alamat : Kudus
Hub.dengan pasien : Putra ke2 dari pasien
3. Riwayat Penyakit
a. Keluhan Utama
Klien mengatakan nyeri pada perut bagian bawah kuadran 3&4.
Tingkat nyeri Pasien P: Pada saat beraktivitas berlebih, Q: Sedang, R:
pada bagian perut bawah kuadran 3&4, S: skala 6, T: Kadang -kadang
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien dibawa ke RS Kariadi pada minggu, 24 Mei 2009 pada pukul
13.30 datang dari UGD, pasien merupakan rujukan dari RS Aisyah
Kudus dengan diagnosa Ca.Serviks stadium III B dan CKD stage V.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
2 tahun yang lalu klien mengalami perdarahan setelah
melakukan hubungan seksual perdarahan lumayan banyak seperti
menstruasi, karena takut dan cemas takut keluar darah lagi, klien takut
berhubungan lagi dan klien tidak berobat kepelayanan kesehatan.Pada
bulan februari 2009 klien juga dirawat di RS Aisyah Kudus karena
perdarahan, sehingga klien tambah darah sebanyak 4 kolf dan klien
40
juga pernah dirujuk ke RS Kariadi Semarang, tetapi keluarga menolak
karena keterbatasan biaya.
Pada tanggal 20 mei 2009 klien dibawa ke RS Aisyah Kudus
karena diare > dari 5x/hari dan klien muntah.Di RS Aisyah Kudus
klien dirawat selama 4 hari di RS Aisyah klien tidak bisa
BAK,kemudian klien dikonsulkan pada penyakit dalam dan didiagnosa
CKD, kemudian dikonsulkan juga ke Sp.OG dan didiagnosa
Ca.Serviks, kemudian klien dirujuk ke RS Kariadi Semarang.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Menurut klien dan keluarga, keluarga mereka tidak ada yang menderita
penyakit seperti Ny.M
e. Riwayat KB
Klien menggunakan pil KB baru 2 tahun yang lalu, karena sebelum
menggunakan pil, klien menggunakan jenis KB spiral.
4. Pola Kesehatan Fungsional
a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Persepsi pasien tentang kesehatan diri adalah sangat penting karena
jika sakit tidak dapat melakukan aktivitas dan kasihan dengan
keluarga.Pasien tidak tahu tentang pengobatan yang akan dijalaninya.
Pasien tidak terlalu mengerti tentang penyakitnya yang dia tahu hanya
dia sering mengalami perdarahan dan keputihan sudah lama.
41
b. Pola nutrisi dan metabolik
1) Pola makan
Sebelum sakit : klien makan 3x sehari, jenis makanan yang
dimakan nasi, sayur, tahu, tempe, telur.
Selama sakit : klien makan 3x sehari, jenis makanan yang
dimakan bubur nasi, lauk, sayur, pasien setiap
makan hanya 3-4 sendok.
2) Pola minum
Sebelum sakit : klien biasanya minum 4-5 gelas setiap hari, jenis
minuman yang biasa diminum air putih, teh manis
dan kopi.
Selama sakit : klien sehari minum sehari 400ml karena klien
dibatasi air minumnya karena terjadi udema.
c. Pola eliminasi
1) Eliminasi BAB
Sebelum sakit : klien terbiasa BAB pada pagi hari (1x sehari)
Selama sakit : klien dapat BAB tetapi tidak setiap hari, 2 hari
sekali.
2) Eliminasi BAK
Sebelum sakit : klien biasa BAK 4-5x sehari, dan setiap mandi
dan tengah malam.
42
Selama sakit : produksi urine berkurang, selama dirawat di RS
Kariadi klien hanya berproduksi 2 cc dan
terpasang kateter.
d. Pola aktivitas dan latihan
Klien adalah seorang ibu rumah tangga, selama sakit klien dibantu
dalam aktivitas oleh keluarga seperti makan, mandi, minum.
e. Pola istirahat dan tidur
Sebelum sakit : klien biasa tidur jam 21.00-04.00, klien jarang bangun
pada saat tidur.
Selama sakit : klien mengalami gangguan tidur, karena nyeri klien
hanya tidur 6 jam.
f. Pola persepsi sensori dan kognitif
Klien tidak ada keluhan yang berhubungan dengan panca indera. Klien
juga tidak menggunakan alat bantu apapun dalam panca indera, seperti
kaca mata, alat pendengaran.
g. Pola hubungan dengan orang lain
Klien mampu berkomunikasi dengan baik dan mampu mengerti orang
lain yang berbicara.Sedangkan orang yang terdekat dengan klien
adalah suami dan anak-anaknya.
Keluarga Ny.M selalu bermusyawarah dengan keluarga dalm
menghadapi masalah atau dalam menyelesaikan masalah.
43
h. Pola reproduksi seksual
Riwayat menstruasi teratur siklus menstruasi 28 hari, lamanya 6-7 hari.
Riwayat kehamilan GVI PV AO, menikah 1x selama 25 tahun.
Klien tidak pernah melakukan pemeriksaan ginekologi.
Klien sudah 2 tahun tidak melakukan hubungan seksual, karena pada
saat terakhir kali berhubungan klien keluar darah dari vagina.
i. Pola persepsi diri dan konsep diri
Hal yang dipikirkan klien saat ini adalah penyakitnya, klien ingin cepat
sembuh dan dapat pulang kerumah berkumpul dengan keluarga dan
dapat hidup normal kembali.
j. Pola mekanisme koping
Klien selalu dibantu dalam mengambil keputusan, tetapi bila
masalahnya sederhana klien mengambil keputusan sendiri.
k. Pola nilai kepercayaan atau keyakinan
Kilen seorang muslim, tetapi klien tidak menjalankan ibadah sholat
selama sakit.Klien hanya berdoa.
5. Pengkajian Fisik
a. Keadaan Umum : Sadar
b. Tingkat Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda vital : TD : 130/90 mmHg, Nadi : 80x/menit,
Suhu : 37º C, RR : 22x/menit
d. Antropometri : TB : 160 cm, BB : 45kg pada tanggal 20
mei 2009
44
e. Kepala : Bentuk mesochepal, tidak ada luka
f. Rambut : Bersih, mudah rontok, panjang, lurus,
kusut.
g. Hidung : Simetris, tidak septum deviasi nasal,
tidak ada sekret dan epitaksis, tidak
napas cuping hidung,
h. Telinga : Kemampuan mendengar baik, tidak ada
pembengkakan dan nyeri tekan, tidak
ada sekret.
i. Mulut : Selaput mukosa lembab, bibir kering
pecah-pecah, gigi bersih dan tidak bau
mulut.
j. Leher dan tenggorok : Tidak ada deviasi trachea, tidak ada
pembesaran tiroid.
k. Dada dan Thorak :
Paru-paru : I : Pergerakan dinding dada simetris
Pa : Tidak ada nyeri dan masa
Pe : Sonor
A : Bunyi nafas vesikuler, tidak ada suara
tambahan
Abdomen : I : Datar, tidak ada lesi atau bekas operasi.
A : BU 5-15x/menit
45
Pe : Perut bagian atas atau kuadran 2 timpani
sedangkan kuadran 3 dan 4 pekak.
Pa : Pada kuadran 3 dan 4 terasa nyeri dan
keras.
l. Genetalia : Terpasang kateter, sudah tidak ada darah yang keluar dari
vagina, pada labia mayora kanan membesar, keras, kotor, terdapat
banyak keputihan pada selangkangan dan pada lipatan labia mayora
dan minora.
m. Ekstremitas : Kulit bersih, sawo matang, udema pada kaki kiri dan
tangan yang kiri CRT 2 detik. Pada tangan kiri terpasang infus,
keadaan infus bersih, tidak ada tanda-tanda infeksi.
6. Pemeriksaan Penunjang
Pada tanggal 24 Mei 2009
Pemeriksaan Nilai Normal
Hemoglobin 8.80 gr% 12.00-15.00
Hematokrit 26.5% 35.0-47.0
Eritrosit 3.15 juta/mmk 3.90-5.60
MCH 28.00 pg 27.00-32.00
MCV 84.10 fl 76.00-96.00
MCHC 33.20 g/dl 29.00-36.00
Leukosit 10.80 ribu/mmk 4.00-11.00
Trombosit 655.0 ribu/mmk 150-400
46
Kimia Klinik pada tanggal 24 Mei 2009
Pemeriksaan Nilai Normal
GDS 92mg/dl 80-110
Ureum 152mg/dl 15-39
Creatinin 14.17mg/dl 0.60-1.30
SGOT 30u/l 15-37
SGPT 21u/l 30-65
Natrium 119mmol/L 136-145
Kalium 6,3mmol/L 3,5-5,1
Chlorida 86mmol/L 98-107
Calsium 2.20mmol/L 2.12-2.52
Analisa Gas Darah pada tanggal 24 Mei 2009
Pemeriksaan Nilai Normal
Hb 8.80gr/dl
FIO2 32.00
PH 7.277
PCO2 22.4mmHg
PO2 161.3mmHg
PH corec 7.277 7.350-7.450
PCO2 corec 22.4mmHg 35.0-45.0
PO2corec 161.3mmHg 830-1080
HCO3 10.2mmol/L 18.0-23.0
47
TCO2 10.90
Base excess -15.0 -2 - -3
BB efective -16.60
SBC 12.7
O2 Sat 98.9% 95.0-98.0
A.AO2 41.10
RI 0.80
Analisa gas darah pada tanggal 26 Mei 2009
Pemeriksaan Nilai Normal
Hb 8.60gr%
FIO2 21.00
PH 7.300mmHg
PCO2 23.0mmHg
PO2 88.0
PH corec 7.310 7.350-7.450
PCO2corec 22.0mmHg 35.0-45.0
PO2corec 86.0mmHg 830-1080
HCO3 11.30mmol/L 18.0-23.0
TCO2 12.00
Base excess -13 -2 - -3
BB efective -13
SBC 14.8mmol/L
48
O2 Sat 96.0% 95.0-98.0
A.AO2 36.0
RI 0.40
Therapi yang didapat pada tanggal 24 Mei 2009
Tranfusi PRC sampai dengan Hb 10gr%
a. Lasix 1 ampul/hari
b. Diltiazem 3x30mg
c. CaCo3 3x1
d. As Folat 3x1
e. NaCl 3x1
f. Kalitake 3x1
g. Ceprofloxacim 2x500mg
h. Infus 4 Fe BicNat dalam D5 100cc 12 tetes/menit
49
B. Analisa Keperawatan
NO Data Fokus
Subyektif & obyektif
Problem Etiologi
1. DS : Klien mengatakan nyeri pada
perut bagian bawah.
P : Pada saat aktivitas berlebih
Q : Sedang
R : Pada perut bagian
kuadran 3&4.
S : Skala 6
T : Kadang-kadang.
DO : wajah klien menyeriangi.
Nyeri Metastase sel
kanker
2. DS : Klien mengatakan tidak pernah
berhubungan seksual lagi
dengan suaminya semenjak 2
tahun yang lalu, karena takut
keluar darah lagi, klien
mengatakan kangen dengan
suaminya.
DO : Klien sudah tidak keluar darah
lagi, tetapi banyak keluar
keputihan, pada labia mayora
kiri klien membesar, keras.
Perubahan
kebutuhan seksual
Proses penyakit,
perdarahan pasca
coitus
50
3.
DS : Klien mengatakan susah untuk
beraktivitas.
DO : Kaki dan tangan klien edema
pada sebelah kiri, klien hanya
dapat miring kanan kiri,
geraknya terbatas.
Intoleransi
aktivitas
kelemahan
4 DS : -
DO : Klien terpasang kateter selama 3
hari, leukosit 10.80ribu/mk,
suhu : 37ºC, nadi:84x/menit,
keputihan pada selangkangan
dan lipatan labia minora dan
mayora.
Resti infeksi
saluran kemih
Area genetalia
terpasang kateter.
5 DS : Klien mengatakan tidak bisa
BAK semenjak tanggal 20/05/09
DO : Klien terpasang kateter,
produksi urine selama dipasang
kateter tanggal 24 mei 2009
hanya sedikit kira-kira 2cc.
Gangguan pola
eliminasi:urine
(produksi urine
berkurang/anuria).
Kerusakan fungsi
ginjal.
51
C. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan metastases el kanker yang ditandai dengan
klien mengatakan nyeri pada perut kuadran 3&4. Tingkat nyeri P: pada
saat aktivitas berlebih, Q : Sedang, R : Pada perut bagian kuadran 3&4,
S: skala 6 , T: Kadang-kadang.
2. Perubahan kebutuhan seksual berhubungan dengan proses penyakit,
perdarahan pasca coitus yang ditandai dengan klien mengatakan tidak
pernah berhubungan seksual lagi dengan suaminya semenjak 2 tahun yang
lalu, karena takut keluar darah lagi, klien sudah tidak keluar darah lagi,
tetapi banyak keluar keputihan, pada labia mayora kiri klien membesar
keras, klien kangen dengan suaminya.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan yang ditandai dengan
klien mengatakan dan susah untuk beraktivitas kaki klien edema pada
sebelah kiri, klien bergerak terbatas hanya miring kiri kanan saja.
4. Resti infeksi saluran kemih berhubungan dengan parea genetalia terpasang
kateter yang ditandai dengan klien terpasang kateter selama 3 hari, leukosit
10.80ribu/mmk, suhu:37ºC , nadi:84x/menit, keputihan pada
selangkangan dan lipatan labia minora dan mayora.
5. Gangguan pola eliminasi : urine (produksi urine berkurang/anuria) yang
berhubungan dengan kerusakan fungsi ginjal yang ditandai dengan klien
mengatakan tidak bisa BAK semenjak tanggal 20/05/09, klien terpasang
kateter, produksi urine selama dipasang kateter tanggal 24 mei 2009 ,
hanya sedikit kira-kira 2cc.
52
D. Intervensi Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan metastase sel kanker yang ditandai dengan
Klien mengatakan nyeri pada perut kuadran 3&4. Tingkat nyeri P:Pada
saat aktivitas berlebih, Q : Sedang R : Pada perut bagian kuadran
3 & 4, S : Skala 6 T : Kadang-kadang, zajah klien menyeriangi.
Tujuan & kriteria hasil
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan
nyeri berkurang dengan Kriteria Hasil:Klien sudah tidak mengatakan
nyeri / nyeri berkurang.Tingkat nyeri klien P : Tidak dirasakan pada saat
aktivitas maupun tidak aktivitas, Q : Ringan atau tidak dirasakan, R :
Tidak ada nyei pada bagian abdomen bawah, S : 4 kebawah atau tidak
dirasakan.
Intervensi Keperawatan
a. Kaji keluhan nyeri dengan mengunakan tingkat nyeri ( P, Q, R, S, T )
b. Bantu pasien menemukan posisi nyaman untuk mengurangi nyeri.
c. Ajarkan pasien untuk tehnik distraksi, relaksasi, perubahan posisi agar
klien nyaman.
d. Kolaborasi untuk pemberian analgetik.
Rasional :
a. Membantu dalam mengindikasikan derajat nyeri atau ketidak
nyamanan.
b. Untuk menghilangkan ketidaknyamanan akibat distensi abdomen
c. Agar klien tidak terfokus pada nyeri yang dideritanya.
53
d. Memberikan atau untuk menghilangkan rasa nyeri atau
ketidaknyamanan.
2. Perubahan kebutuhan seksual berhubungan dengan proses penyakit,
perdarahan pasca coitus yang ditandai dengan klien mengatakan tidak
pernah berhubungan seksual lagi dengan suaminya semenjak 2 tahun yang
lalu, karena takut keluar darah lagi, klien sudah tidak keluar darah lagi,
tetapi banyak keluar keputihan, pada labia mayora kiri klien membesar
keras, klien kangen dengan suaminya.
Tujuan & Kriteria hasil :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien selama 3x24 jam diharapkan
klien dapat mengungkapkan tentang efek kanker dan aturan pengobatan
pada seksualitas dan mempertahankan tingkat seksualitas pada tahap yang
mungkin.
Intervensi Keperawatan
a. Diskusikan dengan pasien atau orang terdekat klien tentang sifat
seksualitas dan reaksi bila ini berubah atau terancam.
b. Anjurkan klien tentang efek pengobatan kanker yang mempengaruhi
seksualitas.
c. Berikan waktu pada pasien untuk menenangkan tentang keadaan
psikologis yang berhubungan dengan kebutuhan seksual.
54
Rasional :
a. Klien dapat memberikan pengakuan tentang masalah seksual yang
dialaminya.
b. Pedoman antisipasi dapat membantu klien dan orang terdekat mulai
proses adaptasi pada keadaan baru.
c. Kebutuhan seksualitas tidak berakhir karena klien dirawat di RS
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan yang ditandai dengan
klien mengatakan dan susah untuk beraktivitas kaki klien edema pada
sebelah kiri, klien bergerak terbatas hanya miring kiri kanan saja.
Tujuan &Kriteria hasil :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diaharapkan
klien dapat melakukan aktivitas sendiri atau tanpa tergantung dengan
orang lain.
Intervensi Keperawatan :
a.Observasi keadaan umum pasien
b.Ukur tanda-tanda vital, kaji adanya tanda-tanda hipoksia.
c.Anjurkan klien untuk istirahat.
d.Ajarkan aktivitas sehari-hari secara bertahap.
e.Anjurkan keluarga untuk menemani klien
Rasional :
a.Untuk mengetahui aktivitas klien.
b.Untuk mengetahui tanda-tanda hipoksia.
55
c.Untuk memberikan rasa segar setelah bangun tidur.
d.Untuk mengembalikan aktivitas klien secara bertahap.
e. Memberikan sarana klien untuk melakukan aktivitas.
4. Resti infeksi saluran kemih berhubungan dengan area genetalia terpasang
kateter yang ditandai dengan klien terpasang kateter selama 3 hari, leukosit
10.80ribu/mmk, suhu:37ºC , nadi:84x/menit, keputihan pada
selangkangan dan lipatan labia minora dan mayora.
Tujuan & Kriteria hasil :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan
klien tidak infeksi dengan kriteria hasil:
Leukosit normal 4.00-11.00ribu/mmk
Suhu normal 36ºc-37ºc
Nadi normal 60-80x/menit
Intervensi Keperawatan :
a.Tingkatkan prosedur mencuci tangan yang benar sebelum dan sesudah
melakukan tindakan.
b.Lakukan vulva higiene dan perawatan kateter pada pasien
c.Pantau tanda-tanda vital seperti suhu, nadi.
d.Kolaborasi pemberian antibiotik.
Rasional :
a. Lindungi klien dai mikroorganisme atau sumber yang membawa
infeksi.
56
b.Untuk meminimalkan masuknya mikroorganisme.
c.Nadi, suhu yang meningkat merupakan tanda-tanda infeksi.
d.Untuk menghindarkan agar tidak terkena infeksi.
5. Gangguan pola eliminasi : urine (produksi urine berkurang/anuria) yang
berhubungan dengan kerusakan fungsi ginjal yang ditandai dengan klien
mengatakan tidak bisa BAK semenjak tanggal 20/05/09, klien terpasang
kateter, produksi urine selama dipasang kateter tanggal 24 mei 2009 ,
hanya sedikit kira-kira 2cc.
Tujuan & Kriteria hasil :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapakan
klien dapat BAK atau urine tereproduksi sesuai dengan intake cairan.
Intervensi keperawatan :
a.Awasi denyut jantung, tekanan darah, auskultasi suara jantung dan paru.
b.Kaji kulit, wajah, area tergantung untuk terjadinya udema.
c.Kaji tingkat kesadaran klien : adanya gelisah.
d.Kolaborasi untuk pemeriksaan laboratorium untuk BUN, ureum,
creatinin, elektrolit pemeriksaan foto thoraks, pemberian obat.
Rasional :
a.Takikardi dan hipertensi terjadi karena kegagalan ginjal mengeluarkan
urine, pembatasan cairan berlebihan dan biasanya terjadi udema paru,
kongesti vaskuler, dan keluhan dispnea menunjukkan adanya renal failure.
b.Udema terjadi pada area tergantung seperti kaki, tangan.
57
c.Dapat menunjukkan perpindahan cairan akumulasi toksin, asidosis,
hipoksia.
d. Untuk mengetahui penyakit lainnya, tindakan selanjutnya dan
penanganan disfungsi atau gagal ginjal.
58
E. Implementasi Keperawatan
Pada tanggal 26 Mei 2009 : Mengganti pemasangan infus pada klien dan
mengkaji aktivitas klien. Dengn respon S:Klien mengatakan tangan sebelah
kiri yang terpasang infus nyeri bila disentuh, klien mengatakan bahwa klien
belum bisa makan, minum, mandi sendiri karena kakinya edema.
O: tangan klien yang disebelah kiri udema jika dipegang nyeri, klien
menyeriang kesakitan pada saat dilakukan pemasangan infus pada tangan
sebelah kanan, infus terpasang kaki klien yang sebelah kiri edema.
Melakukan BGA untuk pemeriksaan laboratorium dan mengkaji tentang nyeri
klien dengan respon : S:Klien mengatakan lemas untuk melakukan aktivitas.
Klien mengatakan masih nyeri pada perut kuadran 3 &4, O:Klien teriak
kesakitan, darah terambil sebanyak 1cc.
Mengganti cairan infus NaCl dengan D5% 100cc + 4 botol Fe bicnat dan
mengkaji nyeri, membantu klien untuk menemukan posisi nyaman, dengan
respon : S:Klien mengatakan tidak dapat istirahat karena nyeri pada tangan
bagian kiri, serta perut pada kuadran 3&4.O:Infus terpasang dengan tetesan
12tetes/menit, posisi klien semi fowler.
Mengkaji tingkat pengetahuan klien tentang tehnik untuk mengurangi nyeri
dan mengajarkan pada klien untuk tekhnik relaksasi dengan tarik napas
dalam.
S:Klien mengatakan tidak tahu tentang tehnik mengurangi rasa nyeri dengan
tarik napas dalam.
O:Wajah klien menyeriangi kesakitan dan berteriak-teriak.
59
Klien dapat mempraktekan tehnik yang diajarkan yaitu tarik napas dalam.
Memberikan therapi injeksi Lasix 1 ampul dan ceprofoxacin 500mg dengan
respon : S:Klien mengatakan ingin minum, O:klien minum 20cc, obat sudah
masuk melalui intra vena.
Memonitor tanda-tanda vital dan mengakaji tanda-tanda infeksi dengan
respon :
S:Klien mengatakan ingin bertemu dengan suaminya, O:TD:130/90mmHg
N :84x/menit, Suhu:36,7ºc, RR :26x/menit, tidak terjadi tanda-tanda infeksi.
Memberikan therapi peroral Diltiazem, CaCo3, As Folat, NaCl, Kalitake,
cerprofloxacin 500mg dan memotivasi dan membantu untuk klien untuk
makan siang. Dengan respon : S:Klien mengatakan belum makan siang
karena tidak ada yang bantu, klien mengatakan sudah kenyang, O:Obat sudah
diminum, klien hanya makan 4 sendok.
Mengkaji tingkat pengetahuan klien tentang pola hubungan seksual.Dengan
respon : S:Klien mengatakan kalau klien sudah 2 tahun tidak berhubungan
seksual, karena takut, O:Klien sedih, pada saat menceritakan kejadiannya dan
kasihan dengan suaminya.
Pada tanggal 27 Mei 2009 : Mengobservasi keadaan pasien dan mengkaji
tingkat nyeri klien.Dengan respon
S:Klien mengatakan tidak bisa tidur teringat dengan suaminya, nyerinya
sudah berkurang, O:Klien berdoa sambil memegang tasbih, kaki klien masih
udema, terpasang infus.
60
Mengganti cairan infus D5% 100cc + 4 botol Fe bicnat.Dengan respon : S:----
--
O:Infus terganti 12 tpm.
Membantu klien untuk ADL (mandi).Dengan respon : S:Klien mengatakan
ingin BAB, O:Klien BAB lembek, konsisten, warna kuning, produksi urine
tetap tidak bertambah, klien sudah mandi, genetalia klien banyak keputihan
pada labia mayora dan minora.
Mengukur tanda-tanda vital dengan respon : S:Klien mengatakan nyerinya
sudah berkurang, Q:ringan, S:skala 3, O:TD:140/90mmHg, N:78x/menit,
S:367ºC, RR:23x/menit.
Memberikan therapi per oral Diltiazem, CaCo3, As Folat, NaCl, Kalitake
dengan respon : S:Klien mengatakan sudah makan bubur, O:Klien minum
obat yang diberikan.
Pada tanggal 28 mei 2009 : Mengobservasi keadaan umum klien dengan
respon : S:Klien mengatakan masih merasakan nyeri pada bagian perut,
O:Klien tidur, infus terpasang, kateter terpasang produksi urine masih tetap.
Mengganti cairan infus NaCl 0,9%, dengan respon : S:------, O:Klien tidur,
infus terganti dengan NaCl 0,9% yang semula D5% 100cc + 4 botol Fe
Bicnat.
Mengobservasi keadaan klien dan cairan infus, dengan respon : S:Klien
mengatakan tangannya udema, nyeri yang dipasang infus, O:tangan yang
kanan udema.
61
Membetulkan infus dengan respon : S:Klien mengatakan nyeri, O:Infus
belum menetes infus dilepas, tangan klien masih bengkak.
Mengganti infus ketangan yang sebelahnya, dengan respon : S:Klien
mengatakan tangan yang kiri sudah tidak bengkak lagi dan sekarang giliran
yang kanan, O:Infus yang kanan dilepas, diganti dengan tangan yang sebelah
kiri, tangan kanan klien bengkak dan nyeri, klien berteriak kesakitan saat
pemasangan infus, infus terpasang dan mengalir lancar.
Membantu memandikan klien dan melakukan vulva higyne, dengan respon :
S:Klien mengatakan tangannya masih sakit dan bengkak, O:tangan klien
bengkak, klien sudah dimandikan, tidak BAB, produksi BAK tetap, pada
labia mayora dan minora klien banyak terdapat keputihan, kateter masih
terpasang.
Memonitor tanda-tanda vital dengan respon : S:Klien mengatakan nyeri pada
tangan sudah berkurang, O:Tangan klien masih bengkak, TD:140/90mmHg,
N:78x/menit, RR:22x/menit, suhu:36,7ºC.
Memberikan obat untuk klien per oral
Diltiazem, CaCo3, As Folat, NaCl, Kalitake dengan respon : S:Klien
mengatakan terima kasih, O:Obatnya belum diminum karena kien belum
makan.
Melakukan vulva higyene, dengan respon : S:Klien mengatakan masih nyeri
pada bagian perut pada kuadran 3&4, O:Banyak gumpalan putih pada bagian
labia mayora dan minora, klien BAB dan flatus, klien merintih kesakitan pada
62
saat dilakukan vulva higiene, kateter tetap terpasang dan, kateter, vagina
sudah dibersihkan.
F. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi dilaksanakan pada tanggal 29 Mei 2009, adapun hasil dari evaluasi
antara lain :
Diagnosa pertama
S : Klien mengatakan nyerinya sudah berkurang, pada bagian perut kuadran 3
& 4.
O : Klien mengatakan nyerinya sudah berkurang, Q:ringan, S:skala 3.
A : Masalah teratasi sebagian.
P : Lanjutkan intervensi.
- Kaji keluhan nyeri dengan menggunakan tingkat nyeri ( P, Q, R, S, T ).
- Bantu pasien menemukan posisi nyaman untuk mengurangi nyeri.
- Ajarkan pasien untuk tekhnik distraksi, relaksasi, perubahan posisi agar
klien nyaman.
- Kolaborasi untuk pemberian analgetik.
Diagnosa kedua
S : Klien mengatakan masih tetap takut untuk melakukan hubungan seksual,
walaupun sudah pulang dari RS, klien mengatakan kangen dengan suaminya
yang bekerja diluar jawa.
O : Terdapat keputihan pada labia mayora dan minora klien dan labia mayora
klien membesar dan agak keras.
A : Masalah belum teratasi.
63
P : Lanjutkan intervensi.
- Diskusikan dengan pasien atau orang terdekat klien tentang sifat
seksualitas dan reaksi bila ini berubah atau terancam.
- Anjurkan klien tentang efek pengobatan kanker yang mempengaruhi
seksualitas.
- Berikan waktu pada pasien untuk menenangkan tentang keadaan
psikologisnya yang berhubungan kebutuhan seksualnya:
Diagnosa ketiga
S : Klien mengatakan bisa melakukan aktivitas sendiri, seperti makan,
minum, tetapi untuk mandi klien belum mampu melakukan sendiri.
O : Klien dibantu oleh keluarga dan perawat dalam melakukan aktivitas
sehari-hari seperti, mandi.Sedangkan untuk makan, minum klien dapat
sendiri.
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Observasi keadaan umum pasien
- Ukur tanda-tanda vital, kaji adanya tanda-tanda hipoksia.
- Anjurkan klien untuk istirahat.
- Ajarkan aktivitas sehari-hari secara bertahap.
- Anjurkan keluarga untuk menemani klien.
Diagnosa keempat
S : --------
O : TD :130/90mmHg, N:74x/menit RR : 22 x / menit, T:36,4ºC
64
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan Intervensi.
- Tingkatkan prosedur mencuci tangan yang benar sebelum dan sesudah
melakukan tindakan.
- Lakukan vulva higiene dan perawatan kateter pada pasien
- Pantau tanda-tanda vital seperti suhu, nadi.
- Kolaborasi pemberian antibiotik.
Diagnosa kelima
S : Klien mengatakan kenapa saya belum bisa BAK mbak?
O : Urine tidak terproduksi, semenjak tanggal 24 mei 2009, urine hanya
terproduksi kurang lebih 2cc, keadaan urine agak keruh, merah baunya khas.
A : Masalah belum teratasi.
P : Lanjutkan Intervensi.
- Awasi denyut jantung, tekanan darah.
- Kaji kulit, wajah, area tergantung untuk terjadinya udema.
- Kaji tingkat kesadaran klien:adanya gelisah.
Kolaborasi untuk pemeriksaan laboratorium untuk BUN, ureum, creatinin,
elektrolit, pemeriksaan foto thoraks, pemberian obat.