Upload
iwangaluh
View
9
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi telah semakin luas sebagai
dampak hal tersebut dampak dari perkembangan dunia Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (IPTEK). perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah
memberikan manfaat yang positif bagi kehidupan manusia walaupun terdapat
dampak negatif atau kelemahan yang timbul.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi memberikan banyak
kemudahan,seperti kemudahan dalam memperoleh informasi dan kemudahan
bertransaksi. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah
memberikan manfaat bagi kehidupan manusia dalam menjalankan segala
aktivitasnya karena segala kegiatan dapat dilakukan dengan cepat, murah dan
tepat yang mempengaruhi produktivitas kerja.
Sekarang pelaksanaan program pemerintahan dilaksanakan dengan berbasis
elektronik seperti halnya e-KTP, e- Education, e-Learning, e-medicine dan e-
Laboratoring. Pemerintah menerapakan e-government yang bertujuan untuk
mewujudkan pemerintahan yang demokratis, transparan, bersih, adil
bertanggungjawab, resfekif, efektif, dan efisien.
Salah satu penerapan pelaksanaan e-government tersebut khususnya dalam
pelayanan publik dengan menggunakan teknologi informasi dilakukan oleh
pemerintah dalam bidang pemerintahan yaitu dengan adanya e-KTP. Indonesia
2
sebagai negara yang memiliki jumlah penduduk yang cukup banyak memerlukan
data yang akurat. Dengan melaksanakan program e-KTP pemerintah dapat
membentuk data base kependudukan secara nasional untuk memberikan identitas
kepada masyarakat yang berlaku secara nasional.
e-KTP merupakan salah satu program nasional yang diatur dalam Undang-
Undang Negara Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi
kependudukan. Selanjutnya dipertegas dalam Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 6 Tahun 2009 tentang penerapan KTP berbasis nomor induk
kependudukan secara nasional.
Dengan dilaksanakannya program nasional tersebut, diharapkan akan
memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk mendapatkan pelayanan baik dari
lembaga pemerintah maupun swasta. e-KTP merupakan KTP elektronik yang
dibuat dengan sistem komputer maka penggunaannya dapat lebih mudah, murah
dan akurat hal tersebut dikarenakan data-data yang sudah dibuat dapat disimpan
dalam komputer sehingga dapat dipergunakan kapan saja jika diperlukan.
Dengan adanya e-KTP tersebut diharapkan pula dukungan masyarakat
dalam rangka mendukung keamanan negara melalui penutupan adanya peluang
adanya KTP ganda atau palsu. Sejauh ini program nasional atau e-KTP tersebut
sudah dilaksanakan hampir di seluruh wilayah Indonesia. Kecamatan Pangandaran
telah melaksanakan program e-KTP secara optimal agar dapat mencapai waktu
yang telah ditentukan pemerintah pusat.
Meskipun pemerintah Kecamatan Pangandaran Kabupaten Ciamis telah
melakasnakan program nasional e-KTP dengan semaksimal mungkin, akan tetapi
3
berdasarkan observasi awal yang penulis lakukan masih terdapat permasalahan
yang dapat menjadi kendala bagi pemerintah kecamatan.
Permasalahan yang muncul di Kecamatan Pangandaran Kabupaten Ciamis
dalam melaksanakan program e-KTP dapat terlihat dari beberapa indikator
sebagai berikut.
1. Masih ada warga Kecamatan Pangandaran yang sudah wajib memiliki KTP
tidak terdata. Berdasarkan keterangan petugas kecamatan di Kecamatan
Pangandaran masih terdapat sekitar 1100 orang atau 3,6% dari jumlah 30.540
orang yang mempunyai hak memiliki KTP, tetapi belum terlayani.
2. Masih adanya kesalahan dalam penulisan identitas penduduk sehingga perlu
dilakukan pembuatan ulang. Berdasarkan keterangan petugas kecamatan
terdapat 71 kasus, sebagian besar kesalahan terebut berupa kesalahan penulisan
alamat atau tempat tinggal dan dalam penulisan status perkawinan.
3. Masih kurangnya informasi yang diperoleh masyarakat mengenai fungsi dan
kegunaan e-KTP. Misalnya informasi yang diberikan petugas kecamatan
terhadap masyarakat masih kurang jelas khususnya mengenai fungsi dan
kegunaannya sehingga ada masyarakat yang mengangap e-KTP dengan KTP
biasa sama saja karena bentuknya pun tidak jauh beda.
Permasalahan yang muncul di atas, diduga disebabkan oleh pelayanan
pembuatan e-KTP di Kecamatan belum optimal. Hal ini bisa dilihat dari indikator
sebagai berikut.
1. Masih rendahnya pengetahuan pegawai dalam penggunaan teknologi dalam
pelaksanaan program nasional e-KTP sehingga dalam penggunaan program
4
tersebut mengalami kesalahan. Misalnya operator penggunaan program
dilakukan pihak luar (bukan pegawai) sehingga kurang menguasai tata cara
pengisian biodata untuk e-KTP.
2. Masih kurangnya sarana dan prasarana yang dapat mendukung pelaksanaan
program. Misalnya Kecamatan Pangandaran melayani pembuatan e-KTP untuk
8 desa akan tetapi jumlah peralatan untuk pembuatan e KTP hanya dua buah
sehingga proses pendataan dan kegiatan lainnya cukup lama dan melelahkan
baik bagi petugas operator maupun masyarakat yang mengantri menunggu
giliran.
3. Pelayanan pembuatan e-KTP belum diberikan tepat waktu sehingga
masyarakat sering mengeluhkan hal tersebut. Misalnya pendataan dan
pelaksanaan kegiatan lainnya diinformasikan kepada masyarakat untuk minggu
depan adalah giliran Dusun Parapat Desa Pangandaran tetapi pada
pelaksanaannya masih ada masyarakat dari dusun lain yang mengantri
menunggu giliran.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul : “Pelaksanaan Pelayanan Pembuatan e-KTP di
Kecamatan Pangandaran Kabupaten Ciamis”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah pelaksanaan pelayanan pembuatan e-KTP di Kecamatan
Pangandaran Kabupaten Ciamis ?
5
2. Hambatan-hambatan apa saja yang dihadapi dalam pelaksanaan pelayanan
pembuatan e-KTP di Kecamatan Pangandaran Kabupaten Ciamis ?
3. Upaya-upaya apa yang dilakukan untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam
pelaksanaan pelayanan pembuatan e-KTP di Kecamatan Pangandaran
Kabupaten Ciamis ?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitianini adalahsebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pelaksanaan pelayanan pembuatan e-KTP di Kecamatan
Pangandaran Kabupaten Ciamis
2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan
pelayanan pembuatan e-KTP di Kecamatan Pangandaran Kabupaten Ciamis
3. Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan-
hambatan dalam d pelaksanaan pelayanan pembuatan e-KTP di Kecamatan
Pangandaran Kabupaten Ciamis
1.4 Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan secara teoritis
a. Menambah ilmu pengetahuan nelalui penelitian yang dilakukan
sehingga memberikan kontribusi pemikiran bagi pengembangan Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik
b. Sebagai bahan pemahaman dan pembelajaran bagi peneliti maupun
mahasisw lain yang melakukan penelitian secara lebih mendalam
mengenai pelaksanaan pelayanan pembuatan e-KTP
6
2. Kegunaan secara praktis
a. Diharapkan menjadi bahan masukan yang logis bagi pemerintah
khususnya pemerintah kecamatan untuk lebih memaksimalkan
pelayanan pembuatan e-KTP
b. Diharapkan dapat membuka ruang kesadaran masyarakat untuk ikut
serta dalam pengawasan pelaksanaan pembuatan e-KTP.
1.5 Kerangka Pemikiran
Salah satu entitas pemerintahan yang memberikan pelayanan langsung
meupun tidak langsung kepada masyarakat adalah kecamatan. Sebagai subsistem
pemerintahan di Indonesia, kecamatan mempunyai kedudukan cukup strategis dan
memainkan peran fungsional dalam pelyanan dan administrasi pemerintahan,
pembangunan, serta kemasyarakatan.
e-KTP merupakan program nasional yang diatur oleh Undang-Undang
republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 tentang administrasi kependudukan. Di
dalam undang-undang tersebut dijelaskan bahwa e-KTP berlaku secara nasional.
Dengan demikian dapat memudahkan masyarakat dalam meperoleh pelayanan
baik dari pemrintah maupun swasta.
Aparatur pemerintah sebagai abdi negara dan abdi masyarakat mempunyai
tugas pokok yang antara lain tercermin dalam penyelenggaraan tugas umum
pemerintahan dan pembangunan serta pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat
atau disebut juga pelayanan publik. Pelayanan publik dapat dinyatakan sebagai
segala bentuk pelayanan sektor publik yang dilaksanakan aparatur pemerintah
7
dalam bentuk barang dan atau jasa, yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku (Ibrahim, 2008:14).
Parasuraman, (2003:45) mengemukakan pendapat bahwa menurut tingkat
kepentingannya, pelayanan dapat dibedakan menjadi :
(1) Keandalan, yaitu kemampuan untuk memberikan jasa yang dijanjikan secara terpercaya , akurat dan memuaskan ;
(2) Daya tanggap, yakni kemauan (daya tanggap) untuk membantu pelanggan dan memberikan jasa secara cepat ;
(3) Kepastian, yaitu pengetahuan dan kesopanan pegawai serta kemampuan mereka untuk menimbulkan perlindungan dan kepercayaan ;
(4) Empati, yaitu kemauan untuk peduli dan memberi perhatian secara individu kepada pelanggan ; dan
(5) Bukti fisik, yaitu penampilan fasilitas fisik, peralatan, pegawai, dan materi komunikasi
Harapan masyarakat terhadap terhadap pelayanan yang dijabarkan kedalam
lima dimensi kualitas layanan harus bisa dipahami oleh pemerintah dan
diupayakan untuk bisa diwujudkan. Tentunya hal ini merupakan tugas berat bagi
pemerintah khususnya pemerintah Kecamatan Pangandaran, sehingga dalam
kenyataannya sering muncul keluhan yang dilontarkan masyarakat karena
pelayanan yang diterima tidak sesuai dengan pelayanan yang mereka harapkan.
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, selanjutnya penulis membuat suatu
anggapan dasar sebagai berikut :
1. Pelayanan umum adalah segala bentuk kegiatan pelayanan kepada umum yang
dilaksanakan oleh instansi pemerintah di Pusat, di Daerah, dan di lingkungan
Badan Usaha Milik Negara/Daerah (BUMN?BUMD) dalam bentuk barang dan
atau jasa baik dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam
rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan. (Ibrahim,
2008:14).
8
2. Selanjutnya Surjadi (2009:11) mengemukakan bahwa “Pelayanan publik
merupakan upaya negara untuk memenuhi kebutuhan dasar hak-hak sipil setiap
warga negara atas, jasa, dan pelayanan administrasi yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik”.
3. Sedangkan Mahmudi (2007:213) berpendapat bahwa “Pelayanan Publik adalah
segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan
publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan publik dan pelaksanaan ktentuan
peraturan perundang-undangan”
Berdasarkan tiga pendapat di atas, selanjutnya penulis membuat suatu
kesimpulan yaitu pembuatan e-KTP dapat memuaskan masyarakat jika
pemerintah kecamatan dapat melaksanakan pelayanan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
9
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif dan
didukung dengan data kuantitatif. Penelitian ini berusaha mendeskripsikan atau
melukiskan secara terperinci atau mendalam tentang pelaksanaan pelayanan
pembuatan e-KTP di Kecamatan Pangandaran Kabupaten Ciamis dari hasil
wawancara, observasi dan angket atau quesioner yang dibagikan kepada
responden dalam penelitian ini. Responden dalam penelitian ini yaitu pegawai
kecamatan dan masyarakat yang memiliki hak untuk memperoleh e-KTP di
Kecamatan Pangandaran Kabupaten Ciamis.
Penggunaan metode deskriptif ini sesuai dengan pendapat Surakhmad
(2004:139) mengemukakan bahwa metode deskriptif yaitu :
Penelitian ini menuturkan dan menafsirkan data yang ada, misalnya tentang situasi yang di alami, satu hubungan, kegiatan, pandangan, sikap yang nampak atau tentang satu proses yang sedang berlangsung, pengaruh yang sedang bekerja, kelainan yang sedang muncul, kecendrungan yang menampak, pertentangan yang meruncing, dan sebagainya.
Berdasakan pendapat di atas, maka penelitian ini bermaksud untuk
mendeskripsikan pelaksanaan pelayanan pembuatan e-KTP di Kecamatan
Pangandaran Kabupaten Ciamis.
10
3.2 Operasional Variabel
Variable dalam penelitian ini adalah pelayanan pembuatan e-KTP di
Kecamatan Pangandaran Kabupaten Ciamis dengan subvariabel berdasarkan
tingkat kepentingan pelayanan menurut Parasuraman, (2003:455) yaitu
Keandalan, Daya tangkap, Kepastian, Empati, dan Bukti fisik. Selanjutnya penulis
menyusun ke dalam operasioanal variabel sebagi berikut.
a. Keandalan, yaitu kemampuan untuk memberikan jasa yang dijanjikan secara
terpercaya , akurat dan memuaskan dengan indikator :
1) Pelayanan pembuatan e-KTP dapat dilaksanakan dengan cepat
2) Setiap pegawai memiliki kemampuan untuk memberikan pelayanan
pembuatan e-KTP dengan baik
3) Pelayanan pembuatan e-KTP dapat diselesaikan tepat waktu
4) Pelayanan pembuatan e-KTP dapat dilaksanakan dengan akurat
b. Daya tanggap, yakni kemauan (daya tanggap) untuk membantu pelanggan dan
memberikan jasa secara cepat dengan indikator :
1) Pegawai selalu siap dalam memberikan pelayanan e-KTP
2) Adanya kemudahan persyaratan dalam memperoleh pelayanan pembuatan
e-KTP
3) Adanya kejelasan prosedur dalam pelayanan pembuatan e-KTP
4) Pelayanan pembuatan e-KTP sesuai dengan keinginan masyarakat
c. Kepastian, yaitu pengetahuan dan kesopanan pegawai serta kemampuan
mereka untuk menimbulkan perlindungan dan kepercayaan dengan indikator :
1) Adanya penetapan jadwal dalam pelayanan pembuatan e-KTP
11
2) Adanya kejelasan mengenai biaya pelayanan pembuatan e-KTP
3) Adanya jaminan keamanan dalam pelayanan pembuatan e-KTP
4) Adanya unit kerja yang jelas dalam pelayanan pembuatan e-KTP
d. Empati, yaitu kemauan untuk peduli dan memberi perhatian secara individu
kepada pelanggan dengan indikator :
1) Pegawai respon terhadap keluhan masyarakat atas pelayanan pembuatan e-
KTP yang diberikan
2) Pegawai memberikan pelayanan kepada masyarakat tanpa pandang bulu
3) Sikap dan perilaku pegawai yang ramah dalam memberikan pelayanan
pembuatan e-KTP
4) Adanya kemudahan untuk menghubungi penyelenggara pelayanan dalam
pembuatan pelayanan e-KTP
e. Bukti fisik, yaitu penampilan fasilitas fisik, peralatan, pegawai, dan materi
komunikasi dengan inikator :
1) Tersedianya peralatan yang memadai untuk melaksanakan pelayanan
pembuatan e-KTP
2) Tersedianya pegawai yang memiliki keahlian dan keterampilan untuk
melaksanakan pelayanan pembuatan e-KTP
3) Produk pelayanan dapat diterima dengan benar, tepat dan sah
4) Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai
12
3.3 Data dan Sumber Data
3.3.1 Data
Jenis data berupa data primer dan data sekunder, Menurut Sugiyono
(2010:156) yaitu :
1. Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.
2. Data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.
Dari pendapat tersebut, data primer dalam penelitian ini adalah data yang di
peroleh langsung dari responden yang berupa data hasil wawancara serta hasil
observasi peneliti yang berupa data fisik tentang susunan organisasi pemerintah
desa. Sedangkan data sekunder berupa dokumentasi-dokumentasi hasil-hasil
laporan kegiatan penyelengaraan pemerintahan desa.
3.3.2 Sumber Data
Selanjutnya sumber data dalam penelitian ini adalah :
1. Responden yang terdiri dari pegawai 11 pegawai kecamatan dan 89
masyarakat di Kecamatan Pangandaran Kabupaten Ciamis dengan jumlah
secara keseluruhan adalah 100 orang.
2. Sedangkan sumber data yang lainnya berupa dokumentasi-dokumentasi yang di
peroleh dari pemerintahan desa
13
3.4 Teknik Pengumpulan Data.
Teknik pengumpulan data yang akan digunakan adalah sebagai berikut :
1) Studi Kepustakaan, yaitu teknik pengumpulan data-data dengan cara
mempelajari buku-buku dan bahan kepustakaan lainnya yang ada hubungannya
dengan masalah yang sedang diteliti.
2) Studi Lapangan, yaitu mengumpulkan data yang diperoleh secara langsung
dilokasi penelitian dengan cara :
a. Observasi, yaitu cara memperoleh data dengan mengadakan pengamatan
langsung ke objek penelitian guna memperoleh gambaran yang tepat tentang
permasalahan yang sedang diteliti.
b. Wawancara, yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara meminta
penjelasan secara langsung kepada pihak yang sedang diteliti.
c. Angket/quesionair, yaitu memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada
responden dan memeberikan jawabannya sesuai dengan jawaban yang telah
disediakan
3.5 Teknik Analisis/Pengolahan Data
Dalam penelitian ini, penulis menganalisis data yang diperoleh dengan cara
mendeskripsikan hasil penelitian mengenai pelaksanaan pelayanan pembuatan
e-KTP di Kecamatan Pangandaran Kabupaten Ciamis dengan cara mengukur
tinggi rendahnya variabel yang dapat dilihat dari total tanggapan responden atas
pertanyaan angket serta mengkonsultasikannya dengan perhitungan interval kelas
yang telah ditentukan serta dilakukan perhitungan tabulasi silang.
14
Sedangkan untuk menjawab rumusan masalah maka penulis menggunakan
analisis kuantitatif melalui pengolahan data yang ditabulasikan dan dideskripsikan
ke dalam tabel distribusi frekuensi dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1) Menentukan rentang, yaitu dengan cara skor/nilai tertinggi dikurangi skor/nilai
terendah.
Skor tertinggi : 5 x 100 responden = 500
Skor terendah : 1 x 100 responden = 100
Rentang : 500 – 100 = 400
Interval kelas : 400 : 5 = 80
Jika digambarkan dalam bentuk interval kelas akan tampak seperti pada
gambar berikut :
100,0 180,0 260,0 340,0 420.0 500,0
Sangat kurang baik
Kurang baik Cukup baik baik Sangat baik
2) Menentukan kategori penilaian untuk variabel
Untuk ketegori sangat kurang baik : 100,0 < X < 180,0
Untuk kategori tidak baik : 180,1 < X < 260,0
Untuk kategori cukup baik : 260,1 < X < 340,0
Untuk kategori baik : 340,1 < X < 420,0
Untuk kategori sangat baik : 420,1 < X < 500,0
3) Menentukan persentase
Dalam distribusi frekuensi, total skor kenyataan dari masing-masing item
pertanyaan dapat dipresentasekan dengan perhitungan sebagai berikut :
15
Total skor X 100% Skor ideal
Keterangan :
Total skor = Jumlah skor kenyataan untuk masing-masing item
Skor ideal = Skor tertinggi x jumlah responden (5 x 100 = 500)
Selanjutnya penulis melakukan interpretasi dengan menggunakan kriteria
presentase menurut Arikunto (1998:246) sebagai berikut :
TABEL 3.1PEDOMAN PERSENTASE
Interval Persentase Tingkat Persentase76 – 100 %56 – 75 %40 – 55 %0 – 40 %
BaikCukup baikKurang baikTidak baik
Arikunto (1998:246)
Adapun langkah-langkah dalam analisis/pengolahan data menurut Sugiyono
(2009:245) sebagai berikut.
1. Analisis sebelum di lapangan, yaitu analisis dilakukan sebelum peneliti memasuki lapangan, analisis dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan, atau data sekunder yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian.
2. Analisis data di lapangan, yaitu analisis data dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu.
Adapun tahapan-tahapan dalam analisis data dilapangan menurut
Sugiyono (2009:246 ) sebagai berikut.
1. Data Reduction (reduksi Data), yaitu merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas.
2. Data Display (Penyajian Data), yaitu penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya.
16
3. Conclusion Drawing (Verification)/verifikasi data, yaitu penarikan kesimpulan dan verifikasi.
3.6 Jadwal Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan lakukan selama 8 (delapan) bulan, terhitung
mulai dari Oktober 2012 dengan bulan Mei 2013 mulai dari tahap penjajagan
pelaksanaan penelitian sampai penyusunan terakhir dalam bentuk skripsi. Untuk
lebih jelasnya penulis sampaikan matrik jadwal kegiatan sebagai berikut :
TABEL 3.2JADWAL PENELITIAN
NO KEGIATANBULAN
OKT NOV DES JAN PEB MAR APR MEI
1. Penjajagan
2. Studi Kepustakaan
3. Seminar out line
4. Penelitian
5.Penyusunan dan Bimbingan skripsi
6. Sidang Skripsi