16
79 KEBIJAKAN FISKAL & MONETER A. Pendahuluan Kebijakan fiskal dan kebijakan moneter satu sama lain saling berpengaruh dalam kegiatan perekonomian. Masing- masing variabel kebijakan tersebut, kebijakan fiskal dipengaruhi oleh dua variabel utama, yaitu pajak (tax) dan pengeluaran pemerintah (goverment expenditure). Sedangkan variabel utama dalam kebijakan moneter, yaitu GDP, inflasi, kurs, dan suku bunga. Berbicara tentang kebijakan fiskal dan kebijakan moneter berkaitan erat dengan kegiatan perekonomian empat sektor, dimana sektor- sektor tersebut di antaranya sektor rumah tangga, sektor perusahaan, sektor pemerintah dan sektor dunia internasional atau luar negeri. Ke empat sektor ini memiliki hubungan interaksi masing-masing dalam menciptakan pendapatan dan pengeluaran. Krisis global saat ini jauh lebih parah dari perkiraan semula dan suasana ketidak pastiannya sangat tinggi. Kepercayaan masyarakat dunia terhadap perekonomian menurun tajam. Akibatnya, gambaran ekonomi dunia terlihat makin suram dari hari ke hari walaupun semua bank sentral sudah menurunkan suku bunga sampai tingkat yang terendah. Tingkat bunga yang sedemikian rendahnya itu justru menyebabkan ruang untuk melakukan kebijakan moneter menjadi terbatas, sehingga pilihan yang tersedia hanya pada kebijakan fiskal. BAB 6 Muhammad Nizar

BAB 6 (Kebijakan Fiskal Dan Moneter)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

BAB 6 (Kebijakan Fiskal Dan Moneter)

Citation preview

  • 79

    KEBIJAKAN FISKAL & MONETER

    A. Pendahuluan

    Kebijakan fiskal dan kebijakan moneter satu sama lain

    saling berpengaruh dalam kegiatan perekonomian. Masing-

    masing variabel kebijakan tersebut, kebijakan fiskal

    dipengaruhi oleh dua variabel utama, yaitu pajak (tax) dan

    pengeluaran pemerintah (goverment expenditure).

    Sedangkan variabel utama dalam kebijakan moneter, yaitu

    GDP, inflasi, kurs, dan suku bunga. Berbicara tentang

    kebijakan fiskal dan kebijakan moneter berkaitan erat

    dengan kegiatan perekonomian empat sektor, dimana sektor-

    sektor tersebut di antaranya sektor rumah tangga, sektor

    perusahaan, sektor pemerintah dan sektor dunia

    internasional atau luar negeri. Ke empat sektor ini memiliki

    hubungan interaksi masing-masing dalam menciptakan

    pendapatan dan pengeluaran.

    Krisis global saat ini jauh lebih parah dari perkiraan

    semula dan suasana ketidak pastiannya sangat tinggi.

    Kepercayaan masyarakat dunia terhadap perekonomian

    menurun tajam. Akibatnya, gambaran ekonomi dunia terlihat

    makin suram dari hari ke hari walaupun semua bank sentral

    sudah menurunkan suku bunga sampai tingkat yang

    terendah. Tingkat bunga yang sedemikian rendahnya itu

    justru menyebabkan ruang untuk melakukan kebijakan

    moneter menjadi terbatas, sehingga pilihan yang tersedia

    hanya pada kebijakan fiskal.

    BAB 6

    Muhammad Nizar

  • 80

    B. Definisi Kebijakan Fiskal (Fiscal Policy) Kebijakan Fiskal adalah kebijakan yang dilakukan oleh

    pemerintah dalam rangka mendapatkan dana-dana dan

    kebijaksanaan yang ditempuh oleh pemerintah untuk mem-

    belanjakan dananya tersebut dalam rangka melaksanakan

    pembangunan. Atau dengan kata lain, Kebijakan Fiskal

    adalah suatu kebijakan ekonomi dalam rangka mengarahkan

    kondisi perekonomian untuk menjadi lebih baik dengan

    jalan mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah.

    Kebijakan ini mirip dengan kebijakan moneter untuk

    mengatur jumlah uang beredar, namun kebijakan fiskal lebih

    menekankan pada pengaturan pendapatan dan belanja

    pemerintah. Instrumen kebijakan fiskal adalah penerimaan

    dan pengeluaran pemerintah yang berhubungan erat dengan

    pajak.

    Pada sektor rumah tangga, dimana rumah tangga

    melakukan pembelian barang dan jasa yang dihasilkan oleh

    perusahaan untuk konsumsi daan mendapatkan pendapatan

    berupa gaji, upah, sewa, deviden, bunga, dll dari perusahaan.

    kegiatan ekonomi dengan pemerintah adalah rumah tangga

    menyetorkan sejumah uang sebagai pajak dan menerima

    penerimaan berupa gaji, bunga, penghasilan non balas jasa.

    Sedangkan dengan dunia internasional adalah rumah tangga

    mengimpor barang dan jasa dari luar negeri untuk memenuhi

    kebutuhan hidup.

    Pada sektor perusahaan, kegiatan ekonomi memiliki

    hubungan dengan rumah tangga yaitu perusahaan

    menghasilkan produk-produk barupa barang dan jasa yang

    dikonsumsi oleh masyarakat, dan memberikan penghasilah

    dan keuntungan kepada rumah tangga barupa gaji, deviden,

    sewa, upah, bunga. Sedangkan hubungan dengan

    Pemerintah, perusahaan akan membayar pajak kepada

    pemerintah dan menjual produk dan jasa kepada pemerintah.

    Kebijakan Fiskal dan Moneter

  • 81

    Sedangkan hubungan dengan Dunia Internasional,

    perusahaan melakukan impor atas produk barang maupun

    jasa dari luar negri.

    Pada sektor pemerintah, kegiatan ekonomi yang

    berhubungan dengan rumah tangga dimana pemerintah

    menerima setoran pajak rumah tangga untuk kebutuhan

    operasional, pembangunan. Dan untuk hubungan dengan

    Perusahaan, pemerintah mendapatkan penerimaan pajak dari

    pengusaha.

    Pemerintah membeli produk dari perusahaan berdasarkan

    dana anggaran belanja yang ada. Pada sektor dunia

    internasional atau luar negeri, dimana hubungan dengan

    rumah tangga adalah dunia internasional menyediakan

    barang dan jasa untuk kepentingan rumah tangga. dan untuk

    hubungan dengan perusahaan, dunia internasional

    mengekspor produknya kepada bisnis-bisnis perusahaan.

    Negara Indonesia yang sedang dilanda krisis ekonomi

    yang berlangsung sejak beberapa tahun yang lalu. Dimana

    tingginya tingkat krisis yang dialami negeri kita ini

    diindikasikan dengan laju inflasi yang cukup tinggi. Sebagai

    dampak atas inflasi, terjadi penurunan tabungan,

    berkurangnya investasi, semakin banyak modal yang

    dilarikan ke luar negeri, serta terhambatnya pertumbuhan

    ekonomi. Kondisi seperti ini tak bisa dibiarkan untuk terus

    berlanjut dan memaksa pemerintah untuk menentukan suatu

    kebijakan dalam mengatasinya. Kebijakan moneter dengan

    menerapkan target inflasi yang diambil oleh pemerintah

    mencerminkan arah ke sistem pasar. Artinya, orientasi

    pemerintah dalam mengelola perekonomian telah bergeser

    ke arah makin kecilnya peran pemerintah.

    Kondisi ekonomi negara Indonesia pada masa orde baru

    sudah pernah memanas. Pada saat itu pemerintah melakukan

    kebijakan moneter berupa contractionary monetary policy

    Kebijakan Fiskal dan Moneter

  • 82

    dan vice versa. Kebijakan tersebut cukup efektif dalam

    menjaga stabilisasi ekonomi dan ongkos yang harus dibayar

    relatif murah. Kebijakan moneter yang ditempuh saat ini

    berupa open market operation memerlukan ongkos yang

    mahal. Kondisi ini diperparah dengan adanya kendala yang

    lebih besar, yaitu pengaruh pasar keuangan internasional.

    Pengaruh krisis ekonomi pada kebijakan fiskal, dimana

    berdasarkan AD/ART pemerintah negara Indonesia,

    sebagaimana yang dipublikasikan oleh BI, untuk semester

    pertama tahun anggaran 2000 terlihat bahwa telah terjadi

    defisit anggaran yang disebabkan oleh peningkatan

    pengeluaran untuk subsidi dan pembayaran bunga hutang.

    Meski sebenarnya terjadi peningkatan penerimaan, namun

    ternyata besarnya peningkatan penerimaan masih jauh lebih

    rendah dibanding peningkatan pengeluaran. Dominasi

    kebijakan moneter dibanding kebijakan fiskal dan deregulasi

    sektor riil menyebabkan terjadinya kebijakan makro

    ekonomi yang tidak seimbang.

    Dari semua unsur APBN hanya pembelanjaan negara

    atau pengeluaran negara dan pajak yang dapat diatur oleh

    pemerintah dengan kebijakan fiskal. Contoh kebijakan fiskal

    adalah apabila perekonomian nasional mengalami inflasi,

    pemerintah dapat mengurangi kelebihan permintaan

    masyarakat dengan cara memperkecil pembelanjaan atau

    menaikkan pajak agar tercipta kestabilan lagi. Cara demikian

    disebut dengan pengelolaan anggaran.

    Instrumen kebijakan fiskal adalah penerimaan dan

    pengeluaran pemerintah yang berhubungan erat dengan

    pajak. Dari sisi pajak, jelas jika mengubah tarif pajak yang

    berlaku akan berpengaruh pada ekonomi. Jika pajak

    diturunkan maka kemampuan daya beli masyarakat akan

    meningkat dan industri akan dapat meningkatkan jumlah

    output. Dan sebaliknya kenaikan pajak akan menurunkan

    Kebijakan Fiskal dan Moneter

  • 83

    daya beli masyarakat serta menurunkan output industri

    secara umum.

    Kebijakan anggaran atau politik anggaran:

    1. Anggaran Defisit (Defisit Budget) atau Kebijakan Fiskal Ekspansif

    Anggaran defisit adalah kebijakan pemerintah untuk

    membuat pengeluaran lebih besar dari pemasukan negara

    guna memberi stimulus pada perekonomian. Umumnya

    sangat baik digunakan jika keadaan ekonomi sedang

    resesif.

    2. Anggaran surplus (surplus budget) atau kebijakan fiskal kontraktif

    Anggaran surplus adalah kebijakan pemerintah untuk

    membuat pemasukannya lebih besar daripada

    pengeluarannya. Baiknya politik anggaran surplus

    dilaksanakan ketika perekonomian pada kondisi yang

    ekspansi yang mulai memanas (overheating) untuk

    menurunkan tekanan permintaan.

    3. Anggaran berimbang (balanced budget) Anggaran berimbang terjadi ketika pemerintah

    menetapkan pengeluaran sama besar dengan pemasu-

    kan. Tujuan politik anggaran berimbang yakni terjadinya

    kepastian anggaran serta meningkatkan disiplin.

    Tujuan kebijakan fiskal adalah untuk mempeng-aruhi

    jalannya perekonomian. Hal ini dilakukan dengan jalan

    memperbesar dan memperkecil pengeluaran komsumsi

    pemerintah (G), jumlah transfer pemerntah (Tr), dan

    jumlah pajak (Tx) yang diterima pemerintah sehingga

    dapat mempengaruhi tingkat pendapatn nasional (Y) dan

    tingkat kesempatan kerja (N).

    C. Definisi Kebijakan Moneter (Monetary Policy) Kebijakan moneter adalah suatu usaha dalam

    mengendalikan keadaan ekonomi makro agar dapat berjalan

    Kebijakan Fiskal dan Moneter

  • 84

    sesuai dengan yang diinginkan melalui pengaturan jumlah

    uang yang beredar dalam perekonomian. Usaha tersebut

    dilakukan agar terjadi kestabilan harga dan inflasi serta

    terjadinya peningkatan output keseimbangan.

    Dengan kata lain, Kebijakan moneter adalah proses di

    mana pemerintah, bank sentral, atau otoritas moneter suatu

    negara kontrol suplai (i) uang, (ii) ketersediaan uang, dan

    (iii) biaya uang atau suku bunga untuk mencapai

    menetapkan tujuan berorientasi pada pertumbuhan dan

    stabilitas ekonomi.

    Kebijakan moneter bertumpu pada hubungan antara

    tingkat bunga dalam suatu perekonomian, yaitu harga di

    mana uang yang bisa dipinjam, dan pasokan total uang.

    Kebijakan moneter menggunakan berbagai alat untuk

    mengontrol salah satu atau kedua, untuk mempengaruhi

    hasil seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, nilai tukar

    dengan mata uang lainnya dan pengangguran. Dimana mata

    uang adalah di bawah monopoli penerbitan, atau dimana ada

    sistem diatur menerbitkan mata uang melalui bank-bank

    yang terkait dengan bank sentral, otoritas moneter memiliki

    kemampuan untuk mengubah jumlah uang beredar dan

    dengan demikian mempengaruhi tingkat suku bunga (untuk

    mencapai kebijakan gol).

    Kebijakan moneter sangat penting bagi para pembuat

    kebijakan untuk membuat pengumuman yang kredibel. Jika

    agen-agen swasta (konsumen dan perusahaan) percaya

    bahwa para pembuat kebijakan berkomitmen untuk

    menurunkan inflasi, mereka akan mengantisipasi harga di

    masa depan lebih rendah daripada yang (bagaimana ekspek-

    tasi yang terbentuk adalah hal yang sama sekali berbeda,

    misalnya membandingkan ekspektasi rasional dengan

    ekspektasi adaptif).

    Kebijakan Fiskal dan Moneter

  • 85

    Jika seorang karyawan berharap harga akan tinggi di

    masa depan, ia akan membuat kontrak upah dengan upah

    yang tinggi untuk mencocokkan harga-harga. Oleh karena

    itu, harapan upah yang lebih rendah tercermin dalam

    perilaku penetapan upah antara karyawan dan majikan (upah

    lebih rendah karena harga diharapkan lebih rendah) dan

    karena upah tersebut sebenarnya lebih rendah tidak ada

    demand pull inflasi karena karyawan menerima upah lebih

    kecil dan tidak ada biaya tekanan inflasi karena majikan

    membayar kurang dari upah.

    Untuk mencapai tingkat inflasi rendah, pembuat

    kebijakan harus memiliki pengumuman kredibel, yaitu agen-

    agen swasta harus percaya bahwa pengumuman ini akan

    mencerminkan kebijakan masa depan yang sebenarnya. Jika

    pengumuman tentang target inflasi yang rendah tingkat

    dibuat tetapi tidak diyakini oleh agen-agen swasta,

    penetapan upah akan mengantisipasi tingkat inflasi yang

    tinggi dan upah akan semakin tinggi dan inflasi akan

    meningkat. Sebuah upah yang tinggi akan meningkatkan

    permintaan konsumen (demand pull inflation) dan biaya

    sebuah perusahaan (cost push inflation), sehingga inflasi

    meningkat. Oleh karena itu, jika pengumuman seorang

    pembuat kebijakan tentang kebijakan moneter yang tidak

    dapat dipercaya, kebijakan tidak akan memiliki efek yang

    diinginkan.

    Jika pembuat kebijakan percaya bahwa agen-agen swasta

    mengantisipasi inflasi yang rendah, mereka memiliki

    insentif untuk mengadopsi kebijakan moneter ekspansionis

    (dimana manfaat marjinal meningkatkan output ekonomi

    melampaui biaya marjinal inflasi), namun, dengan asumsi

    agen-agen swasta memiliki ekspektasi rasional, mereka tahu

    bahwa para pembuat kebijakan memiliki insentif ini. Oleh

    karena itu, agen-agen swasta tahu bahwa jika mereka

    Kebijakan Fiskal dan Moneter

  • 86

    mengantisipasi inflasi yang rendah, kebijakan ekspansionis

    akan diadopsi yang menyebabkan peningkatan inflasi.

    Akibatnya, agen-agen swasta mengharapkan inflasi yang

    tinggi. Antisipasi ini dipenuhi melalui harapan adaptif

    (perilaku upah-setting), maka, ada inflasi yang lebih tinggi

    (tanpa manfaat produksi meningkat). Oleh karena itu,

    kecuali pengumuman kredibel dapat dibuat, kebijakan

    moneter yang ekspansif akan gagal.

    Pengumuman dapat dilakukan kredibel dalam berbagai

    cara. Salah satunya adalah untuk mendirikan bank sentral

    yang independen dengan target inflasi yang rendah. Oleh

    karena itu, agen-agen swasta tahu bahwa inflasi akan rendah

    karena sudah diatur oleh badan independen. Bank sentral

    dapat diberikan insentif untuk memenuhi target (misalnya,

    anggaran yang lebih besar, bonus upah untuk kepala bank)

    untuk meningkatkan reputasi dan sinyal komitmen yang kuat

    untuk tujuan kebijakan. Reputasi merupakan elemen penting

    dalam pelaksanaan kebijakan moneter. Tapi gagasan

    reputasi tidak harus bingung dengan komitmen.

    Sementara bank sentral mungkin memiliki reputasi baik

    karena kinerja yang baik dalam melakukan kebijakan

    moneter, bank sentral yang sama tidak mungkin telah

    memilih bentuk komitmen tertentu (seperti penargetan

    rentang tertentu untuk inflasi). Reputasi memainkan peran

    penting dalam menentukan berapa pasar tingkat kepercayaan

    pengumuman yang bertujuan membuat kebijakan tetapi

    kedua konsep ini, tidak boleh berasimilasi.

    D. Jenis-Jenis Kebijakan Moneter Dalam prakteknya, untuk menerapkan semua jenis

    kebijakan moneter alat utama yang digunakan adalah

    memodifikasi jumlah uang primer yang beredar. Otoritas

    moneter melakukan hal ini dengan membeli atau menjual

    aset keuangan (biasanya kewajiban pemerintah). Ini operasi

    Kebijakan Fiskal dan Moneter

  • 87

    pasar terbuka berubah baik jumlah uang atau likuiditas (jika

    bentuk cair kurang dari uang yang dibeli atau dijual). The

    multiplier effect perbankan cadangan fraksional memperkuat

    dampak dari tindakan. transaksi pasar konstan oleh otoritas

    moneter memodifikasi pasokan mata uang dan ini dampak

    variabel pasar lain seperti suku bunga jangka pendek dan

    nilai tukar.

    1. Inflasi penargetan Berdasarkan pendekatan kebijakan target adalah

    untuk menjaga inflasi, di bawah sebuah definisi tertentu

    seperti Indeks Harga Konsumen, dalam kisaran yang

    diinginkan. Target inflasi ini dicapai melalui penyesuaian

    berkala kepada bank sentral suku bunga target. Tingkat

    bunga yang digunakan adalah umumnya tingkat antar

    bank di mana bank meminjamkan kepada satu sama lain

    semalam untuk keperluan arus kas. Tergantung pada

    negara ini tingkat bunga tertentu yang bisa disebut uang

    bunga atau sesuatu yang serupa.

    Target suku bunga dipertahankan untuk jangka waktu

    tertentu menggunakan operasi pasar terbuka. Biasanya

    durasi bahwa target suku bunga dipertahankan konstan

    akan bervariasi antara bulan dan tahun. Target suku

    bunga biasanya ditinjau secara bulanan atau kuartalan

    oleh komite kebijakan.

    Perubahan target suku bunga dibuat sebagai

    tanggapan terhadap berbagai indikator pasar dalam upaya

    untuk memperkirakan tren ekonomi dan dengan

    demikian pasar tetap pada jalur untuk mencapai sasaran

    inflasi yang ditetapkan. Sebagai contoh, satu metode

    sederhana inflation targeting disebut aturan Taylor

    menyesuaikan tingkat suku bunga sebagai respon

    terhadap perubahan dalam tingkat inflasi dan

    Kebijakan Fiskal dan Moneter

  • 88

    kesenjangan output. Aturan diusulkan oleh John B.

    Taylor dari Universitas Stanford.

    Penargetan inflasi pendekatan untuk pendekatan

    kebijakan moneter ini dipelopori di Selandia Baru. Hal

    ini saat ini digunakan di Australia, Brazil, Kanada, Chile,

    Kolombia, Republik Ceko, Selandia Baru, Norwegia,

    Islandia, Filipina, Polandia, Swedia, Afrika Selatan,

    Turki, dan Inggris.

    2. Harga Penargetan Tingkat Harga penargetan tingkat mirip dengan inflation

    targeting kecuali bahwa pertumbuhan CPI dalam satu

    tahun atas atau di bawah target tingkat harga jangka

    panjang adalah offset pada tahun-tahun berikutnya

    sehingga tingkat harga yang ditargetkan tercapai dari

    waktu ke waktu, misalnya lima tahun, memberikan

    kepastian lebih lanjut tentang masa depan kenaikan harga

    kepada konsumen. Dalam inflation targeting apa yang

    terjadi pada tahun-tahun terakhir segera tidak

    diperhitungkan atau disesuaikan dalam tahun berjalan

    dan masa depan.

    3. Agregat Moneter Pada 1980-an, beberapa negara menggunakan

    pendekatan yang didasarkan pada pertumbuhan konstan

    dalam jumlah uang beredar. Pendekatan ini disaring

    untuk memasukkan kelas yang berbeda dari uang dan

    kredit. Di Amerika Serikat ini pendekatan kebijakan

    moneter dihentikan dengan pemilihan Alan Greenspan

    sebagai Ketua Fed. Pendekatan ini juga kadang-kadang

    disebut monetarisme. Sementara kebijakan yang paling

    moneter berfokus pada sinyal harga satu bentuk atau lain,

    pendekatan ini difokuskan pada jumlah moneter.

    Kebijakan Fiskal dan Moneter

  • 89

    4. Nilai Tukar Tetap Kebijakan ini didasarkan pada mempertahankan nilai

    tukar tetap dengan mata uang asing. Ada berbagai tingkat

    nilai tukar tetap, yang dapat peringkat dalam kaitannya

    dengan cara kaku kurs tetap adalah dengan bangsa

    jangkar.

    Di bawah sistem nilai fiat tetap, pemerintah daerah

    atau otoritas moneter menyatakan nilai tukar tetap tetapi

    tidak aktif membeli atau menjual mata uang untuk

    mempertahankan tingkat. Sebaliknya, tingkat dipaksakan

    oleh-konvertibilitas tindakan-tindakan non (misalnya

    kontrol modal, impor atau lisensi ekspor). Dalam hal ini

    ada tingkat pasar gelap tukar dimana perdagangan mata

    uang pada pasar atau nilai tidak resmi.

    Di bawah sistem fixed-konvertibilitas, mata uang

    dibeli dan dijual oleh bank sentral atau otoritas moneter

    setiap hari untuk mencapai nilai tukar target. Tingkat

    mungkin target tingkat tetap atau sebuah brand tetap di

    mana nilai tukar dapat berfluktuasi sampai otoritas

    moneter campur tangan untuk membeli atau menjual

    yang diperlukan untuk mempertahankan nilai tukar

    dalam band. (Dalam kasus ini, nilai tukar tetap dengan

    tingkat tetap dapat dilihat sebagai kasus khusus dari kurs

    tetap dengan band-band di mana band-band yang diatur

    ke nol.)

    Dalam dolarisasi, mata uang asing (biasanya dolar

    AS, maka istilah dolarisasi) digunakan secara bebas sebagai media pertukaran, baik secara eksklusif atau

    paralel dengan mata uang lokal. Hal ini dapat terjadi

    karena penduduk setempat telah kehilangan iman semua

    dalam mata uang lokal, atau mungkin juga kebijakan dari

    pemerintah (biasanya untuk mengendalikan inflasi dan

    impor kebijakan moneter kredibel).

    Kebijakan Fiskal dan Moneter

  • 90

    Kebijakan ini sering turun tahta, kebijakan moneter

    dengan otoritas moneter asing atau pemerintah sebagai

    kebijakan moneter, negara harus menyelaraskan

    kebijakan moneter untuk mempertahankan nilai tukar.

    Tingkat dimana kebijakan moneter lokal menjadi

    tergantung pada faktor-faktor seperti mobilitas modal,

    keterbukaan, saluran kredit dan faktor ekonomi lainnya.

    Pengaturan jumlah uang yang beredar pada masyarakat

    diatur dengan cara menambah atau mengurangi jumlah uang

    yang beredar. Kebijakan moneter dapat digolongkan

    menjadi dua, yaitu:

    1. Kebijakan Moneter Ekspansif / Monetary Expansive Policy. Adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah

    jumlah uang yang beredar.

    2. Kebijakan Moneter Kontraktif / Monetary Contractive Policy. Adalah suatu kebijakan dalam rangka meng-

    urangi jumlah uang yang beredar. Disebut juga dengan

    kebijakan uang ketat (tight money policy).

    Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan

    instrumen kebijakan moneter, yaitu antara lain:

    1. Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation) Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan

    uang yang beredar dengan menjual atau membeli surat

    berharga pemerintah (government securities). Jika ingin

    menambah jumlah uang beredar, pemerintah akan

    membeli surat berharga pemerintah. Namun, bila ingin

    jumlah uang yang beredar berkurang, maka pemerintah

    akan menjual surat berharga pemerintah kepada

    masyarakat. Surat berharga pemerintah antara lain di

    antaranya adalah SBI atau singkatan dari Sertifikat Bank

    Indonesia dan SBPU atau singkatan atas Surat Berharga

    Pasar Uang.

    Kebijakan Fiskal dan Moneter

  • 91

    2. Fasilitas Diskonto (Discount Rate) Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah uang

    yang beredar dengan memainkan tingkat bunga bank

    sentral pada bank umum. Bank umum terkadang

    mengalami kekurangan uang, sehingga harus meminjam

    ke bank sentral. Untuk membuat jumlah uang bertambah,

    pemerintah menurunkan tingkat bunga bank sentral, serta

    sebaliknya menaikkan tingkat bunga demi membuat uang

    yang beredar berkurang.

    3. Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio) Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang

    yang beredar dengan memainkan jumlah dana cadangan

    perbankan yang harus disimpan pada pemerintah. Untuk

    menambah jumlah uang, pemerintah menurunkan rasio

    cadangan wajib. Untuk menurunkan jumlah uang

    beredar, pemerintah menaikkan rasio.

    4. Himbauan Moral (Moral Persuasion) Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk

    mengatur jumlah uang beredar dengan jalan memberi

    imbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya seperti

    menghimbau perbankan pemberi kredit untuk berhati-

    hati dalam mengeluarkan kredit untuk mengurangi

    jumlah uang beredar dan menghimbau agar bank memin-

    jam uang lebih ke bank sentral untuk memperbanyak

    jumlah uang beredar pada perekonomian.

    Kebijakan fiskal dan moneter adalah kebijakan yang di

    lakukan dengan tujuan untuk mengelola isi permintaan

    barang dan jasa, untuk mempertahankan produksi yang

    mendekati full employment dan untuk mempertahankan

    tingkat harga barang dan jasa agar inflasi dan deflasi tidak

    terjadi.

    Bagi negara sedang berkembang sebenarnya sulit untuk

    menyesuaikan antara pendapatan negara yang sedang

    Kebijakan Fiskal dan Moneter

  • 92

    berkembang rendah sedangkan kebutuhan untuk

    menyediakan barang dan jasa serta membelanjai penge-

    luaran yang lainya lebih besar. Sedangkan kebijakan

    campuran adalah merupakan campuran dari dua kebijakan di

    atas yang di lakukan dengan cara mengubah pengeluaran,

    pengenaan pajak ataupun jumlah uang yang beredar secara

    bersama-sama.

    E. Hubungan antara Kebijakan Fiskal dan Moneter Sebagaiman kita ketahui bahwa kebijakan moneter akan

    mempengaruhi pasar uang dan pasar surat berharga, dan pasar uang dan surat berhargta itu akan menentukan tinggi rendahnya

    tingkat bunga, dan tingkat bunga akan mempengaruhi tingkat

    agregat. Kebijakan fiskal akan mempunyai pengaruh terhadap

    permintaan dan penawaran agregat, yang pada giliranya

    permintaan dan penawaran agregat itu akan menentukan keadaan

    di pasar barang dan jasa.

    Kondisi di pasar barang dan jasa ini akan menentukan tingkat

    harga dan kesempatan kerja akan menentukan tingkat pendapatan

    dan tingkat upah yang di harapkan. Keduanya akan memiliki

    umpan balik yaitu pendapatan akan memberikan umpan balik

    terhadap permintaan agregat dan upah harapan mempunyai

    umpan balik terhadap penawaran agregat dan pasar uang serta

    pasar surat berharga.

    F. Kesimpulan Dari pembahasan di atas dapat penyusun simpulkan bahwa:

    1. Kebijakan fiskal dan moneter adalah kebijakan yang di lakukan dengan tujuan untuk mengelola isi permintaan barang

    dan jasa, untuk mempertahankan produksi yang mendekati

    full employment dan untuk mempertahankan tingkat harga

    barang dan jasa agar inflasi dan deflasi tidak terjadi.

    2. Bagi negara sedang berkembang sebenarnya sulit untuk menyesuaikan antara pendapatan negara yang sedang

    berkembang rendah sedangkan kebutuhan untuk menyediakan

    barang dan jasa serta membelanjai pengeluaran yang lainya

    lebih besar. Sedangkan kebijakan campuran adalah

    Kebijakan Fiskal dan Moneter

  • 93

    merupakan campuran dari dua kebijakan di atas yang di

    lakukan dengan cara mengubah pengeluaran, pengenaan pajak

    ataupun jumlah uang yang beredar secara bersama-sama.

    G. Latihan Soal 1. Jelaskan apa yang di maksud kebijakan fiskal?... 2. Jelaskan apa yang di maksud kebijakan moneter?... 3. Apa hubungan kedua kebijalan di atas?... 4. Apa tujuan pemerintah membuat kebijakan fiskal dan

    moneter?...

    5. Carilah berita di internet tentang kebijakan (fiskal dan moneter) yang diterapkan di tahun 2014?...

    Kebijakan Fiskal dan Moneter

  • 94

    Kebijakan Fiskal dan Moneter