9
 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Iden tifika si da n Defin isi Opera siona l Va riabe l 3. 1. 1. Iden ti fi ka si Var iabe l Var iabe l terik at (De pend ent Var iabl e) dala m pen elit ian ini adalah Jumlah Nasaba h Baru dalam hal ini diberi simb ol Y. Indikator yang digunakan untuk melihat Jumlah Nasabah Baru adalah Ekuivalen  Nisbah Bagi Hasil Tabungan dan Frekuensi Pencairan Pembiayaan. Var iabe l beb as (Ind epe nde nt Var iabl e) dala m pene liti an ini adalah 2 variabel yang diberi simbol X yaitu: Va ri abel X1 = Ek uivale n Nisb ah Ba gi Has il Tabu ng an . Va ria bel X2 = Fr ekue nsi Pe nca ira n Pe mb iay aa n. 3.1 .2. Def ini si Op era sio nal Var iab el 3. 1. 2.1 . Ek ui va len Ni sb ah Ba gi Ha sil Ta bu ngan adala h me ru pak an  ju mlah bagi has il untuk seo rang nas aba h per bul an dibagi de ng an sal do rat a-rata tab unga n na sa bah terse but ya ng dinyatakan dalam bentuk persentase (%). 3. 1.2 .2 . Fre kue ns i Pen ca ir an Pem bi ay aa n ad al ah me ru pa ka n sering nya pencairan p embiay aan yang dilakuk an perbul an yang dinyatakan dengan kali (x). 29

Bab 3

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bab 3

5/14/2018 Bab 3 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-3-55a92e21b146f 1/9

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel

3.1.1. Identifikasi Variabel

Variabel terikat (Dependent Variable) dalam penelitian ini

adalah Jumlah Nasabah Baru dalam hal ini diberi simbol Y. Indikator 

yang digunakan untuk melihat Jumlah Nasabah Baru adalah Ekuivalen

 Nisbah Bagi Hasil Tabungan dan Frekuensi Pencairan Pembiayaan.

Variabel bebas (Independent Variable) dalam penelitian ini

adalah 2 variabel yang diberi simbol X yaitu:

Variabel X1 = Ekuivalen Nisbah Bagi Hasil Tabungan.

Variabel X2 = Frekuensi Pencairan Pembiayaan.

3.1.2. Definisi Operasional Variabel

3.1.2.1. Ekuivalen Nisbah Bagi Hasil Tabungan adalah merupakan

  jumlah bagi hasil untuk seorang nasabah perbulan dibagi

dengan saldo rata-rata tabungan nasabah tersebut yang

dinyatakan dalam bentuk persentase (%).

3.1.2.2. Frekuensi Pencairan Pembiayaan adalah merupakan

seringnya pencairan pembiayaan yang dilakukan perbulan

yang dinyatakan dengan kali (x).

29

Page 2: Bab 3

5/14/2018 Bab 3 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-3-55a92e21b146f 2/9

3.1.2.3. Jumlah Nasabah Baru adalah merupakan jumlah orang yang

menjadi nasabah baru perbulan pada BMT Al-Karomah

Martapura.

3.2. Data yang diperlukan

Data penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh langsung

dari Lembaga Keuangan Syariah BMT Al Karomah Martapura. Data tersebut

diambil baik melalui dokumen laporan tahunan maupun dokumen lain yang

mendukung untuk data penelitian. Data yang diperlukan yaitu data-data

Ekuivalen Nisbah Bagi Hasil Tabungan, Frekuensi Pencairan Pembiayaan dan

Jumlah Nasabah baru yang diambil dari bulan Januari 2003 sampai dengan

 bulan Oktober 2004.

3.3. Analisa Data

3.3.1. Model Analisis

Teknik analisis yang akan dipergunakan untuk memperoleh

keterangan tentang besarnya kekuatan variabel penentu (independen)

terhadap perubahan varibel terikat (dependen) adalah dengan metode

regresi berganda.

Persamaan umum dari metode analisis tersebut adalah :

Y = a + b1.X1 + b2.X2 + e

Keterangan :

Y = Variabel dependen yaitu Jumlah Nasabah Baru.

a = Konstanta.

  b1.b2 = Koefisien regresi.

30

Page 3: Bab 3

5/14/2018 Bab 3 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-3-55a92e21b146f 3/9

X1 = Variabel independen yaitu Ekuivalen Nisbah Bagi Hasil

Tabungan

X2 = Variabel independen yaitu Frekuensi Pencairan

Pembiayaan.

e = Standar Error (galat) (Algifari, 2003:221)

3.3.2. Uji Ekonometrik / Asumsi Klasik 

3.3.2.1. Uji Multikolonearitas

Untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan

adanya korelasi antar variabel independen digunakan uji

multikolonearitas dengan kriteria uji ditentukan bahwa:

• Jika model regresi mempunyai nilai VIF yang besar 

disekitar angka 1 dan mempunyai angka tolerance

mendekati 1, maka model regresi bebas dari masalah

multikolonearitas.

• Jika model regresi mempunyai nilai VIF yang besar 

disekitar angka 1 dan tidak mempunyai angka tolerance

mendekati 1, maka model regresi terdapat masalah

multikolonearitas.

3.3.2.2. Uji Heteroskedastisitas

Untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan

adanya perbedaan varian dari resedual pada satu pengamatan

yang lain dengan kriteria uji ditentukan bahwa :

31

Page 4: Bab 3

5/14/2018 Bab 3 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-3-55a92e21b146f 4/9

• Bila pada scattarplot terdapat pola tertentu

(bergelombang, melebar dan kemudian menyempit),

maka pada model regresi terjadi heteroskedastisitas.

• Bila pada scattarplot tidak ada pola yang jelas, maka

 pada model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.3.2.3. Uji Autokorelasi

Untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan

adanya korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t

dengan kesalahan periode t-1 digunakan uji Autokorelasi

dengan kriteria ditentukan bahwa :

• Bila angka Durbin-Watson diantara -2 sampai +2,

 berarti tidak ada autokorelasi.

• Bila angka Durbin-Watson tidak diantara -2 sampai

+2, berarti ada autokorelasi. (Singgih Santoso, 2000:282).

3.3.3. Pengujian Hipotesis

3.3.3.1. Uji F (Simultan)

Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel

  bebas terhadap variabel terikat secara bersama-sama

(simultan) dengan model persamaan :

(R 2 - 0) / (k-1)

Fhit =

(1-R 2) / (n-k)

32

Page 5: Bab 3

5/14/2018 Bab 3 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-3-55a92e21b146f 5/9

Dimana :

Fhit = Harga statistik untuk uji koefesien regresi

secara simultan.

R 2 / (k-1) = Jumlah kuadrat regresi.

(1-R 2)(n-k) = Jumlah kuadrat galat. (Zainal Mustafa,

1992 : 138)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah

semua variabel independen secara bersama-sama (simultan)

dapat berpengaruh terhadap variabel dependen. Pengujian

yang menggunakan distribusi F denga membandingkan antara

nilai kritis F dengan nilai F test yang terdapat pada tabel

Analysis Of Variance dari hasil perhitungan. Pengujian

terhadap pengaruh variabel independen secara bersama-sama

(simultan) terhadap perubahan nilai variabel dependen

dilakukan melalui pengujian terhadap besarnya perubahan

nilai variabel dependen yang dapat dijelaskan (explained)

oleh perubahan nilai semua variabel independen.

Langkah-langkah analisis dalam pengujian hipotesis

terhadap variasi nilai variabel dependen yang dapat dijelaskan

oleh variasi nilai variabel independen adalah sebagai berikut :

•Perumusan hipotesis.

33

Page 6: Bab 3

5/14/2018 Bab 3 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-3-55a92e21b146f 6/9

Ho  : Variasi perubahan nilai variabel independen

tidak dapat menjelaskan variasi perubahan

nilai variabel dependen.

Ha : Variasi perubahan nilai variabel independen

dapat menjelaskan variasi perubahan nilai

variabel dependen.

• Menetukan Nilai kritis dalam distribusi F dengan

tingkat signifikansi (α) 5% dan degree of freedom (DF).

• Lihat nilai F test (Lihat pada print out komputer).

• Keputusan

Jika F test terletak di daerah penolakan H0, sehingga

keputusannya adalah menolak H0 dan menerima HA.

• Kesimpulan

Pada langkah keputusan menolak H0 dan menerima HA,

sehingga dapat disimpulkan bahwa variasi perubahan

nilai variabel dependen dapat dijelaskan oleh variasi

  perubahan nilai semua variabel independen. Artinya,

semua variabel independen ( X1 dan X2 ) secara bersama-

sama (simultan) dapat berpengaruh terhadap variabel

dependen (Y). (Algifari, 2003:231).

3.3.3.2. Uji t (Parsial)

34

Page 7: Bab 3

5/14/2018 Bab 3 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-3-55a92e21b146f 7/9

Pengujian ini dilakukan terhadap koefisien regresi (uji

 parsial), Adapun model persamaan yang digunakan adalah :

 bi

ttest =

Se bi

Dimana :

ttest = Harga statistik untuk uji t

  bi = Koefesien regresi

Sebi = Standar error koefesien regresi (Zainal Mustafa,

1992:138)

Langkah-langkah analisis dalam pengujian hipotesis

terhadap koefisien regresi adalah sebagai berikut :

• Perumusan hipotesis.

H0 : β1=0

β2=0

HA : β1≠0

β2≠0

• Penentuan Nilai kritis. Nilai kritis dalam pengujian

hipotesis terhadap koefisien regresi dapat ditentukan

dengan menggunakan tabel distribusi normal dengan

memperhatikan tingkat signifikansi (α) dan banyaknya

sampel yang digunakan. Tingkat signifikansi yang

digunakan 10%. Karena pengujian dua sisi, maka pada

 penentuan t tabel menggunakan α/2 = 5%.

35

Page 8: Bab 3

5/14/2018 Bab 3 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-3-55a92e21b146f 8/9

•   Nilai t test masing-masing koefisien regresi dapat

diketahui dari hasil perhitungan komputer, sehingga

didapat nilai t test untuk β1 dan t test untuk β2.

• Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan letak 

nilai t test masing-masing koefisien regresi pada kurva

normal yang digunakan dalam penentuan nilai kritis. Jika

letak t test suatu koefisien regresi pada daerah penerimaan

Ho, maka keputusannya adalah menerima Ho, Artinya

koefisien regresi tersebut tidak berbeda dengan nol. Atau

dengan kata lain, variabel tersebut tidak berpengaruh

terhadap nilai variabel dependen. Sedangkan jika pada

 pengujian terhadap suatu koefisien regresi, t test terletak 

di daerah penolakan Ho maka keputusannya adalah

menolak Ho dan menerima HA. Artinya, variabel

independen tersebut berpengaruh terhadap nilai variabel

dependen. Atau dengan kata lain, variabel independen

tersebut berpengaruh terhadap variabel dependen.

•   Nilai t test dari setiap koefisien regresi terletak di

daerah penolakan Ho. Berarti keputusannya adalah

menolak Ho dan menerima HA.

• Kesimpulan

Pada langkah keputusan dinyatakan menolak H0 dan

menerima HA. Artinya nilai koefisien regresi dari setiap

36

Page 9: Bab 3

5/14/2018 Bab 3 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-3-55a92e21b146f 9/9

  persamaan regresi berbeda dengan 0. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa kedua variabel independen tersebut

( X1 dan X2 ) terhadap variabel dependen (Y). (Algifari,

2003:230).

37