Upload
erma-sugihartini
View
46
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
kep
Citation preview
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Puskesmas
1. Definisi Puskesmas
Suatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan
yang berada di garda terdepan dan mempunyai misi sebagai pusat
pengembangan pelayanan kesehatan, yang melaksanakan pembinaan dan
pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat di
suatu wilayah kerja tertentu yang telah ditentukan secara mandiri dalam
menentukan kegiatan pelayanan namun tidak mencakup aspek pembiayaan.
(Ilham Akhsanu Ridlo 2008)
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten atau
kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di
suatu wilayah kerja. (KemenKes, 2004)
LEVEL PELAYANAN KESEHATAN
Rs. Provinsi
Rs. Kabupaten
Puskesmas Kecamatan
puskesmas Kelurahan
Posyandu
5
6
2. Fungsi Puskesmas
Ada tiga fungsi puskesmas yaitu:
a. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayahnya
b. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka
meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat
c. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya.
Proses dalam melaksanakan fungsinya dilakukan dengan cara:
a. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan
dalam rangka menolong dirinya sendiri
b. Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali
dan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien
c. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan
medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan
bantuan tersebut tidak menimbulkan ketergantungan
d. Memberi pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat
e. Bekerja sama dengan sector-sektor yang bersangkutan dalam
melaksanankan program puskesmas (Ilham Akhsanu Ridlo, 2008).
3. Kegiatan Pokok Puskesmas
Berdasarkan buku pedoman kerja puskesmas yang terbaru ada 20 usaha
pokok kesehatan yang dapat dilakukan oleh puskesmas, itu pun sangat
7
tergantung kepada faktor tenaga, sarana, dan prasarana serta biaya yang
tersedia berikut kemampuan manajemen dari tiap-tiap puskesmas.
Dua puluh kegiatan pokok puskesmas adalah:
a. Upaya kesehatan ibu dan anak
1) Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, melahirkan dan menyusui serta
bayi anak balita dan anak prasekolah
2) Memberikan nasehat tentang makanan guna mencegah gizi buruk
3) Pemberian nasehat tentang perkembangan anak dan cara stimulasinya.
4) Imunisasi tetanus toksoid dua kali pada ibu hamil dan BCG, DPT 3
kali, polio 3 kali dan campak 1 kali pada bayi
5) Penyuluhan kesehatan dalam mencapai program KIA
6) Pelayanan keluarga berencana
7) Pengobatan bagi ibu, bayi anak balita dan anak prasekolah untuk
macam-macam penyakit ringan
8) Kunjungan rumah untuk mencari ibu dan anak yang memerlukan
pemeliharaan, memberikan penerangan dan pendidikan tentang
kesehatan
9) Pengawasan dan bimbingan kepada taman kanak-kanak dan para
dukun bayi
b. Upaya keluarga berencana
1) Mengadakan kursus keluarga berencana unutk para ibu dan calon ibu
yang mengunjungi KIA
8
2) Mengadakan kursus keluarga berencana kepada dukun yang kemudian
akan bekerja sebagai penggerak calon peserta keluarga berencana
3) Mengadakan pembicaraan –pembicaraan tentang keluarga berencana
kapan saja ada kesempatan
4) Memasang IUD, cara–cara penggunaan pil, kondom, dan cara-cara
lain denngan memberi sarananya.
5) Melanjutkan mengamati mereka yang menggunakan sarana
pencegahan kehamilan
c. Upaya peningkatan gizi
1) Mengenali penderita-penderita kekurangan gizi dan mengobati mereka
2) Mempelajari keadaan gizi masyarakat dan mengembangkan program
perbaikan gizi
3) Memberikan pendidikan gizi kepada masyarakat terutama dalam
rangka program KIA
4) Melaksanakan program-program :
a) Program perbaikan gizi keluarga melalui posyandu
b) Memberikan makanan tambahan yang mengandung protein dan
kalori kepada balita dan ibu menyusui
c) Memberikan vitamin A kepada balita umur dibawah 5 tahun
d. Upaya kesehatan lingkungan
Kegiatan – kegiatan utamam kesehatan lingkungan yang dilakukan staf
puskesmas adalah:
1) Penyehatan air bersih
9
2) Penyehatan pembuangan kotoran
3) Penyehatan lingkungan perumahan
4) Penyehatan limbah
5) Pengawasan sanitasi tempat umum
6) Penyehatan makanan dan minuman
7) Pelaksanaan peraturan perundang-undangan
e. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
1) Mengumpulkan dan menganalisa data penyakit
2) Melaporkan kasus penyakit menular
3) Menyelidiki di lapangan untuk melihat benar atau tidaknya laporan
yang masuk, untuk menemukan kasus-kasus baru dan untuk
mengetahui sumber penularan.
4) Tindakan permulaan untuk menahan penularan penyakit
5) Menyembuhkan penderita, hingga ia tidak lagi menjadi sumber infeksi
6) Pemberian imunisasi
7) Pemberantasan vektor
8) Pendidikan kesehatan kepada masyarakat
f. Upaya pengobatan
1) Melaksanakan diagnose sedini mungkin melalui:
a) Mendapatkan riwayat penyakit
b) Mengadaan pemeriksaan fisik
c) Mengadaan pemeriksaan labolatorium
d) Membuat diagnosa
10
2) Melaksanakan tindakan pengobatan
3) Melakukan upaya rujukan bila dipandang perlu, rujukan tersebut dapat
berupa:
a) Rujukan diagnostic
b) Rujukan pengobatan/rehabilitasi
c) Rujukan lain
g. Upaya penyuluhan
1) Penyuluhan kesehatan masyarakat merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari tiap-tiap program puskesmas. Kegiatan penyuluhan
kesehatan dilakukan pada setiap kesempatan oleh petugas, apakah di
klinik, rumah dan kelompok-kelompok masyarakat.
2) Di tingkat puskesmas tidak ada penyuluhan tersendiri, tetapi ditingkat
kabupaten diadakan tenaga-tenaga coordinator penyuluhan kesehatan.
Coordinator membantu para petugas puskesmas dalam
mengembangkan teknik dan materi penyuluhan di Puaskesmas.
h. Upaya kesehatan sekolah
1) Membina sarana keteladanan di sekolah, berupa sarana keteladanan
gizi berupa kantin dan sarana keteladanan kebersihan lingkungan.
2) Membina kebersihan perseorangan peserta didik
3) Mengembangkan kemampuasn peserta didik untuk berperan secara
aktif dalam pelayanan kesehatan melalui kegiatan dokter kecil
4) Penjaringan kesehatan peserta didik kelas I
11
5) Pemeriksaan kesehatan periodic sekali setahun untuk kelas II sampai
IV dan guru berupa pemeriksaan kesehatan sederhanan
6) Immunisasi peserta didik kelas I sampai VI
7) Pengawasan terhadap keadaan air
8) Pengobatan ringan pertolongan pertama
9) Rujukan medik
10) Penanganan kasus anemia gizi
11) Pembinaan teknis dan pengawasan di sekolah
12) Pencatatan dan pelaporan
i. Upaya kesehatan olah raga
1) Pemeriksaan kesehatan berkala
2) Penentuan takaran latihan
3) Pengobatan dengan teknik latihan dan rehabilitasi
4) Pengobatan akibat cidera latihan
5) Pengawasan selama pemusatan latihan
j. Upaya perawatan kesehatan masyarakat
1) Asuhan perawatan kepada individu di puskesmas maupun di rumah
dengan berbagai tingkat umur, kondisi kesehatan, tumbuh kembang
dan jenis kelamin
2) Asuhan perawatan yang diarahkan kepada keluarga sebagai unit
terkecil dari masyarakat (keluarga binaan)
3) Pelayanan perawatan kepada kelompok khusus diantaranya: ibu hamil,
anak balita, usia lanjut dan sebagainya
12
4) Pelayanan keperawatan pada tingkat masyarakat.
k. Upaya peningkatan kesehatan kerja
1) Identifikasi masalah, meliputi:
a) Pemeriksaan kesehatan dari awal dan berkala untuk para pekerja.
b) Pemeriksaan kasus terhadap pekerja yang dating berobat ke
puskesmas.
c) Peninjauan tempat kerja untuk menentukan bahaya akibat kerja.
2) Kegiatan peningkatan kesehatan tenaga kerja melalui peningkatan gizi
pekerja, lingkungan kerja, dan kegiatan peningkatan kesejahteraan.
3) Kegiatan pencegahan kecelakaan akibat kerja, meliputi:
a) Penyuluhan kesehatan
b) Kegiatan ergonomik, yaitu kegiatan untuk mencapai kesesuaian
antara alat kerja agar tidak terjadi stres fisik terhadap pekerja
c) Kegiatan monitoring bahaya akibat kerja
d) Pemakaian alat pelindung
4) Kegiatan pengobatan kasus penyakit akibat kerja.
5) Kegiatan pemulihan kesehatan bagi pekerja yang sakit.
6) Kegiatan rujukan medic dan kesehatan terhadap pekerja yang sakit.
l. Upaya kesehatan gigi dan mulut
1) Pembinaan/pengembangan kemampuan peran serta masyarakat dalam
upaya pemeliharaan diri dalam wadah program UKGM
2) Pelayanan asuhan pada kelompok rawan, meliputi:
a) Anak sekolah
13
b) Kelompok ibu hamil, menyususi dan anak pra sekolah
3) Pelayanan medik dokter gigi dasar, meliputi:
a) Pengobatan gigi pada penderita yang berobat maupun yang
dirujuk.
b) Merujuk kasus-kasus yang tidak dapat ditanggulangi kesasaran
yang lebih mampu.
c) Memberikan penyuluhan secara individu atau kelompok
d) Memelihara kebersihan (hygiene klinik).
e) Memelihara atau merawat peralatan atau obat-obatan
4) Pencatatan dan pelaporan.
m. Upaya kesehatan jiwa
1) Kegiatan kesehatan jiwa yang terpadu dengan kegiatan pokok
puskesmas.
2) Penanganan pasien dengan gangguan jiwa.
3) Kegiatan dalam bentuk penyuluhan serta pembinaan peran serta
masyarakat.
4) Pengembangan upaya kesehatan jiwa di puskesmas melalui
pengembangan peran serta masyarakat dan pelayanan melalui
kesehatan masyarakat.
5) Pencatatan dan pelaporan.
n. Upaya kesehatan mata
1) Upaya kesehatan mata, pencegaahan kesehatan dasar yang terpadu
dengan kegiatan pokok lainnya.
14
2) Upaya kesehatan mata:
a) Anamnesa.
b) Pemeriksaan virus dan mata luar, tes buta warna, tes tekan bola
mata, tes saluran air mata, tes lapangan pandang, funduskopi dan
pemeriksaan labolatorium.
c) Pengobatan dan pemberiaan kacamata.
d) Operasi katarak dan glukoma akut yang dilakukan oleh tim
rujukan rumah sakit.
e) Perawatan pos operasi katarak dan glukoma akut.
f) Merujuk kasus yang tak dapat diatasi.
g) Pemberian protesa mata.
3) Peningkatan peran serta masyarakat dalam bentuk penyuluhan
kesehatan, serta menciptakan kemandirian masyarakat dalam
pemeliharaan kesehatan mata mereka.
4) Pengembangan kesehatan mata masyarakat.
5) Pencatatan dan pelaporan.
o. Labolatorium kesehatan
1) Di ruangan labolatorium.
a) Penerimaan pasien
b) Pengambilan spesimen
c) Penanganan spesimen
d) Pelaksanaan spesimen
e) Penanganan sisa spesimen
15
f) Pencatatan hasil pemeriksaan
g) Pengecekan hasil pemeriksaan
h) Penyampaian hasil pemeriksaan
2) Terhadap spesimen yang akan dirujuk.
a) Pengambilan spesimen
b) Penanganan spesimen
c) Pengemasan spesimen
d) Pengiriman spesimen
e) Pengambilan hasil pemeriksaan
f) Pencatatan hasil pemeriksaan
g) Penyampaian hasil pemeriksaan
3) Di ruang klinik dilakukan oleh perawat atau bidan, meliputi:
a) Persiapan pasien
b) Pengambilan spesimen
c) Menyerahkan spesimen untuk diperiksa
4) Di luar gedung, meliputi:
a) Melakukan tes skrining Hb
b) Pengambilan spesimen untuk kemudian dikirim ke labolatorium
puskesmas
c) Memberikan penyuluhan
d) Pencatatan dan pelaporan
16
p. Upaya pencatatan dan pelaporan
1) Dilakukan oleh semua puskesmas (pembina, pembantu dan keliling)
2) Pencatatan dan pelaporan mencakup:
a) Data umum dan demografi wilayah kerja puskesmas
b) Data ketenagaan di puskesmas
c) Data kegiatan pokok puskesmas yang dilakukan baik di dalam
maupun di luar gedung puskesmas
3) Laporan dilakukan secara periodik (bulan, triwulan enam bulan dan
tahunan)
q. Upaya pembinaan peran serta masyarakat
Upaya pembinaan peran serta masyarakat dapat dilakukan melalui:
1) Penggalangan dukungan penentu kebijaksanaan, pimpinan wilayah,
lintas sektoral dan berbagai organisasi kesehatan, yang dilakukan
melalui dialog, seminar dan lokakarya, dalam rangka komunikasi,
informasi dan motivasi dengan memanfaatkan media masa dan system
informasi kesehatan.
2) Persiapan petugas penyelenggaraan melalui latihan, orientasi dan
sarasehan kepemimpinan dibidang kesehatan.
3) Persiapan masyarakat, melalui rangkaian kegiatan untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengenal dan
memecahkan masalah kesehatan, dengan mengenali dan
menggerakkan sumber daya yang dimilikinya, melalui rangkaian
kegiatan:
17
a) Pendekatan kepada tokoh masyarakat.
b) Survey mawas diri masyarakat untuk mengenali masalah
kesehatannya.
c) Musyawarah masyarakat desa untuk penentuan bersama rencana
pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi.
4) Pelaksanaan kegiatan kesehatan oleh dan untuk masyarakat melalui
kader yang terlatih.
5) Pengembangan dan pelestarian kegiatan oleh masyarakat.
r. Upaya pembinaan pengobatan tradisional
1) Melestarikan bahan-bahan tanaman yang dapat diginakan untuk
pengobatan tradisional.
2) Pengembangan dan pelestarian terhadap cara-cara pengobatan
tradisional.
s. Upaya kesehatan remaja.
t. Dana sehat.
4. Wilayah Kerja Puskesmas
Puskesmas harus bertanggung jawab untuk setiap masalah yang terjadi
di wilayah kerjanya, meskipun masalah tersebut lokasinya berkilo-kilo meter
dari puskesmas. Dengan asas inilah puskesmas dituntut untuk lebih
mengutamakan tindakan pencegahan penyakit, dan bukan tindakan untuk
pengobatan penyakit. Dengan demikian puskesmas harus secara aktif terjun ke
masyarakat dan bukan menantikan masyarakat datang ke puskesmas.
18
Wilayah kerja puskesmas, bisa kecamatan, faktor kepadatan penduduk,
luas daerah, keadaan geografik dan keadaan infrastruktur lainnya merupakan
bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja puskesmas.
Untuk kota besar wilayah kerja puskesmas bisa satu kelurahan,
sedangkan puskesmas di ibukota kecamatan merupakan puskesmas rujukan,
yang berfungsi sebagai pusat rujukan dari puskesmas kelurahan yang juga
mempunyai fungsi koordinasi. Sasaran penduduk yang dilaksanakan oleh
sebuah puskesmas rata-rata 30.000 penduduk.
5. Puskesmas Pembantu
Puskesmas pembantu adalah unit pelayanan kesehatan yang sederhana dan
berfungsi menunjang dan membantu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan puskesmas dalam ruang lingkup wilayah yang lebih kecil.
Dalam Repelita V wilayah kerja puskesmas pembantu diperkirakan meliputi 2
sampai 3 desa, dengan sasaran penduduk antara 2500 orang (di luar Jawa dan
Bali) sampai 10.000 orang (di perkotaan Jaawa dan Bali).
Puskesmas pembantu merupakan bagian integral dari puskesmas, dengan
lain perkataan satu puskesmas meliputi juga seluruh puskesmas pembantu
yang ada di wilayah kerjanya.
6. Puskesmas Keliling
Puskesmas keliling merupakan unit pelayanan kesehatan keliling yang
dilengkapi dengan kendaraan bermotor roda 4 atau perahu bermotor dan
19
peralatan kesehatan, peralatan komunikasi serta sejumlah tenaga yang berasal
dari puskesmas.Puskesmas keliling berfungsi menunjang dan membantu
melaksanakan kegiatan-kegiatan puskesmas dalam wilayah kerjanya yang
belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan. Kegiatan-kegiatan puskesmas
keliling adalah:
a. Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di daerah terpencil
yang tidak terjangkau oleh pelayanan puskesmas atau puskesmas
pembantu, 4 hari dalam 1 minggu
b. Melakukan penyelidikan tentang kejadian luar biasa
c. Dapat dipergunakan sebagai alat transportasi penderita dalam rangka
rujukan bagi kasusu gawat darurat
d. Melakukan penyuluhan kesehatan dengan menggunakan alat audio visual
7. Bidan yang bertugas di desa
Pada setiap desa yang belum ada fasilitas pelayanan kesehatan, akan
ditempatkan seorang bidan yang bertempat tiggal di desa tersebut dan
bertanggung jawab langsung kepada kepala puskesmas. Wilayah kerja bidan
tersebut adalah satu desa dengan jumlah penduduk rata-rata 3000 orang,
dengan tugas utamanya adalah membina peran serta masyarakat melalui
pembinaan posyandu yang membina pimpinan kelompok persepuluhan,
selain memberikan pelayanan langsung di posyandu dan pertolongan
persalinan di rumah-rumah. Disamping itu juga menerima rujukan anggota
keluarga persepuluhan untuk diberi pelayanan seperlunya atau ditunjuk lebih
20
lanjut ke puskesmas atau fasilitas kesehatan yang lebih mampudan terjangkau
secara tradisional.
B. KEPERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT
1. Pengertian
Keperawatan kesehatan masyarakat, merupakan salah satu kegiatan
pokok Puskesmas yang sudah ada sejak konsep Puskesmas di perkenalkan.
Perawatan Kesehatan Masyarakat sering disebut dengan PHN (Public
Health Nursing) namun pada akhir-akhir ini lebih tepat disebut CHN
(Community Health Nursing). Perubahan istilah public menjadi community
terjadi di banyak Negara karena istilah "public" sering kali di hubungkan
dengan bantuan dana pemerintah (government subsidy atau public funding),
sementara keperawatan kesehatan masyarakat dapat dikembangkan tidak
hanya oleh pemerintah tetapi juga oleh masyarakat atau swasta,
khususnya pada sasaran individu (UKP), contohnya perawatan kesehatan
individu di rumah (home health nursing).
Keperawatan kesehatan masyarakat (Perkesmas) merupakan pelayanan
professional yang merupakan perpaduan antara konsep kesehatan masyarakat
dan konsep keperawatan yang ditujukan kepada seluruh masyarakat dengan
penekana pada kelompok risiko tinggi. Dalam upaya pencapaian derajat
kesehatan yang optimal dilakukan melalui peningkatan kesehatan dan
(promotif) dan pencegahan penyakit (preventif) di semua tingkat pencegahan
(level of prevention) dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan
21
yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra kerja dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan. Perkesmas
dapat dikembangkan tidak hanya oleh pemerintah tetapi juga oleh masyarakat
atau swasta, khususnya pada sasaran individu, contoh perawatan kesehatan
individu di rumah (home health nursing).
2. Tujuan Pelayanan Perkesmas
Tujuan pelayanan perkesmas adalah meningkatkan kemandirian masyarakat
dalam mengatasi masalah keperawatan kesehatan masyarakat yang optimal.
Pelayanan keperawatan diberikan secara langsung kepada seluruh masyarakat
dalam rentang sehat sakit dengan mempetimbangkan sebarapa jauh masalah
kesehatan masyarakat mempengaruhi individu, keluarga, dan kelompok
maupun masyarakat.
3. Pelayanan Perkesmas
Pelayanan Perkesmas dapat diberikan secara langsung pada semua tatanan
pelayanan kesehatan, yaitu:
a. Unit pelayanan kesehatan (Rumah Sakit, Puskesmas, dll) yang memiliki
pelayananan rawat jalan dan rawat inap.
b. Rumah (Home care)
Perawat dapat memberikan pelayanan secara langsung pada keluarga di
rumah yang menderita penyakit akut maupun kronis. Peran home care
dapat meningkatkan fungsi keluarga dalam merawat anggota keluarga
yang mempunyai risiko tinggi masalah kesehatan.
22
c. Sekolah
Perawat sekolah dapat memberikan perawatan sesaat (day care) di
berbagai institusi pendidikan. Perawat sekolah melaksanakan program
screening kesehatan, mempertahankan kesehatan, dan pendidikan
kesehatan.
d. Tempat kerja/industry
Perawat dapat melakukan kegiatan perawata secara langsung dengan
kasus kesakitan/kecelakaan minimal di tempat kerja/kantor, industri,
pabrik, dll. Melakukan pendidikan kesehatan untuk keamanan dan
keselamatan kerja, nutrisi seimbang, penurunan stres, olah raga dan
penanganan perokok serta pengawasan makanan.
e. Barak penampungan
Perawat memberikan tindakan keperawatan langsung terhadap kasus
akut, penyakit kronis, kecacatan fisik dan mental.
f. Kegiatan puskesmas keliling
Pelayanan keperawatan dalam puskesmas keliling diberikan kepada
individu, kelompok masyarakat pedesaan, kelompok terlantar. Pelayanan
keperawatan yang dilakukan adalah pengobatan sederhana, screening
kesehatan, perawatan kasus penyakit akut dan kronis, pengelolaan dan
rujukan kasus penyakit.
g. Panti atau kelompok khusus lain seperti panti asuhan anak, panti wreda,
dan panti asuhan lainnya serta rumah tahanan (rutan) atau lembaga
pemasyarakatan.
23
h. Pelayanan pada kelompok risiko tinggi
a. Pelayanan keperawatan pada kelompok wanita, anak-anak, lansia,
mendapat perlakuan kekerasan.
b. Pelayanan keperawatan di pusat pelayanan kesehatan jiwa.
c. Pelayanan keperawatan di pusat pelayanan penyalahgunaan obat.
d. Pelayanan keperawatan di tempat penampungan kelompok lansia,
gelandangan, kelompok penderita HIV/AIDS dan WTS.
Fokus utama kegiatan perkesmas adalah meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan keperawatan, membimbing dan mendidik individu, keluarga dan
kelompok masyarakat untuk menanamkan pengertian kebiasaan dan perilaku
hidup sehat sehingga mmapu memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatannya. Perkesmas berorientasi pada proses pemecahan masalah
melalui proses keperawatan.
4. Kegiatan Perkesmas
Kegiatan perkesmas meliputi kegiatan di dalam maupun di luar
puskesmas, baik upaya kesehatan perorangan (UKP) dan/atau upaya
kesehatan masyarakat (UKM).
a. Kegiatan di dalam puskesmas
Kegiatan di dalam Puskesmas misalnya asuhan keperawatan pasien
rawat jalan dan rawat inap, penemuan kasus baru (deteksi dini) pasien
rawat jalan, penyuluhan/pendidikan kesehatan, pemantauan keteraturan
berobat, dll.
24
b. Kegiatan di luar puskesmas
1) Asuhan keperawatan kasus yang memerlukan tindak lanjut di
rumah (individu dalam konteks keluarga)
2) Asuhan keperawatan keluarga
3) Asuhan keperawatan kelompok khusus
4) Asuhan keperawatan di daerah binaan
5. Lingkup pelayanan
Lingkup pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat
meliputi upaya kesehatan perorangan (UKP) maupun upaya kesehatan
masyarakat (UKM). Pelayanan kesehatan yang diberikan lebih difokuskan
pada promotif dan preventif tanpa mengabaikan kuratif dan rehabilitatif.
Upaya preventif meliputi pencegahan tingkat pertama (primary prevention),
pencegahan tingkat kedua (secondary prevention) maupun pencegahan
tingkat ketiga (tertiary prevention).
6. Sasaran1
Sasaran keperawatan kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga,
kelompok, masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan akibat factor
ketidaktahuan, ketidakmauan maupun ketidakmampuan dalam
menyelesaikan masalah kesehatannya. Prioritas sasaran adalah yang
mempunyai masalah kesehatan terkait dengan masalah kesehatan prioritas
daerah, terutama:
25
a. Belum kontak dengan sarana pelayanan kesehatan (Puskesmas serta
jaringannya)
b. Sudah memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan tetapi memerlukan
tindak lanjut keperawatan di rumah
Sasaran terdiri dari:
a. Sasaran Individu
Sasaran priotitas individu adalah balita gizi buruk, ibu hamil
risiko tinggi, usia lanjut, penderita penyakit menular (a.1 TB
Paru, Kusta, malaria, demam berdarah, diare, ISPA/Pnemonia,
penderita penyakit degeneratif.
b. Sasaran keluarga
Sasaran keluarga adalah keluarga yang termasuk rentan terhadap
masalah kesehatan (vulnerable group) atau risiko tinggi (high risk
group), dengan prioritas:
1) Keluarga miskin belum kontak dengan sarana pelayanan
kesehatan (Puskesmas dan jaringannya) dan belum
mempunyai kartu sehat.
2) Keluarga miskin sudah memanfaatkan sarana pelayanan kesehata
mempunyai masalah kesehatan terkait dengan pertumbuhan dan
perkembangan balita, kesehatan reproduksi, penyakit menular.
3) Keluarga tidak termasuk miskin yang mempunyai masalah
kesehatan prioritas serta belum memanfaatkan sarana pelayanan
kesehatan
26
c. Sasaran Kelompok
Sasaran kelompok adalah kelompok masyarakat khusus yang
rentan terhadap timbulnya masalah kesehatan baik yang terikat
maupun tidak terikat dalam suatu institusi.
1) Kelompok masyarakat khusus tidak terikat dalam suatu institusi
antaralain Posyandu, Kelompok balita, Kelompok ibu hamil,
Kelompok Usia Lanjut, Kelompok penderita penyakit
tertentu, kelompok pekerja informal.
2) Kelompok masyarakat khusus terikat dalam suatu institusi,
antara lain sekolah, pesantren, panti asuhan, panti usia lanjut,
rumah tahanan (rutan), lembaga pemasyarakatan (Iapas).
d. Sasaran masyarakat
Sasaran masyarakat adalah masyarakat yang rentan atau
mempunyai risiko tinggi terhadap timbulnya masalah kesehatan,
diprioritaskan pada :
1) Masyarakat di suatu wilayah (RT, RW, Kelurahan/Desa) yang
mempunyai:
a) Jumlah bayi meninggal lebih tinggi di bandingkan daerah
lain
b) Jumlah penderita penyakit tertentu lebih tinggi
dibandingkan daerah lain
c) Cakupan pelayanan kesehatan lebih rendah dari daerah lain
27
2) Masyarakat di daerah endemis penyakit menular (malaria, diare,
demam berdarah, dll)
3) Masyarakat di lokasi/barak pengungsian, akibat bencana atau
akibat lainnya
4) Masyarakat di daerah dengan kondisi geografi sulit antara lain
daerah terpencil, daerah perbatasan
5) Masyarakat didaerah pemukiman baru. Masyarakat di daerah
pemukiman baru dengan transportasi sulit seperti daerah
transmigrasi.
7. Strategi penyelenggaraan
Penyelenggaraan Keperawatan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas,
dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan sumber daya yang dimiliki oleh
Puskesmas. Strategi yang ditetapkan adalah (1) Perkesmas sebagai bagian
integral upaya kesehatan Puskesmas baik upaya kesehatan wajib maupun
pengembangan, (2) Perkesmas sebagai upaya kesehatan pengembangan.
a. Perkesmas sebagai bagian integral upaya kesehatan wajib maupun
pengembangan
Upaya Perkesmas dilaksanakan secara terpadu baik dalam upaya
kesehatan perorangan maupun kesehatan masyarakat dalam 6 (enam)
upaya kesehatan wajib Puskesmas (Promosi Kesehatan, Kesehatan
Lingkungan, KIA/KB, P2M, Gizi dan Pengobatan) maupun upaya
pengembangan yang wajib dilaksanakan di daerah tertentu. Keterpaduan
tersebut dalam sasaran, kegiatan, tenaga, biaya atau sumber daya
28
lainnya. Dengan terintegrasinya upaya Perkesmas ke dalam upaya
kesehatan wajib maupun pengembangan, diharapkan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat lebih bermutu karena diberikan secara
utuh (holistik), komprehensif, terpadu, dan berkesinambungan. Sasaran
prioritas Perkesmas adalah sasaran yang sesuai kesepakatan daerah
dan ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Fokus utama
pada keluarga rawan kesehatan yaitu keluarga miskin/rentan
(vulnerable group) dan keluarga yang termasuk risiko tinggi (high risk
group). Keterpaduan Perkesmas dengan upaya kesehatan Puskesmas
sekaligus bertujuan mendukung pencapaian target pembangunan
kesehatan Kabupaten/Kota yang diukur berdasarkan indicator Standar
Pelayanan Minimal (SPM).
b. Keperawatan kesehatan masyarakat sebagai upaya kesehatan
pengembangan Puskesmas
Bila di wilayah kerja Puskesmas, terdapat masalah kesehatan yang
spesifik dan memerlukan asuhan keperawatan secara terprogram, maka
Perkesmas dapat dilaksanakan sebagai upaya kesehatan pengembangan.
Upaya Perkesmas, dimulai dengan melakukan pengkajian terhadap
masyarakat yang mempunyai masalah spesifik (misalnya tingginya
Angka Kematian Bayi, Angka Kematian Ibu, penderita TB Paru, DBD,
Malaria, dll) untuk dapat dirumuskan masalah keperawatannya dan
penyebabnya, sehingga dapat direncanakan intervensi yang akan
dilakukan baik terhadap masyarakat, kelompok khusus, keluarga
29
maupun individu di daerah tersebut.
8. Pendekatan
Pendekatan utama yang dilakukan dalam penyelenggaraan pelayanan
keperawatan kesehatan masyaraka baik di dalam maupun di luar
gedung Puskesmas, adalah pendekatan proses keperawatan (nursing
process) meliputi tahap pengkajian, penetapan diagnosa keperawatan,
penetapan rencana tindakan, implementasi tindakan keperawatan dan tahap
evaluasi. Dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan, maka
secara bertahap terjadi proses alih peran dari perawat puskesmas kepada
klien. Dalam pelaksanaan proses keperawatan tersebut, ada pendekatan
lainnya, yaitu:
a. Dalam penetapan masalah kesehatan dan sasaran prioritas sasaran
Keperawatan kesehatan masyarakat dapat menggunakan pendekatan
epidemiologis
b. Dalam penetapan kegiatan menggunakan tiga tingkat pencegahan
(levels of prevention)
9. Pokok Kegiatan
Kegiatan Keperawatan Kesehatan Masyarakat, meliputi kegiatan di
dalam maupun di luar gedung Puskesmas baik upaya kesehatan perorangan
(UKP) dan atau upaya kesehatan masyarakat (UKM).
30
a. Kegiatan perkesmas dalam gedung Puskesmas
Merupakan kegiatan keperawatan kesehatan masyarakat yang
dilakukan di poli asuhan keperawatan, poliklinik pengobatan, maupun
ruang rawat inap Puskesmas, meliputi:
1) Asuhan keperawatan terhadap pasien rawat jalan dan rawat inap.
2) Penemuan kasus baru (deteksi dini) pada pasien rawat jalan.
3) Penyuluhan/pendidikan kesehatan.
4) Pemantauan keteraturan berobat.
5) Rujukan kasus/masalah kesehatan kepada tenaga kesehatan lain di
Puskesmas.
6) Pemberian nasehat (konseling) keperawatan.
7) Kegiatan yang merupakan tugas limpah sesuai pelimpahan
kewenangan yang diberikan dan atau prodesure yang telah
ditetapkan (contoh pengobatan, penanggulangan kasus gawat
darurat, dll).
8) Menciptakan lingkungan terapeutik dalam pelayanan kesehatan di
gedung Puskesmas (kenyamanan, keamanan, dll).
9) Dokumentasi keperawatan.
b. Kegiatan perkesmas di luar gedung Puskesmas
Melakukan kunjungan ke keluarga/kelompok masyarakat untuk
melakukan asuhan keperawatan di keluarga/kelompok masyarakat:
31
1) Asuhan keperawatan kasus yang memerlukan tindak lanjut di
rumah (individu dalam konteks keluarga)
Merupakan asuhan keperawatan individu di rumah dengan
melibatkan peran serta aktif keluarga. Kegiatan yang dilakukan
antara lain:
a) Penemuan suspeklkasus kontak serumah
b) Penyuluhan/Pendidikan kesehatan pada individu dan
keluarganya.
c) Pemantauan keteraturan berobat sesuai program pengobatan.
d) Kunjungan rumah (home visit/home health nursing) sesuai
rencana.
e) Pelayanan keperawatan dasar langsung (direct care) maupun
tidak langsung (indirect care).
f) Pemberian nasehat (konseling) kesehatan/keperawatan.
g) Dokumentasi keperawatan.
2) Asuhan keperawatan keluarga
Merupakan asuhan keperawatan yang ditujukan pada keluarga
rawan kesehatan/keluarga miskin yang mempunyai masalah
kesehatan yang di temukan di masyarakat dan dilakukan di rumah
keluarga. Kegiatannya meliputi, antara lain:
a) Identifikasi keluarga rawan kesehatan/keluarga miskin dengan
masalah kesehatan di masyarakat.
b) Penemuan dini suspek/kasus kontak serumah.
32
c) Pendidikan/penyuluhan kesehatan terhadap keluarga (Iingkup
keluarga).
d) Kunjungan rumah (home visit/home health nursing) sesuai
rencana.
e) Pelayanan keperawatan dasar langsung (direct care) maupun
tidak langsung (indirect care).
f) Pelayanan kesehatan sesuai rencana, misalnya memantau
keteraturan berobat pasien dengan pengobatan jangka panjang.
g) Pemberian nasehat (konseling) kesehatan/keperawatan di
rumah.
h) Dokumentasi keperawatan.
3) Asuhan keperawatan kelompok khusus
Merupakan asuhan keperawatan pada kelompok masyarakat
rawan kesehatan yang memerlukan perhatian khusus, baik dalam
suatu institusi maupun non institusi. Kegiatannya meliputi antara
lain:
a) Identifikasi faktor-faktor resiko terjadinya masalah kesehatan
di kelompok
b) Pendidikan/penyuluhan kesehatan sesuai kebutuhan.
c) Pelayanan keperawatan langsung (direct care) pada penghuni
yang memerlukan keperawatan.
d) Memotivasi pembentukan, membimbing, dan memantau kader-
kader kesehatan sesuai jenis kelompoknya.
33
e) Dokumentasi keperawatan.
4) Asuhan Keperawatan di daerah Binaan
Merupakan asuhan keperawatan yang ditujukan pada
masyarakat yang rentan atau mempunyai risiko tinggi terhadap
timbulnya masalah kesehatan. Kegiatannya meliputi kegiatan
kunjungan ke daerah binaan untuk:
a) Identifikasi masalah kesehatan yang terjadi di suatu daerah
dengan masalah kesehatan spesifik.
b) Meningkatkan partisipasi masyarakat melalui kegiatan
memotivasi masyarakat untuk membentuk upaya kesehatan
berbasis masyarakat.
c) Pendidikan/penyuluhan kesehatan masyarakat.
d) Memotivasi pembentukan, mengembangkan dan memantau
kader-kader kesehatan di masyarakat.
e) Ikut serta melaksanakan dan memonitor kegiatan PHBS.
f) Dokumentasi keperawatan.
10. Pelaksana
Pelaksana utama kegiatan keperawatan kesehatan masyarakat adalah
semua perawat fungsional keperawatan di Puskesmas. Sebagai pelaksana
keperawatan kesehatan masyarakat di Puskesmas, perawat minimal
mempunyai enam peran dan fungsi, yaitu (1) sebagai penemu kasus (case
finder); (2) sebagai pemberi pelayanan (care giver); (3) sebagai
pendidik/penyuluh kesehatan (health teacher/educater); (4) sebagai
34
koordinator dan kolaborator; (5) pemberi nasehat ( counseling); (6) sebagai
panutan (role model).
Dalam penyelenggaraan pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat
perawat bekerja sama dengan petugas kesehatan lain serta masyarakat.
Kerjasama dengan petugas kesehatan lain, terkait dengan kegiatan yang
memerlukan kemampuan teknis tertentu yang bukan kewenangan perawat.
Kerjasama dengan kader/masyarakat terutama dalam melaksanakan kegiatan
yang dapat dilimpahkan kepada masyarakat.
11. Pengelolaan Upaya Keperawatan Kesehatan Masyarakat Di Puskesmas
Agar upaya keperawatan kesehatan masyarakat di Puskesmas dapat
terlaksana secara efisen dan efektif, diperlukan pengelolaan upaya tersebut
dengan baik. Pengelolaan upaya Perkesmas merupakan rangkaian kegiatan
perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian, serta pengawasan dan
pertanggung jawaban yang terintegrasi dengan upaya kesehatan Puskesmas
sehingga upaya keperawatan kesehatan masyarakat dapat terlaksana secara
efisien dan efektif.
a. Perencanaan
Perencanan upaya keperawatan kesehatan masyarakat dilaksanakan
terintegrasi dengan perencanan upaya puskesmas lainnya baik upaya
kesehatan wajib maupun pengembangan.
Langkah-Iangkah perencanaan yang harus dilakukan adalah:
35
1) Menyusun usulan kegiatan:
Usulan kegiatan disusun sesuai prioritas sasaran dan kegiatan
prioritas Puskesmas, dengan mengidentifikasi kegiatan-kegiatan
promotif dan preventif (tingkat pertama, kedua, dan ketiga) yang
akan melengkapi kegiatan upaya kesehatan prioritas sehingga
pelayanan kesehatan menjadi lebih utuh.
2) Pengajuan usula kegiatan
Usulan kegiatan diajukan secara terpadu dengan kegiatan
Puskesmas lain ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk
mendapat persetujuan pembiayaan.
3) Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan
Berdasarkan usulan kegiatan Puskesmas yang telah disetujui
oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, maka perlu disusun
rencana pelaksanaa kegiatan (Plan Of Action). Bila Perkesmas
terintegrasi dalam upaya kesehatan Puskesmas lainnya, maka POA
Perkesmas juga terintegrasi (Iihat contoh). Bila upaya Perkesmas
merupakan upaya pengembangan maka POA Perkesmas dapat
dibuat tersendiri.
Kegiatan yang tercantum antara lain mencakup menetapkan
kegiatan, sasaran, target, volume kegiatan, rincian pelaksanaan,
lokasi pelaksanan, tenaga pelaksana, jadwal serta sumber daya
pendukung lainnya.
36
b. Pelaksanaan dan Pengendalian
Pelaksanaan dan pengendalian merupakan rangkaian
penyelenggaraan, pemantauan serta penilaian terhadap upaya
Perkesmas. Langkah pelaksanaan dan pengendalian tersebut, meliputi
antara lain:
1) Pengorganisasian di Puskesmas
Kepala puskesmas merupakan penanggung jawab kegiatan
Perkesmas di Puskesmas. Agar pelaksanaan Perkesmas dapat
diselenggarakan secara optimal, maka diharapkan di setiap
Puskesmas ditetapkan adanya:
a) Perawat pelaksana perkesmas di puskesmas
b) Perawat penanggungjawab desa/daerah binaan
c) Perawat koordinator perkesmas di puskesmas
d) Pengorganisasian tenaga Perkesmas disesuaikan dengan
jumlah perawat yang ada.
Perawat Pelaksana Perkesmas di Puskesmas
Perawat pelaksana perkesmas adalah semua tenaga fungsional
perawat di Puskesmas. Perawat pelaksana perkesmas memberikan
pelayanan/asuhan keperawatan baik kepada individu, keluarga,
maupun kelompok. Penilaian kinerja perawat pelaksana minimal
menggunakan instrumen penilaian jabatan fungsional bagi perawat
puskesmas.
37
Perawat Penanggungjawab Desa/Daerah Binaan (Darbin)
Perawat Penanggungjawab Desa/daerah binaan merupakan
perawat pelaksana yang sekaligus membantu Perawat Koordinator
Perkesmas merencanakan, melaksanakan, memantau dan menilai
asuhan keperawatan terhadap individu, keluarga, kelompok,
masyarakat di satu atau lebih di satu desa/daerah binaan yang
menjadi tanggungjawabnya.
Perawat Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Perawat Koordinator Perkesmas di Puskesmas bertanggung
jawab kepada Kepala Puskesmas terhadap keberhasilan upaya
perkesmas di puskesmas, mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
pemantauan serta penilaian. Koordinator perkesmas ditetapkan
oleh Kepala Puskesmas berdasarkan kualifikasi yaitu minimal D3
Keperawatan dan pernah mengikuti pelatihan/sertifikasi Perkesmas
serta memiliki pengalaman kerja di Puskesmas.
2) Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan Perkesmas, dilakukan berdasarkan
pelaksanaan Rencana kegiatan (POA) Perkesmas yang telah
disusun. Dalam melaksanakan kegiatan perlu melakukan :
a) Mengkaji ulang Rencana Pelaksanaan Kegiatan (POA) yang
telah disusun.
38
b) Menyusun jadual kegiatan bulanan setiap perawat dan
petugas kesehatan lain yang terlibat dalam kegiatan
Perkesmas.
c) Melaksanakan asuhan keperawatan standar pedornan/prosedur
tetap (protap).
d) Menyepakati indikator kinerja klinik perawat
3) Pemantauan hasil pelaksanaan kegiatan
Pemantauan dilaksanakan secara berkala oleh Kepala Puskesmas
dan Koordinator Perkesmas. Kegiatannya antara lain:
a) Membahas/mendiskusikan permasalahan yang dihadapi dalam
pelaksanaan Perkesmas
Pembahasan masalah dapat dilakukan dalam bentuk:
(1) Refleksi Diskusi Kasus
Merupakan pertemuan (forum diskusi) berkala bagi
perawat Puskesmas untuk membahas masalah teknis
Perkesmas dalam pemberian asuhan keperawatan baik pada
klien individu, keluarga, kelompok maupun masyarakat.
Dengan dilakukannya Refleksi Diskusi Kasus secara
berkala (contoh satu kali setiap minggu), pemahaman serta
keterampilan perawat dalam Perkesmas diharapkan
meningkat.
39
(2) Lokakarya Mini Bulanan
Merupakan pertemuan bulanan di Puskesmas yang dihadiri
seluruh staf Puskesmas dan unit penunjangnya, untuk
membahas kinerja internal Puskesmas, antara lain cakupan,
mutu, pembiayaan, serta masalah dan hambatan dalam
pelaksanaan upaya Puskesmas termasuk upaya Perkesmas.
Masalah dalam pelaksanaan Perkesmas terkait dengan
lintas program lain dibahas dalam pertemuan ini, untuk
mendapatkan penyelesaiannya.
(3) Lokakarya Mini Tribulan
Merupakan pertemuan setiap 3 bulan sekali dipimpin oleh
Camat dan dihadiri oleh staf Puskesmas dan unit
penunjangnya, instansi lintas sektor tingkat Kecamatan,
serta perwakilan konsil kesehatan/Badan Penyantun
Puskesmas. Masalah dalam pelaksanaan upaya
Puskesmas termasuk upaya Perkesmas terkait dengan
sektor lain dibahas dalam pertemuan ini, untuk
mendapatkan penyelesaiannya.
b) Melakukan penilaian
Penilaian dilakukan pada setiap akhir tahun dengan
membandingkan hasil pelaksanaan kegiatan dengan rencana
yang telah disusun. Penilaian dilakukan terhadap input, proses
serta output berupa cakupan, kepatuhan pada standar.
40
4). Pengawasan dan pertanggungjawaban
Pengawasan dan pertanggungjawaban kegiatan Perkesmas terintegrasi
dengan kegiatan Puskesmas lainnya. Pengawasan dilakukan baik
internal maupun eksternal. Dalam pertanggungjawaban Kepala
Puskesmas mempertanggungjawabkan seluruh kegiatan Puskesmas
termasuk Perkesmas dan pembiayaannya dalam suatu laporan tahunan.
C. Nursing Center
1. Konsep Model Nursing Center
a. Definisi Nursing Center
Nursing Center merupakan pengelolaan terpadu dalam pelayanan,
pendidikan dan penelitian keperawatan melalui pemberdayaan seluruh potensi
yang ada secara optimal. Dalam Nursing Center selalu diupayakan untuk
memandang keperawatan sebagai suatu kesatuan yang utuh sehingga Nursing
Center memiliki karakteristik tertentu (Suharyati, 2002).
b. Karakteristik Nursing Center
Sesuai dengan batasan Nursing Center, maka yang menjadi ciri utama
Nursing Center adalah:
a. Keterpaduan dalam perencanaan dan pelaksanaan serta evaluasi program
pendidikan, pelayanan dan penelitian/pengembangan keperawatan.
Keterpaduan pengelolaan dalam pendidikan, pelayanan dan penelitian
keperawatan diperlukan untuk mencapai sinergisitas dalam setiap langkah
pengelolaan.
41
b. Dengan keterpaduan pengelolaan maka akan terjadi pemberdayaan seluruh
potensi yang ada secara optimal. Untuk itu diperlukan adanya kesadaran,
keterbukaan dan kebersamaan dalam menghadapi pelaksanaan tugas
pelayanan, pendidikan dan penelitian yang dipandang sebagai tanggung
jawab bersama.
c. Untuk dapat mengoptimalisasikan seluruh potensi yang ada tersebut,
diperlukan persamaan persepsi seluruh personal yang terlibat terhadap
keperawatan komunitas baik eksternal maupun internal keperawatan
komunitas.
d. Secara internal keperawatan, persamaan persepsi dapat diperoleh melalui
membangun masyarakat ilmiah keperawatan komunitas dimana seluruh
anggota profesi bersatu padu dalam mengembangkan keperawatan baik dalam
teori maupun praktik.
e. Secara eksternal, persamaan persepsi juga mutlak diperlukan dari seluruh
stake holder yang terkait dengan semua upaya kesehatan masyarakat melalui
kolaborasi berbagai sektor.
c. Nursing Center sebagai Model Keperawatan Komunitas
Model adalah suatu ide/gagasan yang dijelaskan dengan menggunakan
simbol dan visualisasi fisik. Model konseptual keperawatan merupakan rancangan
terstruktur yang terdiri dari berbagai konsep yang memiliki hubungan spesifik dan
dapat digunakan sebagai landasan dalam praktik keperawatan.
42
Nursing Center sebagai model keperawatan komunitas beranjak dari
berbagai asumsi dasar yang berkaitan dengan pelayanan, pendidikan dan
penelitian-pengembangan keperawatan komunitas.
Asumsi Dasar Nursing Center
1) Kualitas pelayanan keperawatan komunitas menjadi tanggung jawab seluruh
anggota profesi keperawatan
2) Untuk dapat memikul tanggung jawab profesi, maka anggota keperawatan
komunitas dituntut untuk memiliki kemampuan yang memadai, yang hanya
dapt ditumbuhkembangkan melalui proses pendidikan yang memungkinkan
pengembangan potensi maksimal bagi calon perawat dan pembinaan selama
kehidupan karirnya sebagai perawat.
Pelayanan dan pendidikan keperawatan komunitas yang menggambarkan
hubungan antara konsep keperawatan komunitas sebagai sistem, caring, serta
penelitian pendidikan, organisasi profesi dan pelayanan keperawatan komunitas
dalam seluruh proses pengelolaan; perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
2. Pedoman Penerapan Nursing Center
a. Tujuan Nursing Center
Tujuan merupakan pernyataan suatu kondisi atau situasi yang diharapkan
sebagai hasil akhir. Adapun tujuan umum Nursing Center adalah tercapainya
masyarakat sehat dengan indikator kemandirian keluarga melalui pelayanan,
pendidikan dan penelitian keperawatan yang berkualitas secara efektif dan efisien.
43
Untuk dapat mencapai tujuan umum tersebut, maka Nursing Center
memiliki tujuan khusus sebagai berikut:
1) Mengidentifikasi masalah kesehatan masyarakat dengan pendekatan
evidence based.
2) Meningkatkan pemberdayaan individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat dalam upaya kesehatan.
3) Memperluas jangkauan pelayanan kesehatan dalam menurunkan
morbiditas dan mortalitas serta peningkatan Indeks Pembangunan
Masyarakat.
4) Terselenggaranya praktik keperawatan komunitas bagi peserta didik.
5) Terselenggaranya penelitian keperawatan komunitas untuk peningkatan
kualitas layanan, pendidikan dan pengembangan ilmu keperawatan.
6) Terselenggaranya layanan informasi kesehatan masyarakat.
7) Meningkatkan kinerja tenaga keperawatan di puskesmas.
b. Kriteria Nursing Center yang Baik
1) Memenuhi kebutuhan pelayanan keperawatan komunitas dan kebutuhan
belajar mahasiswa/peserta latihan secara terpadu.
2) Memberikan arahan pengkajian.
3) Memberikan arah dalam analisa dan perencanaan.
4) Memberikan arahan implementasi.
5) Memfasilitasi evaluasi.
6) Merupakan garis besar kurikulum suatu pendidikan (dalam hal ini
pendidikan keperawatan komunitas).
44
7) Representasi kerangka kerja penelitian untuk pengembangan teori
maupun praktik.
c. Sasaran Pelayanan Nursing Center
Sasaran kegiatan merupakan konsep yang jelas tentang siapa atau apa yang
dilakukan untuk mencapai tujuan. Untuk dapat mencapai tujuan Nursing Center
maka yang menjadi sasaran utama adalah peserta didik/pelatihan keperawatan dan
klien (individu, keluarga, kelompok khusus maupun masyarakat umum) dari
semua umur. Sedangkan yang dilakukan Nursing Center adalah kegiatan
pelayanan, pendidikan atau pelatihan dan penelitian pengembangan keperawatan.
d. Peran Perawat dalam Nursing Center
Peran perawat merupakan deskripsi tentang apa yang dilakukan oleh
perawat di Nursing Center baik kepada klien maupun kepada mahasiswa
keperawatan. Perawat yang terlibat dalam Nursing Center baik yang berasal dari
puskesmas maupun institusi pendidikan mempunyai empat peran utama ialah
sebagai:
a. Pemberi pelayanan kepada klien,
b. Pendidik keperawatan untuk mahasiswa/peserta pelatihan,
c. Peneliti untuk pengembangan ilmu,
d. Praktik serta pengelola keperawatan.
45
Untuk dapat melakukan keempat peran dengan baik, diperlukan perubahan
pola pikir agar memandang pendidikan, pelayanan dan penelitian keperawatan
sebagai suatu kesatuan yang utuh.
e. Sumber Kesulitan
Sumber kesulitan merupakan bentuk penyimpangan nyata dari kondisi dan
tingkatan yang diharapkan. Pelaksanaan Nursing Center diperkirakan akan
mengalami berbagai kesulitan/hambatan baik dari segi sumber, manajemen,
maupun metoda dan marketing. Namun demikian dengan komitmen yang kuat
dan dukungan dari semua pihak kesulitan akan dapat dikurangi bahkan
dihilangkan. Untuk dapat komitmen yang kuat diperlukan kesadaran dari semua
perawat baik dosen maupun pengelola serta pelaksana keperawatan bahwa
keperawatan merupakan tanggungjawab bersama.
f. Fokus Intervensi Nursing Center
Merupakan cara/alat utama untuk mencegah atau menghilangkan masalah.
Dengan kata lain fokus intervensi merupakan pengungkit yang dapat digunakan
untuk merubah penyebab situasi ke arah hasil yang diharapkan. Fokus intervensi
Nursing Center ada pada upaya memfasilitasi, advokasi, koordinasi serta
kolaborasi seluruh kegiatan Nursing Center untuk mencapai pelayanan dan
pendidikan keperawatan yang berkualitas.
g. Konsekuensi
Penerapan suatu model keperawatan selalu diikuti berbagai konsekuensi
baik yang berkenaan dengan proses maupun hasil.
46
Konsekuensi utama yang berkenaan dengan proses pelaksanaan Nursing
Center adalah perubahan sikap dan pola pikir yang sangat mendasar dimana
pemikiran tentang keperawatan yang terkotak-kotak (memisahkan antara
pendidikan, pelayanan, dan penelitian) menjadi harus berfikir sistem dengan
melihat keperawatan sebagai suatu kesatuan yang utuh antara pendidikan,
pelayanan dan penelitian-pengembangan.
Sedangkan konsekuensi yang berkenaan dengan hasil adalah kemungkinan
kegagalan di berbagai segi yang perlu diantisipasi dan direncanakan cara
penanggulangannya. Penyebab kegagalan utama diperkirakan karena kurangnya
komitmen dan sikap mental seluruh komponen yang terkait terhadap ide dasar
bahwa pendidikan dan pelayanan serta penelitian keperawatan merupakan suatu
kesatuan yang utuh. Komitmen yang kurang dapat terjadi karena kurangnya
keyakinan tentang manfaat Nursing Center bagi dirinya/institusinya. Oleh karena
itu, sosialisasi perlu dilakukan dengan baik kepada semua pihak yang terkait.
h. Tahap Pengembangan Nursing Center
Karena Nursing Center merupakan hal yang baru, maka pegembangan
Nursing Center dilakukan mengikuti proses adopsi yang terdiri dari tahapan:
a. Initial/persiapan
Dalam tahap initial atau tahap persiapan dilakukan sosialisasi tentang konsep
Nursing Center ke semua pihak terkait untuk memperoleh komitmen dan
dukungan.
47
b. Beginning/awal
Dalam tahap awal mulai diidentifikasi dan dipersiapkan berbagai faktor
pendukung seperti sarana dan prasaran untuk pelaksanaan Nursing Center
baik perangkat keras seperti Ruangan Nursing Center, 1 set komputer, CHN
kit, poster, leaflet, inventaris hasil penelitian mahasiswa dan perangkat lunak
seperti program Ms. Office dan SPSS untuk pengolahan data sesuai dengan
kebutuhan pendidikan, pelayanan dan penelitian keperawatan.
c. Working/kerja
Nursing Center dalam tahap ini sudah dapat dimulai sesuai kesiapan sumber
dan kebutuhan yang ada. Pada tahun pertama biasanya kegiatan difokuskan
kepada pelayanan dan pendidikan.
Sedangkan kegiatan penelitian baru dapat dimulai setelah kegiatan pelayanan
dan pendidikan berlangsung. Hal ini dilakukan untuk memperoleh data dasar
dari hasil pendataan/survei mawas diri yang dilakukan oleh masyarakat
didampingi oleh staf puskesmas, mahasiswa/peserta pelatihan dan dosen.
d. Terminal
Dalam tahap terminal dilakukan evaluasi dan perbaikan/modifikasi sesuai
hasil tahap kerja yang telah dilakukan. Evaluasi dan modifikasi dilakukan
baik terhadap perencanaan maupun proses pelaksanaan hasil yang didapat.
Dalam tahap terminal perlu dilakukan bersama oleh semua pihak yang terkait
(Pendidikan, Dinas Kesehatan, Puskesmas, Pemda serta sektor lainnya).
48
e. Adoption
Nursing Center yang telah berlangsung beberapa waktu yang telah dievaluasi
serta dianggap bermanfaat bagi kesehatan masyarakat, biasanya akan
dikembangkan di daerah lain.
Pada tahap ini Nursing Center yang lama dapat melakukan fungsi
pendampingan dan bimbingan bagi Nursing Center yang baru memasuki
tahap persiapan dan awal.
3. Penerapan Nursing Center
a. Nursing Center di Puskesmas
Puskesmas sesuai dengan peraturan yang berlaku merupakan unit
pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. (Depkes RI,
2006)
Dari batasan tersebut puskesmas tidak mempunyai tanggungjawab dalam
penyelenggaraan pendidikan tenaga kesehatan termasuk perawat. Hal ini berbeda
dengan keberadaan rumah sakit pendidikan yang mempunyai fungsi sebagai
pelayanan, pendidikan dan penelitian kesehatan.
Sementara itu surat keputusan Mentri Kesehatan RI no
279/Menkes/SK/IV/2006 tanggal 21 April 2006 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Upaya Keperawatan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas,
perawat mempunyai 2 peran yaitu peran minimal dan peran ideal.
Peran minimal perawat meliputi:
49
1) Penemu kasus (case finder)
2) Pemberi pelayanan (care giver)
3) Pendidik/penyuluh kesehatan (health teacher/educator)
4) Koordinator dan kolaborator
5) Pemberi nasehat (counselor)
6) Panutan (role model)
Peran ideal meliputi semua peran minimal ditambah:
1) Peran sebagai manajer kasus
2) Konsultan
3) Pemodifikasi lingkungan
4) Peneliti
5) Advokat
6) Pemimpin/pembaharu
Untuk dapat melakukan kedua peran tersebut perawat dituntut untuk mampu:
1) Melakukan pengkajian baik terhadap individu, kelompok, keluarga
maupun masyarakat.
2) Mengajar klien dan mencegah terjadinya masalah kesehatan dan
memelihara serta meningkatkan status klien secara umum.
3) Mengelola kasus.
4) Memberikan pelayanan keperawatan yang berkesinambungan.
5) Mengarahkan memotivasi klien untuk dapat menolong diri sendiri
dalam mengatasi dan mencegah masalah kesehatan.
6) Menjadi contoh peran dalam berperilaku hidup sehat.
50
7) Berfikir kritis dalam menganalisa berbagai kondisi yang ada di
masyarakat.
8) Menurut keputusan Mentri Kesehtan nomor 128/Menkes/SK/II/2004
puskesmas memiliki 3 fungsi utama yaitu:
1) Fungsi penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
2) Fungsi pemberdayaan masyarakat
3) Fungsi pelayanan kesehatan strata 1
b. Nursing Center sebagai Tempat Praktek Mandiri/Berkelompok Perawat
Ide penerapan Nursing Center sebagai model praktik mandiri muncul
karena dua alasan kuat yaitu:
1) Keperawatan sebagai profesi yang seharusnya melakukan pelayanan kepada
masyarakat dengan praktik keperawatan mandiri, ternyata di lapangan
belum ada.
2) Disahkannya UU praktik kedokteran membuat legalitas balai pengobatan
yang dilakukan oleh perawat menjadi tidak berlaku lagi.
Kedua alasan tersebut di atas mendorong pemikiran agar PPNI Provinsi
Jawa Barat membuat proyek percontohan praktik keperawaan mandiri dalam
bentuk praktik bersama (beberapa perawat bergabung di suatu tempat praktik).
Pendekatan praktik bersama dipilih agar cukup kuat untuk menghadapi
segala kendala yang ada, mengingat persepsi masyarakat luas tentang perawat
yang praktik mandiri pasti melakukan praktik pengobatan yang secara hukum
telah dilarang. Karena akan memulai hal yang baru maka ditempuh pendekatan
51
proses adopsi seperti yang telah dikemukakan pada pembahasan Nursing Center
di Puskesmas.
1) Operasionalisasi Nursing Center
Jenis kegiatan utama Nursing Center:
1. Pelayanan keperawatan
2. Pendidikan
3. Penelitian
4. Sistem informasi kesehatan
2) Kegiatan Pelayanan
Bentuk pelayanan dalam lingkup Nursing Center:
1. Asuhan keperawatan individu
2. Follow up care (home care)
3. Active case finding keluarga rawan
4. Asuhan keperawatan kelompok khusus (sekolah, panti, home industry)
5. Asuhan keperawatan komunitas
6. Evidence based
3) Monitoring dan Evaluasi
a. Laporan triwulan
b. Pertemuan rutin setiap 2 bulan sekali
c. Monitoring terhadap:
a. Keluarga mandiri
b. Survey kepuasan
c. Mutu pelayanan keperawatan
52
d. Laporan tahunan
4) Kegiatan Pelayanan Keperawatan Nursing Center
Jenis kasus yang ditangani di Nursing Center: mencakup semua kasus
yang mempunyai risiko kesehatan utama di wilayah kerja puskesmas (10 penyakit
utama). Jenis pelayanan Nursing Center terbagi menjadi pelayanan dalam gedung
dan pelayanan di luar gedung.
Pelayanan dalam gedung merupakan pelayanan yang dilakukan di
puskesmas, yang mencakup:
a. Direct care
b. Konseling Kesehatan
c. Health education
Pelayanan di luar gedung merupakan pelayanan yang dilakukan di luar
puskesmas. Pelayanan luar gedung mencakup:
a. Pengumpulan data komunitas dan keluarga (evidence based)
b. Pengorganisasian dan pengembangan masyarakat
c. Health education
d. Pelatihan-pelatihan kesehatan (kader kesehatan, guru UKS, tenaga kerja)
e. Pelayanan kesehatan kelompok khusus (gerontik, usia sekolah, tenaga kerja,
pra sekolah)
f. Pelayanan keperawatan keluarga: follow up care keluarga dengan risiko
tinggi dan pelayanan keperawatan pada keluarga rawan
Pasien
Nursing Center
Direct careKonseling Kesehatan
Health education
Balai PengobatanKIA
ImunisasiGigi
Seleksi
Pendaftaran/ Register
Seleksi
Obat Pulang
Follow up care
Tidak perlu Follow up
care
Masyarakat Bidan DesaPerawat
Pembinaan Keluarga dan Masyarakat
Mahasiswa Pengkajian Intervensi Nursing Center
53
gambar 2.1
Alur pelayanan Nursing Center di dalam gedung:
gambar 2.2
Alur pelayanan Nursing Center di luar gedung:
54
5) Kegiatan Pendidikan
1. Bimbingan praktek mahasiswa keperawatan
2. Pelaksanaan ujian kasus mahasiswa
3. Bimbingan teknis perencanaan kegiatan puskesmas
4. Pelatihan-pelatihan kesehatan dan keperawatan
6) Kegiatan Penelitian
1. Penelitian kesehatan yang terkait dengan kasus-kasus yang dijumpai di
Nursing Center
2. Penelitian mengenai manajemen kesehatan dan asuhan keperawatan
3. Bimbingan kegiatan penelitian bagi mahasiswa, tenaga puskesmas, dan
dosen
7) Kegiatan Sistem Informasi Kesehatan
1. Layanan penyediaan data kesehatan masyarakat
2. Layanan pengelolaan data kesehatan masyarakat (pengolahan dan
analisis data)
3. Penyebaran informasi hasil penelitian melalui jurnal ilmiah
4. Penyebarn informasi kesehatan melalui media massa
5. Pembuatan leaflet, brosur, dan CD yang berkaitan dengan promosi
kesehatan
8) Ketenagaan di Nursing Center
Koordinator : Penanggung jawab program puskesmas
Pelaksana :
55
1. Tenaga pendidikan (staf pengajar)
2. Tenaga puskesmas : perawat, bidan, dan tenaga kesehatan lain
9) Sarana dan Fasilitas di Nursing Center
1. Buku-buku pedoman dari dinas kesehatan
2. Ruangan khusus Nursing Center yang dilengkapi dengan tempat tidur
tindakan, meja/ ruang konseling, komputer
3. Sarana : map family folder, buku register, rak follow up care,
media penyuluhan dan konseling (buku, lembar balik, poster, leaflet,
audiovisual), format rujukan, peta wilayah kegiatan keperawatan
komunitas
c. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Nursing Center
Pelaksanaan Nursing Center baik di puskesmas maupun di ESPO Nursing
Center mengalami banyak faktor baik yang mendukung maupun menghambat.
1) Faktor pendukung
Yang menjadi faktor pendukung utama dalam pelaksanaan Nursing Center
adalah:
a) Komitmen pengambilan kebijakan baik di Institusi Pendidikan maupun
Dinas Kesehatan Provinsi Kabupaten/Kota sehingga memperlancar dana,
fasilitas dan puskesmas baik untuk pelatihan perawat, penyediaan sarana
dan prasarana (ruangan, CHN kit, alat transportasi, family folder dll).
b) Kolaborasi lintas sektor (pendidikan, pelayanan, pemerintah daerah dan
DPRD, organisasi profesi/PPNI dan sektor lainnya yang terkait) yang
dirasakan sangat mendukung pelaksanaan Nursing Center.
56
2) Faktor penghambat
Masih adanya persepsi yang keliru baik dari masyarakat luas, profesi
kesehatan lain maupun anggota profesi keperawatan tentang profesi keperawatan
dan lingkup kerjanya. Hal ini terjadi karena perubahan keperawatan dari vokasi
menjadi profesi yang relatif baru.