76
BAB II TINJAUAN TEORI A. Puskesmas 1. Definisi Puskesmas Suatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan yang berada di garda terdepan dan mempunyai misi sebagai pusat pengembangan pelayanan kesehatan, yang melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat di suatu wilayah kerja tertentu yang telah ditentukan secara mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanan namun tidak mencakup aspek pembiayaan. (Ilham Akhsanu Ridlo 2008) Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten atau kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. (KemenKes, 2004) LEVEL PELAYANAN KESEHATAN 5

BAB 2 hal 5-56

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kep

Citation preview

Page 1: BAB 2 hal 5-56

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Puskesmas

1. Definisi Puskesmas

Suatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan

yang berada di garda terdepan dan mempunyai misi sebagai pusat

pengembangan pelayanan kesehatan, yang melaksanakan pembinaan dan

pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat di

suatu wilayah kerja tertentu yang telah ditentukan secara mandiri dalam

menentukan kegiatan pelayanan namun tidak mencakup aspek pembiayaan.

(Ilham Akhsanu Ridlo 2008)

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten atau

kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di

suatu wilayah kerja. (KemenKes, 2004)

LEVEL PELAYANAN KESEHATAN

Rs. Provinsi

Rs. Kabupaten

Puskesmas Kecamatan

puskesmas Kelurahan

Posyandu

5

Page 2: BAB 2 hal 5-56

6

2. Fungsi Puskesmas

Ada tiga fungsi puskesmas yaitu:

a. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayahnya

b. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka

meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat

c. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada

masyarakat di wilayah kerjanya.

Proses dalam melaksanakan fungsinya dilakukan dengan cara:

a. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan

dalam rangka menolong dirinya sendiri

b. Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali

dan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien

c. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan

medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan

bantuan tersebut tidak menimbulkan ketergantungan

d. Memberi pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat

e. Bekerja sama dengan sector-sektor yang bersangkutan dalam

melaksanankan program puskesmas (Ilham Akhsanu Ridlo, 2008).

3. Kegiatan Pokok Puskesmas

Berdasarkan buku pedoman kerja puskesmas yang terbaru ada 20 usaha

pokok kesehatan yang dapat dilakukan oleh puskesmas, itu pun sangat

Page 3: BAB 2 hal 5-56

7

tergantung kepada faktor tenaga, sarana, dan prasarana serta biaya yang

tersedia berikut kemampuan manajemen dari tiap-tiap puskesmas.

Dua puluh kegiatan pokok puskesmas adalah:

a. Upaya kesehatan ibu dan anak

1) Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, melahirkan dan menyusui serta

bayi anak balita dan anak prasekolah

2) Memberikan nasehat tentang makanan guna mencegah gizi buruk

3) Pemberian nasehat tentang perkembangan anak dan cara stimulasinya.

4) Imunisasi tetanus toksoid dua kali pada ibu hamil dan BCG, DPT 3

kali, polio 3 kali dan campak 1 kali pada bayi

5) Penyuluhan kesehatan dalam mencapai program KIA

6) Pelayanan keluarga berencana

7) Pengobatan bagi ibu, bayi anak balita dan anak prasekolah untuk

macam-macam penyakit ringan

8) Kunjungan rumah untuk mencari ibu dan anak yang memerlukan

pemeliharaan, memberikan penerangan dan pendidikan tentang

kesehatan

9) Pengawasan dan bimbingan kepada taman kanak-kanak dan para

dukun bayi

b. Upaya keluarga berencana

1) Mengadakan kursus keluarga berencana unutk para ibu dan calon ibu

yang mengunjungi KIA

Page 4: BAB 2 hal 5-56

8

2) Mengadakan kursus keluarga berencana kepada dukun yang kemudian

akan bekerja sebagai penggerak calon peserta keluarga berencana

3) Mengadakan pembicaraan –pembicaraan tentang keluarga berencana

kapan saja ada kesempatan

4) Memasang IUD, cara–cara penggunaan pil, kondom, dan cara-cara

lain denngan memberi sarananya.

5) Melanjutkan mengamati mereka yang menggunakan sarana

pencegahan kehamilan

c. Upaya peningkatan gizi

1) Mengenali penderita-penderita kekurangan gizi dan mengobati mereka

2) Mempelajari keadaan gizi masyarakat dan mengembangkan program

perbaikan gizi

3) Memberikan pendidikan gizi kepada masyarakat terutama dalam

rangka program KIA

4) Melaksanakan program-program :

a) Program perbaikan gizi keluarga melalui posyandu

b) Memberikan makanan tambahan yang mengandung protein dan

kalori kepada balita dan ibu menyusui

c) Memberikan vitamin A kepada balita umur dibawah 5 tahun

d. Upaya kesehatan lingkungan

Kegiatan – kegiatan utamam kesehatan lingkungan yang dilakukan staf

puskesmas adalah:

1) Penyehatan air bersih

Page 5: BAB 2 hal 5-56

9

2) Penyehatan pembuangan kotoran

3) Penyehatan lingkungan perumahan

4) Penyehatan limbah

5) Pengawasan sanitasi tempat umum

6) Penyehatan makanan dan minuman

7) Pelaksanaan peraturan perundang-undangan

e. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular

1) Mengumpulkan dan menganalisa data penyakit

2) Melaporkan kasus penyakit menular

3) Menyelidiki di lapangan untuk melihat benar atau tidaknya laporan

yang masuk, untuk menemukan kasus-kasus baru dan untuk

mengetahui sumber penularan.

4) Tindakan permulaan untuk menahan penularan penyakit

5) Menyembuhkan penderita, hingga ia tidak lagi menjadi sumber infeksi

6) Pemberian imunisasi

7) Pemberantasan vektor

8) Pendidikan kesehatan kepada masyarakat

f. Upaya pengobatan

1) Melaksanakan diagnose sedini mungkin melalui:

a) Mendapatkan riwayat penyakit

b) Mengadaan pemeriksaan fisik

c) Mengadaan pemeriksaan labolatorium

d) Membuat diagnosa

Page 6: BAB 2 hal 5-56

10

2) Melaksanakan tindakan pengobatan

3) Melakukan upaya rujukan bila dipandang perlu, rujukan tersebut dapat

berupa:

a) Rujukan diagnostic

b) Rujukan pengobatan/rehabilitasi

c) Rujukan lain

g. Upaya penyuluhan

1) Penyuluhan kesehatan masyarakat merupakan bagian yang tak

terpisahkan dari tiap-tiap program puskesmas. Kegiatan penyuluhan

kesehatan dilakukan pada setiap kesempatan oleh petugas, apakah di

klinik, rumah dan kelompok-kelompok masyarakat.

2) Di tingkat puskesmas tidak ada penyuluhan tersendiri, tetapi ditingkat

kabupaten diadakan tenaga-tenaga coordinator penyuluhan kesehatan.

Coordinator membantu para petugas puskesmas dalam

mengembangkan teknik dan materi penyuluhan di Puaskesmas.

h. Upaya kesehatan sekolah

1) Membina sarana keteladanan di sekolah, berupa sarana keteladanan

gizi berupa kantin dan sarana keteladanan kebersihan lingkungan.

2) Membina kebersihan perseorangan peserta didik

3) Mengembangkan kemampuasn peserta didik untuk berperan secara

aktif dalam pelayanan kesehatan melalui kegiatan dokter kecil

4) Penjaringan kesehatan peserta didik kelas I

Page 7: BAB 2 hal 5-56

11

5) Pemeriksaan kesehatan periodic sekali setahun untuk kelas II sampai

IV dan guru berupa pemeriksaan kesehatan sederhanan

6) Immunisasi peserta didik kelas I sampai VI

7) Pengawasan terhadap keadaan air

8) Pengobatan ringan pertolongan pertama

9) Rujukan medik

10) Penanganan kasus anemia gizi

11) Pembinaan teknis dan pengawasan di sekolah

12) Pencatatan dan pelaporan

i. Upaya kesehatan olah raga

1) Pemeriksaan kesehatan berkala

2) Penentuan takaran latihan

3) Pengobatan dengan teknik latihan dan rehabilitasi

4) Pengobatan akibat cidera latihan

5) Pengawasan selama pemusatan latihan

j. Upaya perawatan kesehatan masyarakat

1) Asuhan perawatan kepada individu di puskesmas maupun di rumah

dengan berbagai tingkat umur, kondisi kesehatan, tumbuh kembang

dan jenis kelamin

2) Asuhan perawatan yang diarahkan kepada keluarga sebagai unit

terkecil dari masyarakat (keluarga binaan)

3) Pelayanan perawatan kepada kelompok khusus diantaranya: ibu hamil,

anak balita, usia lanjut dan sebagainya

Page 8: BAB 2 hal 5-56

12

4) Pelayanan keperawatan pada tingkat masyarakat.

k. Upaya peningkatan kesehatan kerja

1) Identifikasi masalah, meliputi:

a) Pemeriksaan kesehatan dari awal dan berkala untuk para pekerja.

b) Pemeriksaan kasus terhadap pekerja yang dating berobat ke

puskesmas.

c) Peninjauan tempat kerja untuk menentukan bahaya akibat kerja.

2) Kegiatan peningkatan kesehatan tenaga kerja melalui peningkatan gizi

pekerja, lingkungan kerja, dan kegiatan peningkatan kesejahteraan.

3) Kegiatan pencegahan kecelakaan akibat kerja, meliputi:

a) Penyuluhan kesehatan

b) Kegiatan ergonomik, yaitu kegiatan untuk mencapai kesesuaian

antara alat kerja agar tidak terjadi stres fisik terhadap pekerja

c) Kegiatan monitoring bahaya akibat kerja

d) Pemakaian alat pelindung

4) Kegiatan pengobatan kasus penyakit akibat kerja.

5) Kegiatan pemulihan kesehatan bagi pekerja yang sakit.

6) Kegiatan rujukan medic dan kesehatan terhadap pekerja yang sakit.

l. Upaya kesehatan gigi dan mulut

1) Pembinaan/pengembangan kemampuan peran serta masyarakat dalam

upaya pemeliharaan diri dalam wadah program UKGM

2) Pelayanan asuhan pada kelompok rawan, meliputi:

a) Anak sekolah

Page 9: BAB 2 hal 5-56

13

b) Kelompok ibu hamil, menyususi dan anak pra sekolah

3) Pelayanan medik dokter gigi dasar, meliputi:

a) Pengobatan gigi pada penderita yang berobat maupun yang

dirujuk.

b) Merujuk kasus-kasus yang tidak dapat ditanggulangi kesasaran

yang lebih mampu.

c) Memberikan penyuluhan secara individu atau kelompok

d) Memelihara kebersihan (hygiene klinik).

e) Memelihara atau merawat peralatan atau obat-obatan

4) Pencatatan dan pelaporan.

m. Upaya kesehatan jiwa

1) Kegiatan kesehatan jiwa yang terpadu dengan kegiatan pokok

puskesmas.

2) Penanganan pasien dengan gangguan jiwa.

3) Kegiatan dalam bentuk penyuluhan serta pembinaan peran serta

masyarakat.

4) Pengembangan upaya kesehatan jiwa di puskesmas melalui

pengembangan peran serta masyarakat dan pelayanan melalui

kesehatan masyarakat.

5) Pencatatan dan pelaporan.

n. Upaya kesehatan mata

1) Upaya kesehatan mata, pencegaahan kesehatan dasar yang terpadu

dengan kegiatan pokok lainnya.

Page 10: BAB 2 hal 5-56

14

2) Upaya kesehatan mata:

a) Anamnesa.

b) Pemeriksaan virus dan mata luar, tes buta warna, tes tekan bola

mata, tes saluran air mata, tes lapangan pandang, funduskopi dan

pemeriksaan labolatorium.

c) Pengobatan dan pemberiaan kacamata.

d) Operasi katarak dan glukoma akut yang dilakukan oleh tim

rujukan rumah sakit.

e) Perawatan pos operasi katarak dan glukoma akut.

f) Merujuk kasus yang tak dapat diatasi.

g) Pemberian protesa mata.

3) Peningkatan peran serta masyarakat dalam bentuk penyuluhan

kesehatan, serta menciptakan kemandirian masyarakat dalam

pemeliharaan kesehatan mata mereka.

4) Pengembangan kesehatan mata masyarakat.

5) Pencatatan dan pelaporan.

o. Labolatorium kesehatan

1) Di ruangan labolatorium.

a) Penerimaan pasien

b) Pengambilan spesimen

c) Penanganan spesimen

d) Pelaksanaan spesimen

e) Penanganan sisa spesimen

Page 11: BAB 2 hal 5-56

15

f) Pencatatan hasil pemeriksaan

g) Pengecekan hasil pemeriksaan

h) Penyampaian hasil pemeriksaan

2) Terhadap spesimen yang akan dirujuk.

a) Pengambilan spesimen

b) Penanganan spesimen

c) Pengemasan spesimen

d) Pengiriman spesimen

e) Pengambilan hasil pemeriksaan

f) Pencatatan hasil pemeriksaan

g) Penyampaian hasil pemeriksaan

3) Di ruang klinik dilakukan oleh perawat atau bidan, meliputi:

a) Persiapan pasien

b) Pengambilan spesimen

c) Menyerahkan spesimen untuk diperiksa

4) Di luar gedung, meliputi:

a) Melakukan tes skrining Hb

b) Pengambilan spesimen untuk kemudian dikirim ke labolatorium

puskesmas

c) Memberikan penyuluhan

d) Pencatatan dan pelaporan

Page 12: BAB 2 hal 5-56

16

p. Upaya pencatatan dan pelaporan

1) Dilakukan oleh semua puskesmas (pembina, pembantu dan keliling)

2) Pencatatan dan pelaporan mencakup:

a) Data umum dan demografi wilayah kerja puskesmas

b) Data ketenagaan di puskesmas

c) Data kegiatan pokok puskesmas yang dilakukan baik di dalam

maupun di luar gedung puskesmas

3) Laporan dilakukan secara periodik (bulan, triwulan enam bulan dan

tahunan)

q. Upaya pembinaan peran serta masyarakat

Upaya pembinaan peran serta masyarakat dapat dilakukan melalui:

1) Penggalangan dukungan penentu kebijaksanaan, pimpinan wilayah,

lintas sektoral dan berbagai organisasi kesehatan, yang dilakukan

melalui dialog, seminar dan lokakarya, dalam rangka komunikasi,

informasi dan motivasi dengan memanfaatkan media masa dan system

informasi kesehatan.

2) Persiapan petugas penyelenggaraan melalui latihan, orientasi dan

sarasehan kepemimpinan dibidang kesehatan.

3) Persiapan masyarakat, melalui rangkaian kegiatan untuk

meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengenal dan

memecahkan masalah kesehatan, dengan mengenali dan

menggerakkan sumber daya yang dimilikinya, melalui rangkaian

kegiatan:

Page 13: BAB 2 hal 5-56

17

a) Pendekatan kepada tokoh masyarakat.

b) Survey mawas diri masyarakat untuk mengenali masalah

kesehatannya.

c) Musyawarah masyarakat desa untuk penentuan bersama rencana

pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi.

4) Pelaksanaan kegiatan kesehatan oleh dan untuk masyarakat melalui

kader yang terlatih.

5) Pengembangan dan pelestarian kegiatan oleh masyarakat.

r. Upaya pembinaan pengobatan tradisional

1) Melestarikan bahan-bahan tanaman yang dapat diginakan untuk

pengobatan tradisional.

2) Pengembangan dan pelestarian terhadap cara-cara pengobatan

tradisional.

s. Upaya kesehatan remaja.

t. Dana sehat.

4. Wilayah Kerja Puskesmas

Puskesmas harus bertanggung jawab untuk setiap masalah yang terjadi

di wilayah kerjanya, meskipun masalah tersebut lokasinya berkilo-kilo meter

dari puskesmas. Dengan asas inilah puskesmas dituntut untuk lebih

mengutamakan tindakan pencegahan penyakit, dan bukan tindakan untuk

pengobatan penyakit. Dengan demikian puskesmas harus secara aktif terjun ke

masyarakat dan bukan menantikan masyarakat datang ke puskesmas.

Page 14: BAB 2 hal 5-56

18

Wilayah kerja puskesmas, bisa kecamatan, faktor kepadatan penduduk,

luas daerah, keadaan geografik dan keadaan infrastruktur lainnya merupakan

bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja puskesmas.

Untuk kota besar wilayah kerja puskesmas bisa satu kelurahan,

sedangkan puskesmas di ibukota kecamatan merupakan puskesmas rujukan,

yang berfungsi sebagai pusat rujukan dari puskesmas kelurahan yang juga

mempunyai fungsi koordinasi. Sasaran penduduk yang dilaksanakan oleh

sebuah puskesmas rata-rata 30.000 penduduk.

5. Puskesmas Pembantu

Puskesmas pembantu adalah unit pelayanan kesehatan yang sederhana dan

berfungsi menunjang dan membantu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang

dilaksanakan puskesmas dalam ruang lingkup wilayah yang lebih kecil.

Dalam Repelita V wilayah kerja puskesmas pembantu diperkirakan meliputi 2

sampai 3 desa, dengan sasaran penduduk antara 2500 orang (di luar Jawa dan

Bali) sampai 10.000 orang (di perkotaan Jaawa dan Bali).

Puskesmas pembantu merupakan bagian integral dari puskesmas, dengan

lain perkataan satu puskesmas meliputi juga seluruh puskesmas pembantu

yang ada di wilayah kerjanya.

6. Puskesmas Keliling

Puskesmas keliling merupakan unit pelayanan kesehatan keliling yang

dilengkapi dengan kendaraan bermotor roda 4 atau perahu bermotor dan

Page 15: BAB 2 hal 5-56

19

peralatan kesehatan, peralatan komunikasi serta sejumlah tenaga yang berasal

dari puskesmas.Puskesmas keliling berfungsi menunjang dan membantu

melaksanakan kegiatan-kegiatan puskesmas dalam wilayah kerjanya yang

belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan. Kegiatan-kegiatan puskesmas

keliling adalah:

a. Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di daerah terpencil

yang tidak terjangkau oleh pelayanan puskesmas atau puskesmas

pembantu, 4 hari dalam 1 minggu

b. Melakukan penyelidikan tentang kejadian luar biasa

c. Dapat dipergunakan sebagai alat transportasi penderita dalam rangka

rujukan bagi kasusu gawat darurat

d. Melakukan penyuluhan kesehatan dengan menggunakan alat audio visual

7. Bidan yang bertugas di desa

Pada setiap desa yang belum ada fasilitas pelayanan kesehatan, akan

ditempatkan seorang bidan yang bertempat tiggal di desa tersebut dan

bertanggung jawab langsung kepada kepala puskesmas. Wilayah kerja bidan

tersebut adalah satu desa dengan jumlah penduduk rata-rata 3000 orang,

dengan tugas utamanya adalah membina peran serta masyarakat melalui

pembinaan posyandu yang membina pimpinan kelompok persepuluhan,

selain memberikan pelayanan langsung di posyandu dan pertolongan

persalinan di rumah-rumah. Disamping itu juga menerima rujukan anggota

keluarga persepuluhan untuk diberi pelayanan seperlunya atau ditunjuk lebih

Page 16: BAB 2 hal 5-56

20

lanjut ke puskesmas atau fasilitas kesehatan yang lebih mampudan terjangkau

secara tradisional.

B. KEPERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT

1. Pengertian

Keperawatan kesehatan masyarakat, merupakan salah satu kegiatan

pokok Puskesmas yang sudah ada sejak konsep Puskesmas di perkenalkan.

Perawatan Kesehatan Masyarakat sering disebut dengan PHN (Public

Health Nursing) namun pada akhir-akhir ini lebih tepat disebut CHN

(Community Health Nursing). Perubahan istilah public menjadi community

terjadi di banyak Negara karena istilah "public" sering kali di hubungkan

dengan bantuan dana pemerintah (government subsidy atau public funding),

sementara keperawatan kesehatan masyarakat dapat dikembangkan tidak

hanya oleh pemerintah tetapi juga oleh masyarakat atau swasta,

khususnya pada sasaran individu (UKP), contohnya perawatan kesehatan

individu di rumah (home health nursing).

Keperawatan kesehatan masyarakat (Perkesmas) merupakan pelayanan

professional yang merupakan perpaduan antara konsep kesehatan masyarakat

dan konsep keperawatan yang ditujukan kepada seluruh masyarakat dengan

penekana pada kelompok risiko tinggi. Dalam upaya pencapaian derajat

kesehatan yang optimal dilakukan melalui peningkatan kesehatan dan

(promotif) dan pencegahan penyakit (preventif) di semua tingkat pencegahan

(level of prevention) dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan

Page 17: BAB 2 hal 5-56

21

yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra kerja dalam

perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan. Perkesmas

dapat dikembangkan tidak hanya oleh pemerintah tetapi juga oleh masyarakat

atau swasta, khususnya pada sasaran individu, contoh perawatan kesehatan

individu di rumah (home health nursing).

2. Tujuan Pelayanan Perkesmas

Tujuan pelayanan perkesmas adalah meningkatkan kemandirian masyarakat

dalam mengatasi masalah keperawatan kesehatan masyarakat yang optimal.

Pelayanan keperawatan diberikan secara langsung kepada seluruh masyarakat

dalam rentang sehat sakit dengan mempetimbangkan sebarapa jauh masalah

kesehatan masyarakat mempengaruhi individu, keluarga, dan kelompok

maupun masyarakat.

3. Pelayanan Perkesmas

Pelayanan Perkesmas dapat diberikan secara langsung pada semua tatanan

pelayanan kesehatan, yaitu:

a. Unit pelayanan kesehatan (Rumah Sakit, Puskesmas, dll) yang memiliki

pelayananan rawat jalan dan rawat inap.

b. Rumah (Home care)

Perawat dapat memberikan pelayanan secara langsung pada keluarga di

rumah yang menderita penyakit akut maupun kronis. Peran home care

dapat meningkatkan fungsi keluarga dalam merawat anggota keluarga

yang mempunyai risiko tinggi masalah kesehatan.

Page 18: BAB 2 hal 5-56

22

c. Sekolah

Perawat sekolah dapat memberikan perawatan sesaat (day care) di

berbagai institusi pendidikan. Perawat sekolah melaksanakan program

screening kesehatan, mempertahankan kesehatan, dan pendidikan

kesehatan.

d. Tempat kerja/industry

Perawat dapat melakukan kegiatan perawata secara langsung dengan

kasus kesakitan/kecelakaan minimal di tempat kerja/kantor, industri,

pabrik, dll. Melakukan pendidikan kesehatan untuk keamanan dan

keselamatan kerja, nutrisi seimbang, penurunan stres, olah raga dan

penanganan perokok serta pengawasan makanan.

e. Barak penampungan

Perawat memberikan tindakan keperawatan langsung terhadap kasus

akut, penyakit kronis, kecacatan fisik dan mental.

f. Kegiatan puskesmas keliling

Pelayanan keperawatan dalam puskesmas keliling diberikan kepada

individu, kelompok masyarakat pedesaan, kelompok terlantar. Pelayanan

keperawatan yang dilakukan adalah pengobatan sederhana, screening

kesehatan, perawatan kasus penyakit akut dan kronis, pengelolaan dan

rujukan kasus penyakit.

g. Panti atau kelompok khusus lain seperti panti asuhan anak, panti wreda,

dan panti asuhan lainnya serta rumah tahanan (rutan) atau lembaga

pemasyarakatan.

Page 19: BAB 2 hal 5-56

23

h. Pelayanan pada kelompok risiko tinggi

a. Pelayanan keperawatan pada kelompok wanita, anak-anak, lansia,

mendapat perlakuan kekerasan.

b. Pelayanan keperawatan di pusat pelayanan kesehatan jiwa.

c. Pelayanan keperawatan di pusat pelayanan penyalahgunaan obat.

d. Pelayanan keperawatan di tempat penampungan kelompok lansia,

gelandangan, kelompok penderita HIV/AIDS dan WTS.

Fokus utama kegiatan perkesmas adalah meningkatkan pengetahuan dan

ketrampilan keperawatan, membimbing dan mendidik individu, keluarga dan

kelompok masyarakat untuk menanamkan pengertian kebiasaan dan perilaku

hidup sehat sehingga mmapu memelihara dan meningkatkan derajat

kesehatannya. Perkesmas berorientasi pada proses pemecahan masalah

melalui proses keperawatan.

4. Kegiatan Perkesmas

Kegiatan perkesmas meliputi kegiatan di dalam maupun di luar

puskesmas, baik upaya kesehatan perorangan (UKP) dan/atau upaya

kesehatan masyarakat (UKM).

a. Kegiatan di dalam puskesmas

Kegiatan di dalam Puskesmas misalnya asuhan keperawatan pasien

rawat jalan dan rawat inap, penemuan kasus baru (deteksi dini) pasien

rawat jalan, penyuluhan/pendidikan kesehatan, pemantauan keteraturan

berobat, dll.

Page 20: BAB 2 hal 5-56

24

b. Kegiatan di luar puskesmas

1) Asuhan keperawatan kasus yang memerlukan tindak lanjut di

rumah (individu dalam konteks keluarga)

2) Asuhan keperawatan keluarga

3) Asuhan keperawatan kelompok khusus

4) Asuhan keperawatan di daerah binaan

5. Lingkup pelayanan

Lingkup pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat

meliputi upaya kesehatan perorangan (UKP) maupun upaya kesehatan

masyarakat (UKM). Pelayanan kesehatan yang diberikan lebih difokuskan

pada promotif dan preventif tanpa mengabaikan kuratif dan rehabilitatif.

Upaya preventif meliputi pencegahan tingkat pertama (primary prevention),

pencegahan tingkat kedua (secondary prevention) maupun pencegahan

tingkat ketiga (tertiary prevention).

6. Sasaran1

Sasaran keperawatan kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga,

kelompok, masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan akibat factor

ketidaktahuan, ketidakmauan maupun ketidakmampuan dalam

menyelesaikan masalah kesehatannya. Prioritas sasaran adalah yang

mempunyai masalah kesehatan terkait dengan masalah kesehatan prioritas

daerah, terutama:

Page 21: BAB 2 hal 5-56

25

a. Belum kontak dengan sarana pelayanan kesehatan (Puskesmas serta

jaringannya)

b. Sudah memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan tetapi memerlukan

tindak lanjut keperawatan di rumah

Sasaran terdiri dari:

a. Sasaran Individu

Sasaran priotitas individu adalah balita gizi buruk, ibu hamil

risiko tinggi, usia lanjut, penderita penyakit menular (a.1 TB

Paru, Kusta, malaria, demam berdarah, diare, ISPA/Pnemonia,

penderita penyakit degeneratif.

b. Sasaran keluarga

Sasaran keluarga adalah keluarga yang termasuk rentan terhadap

masalah kesehatan (vulnerable group) atau risiko tinggi (high risk

group), dengan prioritas:

1) Keluarga miskin belum kontak dengan sarana pelayanan

kesehatan (Puskesmas dan jaringannya) dan belum

mempunyai kartu sehat.

2) Keluarga miskin sudah memanfaatkan sarana pelayanan kesehata

mempunyai masalah kesehatan terkait dengan pertumbuhan dan

perkembangan balita, kesehatan reproduksi, penyakit menular.

3) Keluarga tidak termasuk miskin yang mempunyai masalah

kesehatan prioritas serta belum memanfaatkan sarana pelayanan

kesehatan

Page 22: BAB 2 hal 5-56

26

c. Sasaran Kelompok

Sasaran kelompok adalah kelompok masyarakat khusus yang

rentan terhadap timbulnya masalah kesehatan baik yang terikat

maupun tidak terikat dalam suatu institusi.

1) Kelompok masyarakat khusus tidak terikat dalam suatu institusi

antaralain Posyandu, Kelompok balita, Kelompok ibu hamil,

Kelompok Usia Lanjut, Kelompok penderita penyakit

tertentu, kelompok pekerja informal.

2) Kelompok masyarakat khusus terikat dalam suatu institusi,

antara lain sekolah, pesantren, panti asuhan, panti usia lanjut,

rumah tahanan (rutan), lembaga pemasyarakatan (Iapas).

d. Sasaran masyarakat

Sasaran masyarakat adalah masyarakat yang rentan atau

mempunyai risiko tinggi terhadap timbulnya masalah kesehatan,

diprioritaskan pada :

1) Masyarakat di suatu wilayah (RT, RW, Kelurahan/Desa) yang

mempunyai:

a) Jumlah bayi meninggal lebih tinggi di bandingkan daerah

lain

b) Jumlah penderita penyakit tertentu lebih tinggi

dibandingkan daerah lain

c) Cakupan pelayanan kesehatan lebih rendah dari daerah lain

Page 23: BAB 2 hal 5-56

27

2) Masyarakat di daerah endemis penyakit menular (malaria, diare,

demam berdarah, dll)

3) Masyarakat di lokasi/barak pengungsian, akibat bencana atau

akibat lainnya

4) Masyarakat di daerah dengan kondisi geografi sulit antara lain

daerah terpencil, daerah perbatasan

5) Masyarakat didaerah pemukiman baru. Masyarakat di daerah

pemukiman baru dengan transportasi sulit seperti daerah

transmigrasi.

7. Strategi penyelenggaraan

Penyelenggaraan Keperawatan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas,

dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan sumber daya yang dimiliki oleh

Puskesmas. Strategi yang ditetapkan adalah (1) Perkesmas sebagai bagian

integral upaya kesehatan Puskesmas baik upaya kesehatan wajib maupun

pengembangan, (2) Perkesmas sebagai upaya kesehatan pengembangan.

a. Perkesmas sebagai bagian integral upaya kesehatan wajib maupun

pengembangan

Upaya Perkesmas dilaksanakan secara terpadu baik dalam upaya

kesehatan perorangan maupun kesehatan masyarakat dalam 6 (enam)

upaya kesehatan wajib Puskesmas (Promosi Kesehatan, Kesehatan

Lingkungan, KIA/KB, P2M, Gizi dan Pengobatan) maupun upaya

pengembangan yang wajib dilaksanakan di daerah tertentu. Keterpaduan

tersebut dalam sasaran, kegiatan, tenaga, biaya atau sumber daya

Page 24: BAB 2 hal 5-56

28

lainnya. Dengan terintegrasinya upaya Perkesmas ke dalam upaya

kesehatan wajib maupun pengembangan, diharapkan pelayanan

kesehatan kepada masyarakat lebih bermutu karena diberikan secara

utuh (holistik), komprehensif, terpadu, dan berkesinambungan. Sasaran

prioritas Perkesmas adalah sasaran yang sesuai kesepakatan daerah

dan ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Fokus utama

pada keluarga rawan kesehatan yaitu keluarga miskin/rentan

(vulnerable group) dan keluarga yang termasuk risiko tinggi (high risk

group). Keterpaduan Perkesmas dengan upaya kesehatan Puskesmas

sekaligus bertujuan mendukung pencapaian target pembangunan

kesehatan Kabupaten/Kota yang diukur berdasarkan indicator Standar

Pelayanan Minimal (SPM).

b. Keperawatan kesehatan masyarakat sebagai upaya kesehatan

pengembangan Puskesmas

Bila di wilayah kerja Puskesmas, terdapat masalah kesehatan yang

spesifik dan memerlukan asuhan keperawatan secara terprogram, maka

Perkesmas dapat dilaksanakan sebagai upaya kesehatan pengembangan.

Upaya Perkesmas, dimulai dengan melakukan pengkajian terhadap

masyarakat yang mempunyai masalah spesifik (misalnya tingginya

Angka Kematian Bayi, Angka Kematian Ibu, penderita TB Paru, DBD,

Malaria, dll) untuk dapat dirumuskan masalah keperawatannya dan

penyebabnya, sehingga dapat direncanakan intervensi yang akan

dilakukan baik terhadap masyarakat, kelompok khusus, keluarga

Page 25: BAB 2 hal 5-56

29

maupun individu di daerah tersebut.

8. Pendekatan

Pendekatan utama yang dilakukan dalam penyelenggaraan pelayanan

keperawatan kesehatan masyaraka baik di dalam maupun di luar

gedung Puskesmas, adalah pendekatan proses keperawatan (nursing

process) meliputi tahap pengkajian, penetapan diagnosa keperawatan,

penetapan rencana tindakan, implementasi tindakan keperawatan dan tahap

evaluasi. Dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan, maka

secara bertahap terjadi proses alih peran dari perawat puskesmas kepada

klien. Dalam pelaksanaan proses keperawatan tersebut, ada pendekatan

lainnya, yaitu:

a. Dalam penetapan masalah kesehatan dan sasaran prioritas sasaran

Keperawatan kesehatan masyarakat dapat menggunakan pendekatan

epidemiologis

b. Dalam penetapan kegiatan menggunakan tiga tingkat pencegahan

(levels of prevention)

9. Pokok Kegiatan

Kegiatan Keperawatan Kesehatan Masyarakat, meliputi kegiatan di

dalam maupun di luar gedung Puskesmas baik upaya kesehatan perorangan

(UKP) dan atau upaya kesehatan masyarakat (UKM).

Page 26: BAB 2 hal 5-56

30

a. Kegiatan perkesmas dalam gedung Puskesmas

Merupakan kegiatan keperawatan kesehatan masyarakat yang

dilakukan di poli asuhan keperawatan, poliklinik pengobatan, maupun

ruang rawat inap Puskesmas, meliputi:

1) Asuhan keperawatan terhadap pasien rawat jalan dan rawat inap.

2) Penemuan kasus baru (deteksi dini) pada pasien rawat jalan.

3) Penyuluhan/pendidikan kesehatan.

4) Pemantauan keteraturan berobat.

5) Rujukan kasus/masalah kesehatan kepada tenaga kesehatan lain di

Puskesmas.

6) Pemberian nasehat (konseling) keperawatan.

7) Kegiatan yang merupakan tugas limpah sesuai pelimpahan

kewenangan yang diberikan dan atau prodesure yang telah

ditetapkan (contoh pengobatan, penanggulangan kasus gawat

darurat, dll).

8) Menciptakan lingkungan terapeutik dalam pelayanan kesehatan di

gedung Puskesmas (kenyamanan, keamanan, dll).

9) Dokumentasi keperawatan.

b. Kegiatan perkesmas di luar gedung Puskesmas

Melakukan kunjungan ke keluarga/kelompok masyarakat untuk

melakukan asuhan keperawatan di keluarga/kelompok masyarakat:

Page 27: BAB 2 hal 5-56

31

1) Asuhan keperawatan kasus yang memerlukan tindak lanjut di

rumah (individu dalam konteks keluarga)

Merupakan asuhan keperawatan individu di rumah dengan

melibatkan peran serta aktif keluarga. Kegiatan yang dilakukan

antara lain:

a) Penemuan suspeklkasus kontak serumah

b) Penyuluhan/Pendidikan kesehatan pada individu dan

keluarganya.

c) Pemantauan keteraturan berobat sesuai program pengobatan.

d) Kunjungan rumah (home visit/home health nursing) sesuai

rencana.

e) Pelayanan keperawatan dasar langsung (direct care) maupun

tidak langsung (indirect care).

f) Pemberian nasehat (konseling) kesehatan/keperawatan.

g) Dokumentasi keperawatan.

2) Asuhan keperawatan keluarga

Merupakan asuhan keperawatan yang ditujukan pada keluarga

rawan kesehatan/keluarga miskin yang mempunyai masalah

kesehatan yang di temukan di masyarakat dan dilakukan di rumah

keluarga. Kegiatannya meliputi, antara lain:

a) Identifikasi keluarga rawan kesehatan/keluarga miskin dengan

masalah kesehatan di masyarakat.

b) Penemuan dini suspek/kasus kontak serumah.

Page 28: BAB 2 hal 5-56

32

c) Pendidikan/penyuluhan kesehatan terhadap keluarga (Iingkup

keluarga).

d) Kunjungan rumah (home visit/home health nursing) sesuai

rencana.

e) Pelayanan keperawatan dasar langsung (direct care) maupun

tidak langsung (indirect care).

f) Pelayanan kesehatan sesuai rencana, misalnya memantau

keteraturan berobat pasien dengan pengobatan jangka panjang.

g) Pemberian nasehat (konseling) kesehatan/keperawatan di

rumah.

h) Dokumentasi keperawatan.

3) Asuhan keperawatan kelompok khusus

Merupakan asuhan keperawatan pada kelompok masyarakat

rawan kesehatan yang memerlukan perhatian khusus, baik dalam

suatu institusi maupun non institusi. Kegiatannya meliputi antara

lain:

a) Identifikasi faktor-faktor resiko terjadinya masalah kesehatan

di kelompok

b) Pendidikan/penyuluhan kesehatan sesuai kebutuhan.

c) Pelayanan keperawatan langsung (direct care) pada penghuni

yang memerlukan keperawatan.

d) Memotivasi pembentukan, membimbing, dan memantau kader-

kader kesehatan sesuai jenis kelompoknya.

Page 29: BAB 2 hal 5-56

33

e) Dokumentasi keperawatan.

4) Asuhan Keperawatan di daerah Binaan

Merupakan asuhan keperawatan yang ditujukan pada

masyarakat yang rentan atau mempunyai risiko tinggi terhadap

timbulnya masalah kesehatan. Kegiatannya meliputi kegiatan

kunjungan ke daerah binaan untuk:

a) Identifikasi masalah kesehatan yang terjadi di suatu daerah

dengan masalah kesehatan spesifik.

b) Meningkatkan partisipasi masyarakat melalui kegiatan

memotivasi masyarakat untuk membentuk upaya kesehatan

berbasis masyarakat.

c) Pendidikan/penyuluhan kesehatan masyarakat.

d) Memotivasi pembentukan, mengembangkan dan memantau

kader-kader kesehatan di masyarakat.

e) Ikut serta melaksanakan dan memonitor kegiatan PHBS.

f) Dokumentasi keperawatan.

10. Pelaksana

Pelaksana utama kegiatan keperawatan kesehatan masyarakat adalah

semua perawat fungsional keperawatan di Puskesmas. Sebagai pelaksana

keperawatan kesehatan masyarakat di Puskesmas, perawat minimal

mempunyai enam peran dan fungsi, yaitu (1) sebagai penemu kasus (case

finder); (2) sebagai pemberi pelayanan (care giver); (3) sebagai

pendidik/penyuluh kesehatan (health teacher/educater); (4) sebagai

Page 30: BAB 2 hal 5-56

34

koordinator dan kolaborator; (5) pemberi nasehat ( counseling); (6) sebagai

panutan (role model).

Dalam penyelenggaraan pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat

perawat bekerja sama dengan petugas kesehatan lain serta masyarakat.

Kerjasama dengan petugas kesehatan lain, terkait dengan kegiatan yang

memerlukan kemampuan teknis tertentu yang bukan kewenangan perawat.

Kerjasama dengan kader/masyarakat terutama dalam melaksanakan kegiatan

yang dapat dilimpahkan kepada masyarakat.

11. Pengelolaan Upaya Keperawatan Kesehatan Masyarakat Di Puskesmas

Agar upaya keperawatan kesehatan masyarakat di Puskesmas dapat

terlaksana secara efisen dan efektif, diperlukan pengelolaan upaya tersebut

dengan baik. Pengelolaan upaya Perkesmas merupakan rangkaian kegiatan

perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian, serta pengawasan dan

pertanggung jawaban yang terintegrasi dengan upaya kesehatan Puskesmas

sehingga upaya keperawatan kesehatan masyarakat dapat terlaksana secara

efisien dan efektif.

a. Perencanaan

Perencanan upaya keperawatan kesehatan masyarakat dilaksanakan

terintegrasi dengan perencanan upaya puskesmas lainnya baik upaya

kesehatan wajib maupun pengembangan.

Langkah-Iangkah perencanaan yang harus dilakukan adalah:

Page 31: BAB 2 hal 5-56

35

1) Menyusun usulan kegiatan:

Usulan kegiatan disusun sesuai prioritas sasaran dan kegiatan

prioritas Puskesmas, dengan mengidentifikasi kegiatan-kegiatan

promotif dan preventif (tingkat pertama, kedua, dan ketiga) yang

akan melengkapi kegiatan upaya kesehatan prioritas sehingga

pelayanan kesehatan menjadi lebih utuh.

2) Pengajuan usula kegiatan

Usulan kegiatan diajukan secara terpadu dengan kegiatan

Puskesmas lain ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk

mendapat persetujuan pembiayaan.

3) Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan

Berdasarkan usulan kegiatan Puskesmas yang telah disetujui

oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, maka perlu disusun

rencana pelaksanaa kegiatan (Plan Of Action). Bila Perkesmas

terintegrasi dalam upaya kesehatan Puskesmas lainnya, maka POA

Perkesmas juga terintegrasi (Iihat contoh). Bila upaya Perkesmas

merupakan upaya pengembangan maka POA Perkesmas dapat

dibuat tersendiri.

Kegiatan yang tercantum antara lain mencakup menetapkan

kegiatan, sasaran, target, volume kegiatan, rincian pelaksanaan,

lokasi pelaksanan, tenaga pelaksana, jadwal serta sumber daya

pendukung lainnya.

Page 32: BAB 2 hal 5-56

36

b. Pelaksanaan dan Pengendalian

Pelaksanaan dan pengendalian merupakan rangkaian

penyelenggaraan, pemantauan serta penilaian terhadap upaya

Perkesmas. Langkah pelaksanaan dan pengendalian tersebut, meliputi

antara lain:

1) Pengorganisasian di Puskesmas

Kepala puskesmas merupakan penanggung jawab kegiatan

Perkesmas di Puskesmas. Agar pelaksanaan Perkesmas dapat

diselenggarakan secara optimal, maka diharapkan di setiap

Puskesmas ditetapkan adanya:

a) Perawat pelaksana perkesmas di puskesmas

b) Perawat penanggungjawab desa/daerah binaan

c) Perawat koordinator perkesmas di puskesmas

d) Pengorganisasian tenaga Perkesmas disesuaikan dengan

jumlah perawat yang ada.

Perawat Pelaksana Perkesmas di Puskesmas

Perawat pelaksana perkesmas adalah semua tenaga fungsional

perawat di Puskesmas. Perawat pelaksana perkesmas memberikan

pelayanan/asuhan keperawatan baik kepada individu, keluarga,

maupun kelompok. Penilaian kinerja perawat pelaksana minimal

menggunakan instrumen penilaian jabatan fungsional bagi perawat

puskesmas.

Page 33: BAB 2 hal 5-56

37

Perawat Penanggungjawab Desa/Daerah Binaan (Darbin)

Perawat Penanggungjawab Desa/daerah binaan merupakan

perawat pelaksana yang sekaligus membantu Perawat Koordinator

Perkesmas merencanakan, melaksanakan, memantau dan menilai

asuhan keperawatan terhadap individu, keluarga, kelompok,

masyarakat di satu atau lebih di satu desa/daerah binaan yang

menjadi tanggungjawabnya.

Perawat Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Perawat Koordinator Perkesmas di Puskesmas bertanggung

jawab kepada Kepala Puskesmas terhadap keberhasilan upaya

perkesmas di puskesmas, mulai dari perencanaan, pelaksanaan,

pemantauan serta penilaian. Koordinator perkesmas ditetapkan

oleh Kepala Puskesmas berdasarkan kualifikasi yaitu minimal D3

Keperawatan dan pernah mengikuti pelatihan/sertifikasi Perkesmas

serta memiliki pengalaman kerja di Puskesmas.

2) Pelaksanaan Kegiatan

Pelaksanaan kegiatan Perkesmas, dilakukan berdasarkan

pelaksanaan Rencana kegiatan (POA) Perkesmas yang telah

disusun. Dalam melaksanakan kegiatan perlu melakukan :

a) Mengkaji ulang Rencana Pelaksanaan Kegiatan (POA) yang

telah disusun.

Page 34: BAB 2 hal 5-56

38

b) Menyusun jadual kegiatan bulanan setiap perawat dan

petugas kesehatan lain yang terlibat dalam kegiatan

Perkesmas.

c) Melaksanakan asuhan keperawatan standar pedornan/prosedur

tetap (protap).

d) Menyepakati indikator kinerja klinik perawat

3) Pemantauan hasil pelaksanaan kegiatan

Pemantauan dilaksanakan secara berkala oleh Kepala Puskesmas

dan Koordinator Perkesmas. Kegiatannya antara lain:

a) Membahas/mendiskusikan permasalahan yang dihadapi dalam

pelaksanaan Perkesmas

Pembahasan masalah dapat dilakukan dalam bentuk:

(1) Refleksi Diskusi Kasus

Merupakan pertemuan (forum diskusi) berkala bagi

perawat Puskesmas untuk membahas masalah teknis

Perkesmas dalam pemberian asuhan keperawatan baik pada

klien individu, keluarga, kelompok maupun masyarakat.

Dengan dilakukannya Refleksi Diskusi Kasus secara

berkala (contoh satu kali setiap minggu), pemahaman serta

keterampilan perawat dalam Perkesmas diharapkan

meningkat.

Page 35: BAB 2 hal 5-56

39

(2) Lokakarya Mini Bulanan

Merupakan pertemuan bulanan di Puskesmas yang dihadiri

seluruh staf Puskesmas dan unit penunjangnya, untuk

membahas kinerja internal Puskesmas, antara lain cakupan,

mutu, pembiayaan, serta masalah dan hambatan dalam

pelaksanaan upaya Puskesmas termasuk upaya Perkesmas.

Masalah dalam pelaksanaan Perkesmas terkait dengan

lintas program lain dibahas dalam pertemuan ini, untuk

mendapatkan penyelesaiannya.

(3) Lokakarya Mini Tribulan

Merupakan pertemuan setiap 3 bulan sekali dipimpin oleh

Camat dan dihadiri oleh staf Puskesmas dan unit

penunjangnya, instansi lintas sektor tingkat Kecamatan,

serta perwakilan konsil kesehatan/Badan Penyantun

Puskesmas. Masalah dalam pelaksanaan upaya

Puskesmas termasuk upaya Perkesmas terkait dengan

sektor lain dibahas dalam pertemuan ini, untuk

mendapatkan penyelesaiannya.

b) Melakukan penilaian

Penilaian dilakukan pada setiap akhir tahun dengan

membandingkan hasil pelaksanaan kegiatan dengan rencana

yang telah disusun. Penilaian dilakukan terhadap input, proses

serta output berupa cakupan, kepatuhan pada standar.

Page 36: BAB 2 hal 5-56

40

4). Pengawasan dan pertanggungjawaban

Pengawasan dan pertanggungjawaban kegiatan Perkesmas terintegrasi

dengan kegiatan Puskesmas lainnya. Pengawasan dilakukan baik

internal maupun eksternal. Dalam pertanggungjawaban Kepala

Puskesmas mempertanggungjawabkan seluruh kegiatan Puskesmas

termasuk Perkesmas dan pembiayaannya dalam suatu laporan tahunan.

C. Nursing Center

1. Konsep Model Nursing Center

a. Definisi Nursing Center

Nursing Center merupakan pengelolaan terpadu dalam pelayanan,

pendidikan dan penelitian keperawatan melalui pemberdayaan seluruh potensi

yang ada secara optimal. Dalam Nursing Center selalu diupayakan untuk

memandang keperawatan sebagai suatu kesatuan yang utuh sehingga Nursing

Center memiliki karakteristik tertentu (Suharyati, 2002).

b. Karakteristik Nursing Center

Sesuai dengan batasan Nursing Center, maka yang menjadi ciri utama

Nursing Center adalah:

a. Keterpaduan dalam perencanaan dan pelaksanaan serta evaluasi program

pendidikan, pelayanan dan penelitian/pengembangan keperawatan.

Keterpaduan pengelolaan dalam pendidikan, pelayanan dan penelitian

keperawatan diperlukan untuk mencapai sinergisitas dalam setiap langkah

pengelolaan.

Page 37: BAB 2 hal 5-56

41

b. Dengan keterpaduan pengelolaan maka akan terjadi pemberdayaan seluruh

potensi yang ada secara optimal. Untuk itu diperlukan adanya kesadaran,

keterbukaan dan kebersamaan dalam menghadapi pelaksanaan tugas

pelayanan, pendidikan dan penelitian yang dipandang sebagai tanggung

jawab bersama.

c. Untuk dapat mengoptimalisasikan seluruh potensi yang ada tersebut,

diperlukan persamaan persepsi seluruh personal yang terlibat terhadap

keperawatan komunitas baik eksternal maupun internal keperawatan

komunitas.

d. Secara internal keperawatan, persamaan persepsi dapat diperoleh melalui

membangun masyarakat ilmiah keperawatan komunitas dimana seluruh

anggota profesi bersatu padu dalam mengembangkan keperawatan baik dalam

teori maupun praktik.

e. Secara eksternal, persamaan persepsi juga mutlak diperlukan dari seluruh

stake holder yang terkait dengan semua upaya kesehatan masyarakat melalui

kolaborasi berbagai sektor.

c. Nursing Center sebagai Model Keperawatan Komunitas

Model adalah suatu ide/gagasan yang dijelaskan dengan menggunakan

simbol dan visualisasi fisik. Model konseptual keperawatan merupakan rancangan

terstruktur yang terdiri dari berbagai konsep yang memiliki hubungan spesifik dan

dapat digunakan sebagai landasan dalam praktik keperawatan.

Page 38: BAB 2 hal 5-56

42

Nursing Center sebagai model keperawatan komunitas beranjak dari

berbagai asumsi dasar yang berkaitan dengan pelayanan, pendidikan dan

penelitian-pengembangan keperawatan komunitas.

Asumsi Dasar Nursing Center

1) Kualitas pelayanan keperawatan komunitas menjadi tanggung jawab seluruh

anggota profesi keperawatan

2) Untuk dapat memikul tanggung jawab profesi, maka anggota keperawatan

komunitas dituntut untuk memiliki kemampuan yang memadai, yang hanya

dapt ditumbuhkembangkan melalui proses pendidikan yang memungkinkan

pengembangan potensi maksimal bagi calon perawat dan pembinaan selama

kehidupan karirnya sebagai perawat.

Pelayanan dan pendidikan keperawatan komunitas yang menggambarkan

hubungan antara konsep keperawatan komunitas sebagai sistem, caring, serta

penelitian pendidikan, organisasi profesi dan pelayanan keperawatan komunitas

dalam seluruh proses pengelolaan; perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

2. Pedoman Penerapan Nursing Center

a. Tujuan Nursing Center

Tujuan merupakan pernyataan suatu kondisi atau situasi yang diharapkan

sebagai hasil akhir. Adapun tujuan umum Nursing Center adalah tercapainya

masyarakat sehat dengan indikator kemandirian keluarga melalui pelayanan,

pendidikan dan penelitian keperawatan yang berkualitas secara efektif dan efisien.

Page 39: BAB 2 hal 5-56

43

Untuk dapat mencapai tujuan umum tersebut, maka Nursing Center

memiliki tujuan khusus sebagai berikut:

1) Mengidentifikasi masalah kesehatan masyarakat dengan pendekatan

evidence based.

2) Meningkatkan pemberdayaan individu, keluarga, kelompok, dan

masyarakat dalam upaya kesehatan.

3) Memperluas jangkauan pelayanan kesehatan dalam menurunkan

morbiditas dan mortalitas serta peningkatan Indeks Pembangunan

Masyarakat.

4) Terselenggaranya praktik keperawatan komunitas bagi peserta didik.

5) Terselenggaranya penelitian keperawatan komunitas untuk peningkatan

kualitas layanan, pendidikan dan pengembangan ilmu keperawatan.

6) Terselenggaranya layanan informasi kesehatan masyarakat.

7) Meningkatkan kinerja tenaga keperawatan di puskesmas.

b. Kriteria Nursing Center yang Baik

1) Memenuhi kebutuhan pelayanan keperawatan komunitas dan kebutuhan

belajar mahasiswa/peserta latihan secara terpadu.

2) Memberikan arahan pengkajian.

3) Memberikan arah dalam analisa dan perencanaan.

4) Memberikan arahan implementasi.

5) Memfasilitasi evaluasi.

6) Merupakan garis besar kurikulum suatu pendidikan (dalam hal ini

pendidikan keperawatan komunitas).

Page 40: BAB 2 hal 5-56

44

7) Representasi kerangka kerja penelitian untuk pengembangan teori

maupun praktik.

c. Sasaran Pelayanan Nursing Center

Sasaran kegiatan merupakan konsep yang jelas tentang siapa atau apa yang

dilakukan untuk mencapai tujuan. Untuk dapat mencapai tujuan Nursing Center

maka yang menjadi sasaran utama adalah peserta didik/pelatihan keperawatan dan

klien (individu, keluarga, kelompok khusus maupun masyarakat umum) dari

semua umur. Sedangkan yang dilakukan Nursing Center adalah kegiatan

pelayanan, pendidikan atau pelatihan dan penelitian pengembangan keperawatan.

d. Peran Perawat dalam Nursing Center

Peran perawat merupakan deskripsi tentang apa yang dilakukan oleh

perawat di Nursing Center baik kepada klien maupun kepada mahasiswa

keperawatan. Perawat yang terlibat dalam Nursing Center baik yang berasal dari

puskesmas maupun institusi pendidikan mempunyai empat peran utama ialah

sebagai:

a. Pemberi pelayanan kepada klien,

b. Pendidik keperawatan untuk mahasiswa/peserta pelatihan,

c. Peneliti untuk pengembangan ilmu,

d. Praktik serta pengelola keperawatan.

Page 41: BAB 2 hal 5-56

45

Untuk dapat melakukan keempat peran dengan baik, diperlukan perubahan

pola pikir agar memandang pendidikan, pelayanan dan penelitian keperawatan

sebagai suatu kesatuan yang utuh.

e. Sumber Kesulitan

Sumber kesulitan merupakan bentuk penyimpangan nyata dari kondisi dan

tingkatan yang diharapkan. Pelaksanaan Nursing Center diperkirakan akan

mengalami berbagai kesulitan/hambatan baik dari segi sumber, manajemen,

maupun metoda dan marketing. Namun demikian dengan komitmen yang kuat

dan dukungan dari semua pihak kesulitan akan dapat dikurangi bahkan

dihilangkan. Untuk dapat komitmen yang kuat diperlukan kesadaran dari semua

perawat baik dosen maupun pengelola serta pelaksana keperawatan bahwa

keperawatan merupakan tanggungjawab bersama.

f. Fokus Intervensi Nursing Center

Merupakan cara/alat utama untuk mencegah atau menghilangkan masalah.

Dengan kata lain fokus intervensi merupakan pengungkit yang dapat digunakan

untuk merubah penyebab situasi ke arah hasil yang diharapkan. Fokus intervensi

Nursing Center ada pada upaya memfasilitasi, advokasi, koordinasi serta

kolaborasi seluruh kegiatan Nursing Center untuk mencapai pelayanan dan

pendidikan keperawatan yang berkualitas.

g. Konsekuensi

Penerapan suatu model keperawatan selalu diikuti berbagai konsekuensi

baik yang berkenaan dengan proses maupun hasil.

Page 42: BAB 2 hal 5-56

46

Konsekuensi utama yang berkenaan dengan proses pelaksanaan Nursing

Center adalah perubahan sikap dan pola pikir yang sangat mendasar dimana

pemikiran tentang keperawatan yang terkotak-kotak (memisahkan antara

pendidikan, pelayanan, dan penelitian) menjadi harus berfikir sistem dengan

melihat keperawatan sebagai suatu kesatuan yang utuh antara pendidikan,

pelayanan dan penelitian-pengembangan.

Sedangkan konsekuensi yang berkenaan dengan hasil adalah kemungkinan

kegagalan di berbagai segi yang perlu diantisipasi dan direncanakan cara

penanggulangannya. Penyebab kegagalan utama diperkirakan karena kurangnya

komitmen dan sikap mental seluruh komponen yang terkait terhadap ide dasar

bahwa pendidikan dan pelayanan serta penelitian keperawatan merupakan suatu

kesatuan yang utuh. Komitmen yang kurang dapat terjadi karena kurangnya

keyakinan tentang manfaat Nursing Center bagi dirinya/institusinya. Oleh karena

itu, sosialisasi perlu dilakukan dengan baik kepada semua pihak yang terkait.

h. Tahap Pengembangan Nursing Center

Karena Nursing Center merupakan hal yang baru, maka pegembangan

Nursing Center dilakukan mengikuti proses adopsi yang terdiri dari tahapan:

a. Initial/persiapan

Dalam tahap initial atau tahap persiapan dilakukan sosialisasi tentang konsep

Nursing Center ke semua pihak terkait untuk memperoleh komitmen dan

dukungan.

Page 43: BAB 2 hal 5-56

47

b. Beginning/awal

Dalam tahap awal mulai diidentifikasi dan dipersiapkan berbagai faktor

pendukung seperti sarana dan prasaran untuk pelaksanaan Nursing Center

baik perangkat keras seperti Ruangan Nursing Center, 1 set komputer, CHN

kit, poster, leaflet, inventaris hasil penelitian mahasiswa dan perangkat lunak

seperti program Ms. Office dan SPSS untuk pengolahan data sesuai dengan

kebutuhan pendidikan, pelayanan dan penelitian keperawatan.

c. Working/kerja

Nursing Center dalam tahap ini sudah dapat dimulai sesuai kesiapan sumber

dan kebutuhan yang ada. Pada tahun pertama biasanya kegiatan difokuskan

kepada pelayanan dan pendidikan.

Sedangkan kegiatan penelitian baru dapat dimulai setelah kegiatan pelayanan

dan pendidikan berlangsung. Hal ini dilakukan untuk memperoleh data dasar

dari hasil pendataan/survei mawas diri yang dilakukan oleh masyarakat

didampingi oleh staf puskesmas, mahasiswa/peserta pelatihan dan dosen.

d. Terminal

Dalam tahap terminal dilakukan evaluasi dan perbaikan/modifikasi sesuai

hasil tahap kerja yang telah dilakukan. Evaluasi dan modifikasi dilakukan

baik terhadap perencanaan maupun proses pelaksanaan hasil yang didapat.

Dalam tahap terminal perlu dilakukan bersama oleh semua pihak yang terkait

(Pendidikan, Dinas Kesehatan, Puskesmas, Pemda serta sektor lainnya).

Page 44: BAB 2 hal 5-56

48

e. Adoption

Nursing Center yang telah berlangsung beberapa waktu yang telah dievaluasi

serta dianggap bermanfaat bagi kesehatan masyarakat, biasanya akan

dikembangkan di daerah lain.

Pada tahap ini Nursing Center yang lama dapat melakukan fungsi

pendampingan dan bimbingan bagi Nursing Center yang baru memasuki

tahap persiapan dan awal.

3. Penerapan Nursing Center

a. Nursing Center di Puskesmas

Puskesmas sesuai dengan peraturan yang berlaku merupakan unit

pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab

menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. (Depkes RI,

2006)

Dari batasan tersebut puskesmas tidak mempunyai tanggungjawab dalam

penyelenggaraan pendidikan tenaga kesehatan termasuk perawat. Hal ini berbeda

dengan keberadaan rumah sakit pendidikan yang mempunyai fungsi sebagai

pelayanan, pendidikan dan penelitian kesehatan.

Sementara itu surat keputusan Mentri Kesehatan RI no

279/Menkes/SK/IV/2006 tanggal 21 April 2006 tentang Pedoman

Penyelenggaraan Upaya Keperawatan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas,

perawat mempunyai 2 peran yaitu peran minimal dan peran ideal.

Peran minimal perawat meliputi:

Page 45: BAB 2 hal 5-56

49

1) Penemu kasus (case finder)

2) Pemberi pelayanan (care giver)

3) Pendidik/penyuluh kesehatan (health teacher/educator)

4) Koordinator dan kolaborator

5) Pemberi nasehat (counselor)

6) Panutan (role model)

Peran ideal meliputi semua peran minimal ditambah:

1) Peran sebagai manajer kasus

2) Konsultan

3) Pemodifikasi lingkungan

4) Peneliti

5) Advokat

6) Pemimpin/pembaharu

Untuk dapat melakukan kedua peran tersebut perawat dituntut untuk mampu:

1) Melakukan pengkajian baik terhadap individu, kelompok, keluarga

maupun masyarakat.

2) Mengajar klien dan mencegah terjadinya masalah kesehatan dan

memelihara serta meningkatkan status klien secara umum.

3) Mengelola kasus.

4) Memberikan pelayanan keperawatan yang berkesinambungan.

5) Mengarahkan memotivasi klien untuk dapat menolong diri sendiri

dalam mengatasi dan mencegah masalah kesehatan.

6) Menjadi contoh peran dalam berperilaku hidup sehat.

Page 46: BAB 2 hal 5-56

50

7) Berfikir kritis dalam menganalisa berbagai kondisi yang ada di

masyarakat.

8) Menurut keputusan Mentri Kesehtan nomor 128/Menkes/SK/II/2004

puskesmas memiliki 3 fungsi utama yaitu:

1) Fungsi penggerak pembangunan berwawasan kesehatan

2) Fungsi pemberdayaan masyarakat

3) Fungsi pelayanan kesehatan strata 1

b. Nursing Center sebagai Tempat Praktek Mandiri/Berkelompok Perawat

Ide penerapan Nursing Center sebagai model praktik mandiri muncul

karena dua alasan kuat yaitu:

1) Keperawatan sebagai profesi yang seharusnya melakukan pelayanan kepada

masyarakat dengan praktik keperawatan mandiri, ternyata di lapangan

belum ada.

2) Disahkannya UU praktik kedokteran membuat legalitas balai pengobatan

yang dilakukan oleh perawat menjadi tidak berlaku lagi.

Kedua alasan tersebut di atas mendorong pemikiran agar PPNI Provinsi

Jawa Barat membuat proyek percontohan praktik keperawaan mandiri dalam

bentuk praktik bersama (beberapa perawat bergabung di suatu tempat praktik).

Pendekatan praktik bersama dipilih agar cukup kuat untuk menghadapi

segala kendala yang ada, mengingat persepsi masyarakat luas tentang perawat

yang praktik mandiri pasti melakukan praktik pengobatan yang secara hukum

telah dilarang. Karena akan memulai hal yang baru maka ditempuh pendekatan

Page 47: BAB 2 hal 5-56

51

proses adopsi seperti yang telah dikemukakan pada pembahasan Nursing Center

di Puskesmas.

1) Operasionalisasi Nursing Center

Jenis kegiatan utama Nursing Center:

1. Pelayanan keperawatan

2. Pendidikan

3. Penelitian

4. Sistem informasi kesehatan

2) Kegiatan Pelayanan

Bentuk pelayanan dalam lingkup Nursing Center:

1. Asuhan keperawatan individu

2. Follow up care (home care)

3. Active case finding keluarga rawan

4. Asuhan keperawatan kelompok khusus (sekolah, panti, home industry)

5. Asuhan keperawatan komunitas

6. Evidence based

3) Monitoring dan Evaluasi

a. Laporan triwulan

b. Pertemuan rutin setiap 2 bulan sekali

c. Monitoring terhadap:

a. Keluarga mandiri

b. Survey kepuasan

c. Mutu pelayanan keperawatan

Page 48: BAB 2 hal 5-56

52

d. Laporan tahunan

4) Kegiatan Pelayanan Keperawatan Nursing Center

Jenis kasus yang ditangani di Nursing Center: mencakup semua kasus

yang mempunyai risiko kesehatan utama di wilayah kerja puskesmas (10 penyakit

utama). Jenis pelayanan Nursing Center terbagi menjadi pelayanan dalam gedung

dan pelayanan di luar gedung.

Pelayanan dalam gedung merupakan pelayanan yang dilakukan di

puskesmas, yang mencakup:

a. Direct care

b. Konseling Kesehatan

c. Health education

Pelayanan di luar gedung merupakan pelayanan yang dilakukan di luar

puskesmas. Pelayanan luar gedung mencakup:

a. Pengumpulan data komunitas dan keluarga (evidence based)

b. Pengorganisasian dan pengembangan masyarakat

c. Health education

d. Pelatihan-pelatihan kesehatan (kader kesehatan, guru UKS, tenaga kerja)

e. Pelayanan kesehatan kelompok khusus (gerontik, usia sekolah, tenaga kerja,

pra sekolah)

f. Pelayanan keperawatan keluarga: follow up care keluarga dengan risiko

tinggi dan pelayanan keperawatan pada keluarga rawan

Page 49: BAB 2 hal 5-56

Pasien

Nursing Center

Direct careKonseling Kesehatan

Health education

Balai PengobatanKIA

ImunisasiGigi

Seleksi

Pendaftaran/ Register

Seleksi

Obat Pulang

Follow up care

Tidak perlu Follow up

care

Masyarakat Bidan DesaPerawat

Pembinaan Keluarga dan Masyarakat

Mahasiswa Pengkajian Intervensi Nursing Center

53

gambar 2.1

Alur pelayanan Nursing Center di dalam gedung:

gambar 2.2

Alur pelayanan Nursing Center di luar gedung:

Page 50: BAB 2 hal 5-56

54

5) Kegiatan Pendidikan

1. Bimbingan praktek mahasiswa keperawatan

2. Pelaksanaan ujian kasus mahasiswa

3. Bimbingan teknis perencanaan kegiatan puskesmas

4. Pelatihan-pelatihan kesehatan dan keperawatan

6) Kegiatan Penelitian

1. Penelitian kesehatan yang terkait dengan kasus-kasus yang dijumpai di

Nursing Center

2. Penelitian mengenai manajemen kesehatan dan asuhan keperawatan

3. Bimbingan kegiatan penelitian bagi mahasiswa, tenaga puskesmas, dan

dosen

7) Kegiatan Sistem Informasi Kesehatan

1. Layanan penyediaan data kesehatan masyarakat

2. Layanan pengelolaan data kesehatan masyarakat (pengolahan dan

analisis data)

3. Penyebaran informasi hasil penelitian melalui jurnal ilmiah

4. Penyebarn informasi kesehatan melalui media massa

5. Pembuatan leaflet, brosur, dan CD yang berkaitan dengan promosi

kesehatan

8) Ketenagaan di Nursing Center

Koordinator : Penanggung jawab program puskesmas

Pelaksana :

Page 51: BAB 2 hal 5-56

55

1. Tenaga pendidikan (staf pengajar)

2. Tenaga puskesmas : perawat, bidan, dan tenaga kesehatan lain

9) Sarana dan Fasilitas di Nursing Center

1. Buku-buku pedoman dari dinas kesehatan

2. Ruangan khusus Nursing Center yang dilengkapi dengan tempat tidur

tindakan, meja/ ruang konseling, komputer

3. Sarana : map family folder, buku register, rak follow up care,

media penyuluhan dan konseling (buku, lembar balik, poster, leaflet,

audiovisual), format rujukan, peta wilayah kegiatan keperawatan

komunitas

c. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Nursing Center

Pelaksanaan Nursing Center baik di puskesmas maupun di ESPO Nursing

Center mengalami banyak faktor baik yang mendukung maupun menghambat.

1) Faktor pendukung

Yang menjadi faktor pendukung utama dalam pelaksanaan Nursing Center

adalah:

a) Komitmen pengambilan kebijakan baik di Institusi Pendidikan maupun

Dinas Kesehatan Provinsi Kabupaten/Kota sehingga memperlancar dana,

fasilitas dan puskesmas baik untuk pelatihan perawat, penyediaan sarana

dan prasarana (ruangan, CHN kit, alat transportasi, family folder dll).

b) Kolaborasi lintas sektor (pendidikan, pelayanan, pemerintah daerah dan

DPRD, organisasi profesi/PPNI dan sektor lainnya yang terkait) yang

dirasakan sangat mendukung pelaksanaan Nursing Center.

Page 52: BAB 2 hal 5-56

56

2) Faktor penghambat

Masih adanya persepsi yang keliru baik dari masyarakat luas, profesi

kesehatan lain maupun anggota profesi keperawatan tentang profesi keperawatan

dan lingkup kerjanya. Hal ini terjadi karena perubahan keperawatan dari vokasi

menjadi profesi yang relatif baru.