24
46 BAB IV Tujuan, Konsep, Skenario, Strategi dan Rencana 4.1 Tujuan Perencanaan Wilayah Kecamatan Pracimantoro memiliki banyak potensi di bidang pertanian, sumber daya alam dan pariwisata. Pada bidang pertanian, Kecamatan Pracimantoro memiliki komoditas pertanian berupa padi gogo, jagung, kacang tanah, kedelai, ubi kayu dan hasil pertanian lainnya. Pada potensi sumber daya alam, Kecamatan Pracimantoro memiliki kawasan karst lebih dari 82,09 km 2 dimana dari potensi tersebut bermunculan objek-objek pariwisata seperti Museum Karst di Desa Gerbangharjo, Goa Putri Kencono, Goa Sodong, Goa Song Tembus, Goa Song Gilap, Goa Tingkir, Goa Seban, Sendang Beton, Telaga Kenanga, Telaga Mudal dan Telaga Berhala. Selain potensi, terdapat pula berbagai masalah di Kecamatan Pracimantoro yang akhirnya merujuk pada satu masalah utama yaitu “Kondisi Internal Kecamatan Pracimantoro Yang Kurang Mendukung Perkembangan Kecamatan Pracimantoro Sebagai Secondary City. Berbagai masalah yang menjadi penyebab timbulnya masalah utama tersebut antara lain terjadinya leakage tenaga kerja, Kerusakan jalan yang menghambat mobilisasi dan distribusi hasil pertanian di Kecamatan Pracimantoro, kondisi alam Kecamatan Pracimantoro yang didomonasi oleh kars sehingga memerlukan pendekatan khusus terkait penyediaan TPA dan jaringan drainase, Kurangnya ketersediaan air bersih di Kecamatan Pracimantoro baik untuk konsumsi ataupun pertanian serta Potensi wisata yang belum berkembang secara optimal. Karena adanya permasalahan-permasalahan tersebut, Kecamatan Pracimantoro belum mampu atau belum siap menjadi Secondary City. Berdasarkan potensi dan permasalahan yang terdapat di Kecamatan Pracimantoro munculah suatu tujuan perencanaan untuk menyelesaikan permasalah sekaligus memanfaatkan potensi yang bisa mendukung pengembangan Kecamatan Pracimantoro ke arah yang lebih baik. Tujuan perencanaan terbagi menjadi dua yaitu wilayah dan kota. Tujuan wilayah merupakan tujuan yang akan dicapai untuk mengatasi permasalahan wilayah dan memunculkan potensi wilayah yang dimiliki. Begitupula dengan tujuan dari kota, menyelesaikan permasalahan perkotaan

Bab iv (hal. 46 68)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bab iv (hal. 46 68)

46

BAB IVTujuan, Konsep, Skenario, Strategi dan Rencana

4.1 Tujuan PerencanaanWilayah Kecamatan Pracimantoro memiliki banyak

potensi di bidang pertanian, sumber daya alam dan pariwisata. Pada bidang pertanian, Kecamatan Pracimantoro memiliki komoditas pertanian berupa padi gogo, jagung, kacang tanah, kedelai, ubi kayu dan hasil pertanian lainnya. Pada potensi sumber daya alam, Kecamatan Pracimantoro memiliki kawasan karst lebih dari 82,09 km2 dimana dari potensi tersebut bermunculan objek-objek pariwisata seperti Museum Karst di Desa Gerbangharjo, Goa Putri Kencono, Goa Sodong, Goa Song Tembus, Goa Song Gilap, Goa Tingkir, Goa Seban, Sendang Beton, Telaga Kenanga, Telaga Mudal dan Telaga Berhala.

Selain potensi, terdapat pula berbagai masalah di Kecamatan Pracimantoro yang akhirnya merujuk pada satu masalah utama yaitu “Kondisi Internal Kecamatan Pracimantoro Yang Kurang Mendukung Perkembangan Kecamatan Pracimantoro Sebagai Secondary City”. Berbagai masalah yang menjadi penyebab timbulnya masalah utama tersebut antara lain terjadinya leakage tenaga kerja, Kerusakan jalan yang menghambat mobilisasi dan distribusi hasil pertanian di Kecamatan Pracimantoro, kondisi alam Kecamatan Pracimantoro yang didomonasi oleh kars sehingga memerlukan pendekatan khusus terkait penyediaan TPA

dan jaringan drainase, Kurangnya ketersediaan air bersih di Kecamatan Pracimantoro baik untuk konsumsi ataupun pertanian serta Potensi wisata yang belum berkembang secara optimal. Karena adanya permasalahan-permasalahan tersebut, Kecamatan Pracimantoro belum mampu atau belum siap menjadi Secondary City.

Berdasarkan potensi dan permasalahan yang terdapat di Kecamatan Pracimantoro munculah suatu tujuan perencanaan untuk menyelesaikan permasalah sekaligus memanfaatkan potensi yang bisa mendukung pengembangan Kecamatan Pracimantoro ke arah yang lebih baik. Tujuan perencanaan terbagi menjadi dua yaitu wilayah dan kota. Tujuan wilayah merupakan tujuan yang akan dicapai untuk mengatasi permasalahan wilayah dan memunculkan potensi wilayah yang dimiliki. Begitupula dengan tujuan dari kota, menyelesaikan permasalahan perkotaan Kecamatan Pracimantoro dan mempersiapkan perkotaan Kecamatan Pracimantoro untuk dapat melayani pedesaan ataupun wilayah disekitarnya. Baik tujuan perencanaan wilayah ataupun tujuan perencanaan perkotaan memiliki hubungan satu sama lainnya.

4.1.1 Tujuan Perencanaan WilayahTujuan perencanaan wilayah Kecamatan

Pracimantoro adalah “Kecamatan Pracimantoro sebagai Secondary Hub City tahun 2024”. Tujuan ini diambil untuk menyelesaikan permasalahan utama

Page 2: Bab iv (hal. 46 68)

47

Kecamatan Pracimantoro yang belum bisa menjadi secondary city yang pada kenyataannya kecamatan ini memiliki potensi untuk menjadi seperti demikian. Selain menjadi secondary city, Kecamatan Pracimantoro juga ditekankan untuk bisa menjadi “HUB” karena menjadi wilayah yang dilalui oleh JJLS yang merupakan penghubung DIY, Jawa Timur dan Jawa Tengah, serta menjadi kota transit. Untuk mencapai tujuan tersebut maka dilakukan pengkajian dari berbagai aspek, baik karakteristik fisik, perekonomian, kependudukan serta sosial Kecamatan Pracimantoro, dimana dikaji dari segi agregat dan intra. Berdasarkan pengkajian tersebut, ditentukan bahwa sektor utama yang diambil dan akan menjadi sektor utama yang akan dikembangkan guna kemajuan Kecamatan Pracimantoro adalah sektor pertanian dan pariwisata. Kedua sektor tersebut mejadi sektor utama karena sektor pertanian merupakan sektor basis Kecamatan Pracimantoro, sedangkan sektor pariwisata merupakan sektor yang memiliki prospek yang bagus kedepannya.

Untuk mewujudkan tujuan perencanaan wilayah tersebut terdapat beberapa sasaran yang akan dicapai pada tahun 2024, yaitu :

Terwujudnya masyarakat yang berperan aktif, kreatif dan inovatif dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di berbagai sektor ekonomi.Terciptanya lapangan pekerjaan bagi penduduk Kecamatan Pracimantoro dan sekitarnya dengan mengoptimalkan pengembangan potensi yang dimiliki.Terkelolanya Potensi Pariwisata di Kecamatan Pracimantoro dengan baik diikuti dengan luasnya promosi pariwisata.

Terselesaikannya pembangunan Jalur jalan lingkar selatan guna mendukung Pracimantoro menjadi “HUB” 3 Provinsi.Tersedianya sarana dan prasarana pendukung yang memenuhi standar bagi kegiatan penduduk Kecamatan Pracimantoro.Sasaran-sasaran pendukung keberhasilan tujuan

perencanaan diatas memiliki beberapa justifikasi. Justifikasi dari sasaran yang akan dicapai pada tahun 2024 sebagai berikut:

1. Terwujudnya masyarakat yang berperan

aktif, kreatif dan inovatif dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di berbagai sektor ekonomi. Partisipasi masyarakat merupakan salah satu hal yang berperan penting dalam pengembangan suatu wilayah. Kualitas serta kuantitas sumber daya manusianya lah yang menentukan hal tersebut. Oleh karena itu, masyarakat Kecamatan Pracimantoro diarahkan untuk menjadi masyarakat yang aktif dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi, kreatif dalam ide-ide usaha serta memiliki ide-ide yang inovatif dan dapat diterima masyarakat luas, tidak hanya masyarakat Kecamatan Pracimantoro, sehingga nantinya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang secara tidak langsung juga akan meningkatkan taraf hidup (kondisi perekonomian) penduduk Kecamatan Pracimantoro.

2. Terciptanya lapangan pekerjaan bagi

penduduk Kecamatan Pracimantoro dan sekitarnya dengan mengoptimalkan pengembangan potensi yang dimiliki. Masalah leakage tenaga kerja

12

3

45

Page 3: Bab iv (hal. 46 68)

48

merupakan salah satu hal yang tidak bisa disepelekan. Kebocoran tenaga kerja yang terjadi di kecamatan Pracimantoro terjadi karena 2 hal, banyak pedagang luar Kecamaan Pracimantoro yang berjualan di Pasar Pracimantoro sehingga pedagang asli menjadi kalah saing, serta kurangnya lapangan sehingga sebagian masyarakat pergi ke luar untuk mencari pekerjaan. Oleh karena itu, diperlukan lapangan pekerjaan baru bagi Kecamatan Pracimantoro dengan mengoptimalkan potensi yang ia miliki.

3. Terkelolanya Potensi Pariwisata di

Kecamatan Pracimantoro dengan baik diikuti dengan luasnya promosi pariwisata. Potensi pariwisata yang dimiliki Kecamatan Pracimantoro begitu beragam dimana semua potensi pariwisata tersebut merupakan wisata alam yang harus dijaga kelestariannya. Namun sayangnya potensi pariwisata yang begitu besar ini belum diptimalkan pengelolaan serta promosinya, baik oleh pihak pengelola ataupun dari pihak masyarakat. Pengelolaan serta promosi merupakan cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan eksistensi pariwisata dimana diharapkan juga dapat meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung.

4. Terselesaikannya pembangunan Jalur jalan

lingkar selatan guna mendukung Pracimantoro menjadi “HUB” 3 Provinsi. JJLS merupakan jalan utama penghubung 3 provinsi yaitu Jawa Timur, Jawa Tengah dan DIY. Keberadaan JJLS ini memberi

pengaruh yang besar terhadap pengembangan Kecamatan Pracimantoro sebagi HUB 3 Provinsi dimana akan sering dilalui oleh orang luar yang secara langsung dapat memunculkan berbagai aktivitas ekonomi di sepanjang JJLS dan nantinya diharap dapat memberikan kontribusi langsung dalam peningkatan perekonomian Kecamatan Pracimantoro. Pembangunan JJLS sebenarnya telah dilaksanakan oleh pemerintah Kab. Wonogiri, namun belum selesai. Oleh karena itu, pembangunan JJLS ini ditargetkan akan selesai pada tahun 2024.

5. Tersedianya sarana dan prasarana

pendukung yang memenuhi standar bagi kegiatan penduduk Kecamatan Pracimantoro. Kondisi jalan yang sebagian besar rusak serta kondisi alam yang didominasi bentang alam kars sehingga membutuhkan pendekatan khusus dalam penyediaan TPS, TPA dan drainase dan kurangnya kurangnya ketersediaan air bersih konsumsi dan pertanian menjadi salah beberapa hal yang cukup menghambat pengembangan Kecamatan Pracimantoro menjadi secondary hub city ditahun 2024. Selain permasalahan tersebut, kualitas dan kuantitas sarana sesuai standar juga patut diperhitungkan memingingat pertumbuhan penduduk Kecamatan Pracimantoro yang akan terus mengalami peningkatan dari tahun ke tehunnya. Oleh karena itu, penyediaan sarana prasarana yang sesuai standar dibutuhkan oleh Kecamatan Pracimantoro ini.

Page 4: Bab iv (hal. 46 68)

49

4.1.2 Tujuan Perencanaan KotaAdapun tujuan perencanaan kota di Kecamatan

Pracimantoro adalah “Kawasan Perkotaan Pracimantoro sebagai Kota Terpadu Mandiri tahun 2024”. Dengan menjadikan Kawasan perkotaan Pracimantoro sebagai pusat pelayanan terpadu di Kecamatan Pracimantoro maka pelayanan ke desa-desa di Kecamatan Pracimantoro akan maksimal dan terdistribusi dengan merata. Pelayanan yang merata di desa-desa akan menghilangkan disparitas dan menunjang perkembangan Kecamatan Pracimantoro sebagai Secondary Hub City 2024. Terdapat sasaran-sasaran yang akan dicapai pada tahun 2024 sebagai berikut:

Tersedianya sarana prasarana perkotaan Pracimantoro diiringi dengan peningkatan kualitas infrastruktur dan sarana di Kawasan Perkotaan PracimantoroTerlayaninya desa-desa di Kecamatan Pracimantoro oleh Kawasan Perkotaan Pracimantoro secara merata.

Sasaran - sasaran pendukung keberhasilan tujuan perencanaan diatas memiliki beberapa justifikasi. Justifikasi dari sasaran yang akan dicapai pada tahun 2024 sebagai berikut:

1. Tersedianya sarana prasarana perkotaan Pracimantoro diiringi dengan peningkatan kualitas

infrastruktur dan sarana di Kawasan Perkotaan Pracimantoro. Kawasan perkotaan merupakan kawasan yang diharap dapat melayani kawasan pedesaan disekitarnya dan diharap dapat menjadi kawasan yang mandiri bagi wilayahnya. Oleh karena itu perlu dilakukan pembenahan terhadap kawasan perkotaan Pracimantoro terkait peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur maupun sarana sehingga dalam proses distribusi pelayanan bagi kawasan pedesaan akan lebih mudah.

2. Terlayaninya desa-desa di Kecamatan Pracimantoro oleh Kawasan Perkotaan Pracimantoro secara merata. Sebagai pusat pelayanan di Kecamatan Pracimantoro, Kawasan Perkotaan Pracimantoro belum melayani desa-desa di Kecamatan Pracimantoro secara merata. Pelayanan disini meliputi pelayanan air bersih, distribusi barang dan jasa dan kualitas sarana pendukung kegiatan pracimantoro, sehingga terjadi disparitas di beberapa desa. Dengan terlayaninya desa-desa di Kecamatan Pracimantoro diharap dapat mendukung terbentuknya Kecamatan Pracimantoro sebagai Secondary Hub City tanpa disparitas di dalam wilayah Kecamatan Pracimantoro.

4.2 Konsep dan Indikator Keberhasilan Konsep PerencanaanBerdasarkan tujuan dan sasaran wilayah serta

perkotaan dalam pengembangan Kecamatan Pracimantoro, tercetuslah konsep dalam melakukan pengembangan Kecamatan Pracimantoro sehingga Kecamatan dapat

menjadi Secondary Hub City. Konsep ini dibedakan menjadi konsep wilayah dan perkotaan dimana saling mendukung satu sama lain.

12

Page 5: Bab iv (hal. 46 68)

50

4.2.1 Konsep dan Indikator Keberhasilan Konsep Perencanaan Wilayaha. Konsep

Adapun konsep untuk mencapai tujuan perencanaan perencanaan wilayah “Kecamatan Pracimantoro sebagai Secondary Hub City tahun 2024” yang diterapkan dalam mengatasi permasalahan “Kondisi Internal Kecamatan Pracimantoro Yang Kurang Mendukung Perkembangan Kecamatan Pracimantoro Sebagai Secondary City” yang didorong oleh beberapa penyebab yaitu terjadinya terjadinya leakage tenaga kerja, Kerusakan jalan yang menghambat mobilisasi dan distribusi hasil pertanian di Kecamatan Pracimantoro, kondisi alam Kecamatan Pracimantoro yang didomonasi oleh kars sehingga memerlukan pendekatan khusus terkait penyediaan TPA dan jaringan drainase, Kurangnya ketersediaan air bersih di Kecamatan Pracimantoro baik untuk konsumsi ataupun pertanian serta Potensi wisata yang belum berkembang secara optimall yaitu dengan melakukan pendekatan perencanaan berkelanjutan menggunakan konsep COMMUNITIES BASED ECO-TOURISM. Pendekatan berkelanjutan digunakan agar setelah batas tahun perencanaan yaitu tahun 2024, konsep ini masih tetap dapat dilanjutkan untuk mengembangkan Kecamatan Pracimantoro. Konsep COMMUNITIES BASED ECO-TOURISM mengacu pada komunitas atau masyarakat dalam pengembangan pariwisata karena dengan demikian dapat memunculkan sense of belonging dan kesadaran akan kecamatan mereka sendiri yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan kondisi lingkungan yang dampaknya positivenya dapat

dirasakan oleh masyarakat sendiri. Kecamatan Pracimantoro dengan bentang alam yang luas akan menjadi daya tarik pariwisata yang potensial, sehingga menciptakan masyarakat yang meningkatkan pengembangan dan promosi pariwisata yang berpusat pada pemahaman maupun kualitas masyarakat sendiri sehingga masyarakat dapat mengelola potensi-potensi yang ada dengan mandiri.

Konsep ini diharapkan mampu menyelesaikan dan mengatasi masalah-masalah di kecamatan Pracimantoro. Konsep COMMUNITIES BASED ECO-TOURISM akan membantu mengatasi masalah-masalah yang ada di Kecamatan Pracimantoro sehingga masalah utama akan terselesaikan secara tidak langsung. Dengan konsep COMMUNITIES BASED ECO-TOURISM maka akan tercipta lapangan pekerjaan bagi penduduk Pracimantoro dan sekitarnya yang mana akan mengatasi masalah leakage tenaga Kerja, selain itu hasil pendapatan ataupun keuntungan dari adanya lapangan pekerjaan baru maupun sektor pariwisata yang berkembang dapat didistribusikan untuk penambahan air bersih, perbaikan jalan dari swadaya masyarakat sehingga dapat mengatasi masalah kurangnya ketersediaan air bersih, penyediaan TPA dan jaringan drainase maupun terhambatnya mobilisasi (karena akses jalan). Konsep Communities Based Eco-Tourism juga dapat meningkatkan promosi objek-objek pariwisata sehingga potensi pariwisata akan cenderung berkembang. Sehingga dengan pendekatan berkelanjutan ini dapat menjadikan Kecamatan

Page 6: Bab iv (hal. 46 68)

51

Pracimantoro sebagai pusat lapangan pekerjaan dengan sumberdaya manusia yang berkualitas dan sektor pariwisata yang berkembang serta sarana dan prasarana yang memadai bagi Penduduk Kecamatan Pracimantoro.

Menjadikan Kecamatan Pracimantoro sebagai Secondary Hub City berbasis Communities Based Eco-Tourism dimana pariwisata mampu menjadi

penyeimbang Kecamatan Pracimantoro sebagai Secondary Hub City, yang saat orang-orang melalui JJLS untuk melakukan perjalan hendaknya bisa mampir terlebih dahulu untuk menikmati indahnya alam Pracimantoro sebelum melakukan perjalanan. Selain itu juga menjadikan Kecamatan Pracimantoro sebagai salah satu kota wisata di Kabupaten Wonogiri bahkan Jawa Tengah.

b. Indikator KeberhasilanIndikator-indikator keberhasilan digunakan dalam

mencapai tujuan perencanaan wilayah yang telah ditetapkan di Kecamatan Pracimantoro :1) Indikator Keberhasilan “Terwujudnya masyarakat

yang berperan aktif, kreatif dan inovatif dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di berbagai sektor ekonomi”. Munculnya aktivitas ekonomi baru (perdagangan

dan jasa) di sepanjang JJLS. Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam

mempromosikan potensi yang terdapat di Kecamatan Pracimantoro (kawasan pariwisata) sebanyak 50%.

Munculnya usaha kecil menengah yang dibangun oleh masyarakat Pracimantoro dengan mengoptimalkan sektor basis pertanian dan promosi pariwisata

Meningkatnya jumlah hasil pertanian Kecamatan Pracimantoro dan tetap menjadi penyumbang PDRB terbesar pada sektor pertanian Kabupaten Wonogiri

2) Indikator Keberhasilan “Terciptanya lapangan pekerjaan bagi penduduk Kecamatan Pracimantoro

dan sekitarnya dengan mengoptimalkan pengembangan potensi yang dimiliki”. Tersedianya lapangan pekerjaan bagi penduduk

di Kecamatan Pracimantoro sebagai dampak positive dari bermumnculannya aktivitas ekonomi baru di sepanjang JJLS.

Berkurangnya angka migrasi keluar untuk bekerja sebanyak 50%

Bertambahnya jumlah penduduk yang bekerja di bidang pariwisata Kecamatan Pracimantoro sebagai bentuk sense of belonging terhadap pariwisata Kecamatan Pracimantoro

3) Indikator Keberhasilan “Terkelolanya Potensi Pariwisata di Kecamatan Pracimantoro dengan baik diikuti dengan luasnya promosi pariwisata”. Masyarakat umum yang mengetahui keberadaan

Kawasan pariwisata di Kecamatan Pracimantoro, dimulai dari lingkup Kabupaten Wonogiri dan Jawa Tengah.

Meningkatnya jumlah wisatawan yang berkunjung ke kawasan pariwisata Pracimantoro sebesar 50%.

Page 7: Bab iv (hal. 46 68)

52

Meningkatkan daya tarik kawasan pariwisata Pracimantoro dengan pengelolaan dan perawatan fisik.

4) Indikator Keberhasilan “Terselesaikannya pembangunan Jalur jalan lingkar selatan guna mendukung Pracimantoro menjadi “HUB” 3 Provinsi” Pengerjaan JJLS yang selesai pada tahun 2016

dan dapat beroperasi dengan optimal pada tahun 2024.

Pengguna jalan yang melewati JJLS meningkat sebanyak 50% pada tahun 2024

5) Indikator Keberhasilan “Tersedianya sarana dan prasarana pendukung yang memenuhi standar bagi kegiatan penduduk Kecamatan Pracimantoro “

Jumlah serta kualitas sarana pendukung kegiatan penduduk di Kecamatan Pracimantoro yang memenuhi standar SNI.

Kondisi jaringan jalan yang tidak rusak di Kecamatan Pracimantoro meningkat 50%.

Jumlah dan kualitas prasarana pendukung di Kecamatan Pracimantoro meningkat 30%.

Kecamatan Pracimantoro memiliki TPS dan TPA sendiri

Jaringan drainase permanen di Kecamatan Pracimantoro yang meningkat 90% pada tahun 2024

Terpenuhinya kebutuhan air bersih bagi seluruh Kecamatan Pracimantoro dengan mengoptimalkan PDAM ataupun sumber mata air alami

Tersalurkannya air bersih dari sumber mata air ataupun PDAM keseluruh wilayah Kecamatan Pracimantoro

4.2.2 Konsep dan Indikator Keberhasilan Konsep Perencanaan Kotaa. Konsep

Adapun konsep untuk mencapai tujuan perencanaan kota “Kawasan Perkotaan Pracimantoro sebagai pusat pelayanan di bagian selatan Wonogiri tahun 2024” adalah dengan melakukan pendekatan perencanaan berkelanjutan menggunakan konsep Kota Terpadu Mandiri. Konsep Kota terpadu mandiri digunakan sebagai dasar untuk Kawasan Perkotaan Pracimantoro untuk bisa menjadi pusat pelayanan di bagian selatan Wonogiri yag mandiri dengan kualitas dan kuantitas sarana-

prasarana yang memadai juga pelayanan yang baik dan dapat dirasakan oleh seluruh Kecamatan Pracimantoro.

Kota Terpadu mandiri sendiri diambil dari best practice Kawasan Kota Terpadu Mandiri Maloy yang terletak di Provinsi Kalimantan Timur, Kabupaten Kutai Timur, mencakup Kecamatan Kaubun, Karangan dan Sangkuriang. Tepatnya di Teluk Sangkuriang yang termasuk dalam wilayah Agropolitan SANGSAKA (Sangkuriang - Sandaran – Kaliorang). KTM atau Kota Terpadu Mandiri adalah kawasan Transmigrasi yang pertumbuhannya dirancang menjadi Pusat

Page 8: Bab iv (hal. 46 68)

53

Pertumbuhan melalui pengelolaan sumberdaya alam berkelanjutan yang mempunyai fungsi sebagai: Pusat kegiatan pertanian berupa pengolahan barang

pertanian jadi dan setengah jadi serta kegiatan agribisnis;

Pusat pelayanan agroindustri khusus dan pemuliaan tanaman unggul;

Pusat kegiatan pendidikan dan pelatihan di Sektor Pertanian, Industri, dan Jasa;

Pusat perdagangan wilayah yang ditandai dengan adanya pasar-pasar grosir dan pergudangan komoditas sejenis.Kawasan Maloy mempunyai potensi untuk

pengembangan lahan sawah irigasi, lahan sawah tadah hujan, lahan kering dan lahan tambak. Lahan sawah adalah pengembangan dari bendungan sungai Kambun atau sistem pompanisasi. Kesesuaian lahan untuk sawah sangat sesuai. Selain itu untuk tanaman palawija dan buah-buahan terutama nenas dan kacang-kacangan sangatlah sesuai. Di kawasan ini juga tersedia 3.500 Ha lahan untuk tambak yaitu untuk tambak udang galah dan bandeng yang berukualitas eksport, termasuk kegiatan pembuatan bibit udang galah dan bandeng. Kawasan Maloy akan segera

dibangun pelabuhan yang berstandar internasional, artinya kawasan ini akan menjadi bongkar muat dan lintas barang skala besar antar pulau di nusantara ini. Oleh karena kawasan ini ditarget cepat berkembang, maka salah satu indikatornya adalah jaringan transportasi, oleh sebab itu dikawasan ini berpotensi membangun usaha jasa konstruksi bidang sipil dan manejemen.

Dengan melihat bagaimana pengembangan Kota Terpadu di Maloy maka bisa diambil best practice untuk menjadikan Kecamatan Pracimantoro sebagai Kota Terpadu. Dimana karakteristtik dari Maloy dan Kecamatan Pracimantoro memiliki kemiripan dalam hal tata guna lahan dalam hal pertanian. Sehingga diharapkan dengan best practice kawasan Maloy diharap Kecamatan Pracimantoro bisa menjadi Kota Terpadu mandiri dengan Pusat kegiatan pariwisata berupa pengelolaan potensi wisata maupun hasil alam Kecamatan Pracimantoro untuk souvenir dan lainnya. Pusat kegiatan pendidikan dan pelatihan di sektor pariwisata (khususnya kars). Pusat perdagangan wilayah yang ditandai dengan adanya pasar-pasar grosir dan pergudangan penunjang pariwisata.

b. Indikator KeberhasilanIndikator-indikator keberhasilan digunakan dalam

mencapai tujuan perencanaan kota yang telah ditetapkan di Kecamatan Pracimantoro:1) Indikator Keberhasilan ”Tersedianya sarana

prasarana perkotaan Pracimantoro diiringi dengan peningkatan kualitas infrastruktur dan sarana di Kawasan Perkotaan Pracimantoro”.

Meningkatnya jumlah sarana perkotaan Kecamatan Pracimantoro sebesar 30% pada tahun 2024 (meningkat sesuai dengan kebutuhan masyarakat) ditunjukkan dengan sudah terlayaninya kebutuhan sarana masyarakat Kecamatan Pracimantoro

Page 9: Bab iv (hal. 46 68)

54

Meningkatnya Jumlah prasarana pendukung di kawasan perkotaan Pracimantoro sejumlah 15% pada tahun 2024

Kondisi jaringan jalan di Kawasan perkotaan Pracimantoro mengalami peningkatan ke arah yang lebih baik sejumlah 50% pada tahun 2024 ditunjukkan dengan kondisi jalan yang tidak lagi berlubang.

Meningkatnya pelayanan air bersih oleh kawasan perkotaan Pracimantoro bagi kawasan perkotaan Pracimantoro sendiri dan kawasan pedesaan sejumlah 50% pada tahun 2024

Tersedianya TPS dan TPA untuk menampung produksi sampah kawasan perkotaan Pracimantoro dan kawasan pedesaan

Drainase kawasan perkotaan Pracimantoro sudah permanen tahun 2024

2) Indikator keberhasilan “Terlayaninya desa-desa di Kecamatan Pracimantoro oleh Kawasan Perkotaan Pracimantoro secara merata”. Kawasan Perkotaan Pracimantoro sudah mampu

melayani kebutuhan air bersih wilayah pedesaan ditunjukkan dengan sudah tersalurkannya air bersih ke seluruh kawasan pedesaan pada tahun 2024

Pelayanan air bersih dan distribusi barang dan jasa ke desa – desa di pracimantoro berjalan lancar.

Proses distribusi barang dan jasa yang lancar (TIdak ada lagi kejadian terhambatnya proses ditribusi barang dan jasa akibat kerusakan jalan)

4.3 Skenario PerencanaanSkenario perencanaan terbagi menjadi dua yaitu

status quo dan optimis. Status quo merupakan kemungkinan yang akan terjadi apabila permasalah di Kecamatan Pracimantoro terus berlanjut tanpa adanya

penanganan. Sedangkan scenario optimis merupakan kemungkinan yang akan terjadi apabila seluruh indicator keberhasilan tercapai karena adanya kesadaran serta upaya perbaikan dari pemerintah ataupun masyarakat.

4.3.1 Status QuoBerikut merupakan kemungkinan yang akan terjadi apabila tidak ada kesadaran serta upaya perbaikan dari

pemerintah ataupun masyarakat dari masalah yang ada.a. Leakage Tenaga Kerja masih tetap terjadi

Jika permasalahan leakage tenaga kerja terus berlangusung, maka masyarakat asli Kecamatan Pracimantoro akan tetap pergi keluar Kecamatan Pracimantoro untuk melakukan perdagangan ataupun

mencari pekerjaan selain berdagang. Hal tersebut juga akan menyebabkan perkembangan perekonomian masyarakat Kecamatan Pracimantoro mengalami stagnasi atau tidak adanya peningkatan

Page 10: Bab iv (hal. 46 68)

55

perekonomian warga. Artinya tidak terjadi peningkatan PAD Kecamatan Pracimantoro.

Selain itu, dengan terjadinya leakage tenaga kerja yang tidak berkesudahan, maka secara langsung juga menunjukkan bahwa produk asli Kecamatan Pracimantoro kalah saing dengan produk luar

Kecamatan Pracimantoro karena penjual produk Kecamatan Pracimantor ke luar Kecamatan Pracimantoro dan pada akhirnya penduduk asli akan merasa tersingkir dan Kecamatan Pracimantoro akan kehilangan penduduk asli dan akan dikuasai oleh pendatang.

b. Kondisi jalan di Kecamatan Pracimantoro masih rusak sehingga menghambat mobilisasi dan distribusi hasil pertanian Jika kerusakan jalan di Kecamatan Pracimantoro

dibiarkan tanpa adanya tindak lanjut dalam hal perbaikan dari pemerintah ataupun warga, maka akan terus menghambat mobilisasi dan distribusi barang dan jasa Kecamatan Pracimantoro. Tidak hanya hasil pertahian, namun juga kesuluruhan barang dan jasa yang dihasilkan atau akan masuk ke Kecamatan Pracimantoro. Kondisi perkotaan Kecamatan Pracimantoro akan tetap seperti sekarang dan tidak

berkembang, dan tidak aka ada investor luar (baik asing ataupun local) yang ingin menanamkan modal di Kecamatan Pracimantoro. Hal ini akan memberikan dampak berupa tidak berkembangan Kecamatan Pracimantoro, baik dari segi perekonomian atau dari segi spasial. Tidak berkembangnya Kecamatan Pracimantoro ini akan menyebabkan Kecamatan ini terisolir di wilayah selatan karena tidak mampu memanfaatkan potensi yang ada.

c. Tidak ada pendekatan khusus terkait penyediaan TPA dan jaringan drainase- TPA : kondisi alam yang mayoritas berupa kawasan

konservasi sehingga tidak memungkinkan untuk pembangunan TPA (pada kondisi eksisting belum terdapat TPA)

- Jaringan Drainase : limbah rumah tangga yang memungkinkan untuk mencemari air bawah tanah karena kondisi drainase yang masih alamiKondisi alam Pracimantoro didominasi oleh kawasan

kars dimana membutuhkan pendekatan khusus dalam melakukan pembangunan sarana prasarana wilayah ataupun perkotaan. Salah satunya yaitu dalam hal pembangunan TPS, TPA serta drainase. Apabila pembangunan TPS ataupun TPA tetap tidak dilakukan

saat penduduk Kecamatan Pracimantoro mengalami peningkatan akibat perkembangan perekonomian di sepanjang JJLS yang meningkat, maka sampah yang dihasilkan oleh penduduk tersebut pada akhirnya akan mengalami penimbunan di beberapa titik, terutama di pasar karena merupakan pusat aktiitas warga. Hal ini nantinya akan berdampak pada kondisi kebersihan Kecamatan Pracimantoro yang semakin hari kian memburuk. Selain itu, sampah-sampah yang menumpuk nantinya akan menyerap ke tanah dan menyatu dengan sumber air bawah tanah. Air bawah tanah pun akan tercemar dan tidak bisa dipakai warga sebagai sumber air jangka panjang yang pada akhirnya Kecamatan

Page 11: Bab iv (hal. 46 68)

56

Pracimantoro akan semakin kekurangan dalam hal pemenuhan air bersih.

Sedangkan apabila dilihat dari kondisi drainase Kecamatan Pracimantoro yang mayoritasnya merupakan drainase alami, apabila tetap dibiarkan menjadi drainase alami dan tidak dibuat secara permanen maka juga akan berdampak pada kondisi sumber air bawah tanah Kecamatan Pracimantoro, yang mana seharusnya

memiliki potensi untuk menjadi sumber air alami jangka panjang bagi warga. Kondisi yang demikian dapat terjadi karena saluran drainase yang seharusnya hanya digunakan sebagai penyalur air hujan juga difungsikan sebagai saluran limbah rumah tangga, oleh karena kondisi yang demikianlah, saluran drainase yang alami dapat menjadi penyumbang limbah yang terbilang besar dan dapat mencemari sumber air bawah tanah.

d. Kecamatan Pracimantoro masih kekurangan dalam penyediaan air bersih untuk konsumsi dan pertanianAir bersih merupakan salah satu permasalahan

yang terdapat di Kecamatan Pracimantoro. Kurangnya ketersediaan air bersih baik untuk konsumsi ataupun untuk pertanian, merupakan hal yang sangat krusial mengingat air merupakan salah satu sumber kehidupan bagi manusia. Jika Kecamatan Pracimantoro tetap mengalami kekurangan air untuk pemenuhan konsumsi ataupun pertanian, maka tujuan Kecamatan Pracimantoro untuk menjadi Kota Terpadu Mandiri tidak akan dapat terwujud karena dalam pemenuhan air bersih masih harus membeli air dari luar Kecamatan Pracimantoro. Kurangnya air

bersih guna pengairan lahan pertanian akan menyebabkan hasil pertanian yang lambat laun akan semakin sedikit dan lama-lama habis atau tidak menghasilkan sama sekali. Hal ini tentunya akan berdampak pada pemasukan sektor pertanian Kecamatan Pracimantoro yang bukannya mengalami peningkatan, namun justru mengalami penurunan. Jika kondisinya terus dibiarkan seperti demikian maka Kecamatan Pracimantoro tidak akan bisa berkembang dan mewujudkan tujuannya untuk menjadi Kota Terpadu Mandiri.

e. Potensi wisata belum berkembang secara optimalDi Kecamatan Pracimantoro terdapat beberapa

potensi pariwisata alam seperti kawasan museum kars dan goa putri kencana. Namun sayangnya potensi wisata alami ini belum berkembang karena kurangnya upaya dari pemerintah dalam hal promosi, pelibatan masyarakat dalam mengembangkan potensi wisata yang dimiliki dan berbagai faktor lainnya. Sedangkan dari masyarakatnya sendiri juga kurang memiliki sense of belonging terhadap potensi wisata yang terdapat di wilayah mereka. Apabila potensi pariwisata ini tidak juga

dikembangkan baik dari pihak pemerintah ataupun masyarakat, maka potensi wisata ini akan tersia-siakan. Wisata alam yang sebenarnya bisa menjadi suatu tombak untuk perkembangan Kecamatan Pracimantoro selain JJLS, terseia-siakan begitu saja. Alhasil salah satu potensi yang bisa mendatangkan lapangan pekerjaan lenyap dan status masyarakat Kecamatan Pracimantoro tidak mengalami peningkatan ke arah yang lebih baik. Hal lain yang mungkin terjadi adalah akan semakin banyak terjadi

Page 12: Bab iv (hal. 46 68)

57

leakage tenaga kerja karena tidak terbukanya lapangan pekerjaan baru.

4.3.2 OptimisBerikut merupakan kemungkinan yang akan terjadi apabila timbul kesadaran serta upaya perbaikan dari

pemerintah ataupun masyarakat dari masalah yang ada.a. Leakage Tenaga Kerja sudah tidak terjadi

Leakage tenaga kerja yang terjadi di Kecamatan Pracimantoro sangat terlihat pada sektor perdagangan dan jasa. Seperti yang telah diketahui, Kecamatan Pracimantoro memiliki pasar yang cukup besar untuk wilayah selatan Wonogiri. Keberadaan pasar tersebut tentu mengindikasikan bahwa aktivitas jual beli dan perputaran uang di kecamata Pracimantoro ini cukup potensial.

Kondisi tersebut tentu menjadi pemicu berdatangannya pedagang-pedagang dari luar Pracimantoro. Pedagang yang datang dari wilayah Tawangmangu, Gunung Kidul, Solo, Pacitan, dan Kota Wonogiri ini menjual berbagai komoditi seperti sayuran, buah, makanan, dan hasil produksi pertanian lainnya. Pedagang yang berasal dari luar wilayah tersebut berjualan di luar kawasan kios pasar yang telah ditentukan. Dimana kios-kios yang terdapat di pasar tersebut mayoritas ditempati pedagang asli Kecamatan Pracimantoro.

Rata-rata dari pedagang pendatang tersebut berjualan di pinggir jalan dan wilayah yang dekat dengan terminal. Fenomena ini menunjukan bahwa persaingan yang terdapat di sektor perdagangan

antara pedagang asli dan pendatang begitu terlihat, karena pembeli yang berdatangan cenderung banyak yang memilih membeli di lapak pedagang yang berada di pinggir jalan dan luar kios dengan alasan lebih praktis dan jarak yang lebih dekat.

Jika dari pihak Disperindag, masyarakat, dan pedagang pasar semakin mampu berkoordinasi dengan baik, kemudian juga didukung dengan adanya regulasi yang tegas dan terdapat monev yang semakin terstruktur. Nantinya, akan mampu mengurangi permasalahan leakage tenaga kerja. Dalam 10 tahun ke depan, akan muncul inisiatif dari pedagang lokal dan Disperindag untuk lebih mengatur kebijakan terkait pedagang yang berasal dari luar. Hal itu dikarenakan kondisi leakage ini memberikan permasalahan terkait daya saing pedagang lokal. Jika kebijakan yang ditetapkan terkait pedagang pasar sudah dapat berjalan menuju ke arah yang lebih baik, maka kecamatan Pracimantoro semakin berpotensi sebagai pusat pelayanan yang mampu memicu untuk mendatangkan konsumen dari luar dan bukan distributor atau produsen dari luar.

Page 13: Bab iv (hal. 46 68)

58

Hal lain yang perlu menjadi pertimbangan dalam untuk menyikapi leakage tenaga kerja ini adalah perkembangan kecamatan Pracimantoro sebagai wilayah yang menjadi pusat pelayanan di bagian selatan Wonogiri dan Communities Based Ecotorism. Perkembangan wilayah Pracimantoro ini tentu akan semakin memicu datangnya pedagang ataupun tenaga kerja dari wilayah lain yang masuk ke Prcimantoro. Diperlukan adanya suatu sistem dan kebijakan yang mengatur terkait aktivitas perdagangan untuk pedagang yang berasal dari dalam maupun luar Pracimantoro.

Jika dalam sepuluh tahun ke depan muncul usaha dan kerja sama dari stakeholder perdagangan dan jasa kecamatan Pracimantoro, dapat dipastikan kegiatan perdagangan yang ada di pasar Pracimantoro akan semakin tertata. Tidak hanya dalam hal pengendalian tupoksi pedagang lokal dan pedagang luar, namun juga terciptanya pola ruang pergerakan barang yang lebih jelas dan dapat lebih dikendalikan. Sehingga juga akan berpengaruh terhadap pendapatan ekonomi regional Pracimantoro.

b. Kondisi jaringan jalan Kecamatan Pracimantoro sudah mengalami perbaikan sehingga mobilisasi dan distribusi hasil pertanian di Kecamatan Pracimantoro tdak terhambatKualitas jalan di Kecamatan Pracimantoro

meningkat, sehingga dapat memudahkan masyarakat dalam melakukan perjalanan dan mendistribusikan hasil pertanian. Dengan melakukan peningkatan kualitas jalan, maka mendukung percepatan pembangunan Jalur Jalan Lingkar Selatan yang melewati Kecamatan Pracimantoro. Jika hal tersebut telah dilakukan, maka diperlukan perawatan jalan secara teratur. Sehingga pada tahun 2024, Kecamatan

Pracimantoro menjadi Secondary Hub City atau sebagai daerah transit karena menjadi penghubung Provinsi DIY-Jawa Timur, serta kawasan perkotaan Pracimantoro menjadi pusat pelayanan di bagian selatan Wonogiri. Masyarakat di Kecamatan Pracimantoro dan wilayah sekitar lainnya akan dapat dengan mudah mengakses sarana dan prasarana di Kecamatan Pracimantoro, serta mobilisasi yang dilakukan akan lebih efisien.

c. Adanya pendekatan khusus terkait penyediaan TPA dan jaringan drainase- TPA : Adanya tindak lanjut terkait system

pengeloaan sampah dan pengadaan TPA- Jaringan Drainase : Pembuatan Drainase Permanen

di seluruh Kecamatan Pracimantoro sehingga tidak mencemari air bawah tanahDilihat secara keseluruhan, wilayah Pracimantoro

belum memiliki sistem pengolahan sampah yang baik.

Pengelolaan sampah dilakukan secara langsung oleh setiap rumah tangga yaitu mayoritas dengan cara dibakar. Pengelolaan sampah dengan cara dibakar bukanlah pengelolaan yang baik karena dapat mencemari lingkungan akibat asap pembakaran yang ditimbulkan.

Page 14: Bab iv (hal. 46 68)

59

Selain itu, kondisi drainase yang terdapat di wilayah Pracimantoro ini juga masih memprihatinkan. Saluran drainase belum terdapat secara menyeluruh di setiap sisi jalan. Untuk jalan utama yang terdapat di kecamatan ini, masih ditemukan ruas jalan yang bahkan belum terdapat saluran drainase. Kondisi ini tentu saja dapat berakibat buruk jika terus saja dibiarkan. Air sisa pembuangan atau air hujan yang seharusnya dapat dialiri dengan sistem drainase justru akan tergenang dan dapat menyebabkan banjir.

Jika dalam penyediaan sistem drainase sampai tingkatan tersier sudah dapat dipermanenkan, maka akan menciptakan lingkungan yang lebih berkelanjutan karena limbah rumah tangga tidak mencemari sumber mata air yang ada. Di mana sumber mata air tersebut bisa menjadi objek wisata kars kecamatan Pracimantoro dan akan mendukung sektor pariwisata sehingga dapat membantu perkembangan kecamatan Pracimantoro. Selain pendekatan terhadap aspek ekologi, juga diperlukan penyediaan standar sistem drainase di perkotaan

Pracimantoro. Sehingga kecamatan Pracimantoro dapat menjadi pusat pelayanan yang lebih baik dan terencana.

Dalam perencanaan yang mempertimbangkan aspek lingkungan, kecamatan Pracimantoro tidak diperbolehkan mendirikan TPA pada lokasi yang di dalamnya terdapat formasi batuan kars. Hal itu dikarenakan limbah sampah yang diolah dapat mencemari sungai bawah tanah yang ada di bawahnya. Jika kecamatan Pracimantoro memiliki sistem persampahan yang terstruktur, maka akan tercipta lingkungan yang lebih berkelanjutan. Karena tidak tercipta polusi udara oleh pembakaran sampah dan sistem pengangkutan sampah yang terangkut hingga TPA. Dengan perkembangan prasarana persampahan tersebut akan menyelamatkan kondisi bentang alam kars yang ada di kecamatan Pracimantoro. Sehingga akan menciptakan objek pariwisata yang lebih berpotensi dan mendukung perkembangan sektor pariwisata di kecamatan Pracimantoro.

d. Kebutuhan air bersih di Kecamatan Pracimantoro untuk konsumsi dan pertanian tercukupiSebagian besar wilayah Pracimantoro mengalami

kesulitan air bersih yang dikarenakan topografi dan wilayah Pracimantoro yang berada pada formasi batuan karst. Kekurangan air bersih tersebut baik yang diperuntukan pertanian dan konsumsi keseharian. Saat ini air bersih di wilayah Pracimantoro diperoleh dari sumber air yang dialirkan, karena jika menggunakan sumur harus melakukan pengeboran yang cukup dalam untuk menemukan mata air dan ini memerlukan biaya yang tidak sedikit. Air bersih merupakan sumber

kehidupan, terlebih wilayah ini merupakan penyumbang PDRB sektor pertanian terbesar untuk Kabupaten Wonogiri. Apabila kebutuhan air baik untuk konsumsi maupun pertanian sudah mencukupi maka akan menambah kontribusi sektor pertanian lebih banyak lagi. Jika semua desa/kelurahan tidak lagi mengalami kekeringan maka Kecamatan Pracimantoro akan lebih siap mejadi pusat pelayanan di bagian selatan Kabupaten Wonogiri.

e. Potensi wisata berkembang secara optimal

Page 15: Bab iv (hal. 46 68)

60

Kondisi pariwisata Pracimantoro belum berkembang secara optimal. Jika sarana Pracimantoro mengalami peningkatan dalam hal jumlah dan kualitas didukung dengan prasarana yang juga semakin baik pula kualitasnya karena kondisi pemerintahan Pracimantoro yang mengalami peningkatan akibat perubahan kepemimpinan yang peduli terhadap pengembangan pariwisata Kabupaten Wonogiri maka Pariwisata Pracimantoro juga mengalami peningkatan yang besar. Selain itu juga terdapat suatu kerjasama antar semua pariwisata yang terdapat di Kab Wonogiri,

didukung pula dengan perbaikan dan penambahan fasilitas di Pariwisata Goa Putri Kencana dan Kawasan Museum Kars seperti penambahan fasilitas berupa mobil wisata yang akan mengantarkan kita ke seluruh wisata di Kab. Wongogiri sehingga terjalin suatu paket wisata yang dapat menjalin kerjasama antar pariwisata di seluruh Kab. Wonogiri. Dan jika terjadi peningkatan kegiatan ekonomi di sepanjang JJLS maka dapat terjadi peningkatan terhadap pemasukan PAD Kec. Pracimantoro.

4.4 Strategi PengembanganStrategi pengembangan merupakan trik atau cara

khusus yang akan dilakukan guna pengembangan Kecamatan Pracimantoro ke arah yang lebih baik. Strategi pengembangan ini terbagi menjadi 2, yaitu strategi pengembangan wilayah dan startegi pengembangan kota. Pembagian strategi pengembangan menjadi 2 tersebut

dilakukan karena dalam mengatasi permasalahan kota-wilayah serta untuk mencapai tujuan wilayah-kota tentunya memiliki beberapa trik khusus sehingga permasalahan wilayah-kota bisa diselesaikan dan tujuan kota-wilayah dapat terlaksana.

4.4.1 Strategi Pengembangan WilayahStrategi pengembangan wilayah terbagi lagi

menjadi 3 berdasarkan aspek, yaitu strategi spasial, sosial-ekonomi dan kelembagaan. Untuk setiap strategi tersebut,

terdapat startegi utama atau Grand Strategy yang menjadi tolak ukur utama pengembangan wilayah. Berikut Grand Strategy dari masing-masing aspek.

Spatial Grand Strategy Mengembangkan kegiatan perdagangan di sepanjang JJLS yang akan mendukung penambahan jumlah lapangan

pekerjaan dan menyediakan TPS, TPA dan drainase permanen skala wilayah. Memperluas jangkauan pelayanan infrastruktur Kecamatan Pracimantoro.

Social-Economic Grand Strategy

Page 16: Bab iv (hal. 46 68)

61

Menjadikan masyarakat Pracimantoro yang aktif, kreatif dan inovatif khususnya di sektor ekonomi dengan mengoptimalkan produktivitas pertanian dan pariwisata wilayah didukung dengan meningkatnya infrastruktur wilayah guna mendukung kegiatan ekonomi.

Organizing Grand Strategy Melibatkan masyarakat dalam pengembangan pertanian, pariwisata dan UKM local serta memperluas kerjasama antara

pelaku wisata dan kerjasama antar daerah. Mengoptimalkan pelayanan perdagangan dan jasa untuk menjangkau kebutuhan pedesaan.

a. Strategi Spasial Penambah jumlah lapangan pekerjaan di

Kecamatan Pracimantoro Pemindahan lokasi terminal dan peningkatan

kinerja terminal Kecamatan Pracimantoro Memfasilitasi penyediaan air bersih serta menjadi

penyuplai air bersih baik dari pihak swasta ataupun pemerintah pusat dengan memanfaatkan sumber air alami

Penyediaan TPS dan TPA di Kecamatan Pracimantoro berdasarkan standar persampahan serta pertimbangan produksi sampah dari jumlah penduduk

Pengembangan jenis drainase permanen berdasarkan kondisi fisik di Kecamatan Pracimantoro

Peningkatan kualitas jaringan sanitasi Perluasan jangkauan pelayanan telekomunikasi

dan jaringan listrik Peningkatan kinerja jaringan jalan Kecamatan

Pracimantoro Peningkatan pelayanan transporrtasi umum

khususnya colt carry, bus antar kota dan bus antar provinsi

Pengembangan kegiatan perdagangan di sepanjang JJLS Kecamatan Pracimantoro

b. Strategi Sosial-Ekonomi Menjadikan masyarakat Kecamatan Pracimantoro

yang aktif, kreatif, dan inovatif di sektor ekonomi Pengoptimalan produktivitas pertanian dan

meningkatkan sektor pariwisata di wilayah-wilayah yang memiliki potensi

Mengelola infrastruktur untuk menarik investor swasta untuk ikut serta mengembangkan sektor pertanian dan promosi pariwisata

Page 17: Bab iv (hal. 46 68)

62

c. Strategi Kelembagaan Pelibatan peran BPP untuk mengembangkan

potensi pertanian pedesaan melalui peningkatan SDM

Meningkatkan dan mengeksplorasi potensi-potensi yang ada di Kecamatan Pracimantoro seperti potensi pariwisata melalui media promosi dari pihak pengelola dan melibatkan masyarakat sebagai stakeholder

Perluasan kerjasama antara pelaku wisata dan kerjasama antar daerah

Pengoptimalan pelayanan perdagangan dan jasa untuk menjangkau kebutuhan pedesaan

Pelibatan masyarakat dalam pengembangan UMKM

Menarik pihak swasta sebagai investor untuk bekerjasama dalam penyelesaian JJLS

4.4.2 Strategi Pengembangan KotaStrategi pengembangan kota terbagi lagi menjadi 3

berdasarkan aspek, yaitu strategi spasial, sosial-ekonomi dan kelembagaan. Untuk setiap strategi tersebut, terdapat

startegi utama atau Grand Strategy yang menjadi tolak ukur utama pengembangan kota. Berikut Grand Strategy dari masing-masing aspek.

Spatial Grand Strategy Memperluas jangkauan pelayanan sarana prasarana perkotaan dengan melakukan penambahan serta peningkatan

kualitas sarana prasarana perkotaan. Mengembangkan pusat dan sub pusat pelayanan kota

Social-Economic Grand Strategy Meningkatkan kualitas SDM mandiri dalam mengembangan perekonomian perkotaan serta pemerataan pelayanan oleh

kawasan perkotaan Kecamatan Pracimantoro Meningkatkan modal usaha dan mengembangkan UMKM kawasan perkotaan

Organizing Grand Strategy Mengoptimalkan pelayanan pusat permukiman kawasan perkotaan hingga hierarki dibawahnya dengan meningkatkan

sinergisitas system organisasi kelembagaan intra Kecamatan Pracimantoro Mengelola dan mengoptimalkan sektor-sektor basis dengan pemerataan pada aspek perekonomian dan spasial agar

terciptanya sinergisitas diantara setiap sektor

a. Strategi Spasial

Page 18: Bab iv (hal. 46 68)

63

Penambahan dan peningkatan mutu sarana dan prasarana pendukung di kawasan perkotaan guna meningkatkna pelayanan penduduk

Peningkatan dan memperluas jangkauan pelayanan infrastruktur perkotaan ke daerah sekitar perkotaan (baik dalam lingkup Kec. Pracimantoro, Kab. WOnogiri, Kab. Gunungkidul dan Kab. Pacitan)

Menjadikan kawasan perkotaan Pracimantoro sebagai pusat distribusi air bersih Kecamatan Pracimantoro

Pengoptimalan pelayanan distribusi air bersih perkotaan dank e seluruh desa-desa di Kecamatan Pracimantoro

Peningkatan pelayanan infrastruktur jalan di kawasan perkotaan sehingga memperlancar distribusi barang

Pengembangan pusat dan sub pusat pelayanan kota

b. Strategi Sosial-Ekonomi Peningkatan kualitas SDM yang mandiri dalam

mengembangkan perekonomian di perkotaan Pemerataan pelayanan oleh kawasan perkotaan

Pracimantoro terhadap desa-desa di Kecamatan Pracimantoro

Peningkatan modal usaha dan mengembangkan UMKM di Kawasan perkotaan Pracimantoro

c. Strategi Kelembagaan Pengoptimalan pelayanan di pusat permukiman

perkotaan hingga hierarki dibawahnya Peningkatan sinergisitas system organisasi

kelembagaan intra Kec. Pracimantoro

Pengelolaan dan pengoptimalan sektor-sektor basis di kawasan perkotaan Pracimantoro dengan pemerataan pada aspek perekonomian dan spasial agar terciptanya sinergisitas di antara setiap sektor.

4.5 Rencana Sistem Pusat Permukiman WilayahSistem pusat permukiman pada suatu

wilayah dapat terbentuk menjadi beberapa hirarki berdasarkan fungsi dan karakteristik masing-masing wilayah. Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi hirarki pusat permukiman antara

lain persebaran fasilitas yang ditandai dengan jumlah dan kelengkapannya, prasarana penunjang aktivitas, fungsi kawasan (produksi atau distribusi), serta keterkaitan pusat-sub pusat yang dapat dilihat berdasarkan flow of comodity.

Page 19: Bab iv (hal. 46 68)

Peta Pusat Permukiman

Kecamatan

GAMBAR 4.1

64

Peta sistem permukiman di Kecamatan Pracimantoro Dapat dilihat pada Gambar 4.1. Berdasarkan peta tersebut dapat diketahui bahwa Kecamatan Pracimantoro terbagi menjadi 3 hirarki pusat permukiman. Berdasarkan hasil analisis, Desa Pracimantoro dan Sedayu dikategorikan sebagai hirarki 1 pusat permukiman. Hal tersebut disebakan karena kawasan ini berperan sebagai pusat distribusi bagi desa-desa lain yang berada di sekitarnya. Di samping hal itu, ketersedian sarana dan prasarana perkotaan paling banyak dan paling lengkap terdapat pada Desa Pracimantoro. Fenomena ini dapat dilihat dengan kecenderungan perkembangan aktivitas permukiman dan perdagangan yang berkembang pesat pada desa ini. Selain itu di Desa Pracimantoro juga terdapat sebuah terminal yang digunakan sebagai sarana

penunjang aktivitas transportasi antara Kecamatan Pracimantoro dengan wilayah di sekitarnya.

Sumber: Analisis Kelompok 1A Studio Perencanaan, 2013