43
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional dilaksanakan pada segala bidang, dan salah satu bidang yang tak kalah pentingnya dari bidang lain adalah bidang kesehatan. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Indra penglihatan merupakan panca indra yang sangat penting dan besar pengaruhnya terhadap proses peningkatan kecerdasan dan produktivitas kerja manusia. Hal ini erat kaitannya dengan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) serta kualitas harapan hidup, meningkatkan kesejahteraan keluarga dan masyarakat serta mempertinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat. Mata membutuhkan sejumlah tekanan tertentu agar dapat berfungsi baik. Pada beberapa orang, tekanan bola mata ini dapat meninggi sehingga menyebabkan

BAB 1 glaukoma

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB 1 glaukoma

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan nasional dilaksanakan pada segala bidang, dan salah satu

bidang yang tak kalah pentingnya dari bidang lain adalah bidang kesehatan.

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan

kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

masyarakat yang optimal.

Indra penglihatan merupakan panca indra yang sangat penting dan besar

pengaruhnya terhadap proses peningkatan kecerdasan dan produktivitas kerja

manusia. Hal ini erat kaitannya dengan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia

(SDM) serta kualitas harapan hidup, meningkatkan kesejahteraan keluarga dan

masyarakat serta mempertinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat.

Mata membutuhkan sejumlah tekanan tertentu agar dapat berfungsi baik. Pada

beberapa orang, tekanan bola mata ini dapat meninggi sehingga menyebabkan

kerusakan pada saraf optik yang mengakibatkan gangguan pada sebagian atau seluruh

lapang pandang atau buta. Kerusakan saraf optik ini dapat berupa penyakit

glaukoma.

Berdasarkan hasil survey World Health Organisation (WHO), pada tahun

1990 terdapat 38 juta penderita kebutaan, sedangkan pada tahun 1996 meningkat

menjadi 45 juta penderita kebutaan.Angka kebutaan Bangladesh pada tahun 1996 tercatat

1% dari jumlahpenduduk, Myanmar 0,9% dari jumlah penduduk, Bhutan 0,8% dari

jumlahpenduduk, India 0,7% dari jumlah penduduk, Srilangka 0,5% dari jumlah

penduduk,Korea selatan 0,4% dari jumlah penduduk, Thailand 0,3% dari jumlah

penduduk.

Berdasarkan Survey Departemen Kesehatan pada tahun 1982 angka kebutaan

Indonesia tercatat 1,2% dari jumlah penduduk, sedangkan pada tahun 1996

meningkat menjadi 1,5% dari jumlah penduduk.

Page 2: BAB 1 glaukoma

Berdasarkan hasil survey World Health Organisation (WHO), penyebab

utama kebutaan tahun 2002 adalah katarak (47,8%), glaukoma (12,3%), penyakit

yang berhubungan dengan degeneratif (8,7%), corneal opacities (5,1%), diabetes

retinopathy (4,8%), trakhoma (3,6%), lain-lain (17,6%).

Prevalensi (angka kejadian) glaukoma tahun 1996 di beberapa negara, seperti

di Amerika Serikat 0,27% hingga 5,6%, Swedia 0,86%, Inggris 0,64%, dan Jamaika

1,4%.

Berdasarkan Survey Kesehatan Indra tahun 1993-1996, sebesar 1,5%

penduduk Indonesia mengalami kebutaan dengan penyebab utama adalah Katarak

(0,78%), Glaukoma (0,20%), Kelainan Refraksi (0,14%), penyakit yang berhubungan

dengan lanjut usia (0,38%).

Berdasarkan Survei Departemen Kesehatan Indonesia tahun 1996, dari 0.2%

kebutaan akibat glaukoma, terdapat 0.16% kebutaan pada kedua mata, dan 0.04%

kebutaan pada satu mata.

Berdasarkan bank data Departemen Kesehatan Indonesia (2004), distribusi

penyakit mata dan adneksa pasien rawat inap menurut golongan sebab sakit adalah :

Konjungtivitis dan gangguan lain konjungtivitis (2.106 pasien), Katarak dan

gangguan lain lensa (9.493 pasien), Glaukoma (1.119 pasien), Penyakit mata dan

adneksa lainnya (3.985 pasien). Sedangkan distribusi penyakit mata dan adneksa

pasien rawat jalan menurut golongan sebab sakit adalah : Konjungtivitis dan

gangguan lain konjungtivitis (116.938 pasien), Katarak dan gangguan lain lensa

(53.065 pasien), Glaukoma (10.160 pasien), Penyakit mata dan adneksa lainnya

(232.188 pasien).

Berdasarkan catatan medical record RSUD Dr M Yunus Bengkulu di RSUD Dr.M

Yunus Bengkulu tercatat periode januari sampai desember 2009 terdapat 45 orang

penderita glaucoma.

Berdasarkan uraian di atas didapaatkan bahwa penderita glaucoma masih cukup

tinggi ,maka peneliti tertarik untuk meneliti rumuskan masalah pokok yang akan diteliti

adalah kajian tentang factor resiko terjadinya penyakit glaucoma di ruang poli klinik mata

RSUD Dr.M Yunus Bengkulu tahun 2009.

Page 3: BAB 1 glaukoma

1.2 Perumusan Masalah

Belum diketahui factor resiko penyebab glaukoma di RSUD dr M Yunus bengkulu tahun

2009

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui factor resiko terjadinya glaukoma di RSUD dr M Yunus Bengkulu

tahun 2009

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita glaukoma

b. Untuk mengetahui umur rata-rata penderita glaukoma.

c. Untuk mengetahui distribusi penderita glaukoma berdasarkan tekanan bola mata

d Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita glaukoma berdasarkan riwayat penyakit

1.4 Manfaat Penelitian

a. Sebagai bahan masukan bagi pihak Rumah Sakit Umum dr M yunus bengkulu tentang

penderita glaukoma dalam upaya perencanaan pencegahan kebutaan

dengan mengenal secara dini factor resiko glaukoma.

b. Sebagai bahan masukan/informasi bagi peneliti lain yang ingin

melakukan/melanjutkan penelitian tentang penderita glaukoma.

Page 4: BAB 1 glaukoma

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Mata

2.1.1 Kornea

Kornea adalah selaput bening mata yang tembus cahaya. Tebal kornea ratarata

orang dewasa adalah 0,65 mm di bagian perifer, dan 0,54 mm di bagian tengah.

Kornea berfungsi sebagai membran pelindung dan merupakan tempat masuknya

cahaya ke dalam bola mata menuju ke retina. Sumber nutrisi kornea adalah

pembuluh-pembuluh darah di limbus, cairan mata dan air mata. Kornea terdiri dari

lima lapisan, yaitu : epitel, membran Bowman, stroma, membran Descement dan

endotel.

2.1.2 Sklera

Sklera adalah selaput mata yang berwarna putih dan berfungsi sebagai

pembungkus dan pelindung isi bola mata. Sklera mempunyai kekakuan tertentu dan

tebal 1 mm. Permukaan luar sklera diselubungi oleh lapisan tipis dari jaringan yang

elastis dan halus, yaitu episklera, yang banyak mengandung pembuluh darah

sedangkan pada permukaan sklera bagian dalam terdapat lapisan pigmen berwarna

coklat, yaitu lamina fuska, yang membatasi sklera dengan koroit.

Page 5: BAB 1 glaukoma

2.1.3 Uvea

Uvea adalah lapisan vaskular di dalam bola mata, yang terdiri dari 3 bagian,

yaitu:

a. Iris, mempunyai permukaan yang relatif datar dengan celah yang berbentuk bulat

di tengahnya, yang disebut pupil. Iris mempunyai kemampuan untuk mengatur

banyaknya cahaya yang masuk ke dalam bola mata secara otomatis dengan

mengecilkan dan melebarkan pupil. Pupil dapat mengecil akibat suasana cahaya

yang terang dan melebar akibat suasana cahaya yang redup atau gelap.

b. Badan siliar, terdiri dari dua bagian, yaitu : korona siliar yang berkerut-kerut

dengan tebal 2 mm dan pars plana yang lebih halus dan rata dengan tebal 4 mm.

c. Koroid, berisi pembuluh-pembuluh darah dalam jumlah yang sangat besar, yang

berfungsi untuk memberi nutrisi pada retina bagian terluar yang terletak di

bawahnya.

2.1.4 Lensa

Terletak dibelakang iris yang terdiri dari zat tembus cahaya berbentuk seperti

cakram yang dapat menebal dan menipis pada saat terjadinya akomodasi (terfokusnya

objek dekat pada retina) dengan tebal 4 mm dan diameter 9 mm.

2.1.5 Badan Kaca

Badan kaca merupakan suatu jaringan seperti kaca bening yang terletak antara

lensa dan retina. Badan kaca tediri dari 99% air dan 1% terdiri dari 2 komponen,

yaitu: kolagen dan asam hialuron. Fungsi badan kaca adalah mempertahankan bola

mata agar tetap bulat dan meneruskan sinar dari lensa ke retina.

2.1.6 Retina

Retina atau selaput jala merupakan bagian mata yang mengandung reseptor

yang menerima rangsang dari cahaya. Retina dialiri darah dari 2 sumber, yaitu :

lapisan koriokapiler yang mengaliri darah pada 2/3 bagian luar retina, sedangkan 2/3

bagian dalam retina dialiri darah dari cabang-cabang arteri retina sentral.

Sel-sel pada lapisan retina yang paling luar berhubungan langsung dengan

cahaya. Sel-sel tersebut adalah sel-sel kerucut (cone) dan batang (rod). Sel kerucut

(cone) berfungsi untuk penglihatan terang, warna dan penglihatan sentral. Sedangkan

Page 6: BAB 1 glaukoma

sel batang (rod) berfungsi untuk penglihatan dalam keadaan redup atau gelap.

2.2 Pengertian Glaukoma

Glaucoma adalah suatu keadaan dimana tekanan bola mata tidak normal atau lebih

tinggi dari pada normal yang mengakibatkan kerusakan saraf penglihaatan dan

kebutaan ( Sidarta Ilyas,2004)

Glaucoma adalah adanya kesamaan kenaikan tekanan intra oculer yang berakhir

dengan kebutaan (Fritz Hollwich,1993)

Glaucoma berasal dari kata yunani “glaukos” yang berarti hijau kebiruan ,yang

memberikan kesan warna tersebut pada pupil penderita galukoma.kelainan mata

glaucoma ditandai dengan meningkatnya tekanan bola mata ,atropi saraf optikus,

dan menciuttnya lapang pandang.glaukoma adalah suatu penyakit dimana tekanan

bola mata meningkat,sehingga terjadi kerusakan pada saraf optikus dan

menyebabkan penurunan fungsi penglihatan(Mayenru Dwindra,2009)

Glaukoma merupakan suatu keadaan dimana tekanan mata seseorang

demikian tinggi atau tidak normal. Sehingga mengakibatkan kerusakan pada saraf

optik dan mengakibatkan gangguan pada sebagian atau seluruh lapang pandang atau

buta.Tekanan mata yang normal dinyatakan dengan tekanan air raksa yaitu antara

15-20 mmHg.

Page 7: BAB 1 glaukoma

Didalam mata terdapat cairan mata yang terdiri dari 99,9% air murni (akuos

humor) bening yang mengalir terus. Pengaliran cairan ini didalam bola mata seperti

air yang berada di dalam kolam tertutup yang bertukar dan mengalir terus. Bila terjadi

gangguan pengeluaran cairan maka air akan terbendung di dalam kolam. Demikian

pula jika cairan mata tidak dapat keluar maka tekanan di dalam bola mata akan naik

dan merusak saraf penglihatan.

Di dalam bola mata sebelah depan terdapat apa yang disebut dengan bilik

mata depan. Bilik mata depan merupakan ruangan di dalam mata yang dibatasi

kornea, iris, pupil, dan lensa yang diisi oleh cairan mata (akuos humor). Cairan mata

(akuos humor) mengatur oksigen dan makanan seperti : gula dan nutrient/zat gizi

penting lainnya untuk kornea dan lensa. Cairan mata (akuos humor) mempunyai

kapasitas isi tertentu untuk mempertahankan bola mata agar menjadi bulat. Cairan

mata (akuos humor) dihasilkan oleh jonjot badan siliar yang terletak di belakang iris.

Melalui celah iris dan lensa, cairan mata (akuos humor) keluar melalui pupil dan terus

ke bilik mata depan. Setelah itu, melalui jaring trabekulum cairan mata (akuos

humor) masuk ke dalam saluran yang disebut kanal Schlemm menuju ke pembuluh

darah. Normalnya antara produksi cairan mata (akuos humor) dan aliran keluarnya

adalah seimbang. Jika aliran keluarnya terhambat atau produksinya berlebihan, maka

tekanan bola mata akan meninggi (cairan akuos humor tidak sama dengan air

mata).

2.3 Klasifikasi Glaukoma

Glaukoma dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

2.3.1 Glaukoma Primer

Pada glaukoma primer, penyebab timbulnya glaukoma tidak diketahui.

Glaukoma primer dibagi atas 2 bentuk yaitu glaukoma sudut tertutup atau glaukoma

sudut sempit dan glaukoma sudut terbuka, yang disebut juga sebagai glaukoma

simpleks atau glaukoma kronik.

2.3.1.1 Glaukoma Sudut Tertutup

a. Sudut Tertutup Akut

Terjadi pada pasien dengan sudut bilik mata sempit. Pada glaukoma sudut

tertutup terjadi penutupan pengaliran keluar cairan mata secara mendadak. Tekanan

Page 8: BAB 1 glaukoma

yang mendadak ini akan memberikan rasa sakit yang sangat di mata dan di kepala

serta perasaan mual dan muntah.

Keadaan mata menunjukkan tanda-tanda peradangan seperti kelopak mata

bengkak, mata merah, tekanan bola mata sangat tinggi yang mengakibatkan pupil

lebar, kornea suram dan edem, iris sembab meradang, penglihatan kabur disertai

dengan adanya halo (pelangi disekitar lampu).

Serangan glaukoma mudah terjadi pada keadaan ruang yang gelap seperti

bioskop yang memungkinkan pupil melebar, dan akibat mengkonsumsi beberapa obat

tertentu seperti antidepresan, influenza, antihistamin, antimuntah serta obat yang

melebarkan pupil. Keluhan ini hilang bila pasien masuk ruang terang atau tidur

karena terjadi miosis yang mengakibatkan sudut bilik mata terbuka.

Hanya pembedahan yang dapat mengobati glaukoma sudut tertutup akut.

Tindakan pembedahan harus dilakukan pada mata dengan glaukoma sudut tertutup

akut karena serangan dapat berulang kembali pada suatu saat.

b. Sudut Tertutup Kronik

Pada glaukoma tertutup kronis, iris berangsur-angsur menutupi jalan keluar

cairan mata tanpa gejala yang nyata. Pada keadaan ini perlahan-lahan terbentuk

jaringan parut antara iris dan jalur keluar cairan mata. Tekanan bola mata akan naik

bila terjadi gangguan jumlah cairan keluar akibat bertambahnya jaringan parut.

c. Sudut Tertutup dengan Hambatan Pupil

Sudut tetutup dengan hambatan pupil adalah glaukoma dimana ditemukan

keadaan sudut bilik mata depan yang tertutup disertai dengan hambatan pupil.

Bila usia bertambah tua maka lensa akan bertambah cembung sehingga bilik

mata depan akan bertambah dangkal. Posisi lensa yang kedepan akan mendorong iris

ke depan, oleh karena itu diperlukan tekanan yang lebih tinggi untuk mendorong

cairan mata (akuos humor) keluar melalui celah iris.

d. Sudut Tertutup tanpa Hambatan Pupil

Glaukoma sudut tertutup tanpa hambatan pupil adalah glaukoma primer yang

ditandai dengan sudut bilik mata depan yang tertutup, tanpa disertai dengan hambatan

pupil. Pada umumnya sudut bilik mata depan sudah sempit sejak semula (bersifat

herediter), sehingga menyebabkan gangguan penglihatan cairan bilik mata depan ke

Page 9: BAB 1 glaukoma

jaring trabekulum.

Hambatan aliran cairan mata (akuos humor) dapat terjadi karena penutupan

sudut bilik mata yang dapat terjadi sedikit demi sedikit sampai tertutup sama sekali

atau mendadak tertutup sama sekali. Masing-masing keadaan memberikan gambaran

klinik yang berbeda-beda antara lain :

1) Penutupan Sudut Mendadak (Acute Angle Closure)

Penutupan sudut terjadi secara mendadak atau tiba-tiba sehingga aliran cairan

mata (akuos humor) dari bilik mata depan menjadi terhalang sama sekali. Faktor

pencetus dapat berupa keadaan emosi yang terlalu gembira, sesudah menonton film di

bioskop, berada dalam ruangan yang gelap atau minum terlalu banyak.

2) Penutupan Sudut Intermedit (Intermettent Angle Closure)

Pada umumnya sudut bilik depan sudah sempit sejak semula dan dapat

menyebabkan gangguan aliran cairan mata (akuos humor) menuju ke jaring

trabekulum. Perjalanan penyakit biasanya berupa serangan-serangan yang singkat dan

hilang timbul. Sesudah setiap kali serangan sudut bilik mata depan terbuka kembali,

akan tetapi keadaan sudut bilik mata depan tidak terbuka kembali seperti semula

(menjadi lebih sempit).

3) Penutupan Sudut Menahun (Chronic Angle Closure)

Dapat terjadi karena penutupan sudut yang perlahan-lahan atau merupakan

kelanjutan serangan intermitet yang sudah menimbulkan sinekia (perlekatan iris

dengan kornea pada sudut bilik mata) yang luas. Dapat juga terjadi karena serangan

mendadak yang tidak diatasi dengan baik.

2.3.1.2 Glaukoma Sudut Terbuka

a. Glaukoma Sudut Terbuka Kronik (Simpleks)

Glaukoma sudut terbuka kronik (simpleks) adalah glaukoma yang

penyebabnya tidak ditemukan dan disertai dengan sudut bilik mata depan yang

terbuka.

Pada umumnya glakoma sudut terbuka kronik (simpleks) ditemukan pada usia

lebih dari 40 tahun, walaupun penyakit ini kadang kadang ditemukan pada usia yang

lebih muda. Diduga glaukoma diturunkan secara dominan atau resesif pada kira-kira

Page 10: BAB 1 glaukoma

50% penderita. Secara genetik penderitanya adalah homozigot. Pada penderita

glaukoma sudut terbuka kronik (simpleks) 99% hambatan terdapat pada jaring

trabekulum dan kanal Schlemm.

Mata tidak merah dan sering penderita tidak memberikan keluhan sehingga

terdapat gangguan susunan anatomik tanpa disadari penderita.

Gangguan akibat tingginya tekanan bola mata terjadi pada kedua mata,

sehingga ditemukan gejala klinik akibat tekanan yang tinggi. Pada glaukoma

simpleks terdapat perjalanan penyakit yang lama, akan tetapi berjalan progresif

sampai berakhir dengan kebutaan.

b. Glaukoma Steroid

Pemakaian kortikosteroid topikal ataupun sistemik dapat mencetuskan

glaukoma sudut terbuka kronik (simpleks). Pada pasien glaukoma steroid akan terjadi

peninggian tekanan bola mata dengan keadaan mata yang terlihat dari luar putih atau

normal. Pasien akan memperlihatkan kelainan funduskopi berupa ekskavasi papil

glaukomatosa dan kelainan pada lapang pandangan. Bila steroid diberhentikan maka

pengobatan glaukoma steroid masih diperlukan sama seperti pengobatan pada

glaukoma lainnya.

c. Glaukoma Tekanan Rendah (Normal)

Glaukoma bertekanan rendah (normal) adalah suatu keadaan dimana

ditemukan penggaungan papil saraf optik dan kelainan lapang pandangan yang khas

glaukoma tetapi disertai dengan tekanan bola mata yang tidak tinggi (normal).

Penyebab dari tipe glaukoma bertekanan rendah (normal), berhubungan

dengan kekurangan sirkulasi darah di daerah saraf optik mata, yang dapat

mengakibatkan kematian dari sel-sel saraf optik yang bertugas membawa

impuls/rangsang dari retina menuju ke otak.

d. Glaukoma miopi atau pigmen

Glaukoma miopi dan pigmen adalah glaukoma primer sudut terbuka dimana

pada pemeriksaan gonioskopi ditemukan pigmentasi yang nyata dan padat pada jaring

Page 11: BAB 1 glaukoma

trabekulum.

Pada stadium permulaan ditemukan tekanan intraokuler (TIO) atau tekanan di

dalam bola mata, yang tinggi dan adanya halo (pelangi disekitar lampu) karena

adanya edema pada kornea. Sesudah stadium permulaan dapat diatasi biasanya

tekanan intraokuler (TIO) atau tekanan di dalam bola mata dapat terkontrol.

2.3.2 Glaukoma Sekunder

Glaukoma sekunder adalah glaukoma yang diketahui penyebab timbulnya.

Glaukoma sekunder dapat disebabkan atau dihubungkan dengan kelainan-kelainan

atau penyakit yang telah diderita sebelumnya atau pada saat itu, seperti : kelainan

lensa, kelainan uvea, trauma, pembedahan dan lain-lain.

2.3.2.1 Glaukoma Dibangkitkan Lensa

Glaukoma dibangkitkan lensa merupakan salah satu bentuk daripada

glaukoma sekunder. Glaukoma ini terjadi bersamaan dengan kelainan lensa, dimana

terjadi gangguan pengaliran cairan mata (akuos humor) ke sudut bilik mata akibat

mencembungnya lensa mata.

2.3.2.2 Glaukoma Neovaskuler

Glaukoma neovaskuler adalah glaukoma sekunder yang disebabkan oleh

bertumbuhnya jaringan fibrovaskuler (neovaskuler) di permukaan iris. Neovaskuler

ini menuju ke sudut bilik depan dan berakhir pada jaring trubekulum.

Glaukoma neovaskuler dapat diakibatkan oleh berbagai hal, misalnya :

kelainan pembuluh darah, penyakit peradangan pembuluh darah, penyakit pembuluh

darah sistemik, serta penyakit tumor mata.

2.3.2.3 Glaukoma Maligna

Glaukoma maligna adalah suatu keadaan peningkatan tekanan intrakuler

(TIO) atau tekanan pada bola mata oleh karena terdapatnya hambatan siliar (ciliary

block).

Hambatan siliar pada glaukoma maligna terjadi karena penempelan lensa

dengan badan siliar atau badan kaca dengan badan siliar. Hal ini menyebabkan

terjadinya penimbunan cairan mata (akuos humor) hasil produksi badan siliar di

bagian belakang yang mendesak ke segala arah. Keadaan ini akan mengakibatkan

terjadinya pendangkalan bilik mata depan.

Page 12: BAB 1 glaukoma

2.3.2.4 Glaukoma dengan Hambatan Pupil

Glaukoma dengan hambatan pupil adalah glaukoma sekunder yang timbul

akibat terhalangnya pengaliran cairan mata (akuos humor) dari bilik mata belakang ke

bilik mata depan. Hambatan ini dapat bersifat total dan relatif. Pada hambatan yang

bersifat total, glaukoma terjadi akibat perlekatan iris dengan lensa ataupun iris dengan

badan kaca. Hal ini biasanya terjadi sesudah peradangan. Pada hambatan yang

bersifat relatif, glaukoma terjadi akibat iris dan pangkal iris terdorong kedepan,

sehingga menutup sudut bilik mata depan. Akibatnya terjadi tekanan yang lebih

tinggi di bilik mata belakang dibandingkan dengan bilik mata depan.

2.3.3 Glaukoma Kongenital

Glaukoma kongenital merupakan suatu keadaan tingginya tekanan bola mata

akibat terdapatnya gangguan perkembangan embriologik segmen depan bola mata.

Gangguan perkembangan embriologik dapat berupa kelainan akibat terdapatnya

membran kongenital yang menutupi sudut bilik mata depan pada saat perkembangan

bola mata, kelainan pembentukan kanal Schlemm, dan kelainan akibat tidak

sempurnanya pembentukan pembuluh darah bilik yang menampung cairan bilik

mata.

Akibat pembendungan cairan mata, tekanan bola mata meninggi pada saat

bola mata sedang dalam perkembangan sehingga terjadi pembesaran bola mata yang

disebut sebagai buftalmos.

Gejala-gejala glaukoma kongenital biasanya sudah dapat terlihat pada bulan

pertama atau sebelum berumur 1 tahun. Kelainan pada glaukoma kongenital terdapat

pada kedua mata. Rasa silau dan sakit akan terlihat pada bayi yang menderita

glaukoma kongenital, hal ini terlihat pada suatu sikap seakan-akan ingin menghindari

sinar sehingga bayi tersebut akan selalu menyembunyikan kepala dan matanya.

2.3.4 Glaukoma Absolut

Glaukoma absolut adalah suatu keadaaan akhir semua jenis glaukoma dimana

tajam penglihatan sudah menjadi nol atau sudah terjadi kebutaan total akibat tekanan

Page 13: BAB 1 glaukoma

bola mata memberikan gangguan fungsi lanjut.

Pada glaukoma absolut, kornea terlihat keruh, bilik mata dangkal, mata keras

seperti batu dan disertai dengan rasa sakit.

2.4 Etilogi

Penyebab dari glaucoma adalah sebagai berikut (Sidharta Ilyas,2004)

1.berrtamabahnya produksi cairan mata oleh badan ciliary.

2.berkurangnya pengeluaran cairan mata didaerah sudut bilik mata atau dicelah pupil

Glaukoma merupakan penyakit yang tidak dapat diobati, akan tetapi bila

diketahui sejak dini dan segera dilakukan tindakan medis maka glaukoma dapat

dikontrol untuk mencegah kerusakan lanjut atau kebutaan pada mata.

2.4.2 Determinan (Faktor-faktor yang Mempengaruhi)

Faktor-faktor yang mempengaruhi glaukoma antara lain adalah :

a. Usia

Glaukoma merupakan salah satu penyebab kebutaan yang umumnya

menyerang orang berusia diatas 40 tahun. Risiko terkena glaukoma akan

meningkat pada umur 40 – 64 tahun sebesar 1% dan pada umur 65 tahun keatas

sebesar 5%.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Christina Magdalena (2006) di Rumah

Sakit Umum DR. Soetomo Surabaya, menemukan bahwa penderita hipertensi

yang telah berumur ≥ 60 tahun berisiko mengalami glaukoma sebesar 6 kali lebih

besar.

b. Gender (Jenis Kelamin)

Glaukoma sudut tertutup dengan hambatan pupil pada orang kulit putih

ditemukan bahwa pria 3 kali berisiko daripada wanita, sedangkan pada orang kulit

hitam, penderita pria sama resikonya dengan wanita..

c. Riwayat Keluarga

Apabila dalam keluarga ada yang terkena Glaukoma, disarankan agar anggota

keluarga yang lain sebaiknya memeriksakan mata secara rutin apabila umur telah

lebih dari 40 tahun.

Mereka yang memiliki riwayat glaukoma pada anggota keluarga berisiko 4-8

Page 14: BAB 1 glaukoma

kali lebih besar untuk terserang glaukoma Resiko terbesar terdapat pada

hubungan kakak-beradik kemudian hubungan orang tua dengan anak-anak.

d. Diabetes Mellitus

Penyakit Diabetes Mellitus (DM) dipercaya meningkatkan terjadinya resiko

terkena glaukoma.3 Penderita Diabetes Mellitus (DM), beresiko 2 kali lebih sering

terkena glaukoma.15 Sebesar 50% dari penderita Diabetes mengalami penyakit

mata dengan resiko kebutaan 25 kali lebih besar.

e. Hipertensi

Penderita hipertensi pun berisiko lebih tinggi terserang glaukoma daripada

yang tidak mengidap penyakit hipertensi. Penderita hipertensi, beresiko 6 kali

lebih sering terkena glaukoma.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Christina Magdalena (2006) di Rumah

Sakit Umum dr. Soetomo Surabaya, menemukan bahwa penderita yang telah

menderita hipertensi ≥ 5 tahun berisiko mengalami glaukoma sebesar 4 kali lebih

besar.

f. Trauma

Kelainan mata seperti kelainan lensa, kelainan uvea, trauma, pembedahan

katarak atau radang mata dan lain-lain, dapat menyebabkan terjadinya

glaukoma.27 Glaukoma sekunder adalah glaukoma yang dapat disebabkan atau

dihubungkan dengan kelainan mata yang telah diderita sebelumnya atau pada saat

itu.

i. Obat-obatan

Salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya Glaukoma adalah Pemakaian

obat-obatan yang mengandung steroid secara rutin dalam jangka waktu yang lama

misalnya: Pemakai obat tetes mata yang mengandung steroid yang tidak dikontrol

oleh dokter, obat inhaler untuk penderita asthma, obat steroid untuk radang sendi

dan pemakai obat yang memakai steroid secara rutin lainnya. Pemakai obatabatan

steroid secara rutin, sangat dianjurkan untuk memeriksakan diri ke dokter

spesialis mata untuk pendeteksian glaukoma.

f.tekanan bola mata

Page 15: BAB 1 glaukoma

tekanan bola mata diatas 21 mmHg berisiko tinggi terkena glaucoma.meskipun

untuk sebagian individu,tekanan bola mata yang lebih rendah sudah dapat merusak saaraf

optic . untuk mengukur tekanan bola mata dapat dilakukan di rumah sakit mata atau pada

dokter spesialis

2.5 patofisiologi

Akuos humor secara continue diproduksi oleh badan siliar ( sel epitel prosesus

ciliary bilik mata belakang untuk memberikan nutrient pada lensa .akuos humor mengalir

melalui jaring jaring trabekuler ,pupil,bilik mata depan .trabikuler mesh work dan kanal

schlem .tekanan intra ocular (TIO) dipertahankan dalam batas 10-21 mmHg tergantung

keseimbangan anatar produksi dan pengeluaran (aliran ) AqH dibilik mata depan .

Peningkatan TIO akan menekan aliran darah kesaraf optic dan retina sehingga

dapat merusak serabut saraf optic iskemik dan mati.selanjutnya menyebabkan kerusakan

jaringan yang dimulai dari perifer menuju ke fovea sentralis . hal ini menyebabkan

penurunan lapang pandang yang dimulai dari daerah nasal atas dan sisa terakhir pada

temporal(Sunaryo Joko waluyo,2009)

2.6 Gejala-gejala dan Keluhan Penderita Glaukoma

Gejala dini glaukoma tidak ada yang menunjukkan gejala yang berarti, karena

sebagian orang hanya merasakan gejala yang hampir sama dengan penyakit mata

lainnya, seperti mata buram, sakit mata, atau timbul pelangi jika melihat sorot lampu

(adanya halo), yang terjadi karena adanya tekanan yang tinggi pada mata sehingga

membuat mata menjadi bengkak, akibatnya pembiasan cahaya menjadi terganggu.

Penderita dapat mengalami glaukoma dalam stadium dini dan menengah

selama bertahun-tahun tanpa merasakan gejala awal. Sebagian besar penderita

glaukoma datang ke dokter spesialis mata setelah keluhan dirasakan pada stadium

lanjut dan sudah mengalami kebutaan.

Ada dua keluhan pasien Glaukoma, yang pertama adalah pada glaukoma akut

(mendadak) yaitu penyakit mata yang disebabkan oleh tekanan intraokular (TIO) atau

Page 16: BAB 1 glaukoma

tekanan di dalam bola mata yang tinggi secara mendadak. Keadaan tersebut dapat

menyebabkan kebutaan dalam waktu relatif cepat yaitu dalam hitungan hari.

Gejalanya adalah mendadak nyeri pada mata, sakit kepala, kelopak mata bengkak,

mata merah, melihat pelangi disekitar sumber cahaya atau lampu (adanya halo), dan

mual sampai muntah.Yang kedua adalah pada glaukoma kronis (menahun) yaitu

penyakit mata yang disebabkan oleh peningkatan tekanan intraokuler (TIO) atau

tekanan di dalam bola mata secara perlahan-lahan. Biasanya muncul diusia 40 tahun

keataspada glaukoma kronis (menahun) saraf mata mengalami kerusakan dan

kematian yang spesifik, sehingga mengakibatkan kehilangan lapang pandangan sesuai

dengan beratnya Glaukoma. Namun terkadang glaukoma kronis (menahun) terjadi

tanpa keluhan.

2.7 Komplikasi

Komplikasi dari glaucoma menurut berbagai sumber yang salah satunya

www.jec-online.com adalah kebutaan .dan komplikasi yang lain :

1.sinellia anterior perifer iris perifer melekat pada jalinan trabekel dan menghambat aliran

mata keluar.

2.katarak lensa kadang-kadang melekat membengkak, dan bisa terjadi katarak .lensa yang

membengkak mendorong iris lebih jauh ke depan yang akan menambah hambatan pupil

dan pada gilirannya akan menambah derajat hambatan sudut.

3.atropi retina dan saraf optic daya tahan unsure-unsur saraf mata terhadap tekanan intra

okuler yang tinggi adalah buruk.terjadi gaung glaucoma pada pupil optic dan atropi retina

,terutama pada lapisan sel-sel ganglio.

2.8 Tingkat Keparahan

2.8.1 Tingkat Keparahan Tekanan Intraokuler

Tekanan intraoluler (TIO) atau tekanan di dalam bola mata seseorang,

tidaklah sama dari hari ke hari ataupun dari jam ke jam. Oleh karena itu, perlu

melakukan pemeriksaan teratur yakni 3-4 kali setahun. Tekanan bola mata yang

norml berkisar antara 15-20 mmHg. Tekanan diatas 20 mmHg dianggap sudah ”high

normal” dan sudah harus diwaspadai.

2.9 Defek Lapang Pandangan

Page 17: BAB 1 glaukoma

Gangguan pada lapang pandangan merupakan gangguan yang terjadi akibat

kerusakan saraf. Pemeriksaan lapang pandangan merupakan pemeriksaan yang perlu

dilakukan pada pasien dengan glaukoma.

Tanda awal hilangnya lapang pandang biasanya terlihat berupa adanya area

lengkungan yang tidak terlihat atau gelap (Blind Spot) sedikit diatas atau dibawah

penglihatan sentral. Daerah gelap ini akan meluas apabila tidak diobati atau ditangani

sehingga daerah yang sempit seperti kita melihat pada lubang kunci (tunnel vision).

2.10 Diagnosis

Setiap orang perlu melakukan pemeriksaan matanya secara teratur. Apabila

seseorang mengetahui mempunyai faktor risiko untuk terserang glaukoma maka

seseorang tersebut memerlukan pemeriksaan yang lebih sering. Pemeriksaan mata

pada umumnya sebaiknya dilakukan setiap 3-5 tahun sekali, namun bila usia telah

mencapai lebih dari 40 tahun maka pemeriksaan mata dilakukan setiap 1-2 tahun

sekali. Pemeriksaan mata dilakukan setiap tahun sangat penting pada orang yang

memiliki faktor risiko.

Pemeriksaan ulang 3-4 kali setahun pada penderita glaukoma sangat perlu.

Hal ini dilakukan untuk melihat apakah tekanan bola mata tidak memberikan

kerusakan baru pada saraf optik.

Untuk mengetahui ada atau tidaknya glaukoma maka dokter mata akan melakukan

pemeriksaan dasar glaukoma seperti pemeriksaan saraf optik, tekanan Mata Normal Mata

dengan Glaukoma (Blind Spot) Mata dengan glaucoma tingkat lanjut (Tunnel Vision)

bola mata, dan lapang pandangan. Bila dua dari tiga pemeriksaan diatas tidak normal

maka diagnosis glaukoma sudah dapat dibuat.

Beberapa uji yang sering dilakukan pada mata untuk membuat diagnosis

antara lain :

a) Membuat anamnesis pribadi atau riwayat pada keluarga. Dokter mata akan

menanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita glaukoma. Dalam

anamnesis dibutuhkan pula riwayat medis dan pribadi.

b) Melakukan pemeriksaan tekanan bola mata dengan tonometer atau dengan

alat pengukur tekanan bola mata lainnya.

c) Dokter mata akan melakukan pemeriksaan dan melihat kerusakan yang terjadi

Page 18: BAB 1 glaukoma

pada saraf optik dengan menggunakan oftalmoskopi. Oftalmoskopi adalah

alat untuk memeriksa mata bagian dalam terutama saraf mata, dengan cara

mengeluarkan sinar untuk menyinari bagian dalam mata, sehingga bentuk dan

warna syaraf optik dapat dilihat.

d) Untuk melihat keadaan lapang pandangan, maka dilakukan uji dengan cara

membuat peta lengkap lapang penglihatan dan gangguan penglihatan pada

daerah penglihatan.

e) Pemeriksaan gonioskopi, yaitu pemeriksaan sudut bilik mata dengan

menggunakan lensa gonioskopi yang disebut goniolens.

2.11 Penatalaksanaan Medis Terhadap Penanggulangan Glaukoma

Meskipun tidak ada obat yang dapat menyembuhkan glaukoma, namun pada

kebanyakan kasus glaukoma dapat dikendalikan. Penderita glaukoma dapat dirawat

dengan obat tetes mata, operasi laser dan pembedahan. Menurunkan tekanan pada

mata dapat mencegah kerusakan penglihatan yang lebih lanjut. Oleh karena itu

semakin dini deteksi glaukoma maka akan semakin besar tingkat kesuksesan

pencegahan kerusakan penglihatan. Penatalaksanaan medis yang dapat dilakukan

untuk penanggulangan terhadap penderita glaukoma antara lain adalah :

2.11.1 Non Operasi

a) Tetes mata : cara ini merupakan yang paling umum dan sering serta harus

dilakukan secara teratur. Sebagian pasien mendapatkan respon yang bagus dari

obat tetes mata dan sebagian lainnya tidak mendapatkan respon, namun pemilihan

pengobatan harus disesuaikan dengan kebutuhan pasien dan tipe glaukomanya.

b) Laser (laser trabeculoplasty) : ini dilakukan jika obat tetes mata tidak

menghentikan kerusakan penglihatan. Pada kebanyakan kasus, meski telah

dilakukan tindakan laser ini, obat tetes mata tetap harus diberikan. Tindakan laser

ini tidak memerlukan pasien untuk dirawat di rumah sakit.

2.11.2 Operasi

Pembedahan (trabeculectomy) : biasanya dilakukan jika tetes mata dan

penanganan dengan laser telah gagal dalam mengontrol tekanan bola mata. Sebuah

saluran dibuat untuk memungkinkan cairan mata mengalir keluar. Tindakan ini dapat

menyelamatkan sisa penglihatan yang ada tapi tidak memperbaiki lapang pandangan

Page 19: BAB 1 glaukoma

yang telah rusak .

2.12 Pencegahan Glaukoma

Tidak ada satu pun usaha yang dapat mencegah timbulnya glaukoma pada

seseorang. Pengetahuan mengenal glaukoma adalah untuk mencegah terjadinya

kebutaan akibat glaukoma. Masalah kebutaan juga menjadi masalah publik karena

berpengaruh pula terhadap masalah ekonomi seperti : hilangnya produktifitas,

menjadi beban keluarga, beban pendamping, beban pemerintah, dan lain-lain. Adapun

hambatan dalam pencegahan glaukoma adalah : kurangnya partisipasi masyarakat,

kurangnya pengetahuan masyarakat, kurangnya tenaga profesional dan kurangnya

fasilitas.33 Ada empat tingkat pencegahan yang dapat mencegah terjadinya kebutaan

pada penderita glaukoma, yaitu :

2.12.1 Pencegahan Primordial

Pencegahan primordial adalah pencegahan yang baru dikenal. Tujuan dari

pencegahan primordial adalah untuk menghindari kemunculan atau kemapanan di

bidang sosial, ekonomi dan pola kehidupan yang diketahui mempunyai kontribusi

untuk meningkatkan risiko penyakit. Sasaran dari pencegahan primordial adalah

masyarakat yang sehat secara umum.

Mengingat besarnya masalah kebutaan di dunia, WHO pada tanggal 30

September 1999, mencanangkan komitmen global Vision 2020: The Right to Sight

untuk mendorong pencegahan gangguan penglihatan dan kebutaan. Dalam upaya

mencapai Vision 2020, WHO menetapkan setiap hari Kamis pada bulan Oktober

minggu kedua sebagai peringatan Hari Penglihatan Sedunia (World Sight

Day/WSD).

2.12.2 Pencegahan Primer

Untuk dapat mencegah kebutaan diperlukan kerjasama banyak pihak

diantaranya adalah : dari pihak masyarakat dalam hal peningkatan pengetahuan,

pengertian dan kesadaran akan pentingnya kesehatan mata, dari pihak rumah Sakit

Mata dalam bentuk pelayanan dan penyuluhan kesehatan mata baik didalam maupun

Page 20: BAB 1 glaukoma

diluar Rumah Sakit, dari LSM, Individu, Profesional serta Sektor swasta, dan lainlain.

2.12.3 Pencegahan Sekunder

Kebutaan karena glaukoma dapat dicegah dengan pemeriksaan dini sehingga

kemungkinan terjadinya kerusakan saraf mata yang lebih parah dapat dicegah.

Bahkan, bila ditemukan lebih awal, saraf mata yang belum rusak karena glaukoma itu

masih bisa dipertahankan dengan obat tetes mata, laser, dan tindakan operasi

pembedahan.

2.13.4 Pencegahan Tersier

Walaupun kerusakan yang sudah terjadi akibat glaukoma tidak dapat

diperbaiki lagi, tetapi dengan pemeriksaan dan pengobatan yang teratur maka

kerusakan dapat dihambat seminimal mungkin.

Kajian tentang faktor resiko glaukoma

Glaukoma adalah kelompok penyakit mata yang disebabkan tingginya tekanan

bola mata. Ini menyebabkan rusaknya saraf optik yang membentuk bagian-bagian retina

di belakang bola mata. Di mana saraf optik ini menyambung jaringan-jaringan penerima

cahaya dengan bagian dari otak yang memproses informasi penglihatan.

Glaukoma merupakan salah satu penyakit mata. Glaukoma ini adalah kerusakan

saraf mata yang penyebab utamanya adalah tekanan mata yang tinggi,"

(,drDonnyVIstiantoroSpM.)

Glaukoma dapat diderita oleh siapa saja dengan segala usia. Namun, penyakit ini

lebih banyak menyerang individu dengan umur di atas 40 tahun.,

faktor risiko yang harus diperhatikan, selain umur adalah riwayat anggota keluarga

yang terkena glaukoma, tekanan bola mata, obat-obatan, riwayat trauma (luka

Page 21: BAB 1 glaukoma

kecelakaan) pada mata, dan juga penyakit lain.

Risiko glaukoma bertambah tinggi dengan bertambahnya usia. Terdapat 2 persen

dari populasi usia 40 tahun yang terkena glaukoma. Angka ini, dia menyebutkan, akan

bertambah dengan bertambahnya usia.

Untuk riwayat anggota keluarga yang terkena glaukoma, untuk glaukoma jenis

tertentu, anggota keluarga penderita mempunyai risiko enam kali lebih besar terkena

penyakit tersebut. Risiko terbesar adalah kakak beradik, kemudian hubungan orangtua

dan anak-anak.

Seseorang yang mempunyai riwayat keluarga glaukoma mempunyai risiko sekitar

dua kali daripada yang tidak mempunyai riwayat keluarga,"

Untuk faktor risiko terhadap tekanan bola mata, pada tekanan bola mata di atas 21

mmHg sangat berisiko tinggi terkena glaukoma. Meskipun untuk sebagian individu,

tekanan bola mata yang lebih rendah sudah dapat merusak saraf optik.

Selain itu, pemakai obat tetes mata yang mengandung steroid yang tidak dikontrol

dokter, obat inhaler untuk penderita asma, obat steroid untuk radang sendi, dan pengasup

obat yang memakai steroid secara rutin lainnya bisa menjadi pemicu faktor risiko

timbulnya glaukoma

Penggunaan obat steroid dalam jangka waktu lama dan terus-menerus, misalnya,

obat tetes mata atau juga seseorang yang menggunakan kacamata dengan minus yang

tinggi juga disebutkan dapat menjadi faktor risiko timbulnya glaucoma.

Page 22: BAB 1 glaukoma
Page 23: BAB 1 glaukoma
Page 24: BAB 1 glaukoma