17
2.1. GEOGRAFI 2.1.1. Luas Wilayah Dan Batas Wilayah Kabupaten Nunukan merupakan salah satu kabupaten yang terletak di wilayah utara Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan negara Malaysia, terletak pada posisi antara 115°33’ sampai dengan 118°03’ Bujur Timur dan 3°15' sampai dengan 4°24' Lintang Utara. Wilayah Kabupaten Nunukan di sebelah Utara berbatasan langsung dengan Negara Malaysia Timur-Sabah, sebelah Timur dengan Laut Sulawesi, sebelah Selatan dengan Kabupaten Bulungan dan Kabupaten Malinau, sebelah Barat berbatasan langsung dengan Negara Malaysia Timur-Serawak. Luas wilayah Kabupaten Nunukan adalah 14.263,68 Km 2 atau 7,06% dari total luas Provinsi Kalimantan Timur dan wilayah lautan sejauh 4 mil laut dari garis pantai terluar ke arah laut seluas 1.408,758 Km 2 . Wilayah Kabupaten Nunukan terdiri atas sembilan kecamatan pada tahun 2010; yaitu yaitu Kecamatan Krayan, Kecamatan Krayan Selatan, Kecamatan Lumbis, Kecamatan Sembakung, Kecamatan Nunukan, Kecamatan Nunukan Selatan, Kecamatan Sebuku, Kecamatan Sebatik dan Kecamatan Sebatik Barat. Tabel 01. LUAS WILAYAH KECAMATAN DI KABUPATEN NUNUKAN TAHUN 2012(KM 2 ) Kecamatan Luas Wilayah (1) (2) 1. Krayan 1.837,5 4 2. Krayan Selatan 1.756,4 6 II - 13 RENCANA INDUK PERSAMPAHAN RENCANA INDUK PERSAMPAHAN KABUPATEN NUNUKAN 2014-2024 KABUPATEN NUNUKAN 2014-2024 BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN

b. Bab II Gambaran Umum1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

RI sampah

Citation preview

Page 1: b. Bab II Gambaran Umum1

2.1. GEOGRAFI

2.1.1. Luas Wilayah Dan Batas Wilayah

Kabupaten Nunukan merupakan salah satu kabupaten yang terletak di wilayah utara Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan negara Malaysia, terletak pada posisi antara 115°33’ sampai dengan 118°03’ Bujur Timur dan 3°15' sampai dengan 4°24' Lintang Utara. Wilayah Kabupaten Nunukan di sebelah Utara berbatasan langsung dengan Negara Malaysia Timur-Sabah, sebelah Timur dengan Laut Sulawesi, sebelah Selatan dengan Kabupaten Bulungan dan Kabupaten Malinau, sebelah Barat berbatasan langsung dengan Negara Malaysia Timur-Serawak.

Luas wilayah Kabupaten Nunukan adalah 14.263,68 Km2 atau 7,06% dari total luas Provinsi Kalimantan Timur dan wilayah lautan sejauh 4 mil laut dari garis pantai terluar ke arah laut seluas 1.408,758 Km2. Wilayah Kabupaten Nunukan terdiri atas sembilan kecamatan pada tahun 2010; yaitu yaitu Kecamatan Krayan, Kecamatan Krayan Selatan, Kecamatan Lumbis, Kecamatan Sembakung, Kecamatan Nunukan, Kecamatan Nunukan Selatan, Kecamatan Sebuku, Kecamatan Sebatik dan Kecamatan Sebatik Barat.

Tabel 01. LUAS WILAYAH KECAMATAN

DI KABUPATEN NUNUKAN TAHUN 2012(KM2)Kecamatan Luas Wilayah

(1) (2)

1. Krayan 1.837,542. Krayan Selatan 1.756,463. Lumbis 3.645,504. Sembakung 2.055,905. Nunukan 1.421,986. Sebuku 3.124,907. Sebatik 104,428. Sebatik Barat 142,199. Nunukan Selatan 174,79

Jumlah 14.263,68Sumber : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Nunukan

II - 13

RENCANA INDUK PERSAMPAHAN RENCANA INDUK PERSAMPAHAN KABUPATEN NUNUKAN 2014-2024KABUPATEN NUNUKAN 2014-2024

BAB IIGAMBARAN UMUM KABUPATEN

Page 2: b. Bab II Gambaran Umum1

Gambar 02 Peta Administrai Kabupaten Nunukan.

II - 14

Page 3: b. Bab II Gambaran Umum1

2.1.2. Topografi1) Tingkat Kemiringan

Kemiringan di wilayah Kabupaten Nunukan sangat bervariasi, yang secara umum dikategorikan kedalam 6 (enam) kelas kemiringan, yaitu :

Kemiringan 0-2 % : datar Kemiringan 2-8 % : landai Kemiringan 8-15 % : agak landai Kemiringan 15-25 % : agak curam Kemiringan 25-40 % : curam Kemiringan >40 % : sangat curam

Wilayah Kabupaten Nunukan mempunyai kemiringan tanah dari 0 sampai lebih dari 40%. Secara umum dapat dikatakan bahwa kemiringan tanah wilayah Kabupaten Nunukan berkolerasi positif dengan ketinggian. Makin tinggi letak suatu hamparan maka kemiringannya semakin terjal.

Tabel 02. LUAS WILAYAH KELAS KEMIRINGAN DI KABUPATEN NUNUKAN (HA)

Kelas Kemiringa

n (%)Luas Wilayah %

(1) (2) (3)

0-2 474.984 33,302-8 86.723 6,08

8-15 126.511 8,8715-25 125.594 8,8125-40 110.502 7,75>40 502.054 35,20

Jumlah 1.426.368100,0

0Sumber : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Nunukan

Berdasarkan data Tahun 2007 luas kemiringan lahan di Kabupaten Nunukan meliputi datar (0-2%) seluas 474.984 Ha, landai (2-8%) seluas 86.723 Ha, agak landai (8-15%) seluas 126.511 Ha, agak curam (15-25%) seluas 125.594 Ha, curam (25-40%) seluas 110.502 Ha dan sangat curam (>40%) seluas 502.054 Ha.

2) Kelas Ketinggian

Secara topografi, wilayah daratan Kabupaten Nunukan terdiri atas kawasan perbukitan terjal di sebelah utara bagian barat, perbukitan sedang di bagian tengah dan dataran bergelombang dan landai di bagian timur memanjang hingga ke pantai sebelah timur. Perbukitan terjal disebelah utara merupakan jalur pegunungan dengan ketinggian lebih dari 1.500 m diatas permukaan laut, sedangkan perbukitan disebelah selatan bagian tengah ketinggiannya berkisar antara 500 m - 1.500 m di atas permukaan laut.

II - 15

Page 4: b. Bab II Gambaran Umum1

Penyebaran dan luas masing-masing kelas ketinggian Wilayah Kabupaten Nunukan ini disajikan dalam Tabel 3.

Tabel 03. PENYEBARAN DAN LUAS MASING-MASING KETINGGIAN

KABUPATEN NUNUKAN (HA)Ketinggian

(m)Luas %

(1) (2) (3)

0 - 100 716.808 50,25100 - 500 155.112 10,87

500 - 1.000 284.981 19,981.000 - 1.500 269.221 18,871.500 - 2.000 246 0,02

Jumlah 1.426.368 100,00Sumber : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Nunukan

2.1.3. Morfologi Tanah

Pada tabel selanjutnya terlihat bahwa jenis tanah yang terdapat di wilayah Kabupaten Nunukan hanya 8 (delapan) jenis, dan yang paling besar luasannya adalah kombinasi Podsolik/Regosol yaitu sebesar 410.486 atau 28,79 %, umumnya terdapat di Kecamatan Krayan, Krayan Selatan dan Lumbis. Kebalikannya, jenis tanah yang paling sedikit, terdapat adalah kombinasi Alluvial/Gambut, yaitu sebesar 50.898 Ha atau sebesar 3,7 % dari luas wilayah.

Mengingat ketinggian wilayah yang ada jenis tanal alluvial hampir keseluruhannya terdapat di Kecamatan Nunukan, Sebatik, Sebuku dan Sembakung. Kombinasi Aluvial/Gambut hanya terdapat di Kecamatan Lumbis dengan luasan 837 Ha, sedangkan di Kecamatan Krayan dan Krayan Selatan tidak terdapat sama sekali.

Tabel 04. PENYEBARAN DAN LUAS MASING-MASING JENIS TANAH KABUPATEN NUNUKAN (HA)

Jenis Tanah Nunukan Sebatik Sebuku Sembakung Lumbis Krayan Krayan Selatan Jumlah

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)Latosol 834 595 47.357 19.700 28.628 13.102 39.023 149.239 Podsolik 28.700 14.023 87.574 4.646 49.018 23.453 4.916 212.330 Podsolik/Latosol 35.016 4.802 38.063 1.206 2.481 25.980 23.294 130.842 Podsolik/Regosol 14.697 0 68.496 0 97.661 121.219 108.413 410.486 Lithosol 0 289 12.002 0 184.128 0 0 196.419 Organosol 18.608 0 32.481 113.530 1.797 0 0 166.416 Alluvial/Gambut 3.108 3.397 16.274 27.282 837 0 0 50.898 Alluvial 58.714 1.555 13.243 39.226 0 0 0 112.738

Jumlah 159.677 24.661 315.490 205.590 364.550 183.754 175.646 1.429.368 Sumber : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Nunukan

Keterangan :

II - 16

Page 5: b. Bab II Gambaran Umum1

Lithosol

Tanah mineral yang ketebalannya 20 cm atau kurang. Di bawahnya terdapat batuan keras yang padu

Alluvial Tanah berasal dari endapan baru dan berlapis-lapis, bahan organik jumlahnya berubah tidak teratur dengan kedalaman. Hanya terdapat epipedon ochrik, histik atau sulfurik, kandungan pasir kurang dari 60%

Latosol Tanah dengan kadar liat lebih dari 60%, remah sampai gumpal, gembur, warna tanah seragam dengan batas-batas horison yang kabur, solum dalam (lebih dari 150 cm). kejenuhan basa kurang dari 50%,umunya mempunyai epipedon kambrik dan horison kambik

Podsolik Tanah dengan horison penimbunan liat (horison argilik), dan kejenuhan basa kurang dari 50%, tidak mempunyai horison albik.

Regosol Tanah bertekstur kasar dengan kadar pasir lebih dari 60%, hanya mempunyai horison penciri ochrik, histik atau sulfurik.

Organosol Tanah organik (gambut) yang ketebalannya lebih dari 50 cm

2.1.4. PENGGUNAAN LAHAN

Penggunaan lahan di Kabupaten Nunukan didominasi oleh wilayah hutan, selain terdapat juga lahan persawahan dan lahan non sawah.

Luas kawasan hutan di Kabupaten Nunukan terdiri dari hutan lindung dengan luas lahan 167.428 hektar, Taman Nasional “Kayan Mentarang” seluas 356.819 hektar, kawasan hutan 431.207 hektar, Kawasan Budidaya Non Kehutanan 470.914 hektar.

Tabel 05. LUAS PENGGUNAAN LAHAN KAWASAN HUTAN TAHUN 2010 (Ha)

Penggunaan Lahan Luas Lahan(1) (2)

Kawasan Budidaya Non Kehutanan (KBNK) 470.914Kawasan Budidaya Hutan (KBK) 431.207Hutan Lindung (HL) 167.428Taman Nasional “Kayan Mentarang” (TNKM)

356.819

Jumlah 1.426.368Sumber : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Nunukan

II - 17

Page 6: b. Bab II Gambaran Umum1

Gambar 03Peta Morfologi Tanah Kabupaten Nunukan

II - 18

Page 7: b. Bab II Gambaran Umum1

Gambar 04Peta Penggunaan Lahan Kabupaten Nunukan Tahun 2011

II - 19

Page 8: b. Bab II Gambaran Umum1

2.2. LINGKUNGAN HIDUP

Undang-undang 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, walaupun tidak secara implisit menyebutkan bahwa otonomi daerah dibidang pengelolaan lingkungan hidup Undang-undang tersebut telah mencerminkan azas desentralisasi dan azas dekosentrasi khususnya dalam hal keterpaduan program pengelolaan lingkungan hidup.

Kabupaten Nunukan yang memiliki luas wilayah 14.263,68 Km2 merupakan Kabupaten kaya akan potensi sumber daya alam. Sebagai daerah yang memiliki berbagai potensi sumber daya alam, pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Nunukan tidaklah mungkin dilepaskan dari upaya pendayagunaan sumber daya alam tersebut, terutama bagi peningkatan pembangunan perekonomian daerah. Tersedianya berbagai potensi sumber daya alam seperti sumber daya hutan, lahan dan mineral di daerah ini menyebabkan usaha/kegiatan di bidang kehutanan, perkebunan pertanian dan pertambangan menjadi sektor unggulan dalam menunjang perekonomian daerah, namun demikian pendayagunaan potensi sumber daya alam yang kurang memperhatikan batas kemampuan daya dukung dan daya tampung lingkungan yang ada, maka baik secara langsung maupun tidak langsung pendayagunaan sumber daya tersebut akan menimbulkan ancaman terhadap kelestarian lingkungan hidup dan kesinambungan pembangunan itu sendiri sebagai akibat menurunnya kualitas lingkungan hidup yang ada.

Berbagai upaya ditempuh untuk mencegah dan mengurangi laju penurunan kualitas lingkungan tersebut, namun sejauh ini dipandang masih belum cukup mampu dalam mengimbangi laju penurunan kualitas lingkungan yang terjadi. Kompleksitas permasalahan yang dihadapi serta berbagai kendala dan keterbatasan sumber daya yang dimiliki menyebebkan penanganan permasalahan lingkungan tersebut belum mencapai hasil yang optimal.

2.3. DEMOGRAFI

Jumlah penduduk dan kepadatan penduduk pada suatu wilayah dapat digunakan sebagai tolok ukur untuk mengetahui kecenderungan distribusi penduduk. Jumlah kepadatan penduduk yang tinggi cenderung mengelompok pada tempat-tempat tertentu sehingga menyebabkan pelbagai pola penyebaran dan memunculkan fenomena segregasi penduduk. Kepadatan penduduk yang tinggi pada umumnya dapat dijumpai pada kawasan perkotaan dan industri yang mempunyai aktifitas tinggi, adanya sarana transportasi yang memadai, dan keadaan sosial ekonomi yang lebih baik. Sebaliknya kepadatan penduduk yang rendah pada umumnya terdapat pada daerah-daerah yang aktifitas ekonomi yang realatif masih rendah dan keadaan sarana transportasi yang masih sulit. Telaah demografi menjadi kunci dalam menghitung secara analitis kebutuhan pengelolaan sistem persampahan atas dasar kependudukan dan kondisi fisik permukiman.

II - 21

Page 9: b. Bab II Gambaran Umum1

Tabel 06.

BANYAKNYA PENDUDUK KABUPATEN NUNUKAN MENURUT JENIS KELAMIN TAHUN 2010

KecamatanLaki-laki

(jiwa)Perempuan

(jiwa)

Jumlah Penduduk

(jiwa)

Rasio Jenis Kelamin

(1) (2) (3) (4) (5)Krayan 3.887 3.358 7.245 115,75Krayan Selatan 1.206 1.050 2.256 114,86Lumbis 5.127 4.779 9.906 107,28Sembakung 4.283 3.870 8.153 110,67Nunukan 28.669 24.977 53.646 114,78Sebuku 6.722 5.561 12.283 120,88Nunukan Selatan

8.276 6.623 14.899 124,96

Sebatik 11.602 10.452 22.054 111,00Sebatik Barat 5.475 4.925 10.400 111,17

Jumlah 75.247 65.595 140.842 114,71Hasil Sensus Penduduk 2010, BPS Kabupaten Nunukan

Penduduk Kabupaten Nunukan pada tahun 2000 sebanyak 79.620 jiwa dan meningkat pada tahun 2010 sebanyak 140.842 jiwa dengan perincian 75.247 jiwa penduduk laki-laki (53,43%) dan 65.595 jiwa penduduk perempuan (46,57%) dengan tingkat kepadatan penduduk rata-rata 9,87 jiwa/Km2. Laju pertumbuhan dalam periode 2000 - 2010 mencapai 5,87%.

Tabel 07. BANYAKNYA KELUARGA DAN KEPADATAN PENDUDUK DI KABUPATEN NUNUKAN

TAHUN 2010

KecamatanJumlah

Penduduk(jiwa)

KK Jiwa/KK Jiwa/km2

(1) (2) (3) (4) (5)Krayan 7.245 1.862 3,89 3,94Krayan Selatan 2.256 517 4,36 1,28Lumbis 9.906 1.973 5,02 2,72Sembakung 8.153 1.880 4,34 3,97Nunukan 53.646 12.554 4,27 37,73Sebuku 12.283 2.661 4,62 3,93Nunukan Selatan

14.899 3.3504,45 4,77

Sebatik 22.054 4.715 4,68 211,20Sebatik Barat 10.400 2.309 4,50 73,14

Jumlah 140.842 31.821 3,67 9,87Hasil Sensus Penduduk 2010

II - 22

Page 10: b. Bab II Gambaran Umum1

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Nunukan

Gambar 05 Prosentase Penduduk Menurut Kecamatan

2.4. KETENAGAKERJAAN

2.4.1. Tenaga Kerja

Aspek kajian ketenagakerjaan diperlukan dalam menganalisis kebutuhan tenaga kerja, terutama dalam mengarahkan untuk kebutuhan sistem pengelolaan sanitasi lingkungan berbasis masyarakat. Data-data dasar sebagai indikator ketenagakerjaan di Kabupaten Nunukan adalah sebagai berikut:

Tabel 08.

INDIKATOR KETENAGAKERJAAN KABUPATEN NUNUKAN TAHUN 2007-2011

Indikator Kependudukan Satuan Tahun

2008 2009 2010 2011(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Jumlah TKI Di Luar Negeri orang 8,004 1,4432. Tenaga kerja wanita orang 1,165 1,711 2,1003. Tenaga kerja pria orang 6,199 8,977 10,5284. PHK kasus 13 22 15. Jumlah TK PHK (jumlah orang) orang 789 48 16. Rata-rata kebutuhan hidup

minimum rupiah 1.418.9611.555.3981.574.6127. Rata-rata upah minimum regional rupiah 842.000 960.000 1.025.000

II - 23

KRAYAN5%

KRAYAN SELATAN2%

LUMBIS7%

SEMBAKUNG6%

NUNUKAN38%SEBUKU

11%

NUNUKAN SELATAN

9%

SEBATIK16%

SEBATIK BARAT7%

Page 11: b. Bab II Gambaran Umum1

Sumber : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Nunukan

2.4.2. Upah Minimum Regional

Upah Minimum Regional (UMR) juga mengalami kenaikan secara berkala, di-mana pada tahun 2007 UMR mencapai Rp. 787.000,- per orang dan mengalami kenaikan di tahun 2008 menjadi Rp. 842.000,- per orang, juga di tahun 2009 mengalami kenaikan lagi sehingga kebutuhan hidup minimum menjadi Rp. 960.000,- per orang. Tahun 2010 UMR mencapai Rp. 1.025.000,- per orang,

2.5. PENDIDIKAN

Tabel 09 JUMLAH SEKOLAH, MURID DAN GURU PADA PENDIDIKAN UMUMTAHUN 2008-2010

SARANA PENDIDIKANSatua

n

Tahun

2008 2009201

0201

1 (1) (2) (3) (4) (5) (6)

Jumlah sekolah   Taman Kanak-Kanak (TK) buah 27 30 35 Sekolah Luar Biasa (SLB) buah - 1 1 Sekolah Dasar (SD) buah 140 142 142 Sekolah Lj. Tkt. Prtm (SLTP) buah 46 47 47 Sekolah Lanj. Tingkat Atas (SLTA) buah 14 15 15 Perguruan Tinggi (PT) buah - - - Sekolah Menegah Kejuruan unit 2 2 4

Jumlah siswa/mahasiswa   Taman Kanak-Kanak (TK) orang 869 809 - Sekolah Luar Biasa (SLB) orang 15 15 -

Sekolah Dasar (SD) orang22.84

022.27

1 - Sekolah Lj. Tkt. Prtm (SLTP) orang 6.504 7.222 - Sekolah Menengah Umum (SMU) orang 3.165 4.096 - Sekolah Men. Kejuruan (SMK) orang 634 762 - Perguruan Tinggi (PT) orang 0 0 0

Jumlah guru/dosen & kepala sekolah   Taman Kanak-kanak (TK) orang 66 128 - Sekolah Luar Biasa (SLB) orang - 6 - Sekolah Dasar (SD) orang 1.110 1.674 - Sekolah Lanjutan Tkt. Pertama (SLTP) orang 468 552 - Sekolah Menengah Umum (SMU) orang 207 266 - Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) orang 44 52 - Perguruan Tinggi (PT) orang - - -

Sumber : Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Nunukan

II - 24

Page 12: b. Bab II Gambaran Umum1

II - 25