Bab II Gambaran Umum

Embed Size (px)

Citation preview

BAB II GAMBARAN UMUM

2.1

Kondisi Geografis

Kabupaten Musi Rawas merupakan salah satu kabupaten dalam Provinsi Sumatera Selatan yang secara geografis terletak pada posisi 1020 07 00 1030 40 10 Bujur Timur dan 20 20 00 30 38 00 Lintang Selatan. Luas wilayah Kabupaten Musi Rawas adalah 1.236.582,66 Ha. Berada di bagian barat Provinsi Sumatera Selatan, tempat pertemuan hulu Sungai Musi dengan aliran Sungai Rawas. Kabupaten ini berbatasan dengan Provinsi Jambi di bagian utara, bagian selatan berbatasan dengan Kabupaten Lahat dan Kabupaten Empat Lawang, di bagian barat berbatasan dengan Kota Lubuklinggau dan Provinsi Bengkulu dan di bagian timur berbatasan dengan Kabupaten Muara Enim dan Kabupaten Musi Banyuasin Kabupaten Musi Rawas mempunyai iklim tropis dan basah dengan curah hujan yang bervariasi, di mana setiap tahun jarang ditemukan bulan kering. Wilayah ini berada di ketinggian 129 meter dpl, terdiri dari 66,5% dataran rendah yang subur dengan struktur 62,75% tanah liat. Keadaan alam wilayah Kabupaten Musi Rawas terdiri atas hutan potensial, sawah, ladang, kebun karet, cadas dan kebun lainnya. Di sebelah barat terdapat dataran rendah yang sempit dan berbatasan dengan bukit barisan, dataran ini semakin ke timur semakin luas. Penyebaran jenis tanah di Kabupaten Musi Rawas terdiri dari : 1. Aluvial dengan ciri warna coklat kekuning-kuningan terbentuk oleh endapan liat dan pasir dijumpai di Kecamatan Tugumulyo dan Muara Kelingi. Tanah jenis ini seluas 8,05% dari luas kabupaten dan sangat cocok untuk tanaman padi dan palawijja. Litosol seluas 7,17% dari luas kabupaten baik dimanfaatkan untuk tanaman keras, rumputrumputan dan usaha ternak. Asosiasi Latisol hanya seluas 0,77 % dari luas kabupaten, terdapat di kecamatan STL Ulu dan Rupit. Regosol luasnya sama seperti asosiasi latisol, di mana 55,89 % berada di Kecamatan Muara Beliti dan 13,34 % di Kecamatan Rawas Ulu, yang diidentifikasi sangat cocok untuk budidaya tanaman padi sawah, palawija dan tanaman keras lainnya. Podsolik seluas 37,72% dari luas kabupaten, merupakan jenis tanah terluas di Kabupaten Musi Rawas. Sebagian besar terdapat di Kecamatan Rupit, Rawas ulu, Muara Lakitan dan Kecamatan Jayaloka, baik untuk tanaman padi sawah, padi ladang dan tanaman karet. Asosiasi Podsolik hanya terdapat di Kecamatan Muara Lakitan dan Rawas Ilir, dengan luas 29,59 % dari luas wilayah kabupaten. Komplek Podsolik hanya terdapat di Kecamatan Rawas Ulu.

2. 3. 4.

5.

6. 7.

Kabupaten Musi Rawas banyak terdapat sungai-sungai besar yang dapat dilayari, sebagian besar sungai-sungai tersebut bermata air dari bukit barisan. Adapun sungai-sungai yang terdapat di Kabupaten Musi Rawas terdiri dari Sungai Rawas, Sungai Lakitan, Sungai Kelingi, Sungai Rupit dan Sungai Musi. Kabupaten Musi Rawas yang sebagian besar merupakan kawasan hutan dengan beberapa jenis tumbuhan seperti jenis tanaman kayu merawan, sungkai, merbau, kolim, rotan dan jenis tumbuhan kayu lainnya. Sedangkan jenis satwa seperti harimau, gajah, monyet, rusa dan kijang, ayam hutan dan jenis satwa liar lainnya, merupakan jenis satwa yang sebagian besar masih berada pada kawasan hutan di wilayah Kabupaten Musi Rawas.

RPJMD KAB. MUSI RAWAS TAHUN 2011-2015

II-1

Gambar 2.1 Peta Orientasi Kabupaten Musi Rawas

Pada awal Tahun 2007 di Kabupaten Musi Rawas terjadi pemekaran wilayah kecamatan, pada awalnya kecamatan yang ada 17 kecamatan yang di mekarkan menjadi 21 kecamatan. Kecamatan hasil pemekaran tersebut antara lain : Kecamatan Sumber Harta hasil pemekaran dari Kecamatan Batu Kuning Lakitan (BKL) Ulu, kemudian Kecamatan BKL Ulu berubah nama menjadi Suku Tengah Lakitan (STL) Ulu. Kecamatan Tiang Pumpung Kepungut hasil pemekaran Kecamatan Muara Beliti, Kecamatan Suka Karya hasil pemekaran dari Kecamatan Jayaloka dan Kecamatan Tuah Negeri merupakan daerah pemekaran dari Kecamatan Muara Kelingi. Pada Bulan Mei tahun 2009, terjadi pemekaran wilayah administrasi desa dan kelurahan di Kabupaten Musi Rawas, dari 261 desa/kelurahan dimekarkan menjadi 277 desa/kelurahan. Pemekaran desa / kelurahan terjadi di: 1. 2. Kecamatan Nibung, Desa Jadi Mulya mekar menjadi Desa Jadi Mulya dan Desa Jadi Mulya I. Kecamatan Rupit, Desa Batu Gajah mekar menjadi Desa Batu Gajah dan Batu Gajah Baru. Desa Noman mekar menjadi Desa Noman dan Desa Noman Baru, Desa Lubuk Rumbai mekar menjadi Desa Lubuk Rumbai dan Lubuk Rumbai Baru. Sedangkan Desa Bingin mekar menjadi Desa Bingin dan Bingin Jaya. Kecamatan Selangit, Desa Lubuk Ngin mekar menjadi Desa Lubuk Ngin dan Lubuk Ngin Baru. Kecamatan Tiang Pumpung Kepungut, yaitu Desa Rantau Bingin mekar menjadi Desa Rantau Bingin dan Simpang Gegas Temuan (Sigastu). Kecamatan Muara Beliti ada 2 (dua) desa yaitu Desa Ketuan Jaya menjadi Desa Ketuan Jaya dan Air Lesing. Desa Pedang menjadi Desa Pedang dan Satan Indah Jaya.

3. 4. 5.

RPJMD KAB. MUSI RAWAS TAHUN 2011-2015

II-2

6. 7. 8.

Kecamatan Muara Kelingi, Desa Lubuk Tua mekar menjadi Desa Lubuk Tua dan Lubuk Muda Kecamatan STL Ulu, Desa Sukaraya mekar menjadi Desa Sukaraya dan Sukaraya Baru Kecamatan Megang Sakti, ada 2 desa yakni Desa Muara Megang mekar menjadi Desa Muara Megang dan Muara megang I. Desa Megang Sakti III mekar menjadi Desa Megang Sakti III dan Mulyo Sari.

Kecamatan dengan wilayah terluas adalah Kecamatan Muara Lakitan dengan luas 196.353,66 Km2 atau seluas 16,28% dari luas kabupaten. Terluas kedua adalah Kecamatan Karang Jaya dengan luas seluas 13,71% dari luas kabupaten sedangkan Kecamatan Ulu Rawas 11,25% dari luas kabupaten merupakan wilayah kecamatan terluas ketiga. Grafik 2.1 Luas Daerah (Km2) Menurut Kecamatan di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2009

Sumber : Musi Rawas Dalam Angka tahun 2010

Gambar 2.2 Peta Administrasi Kabupaten Musi Rawas

RPJMD KAB. MUSI RAWAS TAHUN 2011-2015

II-3

2.2

Ekonomi Makro Kabupaten Musi Rawas

Dalam melaksanakan seluruh program pembangunan Kabupaten Musi Rawas Tahun 2011-2015, suatu kerangka ekonomi makro daerah diperlukan sebagai acuan dalam memperkirakan perubahan produksi, pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja daerah dalam lima tahun mendatang. Selain itu, dengan memperhitungkan perubahan ekonomi makro daerah dapat dihitung perkiraan kebutuhan investasi selama lima tahun mulai dari 2011 sampai 2015 baik investasi pembangunan yang berasal dari Pemerintah dan Pemerintah Daerah, maupun bersumber dari swasta dan masyarakat.

2.2.1

PDRB Atas Dasar Harga Berlaku

PDRB atas dasar harga berlaku digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi dari tahun ke tahun. PDRB Kabupaten Musi Rawas atas Dasar Harga Berlaku di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2005-2009 disajikan pada tabel di bawah ini. Tabel 2.1 PDRB Kabupaten Musi Rawas atas Dasar Harga Berlaku dalam Jutaan Rupiah Tahun 2005-2009Lapangan Usaha 1 1. Pertanian 1.1 Tanaman Bahan Makanan 1.2 Tanaman Perkebunan 1.3 Peternakan dan Hasilhasilnya 1.4 Kehutanan 1.5 Perikanan 2. Penggalian 3. Industri 4. Listrik & Air Minum 5. Bangunan 6. Perdagangan, Hotel & Restauran 7. Pengangkutan dan Komunikasi 7.1 Pengangkutan 7.2 Komunikasi 8. Perbankan & Lembaga Keuangan Lainnya 9. Jasa-jasa Product Domestik Regional Bruto Dengan Migas 2005 2 1.286.517 425642 846541 118254 28214 139451 1.515.664 315.619 2.443 138.915 164.232 14.728 11.787 2.941 52.964 208.478 3.565.320 2006 3 1.558.102 975.281 135.410 28.970 162.225 975.281 1.650.386 376.366 3.160 159.135 195.669 19.228 15.872 3.356 63.529 241.775 4.132.628 2.722.605 2007 4 1.800.846 597.413 1.137.265 170.468 32.646 203.759 1.805.499 434.662 3.806 188.114 226.964 22.454 18.496 3.958 76.295 282.598 4.686.125 3.158.632 2008 5 2.141.551 708.227 1.305.611 201.647 38.411 237.018 2.242.326 518.849 4.481 238.363 263.247 26.407 21.274 5.133 91.790 328.817 5.419.004 3.776.950 2009 6 2.490.914 823.593 1.340.562 215.004 47.136 259.659 2.047.224 585.921 4.997 301.053 313.470 32.702 26.212 6.490 109.664 408.888 6.489.935 4.437.897

Product Domestik Regional 2.269.671 Bruto Tanpa Migas Sumber : BPS Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010.

Berdasarkan perkembangan PDRB Kabupaten Musi Rawas atas Dasar Harga Berlaku tahun 2005 2009, maka dapat diuraikan distribusi persentase PDRB Kabupaten Musi Rawas Tahun 2005 2009 sebagaimana disajikan dalam tabel 2.2

RPJMD KAB. MUSI RAWAS TAHUN 2011-2015

II-4

Tabel 2.2 Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Musi Rawas Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2005-2009 dengan Migas (%)Lapangan Usaha (1) 1. Pertanian 1.1 Tanaman Bahan Makanan 1.2 Tanaman Perkebunan 1.3 Peternakan dan Hasil-hasilnya 1.4 Kehutanan 1.5 Perikanan 2. Penggalian 3. Industri 4. Listrik & Air Minum 5. Bangunan 6. Perdagangan, Hotel & Restauran 7. Pengangkutan dan Komunikasi 7.1 Pengangkutan 7.2 Komunikasi 8. Perbankan & Lembaga Keuangan Lainnya 9. Jasa-jasa Product Domestik Regional Bruto Sumber : BPS Kabupaten Musi Rawas, tahun 2010 2005 (2) 36,08 9,68 19,47 2,68 0,85 3,40 38,75 8,85 0,07 3,90 4,61 0,41 0,33 0,08 1,49 5,85 100,00 2006 (3) 37,70 10,30 20,48 2,86 0,68 3,37 36,68 9,11 0,08 3,85 4,73 0,47 0,38 0,08 1,54 5,85 100,00 2007 (4) 38,43 10,65 20,81 2,89 0,62 3,46 35,22 9,28 0,08 4,01 4,84 0,48 0,39 0,08 1,63 6,03 100,00 2008 (5) 39,52 11,02 20,99 3,15 0,60 3,76 33,32 9,57 0,08 4,40 4,86 0,49 0,39 0,09 1,69 6,07 100,00 2009 (6) 38,38 10,91 20,12 3,11 0,59 3,65 34,55 9,03 0,08 4,64 4,83 0,50 0,40 0,10 1,69 6,30 100,00

Dengan memperhatikan realisasi PDRB dan distribusi PDRB atas dasar harga berlaku selama lima tahun, maka dapat diproyeksikan PDRB atas dasar harga berlaku 2010-2015, lihat tabel 2.3. Berdasarkan data pada tabel 2.3 di atas, diperkirakan nilai PDRB atas dasar harga berlaku Kabupaten Musi Rawas akan meningkat dari Rp. 7.537.720 juta pada tahun 2010 menjadi Rp. 13.715.987 juta pada tahun 2015 untuk PDRB dengan migas dan dari Rp. 5.661.844 juta pada tahun 2010 menjadi Rp. 11.631.395 juta pada tahun 2015 untuk PDRB tanpa Migas. Tabel 2.3 Estimasi PDRB Kabupaten Musi Rawas Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010-2015 (Rp. Juta)Sektor 1. Pertanian 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik. Gas dan Air Bersih 5. Bangunan 6. Perdagangan. Hotel dan Restoran 7. Pengangkutan dan Komunikasi 2010 2.822.876 2.432.422 736.435 6.926 386.685 411.371 43.062 2011 3.050.333 2.795.543 834.844 8.441 441.480 492.971 48.530 2012 3.546.602 2.982.866 941.458 12.421 499.201 562.787 57.892 2013 3.951.260 3.364.737 1.095.421 13.907 566.325 630.081 64.383 2014 4.406.545 3.814.170 1.240.361 21.761 667.390 714.477 74.954 2015 4.985.761 4.315.049 1.423.719 24.689 761.237 813.358 86.411

RPJMD KAB. MUSI RAWAS TAHUN 2011-2015

II-5

Sektor 8. Keuangan. Persewaan dan Jasa Perusahaan 9. Jasa-jasa PDRB DENGAN MIGAS PDRB TANPA MIGAS

2010 141.098 557.037 7.537.720 5.661.844

2011 159.540 609.662 8.441.292 6.521.614

2012 193.177 693.837 9.490.505 7.533.346

2013 217.614 793.752 10.697.466 8.715.386

2014 245.413 904.279 12.089.286 10.097.615

2015 277.063 1.028.699 13.715.987 11.631.395

Sumber : BPS Kabupaten Musi Rawas 2010 Asumsi: - Inflasi Migas naik 6 % per tahun - Inflasi Non Migas naik 8 % per tahun

2.2.2

Struktur Ekonomi Kabupaten Musi Rawas dan Provinsi Sumatera Selatan

Distribusi PDRB menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku Provinsi Sumatera Selatan juga menunjukkan peranan dan perubahan struktur ekonomi dari tahun ke tahun. Tiga sektor yang memberikan sumbangan terbesar di Tahun 2009 adalah sektor industri pengolahan sebesar 23,1%, sektor pertambangan dan penggalian 21,2%, dan sektor pertanian 17,4%. Tabel 2.6 menunjukkan bahwa hampir semua sektor ekonomi mengalami kenaikan peranan kecuali sektor pertambangan dan penggalian yang kontribusinya turun dari 25,5% tahun 2008 menjadi 21,2% tahun 2009. Penyebab turunnya kontribusi sektor ini adalah akibat adanya penurunan harga minyak mentah yang sangat signifikan. Sedangkan sektor-sektor yang mengalami kenaikan kontribusi adalah sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, serta sektor jasa-jasa. Sementara itu, sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas, dan air bersih tidak mengalami perubahan kontribusi yang berarti. Tabel 2.4 Struktur PDRB Provinsi Sumatera Selatan dan Kabupaten Musi Rawas Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008 2009 (%)Sektor 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Pertanian Pertambangan dan Penggalian Sektor Primer Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Bangunan Sektor Sekunder Sumsel 2008*) 17.2 25.5 42.7 23.1 0.5 6.0 29.6 12.0 4.1 3.4 8.2 27.7 100.0 68.6 2009**) 17.4 21.2 38.6 23.1 0.5 6.6 30.2 12.8 4.4 3.7 10.3 31.2 100.0 66.6 2008*) 38.4 34.6 73.0 9.0 0.1 4.6 13.7 4.8 0.5 1.7 6.3 13.3 100.0 68.4 Mura 2009**) 39.8 30.4 70.2 9.5 0.1 5.1 14.7 5.2 0.5 1.8 7.5 15.1 100.0 73.0

Perdagangan, Hotel dan Restoran Angkutan dan Komunikasi Keuangan, Sewa dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa Sektor Tersier PDRB dengan Migas PDRB Tanpa Migas Sumber : PDRB Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010 Ket : *) angka sementara, **) angka sangat sementara

Sementara itu, struktur ekonomi Kabupaten Musi Rawas masih berbasis pada pemanfaatan sumber daya alam atau masih berstruktur primer. Hal ini terlihat dari kontribusi sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian yang memberikan kontribusi terbesar terhadap

RPJMD KAB. MUSI RAWAS TAHUN 2011-2015

II-6

pembentukan nilai tambah PDRB Kabupaten Musi Rawas selama kurun waktu 2005-2009, seperti yang terlihat pada grafik 2.2. Grafik 2.2 Peranan Sektor-Sektor Terhadap Pembentukan PDRB Dengan Migas ADHB Kabupaten Musi Rawas Tahun 2005-2009

Sektor primer yang terdiri atas sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian pada tahun 2009 memberikan kontribusi sebesar 70,2% dari total PDRB Kabupaten Musi Rawas. Sektor pertanian memberikan sumbangan 39,85%, sedangkan sisanya 30,37% merupakan konstribusi sektor pertambangan dan penggalian. Selanjutnya sektor sekunder yang terdiri atas sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas, dan air bersih, serta sektor bangunan memberikan kontribusi 14,7% terhadap total nilai tambah Kabupaten Musi Rawas. Dari 14,7% tersebut 9,54% berasal dari sektor industri pengolahan, 5,11% dari sektor bangunan, dan hanya 0,08% yang berasal dari sektor listrik, gas, dan air bersih. Terakhir, sektor tersier yang terdiri atas 4 (empat) sektor ekonomi, yakni sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor angkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, serta sektor jasa-jasa memberikan kontribusi sebesar 15,1% dari total PDRB Kabupaten Musi Rawas. Dari keempat sektor tersebut, sektor jasa-jasa merupakan kontributor utama dengan kontribusi 7,48%, sisanya berasal dari tiga sektor lainnya. Jika diamati dengan seksama, pada grafik 2.2 terlihat bahwa peranan sektor primer dalam lima tahun terakhir cenderung menurun, dari 74,4% pada tahun 2005 menjadi 70,2% pada tahun 2009. Sebaliknya, peranan sektor sekunder dan perlahan-lahan meningkat dari tahun ke tahun. Sektor tersebut pada tahun 2009 memberikan kontribusi di atas 14%. Sedangkan sektor tersier selama lima tahun terakhir meningkat lebih dari 2%, tahun 2005 sektor ini hanya memberikan kontribusi tidak lebih dari 12%, dan pada tahun 2009 kontribusinya di atas 15%. Ini menunjukkan bahwa selama kurun waktu lima tahun terakhir mulai ada pergeseran struktur ekonomi di Kabupaten Musi Rawas, dari sektor primer menuju sektor sekunder dan tersier, meskipun pergeseran tersebut masih terbilang lamban.

2.2.3

Estimasi Struktur Ekonomi Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010-2015

Struktur ekonomi Kabupaten Musi Rawas Tahun 2011-2015 diperkirakan tidak akan mengalami pergeseran (Tabel 2.4). Penyumbang utama PDRB adalah sektor primer (pertanian dan pertambangan dan penggalian). Penyumbang kedua PDRB Kabupaten Musi Rawas pada tahun 2010 adalah sektor tersier (perdagangan, hotel, dan restoran; pengangkutan dan komunikasi, keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, dan jasa-jasa) yaitu sebesar 15,29% sedangkan penyumbang ketiga PDRB Kabupaten Musi Rawas adalah sektor sekunder (industri pengolahan; listrik, gas dan air bersih; bangunan) yaitu sebesar 14,99%.

RPJMD KAB. MUSI RAWAS TAHUN 2011-2015

II-7

Namun demikian secara keseluruhan, berdasarkan trend kontribusi masing-masing sektor terhadap PDRB Kabupaten Musi Rawas Tahun 2011-2015, terlihat ada kecenderungan pergeseran struktur ekonomi dari sektor primer ke sektor sekunder dan tersier. Hal ini dapat dilihat dari penurunan kontribusi sektor primer (dari sebesar 69,72% pada tahun 2010 menjadi 67,81% pada tahun 2015) dan peningkatan kontribusi sektor sekunder (dari 14, 99% di tahun 2010 menjadi 16,11% di tahun 2015) dan tersier (dari 15,29% di tahun 2010 menjadi 16,08% di tahun 2015). Data estimasi struktur ekonomi Kabupaten Musi Rawas dapat dilihat pada tabel 2.4. di bawah ini. Tabel 2.5. Estimasi Struktur Ekonomi Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010-2015 (%)Sektor 2010 37.45 32.27 69.72 9.77 0.09 5.13 14.99 5.46 0.57 1.87 7.39 15.29 100.0 2011 36.14 33.12 69.25 9.89 0.10 5.23 15.22 5.84 0.57 1.89 7.22 15.53 100.00 2012 37.37 31.43 68.80 9.92 0.13 5.26 15.31 5.93 0.61 2.04 7.31 15.89 100.00 2013 36.94 31.45 68.39 10.24 0.13 5.29 15.66 5.89 0.60 2.03 7.42 15.95 100.00 2014 36.45 31.55 68.00 10.26 0.18 5.52 15.96 5.91 0.62 2.03 7.48 16.04 100.00 2015 36.35 31.46 67.81 10.38 0.18 5.55 16.11 5.93 0.63 2.02 7.50 16.08 100.00

Pertanian Pertambangan dan Penggalian Sektor Primer Industri Pengolahan Listrik. Gas dan Air Bersih Bangunan Sektor Sekunder Perdagangan. Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan. Persewaan dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa Sektor Tersier TOTAL

2.2.4.

Estimasi PDRB Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010-2015

PDRB atas dasar harga konstan digunakan untuk melihat tingkat pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun. Dengan mengidentifikasi tingkat pertumbuhan ekonomi yang tercapai dari tahun ke tahun dapat dinilai kinerja suatu daerah dalam mengendalikan kegiatan ekonominya dalam jangka pendek dan usaha mengembangkan ekonominya dalam jangka panjang. Perkiraan PDRB atas dasar harga konstan Kabupaten Musi Rawas tahun 2010-2015 dapat dlihat pada table di bawah ini:

RPJMD KAB. MUSI RAWAS TAHUN 2011-2015

II-8

Tabel 2.6 Estimasi PDRB Kabupaten Musi Rawas Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Tahun 2010-2015 (Rp. Juta)Sektor 1. Pertanian 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik. Gas dan Air Bersih 5. Bangunan 6. Perdagangan. Hotel dan Restoran 7. Pengangkutan dan Komunikasi 8. Keuangan. Persewaan dan Jasa Perusahaan 9. Jasa-jasa PDRB DENGAN MIGAS PDRB TANPA MIGAS 2010 1,483,435 1,275,523 1,173,733 284,402 3,057 151,717 154,681 18,153 59,226 3,660,376 2,486,643 2011 1,585,347 1,325,651 1,215,048 298,110 3,290 164,901 161,595 19,834 62,590 3,867,130 2,652,082 2012 1,700,285 1,385,836 1,265,108 312,658 3,542 179,214 169,222 21,701 66,145 4,101,694 2,836,586 2013 1,825,595 1,455,405 1,323,050 328,385 3,818 194,752 177,836 23,779 69,922 4,361,632 3,038,582 2014 1,962,150 1,536,034 1,390,393 345,231 4,105 212,007 187,368 26,088 73,935 4,650,107 3,259,713 2015 2,116,179 1,628,811 1,467,977 364,564 4,410 231,830 197,729 28,736 78,571 4,977,181 3,509,204

2.2.4

Inflasi Sektoral Kabupaten Musi Rawas dan Provinsi Sumatera Selatan

Inflasi sektoral yang dibahas dalam publikasi ini digunakan untuk melihat besaran kenaikan harga barang dan jasa yang terjadi di tingkat produsen, bukan di tingkat konsumen seperti yang lazim dibicarakan. Inflasi dengan migas Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2009 minus 1,61%, turun drastis dari 15,5% di tahun 2008. Inflasi tertinggi terjadi pada sektor jasa-jasa, sedangkan sektor pertambangan dan penggalian mengalami defiasi. Jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, sektor ini merupakan salah satu sektor yang tingkat inflasinya sangat berfluktuatif. Dirinci menurut subsektor pembentuknya akan terlihat bahwa inflasi sektor pertambangan dan penggalian yang berfluktuatif bersumber dari subsektor minyak dan gas bumi. Suatu hal yang wajar mengingat harga minyak mentah dunia mengalami naik turun yang sangat signifikan tiap tahunnya. Tabel 2.7 Inflasi Sektoral PDRB Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2008 2009 (%)Sektor 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran Angkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa Tahun 2008*) 9.88 22.19 17.52 3.92 12.17 15.43 5.96 10.27 15.70 2009**) 0.65 -16.38 0.72 2.92 3.91 6.75 -4.25 4.19 16.54

RPJMD KAB. MUSI RAWAS TAHUN 2011-2015

II-9

Sektor PDRB dengan Migas PDRB Tanpa Migas Sumber : PDRB Propinsi Sumatera Selatan tahun 2010 Ket : *) angka sementara, **) angka sangat sementara

Tahun 2008*) 15.46 11.47 2009**) -1.61 5.24

Kondisi yang sama juga terjadi di Kabupaten Musi Rawas, inflasi Kabupaten Musi Rawas dengan migas pada tahun 2009 sebesar minus 0,94%, jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan tahun 2008 yang mencapai 13,18%. Begitupun dengan inflasi tanpa migas yang pada tahun 2009 sebesar 4,31%, sedangkan tahun sebelumnya berkisar 9,92%. Dari tabel 2.8 tampak bahwa sektor yang memiliki inflasi tertinggi adalah sektor jasa-jasa, ada tiga sektor yang tingkat inflasinya pada tahun ini sangat rendah, yakni sektor pertanian, pertambangan dan penggalian, serta angkutan dan komunikasi. Rendahnya tingkat inflasi di sektor pertanian disebabkan rendahnya inflasi di hampir semua subsektor pembentuknya. Angka inflasi terendah terjadi pada subsektor tanaman perkebunan, khususnya pada komoditi karet dan kelapa sawit. Sedangkan rendahnya inflasi di sektor pertambangan dan penggalian lebih disebabkan karena pada tahun 2008 harga minyak mentah melambung tinggi dan sebaliknya pada tahun 2009 turun drastis. Tabel 2.8 Inflasi Sektoral PDRB Kabupaten Musi Rawas Tahun 2008 2009 (%)Sektor Tahun 2008*) 8.62 19.31 7.80 3.98 15.52 11.90 10.90 12.92 16.77 PDRB dengan Migas PDRB Tanpa Migas Sumber : PDRB Kabupaten Musi Rawas tahun 2010 Ket : *) angka sementara, **) angka sangat sementara 13.18 9.92 2009**) 1.04 -10,87 5.75 3.93 5.84 8.26 -3.08 5.37 16.02 -0.94 4.31

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran Angkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa

2.2.5

Pendapatan per Kapita

Pendapatan per kapita menunjukkan besarnya pendapatan yang diperoleh setiap penduduk secara rata-rata. Besaran ini diperoleh dari bagi hasil PDRB dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun. Dengan melihat pertumbuhan ekonomi dan laju pertumbuhan penduduk dapat dilihat peningkatan dalam pendistribusian PDRB per kapita maupun pendapatan regional per kapita.

RPJMD KAB. MUSI RAWAS TAHUN 2011-2015

II-10

Angka pendapatan per kapita digunakan sebagai salah satu indikator untuk melihat kesejahteraan penduduk. Namun, hal ini perlu diinterpretasikan secara hati-hati karena angka ini belum memperhitungkan net factor income yaitu selisih dari income outflow dengan income in flow. Secara umum apabila pendapatan per kapita suatu daerah naik maka dapat diartikan bahwa kondisi kesejahteraan penduduk meningkat. Demikian sebaliknya turunnya perekonomian suatu daerah dapat dilihat dari menurunnya pula pendapatan per kapita daerah tersebut. Tumbuhnya ekonomi suatu daerah selain memberikan gambaran terjadinya peningkatan produksi barang dan jasa, juga memberikan gambaran tentang peningkatan pendapatan per kapita. Pendapatan per kapita dengan migas atas dasar harga berlaku Kabupaten Musi Rawas dalam rentang waktu 5 tahun dari tahun 2005-2009 terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2005 pendapatan per kapita penduduk Kabupaten Musi Rawas sebesar Rp. 8,642,248 menjadi Rp. 13,323,558 pada tahun 2009. Jika dibandingkan dengan tahun 2008 pendapatan per kapita dengan migas penduduk Kabupaten Musi Rawas naik sebesar 2,36%. Apabila pengaruh migas dieliminasi pendapatan per kapita atas dasar harga berlaku penduduk Kabupaten Musi Rawas pada tahun 2009 sebesar Rp. 9,724,127 naik sebesar 9,25% dari tahun 2008 sebesar Rp. 8,900,858. Tabel 2.9 Pendapatan per Kapita Kabupaten Musi Rawas Tahun 2005-2009 atas Dasar Harga BerlakuTahun 2005 2006 2007 2008 2009 Pendapatan Per Kapita Dengan Migas 8,642,248 9,677,258 11,004,462 13,016,524 13,323,554 Pertumbuhan (%) 12.88 11.98 13.71 18.28 2.36 Pendapatan Per Kapita Tanpa Migas 5,693,575 6,522,851 7,669,914 8,900,858 9,724,127 Pertumbuhan (%) 16.82 14.57 17.59 16.05 9.25

Sumber : PDRB Kabupaten Musi Rawas tahun 2010

Pendapatan per kapita atas dasar harga konstan dengan migas penduduk Kabupaten Musi Rawas tahun 2009 sebesar Rp. 6,858,226 mengalami peningkatan sebesar 3,33% dari tahun 2008, sedangkan pendapatan per kapita tanpa migas tahun 2009 sebesar Rp. 4,612,432 atau mengalami peningkatan sebesar 4,73% dari tahun sebelumnya yang nilai pendapatannya sebesar Rp. 4,403,948. Tabel 2.10 Pendapatan per Kapita Kabupaten Musi Rawas Tahun 2005-2009 Atas Dasar Harga KonstanTahun Pendapatan Per Kapita Dengan Migas Pertumbuhan (%) Pendapatan Per Kapita Tanpa Migas 3,732,175 3,913,188 4,171,356 4,403,948 4,612,432 Pertumbuhan (%) 3.53 4.85 6.60 5.58 4.73

2005 5,910,655 2.42 2006 6,140,973 3.90 2007 6,351,109 3.42 2008 6,637,498 4.51 2009 6,858,226 3.33 Sumber : PDRB Kabupaten Musi Rawas tahun 2010 PDRB

Berdasakan PDRB Perkapita lima tahun yang lalu, maka dapat diproyeksikan PDRB Perkapita lima tahun ke depan:

RPJMD KAB. MUSI RAWAS TAHUN 2011-2015

II-11

Tabel 2.11 Estimasi Pendapatan Regional Dan Pendapatan Per Kapita Kabupaten Musi Rawas Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Tanpa Migas)Indikator 1. Produk domestik regional bruto (Juta Rp) 2. Penyusutan (Juta Rp) 3. Produk domestik regional bruto atas dasar harga pasar (juta Rp) 4. Pajak tidak langsung neto (juta Rp) 5. Produk domestik regional bruto atas dasar biaya faktor (juta Rp) 6. Jumlah penduduk pertengahan tahun (jiwa) 7. Produk domestik regional bruto per kapita (Rp) 8. Pendapatan regional per kapita (Rp) 2010 5,661,844 452,947 5,208,896 390,667 4,818,229 524,919 10,786,128 9,178,995 2011 6,521,614 521,729 5,999,884 449,991 5,549,893 534,735 12,195,973 10,378,773 TAHUN 2012 2013 7,533,346 8,715,386 602,668 6,930,678 519,801 6,410,877 544,735 13,829,389 11,768,810 697,231 8,018,155 601,362 7,416,794 554,921 15,705,632 13,365,493 2014 10,097,615 807,809 9,289,806 696,735 8,593,070 565,298 17,862,461 15,200,954 2015 11,631,395 930,512 10,700,883 802,566 9,898,317 575,869 20,197,981 17,188,482

2.2.6

Pertumbuhan Ekonomi dan Pertumbuhan Pendapatan per Kapita

Pertumbuhan ekonomi dengan pertumbuhan pendapatan per kapita mempunyai hubungan yang positif, peningkatan pertumbuhan ekonomi senantiasa diikuti dengan peningkatan pertumbuhan pendapatan per kapita. Pada tahun 2008 pertumbuhan ekonomi dengan migas Kabupaten Musi Rawas sebesar 5,82% diikuti dengan kenaikan pendapatan per kapita sebesar 4,51%, kemudian pada tahun 2009 pendapatan per kapita turun menjadi 3,33% dengan tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar 4,85%. Kondisi yang sama juga ditunjukkan jika komponen migas tidak diikutsertakan dalam penghitungan. Pada tahun 2008 perekonomian tanpa migas Kabupaten Musi Rawas tumbuh sebesar 6,90% diikuti oleh pertumbuhan pendapatan per kapita sebesar 5,58%. Di tahun 2009 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Musi Rawas menurun menjadi 6,28%, penurunan ini juga diikuti oleh penurunan pendapatan per kapita menjadi 4,73%. Grafik 2.3 Pertumbuhan Ekonomi dan Pertumbuhan Pendapatan Per Kapita dengan Migas Kabupaten Musi Rawas Tahun 2005-2009

Sumber : PDRB Kabupaten Musi Rawas tahun 2010

RPJMD KAB. MUSI RAWAS TAHUN 2011-2015

II-12

Grafik 2.4 Pertumbuhan Ekonomi dan Pertumbuhan Pendapatan per Kapita Tanpa Migas Kabupaten Musi Rawas

Sumber : PDRB Kabupaten Musi Rawas tahun 2010

2.2.7

Pertumbuhan Ekonomi Sektoral

Sektor yang dikelompokkan pada sektor primer adalah sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian. Dari kedua sektor ini yang mengalami pertumbuhan di atas pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan adalah sektor pertanian. Tahun 2008 pertumbuhan sektor pertanian sebesar 7,09% di tahun 2009 pertumbuhan ekonominya menurun menjadi 6,72%, pertumbuhan sektor ini selalu lebih besar dibanding pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Di kelompok sektor sekunder pada tahun 2009, sektor bangunan tumbuh di atas pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan, sektor tersebut tumbuh sebesar 8,02%, sedangkan dua sektor lainnya yakni sektor listrik, gas, dan air bersih serta sektor industri pengolahan mengalami perlambatan laju pertumbuhan sekitar 1% dari tahun sebelumnya, masing-masing 6,27 dan 3,77%. Pada tahun 2008 sektor tersier yang tumbuh diatas pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan terdiri dari sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor angkutan dan komunikasi, serta sektor jasa-jasa. Pada tahun 2009 sektor angkutan dan komunikasi tetap tumbuh jauh di atas pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Sementara itu, sektor jasa-jasa, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan mengalami perlambatan pertumbuhan dan tumbuh dibawah pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

RPJMD KAB. MUSI RAWAS TAHUN 2011-2015

II-13

Grafik 2.5 Pertumbuhan Ekonomi Sektor Tersier di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2008-2009

Sumber : PDRB Kabupaten Musi Rawas tahun 2010

2.2.8

Estimasi Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010-2015

Berdasarkan perkiraan PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000 seperti tertera pada tabel 2.6 di atas, dapat diketahui perkiraan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Musi Rawas dari tahun ke tahun, seperti tertera pada tabel di bawah ini: Tabel 2.12 Estimasi Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010-2015 (%)Sektor 1. Pertanian 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik. Gas dan Air Bersih 5. Bangunan 6. Perdagangan. Hotel dan Restoran 7. Pengangkutan dan Komunikasi 8. Keuangan. Persewaan dan Jasa Perusahaan 5.76 9. Jasa-jasa PDRB DENGAN MIGAS PDRB TANPA MIGAS 6.63 5.49 6.56 5.68 6.79 5.65 6.65 5.68 7.03 6.07 6.96 5.71 7.24 6.34 7.12 5.74 7.46 6.61 7.28 6.27 7.64 7.03 7.65 2010 6.85 3.68 4.55 7.35 8.72 4.25 9.35 2011 6.87 3.93 4.82 7.62 8.69 4.47 9.26 2012 7.25 4.54 4.88 7.65 8.68 4.72 9.41 2013 7.37 5.02 5.03 7.80 8.67 5.09 9.58 2014 7.48 5.54 5.13 7.52 8.86 5.36 9.71 2015 7.85 6.04 5.60 7.43 9.35 5.53 10.15

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 2.7 di atas, pertumbuhan ekonomi Kabupaten diperkirakan akan meningkat dari 5,49% di tahun 2010 menjadi 7,03 di tahun 2015.

RPJMD KAB. MUSI RAWAS TAHUN 2011-2015

II-14

2.2.9

Estimasi Kebutuhan Investasi Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010-2015

Salah satu sumber dari pertumbuhan ekonomi daerah adalah penambahan dan pemupukan modal melalu investasi. Dengan menganggap bahwa nilai ICOR (incremental capital to output ratio atau rasio penambahan modal terhadap produksi) sebesar 4,26, pertumbuhan ekonomi rata-rata 20102015, dan nilai PDRB, maka kebutuhan investasi selama lima tahun diperkirakan sebesar Rp. 2,775 triliun per tahun. Kebutuhan investasi tersebut hanya akan dapat dipenuhi oleh Kabupaten Musi Rawas dengan mempertimbangkan potensi dan kemajuan yang telah dicapai selama ini, kondisi sosial yang kondusif, dan kondisi ketertiban dan keamanan yang terjaga dengan baik sehingga menarik investor untuk menanamkan modal di Kabupaten Musi Rawas. Tabel 2.13 Estimasi Kebutuhan Investasi EkonomiIndikator Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015

DENGAN MIGAS Pertumbuhan ekonomi PDRB ADHB kebutuhan investasi (ICOR 4,26) kebutuhan investasi (ICOR 3,68) selisih investasi TANPA MIGAS Pertumbuhan ekonomi PDRB ADHB kebutuhan investasi (ICOR 4,26) kebutuhan investasi (ICOR 3,68) selisih investasi 6.56 5,661,844 1,581,659 1,366,316 215,343 6.65 6,521,614 1,848,366 1,596,710 251,655 6.96 7,533,346 2,232,633 1,928,660 303,974 7.12 8,715,386 2,643,886 2,283,921 359,966 7.28 10,097,615 3,130,454 2,704,242 426,212 7.65 11,631,395 3,792,418 3,276,079 516,339 5.49 7,537,720 1,763,156 1,523,102 240,054 5.65 8,441,292 2,031,172 1,754,627 276,545 6.07 9,490,505 2,452,293 2,118,412 333,880 6.34 10,697,466 2,887,997 2,494,795 393,201 6.61 12,089,286 3,406,187 2,942,434 463,753 7.03 13,715,987 4,109,798 3,550,248 559,550

2.3 2.3.1

Bidang Pembangunan Sosial Dasar dan Sosial Budaya

Lan Serasan Sekentenan demikian masyarakat Musi Rawas mengenal filosofi daerah yang artinya pekerjaan dilakukan secara bergotong royong, menunjukan persatuan. Hingga kini komunitas adat di berbagai tempat di Musi Rawas masih kental dengan sifat kegotongroyongan dan kebersamaan, masyarakat adat setempat mengistilahkan Teletang Same Minum Ayo, Terukup Same Makan Tana sama halnya komunitas petani lainnya di Indonesia rasa kebersamaan semacam itu masih terjaga hingga kini. Masyarakat Musi Rawas sangat terbuka, meskipun berwatak keras kita dapat berkomunikasi dengan baik saling menghargai masyarakat adat lainnya di Musi Rawas seperti Terawas, Muara Kelingi, Jayaloka, Megang Sakti, Rawas Ulu, dan Rawas Ilir, bahkan dengan komunitas pendatang seperti Jawa, Padang, Sumatera Utara, Madura, Bali-pun semuanya dapat

RPJMD KAB. MUSI RAWAS TAHUN 2011-2015

II-15

kita terima dengan terbuka, selama mereka menghargai budaya dan nilai adat setempat serta mau berinteraksi dengan masyarakat asli. Adat kami mengatakan, "Tebing Betaut Same Junjang, Ulak Bepadu Semberangan" pada dasarnya manusia sama derajatnya, jangan saling meremehkan. Komunitas lain yang hidup berdampingan diberi keleluasan untuk mengembangkan identitas daerahnya hal ini terbukti, adanya kelompok-kelompok komunitas pendatang seperti Ikatan Keluarga Minang (IKM), Ikatan Keluarga Jawa Timur (Arema), Perkumpulan Batak Muslim (PBM).

2.3.2

Kependudukan

2.3.2.1 Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten MusiRawas adalah salah satu kabupaten di Provinsi Sumatra Selatan, Indonesia. Jumlah penduduknya pada tahun 2009 adalah 505.940 jiwa. Luasnya adalah 1.236.582,66 Ha dan kepadatan penduduknya adalah 40,91 jiwa / km. Dibandingkan dengan jumlah penduduk tahun 2008 berjumlah 499.238 jiwa maka terjadi peningkatan jumlah penduduk 1,34%, dengan tingkat pertumbuhan rata-rata dari tahun 2006 tahun 2009 sebesar 1,5%. Karakteristik penduduk yang akan ditinjau berkaitan dengan besaran dan pertumbuhannya, serta kepadatan dan persebarannya. Jumlah penduduk Kabupaten Musi Rawas pada tahun 2009 sebanyak 505.940 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 259.202 jiwa dan perempuan sebanyak 246.738 jiwa. Dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 134.797 rumah tangga. Tabel 2 .14 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Rasio di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2009No1

Kecamatan2

Penduduk (Jiwa) Laki-Laki Perempuan3 4

Jumlah (Jiwa)5

Rawas ulu 15.423 Ulu Rawas 5.394 Rupit 15.192 Karang Jaya 14.796 STL Ulu 14.008 Selangit 8.946 Sumber Harta 9.144 Tugumulyo 21.714 Purwodadi 7.433 Muara Beliti 10.723 TP. Kepungut 6.341 Jayaloka 6.782 Sukakarya 5.885 Muara Kelingi 17.140 BTS Ulu 12.065 Tuah Negeri 12.192 Muara Lakitan 18.356 Megang Sakti 25.112 Rawas Ilir 12.309 Karang Dapo 8.815 Nibung 11.432 Jumlah 259.202 Sumber : Kabupaten Musi Rawas Dalam Angka tahun 2010

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

15.964 5.144 15.238 14.228 13.202 8.577 8.738 20.696 7.145 10.260 6.288 6.420 5.411 16.716 11.406 10.625 16.630 23.073 11.967 8.675 10.335 246.738

31.387 10.538 30.430 29.024 27.210 17.523 17.882 42.410 14.578 20.983 12.629 13.202 11.296 33.856 23.471 22.817 34.986 48.185 24.276 17.490 21.767 505.940

RPJMD KAB. MUSI RAWAS TAHUN 2011-2015

II-16

2.3.2.2 Kepadatan Penduduk Dengan luas wilayah sebesar 1.236.582,66 Ha dan jumlah penduduk sebanyak 505.940 jiwa maka density penduduk Kabupaten Musi Rawas pada tahun 2009 sebesar 40,91 jiwa / Km2, wilayah administrasi dengan tingkat kepadatan paling tinggi adalah Kecamatan Tugumulyo dengan kepadatan penduduk 626 jiwa/Km2, sedangkan Kecamatan Ulu Rawas merupakan kecamatan yang tingkat kepadatan penduduknya paling kecil yaitu 7 jiwa / Km2. Tabel 2.15 Tingkat Kepadatan Penduduk Kabupaten Musi Rawas Tahun 2009No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 Kecamatan Rawas ulu Ulu Rawas Rupit Karang Jaya STL Ulu Selangit Sumber Harta Tugumulyo Purwodadi Muara Beliti TP. Kepungut Jayaloka Sukakarya Muara Kelingi BTS Ulu Tuah Negeri Muara Lakitan Megang Sakti Rawas Ilir Karang Dapo Nibung Jumlah Luas (Km2) 498,17 1.452,88 409,76 1.408,03 596,92 717,34 103,78 67,71 63,26 175,63 326,42 160,46 121,53 645,82 751,54 263,45 1.963,54 399,78 1.088,13 548,76 602,93 12.365,83 Jumlah Penduduk (Jiwa) 31.387 10.538 30.430 29.024 27.210 17.523 17.882 42.410 14.578 20.983 12.629 13.202 11.296 33.856 23.471 22.817 34.986 48.185 24.276 17.490 21.767 505.940 Kepadatan (Jiwa/Km2) 63,00 7,25 74,26 20,61 45,58 24,43 172,31 626,36 230,45 119,47 38,69 82,28 92,95 52,42 31,23 86,61 17,82 120,53 22,31 31,87 36,10 40,91

Sumber : Kabupaten Musi Rawas Dalam Angka tahun 2010

2.3.3

Jumlah Penduduk Miskin

Untuk mengetahui proporsi dan jumlah penduduk miskin, tersedia dua sumber, yaitu persen penduduk miskin dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) yang dilaksanakan setiap tiga tahun, dan jumlah rumah tangga miskin yang pendataannya dilaksanakan oleh Kantor Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa bekerjasama dengan BPS pada setiap tahun dalam rangka penyaluran bantuan langsung tunai (BLT) oleh pemerintah pusat. Kedua jenis data tersebut berbeda dalam beberapa hal. Pertama, data SUSENAS adalah hasil survei, tanpa nama dan tanpa alamat. Tujuannya untuk memantau persen penduduk miskin setiap 3 tahun. Alat ukurnya juga berbeda, yaitu pola konsumsi masyarakat, yang kemudian disimpulkan menjadi

RPJMD KAB. MUSI RAWAS TAHUN 2011-2015

II-17

kilokalori. Bila konsumsi per orang dibawah 2100 kilokalori per hari maka dikategorikan sebagai penduduk miskin. Dari delapan tujuan Milinium Development Goals (MDGs), komponen pertama adalah; Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan. Target secara nasional pencapaian MDGs poin pertama adalah : Menurunkan proporsi penduduk yang tingkat pendapatannya di bawah US$1 per hari menjadi setengahnya dalam kurun waktu 1990-2015. Untuk mendukung target tersebut, maka ditetapkan dua indikator target yaitu : 1) 2) Penurunan Persentase penduduk dengan pendapatan di bawah US$1 (PPP) per hari. Penurunan Persentase penduduk dengan tingkat konsumsi di bawah garis kemiskinan nasional. Nasional menargetkan pencaapain MDGs pada tahun 2015, maka Kabupaten Musi Rawas wajib menargetkan pada tahun 2015 juga.

Berdasarkan data kondisi rumah tangga miskin di Kabupaten Musi Rawas yang bersumber dari hasil badan statistik menunjukkan penduduk miskin terkonsentrasi pada Kecamatan Karang Dapo dengan jumlah 6.658 KK atau 20,91% dari jumlah KK miskin yang ada di Kabupaten Musi Rawas, lebih jelasnya jumlah KK miskin dan penyebarannya di Kabupaten Musi Rawas dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 2.16 Jumlah KK Miskin di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2009No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 Rawas ulu Ulu Rawas Rupit Karang Jaya STL Ulu Selangit Sumber Harta Tugumulyo Purwodadi Muara Beliti TP. Kepungut Jayaloka Sukakarya Muara Kelingi BTS Ulu Tuah Negeri Muara Lakitan Megang Sakti Rawas Ilir Karang Dapo Nibung Jumlah Kecamatan Luas (Ha) 49.816,88 145.287,89 40.975,73 140.803,48 59.692,40 71.733,91 10.378,03 6.770,91 6.325,77 17.562,87 32.642,43 16.045,82 12.153,13 64.581,90 75.153,61 26.345,09 196.353,62 39.977,66 108.813,45 54.875,51 60.292,57 1.236.582,66 Rumah Tangga Miskin (KK) 1.874 906 887 812 634 652 742 2.653 868 478 668 814 281 2.853 2.548 421 525 3.930 726 6.658 1.913 31.843 (%) 5,89 2,85 2,79 2,55 1,99 2,05 2,33 8,33 2,73 1,50 2,10 2,56 0,88 8,96 8,00 1,32 1,65 12,34 2,28 20,91 6,01 100,00

Sumber : Kabupaten Musi Rawas Dalam Angka tahun 2010

RPJMD KAB. MUSI RAWAS TAHUN 2011-2015

II-18

2.3.4

Kondisi Pendidikan

Kualitas pendidikan merupakan salah satu faktor utama keberhasilan pembangunan suatu daerah untuk menyediakan sumber daya manusia yang berkualitas. Sarana pendidikan di Kabupaten Musi Rawas sudah cukup memadai dari jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) pada tahun 2009 baik sekolah negeri dan swasta dengan jumlah 458 unit sekolah dengan jumlah murid 120.134 siswa. Untuk jenjang sekolah SLTP (negeri / swasta) berjumlah 124 unit sekolah yang didukung 25.557 murid dan jenjang pendidikan SMA sejumlah 44 unit sekolah negeri / swasta dengan 11.704 siswa. Lebih jelasnya jumlah dan penyebaran sarana pendidikan yang ada di Kabupaten Musi Rawas tahun 2009 dapat dilihat pada tabel 2.14 berikut ini : Tabel 2.17 Jumlah dan Penyabaran Sarana Pendidikan di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2009No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 Kecamatan Rawas ulu Ulu Rawas Rupit Karang Jaya STL Ulu Selangit Sumber Harta Tugumulyo Purwodadi Muara Beliti TP. Kepungut Jayaloka Sukakarya Muara Kelingi BTS Ulu Tuah Negeri Muara Lakitan Megang Sakti Rawas Ilir Karang Dapo Nibung Jumlah Sekolah Dasar (SD)/Sederajat/Unit N S Ibtidaiyah 24 0 2 10 23 18 24 16 15 30 13 19 11 15 10 30 26 21 31 33 20 11 16 416 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 5 1 3 1 2 0 1 2 1 0 0 1 0 3 1 0 2 3 4 8 2 37 SLTP)/Sederajat/Unit N 5 2 3 2 6 3 2 3 2 4 1 2 3 7 5 2 6 6 3 2 4 73 S 0 0 1 1 0 0 1 4 0 0 0 0 0 0 1 2 1 1 1 1 0 14 Tsanawiyah 3 0 3 2 1 1 2 4 1 0 0 2 1 3 1 3 1 4 3 2 0 37 N 1 0 1 1 1 1 0 3 1 3 1 1 1 2 2 2 1 2 1 1 1 27 SMU)/Sederajat/Unit S 0 0 1 0 0 0 0 2 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 5 Aliyah 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 2 0 1 0 1 0 0 1 12

Sumber : Kabupaten Musi Rawas Dalam Angka tahun 2010 Ket : N = Negeri, S =Swasta

2.3.5

Kondisi Kesehatan

Pembangunan di bidang kesehatan bertujuan agar semua lapisan masyarakat dapat memperoleh pelayanan kesehatan secara merata dan murah. Keberhasilan dalam pembangunan kesehatan secara langsung dan tidak langsung akan berimbas pada peningkatan kesejahteraan rakyat dan kualitas sumber daya manusia. Pentingnya pembangunan bidang kesehatan ini

RPJMD KAB. MUSI RAWAS TAHUN 2011-2015

II-19

tercermin dalam deglarasi Millenium Development Goals (MDGs) di mana lebih dari sepertiga indikatornya menyangkut bidang kesehatan. Peran pemerintah daerah dalam pembangunan kesehatan adalah menyediakan sarana kesehatan yang dapat dijangkau masyarakat baik secara finansial maupun lokasi. Pada tahun 2008 penambahan sarana kesehatan berupa 1 unit Rumah Sakit (RS) sehingga saat ini di Kabupaten Musi Rawas terdapat 2 unit RS. Dari tahun 2008 ke tahun 2009 terjadi penambahan sarana kesehatan baik puskesmas, pustu dan balai pengobatan lainnya, jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.15 berikut ini: Tabel 2.18 Jumlah dan Penyebaran Sarana Kesehatan di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2009No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 Kecamatan Rawas ulu Ulu Rawas Rupit Karang Jaya STL Ulu Selangit Sumber Harta Tugumulyo Purwodadi Muara Beliti TP. Kepungut Jayaloka Sukakarya Muara Kelingi BTS Ulu Tuah Negeri Muara Lakitan Megang Sakti Rawas Ilir Karang Dapo Nibung Jumlah Sarana Kesehatan (Unit) RS 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 Puskemas 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 2 1 2 2 2 1 1 27 Pustu 10 2 7 9 6 6 4 8 5 4 5 5 3 11 8 4 2 11 6 5 7 138 BP 0 0 0 0 1 0 0 2 0 0 0 0 0 0 2 1 2 1 0 0 0 9 Klinik Bersalin 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 4 Polindes 10 3 7 11 4 3 3 12 7 7 5 6 2 6 12 8 8 8 9 2 5 138

Sumber : Kabupaten Musi Rawas Dalam Angka tahun 2010

Jumlah tenaga kesehatan di Kabupaten Musi Rawas berjumlah 578 Pegawai Negeri Sipil (PNS) terdiri atas 30 orang tenaga dokter, 6 orang dokter gigi, 281 bidan termasuk bidan Pegawai Tidak Tetap (PTT) dan PNS, 126 perawat baik lulusan Akper maupun SPK dan 23 orang sanitarian, ditambah lagi dengan tenaga non-kesehatan sebanyak 112 orang.

2.3.6

Kondisi Pembinaan Kebudayaan

Ketenagakerjaan merupakan salah satu aspek penting untuk memenuhi kebutuhan perekonomian rumah tangga dan kesejahteraan seluruh masyarakat. Pada suatu kelompok masyarakat, sebagian besar dari mereka, utamanya yang telah memasuki usia kerja, diharapkan terlibat dalam lapangan kerja tertentu atau aktif dalam kegiatan perekonomian. Di Indonesia, usia kerja yang digunakan untuk keperluan pengumpulan data ketenagakerjaan adalah usia 15 tahun

RPJMD KAB. MUSI RAWAS TAHUN 2011-2015

II-20

atau lebih. Berdasarkan Survei Angkatan Kerja Daerah (SAKERDA) Musi Rawas 2009, jumlah penduduk yang berumur 15 tahun ke atas yang termasuk angkatan kerja di Kabupaten Musi Rawas sebanyak 244.642 jiwa.

2.3.7

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) adalah proporsi penduduk usia kerja yang termasuk dalam angkatan kerja, yakni mereka yang bekerja dan menganggur. Makin tinggi angka TPAK merupakan indikasi meningkatnya kecenderungan penduduk usia ekonomi aktif untuk mencari pekerjaan atau melakukan kegiatan ekonomi. Jumlah penduduk usia kerja, kebutuhan penduduk untuk bekerja, dan berbagai faktor sosial, ekonomi dan demografis merupakan besaranbesaran yang mempengaruhi angka TPAK. Tabel 2.19 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Jenis Kelamin Kabupaten Musi Rawas Tahun 2007 2009Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Total 2007 89,00 62,82 76,58 2008 88,42 59,68 75,00 2009 87,93 58,13 73,24

Sumber: BPS; Sakernas, 2007 2008, Sakerda Musi Rawas 2009

TPAK Musi Rawas tahun 2009 sebesar 73,24% menunjukkan bahwa 73,48% dari penduduk usia kerja (15 tahun ke atas) aktif secara ekonomi baik bekerja maupun mencari pekerjaan. Angka ini turun dibandingkan keadaan Agustus 2007 yang lalu di mana TPAK Musi Rawas saat itu mencapai 76,58%. Data Sakerda 2009 memperlihatkan bahwa pola TPAK berbeda menurut jenis kelamin, di mana laki-laki mempunyai TPAK yang lebih besar dibandingkan perempuan. Hal ini disebabkan TPAK laki-laki bersifat universal karena setiap laki-laki dewasa dituntut untuk mencari nafkah dirinya maupun keluarganya. TPAK wanita dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain meningkatnya pendidikan wanita, terbukanya kesempatan kerja bagi wanita, meningkatnya kebutuhan ekonomi keluarga dan kemajuan sosial ekonomi masyarakat, seperti pandangan terhadap wanita yang bekerja di luar rumah dan sebagainya. Grafik 2.6 TPA Musi Rawas dan Sumatera Selatan Tahun 2007-2009

2009 M us i R aw as

2008 20076 4 ,0 0 6 6 ,0 0 6 8 ,0 0 7 0 ,0 0 7 2 ,0 0 7 4 ,0 0 7 6 ,0 0 7 8 ,0 0

S u m a te ra S e la tan

Sumber: BPS; Sakernas, 2007 2008, Sakerda Musi Rawas 2009

RPJMD KAB. MUSI RAWAS TAHUN 2011-2015

II-21

Dibandingkan dengan provinsi Sumatera Selatan, TPAK Musi Rawas lebih tinggi baik untuk tahun 2007, 2008 maupun 2009. Terlihat bahwa pada tahun 2009, TPAK Musi Rawas sebesar 73,24% lebih tinggi dari TPAK Sumatera Selatan sebesar 68,31%. Demikian juga pada tahun sebelumnya TPAK Musi Rawas sebesar 75,00% sedangkan TPAK Sumatera Selatan hanya sebesar 69,79%.

2.3.8

Tingkat Pengangguran Tingkat Terbuka (TPT)

Pada tahun 2009, tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Musi Rawas sebesar 2,13% dari total angkatan kerja. Sebagaimana disinggung di atas, tingkat pengangguran pada perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki, di mana TPT untuk laki-laki sebesar 1,92% sedangkan perempuan sebesar 2,47%. Tabel 2.16 juga menunjukkan bahwa pada periode 2007 2008 tingkat pengangguran terbuka di kabupaten Musi Rawas mengalami penurunan dari 4,54% pada tahun 2007 menjadi 2,58% pada tahun 2008 dan kembali menurun menjadi 2,64% di tahun 2009. Jika dilihat menurut jenis kelamin, penurunan yang terbesar terjadi pada TPT perempuan yang turun dari 7,41% pada tahun 2007 menjadi 1,84% pada tahun 2009. Tabel 2.20 Tingkat Pengangguran Tingkat Terbuka (TPT) Menurut Jenis Kelamin Kabupaten Musi Rawas Tahun 2007 2009Jenis Kelamin (1) Laki-laki Perempuan Total Sumber: BPS; Sakernas, 2007 2009 2007 (2) 2,71 7,41 4,54 2008 (3) 1,74 3,99 2,58 2009 (4) 3,10 1,84 2,64

Tingkat pengangguran di Kabupaten Musi Rawas selalu lebih rendah dari tingkat pengangguran Provinsi Sumatera Selatan selama beberapa tahun terakhir sebagaimana terlihat dalam grafik 2.7. Pada tahun 2009 TPT Sumatera Selatan sebesar 7,61%, lebih tinggi dibandingkan dengan TPT Musi Rawas pada tahun yang sama yang besarnya 2,13%. Demikian juga pada tahun 2008 dan 2007 TPT untuk Sumatera Selatan masing-masing sebesar 8,08% dan 9,34%. Persentase ini jauh lebih tinggi dibandingkan TPT Musi Rawas pada tahun yang sama yang besarnya 4,54% dan 2,58%. Grafik 2.7 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kab. Musi Rawas dan Prov. Sumatera Selatan Tahun 2007-2009

2009

2,13 7,61 2,58 8,08

2008

Musi Rawas Sumsel

2007

4,54 9,34

Sumber: BPS; Sakernas, 2007 2009

RPJMD KAB. MUSI RAWAS TAHUN 2011-2015

II-22

Secara umum, tingkat pengangguran terbuka cenderung tinggi untuk mereka yang mempunyai pendidikan tinggi dan cenderung menurun untuk mereka yang berpendidikan rendah. Hal ini dimungkinkan karena mereka dengan tingkat pendidikan yang tinggi umumnya menginginkan pekerjaan di sektor formal padahal sektor ini mempunyai daya tampung yang sangat terbatas. Tidak dapat dielakkan, tingkat pengangguran terdidik menjadi cukup tinggi. Pada tahun 2009, tingkat pengangguran terbuka untuk mereka yang berpendidikan SLTA atau pendidikan yang lebih tinggi di Kabupaten Musi Rawas mencapai 8,04%. Sebagai perbandingan, pada tahun yang sama tingkat pengangguran terbuka untuk mereka yang tamat sekolah dasar hanya sebesar 1,27%, sedangkan untuk mereka yang tidak/belum pernah sekolah adalah 0,45%. Pola yang sama dijumpai di tingkat provinsi Sumatera Selatan di mana tingkat pengangguran meningkat sejalan dengan meningkatnya pendidikan (grafik 2.8.). Namun demikian, TPT di Sumatera Selatan pada tahun 2009 selalu lebih tinggi untuk semua tingkat pendidikan dibandingkan TPT Musi Rawas, di mana semakin tinggi tingkat pendidikan, kesenjangan TPT semakin lebar. Bahkan untuk tingkat pendidikan SLTA ke atas, perbandingan TPT cukup jauh yaitu 15,97% untuk Sumatera Selatan dan 7,45% untuk Kabupaten Musi Rawas. Grafik 2.8 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kab. Musi Rawas dan Prov. Sumatera Selatan Tahun 2007-200918.00 16.00 14.00 12.00 10.00 8.00 6.00 4.00 2.00 < SD SD SLTP >=SLTA 2.56 0.45 3.73 1.27 Sumsel Musi Raw as 7.07 7.45 15.97

2.90

Sumber: BPS; Sakernas, 2007 2009

2.4 2.4.1

Kondisi Pembangunan Ekonomi Revitalisasi Pertanian

2.4.1.1 Tanaman Pangan Sub sektor tanaman pangan merupakan salah satu sub sektor pada sektor pertanian meliputi tanaman padi dan palawija. Tanaman palawija terdiri dari jagung, kacang kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar. Dari ketujuh tanaman pangan tersebut tanaman padi merupakan komoditi unggulan di Kabupaten Musi Rawas. Luas areal persawahan di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2009 mencapai 52.464 ha atau naik sebesar 1,71% dari Tahun 2008, terbagi atas jenis sawah irigasi teknis, irigasi nonteknis, sawah irigasi sederhana, irigasi desa / non-PU, sawah tadah hujan, sawah lebak dan sawah lainnya (polder, rembesan). Produksi padi Tahun 2009 meningkat sebesar 9,95% dari produksi Tahun 2008 yang mencapai 257.377 ha. Kenaikan terjadi pada produksi padi sawah

RPJMD KAB. MUSI RAWAS TAHUN 2011-2015

II-23

sebesar 21,76% dari Tahun 2008 sedangkan produksi padi ladang justru mengalami penurunan sebesar 46,98% di bandingkan produksi Tahun 2008 sebesar 44.218 ton. Untuk komoditas tanaman palawija secara keseluruhan mengalami peningkatan produksi, terutama pada komoditi tanaman kacang kedelai mengalami kenaikan yang sangat signifikan. Tahun 2008 produksi kacang kedelai hanya sebanyak 310 ton melonjak naik menjadi 3.371 ton di Tahun 2009. Peningkatan produksi lebih dari 900% ini diakibatkan penambahan luas panen dari 161 ha menjadi 2.482 ha sebagai akibat dari program SLPTT tanaman kedelai dari dinas pertanian. Tanaman ubi jalar juga mengalami peningkatan produksi sebesar 65,83% dari tahun lalu, demikian pula dengan tanaman jagung meningkat sebesar 24,44% dari produksi Tahun 2008. Tabel 2.21 Luas Tanam, Luas Panen dan Produksi Tanaman Padi Sawah di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2009No (1) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Rupit Karang Jaya STL Ulu Selangit Sumber Harta Tugumulyo Purwodadi Muara Beliti TP kepungut Jayaloka Suka Karya Muara Kelingi BTS Ulu Tuah Negeri Muara Lakitan Megang Sakti Rawas Ilir Karang Dapo Nibung JUMLAH 2008 2007 Kecamatan (2) Ulu Rawas Luas Tanam (Ha) (3) 355 202 1.443 7.312 420 4.440 4.989 2.780 4.730 186 85 222 1.447 654 572 1.425 10.420 3.947 1.314 13 48.415 Luas Panen (Ha) (4) 355 215 1.449 7.357 450 4.439 4.828 2.782 4.744 226 355 222 1.445 646 562 1.170 11.973 3.947 1.314 13 50.211 46.959 44.281 Produksi (ton) (5) 1.172 805 6.145 43.038 1.710 27.389 31.913 17.777 25.380 759 1.282 835 6.315 2.358 2.001 5.431 60.224 14.308 4.398 43 259.532 213.159 202.462 Rata-rata Produksi (ton/Ha) (6) 3,30 3,75 4,24 5,85 3,8 6,17 6,61 6,39 5,35 3,36 3.61 3,76 4,37 3,65 3,56 4,64 5,03 3,62 3,35 3,28 5,17 4,54 4,57

Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010

RPJMD KAB. MUSI RAWAS TAHUN 2011-2015

II-24

Tabel 2.22 Luas Tanam, Luas Panen dan Produksi Tanaman Padi Ladang di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2009No (1) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Rupit Karang Jaya STL Ulu Selangit Sumber Harta Tugumulyo Purwodadi Muara Beliti TP kepungut Jayaloka Suka Karya Muara Kelingi BTS Ulu Tuah Negeri Muara Lakitan Megang Sakti Rawas Ilir Karang Dapo Nibung JUMLAH 2008 Kecamatan (2) Ulu Rawas Luas Tanam (Ha) (3) 475 329 797 322 900 150 0 0 40 138 426 185 914 601 427 2.245 155 665 299 8 10.931 Luas Panen (Ha) (4) 475 260 796 157 815 150 0 0 0 126 413 183 914 646 404 2.245 155 665 350 0 9.998 11.407 Produksi (ton) (5) 1.055 606 1.887 378 1.785 330 0 0 0 265 1.136 478 2.157 1.441 929 5.343 392 1.609 795 0 23.445 44.218 Rata-rata Produksi (ton/Ha) (6) 2,22 2,33 2,37 2,41 2,19 2,2 0 0 2,41 2,1 2,75 2,61 2,36 2,23 2,3 2,38 2,53 2,42 2,27 0 2,34 3,88

2007 10.763 28.147 2.62 Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Musi Rawas, Tahun 2010

Grafik 2.9 Luas Panen dan Produksi Padi di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010

Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kab. Musi Rawas Tahun 2010

RPJMD KAB. MUSI RAWAS TAHUN 2011-2015

II-25

2.4.1.2 Tanaman Hortikultura Sub sektor hortikultura mencakup tanaman sayur-sayuran, tanaman buah-buahan, tanaman biofarmaka dan tanaman hias. Produksi sayuran dan buahan semusim di Kabupaten Musi Rawas mengalami kenaikan dari Tahun 2008 sebanyak 5.785 ton menjadi 58.244,20 ton di Tahun 2009 atau naik sebesar 42,51%. Produksi tanaman buah-buahan Tahun 2009 juga mengalami kenaikan dibanding Tahun 2008, buahan yang dominan adalah pisang, jeruk siam dan durian. Tanaman buah-buahan didominasi oleh tanaman rambutan, pisang, durian dan duku. 2.4.1.3 Perkebunan Komoditi perkebunan yang menjadi unggulan di Kabupaten Musi Rawas adalah jenis tanaman kelapa sawit dan karet. Luas areal perkebunan kelapa sawit tahun 2009 seluas 139.524,22 ha, naik sebesar 3,21% dari tahun 2008 terbagi atas 5,47% perkebunan kelapa sawit rakyat dan 94,53% perkebunan kelapa sawit yang dikelola perusahaan swasta nasional. Jumlah produksi kelapa sawit Tahun 2009 mencapai 919.286,48 ton. Komoditi lainnya yaitu karet dengan luas areal perkebunan sebesar 258.184 ha dengan produksi 132.653,75 ton. Luas areal perkebunan dan produksi hasil perkebunan dapat dilihat pada Grafik 2.10. Grafik 2.10 Luas Areal dan Produksi Hasil Perkebunan di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2009

Sumber : Dinas Perkebunan Kabupaten Musi Rawas, Tahun 2010

Luas Areal dan Produksi Tanaman perkebunan di Kabupaten Musi Rawas tahun 2009 ditampilkan pada tabel di awah ini:

RPJMD KAB. MUSI RAWAS TAHUN 2011-2015

II-26

Tabel 2.23. Luas Areal dan Produksi Tanaman Karet Rakyat Menurut Kecamatan dalam Kabupaten Musi Rawas Tahun 2009Luas Areal (Ha) Kecamatan Rawas Ulu Ulu Rawas Rupit Karang Jaya STL Ulu Selangit Sumber Harta Tugumulyo Purwodadi Muara Beliti TP Kepungut Jayaloka Suka Karya Muara Kelingi BTS Ulu Tuah Negeri Muara Lakitan Megang Sakti Rawas Ilir Karang Dapo Nibung Jumlah Belum Menghasilkan 3.255 963 2.714 4.523 600 978 715 159 178 5.650 2.793 1.383 1.247 4.397 2.988 1.427 3.395 1.069 5.269 2.177 1.099 46.979 Menghasilkan 12.716 2.987 4.301 15.006 3.175 2.429 3.112 681 821 15.108 10.275,5 9.218 368 9.239 13.062 6.823 11.110 7.638 12.942 6.657 7.927 155.595,5 Tua / Rusak 5.721 672 507 3.959 1.920 545 1.850 77 308 9.243 2.110 502 3.859 1.250 2.417 3.329 1.818 535 9.338 2.039 3.612 55.611 Jumlah 21.692 4.622 7.522 23.488 5.695 3.952 5.677 917 1.307 30.001 15.179 11.103 5.474 14.886 18.467 11.579 16.323 9.242 27.549 10.873 12.638 258.184 Produksi (Ton) 11.825,88 2.270,12 3.379,75 12.905,20 2.349,50 1.943,20 2.476,36 592,47 252,56 13.446,00 7.809,54 835,30 294,40 7.945,45 10.841,46 5.731,32 9.999,00 6.721,44 11.388,96 5.461,20 6.918,47 132.653,75

Tabel 2.24. Luas Areal dan Produksi Tanaman Kelapa Rakyat Menurut Kecamatan dalam Kabupaten Musi Rawas Tahun 2009Luas Areal (Ha) Kecamatan Rawas Ulu Ulu Rawas Rupit Karang Jaya STL Ulu Selangit Sumber Harta Tugumulyo Purwodadi Muara Beliti TP Kepungut Jayaloka Suka Karya Muara Kelingi BTS Ulu Belum Menghasilkan 12 5 24 5,5 16,5 13 16 48 17 17 12,5 9 5,25 13 17 Menghasilkan 96 25 66 63,75 192,5 32 41 283 220 81 26,5 83 13 61 121 Tua / Rusak 13 5 40 5,5 9,5 16 11 75 49 39 10,5 15 7 14,5 50 Jumlah 121 35 130 74,75 218,5 61 68 406 286 137 49,5 107 25,25 88,50 188 Produksi (Ton) 144,96 33,75 72,60 78 261,80 61,76 92,66 568,83 347,60 72 38,16 116 29,64 85,40 205,70

RPJMD KAB. MUSI RAWAS TAHUN 2011-2015

II-27

Kecamatan Tuah Negeri Muara Lakitan Megang Sakti Rawas Ilir Karang Dapo Nibung Jumlah

13 53 22 4 18 5 347,25

Luas Areal (Ha) 32 90 327 36,5 67,5 55 2.012,75

21 27 20 10 24,5 6,5 469

66 170 369 50,5 110 66,5 2.829

Produksi (Ton) 41,60 103,50 386 60,59 825,50 70,20 2.953,25

Tabel 2.25. Luas Areal dan Produksi Tanaman Kelapa Sawit Rakyat Menurut Kecamatan dalam Kabupaten Musi Rawas Tahun 2009Luas Areal (Ha) Kecamatan Rawas Ulu Ulu Rawas Rupit Karang Jaya STL Ulu Selangit Sumber Harta Tugumulyo Purwodadi Muara Beliti TP Kepungut Jayaloka Suka Karya Muara Kelingi BTS Ulu Tuah Negeri Muara Lakitan Megang Sakti Rawas Ilir Karang Dapo Nibung Jumlah Belum Menghasilkan 71 0 88 104 366 0 141 7 58 1 6 87 51 491 365 340 1.232 381 80 115 279 4.257 Menghasilkan 57 0 77 146 122 0 129 2 7 2 2,5 367 61 454 80 136 253 412 215 210 374 3.097,5 Tua / Rusak 3 0 3 13 3,5 0 4 0 0 0 0 7 3 4,5 4 2,5 5 0 2 11 204 269,5 Jumlah 131 0 168 263 491,5 0 274 9 65 3 8,5 461 115 949,5 449 478,5 1.490 0 297 327 857 7.624 Produksi (Ton) 639 0 962,5 1.752 1.456 0 2.064 16 77 15 23,75 4.349 640,5 5.448 920 2.261 3.289 5.356 2.795 2.371,5 4.114 38.549,5

Tabel 2.26. Luas Areal dan Produksi Tanaman Kopi Rakyat Menurut Kecamatan dalam Kabupaten Musi Rawas Tahun 2009Luas Areal (Ha) Kecamatan Rawas Ulu Ulu Rawas Rupit Karang Jaya STL Ulu Selangit Sumber Harta Tugumulyo Purwodadi Belum Menghasilkan 6 5 20 41,10 23 250 22 3,5 0 Menghasilkan 61 18 94 176 191 479 103 2,5 1 Tua / Rusak 24 12 92 30 36 352 11 0 0 Jumlah 91 34 206 246,65 250 1.081 136 6 1 Produksi (Ton) 39,65 18,00 70,50 123,20 137,52 340,09 41,20 1,50 0,55

RPJMD KAB. MUSI RAWAS TAHUN 2011-2015

II-28

Luas Areal (Ha) Kecamatan Muara Beliti TP Kepungut Jayaloka Suka Karya Muara Kelingi BTS Ulu Tuah Negeri Muara Lakitan Megang Sakti Rawas Ilir Karang Dapo Nibung Jumlah Belum Menghasilkan 120 126,75 8 34 0 80 1 53 4 0 4 0 799,85 Menghasilkan 890 284,50 43 73 8 508 4 260 106 22 37 60 34.421 Tua / Rusak 306 68,5 31 21 1 159 0 55 15 30 21 15 1.279,5 Jumlah 1.316 479,75 82 127,5 9 747 5 368 125 52 62 75 5.499,9

Produksi (Ton) 623,00 213,38 30,10 40,15 5,20 325,00 3,00 169,00 64,00 15,00 25,90 42,00 2.327,70

2.4.1.4 Perikanan dan Peternakan Produksi perikanan pada Tahun 2009 berjumlah 12.020,71 ton terdiri dari 10.901,61 ton produksi hasil budidaya dan 1.119,10 ton produksi hasil penangkapan. Jika dilihat dari hasil produksi perikanan Tahun 2008, ada peningkatan pada jumlah produksi ikan hasil budidaya sebesar 8,15% dan kenaikan 36,48% pada produksi perikanan tangkap. Pada Tahun 2009 produksi daging hasil pemotongan ternak besar, kecil dan unggas sebanyak 2.801,79 ton meningkat 2,50% dari Tahun 2008. Produksi telur juga meningkat 1,66% dari 3.309,85 ton mejadi 3.364,75 ton di mana produksi telur ini dihitung dari produksi telur domestik dan telur pasokan dari luar kabupaten. Sedangkan perikanan juga meningkat produksinya 3,57%, Tahun 2009 mencapai 12.021,71 ton. Jika dibandingkan dengan konsumsi Tahun 2009, untuk daging masih terdapat kekurangan produksi daging untuk memenuhi konsumsi masyarakat sebanyak 38,31 ton, sedangkan telur dan ikan terjadi surplus sebanyak 774,85 ton untuk telur dan 4.036,46 ton untuk ikan. Selengkapnya bisa dilihat pada Grafik 2.11. Grafik 2.11 Produksi dan Konsumsi Hasil Ternak dan Ikan di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2009

RPJMD KAB. MUSI RAWAS TAHUN 2011-2015

II-29

2.4.2

Kehutanan

Hutan memiliki peranan penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan, pelestariannya sangat perlu dijaga di samping memanfaatkan hasil hutan. Kabupaten Musi Rawas memiliki areal hutan seluas 603.539 Ha, 49,95 % merupakan hutan produksi tetap (HPT), hutan suaka alam sebanyak 41,63%, hutan produksi terbatas 4,39%, hutan produksi konversi 3,73% dan selebihnya merupakan hutan lindung. Grafik 2 . 1 2 menggambarkan pembagian jenis hutan di Kabupaten Musi Rawas. Grafik 2.12 Presentase Luas Kawasan Hutan di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2009

Produksi hasil hutan menurut jenis produksi dalam kabupaten musi rawas tahun 2009 dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2.27. Produksi Hasil Hutan Menurut Jenis Produksi Dalam Kabupaten Musi Rawas Tahun 2009Bulan Meranti 01. Januari 02. Februari 03. Maret 04. April 05. Mei 06. Juni 07. Juli 08. Agustus 09. September 10. Oktober 11. November 12. Desember Jumlah 0 0 0 0 0 0 0 0 2.706,90 10.537,78 0 0 13.244,68 Kayu Indah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Jenis Produksi Kelompok Kayu (m3) KKRC Amangium Sengon 0 0 0 0 0 0 0 0 1.907,57 3.015,81 0 0 4.923,38 10.215,69 44.422,47 106.680,25 58.213,94 69.723,16 20.104,43 73.846,40 85.072,83 102.216,46 81.679,54 56.534,50 43.020,92 799.898,65 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Acacia 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

RPJMD KAB. MUSI RAWAS TAHUN 2011-2015

II-30

2.4.3

Industri dan Perdagangan

Perusahaan industri pada dasarnya dikelompokkan menjadi 3 kategori yaitu : Industri Besar, industri sedang, industri kecil dan industri kerajian rumah tangga (IKRT). Dikatakan industri besar jika jumlah pekerjanya lebih dari 100 orang. Industri sedang jika memiliki pekerja sebanyak 20 99 orang. Dikatakan Industri kecil jika mempekerjakan 5 19 orang pekerja dan Industri kerajinan rumah tangga untuk usaha yang memiliki sampai dengan 4 orang pekerja. Secara umum jumlah industri yang ada di Kabupaten Musi Rawas sebanyak 11 perusahaan indutri yang terdiri dari 1 jenis perusahaan industri makanan dan 8 perusahaan yang bergerak di bidang Logam Besi. Kabupaten Musi Rawas yang merupakan daerah transit, sangat berpengaruh sekali terhadap distribusi perdagangan. Dengan adanya potensi daerah ini, maka kegiatan perdagangan mempunyai peranan yang cukup besar terhadap struktur ekonomi Kabupaten Musi Rawas. Letak Kabupaten Musi Rawas yang dikelilingi oleh tiga provinsi dapat menunjang kontinuitas arus barang. Jumlah perusahaan perdagangan merupakan motor penggerak kegiatan perdagangan Kabupaten Musi Rawas. Data Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pasar Kabupaten Musi Rawas mencatat ada 326 surat izin usaha perdagangan dikeluarkan pada tahun 2009. Sedangkan sarana perdagangan berupa pasar yang terdapat di Kabupaten Musi Rawas sebanyak 14 pasar yang tersebar di beberapa kecamatan seperti Kecamatan Tugumulyo, Purwodadi, Megang Sakti, Rupit, Rawas Ulu, Muara Kelingi, BTS Ulu, Nibung, Muara Lakitan, Jayaloka, Rawas Ilir, Sumber Harta dan STL Ulu. Pasar di STL Ulu merupakan pasar yang baru dibangun sehingga kegiatan perdagangannya belum berjalan optimal.

2.4.4

Koperasi

Perkembangan koperasi di Kabupaten Musi Rawas cukup menunjukkan kemajuan yang baik. Potensi utama Kabupaten Musi Rawas di sektor pertanian mendorong tumbuhnya koperasi koperasi di sektor pertanian (koperasi unit desa) yang membantu masyarakat pertanian. Banyaknya KUD dan non-KUD tahun 2009 sejumlah 655 koperasi, terdiri dari 515 koperasi jenis non-KUD dan 140 koperasi unit desa. Kegiatan koperasi unit desa beragam seperti membantu anggota koperasi dalam penyediaan benih atau bibit dan pupuk, menjadi mediasi antar petani perkebunan dengan perkebunan inti, kegiatan simpan pinjam dan pengadaan BBM.

2.4.5

Energi dan Sumberdaya Mineral

Sektor pertambangan dan penggalian memberikan peranan penting dalam perekonomian Kabupaten Musi Rawas. Bahan tambang yang menjadi andalan di Kabupaten Musi Rawas berupa minyak dan gas bumi, selain itu potensi bahan tambang seperti batubara yang melimpah walaupun belum sampai tahap produksi. Kegiatan-kegiatan penelitian bahan tambang ini oleh perusahaan- perusahaan menjadi bukti bahwa daerah ini potensial akan bahan tambang. Produksi gas bumi Tahun 2009 mengalami peningkatan cukup tinggi yaitu 24,49 %, pada tahun 2008 produksi gas bumi sebesar 170.226.510 MMBTUnaik menjadi 211.915.819,19 MMBTU di tahun 2009. Sedangkan untuk produksi minyak bumi justru mengalami penurunan sejumlah 14,63% dari tahun sebelumnya, yaitu dari 3.032.120 barel Tahun 2008 turun menjadi 2.588.390,47 barel tahun 2009. Saat ini terdapat tujuh perusahaan pertambangan minyak dan gas yang beroperasi di wilayah Kabupaten Musi Rawas, jumlah sumur yang dieksplorasi maupun dieksploitasi sekitar 177 sumur yang tersebar di berbagai wilayah kecamatan seperti kecamatan Rawas Ilir, Muara Lakitan, Nibung dan BTS Ulu. Selain minyak dan gas bumi, pertambangan bahan galian C juga

RPJMD KAB. MUSI RAWAS TAHUN 2011-2015

II-31

dihasilkan Kabupaten Musi Rawas terutama jenis pasir dan sirtu. Menurut data Dinas Pertambangan dan Energi tercatat sebanyak 46.080 m3 pasir bangunan dan 86.400 m3 sirtu diproduksi selama Tahun 2009.

2.4.6

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Salah satu indikator yang dipakai untuk mengukur keadaan ekonomi suatu daerah adalah PDRB. PDRB suatu daerah dapat dihitung melalui dua pendekatan, yaitu PDRB atas dasar harga konstan, dan PDRB atas dasar harga berlaku. Selama kurun waktu lima tahun terakhir, nilai Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Musi Rawas baik Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) maupun Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) meningkat cukup signifikan. Total nilai tambah sektor ekonomi Kabupaten Musi Rawas dengan migas pada tahun 2009 atas dasar harga berlaku mencapai 6,7 triliun, sedangkan jika komponen migas dikeluarkan dari penghitungan, total nilai tambah mencapai 4,9 triliun. Tabel 2.28. Perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Musi Rawas Tahun 2005-2009 (Jutaan Rupiah)NO. 1 Sektor/Subsektor Satuan Tahun 2005 2.826.410 1.784.685 2006 2.973.711 1.894.926 2007 3.127.521 2.054.130 2008*) 3.309.403 2.195.773 2009**) 3.469.851 2.333.614

PDRB (atas dasar harga konstan) Dengan Migas Tanpa Migas Rp Rp

Sumber : PDRB Kab. Musi Rawas Tahun 2010 KET : *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara

2.5

Prasarana dan Sarana Daerah

Faktor utama untuk kelancaran perhubungan darat adalah tersedianya sarana jalan yang baik untuk kegiatan ekonomi, perpindahan penduduk, maupun kegiatan pelayanan antar daerah. Terdapat tiga tipe (kelas jalan), yaitu jalan negara, jalan provinsi dan jalan kabupaten. Pada tahun 2009 di wilayah Kabupaten Musi Rawas tersedia jalan sepanjang 2.857,47 km yang terdiri dari jalan Kabupaten 1.039,29 km, jalan Nasional sepanjang 253,49 km, jalan Provinsi sepanjang 199,90 km dan jalan Desa sepanjang 1.344,39 km. Pembangunan jalan di Kabupaten Musi Rawas lebih banyak didominasi status Jalan Desa. Rasio Jalan Nasional terhadap total jalan di Kabupaten Musi Rawas sebesar 8,93 %, Rasio Jalan Provinsi sebesar 7,05 %, Rasio Jalan Kabupaten sebesar 36,63 % dan Rasio Jalan Desa Status hanya 47,39 %. Status jalan di Kabupaten Musi Rawas dapat dilihat pada tabel 2.27. Tabel 2.29. Jaringan Jalan dan Jembatan di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2009Jembatan Rasio (%) Jumlah (Unit) Panjang (m) Nasional 253,49 8,93 90 2.054,30 19,20 Provinsi 199,90 7,05 131 2.852,60 26,67 Kabupaten 1.059,69 36,63 310 4.810,40 44,97 Desa 1.344,39 47,39 51 979,2 9,15 Jumlah 2.857,47 100,00 582 10.697 100,0 Sumber : a. Data Jalan Nasional dan Provinsi dari UPTD PJ3 Kabupaten Musi Rawas Dinas PU Bina Marga Tahun 2009 b. Data Jalan Kabupaten/Kota berdasarkan Data dari Dinas PU Bina Marga Kabupaten Musi Rawas Tahun 2008 Status Panjang Jalan(km) Rasio (%)

RPJMD KAB. MUSI RAWAS TAHUN 2011-2015

II-32

Dari Tabel 2.27 juga menunjukkan bahwa panjang jembatan kabupaten lebih banyak dibanding jembatan nasional dan jembatan provinsi. Rasio panjang jembatan nasional sebesar 19,20% dan rasio jembatan provinsi sebesar 26,67%, dan sisanya adalah jembatan kabupaten dengan rasio 44,97% dan jembatan dalam desa 9,15%. Tabel 2.30. Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2009Keadaan Baik 1.233 Sedang 682,1 Rusak 719,09 Ringan Rusak 39,85 19,93 2,74 0,26 180,63 13,44 223,22 Berat Putus Jumlah 253,49 100 199,90 100 1.059,69 100 1.344,39 100 2.857,47 Sumber : a. Data Jalan Nasional dan Provinsi dari UPTD PJ3 Kabupaten Musi Rawas Dinas PU Bina Marga Tahun 2009 b. Data Jalan Kabupaten/kota berdasarkan Data dari Dinas PU Bina Marga Kabupaten Musi Rawas Tahun2008 Nasional (Km) 250,49 3,00 Rasio (%) 98,82 1,18 Provinsi (Km) 97,20 62,85 Rasio (%) 48,62 31,44 Kabupaten (Km) 657,69 341,12 58,14 Rasio (%) 62,06 32,19 5,49 Desa (Km) 324,88 240,78 598,10 Rasio (%) 24,17 17,91 44,49 Jumlah

Dari tabel 2.22 dapat dilihat kondisi jalan secara keseluruhan adalah dalam keadaan baik sepanjang 1.233 km, dalam keadaan sedang 682,1 km, dan dalam keadaan rusak ringan sepanjang 719,09 dan dalam keadaan rusak berat sepanjang 223,22 km. Tahun 2009 persentase jalan Kabupaten dalam kondisi baik baru mencapai 62,06% atau sepanjang 657,69 km dari total panjang keseluruhan jalan Kabupaten 1.059,69 km. Masing-masing 5,49% atau 58,14 km dalam kondisi rusak ringan dan 0,26% atau 2,74 km dalam kondisi rusak berat. Serta 32,19% sepanjang 341,12 Km dalam kondisi sedang. Kabupaten Musi Rawas mempunyai 2 (dua) ruas jalan utama, di mana merupakan bagian dari Jalan Lintas Sumatera yang merupakan urat nadi perekonomian provinsi-provinsi di Sumatera serta penghubung antara Pulau Sumatera dan Jawa, yaitu: a. Jalan Nasional Lintas Tengah Sumatera Membentang mulai dari Batas Provinsi Lampung Martapura Baturaja - Simpang Sugiwaras Muara Enim Lahat Tebing Tinggi - Muara Beliti Lubuklinggau Terawas - Batas Provinsi Jambi sepanjang 472,35 km dan melewati 6 (enam) kabupaten / kota dan pada umumnya terletak pada daerah dataran tinggi pengunungan. Dibeberapa tempat rawan longsor dan penurunan karena terletak pada daerah patahan. b. Jalan Nasional Penghubung antar Lintas Pada saat ini jalan Nasional yang berfungsi sebagai jalan penghubung antar lintas terdiri dari 2 (dua) jalan yaitu: 1. 2. Ruas Muara Beliti Lubuklinggau Rejang Lebong Kepahiang - Bengkulu melewati 3 (tiga) kabupaten/kota. Secara umum ruas jalan ini terletak pada daerah dataran Tinggi. Muara Beliti Sekayu Betung - Palembang dan melewati 2 (dua) kabupaten secara umum ruas ini terletak pada daerah dataran rendah dan juga berada dipinggiran Sungai Musi.

Dalam rangka mewujudkan keterpaduan sistem aktifitas dan pergerakan maka diperlukan adanya keterkaitan dalam membentuk jaringan jalan mulai dari sistem pengembangan wilayah

RPJMD KAB. MUSI RAWAS TAHUN 2011-2015

II-33

Nasional, Propinsi dan Kabupaten. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 34 / 2006 Tentang Jalan, maka jaringan jalan di Kabupaten Musi Rawas dapat dikelompokkan berdasarkan fungsi dan statusnya. Kabupaten Musi Rawas memiliki koridor pertumbuhan yang diapit oleh jaringan jalan arteri primer (jalan nasional Muara Beliti Lubuk Lingau - Rupit) dan sistem jaringan jalan kolektor primer (jalan propinsi Muara Beliti Muara Kelingi Muara Lakitan). Lebih jelasnya, rencana pengembangan jaringan jalan di Kabupaten Musi Rawas berdasarkan fungsi dan statusnya dapat dilihat pada Tabel 2.29. Tabel 2.31. Rencana Jaringan Jalan menurut Status dan Fungsinya di Kabupaten Musi RawasNama Ruas Fungsi Muara Beliti Bts. Kab. Empat Lawang (*) Arteri Primer Muara Beliti - Kota Lubuk Linggau - Terawas - Maur - Bts. Arteri Primer Jambi (*) 3 Muara Beliti - Desa Durian Remuk - Dusun Beliti Baru - Bts. Kolektor Primer Kab. Rejang Lebong (Kota Padang) (**). 4 Muara Belit i -Prabumulih II - Bts. Kab. Musi Banyuasin (*) Kolektor Primer 5 Simpang Periuk Tugumulyo (F Trikoyo) Terawas (8) Kolektor Primer 6 Terawas Taba Tinggi Maur (*) Kolektor Primer 7 Surulangun Bts. Muba (*) Kolektor Primer 8 Simpang Semambang (Kec.Tuah Negeri)-Bangun Jaya Kolektor Primer (Kec.Bts.Ulu) - Bts.Kab.Lahat (**) 9 Purwodadi - Megang Sakti - Desa Setia Marga (Kec. Kolektor Sekunder Karang Dapo) (**) 10 F Trikoyo Simpang Semambang (**) Lokal Primer 11 Ngestiboga (Kec. Jayaloka) Marga Tani Kp.Bali Lokal Primer Ciptodadi (Kec. Sukakarya) (**) 12 Simpang Lubuk Besar (Kec.T.P.Kepungut) Jayaloka Lokal Primer Simpang 8 Trijaya (**) 13 Megang Sakti Simpang Semambang (**) Lokal Primer 14 Simpang Nibung (Kec.Rupit)-Muara Kulam (Kec.Ulu Lokal Primer Rawas) (**) 15 Muara Rupit - Bingin Teluk - Desa Tebing Tinggi (Kec. Lokal Primer Karya Makmur) (**) 16 Muara Rupit - Karang Dapo - Muara Lakitan (**) Lokal Primer 17 Jl. Arteri Primer - Desa Selangit (**) Lokal Primer 18 Jl. Kolektor Primer - Desa Karya Makmur (**) Lokal Primer 19 Sp.9 Cecar - Bts.Kab.Muara Enim (**) Lokal Primer Sumber: SK.Menteri PU No. 375/KPTS/M/2004 (*) & Analisis Konsultan (**) No 1 2 Status Negara Negara Provinsi Provinsi Provinsi Provinsi Provinsi Provinsi Provinsi Kabupaten Kabupaten Kabupaten Kabupaten Kabupaten Kabupaten Kabupaten Kabupaten Kabupaten Kabupaten

2.6

Struktur Tata Ruang Kabupaten Musi Rawas

Dalam konstelasi regional (provinsi) dan sebagaimana yang diamanatkan dalam RTRW Provinsi Sumatera Selatan, Kota Lubuklinggau berfungsi sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) dan Kecamatan Muara Beliti sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL). Ini artinya Kota Lubuklinggau mempunyai kapasitas untuk melayani wilayah Musi Rawas, Empat Lawang dan wilayah lain di sekitarnya. Mengacu pada kebijakan dan strategi di atas, Muara Beliti diarahkan menjadi PKL untuk wilayah Musi Rawas, selain sebagai pusat pemerintahan. Adapun pusat pertumbuhan lainnya diarahkan sebagai Pusat Pelayanan bagi wilayah belakangnya dengan hirarki sesuai dengan hasil analisis dan hasil kesepakatan pada beberapa kali pertemuan teknis. Hal penting lain yang menjadi pertimbangan dalam merumuskan sistem perkotaan Muara Beliti adalah kebijakan pemerintah yang telah dituangkan dalam RPJM, yaitu pembangunan akan dilakukan dengan pendekatan agropolitan.

RPJMD KAB. MUSI RAWAS TAHUN 2011-2015

II-34

Secara alamiah struktur ruang Wilayah Kabupaten Musi Rawas mempunyai ciri khas, di mana pusat permukiman tumbuh di sepanjang jalan lintas Sumatera (utara-selatan) dan jalan dari Lubuklinggau menuju Kota Palembang (barat-timur). Terdapat dua kawasan yang membatasi pertumbuhan permukiman, yaitu di bagian barat dibatasi oleh TNKS dan bagian Tenggara dibatasi oleh kawasan hutan (BTS Ulu dan Muara Lakitan bagian selatan). Pusat permukiman di bagian utara yang berada pada lintasan trans Sumatera (Simpang Nibung) dan yang berada pada jalur Lubuklinggau-Palembang (Muara Lakitan) diarahkan untuk tidak saja melayani kegiatan permukiman di wilayah Musi Rawas tetapi juga kawasan permukiman di Sarolangun dan Banyuasin. Dalam kebijakan pembangunannya, Kabupaten Musi Rawas menggunakan konsep pengembangan agropolitan. Di mana struktur ruang kawasan agropolitan merupakan gambaran sistem pusat kegiatan kawasan dan jaringan prasarana yang dikembangkan untuk mengintegrasikan kawasan selain untuk melayani kegiatan pertanian dalam arti luas, baik tanaman pangan, perikanan, perkebunan, kehutanan, maupun peternakan. Jaringan prasarana pembentuk struktur ruang kawasan agropolitan meliputi sistem jaringan transportasi, sistem jaringan energi dan kelistrikan, sistem jaringan telekomunikasi, dan sistem jaringan sumber daya air. Dengan demikian, struktur ruang Musi Rawas direncanakan seperti berikut : 1. PKL; Pusat Kegiatan Lokal adalah Muara Beliti. Peran utama yang akan diemban Muara Beliti adalah sebagai pusat pemerintahan dan pusat pengembangan agropolitan. Dengan sendirinya Muara Beliti juga akan menjadi simpul pergerakan, pusat jasa dan pelayanan pada skala kabupaten. Namun secara khusus juga akan melayani Kecamatan Tiang Pumpung Kepungut. 2. PP 1; pusat pelayanan akan dibedakan secara hirarkis menjadi pusat pelayanan kawasan yang akan melayani beberapa kecamatan dan pusat pelayanan lokal yang melayani satu wilayah kecamatan yang juga dikenal dengan ibu kota kecamatan. Adapun yang akan diarahkan menjadi pusat pelayanan kawasan adalah: a. Simpang Nibung; adalah pusat permukiman yang berada di bagian utara Musi Rawas dan berada pada jalur trans Sumatera yang diarahkan menjadi pusat pelayanan kawasan untuk wilayah utara Musi Rawas dengan radius pelayanan meliputi: Kecamatan Ulu Rawas, Kecamatan Rawas Ulu, Kecamatan Nibung, Kecamatan Rawas Ilir, Kecamatan Karangdapo, Kecamatan Rupit dan sebagain Kecamatan Karangjaya. Selain kecamatankecamatan di atas, Simpang Nibung juga diarahkan untuk mampu melayani kecamatan yang berada di bagian selatan Kabupaten Sarolangun (Provinsi Jambi). Simpang Terawas; adalah pusat permukiman yang berada antara Simpang Nibung dan Lubuklinggau dan juga berada pada lintas trans Sumatera. Pusat pelayanan kawasan ini diarahkan untuk melayani : Kecamatan Karangjaya, Kecamatan STL. Ulu Terawas, Kecamatan Selangit, dan Kecamatan Sumber Harta. Megang Sakti; diarahkan sebagai pusat pelayanan kawasan yang meliputi beberapa kecamatan di sekitarnya, yaitu: Kecamatan Megang Sakti, Purwodadi dan Kecamatan Tugumulyo. Simpang Semambang; adalah pusat permukiman yang berada pada jalan lintas Lubuklinggau-Palembang terletak antara Muara Beliti dengan Muara Lakitan. Pusat pelayanan kawasan ini diarahkan untuk melayani: Kecamatan Tuah Negeri, Kecamatan Jayaloka, Kecamatan Sukakarya, Kecamatan BTS Ulu, dan Kecamatan Muara Kelingi bagian Selatan. Muara Lakitan; diarahkan sebagai pusat pelayanan bagi pusat permukiman dalam wilayah kecamatannya sendiri di bagian utara, Kecamatan Muara Kelingi dan kecamatan di bagian barat Kabupaten Musi Banyuasin.

b.

c.

d.

e.

RPJMD KAB. MUSI RAWAS TAHUN 2011-2015

II-35

III.

format halaman

2.1 Kondisi Geografis....................................................................................................................1 2.2 Ekonomi Makro Kabupaten Musi Rawas ................................................................................4 2.2.1 PDRB ATAS DASAR HARGA BERLAKU .....................................................................................4 2.2.2 STRUKTUR EKONOMI KABUPATEN MUSI RAWAS DAN PROVINSI SUMATERA SELATAN.......................6 2.2.3 ESTIMASI STRUKTUR EKONOMI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010-2015 .............................7 2.2.4 INFLASI SEKTORAL KABUPATEN MUSI RAWAS DAN PROVINSI SUMATERA SELATAN ..........................9 2.2.5 PENDAPATAN PER KAPITA ...................................................................................................10 2.2.6 PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PERTUMBUHAN PENDAPATAN PER KAPITA...................................12 2.2.7 PERTUMBUHAN EKONOMI SEKTORAL ....................................................................................13 2.2.8 ESTIMASI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010-2015 ....................14 2.2.9 ESTIMASI KEBUTUHAN INVESTASI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010-2015 ........................15 2.3 Bidang Pembangunan ............................................................................................................15 2.3.1 SOSIAL DASAR DAN SOSIAL BUDAYA .....................................................................................15 2.3.2 KEPENDUDUKAN ...............................................................................................................16 2.3.2.1 Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk .........................................16 2.3.2.2 Kepadatan Penduduk..........................................................................................17 2.3.3 JUMLAH PENDUDUK MISKIN ...............................................................................................17 2.3.4 KONDISI PENDIDIKAN .........................................................................................................19 2.3.5 KONDISI KESEHATAN..........................................................................................................19 2.3.6 KONDISI PEMBINAAN KEBUDAYAAN ......................................................................................20 2.3.7 TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA ................................................................................21 2.3.8 TINGKAT PENGANGGURAN TINGKAT TERBUKA (TPT) ...............................................................22 2.4 Kondisi Pembangunan Ekonomi ...........................................................................................23 2.4.1 REVITALISASI PERTANIAN ....................................................................................................23 2.4.1.1 Tanaman Pangan................................................................................................23 2.4.1.2 Tanaman Hortikultura .......................................................................................26 2.4.1.3 Perkebunan.........................................................................................................26 2.4.1.4 Perikanan dan Peternakan .................................................................................29 2.4.2 KEHUTANAN.....................................................................................................................30 2.4.3 INDUSTRI DAN PERDAGANGAN .............................................................................................31 2.4.4 KOPERASI ........................................................................................................................31 2.4.5 ENERGI DAN SUMBERDAYA MINERAL ....................................................................................31 2.4.6 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB).....................................................................32 2.5 Prasarana dan Sarana Daerah.................................................................................................32 2.6 Struktur Tata Ruang Kabupaten Musi Rawas........................................................................34 Tabel 2.1............................................................................................................................................4 PDRB Kabupaten Musi Rawas atas Dasar Harga Berlaku dalam Jutaan Rupiah Tahun 2005-2009 ............................................................................................4 Tabel 2.2............................................................................................................................................5

RPJMD KAB. MUSI RAWAS TAHUN 2011-2015

II-36

Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Musi Rawas Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2005-2009 dengan Migas (%) ................................................................................................5 Tabel 2.3............................................................................................................................................5 Estimasi PDRB Kabupaten Musi Rawas Atas Dasar Harga Berlaku................................................5 Tahun 2010-2015 (Rp. Juta)..............................................................................................................5 Tabel 2.4............................................................................................................................................6 Struktur PDRB Provinsi Sumatera Selatan dan Kabupaten Musi Rawas Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008 2009 (%) ..........................................................................6 Tabel 2.5............................................................................................................................................8 Estimasi Struktur Ekonomi Kabupaten Musi Rawas ........................................................................8 Tahun 2010-2015 (%) .......................................................................................................................8 Tabel 2.6 Estimasi PDRB Kabupaten Musi Rawas Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 ...........................9 Tahun 2010-2015 (Rp. Juta)..............................................................................................................9 Tabel 2.7............................................................................................................................................9 Inflasi Sektoral PDRB Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2008 2009 (%) .....................................9 Tabel 2.8..........................................................................................................................................10 Inflasi Sektoral PDRB Kabupaten Musi Rawas Tahun 2008 2009 (%)...................................................................................................................10 Tabel 2.9..........................................................................................................................................11 Pendapatan per Kapita Kabupaten Musi Rawas Tahun 2005-2009 atas Dasar Harga Berlaku...................................................................................11 Tabel 2.10........................................................................................................................................11 Pendapatan per Kapita Kabupaten Musi Rawas Tahun 2005-2009 Atas Dasar Harga Konstan.................................................................................11 Tabel 2.11........................................................................................................................................12 Estimasi Pendapatan Regional Dan Pendapatan Per Kapita Kabupaten Musi Rawas Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Tanpa Migas)...............................................................12 Tabel 2.12........................................................................................................................................14 Estimasi Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Musi Rawas ..............................................................14 Tahun 2010-2015 (%) .....................................................................................................................14 Tabel 2.13........................................................................................................................................15 Estimasi Kebutuhan Investasi Ekonomi..........................................................................................15 Tabel 2 .14.......................................................................................................................................16 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Rasio di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2009 ..........................................................................................16 Tabel 2.15........................................................................................................................................17 Tingkat Kepadatan Penduduk Kabupaten Musi Rawas Tahun 2009 ..............................................17 Tabel 2.16........................................................................................................................................18 Jumlah KK Miskin di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2009 ...........................................................18 Tabel 2.17........................................................................................................................................19 Jumlah dan Penyabaran Sarana Pendidikan di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2009 ..........................................................................................19 Tabel 2.18........................................................................................................................................20 Jumlah dan Penyebaran Sarana Kesehatan di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2009 ..........................................................................................20 Tabel 2.19........................................................................