Upload
others
View
17
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
48
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI
3.1 Gambaran Umum Kota Batu
Kota Batu merupakan salah satu kota yang baru terbentuk pada tahun
2001 sebagai pecahan dari Kabupaten Malang dan menjadi salah satu kota
wisata yang ada di Jawa Timur karena memiliki banyak potensi keindahan
alam. Sebelumnya wilayah kota batu merupakan bagian dari Sub Satuan
Wilayah Pengembangan 1 (SSWP 1) Malang Utara. Kota ini sedang
mempersiapkan diri untuk mampu melakukan perencanaan, pelaksanaan
serta mengevaluasian proyek-proyek pembangunan secara mandiri
sehingga masyarakat di wilayah ini semakin rneningkat kesejahterannya
Kota Batu yang terletak 800 meter diatas permukaan air laut ini dikarunia
keindahan alam yang memikat. Potensi ini tercermin dari kekayaan
produksi pertanian, buah dan sayuran, serta panorama pegunungan dan
perbukitan. Sehingga dijuluki the real tourism city of Indonesia oleh
Bappenas.
Luas kawasan Kota Batu secara keseluruhan adalah sekitar 199,09
Km² terbagi ke dalam tiga Kecamatan dan Kecamatan Bumiaji merupakan
Kecamatan yang wilayahnya paling luas dibandingkan dua Kecamatan
lainnya. Kecamatan Bumiaji merupakan kecamatan yang paling luas
wilayahnya yaitu 12.797,89 ha sedangkan Kecamatan Batu dan
Kecamatan Junrejo masing-masing luas wilayahnya 4.545,81 ha dan
2.565,02 ha.
49
Kota Batu memiliki 3 (tiga) buah gunung yang telah dikenal dan telah
diakui secara nasional. Gunung-gunung tersebut adalah Gunung
Pandennan (2010 m), Gunung Welirang (3156 m), Gunung Arjuno (3339
m) dan masih banyak lagi lainnya.
Kondisi topografi pegunungan dan perbukitan tersebut yang
menjadikan kota Batu terkenal sebagai daerah dingin. Temperatur rata-rata
kota Batu 2l,5°C, dengan temperatur tertinggi 27,2°C dan terendah
14,9°C.Rata-rata kelembaban nisbi udara 86' % dan kecepatan angin 10,73
km/jam. Curah hujan tertinggi di kecamatan Bumiaji sebesar 2471 mm
dan hari hujan 134 hari (Cipta Karya, 2002:2-3)
Kota Batu sebagai kota wisata di Provinsi Jawa Timur, karena secara
geografi terdapat beberapa pegunungan dan terdapat banyak sekali tempat
wisata alam maupun buatan. Secara geografinya maka Kota Batu menjadi
pusat keramaian dikarenakan banyaknya pengunjung yang data untuk
menikmati keindahan maupun wisata-wisata yang ada di Kota Batu.
Hampir setiap harinya apalagi pada hari libur, maka Kota Batu juga bisa
menjadi pusat peredaran gelap narkoba karena lokasinya yang strategis
dan hal ini yang menjadi fokus Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota
Batu dalam memberantas penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.
3.2 Badan Narkotika Nasional Kota Batu
Kota Batu sebagai Kota Wisata yang secara geografis berupa
pegunungan dan terdapat tempat wisata merupakan tempat yang strategis
bagi peredaran dan penyalahgunaan narkoba. Hal tersebut dibuktikan dari
50
semakin banyaknya kasus-kasus narkoba yang diungkap dan jumlah
tersangka yang semakin bertambah, dengan berbagai cara transaksi mulai
cara manual (dari tangan ke tangan) atau via kurir tapi juga memamfaatkan
jaringan on line. Sebagai langkah serius untuk mencegah dan memberantas
penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba, yang sangat merugikan dan
membahayakan kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara, pemerintah
telah mengeluarkan Undang-Undang (UU) Nomor 35 Tahun 2009 tentang
Narkotika.
Sesuai dengan amanat UU Nomor 35/2009 pasal 67 ayat (3) tentang
narkotika maka terbitlah Peraturan Presiden No 23 Tahun 2010 tentang
Badan Narkotika Nasional, dimana dijelaskan bahwa BNN merupakan
Instansi Vertikal dalam pelaksanaan tugas, fungsi dan wewenang BNN di
daerah. Selanjutnya BNN Kota Batu di dalam melaksanakan tugas, fungsi
dan wewenang di atur Peraturan Kepala BNN Nomor 03 tahun 2015
tanggal 20 maret 2015 yang dirubah dengan Peraturan Kepala BNN
Nomor 06 tahun 2015 tanggal 22 Juni 2015 dan perubahan ketiga
Peraturan Kepala BNN Nomor 14 tahun 2016 tanggal 04 Agustus 2016
tentang Organisasi dan Tata Kerja BNNP dan BNN Kabupaten/ Kota.
Berdirinya Badan Narkotika Nasional Kota Batu secara resmi di Kota
Batu sebagai bagian vertikal dari Badan Narkotika Nasional tahun 2009
dan lokasinya ada di Jl. Sutan Hasan Halim Kel. Sisir, Kec. Batu, Kota
Batu. Sebelumnya, Badan Narkotika Nasional Kota Batu hanya dikenal
sebagai BNK (Badan Narkotika Kota) sejak tahun 2007 dan telah
menangani terkait masalah penyalahgunaan narkotika di tingkat kota.
51
Namun semenjak diresmikanya Undang-Undang Narkotika No 35 tahun
2009, lembaga yang tadinya merupakan bagian dari Kota berubah menjadi
lembaga vertikal yang secara bersama-sama mempunyai visi dan misi
untuk menangani penyalahgunaan narkotika.
Didalam rangka untuk mencapai tujuan tersebut Badan Narkotika
Nasional Kota Batu secara nyata melakukan berbagai upaya di dalam
rangka melakukan tindakan sosilisasi, advokasi dan mengkampanyekan
tentang bahaya peredaran gelap dan bahaya penyalahgunaan Narkoba
hingga ke pemberdayaan masyarakat agar ikut turut serta memerangi
penyalahgunaan Narkoba. Selain itu, Badan Narkotika Nasional Kota
Batu juga secara aktif melakukan edukasi Anti Narkoba yang berkenaan
dengan tindakan-tindakan preventif tentang bahaya penyalahgunaan
Narkoba. Diharapkan dengan berbagai upaya tersebut, masyarakat menjadi
sadar dan mampu memahami dampak dari penyalagunaan Narkoba
sehingga terwujudnya masyarakat Indonesia yang bebas dari
penyalahgunaan narkoba dan obat-obatan terlarang.
Badan Narkotika Nasional Kota Batu saat ini, juga mengupayakan
terkait pembenaran pemahaman persepsi yang sama kepada masyarakat
maupun para penegak hukum bahwa pidana rehabilitasi adalah hukuman
yang paling tepat dan bermanfaat bagi pengguna dalam menyongsong
kehidupan masa depannya. Badan Narkotika Nasional Kota Batu berharap
menjadi wadah masyarakat agar mendapatkan informasi berkenaan dengan
dampak dari penyalahgunaan Narkoba dan bahan adiktif lainnya (BNN
Kota Batu, 2014a).
52
3.2.1 Visi dan Misi Lembaga
Badan Narkotika Nasional Kota Batu sebagai Pelaksana tugas,
fungsi dan wewenang Badan Narkotika Nasional di daerah dalam
penanganan permasalahan narkoba memiliki visi sebagai berikut:
VVIISSII “ Menjadi perwakilan Badan Narkotika Nasional di Kota
Batu yang profesional dan mampu menyatukan dan
menggerakkan seluruh komponen masyarakat dalam
melaksanakan P4GN”
Misi yang ditetapkan oleh Badan Narkotika Nasional sebagai upaya
mewujudkan visi tersebut adalah “Bersama instansi pemerintah terkait
dan komponen masyarakat Kota Batu melaksanakan pencegahan,
pemberdayaan masyarakat, pemberantasan, rehabilitasi, hukum dan
kerjasama di bidang pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan
dan peredaran gelap narkotika, psikotropika, prekursor, dan bahan
adiktif lainnya”.
MMIISSII “Badan Narkotika Nasional Kota Batu Bersama Instansi
Pemerintah Daerah , Swasta dan Komponen Masyarakat
di Kota Batu melaksanakan Pencegahan, Pemberdayaan
masyarakat , Pemberantasan, Penjangkauan dan
Pendampingan, serta didukung tata kelola Pemerintahan
yang Akuntabel dalam rangka P4GN.”
53
Sebagai penjabaran atau penerapan dari pernyataan visi dan misi
tersebut di atas, Badan Narkotika Nasional Kota Batu menetapkan
Tujuan Badan Narkotika Nasional Kota mendukung tujuan Badan
Narkotika Nasional Provinsi melindungi dan menyelamatkan
komponen masyarakat di Kota Batu dari pengaruh penyalahgunaan
dan peredaran gelap narkoba khususnya narkotika.
3.2.2 Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
3. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik
Indonesia Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggara
Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.
5. Peraturan Presiden RI Nomor 23 tahun 2010 tentang Badan
Narkotika Nasional.
6. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah.
7. Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor 3 Tahun
2010 tentang Organisasi Tata Kerja Badan Narkotika Nasional.
54
8. Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor 4 Tahun
2010 tentang Organisasi Tata Kerja Badan Narkotika Nasional
Kabupaten / Kota.
9. Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor 3 Tahun
2015 yang di rubah dengan Peraturan Kepala Badan Narkotika
Nasional Nomor 6 Tahun 2015 tentang Organisasi Tata Kerja
Badan Narkotika Nasional Provinsi dan BNN Kabupaten/
Kota.
10. Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor 3 Tahun
2013 tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional
Prosedur Di Lingkungan Badan Narkotika Nasional.
3.2.3 Struktur Organisasi Lembaga
Struktur Organisasi sebagaimana disebut dalam Peraturan Kepala
BNN Nomor 03 tahun 2015 tanggal 20 maret 2015 yang dirubah
dengan Peraturan Kepala BNN Nomor 06 tahun 2015 tanggal 22 Juni
2015 dan perubahan ketiga Peraturan Kepala BNN Nomor 14 tahun
2016 tanggal 04 Agustus 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja
BNNP dan BNNK adalah sebagai berikut:
1. Kepala.
2. Kasubbag Umum.
3. Seksi Pencegahan dan Pemberdayaan.
4. Seksi Rehabilitasi.
5. Seksi Pemberantasan.
55
Bagan 3.1
Struktur Organisasi Badan Narkotika Nasional Kota Batu
1. KEPALA
Heru Cahyo Wibowo, SH. MH
2. SUBBAGIAN UMUM
Yudha Wirawan, SE, MM
Glen Berlin M. SE
Eko Ariyanto, A.Md
Arif Hermawan, SE
Annisa Putri Herawati, A.Md
Tutut Mudayati, SH
Ikhwan Nurdin
3. SEKSI P2M
Edi Hari Edi Kartika
Adi Setia Irjayanto
Arif Hariyanto, S.Pd
Satrio Kusumodewo, SH
KEPALA
KASUBBAG UMUM
SEKSI
PEMBERANTASAN
SEKSI
PENCEGAHAN DAN
PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
SEKSI
REHABILITASI
56
4. SEKSI REHABILITASI
Rose Iptriwulandari, S.Psi,MM
Anton Indiarto
Atika Satria Garini, Amd.KI
Dr. Hironmus F I
Putri Dewi HC, Amd. Kep
Eka Kurniawati,Amd.Kep
5. SEKSI PEMBERANTASAN
Purwito, SH
Yossy Tri Anggara Yudha, SH
Anton Triwibowo
Nurmala Dwi M, SH
6. KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
Benny Trianto, S.Sos
Wahid Rahmatullah, SE,MM
Yesiska Meita M, SE
Aga Mandala N, S.Ikom
Budi Hariyanto, SE
3.2.4 Ketenagakerjaan
Tabel 3.1
Ketenagakerjaan BNN Kota Batu
NO. GRADE NAMA PANGKAT GOL. JABATAN
1 12 HERU CAHYO
WOBOWO, SH.,
MH
AKBP IV-b Kepala Badan
Narkotika Nasional
Kota Batu
57
2 9 YUDHA
WIRAWAN,SE.
MM
Penata III-c Kasubbag Umum
3 6 GLENN
BERLIN
MONOARFA,
SE
Penata
Muda
III-a Pengolah Data Subbag
Umum
4 7 TUTUT
MUDAYATI,
SH
Penata
Muda
III-a Bendahara Pengeluaran
Subbag Umum
5 6 EKO
ARIYANTO,
A.Md
Pengatur II-c Penata Usaha Barang
Milik / Kekayaan
Negara Subbag Umum
6 7 ARIF
HERMAWAN ,
SE
Pengatur II-c Penata laporan
Keuangan Subbag
Umum
7 6 ANNISA PUTRI
HERAWATI
Pengatur II-c Pengolah Data Subbag
Umum
8 6 IKHWAN
NURDIN
Pengatur II-c Pengadministrasi
Umum Subbag Umum
9 9 EDI HARI ADI
KARTIKA
KOMPOL IV-a Kasi Pencegahan dan
Pemberdayaan
Masyarakat
10 7 WAHID
RAHMATULLA
H,SE, MM
Penata III-c Penyuluh Narkoba Ahli
Muda Sie Pencegahan
dan Dayamas
11 6 YESISKA
MEITA M,SE
Penata
Muda Tk. I
III-b Penyuluh Narkoba Ahli
Pertama Sie Pencegahan
dan Dayamas
12 6 BUDI
HARIYANTO,
SE
Penata
Muda Tk. I
III-b Penyuluh Narkoba Ahli
Pertama Sie Pencegahan
dan Dayamas
13 6 AGA
MANDALA
NOSYA, S. I.
Kom
Penata
Muda
III-a Penyuluh Narkoba Ahli
Pertama Sie Pencegahan
dan Dayamas
14 6 ADI SETIA
IRJAYANTO
Pengatur II-c Pengolah Data Sie
Pencegahan dan
Dayamas
16 9 ROSE
IPTRIWULAND
HANI, S.Psi,MM
Penata III-c Kasi Rehabilitasi
17 8 BENNY
TRIANTO,S.Sos
Penata III-c Konselor Sie
Rehabilitasi
18 6 ATIKA SATRIA
GARINI, A.Md.
Kl
Pengatur II-c Pengolah Data Sie
Rehabilitasi
19 6 ANTON
INDIARTO
Pengatur
Muda Tk. I
II-b Pengadministrasi
Umum Sie Rehabilitasi
20 9 PURWITO, SH KOMPOL IV-a Kasi Pemberantasan
58
21 7 NURMALA
DWI
MAYASARI ,SH
Penata
Muda Tk. I
III-b Analis Intelijen Taktis
Muda Sie
Pemberantasan
22 6 YOSSY TRI
ANGGARA
YUDHA
BRIPKA II-d Penyidik Pratama Sie
Pemberantasaan
23 6 ARIANTO,SH BRIPKA II-d Penyidik Pratama Sie
Pemberantasaan
24 6 ANTON TRI
WIBOWO
BRIPKA II-d Analis Intelijen Taktis
Pratama Sie
Pemberantasan
3.2.5 Kedudukan, Tugas, Fugsi dan Kewenangan Lembaga
1. Kedudukan.
Badan Narkotika Nasional Kota Batu (BNNK) adalah Lembaga
Pemerintah Vertikal yang berkedudukan di bawah dan
bertanggungjawab kepada Badan Narkotika Nasional Propinsi
dan Badan Narkotika Nasional, BNNK dipimpin oleh seorang
Kepala.
2. Tugas.
Melaksanakan tugas, fungsi, dan wewenang BNN dalam
Wilayah Kota Batu yang bertujuan mendukung Tujuan BNNP
Melindungi dan menyelamatkan komponen masyarakat di kota
Batu dari pengaruh penyalah gunaan dan peredaran gelap
narkoba.
3. Fungsi.
Dalam melaksanakan tugasnya, BNN Kota Batu
menyelenggarakan fungsi:
a. Pelaksanaan kebijakan teknis P4GN di bidang
pencegahan, pemberdayaan masyarakat dan rehabilitasi;
59
b. Pelaksanaan kebijakan teknis P4GN di bidang
pemberantasan dalam rangka pemetaan jaringan
kejahatan terorganisasi penyalahgunaan dan peredaran
gelap narkotika, psikotropika, prekursor, dan bahan
adiktif lainnya kecuali bahan adikktif untuk tembakau
dan alkohol dalam wilayah Kota Batu;
c. Pelaksanan penyiapan bantuan hukum dan kerja sama;
d. Penyusunan rencana program dan anggaran BNN Kota
Batu;
e. Evaluasi penyusunan laporan BNN Kota Batu;
f. Pelayanan administrasi yang transparan dan akuntabel
di BNN Kota Batu;
4. Kewenangan.
Kewenangan BNNK secara umum terlihat secara implisit
pada tugas nya, namun kewenangan yang dikhususkan oleh
undang-undang adalah tugas dalam melaksanakan
pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap
Narkotika dan Prekursor Narkotika, BNNK berwenang
melakukan penyelidikan.
3.2.6 Unit Lembaga
1. Sekretariat Umum
Sekretariat Umum adalah unsur pembantu pemimpin, berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala BNN. Sekretariat
Umum terdiri atas:
60
Biro Perencanaan.
Biro Kepegawaian dan Organisasi
Biro Keuangan
Biro Umum
a. Tugas :
Sekretariat Utama mempunyai tugas melaksanakan koordinasi
pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan
administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan BNN.
b. Fungsi :
pengoordinasian kegiatan di lingkungan BNN;
pengoordinasian, penyinkronisasian, dan pengintegrasian
dalam penyusunan perencanaan program dan anggaran di
lingkungan BNN;
pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang
meliputi ketatausahaan, kepegawaian, keuangan,
kerumahtanggaan, arsip, dan dokumentasi di lingkungan BNN;
pembinaan dan penyelenggaraan organisasi dan tata laksana
serta hubungan masyarakat;
penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan negara;
pengoordinasian, penyinkronisasian, dan pengintegrasian
dalam pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
kebijakan nasional di bidang P4GN;
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala BNN.
2. Seksi Pencegahan
61
Seksi Pencegahan adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan
fungsi BNN di seksi pencegahan, berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala BNN. Seksi Bidang Pencegahan
terdiri atas :
Direktorat Desiminasi Informasi; dan
Direktorat Advokasi
a. Tugas :
Seksi bidang pencegahan mempunyai tugas melaksanakan P4GN
di bidang pencegahan.
b. Fungsi :
Penyusunan dan pelaksanaan kebijakan nasional dan kebijakan
teknis P4GN di bidang pencegahan;
Penyusunan dan perumusan norma, standar, kriteria, dan
prosedur P4GN di bidang pencegahan;
Pelaksanaan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi dengan
instansi pemerintah terkait dan komponen masyarakat dalam
pelaksanaan p4gn di bidang pencegahan;
Pembinaan teknis P4GN di bidang pencegahan kepada instansi
vertikal di lingkungan BNN; dan;
Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan
nasional P4GN di bidang pencegahan.
c. Program Kerja:
Advokasi: Mempengaruhi para stakeholder untuk mengambil
kebijakan tentang pencegahan, pemberantasan penyalahgunaan
62
dan peredaran gelap narkoba (P4GN) di lingkungan masing-
masing.
Diseminasi informasi: Memberikan informasi dan pemahaman
kepada para komponen masyarakat mengenai bahaya
penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.
3. Seksi Pemberdayaan Masyarakat
Seksi Pemberdayaan Masyarakat adalah unsur pelaksana sebagian
tugas dan fungsi BNN di seksi pemberdayaan masyarakat, berada
di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala BNN. Seksii
Pemberdayaan Masyarakat terdiri atas:
Direktorat Peran Serta Masyarakat
Direktorat Pemberdayaan Alternatif
a. Tugas :
Seksi Bidang Pemberdayaan Masyarakat mempunyai tugas
melaksanakan P4GN di bidang Pemberdayaan Masyarakat.
b. Fungsi :
Penyusunan dan pelaksanaan kebijakan nasional dan kebijakan
teknis P4GN di bidang pemberdayaan masyarakat;
Penyusunan dan perumusan norma, standar, kriteria, dan
prosedur P4GN di bidang pemberdayaan masyarakat;
Pelaksanaan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi dengan
instansi pemerintah terkait dan komponen masyarakat dalam
pelaksanaan P4GN di bidang pemberdayaan masyarakat;
63
Pelaksanaan fasilitasi dan pengoordinasian wadah peran serta
masyarakat;
Pelaksanaan pemantauan, pengarahan, dan peningkatan
kegiatan masyarakat di bidang P4GN;
Pembinaan teknis P4GN di bidang pemberdayaan masyarakat
kepada instansi vertikal di lingkungan BNN;
Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan
nasional P4GN di bidang pemberdayaan masyarakat.
c. Program Kerja:
Pemberdayaan Peran Serta Masyarakat: Memobilisasi seluruh
sumber daya yang ada dalam stakeholder dan masyarakat
untuk ditingkatkan kualitas individu/kelompok, agar mereka
bisa menjaga atau menciptakan lingkungan yang bersih dan
bebas narkoba.
Pemberdayaan Alternatif: Pemberdayaan yang berorientasi
untuk merubah kebiasaan buruk dari suatu kelompok
masyarakat ataupun dari masyarakat yang awalnya memiliki
pekerjaan rawan terhadap narkoba dan juga daerah-
daerah/lokasi yang sangat rawan terhadap narkoba.
4. Seksi Pemberantasan
Seksi Pemberantasan adala unsusr pelaksanaan sebagai tugas dan
fungsi BNN di seksi pemberantasan, berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala BNN. seksi Pemberantasan
terdiri atas:
64
Direktorat Intelijen
Direktorat Narkotika Alami
Direktorat Narkotika Sintetis
Direktorat Psikotropika dan Prekursor
Direktorat Interdiksi
Direktorat Penindakan dan Pengejaran
Direktorat Pengawasan Tahanan, Barang Bukti, dan Aset
a. Tugas :
Seksi Pemberantasan mempunyai tugas melaksanakan P4GN di
bidang pemberantasan.
b. Fungsi:
Penyusunan dan pelaksanaan kebijakan nasional dan kebijakan
teknis P4GN di bidang pemberantasan;
Penyusunan dan perumusan norma, standar, kriteria, dan
prosedur kegiatan intelijen, penyelidikan dan penyidikan,
interdiksi, penindakan dan pengejaran, pengawasan tahanan,
penyimpanan, pengawasan dan pemusnahan barang bukti serta
penyitaan aset;
Pelaksanaan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi dengan
instansi pemerintah terkait dalam pemberantasan dan
pemutusan jaringan kejahatan terorganisasi penyalahgunaan
dan peredaran gelap narkotika, psikotropika, prekursor, dan
bahan adiktif lainnya, kecuali bahan adiktif untuk tembakau
dan alkohol;
65
Pelaksanaan penyelidikan dan penyidikan penyalahgunaan dan
peredaran gelap narkotika, psikotropika, dan prekursor serta
bahan adiktif lainnya, kecuali bahan adiktif untuk tembakau
dan alkohol;
Pelaksanaan pemutusan jaringan kejahatan terorganisasi di
bidang narkotika, psikotropika, dan prekursor serta bahan
adiktif lainnya, kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan
alkohol;
Pembinaan teknis kegiatan intelijen, penyelidikan dan
penyidikan, interdiksi, penindakan dan pengejaran, pengawasan
tahanan, penyimpanan, pengawasan dan pemusnahan barang
bukti serta penyitaan aset kepada instansi vertikal di
lingkungan bnn; dan
Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan
nasional P4GN di bidang pemberantasan.
5. Seksi Rehabilitasi
Seksi Rehabilitasi adalah unsur pelaksanaan sebagian tugas dan
fungsi BNN di seksi rehabilitasi yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala BNN. Seksi Rehabilitasi terdiri
atas:
Direktorat Penguatan Lembaga Rehabilitasi Instansi
Pemerintah
Direktorat Penguatan Lembaga Rehabilitasi Komponen
Masyarakat
66
Direktorat Pascarehabilitasi
a. Tugas :
Seksi Rehabilitasi mempunyai tugas melaksanakan P4GN di seksi
rehabilitasi.
b. Fungsi:
Penyusunan dan pelaksanaan kebijakan nasional dan kebijakan
teknis P4GN di bidang rehabilitasi;
Penyusunan dan perumusan norma, standar, kriteria, dan
prosedur di bidang rehabilitasi berbasis komunitas terapeutik
atau metode lain yang telah teruji keberhasilannya dan
penyatuan kembali ke dalam masyarakat serta perawatan
lanjutan penyalahguna dan/atau pecandu narkotika dan
psikotropika serta bahan adiktif lainnya kecuali bahan adiktif
untuk tembakau dan alkohol;
Pelaksanaan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi dengan
instansi pemerintah terkait dan komponen masyarakat dalam
pelaksanaan P4GN di bidang rehabilitasi;
Pelaksanaan rehabilitasi berbasis komunitas terapeutik atau
metode lain yang telah teruji keberhasilannya dan penyatuan
kembali ke dalam masyarakat serta perawatan lanjutan bagi
penyalahguna dan/atau pecandu narkotika dan psikotropika
67
serta bahan adiktif lainnya, kecuali bahan adiktif untuk
tembakau dan alkohol;
Pelaksanaan peningkatan kemampuan lembaga rehabilitasi
medis dan rehabilitasi sosial bagi penyalahguna dan/atau
pecandu narkotika dan psikotropika serta bahan adiktif lainnya,
kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan alkohol, yang
diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat;
Pembinaan teknis rehabilitasi medis, rehabilitasi sosial, dan
rehabilitasi berbasis komunitas terapeutik atau metode lain
yang telah teruji keberhasilannya dan penyatuan kembali ke
dalam masyarakat serta perawatan lanjutan bagi penyalahguna
dan/atau pecandu narkotika dan psikotropika serta bahan
adiktif lainnya, kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan
alkohol, kepada instansi vertikal di lingkungan BNN; dan
Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan
nasional P4GN di bidang rehabilitasi (BNN Republik
Indonesia, 2010).
c. Program Kerja:
Penguatan Lembaga Rehabilitasi Instansi Pemerintah:
Penguatan melalui kegiatan bimbingan teknis. Pelaksanaan
bimbingan teknis adalah perjalanan dinas dengan melakukan
kunjungan langsung ke lembaga rehabilitasi Instansi
Pemerintah yang akan melaksanakan layanan rehab.
68
Koordinasi Antar Pemangku Kepentingan: Melakukan rapat
kerja koordinasi tingkat Kota Batu dengan dinas terkait untuk
membahas topik program rehab Intansi Pemerintah, dan
Pascarehab.
Sosialisasi Program Rehabilitasi dan Pascarehabilitasi:
Kegiatan sosialisasi ini memberikan pengenalan mengenai
program rehab Intansi Pemerintahan, dan Pascarehab kepada
Lembaga Intansi Pemerintahan, dan Pascarehab.
Rehabilitasi Rawat Jalan: Layanan rehabilitasi rawat jalan
diberikan kepada korban penyalahguna narkotika dengan
kriteria tingkat pengguna ringan sampai sedang sesuai hasil
asesmen. Rencana terapi meliputi pemberian terapi simtomatis,
terapi terkait kondisi fisik/psikir dan itervensi psikososial
untuk memecapai dan juga mempertahankan kondisi
pemulihannya.
Rehabilitasi Rawat Inap: Layanan rehabilitasi rawat inap
diberikan kepada pecandu dan korban penyalahgunaan
narkotika dengan tingkat penggunaan sedang sampai berat
berdasarkan rencana terapi sesuai hasil asesmen.
3.2.7 Sasaran Strategis Badan Narkotika Nasional
Sebagai penjabaran atau penerapan dari pernyataan visi dan misi
tersebut di atas, Badan Narkotika Nasional Kota Batu menetapkan
Tujuan Badan Narkotika Nasional Kota mendukung tujuan Badan
Narkotika Nasional Provinsi melindungi dan menyelamatkan
69
komponen masyarakat di Kota Batu dari pengaruh penyalahgunaan
dan peredaran gelap narkoba tercermin dari angka prevalensi th 2016
di bawah 2,56%
Sasaran strategis BNN Kota Batu sebagai berikut:
a. Seksi Pencegahan Dan Pembardayaan
Meningkatnya lembaga pendidikan, Instansi pemerintah,
swasta dan organisasi kemasyarakatan yg memiliki
pengetahuan, pemahaman dan kesadaran tentang bahaya
penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.
Meningkatnya lembaga pendidikan, Instansi pemerintah,
swasta dan organisasi kemasyarakatan sebagai kader anti
narkoba yang memiliki ketrampilan menolak
penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.
Meningkatnya peranan lembaga pendidikan, Instansi
pemerintah, swasta dan organisasi kemasyarakatan dalam
mendukung pelaksanaan pemberantasan penyalahgunaan
dan peredaran gelap narkoba.(Advokasi tujuanya mampu
mempengaruhi kebijakan untuk melakukan kebijakan
P4GN di instansinya)
Meningkatnya peranan lembaga pendidikan, lingkungan
kerja lingkungan kerja pemerintah, masyarakat desa yang
mendapatkan pengembangan dalam mendukung
pelaksanaan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran
gelap narkoba.(Advokasi tujuanya mampu mempengaruhi
70
kebijakan untuk melakukan kebijakan P4GN di
instansinya)
Meningkatnya peranan lembaga pendidikan, Instansi
pemerintah, swasta dan organisasi kemasyarakatan dalam
mendukung pelaksanaan pemberantasan penyalahgunaan
dan peredaran gelap narkoba.(Advokasi tujuanya mampu
mempengaruhi kebijakan untuk melakukan kebijakan
P4GN di instansinya),
Memberikan informasi dalam mendukung pelaksanaan
pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap
narkoba.(Advokasi tujuanya mampu mempengaruhi
kebijakan untuk melakukan kebijakan P4GN di
instansinya) di wilayah kerja BNN Kota Batu
b. Seksi Rehabilitasi
Meningkatnya laju dan pecandu narkoba mengikuti
program wajib lapor.
Meningkatnya pecandu dan penyalah guna narkoba yang
mengikuti rawat jalan.
Meningkatnya mantan pecandu dan penyalah guna narkoba
yang mengikuti program pendampingan pasca rehabilitasi.
c. Seksi Pemberantasan
Meningkatnya pengungkapan tindak kejahatan gelap
narkoba
71
Pengungkapan sel jaringan narkoba / Meningkatnya sel
jaringan narkoba
d. Tata Kelola Pemerintah yang akuntabel
Terlaksananya perencanaan dan penganggaran yg terpadu
berbasis kinerja dan berjangka panjang dan menengah di
BNNK Batu.
Terlaksananya layanan sistem komunikasi informasi
kelembagaan, administrasi dan ppengelolaan BNN.
Terlaksananya sistem dan prosedur pembukaan dan
pelaporan keuangan sesuai perintah / SAP.
Terlaksananya pengelolaan dan informasi P4GN.
Menggunakan anggaran berbasis kinerja.
72