Upload
ferdiyansyah-shirotujani
View
544
Download
111
Embed Size (px)
DESCRIPTION
askep kmunitas
Citation preview
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
KELOMPOK KHUSUS BAYI DAN IBU MENYUSUI DI DUSUN BENDER
DUKUH RW 07/ RT 01, 07, 03, 04 DESA KALISIDI KECAMATAN
UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG
OLEH:
ANGGUN RIMA PELANGI
070114B006
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
STIKES NGUDI WALUYO UNGARAN
2015
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
KELOMPOK KHUSUS BAYI DAN IBU MENYUSUI DI DUSUN BENDER
DUKUH RW 07/ RT 01, 07, 03, 04 DESA KALISIDI KECAMATAN
UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG
A. Tinjauan Litteratur
1. Bayi
Bayi adalah masa tahapan pertama kehidupan seorang manusia setelah
terlahir dari rahim seorang ibu. Pada masa ini, perkembangan otak dan
fisik bayi selalu menjadi perhatian utama, terutama pada bayi yang terlahir
prematur maupun bayi yang terlahir cukup bulan namun memiliki berat
badan rendah. Baik ibu maupun bapak dan orang-orang terdekat si bayi
juga harus selalu mengawasi serta memberikan perawatan yang terbaik
bagi bayi sampai bayi berumur 1 tahun.
Tahap-tahap perkembangan bayi:
a. Usia 1 bulan
a) Di hari-hari pertama setelah kelahiran, bayi belum bisa membuka
matanya. Namun setelah berjalan beberapa hari kemudian, ia akan
bisa melihat pada jarak 20 cm.
b) Bulan pertama ini bayi akan memulai adaptasinya dengan
lingkungan baru
c) Memiliki gerakan refleks alami.
d) Memiliki kepekaan terhadap sentuhan.
e) Secara refleks kepalanya akan bergerak ke bagian tubuh yang
disentuh.
f) Sedikit demi sedikit sudah bisa tersenyum.
g) Komunikasi yang digunakan adalah menangis. Arti dari tangisan
itu sendiri akan Anda ketahui setelah mengenal tangisannya,
apakah ia lapar, haus, gerah, atau hal lainnya.
h) Peka terhadap sentuhan jari yang disentuh ke tangannya hingga ia
memegang jari tersebut.
i) Tiada hari tanpa menghabiskan waktunya dengan tidur.
b. Usia 2 bulan
a) Sudah bisa melihat dengan jelas dan bisa membedakan muka
dengan suara.
b) Bisa menggerakkan kepala ke kiri atau ke kanan, dan ke tengah.
c) Bereaksi kaget atau terkejut saat mendengar suara keras.
c. Usia 3 bulan
a) Sudah mulai bisa mengangkat kepala setinggi 45 derajat.
b) Memberikan reaksi ocehan ataupun menyahut dengan ocehan.
c) Tertawanya sudah mulai keras.
d) Bisa membalas senyum di saat Anda mengajaknya bicara atau
tersenyum.
e) Mulai mengenal ibu dengan penglihatannya, penciuman,
pendengaran, serta kontak.
d. Usia 4 bulan
a) Bisa berbalik dari mulai telungkup ke terlentang.
b) Sudah bisa mengangkat kepala setinggi 90 derajat.
c) Sudah bisa menggenggam benda yang ada di jari jemarinya.
d) Mulai memperluas jarak pandangannya.
e. Usia 5 bulan
a) Dapat mempertahankan posisi kepala tetap tegak dan stabil.
b) Mulai memainkan dan memegang tangannya sendiri.
c) Matanya sudah bisa tertuju pada benda-benda kecil.
f. Usia 6 bulan
a) Bisa meraih benda yang terdapat dalam jangkauannya.
b) Saat tertawa terkadang memperlihatkan kegembiraan dengan
suara tawa yang ceria.
c) Sudah bisa bermain sendiri.
d) Akan tersenyum saat melihat gambar atau saat sedang bermain.
g. Usia 7 bulan
a) Sudah bisa duduk sendiri dengan sikap bersila.
b) Mulai belajar merangkak.
c) Bisa bermain tepuk tangan dan cilukba.
h. Usia 8 bulan
a) Merangkak untuk mendekati seseorang atau mengambil
mainannya.
b) Bisa memindahkan benda dari tangan satu ke tangan lainnya.
c) Sudah bisa mengeluarkan suara-suara seperti, mamama, bababa,
dadada, tatata.
d) Bisa memegang dan makan kue sendiri.
e) Dapat mengambil benda-benda yang tidak terlalu besar.
i. Usia 9 bulan
a) Sudah mulai belajar berdiri dengan kedua kaki yang juga ikut
menyangga berat badannya.
b) Mengambil benda-benda yang dipegang di kedua tangannya.
c) Mulai bisa mencari mainan atau benda yang jatuh di sekitarnya.
d) Senang melempar-lemparkan benda atau mainan.
j. Usia 10 bulan
a) Mulai belajar mengangkat badannya pada posisi berdiri.
b) Bisa menggenggam benda yang dipegang dengan erat.
c) Dapat mengulurkan badan atau lengannya untuk meraih mainan.
k. Usia 11 bulan
a) Setelah bisa mengangkat badannya, mulai belajar berdiri dan
berpegangan dengan kursi atau meja selama 30 detik.
b) Mulai senang memasukkan sesuatu ke dalam mulut.
c) Bisa mengulang untuk menirukan bunyi yang didengar.
d) Senang diajak bermain cilukba.
l. Usia 12 bulan
a) Mulai berjalan dengan dituntun.
b) Bisa menyebutkan 2-3 suku kata yang sama.
c) Mengembangkan rasa ingin tahu, suka memegang apa saja.
d) Mulai mengenal dan berkembang dengan lingkungan sekitarnya.
e) Reaksi cepat terhadap suara berbisik.
f) Sudah bisa mengenal anggota keluarga.
g) Tidak cepat mengenal orang baru serta takut dengan orang yang
tidak dikenal/asing.
2. Ibu Menyusui
Menyusui merupakan cara pemberian makan yang diberikan secara
langsung oleh ibu kepada anaknya, namun seringkali ibu menyusui kurang
memahami dan kurang mendapatkan informasi, bahkan sering kali ibu-ibu
mendapatkan suatu informasi yang salah tentang manfaat ASI ekslusif
itusendiri, tentang bagaimana cara menyusui ataupun langka-langkah
menyusui yang benar kepada bayinya, dan kurangnya informasi yang
diberikan tentang dampak apabila Asi esklusif itu tidak diberikan dan apa
yang harus dilakukan bila timbul kesukaran dalam menyusui secara
ekslusif kepada bayinya (UtamiRoesli, 2000). Salah satu langkah untuk
menanggulangi kekurangan informasi seorang ibu yaitu dengan berbagai
kegiatan yang berhubungan dengan menyusui.Salah satu contoh kegiatan
untuk ibu menyusui yaitu Langkah Menuju Keberhasilan
Menyusui(LMKM). LMKM disini memiliki fungsi untuk
mendorong pembentukan kelompok pendukung ASI serta menganjurkan
ibu yang baru melahirkan untuk berhubungan dengan kelompok ini ketika
sudah keluar dari rumah sakit atau klinik. Yang termasuk 10 LMKM yaitu:
1. Sarana pelayanan kesehatan mempunyai kebijakan tentang penerapan
10 langkah menuju keberhasilan menyusui dan melarang promosi
PASI. Sarana pelayanan kesehatan melakukan pelatihan untuk staf
sendiri ataulainnya
2. Menyiapkan ibu hamil untuk mengetahui manfaat ASI dan langkah
keberhasilan menyusui.
3. Memberikan konseling apabila ibu penderita infeksi HIV positif
4. Melakukan kontak dan menyusui dini bayi baru lahir (1/2 – 1 jam
setelahlahir)
5. Membantu ibu melakukan teknik menyusui yang benar (posisi
peletakan tubuh bayi dan pelekatan mulut bayi pada payudara)
6. Hanya memberikan ASI saja tanpa minuman pralaktal sejak bayi lahir.
7. Melaksanakan rawat gabung ibu dan bayi
8. Melaksanakan pemberian ASI sesering dan semau bayi
9. Tidak memberikan dot/empeng
10. Menindak lanjuti ibu-bayi setelah pulang dari sarana pelayanan
kesehatan
B. PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Kisi-Kisi Kajian
1) Data Inti
Dusun bender dukuh merupakan daerah bukit yang terletak di
daerah ungaran barat. Pada RW 07 terdapat 4 RT, dengan
jumlah penduduk 514 orang, dengan distribusi laki-laki
sebanyak 248 orang dan perempuan 266 orang.
No jenis kelamin frekuensi persentase1 laki-laki 248 48%2 perempuan 266 52%
2) Demografi
Berdasarkan hasil wawancara dan pembagian kuisioner tanggal
22 Juni 2015 dengan ibu kader desa mengatakan jumlah ibu
menyusui sebanyak 10 orang, 1 orang mengeluh anak nya sudah
tidak mau menyusu sejak 1 bulan yang lalu dan 3 orang
mengeluh anaknya ditinggal kerja serta 6 orang mengatakan
tidak ada keluhan. 30% ibu tidak mengetahui tentang ASI
eksklusif dan 70% belum pernah mendapat penyuluhan tentang
ASI eksklusif dan 30% ibu tidak tahu tentang penyimpanan ASI.
3) Data Sub Sistem
1. Lingkungan fisik
Rumah-rumah di dusun bender dukuh kususnya pada
RW 07 terbuat dari tembok/permanen dan papan,
beralaskan keramik dan memiliki ventilasi yang cukup,
tetapi masih ada juga yang terbuat dari kayu dan beralaskan
tanah atau semen. Penerangan listrik di dusun Bender
dukuh sudah merata. Setiap rumah mimiliki halaman yang
kurang begitu luas. Bayi di dusun Bender dukuh biasanya
kalau pagi sering di jemur matahari dan jika sore di
gendong oleh orang tuannya atau simbah atau pengasuh di
depan rumah.
2. Pelayanan kesehatan dan social
Di dusun Bender dukuh kususnya RW 07 untuk
posyandu bayi dan balita sudah diadakan di setiap RW
setiap hari minggu pada minggu ke 1 dalam 1 bulan. Di
dalam posyandu bayi dan balita terdapat kader-kader
kesehatan yaitu ibu bidan desa, ibu RW, kader desa pilihan
dll. Posyandu bayi dan balita biasanya dilakukan pukul
09.00 WIB sehingga banyak bayi yang yang tidak
mengunjungi posyandu tidak dengan orang tua bisa dengan
nenek atau pengasuh. Selain itu banyak ibu yang kurang
begitu paham mengenai pentingnya pemberian Asi esklusif.
3. Ekonomi
Mayarakat di dususn Bender dukuh merupakan warga
pra sejahtera dengan mata pencaharian utama adalah
sebagai buruh pabrik, buruh lepas, karyawan swasta dan
petani, serta ibu rumah tangga. Dimana penghasilan mereka
dalam sebulan kurang lebih Rp 500.000,00 - Rp
1.200.000,00.
4. Keamanan dan transportasi
Tidak ada yang mempunyai perilaku yang
membahayakan, seperti merokok, minum, dll. Alat
transportasi untuk berpergian adalah sepeda motor.
5. Pemerintahan dan politik
Kebijakan pemerintah di RW 07 belum mendukung
pelayanan kesehatan yang ada secara maksimal. Terbukti
dengan belum adanya sosialisasi maupun penyuluhan yang
dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat khususnya
tentang pemberian ASI esklusif pada bayi dan balita.
6. Komunikasi
Di RW 07 masih menggunakan sarana komunikasi dua
arah atau komunikasi secara langsung. Tetapi juga sudah
ada yang menggunakan alat komunikasi yang lebih canggih
yaitu HP.
7. Pendidikan
Di RW 07 tidak terdapat SD atau TK. Tetapi
kebanyakan Ibu bayi sudah banyak yang kurang sadar
mengenai posyandu balita yang diselenggarakan di RW
8. Rekreasi
Bagi ibu menyusui yang mempunyai bayi dan balita
jika mereka ingin menimang-nimang bayinya mereka jalan-
jalan sekitar depan rumah.
4) Data persepsi
1) Persepsi penduduk
Keadaan desa di RW 07 nyaman dan tentram.
Mayarakat disana saling tolong-menolong satu sama lain
dan masih menjunjung tinggi nilai-nilai sosial yang
diterapkan oleh leluhur, seperti tenggang rasa. Kelompok
bayi dan ibu menyusui sudah sadar tentang adanya
posyandu balita dan merasa bahwa masyarakat di dusun
bender dukuh sangatlah baik dan suka membantu satu sama
lain, dan selalu menyelesaikan masalah dengan
musyawarah.
2) Persepsi perawat
Masyarakat di dusun bender dukuh belum memiliki
fasilitas kesehatan yang cukup dikarenakan jauhnya jarak
puskesmas dan kurang nya fasilitas kesehatan yang lain.
Selain itu jumlah tenaga kesehatan yang ada pun masih
jauh dari yang dibutuhkan. Tetapi didusun bender dukuh
telah mengkoordinasikan masyarakatnya untuk
mengadakan kegiatan posyandu untuk bayi dan balita yang
diselenggarakan tiap bulannya.
b. Hasil Kajian
Setelah dilakukan pengkajian dengan wawancara, observasi dan
kuesioner dengan masyarakat dan kader desa bahwa ada ibu yag
mengeluh tentang kebinggungannya yang tidak bisa memberikan ASI
eksklusif dan kurangnya penyuluhan tentang ASI eksklusif.
1. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dari kader pada
tanggal 17 juni 2015 didapatkan data bahwa jumlah ibu yang
menyusui sebanyak 10 orang.
2. Keluhan saat menyusui
no Keluhan frekuensi persentasi
1 tidak mau menyusu 1 10%
2 ditinggal kerja 3 32%
3 tidak keluhan 6 60%
no
usia anak yang
disusuin frekuensi persentase
1 0-6 bulan 1 10%
2 6 bulan - 2 tahun 9 90%
Berdasarkan hasil wawancara di peroleh dari ibu yang menyusui
didapatkan hasil, 10% dari 10 ibu yang menyusui keluhan yang
dirasakan adalah bayi/ balita tidak mau menyusu dan 30 %
ditinggal kerja sedangkan 60% tidak ada keluhan.
3. Pemberian ASI
no pemberian ASI Column3 Column4
1 ASI saja usia 1 hari-6 bulan 4 40%
2
ASI+susu formula usia 1 hari –
sekarang 6 60%
Dari 10 orang ibu menyususi di dusun bender dukuh, 40% orang
menggunakan ASI dengan umur bayi 1 hari- 6 bulan dan 60%
lainya mendampingi ASI dengan susu formula dengan umur bayi 1
hari sampai sekarang. Dari hasil wawancara ibu menyusui
didapatkan data ibu tidak memberikan ASI saja pada bayinya
karena terikat pekerjaan sehingga ibu tidak memiliki waktu yang
cukup untuk selalu memberikan ASI.
4. Pengetahuan ibu tentang ASI
no pengetahuan ASI frekuensi persentase
1 tahu 7 70%
2 belum tahu 3 30%
Dari 10 orang ibu menyususi, 70% orang ibu tau tentang ASI
eksklusif dan 30% orang lainya belum tahu apa itu ASI ekslusif.
Dari hasil wawancara ibu menyusui belum mengetahui tentang ASI
eksklusif yang diberikan selama 6 bulan tetapi 100 % tidak
mengetahui pemberian ASI esklusif dan mereka memberikan Asi
sampai 2 tahun.
5. Sumber informasi
no
sumber
informasi frekuensi persentase
1 bidan desa 1 10%
2 rumah sakit 2 20%
3
tdk mndpt
informsi 7 70%
Dari 10 orang ibu menyususi, 10 % orang ibu mendapat informasi
hanya dari bidan desa, 20% orang ibu mendapat informasi dari
rumah sakit, dan 70% orang ibu tidak mendapat informasi tentang
ASI eksklusif.
6. Pengeluaran ASI
No pengeluaran ASI frekuensi persentase
1 ASI lancer 10 100%
2 ASI kurang/tidak lancar 0 0%
Berdasarkan hasil wawancara di peroleh data 100% orang ibu ASI
lancar.
7. Pengetahuan tentang penyuluhan ASI eksklusif
no
penyuluhan
ASI
EKSKLUSIF frekuensi persentase
1 tahu 3 30%
2 tidak tahu 7 70%
Berdasarkan hasil wawancara dan kuisioner yang diperoleh dari
ibu yang menyusui didapatkan hasil, 70% dari 10 ibu menyusui
tidak tahu pernah mengikuti penyuluhan tentang ASI eksklusif dan
30% ibu menyusui sudah pernah mengikuti penyuluhan tentang
ASI eksklusif.
8. Pengetahuan memerah ASI
NO
CARA
MEMERAH
ASI frekuensi presentasi
1 manual 5 50%
2
menggunakan
alat 5 50%
Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu yang menyusui
didapatkan hasil, 50% dari 10 ibu menyusui belum tahu cara
memerah ASI secara manual, dan 50% ibu menyusui sudah tahu
cara memerah ASI dengan menggunakan alat .
9. Pengetahuan penyimpanan ASI
No
pengetahuan
menyimpan
ASI frekuensi Presentase
1 tahu 7 70%
2 tidak tahu 3 30%
Berdasarkan hasil wawancara dan kuisioner didapatkan 30% dari
10 orang ibu menyusui belum tahu cara menyimpan ASI, dan 70%
ibu menyusui sudah tahu cara menyimpan ASI
10. Pendidikan ibu menyusui
No pendidikan ibu frekuensi persentase
1 SMP 2 20%
2 SMA 7 70%
3 SD 1 10%
Berdasarkan wawancara yang diperoleh dari ibu yang menyusui di
dapatkan hasil, 70% ibu yang menyusui di dusun bender dukuh
mempunyai tingkat pendidikan SMA dan 20% ibu menyusui
mempunyai pendidikan SMP dan 10% ibu menyusui mempunyai
pendidikan SD.
11. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dari ibu yang
menyusui didapatkan hasil, semua ibu yang menyusui mempunyai
buku KMS tetapi tidak diisi
12. Berdasarkan observasi dan wawancara pada ibu yang menyusui
belum pernah mendapat penyuluhan tentang ASI eksklusif.
13. Berdasarkan hasil wawancara dan kuisioner ibu menyusui belum
tahu cara memerah susu secara manual.
14. Berdasarakan hasil wawancara dan kuisioner pada ibu menyusui
mengatakan sudah tahu cara menyimpan ASI tetapi belum tahu
cara memberikan pada anak nya.
C. ANALISA DATA
No. Data Masalah keperawatan Diagnosa
1. Data subjektif :
ibu menyusui mengatakan sering kali tidak
memberikan ASI eksklusif pada bayi atau
balita diatas usia kurang lebih 1 tahun
sehingga lebih memilih memberikan susu
formula pada bayi atau bailtanya dengan
alasan bayi masih menanggis/ rewel terus jika
hanya diberi ASI, atau dengan alasan kerja.
Data objektif :
60% ibu menyusui tidak memberikan
ASI eksklusif
30% ibu menyusui tidak tahu manfaat
ASI dan kandungannya
70% ibu menyusui tidak pernah
mengikuti penyuluhan tentang ASI
eksklusif
30% ibu menyusui bekerja
Kurangnya pengetahuan ibu menyusui
tentang tentang ASI eksklusif dan
kurangnya motivasi pada ibu
menyusui
Kurang pengetahuan Ibu menyusui di
dusun bender dukuh RW 07 RT 01, 02,
03, 04. berhubungan dengan sedikitnya
ibu menyusui mengikuti penyuluhan
tentang ASI eksklusif ditandai dengan
ibu yang bekerja memberikan susu
formula dan rendahnya motivasi ibu
menyusui untuk datang ke posyandu
2.
Data sekunder:
Berdasarkan data yang diperoleh dari
kader posyandu sebagian ibu menyusui
memberikan susu formula dan sedikit ibu
menyusui yang membawa anaknya ke
posyandu dan terkadang hanya
diwakilkan pada simbah atau
pengasuhnya.
Data subjektif:
Ibu menyusui mengatakan
mengetahui cara penyimpanan ASI
dikulkas, tetapi tidak tahu bagaimana
cara memberikan pada anaknya.
Data objektif:
50% ibu menyusui tidak tahu cara
memerah susu secara manual
70% ibu tahu cara menyimpan ASI
dengan baik.
Kurangnya pengetahuan ibu menyusui
tentang penyimpanan ASI eksklusif
serta bagaimana cara memerah ASI
secara manual
Kurang pengetahuan Ibu menyusui di
dusun bender dukuh RW 07 RT 01, 02,
03, 04. berhubungan dengan
ketidaktahuan penyimpanan ASI dan
cara memerah ASI ditandai dengan ibu
yang lebih memlilih memberikan susu
formula.
PRIORITAS MASALAH KESEHATAN
NO DIAGNOSA KOMUNITAS KRITERIA SKOR PRIORI
TASA B C D E F
1. Kurangnya pengetahuan Ibu menyusui tentang ASI
di dusun bender dukuh RW 07 RT 01, 02, 03, 04.
berhubungan dengan sedikitnya ibu menyusui
mengikuti penyuluhan tentang ASI eksklusif
ditandai dengan ibu yang bekerja memberikan susu
formula dan rendahnya motivasi ibu menyusui
untuk datang ke posyandu
4 5 5 6 8 7 35 1
2 Kurangnya pengetahuan Ibu menyusui di dusun
bender dukuh RW 07 RT 01, 02, 03, 04.
berhubungan dengan ketidaktahuan cara
penyimpanan ASI dan memerah ASI ditandai
dengan ibu yang lebih memlilih memberikan susu
formula.
5 5 5 5 5 7 32 2
TOTAL
KETERANGAN
A : Kesadaran masyarakat
B : Motivasi komunitas untuk mengatasi masalah
C : Kemampuan perawat untuk mengatasi masalah
D : Fasilitas yang tersedia untuk mengatasi masalah
E : Beratnya akibat masalah jika masih tetap
F : Cepatnya masalah teratasi
Skor penilaian 1-10
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS
1. Kurangnya pengetahuan Ibu menyusui tentang ASI di dusun bender dukuh RW 07 RT 01, 02, 03, 04. berhubungan dengan
sedikitnya ibu menyusui mengikuti penyuluhan tentang ASI eksklusif ditandai dengan ibu yang bekerja memberikan susu formula
dan rendahnya motivasi ibu menyusui untuk datang ke posyandu
2. Kurangnya pengetahuan Ibu menyusui di dusun bender dukuh RW 07 RT 01, 02, 03, 04. berhubungan dengan ketidaktahuan cara
penyimpanan ASI dan memerah ASI ditandai dengan ibu yang lebih memlilih memberikan susu formula.
E. PERENCANAAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
Diagnosa Kep.
Komunitas
Tujuan Rencana Intervensi Rencana Evaluasi
Jangka Panjang Jangka Pendek Kriteria Standar
1. Kurangnya
pengetahuan
Ibu menyusui
tentang ASI di
dusun bender
dukuh RW 07
Setelah dilakukan
asuhan
keperawatan
selama 1 kali
pendidikan
kesehatan,
diharapkan :
Setelah dilakukan
asuhan
keperawatan
selama 1 kali
pendidikan
kesehatan,
diharapkan ibu
MANDIRI :
a. Penyuluhan tentang
tentang ASI eksklusif
b. Penyuluhan tentang
manfaat dan kandungan
yang ada pada ASI
Kognitif 60 % ibu
menyusui tahu
tentang ASI
Eksklusif
30 % ibu tahu
manfaat dan
kandungan ASI
RT 01, 02, 03,
04.
berhubungan
dengan
sedikitnya ibu
menyusui
mengikuti
penyuluhan
tentang ASI
eksklusif
ditandai dengan
ibu yang
bekerja
memberikan
susu formula
dan rendahnya
motivasi ibu
menyusui
untuk datang ke
a. Sebagian besar
ibu menyusui
memberikan
ASI eksklusif
b. Sebagian besar
ibu menyusui
mengantarkan
anaknya
sendiri ke
posyandu
c. Sebagian besar
ibu menyusui
tahu manfaat
ASI eksklusif
menyusui di dusun
bender dukuh :
a.Tahu tentang
tentang
pemberian ASI
eksklusif
b.Mau
memberikan ASI
eksklusif
c.Mampu
menyebutkan
manfaat dan
kandungan ASI
untuk anak dan
manfaat tidak
memberi susu
formula
c. Penyuluhan tentang
manfaat memberikan
ASI eksklusif dan
manfaat tidak membeli
susu formula
KELOMPOK:
Memotifasi ibu-ibu menyusui
untuk mengikuti penyuluhan
tentang tentang ASI eksklusif
KERJASAMA :
Konseling dengan bidan desa
Afektif
Psikomotor
60 % ibu tahu
tentang tentang
ASI untuk anak
dan manfaat
tidak membeli
susu formula
60 % ibu mau
memberikan
ASI Eksklusif
posyandu
2. Kurangnya
pengetahuan
Ibu menyusui
di dusun bender
dukuh RW 07
RT 01, 02, 03,
04.
berhubungan
dengan
ketidaktahuan
cara
penyimpanan
ASI dan
memerah ASI
ditandai dengan
ibu yang lebih
memlilih
Setelah dilakukan
asuhan
keperawatan
selama 1 kali
pendidikan
kesehatan,
diharapkan :
a. Sebagian
besar ibu
menyusui
memberikan
ASI
eksklusif
b. Sebagian
besar ibu
menyusui
yang bekerja
Setelah dilakukan
asuhan
keperawatan
selama 1 kali
pendidikan
kesehatan,
diharapkan ibu
menyusui di dusun
bender dukuh :
a. Tahu
tentang
cara
memerah
ASI secara
manual
b. Tahu cara
dan kader posyandu
MANDIRI:
a. Penyuluhan tentang
cara menyimpan ASI
dengan baik untuk
anak
b. Penyuluhan tentang
memerah ASI secara
manual
KELOMPOK:
Memotifasi ibu-ibu menyusui
untuk mengikuti penyuluhan
tentang penyimpanan ASI
dan cara manual memerah
ASI
Kognitif
Afektif
30% ibu tahu
tentang cara
menyimpan
ASI yang baik
dan benar
50 % ibu mampu
melakukan
pemerahan dan
penyimpanan
ASI dengan
baik dan benar
untuk anak
60 % ibu tahu
tentang tentang
ASI untuk anak
dan manfaat
memberikan
susu formula.
lebih
memlilih
ASI
eksklusif
dari pada
susu formula
c. Sebagian
besar ibu
menyusui
Bisa memerah
ASI dan
menyimpan ASI
dengan baik
untuk bayi/
balitanya
penyimpan
an ASI
yang baik
c. Tahu cara
penyajian
untuk bayi/
balita
Psikomotor
tidak membeli
susu formula
60% ibu
menyusui
memberikan
ASI eksklusif
dari hasil
penyimpanan
PLAN OF ACTION
Masalah kesehatan Kegiatan Sasaran Waktu Tempat Dana Penanggung jawab
1. Kurangnya
pengetahuan Ibu
menyusui
tentang ASI di
dusun bender
dukuh RW 07
RT 01, 02, 03,
04. berhubungan
dengan
sedikitnya ibu
menyusui
mengikuti
penyuluhan
tentang ASI
eksklusif
ditandai dengan
ibu yang bekerja
memberikan
susu formula
Mandiri:
a. Penyuluhan
tentang
tentang ASI
eksklusif
b. Penyuluhan
tentang
manfaat dan
kandungan
ASI untuk
anak
c. Penyuluhan
tentang
manfaat
memberikan
ASI eksklusif
1. Ibu
menyusui
2. Ibu
menyusui
3. Ibu
menyusui
4. Ibu
menyusui
5 juli 2015Di rumah kader
posyandu RW 07
RT 03(bu daul)
Kelompok
Kelompok
Kelompok
Kelompok
Anggun Rima Pelangi
dan rendahnya
motivasi ibu
menyusui untuk
datang ke
posyandu
dan manfaat
tidak
membeli
susu formula
d. Memotivasi
ibu-ibu untuk
memberikan
ASI eksklusif
e. Memotivasi
ibu-ibu untuk
memberikan
ASI eksklusif
pada anak
dan manfaat
tidak
membeli
susu formula
Kelompok:
5. Ibu
menyusui
6. Ibu
menyusui
Kelompok
2. Kurangnya
pengetahuan Ibu
menyusui di
dusun bender
dukuh RW 07
RT 01, 02, 03,
04. berhubungan
Memotivasi ibu
menyusui untuk
mengikuti
penyuluhan tentang
ASI eksklusif
Kerjasama:
Konsling dengan
bidan desa dan kader
posyandu
Mandiri:
a. Penyuluhan
tentang
penyimpanan
ASI eksklusif
b. Penyuluhan
tentang cara
7. Ibu
menyusui
1.Ibu
menyusui
2.Ibu
menyusui
Di rumah kader
posyandu RW 07
RT 03(bu daul)
Kelompok
Kelompok
dengan
ketidaktahuan
cara
penyimpanan
ASI dan
memerah ASI
ditandai dengan
ibu yang lebih
memlilih
memberikan
susu formula.
memerah
ASI eksklusif
c. Memotivasi
ibu-ibu untuk
memberikan
ASI eksklusif
pada anak
dan manfaat
tidak
membeli
susu formula
d. Memotivasi
ibu-ibu untuk
menyimpan
ASI dengan
baik dan
benar
Kelompok:
3.Ibu
menyusui
4.Ibu
menyusui
5.Ibu
Kelompok
Kelompok
Kelompok
Memotivasi ibu
menyusui untuk
mengikuti
penyuluhan tentang
ASI eksklusif dan
penyimpanan ASI
eksklusif serta
manfaatnya.
menyusui