22
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN INDERA PENGLIHATA GLAUKOMA BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian Glaukoma adalah penyakit mata yang disebabkan oleh tekanan intraokular yang meningkat sangat tinggi (Mansjoer, 1999 : 59) Glaukoma adalah kelainan mata yang ditandai dengan meningkatnya tekanan intraokular, atrofi papil saraf optik, dan menciutnya lapang pandang (Ilyas, 2004 : 212) Glaukoma adalah kondisi dimana peningkatan tekanan intraokular yang diakibatkan oleh perubahan patologis pada sudut iridokorneal yang menghambat aliran keluar normal aqueous humor. Peningkatan tekanan ini menyebabkan kerusakan struktur dan fungsional secara progresif pada saraf optikus dan pada akhirnya dapat mengarah pada kebutaan (Carpenito, 1999 : 306) Glaukoma adalah peningkatan abnormal tekanan intraokular (lebih dari 20 mmHg), yang menyebabkan penekanan saraf optikus

Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Indera Penglihata Glaukoma

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Indera Penglihata Glaukoma

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN INDERA PENGLIHATA GLAUKOMA

BAB I

KONSEP DASAR

A.     Pengertian

Glaukoma adalah penyakit mata yang disebabkan oleh tekanan intraokular yang meningkat

sangat tinggi (Mansjoer, 1999 : 59)

Glaukoma adalah kelainan mata yang ditandai dengan meningkatnya tekanan intraokular,

atrofi papil saraf optik, dan menciutnya lapang pandang (Ilyas, 2004 : 212)

Glaukoma adalah kondisi dimana peningkatan tekanan intraokular yang diakibatkan oleh

perubahan patologis pada sudut iridokorneal yang menghambat aliran keluar normal aqueous

humor. Peningkatan tekanan ini menyebabkan kerusakan struktur dan fungsional secara progresif

pada saraf optikus dan pada akhirnya dapat mengarah pada kebutaan (Carpenito, 1999 : 306)

Glaukoma adalah peningkatan abnormal tekanan intraokular (lebih dari 20 mmHg), yang

menyebabkan penekanan saraf optikus sehingga menyebabkan kematian serat-serat saraf

(Elizabeth, 2001: 219)

Berbagai pengertian di atas dapat penulis simpulkan bahwa pengertian Glaukoma adalah

penyakit mata dengan gangguan integritas struktur dan fungsional secara progresif pada saraf

optikus dan pada akhirnya dapat mengarah pada kebutaan yang ditandai dengan peningkatan

tekanan intraokuler (lebih dari 20 mmHg) ekskavasi dan antrofi papil saraf optik, serta kerusakan

lapang pandang yang khas.

B.     Klasifikasi dan Etiologi Glaukoma

Page 2: Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Indera Penglihata Glaukoma

1.      Glaukoma primer

a.       Glaukoma sudut terbuka

Etiologi : Idiopatik, diduga karena faktor hereditas (Reeves, 2001 : 10)

b.      Glaukoma sudut tertutup

Etiologi : infeksi atau cidera (Elizabeth, 2001 : 220)

2.      Glaukoma sekunder

Glaukoma sekunder akibat dari infeksi, katarak, tumor atau pendarahan, penyakit diabetes

militus, hipertensi, kelainan lensa (luksasi, pembengkakan/intumesen, fakolitik), kelainan uvea

(uveitis, tumor), trauma, pembedahan dan penggunaan kortikosteroid topikal berlebihan.

(Reeves, 2001 : 10)

3.      Glaukoma Kongenital

Kongenital primer atau glaukoma infatil, glaukoma yang bertalian dengan kelainan kongenital

lain (Ilyas, 2004 : 212)

4.      Glaukoma Absolut

Hasil akhir dari suatu glaukoma yang tidak terkontrol lagi berupa mengerasnya bola mata,

berkurangnya tajam penglihatan sampai nol dan nyeri. Rata-rata glaukoma absolut terjadi setelah

serangan pertama, apabila pasien tidak mau diobati atau dioperasi, salah diagnosis, salah

penanganan atau pengobatan (Ilyas, 2004 : 212-213)

C.     Manifestasi Klinis

Menurut Barbara C. Long (1996 : 264) manifestasi klinis dari glaukoma adalah sebagai

berikut :

1. Glaukoma primer

Page 3: Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Indera Penglihata Glaukoma

a.       Glaukoma sudut terbuka

Pada tahap awal biasanya tanpa gejala dan tanda, penglihatan hilang perlahan sebelum

penglihatan sentral, nyeri mata yang tumpul dan menetap, sulit menyesuaikan terhadap

kegelapan, kegagalan menemukan perubahan warna, sakit kepala, penglihatan kabur.

b.      Glaukoma sudut tertutup

Akut, nyeri berat yang melelahkan, penglihatan menurun, pupil membesar dan mati, mata merah,

bayangan warna sekitar cahaya, kornea beruap, kebutaan menetap bila peningkatan tekanan

intraokular selama 24-48 jam.

2. Glaukoma sekunder

Dapat mirip dengan sudut terbuka dan tertutup, tergantung pada penyebabnya.

D.    Patofisiologi

Tekanan intraokular dipertahankan oleh produksi dan pengaliran humor aqueous yang terus

menerus di rongga interior. Cairan yang terbentuk di dalam badan siliar mata mengalir diantara

ligament atau penggantung lensa, kemudian melintasi pupil, lalu masuk ke dalam bilik mata

depan (ruang antara kornea dan iris), selanjutnya cairan mengalir pada sudut antara kornea dan

iris melalui jaringan laba-laba yang terbuka sangat kecil yang disebut trabekular. Akhirnya

cairan masuk melalui schlemn ke dalam vena-vena ekstraokular.

Pada mata normal tekanan intraokular tetap konstan dan bervariasi dalam rentang 2

mmHg. Tekanan intraokular normal kurang lebih 15 mmHg dengan rentangan 12-20 mmHg.

Glaukoma dapat terjadi bila ada habatan dalam pengaliran humor aqueous yang menyebabkan

peningkatan tekanan intraokular. Bila tekanan terus meningkat dapat mengakibatkan ischemik

Page 4: Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Indera Penglihata Glaukoma

dan matinya neuron-neuron mata sehingga mengakibatkan degenerasi nervus optikus dan

berakhir dengan hilangnya penglihatan sampai pada kebutaan (Reeves, 2001 : 8-9).

 

Page 5: Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Indera Penglihata Glaukoma

E.     Fokus Pengkajian

Fokus pengkajian keperawatan menurut Dongoes (2000 : 412) meliputi :

1.      Aktifitas/istirahat

Gejala : perubahan aktifitas biasanya/hobi sehubungan dengan gangguan penglihatan.

2.      Makanan/cairan

Gejala: mual/muntah

3.      Neurosensori

Gejala: gangguan penglihatan (kabur/tidak jelas), fotobia, kehilangan penglihatan perifer.

4.      Nyeri/kenyamanan

Gejala : ketidaknyamanan ringan/mata berair, nyeri tiba-tiba/berat menetap atau tekanan pada

dan sekitar mata, sakit kepala.

5.      Penyuluhan/pembelajaran

Gejala : riwayat keluarga glaukoma , diabetes, riwayat stress, alergi, terpanjan pada radiasi,

steroid/toksisitas fenotiazid.

Sedangkan fokus pengkajian keperawatan menurut Barbara C Long (1996 : 266) meliputi :

1.      Penglihatan

a.       Ketajaman penglihatan : Snelen Chart bila tersedia, membaca jarak jauh, membaca jarak dekat.

b.      Lapang pandang : test konfrontasi

c.       Adanya bayangan sekitar cahaya (halo)

2.      Ketidaknyamanan

a.       Nyeri mata (tumpul, berat)

b.      Sakit kepala

c.       Mual dan muntah

Page 6: Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Indera Penglihata Glaukoma

F.      Fokus Intervensi

1.      Gangguan persepsi sensori : penglihatan berhubungan dengan gangguan penerimaan sensori,

gangguan status organ indera (Dongoes, 2000 : 419)

Tujuan : penglihatan tidak berlanjut berkurang

Kriteria hasil : mempertahankan lapang ketajaman penglihatan tanpa kehilangan lebih lanjut.

Intervensi :

a.       Pastikan derajat /tipe kehilangan penglihatan

Rasional : mempengaruhi harapan masa depan pasien dan pilihan intervensi (Dongoes, 2000 :

419)

b.      Dorong mengekspresikan perasaaan tentang kehilangan/kemungkinan kehilangan penglihatan

(Dongoes, 2000 : 419)

Rasional : mengcegah kebutaan dan pasien menghadapi kemungkinan kehilangan penglihatan

sebagian atau total, kehilangan lebih lanjut dapat dicegah

c.       Lakukan tindakan untuk membantu pasien menangani keterbatasan penglihatan

Rasional : menurunkan bahaya keamanan sehubungan dengan penurunan lapang pandang

(Dongoes, 2000 : 419)

d.      Ajarkan pemberian tetes mata

Rasional : mengontrol tekanan intraokular, mencegah kehilangan penglihatan lebih lanjut

(Dongoes, 2000 : 419)

e.       Orientasikan ruang dan lingkungan perawatan

Rasional : menurunkan bahaya keamanan sehubungan dengan penurunan lapang pandang

(Carpenito, 1999 : 240)

Page 7: Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Indera Penglihata Glaukoma

f.        Kolaborasi pemberian obat (Pilokarpin hidroklorida/asetalozamid)

Rasional : menurunkan pembentukan dan memudahkan keluarnya aqueous humor, tanpa

mengubah ukuran pupil, penglihatan atau akomodasi (Dongoes, 2000 : 419)

2.      Ansietas (cemas) berhubungan dengan kemungkinan/kenyataan kehilangan penglihatan, adanya

nyeri, perubahan status kesehatan (Dongoes, 2000 : 420)

Tujuan : cemas dapat berkurang dan pasien dapat mengenal keadaan dimana matanya perlu

pengobatan.

Kriteria hasil : pasien tampak rileks dan melaporkan ansietas menurun sampai tingkat dapat

diatasi, menggunakan sumber secara efekitif.

Intervensi :

a.      Kaji tingkat ansietas

Rasional : mempengaruhi persepsi pasien terhadap ancaman diri, dan mempengaruhi upaya

medik untuk mengontrol tekanan intraocular (Dongoes, 2000 : 421)

b.      Berikan informasi yang akurat dan jujur

Rasional : menurunkan tingkat kecemasan sehubungan dengan ketidaktahuan dan memberikan

informasi tentang pengobatan (Dongoes, 2000 : 419)

c.       Dorong pasien untuk mengekspresikan perasaan

Rasional : memberikan kesempatan untuk pasien menerima situasi nyata, mengklarifikasi salah

konsepsi dan pemecahan masalah (Dongoes, 2000 : 419)

d.      Identifikasi sumber atau orang yang menolong

Rasional : memberikan keyakinan bahwa pasien tidak sendiri dalam menghadapi masalah

(Dongoes, 2000 : 419)

e.       Diskusikan cara atau sosialisasi dalam pengambilan peran

Page 8: Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Indera Penglihata Glaukoma

Rasional : peningkatan sosialisasi dapat meningkatkan harga diri dan penurunan ansietas

(Carpenito, 1999 : 308)

f.        Rujuk pada pelayanan diluar sesuai kebutuhan

Rasional : memberikan informasi dan dukungan lain, serta memungkinkan pasien berinteraksi

dengan orang yang mengalami masalah demikian (Carpenito, 1999 : 308)

3.      Nyeri : kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan intraokular (Dongoes, 2000 : 764).

Tujuan : nyeri berkurang atau terkontrol

Kriteria hasil : menunjukkan tindakan santai dan pasien kelihatan rileks

a.       Kaji tingkat nyeri, karakteristik, lokasi

Rasional : Dengan menentukan dan mengatahui lokasi, karakteristik dan derajat nyeri maka

dapat mempengaruhi pilihan atau pengawasan keefektifan intervensi, tingkat ansietas dapat

mempengaruhi persepsi atau reaksi terhadap nyeri (Dongoes, 2000 : 765).

b.      Berikan lingkungan yang nyaman dan tenang

Rasional : dapat mengurangi stress pasien dan meningkatkan kemampuan koping (Dongoes,

2000 : 190).

c.       Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam

Rasional : tindakan yang menyebabkan rileksnya tubuh dan memfokuskan kembali perhatian,

meningkatkan rasa kontrol dan meningkatkan kemampuan koping dalam manejemen nyeri

(Dongoes, 2000 : 765).

d.      Anjurkan untuk menghindari pencetus nyeri seperti berdiri terlalu lama

Rasional : menurunkan ketegangan dan mempertahankan posisi yang tepat dan mencegah stress

yang tak diperlukan (Dongoes, 2000 : 783).

Page 9: Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Indera Penglihata Glaukoma

e.       Catat nyeri yang dirasakan dan efek sampingnya

Rasional : variasi penampilan dan perilaku pasien karena nyeri terjadi sebagai temuan

pengkajian. Pernafasan mungkin meningkat sebagai akibat nyeri berhubungan dengan cemas

(Dongoes, 2000 : 86).

f.        Kolaborasi pemberian analgetik

Rasional : diberikan untuk menurunkan nyeri dan atau spasme otot (Dongoes, 2000 : 766).

4.      Resiko tinggi terhadap cedera berhubungan dengan keterbatasan penglihatan, defisit lapang

pandang (Carpenito, 1999 : 240)

Tujuan : cidera tidak terjadi

Kriteria hasil : mengidentifikasi faktor yang meningkatkan resiko cidera dan meragakan tindakan

keamanan untuk mencegah cidera.

Intervensi :

a.       Orientasikan pasien pada lingkungan sekitar

Rasional : menekankan keamanan dan membantu menurunkan cidera (Carpenito, 1999 : 240)

b.      Berikan pencahayaan yang cukup pada ruang perawatan

Rasional : menekankan keamanan dan membantu menurunkan cidera (Carpenito, 1999 : 240)

c.       Pertahankan tempat tidur pada posisi rendah dengan bagian semua tempat tidur terpasang

pengaman

Rasional : menekankan keamanan dan membantu menurunkan cidera (Carpenito, 1999 : 240)

d.      Intruksikan pasien agar tidak menggunakan sepatu atau sandal berhak tinggi

Rasional : penggunaan alat bantu yang tidak tepat dapat menyebabkan jatuh (Carpenito, 1999 :

241)

e.       Anjurkan pasien dan keluarga untuk memaksimalkan keamanan di rumah (singkirkan lemari)

Page 10: Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Indera Penglihata Glaukoma

Rasional : menghilangkan bahaya untuk membantu aktifitas sehari-hari (Carpenito, 1999 : 241)

5.      Resiko infeksi berhubungan dengan pembedahan, adanya luka post operasi (Dongoes, 2000 :

415)

Tujuan : infeksi tidak terjadi

Kriteria hasil : tidak ada tanda-tanda infeksi dan tanda-tanda vital dalam batas normal.

a.       Kaji tanda-tanda infeksi

Rasional : dapat mengidentifikasi timbulnya infeksi lokal (Dongoes, 2000 : 774)

b.      Lakukan teknik septik dan aseptik sebelum dan sesudah melakukan tindakan

Rasional : teknik septik dan aseptik dapat menurunkan resiko penyebaran bakteri dan

kontaminasi silang (Dongoes, 2000 : 415)

c.       Observasi tanda-tanda vital

Rasional : suhu pada malam hari memuncak yang kembali normal pada pagi hari adalah

karakteristik infeksi, demam lebih dari 380 C segera setelah pembedahan menandakan infeksi

luka (Dongoes, 2000 : 502)

d.      Anjurkan pasien untuk tidak memegang dan menggaruk mata

Rasional : mencegah kontaminasi dan kerusakan sisi operasi (Dongoes, 2000 : 415)

e.       Lakukan perawatan luka secara rutin

Rasional : mencegah kontaminasi silang dan kemungkinan infeksi (Dongoes, 2000 : 502)

f.        Kolaborasi pemberian antibiotik

Rasional : Antibiotik seprektrum luas dan topikal dapat digunakan secara profilaktik atau dapat

ditujukan pada mikroorganisme khusus (Dongoes, 2000 : 416)

6.      Resiko ketidakpatuhan : program pengobatan berhubungan dengan efek samping negatif dari

terapi yang diberikan (Carpenito, 1999 : 308)

Page 11: Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Indera Penglihata Glaukoma

Tujuan : pasien paham dan mengikuti program pengobatan

Kriteria hasil : mengungkapkan niat untuk memenuhi pengobatan yang dianjurkan setelah

pulang, mengidentifikasi sumber-sumber pendukung untuk membantu kepatuhan dan

menyebutkan potensial komplikasi ketidakpatuhan.

Intervensi :

a.       Identifikasi faktor yang dapat memprediksi ketidakpatuhan

Rasional : secara tebuka memaparkan kendala terhadap kepatuhan dapat mengurangi

ketidakpatuhan (Carpenito, 1999 : 308)

b.      Tekankan pentingnya mentaati program pengobatan dan memberitahu tenaga kesehatan bila tak

mampu melakukanya

Rasional : memberikan motivasi dalam program pengobatan yang sering untuk mentaati rutinitas

yang kadang-kadang kompleks (Carpenito, 1999 : 308)

c.       Tekankan bahwa peningkatan tekanan intraokular bisa saja tanpa gejala

Rasional : tidak adanya gejala sering mendorong ketidakpatuhan (Carpenito, 1999 : 308)

d.      Diskusikan efek kehilangan penglihatan atau kebutaan klien pada anggota keluarga dan orang

terdekat

Rasional : menekankan dampak potensial kehilangan penglihatan pada orang pendukung klien

dan mendorong kepatuhan pasien (Carpenito, 1999 : 309)

e.       Libatkan anggota keluarga dan orang terdekat dalam sesi penyuluhan, dengan tepat

Rasional : anggota keluarga dan orang terdekat dapat mengerti ganguan dan program pengobatan

sehingga membantu klien mencapai kepatuhan (Carpenito, 1999 : 309)

f.        Diskusikan strategi untuk memperbaiki kepatuhan program pengobatan

Page 12: Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Indera Penglihata Glaukoma

Rasional : melibatkan klien dalam perencanaan program pengobatan dan membantu menjamin

kepatuhan (Carpenito, 1999 : 309)

g.       Tekankan bahwa akhirnya semua adalah pilihan dan tanggung jawab klien untuk mentaati

rencana pengobatan

Rasional : menekankan kemampuan pengambilan keputusan dan tanggung jawab klien dapat

menguatkan perasaan control dan penentuan diri (Carpenito, 1999 : 309)

7.      Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan pengobatan berhubungan dengan kurang

mengenal sumber, kurang mengingat, salah interprestasi informasi (Dongoes, 2000 : 421-422)

Tujuan : pasien mengetahui mengenai kondisi, prognosis, dan pengobatan

Kriteria hasil : pasien menyatakan pemahaman kondisi, prognosis, pengobatan dan melakukan

prosedur dengan benar dan menjelaskan alasan tindakan

Intervensi :

a.       Diskusikan perlunya menggunakan identifikasi (contoh gelang waspada medik)

Rasional : menurunkan resiko menerima obat yang dikontraindikasikan (atropin) (Dongoes, 2000

: 421)

b.      Tunjukkan teknik yang benar penggunaan tetes mata

Rasional : meningkatkan keefektifan pengobatan (Dongoes, 2000 : 421)

c.       Kaji pentingnya mempertahankan jadwal obat

Rasional : mempertahankan konsistensi program obat, dan mengontrol tekanan intraokular

(Dongoes, 2000 : 421)

d.      Identifikasi efek samping/reaksi merugikan dari pengobatan

Rasional : mengurangi ketidaknyamanan dan ancaman kesehatan yang berat (Dongoes, 2000 :

422)

Page 13: Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Indera Penglihata Glaukoma

e.       Dorong pasien membuat perubahan yang perlu untuk pola hidup

Rasional : menurunkan respon emosi terhadap stress, mencegah serangan akut (Dongoes, 2000 :

422)

f.        Dorong untuk menghindari aktifitas yang berat

Rasional : mencegah peningkatan tekanan intraokular dan serangan akut (Dongoes, 2000 : 422)

Satuan Acara Pendidikan Kesehatan

Topik : Perawatan Post Operasi Glaukoma

Sub pokok bahasan : Hal-hal yang perlu diperhatikan dan perlu di hindari post operasi glaukoma

Waktu pelaksanaan : 20 menit

Tempat : Zall Anggrek RSUD Pandan Arang Boyolali

Pelaksana : Anjar Hariyanto

Sasaran : Pasien dan keluarga

Page 14: Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Indera Penglihata Glaukoma

        I.      Tujuan intruksional umum

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan di harapkan pasien dan keluarga memahami tentang

pentingnya perawatan post operasi glaukoma.

     II.      Tujuan intruksional khusus

Setelah dilakukan tindakan pendidikan kesehatan pasien dapat :

1.      Memahami hal-hal yang perlu di hindari post operasi glaukoma

2.      Memahami hal-hal yang perlu di perhatikan post operasi glaukoma

   III.      Materi

1.      Hal-hal yang perlu di hindari post operasi glaukoma

2.      Hal-hal yang perlu diperhatikan post operasi glaukoma

  IV.      Pelaksanaan

Tahapan Waktu KegiatanRespon

Audience

Pendahuluan

5 menit

      Memberi salam

      Perkenalan

      Pengkajian tentang pengetahuan pasien

S :

O :

Pelaksanaan kegiatan

10 menit

Menjelaskan tentang :

      Hal-hal yang perlu di hindari

post operasi glaucoma

      Hal-hal yang perlu di perhatikan post operasi glaukoma

S :

O :

Penutup 5 manit

      Menyimpulkan seluruh materi

yang diberikan

      Evaluasi dan Tanya jawab

S:

O :

Page 15: Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Indera Penglihata Glaukoma

     V.      Metode

Ceramah dan Tanya jawab

  VI.      Media

Poster dan liflet

VII.      Evaluasi

Evaluasi dilaksanakan dengan Tanya jawab

DAFTAR PUSTAKA

Brunner and Suddart, 2000,” Keperawatan Medika Bedah “, Alih bahasa : Yasmin Asih, EGC, Jakarta

Carpenito L Jual, 1999, “ Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan “ , Alih bahasa : Monica Ester & Setiawan, EGC, Jakarta

Corwin J. Elizabeth, 2001, “ Patofisiologi “, alih bahasa : Dr. Brahm U Pendit, EGC, Jakarta

Dongoes E. Marlynn dkk, 2000, “ Rencana Asuhan Keperawatan “, Alih bahasa : I Made Kariasa dan Ni Made Sumarwati, EGC, Jakarta

Dongoes E. Marlynn dkk, 1999, “ Rencana Asuhan Keperawatan “, Alih bahasa : I Made Kariasa dan Ni Made Sumarwati, EGC, Jakarta

Illyas Sidarta, 2004, “ Ilmu Penyakit Mata “, FKUI, Jakarta

Manjoer arif, 1999, “ Kapita Selekta Kedokteran Jilid I “, Mediasculapius : Jakarta

Nanda, 2006, “ Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006”, Alih Bahasa : Budi santoso, Prima Medika, Jakarta

Reeves J. Charlene dkk, 2001, “ Keperawatan Medika Bedah “ , Alih bahasa : Joko Setyono, Salemba Medika, Jakarta

Long C. Barbara, 1996, “ Keperawatan Medikal Bedah II “, Alih bahasa ; Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran Bandung, Bandung