180
ASPEK FISIS J _ SEISMOLOGI EKSPLORASI Oleh: Dr. Suprajitno Munadi Program Studi Geofisika, Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Indonesia Depok 2000

ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

  • Upload
    others

  • View
    20

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

ASPEK FISIS• J _

SEISMOLOGI EKSPLORASI

Oleh:Dr. Suprajitno Munadi

Program Studi Geofisika, Jurusan FisikaFMIPA, Universitas Indonesia

Depok2000

Page 2: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

_._----.-._---------.-----~-

Page 3: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

PRAKATA

Seismologi Eksplorasi merupakan pengetahuan terapan bahkan mendekati teknik

sebagai upaya manusia memanfaatkan perilaku gelombang gempa untuk pencarian

barang-barang berharga yang ada di bawah permukaan bumi seperti misalnya deposit

minyak dan gas bumi.

Walaupun seismologi eksplorasi ini menjurus ke teknik akan tetapi sukses dalam

penerapan dan pengembangannya sangat ditentukan oleh pemahaman tentang aspek

fisis dari seismologi eksplorasi tersebut. Maka atas dasar itulah buku ini ditulis.

Mahasiswa dengan pemahaman yang kuat tentang aspek fisis dalam bidang ini akan

dengan mudah menguasai tugas-tugas yang dibebaukan kepadanya pada saat dia

mulai bekerja. Terlebih-Iebih untuk keperluan penelitian tugas akhii, pengembangan

atau penguasaan metode-metode seismik yang barn muncul maka pemahaman aspek

fisis yang dikupas dalam buku ini akan sangat bermanfaat.

Semoga buku ini mencapai maksudnya.

Jakarta, Februari 2000

Dr.Suprajitno Munadi

Page 4: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

'-r

DAFTARISI1 ,."'-r ', t~: -;.',

BABI PENDAHULUAN

ii

1

1.1; PengertiarrSeismo1ogtEksp1ofa"si

'h'MerigapaA~pek!Fisik'?' ...,

1

'2

1.3 Sejarah dan Perkembangan Seismik Eksp10rasi

Daftar AcUllli ."

BABIh. GELOlv,lBANGSEISMIK

2.1'1>engbrliariugiriinbimg seisntk .;;;I,:;.>::T::'1:1 '::; iF.i,Jr.! 'i, ',.:'

2.2 Sumber Gelombang Seismik

3

9

2.3 Tip.e-Tipe Gelombang Seismik .,.<

:;[ ;,

2.3.1 Menurut Cara Bergetarnya

2.3.2 Menurut Tempat Menjalarnya

2.3~3. Menurut Bentuk Muka Gelombang

2.3.3.1 GelombangBidang

, .. j'"i 2.3.3.2 Gelombang Silinder

2.3.3.3 Gelombang Bola

2.3.3,.4 Gelombang Kemcut

10

12

13

14

14

15

15

2.4 Maoifestasi Gelombang Seismik DalamRekaman Lapangan

Daftar Acuan

11

18

23

Page 5: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

BAR III

BAR IV

PERSAMAAN GELOMBANG

3.1 Teori Elastisitas

3.2 Konstanta Elastik

3.3 Persamaan Gerak Partikel Medium

3.4 Persamaan Gelombang

3.4.1 Persamaan Gelombang Longitudinal

3.4.2 Persamaan Ge10mbang Transversal

3.5 Penye1esaian Persamaan Ge10mbang

3.5.1 Penyelesaian Ge10mbang Bidang

3.5.2 Penyelesaian Ge10mbang Bola

3.5.3 Penye1esaian Gelombang Silindris

3.5.4 Penyelesaian dengan Sumber Gelombang

3.5.5 Penyelesaian Persamaan Ge10mbangpada Medium Terbatas

3.5.5.1 GelombangRayleigh

3.5.5.2 Gelombang Love

3.5.5.3 Ge1om1;Jang Stone1ey

Daftar Acuan

PENJALARAN GELOMBANG

24

24

31

35

39

39

41

42

43

46

48

50

52

52

58

60

63

64

4.1 Muka Gelombang dan Sinar Seismik 64

4.1.1. Persamaan Eikonal 67

4.1.2. Penelusuran Sinar pada Medium Heterogen 69

4.2 Pantulan dan Pembiasan pada satu Bidang Batas 73

4.2.1. Gelombang Datang: Gelombang P 75

4.2.2. Gelombang Datang : Gelombang SV 78

4.2.3. Pantulan pada Permukaan Bebas 81

iii

Page 6: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

BABV

4.3 Pantulan dan pembiasim.'padilMediUDlBedapis·.

4.3.1 Metode Thomson-HaskeU .!

4.3.2 Metode Kennett

Daftar Acuan

ATENUASI GELOMBANGSEISMIK

5.1 Pendahuluan

5.2 Koefisien Atenuasi

5.3 Faktor Disipasi Energi dan Faktor Kualitas

5.~ Atenuasi dan Dispersi

5.5 Pemodelim. Mekanisme Atenuasi

5.6 PengukuranAteriuasi

5.6.1. Metode Resonansi

5.6.2. M.etodfl Pen1WJIlan Magnitudo, ". ,'" .-. ,"C;' I •• ;; .'_ , •.. , , ','. .

5.6.3. Met()(!(l).~.lI~io.Sp(lktraI

85

86

87

90

92

92

93

95

99

103

109

109

111

113

,

5.6.4. Metode WaktuNliik 114

5.6.5. MetodePergeseranFrekuensiCentroid . , 116

5.7 Contoh Nilai Atenuasi dan Faktor KuaIitas Batuan 119

Daftar Acuan 121

BABVI SIFAT PETROFlSIKARESERVOAR·DARI·SEISMIK 122

6;1 PendahiliUlll1

6.2· Litoloi!;i seisriiik

1,'. ;122

125

i '__ ;', "j ,'I. -'.' .',

6.3 Petrofisika Seismik'-, ;,

6.3.1. AVO

6.3.2. Inver§i AVO

6.3.3. KoreksiuntukAVO

128

132

136

138

Page 7: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

6.4 Reservoir Seismik

Daftar Acuan

139

144

BAR VII: DIFRAKSI : DAR! NOISE MENJADI INFORMASI 146

7.1. Pendahuluan 146

7.2. Teori Dasar 147

7.3. Pemodelan Numerik dan Fisis Fenomena Difraksi 148

7.4. Tomografi Difraksi dan Holografi 149

7.5. Kesirnpulan 150

Daftar Acuan 151

v

Page 8: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

-----,-- _.- -_._---

Page 9: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Pengertian Seismologi Eksplorasi

1.2. Mengapa Aspek Fisis ?

1.3. Sejarah dan Perkembangan Seismik Eksplorasi

Daftar Acuan

Page 10: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

-,-.-... ------,-._----

Page 11: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

BAB 1

PENDAHULUAN

Pada Bab ini disinggung secwoa singkat pengertian seismologi eksplorasi,hubungannya dengan seismologi gempa bumi, bidang-bidang keilmuanlketeknikanlain yang terkait dengannya serta sejarah, asal usul dan perkembangannya.Dijelaskan pula alasan pemilihan aspek fisis dari seismologi eksplorasi yangdijadikanjudul dalam buku ini.

1.1 PENGERTIAN SEISMOLOGI EKSPLORASI

Seismologi secara umum adalah ilmu yang mempelajari gempa bumi. Dari gelombang

gempa bumi yang terekam para ahli dapat menyimpulkan penyebab teJjadinya

tempatllokasi asalnya, kekuatannya, jenisnya serta sifat-sifat atau perilakunya. Bahkan

dari gelombang gempa tersebut dapat dipelajari struktur bagian dalam dari bola bumi

kita (Oldham, 1906 ; Lehmann, 1936).

Adanya gempa bumi alarniah baik yang berasal dari aktivitas gunung berapi maupun

tektonik yang sulit dipastikan kapan munculnya serta dimana teJjadinya menyebabkan

gempa bumi jenis ini tidak dimanfaatkan oleh manusia untuk keperluan eksplorasi.

Maka direkayasa suatu gempa bumi buatan yang dapat diatur kekuatannya serta

tempat dan waktu teJjadinya.

Jadi, seismologi eksplorasi adalah ilmu yang mempelajari gelombang gempa bumi

buatan untuk mempelajari struktur maupun strata bawah permukaan bumi yang

I

Page 12: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Pendaliuluan

hasilnya dapat dimanfaatkan untuk keperluan eksplorasi sumber daya alam seperti

rriinyak, gas bumi, batubata maupun untuk mendukung teknik sipil.

Seismologieksplorasitidak beidiri' sendiri. TImu ininlula-rnulabersumber dati

seismologi gempa bumi kemudian mengalami pengembangan yang demikian pesat

berkat dukunganilmu-ilmu lain seperti instrumentasi, koinputer/komputasi, fisika,

matematika, geologi, sekuen stratigrafi, teknik reservoar, anali~is log sumuran, teknik

elektronikal komunikasi dan geodesi (positioning).

Penerapan seismologi e~plorasi.dalamindustri minyak dan gas bumi saat ini tidak

hanya terbatas pada pencatian lokasi-lokasi yang prospektif tetapi juga telah

dimanfaatkan untuk keperluan pengembangan lapangan, perkiraan cadangan

(pemelajaran reservoar) dan produksi. Metode seismik eksplorasi 2 dimensi (2D)

meningkatkan rasio keberhasilan pengeboran dati 10 : 1 nienjadi 6 : 1. Sementara

met()dl: seismik .eksplorasi 3 dimensi (3D) meningkatkannya lagi menjadi 3 : 1.

Artinyadati 3 pengeboran yangdilakukao, paling tidak 1 berhasil.

1.2. MENGAPA ASPEK FISIS ?

Kemampuan para ahli dalam memahami perilaku gelombang seismik sangat

•dipengarllbi oleh pemahiunannya tentang prinSip-prinsip~ri fisik~ yang meridasati

teoripenjalarangelombang seismik di dRJ.lmil~pisan ba~ahpermukaan .

.Seismologi eksplonisi mempunyai bariyak aspek. Ada aspek geologi,' ~da ~pek- ,

instrumentasi, ada aspek teknik lapangan, aspek navlgaSi, ada aspek komputRsi

(pengolahan data), ada aspek matematika, ada aspek fisika, ada aspek ekonornilbisnis,

'ad~ iUlpek transportasi, a.da aspek keselamatan kerja,~~ aspek perijinan clan lain~lain.

Bukoini mengup~s aspek:fisikanya' saja' sebagai s81ahsatUb~kalyang~enting bagi

mahasiswa untuk dapat memahami metode seismik eksplorasi dengan baik.

2

.'--.~~. -~-_. -,--~.-._--

Page 13: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Pemlalitiluan

Pembahasan konsep-konsep fisika dalam seismologi eksplorasi tidak dapat dilepaskan

dari simbol-simbol matametika. Dalam buku ini penggunaan matematika sudah

ditekan sedemikian rupa supaya tidak menambah kesulitan barn bagi abIi-abli yang

tidak biasa bergulat dengan matematika. Sebagai imbangannya konsep-konsep fisis

tadi banyalc dilukiskan dalam bentuk iIustrasi.

1.3 SEJARAH DAN PERKEMBANGAN SEISMIK EKSPLORASI

Seismologi gempa bumi yang mulai berkembang pada akhir abad ke-19 dan

memberikan pengetahuan tentang struktur dalam dad bola bumi diawal abad ke-20

rupa-rupanya meng-ilhami para abIi iImu kebumian untuk menerapkannya bagi

kepentingan eksplorasi minyak. Orang berusaha menead eara dan mengembangIain

alat agar pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh dad seismologi tadi dapat

dipakai untuk menambah kesejahteraan manusia. Maka muneullah metode, peralatan

dan teknik yang dikenal dengan nama seismik eksplorasi teJjemahan dad seismic

exploration atau seismic prospecting.

Pengembangan seismik eksplorasi selain ditopang oleh seismologi gempa bumi

sebagai ilmu yang lebih tua juga dipieu oleh pengalaman dalam Perang Dunia I bahwa

dad suara tembakan artileri memungkinksn penyerang-penyerang yang eerdik

menentukan lokasi tempat ditembakkannya artileri tersebut. Seorang abIi

berkebangsaan Jerman yakni Mintrop kemudian merekayasa pengalaman itu agar

dapat diterapkan bagi kepentingan eksplorasi lapisan-Iapisan yang ada dibawah

permukaan. Mintrop mem-patenkan penemuannya pada tahun 1914, tetapi

pelaksanaan di lapangan barn dilakulcan di tahun 1920 (Lavergne, 1989).

3

Page 14: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Pendahuluan

Sheriff dati. Ge1dart· (1982). nienuliskankrono1ogi perkembangan tekno1ogi seismik

eksp10rasi tersebut sebagai berikut: .

1914 Mintrop mempatenkari. penemuannya tentanginetode pemetaan bawah

permukaan dan alat seismograph mekaniknYa.

1917 Fessenden mempatenkari. penemuannya yang beIjudul "method for

locating are bodies".

1920-1921

1923

Awal dari percobaan 1apangan seismik refleksi

Metode seismik refraksi dilakukim dalamrangka mencari minyak diMexico dan Texas.

1925

1927

Alat seismographe1ektronik yang peka berhasil dibuat.

Survey kecepatlln' ge10mbang seisIiiik di sekitar sumur pengeboran'. (well veloCitysurvey litau check shot survey) . .ii'

1932 Berhasildibuat alat penguat gelombllIlg seismik yang terekam(Automatic Gain Control Amplifier).

1933 Diperkenalkan cara baru pendeteksian ge10mbang dengan ArrayGeophone..

1936 Diperkenalkah rekaman seismikpertama yangdapatdi repr~duksi.

1.937 Survei seismik refleksi ke Saudi Ar~bia, Jawa, S;untatra danECluador.

1939 Survei seismikdilepas pantaiTe1uk Persia, Penama dan Tndia.

1946 Geophysical SiIrVice Inc. (OSI), i membentuk 1aboratorium danManufacturing' Division . 'yang .inengkhususkan' 'diri' dalampengembangan instrumentasi.

1950 Teknik survei di 1apangan yang disebut Common Depth Point (CDP)shooting diperkenalkan ke dunia industri.

1951 DiperkenalkanMedium Range Radio Navigation.

4

-,---- -----,- ---

Page 15: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Pcndahuluan

1952 Diperkenalkan pemakaian Analog Magnetic Recorder.

1953 Diperkenalkan sumber gelombang seismik yang spektrum frelruensinyadapat di kontrol yakni Vibroseis.

1954 piketemukan cara dan alat untuk merekam kecepatan gelombang sonikdisepanjang sumur pengeboran (continuous velocity logging) yangdisebut log sonik.

1961 Diketemukan cara untuk melakukan dekonvo1usi dan pem-fi1terankecepatan secara analog.

1963 GSI memperkenalkan alat perekam gelombang seismik yang pertamakali memakai tekoo1ogi digital.

1965 Diperkenalkan Air gun seismic source.

1967 Geophysical Analysis Group dari MIT mempublikasikan hasil-hasilpenelitian untuk menerapkan konsep digital dalam pengolahan dataseismik.

1972 Ditemukan fenomena brigh spot dalam penampang seismik akibatrefleksi yang kuat oleh lapisan pasir berisi gas.

1976 Survei seismik 3 Dirnensi mulai dikerjakan. Ditahun itu juga mulaidiperkenalkan penampang seismik khusus yang disebut penampangirnpedansi akustik.

1979 Diperkenalkan penampang seismik lain yang disebut atribut-atributseismik.

Di tahun 1980-an banyak dicapai pengembangan-pengembangan tekoologi yang

langsung diadopsi oleh seismik eksplorasi (Nelson, 1983) diantaranya adalah

1. Penggunaan mikro komputer dengan prosesor yang cepat, keci1 dan

murah.

2. Peralatan untulc penentuan posisi dengan satelit.

3. Geofon dengan 3 komponen arah getar.

5

Page 16: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Pendahuluan

4. Perigembanganalafp~rekarridenganjtimlah saltirari y~g sangat banyak

(untuk survei seisIIJik 3;1)),

5. Telemetri gelombang seisrriik

6. Seismik lubang summ (Vertical Seismic Profiling),

, ToriIaxdBn downhole seismic sOurce.

7.

8.

9.

10.

ll.

12.

13.

Fibre Optic Transmission.

Satellite Data Transmission.

Interactive Interpretation Console

Intelligent Piciilre Processors. ','.

Three Component Recording dan Shear Wave Analysis.

Numerical dan Physical Modeling.

Database Eksplorasi

Di tahun 1990-an banyak kernajuan di bidang analisis data seismik yang dicapai

ditunjang oleb munculnya. 'komputer-komputer . mirii ataupun jenis PC yang

kemampuannya amat be~ar.bi~tiu:anYaadal8h :

1. Konsep dan metode analisis AVO (Amplitude Variation with Offset).

2. ,Estirnasi sifat-sifat petrofisika dari data seismik.

3. 'Anilisis refleksi~ difraksi secirr~ tomografi.' .,".

4. Seismic' 4 Dimensi untuk kepentingan pemantauan karakter reservoar

setelahpendesakan l!!lp.I, ". ', .. ,. '_ ..

5. Pemanfaatan ,perangkat lunak, untuk kompres;' dandekompresi data

seismik.

6. Analisis anisotropi ,

7. Kombinasi data seismik dengan geostatistik.

8. Perangkat lunakc1al:).perangkat keras. ~tukvi~ualisasi grafik/benda 3

dimensi.

6

Page 17: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

·Pendahuluan

Artikel yang menarik bagi mabasiswa tentang sejarab dan perkembangan telmologi

seismik eksplorasi dapat dibaca pada tulisan Suprajitno Munadi (1993).

DAFTAR ACUAN

Lavergne, M., 1989. Seismic Methods, Editions Technip, Grabam & Trotman Ltd,

London.

Lehmarm, 1., 1936. The Seismological Discovery of the Earth's Inner Core, Bureau

Central Seismologique International, Series A, Travaux Scientifique, 14, 88.

Nelson, Jr.H.R.., 1983. New Technologies in Exploration Geophysics, Gulf

Publishing Co, Houston.

Oldham, RD., 1906. The Constitution of the Interior of the Earth, as Revealed by

Earthquakes, Quarterly Journal, Geological Society, 62, 456-475.

Sheriff, R.E. dan Geldart, L.P., 1983. Exploration Seismology Vol I : History, Theory

and Data Acquisition, Cambridge University Press, London.

Suprajitno, M., 1993. Arab dan Perkembangan Teknologi Seismik Eksplorasi,

Lembaran Publikasi Lemigas No,2/93.

7

Page 18: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

;.

,. ~ .:'.. ;'.

,1

Page 19: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

BAB2

GELOMBANG SEISMIK

2.1. Pengertian Gelombang Seismik

2.2. Sumber Ge10mbang Seismik

2.3. Tipe-Tipe Ge10mbang Seismik

2.3.1 Menurut Cara Bergetarnya

2.3.2 Menurut Tempat Menja1arnya

2.3.3 Menurut Bentuk Muka Gelombang

2.3.3.1 Ge10mbangBidang

2.3.3.2 Gelombang Silinder

2.3.3.3 Gelombang Bola

2.3.3.4 Gelombang Kerucut

2.4. Manifestasi Gelombang Seismik Dalam RekamanLapangan

Daftar Acuan

Page 20: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

~i;:)._'_ \.JL-L~

,.'...~ "."jC ;':.n~ -l~:''-- : t·.,

l 2(' rr,-',-' ;- .

,j '_.

;1 i-i': rt""--.1\/i.: I '. ,.'.• J ." -.' •• _

:r',;,~ ,"e. ".'

. - ,·l ,.,••J 1 .; '---'"

t. ~ ~

'--- .' .. ,... ":.:..

,.'- .

Page 21: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

I

BAB2

GELOMBANG SEISMIK

Pada bab ini pengertian dasar tentang gelombang seismik dibahas secara lrualitatif.Gelombang seismik yang dimakllud hanya dibatasi dari sumber gelombang buatanyang umum dipakai dalam seismik ekllplorasi. Selain gelombang menjalar didalam~

tubuh medium (body wave) diperkenalkan juga gelombang yang menjalar dipermukaan antara dua medium. Tipe-tipe gelombang seismik berdasarkan bentukmuka gelombangnya seperti gelombang bidang, gelombang silinder, gelombang boladan gelombang kerucutjuga diperkenalkan pada bab ini.

2.1 PENGERTIAN GELOMBANG SEISMIK

Gelombang seismik adalah gelombang mekanis yang muneul akibat adanya gempa

bumi. Sedangkan gelombang seeara umum adalah feuomeua perambatan gangguan

(usikan) dalam medium disekitamya. Gangguan ini mula-mula teIjadi seeara lokal

yang menyebabkan teIjadinya osilasi (pergeseran) kedudukan partikel-partikel

medium, osilasi tekanan ataupun osilasi rapat massa. Karena gangguan merambat dari

satu tempat ke tempat lain, berarti ada transportasi energi.

Gelombang seismik disebut juga gelombang elastik karena osilasi partikel-partikel

medium teIjadi akibat interaksi antara gaya gangguan (gradien stress) melawan gaya­

gaya elastik. Dari interaksi ini dapat muneul gelombang longitudinal, gelombang

transversal dan kombinasi antara keduanya. Apabila medium hanya memuneulkan

gelombang longitudinal saja (misalnya di air atau di dalam fluida) maka dalam

kondisi ini gelombang seismik sering dianggap sebagai gelombang akustik.

8

Page 22: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Gelombang Seismik

2.2 SUMBER GELOMBANG SEISMIK

Sumber gelombang seismik pada mulanya berasal dari gempa bumi alam yang dapat

berupagempa volkanik.mauPungempa tektonik, akan tetapi dalam buku ini dipalcai

sebagai titik tolak pembahasan adalah sumber gelombang seismik buatan. Ada

beberapa macam.sumber gelombang seismik buatan seperti dinamit, bendajatuh, air

gun, water gun, vaporchoc, boomer,' sparker maupun vibroseis. Sumber gelombang

seismik buatan tersebut pada hakekatnya membangkitkan gangguan sesaat dan lokal

yang kita sebut sebagai gradi~n te&angan (stress).

',- _.

,,

Gambar-2.1 : Pemampatan dan perengganganpartikel-partikel medium akibat •.adanya sumber usikan dapatdinyatakan dalam bentuk grafiktefulln ataupetge~eranpartikersebagaifiuigsij ai:ak atau 'wiIktu

. .. c;;Yang4isebl1t selJagaisi;tJ.yaI seisrnik,(D,<?prin, 1979)·

Gradientegangan mengakibatkantergariggimya keseirnbangari'gaya:'::gaya ·didliHiin

medium sehingga teJjadi pergeseran titik mated yang menyebabkan deformasi yang

ni~hjalk£ dans'afutitik' ke tift' lain. DeJ'onnasi fufaapa'fbbni~'lipeinampataridim

pereilggarigiilip8rlikel:.~iirtJkel mediurnyang menyeblibkk6sUmii tekariiu'Jliapat

rillissainaupun pefuutaran (rotasi)partikeI~partikelmeiliUlIl. Apabila medium bersifat

elaitis sempuma maIai ~ettllahIIll;IJ.galami deformasi sesaat tadi mediuni akari kembali

ke keadaan' semula.. Osilasi tekanan maupun rapatIIiassa dalam' medium dapat

dilukiskan seperti tanipa:k pada Gambai: 2.1.. ,

9

~---,----- -- --

Page 23: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Gelombang Seismik

Kurva osilasi yang bentuknya mirip sinusoidal terpotong dinamakan sinyal seismik

(seismik wavelet). Dalam gambar, osilasi tadi terlibat mewakili ruang akan tetapi

dalam sumbu waktu bentuknya mirip juga.

2.3 TIPE-TIPE GELOMBANG SEISl\1IK

Tipe gelombang seismik yang dikupas dalam Bab ini dibedakan atas cara bergetarnya,

tempat menjalarnya dan bentuk muka gelombangnya.

2.3.1 Menurut Cara Bergetarnya

Menurut cara bergetarnya gelombang seismik dibedalcan atas dua tipe yaitu :

1. Gelombang longitndinal : arah getar (osilasi) partikel-partikel medium searah

dengan arah penjalaran (libat Gambar 2.2). Gelombang logitudinal disebut juga

gelombang kompresi (compressional wave) lairena terbentuk dari osilasi tekanan

yang menjalar dari satu tempat ke tempat lain. Disebut juga gelombang P

(Primary) karena datang paling awal dibanding gelombang-gelombarig yang lain.

Illtl~Gambar-2.2: Gelombang kompresi atau

gelombangP

Gambar-2.3 Gelombang tranversal atau

gelombang S (dari Bolt, 1976)

10

Page 24: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Gelombang Seismik

2. Gelombangtransversal:arahgetar(osilasi) plirtikel-plirtikel mediumtegak lurus

terhadap arah peIijalarannya (lihat Gambar 2.3). Gelombang transversal disebut

juga gelombang rotasi. Disebut juga gelombangSkarena datangnyasetelah

gelombang P.

Bila arah getar gelombang S terpolasir padabidang.v..ertikalmaka gelombang tipe

iJ:ri disebut gel()rnbangSV,SedangkaJ1 bil!!-arah getarnya tprpolarisirpada bidang

horizontal maka gelombang tipe jill dinamakan gelombang SH (lihat Garnbar 2.4).." '; - ,. , - ";' , ,~

Ada tipe gelombang lain yang merupakan kombinasi antara kedua tipe tersebut diatas

seperti misalnya gelombang Rayleigh (lihat sub bab 2.3.2) yang bertipe P-SV.

2.3.2 Menurut Tempat Menjalarriya

Meriurut tempat menjalarnya, gelombang seismik dapat dibedakan menjadi dua

bagian y<lkni gelomb~g tubrih(body w~~) yangrnenjalarm~ukmenembus medium

dan gelombang permukaan (surfac~'wave), 3lllplitudonya melemili bilasemakin

masuk ke dalarn medium.

Dalam sub bab 3.5.5 dikupas sedikit mendalam tentang beberapa tipe gelombang

permukaan yakni gelombang Rayleigh (lihat Gambar 2.4), gelombang Love (lihat

Gambar 2;5), pseudo Rayleigh,~pseudo Love dan gelombang Stoneley ataupun

gelombangtabung. ".....

~~~-,~----

,

Page 25: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Gelombang Seismik

RAYLEIGH -__...

direction ofwave ad~v;an;c~e~~~=-

surface

Gambar-2.4 : Gelombang Rayleigh bertipe P-SV. Partikel medium bergerak padabidang vertikal mengikuti pola elips sementara penjalaran kearahlateral.

LOVE

Gambar-2.5 Gelombang Love bertipe P-SH. Partikel-partikel medium bergerakmengikuti pola elips pada bidang horisDntal, sementara penjalarannya

kearah lateral.

Gambar 2.6. adalah skema proses teIjadinya gelombang tabung yang pada hakekatnya

merupakan gerak/aliran fluida disepanjang sumur pengeboran. Gerak fluida ini

diakibatkan oleh osilasi dinding sumur yang merambat dalam arah axial.

12

Page 26: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Gelombang Seismik

\ I AI Ai. ,I \

s" \ ..,- ~

------,~ S \.¥ I I

\ J I II II: II I

\ {I

I I -k I

I \------

Gambar-2.6: Gelombang tabung mempuriyat iigaproses. Yang pertama adalahkontraksi dinding sumur, yang kedua adalah merenggangoya dindingsumur dan yang ketiga adalah aliranfluida di dalamlubang sumur.

2.3.3..Menurut~entuk MukaGelombang

Berdasarkan bentuk muka gelombangoya (wavefront),gelombang seismik dapat

dibedakan atas empat macam yakni gelombang bidang/datar, gelombang silinder,

gelombang bola (sferis) dan gelombang kemcut (conic).

Kita akan mendefurisikan terlebih dahulu pengertian ~uka gelombang. Muka. . ., ',. ... _,',.:. ;',-, .". . 1._·; . ,. '_ . " . "". _ , .';.,:.

gelombang adalah silafu bidang pe=ukaan yang pada suafu· saat tertenfu!" :, ,; ,:' "',,:; .. -:. ' " ; ,,_. ,: .-i!, ::' :.;' _; ':~·:.:.I>

membedakan medium yang telah temsik dengan medium yang belum temsik. Muka

gelombang merupakan potret dari penjalaran usikan.

13

Page 27: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Gelombang Seismik

2.3.3.1 Gelombang Bidang

Gelombang bidang atau gelombang datar ditimbulkan oleh sumber terkolimasi (Tjia,

1994). Gelombang bidang menjalar sepanjang satu arah tertentu dengan muka

gelombang yang berupa bidang datar tegak lurus pada arah perarnbatan (lihat Garnbar

2.7).

Garnbar-2.7 Gelombang bidang merarnbat kearah x positif. Muka gelombangberbentuk bidang datar.

2.3.3.2 Gelombang Silinder

Gelombang silinder dapat ditimbulkan dari sumber usikan yang seragarn dan terletak

disepanjang suatu garis lurus. Gelombang silinder menjalar ke semua arah tegak lurus

pada garis sumbu dengan kecepatan sarna. Muka gelombangnya berbentuk silinder

yang koaksial (sesumbu). Garnbar 2.8 adalah visualisasi dari gelombang silinder.

Garnbar-2.8: Gelombang silinder

merarnbat kearah radial

simetris terhadap sumbu

tegak.

14

Page 28: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Gelombang Seismik

2.3.3.3 Gelombang Bola

Gelombangbola (sferi~) ditimbulk3Il oleh swnber berupa titik (point source) yang

menjalar ke segala .arah menllju kepusatbola atau mc;:njauhi pusat bola d,engan

kecepatan yangsama, muka. gelombangnya berbentukpermukaanbola. yang

konsentris (sepusat). Gambar 2.9 adalah visualisasi dari gelombang bola yang

merambat dalam medium homogen, isotropik dan elastik sempurna.

. Gambar-2.9 : Gelombang bola (digambar

\4) menjalar kearah radial

menjauhi pusat bola

2.3;304 GelombangKerucut

Gelombang kerucut ditimbulkan oleh sumber yang bergerak. Dalam hal ini sumber

gelombang bergerak lebih cepat dari pada cepat rambat gelombang itu sendiri dan

muka gelombang berupa kerucut-kerucut yang sesumbu. Keadaan ini dijumpai pada", ". " .." ':'" . , . - .-

penerbangan pesawat supersonik (lihat Gambar 2.10). Disirii kecepatan pesawat lebih, ' -" - "; ..

tinggi dari pada kecepatan suara di udara.

15

--_ .. --~...,.------;- ,-.-_. --,-------~.- ---

Page 29: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Gclombang Scismik

Gambar-2.l0 Muka gelombang berbentuk kemeut akibat sumber gelombangbergerak lebih eepat dari pada keeepatan suara.

Dalam gelombang seismik hal ini terjadi juga yakni pada fenomena perambatan

gelombang terbias (head wave). Lihat Gambar 2.11. Fenomena ini muncul bila

gelombang seismik masuk ke dalam medium yang lebih besar eepat rambatnya

dengan sudut datang meIebih.i sudut kritis. Karena menurut Huygens setiap titik dalam

medium yang telah diusik menjadi sumber gelombang bam, maka titik-titik

disepanjang bfdang batas pembias tadi menjadi .sumber gelombang yang bergerak

lebih eepat dari pada eepat rambat gelombang di lapisan pertama.

Gambar 2.11 adalah penjelasan lebih rinci dari timbulnya gelombang kemeut yang

diberikan oleh Cagniard (1960, 1962).

16

Page 30: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Gelombang Seismik

I

\

\'\\

\\\\

1

2

, ," i.' , '

Gambar-2.1l: Untuk suatu waktu tertentu muka gelombang P di lapisan pertamabei"ada dibelakangfuuka .' gelombartg P .dilapisan. keduasehinggabidang, batas: antara kedu!li JapisaJ+ merupakantempat kedudukan dari puncak-puncak kerucut. Hal yang samaterjadi untuk gelombang S.

~ '.: ji d ;" i,

Uutuk lebih mempe~elas gambaran tentang tipe-tipe glliombangberdasarkan :muka

gelombangnya, berikut ini dilukiskan penjalaran gelombang dalam bentuk diagram

muka gelombang satu dimensi yang dibuat oleh Thornburgh (1930), lihat Gambar

2.12.

17

Page 31: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Gelombang Seismik

Gambar-2.12 Sumber S memanearkan gelombang bola di lapisan pertama. Dilapisan kedua yang keeepatannya lebih besar dari pada di lapisanpertama muka gelombangnya lebih eepat menjalar. Pada sudutdatang lebih besar dari pada sudut kritis muneul gelombang headwave yang muka gelombangnya berupa bidang datar. Hal yang samateIjadi pada bidang batas antara lapisan dua dan tiga

2.4. MANIFESTASI GELOMBANG SEISMIK DALAMREKAMAN LAPANGAN

Dengan mempergunakan eara pengukuran yang umum dipakai dalam seismik

eksplorasi, maka gelombang-gelombang P, SV, Rayleigh dan Stoneley terekam

dengan pola yang berbeda-beda sehingga mereka dapat dikenali dengan mudah.

Karena keeepatannya yang tidak sama maka dalam diagram t-x (waktu-jarak)

gelombang-gelombang tersebut tampak terpisah.

Gambar 2.13a adalah eara perekaman gelombang seismik yang umum dipal(ai dalam

seismik eksplorasi (2 dimensi). Sumber gelombang diletakkan pada suatu posisi

tertentu dan detelctor ditempatkan di banyak posisi dari posisi 1 sampai dengan 12 atau

lebih. Jarak antara sunlber gelombang terhadap detektor disebut offset, sedangkan

jaral( antara grup detektor disebut grup interval.

18

Page 32: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

i" Gelombang Seismik

'_'--

, .

5'z

1 2 3 4. 5 6 7- e 9 10 II IZ~ COP No.

--r-"· -- - _...:-. - ---.. '- - - -

Gambar-2.13a : Teknik pengukur~dalamseismik eksplorasi sumber di S dan ,deterctor ditempatkan di posisi -1 SaIIlpai dengan 12 ataulebih (48-96).

Gambar 2.13b adalah contoh rekaman seismik yang diperoleh. Pantulan gelombang-. ".' ..C;·' r • _ ':, ' .' ''-~::. ". " :."

gelombang seismik oleh bidang batas antar lapisan membentok pola-pola hiperbola..' -' "., - . ". , .. ' ' , ' '. "

Gelombang langsung berpola garis lums bermula dari titik sumber dan mengarah• ..-', • .', , . ' ,'I i ,: .

dengan kenliringan tertfmtu. Kemiringan ini sesuai dengan seper kecePatan di lfipisan, '

pertama. Ada gelombang lain yang juga berpola garis lurus dengan kerrllringan yang

berbeda dan. sinyalnya ,mengalami dispersi. Gelombang ini disebut gelombang

Rayleigh (fJl:ound roll) .-:Oari kemiringannya dapat disimpulkari bahwa ke~epatan

p~njalaran"gelombang Rayleigh. lebih rendah dari pada kecepatan penjalaran

gelombang langsung.

19

Page 33: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

10,000 FT.

p

250FT.

Gclombang Scismik

Gambar-2.13b Contoh bentuk rekaman dari telmik pengukuran lapangan tersebutdiatas. Gelombang langsung (P), gelombang terpantul (P) dangelombang Rayleigh (P-SV) mempunyai pola waktu datang sendiri­sendiri (dari Sherwood, 1982)

20

Page 34: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Gelombang Seismik

Contoh tentang gelombangtabung (Stoneley) banyak didaparpada rekaman seismik

sepanjang sumur pengebobJJl:yimg sering dikeo.31 dengimlJ.imJa rekaman seismik.' (' . .' ,. . ' . -: '

vertikal (Vertical Seismic [>r.ojiling). Sumber gelomhan.gdipermukaan menimbulkan

pemampa.tanidan perengganganPartike1-partikel medium yang sampai juga di lubang

sumur. Naba.tnya dincUhg s~~:b~rgetar dan flnida di dalanmya bergerak-gerak, . '", ,;,-, .

disepanjang lilbangsumur.D~ektoJ:;.:Y~g ..dLpasang disepanjang lubang sumur

merekam g~lombangiangsting,gelbIn~angterpantul dan gelombang tabung (lihat

Gambar-2.14).

-==

gc, ==:----:.. ,

00·==

GO'

so

'0'

]0

~O'

-,-~--~-,-,.. --~

-'

a

'.

' .. ,','.

'~

aC\.I

Gambar-2.14: Detektor y.mg ditempatkfui disepanjang iubang suin:ur akan merekamgelombang langsung, gelombang terpantul dan gelombang tabung.

21

Page 35: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Gelombang Seismik

Perbandingan amplitudo antara gelombang P, gelombang S, gelombang Stoneley

pemah dipelajari oleh Cheng dan Toksoz (1981) dari rekaman satu saluran (single

channel) pada kasus pengukuran di surnur pengeboran (lihat Gambar-2.15).

(+)

PSEUDO-

~ ""'''~--- PHASE

iw0 0::JI-::J0-:2"C

STONELEY~(-)

TIME-

Gambar-2.15: Amplitude gelombang P, gelombang S, dan gelombang Stoneley didalam rekaman satu saluran pada kasus pengukuran di surnurpengeboran (Cheng dan Toksoz, 1981).

22

Page 36: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Gelombang Seismik

DAFTAR ACUAN

Bolt, B.A., 1976.Nuclear Explosionsancl Earthquakes, W.H.,Freeman and Co.

Cagniard,L., ·1960:' Iritrodtiction a la Physiquedu Globe, Society des Editions

Technip, Paris.

Cagniard, L., 1962. Reflection and Refraction of Progressive Seismic Waves~ Mc

Graw Hill Book Co., New York.

Cheng, C.H. dan Toksoz, M.N.; 1981.'Elastic Wave Propagation in a FluidcFilled

Borehole and Synthetic Acoustic Logs, Geophysics, v.46, p. 1042-10:53..' "

Dobrin, M.B., 1976. IntroductioIltoGeophysical Prospecting, Me GrawHill.

French, A. P., 1971. Vibradonand Waves, The MIT Introductory Physics Series.

Sherwood, J., 1982. Synthetic Seismograms with Offset for a Horizontally Layered

Elastic Medium, Technical Brochere, Geoph. Dev.Co.

Thornburgh, H. R., 1930. Wavefront Diagram in Seismic Interpretation, Bull. Am.

Assoc. Petrol. Geologist, Vol. 14, p. 185-200.

Tjia, M. 0., 1994. Gelombang, Dabara Publishers, Solo.

23

~ ," i'

Page 37: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

BAB 3

PERSAMAAN GELOMBANG

3.1 Teori Elastisitas

3.2 Konstanta Elastik

3.3 Persamaan Gerak Partikel Medium

3.4 Persamaan Gelombang

3.4.1 Persamaan Gelombang Longitudinal3.4.2 Persamaan Gelombang Transversal

3.5 Penyelesaian Persamaan Gelombang

3.5.1 Penyelesaian Gelombang Bidang

3.5.2 Penyelesaian Gelombang Bola

3.5.3 Penyelesaian Gelombang Silindris

3.5.4 Penyelesaian dengan Sumber Gelombang

3.5.5 Penyelesaian Persamaan Gelombang padaMedium Terbatas3.5.5.1 Gelombang Rayleigh3.5.5.2 Gelombang Love3.5.5.3 Gelombang Stoneley

Daftar ACU3.11

Page 38: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

.-

. '.

I r:r :;)Lr~; :2.,'1"

rE::;'l'::)',,' ~~ iiJ~:

.r.

cr ,S;),lfi(: ((!.,

.'

..

;"j' ~, ; ..., ';,.:' .

. ", "-

,.~ ..(..,~ .

---~,- ~- -~ --.-.

r,-_. (., .'" . ;-

[I-.'

Page 39: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

BAB3

PERSAMAAN GELOMBANG

Pada bab ini dasar-dasar teoritis dari gerak gelombang seismik dibahas berdasarkanteori elastisitas. Penalaran matematis yang membuktikan bahwa usikan seismikmenimbulkan gerak gelombang juga disinggung dalam bab ini. Demikian pulapembahasan penalaran matematis yang menerangkan bahwa akan ada' gelombanglongitudinal dan transversal dari usikan seismik di dalam medium homogen.Penyelesaian persamaan gelombang memungkinkan di-prediksi-nya amplituda dan fasagelombang seismik dalam ruang dan waktu.

3.1 TEORI ELASTISITAS

HukumHooke

Dalam Bab II telah disinggung bahwa gelombaug seismik berinula dari usikau

mekauis pada suatu tempat yaug kemudiau menjalar di dalam medium. Penjalarau itu

dimungkinkau karena sifat-sifat elastis medium bereaksi terhadap usikau tadi. Usikan

mekauis terhadap medium ini dapat terjadi bila kesetimbaugau gaya-gaya pada tempat

bermulauya usikan itu tergauggu.

Pembahasau gelombaug seismik secara fisis akau menjadi mudah dipahami dengau

bertolak dari teori elstisitas. Teori elastisitas yang dikembaugkan pada awal abad 19

merupakan bagian dari mekauika medium kontinu yang memungkinkan dapat

diabaikannya struktur molekul dari materi dan melukiskan fenomena makroskopis

yang teIjadi dengan metode analisis matematik (Amenzade, 1979). Cauchy dan Navier

adalah dua oraug ahli yang mula-mula menganggap bahwa benda padat adalah suatu

24

Page 40: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Persamaan Gelombang

sistem yang terdiri. dari partikel-partikel medium. Distribusi partikel ini menerus·

.(kontinu) sehiJ{ggaperge$;u:annyadapat dilacak sebagai fungsi koordinat.

Tinjau sebuah elemen medium yang kita andaikllIi berlJentuk kubus dengan panjiing

sisi-sisinyamendekati nol (lihat Gambar 3.1).

\...- ..·.... " ... . ..-.

•••• ••••••• " • I_I •• I_I' •

::@::::: .:::: :' :.:=:::· .' I'.... . ... _.. . . .. _. • .'... :..,;",.\.~,., .:. ';":';:'-.'. :-. -.-.;;';".-'..'.. ""._' • __ a •• ", ._ ....

',. ...... \ • ••• I," 'I'"",.",', •. ~ I!~~~:~',''-'••• • •• • •••• • •• -.. .- ,I.• _. • •

•••• '........ • __ '••• ,:-'._.1,_I' •• ••••••. •• _'" • ~_. _ •••

z

• • ," 1'1 • I ....

• ••••••• t, •• • I' ••••••· .·., wt• ..,•••• ,. ,'. ;'-: ',': 'I',I .,._ ••••••

1-'.",';,- I,' ... :'.,.: ....• "I' •• • • •• -..• 1.1 .. '•.••• -.

I .~.•• '., ••'.-

\\

\

e'

dz

~.

'J[ '.' >Pyz·'',' .. ..' ...... ,.. ~.

m

.dy

", i'I

'.,,'

"-.

;)

'Ii

.':

Gambar-3.1 Elemen medium berbentuk kubus dan gaya-gaya yang dialaminyapada saat gelombang seismik menjalar di dalamnya.

25

Page 41: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Persamaan Gelombang

Tegangan (stress) yang bekerja pada bidang-bidang elemen knbus ada 9 macanl, yakni

(pada bidang yang berlawanan, tanda berubahjadi negatif) :

yang dinotasikan sebagai beriknt :

Pxy

adalah tegangan yang berarah sejajar sumbu x dan bekerja pada bidang yang tegak

lurns sumbu y.

Oleh sebab itu dapat dibedakan adanya :

o Tegangan normal yakni P"", P'ij" Pzz, sertaI

o Tegangan geser (tangensial) yakni tegangan-tegangan selain ketiga tegangan

tersebut diatas.

Dengan perkataan lainjika indeks tegangan disebut sebagai i danj, maka bila i = j kita

mempunyai tegangan normal dan bila i '" j kita mempunyai tegangan tangensial.

Dalam teori elastisitas, tegangan yang bekerja pada suatu medium kontinu akan

mengakibatkan regangan (strain) pada medium itu. Hooke menyatakan bahwa

hubungan antara tegangan dan renggangan itu linier selama besar tegangannya tidak

melebihi batas elastik-nya.

Hukum Hooke secara umum (generalized) dapat dirumuskan dalam bentuk persamaan

(matriks) 3.1. Hukum Hooke ini didapat secara eksperimental dan ditulis pada tahun

1660, akan tetapi baru dipub1ikasikan pada tahun 1676 (Morgan, 1983).

26

Page 42: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Persamaan Gelombang

P'lO<

Pyy

Pzz

Pyz

PzxPxy

=

°It

C21

C3 !

C4 !

CSt

C6!

O;~'i 'Cl3 " C!4 O;(C!~

: CkQ3 'G,4';0is C:i6

032 033 0 34 03' 036

042 C~3 .':044 :°4,,'1846

0'2 °53 ,' '0'4' 'OSS" ~S6,C

62C

6l,,';C

64,,' C

6, ,e

66

(3.1)

dalam hal ini

C1l , C12, C13, •••• C66adalah konstanta-kqnstanta elastik (Cy) yangjumlahnya ada 36,

c"", cyy, C2Z adalah regangan-regangan (strain) nonnal,

~;,.,'~~ c~~&1laii~'e'~a'iJg;ci-reg~g~'t~g~nsi;Jt~es~r).· '" ";.' ;i

agar energielastik hanyaMenurut Love (1927) kondisi yang hams dipenuhi

merupakan fungsi tunggal dari regangan adaiah bahwa, " .-' -' i' c, " i

'i'" ':,.\' \, " ".f',;

:1. ,..I

Hubungan ini mengakibatkan jumlah konstanta elastik menurun dari 36 menjadi 21.'I, ; .. ~' ... :,:." ~. ,.,;; ."'... :~. >,<, ', .. :",. ." ,i .."j; ,-r: : "I.,,', ':'" ~

Kemudian bila material mempunyai sumbil atau bidang simetri, jumlah konstanta

elastilhang"sucIllh'tin.g'g~21terseb!ltdkpatB~rkuran:glagt:s'eb~gai: rloIlt6Ii'urituk

kristal berbentuk kubus hanya ada 3 konstanta elastik.';1" , :1" " ,,,/. .., '.

Uiifllkniedium padaf ylitig bgrsifa'tlsotropik,' !konstarita-kiiiistanta elasnk'hams talc

bergantutig kepa:aa'koiifigurasi '.~hnibriC:slli:h1:iU "kodtdmiif"!yang f;mpilih"seiiihgga

akhimya hanya tinggal2 konstanta elastis saja, yakni : '."'-" ,,; "", 'I,

c·,,;.1. ".,

" :_,,; ',: .

I.t"

Konstanta-konstanta yang lain bernilai nol.

27

Page 43: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Persamaan Gelombang

A. dan fl disebut konstanta-konstanta Lame yang mendefinisikan kelakuan medium

padat isotropis (lihat Kolsky, 1963).

Akibatnya persamaan (3.1) berubah menjadijauh lebih sederhana sebagai berikut :

Dalam bentuk umum dapat dituliskan :

sehingga berlaku untuk tegangan normal yang lain yakni Pyy dan P2Z•

Persamaan matriks (3.2) berlakujuga untuIe tegangan-tegangan geser:

Pyz =/lcyZ

Pzx =/lczx

PXy =/lCXY

yang dalam bentuk lUlllUll dapat dituliskan sebagai

(3.3)

(3.4)

fl disebutjuga sebagai ketegaran (rigiditas) atau modulus geser (shear modulus).

28

Page 44: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Persamaaa Gelombaag

,;. .' ',', ~ .' . ',;,

Dimuka telah disinggung sedikit istilah regangan 'rst'r~ln) yang ;c!.ill6tasildulsebagaiEij

dan e. Indeks i danj dapat diganti menjadi x, y atau z. Berikut ini istilah tersebut akan_i: .. :t fl.-,;;L ~" Tl J ;:: ,~;;-:.-'

dibahas secara lebih mendalam.

'-. >;

Bentuk yang paling:sederhana dari regangan adalah regangan linieryang didefinisikanI "-', "', _ ' " " ,: : L

sebagaiperubahan paitjarig persatuanpanjang. Pada arah sumbux ", "'1

I i,

Ax

g= ( Ax+(~}x}Axxx

maka untuk kedua sumbil yang lain

auax

dan. Ow,g =--

zz "az

Dilatasi atau regangan volume (strain volume) didefinisikan sepaga,i pe~bahan,',. "·'j.,lj'·,'. :: 'f; j'·:~;;';',iA:· 'J'-

volume persatuan volume (lihat Gambar 3.2).

--

i': c '

j' '

II!'

ii'

- :!

j ,.-

,de '

. ",; .: ~ -" - .

! ! ',Gambar ~,~ Regangan ;volum atau dilatasi

29

.), ..

Page 45: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

8= L'.VolumeVolume

auavaw=-+-+-ax. ay 8z

Persamaan Gelombang

(3.5)

Regangan geser (shearing strain) dijumpai pada keadaan sebagai berikut (lihat

Giunbar 3.3).

x

---------

o~~~=-.L---y

Garnbar 3.3 Regangan geser

Andaikan sebuah benda 2 dimensi mengalami puntiran maka teJjadilah deformasi

sehingga

awtgu, =-ay

avdan tgu, =­- az

Regangan geser pada sumbu y-z dapat didefinisikan sebagai

aw av=-+-ay 8z

30

(3.6)

Page 46: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

sehingga

Ov au6 =-+-

xy ax By

au aw6 =-+­'" az ax

,",1:

Persamaan Gelombang

':

LXi'

Dari Gambar 3.3 dapat dilihat bahwa suatu benda. padat yang dikenai tegangan geser

(shearing stress) akan mengalami puntiran (rotasi). Besarnya~udutpuntir adalah (lihat. !

Dix, 1952; Dobrin, 1976).

Disini akan dituliskan

Q =aw:..-av• By az

Q =au_awy az ax

av- -au· ..Q =---

z ax By

(}.7)

Rotasi ini penting artinya pada saat membicarakan persamaan gerak gelombang

. tranversal." . J ' ' ) ': J :.!~: :

3.2 KONSTANTA ELASTIK .c

: i,-.

Konstanta elastik yang diberikan oleh persamaan (3.1) lebih berdasar pada logika

matematika dari pada arti fisisnya.. Berikut ini akan dibahas. konstanta-konstan1:a;i:,: - 'ii, ': .E· .·:::;./r;~~;.'- ~U::;': '::,_;J~ 'i,'.:;:-::'::: 'i:::'.::'.<

elastikyang terkait erat dengan pengertian fisis.

Perba.ndingan Poisson (Poisson's ratio, 0')~ ... ~

Perbandingan Poisson adalah perbandingan antara 'k6\itrakSi vertikal terhadap ekstensi

lateralnya, Perbandingan ini pada hakekatuya rilerupakan perbandingan antara dua

31

-------~,-_ .._-----

Page 47: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Persamaan Gelombang

regangan (dalarn hal ini arah lateral dibanding dengan arah vertikal). Lihat Garnbar

3.4.

.41' -'r ~ ~~ - 7,.c.:' 1-':.,---------,--6" ~-.,v !I I I KI '.- ,-'7I I, J

I ctv"" ' I /'L_ 2" I~-

Garnbar-3.4 : Rasio Poisson

yang dapat dirumuskan sebagai berikut

Modulus Young (E)

Modulus Young sering disebut sebagai modulus elastisitas garis. Untuk keadaan

seperti Gambar 3.5 berlaku kesebandingan antara tegangan dan regangan sebagai

berikut:

(3.8)

Keadaan ini serupa tapi tak sarna dengan kondisi yang dipakai untuk mendefinisikan Ie

(salah satu konstanta Lame) seperti diperlihatkan Garnbar 3.6.

32

(3.9)

Page 48: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

--:,o'-,~-- X"I "I ,

1/

-+\ I~k: XX

Persamaan Gelombang

y'.':,-',j"

---,--'--~ ~xx

---,~-)---' x'-'

y

I1

)-__1'

.' II'I

Gambar-3.5 Gambar-3.6

Gambar-3.5 dan gambar-3~(; meny~t~~perbedaan antara Modulus Young (E) dan

Konstante Lame (A.) sesuai dengan perurnusan (3.8) dan q.9)." ,").J-:. 1(

Pada modulus Young regangan (strain) searah dengan tegangan (stress),'sedangkanI I. ' i'I . I ," ; .. -'

konstanta Lame (A.) tegangan]ang terjadi ditirnbriIkiUr oleh tegangan yang berarah

tegak 1urus arahregangan. :

Modulus Onggok (Bulk Modulus, k)

M9dulus)?u1k secara fisisrgerupakanperbandingan,antilIa t~kanan tota,L(p) .terhadap

,;,reganganvo1ume;(dilatas~',H}

Jadi

. ,:. ,_, '. ; ,; . ; f .

k=P8

(3.10)

,"; : .-:~, .Kebalikan dari modulus buIic adalah kompresibilitas

, '{':. '; 'L::i:~:' ..

1 8~=-=­

k P(3.11)

33

Page 49: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Pcrsamaan Gclombang

sehingga modulus bulk disebut juga "incompressibility modulus".

Jadi sejauh ini telah dibahas secara fisis pengertian konstanta-konstanta elastik E

(modulus Young), a (poisson's ratio), k (modulus bulk), Adan J.1 (konstansta Lame).

Hubungan antara konstanta-konstanta elastik tersebut diatas diberikan dalam rumus­

rumus seperti tampak pada Tabel 3.1 (Sheriff dan Geldart, 1982).

Tabe1- 3.1 : Hubungan antar konstanta e1astik

=-,-.----1[-------1~~~-----'-----~r-------T"JI I, I I : I ]I 1 1 , •! \ L IV- ! n I f II 'If - 'I : 'A\ , 1#' . il ,h~J" w~ - b2:~1 ,L,<" ,y, [I ~" -o)i.j

Konstanta /-.. M - 2fl /-1 (E - 2/-1) k - 2f-l/3 CIELame(/-..) (3fl - E) (1- 0' - 2d')

Rigiditas fl fl fl fl E(fl) 2(1 + a)

Gelombang /-.. + 2fl M ).L (4IJ. - E) k+ 4f-l/3 (1- a)Ebidang Modulus (3/l- E) (l-a-2ei)

(M)

Modulus /-.. + 2f-l/3 M - 4f-l/3 f-!E k EBulk (k) 3(3/l - E) 3 (I - 20-)

Modulus fl(3/-..+ ~ fl(3M-~ E 9f-!k EYoung (E) (/-..+~ (M-~ l!-! + 3k)

Rasio Poisson "- (M- 2f-!) (E-2J.Y (3k-~ a(0') 2 ("-+/l) 2 (M-fl) 2j.t 2(3k+~

(Sheriff dan Geldart, 1982)

34

Page 50: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Persamaan Gelombang

3.3 PERSA.MAAN GERAKPARTIKELME])Jtn\.1 .

Pers8j:Ilaan gerak dalam hal ini melukiskan gerakan partikel-partikel medium setelah, ':, _,' --;r ,. - ': ,'. ,'.: -. ".-' ;::;, '-~_i::t,-' , ",.:.; ,':L~:'

ada usikan mekanis. Usikan mekanis ini menimbulkan terjadinya ketidak seimbangan, I, , " _. '; _. : .' ,'-':- :' ,. -, i': ~_ ,',: i' .: }! . ,.!. .

gaya-gaya yang bekerja pada partikel medium tadi.

.Andaik~ta titik maten tersebufberlJentuk kubus dengan panjang sisi-sisi. dx,-dy, dz

mendekati nol (lihat Gambar 3.1). .

Tegangan-tegangan yangberarilisejajar suhlbu x pa:d~ bidaIlg-bidang yang tampak

adalah I, IT dan m.

<.

Sehiniga gaya-gaya n:etto adalah, !'

aP •I=P+~dx

xx Ox

.' elPIT=;P"" +.~dzaz

- . ap. ill=P +--...!Ldy- . XY-~ay-

F1 ~Idydz-P"",dydz, ,

. .~.'(Pxx + al'.';dxJ.dY~-P.xx~~Ydz,Ox' -..

= apxx dxdydzOx

,F2 ,;, ITdydx - P""dydx . ,'

~(p"" + aP""dzJ~Ydx-P""dYdz, az, .• _. ... _; __ .' 0'_-- __ ... , __ .-.. _

=ap"" dxd dzaz Y ' '" '.\

F ,h illc!X&- P .ml:dz__ .3,._, .. . , _.-,.~_ .... __ 'XY. __._

~ (Piy + a~dyJdxdz-Pxydx~• ....• " -- 'i~I'; '."

'B.P ...= '''Y'dxdydz

ay.

35

-~-.-.-----,--

••• 'r'O

'·':;lUl~'::.1

',; .

" 'i.

-_!

Page 51: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Persamaan Gelombang

Jadi gaya netio yang bekeJja sejajar sumbu x adalab

F =F1 +F2 +F3

_(BPlO< BPxz BPxyJdxddz- --+--+-- Yax az By

Apabila gaya ini mengakibatkan pergeseran (displacement) partikel medium sejauh u,

maka menurut hukum Newton

atau

dx·d - a2u ( BPxx BPxz BPXY Jd d dzP ycIz-= --+--+-- x yae ax az By

yang dapat disederhanakan menjadi

yang rnelukiskan pergeseran/gerak partikel sejajar sumbu x.

Denganjalan analogi, untuk pergeseran sejajar sumbu y didapat

dan untuk pergeseran sejajar sumbu z didapat

36

(3.12a)

(3.12b)

(3.12c)

Page 52: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Persamaan Gelombang

Suku-suku yang mengandung p.,;, Pxi dan Ptt da'l~ pers3filaan (3~12~)dapatdiganti

dengan runms tegangan yang diberikan oleh persamaan (3.3) dan (3.4) yakni

sehingga persamaan (3.12a) berubah menjllOi

a2u ae a

2u (a

2ua

2y)'" (, a2w a

2u)p-=A.-+2J!-+J! -+-- +J! --+-at' ax ax2 ' By2' axBy' axaz az2

ae ( a2u a

2u a2u)" ,(, a2u' a

2y ,a2w)=A.-+J! -+--l---=- +J! --+--+--ax ax2 By2 az2 ax2 axBy axaz

,ae n2' "'a (,80 'av" aw),'="'-+J!v U+J!- ,-,-+-,~

ax ax ax By' az

as 2"pe=A.-+J!V U+J!-

ax axatau

a2ri: ",,,,ae,',P-2 = (A. + J!)-+J!V2u

at ax(3,13a)

Persllmaan (3.13a) menyatakan ~ersamaan,gerak pamkel-paitikel medium pada arah

sejajar sumbu x.

1 ,-'" ,~, '.;,'

Dengan jalan yang sama dapat diperoleh persamaan gerak partikel-partikel medium

sejajar sumbu y

(3.13b)

31'

Page 53: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Persamaan Gelomban!l

dan yang berarah sejajar sumbu z adalah

82w 8SP-2 =(A. +Il)-+ 1l'V2w

at 8z

Dalarn bentuk notasi vektor persarnaan (3.13a) dap,at dituliskan menjadi

(3.13c)

(3.13d)

Vektor U. yang menyatakan pergeseran dapat dikomposisi menjadi potensial Larne"$

dan 'II (lihat AId dan Richards, 1980)

ii = 'VeIl + 'Vx'P

maka (3.l3d) berubah menjadi

atau

Sehingga akhirnya didapat

dan

yang menyerupai persarnaan gelombang.

38

(3.l3e)

Page 54: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Persamaan Gelombang

Persamaan-persamaan gerak yang diberikan oleh perumusan (3.13) dapat dibentuk

II1enjildipersamaan gelombang dengaIn;nelakkan rekaya~aaljabar.

3.4.1 Persamaan Gelombang Longitudinal

Diferensialkan persamaan-persamaan gerak (3.13a) ke arah sumbu x, (3.13b) ke arah

sumbu y dan.(3.13c) ke arah sumbu z, kemudianjumlahkan., .·C " •

Dari ~(3.13a) diperolehdx .,'.

. ,

" (3.14a)

, dari ~(3'.13b) diperolehdy

·r.. , ··'i.···

dari ~(3.13c) diperolehdz

Tambahkan (3.14a), (3.14b) dan (3;14b)didapat

j '.

(3.14b)

(3.14c)

39

- .---- ---:---r-·-----

Page 55: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Persamaan Geiombang

yang dapat dituliskan rnenjadi

atau

atau

f(2 au 8v awJ 2 2(au 8v awJp -+-+- =(t..+Jl)V8+Jl'i7 -+-+-at2 ax Oy 8z ax Oy 8z

a28P-2 = (t..+Jl)V 28+JlV28 (3.1Sa)

at .

Persamaan (3.lSa) ini bentuknya rnirip dengan persamaan gelornbang yang dikenal

dalam rnekanika, yakni :

(3.lSb)

Dalam hal ini adalah kecepatan perambatan gelornbang dan 8 adalah fungsi

gelornbang. Karena 8 dalam pernbahasan sebelurnnya rnenyatakan dilatasi (regangan

volume, strain volume, lihat persamaan 3.5) rnilka persamaan (3.15) rnenyatakan

persamaan gelornbang dilatasi (compressional wave) atau gelornbang longitudinal

dengan kecepatan perambatanl penjalaran sebesar

a. =tt..:2Jl) (3.16)

Gerak gelornbang longitudinal (dilatasi) merupakan pemampatan dan perenggangan

partikel-partikel medium yang dijalari gelornbang tersebut. Dalam hal ini arah gerakan

partikel-partikel medium sejajar dengan arah perambatan.

Dibandingkan dengan gelombang-gelombang lain dalam seismologi, gerak gelombang

longitudinal ini yang paling cepat sehingga selahl sampai di stasiun pengamatan

(detektor) lebih awal dari pada yang lain. ltulah sebabnya gelombang longitudinal

disebut juga dengan nama gelornbang P atau gelombang primer.

40

Page 56: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

,

3.4.2 Persamaan Gelombang Transversal

Persamaan Gelombang

Untuk mendapatkanpeisainaan, gerak gelombangrotasi, diferenSi!Ukan persamaan, " . _.. . ~ - -, .' - , - - '. : -:'

(3.13b) ICe arall sumbu xdail persamaan (3.13a) kearah ~~buydankurangkan.

'"

Diferensial persamaan (3.13b) ke arah sumbu x adalah

a3va28 ~'8vp--=(A.+I-I)--+I-IV -axat'axBy ax

, 'f , . "'. ; i·

Diferensial persamaan (3 .13a) ke arah sumbu y adalah

a3u a28' aup--= (A. +1-1)--+ 1-1V2-',

Byat' axBy By

" Klirangkan persainalm (3.16a)danpersainaan (3;16b) didapat

yang menurut notasi rotasi (libat persamaan 3.7) dapat dituliskan menjadi

(3.16a)

(3.16b)

-' ~'"

, (3.17a)';' . ;.;\ ,',

Denganjalan analogi dapat di:tunmkanuntuk ro~si 9x qan~. '

Persamaan(3.1711) dllpat dituliskan menjadi

., ..:....'; .,' ',;,

'a-o= ~2V2Q'at . , ,"

",;, 'r L ",

, " ,(3,17b)

dengan ketimtuan !i [('

Page 57: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Persamaan Gelombang

Persamaan (3.17b) bentuknya mirip dengan persamaan gelomba,ng. Disini fungsi

gelombang Qz menyatakan gerak rotasi tegak lurns sumba z sedang perambatan

gelombangnya searah dengan sumbu z. Cepat rambat gelombang rotasi atau

gelombang transversal adalah :

(3.18)

Gerak gelombang rotasi (transversal) menyebabkan bergetamya partikel-partikel

medium pada arah tegak lurns arah perambatan. Gelombang transversal disebut juga

gelombang S (Secondary), karena bila dibandingkan dengan gelombang-gelombang

lain dalam seismologi, waktu datangnya adalah setelah gelombang P (longitudinal).

Teon gerak gelombang transversal mula-mula diperkenalkan oleh Navier pada tahun

1821, kemudian dikembangkan secara lebib mendalam oleh Poisson pada tahun 1827.

Kedua teon ini muncul kurang lebib bersamaan waktunya dengan Teon Fresnel

tentang gelombang transversal pada cahaya (Kolsky, 1963).

3.5 PENYELESAIAN PERSAMAAN GELOMBANG

Persamaan gelombang adalah persamaan matematik (persamaan differensial linear

orde 2) yang melukiskan gerak gelombang. Gerak gelombang ini diwujudkan dalam

bentuk perambatan usikan (disturbance) dalam ruang dan waktu. Usikan merambat

karena didalam medium terjadi transportasi energi dari satu tempat ke tempat lain.

Simbol e dan Qz dalam persamaan (3.15) dan. (3.17) disebut fungsi gelombang.

Keduanya merupakan besaran yang berubah dalam ruang dan waktu. Fungsi

gelombang ini dalam perhitungan dinyatakan dengan bilangan-bilangan sehingga

fungsi gelombang akhimya berubah meIljadi satu obyek matematika yang terdefinisi

secara baik (a well defined mathematical object).

42

Page 58: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Persamaan Gelombang

Penyelesaian ·persamaan gelombang seeara filiis menentukan amplitudo dan fasa

gelombangdi suatu, titikdalamruang untuksuatu saat terten~ ,Seeara matematik

,penyelesaian persamaangelombang adalallfungsi-fungsi mateml;ltisyang jika. ,. ,,'. _.. '. '. '. ., ~ . . .. , c. ',\.. .. ".' ,_, .. .... .. .,' ,_ ,c,_

dimasukkan ke dalam persamaan gelombang akan sesuai (memllnuhi).,

3.5.1 PenyelesaianGelombang Bidang

Pertama-tama marilah kita anggap bahwa fungsi gelombang <p hanya tergantung pada

'-~ d~t, s~~ggaper~~aan(i1S) b~~'ba:hmenj~di :r .'"

'.,

1 ifcp . '. a2cp.e2 at' .=, ax' (3.19)

Menurut d'Alembertdi tahun 17S0fungsi matematikyang memen~ persamaan ini

misalnya.

,\ :

yang dapat berupa

cp=f(x~et):. . (3.20a) .,,". 'r o .; ..

• '.J

(3.20b)

'1.;,'; .. '

I

;' . ," " _,-, r i- , ," '-.' :' ,I, ,-:' , ":: ;': _' : i.'" ,;.- ,;'; ," c, ", ': ;.:,;, ':-.I! r ;-',; i 1;";1" "-I:: i :'',:' , ; ~: ,,:. 'yangmeltikiskah ge10mbang yang ·meiambat dari sumber dan mengarlili menjauhi

sumber (progressive wave) bila diandaikan sumber terletak di 0(0,0).

I,"~

'Fungsi-fungsi' f(x+et) seeara matematisjuga memenuhipersamaan{3.19) akaI1 'tlltapi

seeara fisistak dapat diteriIlla. sebagai penyelesaian persamaaIl gelombang· karena

•rrtenyalahi syarat radiasi. Fungsi f(x+ct) menyatakan gelombang yang' merambat

menuju sumber. Kita mensyaratkan bahwa hanya ada satu sumber eli. 0(0;0).·

43

Page 59: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Persamaan Gelombang

Fungsi gelombang <p dalam persamaan (3.20) tidak bergantung pada y dan z. Dalam

persamaan (3.20a), A disebut amplitudo dan (x-ct) disebut fasa. Bidang yang

melukiskan tempat kedudukan titik-titik yang, fasanya sama dinamakan muka

gelombang (wavefront) dan dapat dilukiskan seperti Gambar 3.7.

Gambar 3.7 Fungsi f (x-ct) yang mencerminkan gelombang menjalar kearah xpositif

Dari Gambar 3.7 dapat disimpulkan

x - ct = konstanatau

d-(x-ct)=Odt

ataudx-=cdt

menyatakan kecepatan penjalaran gelombang.

Gelombang yang mempunyai bidang tempat kedudukan titik-titik yang amplitudo dan

fasanya sama disebut gelombang homogen.

44

Page 60: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Persamaan Gelombang

Sekarang andaikan gelom~ang bidang:menjalar dalarn ruling seperti:yangdilukiskan

dalarnGamb_ar3~8.

..:'

z

x

y

Gambar 3.8 Gelombang bidang menjalar dalarn ruang dengan arah penjalaranMembentuksudut8Jo 82 dan 83 terhadap sumbu-sumbu koordinat

I:::;"'~ _,.;",', II::) ~',-,,;, ·'.i~.",.: 1,-'",1."'-- ,',' :.:'~I' ' ..

Penyelesaian persarnaan gelombang (3.15) menjadi

, i.

dengan ketentuan

adalah cosinus arah.

Dengan mengingat

cp=f(lx+ my+ nz- ct)

1= Cos 81

m= Cos 82

n= Cos 83) ;.~

. '. '_r '. '" I . f .-:!

(3.21)

,;:

dan

ID-=k;c

'ID Coser, ; ID'Ceise'-k . 2 k' 3 k

Xl c y' c; z

'45

Page 61: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Persamaan Gelombang. .

maka persamaan (3.21) dapat diubah menjadi

( t) - A i lwt-(k,x+k,y+k,z)jcp x,y,z, - e

3.5.2 Penyelesaian Gelombang Billa

(3.22)

Persamaan (3.15) dapat dinyatakan dalam koordinat bola sebagai berikut (ganti notasi

azimut q> dengan $ supaya tidak raneu dengan fungsi gelombang).

1-a2cp = JJ~r2 acp) +~Sineacp) + 1 a2q>}

-e2 ae 71fu\. ill S~ ae Sin2e a$2 (3.23a)

dengan menganggap bahwa jarak gelombang tak tergantung pada 8 dan $ (lihat

Gambar 3.9),

z

y

x

Gambar 3.9 Gelombang bola

46

Page 62: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Persamaan Gelombang

maka persamaan terakhir ini berubah menjadi.: _:i , :}'

,

,

atau .1 a2q>

c2 ae2 aq> a2q>--+-r ar ar2

(3.23b)

(3.23c)

Lakukan substitusi R = t cp sehingga .

aR aq>-.=r-. +q>ar . ara2R a2q> aq>--=r-.-+2­ar2 . ar2 ar

maka (3.23c) dapat dituliskan menjadi :

Penyelesaian umumnya adalah

rep =ft(r - ct) +f2 (r + ct)

atau

1 . 1 'q> = -ft(r -ct) +-f2(r + ct)

r r(3.24)

Penyelesaian ini menerangkan bahwa amplitudo gelOl:nbang bola betkurang dengan

bertambahnya jarak. Dengan demikian ener~ya b~~~ang dengan faktor 1/1. Hal ini

. sesuai dengan sifat divergensi sfens dari gelombang bola karena di dalarn medium;1',; -;,' ->I'~ __ .-. '. I;:;,~,,',~;:~:

yang homogen isotropik energi gelombang didistribusikan (dibagi) keseluruh arah

yang untuk suatu saat tertentu tempat kedudukarmya berupa kulit bola dengan luas

4nfl.-'

47

---~------- -----.' ._-- ---

Page 63: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Persamaan Gelombang

Suku pertama dari persamaan (3.24) menyatakan gelombang bola yang mengembang

dengan muka gelombang berupa kulit-kulit bola, sedang suku kedua f2(r+ct)

menyatakan gelombang bola yang mengkerut menutu titik asal. Karena syarat radiasi

di titik 0(0,0) maka penyelesaian suku kedua ini tidak kita pakai.

3.5.3 Penyelesaian Gelombang Silindris

Andaikan cp = cp (r,t) maka persamaan gelombang dalam koordinat silinder menjadi

8'<p 1 8<p 1 8'<p-+--=---8r' r 8r c' at'

Separasi variabel cp = R(p) T(t)

Andaikan T(t) = e' Jwt maka persamaan (3.25) berubah menjadi

(3.25)

B2R IBR k2R-0--+--+ -ar2 r ar d k

__ coengan

c

Bila dilakukah substitusi x = kr, akibatnya persamaan (3.25) dapat dituliskan menjadi

d2R 1 dR-+---R=Odx2 x dx

yang tidak lain adalah persamaan differensial Bessel..

Penyelesaian khususnya adalah

(3.26)

(3.27)

Ini berarti gelombang merambat seperti fungsi sinusoidal dalam waktu tetapi menuruti

fungsi quasi sinusoidal dalamjarak.

Keadaan yang lain adalah bila cp = cp (r, z, t) tetapi tak bergantung terhadap 8, maka

persamaan gelombang dalam koordinat silinder dalam hal ini adalah

48

Page 64: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Persama:m Gelombang

'. <p == R(r)Z(z)ejmt.:.

.. i

c,

karena1alp <p dRr ar pR dp

.. "'., '

·i !. i

1 'B2<p a? , .---=-<p=-k <pc2 ae CO a

maka persamaan (3.28)be.rubah menjadi ,

!(d2.R+~dRJ+.!.d2Z+k 2=0R dr2 r dr zdz2 a

. . '. . :"', '

(3.29)

Sesuai dengan teori penyelesaian persamaan differensial, penyelesaian dari persamaan

(3.29).adalah dengan melaknkan pengelompokan dlih menyaIIlakannya dengan suatn

konstanta misalnya (-v2y, sehingga didapat

d2R 1 dR 2 2 [,,' "',:-+--+(k -y)R=Odr2 r dr a

d2Z -y2Z=0

dz2,j I:

Persamaan yang bagian atas tidak lain adalahpersamaaIl' differensialBessel,~ehingga

penyelesaian-nya adalah

Ql = (A, Jo(krl+A2Y1(krl)(B1,euz +B2e~"") e"'.

, ,

----_.- ..._-~,---_.

Page 65: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Persamaan Gelombang

dengan k2 = lea2 + v 2 (lihat Ewing, 1957). Terlihat bahwa ada saling keterkaitan antara

fungsi gelombang terhadap z dan r.

3.5.4 Penyelesaian dengan Sumber Gelombang

Pembahasan sejauh ini tidak memperhitungkan sumber gelombang seismik. Sumber

gelombang dapat dilibatkan dengan dua eara :

1. Memasukkan kedalam persamaan gelombang suku yang menyatakan gaya

pembangkit gelombang,

2. Melingkupi titik observasi P dengan luasan tertutup S dan mengamati

efelmya di P seolah-olah diakibatkan oleh integral volume dari seluruh isi di

dalam S dan integral permukaan melingkupi S untuk menampung sumber di

luar S.

Bila F adaah gaya luar yang membangkitkan gelombang maka persamaan-persamaan

gelombang (3.15b) dan (3.17) berubah menjadi

a28 _ 2<728 <7 p---a. v +v'ae

2-

a Q =p2 V2 Q+VxFat2

(3.30a)

(3.30b)

Persamaan (3.30) dan (3.31) sukar diselesaikan seeara langsung. Metode yang sering

dipakai untuk menyelesai-kan adalah telmik separasi variabel dari Helmholtz (lihat

misalnya Sheriff dan Geldart, 1982, hal. 38).

Penyelesaian yang lebih populer adalah memanfaatkan rumus Kirchhoff yang

dianggap sebagai deskripsi matematis dari prinsip Huygen.

50

Page 66: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Persamaan Gelombang

;'ii , . "" "7< -.'-

". .-J ~'.

,

,

'.', .

i •:Gambar.3d0:,:' Vislialisilsipenn:nl.jsanrKircbhoff cWlIIIlpenyelesaianc pe~samaangelomb~g yang memperhitun.gkan sumber..

~,:">;-r:: :':f'!:L,i ~'< ~~:)_n,'$_).:rU':':"T '::r:;;~;;:,:;-!:/,.: 1r.;"[~»

Andaikan eli dalam suatu region D, cp dan turunan pertama maupun keduanya bersifat

kontinu dan F bersifat berhingga dan dapat diintegralkan. Suatu titik Q (lihat Gambar::-:~': --:::::''-'>-.:-",:,''':' ,:".'."'-~. -,; .. "i;;.\';':';~··:~: r;,:_',: :-!, '";r:',:r,,!-,;r-: y:',-",',,'" ";i;:.;i 1- ,:".-,j;-:·i·"F;~-, >:" .

3.10) berada eli dalam region tersebut dan berjarakR darititik P atauPQ = R dan S.: : .,-' 'J . . '-, , . '.. I ..' - -' .." ': .; '-~~.: .: • J _

adalah 1uasan yang melingkupi region tersebut. Kemuelian .!!.... adalah differensialan

pada.'arahnormal (ke1uar), [F] adalah nilai dariFpadawilktu t - Ria, maka menurut

rmnus Kirchhoff untuk P eli dalam region D

_ --' ., " - .:. '_' , ' .. _•. I; ."'.": _ .. __ . .' ,.. " J": ..

Untuk P eli 1uar D, nilai integral ini sama dengan no1 (lihat Ewfug, 1957). Kita akan.' .' i-r).,,! .:- >: '_)_,,:.";-; _:~;-_"-.,:.-::

merigupas 1ebih dalam penyelesaian persamaan ge10mbang dengan furmula Kirchhoff

ini pada saat membahas fenomena diffraksi.':1;,',' <,r, " '" ''"L-, \ iL-,

r I. ,

51

Page 67: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Persamaan Gelombang

3.5.5 Penyelesaian Persamaan Gelombang pada Medium Terbatas

3.5.5.1 Gelombang Rayleigh

Penyelesaian persamaan gelombang yang telah dikupas dimuka berlaku pada medium

homogen, isotropik dan ukurannya tak berhingga. Pada medium yang berhingga,

rnisaInya pada medium yang dibatasi oleh permukaan tanah atau udara bebas (free

surface) akan muncul suatu bentuk gelombang lain yang disebut gelombang

permukaan.

Untuk medium berdimensi dua (x-z) yang dibatasi oleh udara bebas maka

penyelesaian dalam bentuk persamaan (3.2) dapat dikembangkan menjadi (Lavergne,

1989)

$ = $oexp[j(cot - kx + az)]

dengan ketentuan

k= coc

b =j~k2 _ co2,

~-S

agar c betul-betul merupakan bilangan imaginer murni, maka

c<Vs <Vp

(3.32a)

(3.32b)

(3.33)

yang menerangkan bahwa potensial pergeseran ~ dan \jf menjadi nol untuk z -+ 00,

dengan perkataan lain persyaratan (3.33) merupakan kondisi agar gelombang

diperlemah sesuai dengan meningkatnya kedalaman.

52

Page 68: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Persamaan Gelombang

Penyelesaian dalarn',bentuk·persarnaan (3.32) dapat' dikembangkanlagi.':dengan

mengitJ.gat syarat batas yakni bahwa stress normal dan" s,tress 1f!ngensial dipermjJkaan

hams sarna dengan no!. Jadi Pzz = 0 dan Pzx = 0 untuk z = o.:' .--

"n'ari persarnaan (3.2}kita dap~tnienuliskan ba1J.wa

P =JBu+8wJzx '\az ax ". , -:. , ' .. ',-' ': ;.':'".,

.dengari mengirigat8~ 81j1

U=---ax az

maka

8~ 81j1W=-+-az ax i": "/';

dengan mengingat

Pzz = ;\'(k2~o + kb\llo)+ (A. + 21lXa2$o - kb\llo) = dr''.'

P"" = Il~ka~o +(b2-k2~o]= 0

,;\.+21l =pVp-

2Il = pVs

Syarat batas di muka memberikan

(3.34a)

(3.34b)

: ;.. " .. , .,..;.. .. .. : ,f' ;. , ~. - l' ":.'-' . ': ':" ", -', ': -"" :::." . ::' .. I ..

agar matriks dari dua persamaan terakhir ini non singiiIar diperlukan koJi.disi.JC,

53

.. "---.,~---,..--

Page 69: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

( c' J' Ff2Ff22-- =4 1-- 1--V 2 y 2 V 2S P S

Persamaan Gelombang

(3.35)

Rumus ini menyatakan hubungan antara kecepatan penjalaran gelombang permukaan

(Rayleigh) dengan kecepatan penjalaran gelombang P dan S.

Kesamaan (3.35) disebut persamaan Rayleigh sebagai penghormatan kepadanya yang

pertama kali merumuskan persamaan itu pada tahun 1887, sehingga gelombang yang

menjalar disekitar permukaan disebut gelombang Rayleigh.

Sebagaimarta disyaratkan dalam persamaan (3.33) maka kecepatan gelombang

Rayleigh adalah

Jadi cepat rambat gelombang Rayleigh dalam medium homogen dan separuh-tak

berhingga (semi infinite) tidak tergantung kepada freknensi akan tetapi hanya

bergantung kepada Yp (atau (1) dan Ys (atau [3). Knopoff (1952) mendapatkan

hubungan antara CRNs dan CRNp sebagai fungsi dari Poisson's ratio seperti tampak

pada Gambar-3.ll.

Terlihat untuk

0"=0

0" = 0.25

0" = 0.5

CR-=0.875VsCR-=0.919V.CR-=0.955V.

hubungannya mendekati linier, sedangkan hubungan antara (J dengan CRNp berupa

knrva yang tidak linier.

54

Page 70: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Persamaan Gelombang

. ;,-j

1.00.80..60.40.2.o

5 -t---.~i I~ i, .. I- .

~VP I

:; C./V.

.'. r , , 1\··, ::,; I.. .. .\ .... '. , I· "I',. .

I

'. ,- "'.,' 1\ I

o.

o.

0.2.

o.

0.4

,." 'J

Gambar 3.11 : Hubungan antara rasio Poisson dengan Vp dan Vsr ; ;"

Dengan rnernperhatikan ketentuan-ketentuan dalarn persarnaan (3.32), persarnaan

(3.32) dapat dituliskan dalarn bentuk:

Ijf = \jio exp

..[ jill .t(-~J··J exp(-~J. CR' .' f"'V: L

!.: 'I _

[ jro'(t~;J lexp(~ffl'

(3.35a)~, '

. (3.35b)

yang rnenerangkan bahwa gelornbang Rayleigh rnenurun secara eksp~Il~J?:Si!\lcllingan

bertarnbahnya kedalarnan. Gerak p~el gelornbang Ray~eigh berada pada bidang'~;.\';:,J' ,.;:.---- '.:' ";~

vertikal. Didekat perrnukaan lintasan gerak partikel-partikel berbentuk ellips yang

miring dengan pergeseran vertikal setinggi 1,5 kalipergeser~ horizontal. Pergeseran

horizontal rnenjadi hilang pada kedalainan seperlirna panjang gelornbang sehingga,-',::,",.1\

poisisi ellips berubah rnenjadi tegak (lihat Gambar 3.12).

• ,i 'l 'i.'

I;

,.55

-~.~ ..~----~

Page 71: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Gambar 3.12 (atas dan bawab) Gelombang Rayleigh

Dari rumus (3.35) juga dapat disimpulkan babwa gelombang Rayleigh terbentuk dari

super posisi antara gelombang P dan SV.

Selain gelombang Rayleigh yang dikupas dimuka, dikenal juga gelombang Rayleigh

semu (pseudo Rayleigh wave). Gelombangjenis ini terbentuk bila ada periapisan tipis

tepat di bawah permukaan yang dapat berfungsi sebagai pemandu gelombang

permukaan. Dalam seismik eksplorasi gelombang Rayleigh semu ini disebut "ground

roll" .

56

Page 72: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Persamaan Gelombang

.Berbeda deng~· gelombang Rayleigh yang tidak bersifat dispersif, gelombang

Rayleighsemu· ·bersifat dispersif, dalam hal ini kecepatan penjalaran gelombang

bergant1:mg pa~~ {rel>nensi. Bentuk gelombang bembah dengan bertambahnya jarak., '. '"

Ada-kecepaian fasa dan kecepatan group (lihat Gambar 3.13). Sifat dispersif dari

gelombang Rayleigh·semu ini dB.pat dilihat pada Gambar 3.14.

V u,':1..:'/ . );'

I--dt, .,II .-jdtp •

1 II 1I 1I I,

Group \'c1oclly ... ~ .,. u•",Phase velocity = ~ ... V

~Ip

Gambar 3.13 Kecepatan group dan kecepatan fasa dari suatn gelombang yangmengalami dispersi (Sheriff qan Geldart, 1982).

• 1- . - . ' •. ,r, --- j'.,rOt svvl!11U~;11 Free souliice

dIS~llfhiHlI;~

....

-, ::1-

, ,

i" ;

Medium 2

. Medium" P1V: v' ., P', - s,Or------------....:........:....-L---

p·V V··'2 P252,

CA Pseudo-Rayleigh wave velocilV2

CR1~~~=-'"UA Group velocitY1!h

o 2 4 6 8 12=w/cl

Gambar 3.14: Kurva dispersi dari gelombang Rayleigh semu

57

Page 73: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

z

Persamaan Gelombang

3.5.5.2 Gelombang Love

Kondisi periapisan bawab tanab dekat permukaan yang dapat membangkitkan

gelombang Rayleigh semu yang merupakan gabungan P-SV, dapat juga menimbulkan

adanya gelombang-gelombang Love yang bertipe SH (diperkenalkan pada tabun 1911

oleh seorang abli bangsa Inggris yang bemama Love). Seperti halnya dengan

ge1o:mbang Rayleigh semu, ge10mbang Love ini bersifat dispersif (lihat Gambar 3.15}

SH Free surfacehorizontal.·I-----...:.;;::..:.==--------t·h-­

disturbanceMediumt P1VP1VS,

ol-.;:::::::~------__:-~--'---l--_.Medium 2 P2 V V

P2 '2

Gambar 3.15: Kurva dispersi dari ge10mbang love

Pada gelombang love gerak ge10mbang da1am medium 1 dan medium 2 terjadi

sepanjang sumbu OY dan dapat dituliskan sebagai (Lavergne,1989)

VI = Aexp[j(cot -lex + bIz)]+ Bexp[j(cot - lex - bIZ)]

V2 =Cexp[j(cot - lex + b2z)]

dengan ketentuan

k = coc

58

Page 74: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

.'r.

, >-•• ;';1

b2 =~ V.w

s

2

2

, - k2= j k~I_

C2

., . " V.'"S2

Persamaan Gelombang

dengan syarat VSI < C < VS2.

Syarat-syarat batas untuk persoalan ini adalah :

1. Stress lenyap dipermukaan,jadi (Pzy )1= 0 untuk z=-h,

2. Kontinuitas stress di bidang batas (PZY )1 =( Pzy )2 =0 untuk z = 0,

3. Kontinuitas pergeseran partikel pada bidang batas VI = V2 untuk z = o.

Karena Pzy = fl BV ketiga syarat batas tadi dapat dituliskan dalarn bentuk lainaz"·.1

Aexp (- jb1h)

b1fl)AcA ,+

Bexpu b)h)

bifllBB

+ b,fl,C, C-

=0

":0=0

untuk mendapatkan penyelesaiaI). tidak nol, dari A,B dan <:: determinan yang dibentuk

dari ketiga persarnaan ini disarnakan dengan nol

exp(-jb1h) , - exp(jb)h)

b)fll -b)fll

I I

sehingga didapat

59

--- ._~,---------

(3.36)

Page 75: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Persamaan Gelombang

Kesamaan (3.36) dikenal sebagai persamaan Love. Dapat dilihat bahwa akar-akar real

diperoleh bila dipenuhi VS1 < c < VS2.

Dalam hal ini c adalah cepat rambat gelombang Love, h adalah teballapisan tipis yang

berfungsi sebagai pemandu gelombang (wave guide). Dari rumus Love (persamaan

3.36) terlihat bahwa c tergantung kepada frekuensi (00). Ini berarti bahwa gelombang

Love bersifat dispersif. Dapat juga dikatakan bahwa c bergantung kepada panjang

gelombang.

3.5.5.3 Gelombang Stoneley

Selain gelombang Rayleigh dan Love yang merupakan gelombang permukaan antara

medium dengan udara bebas, ditemukan juga gelombang permukaan jenis lain yang

menjalar di bidang batas antara dua media. Amplitudonya menurun dengan cepat bila

menjauhi bidang batas tersebut. Gelombang ini disebut gelombang Stoneley, sesuai

dengan nama ahli yang pertama kali berhasil merumuskannya di tahun 1924.

Salah satu contoh gelombang Stoneley adalah gelombang yang menjalar diperbatasan

antara dinding sumur dan fluida yang dikenal dengan nama gelombang tabung. Cepat

rambat gelombang tabung lebill rendah dari pada kecepatan gelombang longitudinal di

dalam fluida.

Tekanan yang menggerakkan fluida (P) menyebabkan pergeseran partikel-partikel

medium ke arah radial (ur) maupun ke arah axial (w). Maka (lihat Sheriff dan Geldart,

1982)

(Ow 2u, JP=-k -+--Bz r

Menurut Lanlb (1960), untuk radius yang besar

u, P-=-r 211

60

(3.37)

Page 76: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

-.':" .; ',; ,,'

sehingga

karena"" ap a' w

--=-P-,­,az,,,, ",at

Persamaan Gelombang

1(3a8)

makai,

a'w_ az,'- (3.39)

yang mempakan persamaan ge10mbang tabung yang merambat dengan kecepatan- '

, i

(3.40)

", .. I,

:.ir·'··

Jadi dengan J;Ilengukur cepat rambat ge10mbang tabung dan mengetahui kerapatan.< ' .. ,:.",":" "';'.lj;ll"~.":::,::,:i I_,',:'~' ".:',:' : :",,-~ r r.,L~:<·

maupun modulus bulk fluida pengisi 1ubang bor, maka rigiditas dari medium di

sek~lilingJubang bor dapat dicaP-.Ii t.

i.,'" .' .,; .. , ,;;

Stone1ey menyirnpulkan (kemudian diperkuat oleh Cagniard) bahwa agar muncul'" " "::':':~:":-; , ,,';:~!i;" '.·";l,L~j .::~,.:,:, :"';'. " [, .:,"'.:': Ui"!,:, ~:::I'::', ' " ;':-:',

ge10mbang Stone1ey di permukaan antara dna medium maka rigiditas kedlJB. medium,:;~}I, ;'r] [fl' ,;.

itu hams sangat berdekatan. Dalam bentuk grafik, persyaratan itu dilukiskan seperti

,tampak,pada Gambar 3.16 (Grant dan West, 1965; Scholte, ~947).:- ,.I" ~._.:.,":' f '-":: L,·';'. "'. '; :.. , <j , ,i~[.~ "

:[

61

---'-~'----'-'---- -,--" '----- ---, ---- -----

Page 77: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Persamaan Gelombang

Ie3

A, A.-=-=11', flz

1.0p,lp,

0.3

3f----j-----I----

0.10.1

fl,fl' 1.0 f-----1------,lL-----I-----J

Gambar 3.16 Kondisi petrofisika dari lapisan batuan bawab permukaan yangmenyebabkan teIjadinya gelombang Stoneley yang ditunjukkan olehluasan yang diberi wama abu-abu.

62

Page 78: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

----

Persamaan Gelombang

DAFTARACUAN

Ald, K., dan Richards, P.G., 1980. Quantitative Seismology, W.R Freeman and Co.,

San Francisco.

Amenzade, Yu, A., 1979. Theory ofElasticity, Mir Publishers, Moskow.

Dix, C.H., 1952. Seismic Proceeding for ()il, Harper hnd Brothets Publishers, New. ,

York.. '

Dobrin, M.B., 1976. Introduction to, Geophysical Prospecting, Mc Graw Hill Book

Co., 3'd Edition, Sydney.:, ,

Ewing, W.M., Jardbtzky, W:Z:,'diuiPress, F.,'1957.Elasti6 Waves i.iJ. Layered Media,

Mc Graw Hill Book Co., London.,

Grant, F.S., dan Wbs~!,(1F,'.,196~.~te.rpr~ta:1:i.oJ?Ih(Joryin~pp~ed,,Geophysics,Mc

Graw Hill Book Co., Sydney." i '

Howell, B., 1959. Introduction to Geophysics, Mc Graw Hill..'''':''':-;:;;!~·:U.,:T:~ j,;'; ,.,' ':":~~',< c,~::.;,,;.,: :'~;'.i.; . ~L.:-:f"::;-;,· __ ,':. ,;:',( ,r i' '-'-';

KnopbffiL, 19S2.,On RayleIgh Wave VelocIties, Bull. Seism. Soc. Amer., VoL 42,;: :,'" . .' ': '. !.,; : ' , ,; . : '. ", ".:,:; L!~ ' .•.. " -:.';. .i:! i:' i _. ;:,.; ,l ~ -. : '. " '.", ,',.: .' :.: -.' '.. ..

hal 307-308. ., '>i,

Kolsky, R, 1963. Stress Waves in Solid, Dover Publication Inc., New York.

Lavergne, M.,1989. Seismic Methods, Edition Technip, Paris.

Love, A.E., H., 1927. The Mathemathical Theory of Elasticity, Dover Publication, 4th

edition, New York.

Morgan, T.R., 1983. Foundation of Wave Theory for Seismic Exploration, IHRDC,

Boston.

Scholte, J.C., 1947. The Range of Existence of Rayleigh and Stoneley Waves, Royal

Astron. Soc. MonthlyNotices Geophys. Supp., Vol. 5, hal 120-126.

Sheriff, R.E., dan Geldart, LP., 1982. Exploration Seismology, Vol I, History, Theory

and Data Acquisition, Cambridge Duiv. Press, Cambridge.

--~- - --.-.---.

Page 79: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

BAB 4

PENJALARAN GELOMBANG

4.1 Muka Ge10mbang dan Sinar Seismik

4.1.1 Persamaan Eikonal

4.1.2 Penelusuran Sinar pada MediumHeterogem

4.2 Pantulan dan Pembiasan pada satu Bidang Batas

4.2.1 Gelombang Datang : Gelombang P

4.2.2 Gelombang Datang : Gelombang SV

4.2.3 Pantulan pada Permukaan Bebas

4.3 Pantulan dan Pembiasan pada Medium Berlapis

4.3.1 Metode Thomson-Haskell

4.3.2 Metode Kennett

Daftar Acuan

Page 80: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

1'-',.;fy ' '.

----~--_._._----~.,-'=,.-='--.,._.,...._~,=, -'"",,,- -----------_._--,-"'~-~"-"---".--' ......

~

iU:'; :: ,;. : " . ~ 1",'

", ,'.. , "~ ".. -I '.," .. '

~.

....,.-,~;:: :jL-r~-·-l

.~, "

-, '\ _L..

.'

d'.

','

[' , f~ ,-'l'-:::'~J"')-:' ~ r·c--·"r'-'·"·i,j·' i.f'.-}." ,:,J) --'-- ~\..,Gd,> \ _

r- ("" r.I.,C,-;":'

---,---'

Page 81: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

BAB4

PENJALARAN GELOMBANG

Pada bab ini penjalaran gelombang seismik dibahas dengan memakai konsep sinardan konsep gelombang. Konsep sinar ditopang oleh azas Fermat yang menghasilkanhukum Snellius dan persamaan Eikonal. Sedangkan konsep gelombang yangmerupakan penyelesaian persamaan gelombang menghasilkan pembagian energipada bidang batas antar medium yang dinyatakan oleh koefisien-koefisien refleksidan transmisi. Koefisien-koefisien ini merupakan inti permasalahan dalammempelajari penjaralan gelombang seismik dan medium berlapis maupun yang lebihkompleks.

4.1 MUKA GELOMBANG DAN SINAR SEISMIK

Pada sub bab 2.3.3 telah didefinisikan pengertian muka gelombang. Pada Gambar

2.12 telah divisualisasikan penjalaran beberapa macam ge10mbang seismik

(gelombang langsung, gelombang terpantul dan gelombang terbias) dalam bentuk

diagram muka gelombang (wave front chart) dari Thombourg.

Untuk memudahkan penelusuran penjalaran gelombang di dalam struktur bawah

permukaan yang lebih kompleks, dipakai sinar seismik (seismic ray). Sinar seismik

didefinisikan sebagai suatu garis yang disemua titik selalu tegak lurns muka

gelombang.

Sifat penting dari sinar adalall bahwa dia mengikuti asas Fermat : lintasan yang

ditempub gelombang adalah lintasan yang paling sedikit memerlukan waktu.

Perhatikan Gambar 4.1 berikut ini.

64

Page 82: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Penjalaran Gelombang

x

£-x

'-----" B

.. G8ihbm; 4.1. Lintasan sinar seismikdaIam mediliIn Y\IDg berbelia kec~patannYa·

Waktu yang diperlukan gelombang untukmenempuh'lintasan dari A k~BadaJ.ah:. . - - '. , . . , . -, - .

(4.1)

Menurut Fermat; .'

t ,~, ' ~ ,", '

;"-; ,";'"'.'

maIm didapat·x

1<:f!fHna (lihat Gf.IIIlbar 4.1)

Sin i=

e-x=

v2 (Ce-xY+4/f

x

65'

(4.2)

,',', ":'C' i

'J'-'

".'

'7

--~~---- "----,~" --"---

Page 83: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Penjalaran Gelombang

Akibatnya pefSamaan (4.2) dapat diubah menjadi

Sin r

V2

yang tidak lain dari hukurn Snellius.

(4.3)

Dalam kasus medium dengan banyak lapisan mendatar fl = iz , fZ = h dan f3 = 4 ,

temyata (lihat Gambar 4.2)

VI

1 iz V2

h V3r2

r3i4 V4

Gambar 4.2 : Penjalaran sinar seismik dalam medium berlapis

Sini,=

Sin i2 =Sin i,

=V, V2 V,

= konstanta

Nilai konstanta ini dinamakan parameter sinar, disingkat p. Jadi

Sin i, k I ?--"- =P untu ~ = ,-V(l

disebut hukurn Snellius diperumum, dengan catatan :

66

(4.4)

Page 84: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Penjalaran Gelombang

1. Hanya berlaku untuk strata horizontal, tidak ada variasikeicepatansecaralateraI,

2. Dapat dipakai untuk menentukan parameter sinar di sembarang titik dalam

mediUfll hanya dengan mengetahui V dan idisatu titik,

3. Cocok untuk penelusuran penjalaran gelomhan~ dalam medium dengan variasi

kecepatan vertikal V=V(z). Dalam hal ini z adalah kedalaman.

", I.~,.

4.1.1. Persamaan Eikonal

.c- . ',: ,,.. ! .:., . _"". " _'.'. "_ _ L,...... I, "' .. ' , .... '_.. C'. r .. ,: ," :' .;.•• i

Hubimgan ahtirra pari.jailg sinilr·seismik danmuka gelomo!lI).g dapat kita kembangkan! ") • , ;- ;;"; ','."

lebih lanjut dengan memperhatikan Gambar 4.3 berikut ini.'

A

q

%+I::.TI::.x

lL --c--,---"""",Barah Cpenjalaran~--

I::.Z

- .. '~. : t. i

Gambar 4.3 : Muka gelombang T1 dan T1+ I::.T dipisahkan oleh sinar seismik

sepanjang !::.n., ., ., .••.

Pada gambar ini muka gelombang diwakili oleh garis 1urus T1 dan T1 + I::.T. Sebuah

sinar seismik yang tegak hirus fuukll gelombahg dinyiitiikaiidleh g!ms CD ""'!lii;.'

I ==Menurut Teori Pytagoras-Eucli~ (Kustner dan KaStller, 197~; p.l67 : Teorema

Altitude) dalam segitiga siku-siku yang khusus ini berlaku hn.1JunglW :.: _ ' ;, i ; , ":' ; , " ~ : ," ,,.:";, '.' :. i": ;.. 'j;} .. -j .. '~,;:! ..

67

-~-~---- -,-,~- ~---.-'-,------------,---- .- .._---

Page 85: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Penjalaran Gelombang

(L\X)2 =q.AB

(L\Z)2 =p.AB

(M)2=p.q .

dari ketiga rumus ini dapat diturunkan bahwa (Dix, 1952)

1 1 1--= +--(&1)' (~x)' (~zY

(4.5)

Bila mas kiri dan kanan persamaan (4.5) dikalikan dengan (~Ti, diperoleh

(4.6)

yang dapat disederhanakan menjadi

(4.7)

Persamaan (4.7) disebut persamaan Eikonal yang menghubungkan cepat rambat

gelombang seismik dalam suatu media dengan ~T/~x dan ~T/~z. Perbandingan

~T/~x komponen horizontal dari pelambatan (slowness) dan ~T/~ adalah komponen

vertikal dad pelambatan. Persamaan Eikonal (4.7) dapat dituliskan dalam bentuk yang

lebih umum dengan memanfaatkan notasi gradien.

(VTj = ~2 (4.8)

Variabel T disini mempunyai fungsi ganda (AId dan Richards, 1980, p. 723). Yang

pertama dia menunjukkan posisi dad muka gelombang pada suatu saat tertentu. Yang

kedua dia menyatakan waktu penjalaran sinar seismik dihitung dari titik asallsumber.

68

Page 86: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

- j. • :'." Penjalaran Gelombang

4.1.2. Penelusuran Sinar pada Medium Heterogem

Penelusuran smar dalam medium' 'heterog~n atau lapisan bawah tanah yang

strukturnya kompleks sering dilakukan unuk mengetahui waktu penjalaran gelombang

di dalarnnya. Menelusuri smar berarti setiap .saat mengetahui posisi, arah dan p3l).jang" .'" , ',; ", .;," ",':' ;j" ",' , ".. ,,',' ,1,!' -' L', _;. '.' ',:,"

lintasan yang ditempuh smar. Dalam tomografi seismik penelusuran smar menjadi

tahap yang sangat penting untuk mengetahui w:aktu penjalaran gelombang-di dalam

seI-seI yang jurnla1mya sangat banyak. Sel-selini' tne~akili. zona-zona terkeeil yang

masih dapat dianggap homogen di dalam medium yang heterogen.

'-,

f, j ,-" J : :!, '}

Metode penelusuran smar dikembangkan bertolak dari persamaan Eikonal. Dalam

persamaan Eikonal (4.8) waktu penjalaran dan keeepatlinkeduanya merupakan fungsii ,.., ~ - 'i .':.', i

posisi smar. ' ,c ' " '

Born dan Wolf (1964) dengan memakai not~si;'vel!:t6r'diiiilrii'kdbriliD:a~iilltllb

merumuskan kembali persamaan Eikonal dalam bentuk

',dalam:hill ini

d

ds [1 dr]

elr) ds v, [iJ];';;,

(4.8a)

Vr -adaIahopetati)]' gradierirdalkkdoidiilatkutlib' :'i'

cCT) adalahkecepatHnsmaidalaIll mediUrilp~daposisir "'" '"

s adalah parameter affine yang berh'ubrtngah deng311pl\nj8B.g'siliai (c t)

"j ,

Perhatikanlah Gambar 4.4. Smar seismik tidak' didi::finisikan oleh sudut-sudut

trigonometri akan tetapi oleh vektor normal, vektor posisi dan panjang smar.

'-",','., '. ~ ,'

:,r

69

; r; j:, :;<'" i , 'u

Page 87: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

a

Penjalaran Gehl'mbang .

(0,0),--------,.--------,------.

....

y

Gambar 4.4: Prinsip penelusuran sinar dengan notasi vektor.d'lo adalah unit vektor yang menyatakan arah sinardi r (xo, Yo). Sinar dinyatakan oleh vektor posisi

Langan dkk (1985) mendapatkan bahwa untuk suatu medium yang kecepatannya

berubah menurut

c(r) = Co + 1...r , (A. adalah gradien kecepatan)

maka posisi sinar sepanjang lintasan ditentukan oleh

~(s) = ~o + (4.8b)

vektor arah

-( ) [ 1...n] 1..S ( ')n s = no 1 + __0 S + - + 0 1..-Co Co

70

(4.8c)

Page 88: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

waktu penjalaran sinar

Penjalaran Gelombang

: '.'(4.8d)

Gambar 4.5a adalah contoh penelusuran sinllIi dari sebuah model, geologi bawah, I

permukaan yang terdiri atas dua lapisan. Pada lapisan pertama ada giadien kecepatan: . '

terhadap kedalarnan sehingga lintasan sinar seismik bentulmya melengkung. Pada

garnbar ini satuan kedalarnan dan jarak diarnbil dalarn feet. Saat proses perhitimgan

medium dibagi dalarn sel-sel berukuran 50 x 50 ft. Rekarnan yang terbentuk dari hasil

penelusuran'sinar .,tersebut, diperlihatkan pada ,garnbar 4.5b. Dengan sumber

gelombang S'1Jerac\adit~rig!ma~s~b!ltange,~f~~'diseb~lahkiri dan kanannya maka•...;. ../ ... -, • l.. , __ " _, ....,. " , , .:.

A dan B menyatakan waktu penjalaran gelombang-gelombang langsung, C

menyatakarrgelombang~gelombang yang dipantulkaiJ. Joleh"r!apism i tudung:"'atas,

sementara D menyatakan gelombang-gelombang yang dipantulkan oleh:lapisan'bawah'

yangdatar.

.,K~~lamaneft)

.-.,-" ".'c.'., '

s

~lXlJ

!iDf

700J

EJriJ

OCDJ

1lXXlJ-I-:~~--.-,-~

11lXlJ~c-r-r-r(,~f ',....!I,..,.,.~..-',··':"'7....-.,...",-..,.---,-,....;..:!'',.....-,-,c'-r-r-rl-o 500J 10C0]- 15lDJ -' 20DJ

Jarak (ft)Gambar 4.5ar: Penelusuran sinar dalarn medium heterogen. Medium chbagi

menjadi sel-sel berukuran 50 x 50 ft.

71

-'-.''- . ,--- ------c- ------.',-,,. -----.~----,----.------ ---_. '-,'-'"

Page 89: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Penjalaran Gelombang

. ,

..•..

\\

Gambar 4.5b : Rekaman sintetik yang terbentuk dan hasil penelusuran sinar yangdiperlihatkan pada Gambar-4.5a.

Penerapan pendekatan ini dalam medium yang terdiri atas ratusan sel menjadi sangat

efisien (hal ini akan menjadi sangat rurnit bila dipakai sudut-sudut/trigonometri) .

Sinar masuk dari sebelah kiri sel pada posisi ro (xo, Yo) dengan arah sesuai dengan

garis singgung~. Saat sinar meninggalkan sel posisinya dapat ditentukan dengan

mencari titik potong antara vektor posisi dengan garis x = a.

72

Page 90: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Penjalaran Gelombang

4.2 PANTULAN DAN PEMBIASAN PADA SATU BIDANGBATAS

Sifat-sifat pantulan dan pembiasan gelombang pada satu' bidang batas merupakan

dasar untuk memabarnj.<!aIl~E.1enjawab feJJ.omenaHP~ramb~t!m gelombang, dalam

medium berlapis.Sifilt~sif~t h:Jarltl.\lllIl dan~6mbias~· ili~rupak$i par~bter ,yang" " ", '" l ,":' "', ,> : :: . . ' . , " : : ' " ,: ~ ,

sangat berguna daliurLp~rha'nf~ataD.: gelumbang 's~i~nillcuntUk! pe~elajarankondisi:.,~ ..;,- ! :--..,->.-~,' :'::.:.,:,;.- ,'::::.:~' ... ::',-;" ",.'" ::,,-; :,- :j':-'--;:

bawah permllkaa!1.' Sifat~sifat fi~iJ<:abatuan (petro fisika) ,d!ipat dideduksi darisifat-: i;;: ,';: :::,.,1,' 't ':';' : ,: i ' ,,: . _: ',' !.. ,,:, ': ' , I ,.

sifat refleksi bidaJig ,9l1-t!!~ :yapgineDlanthnauli).ya. Sebkgai'coJ,lW~ :b~tUaA :1;Jerpori<!:',',','!,;'.. .. ".::,'_:', ',_"'~ .',,'r-, '::·'-'":":':"'·,,'l<:Ti,, "!"",-,,-,

memberikan kuRt refleksi yWl~ berheda aiban,dirigbatuarl Yang.xrianipat :' '"; "I,:.' .

Sifat pembiasan (transmisi)' Juga membawa k;mdungan informasi' yang sangat" .:.,. ;,' ','

berharga terutama yang menyangkut fenomena atenuasi dan absorpsi gelombang

seismik dalam lapisan-lapisan batuan ,bawah permukaan. Dengan demilcian sifat-sifat.' , -

pantulan dan pembiasan, gelombang. seismik' merupakan informasi yangberguna;',' : ;" ' .

bukan hanya imtuk k:eper;ttirigan ek~plorasiakan: t~~ap~ .jug~ un,tukkepenHngan

produksi.

Dalaml seismologi, tingkah, laku refleksi dan transmisi igelbmbangseismik pada satu

bidang batas sebagai fungsi sudut dat~g tel;ili'dir~~skan oleh banyak ah1i dalam

bentuk yang berbeda-beda. Lihat misalnya Knott (1899), Zoeppritz (1919), Muskat

danMe~es C!?10), G~~~lfb(lrg (1944),,Ewing d~ C~95?),BrekhoyskhikM1~60);

,KQ~f9f4.,q9,6~!,gi1anUI979.);,Nd dap. Ric1;J.ard~J~98,o),Bell MeI,l,ahe!IJ.' clan ~ingh

(19~1). '\ - -11',' '.:' .~ I;·

.L.'

Dalam buku ini akan dipakai perumusan. darCPilant;, dengan alasan"alasan sebagai.!''''--:'. ,,~l':..'_:.. ':';~:<'i'':'>clJ,~ ','I,},--.·, ,,:.' .,.:,.:,,;, ..;_,,<.- ..} .. _, ..... co'

berikut:

1. Perumusan ditulis dalam bentuk matriks sehingga fenomena refleksi dan

transmisi yang kompleks dan simultan dapat dinyatakan secara ringkas dan jelas,

73

Page 91: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Penjalaran Gelombang

2. Matriks yang dimaksud telah diatur sedemikian rupa sehingga elemen­

elemennya merupakan fungsi dari sudut datang. Hal ini berbeda dengan

perumusan Frasier (1970), Aki dan Richards (1980), Ben Menahem dan Singh

(1981).

Perumusan rumus koefisien refleksi dan transmisi bertolak dari penyelesaian

persamaan gelombang yang telah diutarakan pada Bab III. Untuk gelombang P dan S,

potensial pergeseran (displacement potential) diberikan oleh :

(4.9a)

(4'.9b)

dalam hal ini ka. adalah bilangan gelombang untuk gelombang P, kp adalah bilangan

gelombang untuk gelombang S, dan x menyatakanjarak.

Dipakai perandaian khusus bahwa kontak antara kedua lapisan pada bidang batas

dernikian sempurna sehingga kontinuitas stress normal dan stress tangensial teJjarnin

baik. Dernikian pula kontinuitas pergeseran pada arah normal dan arah tangesial.

Hubungan antara stress dan potensial pergeseran diberikan oleh Pilant (1979; halaman

45) yang merupakan pengembangan dari hukum Hook diperumurn yang telah dibahas

pada Bab III.

(a',h a'~ JP =A.'i7',h + 211 _'I'+--

zz 'I' r az' axaz

P = (2ft + (a"lv - a.'IjfJJxz I-l axaz ax' az' (4.10)

Dalam hal ini z adalah kedalaman dan nilainya diambil positifbila mengarah kebawah

(lillat Gambar 4.6).

74

Page 92: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Penjalaran Gelombang

,

.' (' , i,;ln'

VPl VSI PI X .

VP2 VS2 ·P2. \.

\~ ~PPi ,i_•• !

tps ., '. ,, ; ~ ,;

1

J:

1.0L:~g

z

Gambar 4.6: Potensial pergeseran gelombang P adalah ~ dan untukgelombang S adalah 'I'

Pergeseran dalam arah normal dan tangensial dapat dirumuskan sebagai

:. af a' "w=-+---Yaz"8x r"j' ••

(4.11a) •" ;): 't .. '

, -."

;, . ;]"

. , ';

4.2.1Gelomba~gn~ta~~': Geio~bang P:r': ,~ ~; '·u'.

.Y!:itmc g.elo~b,:w-~ RJ~lffi&:IIt!isuj{~e dalam medi=:,. p~rsamaa11(4,Qa}dapat dituliskan

menjadi

dalam hal ini kal adalah bilangan .gelombllng 'dalam arah horizontal untuk gelombang~ :. . ". ; ! - .

P yang menjalar pada medium I. Untuk mempersingkat penulisan, suku harmonik eimt

untuk s.ementara tidak dicantumkan..

Unnik' gelombang yang terpantul dan terbias, penyeles;n~ya adalah

! _ r :<' : ;,.i: '_; , ;; . - . ~. r

75

-- .- _.. . -"-_._-~-.---~ ----,-----

Page 93: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

'" _ eJklJ.1 (xSin9pl +zCos9 PJ )\flt -fpp

IjI- r eJkP.(xSinBSI+zCosBSI)

1 - PS

'" _ t ejkaz (xSinO p2-zCos8P2)If'2 - pp

IjI_ t eJkP1 (xSin 852 -zC05951 )

2 - PS

dengan ketentuan

Penjalaran Gelombang

(4.12)

kal = bilangan gelombang pada arah horizontal untuk gelombang P pada medium 1.kpl = bilangan gelombang pada arah horizontal untuk gelombang Spada mediuml =

ro/~[,

kP2 = ro/~2 untuk medium 2

kaz = ro/a2 untuk medium 2

Patut diingat dalam pendekatan ini bahwa rpp, rps, tpp dan tps diturunkan dari potensial

pergeseran.

Persamaan-persamaan (4.12) harus memenuhi syarat-syarat batas yang dirnmuskan

dalam persamaan (4.10) dan (4.11). Pen-differensial-an persamaan-persamaan (4.12)

menghasilkan variabel-variabel yang dapat dikelompokkan menjadi matriks sebagai

berikut:

I -(1- a2s1n20pl) 1/2 '/> r pp - a slOOp!a slROp1 -0 slnOpt _(bz_ a2 sln29pl)

I .,.'PS a cos9p1a COSOPI 8 slnOp1 (c2 _a2 sln2Spl ) -sstnOp1

=(")"" ""2. a2 sln20 p,-t -28 sloOP1 1-8 sin BpI _zs2sln29pt + ba _28 sloOpt (b2_B2 sln28p1) I pp - 28 sln 20 p1 + 1.'. .'d

-zs2slnBpl COS9Pl - 2 a2 alnZOpl + 1 -za slnOpt (c2 _.2 .lnZOpt)'/;I. 2. 82 sln20pt- b2IpS _202 slnOPt cos9p1

.'d .'d

v", :­Vp,

b=~V"

c ::;!!!..Vp'

d ::: -.l!:!.­p,

76

(y. 13)

Page 94: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Penjalaran Gelombang

Penyelesaian dari persarnaan rnatriks diatas, (dikeI\al sebagaipersarnaan Zoeppritz)

rnenghasilkan koefisien refleksi dan transrnisipada satri ,bidang batas sebagai fungsi

sudnt datang bila yang datang adalah gelornbahgP. Gliriibar4,7 rneriunjukkan tingkah

laku fpp, rps, tpp dan tps sebagai fungsi sudut 'datang,,' ",'

,t

Untuk kasus pemantulan tegak (BpI = 0) persarnaan (4.13) berubah menjadi sederhana,

yakni:.. !

P2CL2 - Pla.1

P2CL2 + PICLt

(4.14)

, i

(4.15)

Model:

tl1 ,;. 7.0

tlz" 4.3 82 .. ~.6 Pt" Z.40

'[~'. "

) '~: "

'"J, .,e.s

'pp

,,...,,'l'

1\2

""

" " "(a) sudut datang

"

',1 •

I,'I ........

2/pp

[ p' ; t

!I pa.,.'PS

'pp

, .!:",-:-~-~---;f;",----~-~~sudut datang

1,'1

; ~ ..

sudut dabing(b)

sudut dstang

Garnbar4.7 Tingkah laku rpp, rpS, tpp dan tps sebagai fungsi sudut datang 77

.._,--_. .---~-.-.._~- -

Page 95: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Penjalaran Gelombang

Dengan bertambabnya 8PI , elemen matriks

dalam persamaan (4.13) berubah menjadi bilangan imajiner. Hal ini menghasilkan

nilai koefisien refleksi dan transmisi yang berupa bilangan kompleks. Secarll fisis

diartikan bahwa ada pergeseran fasa antara gelombang terpantul dan terbias relatif

terhadap gelombang datang. Batas dimana koefisien refleksi dan transmisi berubah

menjadi bilangan kompleks disebut sudut kritis.

4.2.2 Gelombang Datang : Gelombang SV

Bila gelombang SV yang datang pada bidang batas (lihat Gambar 4.8) maka

dan IjI_ I ejkl}l (xSineSI +zCos8sl )

1- 55

IjI- t ejkP2 (xSin8sl -zCosBS2)

2 - 55

1o

r55

1 VPI V SI PI-=--------'l'::'-----------'-----x

2 Vpz Vsz pz

z

(4.16)

(4.17)

Gambar 4.8 : Refleksi dan transmisi gelombang SV pada satu bidang batas

78

Page 96: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Penjalaran Gelombang

Penerapan syarat-syarat batas (4.10) dan (4.11) pada persamaaD~persamaan.'(4; 17)

menghasilkan variabel-variabel yang dapat dikelompokkan dalam bentuk persamaan

matriks (persamaan Zoeppritzmltuk gelollibang Ss~bag8i gelombang datang).'

.... ; .;.

-cosO51

sine8)

-25inB cosB51 51

-sinO51

'I. :'

'2 . . 2 .~'(c, ';",sio e 0)..,. ," - 51' ,

b 2d

-2ain8 1(c2 - sin2a )~5 ,', 51 .

b 2d

-2. I' :".'. ;'1:1-Cb - sin'Ostl

~sih8' ".'.51

, b 2d

2S~,2efll - 02.

b 2d

r5P

, t·55

2s1n28 - 151

Persainaan (4-18) memberikan tingkah laku koefisien'tefleksidan transmisisebagai

fungsi sudut datang bila gelombang yang masulecdarimediumpertama ke medium ke- 'i<~ .. t

dua adalah geloxnbang SV. Secara visual tingkah l~ya, dapat dilukiskan seperti'. ,~ -~ - - >. I •

tampak pada Gambar 4.9. Bagian atas dari Gambar 4.9 adalah kondisi saat gelombang

masuk dari medium yang kurang padat ke medillll1 y~gl~bihpada2 sedang bagian

bawah dari Gambar 4.9 adalah kondisi sebaliknya..

Gambar 4.9 memperlihatkan tingkab laku yang lebih kofupleks dari pada Gambar 4.7.

Diskontinttitas kurva-kurva refJ.~ksi dim transbnsi dapat teljadi di dua tempat yang

berarti~da dria'sudtit kritkHal ini secara ma~ematis dapat dilihat dari kemungkinan

berubalmya elemen-elemim matriks (c2 - sit? 85\)"2 dan (b2 - sin2 851)1/2 dalam

persamaan (4-18) menjadi bilangan kompleks' bila 85 \ berubabharga dari 0° sampai

dengan 90°. Terlihat dalam gambar 'itu b8hwa gelombang SP dan SS saling

komplementer : penurunan pada r5p dan t5p selalu diiInbangi oleh kenaikan pada rss dan

1:,., begitu pill~ sebiliknya. ' "

79

Page 97: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Penjalanm Gelombang.

Model :

~I =.4.6 PI = 2.4

--- -

I.e I.e

. gO~5

stldut datang

1----':. 2

\. t ss /\"~ ..•....

'....:,1,

~

(a)

·EO

~o

~

::::'5

2

~s

sudut datnng

1 1'.1.(,'1 I.,

'J:: / 'EO 2/5' rss 6~

Iss"&.l Sv '" ~/ SI/~

" 0•til

~~ rop

l'-S ,"".. '.5i \.;

>i \ t sp titj .' :,,, I

\,]; II!,

"' go • ~5 gO

sudut datang(b)

sudut datang .

Gambar 4.9 : Perilaku rsp, r", tsp dan t" sebagai fungsi sudut datang

80

Page 98: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Penjalaran Gelombang

4.2.3. Pantulan pada Permukaan Bebas

Pantulan pada permukaan bebas (bidang batas antara udara dan batuan atau air)

merupakan keadaan khusus karena stress yang diakibatkan oleh ge10mbang yang

menja1ar keatas dan mengenai permukaan bebas .menurut syarat batas dianggap

1enyap.

Perhatikan Glimbar 4.10 ; gelornbang Pmenjalar keatas mengenai permukaari bebas

dengan sudut datarig 8p.Penye1esaian persaplaan ge10mbangnya menurut d'Alembert

dapat ditullskan dalarn bentuk potensial pergeseran: sebagai

.,

1.0

\

\r ps

~I = l.Oejka(xSinBp-zCosBp)

~r = rppejka(xSinBp+zcnsBp) . (4.19)

til ---- r ejkP:Z(,xSinOs:z-:zCosos:z}'f2- 55 .

Galnbar 4.10: Pem!lIlti.il!lIlge1omb!lIlgp rihjh Perm.ukaanbebllS

Syar~t ba~ ~g'diberikanada1ah ko~tfu.uitas pergeseran pa~ arahllorm.al maupun

tang~nsial danlenyapnyastress pada, arah nor~al maupun tiulgensial:iPe~akai3n, . :..

kedua syarat batas ini tefhadap persarnaan(4.19) dan (4.10) menghasilkan persamaari; r .. .,

matriks sebagai'berikut (lihat juga Pilant,1 979 halaman 84).

2 2 '2'8,..,.asm,p-

dengan catatan a = /3/0.

81

Page 99: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Penjalaran Gelombang

Persamaan (4-20) dapat diselesaikan dengan mudah menghasilkan rpp dan rps sebagai

fungsi sudut datang bila gelombang yang datang kepermukaan bebas adalah

gelombang P. Lihat Gambar (4.11).

Bila gelombang yang datang adalah gelombang S maka penyelesaian d'Alenibert

berubah menjadi

1.0

f"

\11 ' 1.0 ejkP ("Sines - zCasB1 )

q, , = ejka (xSinBp + zCosBp ) (4.21)I sp .

~J , = r ejkp(xsinos + zCosBslss

Gambar 4.11 : Pemantulan gelombang SV oleh permukaan bebas

yang setelah melalui syarat-syarat batas dapat diubah menjadi

Hubungan antara rsp dan rss sebagai fungsi sudut datang 8s diperlihatkan pada

Garnbar 4.12. Untuk sudut datang sarna dengan no! derajat dari persarnaan (4.20) di

dapat

= -P,V, = -Irpp

PlY'

hal ini berIaku juga untuk rss. Secara fisis ini berarti bahwa pantulan normal pada

permukaan bebas untuk gelombang P maupun SV menyebabkan pembalikan fasa

sebesar 180.

82

Page 100: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

\ . Model: 0= 4.6, a = 2.7 (kIn!s)

Penjalaran Gelombang

./ .

l'.r=:--~---,-~~~~~~---, ,--,.-----= """'-,

0.5

• 115

, sudul dalang

INCIDENT G-I-IRV£ FROM BELQI.1

g••

(a)us

sudul dntang

9.

• 115 89.9 ,115" . 9.

.smlut datang ~duldatang

(b)

Gambar 4.12 (a) Pantulan gelombang P pada. p~rmukaari bebas(b) Pantulan gelombang Spada permukaan bebas

&3

--,-----,-

Page 101: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Penjalaran Gelombang

4.3. PANTULAN DAN PEMBIASAN PADA MEDIUM BERLAPIS

Pantulan dan pembiasan pada medium berlapis merupakan fenomena yang jauh lebib

rumit dari pada pantulan dan pembiasan pada satu bidang batas. Kerumitan ini mnncul

tidak hanya disebabkan karena lintasan yang berbelok-belok setiap kali gelombang

menembus bidang batas antar lapisan akan tetapi juga dikarenakan konversi

gelombang (dari P ke SV dan dari SV ke P) dan pantulan-pantulan berulang berbagai

tipe (multiple reflection).

dzI

----- 1.- ---- _-_ _--I

do

Gambar 4.13 : Pantulan dan pembiasan dari setumpuk lapisan horizontal

Penyelesaian persoalan yang rumit ini telah dicoba dipecahkan oleh banyak ahli,

diantaranya :

1. Thomson (1950) dan Haskell (1953) yang dikenal dengan metode frekuensi

domainnya.

84

Page 102: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Penjalaran Gelombang

2.,Spertcer.::{1960)yang.dikenal dengan. konsep : ~'generalized . ref1e9tion and

transmission coefficients"., . :-", -"'.. ." " .. ,:, " '.

3. Frasier (1970) dengan metode domain waktimYa.

4. Aminzad~1l(1979) den~an memakai ;'State Space Model".

4.3.1. Metode Thomson;'" Haskell

Pantulan dan pembiasan dari suatu media berlapjs (Gambar 4.13) men~tmetode

Thomson-Haskell yang kemudian disempumakan oleh Knopoff (1964), Dunkin

(1965), Fuchs (1968) dan Kind (1976) dapat dituliskan aturaonya dalam bentuk

persamaan matriks sebagai iJerikut :

0 Rpp

0 Rps= M

Tpp 1

Tps 0

(4.23a)

dengan catatan M adalah matriks Haskell yang diberikan oleh persamaan

(4.23b)

(4.23c)

jk -ju j jk ju:

TjjU j jk - Jj jk

(4.23d)=flj/!j -2fl jku j fl;/! j

t2fljku j

--2fl jku j -f!j/!j 2fl jku j -fl·/!·, __ ~ 1

eju1d, 0 0 0

E j0 ejUldl 0 0

(4.23e) .=0 0 ejUI~1 0

0 0 0 e JU1d,

85•

Page 103: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Penjalaran Gelombang

i menunjukkan indeks lapisan, d adalah tebal lapisan dan u adalah bilangan

gelombang pada arah vertikal untuk gelombang longitudinal dan u 1 adalah bilangan

gelombang pada arall vertikal untuk gelombang transversal

(4.23f)

k adalah bilangan gelombang dan f3 = adalah kecepatan gelombang transversal

Perlu diingatkan disioi bahwa metode Thomson-Haskell beroperasi pada domain

frekuensi.

Perumusan Thomson-Haskell yang keliliatannya sederhana tak dapat dilaksanakan

dengan begitu saja mengingat hilangnya ketelitian dalam matriks M terutama pada

frekuensi tinggi. Masalah ioi telah diupayakan mengatasinya oleh Fuchs (1968),

Dunkin (1965), Cerveny (1974) dan Kind (1976).

4.3.2. Metode Kennett

Metode lain untuk merumuskan penjalaran gelombang seismik dalam media berlapis

yang saat ioi mulai populer adalah Metode Matriks Kennett (1974) yang berkerja

secara rekursif. Metode ioi mulai menangani tiga lapisan yang paling atas (atau paling

bawah) kemudian setapak setapak turon (atau naik). Untuk riga lapisan yang pertama

(yang berarti ada dua bidang batas) Kennett menggabungkannya sedemikian rupa

sehingga seolall-oleh menjadi satu bidang batas yang diwakili oleh resultante

koefisien refleksi dan transmisi. Resultante koefisien ioi kemudian dengan bergerak

satu lapisan keatas (atau kebawah) dapat di gabung dengan koefisien refleksi dan

transmisi dari bidang batas yang memisall1can dua lapisan. Demikian seterusnya

sehingga pada aldlinlya di dapat koefisien refleksi/transmisi total (overalO dari

setumpuk lapisan.

86

Page 104: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Penjalaran Gelombang

-~--- bidang batas 12

--,-,,--,---,,-_. bidang batas 010 $01

rD

1h

t~1

1

$02

rD

2 t~2

Gambar4.14 ': Titik tolal<: penIDlUsan Kennett

Libat Gambar 4,14. Perumusan Kennett untuk kondisi ini diberikan oleh persamaan

matriks

(4.24)

dengan catatan

IR dan or dengan dua kaki menyatakan koefisien refleksi dan transmisi total dari

sistem dengan tiga lapisan (2 bidang batas) seperti yang diperlibatkan pada

gambar.

D' " menyatllkan gelombang yang bergeral<: kebawah,' sedang

U inenyatakah gelofubang yang bergeralc keatas

r dan t menyatakim koe:5.s1en. tefleksi dan transriiisipadasatu bidarig batas .

Rdan T 'dlsebut''phase~related rejlectionand transmission coefficients;' yakni

koefisien reflekSi dall transmisi yang t~lah meniperhitun~ waktu

penjitIaran dari bidimg batas ke bidallgrefere~si.

R=ErE T=Et

dalam domaili ftekuensi'

dengan \l adalahbilangan gelombang padaarah vertikal.

Index 01 menunjlll.<kan.1JidaD:g batas antar lapis~ homor 0 dan lapisannomor 1

Index 12 menunjukkan bidang batas antar lapisan nomor 1 dan lapisan nomo! 2

87

'-'--'---

Page 105: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Penjalaran Gelombang

IR D.-_--IA'--__---,

\

1

-----'f--=--'!--==---'l--c...-+=----z'" %2

2

(8)'----~vr---...J

TD

Note

(1) .. r~l

(3) t ·, .12 t OI,. D' 0 • U

01 12 01 12 01(5) ,. to .RO .rU .Ro .tu

etc.

(2)

( 4)

(6)

etc.

tOI Til• • •t ., .12 01 112CoO,rU'D

. 01 12 01 12 01 12to .R O orU .RO .rU .TO

Gambar 4.15: Interpretasi fisis perumusan Kennet dari aspek sinar. seismikRD12 dan TD12 fasanya dihitungterhadap

bidang batas/referensi Z = Zl.

88

Page 106: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Penjalaran Gelombang

m(RD)1

,,- ..JI\'- ,\

m

I

Gambar 4.16 Koefisien refleksi dan transmisi total dari setumpuk

lapisan horizontal yang dibatasi oleh lapisan m dan .e

Garrtbar 4.16 menunjukkan interpretasi fisis dari aspek sinar perumusan Kennett

persamaaIi (4.24).

Sebagaimana telah disinggung dimuka, pemakaian perumusan Kennett untuk medium

berlapis banyak dapat dilakukan dengan cara rekursif, setapak demi setapak, setiap

kali turun (atau naik) satu lapisan. Visualisasi koefisien refleksi dan transmisi total

antara lapisan m dan .e untuk gelombang yang berarah kebawah diperlihatkan pada

Gambar (4.16).

89

-----,-- ,-,-.------,------

Page 107: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Penjalaran Gelombang

DAFTAR ACUAN

Ald, K., dan Richards, P.G., 1980. Quantitative Seismology, Theory and Methods,

Vol II, W.H. Freeman & Co., San Francisco.

Aminzadeh, F., 1979. Non-Normal Incidence State Space Model, Ph.D. Thesis,

Graduate School ofElectrical Enginering, Univ. Of Southern California.

Ben Menahem, A. dan Singh, S.l., 1981. Seismic Waves and Sources, Springer-

Verlag, New York.

Born, M. dan Wolf, E., 1964. Principles of Optics, "The Mac Millan Co.

Brekhovskhikh, L.M., 1960. Waves in Layered Media, Academic Press, New York.

Cerv.eny, V., 1974. Reflection and Transmission Coefficients for Transition Layers,

Studia Geoph.et Geod. 18, 59-68.

Dix, C.H., 1952. Seismic Prospecting for Oil, Harper and Brothers, New York.

Dunkin, J.W., 1965. Computation of Modal Solutions in Layered, Elastic Media at

High Frequencies, BSSA. 55, 335-358.

Ewing, M.W., Jardetsky W.S. dan Press, F., 1957,. Elastic Waves in Layered Media,

Mc Graw-Hill, New York.

Frasier, C.W., 1970, Discrete Time Solution of P-SV Waves in a Plane Layered

Medium, Geoph 35, 197-219.

Fuchs, K., 1968. The Reflectivity and Transmittance of a Stratified Medium with

Variable Depth Distribution of Moduli of Elasticity and Density for Inclined

Incidence of Plane Waves, Zeits. Geophy 34,389-411.

Guttenberg, B., 1944. Energy Ratio of Reflected and Refracted Seismic Waves, BSSA

34,85-102.

Haskell, N.A., 1953. The Dispersion of Surface Waves on Multi Layered Media,

BSSA 43, 17-34.

Kennett, BLN, 1974. Reflection, Rays, Reverberation, BSSA 64, 1685-1696.

Kind, R., 1976. Compution of Reflection Coefficients for Layered Media, Journal of

Geophysics 42, 191-200.

90

Page 108: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Penjalaran Gelombang

Koefoed, 0., 1962. Reflection and Transmission Coefficients for Plane Longitndinal

Incident Waves, Geophysical Prospecting 10, 304-351.

Kustrier, W.G:dan Kastner, M.H., 1977. The' VNR :Concise Encyclopedia of

Mathematics, Van Nostrand'Reiilllilld Co., New York. .

Langan, R.T., Lerche, I. dan Cut1el',KT.,;1985,Tracing of Rays through

Heterogeneous Media: An Accuratelllld:Efficient'Procedure , Geophysics,

v.50;hal.1456-1465.

Pilant, W.L., 1979. Elastic Waves in the Earth, Elsevier, Amsterdam;

Spencer, T.W., 1960. The Method of Generalized' Reflection and Transmission

Coefficients, Geophysics 25, §25-644.

Thomson, W.T., 1950. Transmission of Elastic Waves Through a Stratified Solid

Material, Journal ofApplied Physics 21,89-96.

Zoeppritz, K., 1919. Erdbeben WellenVllIB, Leber Reflexion and Durchgang

Seismischer Wellen Durch Unstetig~Keitsflachen';Gottinger Nachr, 1, 66-84.

91

~-'--, '-----, ~------.--_. ,-,--.._--

Page 109: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

BAB 5

ATENUASI GELOMBANG SEISMIK

. 5.1 Pendahu1uan

5.2 Koefisien Atenuasi

5.3 Faktor Disipasi Energi dan Falctor Kualitas

5.4 Atenuasi dan Dispersi

5.5 Pemode1an Mekanisme Atenuasi

5.6 Pengukuran Atenuasi

5.6.1 Metode Resonansi

5.6.2 Metode Penurunan Magnitudo

5.6.3 Metode Rasio Spektra1

5.6.4 Metode Waktu Naik

5.6.5 Metode Pergeseran Frekuensi Centroid

5.7 Contoh Ni1ai Atenuasi dan Falctor Kualitas Batuan

Page 110: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

l ·~ 'i':j .. . .~,...

.-,."

".;

• i'"

"f. ' ;,

.~-~_.._._-. -

, "\" 8 ~ : I.e

Page 111: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

BAB5

ATENUASI GELOMBANGSEISMIK

'Pada Bab ini fenomena atenuasi dan absorpsi gelombang seismik dikupas secarabersamaan karena absorpsi energi oleh medium mengakibatkan atenuasi amplitudogelombang. Dijelaskan terminologi khusus seperti koefisien atenuasi, faktor kualitas,logarithmic decrement, dan dispersi. Kecepatan sudut dan kecepatan fasa dibahaspula dalam kaitannya dengan atenuasi dan dispersi. Dibahas juga secara singkatmodel-model mekanika sebagai upaya memahami mekanisme atenuasi di dalammedium Visko Elastik.

5.1 PENDAHULUAN

Atenuasi gelombang seismik dapat didefinisikan sebagai proses penyerapan energi

oleh .medium yang mengakibatkan pelemahan amplitudo gelombang. Pengaruh

atenuasi terhadap sinyal seismik terlihat pada menurunnya amplitudo dan melebamya

sinyal. lui berarti bahwa atenuasi merupakan kombinasi antara proses pengurangan

energi dan penyerapan (absorpsi) frekuensi yang berlangsung secara simultan. Proses

penyerapan frekuensi ini sifatnya selektif, artinya medium menyerap frekuensi­

frekuensi yang dikandung oleh gelombang seismik secara tidak sama rata. Sifat

selektif ini diduga disebabkan oleh faktor-faldor yang ada di dalam batuan seperti

porositas, besar butiran, kerapatan, saturasi fluida, viskositas fluida, tekanan dan lain­

lain.

92

Page 112: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Atenuasi Gelombang Seismik

· Menurunnya amplitudo gelombaog akibat atenuasimenjadi relatif kecil bila

dibaodingkan dengaopenurunao amplitudo karena geometri penjalarao (divergensi

bola). Oleh sebab itu koreksi geometri hams dilakukao terlebih dahulu sebelum

lIlelakukaD:aoalisis atenoosi.

Mel9mi~meproses . atenuasi ini saogat. kompleks sehingga jauh lebih' baoyak

pendekatao-pendekatao empiris bila dibaodingkao dengao pendekatao-pendekatao

teoritis dalam tipaya memahami masalah ini. Gesekao partikel-partikel medium yaog

menimbulkan paoas merupakao salah satu mekanisme kompleks yaog masih belum.

tuntas diteliti hingga saat ini. Pendekataomelalui model-model material viscoelastik

adalah .merupakao suatu usaha .untuk memahami mekanisme atenuasi gelombaog

seismik.

Walaupun mekanisme atenuasi yaog kompleks ini beluni dapat diterangkao secara

tuntas akao tetapi baoyak harapao yaog ditumpukao kepadaoya. Informasi tentaog

kaodungao fluida, permeabilitas, porositas dao sifat-sifat anisotropi batliaft terkaodung

di dalam fenomena ateriuasi ataupun tepatnya terakurnulasi dalam besarao faktor

kualitas dari medium yaogdilalui gelombimg seisrnik tersebut. Sebagai contoh

· medium dengao retak-retak yaogcukupbaoyak akao rnempunyai nilaifaktor kualitas

yaogrendah, sedaogkao batuao.mampatmempwiyai nilai faktor'kualitwfyaogtinggi;

5.2 KOEFISIEN ATENUASI

· Sootu gelombaog bidaog monokromatis yaog'menjalarke arah sumbux dapat

· dituliskao sebagai

(5.1)

dengao ketentuao 0) adalah frekuensi sudut dao k adalah bilangao gelombaog.

93

;.,' ..;,:i-!{<:·'- .,

Page 113: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Atenllasi Gelombang Seismik

Apabila atenuasi ingin ditampung dalam perumusan diatas maka hal itu dimungkinkan

dengan menganggap OJ dan k sebagai bilangan kompleks

co = 0\ + i~

k = k, + ia(5.2)

disini hal ini /3 adalah atenuasi dalam waktu dan a adalah atenuasi dalam jarak. Bila

gelombang dianggap tidak mengalami atenuasi dalam waktu maka /3 = I dan OJt = OJ

sehingga persamaan (5-1) menjadi

A (x,t) = Aoei(kx-wt)

- A -axei(kx-wt)- oe(5.3)

daTi persamaan (5-3) ini terlihat bahwa suku yang menyatakan atenuasi gelombang

adalah e-ax dan dapat dituliskan

(5.4)

a dalam persamaan ini lebih sering disebut sebagai koefisien atenuasi, lebih lanjut

dapat dituliskan

=

I dA(x)a =

- A(x)~

~In A(x)dx

untulc posisi X2)X I persamaan (5-5) menjadi

(5.5)

a = -

yang dapat diubah menjadi

_I_ In [A(X 2 )]

x 2 -Xl A(x;)(5.6)

a =I 20 log [ A(x;) ]

A(x 2 )

94

(5.7)

Page 114: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Atenuasi Gelombang Seismik

deIigan derriikian satuaIi a. adalah dB/meter atau dB/satuaIi panjang gelambang

dengan faktar kanversi

dB- = 8.686 nper fA.A.

5.3 FAKTOR DlSIPASI ENERGI DAN FAKTOR KUALITAS

Disipasi energi didefinisikan sebagai penurunan energi relatifper panjang gelambang.

Faktor disipasi energi (dinatasikan Q-t) mencerminkan kecepatan kanversi energi

mekanik di dalam gelambang yang diubah menjadi panas.

. Jadi panas yang hilang per periade adalah

6.E 21t-=-E Q

(5.8)

Faktar disipasidapat dinyatakan dengan 8 yakni "logarithmic decrement" yang

didefinisikan sebagai lagaritma natural dar! perbandingan dua amplituda maksimum

atau minimum yang berturutan, (lihat gambar 5.1) dibagi dengan interval waktu antara·

keduanya kali frekuensi.

5 = In(A t /A2 )

(tt -t2)f(5.9)

dan

IQ = 1t

. 5

95

(5.10)

t;~';i1:',:''. "'-,-.--- ._----- --_....----~.

Page 115: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

o IIII,,,,,,,,< _--_ _ __ __ _>'

T= Iff

Atenuasi Gelombang Seismik

t

Gambar 5.1 Definisi logarithmic decrement

jadi faktor kualitas berbanding terbalik dengan logarithmic decrement.

Apabila (x2-xl) dalam persamaan (5.7) sama dengan panjang gelombang (A), maka

Logarithmic decrement menurut definisi dapatjuga dituliskan sebagai

(5 = CLA.

atau

(5V

= CL-f

(5.11)

dalam hal ini V adalah kecepatan penjalaran gelombang dalam medium dan f adalah

frekuensi gelombang. Dengan mengingat rurnus (5-10) maim

7t V= CL

Q f

sehingga faktor kualitas dapat dirurnuskan sebagai

Q = ..::!..CLV

96

(5.12a)

Page 116: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Atenuasi Gelombang Seismik

Rumus 5.12.a sebetulnya merupakan penyederhanaan dari perumusan yang 1ebih

umum (Hamilton, 1972) yang berlaku nntuk Q< 100

(5.12b)

Faktor kualitas didefinisikan juga sebagai perbandingan antara energi eIastik yang

masuk ke dalam medium dan energi yang terdisipasi

Q = 2rr.W/).W

<

dalam hal ini /).W adalah energi yang hilang persiklusnya nntuk suatu usikan

harmonis. Pembuktiannya sebagai berikut :

Bila m adalah massa batuan elastik, maka energi total adalah energi kinetik ditambah

energi potfmtial

1 <: '1 2E = - m x2 + - m COo x 2

2 2

Dari teorimekanika, suatu getaran yang teredam dengan simpangan x persamaan

gerakuya adalah (lihat misalnya French, 1986)

x (t) +. p;x,(t)+ co~ x(t)~O

dalam hal ini

COD = frekuensi diri dari sistem

P = suatu konstanta yang berhubnngan dengan redaman

penye1esaian persamaan (5.13) adalah

97

(5;13)

Page 117: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Atenuasi Gelombang Seismik

dengan 1: =!/P dan 8 adalah fasa

maIm

Bila dituliskan

dengan catatan . (2 2)/Eo = m\COt + COo 2, maka

dE =_ colEdt Q

yang dapat dituliskan sebagai

Q_ cotE-dE/dt

atau

Q= 2nWI1W

ApabiIa osiIasi terjadi di bawah pengarub gaya tertentu, misalnya

persamaan gerak (5.13) berubah menjadi

x (t) + Px(t)+ (0 02)((t) = Fo cos cot

m

dengan penyeIesaian umum :

x(t) = A sin cot + B cos cot

98

Page 118: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Atenuasi Gelombang Seismik '

5.4 ATENUASI DAN DISPERSI , .',, , ',' I

Fenomena atenuasi dan absorpsi energi ge10mbang seismik teJjadi secara simultan

sebingga besar kemungkinan adanya' distorsif~sapada gefoinbang yang kita amati.

Apabila terlihat adanya konsistensi fasa terhadap perbedaaan jarak danwaktu'ini

berarti ada kecepatan fasa tertentu. Apabilafasa ,itu bersifat stasioner terhadap

pembahan frekuensi maka akan terlihat adanya paket ge10mbang yang mempunyai

kecepatan gmp tertentu.

Untuk meneliti Iebili rinci hubungan antara atenuasi dan dispersi, kita tuliskan

kembali persamaan (5-3) disini

dengan ketentuan

k = k r +ia

(5.14)

(5.15)

a. diambil harga positif untuk menje1askan bahwa energi yang hilang berasal dari

ge10mbang dan diberikan kepada medium (Futterman, 1962).

Bagian imaginer daripersaJllaan terakhir rnenYc~takanefeka1;>s()rpsi,sedangkan bagian

rielnya menyatakan efek dispersi.

Kecepatan fasa C(Q)) didefinisikan sebagai kecepatanYllJlg .ll:\emnep:$ankan <jJ tetap; , ;, ' ,.: .' . .'.:. .. - . , .. , : .. . .'.

konstan. Dalamhal ini karena

$(x, t) = k(m) x - mt

maka C (m) = [dx] "_ mdt l=koru;' - k (m)

99

(5.16)

Page 119: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Atenuasi Gelombang Seismik

Keeepatan group Vg dieari dengan menerapkan fasa yang stasioner (a$/aill) = 0 pada

perubahan frekuensi paket gelombang

(5.17)

Keeepatan group merupakan keeepatan yang menghantarkan energi dari gelombang

tersebut.

Hubungan antara keeepatan group dengan keeepatan fasa adalah

v = dm =-~.JkC(m)lg dk dk~ ~

atau

Vg=C (m)-A. d~m)

dengan eatatan k =2rr; / A.

(5.18)

Gambar (5.2) memperlibatkan Vg dan C sebagai fungsi ill (lihat Pilant, 1979).

kecepatan

Co

'--------------------- ill.Gambar 5.2 Fenomena dispersi

100

Page 120: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Atenuasi Gelombang Seismik

Untukmedium yang non dispersifC1

p

V.=C(ro)= Cro)=(a).=konstankro ,

untuk dispersi normal

v <c(Cil) •• _dC(ro) b -mil'· ··tif; ,-'• a",u e aI POSldA.

sebaliknya disebut anomali dispersi bila

(5.18a)

,(5.18b)

(5.18e)

Seeara visual keeepatan fasa dan keeepatan group' dari ,ge1iJmbang yang mengalarni

dispersi diperlihatkan pada Gambar 3.13 (Bab 3) dari Telford, dkk (1982).

Hubungan dispersi mengungkapkan adanya perubahan keeepatan dengan berubalmya

frekuensi. Futterman (1962) memberikan perumusan ,keeepatan fasa

CC(ro) = 01 . ro

1--In­nQ roo

(5.19a)

untuk nilaiQ besaI, dalamhaliriiCo'= C(roo)adalah keCepatanfasa dix= O.

roo = 2nfodengan fosebagai frekuensi terendah saat tidak terjadi absorpsi maupun

dispersi sehingga keeepatan fasa maupun keeepatan group mendekati Co' -

Perumusan Futterman yang lain adalah '

;p

v. (co) = C{l-n~O(l+InY:.Jr101

(5.19b)

Page 121: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Q(OJ) =QO[l-_l_InY~]nQo OJo

dengan Yadalah konstanta Euler (In y = 0.5772157)

Atenuasi Gelombang Seismik

(5.1ge)

Pengaruh dispersi untuk gelombang seismik jenis "body wave" keeil sedang untuk

gelombang permukaan eukup besar.

Dari rumus (5-19a) dapat dituliskan rumus pergeseran fasa (drift) akibat dispersi

sebagai

(5.20)

Bila to adalah waktu datang gelombang yang tak mengalarni dispersi, maka dispersi

menyebabkan waktu datang gelombang menjadi lebih awa!.

Lebih lanjut dapat diturunkan hubungan yang eukup penting antara keeepatan fasa

pada dua frekuensi yang berbeda yakni

C(OJJ =1+ _1In(~)c(OJ 2 ) nQ OJ 2

(5.21)

Hubungan ini disebut hukum atenuasi Azimi. Hukum ini sebetu1nya hanya eoeok bila

Qkonstan.

Selain itu dalam hubungannya dengan pasangan atenuasi dispersi dikenal juga

perumusan Futterman

lIb OJ2--=----In --1C(OJ) C(O) n OJ~

102

(5.22)

Page 122: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

"j

yang dinamakan model frekuensi linier terpotong.

Untuk batuan dengan

2 -1000 = 7tS

b~j.12xIO-8s em-l

C(O) = 1.96 x IDs em sol

Atenuasi Gelombaug Seismik

..

Kem~diaIlInod~lpimgkat(]Ji:iwer lawitttenuation) yang diusU1k:an olehKolsIcy (1956)

laIu model.KjartansonU979)

untuk 000 =200 7t S·I, Co=2.105 ems-I dan y=0.00397.

5.5 PEMODELAN MEKANISME AT.ENUASI

(5.23)

(5.24)

. ..,

Kompl~ksi~ mekanisme atenuasi dalan;t batuan merupak:antopikpene!iti~yang

digelilti oleh' banyak alili. Model-model mekanik, !istrik maupun matematik banyak

diusulkan dalam upaya mema!lami fenomena atenuasi tersebut·seeara fisis.

Seeara garis besar model-model anelastik yang telall diusulkan ol.eh .para penl<!iti

dapat digambarkan daIam skema berikut ini (dari Menallem dan Singh, 1981).

. 103

~~~,--

Page 123: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Atenuasi Gelombang Seismik

uid I Rigid SolidI) (Euclid)

,

uid I Elastic Solids) (Hooke)n)

Viscoelastik

1. Maxwell2. Kelvin-Voigt3. Standar linear solid4. Generalized linear solid

l.

~ Boltzrnan solid I

Inviscid fl(Fasca

Viscous fl(Stoke

(Newto

Gambar 5.3 Himpunan model-model mekanik dalam rangka mempelajarimekauisme anelastik

Secara umum model-model tadi ingin menerangkan perilaku atau tanggapan suatu

benda padat non elastik bila dikenai tegangan (stress). Bila tegangan yang bekeIja

padanya berubah dengan waktu, bagaimanakah regangan yang ditimbulkannya ?

104

Page 124: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

:." .. Atenuasi Gelombang Seismik

Berikut ini adalah beberapa contoh dari model mekanik yang disebut dimuka.. •

rGambar 5.4 : Model~model rnekanik dari benda padat

Gambar (5.4a); adalah model dariKelvin-Voigt; g~bar (5.4b) adaJah model dari- . '.' I'"

Maxwell dan gambar (5.4c)adalah modelbendapadatyang umum (general solid).. ,

waktu waktu

. , r."

(a) waktu (b) waktu

Gambar (5.5a): Relaksasi stress dari material dengan sifat "elastic flow ". Gambar(5.5b) untuk material dengan sifat " elastic creep ".

105

Page 125: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Atenuasi Gelombang Seismik

Model Maxwell maupun model Kelvin-Voigt tak selamanya dapat menirukan tingkah

laku dari kebanyakan material viscoelastik. Model Kelvin-Voigt tak dapat menirukan

perubahan regangan yang mendadak dan takjuga menunjukkan residual strain setelah

gaya tidak bekeJja lagi. Sedangkan model Maxwell tak dapat menirukan fenomena

"creep". Pada material viscoelastik yang terkena regangan tetap, tegangan akan

berangsur-angsur berkurang. Proses ini disebut relaksasi.

Model analog dari benda elastik sempuma dan model analog dari fluida yang

mempunyai kekentalan, diberikan dalam gambar 5.6. Model mekanik dari benda

elastik sempuma dianalogikan dengan sebuah per (Gambar 5.6a)"sehingga tegangan

yang diberikan akan sebanding dengan regangan yang dihasilkan dengan konstanta per

sebagai konstanta kesebandingan, bila tegangan dihentikan regangan akan segera

hilang. Bila regangan tidak segera hilang akan tetapi turun secara berangsur-angsur,

sifat ini dinamakan "elastic creep" (Gambar 5.5b)

106

Page 126: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Atenuasi Gelombang Seismik

'. ,~

Tegangan,pp

k per

po~

ot

Regangan,

polk

pt

(a)Benda elastik sempuma regaiigan

p pTegangan go

Po

t tTj

dashpot0

g=(~) '"'".~ 1l

'".)j

'"P

tt0

0(b) Fluida dengan kekentalan

Gambar 5.6; (a) Model mekanik untuk benda elastik sempuma beserta tanggapanstress dan strainnya.

(b) Model mekanik untuk fluida yang mempunyai kekentalan.

107

"--- ---.---._---,-.-_..~

Page 127: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Atenuasi Gelombang Seismik

Bertolak dari analogi-analogi dasar tersebut maka model analog dari Maxwell untuk

mekanisme atenuasi dapat digambarkan sebagai berikut :

11

p

p

p

cro 1------,

t

t

p

recovery

relaksasi

t

1:0 = ylk

Gambar 5.7 Model mekanik etenuasi dari Maxwell:

Energi yang disimpan di dalam per adalah p2/2k, sedangkan energi yang hilang di

dalam dashpot adalall p2/ 11 , maka total perubahan regangan adalah

I. 1E =E1 + E2 = - p + - P

k 11

108

(5.25)

Page 128: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

" ~ :Atenuasi Gelombang Seismik

"iPetsamaan(5.25) adahili'persamaiian diferensial yang fuenghubUIlgkan'tegangahdan

regangan untuk material viscoe1astik.

5.6 PENGUKURAN ATENUASI

Nilai koefisien atenuasi ge10mbang seismik diperlukan pada proses, True Amplitude

Recovery, Preserved Amplitude Recovery, proses Inverse Q Filter atau dekonvo1usi Q,

rnaupun analisis khusus untuk kepentingan perkiraan parameter reservoar.

Ada beberapa metode' yang dapat dipakai untuk mengukur atenuasi ge10mbang

seismik maupun faktor kualitas medium.

5.6.1. Metode Resonansi

Untuk pengukuran di 1aboratorium, ge10mbang seismik diganti dengan ge10mbang

ultrasonik. Jadi ada penurunan skala (down scaling) karena perconto batuan yang

diperiksa berukiJraIi. kecil.

Gambar 5.8 memperlihatkan prinsip metode pengukuran yang clikenal deng~ nama

metode resonansi (White, 1983).

0!J00

..~ ®-'

Gambar 5.8: Metode resonansi untuk pengukuran faktor kualitas sebatang material.

109

----,--_.- .._----," . --_..•._._~,----~---_.- --_..

Page 129: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Atenuasi Gelombang Seismik

Sebatang material yang panjangnya L dikenai getaran berfrekuensi tinggi qarisuatu

vibrator mekanik yang mengeluarkan frekuensi sudut sebesar 00. Kondisi yang

menimbulkan terjadinya resonansi adalah bila panjang batang L adalah sedemikian

sehingga dipenuhi hubungan

f n =nc/2L ;n= 1,2,....

dalam hal ini c =~ (cepat rambat gelombang ultrasonik)

. (5.26)

dengan E adalah modulus Young

fn adalah frekuensi resonansi

Pada saat resonansi, terdapatlah hubungan antara faktor kualitas medium dengan

frekuensi resonansi f n sebagai berikut

1 2M-=--Q f n

(5.27)

Llf adalah pergeseran frekuensi (frequency shift) seperti yang ditunjukkan pada

gambar 5.9.

1.0

0.707

oGambar 5.9:

ffn

Kurva resonansi dan hubungan antara pergeseran frekuensi denganfrekuensi resonansi

110

Page 130: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Atenuasi Gelombang Seismik

Pergeseran frekuenshlidefinisikan oleh lebar pita frekuensi, di dalam spektrum yang

amplitudonya berkurangsebesar 1/.J2 atau 0.707 dari nilai puocalaiya. Jadidengan

mengUkurfncianM niaka fakt'orkualitas medium dapafdicari riilllinya.' ,

5.6.2. Metode Penurunan Magnitndo

Metode penuruoan magnitudo spektrum uotuk mengukur at~nuaasi gelombang

seismik lapangan. Apabila yangdianalisis adalah data seismik lubang boryakni VSP

(Vertical Seismic Profiling) maka diperoleh ketelitian yang lebih tinggi dari pada data.:.~

seismik permukaan.

Prinsip dari metode penuruoan magnitudo adalah dengan mengukur perbedaan

magnitudo spektrum dari trace seismik yang berbeda jaraknya. Untuk gelombang yang

Ille~yeb~menurut divergensi bola maka spektrtlln magnitudo pachjarak x adalah

atau

sehingga

A(r, x) = A o e-a(r).x

xA(f,x)= Aoe-a(r).

fn[xA(r,x)]=fnAo-a(f)x

(5.28)

(5.29)

Dari persamaan (5.29 ) dapat dibuat grafik hubuogah antara tn [xA (r, x)] dengan x

koefisien atenuasi a. (f) akan muocul sebagai sudut/kemirin.gan.

III

\ "- :----

Page 131: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Atenuasi Gelombang Sri_mik

.l!n[xA(f, x)]

I

0'----'------'--''--'------'---------- xXl X2

Gambar 5.10 : Koefisien atenuasi sebagai kemiringan dari grafik J!n [xA (f, x)]'vsx

Untuk lebili memperjelas pengertian Aef, x) berikut ini visualisasinya dalam Gambar

5.11.

~I

~---i--------::o,------f

t X3

jarak

I'------'I-----"'-------f

F---i----.....:::..-----f

0+-----'----------·f1

112

f (frekuensi)

Page 132: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

-, ,A""...p~sm-jkCmitoh pengukuran koefisien atenuasi dari data seisinik sumuran. (b.orehoZeseismic)

dengan memakai metode penurunan amplitudo dapat dibaca pada paperSuprajitno

(1987).

5.6.3. Metode Rasia Spektral

Metode rasio spektral padahakekatnya membandingkan spektrum di suatu tempat

Al(m) terhadap amplitudo spektrum di satu referensi A2(m).

.-"0·'

"

B(co) = A,(co). A

2(co)

sementara secara umum

dengan catatan G (x) = l/x adalali faktor geometri

maka

AI (co) = G(xJA9

(co) e-a(w)x,

A2 (co) = G(x2)Ao(Cil) e-ll(m)x,

sehingga

(5.30)

(5.31)

(5.32)

bila ditulis ex (co) (Xl ~ x 2 ) =cot /2Q maka.persamaan (5.32) berubali menjadi

atau'. coten [B (co)] = en [Bo (co)]-:- 2Q

(5.33)

113

--~.-.----------.---------

Page 133: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Atenuasi Gelombang Seismik

Grafik hubungan antara rasio spektrumB(m) terhadap frekuensi f akan berupa suatu

garis lurns dengan kemiringan -7rtIQ (gambar 5.12)

£n[B(m)]

-mlQ

o f--------l...!:::.........::>--------f

Gambar 5.12 : Penentuan faktor kualitas dengan metode rasio spektral

Dengan demikian nilai faktor kualitas dapat di hitung dari

(5.34)

dengan catatan t adalah waktu penjalaran untuk menempuhjarak XI - X2 dan 13 adalah

kemiringan. Contoh pengukuran atenuasi gelombang seismik dengan metode rasio

spektral dapat dibaca pada paper Hauge (1981).

5.6.4 Metode Waktu Naik

Berbeda dengan dua metode pengulcuran atenuasi/faktor kualitas medium yang

diutarakan sebelumnya yang kesemuanya beroperasi di damain (kawasan) waktu,

metode walctu naik (rise time) beroperasi di domain waktu.

Di dalam persamaan (5.20) telah disinggung bahwa fenomena dispersi menyebabkan

pergeseran waktu datang sinyal seismik menjadi lebih awal dan mengakibatkan sinyal

114

Page 134: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Atenuasi Gelombang Seismik

medium. ;·;i,:',·

Gladwin dan Stacey (1974) memperkenalkan hubungan antara rise time ('t) dengan Q

sebagai

Ct+­

Q(5.35)

dengan ketentuan

'to adalah rise time di sumber

G .adalah kOD$tante sebesj1r 0.53~±oM

t adalah waktu penjalaran sinyal

Rise time didefinisikan sebagai perbandingan antara amplitudo maksimum dibagij )- .r <_,:. '.i.' ,i'~_;:,;, ',._ :! .!.'." . , -',' __ '.' .

kemiringan maksimum dari gans singgungnya (lihat gambar 5.13).

Amplituda

.\.--

f---,---~~--I----\--------,.""'----t

',,';. i ,F,' ;\.' 1

!i: t •

F, .

Gambar 5.13

" ~, ,

pefinisirise. timelIlenurut Aki dan RicjlaIds (l98l) dan Hetbe):iy ;(1983). .

115

--;--,---- ----.- ------,-~ .. - ------ ----~.--_._--'---_._.-,----" -- ---'-'-

Page 135: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Atenuasi Gelombang Seismik

Dalam praktek nilai Q di dapat dari kemiringan garis regresi yang dihasilkan oleh

rumus (5.35) (Iihat Gambar 5.14).

kemiringan = C/Q

'to

-1-----------------to

Gambar 5.14 Cara mendapatkan Q dari rekaman seismik (beberapa sinyal disatuRekaman).

Aki dan Richards (1983) mengusulkan hubungan

(5.36)

untuk menghitung nilai Q. Dalam hal ini x adalah jarak yang ditempuh sinyal dan C

adalah kecepatan.

5.6.5 Metode Pergeseran Frekuensi Centroid

Pada gelombang seismik yang menjalar dalam model bumi dengan Q tetap, komponen

frekuensi tinggi akan diserap lebih cepat dari pada dibandingkan dengan komponen

frekuensi rendah. Hal ini berarti bahwa kandungan frekuensi gelombang akan bergeser

kearah yang lebih rendah. Quan dan Harris (1997) memperkenalkan istilah frekuensi

centroid dan variance yang didefinisikan secara statistik.

Frekuensi centroid dan variance pada posisi sumber adalah

116

Page 136: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

j

>.; ,.

jrB (r) elfrs = -,,-0 _

~

fs (r) elfo

~

f(r -rs)'.s (r) elfcr2 = -"0_-,---- _

s ~

fs (r) elfo

.,'

Atenuasi Gelombang Seismik

(5.37a)

(5.37b)

sedangkan frekuensi centroid dan variance pada posisi penerima adalah

~

fr.R (r) elf,fR. = 0

.~

fR (r)elf0

~ .f(r -rR.)'R (r) elf

cr2 = 0R ~

fR (r)elf0

(5.38a)

(5.38b)

Variance gelombang seismik dianggap tidak berubah selama penjalar!llJnya

jadi as = aR

Pergeseran frekuensi centroid dalam hal.ini adalah

Spektrinn frekuensi sumber gelombang seismik dianggap mempunyaibentuk seperti

distribusi Gauss.

117 '

.-~.----'- -_._--~-

Page 137: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

S (f) = exp [_ (f - fS)']2cr2

s

Atenuasi Gelombang Seismik

(5.39)

maka spektrum frekuensi gelombang seismik juga akan mempunyai bentuk seperti

distribusi Gauss

R(f)

dalam hal ini

G exp (-fb) exp [_ (f -f~)']2crs

(5.40)

i! = panjang lintasan

a = koefisien atenuasi

G = adalah faktor geometri

Hubungan antara pergeseran frekuensi centroid dengan faktor kualitas medium adalah

(5.41)

disini ts adalah waktu datang gelombang pada posisi yang sangat dekat dengan sumber

dan tR adalah untuk hal yang sama di posisi penerima

Dalam praktek gelombang pada posisi sumber dan posisi penerima dapat digantikan

oleh gelombang (sinyal) pada posisi dekat dan posisijauh.

Gambar 5.15 memperlihatkan spektrum sinyal dan frekuensi centroid pada satu posisi

gelombang.

118

Page 138: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

,. Amplitudotern rmalisasi

Atenuasi Gelombang Seismik

•...--- frekuensi centroid

II

II

I .

II

I.-" frekuensi

O""'-----------~--=-:....:-:..=.-----

1.0

Gambar 5.15 Spektrum sinyal seismik dan frekuensi centroidnya.

5.7 CONTOR NILAI ATENUASI DAN FAKTOR KUALITASBATUAN

", '.13,eriktlt ini <¥tampiJ¥n. nilai-Jill,i¥; ~tenuasig~lpID.bang seismik, dari. b.~berapa jenis

batuan untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang sifat atenuasi/absorpsi-,~.- . -_.

batuan terhadap gelombang seismik yang melewatinya.! '. ,

Jenis batnan Q ale

Batuan sedimen 20-200 0.16-0.02

Batupasir 70-130 0.05-0.02

Batu lempung 20-170 0.16-0.05

Batu gamping 50-200 0.06-0.02

Batukapur 135 0.02

Dolornit 190 0.02

Ba~an berpori berisi gas 5-50 0.63-0.06

Batuan metamorfik 200-400 0.02-0.01

Batuanbeku 75-300 0.04-0,01

(dari Bradley dan Fort, 1966).

119

--.------

Page 139: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Atenuasi Gelombang Seismik

Contoh lain tentang koefisien atenuasi (pada frekuensi 50 Hz) diberikan oleh Dobrin

dan Savit 1988.

Kecepatan (kmIdet) Atenuasi (l/lan)

Granit 5 0.21-0.32

Batuan beku 5.5 0.414

Batu garnping 5.9-6 0.36

Batupasir 4.4.3 0.71-1.77

Lempung 2.3.3 2.3-0.68

120

Page 140: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Atenuasi Gelombang Seismik

DAFTAR ACUAN

Ald, K., dan Richards P.G., 1981. Quantitative Seismology, W.h. Freeman and Co,

San Francisco.

Futterman, W.L, 1962;Dispersive Body Waves, Journal ofGeophysical Research, 67,

p.5279-5291.

French, A.P., 1986. Vibration and Waves, MIT Introductory Physics Series, Van

Nostrand Reinhold, Berk Shire.

Gladwin, M.T. dan Stacey, ED., 1974. Ane1astic degradation of acoustic pulses in

rock, physics ofthe Earth and Planetory Interior, 8, 332-336.

Hamilton, E.L., 1972, Compressional-Wave Attenuattion in Marine Sediments;

Geophysics, 37, 620-646.

Hatherly, P.J., 1983. The Analysis of Shallow Refraction Seismogram, Tesis Ph.D.,

Macqdarie Univ., Sydney.

Hauge, P.S., 1981. Measurement of Attenuation from VSP, Geophysics 46, 1548­

1558.

Kjartausson, E., 1979. Coustant Q-wave Propagation and Attenuation, Journal of

Geophysical Research 84, 4737-4748.

Kolsky, H.,1956. The Propagation of Stress Pulses in Viscoelastic Solids, dalam

Johnson D.H. dan Toksoz, M.N. (Editor), Seismic Wave Attenuation, SEG

Reprint Series No.2, 385-404.

Menahem, A.B. dan Singh, S.J., 1981. Seismic Waves and Sources, Springer-Verlag,

Berlin.

Pilant, W.L., 1979, Elastic waves in the Earth, Elsevier Amsterdam..

Suprajitno, M., 1987. Attenuation Analysis of VSP data, Lemigas Scientific

Contribution, 2/87, 73c84.

Telford, W.,M., Geldart, L.P., Sheriff, R.E. dan Keys, D.A., 1976. Applied

Geophysics, Cambridge Univ. Press, London.

White, J.E., 1983. Underground Sound, Application of Seismic Waves, Elsevier,

Amsterdam.

121

Page 141: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

BAB 6.

SIFAT PETROFISIKA RESERVOARDAR! SEISMIK

6.1 Pendahuluan

6.2 Litologi Seismik

6.3 Petrofisika Seismik

6.3.1 AVO

6.3.2 INVERSI AVO

6.3.3 KOREKSI UNTUK AVO

6.4 6.4 Reservoir Seismik

Page 142: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

.'----

Page 143: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

BAB6

SIFAT PETROFISIKARESERVOAR DARI SEISMIK

Pada Bab ini pemanfaatan data seismik untuk karakterisasi reservoar minyak dan gasbumi dikupas secara konsepsional. Konsep konstanta elastik yang dibahas pada Bab3 akan sangat diperlukan dalam memahami karakterisasi reservoar migas dari dataseismik. Yang juga tak kalah pentingnya adalah konsep refleksi gelombang seismikpada satu bidang batas sebagai fungsi sudut datang. Pada Bab ini batuan reservoartidak dianggap sebagai suatu medium yang padat, akan tetapi dia dianggap sebagaimedium berpori berisi fluida yang mempunyai nilai porositas, permeabilitas dantingkat saturasi fluida tertentu.

6.1. PENDAHULUAN

Pada taraf awal pemanfaatan data seismik, para ahli mengukur waktu penjalaran

gelombang seismik di dalarn lapisan-Iapisan bawah permukaan karena waktu

penjalaran dikalikan kecepatan penjalaran menunjukkan kedalarnan (geometri) dari

lapisan-Iapisan tersebut. Karena informasi yang diarnbil adalah geometri yang

mencerminkan struktur maka seismilc eksplorasi dalarn hal ini dinarnakan struktur

seismik (seismic structure).

Di tahun 1977, para ahli berhasil mengubah data (trace) seismik menjadi impedansi

akustik yang lebih mencerminkan litologi dari pada sekedar trace seismik biasa.

Seismik eksplorasi dalarn hal ini disebut litologi seismik (seismic lithology).

122

Page 144: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Sifat PetroiJsika Reservoar dari Seismik

Diawal dekade 1990-anpara ahli berhasil mengembangkan cara untuk mengekstraksi

data seismikgnnamendapatkan parameter-parameter petrofisika dari reservoar migas.

Malm seismik eksp10rasi dalam hal inidisebut petrofisika seismik (seismic

petrophysics). kitrena hubtmgan antara paramei~r petroflsika dengan parameter

reservoar migas te1ah banyak diketahui maka menjadi je1as bahwa pengembangan

- . . "

,Jlletode" selsmik dengari cepat mengarah ke reservoar seismik sete1ah petrofisika

seismikmendapatkan 1andasan yang cukup kuat.

Reservoar seismik adalah metode seismik eksp10rasi yang pemanfaatarmnya diarahkan

untuk memperkirakan parameter reservoar atau istilah yang 1ebih populer adalah

karakterisasi reservoar (lihat gambar 6.1).

GELOMBANGSEISMIK

, PARAMETER'GELOMBANGSEISMIK'

BATUANRESERVOAR DANPARAMETERNYA

Konsfanfa Elasfik'",.~" ".-;;~~<

,~

Gamb~ 6.1 : Prlnsip karakt~risasi reservoar migas dengangelomb~g seismik

123

~,--------.-.-_. __.~--. ---,------ .. -----

Page 145: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Sifat Petrofisika Reservoar dari Seismik

Di sepanjang sumur pengeboran karakter/parameter reservoar tersebut diperoleh dari

hasil analisis log sumur. Ekstrapolasi parameter-parameter tersebut keluar' sumur

dapat diperoleh dengan beberapa cara, misalnya teknik penggambaran kontur .biasa

atau yang dipandu dengan pendekatan geostatistik. Apabila ditambahkan data seismik

untuk memandu memperkirakan nilai parameter yang berada diluar sumur, maka

ini1ah yang dirnaksud dengan reservoar seismik. Istilah yang dipakai di industri migas

adalah : seismically guided reservoir characterization.

Dapatkah gelombang seismik yang menyentuh reservoar migas yang berada di bawah

permukaan membawa informasi tentang sifat-sifat petrofisika batuan reservoar dan

parameter reservoar seperti porositas, permeabilitas, saturasi air dan lain-lain? Hal ini

akan dibahas secara rinci pada Bab ini. Secara umum memang ada korelasi yang kuat

antara parameter gelombang seismik dengan parameter reservoar, tabel 6.1

menunjukkan hal itu. White dan Sengbush (1987) menamakan ilmu yang mengupas

hal ini sebagai Production Seismology.

Tabel6.1Korelasi antara parameter reservoar dengan parameter gelombang seismik

ParameterVp Vs VpNs cr Q A

Reservoar Seismik

Ketebalan * *Litologi * * *Porositas * * *Saturasi Gas/Air *Kandungan Fluida * *Kandungan Lempung * *Tekanan * *Temperatur * *Orientasi Rekahan * * *

124

Page 146: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

......-

Sifat Petrofisika Reservoar dari Seismik

·6;2.· LITOLOGISEISMIK·

Sebaga.rn:;ina telab.disinggUng dimuka, sailipai dengant3hun 1977 seisrnik eksplorasi.' _,- ." .., "'." '> '0 . .. . ", .. : • ,', .... _.' _. _"'" ";.,, ' : ," .. _'< _ .. ", ;

sem~ta-rnatadiarahkall.pem~aatannya untuk pemejal'aran struktur perlapisan baw8h

pe~ulaian. Di tahun 1976 usaha-usaha ke arah pemej!iJ.aran Iltologi bafuariillui'lii

dikerjakm orang dengan diperkena.ikanriya penampang impedansiaJ.alStikyang dibuat

~ data seismik. B~berapa pedntls dalam hal inidiantarany~ adala1lLinds~tb.(1977)

kemudian Beequey, Lavergoe dan Willm (1979).

Impedansi aIrustik adalah perkaIiim antara densitas dengim k~eepatan penjalaran

gelombang dalam medium (dalamhal'ini lapisan bawahpermukaan). Impedansi:',: .~,'-,; '.,:': ~--:.-_, '",' ~ .. :- :... ,-,; ",. ,': .... : .:;;.,,, i .. " '.

akustik dapat diperoleh dengan jalan mengalikanlog sonik dengan log densitas.

Impedansi akustikyangdi~ dlITi da{~seismik sei:iJig dis~but sebagai impe~ansi

akusii,k semu (pseudo acoustic impedance). Jadide~gan membuat penampang

impeda~siakustik daridltta sei~mik kita seoiili~olahmeng~bor sumur diseti~p titik'. .. ,-.. -', .',-,,',,',', ,,' - .. "-','--"- ..

tembak (shotpoint) dan melakukan perekaman (logging)sonik dan densitas.

Lindseth (l980) mem"yisualisasikan perbe~'nilai impedansi akustik.dari,l~mpung,, ~ - .. ,_. ' • ',_ .. ' .• _ .... .- ~ .. " .. '" - : . .' .' " 0' • _ ... : _ .. , .. c.• ,_ .' .. ., .. , '... ...... .. .. ,_ ',._ I. -, '.: .. _ .. _: " .. ,

Pll* dan blltu gampingserta mengikutipenyebarannY!l ..ke ar@ lateral..dengan

JD.enianffl!ltkaD. pe)lampang s~ismik fupedansl akustik: sllmu (Gm:nbar 6.2). Bahwa..,: "" .

keeepatan penjalaran, gelombang sei~mik daiam suat).l~illei:liilin·ber1alitandengan.-.- ,~, -,-". - .-" _.-. --";.__ ...'- .,_._.. ,"-- ,.~-- -:-....".' ..... ~'1~··""-:.:~ '''''''-·1"'' .,. -", ,.. -,~'" - ..,,_....,---, ~~,~ i'" "';'" ; ,", . "

litol()gy dapat dilihat' pada gambar6.3. Terlihat bahWa ada turnpang tiD.dih'pita'i ;.;.;"', : I ;'J+:lj.,:

keeepatan yang eukup. lebar., Dengan impedansi,akuiltik turnpang tindih .tersebut:; I.. : i': ':.i. :,""'.'" ,'. i

berkurang sedikit karena impedansi akustik tetap ,didominasi cileh:.keeepatari,·I ; "!', ! "",' '" "",'

sementara pengaruh densitas eukup keeil. Menurut G8rdner (1974)'seeai:aeiiipirisL : t ; ~: ••'; • ";'! '::\..'- " T

densitas dan 1l:eeepatan mempunyai hubungan srbagai berikut

... (6.1)'

125

Page 147: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Sifat Petrofisika Reservoar dari Seismik

140 90 40 (J Sec/ft

'( [) (/l)D( 1>~[)I»I>,Dj)I>I»DDD '

(

<~,..

~" !<::;,,:-: ":' ,r.::: , ',:., " ' " .', ',' .'.W." ',' .... ;,; :::: ':,11:;' :+;, f~;,;C'};' ¥. 1'\',' ....<< < ( ( ( ( ( ( < ( < < << <« ( :.; ,;.. ',' "..;, ;': ",;;, ',' '.;, ":'.Ii:g ««( l~««~«~ {«(««(((~ fiji

Gambar 6.2 : Penampang impedansi akustik yang diturunkan dari data seismik. Garistebal adalah kurva impedansi yang didapat dari log sumur sebagaisarana untuk mengkalibrasi (dari Lindseth, 1980)

I ANHYD

DOLOMlT

BATUAN GAMPrNG

LITOLOGI BATUAN PASIR

LEf\1PUNG

I BATUBARA---

o1--2,-------,1;----'---1

4----,-1----,-----,-1----,

Vp (kmldet)

Gambar 6,3 ; Hubungan antara kecepatan gelombang seismilc dengan litologi,Bagian yang tumpang tindih dalam pita litologi cukup lebar,

126

Page 148: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Sifat Petrofisika Reservoar dari Seismik

Penampang _seismik impedansi. akustik. saatini banyak digunakaneli industri migas

_terutama untuk mengembangkan Japangan; Pelacakanpenyebaran reseryQar batupasir

'. eli luar Sun:lur cUktipberhasildilakukandenganbantuanimpedansi akustjk.PJ Caltex• ,', - t·.. · ' '.. ," .,

. ,"-,. '..

Inipedansi. Akustik

o

• •••

.-Pbrositas %

-,--

Gambar 6.4 : Hubungan antara impedarisiakilStikdeilganporositas batuan

127

,

Page 149: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Sifat Petrofisika Reservoar dari Seismik

6.3. PETROFISIKA SEISMIK

Tumpang tindih pada Gambar 6.3 yang cukup lebar dalam penentuan litologi dari

kecepatan dapat dipersempit apabila kita mengganti sumbu-sumbu koordinat. Gambar

6.5 menunjukkan hubungan antara kecepatan gelombang P dengan rasio Poisson.

Terlihat bahwa jenis-jenis batuan tertentu dan kandungan fluidanya dapat dipisahkan

dalam sistem koordinat tersebut diatas.

0.5

0.4

Rasio0.3

Poisson (0")

0.2

0.1

BATUGAMPINGIDOLOl\l1IT

ANHIDRIT

o·-+---r---.,...-----r----r----,----r----,--2 4 6 8

KECEPATAN GELOMBANG P (kmIdt)

Gambar 6.5 Hubungan antara rasio Poisson (a) dengan kecepatan gelombang P(Vp) menurut Wren (1984).

Pada Gambar 6.6 litologi batuan berupa batu pasir, batu lempung dan batu gamping

dapat dipisahkan dengan baik dalam sistem koordinat VsNp sebagai absis dan rasio

Poisson sebagai ordinat. Dapat dilihat bahwa pita yang tumpang tindill dalam

128

Page 150: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

, '~ Sifat Petrofisika Reservoar dari Seismik

penentuan litologi batuan dengan cara ini telahLmenjacli begitutipisbiladibaildingkan

dengan Gambar 6.3. ,

cr

0.1

0.2

0.3

0.4

Gampin

0.5

pasir

0.6

VslVp

, .

Gambar 6.6 Hubungan antararasio Poisson (cr) dengan (ysNp) mempersempitbagian yang tumpang tindih dalam pita litologi. Bandingkan dengangambar 6.3 . '

Rasio Poisson (cr), Vs, Vp dan densitas (p) adalah beberapa diantara parameter

petrofisika batuan yang banyak dirnanfaatkarl para ahli'dalam peinelajaran reservoar

minyak dan gas bumi. Parameter petrofisika yang lain adalah modulus Young (E),

modulus bulk (k) atau kebalikandari kompresibilitas. Besaran-besaran petrofisika ini

pada umumnyadidapat dengan pengulroraninti pemboran (core) dilaboratorium.

Akan tetapi bila paraahli berusaha menurunkan ,besaran-besaran petrofisika tersebut

dengan memeras informasi yang terkandung di dalarn data seismik, maka kita

memasuki arena pengetahuan yang disebut petrofisika seismik (seismic petrophysics).

129

--- ---,---- --~-- --,-.--

Page 151: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Sifat Petronsika Reservoar dari Seismik

Petrofisika seismik saat ini merupakan kecenderungan bam dalam metode seismik

eksplorasi yang banyak dirnanfaatkan untuk memetakan penyebaran reservoar rnigas

di luar sumur-sumur pengeboran. Petrofisika seismik sebetulnya merupakan bagian

dari reservoar seismik.

Hubungan antara parameter reservoar, parameter petrofisika dan konstanta elastik

adalah suatu kesatuan yang diperlukan oleh para ahli dalam meng-karakterisasikan

reservoar rnigas. Sebagai contoh Piggot dan Shresta (1990) pemah mendapatkan

hubungan empiris antara porositas dengan modulus Young (E) disuatu reservoar batu

gamping di Kanada sbb:

~ = 3.4376 - 0.3053 fnE (6.2)

kemudian juga hubungan antara tekanan diferensial (Pd) dengan porositas dan

modulus Young sebagai berikut :

fnPd = -5.538 + 14.359~ + 1.2606E (6.3)

sementara Tosaya (1982) mendapatkan hubungan antara Vp, Vs, ~ dan kandungan

lempung (Vcl) disuatu reservoar batu pasir sebagai berikut :

Vp = 1900 - 28220 ~ - 7870 Vol

Vs = 12140 - 20670 ~ - 6890 Vol

(6.4a)

(6.4b)

disini Vp dan Vs dalam ft/detik.

Hubungan-hubungan dalam petrofiska seismik tidak semata-mata berisikan rumus­

rumus empirik. Ada banyak rumus-rumus analitis yang diturunkan secara teoritis

sebagaimana yang diperlihatkan pada Tabel 3.1 (Bab-3). Selain itu diturunkan pula

rumus-rumus lain seperti hubungan antar modulus Young dengan rasio Poisson.

130

Page 152: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Sifat Petrofisika Reservoar dari Seismik

(6.5) :

Hubungan antara modulus bulk, rasio Poisson dan VpNs (lihat <3ambar 6.7)

k( + 4/ = 2 (1- cr)l/l /3 1 - 2cr .

,,;. (VplV,) 2

(6.6) .

12

10

8.!:S..1':

6

4

2:' ;

.4

.1

.:3

.5 11-,--,--'---,-'---,----,---,.-, 14

o

-.I

.2CT

-.2 11.......;-1."=5:-.-'--:2.:i:0:-----:2:-L5=---.,...3...l.0-.-.,.....:.,--3L..-~. 0. .5 4.0

Garnbar ,6.7: Hubungan antararasioPoisson, Tasiokl/ldanrasioVpNs(Tatham, 1982)

Hubllllgan antar!l modulus bulkdengan rasio PoisSOl1 dan rigiditas

k = 2/l(1+ cr)3 (1-2cr)

(6.7)

131

._----.---- --

Page 153: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Sifat PetroflSika Reservoar dari Seismik

Parameter kunei dalam pemelajaran petrofisika seismik tersebut dimuka adalah

diperkenalkannya eara untuk memperkirakan nilai rasio Poisson (0") diIri data seismik.

eara ini bertumpu pada pemodelan numerik tentang variasi amplitudo terhadap jarak

(Amplitude Variation with Offset, AVO) yang pada hekekamya berakar pada sifat

refleksi lapisan batuan yang berubah dengan sudut datang gelombang seismik.

Selain dari pada itu rumus yang diturunkan dari rasio Poisson

_ {(1-2O')}XVS - Vp ( )21-0'

sehingga rigiditas dapat dieari dengan

J.! = p vi

(6.8)

(6.9)

Pada kebanyakan batuan reservoar p sifat rigiditas ini sangat peka terhadap perubahan

keeepatan gelombang P.

6.3.1 AVO

AVO kependekan dari Amplitude Variation with Offset atau Amplitude versus Offset

atau AVA (Amplitude Variation with Angle ofIncidence) teori dasarnya sudah dibahas

pada Bab 4 pada saat mengupas refleksi dan transmisi gelombang seismik pada satu

bidang batas yang tingkah lakunya dinyatakan oleh perumusan Zoeppritz (persamaan

4.13). Kita melihat bahwa perumusan itu eukup rumit dan kurang praktis. Kerumitan

ini sebetulnya muneul pada saat perhitungan koefisien refleksi/transmisi melampaui

sudut kritis.

Pada awal tahun 1980-an sejumlah ahli memperkenalkan pendekatan praktis untuk

mengatasi kompleksitas tersebut diatas dengan melakukan penyederhanaan yang

eerdik.

132

Page 154: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

, '.'J .'} " . Sifat Petrofisika Reservoar dad Seismik

Diantara mereka 'adalah Aki dan Richards (l980);Ostrander (1984), Shuey (1985),

1)mi,thdan Gidlow (1987), Hilterman (1989)Pendekatanpemecahan persoaIaJiyaJig

diusulkaJ? paq'\}lIDlJ!Pllya adalahmembatasi pada. Tefleksi di :ba)vahslJdut kritis

sebinggB; perumus~ya menjadijB;uhl13bih sederhanadanpraIctis. Pendekatan yang,. '-"": .. , ' . ' . ',.mirip sebetulnyajugB; ~udilhdiutaJ:akliD.oleh Bortfeld(1961).

Pendekatan Aki dan RichBIds (1~8Q) YliD.g}<:emudiliD.' diikuti. ()leh ,smith ,dan Oidiow

(1987) adalah

RIa) _ 1 '(1 '4 ,V,2 . 2a) 6.p 1 6.Vp 4' V,.2... .' 2a6.v,\ -- - -sm -+ ----sm--2 v: p 2cos2a VpV:' •., v~'

(6.10)

,dalarn hal ini

Vp adalah kecepatan rata-rata untuk gelombang P dari 1apisan diatas.dandi

bawalmya.

Vs adalah kecepatan rata-rata untuk gelombang S dari hal yang sarna.

I1Vp~ 11V~ ~an I1p berturut-turut adalah kontras ¥ecep~tan

gelomb8+J.g S dan rapat massa dari mediumyang berbatasan,tadi., ;, '. : , .. " , . - : " , " " .. ". ",', :. .." ...., ... , ,"; .';' " .. '

gelombang.. P,i.'.

,: ' ~

Persarnaan (6-10) dapat diatur kembali agar.menjadi)ebihpraktis dan dengan.' .. .,," " .-. .. .- : . .. . .. , , ' ' ,. ,~""',. " '. " .. .' ' - i". ..'

mengg8+J.ti \ .dengan tg2e+1 akan,di dapat. ! " •cos a

,I ,-,

'" :.

.."

(6.11)

(6.12)

"

133

Page 155: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Sifat Petrofisika Reservoar dari Seismik

R, = ..!- .6.(pV,) = ..!- [.6.V, + .6.pJ2 pV, 2 V, P

maka persamaan (6-11) dapat disederhanakan lagi menjadi

( ) V,2 ( .6.p ) . 2 ( 1 .6.p ) 2R \8 = R - 2 - 4R, - - SID 8 + R - - - tg 8p V; p p 2 p

(6.13)

(6.14)

R (8) = R p (1- tg28)- 8R, ~': sin28 - .6.p [~tg28 - 2 ~': sin 28J (6.15)

p p. p

untuk sudut edibawah sudut kritis « 40°) dan VplVs besarnya berkisar antara 1.5 - 2

maka suku ketiga persamaan (6-15) menjadi cukup kecil sehingga dapat diabaikan.

Akibatnya perumusan Aki dan Richards dapat disederhanakan lagi menjadi

(6.16)

Perumusan lain yang cukup popu1er untuk keperluan analisis AVO diberikan oleh

Shuey (1985) yang merupakan pengembangan dari perumusan Koefoed (1955) dan

Bortfeld (1961).

Menurut Shuey (1985), untuk edibawah sudut kritis berlaku

(, ) [ .6.a ] . 2 1.6.Vp (2 . 2 )R \8 = R o + AoRo + ( )2 SID 8 +- -- tg 8 - SID 8I-a 2 Vp

dalam hal ini

Ro adalah koefisien refleksi pada saat e= 0

134

(6.17)

Page 156: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

::,

A'1 Arr

= A o + ( )'.'l-rr - Ro

t1Vp = (Vp2 - Vpt )

Vp = (Vp2 -Vpt )/2

t1vs = (V'2- V,J

VS = (Y'2 + V,t)/2

P = (P2 - pJ/2.,

I1cr = (rr2 - rrJ

cr = (rr2 + rrJ/2

Ao = B ~ 2 (1 + B) 1-2rr. . .' l-rr

B =AVplVp

AVp/Vp +Ap

Sifat PetrorISika Reservoar dari Seismik

(6.18)

Pada perumusan Shuey ini diperlihatkan bahwa rasio Poisson (cr) dan kontras rasio

Poissbn (Lld) melllbi:rikail kontribusi penting dalarn iunplitudoreflekSiuntuk 8 > O.

Kontrlbusi inlmenjacli semaklll dominanpacfu saatllipisarikeclua merupakan batuan

berpori yang berisi gas. Sebagai akibatuya kurva koefisien refleksi v~.s~dut datarig

yang pada umunmya cenderung menurun relatifterhadap Ro malahan menjadi menaik.

Inilah yang disebut anomitli AVO. . !:', "

Kesiropulan lain dan perumusan Shuey (persarnaan 6-17) adalah bahwa kurva refleksi".' -', - . -- ,,'..~, II -"... ",• , ~ , ' ,~ . -.. .

dapat dibedakan atas dua bagian. Bagian pertarna yakni Ro (lihat ruInUS 4.14) yakni

koefisien refleksi pada 8= 0- mengandunginformasi tentang litologi. Bagian kedua

(untuk 8> 0) mengandung informasi tentang kandungan fluida (mioyitk;31ratau gas).

Penyederhaan lebih lanjut diusulkan oleh Hilterman (1989)

135

,'--- ---~-

Page 157: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Sifat Petrofisika Reservoar dari Seismik

R (8) = Ro cos2 8 + 2.25!:J.cr sin 2 8 (6.19)

yang mengisyaratkan bahwa pada sudut datang gelombang yang mendekati 00

pengaruh Ro (litologi) mendominansi koefisien refleksi sementara untuk sudut datang

lebih besar dari pada itu kontras rasio Poisson mengambil alih peranannya.

Dalam praktek anomali amplitudo (AVO) yang diakibatkan oleh adanya gas sering

ditampilkan dalam suatu grafik yang disebut G-I plot (lihat Gambar 6.8).

R(S)

•• G=tg ex

I

oGambar 6.8 : Grafik G-I untuk mencari anomali AVO. G adalah kemiringan dan I

adalah intercept. Gas dicirikan oleh nilai I positif, G positif atau Inegatif dan G negatif.

6.3.2 INVERSI AVO

Perumusan-perumusan AVO yang dikupas pada sub bab dimuka memungkinkan kita

untuk menghitung secara praktis kurva teoritis dari koefisien refleksi bawah

permukaan yang terdiri atas dna lapisan yang berbeda parameter petrofisikanya. Bila

Vp[, Vp2, V,I, V'2, PI dan P2 dil(etahui maka kurva AVO nya dapat di hitung.

136

Page 158: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Sifat PetroilSika Reservoar dari Seismik

Dalani praktek tidak semua dari keenam parameter petrofisika tersebut diketahui.

Teiutama V,I dan V,zjustru tidak diketahui, sementara Vpl dan Vp2 yang berasal dari

'analisis kecepatan (Vstacking) hanyalahmerupakan nilai-nilai yang kasar dan kurang

teliti untuk keperluan ini.

Dalam inversi AVO yang hendak dicari adalah nilai V,I dan V'2 dan nilai ini dihitung

dari rasio Poisson (0") dankontras rasio Poisson (L10") caranyadengan melakukan

simulasi numerik dan pencocokan (matching).Padatahap pertama dilakukan

penggambaran Amplitudo sebagai fungsi offset dari data pengamatan (Gambar 6.9).

Data pengamatan iIii umumnya tidak begitu teratur, dia berosilasi terhadap suatu garis

tertentu. Untuk menghaluskannya dapat dilakukan regresi non tinier.

Ace)/.G . .,. ans regres! non

. ,. tinier dari data:, , t;.:. pengama an

,. I.

oGambar6.9

eea

Grafik pengamatan AVO dari reservoar gas dan garis regresinya.

Garis regresi non tinier inilah yang dianggap sebagai kurva AVO pengamatan yang, . - -' '." . ':', ,-.,;

akan dijadikan sebagai standar saatmelakukan siIriulasi numerik (Gambar 6.9).

Tahap selanjutnya adalah menghitung kurva AVO teorltis memakai perumusan Aki

dan Richards, Shuey atau· yang lain, dengan memberikan nilai-nilai awal pada

parameter petrofisika yang diperlukan. Dalam hal ini data kecepatan dari penampang

137

-----.- ---- -----------,-- -----.----

Page 159: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Sifat Petrofisika Reservoar dari Seismik

seismik dapat dipakai sebagai nilai awal VpI dan Vp2 sementara nilai densitas dapat di·

dekati dengan memanfaatkan persamaan kecepatan vs rapat massa dari Gardner

(1974). Apabila ada log sonik dan log densitas di dekat titik tembak seismik, maka itu

akan lebih baUL

Kenyataan yang akan segera terlihat adalah bahwa antara kurva pengamatan dan kurva

teoritis tidak langsung cocok. Ini berarti bahwa nilai-nilai parameter petrofisika yang

dipakai sebagai masukan bagi perhitungan kurva AVO teoritis belum tepat benar.

Untuk itu perIu dilakukan penambahan atau pengurangan sedikit setapak demi

setapak, setiap kali dihitung lagi kurva AVO teoriti§nya dan dicocokkan dengan kurva

pengamatan, bila masih ada beda yang berarti maka nilai masukkannya diubah lagi,

begitu setemsnya.

Agar proses pencocokan tersebut diatas meng-konvergen secara cepat maka

dipakailah metode/teknik optimisasi. Salah satu metode optimisasi yang sering

dipakai untuk keperIuan ini adalah yang diperkenalkan oleh Marquardt-Levenberg

(lihat Lines dan Treitel, 1984; dan Smith dan Shanno, 1971).

6.3.3. KOREKSI UNTUK AVO

Analisis AVO memerIukan penanganan amplitudo yang cermat. Amplitudo untuk

analisis AVO dianggap mencerminkan koefisien refleksi tepat pada titik pantul

sebelum mengalami pengaruh-pengaruh yang dapat mengubah nilainya.

Ada beberapa koreksi penting yang perIu dilakukan sebelum mulai menganalisis AVO

dari satu CDP (Common Depth Point) gather atau satu CSG (Common Shot Gather).

1. Koreksi geometri : untuk menghilangkan pengaruh divergensi sferis akibat

penjalaran gelombang menjauhi titik pantul.

138

Page 160: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Sifat Petrofisika Reservoar dari Seismik

2. Kore1<SiKonsistensi: unfuk menghilangkanpengaruh -ketidakkonsistennya

sumber, peneriina dan lain-lainfaktor yang ada diperlllukaan..

3. Koreksi hIterfeiensi lapisailtipis yang disebut tuning thickness.' Pantulan dan

bagian atas dan bawah lapisan ini saling berinterferensi yang rnernpengaruhi

amplitudo refleksi.

4.. Koreksi NMO : untukmemudabkan perigambilatllirnplitudo yang mewakilititik

refleksi.

6.4 RESERVOAR SEISMIK

Reservoar seismik (seismic reservoir) merupakan perkembangan barn dalam

seismologi eksplorasi yang melihat batuan reservoar sebagai medium berpori berisi

fluida dengan satnrasi tertentu (Garnbar 6.1 0).

pon-pon

matriks

Gambar.6.10 Batuan reservoar sebagai medium berpori-pori (~) berisi fluidadengansatUrasi tertentu (8';') ..... ..'. . '. '." , " " .

Di dalam medium seperti lui gelombang seismik merambat dengan kecepatan tertentu.

.Kecepatan perambataririya' tidak. saja tergantung pada sifat~sifat elastik medium

tersebut tetapi juga pada porositas dan satnrasrfluidanya.,

139

._-~- ',.

Page 161: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Sifat Petrofisika Reservoar dari Seismik

Andaikan Pm adalah densitas matriks (butiran) dan pr adalah densitas fluida pengisi

pori-pori. Fluida disini dapat berupa minyak, gas atau air. Maka densitas batuan

berpori (bulk density).

(6.20a)

Apabila fluidanya adalah bidrokarbon dengan densitas Ph maka

(6020b)

Dapat dirnengerti bahwa porositas dan saturasi mempengarubi densitas batuan. Disini

yang mewakili saturasi adalah air (Sw), saturasi bidrokarbon adalah

(6.2Ia)

untuk reservoar yang berisi minyak dan air maka saturasi minyak

(6.2Ib)

untuk reservoar yang berisi gas dan air maka saturasi gas

Selain densitas batuan (Pb) yang perumusannya menjadi berubah sebagai akibat dari

perubahan cara memandang batuan reservoar dari benda padat sempurna (solid)

menjadi medium berpori berisi fluida, maka terdapat besaran petrofiiska lain yang

nilainya akan berubah yakni kompresibilitas atau kebalikan Modulus bulk. Modulus

bulk batuan reservoar terdiri dari nilai modulus bulk saat kering (k.i) ditambah

modulus bulk dari bagian yang diisi fluida. Bila modulus bulk fluida adalah kr dan

modulus bulk dari matriks adalah Pm malca (lihat Fakhriyadi Saptono dan Suprajitno

Munadi, 1999) modulus bulk batuan berpori menjadi

140

Page 162: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Sifat Petrofisika Reservoar dari Seismik

Karena untuk benda padat sempurna

v = ~ (k+~ ~),p , p

, ,b

maka untuk medium berpori berisi fluida

(6.22)

v=p (6.23)

•daD. untuk kecepatan gelombang S yang biasa dirumuskan sebagai

v, =)~berubah menjadi

, "-,' J4

V, = [~Pf+(~+1P)pJ2,,~. : '

(6.24)

Persamaan (6.23) sebetulnya merupakan;benl:uklain,dari peJsamaan,serupa yang

. pemah ditisulkan oleh Gassmann, (1951); Geerstma (1961) dan ,diformulasikan

kembali olehDomenico (1977}yakni

v, = [{[t. + :+ ~+~)~~\,d :;J~ (625)

dalam hal ini

141

(

Page 163: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Sifat Petrofisika Reservoar dari Seismik

Cm adalah kompresibilitas dari matriks

Cf adalah kompresibilitas dari fluida

13 = kikm

Ad~ sedikit perbedaan persepsi antara Gassmann dan Geerstma. Bila Cb adalah

kompresibilitas dari hatuan reservoar, maka· Geerstma dan Smit menganggap bahwa

C b = Xd .Hal ini benar bila batuan reservoar dalarn keadaan kering atau harap berisi

gas. Bila batuan reservoar berisi minyak maka kd *' Cb. Jadi dalarn hal ini perumusan

Gassmann (1951) dapat dianggap sllbagai perumusan yang lebih umum.

Impedansi akustik untuk gelombang P secara formulatif adalah

Zp = Pb Vp

dengan mengingat Pb (persarnaan 6.20) dan Vp (persarnaan 6.23 atau 6.25) maka

jelaslah bahwa impedansi akustik gelombang P terpengaruh oleh besar pori-pori (~)

dan saturasi air (Sw) selain pengaruh yang kuat dari kompresibilitas.

Visualisasi dari persarnaan Gassmann (persarnaan 6.25) yang menunjukkan pengaruh

porositas dan saturasi terhadap kecepatan gelombang seismik diberikan dalarn

Garnbar 6.11. Terlihat penarnbahan saturasi air sebesar 20% hanya menyebabkan

penarnbahan Vp sedildt tetapi penarnbahan modulus bulk yang sangat besar (dalarn

Giga pascal)

142

Page 164: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Sifat Petrofisika Reservoar dari Seismik

I. ,', ,,", ',;.'

P-Wave Velocity vs Bulk Modulus4800

(.) 4200Ql

~ Model,E:• 4000§-

4600

-, '4400

3800

3600Model,

3400 t.Model,' '¢:29%

Model,

Model,

.~~I---Lab. Test, ¢: 23%

_--- Lab. Test, ¢: 25%

¢: 19%

3200'15 17 19 21 23 25 ',27

Modulus Bulk; GPa

'~~T"'~

Gambar 6.11 Kecepatan ge1o.lJJ,bang P sebagai fungsi modulus bulk: untuk beberapa

nilai porositas (~) dan saturasi air (Sw). .

143

~------ -- -~~- -.

I

Page 165: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Sifat Petrofisika Reservoar dari Seismik

DAFTARACUAN

Aki, K., dan Richards, P.G., 1980. Quantitative Seismology, W.H. FreeIl1an and Co.

Alam, S., 1994. Inversi AVO Menggunakan Metode Marquardt untuk Identifikasi

Porositas Reservoar, Skripsi S-2, Teknik Geofisika, ITB.

Becquey, L, Lavergne, M., dan WilIm, C., 1979. Acoustic Impedance Logs Computed

from Seismic Traces, Geophysics 44, 1485-1501.

Bortfeld, R., 1961. Approximation to the Reflection and Transmission Coefficients of

Plane Longgitudinal and Tansverse Wave, Geophys. Prosp, 9,485-502.

Castagna, J.P., dan Backus, M.M., 1995. Offset-Dependent Reflectivity-Theory and

Practice ofAVO, Cetakan ke-3, SEG, Oklahoma.

Fakhriyadi, S., dan Suprajitno, M., 1999. A Simple Approach for Understanding

Seismic Wave Propagation in Porous Media, Lemigas Scientific Contribution

2/99,2-9.

Gassmann, F., 1951. Ueber die Elastizitat Poroser Media Vierteljahrsschri:ft der

Naturforschenden, Ges, Zurich, V.96, 1-23.

Gardner, G.H.F., Gardner, L.W., dan Gregory, A.R., 1974. Formation Velocity and

Density-the Diagnostic basis for Stratigraphic Traps: Geophysics, 39, 770­

780.

Geerstma, J., 1961. Velocity Log Interpretation, The Effect of Rock Bulk

Compressibility, Soc.Petr.Eig, J.,V.1, 235-248.

Hilterman, F., 1989. Is AVO the Seismic Signature of Lithology? 59th SEG Annual

International Meeting ke 59.

Koefoed, 0., 1955, On the Effect of Poisson Ratio of Rock Strata on the Reflection

Coeffcients ofPlane Waves, Geophys. Prosp. 3, 381-387.

Lindseth, R.O., 1977. Mapping Stratigrapic Traps with Seislog, 6th Annual Meeting of

the IPA, Jalcarta.

Lindseth, 1980. Digital Processing of Geophysical Data, Continuing Education

Program. The Earth Resources Foundation, The Univ. Of Sydney.

144

Page 166: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Bifat Petrofisika Reservoar dari Seismik

Lines, dan Treitel, 1984. Tutorial : A Review of Least Quare Inversion and Its

Application to Geophysical Problems : Geophysical Prospecting, 32,

159~186 ..~.-.;;ii...;.. _ .. ,''- '," :,'.. ',' _.. .. ,', _.,-;,', .'. '" .... "_,,0 ;

Ostranger, W.J.~ 1984. Plane Wave Reflection Coefficient for Gas Sand at non normal. ..

angles ofincidence, Geophysics~49, 1637-1648... ".'" '-\: .. .. ',.. .. .. ',' _ :, ''''..'' .. -.. • .. ' ..... ,;" _. t' ~.." .. ,.

Piggot, D., dan Shres tha, R.K.;1990. Duect Determmation of Carbonate Reservou

Porosity and Pressure from AVO Inversion; SEG Annual Meeting.

Shuey, R:T., 1985. ASimplificationoftheZoeppritzEquatiohs, Geoph, 50, 609-614.

Smith,G.C dan Gidlow, P.M., 1987, Wighted stlicking for'Rock Property Estimatin

and Detecti6n ofGas, GeophY. Prosp. 35, 993-'1014..

Smith, Jr. F.B. dan Sharmo, D.P., 1971. An Improved'Marquardt Procedure for Non. . .

Linear Regressions: Teclu16metrics,13, 63~74:

Tath~,R.H.,1982. VpNs 'and Lithoiogy :Geophysics, 47,336-344.

Tosaya, C., dan Nur, A., Effect of Diagenesis and Clays on Compressional Velocities

in Rocks, Geoph. Res. Letter 9, 5-8...' ...

White, JE dan Sengbush, R.L:,1987. Production Seism.ology,Handbook of

. Geophysical Exploration Vol.10, Geophysical Press. AniSt~rd~; .

Wren, A.E., 1984. SeisIIricTecbniques inCardian Exploration, I.. Canadian

Soc.Expl.Geophy.,20,55-59.

145

t

,-,--- -~-~,.

Page 167: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

BAB7--

DIFRAKSI:

DAR! NOISE MENJADI INFORMASI

7.1. Pendahuluan

7.2. Teori Dasar

7.3. Pemodelan Numerik dan Fis1s FenomenaDifraksi

7.4. Tomografi Difraksi dan Holografi

7.5. Kesimpulan

Daftar Acuan

Page 168: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

..

<

c

Page 169: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

BAB7

DIFRAKSI:DARI NOISE MENJADI INFORMASI

Dalam seismik eksplorasi difraksi dianggap sebagai gangguan yang harusdihilangkan. Di luar itu, seperti dalam analisis kristal, difraksi sinar X justrudimanfaatkan untuk menentukan struktur mikro dari obyek. Alatpengukur strain yangpaling peka bertumpu pada fenomena difraksi. Jadi difraksi sebetulnya membawainformasi. Pemanfaatan difraksi gelombang seismik untuk eksplorasi dipacu olehhasil studi teoritis maupun eksperimental. Hasil pemodelan fisis dan numerik,menyimpulkan bahwa difraksi selain membawa informasi tentang posisi difraktor,juga mengandung informasi tentang kecepatan medium, dimensi obyek, kedalamanobyek, orientasi obyek dan ketebalan obyek.

Dalam tomografi difraksi memakai gelombang seismik dimungkinkan direkam datadifraksi dari obyek yang ukurannya jauh lebih kecil dari pada panjang gelombangyang dipakai. Gelombang-gelombang yang terdifraksi dapat dipakai untukmerekonstruksi. citra obyek. Keberhasilan dalam tomografi difraksi ini akan dapatmempercepat penerapan holografi seismik dalam. upaya membentuk citra 3 dimensi·dari obyek bawah permukaan. Beberapa hasil studi tentang pemodelan dan analisisdifraksi ditinjau ulang dalam kertas kerja ini dengan maksud untuk mendorongpenelitian, pengembangan dan penerapannya lebih lanjut.

7.1. PENDAHULUAN

Fenomena difraksi banyak dimanfaatkan dalam berbagai bidang untuk menentukan

struktur mikro dad materi (lihat pemakaian difraksi sinar X). Di bidang instrumentasi,

sensor strain optis memanfaatkan fenomena difralcsi. Di bidang geofisika khususnya

seismik, difraksi justru dihilangkan atau ditekan karena di dalam fenomena ini energi

146

Page 170: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

., Difraksi : Dari Noise Menjadi Informasi

terhambirr sehingga perlll.difokuskan kembali. Proses migrasi data seismik adalah

salah satu cabi urituk menekan difraksi.

Akhir-3kIiir iill bid8ri.gsei~mikeKsploIlisim:lll:limeciperhatikandifrakSi sebagai

pembawa informasi bawah permukaan. Banyak studi teoritis maupun eksperimental

yang inembuahkan hRsiiyang memberi harapan. Paper ini mengetengahkan hasil-hasil

stlldi.tetsebutdiatas Yilng.relev'an derigaJikepentingan ,seismik eksplorasi dan, .._ ... ,-. -. r.., ., '.' ... ', .",.... ..j ,

berpotensi memacu perkembangan teknologi seismik untuk diterapkan pada

eksplorasi mineral (crystalin rock) maupun teknologi radar bawah permukaan

(Ground Penetrating Radar).

7.2. TEORIDASAR

Felwmena difrakSi pada taraf awal rriempakart obyekkajian' dalam bidang optika," .. ~ ',,' . :., ''::. . '- .- - . . . --'"- , , '.'

akustik dan elektromagnetik. Dari masalahinikemudian mlinclll .teo.ri-teori dari." ','.- .. ' . , '

SOmmerfeld, Huygens - Fresnel, Rayleigh, Kirchhoff dan Fraunhofer.... ,. ' .

. '

PenerapaJiHlbri difrakSi pad3. k!isusseismikekspiorasi dibeakaii diantarlinya oleh" '_; ", -:'-,1,,:,, . ': . '. ,-';', "'. \ -".' '. ;:,:', '.',:'.;"," \', ," , "',":','.:_. ".-'t' '.' -,> " : I.:' , t. ,,'"' " _.•:'" i. "

. Trorey(1970 dan 1977)i Berryhill (1977) danHiltenpan,0970).Pe,Ilyederhanaa,n Yang

'dilaku1{ah oleh ketigaIlya;nieri:tUI1~diliitullgnyapola'difrakSi yang lebihsesuai. " " ' . 'i -, -,', ','- ;>: _''', ';'.\': -.-" ,', ,,_. - _;' ,:,.;'.. '\ ;i",'

dengan kbndisi perlapisan, batuan bawah ,permukalin .pada kasus"kasus, seismik." . .

eksplorasi migas maupun mineral dan radar bawah permukaan.

Gambar-l adalah model sesar normal yang disederhanakartdansala1l siltu sinar

seismikYBllg· melukiskan JaJaDIlya. gelomplffig· ,t~rdi#aksi .(geloDlbflIl,gcgelombang

.refleksi jidak dilukis)."J .

Gambar-:2a melukiskan pola clifraksi yang IIlungkin terekarn (sistem ,Common offiet)" '., . '._.",.' .. "',' ,- -, .. ' , .. ,-, .'-. ,,;.

dengan amplitudo yang disamakan untuk mempeIjelas pemahaman. Amplitudo sinyal-

147

._- ---.-.~~----,--'--'-'~'

Page 171: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Difraksi : Dari Noise Menjadi Informasi

sinyal terdifraksi tersebut seharusnya rnenurun dengan eepat dengan bertambahnya

waktu (lihat Gambar 2b). Dapat dilihat bahwa pola difraksi ini tidak sirnetris. Selain

itu terjadi pernbalikan polaritas sinyal terdifraksi dikiri kanan apex. Disebelah kanan

apex sinyal-sinyal terdifraksi rnernpunyai fasa yang sama dengan sinyal-sinyal yang

terefleksi, sedangkan disebelah kirinya sinyal-sinyal terdifraksi berlawanan fasa

terhadap sinyal refleksi.

Bagairnana pola difraksi dipengaruhi oleh ukuran obyek diperagakan oleh Trorey

(1977). Makin keeil obyek rnakin kuat pola difraksinya. Sebaliknya sernakin besar

obyek, pola difraksi rnelernah dan kita rnendapatkan sinyal refleksi. Hal ini sesuai

dengan konsep Zone Fresnel.

7.3. PEMODELAN NUMERIK DAN FISIS FENOMENADIFRAKSI

Pernodelan numerik kini rnerupakan bagian integral dari tahap interpretasi rinei.

Pernodelan numerik dari suatu fenornena rnernungkinkan diestirnasinya parameter­

parameter rnikro rnedium yang rnernbentuk fenornena tersebut.

Pernodelan numerik difraksi rnernberikan inforrnasi tentang tingkah laku gelornbang­

gelombang yang rnengalarni difraksi dan parameter-parameter rnedium yang seeara

dominan rnengontrolnya. Dengan proses mutclzing dan optirnasi rnaka parameter

rnedium yang kita perlukan dapat dieari.

Harlan dkk (1984), rnengusulkan eara untuk rnengekstraksi pola difraksi dari data

CMP untuk menentukan keeepatan rnedium yang rnenutupi titik difraktor berada.

Mereka rnernbuktikan bahwa pola difraksi yang lernah dapat di ekstraksi dengan baik.

148

Page 172: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Difraksi : Dari Noise Menjadi Informasi

Laiida dkk, mengtisulkanmetodeuntuk menentukan.titik difraktor, dengan

mefuanfaatkarisifat-sifat IdnematllC dan dinamik dari geloIllbang terdifraksi. Uji coba

pada clata·sintetik maupuririil (tofnmonof!set) meriunjukkanhasil"hasilyang sangat

memberikanhanlpan. Metode ini babkan dapat menentukan.posisititik difraktor padfL

sesar dengan throw setinggi 'M8. '

Pemodelan fisis difraksi seperti yang dilakukan oleh Pant dkk: (1992), membuktikan

bahwa ulruran obyek dapat ditentukandengan memanfaatkanaIl1plitlrdo, frekuensi,

fasa, move out, polaritasdmwaktU tempUhdari sinyaI-sinyill. yangmengaIami

difraksi. Untuk obyek yang panjanglateraInya Iebih dari satu'i\., maka beda waktu

antara ujung-ujung sinyaI yang terdifraksi menentukanlebar' (lateral extent) dari

obyek tersebut.

7.4 TOMOGRAFI DIFRAKSI DAN HOLOGRAFI

Tomografi difraksi berguna urituk rriemetak8rllibyek bawah permukaim. yang

ukurannya lebih kecil dari pada panjailg geloIllbang seismlkymgdipakai claIikontras

kecepatan terhadap sekeli1irik.y~be'siir. Jug~ untu!t()byek yang tiIrurannya lebihbesar

dari pada panjang' gelombang seismik yang dipakai akan tetapi kontras kecepatan

'ferIiadap sek~iiliIlgn)'a' ke6il~ii:ardage .(1992) .beikesiIl1pUlanbahwa: kittagoriyang

kedua yarrnJ. tomografi difraksiyahg koritraskecepatanantara obyek dengan

sekeliIi~gnya kuat adiiJ.lillid€llltik'derigan seismiFIidldgrll:£i. elm Pre'st'aclcDepth

Migration. Di bidang optika teknik holografi urituk pencitraari ()byek· telah· banyak

membuahkan hasil.

Holografi padahakekatnya adalah rekonstrukSimUka gelombang. Hologram merekam

amplitUdo dan fasadari gelomlJang"gelombartg 'yang mengaIaIl1i difraksi cileh obyek

(object wave) dan gelombang penera (reference wave). Secara prinsip teknik holografi

meng-interferensikan kedua gelombang tersebut pada saat merekam, kemudian

149

Page 173: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Difraksi : Dari Noise Menjadi Informasi

merekonstruksi gelombang-gelombang tadi berdasarkan prjnsip difraksi (lihat

Gambar-3). Hasilnya berupa suatu citra tiga dimensi dengan resolusi tinggi. Holografi

seismik (holoseismik) pemah dirintis oleh Fontanel dan Grau sejauh ini kemajuannya

belum begitu berarti.

7.5 KESIMPULAN

Difralcsi adalah fenomena yang membawa banyak informasi tentang geometri

difralctor dan medium yang melingkupinya. Industri seismik selama ini belum

memanfaatkannya seeara rutin dan malahan menghilangkannya. Pemanfaatan difraksi

dapat berkembang untulc eksplorasi mineral dan radar bawah permukaan.

Difraksi dimanfaatkan dalam tomografi seismik untuk memetakan obyek bawah

permukaan yang ukurannya jauh lebih keeil dari pada panjang gelombang seismik

yang dipalcai. Bila kontras kecepatan antara obyek dan medium sekelilingnya besar,

maka kOl)disi ini mirip dengan holografi optik yang saat ini telah mencapai kemajuan

yang menggembirakan.

Keberhasilan dalam tomografi· difraksi diharapkan dapat menunJang berhasilnya

penerapan holografi dalam seismik (holo seismilc) dan metode Prestack Depth

Migration.

150

Page 174: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

----,--

I

,

-- -----,-_._-------,-'--:

Page 175: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI
Page 176: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

---.-- .--- ...-.--- ,----_ .

(

c

Page 177: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

Difraksi : Dari Noise Menjadi Informasi

DAFTARACUAN

Berryhill, J. R., Diffraction Responsefor Nonzero Separation of Source and Receiver,

Geoph. (1977). 42,1158-1176.

Fontanel, A. and Grau, G., Application of Impulsive Seismic Holography, Institute

Francais du Petrole, Rueil Malmaison (1969).

Hardage, B. A., Crosswell Seismology and Reverse VSP, Geophysical Press Ltd.,

London (1992).

Harlan, W. S., Claerbout, J. F. and Rocca, F., Signal/Noise Separation and Velocity

Estimation, Geoph. (1984),11,1869-1880.

Hilterrnan, F. J., Three Dimensional Seismic Modelling, Geoph. (1970), 35, 1020­

1037.

Landa, E., Shtivelmen and Belchinsky, B., A method for Detection of Diffraction.

Pant, D. R., Greenhalgh, S. A., and Zhou, B., Physical and Numerical Model Study of

Diffraction Effects on Seismic Profiles over Simple Structures, Geoph. J. Int.

(1992),108,906-916.

Trorey, A. W., A Simple Theory for Seismic Diffraction, Geoph. (1970), 35, 762 - 784.

Trorey, A. W., Diffractions for Arbitrmy Source - Receiver Locations, Geoph. (1977),

42,1177-1182

Waves on common Offset Section, Geoph. Prosp. (1987), 35, 359-373.

151

Page 178: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

~--.-- ~-~.~~~-

Page 179: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

'.-=---"-~--"., ...- .....~

r--__-:<r,!-· _

"(awHolof'OfrStT

"~ (X•• I,I,,::,

, ", ~" ""

r----~-=t--_r!---______:.;_---x

z

Gamba'r,).r; Di~i iai'~od~l se~t normal (kirl) dan diagram t-x nya (kanan). Titik difraktor berada di(Xo. Zo). Sumber gelombang di Xs dan penerima di Xa. CMP adalah Common Mid Point· Xmenyatakanjarak dan Z menyatakan kedalaman. '

APEX

'< '<'---~<~ -

---~ ,,-~~ -

!

",-

"....0'-"'"'."'"~,,,.~'".--.,,,,--.....---..-"••--...-..... 'Ib - -II?

) '. III T

9--2­Gambar 2 (a) Pola difraksi (Common Offset) dari model yang dilukiskan pada Gambar-l. Teljadi

pembalikan polaritas sinyal disebelah kiri apex hiperbola. Amplituda sinyal dibuatsarna untuk mempeljelas analisis. Sinyal-sinyal terdifraksi sebetulnya mengalamiperubahan frekuensi, komponen frekuensi tingginya hilang terlebih dahulu.

(b) Skala amplituda untuk sinyal-sinyal yang terdifraksi. Titik 0 menyatakan apex, Tmenyatakan periode sinyal yang dominan. Untuk absis negatif nilainya sirnetris denganyang positif, to adalah waktu datang gelombang difraksi dan la adalah waktu datanggelombang relleksi (libat gambar-l kanan).

Page 180: ASPEK FISIS SEISMOLOGI EKSPLORASI

.OPTICAL HOJ:,OGRAPIlY

.. -- ..... ,, .____ 0 virtual :

•__ : object ~.''- .' .,'", ... '. .'

Hologram

I~age Construction

Direct",-ave field /

Scatteredo j wave field

HOlO\ 0 /

~ ", ...

IinIFFRACTION TOMOGRAFI•Ii

(bl ,

;"'71~:" direct0" wavefi,°eld

" ~'

Scatteredwave field

. Receiversrecord

IIlterferencePattern

Bad: propaglltion

• _~ ~ 0p I R

.:·Obj~s ~1: . ,:

. • p,... _.. '"

Back propagatioriP<)5

Data Acquisition Image Constrnction

Garnbart·;: Ari"loghmtilraholografi optik dan tomografidifrakSi'.·Pad,,· :gambar atas.(a) holografidibcntuk dengao ,nicnginterferensikan gelombang dan' obyek dan,gelombang penera. 8aatrekonstnilcSi, gelombang pencia aJcari mengalanudifraksioleh interference fringes yanglerelauit pada holograin;,.Jadidifralisi dimanfaatkan'untukmerekonstruksi cilr;1 obyek.Pada garnbar (b) baSil inlcrferensi dirclauit di swnur sebelah kanan. (saat pengumpulandata) dan saat rekonstruksi backpropogation dilakukan dengao software.

--~~:..-