Askep_diabetes Militus Juni

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/13/2019 Askep_diabetes Militus Juni

    1/25

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANGPergeseran pola penyakit saat ini terus terjadi, dari penyakit infeksi ke penyakit

    degeneratif. Diabetes mellitus adalah penyakit degeneratif yang angka kejadiannya cukup tinggi

    di berbagai negara dan merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah kesehatan

    masyarakat. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita diabetes

    mellitus mencapai lebih dari 180 juta jiwa diseluruh dunia. Kejadian ini akan meningkat lebih

    dari dua kali lipat pada tahun 2030 (WHO 2006). Menurut survei yang dilakukan WHO,Indonesia menempati urutan ke-4 dengan jumlah penderita diabetes mellitus terbesar di dunia

    setelah India, Cina, dan Amerika Serikat. Menurut data Depkes, jumlah pasien diabetes mellitus

    rawat inap dan rawat jalan di rumah sakit menempati urutan pertama dari seluruh penyakit

    endokrin (Depkes RI 2005).

    Jumlah orang yang menderita diabetes tipe 2 diperkirakan akan meningkat dengan

    cepat dalam 25 tahun, dengan perkiraan peningkatan sebesar 42 persen terjadi pada negara

    berkembang. Perkiraan ini didasarkan pada perubahan demografi pada masyarakat, tanpa

    mempertimbangkan perubahan gaya hidup. Di negara berkembang angka kejadian kelebihan

    berat badan dan kegemukan terus meningkat dengan cepat karena menurunnya aktivitas fisik dan

    banyak makan. Kejadian ini meningkat dengan cepat pada angka kejadian diabetes mellitus

    (Glumer et al. 2003). Diabetes mellitus merupakan salah satu masalah kesehatan yang

    berdampak pada produktivitas dan dapat menurunkan mutu sumber daya manusia. Penyakit ini

    tidak hanya berpengaruh secara individu, tetapi juga pada sistem kesehatan suatu negara.

    Walaupun belum ada survei nasional, sejalan dengan perubahan gaya hidup termasuk pola

    makan masyarakat Indonesia diperkirakan penderita diabetes mellitus ini semakin meningkat,

    terutama pada kelompok umur dewasa ke atas pada seluruh status sosial ekonomi. Saat ini upaya

    penanggulangan penyakit diabetes mellitus belum menempati skala prioritas utama dalam

    pelayanan kesehatan, walaupun diketahui dampak negatif yang ditimbulkannya cukup besar

  • 8/13/2019 Askep_diabetes Militus Juni

    2/25

    2

    antara lain komplikasi kronik pada penyakit jantung kronis, hipertensi, otak, sistem saraf, hati,

    mata dan ginjal.

    Dalam makalah ini akan dibahas mengenai konsep dasar penyakit dan konsep dasar asuhan

    keperawatan pada diabetes mellitus.

    B.Rumusan Masalah1. Bagaimana konsep dasar penyakit diabetes militus?2. Bagaimana konsep dasar asuhan keperawatan diabetes militus?

    C.Tujuan1. Untuk mengetahui konsep dasar penyakit diabetes militus2. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan pada pasien dengan diabetes militus

    D. Manfaat1. Manfaat umuma. Sebagai sarana pembelajaran dalam membuat makalah atau karya tulisb. Menambah wawasan dan pengetahuanc. Sebagai acuan pengembangan diri

    2. Manfaat khususa. Sebagai acuan dalam memahami konsep dasar penyakit diabetes militusb. Sebagai acuan dalam pemahaman konsep asuhan keperawatan pada pasien dengan

    diabetes militus

    E.Metode PenulisanMakalah ini ditulis , dimana data merupakan data sekunder yang diperoleh dari media

    kepustakaan dari buku penunjang, dan diperoleh dari media internet

  • 8/13/2019 Askep_diabetes Militus Juni

    3/25

    1

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A.Konsep Dasar Penyakit1. DefinisiDiabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang

    disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan

    insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002).

    Diabetes militus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan

    kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.Pada diabetes,kemampuan tubuh untuk bereaksi

    terhadap insulin dapat menurun, atau pancreas dapat menghentikan sama sekali produksi insulin .

    (Brunner & Suddart, 2001).

    Diabetes mellitus adalah keadaan hyperglikemia kronis yang disebabkan oleh faktor

    lingkungan dan keturunan secara bersama-sama, mempunyai karakteristik hyperglikemia kronis

    tidak dapat disembuhkan tetapi dapat dikontrol (WHO).

    Diabetes mellitus adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang akibat peningkatan

    kadar glukosa darah yang disebabkan oleh kekurangan insulin baik absolut maupun relatif

    (Suyono, 2002).

    2. EpidemiologiDiabetes militus merupakan penyakit kronis yang menyerang kurang lebih 12 juta orang.

    Tujuh juta dari 12 juta penderita diabetes tersebut sudah terdiagnosis, sisanya tidak terdiagnosis.

    Di Amerika Serikat kurang lebih 650.000 kasus diabetes baru didiagnosis setiap tahunnya.

    Di Amerika Serikat, diabetes merupakan penyebab utama kebutaan yang baru diantara

    penduduk berusia 25 hingga 74 tahun dan juga menjadi penyebab utama amputasi diluar trauma

    kecelakaan. Tiga puluh persen pasien yang mulai mendapatkan terapi dianalisis setiap tahun

    menderita penyakit diabetes. Diabetes berada dalam urutan ketiga sebagai penyebab utama

    kematian akibat penyakit dan hal ini sebagian besar disebabkan oleh angka penyakit arteri

    koroner yang tinggi dan para penderita diabetes.

  • 8/13/2019 Askep_diabetes Militus Juni

    4/25

    2

    Angka rawat inap bagi penderita diabetes adalah 2,4 kali lebih besar pada orang dewasa

    dan 5,3 kali lebih besar pada anak-anak bila dibandingkan dengan populasi umum. Separuh dari

    kaseluruhan penderita diabetes yang berusia lebih dari 65 tahun dirawat dirumah sakit setiap

    tahunnya.

    3. Etiologi Diabetes tipe 1a. Factorfaktor genetic

    Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri, tetapi mewarisi suatu

    predisposisi atau kecenderungan genetic kearah terjadinya diabetes tipe I.

    b. Faktor-faktor imunologiPada diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu respon otoimun. Respon ini merupakan

    respon abnormal dimana antibody terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara

    bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing.

    c. Factorfaktor lingkunganPenyelidikan juga sedang dilakukan terhadap kemungkinan factor-faktor genetic,

    imunologi dan lingkungan dalam etiologi diabetes tipe I merupakan pokok perhatian riset

    yang terus berlanjut.

    Diabetes tipe IIfaktor genetic diperkirakan memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi

    insulin. Selain itu terdapat pula factor-faktor tertentu :

    a. Usia ( resistensi insulin cenderung meningkat pada usia diatas 65 tahun)b. Obesitasc. Riwayat keluargad. Keompok etnikSelain itu, terdapat beberapa faktor pencetus dari diabetes sebagai berikut :

  • 8/13/2019 Askep_diabetes Militus Juni

    5/25

    3

    a. Gangguan metabolisme, dimana tubuh tidak dapat memanfaatkan glukosa/ gula darahuntuk diubah menjadi energy/tenaga.

    b. Gangguan / tidak berfungsinya hormon insulin dalam tubuh sehingga terjadipenumpukan kadar glukosa / gula dalam darah.

    c. Melahirkan bayi >4 kg.4. Gejala Klinis

    Gejala yang lazim terjadi, pada diabetes mellitus sebagai berikut :

    Pada tahap awal sering ditemukan:

    a.Poliur i (banyak kencing)Hal ini disebabkan oleh karena kadar glukosa darah meningkat sampai melampaui daya

    serap ginjal terhadap glukosa sehingga terjadi osmotic diuresis yang mana gula banyak

    menarik cairan dan elektrolit sehingga klien mengeluh banyak kencing.

    b.Polidipsi (banyak minum)Hal ini disebabkan pembakaran terlalu banyak dan kehilangan cairan banyak karena

    poliuri, sehingga untuk mengimbangi klien lebih banyak minum.

    c.Polipagi (banyak makan)Hal ini disebabkan karena glukosa tidak sampai ke sel-sel mengalami starvasi (lapar).

    Sehingga untuk memenuhinya klien akan terus makan. Tetapi walaupun klien banyak

    makan, tetap saja makanan tersebut hanya akan berada sampai pada pembuluh darah.

    d.Berat badan menurun, lemas, lekas lelah, tenaga kurang.Hal ini disebabkan kehabisan glikogen yang telah dilebur jadi glukosa, maka tubuh

    berusama mendapat peleburan zat dari bahagian tubuh yang lain yaitu lemak dan protein,

    karena tubuh terus merasakan lapar, maka tubuh selanjutnya akan memecah cadangan

  • 8/13/2019 Askep_diabetes Militus Juni

    6/25

    4

    makanan yang ada di tubuh termasuk yang berada di jaringan otot dan lemak sehingga

    klien dengan DM walaupun banyak makan akan tetap kurus

    e. Mata kaburHal ini disebabkan oleh gangguan lintas polibi (glukosa sarbitol fruktasi) yang

    disebabkan karena insufisiensi insulin. Akibat terdapat penimbunan sarbitol dari lensa,

    sehingga menyebabkan pembentukan katarak.

    Keluhan umum pasien DM seperti poliuria, polidipsia, polifagia pada DM umumnya tidak

    ada. Sebaliknya yang sering mengganggu pasien adalah keluhan akibat komplikasi degeneratif

    kronik pada pembuluh darah dan saraf. Pada DM lansia terdapat perubahan patofisiologi akibat

    proses menua, sehingga gambaran klinisnya bervariasi dari kasus tanpa gejala sampai kasus

    dengan komplikasi yang luas. Keluhan yang sering muncul adalah adanya gangguan penglihatan

    karena katarak, rasa kesemutan pada tungkai serta kelemahan otot (neuropati perifer) dan luka

    pada tungkai yang sukar sembuh dengan pengobatan yang lazim.

    Osmotik diuresis akibat glukosuria tertunda disebabkan ambang ginjal yang tinggi, dan

    dapat muncul keluhan nokturia disertai gangguan tidur, atau bahkan inkontinensia urin. Perasaan

    haus pada pasien DM lansia kurang dirasakan, akibatnya mereka tidak bereaksi adekuat terhadap

    dehidrasi. Karena itu tidak terjadi polidipsia atau baru terjadi pada stadium lanjut.

    Penyakit yang mula-mula ringan dan sedang saja yang biasa terdapat pada pasien DM

    usia lanjut dapat berubah tiba-tiba, apabila pasien mengalami infeksi akut. Defisiensi insulin

    yang tadinya bersifat relatif sekarang menjadi absolut dan timbul keadaan ketoasidosis dengan

    gejala khas hiperventilasi dan dehidrasi, kesadaran menurun dengan hiperglikemia, dehidrasi dan

    ketonemia. Gejala yang biasa terjadi pada hipoglikemia seperti rasa lapar, menguap dan

    berkeringat banyak umumnya tidak ada pada DM usia lanjut. Biasanya tampak bermanifestasi

    sebagai sakit kepala dan kebingungan mendadak.

  • 8/13/2019 Askep_diabetes Militus Juni

    7/25

    5

    5.PatofisiologiSebagian besar patologi Diabetes Mellitus dapat dikaitkan dengan satu dari tiga efek utama

    kekurangan insulin sebagai berikut :

    a. Pengurangan penggunaan glukosa oleh sel-sel tubuh, dengan akibat peningkatankonsentrasi glukosa darah setinggi 300 sampai 1200 mg/hari/100 ml.

    b. Peningkatan mobilisasi lemak dari daerah-daerah penyimpanan lemak, menyebabkankelainan metabolisme lemak maupun pengendapan lipid pada dinding vaskuler yang

    mengakibatkan aterosklerosis.

    c. Pengurangan protein dalam jaringan tubuh.Akan tetapi selain itu terjadi beberapa masalah patofisiologi pada diabetes mellitus yang tidak

    mudah tampak yaitu kehilangan ke dalam urine klien diabetes mellitus. Bila jumlah glukosa yang

    masuk tubulus ginjal dan filtrasi glomerulus meningkat kira-kira diatas 225 mg.menit glukosa

    dalam jumlah bermakna mulai dibuang ke dalam urine. Jika jumlah filtrasi glomerulus yang

    terbentuk tiap menit tetap, maka luapan glukosa terjadi bila kadar glukosa meningkat melebihi

    180 mg%.

    Pasien-pasien yang mengalami defisiensi insulin tidak dapat mempertahankan kadar glukosa

    plasma puasa yang normal atau toleransi sesudah makan. Pada hiperglikemia yang parah yang

    melebihi ambang ginjal normal (konsentrasi glukosa darah sebesar 160 180 mg/100 ml), akan

    timbul glikosuria karena tubulustubulus renalis tidak dapat menyerap kembali semua glukosa.

    Glukosuria ini akan mengakibatkan diuresis osmotik yang menyebabkan poliuri disertai

    kehilangan sodium, klorida, potasium, dan pospat. Adanya poliuri menyebabkan dehidrasi dan

    timbul polidipsi. Akibat glukosa yang keluar bersama urine maka pasien akan mengalami

    keseimbangan protein negatif dan berat badan menurun serta cenderung terjadi polifagi. Akibat

    yang lain adalah astenia atau kekurangan energi sehingga pasien menjadi cepat lelah dan

    mengantuk yang disebabkan oleh berkurangnya atau hilangnya protein tubuh dan juga

    berkurangnya penggunaan karbohidrat untuk energi.

    Hiperglikemia yang lama akan menyebabkan arterosklerosis, penebalan membran basalis dan

    perubahan pada saraf perifer.

  • 8/13/2019 Askep_diabetes Militus Juni

    8/25

    6

    6. PATHWAY

    Faktor genetik, obesitas, gaya hidup, usia,

    Faktor imunologi, riwayat keluarga DM

    Faktor lingkungan

    resistensi insulin

    Infusiensi insulin

    Diabetes

    DM tipe I DM tipe II

    Kurang informasi Peningkatan glukosa intra sel peningkatan

    Mobilisasi lemak glukosa darah

    hiperglikemi

    Kelainan Metabolisme

    Lemak komplikasi vaskuler glukosuria

    Aterosklerosis makrovas mikrovas diuresis osmotik

    peningkatan selera Ganggrenpoliuria

    makan Nefropati neoropati

    retinopati

    polipagi

    kehilangan

    Kurang

    Pengetahuan

  • 8/13/2019 Askep_diabetes Militus Juni

    9/25

    7

    pelebaran vena parastesia, gastrik

    masukan berlebih retina suhu meningkat berlebihan

    gangguan penglihatan

    peningkatan

    haluaran

    fungsi penglihatan urine

    7. KlasifikasiBerdasarkan klasifikasi dari WHO (1985) dibagi beberapa type yaitu :

    a. Diabetes mellitus type I,Insulin Dependen diabetes mellitus (IDDM) yang dahulu dikenal dengan nama Juvenil

    Onset diabetes (JOD), klien tergantung pada pemberian insulin untuk mencegah terjadinya

    ketoasidosis dan mempertahankan hidup. Biasanya pada anak-anak atau usia muda dapat

    disebabkan karena keturunan.kerusakan sel beta pancreas atau penyakit-penyakit yang

    mengganggu pruduksi insulin dapat menyebabkan timbulnya diabetes tipe I . infeksi virus dan

    autoimun dapat menyebabkan menyebabkan kerusakan sel beta pancreas pada banyak pasien

    diabetes tipe I, meskipun factor herediter juga berperan penting untuk menentukan kerentanan

    sel-sel beta terhadap gannguan-gangguan tersebut. Pada beberapa kasus , kecenderungan

    herediter dapat menyebabkan degenerasi sel beta, bahkan tanpa adanya infeksi virus ataukelainan autoimun.

    Onset diabetes tipe I biasanya dimulai pada umur 14 tahun di Amerika Serikat. Diabetes

    tipe I dapat timbul tiba-tiba dalam beberapa hari atau minggu, dengan tiga gejala sisa yang utama

    :

    Ketidakseimbangan

    nutrisi lebih dari

    kebutuhan

    Resiko injuri

    Resiko

    tinggi

    infeksi

    Kekurangan

    volume cairan

  • 8/13/2019 Askep_diabetes Militus Juni

    10/25

    8

    1) Naiknya kadar glukosa darah2) Peningkatan pengunaan lemak sebagai sumber energy dan untuk pembentukan kolesterol

    oleh hati

    3) Berkurangnya protein didalam jaringan tubuh.b. Diabetes mellitus type II,Non Insulin Dependen diabetes mellitus (NIDDM), yang dahulu dikenal dengan nama

    Maturity Onset diabetes (MOD) terbagi dua yaitu :

    1) Non obesitas2) ObesitasDisebabkan karena kurangnya produksi insulin dari sel beta pankreas, tetapi biasanya

    resistensi aksi insulin pada jaringan perifer. Biasanya terjadi pada orang tua (umur lebih 40

    tahun) atau anak dengan obesitas. Diabetes tipe II sering dijumpai dari tipe I, dan kira-kira

    ditemukan sebanyak 90% dari kasus diabetes militus. Pada kebanyakan kasus, onset diabetes

    mellitus tipe II terjadi diatas umur 30, sering kali diantara usia 50 dan 60 tahun, dan penyakit ini

    timbul secara perlahan-lahan. Oleh karena itu, sindrom ini sering disebut sebagai onset-dewasa.

    Akan tetapi, akhir-akhir ini dijumpai peningkatan kasus yang terjadi pada individu yang berusia

    lebih muda, sebagian berusia kurang dari 20 tahun dengan diabetes mellitus tipe II. Tren tersebut

    agaknya berkaitan terutama dengan peningkatan prevalensi obesitas, yaitu factor resiko trpenting

    untuk diabetes tipe II pada anak-anak dan dewasa.

    c. Diabetes mellitus type lain1) .Diabetes oleh beberapa sebab seperti kelainan pankreas, kelainan hormonal, diabetes

    karena obat/zat kimia, kelainan reseptor insulin, kelainan genetik dan lain-lain.

    2) Obat-obat yang dapat menyebabkan huperglikemia antara lain :Furasemid, thyasida diuretic glukortikoid, dilanting dan asam hidotinik

    3) Diabetes Gestasional (diabetes kehamilan) intoleransi glukosa selama kehamilan, tidakdikelompokkan kedalam NIDDM pada pertengahan kehamilan meningkat sekresi hormon

  • 8/13/2019 Askep_diabetes Militus Juni

    11/25

    9

    pertumbuhan dan hormon chorionik somatomamotropin (HCS). Hormon ini meningkat

    untuk mensuplai asam amino dan glukosa ke fetus.

    8. Pemeriksaan DiagnostikAdanya kadar glukosa darah yang meningkat secara abnormal merupakan criteria yang

    melandasi penegakan diagnosis diabetes.

    a. Kadar gula darah plasma pada waktu puasa ( gula darah nuchter) yang besarnya diatas140mg/dl (SI 7,8 mmol/L) atau

    b. kadar glukosa darah sewaktu (gula darah random) yang diatas 200mg/dl (SI: 11,1 mmol/l)pada satu kali pemeriksaan atau lebih. Jika kadar puasanya normal atau mendekati normal,

    penegakan diagnosis harus berdasarkan tes toleransi glukosa.

    c.

    Tes Toleransi GlukosaTes toleransi glukosa oral merupakan pemeriksaan yang lebih sensitive daripada tes

    toleransi glukosa intravena yang hanya digunakan dalam situasi tertentu (misalnya untuk

    pasien yang pernah mengalami operasi lambung). TTGO dilakukan dengan cara

    pemberian larutan karbohidrat sederhana.beberapa factor mempengaruhi TTGO yang

    mencakup metode analisis, sumberspesimen, (darah utuh, plasma atau serum, darah

    kapiler atau vena).

    Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes mellitus pada sedikitnya 2 kali pemeriksaan :

    a. Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/L)b. Glukosa plasma puasa >140 mg/dl (7,8 mmol/L)c. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah mengkonsumsi 75 gr

    karbohidrat (2 jam post prandial (pp) > 200 mg/dl.

    9. PrognosisDiabetes yang tidak terkontrol merupakan penyebab utama kebutaan, stadium akhir

    penyakit ginjal, dan amputasi anggota tubuh.

  • 8/13/2019 Askep_diabetes Militus Juni

    12/25

    10

    10.Therapy / PenatalaksanaanKonservatif

    Secara teoritis, pengobatan diabetes mellitus tipe I adalah dengan memberikan insulin

    secukupnya sehingga metabolism karbohidrat, lemak, dan protein pada pasien dapat seormal

    mungkin. Insulin tersedia dalam berbagai bentuk. Insulin regular mempunyai durasi kerja

    yang lamanya 3-8 jam, sedangkan insulin dalam bentuk lainnya (yang dipresipitasikan dengan

    seng atau dengan berbagai derivate protein) diabsorpsi secara lambat dari tempat

    penyuntikannya dan oleh karena itu mempunyai efek yamg lamanya 10-48 jam. Biasanya,

    pasien diabetes tipe I yang berat seiap harinya diberi dosis tunggal insulin yang mempunyai

    daya kerja untuk meningkatkan seluruh metabolism karbohidrat setiap hari.

    Pada orang dengan diabetes tipe II, diet dan olahraga biasanya direkomendasikan untuk

    menurunkan berat dan mengurangi resistensi insulin. Jika upaya tersebut berhasil, obat-obatan

    dapat diberikan untuk meningkatkan sensivitas atau untuk merangsang produksi insulin didalam

    pancreas.

    Berikut ini pembagian terapi farmakologi untuk diabetes, yaitu :

    a. Obat hipoglikemik oral1. Sulfoniluera

    Obat golongan ini biasanya diberikan pda pasien dengan berat badan normal dan masih

    bisa dipakai pada pasien yang beratnya lebih sedikit.

    2. BiguanidBiguanid menurunkan kadar glukosa darah tapi tidak sampai dibawah normal. Preparat

    yang ada dan aman adalah metformin. Obat ini dianjurkan untuk pasien gemuk (indek

    masa tubuh/IMT >30) sebagai obat tunggal. Pada pasie dengan berat lebih (IMT 27-30),

    dapat dikombinasi dengan obat golongan sulfonylurea.

    3. Inhibitor a glukosidaseObat ini bekerja secara kompetitif menghambat kerja enzim a glukosidase didalam

    saluran cerna, sehingga menurunkan hiperglikemia pascprandial.

    b. InsulinInsulin diperlukan dalam keadaan :

  • 8/13/2019 Askep_diabetes Militus Juni

    13/25

    11

    1) Penurunan berat badan yang cepat2) Hiperglikemia berat yang desertai ketosis3) Ketoasidosis diabetic4) Hiperglikemia hiperosmolar non ketotik5) Hiperglikemia dengan asidosis laktat6) Kehamilan dengan DM/diabetes mellitus gestasional yang tidak terkendali7) Gangguan fungsi ginjal dan hati yang berat

    Efek samping terapi insulin:1) Terjadinya hipoglikemia2) Reksi imun insulin yang dapat menyebabkan alergiinsulin atau resistensi insulin

    Cara penyuntikan insulin:1) Insulin umumnya diberikan dengan suntikan dibawah kulit (subkutan), dengan arah

    alat suntik tegak lurus terhadap permukaan kulit.

    2) Pada keadaan khusus diberikan intramuscular atau intravena secara bolus atau drip.3) Terdapat sediaan insulin campuran (mixed insulin) antara insulin kerja pendek dan

    kerja menengah, dengan perbandingan dosis yang tertentu. Apabila tidak terdapat

    sediaan insulin campuran tersebut atau diperlukan perbandingan dosis yang lain,

    dapat dilakukan pencampuran sendiri antara kedua jenis insulin tersebut.

    4) Lokasi penyuntikan, cara penyuntikan maupun cara penyimpanan terjamin, sempritinsulin dan jarumnya dapat dipakai lebih dari satu kali oleh diabetes yang sama.

    OperatifPenatalaksanaan diabetes tergantung pada ketepatan interaksi dari tiga faktor aktifitas

    fisik, diet dan intervensi farmakologi dengan preparat hyperglikemik oral dan insulin. Pada

    penderita dengan diabetes mellitus harus rantang gula dan makanan yang manis .

    Tiga hal penting yang harus diperhatikan pada penderita diabetes mellitus adalah tiga J

    (jumlah,jadwal dan jenis makanan) yaitu :

    J1 : jumlah kalori sesuai dengan resep dokter harus dihabiskan

    J2 : jadwal makanan harus diikuti dengan jam makan terdaftar.

    J3 : jenis makan harus diperhatikan (pantangan gula dan makanan manis)

  • 8/13/2019 Askep_diabetes Militus Juni

    14/25

    12

    Tujuan terapi diabetes mellitus adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan kadar

    glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi komplikasi vaskuler serta neuropati. Tujuan

    terapiotik pada setiap tipe diabetes adalah mencapai kadar glukosa darah normal.

    Ada 5 komponen dalam penatalaksaan diabetes :

    1) Perencanaan dietPenatalaksanaan nutrisi pada diabetes diarahkan untuk mencapai tujuan berikut :

    a) Memberikan semua unsure makanan esensial (misalnya vtamin dan mineral)b) Mencapai dan mempertahankan berat badan yang sesuaic) Memenuhi kebutuhan energyd) Mencegah fluktuasi kadar glukosa darah setiap harinya dengan mengupayakan

    kadar glukosa darah mendekati normal melalui cara-cara yang aman dan praktis

    e) Menurunkan kadar lemak darah jika kadar meningkat.2) Latihan

    Manfaat dilakukannya latihan bagi penderita diabetes :

    a) Mengendalikan kadar glukosa darahb) Menurunkan kelebihan berat badan (mencegah kegemukan)c) Membantu mengurangi stessd) Memperkuat otot dan jantunge) Meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL)f) Membantu menurunkan tekanan darah

    3) PemantauanPada penderita diabetes diperlukan pemantauan kadar glukosa darah secara mandiri agar

    tidak terjadi komplikasi yang nantinya menimbulkan akibat yang fatal, penderita diabetes kini

    dapat mengatur terapinya untuk mengendaliakan kadar glukosa darah secara optimal. Cara ini

    memungkinkan deteksi dan pencegahan hpoglikemia dan hiperglikemia, dan berperan dan

    menentukan kadar glukosa darah normal yang kemungkinan akan mengurangi akan mengurangi

    komplikasi diabetes jangka panjang.

    4) Terapi (jika diperlukan)Dengan memberikan insulin secukupnya sehingga metabolism karbohidrat, lemak, dan

    protein pada pasien dapat seormal mungkin.

  • 8/13/2019 Askep_diabetes Militus Juni

    15/25

    13

    5) PendidikanEdukasi diabetes adalah pelatihan mengenai pengetahuan dan keterampilan bagi penderita

    DM dengan tujuan merubah perilaku pasien untuk meningkat pengetahuan pasien dalam

    mengatasi penyakitnya. Pendidikan awal akan membahas pentingnya konsistensi atau kontinuitas

    pada kebiasaan makan, hubungan antara makanan dengan insulin, dan adanya rencana makan

    yang sesuai dengan kebutuhan masing.

    B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

    1. Pengkajian

    Pemeriksaan fisik

    Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan sistem tubuh secara menyeluruh dengan

    menggunakan teknik inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi meliputi keadaan umum, TTV,

    keadaan fisik

    a. Aktivitas dan istirahat :Gejala :Kelemahan, susah berjalan/bergerak, kram otot, gangguan istirahat dan tidur,

    Tanda :tachicardi/tachipnea pada waktu melakukan aktivitas dan koma

    b. SirkulasiGejala : Riwayat hipertensi, penyakit jantung seperti IMA, nyeri, kesemutan pada

    ekstremitas bawah, luka yang sukar sembuh,.

    Tanda :kulit kering, merah, dan bola mata cekung, takikardia, nadi yang menurun/tak

    ada.krekels:DVJ(GJK)

    c. Intregritas egoGejala : stress , tergantung pada orang lain, masalah financial yang berhubungan dengan

    kondisi.

    Tanda : ansietas, peka rangsang.

  • 8/13/2019 Askep_diabetes Militus Juni

    16/25

    14

    d.Eliminasi

    Gejala : Poliuri,nocturi, nyeri, rasa terbakar, diare,nyeri tekan abdomen.

    Tanda : urine encer, pucat, kuning: poiuri(dapat berkembang menjadi ologuria/anuria

    jika terjadi hipovolemia berat). Urine berkabut, bau busuk(infeksi), abdmen keras, bising

    usus lemah.

    e.Nutrisi

    Gejala : Nausea, vomitus, berat badan menurun, tidak mengikuti diet (peningkatan

    masukan glukosa dan karbohidrat), haus.

    Tanda : kulit kering, turgor jelek, kekekuan/distensi abdomen, pembesaran

    tiroid(peningkatan kebutuhan metabolic dengan peningkatan gula darah) , bau

    halitosis/manis, bau buah(aseton).

    f.Neurosensori

    Gejala : Sakit kepala, menyatakan seperti mau muntah, kesemutan, lemah otot, gangguan

    penglihatan, parestesia .

    Tanda : disorientasi ;mengantuk, letargi.

    g.Nyeri

    Gejala: abdomen yang tegang/nyeri

    Tanda : wajah meringis dan palpitasi ;tampak sangat berhati-hati.

    h.Respirasi

    Gejala : sesak nafas, batuk dengan/tanpa sputum purulen (tergantung adanya infeksi atau

    tidak)

    Tanda : lapar udara, frekuansi pernapasan

    i.Keamanan

    Gejala : Kulit kering, lesi/ulkus.

    Tanda : demam, diaphoresis, kulit rusak,lesi/ulserasi. Menurunnya kekuatan

    umum/rentang gerak.

  • 8/13/2019 Askep_diabetes Militus Juni

    17/25

    15

    j.Seksualitas

    Gejala : Adanya peradangan pada daerah vagina, masalah impoten pada pria serta

    kesulitan orgasme pada wanita.

    Keadaan fisik mencakup :

    a. Sistem EndokrinBiasanya didapatkan data polifagi, polidipsi, mual, muntah, kehilangan BB atau obesitas,

    pembesaran tyroid, bau aseton.

    b. Sistem KardiovaskulerBiasanya didapatkan data hipotensi ortostatik, akral dingin, nadi perifer melemah terutama

    pada tibia posterior dan dorsalis pedis, CRT menurun dan dapat pula ditemukan adanya

    keluhan nyeri dada. Apabila telah terdapat kelainan jantung akan diperoleh kelainan

    gambaran EKG lambat.

    c. Sistem PernafasanBiasanya didapatkan pernafasan kusmaul bila sudah terkena ketoasidosis, nafas bau

    aseton.

    d. Sistem PencernaanBiasanya didapatkan data mual, muntah, perasaan penuh pada perut, konstipasi,

    penurunan BB. Tetapi dapat pula ditemukan napsu makan yang meningkat.

    e. Sistem PerkemihanBiasanya didapatkan data poliuri dan nokturia, bahkan dalam tahap lanjut klien dapat

    mengidap penyakit gagguan ginjal kronis.

    f. Sistem IntegumenBiasanya didapatkan data turgor kulit menurun, bisul-bisul, keluhan gatal-gatal, luka dan

    penurunan suhu tubuh.

    g. Sistem MuskuloskeletalBiasanya didapatkan kelemahan kaki, kekakuan pada ekstemitas bawah.

    h. .Sistem PersarafanBiasanya didapatkan data penurunan fungsi sensasi sensori, nyeri, penurunan suhu pada

    kaki, penurunan reflek, nyeri kepala dan bingung.

    i. Sistem Pengindraan

  • 8/13/2019 Askep_diabetes Militus Juni

    18/25

    16

    Biasanya didapatkan data gangguan pada pengindraan, penglihatan berupa katarak,

    penglihatan kabur.

    j. Sistem ReproduksiBiasanya didapatkan data impoten pada pria, dan penurunan libido pada wanita disertai

    keputihan.

    2.Diagnosa Keperawatan

    Berdasarkan pengkajian data keperawatan yang sering terjadi berdasarkan teori, maka

    diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien diabetes mellitus yaitu :

    a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan gastric berlebihan:diare,muntah ditandai dengan peningkatan haluaran urine, kelemahan, haus, turgor kulit buruk.

    b. Ketidak seimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan berhubungan dengan masukan berlebihansehubungan dengan kebutuhan metabolic.

    c. Resiko tinggi terhadap infeksid. Resiko terjadi injury berhubungan dengan penurunan fungsi penglihatane. Kurang pengetahuan mengenai penyakit, prognosis, dan kebutuhan pengobatan

    berhubungan dengan kurangnya pemajanan/mengingat, kesalahan interpretasi informasi.

    3.Perencanaan Keperawatan

    a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan gastric berlebihan:diare, muntahditandai dengan peningkatan haluaran urine, kelemahan, haus, turgor kulit buruk.

    Tujuan : dapat mendemonstrasikan hidrasi adekuat

    Kriteria hasil :

    Tanda vital stabilNadi perifer dapat dirabaTurgor kulit dan pengisian kapiler baikHaluaran urine tepat secara individu

  • 8/13/2019 Askep_diabetes Militus Juni

    19/25

    17

    Kadar elektrolit dalam batas normal

    NO. Intervensi Rasional

    1. Pantau tanda-tanda vital, catat adanya

    perubahan TD ortostatik

    Hypovolemia dapat dimanifestasikan oleh

    hipotensi dan takikardia.

    2. Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, turgor

    kulit, dan membrane mukosa.

    Merupakan indicator dari tingkat dehidrasi,

    atau volume sirkulasi yang adekuat

    3. Pantau masukan dan pengeluaran, catat

    berat jenis urine.

    Memberikan perkiraan kebutuhan akan

    cairan pengganti, fungsi ginjal, dan

    keefektifan dari terapi yang diberikan

    4. Pertahankan untuk memberikan cairan

    paling sedikit 2500 ml/hari dalam batas

    yang dapat ditoleransi jantung jika

    pemasukan cairan melalui oral sudah

    dapat diberikan.

    Mempertahankan hidrasi/volume sirkulasi.

    5. Observasi adanya perasaan yang

    meningkat, edema, peningkatan berat

    badan, nadi tidak teratur, dan adanya

    distensi pada vaskuler

    Pemberian cairan untuk perbaikan yang

    cepat mungkin sangat berpotensi

    menimbulkan kelebihan beban cairan

    6. Kolaborasi dalam pemberian terapi cairan

    sesuai dengan indikasi

    Tipe dan jumlah cairan tergantung pada

    derajat kekurangan cairan dan respon

    pasien secara individual

    b. Ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukanberlebihan sehubungan dengan kebutuhan metabolic ditandai dengan berat badan optimum

    :kelebihan lemak tubuh dengan lipatan/pengukuran lain.

    Tujuan : Nutrisi pasien terpenuhi

    Kriteria hasil :

    Mencerna jumlah kalori/nutrient yang tepat

  • 8/13/2019 Askep_diabetes Militus Juni

    20/25

    18

    Menunjukkan tingkat energy biasanya Berat badan stabil

    NO. Intervensi Rasional

    1. Kaji pemahaman pasien tentang

    hubungan langsung antara hipertensi

    dan kegemukan

    Kegemukan adalah resiko tambahan pada

    tekanaan darah tinggi.

    2. Bicarakan pentingnya menurunkan

    masukan kalori dan batasi lemak,

    garam, dan gula sesuai indikasi

    Kesalahan kebiasaan makan menunjang

    terjadinya aterosklerosis dan kegemukan, yang

    merupakan predisposisi untuk hipertensi dan

    komplikasinya misalnya : stroke, penyakit

    ginjal, gagal jantung.

    3. Kaji ulang masukan kalori harian

    dalam pilihan diet

    Mengidentifikasi kekuatan/kelemahan dalam

    program diet terakhir. Membantu dalam

    menentukan kebutuhna individu untuk

    penyesuaian / penyuluhan

    4. Dorong pasien untuk

    mempertahankan masukan makanan

    harian termasuk kapan dan dimana

    makan dilakukan dan lingkungan dan

    perasaan sekitar saat makanan

    dimakan

    Memberikan data dasar tentang keadekuatan

    nutrisi yang dimakan, dan kondisi emosi saat

    makan.membantu untuk memfokuskan

    perhatian pada faktor mana pasien telah/dapat

    mengontrol perubahan

    5. Intruksikan dan membantu memilih

    makanan yang tepat, hindari makanan

    dengan kejenuhan lemak tinggi dan

    kolesterol

    Menghindari makanan tinggi lemak jenuh dan

    kolesterol penting dalam mencegah

    perkembangan arterogenesis

    6. Kolaborasi

    Rujuk ke ahli gizi sesuai indikasi

    Memberikan konseling dan bantuan dengan

    memenuhi kebutuhan diet individual

  • 8/13/2019 Askep_diabetes Militus Juni

    21/25

    19

    c. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan peningkatan suhu, gangguansirkulasi, parastesia.

    Tujuan : mencegah/menurunkan resiko infeksi

    Kriteria hasil : mendemonstrasikan teknik, perubahan gaya hidup untuk mencegah

    terjadinyanya

    NO. Intervensi Rasional

    1. Observasi tanda-tanda infeksi dan

    peradangan, seperti demam,

    kemerahan, adanya pus pada luka,

    sputum purulen, urine warna keruh

    atau berkabut

    Pasien mungkin masuk dengan infeksi yang

    biasanya telah mencetuskan keadaan

    ketoasidosis atau dapat mengalami infeksi

    nasokomial

    2. Tingkatkan upaya pencegahan dengan

    melakukan cuci tangan yang baik pada

    semua orang yang berhobungan dengan

    pasien termasuk pasiennya sendiri

    Mencegah timbulnya infeksi silang (infeksi

    nasokomial).

    3. Perhatikan teknik aseptic pada

    prosedur invasive (seperti pemasangan

    infuse, kateter folley dan sebagainya),

    pemberian obat intravena dan

    memberikan perawatan pemeliharaan.

    Kadar glukosa yang tinggi dalam darah akan

    menjadi medi terbaik bagi pertumbuhan kuman

    4. Anjurkan untuk makan dan minum

    adekuat(pemasukan makanan dan

    cairan yang adekuat) kira-kira 3000

    ml/hari jika tidak ada kontraindikasi.

    Menurunkan kemungkinan terjadinya infeksi.

    Meningkatkan aliran urine untuk mencegah

    urine yang statis dan membantu dalam

    mempertahankan Ph/keasaman urine, yang

    menurunkan pertumbuhan bakteri dan

    mengeluarkan organism dari system organ

    tersebut.

    5. Kolaborasi

    Berikan obat antibiotic yang sesuai

    Penanganan awal dapat membantu mencegah

    timbulnya sepsis.

  • 8/13/2019 Askep_diabetes Militus Juni

    22/25

    20

    d. Resiko terjadi injury berhubungan dengan penurunan fungsi penglihatanTujuan : pasien tidak mengalami injury

    Kriteria Hasil : pasien dapat memenuhi kebutuhannya tanpa mengalami injury

    NO. Intervensi Rasionalisasi

    1. Hindarkan lantai yang licin. Mencegah pasien jatuh dan cidera

    2. Gunakan bed yang rendah. Mempermudah melakukan aktivitas fisik

    3. Orientasikan klien dengan ruangan. Untuk mempermudah pasien mengenal

    ruangannya yan nantinya dapat mempermudah

    aktivitasnya

    4. Bantu klien dalam melakukan aktivitas

    sehari-hari

    Untuk dapat memenuhi kebutuhan pasien

    setiap harinya

    5. Bantu pasien dalam ambulasi atau

    perubahan posisi

    Mencegah terjadiny kontraktur otot dan

    melancarkan peredaran darah

    e. Kurang pengetahuan mengenai penyakit, prognosis, dan kebutuhan pengobatanberhubungan dengan kurangnya pemajanan/mengingat, kesalahan interpretasi informasi.

    Tujuan : pasien mengetahui tentang penyakitnya

    Kriteria hasil :

    Pasien dapat mengungkapkan masalahnya Dengan benar melakukan prosedur yang perlu dan rasional

    tindakannya

    NO. Intervensi Rasionalisasi

    1. Ciptakan lingkungan yang saling

    percaya dengan mendengarkan

    penuh perhatian, dan selalu ada

    untuk pasien

    Menanggapi dan memperhatikan perlu diciptakan

    sebelum pasien bersedia mengambil bagian dalam

    proses belajar

  • 8/13/2019 Askep_diabetes Militus Juni

    23/25

    21

    2. Pilih berbagai strategi belajar,

    seperti teknik demonstrasi yang

    memerlukan keterampilan dan

    biarkan pasien

    mendemonstrasikan ulang,

    gabungkan keterampilan baru ini

    kedalam rutinitas rumah sakit

    sehari-hari

    Penggunaan cara yang berbeda tentang mengakses

    informasi meningkatkan pencerapan pada individu

    yang belajar.

    3. Diskusikan tentang rencana diet,

    penggunaan makanan tinggi

    serat dan cara untuk melakukan

    makan diluar rumah

    Kesadaran tentang pentingnya control diet akan

    membantu pasien dalam merencanakan

    makan/mentaati program.

    4. Buat jadwal latihan/aktivitas

    yang teratur dan identifikasi

    hubungan dengan penggunaan

    insulin yang perlu menjadi

    perhatian

    Waktu latihan tidak boleh bersamaan waktunya

    dengan kerja puncak insulin. Makanan kudapan harus

    diberikan sebelum atau selama latihan sesuai

    kebutuhan dan rotasi injeksi harus menghindari

    kelompok otot yang akan digunakan

    4.Implementasi

    Implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi yang telah dibuat.

    5.Evaluasi

    a. Cairan terpenuhi, tidak terjadi dehidrasib. Kekurangan nutisi dapat iatasi, control berat badan teridentifikasic. Resiko terjadinya infeksi dapat dicegah.d. Pasien tidak mengalami resiko injurie. Pasien memahami tentang penyakitnya

  • 8/13/2019 Askep_diabetes Militus Juni

    24/25

    22

    BAB III

    PENUTUP

    A.Kesimpulan

    Diabetes militus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan

    kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Pada diabetes, kemampuan tubuh untuk

    bereaksi terhadap insulin dapat menurun, atau pancreas dapat menghentikan sama sekali

    produksi insulin.

    Diabetes militus merupakan penyakit kronis yang menyerang kurang lebih 12 juta orang.

    Tujuh juta dari 12 juta penderita diabetes tersebut sudah terdiagnosis, sisanya tidak

    terdiagnosis. Di Amerika Serikat kurang lebih 650.000 kasus diabetes baru didiagnosis setiap

    tahunnya. Diabetes yang tidak terkontrol merupakan penyebab utama kebutaan, stadium

    akhir penyakit ginjal, dan amputasi anggota tubuh.

    B.Saran

    Kita sebagai mahasiswa keperawatan hendaknya memahami konsep dasar penyakit

    diabetes mellitus dan konsep dasar asuhan keperawatan agar nantinya dalam terjun di dunia

    praktek dapat mempermudah kita dalam menerapkan asuhan keperawatan diabetes mellitus.

    Dan dapat memberikan penyuluhan tentang penanganan diabetes mellitus

  • 8/13/2019 Askep_diabetes Militus Juni

    25/25

    23

    Daftar Pustaka

    Carpenito-Moyet, Lynda Jaull. 2006.Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta: EGC

    Doenges, Marilynn E, dkk. 1999.Rencana Asuhan Keperawatan.Jakarta : EGC

    Guyton dan Hall. 2008.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC

    Robbins dan Cotran. 2006.Buku Saku Dasar Patologis Penyakit. Jakarta: EGC

    Suddart, & Brunner. 2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah,Edisi 8,Volume 2.

    Jakarta: EGC

    Price & Wilson. 2005.Patofisiologis Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.Jakarta :EGC