askep plasenta previa.pdf

  • Upload
    tata

  • View
    238

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/18/2019 askep plasenta previa.pdf

    1/24

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1Latar Belakang

    Perdarahan pada kehamilan harus dianggap sebagai kelainan yang

    berbahaya . Perdarahan pada kehamilan muda disebut sebagai abortus

    sedangkan perdarahan pada kehamilan tua disebut perdarahan

    anterpartum. Batas teoritis antara kehamilan muda dengan kehamilan tua

    adalah 22 minggu mengingat kemungkinan hidup janin diluar uterus .

    Perdarahan anterpartum biasanya berbatas pada perdarahan jalan lahir

    setelah kehamilan 22 minggu tapi tidak jarang terjadi pula pada usia

    kandungan kurang dari 22 minggu dengan patologis yang sama.

    Perdarahan saat kehamilan setelah 22 minggu biasanya lebih berbahaya

    dan lebih banyak daripada kehamilan sebelum 22 minggu . Oleh karena itu

    perlu penanganan yang cukup berbeda . Perdarahan antepartum yang

    berbahaya umumnya bersumber pada kelainan plasenta, sedangkan

    perdarahan yang tidak bersumber pada kelainan plasenta umpamanya

    kelainan serviks biasanya tidak seberapa berbahaya. Pada setiap

    perdarahan anterpartum pertama-tama harus selalu dipikirkan bahwa hal

    itu bersumber pada kelainan plasenta .

    Perdarahan anterpartum yang bersumber dari kelainan plasenta yang

    secara klinis biasanya tidak terlampau sukar untuk menentukannya ialahplasenta previa dan solusio plasenta serta perdarahan yang belum jelas

    sumbernya . Perdarahan anterpartum terjadi kira-kira 3 % dari semua

    persalinan yang terbagi atas plasenta previa , solusio plasenta dan

    perdarahan yang belum jelas penyebabnya.

    Pada umumnya penderita mengalami perdarahan pada triwulan tiga

  • 8/18/2019 askep plasenta previa.pdf

    2/24

    atau setelah usia kehamilan , namun beberapa penderita mengalami

    perdarahan sedikit-sedikit kemungkinan tidak akan tergesa-gesa datang

    untuk mendapatkan pertolongan karena disangka sebagai tanda

    permulaan persalinan biasa. Baru setelah perdarahan yang berlangsung

    banyak , mereka datang untuk mendapatkan pertolongan.

    Setiap perdarahan pada kehamilan lebih dari 22 minggu yang lebih

    banyak pada permulaan persalinan biasanya harus lebih dianggap sebagai

    perdarahan anterpartum apapun penyebabnya , penderita harus segera

    dibawah ke rumah sakit yang memiliki fasilitas untuk transfusi darah dan

    operasi . Perdarahan anterpartum diharapkan penanganan yang adekuat

    dan cepat dari segi medisnya maupun dari aspek keperawatannya yang

    sangat membantu dalam penyelamatan ibu dan janinnya.

    1.2Rumusan Masalah Tujuan Penulisan

    1.2.1 Bagaimana Tinjauan Teoritis dari plasenta previa?

    1.2.2 Bagaimana Asuhan Keperawatan dengan Plasenta Previa?

    1.3Tujuan Penulisan

    1.3.1Tujuan Umum

    Agar mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan pada pasien

    dengan plasenta previa

    1.3.2Tujuan khusus

    1) Agar mahasiswa mengetahui tinjauan teoritis dari plasenta previa

    2) Agar mahasiswa mengetahui asuhan keperawatan pada plasenta

  • 8/18/2019 askep plasenta previa.pdf

    3/24

    previa

    BAB II

    KONSEP MEDIS

    2.1 Pengertian

  • 8/18/2019 askep plasenta previa.pdf

    4/24

    Plasenta previa adalah tertanamnya bagian plasenta dalam segmen

    bawah uterus. Istilah ini menggambarkan hubungan anotomik antara letak

    plasenta dan segmen bawah uterus. Suatu plaenta previa telah melewati

    batas atau menutup (secara lengkap atau tidak lengkap) ostium uteri

    internum. Plasenta previa marginalis disebut demikian bila sebagian dari

    plasenta melekat pada segmen bawah uterus dan meluas ke setiap bagian

    osteum uteri internum, tetapi tidak menutupinya. Plasenta previa parsialis

    dikatakan demikian bila bagian dari plasenta menutup sebagian osteum

    uteri internum. Plasenta previa totalis dikatakan demikian bila setiap

    bagian plasenta secara total menutupi osteum uteri internum. Insiden

    plasenta previa hampir mendekati 1 dalam 200-400 kelahiran.

     Taber,1994:337

    Plasenta previa adalah dimana letak plasenta berimplantasi pada

    tempat abnormal yaitu pada segemen bawah rahim sehingga menutupi

    sebagian / seluruh jalan lahir. Nugroho, 2011 : 14

    2.2 Klasifikasi

    Menurut Browne, klasifikasi plasenta previa didasarkan atas terabanya

     jaringan plasenta melalui pembukaan jalan lahir pada waktu tertentu, yaitu

    :

    2.2.1Plasenta Previa Totalis

    Bila plasenta menutupi seluruh jalan lahir pada tempat implantasi, jelas

    tidak mungkin bayi dilahirkan in order to vaginam

    (normal/spontan/biasa), karena risiko perdarahan sangat hebat.

  • 8/18/2019 askep plasenta previa.pdf

    5/24

    Gambar 1. Plaseta Previa Total

    2.2.2 Plasenta Previa Parsialis/Lateralis

    Bila hanya sebagian/separuh plasenta yang menutupi jalan lahir. Pada

    tempat implantasi inipun risiko perdarahan masih besar dan biasanya

    tetap tidak dilahirkan melalui pervaginamPlasenta Previa Marginalis

    Gambar. 2 Previa Parsialis/Lateralis

    2.2.3Plasenta Previa Marginalis

    Bila hanya bagian tepi plasenta yang menutupi jalan lahir bisa dilahirkan

    pervaginam tetapi risiko perdarahan tetap besar.

  • 8/18/2019 askep plasenta previa.pdf

    6/24

    Gambar 3 Plasenta Previa Marginalis

    2.2.4 Low Lying Placenta (Plasenta Letak Rendah)

    Lateralis plasenta, tempat implantasi beberapa millimeter atau cm dari

    tepi jalan lahir risiko perdarahan tetap ada, namun bisa dibilang kecil, dan

    bisa dilahirkan pervaginam dengan aman. Pinggir plasenta berada

    kira-kira 3 atau 4 cm diatas pinggir pembukaan, sehingga tidak akan

    teraba pada pembukaan jalan lahir.

    Penentuan macamnya plasenta previa tergantung pada besarnya

    pembukaan, misalnya plasenta previa totalis pada pembukaan 4 cm

    mungkin akan berubah menjadi plasenta previa parsialis pada

    pembukaan 8 cm, penentuan macamnya plasenta previa harus disertai

    dengan keterangan mengenai besarnya pembukaan  Wiknjosastro, 2002 .

  • 8/18/2019 askep plasenta previa.pdf

    7/24

    Gambar. 4 Low Lying Placenta (Plasenta Letak Rendah)

    2.3 Etiologi

    Belum diketahui pasti frekuensi plasenta previa meningkat pada grande

    multipara, primi gravida tua, bekas seksio sesarea, bekas aborsi, kelainan

     janin, dan leiumioma uteri.  Mansjoer,2006:276

    Faktor-faktor yang meningkatkan kejadian placenta previer:

    2.3.1 Umur penderita:

    1) Umur muda karena endometrium masih belum sempurna

    2) Umur diatas 35 tahun karena tumbuh endometrium yang kurang

    subur

    2.3.2 Paritas

    Pada paritas yang tinggi kejadian placenta previa makin besar karena

    endometrium belum sempat tumbuh.

    2.3.3 Endometrium yang cacat

    1) Bekas persalinan berulang dengan jarak pendek

    2) Bekas operasi, bekas kuretage atau placenta manual

  • 8/18/2019 askep plasenta previa.pdf

    8/24

    3) Perubahan endometrium pada mioma uteri atau polip

    4) Pada keadaan malnutrisi

     Manuaba,1998:254

    2.4 Tanda dan gejala

    2.4.1 Gejala utama plasenta previa adalah Perdarahan per vaginam tanpa

    sebab, tanpa rasa nyeri dan biasanya berulang. Darah pervaginam

    biasanya berwarna merah segar.  Anik Maryunani, 2009; 71

    2.4.2 Awitan perdarahan terjadi tiba-tiba

    2.4.3 Biasanya terjadi pada trimester ke tiga

    2.4.4 Kemungkinan karena iritabilitas uterus

    2.4.5 Kelainan presentasi (bokong, letak lintang, kepala mengambang)

     Kriebs, 2009 : 309

    2.4.6 Anemis

    2.4.7 Fundus uteri masih rendah

    2.4.8 Bagian bawah janin belum turun  Nugroho, 2011: 15

    2.5 Patofisiologi

    Perdarahan anterpartum akibat plasenta previa terjadi sejak kehamilan

    10 minggu saat segmen bawah uterus telah terbentuk dan mulai melebar

    serta menipis. Umumnya terjadi pada trimester ke 3 karena segmen bawah

    uterus lebih banyak mengalami perubahan. Pelebaran segmen bawah

    uterus dan pembukaan serviks menyebabkan sinus uterus robek karena

    lepasnya plasenta dari dinding uterus atau karena robekan sinus

    marginalis dari pla senta. Perdarahan tak dapat dihindarkan karena

    ketidakmampuan serabut otot segmen bawah. Uterus untuk berkontraksi

  • 8/18/2019 askep plasenta previa.pdf

    9/24

    seperti pada plasenta letak normal.  Mansjoer,2006:276

    2.6 Komplikasi

    Meliputisyok hipovolemik, kelahiran prematur dan plasenta akreta. Pada

    ibu dapat terjadi perdarahan hingga syok akibat perdarahan, anemia

    karena perdarahan, plasentitis, dan endometris pasca persalinan. Pada

     janin biasanya terjadi persalinan premature dan komplikasinya sepertia

    asfiksia berat.  Mansjoer,2006:277

    2.7 Penatalaksanaan

    2.7.1Terapi spesifik

    2.7.1.1 Terapi ekspektatif 

    Tujuan terapi ekspektatif ialah agar janin tidak terlahir prematur,

    penderita dirawat tanpa melakukan pemeriksaan dalam melalui kanalis

    servisis. Upaya diagnosis dilakukan secara noninvasif.

    Syarat-syarat terapi ekspektatif:

    ∙   Kehamilan preterm dengan perdarahan sedikit yang kemudian

    berhenti.

    ∙   Belum ada tanda-tanda in partum.

    ∙   Keadaan umum ibu cukup baik (kadar hemoglobin dalam batas

    normal).

    ∙   Janin masih hidup.

    a) Rawat inap, tirah baring dan berikan anti biotik profilaksis.

    b) Lakukan pemeriksaan USG untuk mengetahui implantansi plasenta,

  • 8/18/2019 askep plasenta previa.pdf

    10/24

    usia kehamilan, profil biofisik, letak dan presentasi janin.

    c) Berikan tokolitik (mencegah terjadinya persalinan prematur) bila ada

    kontraksi: Betamethason 24 mg IV dosis tinggal untuk pematangan

    paruh janin.

    d) Uji pematangan paru janin dengan test kocok (bluble test  ). Dari hasil

    amniosentesis.

    e) Bila setelah usia kehamilan diatas 34 minggu, plasenta masih berada

    disekitar ostium uteri internum, maka dugaan plasenta previa

    menjadi jelas, sehingga perlu dilakukan observasi dan konseling

    untuk menghadapai kemungkinan kegawatdaruratan.

    f) Bila perdarahan berhenti dan waktu untuk mencapai 37 minggu

    masih lama, pasien dapat dipulangkan untuk rawat jalan (kecuali

    apabila rumah pasien diluar kota dan jarak untuk mencapai RS lebih

    dari 2 jam) dengan pesan untuk segera kembali ke RS apabila terjadi

    pendarahan ulang.  Abdul, 2002: 164

    2.7.1.2 Terapi Aktif (tindakan segera)

    a) Wanita hamil diatas 22 minggu dengan pendarahan pervagina yang

    aktif dan banyak, harus segera ditatalaksana secara aktif tanpa

    memandang maturitas janin.

    b) Untuk diagnosis plasenta previa dan menentukan cara

    menyelesaikan persalinan, setelah semua persyaratan dipenuhi,

    lakukan PDMO (Periksa Dalam di Meja Operasi) jika:

    - Infus atau tranfusi telah terpasang, kamar dan tim operasi telah

    siap.

  • 8/18/2019 askep plasenta previa.pdf

    11/24

    - Kehamilan ≥ 37 minggu ( BB ≥ 2500 gr) dan in partu.

    - Janin telah meninggal atau terdapat anomali kongenital mayor (mis:

    anensefali).

    - Pendarahan dengan bagian terbawah janin telah jauh melewati

    pintu atas panggul (2/5 atau 3/5 pada palpasi luar).

     Abdul,2002:164

    2.7.2 Cara menyelesaikan persalinan dengan plasenta previa ialah:

    2.7.2.1 Seksio sesarea

    1) Prinsip utama dalam melakukan seksio sesarea adalah untuk

    menyelamatkan ibu, sehingga walaupun janin meninggal atau tak punya

    harapan untuk hidup, tindakan ini tetap dilaksanakan. Tujuan seksio

    sesarea:

    - Melahirkan janin dengan segera sehingga uterus dapat segera

    berkontraksi dan menghentikan pendarahan.

    - Menghindarkan kemungkinan terjadinya robekan pada servik uteri,

     jika janin dilahirkan pervagina.

    2) Tempat implantasi plasenta previa terdapat banyak vaskularisasi

    sehingga servik uteri dan segmen bawah rahim menjadi tipis dan

    mudah robek. Selain itu, bekas tempat implantasi plasenta sering

    menjadi sumber pendarahan karena adanya perbedan vaskularisasi dan

    susunan serabut otot dengan korpus uteri.

    - Siapkan darah pengganti untuk stabilisasi dan pemulihan kondisi ibu.

    - Lakukan perawatan lanjut pasca bedah termasuk pemantauan

  • 8/18/2019 askep plasenta previa.pdf

    12/24

    pendarahan, infeksi dan keseimbangnan cairan masuk keluar.

    2.7.2.2   Melahirkan Pervagina

    Pendarahan akan berhenti jika ada penekanan pada plasenta.

    Penekanan tersebut dapat dilakukan dengan cara-cara sbb:

    1) Amniotomi dan akselerasi

    Umumnya dilakukan pada plasenta previa lateralis atau

    marjinalis dengan pembukaan > 3 cm serta presentasi kepala.

    Dengan memecah ketuban, plasenta akan mengikuti segmen bawah

    rahim dan ditekan oleh kepala janin. Jika kontraksi uterus belum ada

    atau masih lemah, akselerasi dengan infus oksitosin.

    - Versi braxton hicks

    Tujuan melakukan versi braxton hicks ialah mengadakan

    tamponade plasnta dengan bokong (dan kaki) janin. Versi braxton

    hicks tidak dilakukan pada janin yang masih hidup.

    - Traksi dengan Cunam Willet

    Kulit kepala janin dijepit dengan cunam willet, kemudian beri beban

    secukupnya sampai pendarahan berhenti. Tindakan ini kurang efektif 

    untuk menekan plasenta dan sering kali menyebabkan pendarahan

    pada kulit kepala. Tindakan ini biasanya dikerjakan pada janin yang

    telah meninggal dan pendarahan yang tidak aktif . Taber,1994:342

    2.8 Pemeriksaan Diagnostik

    2.8.1 Hitung darah lengkap harus dilakukan terhadap setiap pasien dengan

    tujuan menilai derajat anemia.

  • 8/18/2019 askep plasenta previa.pdf

    13/24

    2.8.2 Urinalis biasanya normal.

    2.8.3 Golongan darah dan rhesus: 2-4 unit darah harus dipersiapkan untuk

    kemungkinan transfusi. Kecepatan dan luasnya perdarahan

    menentukan perlunya penggantian darah.

    2.8.4 Pemeriksaan ultrasonografi : dapat ditentukan implantasi plasenta atau

     jarak tepi plasenta terhadap ostium.

    2.8.5 Pemeriksaandarah: Hemoglobin, Hematokrit. Taber,1994:339

  • 8/18/2019 askep plasenta previa.pdf

    14/24

    BAB III

    KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

    3.1Pengkajian

    3.1.1 Usia

    Ibu saat hamil dengan usia 35thn atau lebih, makin besar kemungkinan

    kehamilan plasenta previa, dibanding dengan usia dibawah 25thn.

    3.1.2 Keluhan utama

    Perdarahan berwarna segar tanpa alasan dan tanpa rasa nyeri saat

    tidak beraktifitas.  Anik Maryunani, 2009; 71

    3.1.3 Riwayat penyakit keluarga

    Kehamilan ganda, penyakit HT, DM.

    3.1.4 Riwayat obstetric

    Pada riwayat obstetri yang lalu perlu dikaji pada kasus plasenta previa

    yaitu riwayat operasi rahim atau memiliki kelainan rahim, riwayat

    kehamilan kembar dan riwayat plasenta previa sebelumnya.

    3.1.5 Riwayat Haid/Menstruasi

    Pada riwayat menstruasi yang perlu ditanyakan atau diketahui

    yaitu menarche (untuk mengetahui usia pertama haid. Usia menarche

    dipengaruhi oleh keturunan, keadaan gizi, bangsa, lingkungan, iklim dan

    keadaan umum), siklus (untuk mengetahui klien mempunyai siklus

  • 8/18/2019 askep plasenta previa.pdf

    15/24

    normal atau tidak), lamanya (jika lama haid ≥15 hari berarti abnormal

    dan kemungkinan adanya gangguan yang mempengaruhinya),

    banyaknya(untuk mengetahui apakah ada gejala kelainan banyaknya

    darah haid), nyeri haid (untuk mengetahui apakah klien menderita nyeri

    setiap haid).

    3.1.1 Riwayat kehamilan dan Persalinan Sekarang

    Kemungkinan klien merasa mual, muntah serta perdarahan, kapan

    pergerakan janin pertama kali dirasakan. Apakah ibu telah melakukan

    kunjungan antenatal dengan tenaga kesehatan, ibu mendapat imunisasi

    TT dan belum ada tanda-tanda persalinan.

    Pada klien dengan plasenta previa terjadiperdarahan bewarna merah

    segar pada TM III, perdarahan sedikit dan sesekali mungkin terjadi pada

    TM I dan TM II.perdarahan biasanya tidak disertasi rasa sakit walaupun

    kram rahim pada beberapa wanita. Sebagian wanita tidak mengalami

    perdarahan sama sekali.

    3.1.6 Riwayat kehamilan yang lalu

    Adanya kemungkinan klien pernah mengalami seksio saisaria curettage

    yang berulang-ulang.

    3.1.7 ADL

    3.1.7.1 Nutrisi

    Dirumah: Makan tertatur 3x/sehari, namun terkadang makan 2x/hari

    karena malaise

    Dirumah Sakit: Makan dari RS habis, terkadang makan makanan ringan

  • 8/18/2019 askep plasenta previa.pdf

    16/24

    (puding, roti)

    3.1.7.2 Hyigiene Personal

    Dirumah: Saat dirumah mandi, keramas, ganti baju dapat dilakukan

    secara mandiri, terkadang dibantu oleh keluarga

    Dirumah Sakit: sebagian dibantu oleh perawat, misal saat keramas

    3.1.7.3 Eliminasi

    Dirumah: Saat dirumah BAB dan BAK dilakukan sendiri dan teratur

    Dirumah Sakit: BAB dan BAK terkadang dibantu oleh keluarga dan

    perawat

    3.1.7.4 Aktifitas istirahat

    Dirumah: Saat dirumah tidur malam 5-6jam karena, perdarahan yang

    tiba-tiba terutama saat tidur malam hari

    Dirumah Sakit: tidur siang, Tidur malam juga hanya 6jam

    3.1.8 Pemeriksaan fisik

    Inspeksi:

    1) Mata: Conjungtiva terlihat pucat dan anemishal ini disebabkan oleh

    perdarahan yang banyak (Sofian, 2012)

    2) Genitalia: Perdarahan pervagianam yang keluar banyak, sedikit, darah

    beku dan sebagainya (sofian, 2012)

    Palpasi

  • 8/18/2019 askep plasenta previa.pdf

    17/24

    Pada klien dengan plasenta previa, hasil pemeriksaan palpasi

    abdomenyang didapat yaitu :

    1) Janin sering belum cukup bulan, jadi fundus uteri masih rendah

    2) Sering dijumpai kesalahan letak janin

    3) Bila cukup pengalaman (ahli), dapat dirasakan suatu

    bantalanpadasegmen bawah rahim, terutama pada ibu yang kurus

    4) Bagian terbawah janin belum turun, apabila letak kepala,

    biasanyakepala masih goyang atau terapung (floating) atau di atas

    pintu ataspanggul (sofian,2012)

    Auskultasi:

    Secara auskultasi, kemungkinan dapat terdengar bunyi jantung

     janin, frekuensinya teratur atau tidak.Pada klien dengan plasenta previa,

    denyut jantung janin dapat bervariasi dari normal sampai asfiksia dan

    kematian dalam rahim (norma, dkk. 2013)

    3.2 Diagnosa Keperawatan

    3.2.1 Resiko infeksi berhubungan dengan tidak adekuatrnya pertahanan

    primer karena kurang bersihnya vulva.

    3.2.2 Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan perdarahan.

    3.2.3 Resiko tinggi terjadinya cidera janin berhubungan dengan perfusi

    darah ke plasenta berkurang

    3.2.4 Kecemasan berhubungan dengan keadaan yang di alami.

    3.3 Intervensi

  • 8/18/2019 askep plasenta previa.pdf

    18/24

    3.3.1 Resiko infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan

    primer karena kurang bersihnya vulva

    Tujuan: Pasien tidak terjadi infeksi selama perawatan perdarahan

    setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ...x24 jam

    Kriteria Hasil:

    - Tidak ada tanda-tanda infeksi

    Intervensi

    1) Kaji kondisi keluaran/ discard yang keluar: jumlah, warna, dan bau

    R/ Perubahan yang terjadi pada dishart dikaji setiap saat dishart

    keluar. Adanya warna gelap disertai bau tidak enak merupakan tanda

    infeksi

    2) Jelaskan pada klien perawatan vulva selama masa perdarahan

    R/ infeksi dapat timbul akibat kurang kebersihan genital yang lebih

    luar

    3) Lakukan pemeriksaan biakan dischart

    R/ berbagai kuman dapat teridentifikasi melalaui dischart

    4) Kaji tanda-tanda vital dan indicator lain infeksi, seperti menggigil.

    R/ peningkatan suhu, nadi, pernapasan, dan TD merupakan indicator

    infeksi yang di sebabkan oleh pemajanan jaringan plasenta dan

    penurunan resistansi sekunder akibat anemia.

    5) Kaji adanya nyeri tekan uterus dan rabas vagina dengan bau yang tak

  • 8/18/2019 askep plasenta previa.pdf

    19/24

    sedap.

    R /Untuk mendeteksi tanda awal infeksi saluran reproduksi.

    6) Lakukan perawatan vulva

    R/ inkubasi kuman pada area genital yang relatif cepat dapat

    menyebabkan infeksi.

    7) Jelaskan pada klien cara mengidentifikasi tanda infeksi

    R/ berbagai manifestasi klinik dapat menjadi tanda non-spesifik

    infeksi; demam dan peningkatan rasa nyeri mungkin merupakan

    gejala infeksi

    8) Anjurkan pada suami untuk tidak melakukan hubungan senggama

    selama masa perdarahan

    R/ pengertian pada keluarga sangat penting artinya untuk kebaikan

    ibu

    9) Berikan obat sesuai terapi

    R/ antibiotika profilaktik/ pengobatan

     Doenges,Marilyn, 2000

    3.3.2 Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan perdarahan.

    Tujuan: Pasien suplai/kebutuhan darah kejaringan terpenuhi setelah

    dilakukan tindakan keperawatan selama ...x24 jam

    Kriteria Hasil: Conjuntiva tidak anemis, akral hangat, Hb normal, muka

    tidak pucat, tidak lemas.

  • 8/18/2019 askep plasenta previa.pdf

    20/24

    Intervensi :

    1) Jelaskan penyebab terjadi perdarahan

    R/ pasien paham tentang kondisi yang dialami

    2) Monitor tanda-tanda vital Auskultasi dan laporkan DJJ , catat

    bradikardia atau takikardia. Catat perubahan pada aktivitas janin

    R/ tensi, nadi yang rendah, RR dan suhu tubuh yang tinggi

    menunjukkan gangguan sirkulasi darah. (hipoaktivitas atau

    hiperaktivitasMengkaji berlanjutnya hipoksia janin . Pada awalnya ,

     janin berespon pada penurunan kadar oksigen dengan takikardia dan

    peningkatan gerakan . Bila tetap defisit, bradikardia dan penurunan

    aktivitas terjadi.

    3) Observasi tingkat perdarahan setiap 15 – 30 menit

    R/ mengantisipasi terjadinya syok, Kejadian perdarahan potensial

    merusak hasil kehamilan , kemungkinan menyebabkan hipovolemia

    atau hipoksia uteroplasenta.

    4) Catat intake dan output cairan

    R/produksi urin yang kurang dari 30 ml/jam menunjukkan penurunan

    fungsi ginjal.

    5) Kolaborasi pemberian cairan infus isotonik

    R/ cairan infus isotonik dapat mengganti volume darah yang hilang

    akiba perdarahan. Rasional : tranfusi darah mengganti komponen

    darah yang hilang akibat perdarahan.

  • 8/18/2019 askep plasenta previa.pdf

    21/24

    3.3.3 Resiko tinggi terjadinya cidera janin berhubungan dengan perfusi darah

    ke plasenta berkurang

    Tujuan: Tidak terjadi fetal distres setelah dilakukan tindakan

    keperawatan selama ...x24 jam

    Kriteria Hasil: DJJ normal/ terdengar, adanya pergerakan bayi, bayi lahir

    selamat

    Intervensi:

    1) Jelaskan risiko terjadinya distres janin/ kematian janin pada ibu

    R/ koopertaif ibu pada tindakan

    2) Hindari tidur terlentang dan anjurkan tidur keposisi kiri

    R/ tekanan uterus pada vena cava aliran darah ke jantung menurun

    sehingga terjadi perfusi jaringan

    3) Observasi tekanan darah dan nadi klien

    R/ penurunan dan peningkatan denyut nadi terjadi pada sindroma

    vena cava sehingga klien harus dimonitor secara teliti

    4) Observasi perubahan frekuensi dan pola DJ Janin

    R/ penurunan frekuensi plasenta mengurangi kadar oksigen dalam

     janin sehingga menyebabkan perubahan frekuensi jantung janin

    5) Berikan O2  10-12Lt dengan masker jika terjadi tanda-tanda fetal

    distres

    R/ meningkatkan oksigen pada janin

  • 8/18/2019 askep plasenta previa.pdf

    22/24

     Green Carol, 2012

    2.3.4 Ansietas berhubungan dengan keadaan yang dialami.

    Tujuan : Pasien tidak cemas dan dapat mengerti tentang keadaannya

    setelah dilakukan tindakan keperawatan ...x24 jam

    Kriteria hasil : penderita tidak cemas, penderita tenang, klien tidak

    gelisah.

    Intervensi :

    1) Anjurkan klilen untuk mengemukakan hal-hal yang dicemaskan.

    R/ Dengan mengungkapkan perasaannyaaka mengurangi beban

    pikiran.

    2) Ajak klien mendengarkan denyut jantung janin

    R/ Mengurangi kecemasan klien tentang kondisi janin.

    3) Beri penjelasan tentang kondisi janin

    R/ Mengurangi kecemasan tentang kondisi / keadaan janin.

    4) Beri informasi tentang kondisi klien

    R/ Mengembalikan kepercayaan dan klien.

    5) Anjurkan untuk menghadirkan orang-orang terdekat

    R/ Dapat memberi rasa aman dan nyaman bagi klien

    6) Menjelaskan tujuan dan tindakan yang akan diberikan

    R/ Agar pasien kooperatif.

  • 8/18/2019 askep plasenta previa.pdf

    23/24

     Green Carol, 2012

    BAB IV

    PENUTUP

    4.1 Simpulan

    Plasenta previa adalah tertanamnya bagian plasenta dalam segmen

    bawah uterus. Istilah ini menggambarkan hubungan anotomik antara letak

    plasenta dan segmen bawah uterus. Suatu plaenta previa telah melewatibatas atau menutup (secara lengkap atau tidak lengkap) ostium uteri

    internum. Plasenta previa marginalis disebut demikian bila sebagian dari

    plasenta melekat pada segmen bawah uterus dan meluas ke setiap bagian

    osteum uteri internum, tetapi tidak menutupinya. Plasenta previa parsialis

    dikatakan demikian bila bagian dari plasenta menutup sebagian osteum

    uteri internum. Plasenta previa totalis dikatakan demikian bila setiap

    bagian plasenta secara total menutupi osteum uteri internum. Insiden

    plasenta previa hampir mendekati 1 dalam 200-400 kelahiran. Ibu saat

    hamil dengan usia 35thn atau lebih, makin besar kemungkinan kehamilan

    plasenta previa, dibanding dengan usia dibawah 25thn.

  • 8/18/2019 askep plasenta previa.pdf

    24/24