Askep Otitis Media

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kesehatan

Citation preview

  • 5/23/2018 Askep Otitis Media

    1/13

    ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN OTITIS MEDIA

    DISUSUN OLEH :

    ANIK RAHAYU

    03201213124

    AKADEMI KEPERAWATAN BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO

    TAHUN AJARAN 2014

  • 5/23/2018 Askep Otitis Media

    2/13

    BAB 1

    LANDASAN TEORI

    OTITIS MEDIA

    1. Definisi

    Otitis media adalah inflamasi pada bagian telinga tengah. Otitis media sebenarnya adalah

    diagnosa yang paling sering dijumpai pada anak anak di bawah usia 15 tahun

    Ada 3 ( tiga ) jenis otitis media yang paling umum ditemukan di klinik, yaitu :

    Otitis Media Akut

    Otitis Media Serosa (Otitis media dengan efusi)

    Otitis Media Kronik

    Otitis media akut adalah keadaan dimana terdapatnya cairan di dalam telinga tengah

    dengan tanda dan gejala infeksi.

    Otitis media serosa / efusi adalah keadaan terdapatnya cairan di dalam telinga tengah

    tanpa adanya tanda dan gejala infeksi aktif. Secara teori, cairan ini sebagai akibat tekanan

    negative dalam telinga tengah yang disebabkan oleh obstruksi tuba eustachii. Pada penyakit ini,

  • 5/23/2018 Askep Otitis Media

    3/13

    tidak ada agen penyebab definitive yang telah diidentifikasi, meskipun otitis media dengan efusi

    lebih banyak terdapat pada anak yang telah sembuh dari otitis media akut dan biasanya dikenal

    dengan glue ear.Bila terjadi pada orang dewasa, penyebab lain yang mendasari terjadinya

    disfungsi tuba eustachii harus dicari. Efusi telinga tengah sering terlihat pada pasien setelah

    mengalami radioterapi dan barotrauma ( eg : penyelam ) dan pada pasien dengan disfungsi tuba

    eustachii akibat infeksi atau alergi saluran napas atas yang terjadi

    Otitis media kronik sendiri adalah kondisi yang berhubungan dengan patologi jaringan

    irreversible dan biasanya disebabkan oleh episode berulang otitis media akut yang tak tertangani.

    Sering berhubungan dengan perforasi menetap membrane timpani. Infeksi kronik telinga tengah

    tak hanya mengakibatkan kerusakan membrane timpani tetapi juga dapat menghancurkan

    osikulus dan hampir selalu melibatkan mastoid. Sebelum penemuan antibiotic, infeksi mastoid

    merupakan infeksi yang mengancam jiwa. Sekarang, penggunaan antibiotic yang bijaksana pada

    otitis media akut telah menyebabkan mastoiditis koalesens akut menjadi jarang.

    Kebanyakan kasus mastoiditis akut sekarang ditemukan pada pasien yang tidak

    mendapatkan perawatan telinga yang memadai dan mengalami infeksi telinga yang tak ditangani.

    http://1.bp.blogspot.com/-GpX5ZDxPROU/UE-0nOYJcbI/AAAAAAAAA6E/AOoPcMob8qg/s1600/otitis+media.jpghttp://1.bp.blogspot.com/-GpX5ZDxPROU/UE-0nOYJcbI/AAAAAAAAA6E/AOoPcMob8qg/s1600/otitis+media.jpg
  • 5/23/2018 Askep Otitis Media

    4/13

    Mastoiditis kronik lebih sering, dan beberapa dari infeksi kronik ini, dapat mengakibatkan

    pembentukan kolesteatoma, yang merupakan pertumbuhan kulit ke dalam ( epitel skuamosa )

    dari lapisan luar membrane timpani ke telinga tengah. Kulit dari membrane timpani lateral

    membentuk kantong luar, yang akan berisi kulit yang telah rusak dan bahan sebaseus. Kantong

    dapat melekat ke struktur telinga tengah dan mastoid. Bila tidak ditangani, kolesteatoma dapat

    tumbuh terus dan menyebabkan paralysis nervus fasialis ( N. Cranial VII ), kehilangan

    pendengaran sensorineural dan/ atau gangguan keseimbangan (akibat erosi telinga dalam) dan

    abses otak.

    2. ETIOLOGIFaktor penyebab penyakit infeksi telinga tengah supuratif menjadi kronis antara lain :

    1. Gangguan fungsi tuba eustachius yang kronis akibat :

    a. Infeksihidung dan tenggorok yang kronis atau berulang.

    Patogen tersering yang diisolasi dari telinga pasien dengan OMSK adalahP.

    aeruginosa dan S. aureus. Bakteri anaerob juga sering ditemukan dalam

    penelitian. Jamur biasanya jarang muncul kecuali bila terdapat super infeksi

    pada liang telinga. (Buchman,2003).

    b. Obstruksi anatomik tuba eustachius parsial / total

    2. Perforasi membran timpani yang menetap

    3. Terjadinyametaplasia skuamosa atau perubahan patologik menetap lainnya pada

    telinga tengah.

    http://askep.ciluk-ba.com/panduan-pemeriksaan-fisik-anak-51339/http://en.wikipedia.org/wiki/Pseudomonas_aeruginosahttp://en.wikipedia.org/wiki/Pseudomonas_aeruginosahttp://askep.ciluk-ba.com/askep-maternitas-kanker-serviks-91785/http://askep.ciluk-ba.com/askep-maternitas-kanker-serviks-91785/http://en.wikipedia.org/wiki/Pseudomonas_aeruginosahttp://en.wikipedia.org/wiki/Pseudomonas_aeruginosahttp://askep.ciluk-ba.com/panduan-pemeriksaan-fisik-anak-51339/
  • 5/23/2018 Askep Otitis Media

    5/13

    4. Obstruksi menetap terhadap aerasi telinga tengah atau rongga mastoid. Hal ini dapat

    disebabkan oleh jaringan parut, penebalan mukosa, polip, jaringan granulasi (timpano-

    sklerosis).

    5. Terdapat daerah-daerah dengan sekuester atau osteomielitis persisten di mastoid.

    6. Faktor-faktor konstitusi dasar seperti alergi, kelemahan umum, atau perubahan

    mekanisme pertahanan tubuh.

    3. PATOFISIOLOGI4. MANIFESTASI KLINIS

    a) Otitis Media Akut

    Gejala otitis media dapat bervariasi menurut beratnya infeksi dan bisa sangat ringan dan

    sementara atau sangat berat. Keadaan ini biasanya unilateral pada orang dewasa.

    Membrane tymphani merah, sering menggelembung tanpa tonjolan tulang yang dapat

    dilihat, tidak bergerak pada otoskopi pneumatic ( pemberian tekanan positif atau negative

    pada telinga tengah dengan insulator balon yang dikaitkan ke otoskop ), dapat mengalami

    perforasi.

    Otorrhea, bila terjadi rupture membrane tymphani

    Keluhan nyeri telinga ( otalgia )

    Demam

    Anoreksia

    Limfadenopati servikal anterior

    b) Otitis Media Serosa

  • 5/23/2018 Askep Otitis Media

    6/13

    Pasien mungkin mengeluh kehilangan pendengaran, rasa penuh atau gatal dalam telinga

    atau perasaan bendungan, atau bahkan suara letup atau berderik, yang terjadi ketika tuba

    eustachii berusaha membuka.

    Membrane tymphani tampak kusam (warna kuning redup sampai abu-abu pada otoskopi

    pneumatik, dan dapat terlihat gelembung udara dalam telinga tengah. Audiogram biasanya

    menunjukkan adanya kehilangan pendengaran konduktif.

    c) Otitis Media KronikGejala dapat minimal, dengan berbagai derajat kehilangan pendengaran dan terdapat

    otorrhea intermitten atau persisten yang berbau busuk. Biasanya tidak ada nyeri kecuali pada

    kasus mastoiditis akut, dimana daerah post aurikuler menjadi nyeri tekan dan bahkan merah dan

    edema. Kolesteatoma, sendiri biasanya tidak menyebabkan nyeri.

    Evaluasi otoskopik membrane timpani memperlihatkan adanya perforasi, dan kolesteatoma

    dapat terlihat sebagai masa putih di belakang membrane timpani atau keluar ke kanalis eksterna

    melalui lubang perforasi. Kolesteatoma dapat juga tidak terlihat pada pemeriksaan oleh ahli

    otoskopi. Hasil audiometric pada kasus kolesteatoma sering memperlihatkan kehilangan

    pendengaran konduktif atau campuran.

    5. PENATALAKSANAAN

  • 5/23/2018 Askep Otitis Media

    7/13

    Pengobatan OMA tergantung pada stadium penyakitnya :

    Stadium oklusi

    Pengobatan bertujuan untuk membuka kembali tuba eustachius, sehingga tekanannegative di telinga tengah hilang. Pemberian obat tetes hidung : HCl efedrin 0,5% dalam larutan

    fisiologis (usia di atas 12 tahun) sumber infeksi harus diobati, antibiotika diberikan bila

    penyebab penyakit adalah kuman bukan virus atau alergi

    Stadium presupurasi

    Pemberian antibiotika, obat tetes hidung dan analgetika. Bila membran timpani terlihat

    hiperemis difus dilakukan Miringotomi. Antibiotika yang diajurkan golongan Penicillin

    diberikan Eritromisin.

    Stadium supurasi

    Pemberian antibiotika dan tindakan miringotomi jika membran timpani masih utuh untuk

    menghilangkan gejala klinis dan ruptur dapat dihindari.

    Stadium resolusi

    Pemberian antibiotika dilanjutkan sampai 3 minggu jika tidak terjadi resolusi.

    Tindakan pembedahan

    6.

    PEMERIKSAAN PENUNJANG

    1. Audiometrik untuk mengetahui tuli konduktif

    Pada pemeriksaan audiometri penderita OMSK biasanya didapati tuli konduktif. Tapi

    dapat pula dijumpai adanya tuli sensotineural, beratnya ketulian tergantung besar dan

    letak perforasi membran timpani serta keutuhan dan mobilitas.

  • 5/23/2018 Askep Otitis Media

    8/13

    2. Foto rontgent untuk mengetahui patologi mastoid

    3. Otoskop untuk melihat perforasi membran timpani

    4. Pemeriksaan Radiologia. Proyeksi Schuller: memperlihatkan luasnya pneumatisasi mastoid dari arah lateral

    dan atas. Foto ini berguna untuk pembedahan karena memperlihatkan posisi sinus lateral

    dan tegmen.

    b. Proyeksi Mayer atau Owen: Diambil dari arah dan anterior telinga tengah. Akan

    tampak gambaran tulang- tulang pendengaran dan atik sehingga dapat diketahui apakah

    kerusakan tulang telah mengenai struktur-struktur.

    c. Proyeksi Stenver: memperlihatkan gambaran sepanjang piramid petrosus dan yang

    lebih jelas memperlihatkan kanalis auditorius interna, vestibulum dan kanalis

    semisirkularis. Proyeksi ini menempatkan antrum dalam potongan melintang sehingga

    dapat menunjukan adanya pembesaran.

    d. Proyeksi Chause III: memberi gambaran atik secara longitudinal sehingga dapat

    memperlihatkan kerusakan dini dinding lateral atik. Politomografi dan atau CT scan

    dapat menggambarkan kerusakan tulang oleh karena kolesteatom.

  • 5/23/2018 Askep Otitis Media

    9/13

    BAB 2

    ASUHAN KEPERAWATAN

    1. Pengkajian1. Identitas

    Meliputi identitas klien yaitu : nama lengkap, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, agama,

    pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, suku/bangsa, golongan darah, tanggal masuk RS,

    tanggal pengkajian, No. RM, diagnose medis, dan alamat.

    Identitas penanggung jawab : nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan,

    hubungan dengan klien, dan alamat.

    2. Keluhan utama

    Kapan keluhan mulai berkembang, bagaimana terjadinya, apakah secara tiba-tiba atau

    berangsur-angsur, apa tindakan yang dilakukan untuk mengurangi keluhan, obat apa yang

    digunakan, adakah keluhan seperti pilek dan batuk.

    3. Riwayat Kesehatan Sekarang ( PQRST )

    Mengkaji keluhan kesehatan yang dirasakan pasien pada saat di anamnesa meliputi

    palliative, provocative, quality, quantity, region, radiaton, severity scala dan time. Seperti

    penjabaran dari riwayat adanya kelainan nyeri yang dirasakan.

    4. Riwayat Penyakit Dahulu

    Apakah ada kebiasaan berenang, apakah pernah menderita gangguan pendengaran(kapan, berapa lama, pengobatan apa yang dilakukan, bagaimana kebiasaan membersihkan

    telinga, keadaan lingkungan tenan, daerah industri, daerah polusi), apakah riwayat pada anggota

    keluarga.

    5. Riwayat Kesehatan Keluarga

  • 5/23/2018 Askep Otitis Media

    10/13

    Mengkaji ada atau tidak salah satu keluarga yang mengalami penyakit yang sama. Ada

    atau tidaknya riwayat infeksi saluran nafas atas yang berulang dan riwayat alergi pada keluarga.

    6. Riwayat Psikososial

    Psiko sosial sangat berpengaruh sekali terhadap psikologis pasien, dengan timbul gejala-

    gejala yang dalami, apakah pasien dapat menerima pada apa yang dideritanya. Pada kasus ini

    riwayat psikososial dapat terjadi diantaranya :

    Nyeri otore berpengaruh pada interaksi

    Aktifitas terbatas

    Takut menghadapi tindakan pembedahan

    7. Lingkungan dan tempat tinggal

    Mengkaji lingkungan tempat tinggal klien, mengenai kebersihan lingkungan tempat

    tinggal, area lingkungan rumah, dll.

    Pemeriksaan Fisik

    1. Inspeksi :

    Keadaan umum.

    Adakah cairan yang keluar dari telinga.

    Bagaimana warna, bau, jumlah.

    Apakah ada tanda-tanda radang.

    Pemeriksaan dengan otoskop tentang stadium

    Pemeriksaan Diagnostik

    Tes Audiometri : AC menurun

    X ray : terhadap kondisi patologi

    Misal : Cholesteatoma, kekaburan mastoid.

  • 5/23/2018 Askep Otitis Media

    11/13

    Pemeriksaan pendengaran

    Tes suara bisikan

    Tes garputala

    2. Diagnosa Keperawatan

    1. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d proses peradangan ditandai dengan edema (pembengkakan )

    2. Gangguan persepsi/sensori ( pendengaran ) b.d penurunan pendengaran3. Gangguan harga diri rendah b.d stigma berkenaan dengan kondisi4. Intoleransi aktivitas b.d nyeri

    3. Perencanaan Keperawatan

    No. Diagnosa

    Perawatan

    Tujuan Intervensi Rasional

    1. Gangguan rasa

    nyaman nyeri b.d

    proses peradangan

    ditandai dengan

    edema

    (pembengkakan)

    Rasa nyaman

    terpenuhidalam waktu

    1x24 jam

    dengankriteria hasil :

    Memberikan

    rasa nyaman

    Mengurangi

    rasa nyeri

    1.Kaji ulang keluhannyeri, perhatikan lokasi/

    karakter dan intensitas

    2.Atur posisi yangnyaman pada pasien

    3.Kompres dingindisekitar area telinga

    4.Kolaborasi dalampemberian aspirin/

    analgesik sesuai instruki

    1. Memberikan informasiuntuk membantu dalam

    menentukan pilihan/

    keefektifan intervensi

    2. Memberikan kenyamanadan relaksasi pada

    pasien

    3. Untuk meningkatkanrelaksasi

    4. Mengurangi rasa nyeri2. Gangguan

    persepsi/sensori

    (pendengaran ) b.d

    penurunan

    pendengaran

    Gangguan

    persepsi/

    sensori

    berkurang

    atau hilang

    1. Kaji ketajamanpendengaran pasien

    2. Ingatkan klien bahwavertigo dan nausea dapat

    terjadi setelah radikal

    1. Untuk mengetahuitingkat ketajaman

    pendengaran pasien

    2. Karena akibat dariadanya gangguan telinga

  • 5/23/2018 Askep Otitis Media

    12/13

    dalam waktu

    5x24 jam

    mastoidectomi. Berikan

    tindakan pengamanan.

    3. Perhatikan dropingwajah unilateral atau

    mati rasa

    4. Anjurkan kepadakeluarga/ orang terdekat

    klien untuk tinggal

    bersama klien dan

    memenuhi program

    terapi

    dalam.

    3. Mengkaji adanyaperlukan (injuri) saraf

    wajah.

    4. Untuk menghindariperasaan terisolasi

    pasien

    3. Gangguan harga

    diri rendah b.d

    stigma berkenaan

    dengan kondisi

    Diharapkan

    gangguan

    harga diri

    klien teraba /

    teratasi dalam

    waktu 6x24

    jam

    1. Kaji luasnya gangguanpersepsi dan hubungan

    derajat kemampuan nya

    2. Dorong klien un tukmengeksplorasi perasaan

    tentang kritikan orang

    1. Menentukan faktor-faktor secara individu

    dalam mengembangkan

    intervensi

    2. Kemungkinan memilikiperasaan tidak realistik

    saat dikritik dan perlu

    mempelajari

    4 Intoleransi

    aktivitas b.d nyeri

    Diharapkan

    menunjukkan

    teknik /

    perilaku yang

    memampukan

    kembali

    beraktivitas

    dalam waktu

    3x24 jam

    1. Tingkatkan tirah baring,berikan lingkungan

    tenang, batasi

    pengunjung sesuai

    keperluan.

    2. Lakukan tugas dengancepat dan sesuai

    toleransi.

    1. Meningkatkan istirahatdan ketenangan

    . Memungkinkan periodetambahan istirahat tanpa

    gangguan

  • 5/23/2018 Askep Otitis Media

    13/13

    BAB 3

    KESIMPULAN

    Menurut Smeltzer, 2001, Otitis Media Akut (OMA) merupakan suatu infeksi pada telinga

    tengah yang disebabkan karena masuknya bakteri patogenik ke dalam telinga tengah. Penyebab

    utama dari OMA adalah tersumbatnyasaluran/tuba eustachius yang bisa disebabkan oleh proses

    peradangan akibatinfeksi bakteri yang masuk ke dalam tuba eustachius tersebut, kejadian ISPA

    yangberulang pada anak juga dapat menjadi faktor penyebab terjadinya OMA padaanak.

    Stadium OMA dapat terbagi menjadi lima stadium, antara lain: StadiumHiperemi,

    Oklusi, Supurasi, Koalesen, dan Stadium Resolusi. Dimana manifestasidari OMA juga

    tergantung pada letak stadium yang dialami oleh klien. Terapi dariOMA juga berdasar pada

    stadium yang dialami klien. Dari perjalanan penyakitOMA, dapat muncul beberapa masalah

    keperawatan yang dialami oleh klien,antara lain: gangguan rasa nyaman (nyeri), perubahan

    sensori persepsipendengaran, gangguan komunikasi, dan kecemasan.