12
ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS I. PENGERTIAN A. Ketegangan atau kecemasan dalam diri tanpa tujuan / obyek kecemasan tidak disadari dan berkaitan dengan kehilangan self image (freud). B. Kecemasan timbul karena adanya ancaman terhadap self esteem oleh orang terdekat. pada orang dewasa kecemasan dialami bila prestige dan dignity diri terancam oleh orang lain (sullivan). C. Kecemasan mempengaruhi hubungan interpersonal, suatu respon terhadap bahaya yang tidak diketahui yang muncul bila ada hambatan pemanuhan kebutuhan (pepleu). D. Kekuatiran (uneasiness), keprihatinan, (apprehension), ketakutan (dread) terhadap sesuatu yang akan terjadi yang dihubungkan dengan sumber yang tidak dikenali dari bahaya yang diantisipasi (friedman, kaplan, sadock) E. Respon emosional / manifestasi afek yang tidak pasti dan tidak berdaya II. FAKTOR PREDISPOSISI F. Teori psikoanalitik (freud) adanya konflik emosional antara id dan Super Ego untuk mengingatkan Ego tentang sesuatu bahaya yang perlu diatasi G. Teori interpersonal, adanya kekuatiran akan penolakan interpersonal, akibat trauma masa pertumbuhan dan

askep jiwa (cemas)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: askep jiwa (cemas)

ASUHANKEPERAWATAN ANSIETAS

I. PENGERTIAN

A. Ketegangan atau kecemasan dalam diri tanpa tujuan / obyek kecemasan tidak

disadari dan berkaitan dengan kehilangan self image (freud).

B. Kecemasan timbul karena adanya ancaman terhadap self esteem oleh orang

terdekat. pada orang dewasa kecemasan dialami bila prestige dan dignity diri

terancam oleh orang lain (sullivan).

C. Kecemasan mempengaruhi hubungan interpersonal, suatu respon terhadap bahaya

yang tidak diketahui yang muncul bila ada hambatan pemanuhan kebutuhan

(pepleu).

D. Kekuatiran (uneasiness), keprihatinan, (apprehension), ketakutan (dread) terhadap

sesuatu yang akan terjadi yang dihubungkan dengan sumber yang tidak dikenali dari

bahaya yang diantisipasi (friedman, kaplan, sadock)

E. Respon emosional / manifestasi afek yang tidak pasti dan tidak berdaya

II. FAKTOR PREDISPOSISI

A. Teori psikoanalitik (freud) adanya konflik emosional antara id dan Super Ego untuk

mengingatkan Ego tentang sesuatu bahaya yang perlu diatasi

B. Teori interpersonal, adanya kekuatiran akan penolakan interpersonal, akibat trauma

masa pertumbuhan dan perkembangan (perpisahan, kehilangan) sehingga tidak

berdaya, harga diri rendah.

C. Teori perilaku, hasil frustrasi dari segala sesuatu yang menggangu kemampuan

untuk mencapai tujuan

D. Kajian biologis

1. Otak mengandung reseptor benzodiazepines mengatur ansietas.

2. Penghambat asam amino butirik- gama nerureguler (GABA) berperan

dalam mekanisme biologis ansietas.

Page 2: askep jiwa (cemas)

III. FAKTOR PRESIPITASI

A. Ancaman integritas diri, ketidakmampuan fisiologis atau gangguan terhadap

kebutuhan dasar (maslow).

B. Ancaman sistem diri / keselamatan diri (security of the self) integritas diri, harga

diri, prestige, hubungan interpersonal, kehilangan dan perubahan peran / status,

fungsi sosial yang terintegrasi

IV. MEKANISME ANSIETAS

V. RENTANG RESPON KECEMASAN

STRESSOR

KECEMASAN

secara sadar, mekanisme beorientasi pada tugas

tidak sadar

mekanisme pembelaan Ego, represi

reaksi konversi ke organ – syaraf otonom

syaraf

somatofrom kecemasan

cemas meningkat

gangguan neurotik

otot gastro intestinal

foby

STRESS

obsesi kompulsi

RESPON ADAPTIF MALADAPTIF

RESPON

Page 3: askep jiwa (cemas)

Antisipasi Ringan Sedang Berat Panik

A. ANSIETAS RINGAN

1. Respon Fisiologis

Sesekali nafas pendek

Nadi dan tekanan darah naik

Gejala ringan pada lambung

Muka berkerut dan bibir bergetar.

2. Respon Koginitif

Lapang persepsi meluas

Mampu menerima rangsang yang komplek

Konsentrasi pada masalah kecemasannya

Menyelesaikan masalah secara efektif

3. Respon Perilaku dan Emosi

Tidak dapat duduk tenang

Tremor halus pada tangan

Suara kadang-kadang meninggi

B. ANSIETAS SEDANG

1. Respon Fisiologis

Sering nafas pendek

Nadi (extra sistole) dan tekanan darah naik

Mulut kering

Anorexia

Diare / konstipasi

Gelisah

2. Respon Koqnitif

Lapang persepsi menyempit

Rangsang luar tidak mampu diterima

Page 4: askep jiwa (cemas)

Berfokus pada aa saja yang menjadi perhatiannya

3. Respon Perilaku dan emosi.

Gerakan tersentak-sentak

Bicara banyak dan lebih cepat

Susah tidur

Perasaan tidak aman

C. ANSIETAS BERAT

1. Respon Fisiologis

Nafas pendek

Nadi dan tekanan darah naik

Berkeringat dan sakif kepala

Penglihatan kabur

Ketegangan.

2. Respon Koginitif

Lapang persepsi sangat sempit

Tidak mau menyelesaikan masalah

3. Respon Perilaku dan Emosi

Perasaan ancaman meningkat

Verbalisasi cepat

Blocking

D. ANSIETAS PANIK.

1. Respon Fisiologis

Nafas pendek

Rasa tercekik dan palpitasi

Sakit dada

Pucat

Hipotensi

Koordinasi motorik rendah.

2. Respon Kognitif

Lapang persepsi sangat sempit

Tidak dapat berfikir logis

Page 5: askep jiwa (cemas)

3. Respon Emosi

Agitasi, menmgamuk, marah

Ketakutan, berteriak – teriak, blocking

Kehilangan kendali / kontrol diri

Persepsi kacau

VI. RESPON FISIOLOGIS SECARA UMUM PADA SISTEM TUBUH

A. Kardiovaskuler

Palpitasi, jantung berdebar, tekanan darah, nadi menurun, rasa mau pingsan,

pingsan

B. Saluran pernafasan

Nafas cepat, dangkal, rasa tertekan pada dada, rasa tercekik, terengah-engah.

C. Neuromuskuler

Peningkatan reflek, reaksi kejutan, mata berkedip kedip, insomnia, wajah tegang,

kelelahan secara umum, gerakan lambat

D. Gastro intestinal

Kehilangan nafsu makan, menolak makan, rasa tidak nyaman pada abdominal, rasa

terbakar daerah epigastrium, nausea, diare.

E. Saluran kemih

Tidak dapat menahan buang air kecil, sering buang air kecil/anyang-anyangen.

F. Sistem kulit

Rasa terbakar pada muka, berkeringat setempat (telapak tangan), gatal-gatal,

perasaan panas atau dingin pada kulit, muka pucat, berkeringat seluruh tubuh.

G. Perilaku

Gelisah, ketegangan fisik, tremor, gugup, menarik diri, hiperventilasi, inhibis

(terlambat)

H. Kognitif

Page 6: askep jiwa (cemas)

Gangguan perhatian, konsentrasi hilang, pelupa, salah tafsir, blocking, menurunnya

lahan persepsi, kreatifitas dan produktifitas menurun, bingung, kesadaran diri dan

kuatir berlebihan, hilang obyektifitas.

I. Afektif

Tidak sabar, tegang berlebihan, teror, gugup luar biasa dan sangat gelisah

VII. MEKANISME KOPING

Pada ansietas sedang dan berat menggunakan 2 mekanisme koping yaitu:

A. Reaksi orientasi tugas (task oriented)

1. Menyerang (Attack Behavior)

Pola destruktif : marah-marah, memusuhi – agresif

Pola konstruktif : pemecahan masalah, asertive

2. Menarik diri : merokok, menghindar dari sumber stres

3. Kompromi : merubah kebiasaan, mengganti tujuan, mengorbankan salah satu

kebutuhan

B. Mekanisme pembelaan ego /mpe (ego defence mecanism)

Sublimasi, proyeksi, rasionalisasi, displacement, reaksi konversi, acting out, regresi

dsb

VIII. MASALAH KEPERAWATAN

1. Resiko tinggi kekerasan, menciderai diri sendiri dan orang lain

2. Ganguan pola tidur

3. Gangguan nutrisi

4. Koping individu tidak efektif

5. Kecemasan sedang / berat / panik berhubungan dengan ……

Page 7: askep jiwa (cemas)

IX. RENCANA TINDAKAN (KECEMASAN SEDANG / BERAT / PANIK

TERLAMPIR)

A. Tujuan tindakan keperawatan klien ansietas adalah menurunkan tingkat ansietas

B. Prinsip tindakan keperawatan ansietas berat dan panik adalah melindungi klien dari

bahaya fisik, dan memberi rasa aman

C. Bila tingkat ansietas menurun sampai tingkat sedang atau ringan prinsip

tindakannya adalah : reedukatif, bertujuan pada kognitif dalam menggunakan

mekanisme koping yang konstruktif

D. Tindakan pertama bagi perawat untuk merawat pasien ansietas adalah : menyadari,

mengenali perasaannya sendiri dan harus mengendalikannya karena ansietas pada

diri perawat mempengarui tingkat ansietas pasien dan perasaan negatif perawat akan

menghambat hubungan terapeutik.

X. EVALUASI

A. Ancaman integritas fisik atau sistern diri klien berkurang dalam sifat, jumlah, asal

dan waktunya.

B. Perilaku klien mencerminkan penurunan tingkat ansietas.

C. Klien mengenal ansietasnya mempunyai pandangan terhadap perasaan ansietasnya.

D. Sumber koping dimanfaatkan setara adekuat dan konstruktif.

E. Klien mampu menggunakan strategi penyelesaian masalah yang adaptif untuk

mengurangi ansietas.

F. Menggunakan ansietas ringan untuk meningkatkan pertumbuhan atau perubahan

personal.

Lampiran : Tindakan Keperawatan Asietas Berat / Panik

Tujuan Khusus / Rencana Tindakan

1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dan terhindar dari bahaya

Kenalkan diri dan temani pasien

Dorong dan dengarkan klien mengungkapkan perasaannya

Bersikap terbuka, siap menerima klien apa adanya

Gali penyebab ansietasnya, diskusikan dan terima perasaan positif dan negatif

termasuk perkembangan ansietasnya langsung jawab pertanyaan klien

Page 8: askep jiwa (cemas)

2. Klien dapat meningkatkan kesehatan fisik dan psikologis

Kolaborasi obat, menurunkan ansietas (dia-zepam, laroxyl)

Amati efek samping obat

3. Klien dapat mengidentifikasi dan berusaha menurunkan penyebab ansietas

Ciptakan situasi dan lingkungan tenang

Batasi interaksi klien dengan lingkungan untuk mengurangi rangsangan ansietas

Berikan terapi fisik, mandi air hangat, pijat, relaksasi, jalan – jalan, joging dsb

4. Klien dapat menggunakan mekanisme koping yang konstruktif

Menerima klien apa adanya dengan tanpa menentang keyakinannya

Berikan feed back, perilaku, stressor

Penilaian stressor dan sumber koping

Kuatkan ide – ide bahwa kesehatan fisik berhubungan dengan mental

Pada saat yang tepat, perilaku yang mal adaptif beri batasan perilaku dengan cara

yang konstruktif

5. Klien dapat melakukan kegiatan yang menarik dan aktifitas terjadwal

Berikan aktifitas bersifat mendukung dan menguatkan perilaku sosial yang

konstruktif

Bersama klien, buat jadwal sehari – hari

Libatkan anggota keluarga dan sistem pendukung lainnya

Lampiran : Tindakan Keperawatan Ansietas Sedang

Tujuan Khusus / Rencana Tindakan

1. Klien dapat menjalin hubungan dan mempertahankan hubungan saling percaya

Dengarkan klien, responsif

Beri dorongan untuk mengekspresikan perasaannya

Identifikasi pola perilaku destruktif dan konstruktif

2. Klien dapat mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya

Validasi kesimpulan dan asumsi terhadap klien

Gunakan konfrontasi positif

3. Klien dapat memperluas kesadarannya terhadap perkembangan ansietas:

Bantu identifikasi situai dan interaksi yang menimbulkan ansietas

Page 9: askep jiwa (cemas)

Bersama klien tinjau kembali penilaian klien terhadap stressor yang dirasakan

mengancam dan menimbulkan konflik

Hubungkan pengalaman lalu dan sekarang

4. Klien dapat menggunakan mekanisme koping yang adaptif

Gali cara klien mengurangi ansietas dimasa lalu

Tunjukkan akibat perilaku mal adaptif dan destruktif

Dorong untuk menggunakan respon koping yang konstruktif

Bantu untuk menyusun, memodifikasi tujuan dengan mengunakan sumber dan

mencoba koping yang baru

Latih klien menghadapi ansietas ringan

Beri latihan fisik

Libatkan sistem pendukung untuk menggunakan koping adaptif yang baru

5. Klien mampu menggunakan teknik relaksasi

Ajarkan klien teknik relaksasi, jalan – jalan, joging, pernafasan dalam dsb

Dorong menggunakan teknik relaksasi, untuk menurunkan tingkat ansietasnya