25
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. S DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN DI RUANG AGATHIS RSJD SAMBANG LIHUM I. IDENTITAS A. Klien Nama : Tn. S Umur : 25 tahun Jenis kelamin : Laki-laki Agama : Islam Alamat : Kapuas Pendidikan : SD Tanggal pengkajian : 23 oktober 2012 Suku/ bangsa : Banjar/Indonesia No. CM : 01 24 39 Ruang rawat : Agathis Diagnosa : RPK B. Penanggung Jawab Nama : Tn. A Umur : 50 tahun Alamat : Kapuas Hub. Dengan Klien : Paman II. ALASAN MASUK DAN KELUHAN UTAMA A. Alasan Masuk Rumah Sakit

askep jiwa tn.S

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ok

Citation preview

I

ASUHAN KEPERAWATAN JIWAPADA TN. S DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN

DI RUANG AGATHIS

RSJD SAMBANG LIHUM

I. IDENTITAS

A. KlienNama:Tn. SUmur:25 tahun

Jenis kelamin:Laki-laki

Agama:Islam

Alamat:Kapuas

Pendidikan :SD

Tanggal pengkajian: 23 oktober 2012

Suku/ bangsa :Banjar/IndonesiaNo. CM:01 24 39

Ruang rawat: Agathis

Diagnosa:RPKB. Penanggung JawabNama:Tn. AUmur:50 tahunAlamat:KapuasHub. Dengan Klien:PamanII. ALASAN MASUK DAN KELUHAN UTAMA

A. Alasan Masuk Rumah SakitKlien keluyuran sejak 2 bulan yang lalu, klien tinggal diajalanan. Klien sering berbicara dan tersenyum-senyum sendiri. Klien juga mengatakan sering mengkonsumsi dextro, biasanya klien mengkonsumsi 20-30 biji sehari dicampur dengan antimo dan mixadin. Klien juga sering mengkonsumsi minuman beralkohol gajah duduk. Klien mengkonsumsi obat-obatan tersebut setiap hari dan tidak pernah putus. Klien terakhir mengkonsumsi agustus 2012, saat itu klien berkelahi dengan temannya hingga gigi klien copot. Klien juga berkelahi dengan pamannya karena tidak suka dengan istri baru pamannya. Akibat perkelahian tersebut besok harinya paman klien langsung membawanya ke rumah sakit jiwa Sambang Lihum.B. Keluhan Utama Saat PengkajianKlien ingin cepat-cepat pulang karena merasa malu tinggal di Rumah Sakit Jiwa. Klien terkadang jengkel jika makanan terlambat datang.III. FAKTOR PREDISPOSISI

A. Riwayat Gangguan Jiwa SebelumnyaKlien mengatakan tidak ada riwayat gangguan jiwa sebelumnya.B. Pengobatan SebelumnyaMenurut ketrangan klien, tidak ada riwayat pengobatan sebelumnya.C. Riwayat Aniaya FisikSekitar 2 bulan yang lalu klien berkelahi dengan temannya hingga gigi klien patah.D. Riwayat Aniaya SeksualKlien sebelumnya tidak ada riwayat aniaya seksual.E. Riwayat Kekerasan dalam KeluargaMenurut keterangan klien, ia tidak pernah mendapatkan kekerasan dalam keluarganya.F. Riwayat Tindakan KriminalKlien sering mengkonsumsi dextro dicampur dengan antimo dan mixadin, klien juga sering mengkonsumsi minuman beralkohol. Klien juga berkelahi dengan temannya ketika terakhir kali mengkonsumsi obat-obatan terlarang.

Masalah keperawatan :

- Resiko Perilaku kekerasanG. Riwayat Keluarga

Menurut keterangan klien di dalam anggota keluarga tidak terdapat anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa.H. Pengalaman Masa Lalu yang Tidak Menyenangkan

1. Kegagalan

Klien merasa iri dengan teman-temannya karena mampu melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, sedangkan klien hanya mampu lulus sekolah dasar.

2. Kehilangan/Perpisahan/Kematian

Ayah klien meninggal pada saat klien masih kecil, sedangkan Ibu klien meninggal pada saat klien berumur 18 tahun.

3. Trauma Selama Tumbuh Kembang

Menurut keterangan klien, dirinya tidak pernah mengalami trauma selama masa tumbuh kembangnya.

Masalah Keperawatan :

- Harga Diri Rendah

IV. FISIKA. Tanda Vital

TD: 120/80 mmHgNadi:85 x/menitRr:18 x/menitSuhu:36,7o CB. Ukuran

TB:

BB:C. Keluhan Fisik

Klien mengatakan tidak ada keluhan mengenai fisiknya.Masalah Keperawatan : -V. PSIKOSOSIAL

A. Genogram

Keterangan :

:Perempuan

:Laki-laki

: Klien laki-laki

Klien merupakan anak ke-3 dari 3 bersaudara. Komunikasi klien dalam keluarga berjalan baik, tidak ada anggota keluarga yang suka memarahi dan kasar pada klien.B. Konsep Diri1. Citra Tubuh

Tidak ada bagian tubuh yang tidak disukai, klien merasa tidak ada bagian yang istimewa dari bagian tubuhnya.

2. Identitas

Klien mengetahui jenis kelaminnya laki-laki dan merupakan anak ke-3 dari 3 bersaudara, klien belum menikah. Klien bekerja sebagai penjual poster di pinggir jalan.

3. Peran

Klien bekerja untuk dirinya sendiri, klien tidak dapat maksimal melaksanakan peran bagi dirinya sendiri dan keluarga.

4. Ideal Diri

Klien berharap tubuhnya sehat dan perannya menjadi optimal.

5. Harga Diri

Klien merasa malu dengan orang lain karena sering menyusahkan dan membuat khawatir keluarganya.

Masalah Keperawatan :

- Harga Diri Rendah

C. Hubungan Sosial1. Orang Terdekat

Karena orang tua klien telah tiada, saat ini orang terdekat dengan klien adalah pamannya (adik dari ayahnya).

2. Peran Serta dalam Kegiatan Kelompok

Klien kurang aktif dalam kegiatan masyarakat, klien lebih sering kumpul-kumpul dengan dengan pemuda yang mabuk-mabukan.

3. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain

Penyalahgunaan zat/obat-obatan yang membuat hubungan klien dengan orang lain terhambat.

Masalah Keperawatan :

- Harga Diri Rendah

D. Spiritual1. Nilai dan Kepercayaan

Klien beragama Islam dan menurutnya Islam adalah agama yang paling hakiki.

2. Kegiatan Agama

Menurut keterangan klien, baik dirumah mauipun di rumah sakit klien jarang melaksanakan ibadah sholat. Klien hanya berdoa.

Masalah Keperawatan : -VI. STATUS MENTAL

A. PenampilanPenampilan klien cukup rapi, rambut tersisir rapi, cara berpakaian dan penggunaan baju dan celana sudah tepat. Gigi klien tampak bersih.

Masalah Keperawatan : -B. PembicaraanPada saat pembicaraan klien kooperatif dalam menjawab pertanyaan yang diberikan perawat berbicara dengan lancar

Masalah keperawatan : -C. Aktivitas MotorikWajah klien terlihat lesu, kadang kurang bergairah dalam melakukan aktivitas seperti senam pagi dan Klien tidak menolak waktu diajak olahraga, tidak terdapat gerakan agitasi, tremor , dan konfulsif

Masalah keperawatan : -D. Alam PerasaanKlien merasa malu berada dirumah sakit, klien ingin cepat-cepat pulang dan berkumpul lagi dengan keluarga dirumah, klien tidak mengalami ketakutan dan khawatir.

Masalah keperawatan : Harga Diri RendahE. AfekSesuai dengan kondisi klien, bila suasana hati gembira maka raut wajah juga gembira, begitu juga bila hati klien sedih, raut muka nampak murung dan sedih.

Masalah keperawatan : -F. Interaksi Selama WawancaraSelama wawancara klien bersikap koperatif, klien menatap lawan bicara, nada bicara pelan namun jelas.

Masalah Keperawatan : -G. PersepsiPada waktu pengkajian klien tidak pernah mendengar membuat dirinya takut, klien dapat membedakan apakah itu bunyi bisikan atau panggilan orang.

Masalah keperawatan : -H. Proses PikirSaat interaksi klien berbicara secara wajar, tidak berbelit-belit dan tidak mengulang pertanyaan.Masalah Keperawatan : -I. Isi PikirKlien dapat mengungkapkan perasaannya sesuai apa yang dikehendakinya dan keinginan klien berkumpul dengan keluarganya dan klien ingin selalu dijenguk oleh keluarganya

Masalah keperawatan: -

J. Tingkat KesadaranKesadaran compos mentis, klien tahu ia di Rumah Sakit Jiwa. Klien dapat mengingat hari, waktu dan dapat membedakan antara perawat dan teman-teman lainnya, Klien sadar bahwa dia berada dirumah sakit dan sedang dirawat

Masalah keperawatan: -K. MemoriKlien mampu mengingat kejadian yang terjadi lebih dari 2 bulan yang lalu yaitu saat klien berkelahi dengan temannya, klien juga mampu mengingat kejadian yang baru ini yaitu klien baru saja mandi dan ganti baju.

Masalah keperawatan : -

L. Tingkat Konsentrasi dan BerhitungKlien mampu berhitung, menambah maupun perkalian misalnya 10 x 3 = 30, 25 + 20 = 45. Perhatian klien tidak mudah beralih.

Masalah keperawatan : -M. Kemampuan Penilaian

Klien mampu membuat keputusan diantara 2 pilihan saat ditanya apakah makan dulu baru cuci tangan atau cuci tangan dulu baru makan. Klien menjawab cuci tangan dulu baru makan tanpa diberi penjelasan terlebih dahulu.

Masalah keperawatan: -N. Daya Tilik DiriKlien mengatakan tahu/sadar dirinya sakit jiwa dan dikirim ke RSJ oleh paman nya agar dia bisa dirawat dirumah sakit untuk sementara.

Masalah keperawatan: -

VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG

A. ADL1. MakanKlien mampu memenuhi kebutuhan makan sendiri (menyipakan makan, cara makan, dan mebersihkan alat makan).

2. BAB/BAK

Klien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri (menggunakan wc, membersihkan diri, merapikan pakaian).3. Mandi

Klien mandi sendiri 2 kali sehari (membersihkan tubuh dengan sabun, kepala dengan shampo, dan menyikat gigi dengan odol).

4. Berpakaian

Klien mampu berpakaian mandiri (memilih pakaian dan mengenakan pakaian).

5. Istirahat dan Tidur

Klien tidur siang sekitar 2 jam sehari, dan tidur malam 7-8 jam. klien tidak ada masalah/gangguan tidur. Klien mampu merapikan tempat tidur secara mandiri.

6. Penggunaan Obat

Klien mampu meminum obat sendiri tanpa bantuan.B. Pemeliharaan Kesehatan1. Memilih Fasilitas PelayananTidak terkaji.

2. Sistem Pendukung

Keluarga

3. Waktu Kontrol / Periksa Ulang

Tidak terkajiC. Mekanisme KopingKoping yang sering digunakan klien bila ada masalah klien lebih senang mengekspresikannya dengan mengkonsumsi obat-obatan terlarang dan minum-minuman beralkohol.Masalah Keperawatan :

- Tidak efektifnya koping individu

D. Masalah Psikososial dan LingkunganKlien lahir dari keluarga yang kurang mampu. Klien hanya mampu bersekolah sampai SD, terkadang klien merasa iri dan malu karena berbeda dengan teman-temannya yang mampu melanjutkan pendidikan.Masalah Keperawatan :

- Harga Diri Rendah

E. Pengetahuan KurangKoping yang sering digunakan klien bila ada masalah klien lebih senang mengekspresikannya dengan cara berkumpul dengan teman-temannya kemudian mengkonsumsi obat-obatan terlarang, karena berada di bawah pengaruh obat-obatan klien beberapa kali mengamuk dan berkelahi dengan temannya.

Masalah Keperawatan :

- Tidak efektifnya koping individu

- Resiko Perilaku Kekerasan

F. Aspek MedisDiagnosa Medik : F . 20. 3Terapi Medik

CPZ 3 x 100 mg

HLP 3 x 5 mg

THP 3 x 2 mgG. Pemeriksaan PenunjangHematologi tanggal 5 sepetember 2012PemeriksaanHasilNilai Normal

Hb

Leukosit

Eritrosit

Tromnbosit

Limfosit

Mid

Granulosit

Hematokrit

GDS

Kolesterol total

Urea

Kreatini12,1 gr%

3800 /mm

4,0 /mm

180.000 /mm

59 %

14 %

27 %

34 %

114 mg/dl

157 mg/dl

20mg/dl

1,1 mg/dl13,5 17,54000 10000

4,5 6,5 juta

150 450.000

25 40

3 8

40 75

40 50

< 75 125

< 200

15 39

0,6 1,1

H. Analisa DataNoDataMasalah Keperawatan

1.DS : Klien mengatakan pernah mengamuk dan berkelahi.

DO : Tampak ada tanda kekerasan yaitu gigi klien copot.Resiko Perilaku Kekerasan

2DS :

Klien merasa malu berada di rumah sakit jiwa.

Klien merasa iri dengan teman-temannya karena dirinya tidak mampu melanjutkan pendidikan.

DO :

Klien terlihat berdiam saja dan berbicara apabila dimulai berkomunikasi.Harga Diri Rendah

3DS : Klien mengatakan bila ada masalah klien lebih senang mengekspresikannya dengan mengkonsumsi obat-obatan terlarang dan minum-minuman beralkohol.DO : Koping individu tidak efektif

VIII. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN1. Resiko Perilaku Kekerasan

2. Harga Diri Rendah

3. Koping individu tidak efektif

Pohon Masalah :

IX. RENCANA KEPERAWATANTanggalDiagnosa KeperawatanPerencanaan

TujuanKriteria EvaluasiIntervensiRasional

Selasa23 oktober 2102Resiko Perilaku KekerasanTujuan umum :Klien tidak melakukan tindakan kekerasan.

Tujuan khusus 1 :

Klien dapat membina hubungan saling percaya.Setelah 2 kali interaksi klien menunjukkan tanda-tanda percaya kepada perawat. Menunjukkan rasa senang.

Ekpresi wajah bersahabat.

Ada kontak mata.

Mau menjawab salam.

Mau menjawab nama.

Mau duduk berdampingan dengan perawat.

Bersedia mengungkapkan masalah.Bina hubungan saling percaya

salam terapeutik, empati, sebut nama perawat dan jelaskan tujuan interaksi.

Panggil klien dengan nama panggilan yang disukai.

Bicara dengan sikap tenang, rileks dan tidak menantang.Merupakan dasar membangun hubungan terapeutik untuk kelancaran interaksi berikutnya, klien dapat mempercayai perawat dan berinteraksi secara wajar.

Tujuan khusus 2 :Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan yang dilakukannya.Setelah 1 kali interaksi klien menceritakan penyebab perilaku kekerasan yang dilakukannya. Beri kesempatan mengungkapkan perasaan.

Bantu klien mengungkapkan perasaan jengkel/kesal.

Dengarkan ungkapan rasa marah dan perasaan bermusuhan klien dengan sikap tenang.

Tujuan khusus 3 :

Klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan.Setelah 1 kali interaksi klien dapat mengidentifikasi tanda tanda perilaku kekerasan. Anjurkan klien mengungkapkan yang dialami dan dirasakan saat jengkel/kesal.

Observasi tanda perilaku kekerasan.

Simpulkan bersama klien tanda tanda jengkel/kesal yang dialami klien.

Tujuan khusus 4 :Klien dapat mengidentifikasi prilaku kekerasan yang biasa dilakukan .Setelah 1 kali interaksi klien dapat mengidentifikasi prilaku kekerasan yang biasa dilakukan. Anjurkan mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.

Bantu bermain peran sesuai dengan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.

Tanyakan "Apakah dengan cara yang dilakukan masalahnya selesai ?"

Tujuan khusus 5 :

Mengidentifkasi akibat prilaku kekerasan.Setelah 1 kali interaksi klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan. Bicarakan akibat/kerugian dari cara yang dilakukan.

Bersama klien menyimpulkan akibat dari cara yang digunakan.

Tanyakan apakah ingin mempelajari cara baru yang sehat.

Tujuan khusus 6 :

Mengidentifikasi cara konstruktif dalam berespon terhadap marahSetelah 1 kali interaksi klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam berespon terhadap marah. Fisik

Verbal

Spiritual Beri pujian jika mengetahui cara lain yang sehat.

Diskusikan cara lain yang sehat.Secara fisik : tarik nafas dalam jika sedang kesal, berolah raga, memukul bantal/kasur.

Secara verbal : katakan bahwa anda sedang marah atau kesal/tersinggung.

Secara spiritual : berdo'a, sembahyang, memohon kepada Tuhan untuk diberi kesabaran

Tujuan khusus 7 :

Klien dapat mengidentifikasi cara mengontrol perilaku kekerasan.Setelah 1 kali interaksi Klien dapat mengidentifikasi cara mengontrol perilaku kekerasan. Bantu memilih cara yang paling tepat.

Bantu mengidentifikasi manfaat cara yang telah dipilih.

Bantu mensimulasikan cara yang telah dipilih.

Beri reinforcement positif atas keberhasilan yang dicapai dalam simulasi.

Anjurkan menggunakan cara yang telah dipilih saat jengkel/marah.

Tujuan khusus 9 :

Klien dapat menggunakan obat dengan benar (sesuai program).Klien dapat menyebutkan obat-obat yang diminum dan kegunaannya (jenis, waktu, dosis dan efek).

Klien dapat minum obat sesuai program pengobatan.

Diskusikan dengan klien tentang obat (nama, dosis, frekuensi, efek dan efek samping).

Bantu klien mengpnakan obat dengan prinsip 5 benar (nama klien, obat, dosis, cara dan waktu).

Anjurkan untuk membicarakan efek dan efek samping obat yang dirasakan.

X. IMPLEMENTASI DAN CATATAN PERKEMBANGAN

Hari TanggalDiagnosa KeperawatanImplemetasiEvaluasi

Kamis25 Oktober 2012Resiko Perilaku KekerasanSP 1

Membina hubungan saling percaya

Identifikasi penyebab perasaan marah

Tanda dan gejala yang dirasakan

Perilaku kekerasan yang dilakukan, akibatnya

Cara mengontrol secara fisik IS : Klien menjawab salam dan mengucapkan selamat pagi pak. Klien menyebutkan namanya adalah S umur 25 tahun, klien mengatajan kabarnya sehat dan baik. Klien mengatakan sering marah jika di bawah pengaruh obat-obatan. Saat marah klien biasanya merasa tegang dan tangan mengepal. Klien berkelahi dengan temannya dan mengakibatkan beberapa teman menjauhinya.Klien mengatakan bisa menarik nafas dalam sesuai yang diajarkan perawat.O :

Klien mau berjabat tangan dan menjawab salam perawat.

Klien mau duduk berhadapan dengan perawat

Ekspresi wajah klien tampak tenang.

Klien tampak bisa memperagakan nafas dalam.

A :

Klien mampu membina hubungan saling percaya.

Klien mampu mengidentifikasi penyebab perasaan marahnya.

Klien meberi tahu tanda dan gejala yang dirasakan.

Klien memberitahu perilaku kekerasaan yang dilakukan dan akibatnya.

Klien mampu mempraktikkan cara mengontrol fisik 1 (Nafas dalam).

P : Teruskan Intervensi ke - SP 2

Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara fisik ke-2

1. Evaluasi latihan nafas dalam

2. Latih cara fisik ke-2: pukul kasur dan bantal

3. Susun jadwal kegiatan harian cara keduaS : Klien mengatakan masih mengingat latihan fisik: nafas dalam, kemudian klien memperagakannya. Klien mengerti tentang latihan fisik 2 : pukul kasur dan bantal, dan klien mampu memperagakannya.

O :

Klien nampak bisa memperagakan nafas dalam dan memukul kasur dan bantal.

A : Klien mampu latihan mengontrol latihan fisik ke 2

P : Teruskan intervensi ke SP3

Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara sosial/verbal:

1. Evaluasi jadwal harian untuk dua cara fisik

2. Latihan mengungkapkan rasa marah secara verbal: menolak

dengan baik, meminta dengan baik, mengungkapkan perasaan

dengan baik.

3. Susun jadwal latihan mengungkapkan marah secara verbal

Koping Individu Tidak Efektif

HDR

Resiko Perilaku Kekerasan