25
1. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan 2.2.1`pengkajian 1. identitas klien meliputi nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, agama, alamat, penanggung jawab dan hubungan dengan klien. 2. Keluhan utama Tanyakan pada klien keluhan apa yang dirasakan klien pada saat ini 3. Riwayat kesehatan Riwayat kesehatan sekarang Tanyakan bagaimana terjadi kecelakaan,apa yang menyebabkan kecelakaan, patah tulang Riwayat kesehatan dahulu Adakah dalam klien pernah mengalami trauma/fraktur sebelumnya Riwayat kesehatan keluarga Adakah didalam keluarga yang pernah mengalami trauma atau fraktur seperti klien atau penyakit yang berhubungan dengan tulang lainnya. 1. Aktivitas istirahat Adakah kehilangan fungsi pada bagian yang terkena/fraktur keterbatasan imobilitas 2. Sirkulasi Hipertensi ( kadang terlihat sebagai respon nyeri. Ansietas) Hipotensi ( respon terhadap kehilangan darah ) tachikardi, crt, lambat, pucat bagian yang terkena.

Askep Fraktur Tibia

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Askep Fraktur Tibia

1. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

2.2.1`pengkajian

1. identitas klien

meliputi nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, agama, alamat, penanggung jawab dan hubungan dengan klien.

2. Keluhan utama

Tanyakan pada klien keluhan apa yang dirasakan klien pada saat ini

3. Riwayat kesehatan

Riwayat kesehatan sekarang

Tanyakan bagaimana terjadi kecelakaan,apa yang menyebabkan kecelakaan, patah tulang

Riwayat kesehatan dahulu

Adakah dalam klien pernah mengalami trauma/fraktur sebelumnya

Riwayat kesehatan keluarga

Adakah didalam keluarga yang pernah mengalami trauma atau fraktur seperti klien atau penyakit yang berhubungan dengan tulang lainnya.

1. Aktivitas istirahat

Adakah kehilangan fungsi pada bagian yang terkena/fraktur keterbatasan imobilitas

2. Sirkulasi

Hipertensi ( kadang terlihat sebagai respon nyeri. Ansietas)

Hipotensi ( respon terhadap kehilangan darah ) tachikardi, crt, lambat, pucat bagian yang terkena.

3. Neurosensori

Adanya kesemutan, deformitas, krepitasi, pemendekkan, kelemahan.

4. Kenyamanan

Nyeri tiba-tiba saat cedera, spasma/ kram otot.

5. Keamanan

Page 2: Askep Fraktur Tibia

Leserasi kulit, pendarahan, perubahan warna, pembengkakkan lokal 

2.2.2 Analisa data 

1. Data subjektif

Kesulitan dalam beraktivitas : kelemahan, nyeri

Mudah lelah, kesulitan istirahat ( nyeri)

Kesulitan dalam memenuhi kebutuhan diri sendiri

1. Data objktif

Gangguan mobilitas 

Edema pada esktremitas yang fraktur

Adanya deformitas

Adanya peningkatan suhu pada esktremitas yang fraktur

Skala nyeri meningkat jika ekstremitas digerakan

 

 

2.2.3 Diagnose keperawatan dan intervensi

1. Nyeri b.d Nyeri akut berhubungan dengan fraktur (Brunner & Suddarth, 2002 ; 2363)

 

Tujuan : nyeri berkurang setelah dilakukan perawatan

 

Kriteria Hasil :

Klien mengatakan nyeri berkurang

Klien tampak rileks, mampu berpartisifasi dalam aktivitas/tidur/istirahat dengan tepat

Intervensi :

1. Pertahankan imobilisasi bagian yang sakit dengan tirah baring gips, pembebat, traksi.

2. Ringgikan dan dukung ekstremitas yang terkena

3. Hindari menggunakan sprei / bantal plastik di bawah ekstremitas dalm gips.

Page 3: Askep Fraktur Tibia

4. Evaluasi keluhan nyeri, perhatikan lokasi karakteristik, intensitas (0-10)

5. Dorong pasien untuk mendiskusikan masalah sampai dengan cedera.

6. Dorong menggunakan teknik managemen stress / nyeri

7. Berikan alternatif tindakan kenyamanan : pijatan, alih baring

8. Kolaborasi- Beri obat sesuai indikasi- Lakukan kompres dingin / es 24 – 28 jam pertama sesuai keperluan

 

Rasional

1. Menghilangkan nyeri dan mencegah kesalahan posisi tulang / tegangan jaringan yang cedera

2. Meningkatkan aliran balik vena menurunkan edema, menurunkan nyeri

3. Dapat meningkatkan ketidaknyamanan karena peningkatan produksi panas dalam gips yang kering

4. Meningkatkan keefektifan intevensi, tingkat ansietas dapat mempengaruhi persepsi/ reaksi terhadap nyeri.

5. Membantu menghilangkan astetas

6. Meningkatkan kemampuan keping dalam manajemen nyeri

7. Meningkatkan sirkulasi umum, menurunkan area tekanan lokal dan kelelahan otot

8. Diberikan untuk menurunkan nyeri / spasme ototMenurun edema, pembentukan hematoom dan mengurangi sensi nyeri.

 

1. Kerusakan mobilitas fisik b.d kelemahan ototIntervensi :

1. Kaji derajat mobilitas yang dihasilkan oleh cedera

2. Instruksikan ps untuk / bantu dalam rentang gerak pasien / aktif pada ekstremitas yang sakit dan yang tidak sakit.

3. Dorong penggunaan latihan isometrik mulai dengan tungkai yang tersakitd. 

4. Tempatkan dalam posisi terlentang secara periodic

5. Bantu / dorong perawatan diri / kebersihan (mandi keramas)

6. Dorong peningkatan masukan sampai 2000 – 3000 mliter / hr termasuk air asam, jus.

 

Page 4: Askep Fraktur Tibia

Rasional :

1. Pasien mungkin dibatasi oleh pandangan diri / persepsi diri tentang keterbatasan fisik actual

2. Meningkatkan aliran darah ke otot dan tulang untuk meningkatkan tunas otot, mempertahankan gerak sendi, mencegah kontraktur / afroji

3. Kontraksi otot isometrik tanpa menekuk sendi / menggerakkan tungkai dan membantu mempertahankan kekuatan dengan masa otot

4. Menurunkan resiko kontraktur heksi pangul

5. Meningkatkan kekuatan otot dan sirkulasi, perawatan diri langsung

6. Mempertahankan hidrasi tubuh menurunkan resiko infexi urinarius, pembentukan batu dan konstipasi.

1. Kerusakan Integritas Jaringan b.d fraktur terbukaIntervensi :

1. Kaji kulit untuk luka terbuka, benda asing, kemerahan, pendarahan, perubahan warna

2. Massase kulit dan penonjolan tulang pertahankan tempat tidur kering dan bebas kerutan

3. Ubah posisi dengan sering

4. Traksi tulang dan perawatan kulit.

Rasional :

5. Memberikan informasi tentang sirkulasi kulit dan mungkin masalah yang mungkin disebabkan oleh alat / pemasangan gips, edema

6. Menurukan tekanan pada area yang peka dan resiko kerusakan kulit

7. Mengurangi tekanan konstan pada area yang sama dan meminimal

8. Mencegah cedera pada bagian tubuh lain.

 

2. Resiko tinggi terhadap infeksi b.d trauma jaringanIntervensi :

1. Inspeksi kulit untuk adanya iritasi / robekan kontinuitas

2. Kaji sisi pen / kulit perhatikan keluhan peningkatan nyeri

3. Berikan perawatan pen / kawat steril

4. Observasi luka untuk pembentukan buta, krepitasi, bau drainase yang tidak enak

5. Kaji tonus otot, reflek tendon dalam dan kemampuan berbicara

6. Selidiki nyeri tiba-tiba / keterbatasan gerakan dengan edema local

7. Berikan obat sesuai indikasi

 

Page 5: Askep Fraktur Tibia

3. Rasional1. Pen / kawat tidak harus dimasukkan melalui kulit yang terinfeksi kemerahan abrasi

2. Dapat mengindentifikasi timbulnya infeksi local

3. Dapat mencegah kontaminasi silang dan kemungkinan infeksi

4. Menghindari infeksi

5. Kekuatan otot, spasme tonik rahang, mengindikasi tetanus

6. Dapat mengindikasikan adanya osteomrelitis.( Doenges, 2000 )

)

(Doenges. 2000. 761 – 774).

 

 

 

 

 

BAB III

LAPORAN KASUS 

Tangggal masuk         : 28 Desember 2010

Tanggal pengkajian         : 29 Desember 2010

No reg                 : 497541

Ruang                 : Seruni 

Diagnoda medik     : CLOSE FRAKTUR TIBIA FIBULA SINISTRA

3.1 PENGKAJIAN

3.1.1 Identitas klien

Page 6: Askep Fraktur Tibia

    Nama        :Ny.N

    Umur        :66 Tahun

    Agama        :islam

    Jenis kelamin    :perempuan

    Pekerjaan    :IRT

    Alamat        :JL.Danau RT.01 Dusun Besar Bengkulu

     Penanggung Jawab    :

    Nama        :Ny.S

    Umur        :50 Tahun

    Jenis kelamin    :perempuan

Hub.dgn klien    :keponakan

3.1.2 Keluhan Utama

    Klien mengeluh nyeri

 

3.1.3Riwayat kesehatan

Riwayat kesehatan sekarang

    Klien dibawa ke IGD pada tanggal 28-des-2010 diantar oleh keluarga dengan keluhan nyeri pada betis sebelah kiri dan tidak bisa digerakkan karena patah setelah ditabrak sepeda motor.

    Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 29-des-2010 klien tampak lemah,kesadaran composmentis,tampak bengkak pada bagian kaki yang patah,klien mengeluh nyeri pada kaki (betis) sebelah kiri karena patah dengan skala nyeri :4. Dan nyeri bertambah jika kaki tersebut digerakan.keluarga klien selalu membantu dalam memenuhi kebutuhannya.

Riwayat kesehatan dahulu

    Klien belum pernah mengalami patah tulang sebelumnya,klien juga tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan dan menular lainnya.

Riwayat kesehatan keluarga

Page 7: Askep Fraktur Tibia

    Keluarga klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami penyakit keturunan ataupun menular lainnya.

3.1.4 Data psikologis

    Klien tampak menerima keadaan sakit sekarang dan berharap bisa cepat sembuh.

3.1.5 Data sosial

    Hubungan klien dengan keluarga baik,terlihat dari anak dan keluarganya yang lain selalu menunggu nya.

3.1.6 Data spiritual

    Klien beragama islam,klien dan keluarga selalu berdo'a supaya cepat senbuh.

3.1.7 Kebiasaan sehari-hari

No.  Kebiasaan  dirumah  Dirumah sakit 1.

 

 

 

 

 

 

 

2.

 

Nutrisi

a.Makanan

frekuensi

jenis makanan

b.Minuman

frekuensi

-jenis minuman

 

Eliminasi

a.BAB

frekuensi

konsistensi

warna

b.BAK

frekuensi

 

 

3x sehari

Nasi,lauk pauk,sayur

 

6-7 gelas /hari

Air putih

 

 

 

1x/hari

 

 

3x sehari

Nasi, lauk-pauk, sayur

 

6-7 gelas/hari

Air putih

 

 

 

1x/hari

Page 8: Askep Fraktur Tibia

 

 

 

 

 

 

 

 

 

3.

 

 

 

4.

 

 

 

5. 

warna

bau

jumlah

 

Istirahat tidur

lama tidur

gangguan tidur

 

Personal hygiene

mandi

gosok gigi

 

Aktivitas 

Lembek

Kuning

 

4-5x/hari

Jernih kekuningan

Khas

+ 1300 cc/hari

 

 

6-7 jam/hari

Tidak ada

 

 

2x/hari

2x/hari

 

Klien bisa melakukan aktivitas

Secara mandiri 

Lembek

Kuning

 

Terpasang kateter

Jernih kekuningan

Khas 

+1300cc/hari

 

 

6-7 jam/hari

Tidak ada

 

 

Dilap 1x/hari

1x/hari

 

Klien selalu dibantu oleh keluarga dan perawat dalam melakukan aktivitas 

Page 9: Askep Fraktur Tibia

 

3.1.8 Pemeriksaan fisik

keadaan umum        :lemah

kesadaran        : compos mentis

Tanda-tanda vital    : TD : 150/90 mmHg    P : 18x/Menit

    N : 81x/Menit        S : 36,5'c

1.Kepala

inspeksi    :simetris,distribusi rambut merata

palpasi    :tidak ada nyeri tekan,tidak ada benjolan

2.Mata

inspeksi    :simetris,tidak ada katarak,konjungtiva anemis,sclera an ikterik

palpasi    :tidak ada nyeri tekan

3.Hidung

inspeksi    :simetris,tidak ada pengeluaran,tidak ada pernafasan cuping hidung

palpasi    :tidak ada nyeri tekan,tidak ada benjolan

4.Telinga

inspeksi    :simetris,tidak ada pengeluaran

Palpasi    :tidak ada nyeri tekan,tidak ada benjolan

5.Mulut

inspeksi    :simetris,mukosa bibir lembab,tidak ada sianosis

Palpasi    :tidak ada nyeri tekan

6.Leher

inspeksi    :simetris,tidak ada pembesaran vena jugularis

Palpasi    :tidak ada nyeri tekan,tidak ada pembengkakan

7.Dada

inspeksi    :simetris,pergerakan dinding dada baik

palpasi    :tidak ada nyeri tekan

auskultasi    :bunyi nafas vesikuler

Page 10: Askep Fraktur Tibia

perkusi    :bunyi rensonan

 

8.Abdomen

inspeksi    :simetris,tidak ada bekas operasi

auskultasi    :bunyi bising usus (+)

perkusi    :bunyi timpani

palpasi    :tidak ada nyeri tekan

9.Ekstremitas

atas        :pada ekstremitas atas,tangan bisa digerakkan dengan baik

bawah    :pada ekstremeritas bawah,kaki sebelah kiri(tibia-fibula) tidak bisa digerakkan/fraktur, kondisi sekitar fraktur oedema, adanya luka

10.Genetalia

inspeksi    :simetris,terpasang kateter

palpasi    :tidak ada nyeri tekan

 

3.1.9 THERAPY

1.cairan RL 20 tts/menit

2.citicholine 3x1 (IV)

3.keterolac 3x1 (IV)

4.taxef 2x1 gr (14/st)

5.pronalges supp

6dexamethason 2x1 amp (IV)

7.rannitidin 2x1 amp (IV)

 

 

Page 11: Askep Fraktur Tibia

 

 

 

 

 

 

 

3.2 ANALISA DATA

Nama : Ny.N No.Reg : 4793

Umur : 66 Tahun Ruangan :Seruni

No  Data Senjang  Interprestasi Data  Masalah 1  DS :

Klien mengatakan nyeri pada betis sebelah kiri kerena patah

DO :

KLien tampak lemah

Skala nyeri 4

Tampak edema pada bagian fraktur

Nyeri bertambah jika pada bagian yang fraktur di gerakkan

Fraktur

 

Diskontinuitas tulang

 

 

Pergeseran fragmen tulang

Gangguan rasa nyaman nyeri 

Page 12: Askep Fraktur Tibia

 

 

Nyeri 2  DS :

Keluarga klien mengatakan aktivitas klien selalu dibantu oleh keluarga

DO :

Klien tampak selalu di bantu oleh keluarga dan perawat dalam melakukan aktivitas

Fraktur pada 1/3 tibia fibula sinistra

Fraktur

 

Diskontinuitas tulang

 

 

Perubahan jaringan sekitar

 

 

Pergeseran fragmen tulang

 

 

Depormitas 

 

Gangguan fungsi

 

Gangguan mobilitas fisik

Page 13: Askep Fraktur Tibia

Gangguan mobilitas fisik 

 

 

3.2 DIAGNOSA

Nama : Ny.N No.Reg : 4793

Umur : 66 Tahun Ruangan :Seruni

No  Diagnoasa Keparawatan Tanggal

Dtemukan Paraf 

Tanggal teratasi 

Paraf 

1 Gangguan rasa nyaman nyeri b.d terputusnya kontinuitas jaringan pada tulang / fraktur 

29-12-2010      

2  Gangguan mobilitas fisik b.d kelemahan 29-12-2010      

 

3.3 INTERVENSI

Nama : Ny.N No.Reg : 4793

Umur : 66 Tahun Ruangan :Seruni

No Tujuan dan kriteria

hasil Intervensi Keperawatan  Rasional  Paraf 

1  Setelah dilakukan perawatan selama 3x24 jam di harapkan gangguan rasa nyaman nyeri dapat berkurang / atau teratasi dengan criteria hasil :

Klien tidak mengeluh nyeri

Skala nyeri0

Pertahankan imobilisasi bagian yang sakit dengan tirah baring, gips / pembidaian

 

 

Tinggikan dan dukung eksremitas yang terkena

Menghilangkan nyeri dan mencegah kesalahan posisi tulang atau jaringan yang cedera

Meningkatkan aliran balik vena, menurunkan edema, dan menuunkan nyeri

Mempengaruhi pilihan / pengawasan kefektifan intervensi

Menurunkan edema / pembentukan hematum, menurunkan sensasi nyeri

 

Page 14: Askep Fraktur Tibia

 

 

Evaluasi keluhan nyeri, perhatikan lokasi, karakteristik dan intensitas nyeri

Lakukan kompres dingin 24-48 jam pertama sesuai keperluan

 

 

Kolaborasi pemberian obat analgetik

Untuk menurunkan nyeri atau spasme otot

2  Setelah dilakukan perawatan selama 3x24 jam diharapkan gangguan mobilitas fisik dapat teratasi dengan kriteria hasil :

Klien melakukan aktivitas secara mandiri

Kaji derajat imobilitas yang dihasilkan oleh cedera

 

 

 

 

 

Beriakn papan kaki, bebat pergelangan

 

Pasien mungkin dibatasi oleh pandangan diri / persepsi diri tentang keterbatasan fisik aktual, memerlukan informasi

Berguna untuk mempertahankan posisi fungsional eksremitas tangan / kaki, mencegah kontraktur

Mobilisasi dini menurunkan komplikasi tirah baring, meningkatkan penyembuhan dan normalisasi fungsi organ

 

Hipertensi pertural adalah masalah umum menyertai tirah baring lama dan dapat memerlukan intervensi khusus

 

Page 15: Askep Fraktur Tibia

 

 

Berikan / bantu mobilisasi dengan kursi roda, kruk, tongkat, sesegera mungkin, intruksikan keamanan dalam menggunakan alat mobilisasi

Awasi TD dengan melakukan aktivitas

 

 

 

 

3.4 IMPLEMENTASI

Nama : Ny.N No.Reg : 4793

Umur : 66 Tahun Ruangan :Seruni

No Tanggal

/ jam Implementasi  Respon hasil  Paraf 

1  22-12-2010

 

 

 

-mempertahankan mobilisasi bagian yang sakit dengan tirah baring dan spalk

 

-meninggikan dan mendukung ekstrimitas yang terkena

 

Nyeri berkurang

 

 

 

 

 

Page 16: Askep Fraktur Tibia

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

-mengevaluasi keluhan nyeri lokasi,karakteristik dan intensitasnya

 

-mengukur TD pasien 

 

Mengkolaborasikan pemberian obat analgetik sesuai indikasi yaitu:keterolac

 

membantu mobilisasi dengan kruk dan mengintruksikan keamanan dalam menggunakan alat mobilitas

Mempertahankan mobilisasi bagian yang sakit dengan tirah baring dan spalk

Meninggikan dan mendukung eksremitas yang terkena

Mengevaluasi keluhan nyeri 

Mengukur TD pasien

Berkolaborasi dalam pemberian obat analgetik sesuai indikasi yaitu : ketrolak

membantu mobilisasi dengan kruk dan mengintruksikan keamanan dalam menggunakan alat mobilitas

Mempertahankan mobilasasi bagian yang sakit dengan tirah baring dan spalk

Meninggikan dan medukung eksremitas yang terkena

Mengevaluasi keluhan nyeri

Mengukur TD pasien 

Berkolaborasi dalam pemberian obat analgetik sesuai indikasi yaitu : ketrolak

membantu mobilisasi dengan kruk dan mengintruksikan keamanan dalam menggunakan alat mobilitas

Nyeri berkurang tapi masih edema

 

 

Neri p[ada eksremitas bawah sebelah kiri (tibia-fibula) Nyeri nyilu skala 4

 

TD : 150/90 mmHg

 

Ketrolak 2x1 amp IV

 

 

 

 

Membantu menyembuhkan dan menormalisakan fungsikan organ

 

 

Nyeri berkurang

Page 17: Askep Fraktur Tibia

 

 

 

 

 

 

30-12-2010 

 

 

 

Nyeri berkurang tapi masih edema

 

Skala nyeri 4

 

TD : 130/90

Ketrolak 2x1 amp IV

 

 

 

Membantu penyembuhan dan normalisai fungsi organ

 

 

 

Nyeri berkurang

Page 18: Askep Fraktur Tibia

 

 

 

Nyeri berkurang tapi masih edema

 

Skala nyeri 3

 

TD : 130/90

Ketrolak 2x1 amp IV

 

 

 

Membantu penyebuhan dan normalisasi fungsi organ

 

 

 

 

Page 19: Askep Fraktur Tibia

 

 

 

 

 

 

 

3.5 EVALUASI

Nama : Ny.N No.Reg : 4793

Umur : 66 Tahun Ruangan :Seruni

Hr/tgl/jam  No.  Evaluasi Keperawatan   paraf 

Jum'at,

31,des 2010 

1. 

S : Klien mengatakan nyerinya sudah berkurang

 

O : skala nyeri:3

klien masih tampak lemah

 

A : Masalah teratasi sebagian

 

P : Lanjutkan intervensi

 

Jum'at

31,des

2.  S : Keluarga klien mengatakan aktivitas klien masih dibantu oleh keluarga

 

Page 20: Askep Fraktur Tibia

2010 

 

O : Klien masih tampak dibantu oleh keluarga dalam beraktivitas

 

A : Masalah belum teratasi

 

P : Lanjutkan intervensi

 

BAB IV 

PENUTUP 

1. kesimpulan 

Fraktur adalah terputusnya hubungan atau kontinuitas tulang karena stress pada tulang yang berlebihan. Selanjutnya penulis akan menyimpulakn sesuai dengan tahapan-tahapan yang ada didalam proses keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnose, perencanaan, implementasi, evaluasi.

1. Pengkajian dilakukan dengan cara wawancara dan observasi langsung yang penulis dapatkan dari keluarga pasein dan pasien itu sendiri, selain itu juga penulis mendapatkan informasi dari perawat dan catatan medic pasien.

2. Dua diagnose yang penulis temukan pada pasien setelah dilakukan pengkajian yaitu :

1. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d terputusnya kontinuitas jaringan pada tulang / fraktur

2. Gangguan mobilitas fisik b.d kelemahan

3. Dalam menyusun rencana keprawatan pada pasien penulis mengacu pada konsep dasar askep yang kemudian disesuaikan dengan kemampuan pasien dan ruangan perawatan pasien

4. Dalam melakukan tindakan keperawatan penulis tidak melakukan semua yangada dalam rencana keperawatan karena keterbatasan sarana, kemampuan pasien dan waktu yang ada

Page 21: Askep Fraktur Tibia

5. Evaluasi dilakukan pada ketiga hari perawatan sesuai dengan rencana yang telah ada, tetapi masih banyak diagnose yang belum teratasi.

2. Saran 

1. Bagi pasien dan keluarga 

Pada penderita fraktur tibia sangat dibutuhkan istirahat total dan minimalkan pengeluaran energy, jadi hal yang paling utama yang dapat dilakukan pasien dan keluarganya jika terjadi komplikasi adalah berupaya untuk beristirahat total.

 

2. Bagi lahan peraktek

Perawatan penderita fraktur tibia memerlukan waktu yang cukup panjang dan sangat beresiko terjadi komplikasi. Dengan demikian perawatan kepada penderita haruslah dilakukan dengan cermat dan tepat, untuk mencapai hal tersebut pihak rumah sakit hendaklah mempunyai perawat yang telah berpengalaman dalam perawatan pasien fraktur tibia.