24
BAB II PEMBAHASAN 2.1. Konsep Keluarga 2.1.1 Pengertian Keluarga Keluarga adalah unit terkecil masyarakat, terdiri dari suami istri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya. (UU. No 10, 1992). keluarga adalah kumpulan dua orang / lebih hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional, dan setiap individu punya peran masing-masing (Friedman 1998). Whall (1986) dalam analisis konsep tentang keluarga sebagai unit yang perlu dirawat, ia mendefinisikan keluarga sebagai kelompok yang mengidentifikasikan diri dengan anggotanya yang terdiri dari dua individu atau lebih yang asosiasinya dicirikan oleh istilah-istilah khusus, yang boleh jadi tidak diikat oleh hubungan darah atau hukum, tapi yang berfungsi sedemikian rupa sehingga mereka menganggap diri mereka sebagai sebuah keluarga . Family Service America (1984) mendefinisikan keluarga dalam suatu cara yang komprehensif, yaitu sebagai ”dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-ikatan kebersamaan dan keintiman”. Hariyanto, 2005. keluarga menunjuk kepada dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-ikatan kebersamaan dan ikatan emosional dan yang mengidentifikasikan diri mereka sebagai bagian dari keluarga . 1

askep baru menikah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: askep baru menikah

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Konsep Keluarga

2.1.1 Pengertian Keluarga

 Keluarga  adalah unit terkecil masyarakat, terdiri dari suami istri dan anaknya atau

ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya. (UU. No 10, 1992). keluarga  adalah kumpulan dua

orang / lebih hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional, dan setiap individu

punya peran masing-masing (Friedman 1998).

Whall (1986) dalam analisis konsep tentang keluarga  sebagai unit yang perlu dirawat,

ia mendefinisikan keluarga  sebagai kelompok yang mengidentifikasikan diri dengan

anggotanya yang terdiri dari dua individu atau lebih yang asosiasinya dicirikan oleh istilah-

istilah khusus, yang boleh jadi tidak diikat oleh hubungan darah atau hukum, tapi yang

berfungsi sedemikian rupa sehingga mereka menganggap diri mereka sebagai sebuah

keluarga .

Family Service America (1984) mendefinisikan keluarga  dalam suatu cara yang

komprehensif, yaitu sebagai ”dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-ikatan

kebersamaan dan keintiman”.

Hariyanto, 2005. keluarga  menunjuk kepada dua orang atau lebih yang disatukan

oleh ikatan-ikatan kebersamaan dan ikatan emosional dan yang mengidentifikasikan diri

mereka sebagai bagian dari keluarga .

Dapat disimpulkan bahwa keluarga  adalah unit terkecil dari masyarakat dua orang /

lebih, memiliki ikatan perkawinan dan pertalian darah, hidup dalam satu rumah tangga,

berinteraksi, punya peran masing-masing dan mempertahankan suatu budaya.

Ciri-ciri keluarga , antara lain sebagai berikut :

Diikat tali perkawinan

ada hubungan darah

ada ikatan batin

tanggung jawab masing–masing

ada pengambil keputusan

kerjasama diantara anggota keluarga

interaksi antar keluarga

1

Page 2: askep baru menikah

2.1.2. Struktur Keluarga

Struktur keluarga  (ikatan darah) terdiri dari :

1. Patrilineal, keluarga  sedarah terdiri sanak saudara sedarah dalam beberapa

generasi, dimana hubungan itu berasal dari jalur ayah

2. Matrilineal, keluarga  sedarah terdiri sanak saudara sedarah dalam beberapa

generasi , dimana hubungan itu berasal dari jalur ibu

3. Matrilokal, suami istri tinggal pada keluarga  sedarah istri

4. Patrilokal, suami istri tinggal pada keluarga  sedarah suami

5. keluarga  kawinan, hubungan. Suami istri sebagai dasar bagi pembinaan

keluarga  dan sanak saudara baik dari pihak suami dan istri.

2.1.3    Kelompok Keluarga Di Indonesia

  Kelompok keluarga  di Indonesia berdasarkan social ekonomi dan kebutuhan dasar

antara lain :

1.      PRASEJATERA, belum dapat memenuhi kebutuhan dasar minimal : pengajaran

agama, sandang, papan, pangan, kesehatan atau keluarga  belum dapat memenuhi salah

satu /lebih indikator KS tahap I.

2.       KELUARGA  SEJAHTERA (KS I) telah dapat memenuhi kebutuhan dasar secara

minimal, tetapi belum dapat sosial psikologis, pendidikan, KB, interaksi lingkungan.

Indikator : ibadah sesuai agama, makan 2 kali sehari, pakaian berbeda tiap keperluan,

lantai bukan tanah, kesehatan : anak sakit, ber-KB, dibawa kesarana kesehatan

3.       KELUARGA  SEJAHTERA II

Indikator: belum dapat menabung, ibadah (anggota keluarga ) sesuai agama,  makan 2

kali sehari,  pakaian berbeda,  lantai bukan tanah,  kesehatan (idem),  daging/ telur

minimal 1 kali seminggu,  Pakaian baru setahun sekali,  Luas lantai 8m2 per orang,

Sehat 3 bulan terakhir,  Anggota yang berumur 15 tahun keatas punya penghasilan

tetap,  Umur 10,  60 tahun dapat baca tulis,  Umur 7-15 tahun bersekolah,  Anak hidup

2 /lebih . keluarga  masih pus saat ini berkontrasepsi.

4.      KELUARGA  SEJAHTERA III

Indikator :  belum berkontribusi pada masyarakat,  ibadah sesuai agama,  pakaian

berbeda tiap keperluan,  lantai bukan tanah,  kesehatan idem,  anggota melaksanakan

ibadah,  daging/telur seminggu sekali,  memperoleh pakaian baru dalam satu tahun

terakhir,  luas lantai 8 m2 perorang,  anggota keluarga  sehat dalam 3 bulan terakhir.

2

Page 3: askep baru menikah

5.      KS TAHAP III PLUS, dapat memenuhi seluruh kebutuhannya : dasar, sosial,

pengembangan, kontribusi pada masyarakat, indikator KS III + (ditambah),

memberikan sumbangan.

2.1.4. Fungsi Keluarga

1.      Fungsi afektif dan koping keluarga  memberikan kenyamanan emosional anggota,

membantu anggota dalam membentuk identitas dan mempertahankan saat terjadi stress.

2.      Fungsi sosialisasi keluarga  sebagai guru, menanamkan kepercayaan, nilai, sikap, dan

mekanisme koping, memberikan feedback, dan memberikan petunjuk dalam

pemecahan masalah.

3.      Fungsi reproduksi keluarga  melahirkan anak, menumbuh-kembangkan anak dan

meneruskan keturunan.

4.      Fungsi ekonomi keluarga  memberikan finansial untuk anggota keluarga nya dan

kepentingan di masyarakat.

5.      Fungsi fisik, keluarga  memberikan keamanan, kenyamanan lingkungan yang

dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan dan istirahat termasuk untuk

penyembuhan dari sakit.

2.2. Pasangan Baru menikah

2.2.1. Tahap – tahap psangan baru menikah

Saat masing – masing individu laki – laki dan perempuan membentuk keluarga via

perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga masing – masing Mempersiapkan keluarga

yang baru. Butuh penyesuain peran dan fungsi sehari – hari belajar hidupbersama,

beradaptasi, dengan kebiasaan sendiri dan pasangannya. Anggota dan 3 keluarga yaitu

keluarga suami, istri dan keluarga sendiri. Masing – masing menghadapi perpisahab dengan

keluarga orang tuanya dan mulai membina hubungan baru dengan keluarga dan kelompok

sosial pasangan yang perlu diputuskan: kapan dan waktu yang tepat untuk mendapatkan anak.

2.2.2. Tugas Perkembangan keluarga baru menikah

Tugas perkembangan keluarga baru menikah menurut Duval ( Socialgical Perspective ) adalah

1. Membangun perkawinan yang saling memuaskan.

2. Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.

3. Membina hubungan dengan keluarga  lain: teman dan kelompok sosial.

3

Page 4: askep baru menikah

4. Merencanakan penambahan anggota baru

5. Mendiskusikan rencana punya anak.

2.3. Masalah keperawatan kesehatan keluarga

Komunikasi keluarga  disfungsional

Potensial peningkatan menjadi orangtua, perubahan(krisis) menjadi orangtua,

konflik peran orangtua

Perubahan penampilan peran

Gangguan citra tubuh

Koping keluarga  tidak efektif (menurun, ketidakmampuan), potensial peningkatan

koping keluarga

risiko terhadap tindak kekerasan

perilaku mencari bantuan kesehatan,

gangguan tumbuh kembang,

risiko penularan penyakit,

2.4. Proses Keperawatan keluarga

Menurut Friedman (1998:54), Proses keperawatan merupakan pusat bagi semua

tindakan keperawatan, yang dapat diaplikasikan dalam situasi apa saja, dalam kerangka

referensi tertentu, konsep tertentu, teori atau falsafah. Friedman dalam Proses keperawatan

keluarga  juga membagi dalam lima tahap proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian

terhadap keluarga , identifikasi masalah keluarga  dan individu atau diagnosa keperawatan,

rencana perawatan, implemntasi rencana pengerahan sumber-sumber dan evaluasi perawatan.

Dalam melakukan asuhan keperawatan kesehatan keluarga  menurut Effendi (2004)

dengan melalui membina hubungan kerjasama yang baik dengan keluarga  yaitu dengan

mengadakan kontrak dengan keluarga , menyampaikan maksud dan tujuan, serta minat untuk

membantu keluarga  dalam mengatasi masalah kesehatan keluarga , menyatakan kesediaan

untuk membantu memenuhi kebutuhan – kebutuhan kesehatan yang dirasakan keluarga  dan

membina komunikasi dua arah dengan keluarga .

Asuhan keperawatan keluarga yaitu suatu rangkaian kegiatan yang diberi via praktek

keperawatan pada keluarga. Asuhan keperawatan keluarga digunakan untuk membantu

menyelesaikan masalah kesehatan keluarga dengan menggunakan pendekatan proses

keperawatan. Agar pelayanan kesehatan yang diberikan dapat diterima oleh keluarga, maka

perawat : harus mengerti, memahami tipe dan struktur keluarga, Tahu tingkat pencapaian

keluarga dalam melakukan fungsinya, Perlu paham setiap tahap perkembangan keluarga dan

4

Page 5: askep baru menikah

tugas perkembangannya pengkajian dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keluarga

memenuhi tugas perkembangannya. Pasangan baru (Keluarga Baru Menikah).

Saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga via

perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga masing-masing.

1. Mempersiapkan keluarga yang baru

2. Butuh penyesuaian peran dan fungsi sehari-hari

3. Belajar hidup bersama, beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan

pasangannya.

Anggota dari tiga keluarga yaitu keluarga suami, istri, dan masing-masing

mengahadapi perpisahan dengan dengan keluarga-keluarga sendiri.Orang tuanya , mulai

membina hubungan baru dengan keluarga dan kelompok sosial pasangan.

Yang perlu diputuskan : kapan waktu yang tepat untuk mendapatkan anak dan jumlah

yang diharapkan Tugas perkembangan keluarga baru menikah :

1. Membina hubungan intim yang memuaskan. Akan menyiapkan bersama yang

baru – Sumber-sumber dari dua orang yang digabungkan.- peran berubah-

fungsi baru diterima. – belajar hidup bersama sambil penuhi kebutuhan

kepribadian yang mendasar – saling menyesuaikan diri terhadap hal yang kecil

yang bersifat rutinitas.

Keberhasilan dalam mengembangkan hubungan terjadi apabila kedua

pasangan saling menyesuaikan diri dan kecocokan dari kebutuhan dan minat

pasangan.

2 .Menghubungakan memisahkan jaringan persaudaraan secara harmonis.

Pasangan mengahadapi tugas memisahkan diri dari keluarga asal dan

mengupayakan hubungan dengan orang tua pasangan dan keluarga besar

lainnya. Loyalitas utam harus dirubah untuk kepentingan perkawinannya.

3. Mendiskusikan rencana memiliki anak atau memilih KB. Masalah kesehatan

yaitu penyesuaian seksual dan peran perkawinan.

Peran Perawat Dalam Keluarga Berencana

Dalam keluarga berencana peran perawat adalah membantu pasangan untuk

memilih metode kontrasepsi yang tepat untuk digunakan sesuai dengan kondisi,

kecenderungan, sosial budaya dan kepercayaan yang dianut oleh pasangan tersebut, oleh

5

Page 6: askep baru menikah

karena itu proses keperawatan lebih diarahkan kepada membantu pasangan memilih metode

kontrasepsi itu sendiri. Kegagalan penggunaan metode kontrasepsi terjadi disebabkan karena

kurangnya pengetahuan wanita tersebut terhadap alat kontrasepsi itu sendiri sehingga

memberikan pengaruh terhadap kondisi fisiologis, psikologis, kehidupan sosial dan budaya

terhadap kehamilan tersebut. Maka disinilah letak peran perawat untuk memberikan

pengetahuan yang tepat, sehingga hal di atas tidak terjadi.

Pengkajian karena masalah kontrasepsi merupakan suatu hal yang sensitif bagi

wanita, maka dalam mengkaji hal ini perawat harus sangat memperhatikan privasi klien.

Rendahkan suara ketika mengkaji untuk meningkatkan rasa nyaman klien dan pertahankan

rasa percaya diri yang tinggi klien. Selain pengkajian umum (identitas klien , riwayat

kesehatan , riwayat obgyn), pengkajian khusus yang perlu kita lakukan untuk memenuhi

peran sebagai eduktor dalam pemilihan metode kontrasepsi yang tepat adalah :

1. Pengetahuan klien tentang macam-macam metode kontrasepsi

Pengkajian ini dilakukan dengan menanyakan kapan wanita terssebut berencana untuk

memiliki anak. Kemudian tanyakan metode apaa yang sedanng direncanakan akan dipakai

oleh klien. Bila klien menyatakan satu jenis metode perawat dapat menanyakan alasan

penggunaan metode tersebut. Pertanyaan-pertanyaan ini akan mengidentifikasi masalah-

masalah yang dihadapi klien terkait dengan kontrasepsi yang digunakannnya.

2. Pengetahuan tentang tekhnik penggunaan metode kontrasepsi

Dalam melaksanakan perannya sebagai educator perawat harus dapat menentukan

tingkat pengetahuan klien tentang tekhnik penggunaan kontrasepsi. Misalnya tanyakan

tentang bagaimana klien tersebut memakai dafragma, kapan dan dimana spersimida dioleskan

atau berapa kali dalam sehari klien tersebut harus mengkonsumsi pil KBm dengan menggali

tingkat pengetahuan klien dan perawat dapat menentukan bila ada kesalahan persepsi dalam

penggunaan yang akan menyebabkan tidak efektifnya alat kontrasepsi yang dipakai dan akan

menyebabkan terjadinya kehamilan yang tidak direncanakan.

3. Kenyamanan klien terhadap metode kontrasepsi klien terhadap metode

kontrasepsi yang sedang dipakai

Dalam mengkaji kenyamanan klien, dengarkan keluhan-keluhan klien terhadap efek

samping dari kontrasepsi yang digunakannya. Dengarkan juga pernyatan klien tentang

kenyamanannya menggunakan metode kontrasepsi bulanan seperti suntik hormone dari pada

6

Page 7: askep baru menikah

pil keluarga berencana yang harus di konsumsi setiap hari. Keefektifan suatu metode

meningkat seiring dengan peningkatan kenyamanan klien dalam menggunakan metode

tersebut.

4. Faktor-faktor pendukung penggunaan metode yang tepat

Jika klien berencana untuk mengganti metode kontrasepsi diskusikan tentang pilihan-

pilihan yang cocok untuk digunakan. Kaji faktor-faktor yang dapat membantu pemilihan

metode terbaik seperti riwayat kesehatan dahulu klien yang merupakan kontraindikasi dari

metode kontrasepsi, riwayat obstetric, budaya dan kepercayaan serta keinginan untuk

mencegah kehamilan.

Adapun kontra indikasi penggunaan metode kontrasepsi yang berkaitan dengan

riwayat kesehatan adalah :

A. Kontrasepsi oral

• Pil keluarga berencana terpadu

Riwayat TBC, kejang, kanker payudara, benjolan payudara, telat haid, peredaran

abnormal, hepatitis, kejang, penyakit jantung, tromboplebitis. Untuk wanita perokok,

usia lebih dari 35 tahun, pengidap DM, epilepsi, dan penderita hipertensi tidak

dianjurkan menggunakan pil keluarga berencana.

• Mini pil

Mini pil ini sebaiknya tidak digunakan pada wanita yang harus menghindari segala

jenis metode hormonal, atau yang menjalani pengobatan kejang.

B. Kontrasepsi hormonal

• Hormone implant

Kanker/benjolan keras di payudara, terlambat haid, hamil, peredaran yang tidak

diketahui penyebabnya, penyakit jantung dan keinginan untuk hamil kurang dari lima

tahun.

• Hormone injeksi

Suntikan terpadu tidak boleh diberikan pada wanita dalam masa menyusui.

7

Page 8: askep baru menikah

C. Kontrasepsi mekanik

• Diafragma dan kap. Serviks

Diafragma dan kap. Serviks tidak dipakai pada wanita dengan riwayat alergi lateks

dan riwayat toksik shock syndrome.

• IUD

Hamil atau kemungkinan hamil, resiki tinggi terkene penyakit yang menular lewat

hubungan seks, riwayat infeksi alat reproduksi, infeksi sesudah persalinan / aborsi,

kehamilan ektopik,metroragia dismenorrhea, anemia, dan belum pernah hamil, mola.

D. Kontrasepsi mantap

Kontrasepsi ini tidak ada kontraindikasinya, karena sifatnya permanen. Digunakan

bagi pasangan yang sudah tidak ingin atau sudah tidak memungkinkan untuk

mempunyai anak.

Friedman (1998: 55) menjelakan proses asuhan keperawatan keluarga  terdiri dari

lima langkah dasar meliputi :

1.   Pengkajian

Menurut Suprajitno (2004:29) pengkajian adalah suatu tahapan ketika seorang

perawat mengumpulkan informasi secara terus menerus tentang keluarga  yang dibinanya.

Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga . Agar

diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga , perawat

diharapkan menggunakan bahasa ibu (bahasa yang digunakan sehari-hari), lugas dan

sederhana (Suprajitno: 2004).

Kegiatan yang dilakukan dalam pengkajian meliputi pengumpulan informasi dengan

cara sistematis dengan menggunakan suatu alat pengkajian keluarga , diklasifikasikan dan

dianalisa (Friendman, 1998: 56).

a.   Pengumpulan data

1)   Identitas  keluarga  yang dikaji adalah umur, pekerjaan, tempat tinggal, dan  tipe keluarga .

2)   Riwayat dan Tahap Perkembangan  keluarga

a.   Tahap perkembangan keluarga  saat ini

Tahap perkembangan keluarga  ditentukan dengan anak tertua dari keluarga  inti.

b.   Tahap perkembangan keluarga  yang belum terpenuhi

Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga  serta

kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.

8

Page 9: askep baru menikah

c.       Riwayat keluarga  inti

Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga  inti, yang meliputi riwayat penyakit

keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian terhadap

pencegahan penyakit (status imunisasi), sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan

keluarga  serta pengalaman-pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.

d.      Riwayat keluarga  sebelumnya

Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga  dari pihak suami dan istri.

3)   Latar belakang budaya /kebiasaan keluarga

o   Kebiasaan makan

      Kebiasaan makan ini meliputi jenis makanan yang dikosumsi oleh keluarga .

o   Pemanfaatan fasilitas kesehatan

Perilaku keluarga  didalam memanfaatkan fasilitas kesehatan merupakan faktor yang

penting dalam penggelolaan penyakit.

o   Pengobatan tradisional

Merupakan pilihan bagi keluarga  untuk menentukan pengobatan yang diinginkan

ataupun alternative pilihan yang dipilih yaitu pengobatan tradisional.

4)   Status Sosial Ekonomi

o   Pendidikan

Tingkat pendidikan keluarga  mempengaruhi keluarga  dalam mengenal suatu

penyakit dan pengelolaannya. Berpengaruh pula terhadap pola pikir  dan kemampuan

untuk mengambil keputusan dalam mengatasi masalah dangan tepat dan benar.

o   Pekerjaan dan Penghasilan

Penghasilan yang tidak seimbang juga berpengaruh terhadap keluarga  dalam

melakukan pengobatan dan perawatan pada angota keluarga  yang sakit salah satunya

disebabkan karena suatu penyakit. Menurut (Effendy,1998) mengemukakan bahwa

ketidakmampuan keluarga  dalam merawat anggota keluarga  yang sakit salah satunya

disebabkan karena tidak seimbangnya sumber-sumber yang ada pada keluarga .

5)   Tingkat perkembangan dan riwayat keluarga

Menurut Friedmen (1998:125), Riwayat keluarga  mulai lahir hingga saat ini termasuk

riwayat perkembangan dan kejadian serta pengalaman kesehatan yang unik atau berkaitan

dengan kesehatan yang terjadi dalam kehidupan keluarga  yang belum terpenuhi berpengaruh

terhadap psikologis seseorang yang dapat mengakibatkan kecemasan.

9

Page 10: askep baru menikah

6)   Aktiftas

Pola aktifitas yang dipilih oleh suatu keluarga  dapat berpengaruh terhadap terjadinya

suatu penyakit dan gaya hidup suatu keluarga .

7)   Data Lingkungan

o   Karakteristik rumah

Cara memodifikasikan lingkungan fisik yang baik seperti lantai rumah, penerangan

dan fentilasi yang baik dapat mengurangai faktor penyebab terjadinya suatu penyakit.

o   Karakteristik Lingkungan

Menurut (friedman,1998 :22) derajad kesehatan dipengaruhi oleh lingkungan.

Ketenangan lingkungan sangat mempengaruhi derajat kesehatan.

8)   Struktur keluarga

o   Pola komunikasi

Menurut (Friedman, 1998) Semua interaksi perawat dengan pasien adalah

berdasarkan komunikasi. Istilah komunikasi teurapetik merupakan suatu tekhnik

diman usaha mengajak pasien dan keluarga  untuk bertukar pikiran dan perasaan.

Tekhnik tersebut mencakup ketrampilan secara verbal maupun non verbal, empati dan

rasa kepedulian yang tinggi.

o   Struktur Kekuasaan

Kekuasaan dalam keluarga  mempengaruhi dalam kondisi kesehatan, kekuasaan yang

otoriter dapat menyebabkan stress psikologik.

o   Struktur peran

Menurut Friedman(1998), anggota keluarga  menerima dan konsisten terhadap peran

yang dilakukan, maka ini akan membuat anggota keluarga  puas atau tidak ada konflik

dalam peran, dan sebaliknya bila peran tidak dapat diterima dan tidak sesuai dengan

harapan maka akan mengakibatkan ketegangan dalam keluarga .

9)   Fungsi keluarga

o   Fungsi afektif

keluarga  harus saling menghargai satu dengan yang lainnya agar tidak menimbulkan

suatu permasalahan maupun stressor tertentu bagi anggota keluarga  itu sendiri.

o   Fungsi sosialisasi        .

keluarga  memberikan kebebasan bagi anggota keluarga  dalam bersosialisasi dengan

lingkungan sekitar. Bila keluarga  tidak memberikan kebebasan pada anggotanya,

10

Page 11: askep baru menikah

maka akan mengakibatkan anggota keluarga  menjadi sepi. Keadaan ini mengancam

status emosi menjadi labil dan mudah stress.

o   Fungsi kesehatan

Menurut suprajitno (2004) fungsi mengembangkan dan melatih anak untuk

berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang

lain diluar rumah.

Hal-hal yang perlu dikaji untuk mengetahui sejauh mana keluarga  melakukan

pemenuhan tugas perawatan keluarga  adalah :

a.   Untuk mengetahui kemampuan keluarga  mengenal masalah kesehatan, yang

perlu  dikaji adalah sejauhmana  keluarga  memahami fakta-fakta dari masalah

kesehatan yang meliputi: pen gertian, tanda dan gejala, faktor penyebab dan

yang mempengaruhinya serta persepsi keluarga  terhadap masalah.

b.   Untuk mengetahui kemampuan keluarga  mengambil keputusan mengenai

tindakan kesehatan yang tepat, hal yang perlu dikaji adalah ;

1)    Sejauhmana kemampuan keluarga  mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah

2)    Apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga

3)    Apakah keluarga  merasa menyerah terhadap masalah yang dialami

4)    Apakah keluarga  merasa takut akan akibat dari penyakit

5)    Apakah keluarga  mempunyai sikap negatif terhadap masalah kesehatan.

6)    Apakah keluarga  dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang ada.

7)    Apakah keluarga  kurang percaya terhadap tenaga kesehatan.

8)    Apakah keluarga  mendapat informasi yang salah terhadap tindakan dalam

mengatasi masalah.

c.   Mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga  merawat anggota keluarga  yang sakit,

termasuk kemampuan memelihara lingkungan dan menggunakan sumber/fasilitas kesehatan

yang ada di masyarakat, yang perlu dikaji adalah ;

1).   Apakah keluarga  mengetahui sifat dan perkembangnan perawatan yang

dibutuhkan untuk menanggulangi masalah kesehatan/ penyakit.

2).  Apakah keluarga  mempunyai sumber daya dan fasilitas yang diperlukan untuk

perawatan.

3). Keterampilan keluarga  mengenai macam perawatan yang diperlukan memadai.

4). Apakah keluarga  mempunyai pandangan negatif terhadap perawatan yang

diperlukan

11

Page 12: askep baru menikah

5).  Adakah konflik individu dan perilaku mementingkan diri sendiri dalam keluarga

6). Apakah keluarga  kurang dapat memelihara keuntungan dalam memelihara

lingkungan dimasa mendatang.

7).   Apakah keluarga  mempunyai upaya penuingkatan kesehatan dan pencegahan

penyakit

8).  Apakah keluarga  sadar akan pentingnya fasilitas kesehatan dan bagaimana

pandangan keluarga  akan fasilitas tersebut.

9). Apakah keluarga  merasa takut akan akibat dari tindakan (diagnostik, pengobatan

dan rehabilitasi).

10). Bagaimana falsafah hidup keluarga  berkaitan dengan upaya perawatan dan

pencegahan.

4.    Fungsi reproduksi

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga  adalah :

a.    Berapa jumlah anak

b.    Bagaimana keluarga  merencanakan jumlah anggota keluarga

c.     Metode apa yang digunakan keluarga  dalam upaya mengendalikan jumlah anggota

keluarga .

5.    Fungsi ekonomi

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga  adalah :

a.    Sejauhmana keluarga  memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan

b.    Sejauhmana keluarga  memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat sdalam upaya

peningkatan status kesehatan keluarga .

F.   Stress dan Koping keluarga

1.    Stressor jangka pendek dan panjang

a.    Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga  yang memerlukan

penyelesaian dalam waktu kurang dari 6 bulan.

b.    Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga  yang memerlukan

penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.

2.    Kemampuan keluarga  berespon terhadap situasi/stressor

Hal yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga  berespon terhadap situasi/stressor.

3.    Strategi koping yang digunakan

Strategi koping yang digunakan keluarga  bila menghadapi permasalahan.

12

Page 13: askep baru menikah

4.    Strategi adaptasi disfungsional

5.    Strategi adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga  bila menghadapi permasalahan

G.  Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggota keluarga . Metode yang digunakan pada

pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik.

H. Harapan keluarga

Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga  terhadap petugas kesehatan

yang ada.

10) Pola istirahat tidur

Istirahat tidur seseorang akan terganggu manakala sedang mengalami masalah yang

belum terselesaikan.

11)  Pemeriksaan fisik anggota keluarga

Sebagaimana prosedur pengkajian yang komprehensif, pemeriksaan fisik juga

dilakukan menyeluruh dari ujung rambut sampai kuku untuk semua anggota keluarga .

Setelah ditemukan masalah kesehatan, pemeriksaan fisik lebih terfokuskan.

12)  Koping keluarga

Bila ada stressor yang muncul dalam keluarga , sedangkan koping keluarga  tidak

efektif, maka ini akan menjadi stress anggota keluarga  yang berkepanjangan.

13) Pengkajian Lingkungan

a.   Karakteristik rumah

      Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, type rumah, jumlah ruangan,

jumlah jendela, jarak septic tank dengan sumber air, sumber air minum yang digunakan serta

denah rumah.

b.   Karakteristik tetangga dan komunitas RW

Menjelaskan mengenai karakteristik tetangga dan komunitas setempat yang meliputi

kebiasaan, lingkungan fisik, aturan/kesepakatan penduduk setempat, budaya setempat yang

mempengaruhi kesehatan.

c.   Mobilitas geografis keluarga

Mobilitas geografis keluarga  ditentukan dengan kebiasaan keluarga  berpindah tempat.

d.   Perkumpulan keluarga  dan interaksi dengan masyarakat

Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga  untuk berkumpul serta perkumpulan

keluarga  yang ada dan sejauh mana interaksi keluarga  dengan masyarakat.

13

Page 14: askep baru menikah

e.   Sistem pendukung keluarga

Yang termasuk dalam sistem pendukung keluarga  adalah jumlah anggota keluarga  yang

sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga  untuk menunjang kesehatan. Fasilitas

mencakup fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau dukungan dari anggota keluarga  dan

fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat setempat.

Diagnosa Keperawatan

Diagnosa yang mungkin berdasarkan pengkajian dan data adalah

Resiko Perubahan Pemeliharaan Kesehatan berhubungan dengan kurang Pengetahuan

Terhadap Pemilihan dan Ketersediaan Metoda Kontrasepsi. Sedangkan diagnosa keperawatan

lain yang dapat timbul yaitu:

1. Resiko konflik pengambilan keputusan b.d alternatif kontrasepsi

2. Rasa takut b.d efek samping kontrasepsi

3. Resiko tinggi infeksi b.d kondisi aktif secara seksual dan penggunaan metoda

kontrasepsi

4. Resiko tinggi perubahan pola seksualitas b.d takut hamil

5. Distress spiritual b.d ketidakcocokan keyakinan agama atau budaya dengan metoda

kontrasepsi yang dipilih Rencana Intervensi

Rencana Intervensi

1. Resiko Perubahan pemeliharaan kesehatan b.d kurangnya pengetahuan terhadap

pemiliharaan dan Ketersediaan metode kontrasepsi

Kriteria hasil

Setelah dilakukan intervensi,pasangan akan :

o Menjabarkan dengan benar tentang cara penggunaan metode

kontrasepsi yang dipilih dan pemecahan masalahnya

o Dapat menjelaskan tentang efek samping dan komplikasi dari metode

kontrasepsi yang dipilih.

o Melaporkan adanya kepuasan terhadap metode kontrasepsi yang

dipilih

14

Page 15: askep baru menikah

o Menggambarkan metode lain yang dapat dipakai dan memilih salah

satu dari metode tersebut bila pasangan ingin mengganti metode

kontrasepsi

Intervensi

o Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah

dan kebutuhan kesehatan dengan cara memberika informasi,

mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan, dan

mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah.

o Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat

dengan cara mengidentifikasi konsekwensi tidak melakukan tindakan,

mengidentfikasi sumber – sumber yang dimiliki keluarga dan

mendiskusikan tentang konsukensi tiap tindakan.

o Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang

sakait dengan cara mendemonstrasikan cara perawatan, menggunakan

alat dan fasilitas yang ada di rumah dan mengawasi keluarga

melakukan perawatan

Intervensi secara umum yang biasa dilakukan perawat

o Tujuannya adalah untuk membantu keluarga dan anggotanya bergerak

ke arah penyelesaian tugas-tugas perkembangan individu dan keluarga.

o Penguasaan satu kumpulan tugas-tugas perkembangan keluarga

memunginkan keluarga bergerak maju ke arah tahap perkembangan

berikutnya.

o Jika tugas-tugas perkembang keluarga tidak terpenuhi maka keluarga

disfungsional.

o Memberikan penyuluhan kepada keluarga mengenai proses

perkembangan keluarga.

o Membantu keluarga mencapai dan mempertahankan keseimbangan

antara kebutuhan dan pertumbuhan pribadi dari anggota keluarga

secara individual dan fungsi yang optimum ( kebutuhan pertumbuhan

keluarga).

o Membimbing antisipasi & penyuluhan untuk mencapai tujuan prevensi

primer.

15

Page 16: askep baru menikah

o Membantu keluarga mengantisipasi dan melewati transisi normatif

yang beda dalam kehidupan keluarga.

16