46
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) adalah rangkaian kegiatan masyarakat dan swadaya dalam rangka menolong diri sendiri dalam memecahkan masalah untuk memenuhi kebutuhan di bidang kesehatan dan bidang lain yang berkaitan agar mampu mencapai kehidupan sehat sejahtera. Mengenai Asuhan Kebidanan Keluarga ini disesuaikan dengan jangka dan kemampuan penyusun agar dalam pelaksanaan dapat memberikan bantuan terutama dibahas pada laporan ini adalah tentang kesehatan ibu dan anak (KIA) ini meliputi kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu meneteki, imunisasi dan KB. Dalam hal ini mahasiswa terjun kemasyarakat tertentu membantu masyarakat yang memiliki masalah kesehatan khususnya dalam keluarga, membantu mengatasi masalah tersebut bersama-sama masyarakat desa tersebut. B. TUJUAN Tujuan umum Mampu mengembangkan pola pikir ilmiah dalam melaksanakan Asuhan Kebidanan Keluarga dan juga agar

Askeb keluarga

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Askeb keluarga

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) adalah rangkaian

kegiatan masyarakat dan swadaya dalam rangka menolong diri sendiri dalam

memecahkan masalah untuk memenuhi kebutuhan di bidang kesehatan dan bidang

lain yang berkaitan agar mampu mencapai kehidupan sehat sejahtera.

Mengenai Asuhan Kebidanan Keluarga ini disesuaikan dengan jangka dan

kemampuan penyusun agar dalam pelaksanaan dapat memberikan bantuan

terutama dibahas pada laporan ini adalah tentang kesehatan ibu dan anak (KIA)

ini meliputi kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu meneteki, imunisasi

dan KB. Dalam hal ini mahasiswa terjun kemasyarakat tertentu membantu

masyarakat yang memiliki masalah kesehatan khususnya dalam keluarga,

membantu mengatasi masalah tersebut bersama-sama masyarakat desa tersebut.

B. TUJUAN

Tujuan umum

Mampu mengembangkan pola pikir ilmiah dalam melaksanakan Asuhan

Kebidanan Keluarga dan juga agar mahasiswa dapat secara nyata dalam

memberikan Asuhan Kebidanan Keluarga secara komprehensif.

Tujuan khusus

1. Dapat melaksanakan pengkajian untuk menentukan adanya masalah

kesehatan.

2. Mampu menganalisa data keluarga untuk menentukan masalah kesehatan.

3. Dapat menyusun skala prioritas masalah kesehatan.

4. Mampu menyusun rencana Asuhan Kebidanan yang dilakukan.

5. Mampu melaksanakan rencana Asuhan Kebidanan Keluarga.

Page 2: Askeb keluarga

C. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup dalam Asuhan Kebidanan Keluarga ini hanya pada masalah kesehatan

keluarga.

D. METODE PENULISAN

Metode penulisan data yang akan digunakan penulis dalam pembuatan Asuhan

Kebidanan pada keluarga Tn.E ini menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan

deskriptif dengan melakukan tinjauan kasus melalui :

1. Wawancara baik kepada Tn. E maupun anggota keluarganya

2. Melakukan observasi perilaku dan keadaan anggota keluarga

3. Melakukan pemeriksaan fisik

4. Studi pustaka

.   

Page 3: Askeb keluarga

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP KELUARGA

Pengertian

Menurut Depkes RI Th. 1988, Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat

yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu

atap dalam keadaan saling ketergantungan.

 (Depkes RI, 1988, 32).

Menurut Salvicion G Bailon dan Aracelis maglaya Th. 1989, Keluarga dalah dua tahun

lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinn,

atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga berinteraksi satu sama

lain, dalam didalam peranannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan

kebudayaan.

(Effendy, 1998, 32).

Menurut Freenam, keluarga adalah unit utama dari masyarakat dan merupakan lembaga yang

menyangkut kehidupan masyarakat (Depkes RI, 1989,  4)

Struktur Keluarga

Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantaranya adalah :

a. Patrilineal

Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari anak sedarah dalam beberapa generasi,

dimana hubungan ini disusun melalui jalur garis ayah.

b. Matrilineal

Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa

generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.

c. Matrilokal

Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.

d. Patrilineal

Adalah spasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.

e. Keluarga Kawinan

Page 4: Askeb keluarga

Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan

beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga kaena adanya hubungan

dengan suami atau istri.(Effendy, 1998,33)

Ciri-Ciri Struktur Keluarga

a. Terorganisasi

Saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga.

b. Ada Keterbatasan

Setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan

dalam mnjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing.

c. Ada perbedaan dan kekhususan

Setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing

(Effendy, 1998:33)

Bentuk Keluarga

a. Keluarga Inti (Nuclear family)

Adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.

b. Keluarga Besar (Extended family)

Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek,

keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.

c. Keluarga berani (Serial family)

Adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu

kali dan merupakan satu keluarga inti.

d. Keluarga Duda/Janda (Single family)

Adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.

e. Keluarga Berkomposisi (Composite)

Adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama

f. Kelurga Kabitas (Cohabitation)

Adalah dua orang yang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu

keluarga.(Effendy, 1998, 33)

Page 5: Askeb keluarga

Pemegang Kekuasaan dalam Keluarga

a. Patriakal, yang dominant dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah pihak

ayah

b. Matriakal, yang dominant dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah

pihak ibu

c. Equalitarian, yang memegang kekuasaan dalam keluarga adalah ayah dan ibu

Ciri-ciri Keluarga

1. Diikat dalam satu tali perkawinan

2. Ada hubungan darah

3. Ada ikatan batin

4. Ada tanggung jawab masing – masing anggotanya

5. Ada pengambilan keputusan

6. Kerja sama diantara anggota keluarga

7. Komunikasi interaksi antar anggota keluarga

8. Tinggal dalam suatu rumah

Peranan Keluarga

Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat,

kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. 

Peranan individu dalam keluarga didasari oleh dan pola perilaku dari keluarga,

kelompok dan masyarakat.

a. Peranan Ayah

Ayah sebagai suami istri dan anak-anak, perperan sebagai pencari nafkah,

pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga

sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat

dari lingkungannya.

b. Peranan Ibu

Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk

mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya,

Page 6: Askeb keluarga

pelindung dan sabagi salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta

sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu ibu juga

dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.

c. Peranan anak

Anak-anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat

perkembangan baik fisik, mental, sosial dan spiritual.(Effendy, 1998, 33)

Fungsi Keluarga

Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga, yaitu :

a. Fungsi biologis

1. Untuk meneruskan keturunan

2. Memelihara dan membesarkan anak

3. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga

4. Memelihara dan merawat anggota keluarga

b. Fungsi psikologis

1. Memberikan kasih sayang dan rasa aman

2. Memberikan perhatian diantara anggota keluraga

3. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga

4. Memberikan identitas keluarga

c. Fungsi sosialisasi

1. Membina sosialaisasi pada anak

2. Membentuk norma-norma tingka laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak

3. Meneruskn nilai-nilai budaya kelurga

d. Fungsi Ekonomi

1. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga

2. Pengaturan penggunakan penghasilan keluarga untuk memenuhi  kebutuhan keluarga

3. Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa yang akan datang

misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua, dan sebagainya.

Page 7: Askeb keluarga

e. Fungsi pendidikan

1. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan, dan membentuk

prilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilinya.

2. Mempersiapkan anak untuk hidup dewasa yang akan datang dalam memenuhi

perananya sebagai orang dewasa

3. Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.keseimbangan

kepribadian masing-masing anggotanya.  Rekrasi dapat dilakukan dirumah dengan

cara nonton TV bersama, bercerita tentang pengalaman masing-masing dan sebaginya.

f. Fungsi Biologis

Tugas keluarga yang utama dalam hal ini adalah untuk meneruskan keturunan sebagai

generasi penulis.

Tipologi Masalah Kesehatan Keluarga

Dalam tipologi masalah kesehatan keluarga ada 3 kelompok masalah besar, yaitu :

1. Ancaman kesehatan : adalah keadaan-keadaan yang dapat memungkinkan

terjadinya penyakit, kecelakaan, dan kegagalan dalam mencapai potensi

kesehatan. Yang termasuk dalam ancaman kesehatan adalah:

1. Penyakit keturunan, seperti Asma Bronkiale, Diabetes Mellitus dan

sebagainya.

2. Keluarga/anggota keluarga yang menderita penyakit menular,

seperti TBC, Gonore, Hepatitis dan sebagainya.

3. Jumlah anggota keluarga terlalu besar dan tidak sesuai dengan

kemampuan dan sumber daya keluarga. Seperti anak terlalu banyak

sedangkan penghasilan keluarga kecil.

4. Risiko terjadi kecelakaan dalam keluarga, misalnya benda tajam

diletakkan sembarangan, tangga rumah terlalu curam.

5. Kekurangan atau kelebihan gizi dari masing-masing anggota

keluarga

6. Keadaan-keadaan yang dapat menimbulkan stress, antara lain:

a. Hubungan keluarga yang kurang harmonis

b. Hubungan orang tua dan anak tegang

c. Orang tua yang tidak dewasa

Page 8: Askeb keluarga

7. Sanitasi lingkungan yang buruk, diantaranya:

a. Ventilasi dan penerangan rumah kurang baik

b. Tempat pembuangan sampah yang tidak memenuhi syarat

c. Tempat pembuangan tinja mencemari sumber air minum

d. Selokan/tempatpembuangan air limbah yang tidak memenuhi

syarat

e. Sumber air minum tidak memenuhi syarat

f. Kebisingan

g. Polusi udara

8. Kebiasaan-kebiasaan yang merugikan kesehatan:

a. Merokok

b. Minuman keras

c. Tidak memakai alas kaki

d. Makan obat tanpa resep

e. Kebiasaan makan daging mentah

f. Higiene personal kurang

9. Sifat kepribadian yang melekat, misalnya pemarah

10. Riwayat persalinan sulit

11. Memainkan peranan yang tidak sesuai, misalnya anak wanita

memainkan peranan ibu karena meninggal, anak laki-laki

memainkan peranan ayah

12. Imunisasi anak tidak lengkap

2. Kurang/tidak sehat : adalah kegagalan dalam memantapkan kesehatan.

Yang termasuk di dalamnya adalah:

1. Keadaan sakit, apakah sesudah atau sebelum didiagnosa

2. Kegagalan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak yang tidak

sesuai dengan pertumbuhan normal

3. Situasi krisis: adalah saat-saat yang banyak menuntut individu atau

keluarga dalam menyesuaikan diri termasuk juga dalam hal sumber daya

keluarga. Yang termasuk dalam situasi krisis adalah:

1. Perkawinan

2. Kehamilan

Page 9: Askeb keluarga

3. Persalinan

4. Masa nifas

5. Menjadi orang tua

6. Penambahan anggota keluarga, misalnya bayi baru lahir

7. Abortus

8. Anak masuk sekolah

9. Anak remaja

10. Kehilangan pekerjaan

11. Kematian anggota keluarga

12. Pindah rumah

Ketidakmampuan Keluarga Dalam Melaksanakan Tugas-Tugas Kesehatan :

1. Ketidaksanggupan mengenal masalah kesehatan keluarga, disebabkan

karena:

1. Kurang pengetahuan/ketidaktahuan fakta

2. Rasa takut akibat masalah yang diketahui

3. Sikap dan falsafah hidup

2. Ketidaksanggupan keluarga mengambil keputusan dalam melakukan

tindakan yang tepat, disebabkan karena:

1. Tidak memahami mengenai sifat, berat, dan lausnya masalah

2. Masalah kesehatan tidak begitu menonjol

3. Keluarga tidak sanggup memecahkan masalah karena kurang

pengetahuan dan kurangnya sumber daya keluarga

4. Tidak sanggup memilih tindakan diantara beberapa pilihan

5. Ketidakcocokan pendapat dari anggota-anggota keluarga

6. Tidak tahu tentang fasilitas kesehatan yang ada

7. Takut dari akibat tindakan

8. Sikap negatif terhadap masalah kesehatan

9. Fasilitas kesehatan tidak terjangkau

10. Kurang percaya terhadap petugas dan lemabga kesehatan

11. Kesalahan informasi terhadap tindakan yang diharapkan

Page 10: Askeb keluarga

3. Ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit, disebabkan

karena:

1. Tidak mengetahui keadaan penyakit misalnya, sifat, penyebab,

penyebaran, perjalanan penyakit, gejala dan perawatannya serta

pertumbuhan dan perkembangan anak.

2. Tidak mengetahui tentang perkembangan perawatan yang

dibutuhkan

3. Kurang/tidak ada fasilitas yang diperlukan untuk perawatan

4. Tidak seimbang sumber-sumber yang ada dalam keluarga,

misalnya keuangan, anggota keluarga yang bertanggung jawab,

fasilitas fisik untuk perawatan.

5. Sikap negatif terhadap yang sakit

6. Konflik individu dalam keluarga

7. Sikap dan pandangan hidup

8. Perilaku yang mementingkan diri sendiri

4. Ketidaksanggupan memelihara lingkungan rumah yang dapat

mempengaruhi kesehatan dan perkembangan pribadi anggota keluarga,

disebabkan karena:

1. Sumber-sumber keluarga tidak cukup, diantaranya keuangan,

tanggung jawab/wewenang, keadaan fisik rumah yang tidak

memenuhi syarat

2. Kurang dapat melihat keuntungan dan manfaat pemeliharaan

lingkungan rumah

3. Ketidaktahuan pentingnya sanitasi lingkungan

4. Konflik personal dalam keluarga

5. Ketidaktahuan tentang usaha pencegahan penyakit

6. Sikap dan pandangan hidup

7. Ketidakompakan keluarga, karena sifat mementingkan diri sendiri,

tidak ada kesepakatan, acuh terhadap anggota keluarga yang

mempunyai masalah

5. Ketidakmampuan menggunakan sumber di masyarakat guna memelihara

kesehatan, disebabkan karena:

Page 11: Askeb keluarga

1. Tidak tahu bahwa fasilitas kesehatan itu ada

2. Tidak memahami keuntungan yang diperoleh

3. Kurang percaya terhadap petugas kesehatan dan lembaga kesehatan

4. Pengalaman yang kurang baik dari petugas kesehatan

5. Rasa takut pada akibat dari tindakan

6. Tidak terjangkau fasilitas yang diperlukan

7. Tidak adanya fasilitas yang diperlukan

8. Rasa asing dan tidak ada dukungan dari masyarakat

9. Sikap dan falsafah hidup.

6. Skala prioritas dalam menyusun masalah kesehatan keluarga.

Kriteria Nilai Bobot

1. Sifat Masalah

Skala :

o Ancaman Kesehatan

o Tidak / kurang sehat

o Krisis

2

3

1

1

2. Kemungkinan masalah dapat diubah

Skala :

o Dengan mudah

o Hanya sebagian

o Tidak dapat

2

1

0

2

3. Potensi masalah untuk diubah

Skala :

o Tinggi

o Cukup

o Rendah

3

2

1

1

Page 12: Askeb keluarga

4. Menonjolnya masalah

Skala :

o Masalah berat harus ditangani

o Masalah yang tidak perlu ditangani

o Masalah tidak dirasakan

2

1

0

1

SKORING

1. Tentukan skor untuk setiap kriteria

2. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikalikan dengan bobot

3. Jumlahkanlah skor untuk setiap criteria.

4. Skor tertinggi adalah 5 dan sama untuk seluruh bobot.

B. Konsep Teori MP ASI

Pengertian

Bagi bayi usia enam bulan, perlu dilengkapi pemberian makanan tambahan yang

disebut MPASI (Makanan Pendamping ASI). MPASI dapat bermacam-macam

bentuknya, misalnya nasi tim, bubur tepung,biskuit, pisang atau pepaya yang

dilembutkan, aneka jus buah, dan sebagainya

Kesiapan Bayi Diberikan MP ASI

a. Usia 6 bulan, organ-organ pencernaan dan ginjal bayi sudah Semakin sempurna.

Untuk itu, perlu mulai dilatih mengonsumsi makananyang lunak terlebih dahulu.

Seiring bertambahnya usia, anak pun telah mampu makan sendiri. Maka, secara

bertahap bayi dapat diperkenalkan menu sehari-hari orang dewasa.

Page 13: Askeb keluarga

b. Pada usia 6 bulan, kebutuhan kalori dan gizi bayi tidak lagi memadai jikahanya

mengandalkan ASI. Pada usia itu, ASI hanya mencukupi sebagiandan seluruh

kebutuhan gizinya.

c. Cadangan vitamin dan mineral yang diperoleh bayi saat masih dalam kandungan

telah menurun. Karenanya, diperlukan asupan tambahan melalui MPASI.

d. Biasanya bayi usia 6 bulan sudah mulai tumbuh gigi-giginya. Dengan begitu,

pemberian MPASI melatihnya agar mampu mengunyah sekaligus mengenalberagam

rasa dan tekstur makanan.

e. Biasanya bayi berusia 6 bulan telah mampu duduk tegak sehingga sudah mampu

dilatih dalam posisi duduk.

Bentuk Makanan

Ada beberapa hal yang patut dipertimbangkan dalam pemberian makanan

pendamping ASL yakni fungsi pencernaan bayi, kebutuhan makan bayi, serta tingkat usia

bayi. Ketiga faktor tersebut akan memengaruhi bentuk makanan yang harus diberikan

kepada bayi. 

a. Usia 6-7 bulan

Usia 6-7 bulan merupakan usia awal bayi mengenal makanan. Fungsi pencernaan

bayi sudah cukup berkembang baik, walaupun belum optimal. Selama enam

bulan pertama, bayi hanya memperoleh ASI sebagai makanan utama sehingga

pada tahap awal pengenalan makanan pendamping ASI, sebaiknya bayi diberi

pure atau makanan yang sudah dihaluskan, encer dan lembut. Tujuan pemberian

pure agar sistem pencernaan bayi tidak kaget saat menerima makanan selain ASI,

sehingga tidak menimbulkan masalah kesehatan. Pure terbuat dan buah dan

sayur.

b. Usia 7 - 9 bulan

Pada usia mi, sistem pencernaan bayi sudah semakin berkembang. Gigi-geligi

mulai tumbuh. Tingkat keinginan bayi untuk mengeksplorasi makananjuga mulai

tumbuh, karena itu di usia 7-8 bulan, bayi mulai diperkenalkan dengan makanan

berbentuk lembek dan lembut. Pada usia 8-9 bulan dapat diperkenalkan dengan

bubur saring yang memiliki tekstur sedikit lebih kasar daripada bubur lembek

yang diberikan pada usia 7-8 bulan.

c. Usia 9-12 bulan

Page 14: Askeb keluarga

Pada usia mi gigi geligi bayi sudah tumbuh banyak. Perkembangan motorik bayi

juga berkembang pesat. Bayi mulai dapat berjalan serta aktif bergerak. Sistem

pencemaan bayijuga mulai berfungsi baik. Pada usia ml, bayi mulai

diperkenalkan dengan bentuk makanan semi padat, seperti nasi tim dan makanan

yang dicincang kasar. Makanan berbentukjari (finger foods),juga mulai dapat

diberikan kepada bayi karena bayi telah mempunyai kemampuan menggenggam

yang baik.

Jenis-jenis MP ASI dapat dibedakan menjadi berikut :

1. Berdasarkan tekstur dan kepadatannya, MPASI terdiri atas:

a. MPASI cair: air tomat, air jeruk, air teh, dan sebagainya.

b. MPASI dihaluskan: aneka buah-buahan (seperti pisang, pepaya, dan kentang

yang dihaluskan [diblender]), bubur saring/nasi tim, dan sebagainya.

c. MPASI padat: bubur padat, roti, finger food (jenis makanan kecil seukuran jari

yang mudah digenggam jemari bayi), biskuit, dan sebagainya.

2. Berdasarkan cara membuatnya, MPASI dibedakan atas:

a. MPASI instan, yaitu berupa produk dalam kemasan buatan pabrikan, Seperti

bubur susu instan aneka rasa,finger food, roti, dan sebagainya.

b. MPASI yang diolah sendiri oleh para ibu di rumah dengan aneka kreasi dan

variasi. Akan sangat bermanfaat jika para Ibu mampu dan sempat membuat

sendiri aneka MPASI mi. Sebab, pemilihan dan cara pengolahan bahan-bahannya

dapat lebih terjamin.

Bahan Makanan

Tidak sembarang bahan makanan dapat diperkenalkan kepada bayi. Orangtua

harus cermat memilih bahan makanan yang mudah dicerna dan aman untuk bayi karena

sistem pencernaan bayi masih dalam tahap perkembangan.

Page 15: Askeb keluarga

a. Usia 6-7 bulan

Pada tahap awal pengenalan makanan pendamping, sebaiknya diberikan makanan

yang tidak menimbulkan reaksi alergi, seperti buah dan sayuran. Buah yang

dipilih harus yang sudah matang, bertekstur renyah dan manis secara alami.

Selain mengandung berbagaijenis vitamin, buahjuga mengandung karbohidrat

alami yang berasal dan gula buah. Vitamin berfungsi meningkatkan daya tahan

tubuh terhadap penyakit, sedangkan karbohidrat menjadi sumber tenaga bagi

bayi.

b. Usia 7-9 bulan

Pada usia 7-9 bulan, bayi sudah dapat diperkenalkan dengan makanan yang

mengandung pati seperti karbohidrat kompleks dan sayuran. Protein baru dapat

diberikan saat bayi berusia delapan bulan ke atas. Proses pencernaan

karbohidratpada bayi sudah mulai kompleks dan rumit, apalagi bila ditambah

dengan protein. Biarkan sistem pencernaan bayi bekerja secara perlahan. Gandum

dan produk olahan juga baru dapat diperkenalkan kepada bayi saat dia berusia

delapan bulan ke atas, karena mengandung gluten yang sulit dicerna.

c. Usia 9-12 bulan

Pada usia mi bayi sudah dapat diperkenalkan dengan beragam jenis makanan

dengan rasa dan tekstur yang lebih kaya. Namun putih telur belum bisa diberikan

untuk menghindari alergi. Jangan memberikan jajanan seperti bakso, makanan

berpengawet, makanan yang mengandung pewarna dan makanan yang

mengandung penguat rasa buatan. Jikamemungkinkan gunakan produk nabati dan

hewani organik untuk menghindariresidu pestisida yang berbahaya bagi

kesehatan bayi. Bila ingin memberikan makanan selingan kepada bayi, orangtua

dapat membuat sendiri. Pemberian garam dan gula juga tetap harus dibatasi,

karena gula dapat menimbulkan obesitas, merusak gigi, dan memberatkan kerja

hati dan ginjal bayi.

Alergi dan Intolerance pada MP ASI

Terkadang pada anak muncul reaksi setelah diberikan makanan dengan

menunjukkan tanda-tanda tertentu tetapi tidak melibatkan sistem imunitas, ini disebut

intolerance makanan. Hal ini disebabkan karena tubuh tidak bisa mencerna secara

sempurna. Berbeda dengan alergi makanan, karena reaksinya melibatkan sistem imunitas

tubuh saat antibodi dilepas untuk melawan makanan penyebab alergi (allergen). Jika

Page 16: Askeb keluarga

dalam keluarga ada yang mempunyai alergi sebaiknya bayi yang lahir diberikan ASI

setidaknya selama 6 bulan sebelum mendapat makanan pendamping sebab akan

mempermudah nantinya dalam pemberian makanan pendamping untuk diperkenalkan.

Tanda-tanda intolerance makanan :

a. Pada kulit timbul bercak-bercak kemerahan, muncul eksim

b. Infeksi telinga atau asma

c. Diare

d. Pilek, tanda seperti flu

e. Mata merah dan berair

f. Mual dan muntah

Tanda-tanda alergi :

a. Masalah sesak nafas, batuk dan nafas berbunyi

b. Mata, bibir dan lidah membengkak

c. Muntah

d. Bercak merah dikulit

e. Diare

Pedoman pemberian MP ASI

Terdapat beberapa pedoman penting pemberian MPASI pada bayi dan balita,

yakni:

a. Pada tahap awal, pemberian MPASI bertujuan mengenalkan aneka rasa, tekstur,

dan aroma makanan. Jadi, belum sepenuhnya diorientasikan untuk memenuhi

kebutuhan gizinya secara penuh.

b. Gunakan peralatan makan yang aman dan menarik.

c. Mulailah memberi makanan yang agak halus (lumat). Lalu secara bertahap,

beranjak pada makanan yang padat.

d. Upayakan agar menu yang disajikan bervariasi

e. Pada tahap awal, jangan memaksa bayi Anda untuk menghabiskan porsi makanan

yang banyak.

Page 17: Askeb keluarga

f. Sebaiknya, pemberian makan jangan dilakukan berdekatan waktu dengan

pemberian AS!. Sebab, bayi masih terlalu kenyang.

g. Melatih dan mengajari anak makan memerlukan kesabaran dan ketelatenan.

h. Hentikan dahulu pemberian daging, ikan, telur, dan makanan laut lainnya, jika

ternyata menimbulkan gangguan alergi pada bayi.

i. Untuk pemberian jus, sebaiknya dibuatkan sendiri aneka jus segar dengan

memisahkan biji-bijinya lewat cara disaring.

j. Biasakan menjadwal pemberian makan dengan waktu yang sama setiap harinya.

Page 18: Askeb keluarga

BAB III

DATA KELUARGA DAN PERENCANAAN

i. PENGKAJIAN DATA

      Tanggal 1 APRIL 20014 jam 15.30 WIB

1. Struktur dan Sifat Keluarga

a. Kepala Keluarga

Nama KK              : Tn. E

Jenis Kelamin        : Laki-laki

Umur                     : 35 tahun

Agama                   : Islam

Pendidikan            : SLTA

Pekerjaan               : Buruh tani

Suku bangsa          : Jawa/Indonesia

Alamat                  : RT 36 RW.09 Dusun Mentaraman

b. Data Anggota Keluarga

N

o

Nam

a

Umu

r

L/

P

Agam

a

Hubunga

n

Keluarga

Pendidika

n

Pekerjaa

n

1 Tn. E 39 L Islam Suami SLTA Buruh tani

2 Ny. N 37 P Islam Istri SLTA IRT

3 An.M 7 L Islam Anak SD Pelajar

4 An. F 4 P Islam Anak BS -

5 An. E 1 P Islam Anak BS -

Page 19: Askeb keluarga

c. Genogram

Keterangan :

            

d. Riwayat Kesehatan Keluarga

Nama Pemeriksaan Fisik Keterangan

Tn. Erwandi BB : 70 kg

TB : 172 cm

KU : baik

TD : 120/80 mmhg

N : 72x/menit

S : 36,5ºC

R : 22x/menit

Ny. Nur BB : 56kg

TB : 155cm

KU : baik

TD : 110/90 mmhg

N : 80x/menit

S : 36ºC

R : 24x/menit

An. Maula BB : 22kg

TB : 130cm

KU : baik

TD : -

N : -

Page 20: Askeb keluarga

S : 36ºC

R : 22x/menit

An. Fitri BB : 17kg

TB : 100cm

KU : baik

TD : -

N : -

S : 36ºC

R : 22x/menit

An. Erna BB : 6,3 Kg

TB : 70cm

KU : buruk

TD : -

N : -

S : 35,5ºc

R : 16x/menit

e. Pengambilan Keputusan

Dalam keluarga yang mengambil keputusan dan memutuskan suatu

permasalahan dalam keluarga lebih banyak dikuasi oleh Tn. E yang

sebelumnya sudah di musyawarahkan dengan istri dan anggota keluarga

lainnya.

f. Hubungan Dalam Keluarga

Hubungan antara keluarga, baik antara ibu dan anak atau antara anak dengan

bapak atau antara istri dengan suami cukup baik. Meskipun kadang terjadi

pertengkaran antara keluarga, hal tersebut tidak pernah terjadi berlarut-larut.

Dalam mengasuh ke-3 anak lebih banyak dilakukan oleh ibu karena suami

bekerja .

g. Kebutuhan Sehari-hari

1. Kebutuhan Nutrisi

o Untuk memenuhi nutrisi keluarga sehari-hari dengan memasak sendiri

dengan komposisi : nasi, sayur, tempe, tahu. Keluarga TN. E jarang

Page 21: Askeb keluarga

masak telur dan ikan karena keadaan ekonomi.Makan buah-buahan yang

berasal dari pohon sendiri yaitu rambutan dan pisang. Jarang minum

susu, jika ada rejeki lebih saja.

o Setiap anggota keluarga punya frekuensi makan yang teratur yaitu 3x

sehari. Kecuali anak terakhir An.E sangat sulit makan. Keadaan fisik

anggota keluarga tidak ada yang terlalu gemuk dan terlalu kurus dan

berat badan anggota keluarga berada dalam batas normal kecuali An.E

yang ada di bwah garis merah pada KMS.

2. Kebutuhan Istirahat

Kebiasaan istirahat kelarga tidak teratur tergantung pada kemauan dan

kesibukan masing-masing:

o Tn. E Pada siang hari tidur kurang lebih 1-2 jam, karena harus menjaga

anak yang terakhir, malam tidur sekitar 7-8 jam / hari.

o Ny. N. pada siang hari selalu menyempatkan diri untuk tidur biarpun

cuma 1 atau 2 jam, dan pada malam hari ibu kadang-kadang mengalami

susah tidur namun ibu selalu berusaha untuk dapat tidur.

o An. M.tidur siang jarang dilakukan karena setelah pulang sekolah anak

langsung pergi main dan mengaji

o An. F. dan An E suka tidur siang sekitar 2 jam, malam hari tidur pukul

19.00 WIB dan bangun pukul 07.00 WIB.

3. Kebersihan Diri

Dalam sehari anggota keluarga mandi 2 x sehari, gosok gigi 2 x sehari

menggunakan pasta gigi, anggota kelaurga mengganti pakaian 1 x sehari

4. Eliminasi

Pola BAB masing-masing anggota keluarga sama yaitu 1 x sehari dan

tidak gangguan ataupun keluhan.

5. Olah Raga

Keluarga tidak pernah melakukan olahraga apapun.hanya pada An. M

melakukan olahraga pada hari jum at disekolahnya.

6. Rekreasi

Bapak mengatakan tidak pernah pergi untuk rekreasi

7. Faktor Sosial, Budaya dan Ekonomi

o Penghasilan

- Anggota keluarga mencari nafkah adalah suami kadang-kadang

ibu memebantu sebagai buruh tani.

Page 22: Askeb keluarga

- Penghasilan suami tiap bulan tidak tetap sekitar Rp.250.000,00

sampai 500.000,00 / bulan

- Pengeluaran rata-rata untuk makan kurang lebih 5000 – 7000/

hari untuk lauk pauk , sedang untuk beras rata-rata Rp.

75000/bulan, bayar listrik kurang lebih Rp 30.000,00 / bulan .

bayar untuk sekolah kakak di SD sebesar Rp 10. 000,00 / bul

o Hubungan dengan Keluarga

o Hubungan anggota keluarga dengan tetangga tidak ada konflik, ibu sering

ikut kegiatan yasinan, tahlilan.

8. Faktor Lingkungan

a. Perumahan

Rumah yang ditempati Tn. E adalah milik sendiri, dengan luas tanah >

36 m3.terdiri dari 2 kamar tidur, 1 kamar untuk sholat, 1 Ruang tamu, 1

KM, 1 R. makan+dapur.

b. Denah rumah

c. Jenis Bangunan

Lantai rumah dari tegel, diding tembok, ventilasi jendela terbuka,

penerangan listrik, pencahayaan cukup

d. Kebersihan

Halaman rumah tampak bersih, pada pekarangan hanya terdapat sedikit

daun-daun rambutan yang tidak di sapu.

e. Pemakaian Air

Air berasal dari sumur, keadaan keruh, agak berbau dan berasa, kedaanya

kurang baik.

f. Jamban Keluarga

Jamban keluarga adalah latrin dengan jarak sumber air 8 meter. Dan

status jamban milik sendiri.

g. Pembuangan Limbah

Page 23: Askeb keluarga

Pembuangan limbah rumah melalui selokan yang mengalir.

h. Pembuangan Sampah

Pembuangan sampah dibuang dilubang sampah kemudian dibakar.

i. Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan

Keluarga Tn. E berobat ke tenaga kesehatan bila ada yang sakit dan

dirasa cukup parah. Bila tidak ibu cukup membeli obat-obatan yang

dijual diwarung-warung.

2. Psikologis

Dalam keluarga suka bergurau, dan selalu bermusyawarah, dan dalam keluarga

terbiasa bersikap terbuka.

3. Keadaan Kesehatan Keluarga

a. Imunisasi

Anak pertama ibu lupa, anak kedua dan ketiga imunisasi lengkap (imunisasi polio

1, 2, 3, 4, BCG, HB 1, 2, 3, DPT 1, 2, 3, campak)

b. Keluarga berencana

Sekarang ibu menggunakan KB pil setelah kelahiran anak ketiga. Tetapi dulu

setelah kelahiran anak pertama dan kedua ibu tidak menggunakan KB apapun,

karena alasan ekonomi.

c. Riwayat persalinan

Anak pertama  lahir di dukun.Anak kedua dan ketiga lahir di bidan. Menurut

pengakuan ibu, selama hamil dan melahirkan ibu tidak mengalami kelainan.

d. Penyakit pernah diderita

- Tn. E    :  saat ini bapak dalam keadaan sehat, suka merokok, suka

minum kopi. Tn E mempunyai alergi dingin, dimana setiap pagi bapak

selalu bersin-bersin.

- Ny. N  : Ibu mengatakan saat ini tidak mengeluh apa-apa  hanya

terkadang capek. Ibu suka minum jamu.

- An M   :  Saat ini tidak mengeluh apa-apa.

- An F    :  Anak tidak pernah mengalami penyakit berat. Hanya kadang-

kadang anak mengalami flu biasa batuk pilek, dan selesai setelah dibawa

periksa ke bidan .

Page 24: Askeb keluarga

ii. MENENTUKAN DIAGNOSAS/MASALAH KEBIDANAN

1. Masalah : Kurangnya pengetahuan ibu tentang MP ASI

- DS    :  Ibu mengatakan memberikan MP ASI pada anaknya mulai umur 2 bln

yaitu nasi pisang.

- DO  : ibu tidak dapat menjawab pertanyaan mulai kapan bayi / anak mulai

boleh diberikan nasi pisang dan bubur susu (MP ASI).

2. Masalah : kurangnya kebersihan air sumur dan jarak jamban kurang dari 10 meter

- DS    : ibu mengatakan air sumur kotor.

- DO   : air sumur terlihat keruh dan berbau.

Pengetahuan tentang MP ASI

  Kriteria  Perhitungan Skor Pembenaran

1. Sifat masalah

Skala :

Ancaman kesehatan

tidak/kurang sehat

Krisis

2.Kemungkinan masalah

untuk diubah

Dengan mudah

Dengan sebagian

Tidak dapat

3.Potensi masalah dapat

diubah

Tinggi

Cukup

rendah

4.Penonjolan masalah

masalah berat harus

ditangani

masalah yang tidak

perlu ditangani

masalah tidak

dirasakan

23

×1

22

×2

33

×1

22

×1

23

1

1

1

Masalah dapat diubah dengan

pemberian informasi yang tepat

dan dukungan dari keluarga

Ada kemauan dari keluarga untuk

tau dan mengerti tentang MP ASI

Kebiasaan pemberian MP ASI

dapat diubah melalui tambahan

pengetahuan

Keluarga tidak menyadari

kurangnya pengetahuan tersebut

merupakan masalah yang harus

segera ditangani.

Total skor 3 2/3

Page 25: Askeb keluarga

Sanitasi lingkungan buruk

Kriteria  Perhitungan Skor Pembenaran

1. Sifat masalah

Ancaman kesehatan

tidak/kurang sehat

Krisis

2.Kemungkinan masalah

untuk diubah

Dengan mudah

Dengan sebagian

Tidak dapat

3.Potensi masalah dapat

diubah

Tinggi

Cukup

rendah

4. Menonjolnya masalah

masalah berat harus

ditangani

masalah yang tidak

perlu ditangani

masalah tidak

dirasakan

23

×1

12

×2

23

×1

12

×1

23

1

23

12

Ancaman kesehatan

Ada kemauan dari keluarga untuk

memperbaiki saluran jamban demi

menghasilkan air bersih.

Sanitasi air dapat diubah melalui

memperbaiki saluran jamban . 10

meter dari sumur

Kebersihan sanitasi air tidak

dianggap sebagai masalah yang

sangat berarti, karena belum

menimbulkan suatu penyakit di

keluarga.

Total Skor 2 1/6

Berdasarkan hasil pembobotan masalah diatas, maka urutan prioritas masalah yaitu,

1. Balita dengan status gizi kurang.

2. Sanitasi air yang buruk.

iii. IMPLEMENTASI

TANGGAL MASALAH

KESEHATAN

IMPLEMENTASI

12/01/2014 -  Memperkenalakan diri dengan keluarga

-  Menjelaskan tujuan kunjungan , membuat

Page 26: Askeb keluarga

    janji untuk melakukan kunjugan ulang.

- Megkaji status keluarga dan lingkungan dengan

wawancara dan pengamatan.

20/01/2014 -

Kurangnya

pengatahuan Ibu

tentang MPASI

-   Menjelaskan tentang MPASI adalah makanan

    selain ASI.

-   Manfaat MPASI adalah :

•   Makanan tambahan diperlukan untuk mengisi

kesenjangan energi karena jumlah makanan

yang dibutuhkan meningkat sewaktu anak

bertambah usianya jika kesenjangan tidak diisi

anak akan berhenti pertumbuhannya atau

tumbuh kembang anak lambat.

•  Dua jenis makanan tambahan

-    Makanan yang dibuat khusus

-    Makanan keluarga sehari-hari yang

dimodifikasi agar mudah dimakan dan

mengandung cukup nutrien.

-    Cara pembuatan makanan MPASI dengan

bahan-bahan yang mudah di dapat

1. Air jeruk.

     Bahan : 1 buah jeruk garut atau jeruk siam.

Cara membuat :

-     Jeruk dicuci bersih dan dipotong melintang

lalu diperas dan disaring.

- Air jeruk yang didapat kurang lebuh 7 sdm

- Cara pemberian untuk pertama kali jeruk

diencerkan dengan air putih masak dengan

perbandingan 1 : 1 dan diberikan sebanyak 1

sdt.

2. Air tomat

   Bahan : 1 buah tomat

Page 27: Askeb keluarga

   Cara membuat :

- Tomat dicuci bersih dimasukkan kedalam panci

ditutup dan biarkan 3-5 mnt angkat tomat dari

air panas, kupas kulit arinya lalu    disaring air

tomat yang didapat kurang lebih 6 sdm.

- Untuk pemberian untuk pertama kali air tomat

diencerkan dengan air putih masak dengan

perbandinagan 1 : 1 dan diberikan sebanyak 1

sdt.

3. Pepaya saring

   Bahan  : 1 potong pepaya masak dengan masak

dengan berat kurang lebih 100 gr.

   Cara membuat :

   Pepaya dicuci bersih dan dikupas, buang biji

dan bagian yang keras pepaya dipotong-potong

atau dihaluskan lalu di saring. Pepaya halus

yang didapat kurang lebih 9 sendok makan.

4. Pisang ambon

    Bahan : 1 buah pisang Ambon

    Cara membuat :

-        Pisang dicuci bersih lalu dikupas

-        Pisang dikerik halus dan dimasukkan ke

dalam cangkir, pisang yang telah dikerik

sebaliknya dicampur dengan air jerik / air

tomat.

5. Bubur susu

   Bahan : 150 cc susu ( ¾ gelas )

                 50 cc air putih ¼ gls

               10 gr gula putih 1 sdm

                20 gr tepung beras 2 sdm

                 garam sedikit

Cara membuat :

- susu didihkan

- Tepung beras diencerkan dengan air 50 cc dan

dimasukkan  kedalam susu yang telah mendidih

Page 28: Askeb keluarga

22-01-2014 Sanitasi air yang

buruk

sampai masak masukkan gula pasir kedalam

bubur tersebut dan ditambahkan garam

kemudian diangkat.

6. Tim saring

   Bahan : 20 gr beras ( 2 sdm )

               10 gr kacang hijau ( 1 sdm )

                25 gr hati ayam ( 1 potong )

                atau hati sapi , daging cincang atau                  

daging atau daging ikan atau 1                     

butir telur ayam.

                10 gr daun bayam ( 1 genggam )

               20 gr tomat ( 1 buah sedang )

               20 gr wortel ( 1 potong sedang )

   Cara membuat :

   Beras dan kacang hijau yang telah direndam

semalam dicuci lalu ditim dengan 150 cc    ( ¾

gls ) air. Bila sudah ½ masukkan hati dan

wortel kedalamnya, biarkan sebentar sampai

hati atau penggantinya agak lunak kemidian

masukkan bayam, tomat, dan garam tunggu

sampai masak angkat lalu saring dengan

saringan.

Menjelaskan tentang pentingnya menjaga

kebersihan air dan akibat dari sanitasi

lingkungan yg buruk :

Beberapa penyakit yang ditimbulkannya,

seperti diare, menyebar dengan cepat dan

dapat mengakibatkan banyak kematian

.

Penyakit lainnya yang ditimbulkan kuman-

kuman dan cacing dapat menyebabkan sakit

yang menahun dan mengarah pada masalah

kesehatan

lainnya seperti dehidrasi, infeksi,

Page 29: Askeb keluarga

anemia

(kurang darah),

dan kekurangan gizi

.

Karena gejala yang paling umum dari

penyakit yang disebabkan oleh kuman dan

cacing adalah

diare maka penyakit-penyakit ini seringkali

disebut penyakit diare

menganjurkan keluarga untuk merenovasi

saluran jamban.

.

iv. EVALUASI

Tanggal 20 -01-2014 Pukul 15.30 WIB

1. Masalah    : sanitasi lingkungan buruk

- DS : Ny N mengatakan telah mengerti penjelasan yang telah diberikan

petugas

- DO : Ibu dapat memahami keadaan sanitasi lingkungan yang buruk dan saat

ditanya tentang kerugian yang terjadi akibat sanitasi lingkungan buruk.

- A : Kurangnya pengetahuan tentang kebersihan air dan sanitasi air yang

bersih.

- P : kaji ulang pengetahuan keluarga.

2. Masalah    : Kurangnya pengetahuan ibu tentang pemberian MPASI.

- DS : Ny N mengatakan telah mengerti penjelasan petugas

Page 30: Askeb keluarga

- DO : Saat evaluasi sesaat Ny N diajak mempraktekan cara membuat MPASI

dari pisang ambon.

- A : Kurangya pengetahuan tentang cara pembuatan MPASI

- P : Kaji ulang pengetahuan ibu.

Ibu disuruh menjelaskan cara membuat MP ASI yang lain.

     

BAB IV

PEMBAHASAN

Setelah melakukan asuhan kebidanan komunitas pada keluarga Tn E muncul

masalah An. E dengan usia 1 thn dengan status gizi kurang dan kurangnya pengetahuan

ibu tentang MP ASI. Intervensi yang telah diberikan sesuai dengan masalah yang ada

seperti anjuran untuk ke posyandu secara rutin setiap bulannya dengan tujuan berat badan

anak terpantau, Mengajarkan ibu untuk menyajikan makanan yang bervariasi walaupun

Page 31: Askeb keluarga

dengan lauk yang sederhana, Mengajarkan ibu untuk membuat MPASI dengan bahan-

bahan yang ada sehingga ibu tidak harus mengeluarkan uang. Membuat saluran jamban

yang baru dengan jarak . 10 meter dari sumber air. Dapat diambil kesimpulan bahwa

masalah yang timbul dikarenakan kurangnya pengetahuan klien dan keluarga dan juga

faktor ekonomi yang tidak begitu mendukung.

Faktor kurangnya pengetahuan ini menimbulkan ketidak mampuan keluarga

untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan yang dihadapi  oleh keluarga dan itulah

yang lazim terjadi.

Page 32: Askeb keluarga

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

a. Setelah melakukan asuhan kebidanan komunitas pada Ny N dapat

diambil kesimpulan yaitu muncul 2 masalah yaitu An E umur 1 thn

dengan status gizi BGM dan kurangnya pengetahuan ibu tentang PASI.

b. Setelah melakukan asuhan kebidanan komunitas pada keluarga Tn E

dapat diambil kesimpulan bahwa sanitasi air yang buruk karena

kurangnya pengetahuan keluarga tentang kebersihan air.

c. Dari intervensi yang direncanakan pada implementasi dapat dilaksanakan

semuanya sesuai dengan intervensi dan evaluasi untuk masalah I dan

masalah II evaluasi  dapat langsung dilakukan sekaligus.

B. SARAN

a. Meningat kelurga ini termasuk kelurga yng tidak mampu,maka sudah

selayaknya bidan desa untuk memperhatikan, khususnya dalam

pengurusan askes Gakin

b. Perlu kiranya keseriusan dari berbagai pihak untuk menyelesaikan

masalah-masalah kesehatan seperti buruknya lingkungan termasuk dalam

hal ini adalah pamong desa.

c. Bila menghadapi masalah seperti pada Ny N adalah pada tingkat

pengetahuan atau pendidikan makla dari dibutuhkan suatu kerja sama

antara berbagai pihak untuk dapat melakukan penyuluhan agar

pengetahuan masyarakat dapat bertambah.

Page 33: Askeb keluarga

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI. 1983. Perawatan Kesehatan Keluarga. Petunjuk bagi perawat

Kesehatan. Jakarta

Effendy. I. N. 1998, Keperawatan Kesehatan Masyarakat. EGC,. Jakarta

Salvilion. G Bailon. Et All. 1979. family Health Nursing The Proces . Up College Of

Nursing Diliman. Quezon city. Philippness