Upload
amantio-phutraa
View
244
Download
17
Embed Size (px)
DESCRIPTION
jjjj
Citation preview
PNEUMONIA
I. DEFINISI
Pneumonia adalah infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah yang mengenai
perenkim paru. Menurut anatomis, pneumonia pada anak dibedakan menjadi
pneumonia lobaris, pneumonia interstisialis , dan bronkopneumonia.
Pneumonia adalah suatu radang paru yang disebabkan oleh bermacam-macam etiologi
seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing.
Tubuh mempunyai daya tahan yang berguna untuk melindungi dari bahaya infeksi
melalui mekanisme daya tahan traktus respiratorius yang terdiri dari :
1. susunan anatomis dari rongga hidung
2. Jaringan limfoid di naso-oro-faring
3. bulu getar yang meliputi sebagian besar epitel traktus respiratorius dan secret
yang dikeluarkan oleh sel epitel tersebut.
4. Refleks batuk
5. refleks epiglottis yang mencegah terjadinya aspirasi secret yang terinfeksi
6. Drainase system limfatik dan fungsi menyaring kelenjar limfe regional
7. fagositas, aksi enzimatik dan respons imunohumoral terutama dari Ig A.
II. ETIOLOGI
Umumnya adalah bakteri, yaitu streptococcus pneumoniae dan haemophillus
influenzae. Pada bayi dan anak kecil ditemukan staphylococcus aureus sebagai penyebab
pneumonia yang berat, serius dan sangat progresif dengan mortalitas tinggi.
Anak dengan daya tahan terganggu akan mederita pneumonia berulang atau tidak
mampu mengatasi penyakit ini dengan sempurna. Faktor lain yang mengatasi timbulnya
pneumonia ialah daya tahan tubuh yang menurun misalnya akibat malnutrisi energi protein
(MEP), penyakit menahun, trauma pada paru, anesthesia, aspirasi, dan pengobatan dengan
anti biotic yang tidak sempurna.
Pada umumnya pembagian pneumonia menurut dasar anatomis dan
etiologi.pembagian anatomis adalah ; (1) pneumonia lobaris, (2) pneumonia lobularis
(bronco pneumonia), (3) Pneumonia interstitialis (bronkiolitis).
Sedangkan pembagian etiologis ialah: (1) bakteri,(misalnya berbagai kokus,
H.inflenza), (2) virus, (3) micoplasma pneumenia, (4) jamur. (5) aspirasi (makanan,
kerosen, amnion dsb) ,(6) pneumonia hipostatik dan (7) sindrom loeffer. Pembagian etilogi
ini penting untuk menentukan pengobatannya.
1. Pneumonia Laboris
Biasanya gejala penyakit mendadak ,tapi kadang-kadang didahului oleh infeksi
traktus raspiratorius bagian atas.pada anak besar sering disertai badan menggigil dan
pada bayi dapat disertai kejang.suhu naik cepat sampai 39-40 dan suhu ini biasanya
menunjukkan tipe fibras kontinue.nafas menjadi sesak,disertai pernafasan cuping
hidung dan sianosis sekitar hidung dan mulut serta rasa nyeri pada dada.anak lebih
suka tiduran pada dada yang sakit.batuk mula-mula kering kemudian menjadi
produktif.
Pada pemeriksaan fisik ,kelainan yang khas tampak estela 1-2 hari. Pada
inspeksi dan palpasi tampak pergeseran thoraks yana terkenal berkurang.pada
pemulaan suara pernafasan melemah sedangkan pada perkusi tidak jelas ada
kelainan.setelah terjadi kongesti, ronkhi basah nyaring terdengar keredupan dengan
suara pernafasan sub bronkhial sampai bronkhial. Pada stadium resulusi ronkhi
terdengar lebih jelas tampa pengobatan dapat sembuh dengan krisis 5-9 hari.
2. Bronkhopnemonia
3. Pneumea Aspirasi
Aspirasi kerosen (minyak tanah)
Aspirasi ini terjadi karena terminum minyak tanah atau bensin.Ada 2 pendapat
tentang patogenesisnya yaitu:(1) kerosin dapat mencapai paru setelah diabsorbsi di
trktus digestivus.(2) aspirasi dapat terjadi waktu menelan kerosen,muntah saat
membilas lambung.suhu dapat meninggi dan kesadaran dapat menurun.
Pengobatan simtomatik dan antibiotik diberikan sebagai profilaksis.membilas
lambung tidak dianjurkan untuk menghindari kemungkinan aspirasi sewaktu
melakukan pembilasan.Bila keadaan berat anak dirawat di rumah sakit.Bila ringan
berobat jalan dengan dilakukan pemeriksaan foto rontgen ulangan.
III.PATOFISIOLOGI
Pneumonia Bacterial
infeksi respon peradangan pada daerah
paru akibat pelepasan mediator :
histamin dan prostaglandin
Demam Vasodilatasi otot polos vaskuler paru
& peningkatan permeabilitas kapiler
Perpindahan eksudat plasma ke dlm ruang interstitium
Pembengkakan & oedem antara kapiler dan alveolus
penurunan kecepatan difusi gas
Penurunan saturasi O2
Hipoxemia arterial
IV. KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi adalah empiema,otitis media akut.Mungkin juga
komplikasi lain yang dekat seperti atelektasis,emfisema,ayau komplikasi jauh seperti
meningitis.KomplikaSI tidak terjadi bila diberikan antibiotik secara tepat.
V. GAMBARAN KLINIS
Bronkhopnemonia biasanya didahului oleh infeksi traktus respiratorius bagian atas
selama beberapa hari.Suhu tubuh dapat naik sangat mendadak sampai 39-40% dan kadang
disertai kejang karena demem yang tinggi. Anak sangat gelisah,dispnoe, pernapasan cepat
dan dangkal disertasi pernapasan cuping hidung serta sianosis sekitar hidung dan
mulut.Kadang-kadang disertai muntah dan diare.Batuk biasanya tidak ditemukan pada
permulaan penyakit,tetapi setelah beberapa hari mula-mula keringkemudian menjadi
produktif.
Pada stadium permulaan sukar dibuat diagnosis dengan pemeriksaan fisik tetapi
tetapi dengan adanya napas dangkal dan cepat,pernapasan cuping hidung dan sianosis
sekitar hidung dan mulut dapat piduga dengan adanya pnemonia.Hasil pemeriksaan fisik
tergantung daripada luas daerah auskultasi yang terkena;Pada perkusi tidak
ditemukankelainan dan pada auskultasi mungkin terdengar ronkhi basah nyaring halus atau
sedang.Bila sarang bronkhopnemonia menjadi satu(konfluens) mungkin pada perkusi
terdengar keredupan dan suara pernapasan pada auskultasi terdengar keredupan dan suara
pernapasan pada auskultasi terdengar mengeras pada stadium resolusi,ronkhi terdengar
lagi.
VI. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Foto toraks.Pada foto toraks bronkhopnemonia terdapat bercak-bercak infiltrat
pada satu atau beberapa lobus.Jika pada pnemonia lobaris terlihat adanya konsolidasi pada
satu atau beberapa lobus.Laboratorium,Gambaran darah tepi
menunjukkanleukositosis,dapat mencapai 15.000-40.000/mm3.dengan pergeseran
kekiri.Kuman penyebab dapat dibiakkan dari usapan tenggorok ,dan mungkin juga dari
darah.Urin biasanya berwarna lebih tua,mungkin terdapat albuminuria ringan karena suhu
yang naik dan sedikit toraks hialin.Analisis gas darah arteri dapat menunjukkan asidosis
metabolik dengan atau tanpa retensi CO2.
VII. PENATALAKSANAAN
Oksigen 1-2L /menit
IVFD dekstrose 10%: NaCl 0,9% =3:1,+KCl 10mEq/500ml cairan. Jumlah cairan
sesuai berat badan,kenaikan suhu,dan status dehidrasi.
Jika sesak tidak terlalu hebat,dapat dimulai makanan enteral bertahap melalui selang
nasogastrik dengan feeding drip
Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin normal dan
betagonis untuk memperbaiki transpor mukosilier.
Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit.
Anti biotik sesuai hasil biakan atau berikan :
Untuk kasus Pneumonia community base:
Ampicilin 100mg/kg BB/hari dalam 4x pemberian
Cloramfenicol 75mg/kg BB/hari dalam 4x pemberian
Untuk kasus Pneumonia hospital base:
Cefotaxime 100mg/kg BB/hari dalam 2x pemberian
Amikasin 10-15 mg/kg BB/hari dalam 2x pemberian.
Pengobatan diberikan berdasarkan etiologi uji resistensi.Tetapi karena perlu
waktu,dan pasien perlu terapi secepatnya maka terapi yang diberikan:
Penisilin 50.000 u/kg BB/hari,ditambah dengan chloramfenicol 50-70 mg/kg BB/hari
atau diberikan antibiotik yang mempunyai spektrum luas seperti
ampisilin.pengobatan ini diteruskan sampai bebas demam 4-5 hari.
Pemberian oksigen dan cairan intravena,biasanya diperlukan campuran glukose 5%
dan NaCl 0,9% dalam perbandingan 3:1 ditambah larutan Kcl 10 mEq/500 ml /botol
infus
Karena sebagian besar pasien jatuh kedalam asidosis metabolik akibat kurang makan
dan hipoksia, maka dapat diberikan koreksi sesuai dengan hasil analisis gas darah
arteri.
Pasien bronkopneumonia ringan tadak usah dirawat dirumah sakit.
VIII. KEPERAWATAN
Seringkali pasien pneumonia yang dirawat dirumah sakit datang sudah dalam
keadaan payah, sangat dispnea, pernapasan cuping hidung, sianosis, dan gelisa.
Masalah pasien yang perlu diperhatikan ialah menjaga kelancaran pernapasan,
kebutuhan istirahat, kebutuhan nutrisi/cairan, mengontrol suhu tubuh, mencegah
komplikasi, dan kurangnya pengetahuan orang tua mengenai penyakit.
1. Menjaga Kelancaran Pernapasan
Pasien pneumonia berada dalam keadaan dispnea dan sianosis karena adanya
radang paru dan banyaknya lendir didalam bronkus/paru. Agar pasien dapat bernapas
secara lancar lendir tersebut harus dikeluarkan dan untuk memenuhi kebutuhan O2
perlu dibantu dengan memberikan O2 2L/menit secara rumat. Pada anak yang agak
besar (sudah mengerti) berikan sikap baring setengah duduk, longgarkan pakaian yang
menyekat seperti ikat pinggang, kaos baju yang agak sempit. Ajarkan aga bila ia batuk
lendirnya dikeluarkan dan katakan kalau lendir tersebut tidak dikeluarkan sesak
napasnya tidak akan segera hilang (sediakan kertas tisue dan tempat
penampung).Beritahukan kepada anak agar ia tidak selalu berbaring kearah dada yang
sakit, boleh duduk atau miring kebagian dada yang lain.
Pada bayi, baringkan degan letak kepala ekstensi dengan memberikanganjal
dibawah bahunya. Bukalah pakaian yang ketat seperti gurita, atau celana yang ada
karetnya. Isaplah lendirnya dan berikan O2 secara rumat sampai 2 L/menit. Pengisapan
lendir harus sering, yaitu pada saat terlihat lendir didalam mulut, pada waktu akan
memberi minum, mengubah sikap baring atau tindakan lain. Perhatikan dengan cermat
pemberian infus, perhatikan apakah infus lancar.
2. Kebutuhan Istirahat
Pasien pneumoni adalah pasien payah, suhu tubuhnya tinggi, sering
hiperpireksia;maka pasien perlu cukup istirahat, semua kebutuhan pasien harus
ditolong ditempat tidur. Usahakan pemberian obat secara tepat. Pembagian bahan
pemeriksaan atau pemberian suntikan jangan dilakukan waktu pasien sedang tidur.
Usahakan keadaan tenang dan nyaman agar pasien dapat istirahat sebaik-baiknya.
3. Kebutuhan Nutrisi dan Cairan
Pasien pneumonia hampir selalu mengalami masukan makanan yang kurang.
Suhu tubuh yang tinggi selama beberapa hari dan masukan cairan yang kurang dapat
menyebabkan dehidrasi. Untuk mencegah dehidrasi dan kekurangan kalori dipasang
infus dengan cairan Glukosa 5% dan NaCl 0,9% dalam perbandingan 3:1 ditambahkan
KCl 10 mEq/ 500 ml/ botol infus. Apabila sesak nafas telah berkurang px diberikan
makanan lunak dan susu. Bujuklah agar anak mau makan dan waktu menyuapi harus
sabar karena keadaan sesak menyebabkan px cepat lelah waktu mengunyah.
Pada bayi yang masih minum ASI, bila tidak terlalu sesak ia boleh menetek
selain memperoleh infus. Beritahukan ibunya agar pada waktu bayi menetek puting
susunya harus sering-sering dikeluarkan untuk memberikan kesempatan bayi bernafas.
Bila bayi masih belum mau mengisap, ASI harus dipompa dan diberikan pakai sendok.
Jika bayi minum susu formula juga harus diberikan dengan sendok. Bila keadaan
membaik dapat dicoba dengan dot, dan dot harus sering dicabut.berikan susu 1 botol 2-
3X dengan istirahat ¼ jam karena jika tidak px akan kelelahan.bila terpaksa
memberikan susu personde juga harus dibagi 2-3X karena jika mendadak penuh
menyebabkan sesak nafas.
4. Mengontrol Suhu Tubuh
Px pneumonia sewaktu-waktu dapat hiperpereksia.untuk ini maka harus
dikontrol setuap jam selain diusahakan untuk menurunkan suhu dengan memberikan
kompres dingin dan obat-obatan.1 jam setelah dikompres dicek kembali apakah suhu
telah turun.
5. Mencegah Komplikasi /Gangguan Rasa Aman dan Nyaman
Komplikasi yang terjadi terutama disebabkan oleh lendir yang tidak dapat dikeluarkan
sehingga terjadi etelektaris atau brokiektalis.untuk menghindar terjadinyya lendir yang
menetap (mocous plug) maka sikap baring pasien,terutama bayi , har diubah posisinya
tiap 2 jam dan pengisapan lendir sering dilakukan.setiap pengubah sikap lakukan
sambil menepuk-nepuk punggung px kemudian jika terlihat lendirnya meleleh segera
dihisap.
Bila lendir tetap banyak, dapat dilakukan fisiotrapi dengan postural drainage.
Caranya, bayi dibaringkan tengkurap,didepannya letakkan handuk sebagai alas,
dibawah petutnya diganjal guling sehingga posisi kepala lebih rendah. Lakukan
tepukan dengan kedua tangan yang dicekungkan dipunggung bayi secara ritmik sambil
sering dihisap lendirnya dari hidung yang mulut. Lama tindakan ini 5 – 10 menit dan
dapat dilakukan. Jika lendir sudah berkurang maka fisiotrapi dapat dilakukan sekali
sehari, biasanya pagi saja.
Mengenai gangguan rasa aman dan nyaman seperti pasien lain yang dirawat di
rumah sakit, pemberian O2, pemeriksaan foto,pemasangan infus bagi anak akan akan
menimbulkan rasa takut dan tidak menyenangkan.Hal ini hanya perlu pendekatan .jika
ada orang tuanya jelaskan semua tindakan dan mintalah orang tua
membujuknya.Tindakan sering mengubah sikap berbaring selain untuk mencegah
pengendapan lendir juga memberikan rasa aman dan nyaman.
6. Kurangnya Pengetahuan Orang Tua Mengenai Penyakit
Penyuluhan terutama ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit pneumonia
ialah dengan memberikan pengertian jika anak batuk pilek disertai demam sudah 2hari
tidak juga sembuh agar berobat ke pelayanan kesehatan.
Pada bayi dan anak kecil yang keadaan umumnya lemah,misalnya baru sembuh
dari penyakit diari/sering batuk pilek,janganlah dibawa keluar pada malam
hari/dibiarkan bermain diluar jika udara tidak baik.Karena hal tersebut dapat menjadi
penyebab pneumonia.Selain hal itu perlu pemeliharaan kesehatan dan kebersihan
lingkungan dan anak tetap sehat.
IX. MANIFESTASI KLINIS
Secara umum dapat dibagi menjadi:
a. manifestasi nonspesifik infeksi dan toksisitas berupa demam, sakit kepala, iritabel,
gelisah, malaise, nafsu makan kurang, keluhan gastrointestinal.
b. Gejala umum saluran pernafasan bawah berupa batuk, takipnu, ekspektorasi sputum,
nafas cuping hidung, sesak nafas, air hunger, merintih, dan sianosis. Anak yang lebih
besar dengan pneumonia akan lebih suka berbaring pada sisi yang sakit dengan lutut
tertekuk karena nyeri dada.
c. Tanda pneumonia berupa retraksi (penarikan dinding dada bagian bawah kedalam saat
bernafas bersama dengan peningkatan frekuensi nafas), perkusi pekak, fremitus
melemah, suara nafas melemah, dan ronkhi.
d. Tanda efusi pleura atau empiema berupa gerak ekskursi dada tertinggal di daerah efusi,
perkusi pekak, fremtus melemah,suara nafas melemah,suara nafas tubuler tepat di atas
batas cairan,friction rub,nyeri dada karena iritasi pleura(nyeri berkurang bila efusi
bertambah dan berubah menjadi nyeri tumpul),kaku kuduk/meningismus(iritasi
meningen tanpa inflamasi) bila terdapat iritasi pleura lobus atas,nyeri abdomen(kadang
terjai bila iritasi mengenai diafragma pada pneumonia lobus kansn bawah).
Pada neonatusdan bayi kecil tanda pneumoni tidak selalu jelas. Efusi pleura pada bayi
akan menimbulkan pekak perkusi.
X. DIANGNOSA KEPERAWATAN
1. Tidak efektif bersihan jalan nafas b.d Inflamasi trakeobronkial, pembentukan edem,
peningkatan produksi sputum
2. Kerusakan pertukaran gas b.d perubahan membran alveolar- kapiler (efek inflamasi),
gangguan kapasitas pembawa oksigen darah, gangguan pengiriman oksigen
3. Risiko tinggi penyebaran infeksi b.d ketidakadekuatan pertahanan utama (penurunan
kerja silia, perlengketan sekret pernafasan)
4. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbanagan antara suplai dan kebutuhan oksigen,
kelemahan umum
5. Nyeri b.d inflamasi parenkim paru, reaksi seluler terhadap sirkulasi toksin, batuk
menetap
6. Risiko kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d peningkatan kebutuhan metabolik
sekunder terhadap demam dan proses infeksi, anoreksia
7. Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan (demam,
berkeringat banyak, nafas mulut/ hiperventilasi, muntah)
FORMAT ASUHAN KEBIDANAN
I. IDENTITAS KLIEN
Nama : An “ N”
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 2 bulan
Nama Ibu : Ny. “S”
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 30 Th
Pendidikan : SMK
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Alamat : Balong Sari
Suku bangsa: Jawa / Indonesia
II. RIWAYAT KESEHATAN
Keluhan Utama
Ibu pasien mengatakan anaknya batuk dan sesak
Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu pasien mengatakan anaknya batuk sejak 1 ½ bulan yang lalu disertai sesak, panas,
pilek dan muntah ± 4 kali, akhirnya ibu pasien membawa ke bidan, tapi hasilnya tidak ada
perubahan, akhirnya ibu pasien mencoba mengganti susunya dengan susu kedelai dengan
digantinya susu pasien, pasien tidak malah sembuh namun menjadi diare kemudian ibu
pasien mengganti dengan susu sebelumnya dan ibu pasien membawa kedokter spesialis
anak juga tidak ada perubahan, batuk dan sesaknya belum berkurang akhirnya ibu pasoen
membawa kepoli anak, waktu di poli dokter menyarankan untuk MRS.
Riwayat Penyakit Dahulu
Ibu pasien mengatakan, pasien tidak pernah menderita penyakit menular ataupun menurun
seperti jantung, paru – paru dan lain-lain. Dan sebelumnya belum pernah menderita
penyakit seperti yang diderita sekarang ini.
Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu Pasien mengatakan bahwa tidak ada anggota keluarga yang menderita atau
mempunyai penyakit bawaan dan tidak pernah menderita seperti yang diderita pasien.
III. POLA AKTIFITAS SEHARI - HARI
No Pola Aktivitas Di Rumah Di Rumah Sakit
1 Nutrisi :
Kebiasaan makanan
Menu
Makanan Kesukaan
Makanan Pantangan
Selera Makan
Jumlah Minum
-
-
-
-
Pasien tidak makan
± 360cc/ hari
Mengkonsumsi susu kaleng
-
-
-
Pasien tidak makan
± 500cc/hari
2 Eliminasi :
BAK
Kebiasaan
Warna
Gangguan
Volume
BAB
Kebiasaan
Warna
Konstipasi
Gangguan
± 8 Kali/Hari
Kuning
-
±400 – 500cc/hari
± 2-3 kali/hari
Kuning
Lembek
-
± 9 – 10 kali/hari
Kuning
-
±500 - 700cc/hari
± 3 - 4 kali/hari
Kuning
Cair sejak masuk RS
-
3 Aktifitas Fisik :
Kebiasaan
Waktu senggang
Gangguan
Px biasanya bercanda
dengan keluarga
Istirahat (tidur)
-
Px hanya istirahat dan
berbaring ditempat tidur
Istirahat (tidur)
-
4 Istirahat Tidur :
Kebiasaan
Perlengkapan
Tidur nyenyak
Siang : 2 – 3 jam
Malam : 7 – 8 jam
Kasur, seprei, bantal,
Px tidurnya tidak nyenyak
karena sesak
Siang : ± 2 jam
Malam : ±5 – 6 jam
Kasur baks, perlak
Penerangan
Gangguan
guling, selimut.
Px biasanya tidur
dengan lampu menyala
-
Px di RS tidur dengan lampu
menyala.
Susah tidur karena
pernafasan terganggu.
5 Personal Hygine :
Mandi
Keramas
Gosok Gigi
Ganti Pakaian
Gangguan
2 kali/hari
2kali seminggu
-
2 kali/ hari
-
Diseka 2 kali/hari
-
-
2 kali/hari dan bila basah
-
IV. DATA PSIKOLOGIS
Status emosi
Px menangis ketika perawat mendekatinya dan juga pada saat akan diperiksa
dia juga menangis.
V. DATA SOSIAL
Pendidikan : -
Sumber penghasilan : Penghasilan px berasal dari orang tua px yang bekerja
sebagai angkatan darat.
Pola komunikasi : px hanya tertawa dan menangis saja
Pola interaksi : -
VI. DATA SPIRITUAL
Keluarga px menyadari bahwa penyakit yang diderita oleh px adalah cobaan dari Tuhan
YME,keluarga px hanya bisa pasrah dan berdoa semoga px dapat sembuh dengan cepat
dan dapat berkumpul kembali dengan keluarga.
VII. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum : Lemah
2. Kesadaran : Composmentis GCS: 4,5,6
3. Tanda-tanda vital : -TD :-
- RR : 52X/menit Normal
- Nadi : 112X/menit
- suhu : 370C
- BB : 4,7 kg
4. Kepala :
Ekspresi Wajah : Apabila didekati oleh pegawai px menangis.
Mata : Simetris,konjungtiva berwarna merah muda,icterus berwarna
putih,mata cowong.
Rambut : Lurus,hitam dan tidak ada lesi atau ketombe.
Telinga : Simetris,tidak ada serumen.
Hidung : Adanya sekret dan tidak ada benjolan(polip),simetris,terpasang
O2.
Mulut : Simetris,mukosa bibir kering tidak ada stomatitisnya.
Leher : Simetris,tidak ada bendungan vena jugularis dan tidak ada
pembengkakan kelenjar tiroid.
5. Thorax
Inspeksi : Simetris, terdapat retraksi intercotoe pada saat bernafas dan
frekuensi nafas meningkat.
Palpasi : Tidak ada benjolan, aerole mamae berwarna merah kecoklatan.
Perkusi : Terdengar suara redup karena adanya penumpukan sekret
Auskultasi ;Terdengar suara ronkhi (+)/(+)
6. Abdoment
Inspeksi :Simetris,tidak bekas jahitan dan luka bakar.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
Perkusi : Terdengar suara hypertympani.
Auskultasi : Bising usus (+)
7. Ekstremitas
Atas : Terpasang infus D 10% 0,18420 cc/24 jam tidak odema.
Bawah : Tidak terdapat odema.
8. Genetalia : Labia minora sudah tertutup sama labia mayora.
ANALISA DATA
Nama : An ” N ” Ruang :
Umur : 2 bulan Jenis kelamin : P
No DATA ETIOLOGI MASALAH
1 DS : Ibu pasien mengatakan
anaknya batuk dan sesak
DO : - RR: 52X/menit Normal
- Nadi: 112X/menit
- suhu: 370C
- BB : 4,7 kg
Batuk dan sesak
nafas
Gangguan pemenuhan
kebutuhan oksigen
PLANING/RENCANA
No
.
Dx Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1. Gangguan pemenuhan
kebutuhan oksigen yang
berhubungan dengan
penumpukan sekret
berlebihan yang ditandai
dengan:
Ibu px mengatakan
anaknya sesak dan
muntah saat batuk.
Jangka panjang:
- Diharapkan setelah
dilakukan asuhan
keperawatan saluran Tx
29 jam batuk, sesak, pilek
px membaik dan teratasi.
Kriteria Hasil
- k/u px membaik
- sesak terartasi
- batuk hilang
- Tidak ada sura nafas
tambahan
Jangka Pendek
- Diharapakan setelah
dilakukan asuhan
keperawatan 1x24 jam px
sudah tidak batuk, sesak
dan pilek
Kriteria Hasil :
1. Berikan penjelasan pada ibu
px atau keluarga px tentang
tindakan yang akan kita
lakukan pada px.
2. Menjelaskan pada ibu px
untuk membantu px
melakukan miring kanan
miring kiri.
3. Lanjutkan pemeberian
nebulizer (ventolin 0,5 + Pz
2cc) 2x/ hari pada lidah px
4. Obs.TTV dan kesadaran px
5. Lanjutkan pemberian Tx dari
dokter :
Infus D 10% 0, 18 S
420cc/24 jam 17tts/mnt
(mikro)
Injeksi
cefotaxi
1. Dengan penjelasan yang baik
akan tercipta hubungan yang
selektif dengan keluarga pasien,
perawat dengan tenaga medis
lainnya, dan agar keluarga pasien
mengerti tentang fungsi
dilakukannya asuhan
keperawatan serta dapat
mengerti tentang keadaan paisen.
2. Memberikan posisi yang
diinginkan oleh px.
3. Untuk membantu melancarkan
pernafasan pada px dan
membantu mengeluarkan sekret.
4. Untuk memperlancar pernafasan
px dengan cara mengeluarkan
sekret.
5. Untuk mengetahui
perkembangan px
- Sesak berkurang
- Batuk berkurang
- Pilek hilang
- Px dapat tidur nyenyak
me
3x150mg
Inj indexon 3x1/5 Amp
Inj Meixam 3x75 mg
Pemberian nabulezer 2
kali/hari
Pemberian O2 2 liter/menit
Flagman/inframerah selama
3 menit/hari
Infus D 10%0,185 : untuk
memenuhi kebutuhan cairan
pada px
Meixan : sebagai antibiotik
untuk penyembuhan radang
diparu – paru
O2 2 liter/menit :membantu
pernafasan