42
ASUHAN KEBIDANAN Pada Keluarga Tn. “S” Dengan Rendahnya Kesadaran Pemberian ASI Ekslusif Pada Bayi Usia <6 Bulan Dan Rendahnya Kesadaran Tentang Bahaya Merokok di Desa Sumberjo Kec. Merakurak Kab. Tuban Tanggal 09-22 Februari 2015 OLEH : YULIA RAHMA NURHIDAYAH 12.10.1.149.0729

ASKEB KELUARGA RAHMA.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ASKEB KELUARGA RAHMA.docx

ASUHAN KEBIDANAN

Pada Keluarga Tn. “S” Dengan Rendahnya Kesadaran Pemberian ASI Ekslusif

Pada Bayi Usia <6 Bulan Dan Rendahnya Kesadaran Tentang Bahaya Merokok

di Desa Sumberjo Kec. Merakurak Kab. Tuban

Tanggal 09-22 Februari 2015

OLEH :

YULIA RAHMA NURHIDAYAH12.10.1.149.0729

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NAHDLATUL ULAMA TUBAN

PRODI DIII KEBIDANAN

JL.Diponegoro No.17 Telp.(0356) 321287 TUBAN

2015-2016

Page 2: ASKEB KELUARGA RAHMA.docx

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktek Kebidanan Komunitas yang berjudul “Asuhan Kebidanan

pada Keluarga Tn. “S” dengan Rendahnya Kesadaran Pemberian ASI Ekslusif pada

Bayi Usia <6 Bulan dan Rendahnya Kesadaran tentang Bahaya Merokok di Desa

Sumberjo Kec. Merakurak Kab. Tuban” ini telah disetujui sebagai laporan Praktik

Kerja Lapangan, yang dilaksanakan pada tanggal 09-22 Februari 2015 di Ds.

Sumberjo Kecamatan Merakurak Kabupaten Tuban.

Mengetahui

Pembimbing Akademik Pembimbing STIKES NU Tuban Prodi DIII Kebidanan Praktek Komunitas Terpadu

Lilia Faridatul F., Amd.Keb Wiwik S., Amd.Keb NIP.16807221991022001

Page 3: ASKEB KELUARGA RAHMA.docx

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas rahmat, taufik dan hidayah-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan tepat waktu.

Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan laporan ini adalah agar

mahasiswa mampu memahami dan melakukan tindakan sesuai dengan asuhan

kebidanan. Dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari arahan dan bimbingan

serta bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

kepada :

1. H. Miftahul Munir, SKM,M.Kes. selaku direktur STIKES NU Tuban.

2. H. Amri Ma’ruf, selaku Kepala Desa Sumberjo Kec. Merakurak Kab.Tuban.

3. Wiwik S., Amd.Keb. selaku bidan pembimbing Praktek Kerja Lapangan di

Desa Sumberjo Kec. Merakurak Kab.Tuban.

4. Eva Silviana R., SST,M.Kes. selaku Ketua Program Studi DIII Kebidanan

STIKES NU Tuban.

5. Nurus Syafaah., SST,M.Kes. selaku Dosen Pembimbing Akademik Praktek

Kerja Lapangan di Desa Sumberjo Kec. Merakurak Kab.Tuban.

6. Lilia faridatul Amd.Keb selaku Dosen Pembimbing Akademik Praktek Kerja

Lapangan di Desa Sumberjo Kec. Merakurak Kab.Tuban.

7. Na’im Kamali., S.Kep,Ners selaku Dosen Pembimbing Akademik Praktek

Kerja Lapangan di Desa Sumberjo Kec. Merakurak Kab.Tuban.

8. Seluruh warga Desa Sumberjo Kec. Merakurak Kab.Tuban. yang telah

bepartisipasi dalam pelaksanaan kegiatan.

9. Teman-teman yang senantiasa memberi kritik dan saran yang sangat

membantu.

Dalam penyusunan laporan ini penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis

harapkan untuk memperbaiki dalam menyusun laporan berikutnya. Semoga laporan

ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Sekian dan terimakasih.

Wassalammu’alaikum Wr.Wb.

Tuban, 13-02-2015

Penulis

Page 4: ASKEB KELUARGA RAHMA.docx

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ iLEMBAR PENGESAHAN ...................................................................................... iiKATA PENGANTAR .............................................................................................. iiiDAFTAR ISI ............................................................................................................. ivBAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..................................................................................1.2 Tujuan ...............................................................................................1.3 Batasan Masalah................................................................................1.4 Metode Penulisan...............................................................................1.5 Studi Pustaka...................................................................................... 1.6 Studi Documenter..............................................................................1.7 Praktek Langsung...............................................................................1.8 Bimbingan dan Konsultasi.................................................................1.9 Sistematika Penulisan........................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA2.1 Konsep Dasar Keluarga.....................................................................2.2 Konsep Dasar ASI Ekslusif...............................................................2.3 Konsep Dasar Merokok.....................................................................2.4 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan menurut Hellen Varney ..............

BAB III TINJAUAN KASUS 3.1 Pengkajian .........................................................................................3.2 Interpretasi Data ................................................................................3.3 Diagnosa / Masalah Potensial ...........................................................3.4 Tindakan Segera / Kolaborasi ...........................................................3.5 Perencanaan / Intervensi ...................................................................3.6 Implementasi / Pelaksanaan ..............................................................3.7 Evaluasi .............................................................................................

BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan .......................................................................................4.2 Saran .................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

Page 5: ASKEB KELUARGA RAHMA.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Depkes RI Tahun 1988, Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat

yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal

disuatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes RI, 1988).

Keluarga merupakan sistem sosial karena terdiri dari kumpulan dua orang atau

lebih yang mempunyai peran social yang berbeda dengan ciri saling berhubungan

dan ketergantungan antar individu (Suprayitno, 2004).

Berdasarkan kemapuan keluarga untuk pemenuhan kebutuhan dasar, kebutuhan

psikososial, kebutuhan memenuhi ekonomi dan aktualisasi keluarga di masyarakat

serta memperhatikan perkembangan di Indonesia menuju Negara industri, maka

Indonesia menginginkan terwujudnya keluarga sejahtera (Suprayitno, 2004).

Peningkatan status kesehatan keluarga merupakan tujuan yang ingin dicapai

dalam memberikan asuhan kebidanan kesehatan keluarga, agar keluarga trsebut dapat

meningkatkan produktifitas dan diharapkan kesehatan akan meningkat (Nasrul

effendi, 1998).

Sesuai dengan tujuan tersebut maka mahasiswa STIKES NU tuban prodi DIII

kebidanan melaksanakan PKL yang merupakan proses pembelajaran dilapangan serta

bentuk partisispasi langsung dalam masyarat.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan umum

Diharapkan mahasiswa mampu memberikan asuhan dalam menyelesaikan

masalah keluarga dengan menggunakan proses asuhan kebidanan.

1.2.2 Tujuan khusus

Diharapkan mahasiswa mampu untuk :

1. Melakukan pengkajian pada keluarga Tn. S

2. Mengidentifikasi diagnosa/masalah potensial pada keluarga Tn. S

3. Merumuskan masalah yang terjadi pada keluarga Tn. S

4. Menyusun proritas masalah yang ada pada keluarga Tn. S

5. Menyusun suatu proses manajemen kebidanan pada keluarga Tn. S

6. Membuat suatu catatan perkembangan pada Tn. S

Page 6: ASKEB KELUARGA RAHMA.docx

1.3 Batasan Masalah

Mengingat keterbatasan waktu, kemampuan, dan kesempatan maka

asuhan kebidanan ini dibatasi pada keluarga Tn.“S” di Ds.Sumberjo Kec.

Merakurak Kab. Tuban.

1.4 Metode penulisan

Metode yang digunakan dalam penulisan Asuhan Kebidanan pada

Keluarga Tn. “S” dengan Rendahnya Kesadaran Pemberian ASI Ekslusif

pada Bayi Usia <6 Bulan dan Rendahnya Kesadaran tentang Bahaya

Merokok di Desa Sumberjo Kec. Merakurak Kab. Tuban, yaitu :

Metode pendekatan pada keluarga.

Metode kepustakaan/literatur.

1.4.1 Studi pustaka

Penyusun membekali diri dengan menggunakan literatur yang ada

hubunganya dengan keadaan masyarakat dan cara penanggulangan masalah

yang dihadapi oleh masyarakat.

1.4.2 Studi dokumenter

Untuk memperoleh data yang akurat, pengambilan data dapat

diperoleh dari balai desa, dokumen dari wilayah kerja setempat dan

pendekatan pada TOMA.

1.4.3 Praktek langsung

Suatu metode yang langsung kepada masyarakat untuk menerapkan

teori yang ada yang khususnya kebidanan komunitas, dengan cara

wawancara, pengamatan, pemfis, dan penyuluhan.

1.4.4 Bimbingan dan konsultasi

Bimbingan yang didapatkan dari berbagai pihak dan melakukan

konsultasi baik dengan pembimbing atau konsultan polindes maupun yang

ada di akademik.

1.5 Sistematika penulisan

BAB I : Pendahuluan yang berisi latar belakang, tujuan, batasan masalah,

metode penulisan, dan sistematika penulisan

BAB II : Tinjauan pustaka yang berisi konsep keluarga, konsep asuhan

kebidanan

BAB III : Tinjaun kasus yang terdiri dari pengumpulan data dan analisa data

BAB IV : Penutup yang berisi penutup dan saran

Page 7: ASKEB KELUARGA RAHMA.docx

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KONSEP DASAR KELUARGA

2.1.1 Definisi Keluarga

Menurut Depkes RI Th. 1988, Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat

yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal

disuatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes RI, 1988).

Keluarga adalah dua atau lebih dari individu yang tergabung karena darah,

hubungan perkawinan, dan pengangkatan, dan mereka hidup dalam satu rumah

tangga, berinteraksi satu sama lain, dan di dalam perannya masing-masing

menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Effendy, 1998).

Keluarga didefinisikan dengan beberapa cara pandang. Keluarga dapat

dipandang sebagai tempat pemenuhan kebutuhan biologis bagi para anggotanya.

Cara pandang dari sudut psikologiskeluarga adalah tempat berinteraksi dan

berkembangnya kepribadian anggota keluarga. Secara ekonomi keluarga dianggap

sebagai unit yang berinteraksi terhadap lingkungan lebih luas (Supartini, 2004).

2.1.2 Tipe Keluarga

Pembagian tipe keluarga bergantung pada konteks keilmuan dan orang yang

mengelompokkan. Secara tradisional keluarga dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

1. Keluarga Inti (Nuclear Family), adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan

anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya

2. Keluarga Besar (Extended Family), adalah keluarga inti ditambah anggota

keluarga lain yang masih memiliki hubungan darah (paman-bibi, nenek-kakek)

Namun dengan berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa

individualisme, pengelompokkan tipe keluarga selain kedua di atas berkembang

menjadi :

1. Keluarga bentukan kembali (dyadic family), adalah keluarga baru yang

terbentuk dari pasangan yang telah cerai atau kehilangan pasangannya

2. Orang tua tunggal (single parent family), adalah keluarga yang terdiri dari

salah satu orang tua dengan anak-anak akibat perceraian atau ditinggal

pasangannya

3. Ibu dengan anak tanpa perkawinan (the unmarried teenage mother)

4. Orang dewasa (laki-laki atau perempuan) yang tinggal sendiri tanpa pernah

menikah (the single adult living alone)

Page 8: ASKEB KELUARGA RAHMA.docx

5. Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (the non marital

heterosexual cohabiting family)

6. Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang bejenis kelamin sama (gay and

lesbian family) (Suprajitno, 2004).

2.1.3 Karakteristik Keluarga

Merupakan kumpulan individu yang mempunyai ikatan perkawinan,

keturunan/hubungan darah atau adopsi

Tinggal dalam satu rumah bersama

Mengadakan interaksi dan komunikasi melalui peran sosial yang

dijalankannya

Mempertahankan budaya

2.1.4 Struktur Keluarga

Struktur keluarga dapat menggambarkan bagaimana keluarga melaksanakan

fungsi keluarga di masyarakat sekitarnya. Parad dan Chaplan (1965) yang diadopsi

oleh Friedman, mengatakan ada empat elemen struktur keluarga yaitu :

1. Struktur peran keluarga, menggambarkan peran masing-masing anggota

keluarga dalam keluarga sendiri dan perannya di lingkungan masyarakat atau

peran formal dan informal.

2. Nilai atau norma keluarga, menggambarkan nilai-nilai dan norma yang

dipelajari dan diyakini oleh keluaraga, khususnya yang berhubungan dengan

kesehatan.

3. Pola komunikasi keluarga, menggambarkan bagaimana cara pola komunikasi

ayah-ibu (orang tua), orang tua dengan anak, dan anggota keluarga lainnya

(pada keluarga besar) dengan keluarga inti.

4. Struktur kekuatan keluarga, menggambrkan kemampuan anggota keluarga

untuk mempengaruhi dan mengendalikan orang lain untuk mengubah perilaku

keluarga yang mendukung kesehatan.

Berdasarkan kemampuan keluarga untuk pemenuhan kebutuhan dasar,

kebutuhan psikososial, kemampuan memenuhi ekonominya, dan aktualisasi keluarga

di masyarakat, serta memperhatikan perkembangan Negara Indonesia menuju Negara

industri, Indonesia menginginkan terwujudnya keluarga sejahtera. Di Indonesia

keluarga dikelompokkan menjadi lima tahap, yaitu :

1. Keluarga Prasejahtera, adalah keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan

dasar secara minimal, yaitu kebutuhan pengajaran agama, pangan, sandang,

Page 9: ASKEB KELUARGA RAHMA.docx

papan, dan kesehatan, atau keluarga yang belum dapat memenuhi salah satu

atau lebih indicator Keluarga Sejahtera Tahap I.

2. Keluarga Sejahtera Tahap I (KS I) adalah keluarga yang telah dapat memenuhi

kebutuhan dasar secara minimal, tetapi belum dapat memenuhi keseluruhan

kebutuhan sosial psikologinya, yaitu kebutuhan pendidikan, Keluarga

Berencana (KB), interaksi dalam keluarga, interaksi dengan lingkungan tempat

tinggal, dan transportasi.

3. Keluarga Sejahtera Tahap II (KS II) adalah keluarga yang telah dapat

memenuhi kebutuhan dasar secara minimal serta telah memenuhi seluruh

kebutuhan social psikologinya, tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan untuk

menabung dan memperoleh informasi.

4. Keluarga Sehjahtera Tahap III (KS III) adalah keluarga yang telah dapat

memenuhi seluruh kebutuhan dasar, kebutuhan social psikologis, dan

kebutuhan pengembangan, tetapi belum dapat memberikan sumbangan

(kontribusi) yang maksimal terhadap masyarakat secara teratur (dalam waktu

tertentu) dalam bentuk material dan keuangan untuk social kemasyarakatan,

juga berperan serta aktif dengan menjadi pengurus lembaga kemasyarakatan.

5. Keluarga Sejahtera Tahap III Plus (KS III Plus) adalah keluarga yang telah

dapat memenuhi seluruh kebutuhannya, baik yang bersifat dasar, social

psikologis, maupun pengembangan, serta serta telah mampu memberikan

sumbangan yang nyata dan berkelanjutan bagi masyarakat.

2.1.5 Fungsi

Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga, yaitu :

Fungsi biologis

- Untuk meneruskan keturunan

- Memelihara dan membesarkan anak

- Memenuhi kebutuhan gizi keluarga

- Memelihara dan merawat anggota keluarga

Fungsi psikologis

- Memberikan kasih sayang dan rasa aman

- Memberikan perhatian diantara anggota keluarga

- Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga

- Memberikan identitas keluarga

Fungsi sosialisasi

- Membina sosialaisasi pada anak

- Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat

Page 10: ASKEB KELUARGA RAHMA.docx

perkembangan anak

- Meneruskan nilai-nilai budaya kelurga

Fungsi Ekonomi

- Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan

keluarga

- Pengaturan penggunakan penghasilan keluarga untuk

memenuhi kebutuhan keluarga

- Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa yang

akan datang misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua, dan

sebagainya

Fungsi pendidikan

- Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan, dan

membentuk prilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang

dimilikinya

- Mempersiapkan anak untuk hidup dewasa yang akan datang dalam

memenuhi perananya sebagai orang dewasa

- Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya

2.1.6 Tugas Keluarga Di Bidang Kesehatan

Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas di

bidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan, meliputi :

1. Mengenal masalah kesehatan keluarga. Kesehatan merupakan kebutuhan

keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu

tidak akan berarti dank arena kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber

daya dan dana keluarga habis. Orang tua perlu mengenla keadaan kesehatan

dan perubahan-perubahan yang dialami oleh anggota keluarga. Perubahan

sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi

perhatian orang tua atau keluarga. Apabila menyadari adanya perubahan

keluarga perlu dicatat kapan terajdinya, perubahan apa yang terjadi, dan

seberapa besar perubahannya.

2. Memutuskan tindakan kesehatanyang tepa bagi keluarga. Tugas ini merupakan

tugas keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan

keadaan keluraga, dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yang memiliki

kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga. Tindakan

kesehatan yang dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar masalah

keluarga dapt dikurangi atau bahkan teratasi. Jika keluarga memilki

Page 11: ASKEB KELUARGA RAHMA.docx

keterbatasan, dapat meminta bantuan kepada orang di lingkungan tinggal

keluarga agar memndapatkan bantuan.

3. Merawat keluarga yang mangalami gangguan kesehatan. Seringkali keluarga

telah mendapatkan tindakan yang tepat dan benar, tetapi keluarga memilki

keterbatasan yang telah diketahui oleh keluarga sendiri. Jika demikian anggota

keluarga yang mengalami gangguan kesehatan perlu mendapatkan tindakan

lanjutan atau perawatan sehingga masalah yang lebih parah tidak terjadi.

Perawatan dapat dilakuakan di institusi pelayanan kesehatan atau di rumah.

Apabila keluarga telah memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk

pertolongan pertama.

4. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menajmin kesehatan keluarga.

5. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi keluarga.

2.2 KONSEP DASAR ASI EKSKLUSIF

2.2.1 Pengertian ASI Eksklusif

ASI eksklusif adalah pemberian ASI (Air Susu Ibu) sedini mungkin setelah

persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain, walaupun hanya air

putih, sampai bayi berurumur 6 bulan (Hubertin, 2004).

ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain

seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan makanan

padat seperti pisang, pepaya , bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan tim (Roesli U,

2005).

ASI Eksklusif adalah memberikan hanya ASI tanpa memberikan makanan dan

minuman lain kepada bayi sejak lahir sampai bayi berumur 6 bulan, kecuali obat dan

vitamin (Dinkes RI, 2003).

2.2.2 Waktu Pemberian ASI Eksklusif

Pemberian ASI secara eksklusif ini dianjurkan untuk jangka waktu setidaknya

selama 4 bulan, tetapi bila mungkin sampai 6 bulan. Setelah bayi berumur 6 bulan, ia

harus mulai diperkenalkan dengan makanan padat, sedangkan ASI dapat diberikan

sampai bayi berusia 2 tahun atau bahkan lebih dari 2 tahun (Roesli U, 2005).

2.2.3 Manfaat ASI Eksklusif

Manfaat ASI Ekslusif untuk Bayi

Menurut Roesli (2005) dan Alkatiri (1996), manfaat pemberian ASI yang

diperoleh bayi adalah :

Page 12: ASKEB KELUARGA RAHMA.docx

ASI sebagai nutrisi

ASI meningkatkan daya tahan tubuh

ASI yang keluar saat kelahiran bayi sampai hari ke-4 atau ke-7 (kolostrum)

mengandung zat kekebalan 10-17 kali lebih banyak dari susu matang

(mature). Zat ini akan melindungi bayi dari penyakit diare (mencret).

ASI meningkatkan kecerdasan

Nutrien pada ASI yang diperlukan untuk pertumbuhan otak bayi adalah

taurin, laktosa, dan asam lemak ikatan panjang (DHA, AA, omega-3, omega-

6).

ASI eksklusif meningkatkan jalinan kasih sayang

Dengan menyusui, maka akan terjalin kasih sayang antara ibu dan bayinya, si

bayi juga merasa aman, tenteram, dan terjaga. Suhu ASI sama dengan suhu

tubuh. Kesesuaian suhu inilah yang menyebabkan kenyamanan tersendiri bagi

bayi.

ASI eksklusif mengurangi risiko terkena penyakit kencing manis, kanker

pada anak, dan diduga mengurangi kemungkinan menderita penyakit jantung.

ASI eksklusif menunjang perkembangan kepribadian, kecerdasan emosional,

kematangan spiritual, dan hubungan sosial yang baik.

Manfaat ASI Eksklusif untuk Ibu

Menurut Roesli U (2005) dan Alkatiri S (1996), manfaat ASI eksklusif untuk

ibu adalah :

Mengurangi perdarahan setelah melahirkan

Mengurangi terjadinya anemia

Menjarangkan kehamilan

Mempercepat kembalinya rahim

Mengurangi kemungkinan menderita kanker payudara dan kanker indung telur

Kebersihannya terjamin, karena ASI sangat higienis

Lebih ekonomis (murah), bahkan gratis

Hemat waktu, praktis dan tidak merepotkan

Memberi kepuasan psikologis dan kebahagiaan bagi ibu

2.2.4 Akibat bila ASI Eksklusif tidak diberikan

Menurut Dinkes RI (2003), akibat pemberian makanan-minuman selain ASI :

Akibat pada bayi

Page 13: ASKEB KELUARGA RAHMA.docx

Bayi tidak memperoleh zat kekebalan tubuh, sehingga mudah mengalami

sakit. Misalnya : diare, demam, gangguan saluran pernafasan, dll.

Bayi tidak mendapat makanan yang bergizi dan berkualitas tinggi,

sehingga akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan

kecerdasanya.

Hubungan kasih sayang ibu dan janin tidak terjalin secara dini.

Akibat pada ibu

Perdarahan setelah persalinan menjadi lama.

Cepat terjadinya kehamilan kembali.

Beresiko terkena kanker payudara dan kanker rahim.

Waktu ibu banyak tersita Karena harus menyiapkan susu botol dan

merawat bayi yang sakit.

Pengeluaran keluarga bertambah.

2.3 KONSEP DASAR MEROKOK

2.3.1 Definisi

Rokok adalah benda beracun yang memberi efek santai dan sugesti merasa

lebih jantan. Dibalik kegunaan/manfaat rokok yang secuil itu terkandung bahaya

yang sangat besar bagi orang yang merokok maupun orang yang ada disekitar

perokok yang bukan perokok.

Yang dimaksud dengan merokok adalah menghantarkan nikotin melalui

saluran pernafasan untuk mendapatkan efek psikoaktif.

2.3.2 Zat - zat Beracun dalam Rokok

Ada 3 zat yang paling berbahaya yang terkandung di dalam sebatang rokok

antara lain :

Tar

Zat berbahaya ini berupa kotoran pekat yang dapat menyumbat dan mengiritasi

paru-paru dan sistem pernafasan, sehingga menyebabkan penyakit bronchitis

kronis, emphysema dan dalam beberapa kasus menyebabkan kanker paru-paru.

Racun kimia dalam TAR juga dapat meresap dalam aliran darah dan

mengurangi kemampuan sel-sel darah merah untuk membawa Oksigen ke

seluruh tubuh, sehingga sangat besar pengaruhnya terhadap sistem peredaran

darah.

Nikotin

Page 14: ASKEB KELUARGA RAHMA.docx

Zat yang dapat membuat kecanduan dan mempengaruhi sistem syaraf,

mempercepat detak jantung, sehingga menambah resiko terkena penyakit

jantung, dapat meracuni saraf tubuh, meningkatkan tekanan darah,

menimbulkan penyempitan pembuluh darah tepi dan menyebabkan ketagihan

dan ketergantungan pada pemakainya.

Karbon Monoksida (CO)

Zat ini dapat meresap dalam aliran darah dan mengurangi kemampuan sel-sel

darah merah untuk membawa Oksigen ke seluruh tubuh, memudahkan

penumpukan zat-zat penyumbat pembuluh nadi yang dapat menyebabkan

serangan jantung yang fatal, menimbulkan gangguan sirkulasi darah di kaki.

2.3.3 Bahaya Perokok Pasif

Tidak hanya perokok aktif saja yang memiliki resiko terkena penyakit, perokok

pasif pun juga demikian. Berikut adalah penyakit yang sangat mungkin menyerang

perokok pasif.

Meningkatnya resiko kanker paru-paru dan serangan jantung

Meningkatnya resiko penyakit saluran pernafasan seperti radang paru-paru

dan bronchitis

Iritasi pada mata yang menyebabkan rasa sakit dan pedih

Bersin dan batuk-batuk karena alergi

Sakit pada tekak, esofagus, kerongkongan dan tenggorokan

Sakit kepala sebagai reaksi penolakan nikotin

Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa perokok yang merokok di tempat

umum atau tidak memperdulikan orang lain yang tidak merokok adalah orang yang

egois. Nikmatnya diambil sendiri, sakitnya dibagi-bagi. Selain itu, asap rokok yang

dikeluarkan lebih berbahaya daripada yang masuk ke dalam tubuh perokok pasif. Hal

ini dikarenakan asap rokok mengandung zat-zat sebagai berikut :

Mengandung nikotin dua kali lebih banyak

Mengandung karbon monoksida lima kali lebih banyak

Mengandung tar lima kali lebih banyak

Meningkatnya zat kimia berbahaya bagi kesehatan hingga berkali lipat

Selain bagi perokok pasif yang dalam keadaan normal, asap rokok lebih

berbahaya bagi ibu hamil dan janin yang dikandungnya tersebut, antara lain :

Keguguran pada janin yang dikandung

Kematian janin di dalam kandungan

Pendarahan pada plasenta dan terjadi pembesaran lebih dari 30%

Berat badan janin berkurang sekitar 20-30% dari normal

Page 15: ASKEB KELUARGA RAHMA.docx

Bayi yang lahir prematur dalam keadaan kesehatan yang tidak stabil

Asap rokok lebih berbahaya lagi jika dihisap oleh bayi, akibatnya adalah :

Mengalami gangguan dan penyakit pernafasan

Terganggunya perkembangan kecerdasan anak, baik motorik maupun

kognitif

Terjangkitnya penyakit telinga

Bisa meningkatkan resiko penyakit leukimia sebanyak dua kali lipat

Meningkatkan resiko kanker otak hingga 22%

Bayi akan lebih mudah lelah karena oksigen yang tidak terserap sempurna

Sindrom kematian secara mendadak

2.3.4 Hambatan

Dalam prakteknya di lapangan, tidak mudah untuk menerapkan peraturan

yang melarang tentang merokok. Karena hal ini disebabkan oleh beberapa hal yaitu:

Masih minimnya kesadaran masyarakat akan bahaya rokok bagi kesehatan tubuh mereka, sehingga sulit diadakannya pembinaan untuk mereka.

Kurangnya sosialisasi dari instansi terkait mengenai bahaya merokok, sehingga masyarakat tidak tahu seberapa besar bahaya rokok bagi kesehatan mereka.

Kurang ketatnya pengawasan terhadap peredaran rokok di negara kita, sehingga jumlah produsen rokok meningkat.

2.3.5 Cara Mengatasi

Beberapa cara yang dapat kita lakukan supaya kita dapat terhindar dari bahaya asap rokok adalah sebagai berikut :

Pedidikan keimanan yang sungguh-sungguh untuk setiap individu masyarakat agar mereka sadar betapa bahaynya menghisap rokok.

Adanya teladan yang baik bagi sang anak baik di rumah, di sekolah, maupun di sekitar lingkungannya.

Melarang Oknum guru untuk merokok di depan siswa saat mengajar. Penyuluhan yang gencar dan intensif dari Instansi terkait. Dengan jalan ini

diharapkan jumlah perokok akan berkurang, karena mereka memperoleh pengetahuan langsung tentang bahaya rokok bagi kesehatan mereka.

2.4 KONSEP DASAR ASUHAN KEBIDANAN

Manajemen kebidanan adalah metode kerja profesi dengan menggunakan

langkah-langkah pemecahan sehingga merupakan alur dan pengorganisasian,

Page 16: ASKEB KELUARGA RAHMA.docx

pemikiran dan langkah dalam suatu urutan yang logis yang menguntungkan baik

pasien ataupun bidan, langkah-langkah menejemen kebidanan sebagai berikut :

2.4.1 Pengumpulan Data

Suatu tahap ketika seorang bidan mengumpulkan informasi secara terus

menerus tentang keluarga yang dibinanya, kegiatan yang dilakukan adalah :

a. Membina hubungan yang baik.

b. Pengkajian awal terfokus sesuai data yang diperoleh dari unit pelayanan

kesehatan.

c. Pengkajian lanjutan adalah tahap pengkajian untuk memperoleh data yang

diperoleh lebih lengkap sesuai masalah kesehatan keluarga yang berorientasi

pada pengkajian awal.

2.4.2 Interpretasi Data Dasar

Kegiatan ini tidak berbeda dengan analisis dan sitesi pada asuhan keperawatan

klinik, bidan mengelompokkan data hasil pengkajian dalam data subyektif dan

obyektif setiap kelompok didiagnosa keperawatan.

2.4.3 Perumusan Masalah

Perumusan masalah dapat diarahkan kepada sasaran individu dan atau keluarga

komponen diagnosis melalui masalah (problem), penyebab (etiologi) atau tanda

(sign).

2.4.4 Susunan Prioritas Masalah

Prioritas didasarkan pada diagnosa keperawatan yang mempunyai skor

terendah, namun bidan memperhatikan juga persepsi keluarga terhadap masalah

keperawatan mana yang perlu diatasi segera.

2.4.5 Proses Menejemen Kebidanan

Terdiri dari 4 langkah, yaitu :

Diagnosa : Berasal dari data dasar interpretasi data dan data tersebut menjadi

masalah ataupun diagnosa yang di Identifikasi secara spesifik.

a. Intervensi : Mencakup tujuan umum dan khusus yang didasarkan

dengan standart yang mengacu kepada penyebab selanjutnya,

merumuskan tindakan keperawatan yang berorientasi pada kriteria dan

standart.

b. Implementasi : Pada kegiatan ini bidan perlu melakukan kontak

sebelumnnya untuk pelaksanaan yang meliputi kapan dilaksanakan,

berapa lama waktu yang dibutuhkan, materi/ topik apa yang didiskusikan,

siapa yang melaksanakan dan siapa anggota keluarga yang perlu

mendapat informasi, peralatan apa yanga perlu disiapkan keluarga dan

implementasikan sesuai dengan rencana.

Page 17: ASKEB KELUARGA RAHMA.docx

c. Evaluasi : Merupakan kegiatan yang membadingkan antara hasil

implementasi dengan kriteria dan standart yang telah ditetapkan untuk

melihat keberhasilannya. Bila hasil evaluasi tidak berhasil, sebagian perlu

disusun rencana keperawatan yang baru, evaluasi disusun menggunakan

SOAP.

2.4.6 Catatan Perkembangan

Berisi diagnosa baru dan catatan perkembangan disusun menggunakan SOAP

yang operasional dengan pengertian sebagai berikut:

S (subyektif) : Adalah ungkapan perasaan dan keluhan yang dirasakan

oleh keluarga.

O (obyektif) : Adalah keadaan obyektif dapat diidentifikasi dengan

menggunakan pengamatan.

A (assesment) : Adalah analisis bidan membandingkan dengan kriteriaa

dan standart yang mengacu pada tujuan rencana.

P (planning) : Adalah perencanaan selanjutnya setelah dilakukan

analisis.

BAB III

TINJAUAN KASUS

Page 18: ASKEB KELUARGA RAHMA.docx

3.1 PENGKAJIAN

Tanggal : 12-02-2015 Jam: 12.00 WIB Oleh : Yulia Rahma Nurhidayah

A. Data Subyektif

1. Data Umum

Kecamatan : Merakurak Pekerjaan : Petani

Kelurahan : Sumberjo Penghasilan : Rp 2000.000/bulan

RT : 01 Keadaan : Sehat

RW : 04 No. Induk : -

Nama : Tn. Suiran Umur : 37 th

Agama : Islam Pendidikan : SMA

Susunan anggota keluarga

Nama L/P Umur Hub dg

Keluarga

Pekerjaan/

Sekolah

Kead.

Kesh.

No.

KIA/

KB

Ny. Rumiati

By. Dani

Tn.Wirowidji

Ny. Suryati

P

L

L

P

28 thn

1,5 bln

57 thn

51 thn

Istri

Anak

Mertua

Mertua

IRT

-

Petani

IRT

Sehat

Sehat

Sehat

Sehat

-

-

-

-

Genogram keluarga

Keterangan

28 37

1,5 bln

5157

Page 19: ASKEB KELUARGA RAHMA.docx

: Laki-laki: Anak Kandung

: Perempuan : Tinggal dalam Satu

Rumah

: Menikah

2. Data Khusus

a. Imunisasi:

Nama

Anak

BCG Status Imunisasi Ket

Polio DPT HB Campak

1 2 3 4 1 2 3 1 2 3

By.

Dani - - - - - - - - -

b. Bila ada anggota keluarga yang sakit berobat ke :

Tn. Suiran mengatakan bahwa jika salah satu keluarga ada yang sakit

akan membawanya ke tempat pelayanan kesehatan, yaitu ke tempat

bidan terdekat atau polindes.

c. Jenis penyakit yang sering diderita :

Tn. Suiran mengatakan keluarganya tidak memiliki penyakit menahun,

menular atau menurun. Penyakit yang sering diderita adalah penyakit

ringan, seperti pegal linu, batuk, pilek, kepala pusing.

d. Riwayat antenatal dan natal :

No Suami UK Jns.

Pers.

Penol Penyul JK BB/

PB

H/M Meneteki

1. 1 9

bln

Normal Bidan - ♂ 2700

gram/

48 cm

H Ya

e. Pemeriksaan kehamilan ke :

Ny. Rumiyati mengatakan selama hamil memeriksakan kehamilannya

di bidan sebanyak 7 kali.

f. Kebiasaan menyapih umur :

Page 20: ASKEB KELUARGA RAHMA.docx

Ny. Rumiyati mengatakan dalam keluarga tidak ada batasan menyapih.

g. Pemberian makanan tambahan sejak usia :

Ny. Rumiyati mengatakan bahwa tidak memberikan Makanan

Pendamping ASI (PASI) pada bayinya, akan tetapi Ny. Rumiyati

memberikan susu formula 4-5x60 cc per hari pada bayinya.

h. Tanggapan terhadap KB :

Ny. Rumiyati tidak ikutserta dalam program KB namun berencana

mengikuti KB suntik 3 bulan.

i. Pola hidup

Makan : Ny. Rumiati mengatakan dalam keluarga makan 3x

sehari dengan menu nasi, lauk, sayur dan air putih 7-8

gelas perhari.

Aktivitas : Sehari-hari Tn. Suiran dan Bapak Mertuanya bekerja

sebagai petani, mulai bekerja sejak pagi sekitar pukul

07.00 pagi sampai sore pukul 16.00-17.00 WIB,

sedangkan Istri dan Ibu Mertuanya menghabiskan

waktu atau beraktivitas di rumah sebagai ibu rumah

tangga, mengurus rumah dan bayinya.

Eliminasi : Tn. Suiran mengatakan kebiasaan buang hajat seluruh

keluarga di WC.

Kebiasaan lain: Tn. Suiran mengatakan bahwa ia merokok di dalam

rumah.

j. Adat kebiasaan :

Tn. Suiran mengatakan dalam keluarganya memiliki kebudayaan

selametan, begitu juga dengan masyarakat sekitar, seperti tingkepan,

tahlilan, dll.

k. Penggunaan waktu senggang :

Tn. Suiran mengatakan memilki waktu senggang, seperti malam hari

atau ketika tidak sedang bekerja, waktu tersebut ia habiskan untuk

berkumpul bersama keluarga, mengobrol dengan tetangga sekitar

rumah, atau menonton televisi.

l. Situasi sosial budaya dan ekonomi :

Tn. Suiran mengatakan selama ini hubungannya dengan keluarga dan

tetangganya sangat baik. Bapak Suiran memilki penghasilan ±

Rp.2.000.000/bulan.

B. Data Obyektif

Page 21: ASKEB KELUARGA RAHMA.docx

a. Rumah

Luas : ± 180 m2 (P: 18 m, L: 10 m)

Jenis rumah : Berdekatan

Letak : Jauh dengan sarang vector

Dinding : Bata

Lantai : Semen

Cahaya : Terang

Jalan angina : Kurang

Jendela : Ada

Jumlah ruangan : 2 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1dapur, 1 ruang makan

b. Air Minum

Asal : Sumur

Nilai air : Bersih

c. Pembuangan sampah :

Tn. Suiran mengatakan bahwa mereka biasanya mengolah sampah dengan

cara dibakar.

d. Jamban dan kamar mandi :

Tn. Suiran mengatakan keluarga memiliki kamar mandi dan jamban.

e. Pekarangan dan selokan

Pengaturan : Teratur

Kebersihan : Bersih

Air limbah : Kotor

Peralatan pekarangan : Ada

f. Kandang ternak :

Tn. Suiran mengatakan terdapat kandang kambing dibelakang rumah.

g. Denah rumah dan keterangan :

7 6

5

2 4 3

1

Keterangan :

8

Page 22: ASKEB KELUARGA RAHMA.docx

1. Ruang Tamu

2. Kamar tidur

3. Kamar tidur

4. Ruang Tengah

5. Ruang Makan

6. Kamar Mandi

7. Dapur

8. Kandang Kambing

3.2 INTERPRETASI DATA DASAR

3.2.1 Diagnosa

3.2.1.1 Diagnosa I

Rendahnya kesadaran orang tua tentang pentingnya ASI eksklusif.

Data Dasar :

- Ibu mengatakan memberikan susu formula pada bayinya mulai

diberikan sejak lahir.

3.2.1.2 Diagnosa II

Rendahnya kesadaran tentang bahaya merokok.

Data Dasar :

- Bapak mengatakan bahwa dirinya merokok di dalam rumah.

- Merokok sudah menjadi kebiasaan dalam keluarga.

- Kurangnya pengetahuan tentang bahaya merokok.

3.3 PERUMUSAN MASALAH

3.3.1 Diagnosa I

Potensial terjadi GE (diare) dikarenakan pemberian PASI sejak lahir

3.3.2 DiagnosaII

Potensial terjadi resiko penyakit saluran pernafasan pada keluarga terutama

pada bayi

3.4 SUSUNAN PRIORITAS MASALAH

Page 23: ASKEB KELUARGA RAHMA.docx

3.4.1 Susunan Prioritas Masalah

No Kriteria Rendahnya kesadaran

pemberian ASI Ekslusif

pada bayi usia <6 bulan

Ketidaksadaran

keluarga tentang

bahaya merokok

1.

2.

3.

4.

Sifat Masalah

Kemungkinan

Masalah untuk

Diubah

Potensi Masalah

untuk Dicegah

Menonjolnya

Masalah

3

2

3

3

5

4

3

4

TOTAL 11 16

Keterangan Nilai :

1 = Sangat Rendah

2 = Rendah

3 = Cukup

4 = Tinggi

5 = Sangat Tinggi

3.4.2 Prioritas Masalah

Berdasarkan analisa prioritas masalah diatas, maka dapat disimpulkan urutan

prioritas masalah sebagai berikut :

1. Rendahnya kesadaran tentang bahaya merokok

2. Rendahnya kesadaran pemberian ASI Ekslusif pada bayi usia <6 bulan

3.5 PROSES MANAJEMEN KEBIDANAN

3.5.1 Intervensi

Tanggal : 12 Februari 2015 Jam : 12.30 WIB

Dx :

- Rendahnya kesadaran tentang bahaya merokok.

- Rendahnya kesadaran orang tua tentang pentingnya ASI eksklusif.

Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan keluarga dapat

mengerti dan menerapkan tentang penjelasan yang diberikan.

Page 24: ASKEB KELUARGA RAHMA.docx

Jangka Pendek : Keluarga dapat mengerti tentang bahaya merokok dan

pentingnya ASI Eksklusif bagi bayi sebelum usia 6 bulan.

Jangka Panjang : Keluarga dapat mengurangi kebiasaan merokok terutama

dalam rumah dan sedikit demi sedikit mengikisi kebiasaan

atau kebudayaan memberikan PASI sebelum usia 6 bulan

pada bayi, dan dapat memulai ASI Eksklusif pada bayi

berikutnya serta juga.

Intervensi Rasional

1. Lakukan pendekatan dengan keluarga

2. Kaji penyebab ibu memberikan PASI

sebelum bayi berusia <6 bulan

3. Berikan penyuluhan tentang :

Bahaya merokok bagi perokok

dan orang-orang disekitarnya

terutama bagi bayi

4. Berikan penyuluhan tentang :

Pengertian ASI Eksklusif

Kandungan ASI Eksklusif yang

penting bagi bayi <6 bulan

Manfaat ASI Eksklusif pada bayi

<6 bulan

Pola makan bayi

5. Kerjasama dengan kader dan bidan

6. Lakukan kunjungan ulang

1. Keluarga dapat kooperatif

2. Menentukan tindakan selanjutnya

3. Menambah wawasan dan dapat

merubah pola hidup atau kebiasaan

sehari-hari untuk tidak merokok

4. Menambah wawasan pada ibu tentang

pentingnya ASI Eksklusif bagi bayi

5. Meningkatkan peran aktif masyarakat

dan mempermudah pemantauan

6. Untuk mengetahui perkembangan

dalam keluarga

3.5.2 Implementasi

Jam Implementasi TTD

12.35

12.40

1. Melakukan pendekatan dengan keluarga dengan memperkenalkan

diri dan bersikap ramah

2. Memberikan HE kepada keluarga tentang bahaya merokok, yaitu :

Meningkatnya resiko kanker paru-paru dan serangan jantung

Meningkatnya resiko penyakit saluran pernafasan seperti

radang paru-paru dan bronchitis

Iritasi pada mata yang menyebabkan rasa sakit dan pedih

Page 25: ASKEB KELUARGA RAHMA.docx

13.10

13.15

13.45

13.55

Bersin dan batuk-batuk karena alergi

Sakit pada tekak, esofagus, kerongkongan dan tenggorokan

Sakit kepala sebagai reaksi penolakan nikotin

Asap rokok lebih berbahaya lagi jika dihisap oleh bayi, akibatnya

adalah :

Mengalami gangguan dan penyakit pernafasan

Terganggunya perkembangan kecerdasan anak, baik motorik

maupun

Kognitif

Terjangkitnya penyakit telinga

Bisa meningkatkan resiko penyakit leukimia sebanyak dua kali

lipat

Meningkatkan resiko kanker otak hingga 22%

Bayi akan lebih mudah lelah karena oksigen yang tidak terserap

sempurna

Sindrom kematian secara mendadak

3. Mengkaji penyebab anak tidak diberikan ASI Ekslusif, yaitu ibu

mengatakan anaknya masih menangis jika hanya diberikan ASI saja.

4. Memberikan HE kepada ibu tentang ASI Eksklusif, yaitu :

ASI Ekslusif adalah pemberian ASI saja sampai usia bayi 6

bulan.

Kandungan ASI Eksklusif adalah sudah sesuai dengan

kebutuhan bayi, jadi tidak perlu makanan tambahan apapun,

karena ASI saja sudah cukup.

Manfaat ASI eksklusif yaitu memberikan kekebalan pada bayi,

sehingga bayi tidak mudah terjangkit penyakit, mudah dicerna

oleh saluran makanan bayi, bersih, ekonomis dan praktis.

Pola makan bayi : 0-6 bulan ASI saja, 6-12 bulan ASI + MP-

ASI berupa makanan lembek, 1-2 tahun ASI + Makanan

keluarga, >2 tahun dapat diberikan makanan keluarga ditambah

susu sesuai usia balita.

5. Melakukan kerja sama dengan kader dan bidan dalam pemberian

Health Education kepada keluarga.

6. Melakukan kunjungan ulang.

Page 26: ASKEB KELUARGA RAHMA.docx

3.5.3 Evaluasi

Tanggal : 12 Februari 2015 Jam : 14.15 WIB

S : Keluarga mengatakan bahwa ia telah paham dengan penjelasan yang

disampaikan oleh petugas kesehatan.

O : Keluarga dapat mengulang apa yang telah disampaikan oleh petugas

dan dapat menjawab pertanyaan dari petugas.

A :

- Rendahnya kesadaran tentang bahaya merokok.

- Rendahnya kesadaran orang tua tentang pentingnya ASI eksklusif.

P : Kerjasama dengan kader dan bidan untuk memberikan HE

3.6 Catatan Perkembangan

Kegiatan TTD

Tanggal : 13 Februari 2015 Jam : 10.00 WIB

- S : Keluarga mengatakan sudah mengerti tentang pentingnya ASI

eksklusif dan bahaya merokok bagi kesehatan.

- O : Keluarga dapat menjawab pertayaan yang diajukan oleh petugas

yang berhubungan dengan ASI eksklusif dan bahaya merokok.

- A :

Rendahnya kesadaran tentang bahaya merokok.

Rendahnya kesadaran orang tua tentang pentingnya ASI

eksklusif.

- P :

Lakukan kunjungan lagi untuk memantau perkembangan

keluarga.

Kerjasama dengan kader dan bidan desa untuk memotivasi

keluarga untuk menerapkan ASI Ekslusif dan tidak merokok

dalam rumah.

Tanggal : 14 Februari 2015 Jam : 11.00 WIB

- S : Keluarga mengatakan sudah mengerti tentang pentingnya ASI

eksklusif dan bahaya merokok bagi kesehatan.

- O : Keluarga dapat menjawab pertayaan yang diajukan oleh petugas

yang berhubungan dengan ASI eksklusif dan bahaya merokok.

- A :

Rendahnya kesadaran tentang bahaya merokok.

Rendahnya kesadaran orang tua tentang pentingnya ASI

Page 27: ASKEB KELUARGA RAHMA.docx

eksklusif.

- P : Kerjasama dengan toma, bidan dan kader desa agar keluarga

memiliki menerapkan ASI Ekslusif pada bagi <6 bulan dan tidak

merokok dalam rumah

Tanggal : 15 Februari 2015 Jam : 11.00 WIB

- S : Keluarga mengatakan sudah mengerti tentang pentingnya ASI

eksklusif dan bahaya merokok bagi kesehatan.

- O : Keluarga dapat menjawab pertayaan yang diajukan oleh petugas

yang berhubungan dengan ASI eksklusif dan bahaya merokok.

- A :

Rendahnya kesadaran tentang bahaya merokok.

Rendahnya kesadaran orang tua tentang pentingnya ASI

eksklusif.

- P : Kerjasama dengan toma, bidan dan kader untuk mengawasi

kebiasaan keluarga merokok dan terus memberikan motivasi dalam

memberikan ASI Ekslusif.

Page 28: ASKEB KELUARGA RAHMA.docx

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Keluarga merupakan sistem social karena terdiri dari kumpulan dua orang

atau lebih yang mempunyai peran social yang berbeda dengan cirri saling

berhubungan dan ketergantungan antar individu (suprayitno, 2004)

Dilihat dari segi kesehatan, masalah merokok di dalam rumah memang sudah

menjadi kebiasaan masyarakat tanpa menghiraukan akibat dari bahaya merokok

bagi diri sendiri (perokok aktif) maupun bagi orang lain di sekitar (perokok

pasif).

ASI eksklusif adalah pemberian ASI (Air Susu Ibu) sedini mungkin setelah

persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain, walaupun

hanya air putih, sampai bayi berurumur 6 bulan. ASI merupakan nutrisi yang

dapat mencukupi bayi dan mempunyai banyak manfaat.

4.2 Saran

- Mahasiswa

Dapat menerapkan antara teori dengan praktek dan dapat melaksanakan

sesuai dengan asuhan kebidanan.

- Pendidikan

Memperbanyak sumber pustaka agar lebih mudah dalam penyusunan laporan

dan menambah pengetahuan.

- Lahan praktik

Dapat meningkatkan fasilitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan

meningkatkan profesionalisme kerja.

- Masyarakat

Dapat memahami semua apa yang telah disampaikan oleh mahasiswa PKL

dan menerapkan apa yang telah dipahami, meningkatkatkan kesadaran hidup

sehat bagi diri sendiri, keluarga, dan masyarakat sekitar.