19
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa. yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan sebuah makalah Anestesi Lokal, dengan judul “Macam-macam Anestesi Lokal beserta Indikasi dan Kontraindikasinya”. Melalui kata pengantar ini kami lebih dahulu mohon maaf apabila terdapat kekurangan atau kesalahan kata pada makalah ini. Dengan ini kelompok kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terimakasih dan semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat. Jakarta, 12 November 2013 Penulis 1

anestesi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

anestesi

Citation preview

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa. yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan sebuah makalah Anestesi Lokal, dengan judul Macam-macam Anestesi Lokal beserta Indikasi dan Kontraindikasinya. Melalui kata pengantar ini kami lebih dahulu mohon maaf apabila terdapat kekurangan atau kesalahan kata pada makalah ini. Dengan ini kelompok kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terimakasih dan semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.

Jakarta, 12 November 2013

Penulis

DAFTAR ISIKATA PENGANTAR1DAFTAR ISI2BAB I PENDAHULUAN0. LATAR BELAKANG30. TUJUAN PENULISAN30. RUANG LINGKUP PENULISAN4

BAB II PEMBAHASAN2.1 GOLONGAN ANESTETIKUM LOKAL52.2 MACAM ANESTESI LOKAL INDIKASI DAN KONTRA INDIKASINYA 72.3 INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI ANESTETIKUM LOKAL 10

BAB III PENUTUPAN3.1 KESIMPULAN13

DAFTAR PUSTAKA14

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

Anestesi lokal sangat erat kaitannya dengan bidang kedokteran gigi dalam melaksanakan tindakan-tindakan seperti pencabutan gigi. Definisi dari anestesi lokal ini sendiri adalah cara menghilangkan rasa sakit setempat dengan memakai suatu zat yang merintangi penerusan impuls ke susunan saraf pusat tanpa menghilangkan kesadaran.

Anestesi lokal terdiri dari 3 macam yaitu anestesi lokal topikal, anestesi lokal infiltrasi, dan anestesi lokal blok. Masing-masing dari macam anestesi lokal tersebut mempunyai indikasi dan kontraindikasi masing-masing. Zat anestesi lokal mempunyai sifat yang umum yaitu pertama, menghambat hantararan saraf, bila dikenakam dengan konsentrasi cukup, bila zat anestetikum dikenakan pada kortex motoris, impuls yang dialirkan dari daerah tersebut terhenti dan bila disuntikan kekulit maka transmisi impuls sensorik terhambat. Dan yang kedua, zat anestetikum bersifat reversible, karena fungsi saraf dapat pulih tanpa disertai kerusakan serabut atau sel saraf.

Anestetikum lokal dibagi menjadi 2 golongan yaitu golongan ester dan golongan amide. Larutan anestesi lokal yang digunakan dalam bidang kedokteran gigi umumnya mengandung 4 zat yaitu: zat anestetikum, zat vasokonstriktor, zat stabilator, dan zat pengawet. Zat anestesi yang ideal mempunyai 4 kandungan zat diatas.

1.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah:1. Pembaca mengetahui golongan dari anestetikum lokal2. Pembaca mengetahui macam-macam anestesi lokal3. Pembaca mengetahui indikasi dan kontraindikasi dari macam-macam anestesi lokal diatas

1.3 Ruang Lingkup Penulisan

Agar penulisan makalah ini dapat terarah dengan baik dan mencapai tujuan awalnya maka kami membatasi pembahasan dalam penulisan makalah ini, yaitu:1. Golongan anestetikum lokal2. Macam-macam anestesi lokal3. Indikasi dan kontraindikasi dari macam-macam anestesi lokal tersebut

BAB IIISI

2.1 Golongan Anestetikum LokalAnestetikum lokal mempunyai dua golongan yaitu golongan ester dan golongan amide. Golongan ester umumnya kurang stabil dan mudah mengalami metabolisme dibandingkan dengan golongan amide, sehingga golongan ster lebih sering menyebabkan alergi jika digunakan pada pasien. Anestetikum lokal yang sintesis bersifat vasodilatasi, dan kokain merupakan satu-satunya anestetikum lokal yang bersifat vasokonstriksi.1. Golongan Ester

a. KokainKokain berasal dari daun Erythroxylon Coca dan bersifat vasokonstriksi. Lama kerja dari kokain selama 4-20 menit. Pada dosis tinggi kokain menstimulasi susunan saraf pusat dengan gejala-gejala yang ditimbulkan seperti: gelisah, tegang, meningkatkan kapasitas untuk bekerja karena kehilangan perasaan lelah dan menyebabkan adiksi atau ketagihan, disusul dengan depresi dan berhentinya pernafasan serta nekrosis jaringan. Maka dari itu kokain hanya digunakan sebagai anestei topikal untuk pembedahan hidung atau mata.

b. Prokain (Novokain)Prokain disintesis dan diperkenalkan dengan nama dagang novokain. Lama kerja prokain selama 30-60 menit. Sebagai anestetik lokal, prokain pernah digunakan untuk anestesi infiltrasi, anestesi blok saraf, anestesi spinal, anestesi epidural, dan anestesi kaudal. Namun karena potensinya rendah, mula kerja lambat, serta masa kerja pendek maka penggunaannya sekarang hanya terbatas pada anestesi infiltrasi dan kadang- kadang untuk anestesi blok saraf. Di dalam tubuh prokain akan dihidrolisis menjadi PABA (Para Amino Benzoik Acid) yang dapat menghambat kerja sulfonamik. Efek samping yang sering terjadi yaitu hipersensitif/alergi yang terkadang pada dosis rendah sudah menimbulkan anaphilaktik shock yang jika tidak cepat ditangani dapat menimbulkan kematian

c. TetrakainMempunyai khasiat 10 kali lebih kuat dari prokain, mulai kerjanya cepat dan berlangsung lama. Resorbi pada mukosa lebih baik daripada prokain. Karena bersifat toksis maka jarang dipakai sebagai obat suntik, tapi dalam bentuk salep atau obat tetes mata dengan dosis rendah.

d. BenzokainZat anestesi ini resorbsinya lama dan khasiat anestesinya lemah sehingga digunakan dalam bentuk salep atau bedak talek. Mempunyai kegunaan untuk menghilangkan gatal-gatal dan rasa nyeri.

e. ButakainMempunyai khasiat yang sama dengan kokain. Mempunyai masa kerja yang lama dan mula kerjanya cepat. Digunakan sebagai obat mata dan dibidang THT.

2. Golongan Amide

a. Lidokain (Lignokain/Xylokain)Senyawa amide ini adalah zat pilihan utama untuk anestetikum lokal. Dibanding dengan prokain, lidokain mempunyai khasiat yang lebih kuat, kerjanya lebih cepat dam bertahan lebih lama. Lama kerjanya 60-90 menit. Konsentrasi yang dipakai yaitu 2%. Dosis yang digunakan tanpa vasokonstriktor yaitu 4,4 mg/kg berat badan, dengan vasokonstriktor 7mg/kg. Efek samping lidokain biasanya berkaitan dengan efeknya terhadap SSP, misalnya mengantuk, pusing, parastesia, kedutan otot, gangguan mental, dan koma.

b. PrilokainMulai bekerja dan kekuatan sama dengan lidokain, toksisitas terhadap SSP lebih ringan, penggunaan intravena blokade regional lebih aman. Prilokain juga menimbulkan kantuk seperti lidokain. Konsentrasinya adalah 4%. Dosis maksimalnya 7,9 mg/kg berat badan.

c. MepivakainMulai kerja dan kekuatan sama dengan lidokain tetapi masa kerjanya sedikit lebih lama. Konsentrasinya yaitu 2%, pada orang dewasa indeks terapinya lebih tinggi daripada lidokain. Dosis maksimal 6,6 mg/kg berat badan.

d. BupivakainMempunyai kekuatan 4 kali lebih kuat dari lidokain. Dosis maksimalnya yaitu 2mg/kg berat badan.

2.2 Macam Anestesi Lokal dan Indikasi serta KontraindikasinyaAnestesi lokal mempunyai 3 macam yaitu:1. Topikal Anestesi:Topikal anestesi adalah anestesi yang diberikan disekitar ujung-ujung saraf.a. Mempunyai bentuk:1. Bentuk Spray (chloretyl, xylokain)2. Bentuk cairan3. Bentuk salep

b. Indikasinya:1. Pencabutan gigi susu atau gigi tetap dengan goyang 3-4 derajat. Gerakan pencabutannya harus cepat.2. Cara pemakaian: chloretylGinggiva bagian bukal/labial dan ginggiva bagian palatal/lingual, dikeringkan lebih dulu, kemudian kapas diberi chloretyl dengan jalan menyemprotkan dan kapas ditaruh dibagian bukal dan palatal untuk gigi atas, sedangkan untuk gigi bawah kapas yang sudah dberikan chloretyl dtaruh disebelah bukal/labial dan lingual.3. Untuk insisi abses, daerah abses dikeringkan kemudian chloretyl disemprotkan langsung dengan jarak 5cm4. Untuk test pulpa, untuk melihat apakah gigi masih vital/non vital dengan cara menempelkan kapas yang telah disemprotkan chloretyl ke kavitas gigi. Bila pasien merasa ngilu berarti pulpa masih hidup.5. Sebelum dilakukan penyuntikan kepada pasien yang sensitif atau takut.

2. Infiltrasi AnestesiYaitu anestesi yang diberikan di sekitar serabut saraf atau cabang-cabang saraf yang kecil.a. Macamnya:1. Submukosa injeksiYaitu penyuntikan dilakukan dibawah mukosa membran2. Supraperiostal injeksiYaitu penyuntikan dilakukan disebelah luar/diatas periosteum.3. Sub periostal injeksiPenyuntikan dilakukan diantara periosteum dan cortical plate. Penyuntikan ini sukar dan sakit sekali.4. Interseptal injeksiJarum suntik dimasukkan pada papil gigi dan terus ke tulang yang lunak pada alveolar crest (puncak tulang alveolar).5. Intraoseus injeksiTerlebih dahulu dilakukan supraperiostal injeksi kemudian mukosa diinsisi dan dibuat flap lalu tulang alveolar dibor baru jarum dimasukan kedalam tulang.6. Perisemental injeksiPenyuntikan dilakukan pada tepi jaringan periodonsium. Kalau blok anestesi tidak berhasil maka perisemental injeksi sebagai tambahan suntikan.

b. Indikasi: 1. Natal tooth/neonatal tooth - Natal tooth : gigi erupsi sebelum lahir.- Neonatal tooth : gigi erupsi setelah 1 bulan lahir dan biasanya gigi: Mobiliti Dapat mengiritasi : menyebabkan ulserasi pada lidah Mengganggu untuk menyusui2. Gigi dengan karies luas, karies mencapai bifurkasi dan tidak dapat di restorasi sebaiknya dilakukan pencabutan. Kemudian dibuatkan space maintainer.3. Infeksi di periapikal atau di interradikular dan tidak dapat disembuhkan kecuali dengan pencabutan.4. Gigi yang sudah waktunya tanggal dengan catatan bahwa penggantinya sudah mau erupsi.5. Gigi sulung yang persistensi.6. Gigi sulung yang mengalami impacted, karena dapat menghalangi pertumbuhan gigi tetap.7. Gigi yang mengalami ulkus decubitus.8. Untuk perawatan ortodonsi.9. Supernumerary tooth.10. Gigi penyebab abses dentoalveolar.

c. Kontraindikasi:Ada beberapa kasus dimana penggunaan anestesi infiltrasi tidak diperbolehkan, kasus-kasus ini perlu diketahui sehingga gejala-gejala yang tidak menyenangkan dan akibat yang tidak diinginkan bisa dihindari. Kontra indikasi antara lain :1. Anak yang sedang menderita infeksi akut di mulutnya. Misalnya akut infektions stomatitis, herpetik stomatitis. Infeksi ini disembuhkan dahulu baru dilakukan pencabutan.2. Blood dyscrasia atau kelainan darah, kondisi ini mengakibatkan terjadinya perdarahandan infeksi setelah pencabutan.3. Pada penderita penyakit jantung. Misalnya : Congenital heart disease, rheumatic heart disease yang akut.kronis, penyakit ginjal/kidney disease.4. Pada penyakit sistemik yang akut pada saat tersebut resistensi tubuh lebih rendah dan dapat menyebabkan infeksi sekunder.5. Adanya tumor yang ganas, karena dengan pencabutan tersebut dapat menyebabkan metastase.6.Pada penderita Diabetes Mellitus (DM), tidaklah mutlak kontra indikasi.7.Kurangnya kerjasama atau tidak adanya persetujuan dari pihak penderita.3. Blok AnestesiSecara garis besar blok anestesi ada 2 macam yaitu nerve blok (anestesi diberikan disekitar batang saraf) dan field blok (anestesi yang diberikan disekitar cabang batang saraf yang besar).a.Macamnya:1. Blok anestesi rahang atas:- Infra orbital blok anestesi- Naso palatinal blok anestesi- Zygomatik blok Posterior superior alveolar blok- High tuberosity- Foramen palatinus mayus blok = greater palatal canal teknik

2. Blok anestesi rahang bawah: Mandibular blok = alveolar inferior nerve blok Mental blok Insisive blok Lingual blok Long bukal blok

b.Indikasi:1. Dapat menganestesi tempat-tempat yang merupakan kontraindikasi Injeksi Supraperiosteal.Jika sulit melakukan anestesi gigi atas dengan menggunakan Injeksi Supraperiosteal atau jika diperlukan anestesi untuk beberapa gigi sekaligus, akan lebih efektif bila digunakan Injeksi Infraorbital atau Zigomatik.2. Bila penderita dalam keadaan trismus sehingga tidak dapat membuka mulut lebar (untuk mandibular blok anestesi ekstraoral).3. Bila daerah tempat masuknya jarum suntik terdapat peradangan seperti perikoronitis (untuk mandibular blok anestesi ekstraoral).

c. Kontraindikasi:1. Pasien dengan pendarahan, walaupun pendarahan yang terkontrol.2.3 Indikasi dan Kontraindikasi Anestesi Lokal Secara Umum 1. Indikasi anestesi lokal:a. Pencabutan gigib. Alveolektomi atau alveolotomi Alveolektomi yaitu pengambilan tulang akveolar yang menonjol/eksotosis. Alveolotomi yaitu pengambilan atau pemotongan tulang alveolar kemudian membentuknya kembali, misalnya tulang maksila yang terlalu protrusi.c. Odontektomi, yaitu pengambilan atau pengangkatan gigi yang impaksi.d. Apeks resesi, yaitu pemotongan apeks gigi yang biasana terdapat granuloma atau kista.e. Insisi atau drainase suatu abses, yaitu memberi jalan supaya pus/nanah dapat keluar.f. Operasi kista atau tumor didalam mulut.g. Pengasahan gigi untuk pembuatan crown dan bridge.h. Untuk perawatan vital pulpektomi, perawatan endodontik secara vital.

2. Kontraindikasi anestesi lokal:a. Anak-anak di bawah umur yang tidak mengenal dan tidak mengerti akibat anestesib. Pasien penderita cacat mentalc. Adanya infeksi akut pada daerah operasi yang dapat menyebabkan penyebaran infeksi melalui rusaknya daya pertahanan alami dan jarang dapat menimbulkan efek anastesid. Terdapat inflamasi pada daerah tempat penyuntikane. Pasien yang tidak dapat membuka mulut dengan lebar, misalnya : Trismus Fraktur tulang rahang Ankilosis temporomandibula, dllf. Kehamilan triwulan I & III stress -> dapat menyebabkan kontraksi pada rahimMekanismenya : Vasokonstriktor relypressin mempunyai efek oksitoksik ringan, sehingga dapat menganggu sirkulasi fetus dan mempercepat kelahiran. Umumnya anastesi pada ibu hamil cukup aman asalkan diberikan dengan hati-hati. Namun sebaiknya dibatasi perawatan yang hanya diperlukan saja, operasi dan restorasi ditunda setelah persalinang. Pasien dengan penyakit sistemik yang tidak terkontrol, misalnya : Diabetes Melitus (DM) tidak terkontrol Hipertensi tidak terkontrol Penyakit Jantung tidak terkontrol Hyperthyroid tidak terkontrolh. Pasien dengan penyakit asma yang sedang kambuhi. Pasien penderita hepatitis akut, yang akan mengakibatkan zat anestetikum metabolisme dan destruksi di hatij. Pasien dengan penyakit ginjal akutk. Pasien penderita penyakit gangguan darah yang langka seperti hemofilia, penyakit Chrsitmas atau penyakit von Willebrand (karena akan timbul resiko terjadinya perdarahan di daerah injeksi atau suntikan)l. Pasien yang alergi terhadap bahan anestesi lokalm. Pasien yang tidak kooperatifn. Kurangnya kerjasama atau tidak adanya persetujuan dari pihak penderitao. Kurangnya tenaga terampil yang mampu mengatasi atau mendukung teknik tertentu

BAB IIIKESIMPULAN

Anestesi lokal sangat erat kaitannya dengan bidang kedokteran gigi dalam melakukan tindakan-tindakan yang memerlukan anestesi. Anestesi lokal yang ideal mempunyai kandungan zat anestesi, zat vasokonstriktor, zat stabilator dan zat pengawet didalamnya. Anestesi lokal dibagi menjadi dua golongan yaitu golongan ester dan golongan amide.Anestesi terdiri dari 3 macam yaitu anestesi lokal topikal, anestesi lokal infiltrasi, dan anestesi lokal blok. Masing-masing dari anestesi lokal tersebut mempunyai indikasi dan kontraindikasi yang harus diperhatikan saat penggunaannya agar anestesi tersebut dapat bekerja dan berjalan dengan baik sehingga tindakan yang dilakukan mendapatkan hasil yang bagus.

DAFTAR PUSTAKA1. Anestesi Lokal Infiltrasi, tersedia di:http://dentistexellent.wordpress.com/kesehatan-gigi/oral-sugery/anastesi-infiltrasi/ (dikunjungi pada tanggal 10 November 2013)2. Anestesi Lokal Topikal, tersedia di:dokter-gigi-semarang.blogspot.com/2013/08/anestesi-lokal-bentuk-dan-cara-topikal.html (dikunjungi pada tanggal 10 November 2013)3. Untary, drg. Buku Penuntun Kuliah Anestesi Lokal. 2001. FKG UPDMB4. Indikasi dan Kontraindikasi pada anestesi lokal, tersedia di: http://techa-rahma.blogspot.com/p/indikasi-kontra-indikasi-obat-anastesi.html (dikunjungi pada tanggal 9 November 2013)

5