26
Anatomi dan Fisiologi Sistem Endokrin Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama- sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu. Misalnya, medulla adrenal dan kelenjar hipofise posterior yang mempunyai asal dari saraf (neural). Jika keduanya dihancurkan atau diangkat, maka fungsi dari kedua kelenjar ini sebagian diambil alih oleh sistem saraf. Bila sistem endokrin umumnya bekerja melalui hormon, maka sistem saraf bekerja melalui neurotransmiter yang dihasilkan oleh ujung-ujung saraf. A. Struktur Terdapat dua tipe kelenjar yaitu eksokrin dan endokrin. Kelenjar eksokrin melepaskan sekresinya ke dalam duktus pada permukaan tubuh, seperti kulit, atau organ internal, seperti lapisan traktus intestinal. Kelenjar endokrin termasuk hepar, pankreas (kelenjar eksokrin dan endokrin), payudara, dan kelenjar lakrimalis untuk air mata. Sebaliknya, kelenjar endokrin melepaskan sekresinya langsung ke dalam darah. Kelenjar endokrin termasuk : 1. Pulau Langerhans pada Pankreas

Anatomi Dan Fisiologi Tiroid

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Anatomi Dan Fisiologi Tiroid

Anatomi dan Fisiologi Sistem Endokrin

Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan

fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis tubuh.

Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik

tertentu. Misalnya, medulla adrenal dan kelenjar hipofise posterior yang mempunyai asal dari

saraf (neural). Jika keduanya dihancurkan atau diangkat, maka fungsi dari kedua kelenjar ini

sebagian diambil alih oleh sistem saraf.

Bila sistem endokrin umumnya bekerja melalui hormon, maka sistem saraf bekerja

melalui neurotransmiter yang dihasilkan oleh ujung-ujung saraf.

A. Struktur

Terdapat dua tipe kelenjar yaitu eksokrin dan endokrin. Kelenjar eksokrin melepaskan

sekresinya ke dalam duktus pada permukaan tubuh, seperti kulit, atau organ internal, seperti

lapisan traktus intestinal. Kelenjar endokrin termasuk hepar, pankreas (kelenjar eksokrin dan

endokrin), payudara, dan kelenjar lakrimalis untuk air mata. Sebaliknya, kelenjar endokrin

melepaskan sekresinya langsung ke dalam darah.

Kelenjar endokrin termasuk :

1. Pulau Langerhans pada Pankreas

2. Gonad (ovarium dan testis)

3. Kelenjar adrenal, hipofise, tiroid dan paratiroid, serta timus

B. Hormon dan fungsinya

Kata hormon berasal dari bahasa Yunani hormon yang artinya membuat gerakan atau

membangkitkan. Hormon mengatur berbagai proses yang mengatur kehidupan. Sistem endokrin

mempunyai lima fungsi umum :

Page 2: Anatomi Dan Fisiologi Tiroid

1. Membedakan sistem saraf dan sistem reproduktif pada janin yang sedang berkembang

2. Menstimulasi urutan perkembangan

3.Mengkoordinasi sistem reproduktif

4. Memelihara lingkungan internal optimal

5. Melakukan respons korektif dan adaptif ketika terjadi situasi darurat

C. Klasifikasi

Dalam hal struktur kimianya, hormon diklasifikasikan sebagai hormon yang larut dalam

air atau yang larut dalam lemak. Hormon yang larut dalam air termasuk polipeptida (mis.,

insulin, glukagon, hormone adrenokortikotropik (ACTH), gastrin) dan katekolamin (mis.,

dopamin, norepinefrin, epinefrin)Hormon yang larut dalam lemak termasuk steroid (mis.,

estrogen, progesteron, testosteron, glukokortikoid, aldosteron) dan tironin (mis., tiroksin).

Hormon yang larut dalam air bekerja melalui sistem mesenger-kedua, sementara hormon steroid

dapat menembus membrane sel dengan bebas.

D. Karakteristik

Meskipun setiap hormon adalah unik dan mempunyai fungsi dan struktur tersendiri,

namun semua hormon mempunyai karakteristik berikut.Hormon disekresi dalam salah satu dari

tiga pola berikut (1) sekresi diurnal adalah pola yang naik dan turun dalam periode 24 jam.

Kortisol adalah contoh hormon diurnal. Kadar kortisol meningkat pada pagi hari dan turun pada

malam hari. (2) Pola sekresi hormonal pulsatif dan siklik naik turun sepanjang waktu tertentu,

seperti bulanan. Estrogen adalah non siklik dengan puncak dan lembahnya menyebabkan siklus

menstruasi. (3) Tipe sekresi hormonal yang ketiga adalah variabel dan tergantung pada kadar

subtrat lainnya. Hormon paratiroid disekresi dalam berespons terhadap kadar kalsium serum.

Hormon bekerja dalam sistem umpan balik. Loop umpan balik dapat positif atau negatif

dan memungkinkan tubuh untuk dipertahankan dalam situasi lingkungan optimal. Hormon

mengontrol laju aktivitas selular. Hormon tidak mengawali perubahan biokimia. Hormon hanya

Page 3: Anatomi Dan Fisiologi Tiroid

mempegaruhi sel-sel yang mengandung reseptor yang sesuai, yang melalukan : fungsi spesifik.

Hormon mempunyai fungsi dependen dan interdependen. Pelepasan hormon dari satu kelenjar

sering merangsang pelepasan hormone dari kelenjar lainnya. Hormone secara konstan di

reactivated oleh hepar atau mekanisme lain dan diekskresi oleh ginjal.

E. Regulasi Peran hipotalamus dan kelenjar hipofise

Dua kelenjar endokrin yang utama ádalah hipotalamus dan hipofise. Aktivitas endokrin

dikontrol secara langsung dan tak langsung oleh hipotalamus, yang menghubungkan sistem

persarafan dengan sistem endokrin. Dalam berespons terhadap input dari area lain dalam otak

dan dari hormon dalam dalam darah, neuron dalam hipotalamus mensekresi beberapa hormon

realizing dan inhibiting. Hormon ini bekerja pada sel-sel spesifik dalam kelenjar pituitary yang

mengatur pembentukan dan sekresi hormon hipofise. Hipotalamus dan kelenjar hipofise

dihubungkan oleh infundibulum.Hormon yang disekresi dari setiap kelenjar endokrin dan kerja

dari masing-masing hormon. Perhatikan bahwa setiap hormon yang mempengaruhi organ dan

jaringan terletak jauh dari tempat kelenjar induknya. Misalnya oksitosin, yang dilepaskan dari

lobus posterior kelenjar hipofise, menyebabkan kontraksi uterus. Hormon hipofise yang

mengatur sekresi hormon dari kelenjar lain disebut hormon tropik. Kelenjar yang dipengaruhi

oleh hormon disebut kelenjar target. Sistem umpan balik Kadar hormon dalam darah juga

dikontrol oleh umpan balik negative manakala kadar hormon telah mencukupi untuk

menghasilkan efek yang dimaksudkan, kenaikan kadar hormon lebih jauh dicegah oleh umpan

balik negatif. Peningkatan kadar hormone mengurangi perubahan awal yang memicu pelepasan

hormon. Misalnya peningkatan sekresi ACTH dari kelenjar pituitari anterior merangsang

peningkatan pelepasan kortisol dari korteks adrenal, menyebabkan penurunan pelepasan ACTH

lebih banyak. Kadar substansi dalam darah selain hormon juga memicu pelepasan hormon dan

dikontrol melalui Sistem umpan balik. Pelepasan insulin dari pulau langerhan di pankreas

didorong oleh kadar glukosa darah. Aktivasi sel-sel targetManakala hormon mencapai sel target,

hormon akan mempengaruhi cara sel berfungsi dengan satu atau dua metoda, pertama melalui

penggunaan mediator intraselular dan kedua mengaktifkan gen-gen di dalam sel. Salah satu

mediator intraselular adalah cyclic adenosine monophosphate (cAMP), yang berikatan dengan

permukaan dalam dari membran sel. Ketika hormon melekat pada sel, kerja sel akan mengalami

sedikit perubahan. Misalnya, ketika hormon pankreatik glukagon berikatan dengan sel-sel hepar,

Page 4: Anatomi Dan Fisiologi Tiroid

kenaikan kadar AMP meningkatkan pemecahan glikogen menjadi glukosa. Jika hormon

mengaktifkan sel dengan berinteraksi dengan gen, gen akan mensitesa mesenger RNA (mRNA)

dan pada akhirnya protein (mis., enzim, steroid). Substansi ini mempengaruhi reaksi dan proses

selular.

1. Struktur dan fungsi hipotalamus

Hipotalamus terletak di batang otak tepatnya di dienchepalon, dekat dengan

ventrikel otak ketiga (ventrikulus tertius). Hipotalamus sebagai pusat tertinggi sistem

kelenjar endokrin yang menjalankan fungsinya melalui humoral (hormonal) dan saraf.

Hormon yang dihasilkan hipotalamus sering disebut faktor R dan I mengontrol sintesa dan

sekresi hormone hipofise anterior sedangkan kontrol terhadap hipofise posterior

berlangsung melalui kerja saraf. Pembuluh darah kecil yang membawa sekret hipotalamus

ke hipofise disebut portal hipotalamik hipofise. Hormon-hormon hipotalamus antara lain:

a. ACTH : Adrenocortico Releasing Hormon

b. ACIH : Adrenocortico Inhibiting Hormon

c. TRH : Tyroid Releasing Hormon

d. TIH : Tyroid Inhibiting Hormon

e. GnRH : Gonadotropin Releasing Hormon

f. GnIH : Gonadotropin Inhibiting Hormon

g. PTRH : Paratyroid Releasing Hormon

h. PTIH : Paratyroid Inhibiting Hormon

i. PRH : Prolaktin Releasing Hormon

j. PIH : Prolaktin Inhibiting Hormon

k. GRH : Growth Releasing Hormon

l. GIH : Growth Inhibiting Hormon

m. MRH : Melanosit Releasing Hormon

n. MIH : Melanosit Inhibiting Hormon

Page 5: Anatomi Dan Fisiologi Tiroid

Hipotalamus sebagai bagian dari sistem endokrin mengontrol sintesa dan sekresi hormon-

hormon hipofise. Hipofise anterior dikontrol oleh kerja hormonal sedang bagian posterior

dikontrol melalui kerja saraf.

2. Struktur dan Fungsi Hipofise

Hipofise terletak di sella tursika, lekukan os spenoidalis basis cranii. Berbentuk oval

dengan diameter kira-kira 1 cm dan dibagi atas dua lobus Lobus anterior, merupakan bagian

terbesar dari hipofise kira-kira 2/3 bagian dari hipofise. Lobus anterior ini juga disebut

adenohipofise. Lobus posterior, merupakan 1/3 bagian hipofise dan terdiri dari jaringan saraf

sehingga disebut juga neurohipofise. Hipofise stalk adalah struktur yang menghubungkan

lobus posterior hipofise dengan hipotalamus. Struktur ini merupakan jaringan saraf.

Lobus intermediate (pars intermediate) adalah area diantara lobus anterior dan posterior,

fungsinya belum diketahui secara pasti, namun beberapa referensi yang ada mengatakan lobus

ini mungkin menghasilkan melanosit stimulating hormon (MSH). Secara histologis, sel-sel

kelenjar hipofise dikelompokan berdasarkan jenis hormon yang disekresi yaitu:

a. Sel-sel somatotrof bentuknya besar, mengandung granula sekretori, berdiameter 350- 500

nm dan terletak di sayap lateral hipofise. Sel-sel inilah yang menghasilkan hormon

somatotropin atau hormon pertumbuhan.

b. Sel-sel lactotroph juga mengandung granula sekretori, dengan diameter 27-350 nm,

menghasilkan prolaktin atau laktogen.

c. Sel-sel Tirotroph berbentuk polihedral, mengandung granula sekretori dengan diameter 50-

100 nm, menghasilkan TSH.

d. Sel-sel gonadotrof diameter sel kira-kira 275-375 nm, mengandung granula sekretori,

menghasilakan FSH dan LH. Ssel-sel kortikotrof diameter sel kira-kira 375-550 nm,

merupakan granula terbesar, menghasilkan ACTH.

e. Sel nonsekretori terdiri atas sel kromofob. Lebih kurang 25% “sel kelenjar hipofise tidak

dapat diwarnai dengan pewarnaan yang lazim digunakan dan karena itu disebut sel-sel

Page 6: Anatomi Dan Fisiologi Tiroid

kromofob. Pewarnaan yang sering dipakai adalah carmosin dan erytrosin. Sel foli-kular

adalah sel-sel yang berfolikel.Hipofise menghasilkan hormon tropik dan nontropik.

Hormon tropik akan mengontrol sintesa dan sekresi hormon kelenjar sasaran sedangkan

hormon nontropik akan bekerja langsung pada organ sasaran. Kemampuan hipofise dalam

mempengaruhi atau mengontrol langsung aktivitas kelenjar endokrin lain menjadikan

hipofise dijuluki master of gland.

3. Struktur dan Fungsi Kelenjar Tiroid

Kelenjar tiroid terletak pada leher bagian depan, tepat di bawah kartilago

krikoid, disamping kiri dan kanan trakhea. Pada orang dewasa beratnya lebih kurang 18 gram.

Kelenjar ini terdiri atas dua lobus yaitu lobus kiri kanan yang dipisahkan oleh isthmus.

Masing-masing lobus kelenjar ini mempunyai ketebalan lebih kurang 2 cm, lebar 2,5 cm dan

panjangnya 4 cm. Tiap-tiap lobus mempunyai lobuli yang di masing-masing lobuli terdapat

folikel dan parafolikuler. Di dalam folikel ini terdapat rongga yang berisi koloid dimana

hormon-hormon disintesa.kelenjar tiroid mendapat sirkulasi darah dari arteri tiroidea superior

dan arteri tiroidea inferior. Arteri tiroidea superior merupakan percabangan arteri karotis

eksternal dan arteri tiroidea inferior merupakan percabangan dari arteri subklavia. Lobus

kanan kelenjar tiroid mendapat suplai darah yang lebih besar dibandingkan dengan lobus kiri.

Dipersarafi oleh saraf adrenergik dan kolinergik. saraf adrenergik berasal dari ganglia

servikalis dan kolinergik berasal dari nervus vagus.

Kelenjar tiroid menghasilkan tiga jenis hormon yaitu T3, T4 dan sedikit kalsitonin.

Hormon T3 dan T4 dihasilkan oleh folikel sedangkan kalsitonin dihasilkan oleh parafolikuler.

Bahan dasar pembentukan hormon-hormon ini adalah yodium yang diperoleh dari makanan

dan minuman. Yodium yang dikomsumsi akan diubah menjadi ion yodium (yodida) yang

masuk secara aktif ke dalam sel kelenjar dan dibutuhkan ATP sebagai sumber energi. Proses

ini disebut pompa iodida, yang dapat dihambat oleh ATP- ase, ion klorat dan ion sianat.

Sel folikel membentuk molekul glikoprotein yang disebut Tiroglobulin yang kemudian

mengalami penguraian menjadi mono iodotironin (MIT) dan Diiodotironin (DIT). Selanjutnya

terjadi reaksi penggabungan antara MIT dan DIT yang akan membentuk Tri iodotironin atau

Page 7: Anatomi Dan Fisiologi Tiroid

T3 dan DIT dengan DIT akan membentuk tetra iodotironin atau tiroksin (T4). Proses

penggabungan ini dirangsang oleh TSH namun dapat dihambat oleh tiourea, tiourasil,

sulfonamid, dan metil kaptoimidazol. Hormon T3 dan T4 berikatan dengan protein plasma

dalam bentuk PBI (protein binding Iodine).

Fungsi hormon-hormon tiroid antara adalah:

a. Mengatur laju metabolisme tubuh. Baik T3 dan T4 kedua-duanya meningkatkan

metabolisme karena peningkatan komsumsi oksigen dan produksi panas. Efek ini

pengecualian untuk otak, lien, paru-paru dan testis

b. Kedua hormon ini tidak berbeda dalam fungsi namun berbeda dalam intensitas dan

cepatnya reaksi. T3 lebih cepat dan lebih kuat reaksinya tetapi waktunya lebih singkat

dibanding dengan T4. T3 lebih sedikit jumlahnya dalam darah. T4 dapat dirubah menjadi

T3 setelah dilepaskan dari folikel kelenjar.

c. Memegang peranan penting dalam pertumbuhan fetus khususnya pertumbuhan saraf dan

tulang

d. Mempertahankan sekresi GH dan gonadotropin

e. Efek kronotropik dan Inotropik terhadap jantung yaitu menambah kekuatan kontraksi otot

dan

menambah irama jantung.

f. Merangsang pembentukan sel darah merah

g. Mempengaruhi kekuatan dan ritme pernapasan sebagai kompensasi tubuh terhadap

kebutuhan oksigen akibat metabolisme.

h. Bereaksi sebagai antagonis insulin. Tirokalsitonin mempunyai jaringan sasaran

tulang dengan fungsi utama menurunkan kadar kalsium serum dengan menghambat

reabsorpsi kalsium di tulang. Faktor utama yang mempengaruhi sekresi kalsitonin adalah

kadar kalsium serum. Kadar kalsium serum yang rendah akan menekan ;pengeluaran

tirokalsitonin dan sebaliknya peningkatan kalsium serum akan merangsang pengeluaran

tirokalsitonin. Faktor tambahan adalah diet kalsium dan sekresi gastrin di lambung.

Page 8: Anatomi Dan Fisiologi Tiroid

1. Anatomi Tiroid:

Kelenjar tiroid merupakan kelenjar berwarna merah kecoklatan dan sangat vascular.

Terletak di anterior cartilago thyroidea di bawah laring setinggi vertebra cervicalis 5 sampai

vertebra thorakalis 1. Kelenjar ini terselubungi lapisan pretracheal dari fascia cervicalis dan

terdiri atas 2 lobus, lobus dextra dan sinistra, yang dihubungkan oleh isthmus. Beratnya kira2 25

gr tetapi bervariasi pada tiap individu. Kelenjar tiroid sedikit lebih berat pada wanita terutama

saat menstruasi dan hamil. Lobus kelenjar tiroid seperti kerucut. Ujung apikalnya menyimpang

ke lateral ke garis oblique pada lamina cartilago thyroidea dan basisnya setinggi cartilago trachea

4-5. Setiap lobus berukutan 5x3x2 cm. Isthmus menghubungkan bagian bawah kedua lobus,

walaupun terkadang pada beberapa orang tidak ada. Panjang dan lebarnya kira2 1,25 cm dan

biasanya anterior dari cartilgo trachea walaupun terkadang lebih tinggi atau rendah karena

kedudukan dan ukurannya berubah.

Secara embriologi, tahap pembentukan kelenjar tiroid adalah:

Page 9: Anatomi Dan Fisiologi Tiroid

Kelenjar tiroid mulanya merupakan dua buah tonjolan dari dinding depan bagian tengah

farings, yang terbentuk pada usia kelahiran 4 minggu. Tonjolan pertama disebut

pharyngeal pouch, yaitu antara arcus brachialis 1 dan 2. Tonjolan kedua pada foramen

ceacum, yang berada ventral di bawah cabang farings I.

Pada minggu ke-7, tonjolan dari foramen caecum akan menuju pharyngeal pouch melalui

saluran yang disebut ductus thyroglossus.

Kelenjar tiroid akan mencapai kematangan pada akhir bulan ke-3, dan ductus thyroglossus

akan menghilang. Posisi akhir kelenjar tiroid terletak di depan vertebra cervicalis 5, 6, dan

7.

Namun pada kelainan klinis, sisa kelenjar tiroid ini juga masih sering ditemukan di pangkal

lidah (ductus thyroglossus/lingua thyroid) dan pada bagian leher yang lain.

Kelenjar tiroid dialiri oleh beberapa arteri:

1.  A. thyroidea superior (arteri utama).

2.  A. thyroidea inferior (arteri utama).

3. Terkadang masih pula terdapat A. thyroidea ima, cabang langsung dari aorta atau A.

anonyma.

Kelenjar tiroid mempunyai 3 pasang vena utama:

1.  V. thyroidea superior (bermuara di V. jugularis interna).

2.  V. thyroidea medialis (bermuara di V. jugularis interna).

3.  V. thyroidea inferior (bermuara di V. anonyma kiri).

Aliran limfe terdiri dari 2 jalinan:

1.  Jalinan kelenjar getah bening intraglandularis

2.  Jalinan kelenjar getah bening extraglandularis

Page 10: Anatomi Dan Fisiologi Tiroid

Kedua jalinan ini akan mengeluarkan isinya ke limfonoduli pretracheal lalu menuju ke

kelenjar limfe yang dalam sekitar V. jugularis. Dari sekitar V. jugularis ini diteruskan ke

limfonoduli mediastinum superior.

Persarafan kelenjar tiroid:

1.  Ganglion simpatis (dari truncus sympaticus) cervicalis media dan inferior

2.  Parasimpatis, yaitu N. laryngea superior dan N. laryngea recurrens (cabang N.vagus)

N. laryngea superior dan inferior sering cedera waktu operasi, akibatnya pita suara

terganggu (stridor/serak).

Vaskularisasi

Kelenjar tiroid disuplai oleh arteri tiroid superior, inferior, dan terkadang juga arteri

tiroidea ima dari a. brachiocephalica atau cabang aorta. Arterinya banyak dan cabangnya

beranastomose pada permukaan dan dalam kelenjar, baik ipsilateral maupun kontralateral.

tiroid superior menembus fascia tiroid dan kemudian bercabang menjadi cabang anterior

dan posterior. Cabang anterior mensuplai permukaan anterior kelenjar dan cabang

posterior mensuplai permukaan lateral dan medial. tiroid inferior mensuplai basis

kelenjar dan bercabang ke superior (ascenden) dan inferior yang mensuplai permukaan

inferior dan posterior kelenjar.Sistem venanya berasal dari pleksus perifolikular yang

menyatu di permukaan membentuk vena tiroidea superior, lateral dan inferior.

Sistem Limfatik

Pembuluh limfe tiroid terhubung dengan plexus tracheal dan menjalar sampai nodus

prelaringeal di atas isthmus tiroid dan ke nodus pretracheal serta paratracheal. Beberapa

bahkan juga mengalir ke nodus brachiocephal yang terhubung dengan tymus pada

mediastinum superior.

2. Histologi Kelenjar Tiroid:

Page 11: Anatomi Dan Fisiologi Tiroid

Kelenjar ini tersusun dari bentukan-bentukan bulat dengan ukuran yang bervariasi yang

disebut thyroid follicle.

Setiap thyroid follicle terdiri dari sel-sel selapis kubis pada tepinya yang disebut SEL

FOLIKEL dan mengelilingi koloid di dalamnya. Folikel ini dikelilingi jaringan ikat tipis

yang kaya dengan pembuluh darah.

Sel folikel yang mengelilingi thyroid folikel ini dapat berubah sesuai dengan aktivitas

kelenjar thyroid tersebut.

ada kelenjar thyroid yang hipoaktif, sel foikel menjadi kubis rendah, bahkan dapat menjadi

pipih. Tetapi bila aktivitas kelenjar ini tinggi, sel folikel dapat berubah menjadi silindris,

dengan warna koloid yang dapat berbeda pada setiap thyroid folikel dan sering kali

terdapat Vacuola Resorbsi pada koloid tersebut.

SEL PARAFOLIKULER

Diantara thyroid folikel terdapat sel parafolikuler yang bisa berupa kelompok-kelompok

sel ataupun hanya satu sel yang menempel pada basal membran dari thyroid folikel. Sel ini

mempunyai ukuran lebih besar dan warna lebih pucat dari sel folikel.

Fungsi sel parafolikuler ini menghasilkan Hormon Thyricacitonin yang dapat menurunkan

kadar kalsium darah.

3. Fisiologi Kelenjar Tiroid

Page 12: Anatomi Dan Fisiologi Tiroid

Hormon tiroid dihasilkan oleh kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid memiliki dua buah lobus,

dihubungkan oleh isthmus, terletak di kartilago krokoidea di leher pada cincin trakea ke

dua dan tiga. Kelenjar tiroid berfungsi untuk pertumbuhan dan mempercepat metabolisme.

Kelenjar tiroid menghasilkan dua hormon yang penting yaitu tiroksin (T4) dan

triiodotironin (T3). Karakteristik triioditironin adalah berjumlah lebih sedikit dalam serum

karena reseptornya lebih sedikit dalam protein pengikat plasma di serum tetapi ia lebih

kuat karena memiliki banyak resptor pada jaringan. Tiroksin memiliki banyak reseptor

pada protein pengikat plasma di serum yang mengakibatkan banyaknya jumlah hormon ini

di serum, tetapi ia kurang kuat berikatan pada jaringan karena jumlah reseptornya sedikit.

Proses pembentukan hormon tiroid adalah:

a. Proses penjeratan ion iodida dengan mekanisme pompa iodida. Pompa ini dapat

memekatkan iodida kira-kira 30 kali konsentrasinya di dalam darah;

b. Proses pembentukan tiroglobulin. Tiroglobulin adalah glikoprotein besar yang nantinya

akan mensekresi hormon tiroid;

Page 13: Anatomi Dan Fisiologi Tiroid

c. Proses pengoksidasian ion iodida menjadi iodium. Proses ini dibantu oleh enzim

peroksidase dan hidrogen peroksidase.

d. Proses iodinasi asam amino tirosin. Pada proses ini iodium (I) akan menggantikan hidrogen

(H) pada cincin benzena tirosin. Hal ini dapat terjadi karena afinitas iodium terhadap

oksigen (O) pada cincin benzena lebih besar daripada hidrogen. Proses ini dibantu oleh

enzim iodinase agar lebih cepat.

e. Proses organifikasi tiroid. Pada proses ini tirosin yang sudah teriodinasi (jika teriodinasi

oleh satu unsur I dinamakan monoiodotirosin dan jika dua unsur I menjadi diiodotirosin)

f. Proses coupling (penggandengan tirosin yang sudah teriodinasi). Jika monoiodotirosin

bergabung dengan diiodotirosin maka akan menjadi triiodotironin. Jika dua diiodotirosin

bergabung akan menjadi tetraiodotironin atau yang lebih sering disebut tiroksin. Hormon

tiroid tidak larut dalam air jadi untuk diedarkan dalam darah harus dibungkus oleh senyawa

lain, dalam hal ini tiroglobulin. Tiroglobulin ini juga sering disebut protein pengikat

plasma. Ikatan protein pengikat plasma dengan hormon tiroid terutama tiroksin sangat kuat

jadi tiroksin lama keluar dari protein ini. Sedangkan triiodotironin lebih mudah dilepas

karena ikatannya lebih lemah. (Guyton. 1997)

EFEK HORMON TIROID

Efek hormon tiroid dalam meningkatkan sintesis protein adalah :

(1) Meningkatkan jumlah dan aktivitas mitokondria;

(2) Meningkatkan kecepatan pembentukan ATP.

Efek tiroid dalam transpor aktif : meningkatkan aktifitas enzim NaK-ATPase yang akan

menaikkan kecepatan transpor aktif dan tiroid dapat mempermudah ion kalium masuk

membran sel.

Efek pada metabolisme karbohidrat : menaikkan aktivitas seluruh enzim,

Page 14: Anatomi Dan Fisiologi Tiroid

Efek pada metabolisme lemak : mempercepat proses oksidasi dari asam lemak.

Pada plasma dan lemak hati hormon tiroid menurunkan kolesterol, fosfolipid, dan

trigliserid dan menaikkan asam lemak bebas.

Efek tiroid pada metabolisme vitamin : menaikkan kebutuhan tubuh akan vitamin karena

vitamin bekerja sebagai koenzim dari metabolisme. Oleh karena metabolisme sebagian

besar sel meningkat akibat efek dari tiroid, maka laju metabolisme basal akan meningkat.

Dan peningkatan laju basal setinggi 60 sampai 100 persen diatas normal.

Efek Pada berat badan . Bila hormone tiroid meningkat, maka hampir selalu menurunkan

berat badan, dan bila produksinya sangat berkurang, maka hampir selalu menaikkan berat

badan. Efek ini terjadi karena hormone tiroid meningkatkan nafu makan.

Efek terhadap Cardiovascular . Aliran darah, Curah jantung, Frekuensi deny jantung, dan

Volume darah meningkat karena meningkatnya metabolism dalam jaringan mempercepat

pemakaian oksigen dan memperbanyak produk akhir yang dilepas dari jaringan. Efek ini

menyebabkan vasodilatasi pada sebagian besar jaringan tubuh, sehingga meningkatkan

aliran darah.

Efek pada Respirasi . Meningkatnya kecepatan metabolism akan meningkatkan pemakaian

oksigen dan pembentukan karbondioksida.

Efek pada saluran cerna. Meningkatkan nafsu makan dan asupan makanan. Tiroid dapat

meningkatkan kecepatan sekresi getah pencernaan dan pergerakan saluran cerna.

PENGATURAN SEKRESI HORMON TIROID

Regulasi hormon tiroid diprakarsai oleh hormon TSH (Tiroid Stimulating Hormone) yang

dilepas hipotalamus. TSH berfungsi untuk :

1. Meningkatkan proteolisis tiroglobulin

2. Meningkatkan aktivitas pompa iodium

3. Meningkatkan iodinasi tirosin dan meningkatkan kecepatan proses coupling

4. Meningkatkan ukuran dan meningkatkan aktivitas sekretorik sel tiroid

Page 15: Anatomi Dan Fisiologi Tiroid

5. Meningkatkan jumlah sel-sel tiroid, disertai perubahan sel kuboid jadi kolumner.

Hormon TSH dirangsang oleh TRH (Tirotropin Releasing Hormone). (Guyton. 1997).

Tiroid-Hormon T3-T4

SINTESIS, SEKRESI, DAN TRANSPORT HORMON YANG DIHASILKAN

TIROID

UPTAKE DAN SEKRESI IODIUM

Kebutuhan iodium untuk pembentukan tiroksin. Untuk membentuk jumlah normal tiroksin,

setiap tahunnya dibutuhkan kira-kira50 mg iodium yang ditelan dalam bentuk iodide, atau

kira-kira 1mg perminggu. Iodida yang ditelan secara oral akan diabsorbsi dari saluran

cerna kedalam darah denga pola yang kira-kira mirip dengan klorida. Biasanya, sebagian

besar dari iodide tersebut dengan cepat dikeluarkan oleh ginjal, tetapi hanya setelah kira-

kira satu perlimanya dipindahkan dari sirkulasi darah oleh sel-sel kelenjar tiroid secara

selektif dan dipergunakan untuk sintesis hormone tiroid. Kemudian, agar dapat digunakan

untuk pembentukan hormone tiroksin maka pertama-tama harus terjadi pengangkutan

iodide dari darah kedalam sel-sel dan folikel kelenjar tiroid. Membran basal tiroid

mempunyai kemampuan yang spesifik untuk memompakan iodide secara aktif ke bagian

dalam sel. Kemampuan ini disebut penjeratan iodide (iodide trapping).

I. Sintesis tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3) terdiri dari:

1. Thyroglobulin (Tg) and protein synthesis in the rough endoplasmic reticulum.

2. Coupling of the Tg carbohydrate units in the smooth endoplasmic reticulum and Golgi

apparatus.

3. Formation of exocytotic vesicles.

4. Transport of exocytotic vesicles with noniodinated Tg to the apical surface of the

follicle cell and into the follicular lumen.

5. Iodide transport at the basal cell membrane.

6. Iodide oxidation, Tg iodination, and coupling of iodotyrosyl to iodothyronyl residues.

Page 16: Anatomi Dan Fisiologi Tiroid

7. Storage of iodinated Tg in the follicular lumen.

8. Endocytosis by micropinocytosis.

9. Endocytosis by macropinocytosis (pseudopods).

10. Colloid droplets.

11. Lysosome migrating to the apical pole.

12. Fusion of lysosomes with colloid droplets.

13. Phagolysosomes with Tg hydrolysis.

14. Triiodothyronine (T3) and thyroxine (T4) secretion. 15, Monoidotyrosine (MIT) and

diiodotyrosine (DIT) deiodination.

A. Pembentukan dan sekresi non-iodinated Tiroglobulin (non-iodinated Tg)

1) Proses di Retikulum endoplasma kasar: Tiroglobulin merupakan suatu glikoprotein

dimer. Sebagaimana protein lain, sintesis tiroglobulin diawali dengan protein sintesis yang

terjadi pada reticulum endoplasma kasar untuk menghasilkan unit karbohidrat Tg.

2) Coupling unit karbohidrat Tg di RE halus dan apparatus golgi dan menghasilkan

Tg yang belum teriodinasi (non-iodinated Tg)

3) Pembentukan vesikula yang berisi non-iodinated Tg.

4) Transport vesikel dan eksositosis non-iodinated Tg ke dalam lumen folikel tiroid

melalui membran apical sel.

B. Uptake dan pengangkutan iodida oleh tiroid

5) Iodida dari darah dijerat dan diangkut ke dalam sel-sel dan folikel kelenjar tiroid.

Penjeratan iodida dari darah ke sel terjadi pada membran basal sel tiroid melalui

NIS (Natrium-Iodide Symport).

C. Pembentukan T3 dan T4 dari Iodida dan Tg

6) Oksidasi iodide, Iodinasi Tg, dan coupling iodotyrosyl menjadi residu iodothyronyl

i. Oksidasi iodide

Page 17: Anatomi Dan Fisiologi Tiroid

Proses oksidasi iodide melibatkan peran enzim peroksidase. Reaksi tersebut dirangsang

oleh TSH, dan dihambat oleh tiourea, amino benzen dan imidazol. Enzim peroksidase

ini terletak di bagian apical membrane sel atau bahkan melekat pada membrane apical

sel, tempat dimana vesikula berisi non-iodinated Tg dieksositosis ke dalam folikel.

ii. “Proses Organifikasi” TiroglobulinàIodinasi gugus tirosil

Yang dimaksud proses organisasi Tg adalah pengikatan iodium dengan molekul non-

iodinated Tg. Iodium yang teroksidasi akan berikatan langsung dengan gugus tirosil

yang ada di dalam Tg dengan dipercepat oleh enzim iodinase. mula-mula terbentuk

monoiodotirosin (MIT), kemudian diiodotirosin (DIT).

iii. Coupling (penggandengan) MIT dan DIT

Baik MIT maupun DIT sama-sama bergandengan satu sama lainnya dan membentuk

Tiroksin (T4) dan triiodo tironin (T3)

D. Penyimpanan T3 dan T4 di dalam folikel

7) Hormon tiroid disimpan dalam folikel dalam bentuk molekul tiroglobulin yang

mengandung 1-3 molekul tiroksin dan 1 molekul triiodotironin untuk tiap 14 molekul

tiroksin.

II. Sekresi tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3)

1) Pembentukan vesikula pinositik; Mula-mula bagian apical sel membentuk

pseudopodia yang menjulur ke dalam folikel dan mengitari koloid di dalam folikel.

2) Pinositosis;Vesikula pinositik yang berisi koloid terbentuk dan ‘menelan’ cairan koloid

ke dalam sel

3) Pembentukan droplet koloid

4) Migrasi lisosom ke bagian apical sel; proteaseà     Lisosom berisi enzim-enzim

digestif, yang terpenting

Page 18: Anatomi Dan Fisiologi Tiroid

5) Fusi lisosom dengan koloid droplet; Lisosom bergabung dengan droplet koloid

membentuk suatu vesikula digestif. Enzim-enzim digestif yang ada di dalam lisosom

memncerna koloid untuk melepaskan T3 dan T4 dari Tg

6) Hidrolisis tiroglobulin; Di dalam vesikula digestif, terjadi proses digestif oleh

protease yang melepaskan molekul molekul T3 dan T4 dari Tg.

7) Sekresi T3 dan T4 ke dalam darah

8) Deiodinasi MIT dan DIT ; Pelepasan iodium dari gugus tirosin untuk bahan

pembentukan hormone tiroid tambahan

III. Transport tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3)

• Pengangkutan T3 dan T4 ke jaringan Baik tiroksin dan triiodo tironin, hampir seluruhnya

segera berikatan dengan protein plasma, yakni:

o Tiroksin –banding globulin (TBG)

o Prealbumin –banding globulin (pABG)

o Albumin

• Pelepasan Lambat Tiroksin ke jaringan; Pelepasan hormone dari protein plasma

membutuhkan waktu yang lama, mengingat besarnya afinitas protein pengikat terhadap

hormone.

http://arispurnomo.com/anatomi-fisiologi-kelenjar-tiroid