75
Faring dan Laring - Anatomi - Fisiologi - Pemeriksaan

Anatomi Dan Fisiologi (Faring Laring)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Faring dan Laring

Citation preview

Page 1: Anatomi Dan Fisiologi (Faring Laring)

Faring dan Laring- Anatomi- Fisiologi

- Pemeriksaan

Page 2: Anatomi Dan Fisiologi (Faring Laring)

FARING

Page 3: Anatomi Dan Fisiologi (Faring Laring)

AnatomiSuatu kantong fibromuskuler yang berbentuk seperti corong yang besar dibagian atas dan sempit di bagian bawah.

• Rongga hidung Superior

• EsofagusInferior

• Rongga mulutAnterior

• Vertebra Servikalis Posterior

Page 4: Anatomi Dan Fisiologi (Faring Laring)

Unsur-unsur Faring

• Nasofaring : mukosa bersilia, epitel torak berlapis yang mengandung sel goblet

• Orofaring : epitel gepeng berlapis dan tidak bersilia

Mukosa

• Berada pada nasofaring. • Berfungsi untuk menangkap partikel kotoran yang terbawa oleh

udara

Palut lendir (mucous blanket)

Otot Faring

Page 5: Anatomi Dan Fisiologi (Faring Laring)

Otot Faring

Otot faring

Otot Sirkuler

m. konstriktor faring superior

m. konstriktor faring media

m. konstriktor faring inferior

Otot Longitudinal

m. Stilofaring

m. Palatofaring

Page 6: Anatomi Dan Fisiologi (Faring Laring)
Page 7: Anatomi Dan Fisiologi (Faring Laring)

Terbagi 3 bagian:1. Nasofaring/

Epifaring2. Orofaring/

Mesofaring3. Laringofaring/

Hipofaring

Page 8: Anatomi Dan Fisiologi (Faring Laring)

NASOFARING

Batas – batas : Superior : Sinus Sfenoid Inferior : Palatum mole Anterior : Rongga hidung Posterior : Vertebra

servikal (C1)

Page 9: Anatomi Dan Fisiologi (Faring Laring)

Bangunan pada NasofaringAdenoid/ Tonsila Lushka

Fosa Nasofaring

Torus Tubarius

Fosa Rosenmuller

Page 10: Anatomi Dan Fisiologi (Faring Laring)

OROFARING Batas – batas :

Superior : Palatum mole

Inferior : Tepi atas epiglotis

Anterior : Rongga mulut Posterior :

Vertebra cervical (C2-3)

Page 11: Anatomi Dan Fisiologi (Faring Laring)

Bangunan pada Orofaring

Tonsila palatina (faucial tonsil = amandel)

Fosa tonsil

Tonsila lingualis

Dinding posterior faring

Uvula

Foramen sekum

Arcus faring anterior dan posterior

Page 12: Anatomi Dan Fisiologi (Faring Laring)
Page 13: Anatomi Dan Fisiologi (Faring Laring)

TONSIL

• Massa yang terdiri dari jaringan limfoid dan ditunjang dengan jaringan ikat dengan kriptus di dalamnya

Page 14: Anatomi Dan Fisiologi (Faring Laring)

Jaringan Limfe1. Adenoid : tonsila lushka : tonsila nasofaringea2. Tonsila palatina : faucial tonsil : amandel3. Tosila lingualis

CincinWaldeyer

T. Palatina T.Faring (adenoid) T. Lingualis

Letak

Diantara pilar antor postor.di

dinding lat orofaring

Postero supor dinding mesofaring

Basis lidah

Epitel Squamus komplekPseudo komplek kolumner bers i l iaSquamus komplek

Kripte Dalam, berkelok Dangkal Lurus tanpa cabang

Kapsul + - -

Page 15: Anatomi Dan Fisiologi (Faring Laring)

LARINGOFARING Batas – Batas :

Superior : Tepi atas epiglotis

Inferior : Esofagus

Anterior : Laring Posterior : Vertebra

servikal (C4-6)

Page 16: Anatomi Dan Fisiologi (Faring Laring)

Bangunan Pada Laringofaring

Epiglotis

Valekule

Sinus Piriformis

Plika Vokalis

Page 17: Anatomi Dan Fisiologi (Faring Laring)
Page 18: Anatomi Dan Fisiologi (Faring Laring)

• Arteri Cabang a. karotis eksterna (cabang a. pharyngea ascendens dan a. facialis) Cabang a. maksila interna (cabang a. palatina superior)

• Vena superior plexus pterigoid, inferior vena jugularis interna

• InervasiPleksus Faring yg berasal dari :- n. vagus (N. X)- n. glosofaringeus (N.IX)- Serabut simpatis

Page 19: Anatomi Dan Fisiologi (Faring Laring)

FUNGSI FARING

Respirasi Resonansi suara

Artikulasi Menelan

Page 20: Anatomi Dan Fisiologi (Faring Laring)

LARING

Page 21: Anatomi Dan Fisiologi (Faring Laring)

Anatomi

Suatu rangkaian tulang rawan yang berbentuk corong dan terletak setinggi vertebra cervivalis IV-VI

Page 22: Anatomi Dan Fisiologi (Faring Laring)

Batas-batas Laring• Aditus Laringeus (Tepi atas epiglotis,

Lig.Aryepiglotica, Cartilago Aritenoid) Superior

• Kartilago krikoid dan berhubungan dgn trakeaInferior

• Permukaan belakang epiglotisAnterior

• M. aritenoid transversus dan lamina kartilago krikoid

Posterior

Page 23: Anatomi Dan Fisiologi (Faring Laring)
Page 24: Anatomi Dan Fisiologi (Faring Laring)

Cavum Laring

Supraglotis (vestibulum superior), • Yaitu ruangan diantara

permukaan atas pita suara palsu dan inlet laring. Glotis (pars media),

• Yaitu ruangan yang terletak antara pita suara palsu dengan pita suara sejati serta

• Membentuk rongga yang disebut ventrikel laring morgagni.

Infraglotis (pars inferior)• Yaitu ruangan diantara pita

suara sejati dengan tepi bawah kartilago krikoidea

Page 25: Anatomi Dan Fisiologi (Faring Laring)
Page 26: Anatomi Dan Fisiologi (Faring Laring)

LARING

KARTILAGO

LIGAMENTUM

OTOT-OTOT

Page 27: Anatomi Dan Fisiologi (Faring Laring)

Kartilago

Kel.Kartilago Mayor

Kartilago Tiroidea

Kartilago Krikoidea

Kartilago Aritenoidea

Kel.Kartilago Minor

Kartilago Kornikulata Santorini Kartilago

Kuneiforme Wrisberg

Kartilago Epiglotis

Page 28: Anatomi Dan Fisiologi (Faring Laring)

PERSENDIAN

• Merupakan sendi antara kornu inferior kartilago tiroidea dengan bagian posterior kartilago krikoidea.

Artikulasio Krikotiroidea

• Persendian antara fasies artikulasio krikoaritenoidea dgn tepi posterior cincin krikoidea.

Artikulasio Krikoaritenoidea

Page 29: Anatomi Dan Fisiologi (Faring Laring)
Page 30: Anatomi Dan Fisiologi (Faring Laring)

Ligamentum FaringLigamentum ekstrinsik :

• Membran tirohioid • Ligamentum tirohioid • Ligamentum tiroepiglotis • Ligamentum hioepiglotis• Ligamentum kriotrakeal

Page 31: Anatomi Dan Fisiologi (Faring Laring)

Ligamentum intrinsik : • Membran quadrangularis • Ligamentum vestibular • Konus elastikus • Ligamentum krikotiroid media • Ligamentum vokalis

Page 32: Anatomi Dan Fisiologi (Faring Laring)

Otot – Otot Laring* Otot Ekstrinsik 1. Otot-otot suprahioid/ elevator laring - M. Stilohioideus - M. Geniohioideus- M. Genioglosus - M. Miohioideus - M. Digastrikus - M. Hioglosus 2. Otot-otot infrahioid /depresor laring - M. Omohioideus - M. Sternohioideus- M. Tirohioideus

Page 33: Anatomi Dan Fisiologi (Faring Laring)

* Otot Intrinsik1. Otot-otot adduktor : – Mm. Interaritenoideus transversal dan oblik – M. Krikotiroideus – M. Krikotiroideus lateral Berfungsi untuk menutup pita suara.

2. Otot-otot abduktor : – M. Krikoaritenoideus posterior Berfungsi untuk membuka pita suara.

3. Otot-otot tensor : Tensor Internus : M. Tiroaritenoideus dan M. Vokalis Tensor Eksternus : M. Krikotiroideus

Mempunyai fungsi untuk menegangkan pita suara.

Page 34: Anatomi Dan Fisiologi (Faring Laring)
Page 35: Anatomi Dan Fisiologi (Faring Laring)

PERSARAFAN

Laring dipersarafi oleh cabang N. Vagus yaitu - Nn. Laringeus Superior (Cabang interna dan eksterna) - Nn. Laringeus Inferior (Nn. Laringeus Rekuren) kiri dan kanan.

Page 36: Anatomi Dan Fisiologi (Faring Laring)

VASKULARISASI Sistem Arteri Laring• Laring mendapat

perdarahan dari cabang A. Tiroidea Superior dan

Inferior ↓

A. Laringeus Superior dan Inferior.

Page 37: Anatomi Dan Fisiologi (Faring Laring)

Sistem Vena Laring

Darah vena dialirkan melalui V.Laringeus Superior & Inferior

↓V. Tiroidea Superior &

Inferior↓

V.Jugularis Interna

Page 38: Anatomi Dan Fisiologi (Faring Laring)

Sistem Limfatik

Laring mempunyai 3 (tiga) sistem penyaluran limfe, :

1. Daerah bagian atas pita suara sejati, pembuluh limfe berkumpul membentuk saluran yang menembus membrana tiroidea kelenjar limfe cervical superior profunda. Limfe ini juga menuju ke superior dan middle jugular node.

2. Daerah bagian bawah pita suara sejati bergabung dengan sistem limfe trakea, middle jugular node, dan inferior jugular node.

3. Bagian anterior laring berhubungan dengan kedua sistem tersebut dan sistem limfe esofagus.

Page 39: Anatomi Dan Fisiologi (Faring Laring)

Fungsi Laring

FUNGSI

FONASI

PROTEKSI

RESPIRASI

SIRKULASIFIKSASI

MENELAN

EMOSI

Page 40: Anatomi Dan Fisiologi (Faring Laring)

FISIOLOGI FARING & LARING

Page 41: Anatomi Dan Fisiologi (Faring Laring)

Faring

• Respirasi • Menelan• Artikulasi suara • Resonansi suara

Laring

• Proteksi• Batuk• Respirasi• Sirkulasi• Menelan• Emosi• Fonasi

Page 42: Anatomi Dan Fisiologi (Faring Laring)

Respirasi - Untuk mengatur besar kecilnya rima

glotis

Bila m. krikoaritenoid posterior kontraksi

Menyebabkan prosesus vokalis kartilago aritenoid bergerak ke lateral

Sehingga rima glotis terbuka (abduksi)

Page 43: Anatomi Dan Fisiologi (Faring Laring)

Menelan

3 mekanisme

Gerakan laring bagian bawah

ke atasMenutup aditus

laring

Mendorong bolus makanan

turun ke hipofaring dan tidak mungkin

masuk ke dalam laring

Page 44: Anatomi Dan Fisiologi (Faring Laring)

Proses menelan

Fase oral Fase faringal Fase esofageal

Page 45: Anatomi Dan Fisiologi (Faring Laring)

1. Fase oral • Terjadi secara sadar

Makanan yg telah dikunyah dan bercampur dengan liur makanan akan

membentuk bolus makanan

Bolus bergerak dari rongga mulut melalui dorsum lidah, terletak di tengah lidah akibat

kontraki otot instriksik lidah

Page 46: Anatomi Dan Fisiologi (Faring Laring)

Kontraksi m. levator veli palatini mengakibatkan rongga pada lekukan dorsum lidah diperluas, palatum mole terangkat dan bagian atas dinding posterior faring

(Passavant’s ridge) terangkat pula

Karena lidah terangakat ke atas, sehingga bolus akan terdorong ke posterior

Bersamaan dengan ini terjadi penutupan nasofaring sebagai akibat kontraksi m. levator veli palatini

Selanjutnya terjadi kontraksi m. palatoglosus yang menyebabkan ismus fausium tertutup, diikuti oleh

kontraksi m. palatofaring, sehingga bolus makanan tidak akan berbalik ke rongga mulut

Page 47: Anatomi Dan Fisiologi (Faring Laring)

2. Fase faringalTerjadi secara refleks pada fase oral, yaitu perpindahan bolus makanan dari faring ke esofagus.

Faring dan laring bergerak ke atas oleh kontraksi m. stilofaring, m. salfingofaring, m. tirohioid, dan m.

palatofaring

Aditus laring tertutup oleh epiglotis, sedangkan ketiga sfingter laring, yaitu plika ariepiglotika, plika

ventirkularis dan plika vokalis tertutup karena kontraksi m. ariepiglotika dan m. aritenoid obliqus

Page 48: Anatomi Dan Fisiologi (Faring Laring)

Bersamaan dengan ini terjadi juga penghentian aliran udara ke laring karena refleks yang

menghambat pernapasan

Sehingga bolus makanan tidak akan masuk ke dalam saluran napas

Selanjutnya bolus makanan akan meluncur ke arah esofagus, karena valekula dan sinus piriformis

sudah dalam keadaan lurus

Page 49: Anatomi Dan Fisiologi (Faring Laring)

3. Fase esofageal• a/ fase perpindahan bolus makanan dari esofagus ke

lambung.

Dalam keadaan istirahat introitus esofagus selalu tertutup

Karena ada rangsangan bolus makanan pada akhir fase faringeal, maka akan terjadi relaksasi m. krikofaring

Sehingga introitus esofagus terbuka dan bolus makanan masuk ke dalam esofagus.

Page 50: Anatomi Dan Fisiologi (Faring Laring)

Setelah bolus makanan lewat, maka sfingter akan berkontraksi lebih kuat, melebihi tonus introitus

esofagus pada waktu istirahat

Sehingga makanan tidak akan kembali ke faring. Refluks dapat dihindari

Adanya kontraksi dari m.konstriktor faring inferior pada akhir fase faringeal, mempengaruhi gerakan

bolus di bagian esofagus atas

Selanjutnya bolus makanan akan didorong ke distal oelh gerakan peristaltik esofagus

Page 51: Anatomi Dan Fisiologi (Faring Laring)

Dalam keadaan istirahat sfingter esofagus bagian bawah akan tertutup dg tekanan rata-rata 8 mmHg

> tekanan di dlm lambung.

Pada akhir fase esofageal sfingter ini akan terbuka secara refleks ketika dimulainya peristaltik esofagus

servikal u/ mendorong bolus makanan ke distal

Selanjutnya setelah bolus makanan lewat, makasfingter akan menutup kembali

Page 52: Anatomi Dan Fisiologi (Faring Laring)

Proteksi • u/ mencegah makanan dan benda asing masuk ke

dalam trakea• Caranya: dengan jalan menutup aditus laring dan rima

glotis secara bersamaanKontraksi otot-otot ekstrinsik laring pengangkatan

laring keatas ↓

Penutupan aditus laring↓

Kartilago aritenoid bergerak ke depan (kontraksi m.tiroaritenoid & m.aritenoid) & m. ariepiglotika

berfungsi sebagai sfingter.

Page 53: Anatomi Dan Fisiologi (Faring Laring)

Penutupan rima glotis

Karena aduksi plika vokalis

Kartilago aritenoid kiri dan kanan mendekat karena aduksi otot- otot

intrinsik

Page 54: Anatomi Dan Fisiologi (Faring Laring)

Sirkulasi • Berfungsi sebagai alat pengatur sirkulasi darah• Terjadinya perubahan trakeo-bronkial akan

dapat mempengaruhi sirkulasi darah dari alveolus, sehingga mempengaruhi sirkulasi darah

• Fungsi sebagai ekspresi dari emosi : berteriak, menangis

Emosi

Page 55: Anatomi Dan Fisiologi (Faring Laring)

Fonasi • f/ laring sbg fonasi : dengan membuat suara serta

menentukan tinggi rendahnya nada

Ketegangan plika vokalis

Plika vokalis aduksi( m.krikotiroid akan merotasikan kartilago tiroid ke bawah & ke depan, menjauhi kartilago aritenoid)

bersamaan ( m. krikoaritenoid posterior akan menahan atau menarik kartilago aritenoid ke

belakang)

Page 56: Anatomi Dan Fisiologi (Faring Laring)

Sebaliknya kontraksi m. krioaritenoid akan mendorong kartilago arotenoid ke depan sehingga

plika vokalis akan mengendor

Kontraksi serta mengendornya plika vokalis akan menentukan tinggi rendahnya nada

Page 57: Anatomi Dan Fisiologi (Faring Laring)

Klasifikasi

Berdasarkan ada tidaknya dahak

• Dahak • Kering

Berdasarkan waktu

• Akut (< 3 mngg)

• Sub akut (3-8 mngg)

• Kronis (> 8 mngg)

Page 58: Anatomi Dan Fisiologi (Faring Laring)

PEMERIKSAAN FARING DAN LARING

Page 59: Anatomi Dan Fisiologi (Faring Laring)

AnamnesisKeluhan Utama Pada

Faring :

• Nyeri tenggorok• Nyeri menelan• Dahak di tenggorokan• Sulit menelan• Rasa sumbatan di

leher

Keluhan utama pada laring :

• Suara serak• Batuk• Disfagia• Rasa ada sesuatu di

leher

Lama keluhan

Progresifitas (mendadak atau perlahan-lahan)

Page 60: Anatomi Dan Fisiologi (Faring Laring)

Anamnesis

Keluhan tambahanRiwayat pekerjaanRiwayat keluargaRiwayat kebiasaan merokok, minum alkohol

Page 61: Anatomi Dan Fisiologi (Faring Laring)

Pemeriksaan FaringMenggunakan lampu kepala dan tongue spatel tongue

Pada pemeriksaan ini pasien disuruh membuka mulut dan sinar kepala di arahkan ke faring.

Kemudian pemeriksa menekan dengan lembut pada 2/3 posterior lidah.

Kemudian dinilai apakah terdapat kelainan pada faring.

Page 62: Anatomi Dan Fisiologi (Faring Laring)

Pemeriksaan Faring• Lampu kepala• Spatula lidah• Laringoskopi posterior

Page 63: Anatomi Dan Fisiologi (Faring Laring)
Page 64: Anatomi Dan Fisiologi (Faring Laring)

Memeriksa Besarnya TonsilT0: tonsil dalam fosa tonsil atau telah diangkatT1: besarnya ¼ arkus anterior –uvulaT2: besarnya ½ arkus anterior –uvulaT3: besarnya ¾ arkus anterior –uvulaT4: besarnya mencapai uvula atau lebih

Page 65: Anatomi Dan Fisiologi (Faring Laring)

Memeriksa mobilitas tonsilDigunakan 2 spatula

Spatula 1: letakkan diatas lidah anterior tonsil (paramedian)

Spatula 2: posisi ujungnya vertikal menekan jaringan peritonsil, sedikit lateral dari arkus anterior

Hasil

• fiksasi tumor tonsil• Mobil, nyeri tonsilitis kronik

Page 66: Anatomi Dan Fisiologi (Faring Laring)

Memeriksa patologi tonsil dan palatum mole

Tonsilitis akut• Semua merah, titik putih pada tonsil

Tonsilitis kronis• arkus anterior merah

Difteri• pseudomembran warna kotor, bila diangkat mudah berdarah, bull

neckTumor Tonsil• Tonsil keras, terfiksasi

Korpus alienum• Duri, tulang

Page 67: Anatomi Dan Fisiologi (Faring Laring)
Page 68: Anatomi Dan Fisiologi (Faring Laring)

Pemeriksaan Laring

Pemeriksaan luar : inspeksi dan palpasi

Laringoskopi indirek : cermin laring

• Dengan menggunakan kaca laring dapat dinilai anatomi dari laring seperti epiglotis, korda vokalis, komisura anterior dan posterior, plika ariepiglotika, dll.

• Selain itu dinilai apakah terdapat massa, udem, sekret, dll

Page 69: Anatomi Dan Fisiologi (Faring Laring)
Page 70: Anatomi Dan Fisiologi (Faring Laring)
Page 71: Anatomi Dan Fisiologi (Faring Laring)
Page 72: Anatomi Dan Fisiologi (Faring Laring)
Page 73: Anatomi Dan Fisiologi (Faring Laring)
Page 74: Anatomi Dan Fisiologi (Faring Laring)

Pemeriksaan nasofaring

• Alat yang digunakan adalah kaca nasofaring ( uk. lebih kecil daripada kaca laring).

• Dapat digunakan untuk menilai :• Keganasan pada nasofaring, • Menilai koana, • Ujung posterior dari konka, • Adenoid,• Ostium tuba, • Ujung posterior septum

Rinoskopi posterior

Page 75: Anatomi Dan Fisiologi (Faring Laring)

TERIMAKASIH