anatomi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

anatomi

Citation preview

JARAS PENGLIHATAN SENSORIKGAMBARAN TOPOGRAFIKNervus kranialis II merupakan indera khusus untuk penglihatan. Cahaya dideteksi oleh sel-sel batang dan kerucut di retina, yang dapat dianggap sebagai end-organ sensorik khusus untuk penglihatan. Badan sel dari reseptor-reseptor ini mengeluarkan tonjolan (prosesus) yang bersinaps dengan sel bipolar, neuron kedua di jaras penglihatan. Sel-sel bipolar kemudian bersinaps dengan sel-sel ganglion retina. Akson-akson sel ganglion membentuk lapisan serat saraf pada retina dan menyatu membentuk nervus optikus. Saraf keuar dari bagian belakang bola mata dan berjalan posterior di dalam keruut otot untuk masuk ke dalam rongga tengkorak melalui kanalis optikus.Di dalam tengkorak, dua nervus optikus menyatu membentuk kiasma optikus. Di kiasma, ebih dari separuh serabut (yang berasal dari separuh retina bagian nasal) mengalami dekusasi dan mneyatu dengan serabut-serabut temporal yang tidak menyilang dari nervus opticus kontralateral untuk membentuk traktus optikus. Masing-masing traktus optikus berjalan mengelilingi pedunculus cerebri menuju ke nukleus genikulatus lateralis, tempat traktus tersebut akan bersinaps. Semua serabut yang menerima impuls dari separuh kanan lapangan pandang tiap-tiap mata membentuk traktus optikus kiri dan berproyeksi pada hemisfer serebrum kiri. Demikian juga, separuh kiri lapangan pandang berproyeksi pada hemisfer serebrum kanan. Dua puluh persen serabut di traktus mejalankan fungsi pupil. Serabut-serabut ini meninggalkan traktus tepat di sebelah anterior nukleus dan melewati brachium coliculli superioris menuju ke nucleus pretectalis otak tengah. Serat-serat lainnya bersinaps di nukleus genikulatus lateralis. Badan-badan sel struktue ini membentuk crus posterior capsula interna dan kemudian menyebar seperti kipas dalam radiatio optica yang melintasi lobus temporalis dan parietalis dalam perjalanan ke korteks oksipitalis.NERVUS OPTIKUSSerabut nervus optikus terdiri atas sekitar satu juta akson yang berasal dari sel-sel ganglion retina (lapisan serat saraf). Nervus optikus muncul dari permukaan posterior bola mata melalui foramen sklera posterior, suatu muara sirkular pendek pada sklera kira-kira 1 mm di bawah dan 3 mm sebelah nasal kutub posterior mata. Serat-serat saraf tersebut mengalami mielinisasi saat keluar dari mata, diameternya bertambah dari 1,5 mm (di dalam sklera) menjadi 3 mm (di dalam orbita). Segmen orbita nervus panjangnya 25-30 mm; berjalan di dalam conus muscular opticus, melalui kanalis optikus bertulang, dengan demikian sampai di rongga krania. Bagian intrakanalikuli panjangnya 4-9 mm. Setelah berjalan 10 mm intrakrania, nervus ini bergabung dengan nervus optikus sebelahnya membentuk kiasama optikum.Delapan puluh persen nervus optikus terdiri atas serat-serat visual yang bersinaps dalam korpus genikulatum lateral, pada neuron-neuron yang aksonnya berakhir dala korteks visual primer lobus oksipital. Dua puluh persennya bersifat pupilar dan memintas korpus genikulatum dalam perjalanannya ke area pretectalis. Karena sel-sel ganglion retina dan aksonnya merupakan bagian dari susunan saraf pusat, mereka tidak dapat beregenerasi bila terpotong.Selubung Nervus OpticusLembaran-lembaran fibrosa yang membungkus nervus optikus menyatu dengan meninges. Pia mater melekat secara longgar pada saraf di sekitar kiasma dan berjarak sangat dekat dengan kranium; selaput ini melekat erat mengelilingi sebagian besar bagian intrakanalikuli dan seluruh bagian intraorbital. Pia terdiri atas sedikit jaringan fibrosa dengan banyak pembuluh darah kecil. Selaput ini membagi serat saraf menjadi sejumlah berkas dengan menjulurkan banyak septa ke dalam substansi saraf. Pia berlanjut ke sklera, dengan sedikit serat menembus koroid dan lamina cribrosa.Arachnoid berkontak dengan nervus optikus pada ujung intrakranial kanalis optikus dan menyertai saraf itu ke bola mata, tempatnya berakhir dala sklera dan menutupi dura. Selaput ini merupakan membran jaringan ikat transparan yang memiliki banyak septa yang berhubungan dengan pia mater, yang sangat mirip dengannya. Arachnoid berhubungan lebih erat dengan pia dibandingkan dengan dura.Dura mater yang melapisi permukaan-dalam atap kranium berkontak dengan nervus optikus saat sarad tersebut keluar dari kanalis optikus. Sewaktu saraf itu memasuki orbita melalui kanalis optikus, dura membelah, satu lapis (periorbita) melapisi rongga orbita dan lainnya membentuk dura luar yang membungkus nervus opticus. Dura menyatu dengan dua pertiga sklera bagian luar. Dura terdiri atas jaringan fibrosa kuat yang relatif avaskular, yang permukaan dalamnya dilapisi endotel.Ruang subdural terdapat di antara dura dan arachnoid; ruang subarachnoid terdapat di antara pia dan arachnoid. Pada keadaan normal, keduanya lebih merupakan ruang potensial daripada ruang yang aktual. Akan tetapi, keduanya merupakan lanjutan langsung dari ruang-rang intrakrania yang bersangkutan. Tekanan cairan cerebrospinal yang meningkat akan menyebabkan dilatasi komponen subarachnoid selubung nervus optikus. Lapisan meningeal melekat satu sama lain dan dengan nervus opticus serta tulang di sekitarnya di dalam foramen opticum. Hal ini membuat nervus optikus tahan terhadap traksi di salah satu ujungnya.