Anamnesis Dan Pemeriksaan Fisik

Embed Size (px)

Citation preview

Pengkajian Pasien Sirosis Hati dengan Overload Cairan Kasus: Tn.K 50 tahun, dirawat dengan diagnosa medis Sirosis Hepatis. Saat ini klien bedrest, kesadaran delirium. Klien mengalami edema anasarka dan ditemukan adanya asites massif, distensi vena jugularis (+), Tekanan Darah 140/90 mmHg, Nadi 98x/menit, RR 20x/menit. Auskultasi paru: Crackles (+/+), wheez (-/-). Bunyi jantung: Gallop (+), Jaundice (+). Tindakan medis untuk mengatasi masalah cairan pada klien adalah melakukan pemberian albumin plasma, obat oral aldactone 3x1 tab, furosemine 2x1 tab. Sehubungan dengan itu, maka klien diambil sampel darah dan urin untuk pemeriksaan lab, untuk mengevaluasi masalah overload cairan.A. Pengkajian Secara Umum

1. Anamnesis Pada Sirosis hati perlu diperhatikan betul banyaknya asupan cairan (input), kehilangan cairan (output) melalui : urin, muntah, diare, keringat yang berlebih, dan lain-lain, pencatatan berat badan pasien. Perlu diperhatikan kemungkinan kehilangan cairan ke ekstravaskuler (redistribusi) seperti pada peritonitis, asites, ileus paralitik, edema anasarka, trauma luas (kerusakan otot atau crush syndrome). Riwayat penyakit jantung, gangguan hemodinamik, hipoalbuminemia, alergi yang mengakibatkan penurunan volume efektif perlu selalu ditanyakan. 2. Dasar data pengkajian pasien dengan Sirosis Hati a. Aktivitas/Istirahat Gejala : Kelemahan Tanda : Letargi, penurunan massa otot/tonus. b. Sirkulasi ekstra (S3, S4), Distensi Vena Jugularis. c. Eliminasi Gejala : Flatus Gejala : Riwayat Gagal Jantung Kronik, perikarditis, disritmia, bunyi jantung

Tanda : Distensi abdomen (hepatomegali, asites), penurunan bising usus, urin gelap/pekat. d. Makanan/Cairan Gejala : anoreksia, tidak toleran tehadap makanan, mual/muntah. Tanda : penurunan berat badan atau peningkatan (cairan), edema anasarka. e. f. Nyeri/Kenyamanan Pernapasan Gejala : Nyeri tekan abdomen Gejala : dispnea Tanda : takipnea, pernapasan dangkal, bunyi napas tambahan, ekspansi paru terbatas (asites). 3. Dasar data pengkajian pasien dengan Kelebihan Cairan a. b. Aktivitas/istirahat Sirkulasi brakikardia (tanda lanjut dari kompensasi jantung), bunyi jantung ekstra (S3), adanya edema (pitting, anasarka), distensi leher dan vena perifer. c. d. Eliminasi Makanan/Cairan Gejala : Penurunan haluaran urin, poliuria bila fungsi ginjal normal. Gejala : Anoreksia, mula/muntah, haus Tanda : Lingkar abdomen meningkat dengan gelombang cairan terlihat pada palpasi (asites), peningkatan berat badan akut, edema. e. Neurosensori dan kejang. f. g. Pernapasan Keamanan Tanda : Takipnea dengan/tanpa dispnea, ortopnea, Crackels. Tanda : Demam, perubahan kulit (warna, suhu, turgor. Tanda : perubahan pada tingkat kesadaran, dari bingung sampai koma, afasia, Gejala : Kelelahan Tanda : Hipertensi, peningkatan CVP, Nadi kuat, takikardia biasanya ada,

B. Pemeriksaan Asites dan Edema

1.

Pemeriksaan Asites a. Posisi pasien tidur terlentang b. Pemeriksa disamping kanan dan menghadap pasien c. Prosedur ini memerlukan tiga tangan d. Meminta pasien atau asisten untuk menekan perut pasien dengan sisi ulnar tangan dan lengan atas tepat disepanjang garis tengah dengan arah vertikal. e. Letakkan tangan pemeriksa dikedua sisi abdomen dan kemudian diketuk dengan tajam salah satu sisi dengan ujung- ujung jari pemeriksa. f. Rasakan impuls/getaran gelombang cairan dengan ujung jari tangan yang satunya atau bisa juga menggunakan sisi ulnar dari tangan untuk merasakan getaran gelombang cairan.

Cara melakukan pemeriksaan asites:

2.

Pemeriksaan Edema Pengkajian edema pitting dapat dilakukan dengan mengukur kedalaman

bagian tubuh yang mengalami edema dengan cara menekan bagian tersebut.

Sedangkan edema paru dapat diperiksa dengan melakukan Rontgen/x-ray.

C. Pengkajian Kasus Data Pengkajian kasus: Data subjektif Keluarga cemas dengan kondisi Tn K Data objektif Klien bedrest Kesadaran delirium TD 140/90 mmHg Nadi 98x/mnt Frekuensi respirasi 20 x/mnt

Edema anasarka Asites Distensi Vena Jugularis (+) Auskultasi paru: Crackles (+/+) Auskultasi Jantung: Gallop (+)

Jaundice (+) Interpretasi Data: Tekanan darah Nadi Frekuensi respirasi 1. Data Pemicu 140/90 mmHg (meningkat) 98x/mnt (normal) 20 x/mnt (normal) Nilai Normal 120/80mmHg 50-100x/mnt 16-20x/mnt

Peningkatan tekanan darah (140/90 mmHg) Kontrol volume CES penting dalam pengaturan tekanan darah. Akibat

dari berlebihnya asupan cairan maka terjadi peningkatan volum cairan pada tubuh terutama pada volume CES. Peningkatan volume CES dapat meningkatkan tekanan darah arteri dimana jumlah plasma yang berada didalam CES semakin diperbesar. 2. Kesadaran Delirium Kesadaran delirium adalah keadaan yang yang bersifat sementara dan biasanya terjadi secara mendadak, dimana penderita mengalami penurunan kemampuan dalam memusatkan perhatiannya dan menjadi linglung, mengalami disorientasi dan tidak mampu berfikir secara jernih. Biasanya penurunan

kesadaran ini diakibatkan oleh adanya penurunan oksigenasi ke otak. Biasanya gejala ini berhubungan dengan adanya kelebihan volume cairan disertai defisit elektrolit terutama natrium dan kalium. 3. Edema anasarka Edema anasarka terjadi karena adanya gejala lanjutan pada sirosis hepatis yang ditimbulkan oleh gagal hati yang kronis. Konsentrasi albumin plasma menurun sehingga menjadi predisposisi untuk terjadinya edema. Gagal hati dapat menyebabkan terjadinya penurunan volume darah dan penurunan inaktivasi aldosteron dan ADH sehingga terjadi peningkatan serum aldosteron dan ADH. Hal ini memicu peningkatan retensi air dan natrium sehingga mengakibatkan edema umum di jaringan. 4. Asites Asites menunjukkan adanya penumpukan cairan yang kaya protein di rongga peritoneal akibat dari kerusakan hati. Asites terjadi akibat kerusakan pada hati, mengakibatkan terjadinya penurunan sintesis albumin, sehingga terjadi penurunan tekanan osmotik plasma yang mengakibatkan cairan keluar dari sirkulasi portal dan masuk ke ronnga peritoneal dan menumpuk disana sehingga terjadi kelebihan cairan. 5. Distensi Vena Jugularis (+) Obstruksi aliran darah lewat hati yang terjadi akibat perubahan fibrofik juga mengakibatkan pembentukan pembuluh darah kolateral sistem gastrointestinal dan pemintasan (shunting) darah dari pernbuluh portal ke dalam pernbuluh darah dengan tekanan yang lebih rendah. Sebagai akibatnya, penderita sirosis sering memperlihatkan distensi pembuluh darah yang mencolok. 6. Auskultasi paru: Crackles (+/+) Bunyi krekels ini menandakan bahwa terjadinya gangguan aliran udara dalam paru pada saat inspirasi maupun ekspirasi. Hal ini bisa diakibatkan karena adanya edema paru.7.

Auskultasi Jantung: Gallop (+) Suara gallop biasanya ditimbulkan akibat adanya pelebaran ventrikel

atau terjadinya gangguan pengisian darah ventrikel selama diastolik.

8. Jaundice (+) Jaundice merupakan warna kekuningan yang didapatkan pada kulit dan lapisan mukosa (seperti bagian putih mata). Adanya jaundice atau perubahan warna kulit ini menandakan terjadinya penurunan metabolism bilirubin akibat dari kerusakan hati.

Daftar Pustaka Doenges, Marilynn E, et all. (1999). Rencana asuhan keperawatan : pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Potter, Patricia A. and Perry, Anne Grifin. (2006). Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Parktik. 4th Ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Sukmarini, Lestari. 2009. Asuhan Keperawatan Klien dengan Sirosis Hepatis. Style sheet: http://www.repitory.ui.ac.id. Di unduh pada Rabu, 10 November 2010.