32

Click here to load reader

Analisis S.W.O.T Desa Dlanggu Kecamatan(1)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Analisis Swot

Citation preview

Page 1: Analisis S.W.O.T Desa Dlanggu Kecamatan(1)

TUGAS GEOGRAFI DESA KOTA

“Analisis Wilayah Desa Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten

Lamongan”

Oleh :

Arum Asanti (114274203)

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

FAKULTAS ILMU SOSIAL

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

2013

Page 2: Analisis S.W.O.T Desa Dlanggu Kecamatan(1)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan penulis berbagai macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang

penulis jalani ini akan selalu membawa keberkahan, baik kehidupan di alam

dunia ini, lebih-lebih lagi pada kehidupan akhirat kelak, sehingga semua cita-

cita serta harapan yang ingin penulis capai menjadi lebih mudah dan penuh

manfaat, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul

“Analisis Wilayah Desa Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan”.

Terima kasih sebelum penulis ucapkan kepada Dosen matakuliah

Geografi Ekonomi yaitu Ibu Dra. Wiwik Sri Utami, MP di Jurusan Geografi,

Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Surabaya dan Kepala Desa Desa

Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan beserta perangkatnya yang

mempermudah penulis dalam mencarikan data monografi Desa Dlanggu.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak memiliki

kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan baik dalam tata bahasa dan

pengkonsolidasian.Untuk itu besar harapan penulis bila ada kritik dan saran

yang membangun untuk lebih menyempurnakan makalah-makah penulis dilain

waktu, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari

pembacanya.

Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada

khususnya dan para pembaca pada umumnya.

Surabaya, 2013

Penulis

Page 3: Analisis S.W.O.T Desa Dlanggu Kecamatan(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara yang berkembang yaitu Negara yang memiliki jumlah

pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi namun memiliki kualitas

sumberdaya manusia yang rendah termasuk di dalamnya adalan Negara

Indonesia.Indonesia secara terus menerus mengalami perkembangan yang di

sebabkan karena kondisi-kondisi fisik pada daerah perkotaan maupun pada

daerah pedesaan ataupun pada daerah terbelakang. Dalam perkembangannya,

suatu wilayah mengalami pekembangan dari jumlah penduduk, pendapatan

ekonomi, pendidikan, penggunaan lahan dan sarana prasarana yang ada.

Apabiala dalam suatu wilayah memiliki sumberdaya alam yang baik dan

memiliki kualitas sumber daya manusia yang potensial maka secara otomatis

akan bisa memanfaatkan sumber daya alam tersebut sehingga wilayah tersebut

bisa di jadikan tumpuan dari wilayah yang lain.

Ada beberapa kota-kota tertentu yang sekarang mempunayai fungsi

sebagai pusat perdaganagan yang mulanya merupakan kota yang berfungsi

sebagai pusat keagamaan atau pusat pemerintahan. Yang dapat dikatakan

bahwa kota kota tersebut memiliki fungsi yang tunggal. Terdapat beberapa cara

yang dilakukan dalam mengklasifikasikan kota, yang didapatkan melalui usaha

yang bersifat sugestif dimana fungsi yang dianggap paling menonjol diantara

kegiatan-kegiatan yang ada, digunakan sebagai dasar klasifikasi

Desa dalam kehidupan sehari-hari atau secara umum sering di istilahkan

dengan kampung,yaitu suatu daerah yang letaknya jauh dari keramaian

kota,yang di huni sekelompok masyrakat di mana sebagian besar mata

pencaharianya sebagai petani sedangkan secara atmininistrastif desa adalah

yang terdiri dari satu atau lebih atau dusun di gabungkan hingga menjadi suatu

daerah yang berdiri sendiri atau berhak mengatur rumah tangga sendiri

(otonomi).yang memiliki fungsi sumber bahan pangan, penghasilan bahan

mentah, penghasil tenaga kerja, pusat-pusat industri kecil. pola persebaran desa

di sebabka karena adanya faktor Letak desa, Keadaan iklim, Kesuburan tanah,

Tata air, Keadaan ekonomi, dan Keadaan budaya.

Desa Dlanggu Kecamatan Dedet Kabupaten lamongan secara letak

geografis di sebalah utara Desa laladan, sebelah selatan Desa Sidokumpul,

sebelah barat Desa Gedongboyo untung, dan sebelah timur Desa Dinoyo.

Dimana jarak antara Desa Dlanggu dengan ke pusat kota Lamongan yaitu 3 km

di tempuh dalam 15 menit. Desa Dlanggu memiliki faktor-faktor yang dapat di

Page 4: Analisis S.W.O.T Desa Dlanggu Kecamatan(1)

lihat dari segi ekonomi, pendidikan, kondisi fisik, social, budya dan

kelembagaan.

B. Rumusan Masalah

Dari Latar Belakang permasalahan di atas, dapat dirumuskan

masalah seperti berikut :

1. Apakah Desa Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten Lamonggan

termasuk dalam kelompok Desa (rular), peralihan Desa – Kota

(Urban Fringe), atau kuta (Urban)?

2. Bagaimana Desa Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten Lamonggan

jika dianalisis menggunakan analisis SWOT?

3. Apakah wilayah Desa Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten

Lamonggan tergolong Desa Swadaya, Desa Swakarya atau Desa

Swasembada?

C. Tujuan Pembahasan

Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan pembahasannya

adalah sebagai berikut :

1. Agar dapat mengetahui Desa Dlanggu Kecamatan

Deket Kabupaten Lamonggan termasuk dalam

kelompok (rular), peralihan Desa – Kota (Urban

Fringe), atau kuta (Urban).

2. Agar dapat mengetahui potensi yang ada pada

wilayah Desa Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten

Lamonggan jika di analisis dengan menggunakan

analisi SWOT.

3. Agar dapat mengetahui Desa Dlanggu Kecamatan

Deket Kabupaten Lamonggan tergolong Desa

Swadaya, Desa Swakarya atau Desa Swasembada.

Page 5: Analisis S.W.O.T Desa Dlanggu Kecamatan(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Desa

1. Pengertian Desa Menurut Para Ahli

• Menurut R Bintarto,

Desa atau kota merupakan suatu hasil perwujudan geografis yang

ditimbulkan oleh unsur-unsur fisografis, sosial, ekonomi, politk dan

kultural yang terdapat pada suatu daerah serta memiliki hubungan

dan pengaruh timbal balik dengan daerah lain.

• Menurut Sutarjo Kartohadikusumo,

Desa adalah suatu kesatuan hukumdi mana bermukim suatu

masyarakat yang bekuasa dan masyarakat tersebut mengadakan

pemerintah sendiri.

Unsur-unsur dalam desa meliputi :

a. Daerah (Lingkungan geografis)

b. Penduduk, yang meliputi berbagai hal tentang kepududukan

seperti : jumlah, persebaran, mata pencaharian dll.

c. Tata kehidupan, meliputi segala hal yang menyangkut seluk

beluk kehidupan masyarakat desa.

• Menurut William ogburn & Nimkoff,

Desa adalah kesatuan organisasi kehidupan sosial di dalam daerah

terbatas. (William ogburn & Nimkoff, )

• Menurut Misra

Desa adalah suatu kumpulan tempat tinggal dan kumpulan

daerah pertanian dengan batas-batas tertentu yang luasnya antara

50 – 1.000 are

• Paul H Landis

Desa adalah suatu wilayah yang jumlah penduduknya kurang

dari 2.500 jiwa dengan cirri-ciri sebagai berikut :

Page 6: Analisis S.W.O.T Desa Dlanggu Kecamatan(1)

ü Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal

antra ribuan jiwa

ü Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukuaan

terhadap kebiasaan

ü Cara berusaha (ekonomi) aalah agraris yang paling

umum yang sangat dipengaruhi alam sekitar seperti

iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan

pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan.

• UU no. 5 tahun 1979

Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah

penduduk sebagai kesatuan masyarakat termasuk di dalamnya

kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi

pemerintahan terendah langsung dibawah Camat dan berhak

menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan

Negara Kesatuan Republik Indonesia;

• UU no. 22 tahun 1999

Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki

kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan

masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat

setempat yang diakui dalam sistem pemerintahan Nasional dan

berada di daerah Kabupaten

Secara umum desa dapat di artikan suatu wilayah yang ditempati

sekelompok masyarakat yang bersifat agraris, sosialis dan berhak

mengatur rumah tangga sendiri. Dalam menjalankan pemerintahan,

masyarakat desa dibagi ke dalam beberapa tingkat mulai dari kepala

desa, kepala dusun, ketua RW, ketua RT dan kepala keluarga.

Jabatan di desa merupakan sebuah kehormatan dan pemilik jabatan

akan dihormati dengan baik.

2. Fungsi Desa

ü Sebagai hinterland (penyangga kota)

ü Dari sudut ekonomi, sebagai lumbung bahan mentah

ü Pen-supplai tenaga kerja

ü Okupasi

Page 7: Analisis S.W.O.T Desa Dlanggu Kecamatan(1)

3. Unsur Desa

ü Daerah

ü Penduduk

ü Tata Kehidupan

4. Ciri-ciri Desa

ü Kehidupan tergantung pada alam

ü Toleransi sosialnnya kuat

ü Adat-istiadat dan norma agama kuat

ü Kontrol sosialnya didasarkan pada hokum informal

ü Hubungan kekerabatan didasarkan pada Gemeinssehaft

(paguyuban)

ü Pola pikirnya irrasional

ü Struktur perekonomian penduduk bersifat agraris.

5. Klasifikasi Desa

Berdasarkan tingkat pembangunan dan kemampuan

mengembangkan potensi yang dimilikinya,desa dapat

diklasifikasikan menjadi berikut ini :

a) Desa swadaya

Desa swadaya adalah suatu wilayah pedesaan yang hampir

seluruh masyarakatnya mampu memenuhi kebutuhannya

dengan cara mengadakan sendiri.

Ciri-ciri desa swadaya :

1. Daerahnya terisolir dengan daerah lainnya

2. Penduduknya jarang.

3. Mata pencaharian homogen yang bersifat agraris.

4. Bersifat tertutup.

5. Masyarakat memegang teguh adat.

6. Teknologi masih rendah.

7. Sarana dan prasarana sangat kurang.

8. Hubungan antarmanusia sangat erat.

9. Pengawasan sosial dilakukan oleh keluarga.

b) Desa swakarya

Desa swakarya adalah desa yang sudah bisa memenuhi

Page 8: Analisis S.W.O.T Desa Dlanggu Kecamatan(1)

kebutuhannya sendiri,kelebihan produksi sudah mulai dijual

kedaerah-daerah lainnya.

Ciri-ciri desa swakarya :

1. Adanya pengaruh dari luar sehingga mengakibatkan

perubahan pola pikir.

2. Masyarakat sudah mulai terlepas dari adat.

3. Produktivitas mulai meningkat.

4. Sarana prasarana mulai meningkat.

5. Adanya pengaruh dari luar yang mengakibatkan

perubahan cara berpikir.

c) Desa swasembada

Desa swasembada adalah desa yang lebih maju dan mampu

mengembangkan semua potensi yang ada secara

optimal,dengan ciri-ciri berikut :

1. Hubungan antarmanusia bersifat rasional.

2. Mata pencaharian homogen.

3. Teknologi dan pendidikan tinggi.

4. Produktifitas tinggi.

5. Terlepas dari adat.

6. Sarana dan prasarana lengkap dan modern.

6. Pola Persebaran Desa

1. Pola memanjang mengikuti jalan raya. Pola ini umumnya

terdapat di pedalaman

2. Pola mengikuti rel kereta api

3. Mengikuti garis pantai

4. Pola masyarakatPenyebarannya:

ü Terdapat di daerah pegunungan (dataran tinggi)

ü Daerah yang berelief kasar

ü Pola Desa Tersebar

ü Pola desa yang tidak teratur. Pola desa ini banyak

dijumpai di daerah Karst (Kapur)

B. Kota

1. Pengetian Kota

• Menurut Menteri Dalam Negeri RI NO. 4/1980

Page 9: Analisis S.W.O.T Desa Dlanggu Kecamatan(1)

1. Kota adalah suatu wilayah yang mempunyai batas

administrasi wilayah

2. Kota adalah lingkungan kehidupan yang mempunayi cirri

non-agraris

• Secara Geografis

Kota adalah suatu bentang budaya yang ditimbulkan oleh

unsure-unsur alami dan non-alami dengan gajala pemusatan

penduduk tinggi, corak kehidupan yang heterogen, sifat

penduduknya individualistis dan materialistis.

• Prof. Bintarto

Kota adalah suatu bentangan budaya yang ditimbulkan

oleh unsur-unsur alami dan non alami dengan gejala-gejalanya

pemusatan penduduk yang cukup besar dan corak kehidupan

yang bersifat heterogen dan materialistis dibandingkan dengan

daerah belakangnya (sub urban).

2. Ciri Fisik Kota

ü Adanya sarana ekonomi

ü Gedung pemerintahan

ü Alun-alun

ü Tempat parker

ü Sarana rekreasi

ü Sarana olah raga

ü Komplek perumahan

3. Ciri-Ciri Kota

ü Adanya keanekaragaman penduduk

ü Sikap penduduk bersifat individualistic

ü Hubungan sosial bersifat Gesselsehaft (Patembayan)

ü Adanya pemisahan keruangan yang dapat membentuk komplek-

komplek tertentu

ü Norma agama tidak ketat

ü Pandangan hidup kota lebih rasional

4. KLASIFIKASI KOTA

A. Menurut Jumlah Penduduk

1. Kota Kecil =penduduknya antara 20.000-50.000 jiwa

Page 10: Analisis S.W.O.T Desa Dlanggu Kecamatan(1)

2. Kota sedang =penduduknya antara 50.000-100.000 jiwa

3. Kota besar =penduduknya antara 100.000-1.000.000 jiwa

4. Metropolitan =penduduknya antara 1.000.000-5.000.000

jiwa

5. Megapolitan =penduduknya lebih dari 5.000.000 jiwa

B. Menurut tingkat perkembangan

1. Tahap eopolis adalah tahap perkembangan desa yang sudah

teratur dan masyarakatnya merupakan peralihan dari pola

kehidupan desa kea rah kehidupan kota.

2. Tahap polis adalah suatu daerah kota yang sebagian

penduduknya masih mencirikan sifat-sifat agraris.

3. Tahap metropolis adalah suatu wilayah kota yang ditandai

oleh penduduknya sebagaian kehidupan ekonomi masyarakat

ke sector industri.

4. Tahap megapolis adalah suatu wilayah perkotaan yang

terdiri dari beberapa kota metropolis yang menjadi satu

sehingga membentuk jalur perkotaan.

5. Tahap tryanopolis adalah suatu kota yang ditandai dengan

adanya kekacauan pelayanan umum, kemacetan lalu-lintas,

tingkat kriminalitas tinggi.

6. Tahap necropolis (Kota mati) adalah kota yang mulai

ditinggalkan penduduknya.

C. Desa-Kota

1. Pengertian

• Prof. Bintarto

Penjabaran suatu region sebagai wilayah peralihan sebagai tempat

bermukim masyarakat wilayah pinggir kota dan dengan demikian

juga mencakup semua aspek interaksi, perilaku sosial dan struktur

fisik secara spasial.

Page 11: Analisis S.W.O.T Desa Dlanggu Kecamatan(1)

BAB III

PEMBAHASAN

1. Peta Penggunaan Lahan Desa Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten

Lamongan

Page 12: Analisis S.W.O.T Desa Dlanggu Kecamatan(1)

2. Hasil Analisis Per-grid (dengan menggunakan ukuran grid 1

X 1 cm) Peta Desa Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten

Lamongan

No Grid Penggunaan Lahan Keterangan

1 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

2 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

3 Terbangun: Jalan RayaKekotaan

4 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

5 Tidak Terbangun: Sawah,Kedesaan

6 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

7 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

8 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

9 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

10 Tidak Terbangun: Sawah, Kedesaan

11 Terbangun:Jalan RayaKekotaan

12 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

13 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

14 Terbangun: RumahKekotaan

15 Tidak Terbangun: Sawah, Jalan RayaKedesaan

16 Tidak Terbangun: Sawah,Jalan RayaKedesaan

17 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

18 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

19 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

20 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

21 Tidak Terbangun: Sawah, Jalan RayaKedesaan

22 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

Page 13: Analisis S.W.O.T Desa Dlanggu Kecamatan(1)

23 Tidak Terbangun: Sawah, Jalan RayaKedesaan

24 Terbangun, Jalan RayaKedesaan

25 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

26 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

27 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

28 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

29 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

30 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

31 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

32 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

33 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

34 Tidak Terbangun: Sawah, Jalan RayaKedesaan

35 Tidak Terbangun: Sawah, Jalan RayaKedesaan

36 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

37 Tidak Terbangun: Sawah,Jalan RayaKedesaan

38 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

39 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

40 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

41 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

42 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

43 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

44 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

45 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

46 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

47 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

48 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

Page 14: Analisis S.W.O.T Desa Dlanggu Kecamatan(1)

49 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

50 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

51 Tidak Terbangun: Sawah Kedesaan

52 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

53 Tidak Terbangun: Sawah, Jalan Kedesaan

54 Terbangun: RumahKekotaan

55 Terbangun: RumahKekotaan

56 Tidak Terbangun: Sawah, Jalan Kedesaan

57 Tidak Terbangun: Sawah, Jalan Kedesaan

58 Tidak Terbangun: Sawah, Kedesaan

59 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

60 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

61 Tidak Terbangun: Sawah, Jalan Kedesaan

62 Tidak Terbangun: Sawah, JalanKedesaan

63 Terbangun: RumahKekotaan

64 Terbangun: RumahKekotaan

65 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

66 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

67 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

68 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

69 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

70 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

71 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

72 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

73 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

74 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

Page 15: Analisis S.W.O.T Desa Dlanggu Kecamatan(1)

75 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

76 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

77 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

78 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

79 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

80 Tidak Terbangun: Sawah Kedesaan

81 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

82 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

83 Terbangun: Jalan Raya Kekotaan

84 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

85 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

86 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

87 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

88 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

89 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

90 Terbangun: Rumah, Jalan Raya Kekotaan

91 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

92 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

93 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

94 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

95 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

96 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

97 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

98 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

99 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

100 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

101 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

Page 16: Analisis S.W.O.T Desa Dlanggu Kecamatan(1)

102 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

103 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

104 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

105 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

106 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

107 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

108 Terbangun: RumahKekotaan

109 Terbangun: Rumah, Jalan Kekotaan

110 Tidak Terbangun: Sawah Kedesaan

111 Terbangun: Rumah,Jalan Raya Kekotaan

112 Tidak Terbangun: Sawah Kedesaan

113 Terbangun: Rumah, Jalan RayaKekotaan

114 Terbangun: Rumah, Jalan RayaKekotaan

115 Terbangun: Rumah, Jalan RayaKekotaan

116 Terbangun: Rumah, Jalan RayaKekotaan

117 Terbangun: Jalan RayaKekotaan

118 Terbangun: Jalan RayaKekotaan

119 Terbangun: Jalan RayaKekotaan

120 Terbangun: Jalan RayaKekotaan

121 Terbangun: Jalan RayaKekotaan

122 Terbangun: Jalan RayaKekotaan

123 Terbangun: Jalan RayaKekotaan

124 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

125 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

126 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

127 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

128 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

Page 17: Analisis S.W.O.T Desa Dlanggu Kecamatan(1)

129 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

130 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

131 Tidak Terbangun: Sawah Kedesaan

132 Terbangun: Rumah, Jalan Raya, MakamKekotaan

133 Terbangun: Rumah, Jalan RayaKekotaan

134 Terbangun: Rumah, Jalan RayaKekotaan

135 Terbangun: Jalan RayaKekotaan

136 Terbangun: Jalan RayaKekotaan

137 Terbangun: Rumah, Jalan RayaKekotaan

138 Terbangun: Rumah, Jalan RayaKekotaan

139 Terbangun: Rumah, Jalan RayaKekotaan

140 Terbangun: Rumah, Jalan Raya,Kekotaan

141 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

142 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

143 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

144 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

145 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

146 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

147 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

148 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

149 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

150 Tidak Terbangun: Sawah, Jalan Kedesaan

151 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

152 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

153 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

154 Tidak Terbangun: Sawah, JalanKedesaan

155 Terbangun: Rumah, Jalan RayaKekotaan

Page 18: Analisis S.W.O.T Desa Dlanggu Kecamatan(1)

156 Terbangun: Rumah, Jalan RayaKekotaan

157 Terbangun: Rumah, Jalan Raya, MasjidKekotaan

158 Terbangun: Rumah, Jalan Raya, SekolahanKekotaan

159 Terbangun: Rumah, Jalan RayaKekotaan

160 Terbangun: Rumah, Jalan RayaKekotaan

161 Terbangun: RumahKekotaan

162 Terbangun: RumahKekotaan

163 Terbangun: RumahKekotaan

164 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

165 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

166 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

167 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

168 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

169 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

170 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

171 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

172 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

173 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

174 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

175 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

176 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

177 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

178 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

179 Terbangun: RumahKekotaan

180 Terbangun: Rumah Kekotaan

181 Terbangun: RumahKekotaan

Page 19: Analisis S.W.O.T Desa Dlanggu Kecamatan(1)

Identifikasi wilayah

Dari hasil grid yang diperoleh dengan menggunakan ukuran girid (1 X 1 )

cm, maka identifikasi wilayah Desa Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten

Lamongan dapat dihitung sebagai berikut :

Diketahui : Jumlah Grid = 200

Jumlah Kedesaan = 150

Jumlah Kekotaan = 50

Ditanyakan : Sifat kekotaan? ( dihitung dengan menggunakan

metode grid )

182 Terbangun: RumahKekotaan

183 Terbangun: RumahKekotaan

184 Terbangun: RumahKekotaan

185 Terbangun: RumahKekotaan

186 Terbangun: RumahKekotaan

187 Tidak Terbangun: Sawah Kedesaan

188 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

189 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

190 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

191 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

192 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

193 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

194 Terbangun: Rumah, Kekotaan

195 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

196 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

197 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

198 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

199 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

200 Tidak Terbangun: SawahKedesaan

Page 20: Analisis S.W.O.T Desa Dlanggu Kecamatan(1)

Jawab : Rumus Perhitungan = Jumlah grid kekotaan

x100%

Jumlah grid keseluruhan

= x 100%

= 25

Kategori : . a. Sifat Kekotaan < 30 % :Desa (Rular)

b. Sifat Kekotaan 30 – 60 % :Desa–Kota (Urban Fringe)

c. Sifat Kekotaan > 60 % :Kota (Urban)

Dari perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa wilayah Kelurahan

Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan termasuk kedalam

kategori Desa (Rular) hal ini dikarenakan hasil perhitungan yang telah

dilakukan Kelurahan Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan

memiliki sifat kedesaan sebesar 25% dan angka tersebut masuk ke dalam

kategori Desa (Rular) yang ketetapan nilainya >30 – 60%.

2. Analisis Potensi Kelurahan Desa Dlanggu Kecamatan Deket

Kabupaten Lamongan dengan menggunakan analisis SWOT

Perumusan Rencana Strategis dalam pengembangan Kelurahan

Kelurahan Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan ke masa yang

akan datang dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT (Strength,

Weakness, Opportunities, dan Threats) terhadap potensi Desa.

Untuk memberikan penilaian terhadap analisis SWOT ini digunakan 4

pertanyaan, yaitu:

1. Peluang eksternal terpenting apakah yang dimiliki?

2. Ancaman eksternal terpenting apakah yang dihadapi?

3. Apa kekuatan internal yang terpenting yang dimiliki?

4. Apa kelemahan terpenting yang ada?

Melalui analisis SWOT dapat mengidentifikasikan faktor-faktor internal

(kekuatan dan kelemahan) dan faktor-faktor eksternal (peluang dan

ancaman) dalam upaya pengembangan Kelurahan Kraton Kecamatan

Maospati Kabupaten Magetan.

a. Strength ( kekuatan)\

Berdasarkan dari hasil pengamatan bahwa kondisi dan potensi

Kelurahan Kelurahan Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten

Page 21: Analisis S.W.O.T Desa Dlanggu Kecamatan(1)

Lamongan, maka dapat diidentifikasi beberapa faktor yang menjadi

kekuatan internal sebagai berikut :

1. Kelurahan Kraton Kecamatan Maospati Kabupaten Magetan

memiliki lahan pertanian yang dapat menghasilkan produk

tanaman pangan seperti padi dan ikan. Pola penggunan lahan

untuk sawah dan perikanan sebesar 362 Ha/m2. Pertanian 2300

Ha/M2 .Dalam sector pertanian ini sistem penanamannya adalah

secara bergantian pada musim penghujan di jadikan sebagai

lahan pertanian tampak dan pada musim kemarau di jadikan

sebagai lahan pertanian padi.

2. Tersedia sumber daya manusia (petani, Buruh tani, pemilik

usaha tani, pemilik usaha perikanan, buruh usaha perikanan,

montir, tukan batu, tukang kayu, tukang sumur, Tukang kue,

Dukun, tukang jahit, Tukang rias, Karyawan perusahaan swasta,

Karyawan perusahaan pemerintah, pengusaha perdagangan hasil

bumi, buruh jasa perdagangan hasil bumi, pemilik usaha

warung, PNS, TNI, PORLI, Dokter swasta, bidan swasta, Bidan

swasta, Perawat swasta, Dosen swasta, Guru swasta, Sopir,

wiraswasta, dan pembantu rumah tangga ). Suatu wilayah dapat

berkembang dengan baik tergantung dari beberapa faktor,

diantaranya tersedianya sumber daya alam dan sumber daya

manusia yang baik.. Terdapat sarana dan prasarana desa seperti

jalan Kelurahan yang sudah diaspal, terdapat prasarana

kesehatan seperti polindes maupun rumah / kantor praktik dokter

dan juga prasarana pendidikan mulai dari SD, SMP, dan SMA.

Kondisi fisik desa yang lengkap merupakan suatu nilai tambah

bagi Kelurahan Dlanggu dalam memenuhi kebutuhan

masyarakat terutama didalam pelayanan publik yang baik.

3. Tingkat pendidikan yang meningkat

di Desa Dlanggu 267 jiwa tamat SD, 767 jiwa tamat SLTP, 347

jiwa tamat SLTA, 33 jiwa tamat D-1, 34 jiwa tamat D-2, 43 jiwa

tamat D-3, 184 jiwa tamat S-1, 25 jiwa tamat S-2, dan 8 jiwa

tamat S-3. Dengan itu maka asumsi masyarakat untuk

memajukan desa sangant tinggi.

4. Terdapat sarana dan prasarana transportasi (jalan raya), Ekonomi

(pertokoan), Pendidikan (PAUD, TK, SD, SMP, SMA dan

Pondok Pesantren), kesehatan (Polindes). Dengan adanya

fasilitas seperti ini maka akan menjadi nilai tambahan di Desa

Dlanggu di bandingkan dengan desa sekitarnya.

Page 22: Analisis S.W.O.T Desa Dlanggu Kecamatan(1)

b. Weakness (kelemahan)

Selain mempunyai kelebihan suatu desa pasti mempunyai

kelemahan. Dari hasil pengamatan diketahui bahwa kelemahan yang

ada di Kelurahan Kelurahan Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten

Lamongan diantaranya :

1. Kelangkaan pupuk dan mahalnya harga pupuk

Di Desa Dlanggu ini para petani sangat sulit untuk mendapatkan

pupuk begitupun harga pupuk yang begitu meningkat. Dan

pupuk merupakan bahan penting dalam system pertanian jika

pupuk tidak dapat di dapatkan dengan mudah maka hasil

pertanianpun akan mengalami penurunan.

2. Kurangnya mendapatkan air minum layak konsumsi

Masyarakat di Desa Dlanggu untuk air bersih yang layak di

konsumsi dari hasil pengelolahan desa kurang layak di konsumsi

oleh masyarakat dan masyarakat banyak menggunakan air dari

sumur.

3. Masih rendahnya keterampilan ibu rumah tangga

Masyarakat Desa Dlanngu kebanyakan para ibu rumah tangga

tidak memiliki pekerjaan karena mereka tidak memiliki daya

kreatifitas dan keterampilan yang tinggi sehingga mereka hanya

duduk diam di rumah.

c. Opportunities (peluang)

Peluang yang ada di Kelurahan Kraton Kecamatan Maospati

Kabupaten Magetan diantaranya adalah :

1. Di Desa Dlanggu yang sebagian besar lahan pertanian yang

berperpotensi maka dan aliran air sungai yang cukup maka di

jadikan sebagai lahan perikanan tambak yang di lakukan pada

musim penghujan dan di jadikan sebagai pertanian padi pada

musim kemarau.

2. Selain pada sector pertanian Sumber daya manusia pada Desa

Dlanggu cukup tinggi sehingga untuk memajukan desa lebih

muda, Potensi-potensi sumber daya manusia masyarakat dapat di

jadikan sumber tenaga ahli dalam pembangunan Desa Dlanggu.

a. Threats (ancaman)

Ancaman yang ada di Kelurahan Kraton Kecamatan Maospati

Kabupaten Magetan diantaranya adalah

Page 23: Analisis S.W.O.T Desa Dlanggu Kecamatan(1)

1. Pertanian di Desa Dlanggu yang di hasilkan adalah Padi dan

ikan yang hampir sama dengan Desa tentangga dan panen yang

di lakuakan dalam waktu yang bersamaan sehingga adanya

persaingan dalam sector pemasaran di pasar pada umumnya.

Tabel 1. Strategi Pengembangan Desa Dlanggu Kecamatan Deket

Kabupaten Lamongan

Internal

Eksternal

Strength

(S)

Weakness

(W)

Opportunities (O) Strategi S – O Strategi W – O

Threats (T) Strategi S – T Strategi W – T

Setelah mengidentifikasi kondisi lingkungan internal (Strength dan

Weakness) dan lingkungan eksternal (Opportunities dan Threats) kemudian

dapat dianalisis untuk mensinergikan keempat factor tersebut sehingga

diasumsikan strategi yang terdiri dari:

1. Asumsi Strategi S-O ( Strength-Opportunity/Kekuatan-Peluang)

Asumsi strategi ini dibuat dengan mencocokkan antara

kekuatan dan peluang. Asumsi Strategi S-O di Desa Dlanggu

Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan adalah Desa Dlanggu

mempunyai Strength atau kekuatan diantaranya adalah Potensi

sumber daya manusia yang memadai Selain itu peluang yang ada di

Desa Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan diantaranya

adalah Lahan pertanian yang cukup luas dan berpotensi Dengan

ditunjang adanya sumber daya manusia yang meningkat maka

daerah ini lahan pertanian dapat di manfaatkan dengan sebaik-

baiknya sehingga menghasilkan produktivitas padi dan ikan yang

tinggi dan dapat bersaing dengan desa desa sekitarnya.

2. Asumsi Stategi S-T (Strength-Treath/Kekuatan-Ancaman)

Asumsi strategi ini dibuat dengan mencocokkan antara kekuatan

dan ancaman, yaitu dengan cara mengoptimalkan kekuatan desa

untuk mengatasi ancaman yang datang dari lingkungan Eksternal.

Adapun strategi S – T yang ada di Desa Padasan Kecamatan Kerek

Kabupaten Tuban adalah :

ü Desa Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan

adalah wilayah yang memiliki produktivitas yang tinggi

dalam bidang pertanian dengan itu maka akan adanya

persaingan yang ketat dengan produktifitas pertanian di

Desa sekitarnya.Dengan itu maka para petani Desa

Dlanggu mengoptimalkan produktivitas padi dan ikan

Page 24: Analisis S.W.O.T Desa Dlanggu Kecamatan(1)

maka setidaknya dapat mengurangi tingkat ancaman dan

dapat bersaing dengan Desa sekitarnya.

3. Asumsi Strategi W-O (Weakness-Opportunity/Kelemahan-

Peluang)

Asumsi strategi ini dibuat dengan mencocokkan antara

kelemahan dan peluang, yaitu dengan cara menangkap peluang

yang datang dari lingkungan eksternal untuk meminimalkan

kelemahan yang ada di Desa Dlanggu Kecamatan Deket

Kabupaten Lamongan adalah

• Pada masyarakat Desa ini kebanyakan para ibu rumah

tangga tidak memiliki aktivitas yang khusus dan

bermanfaat selain para ibu-ibu yang bekerja di pasar ikan

lamongan. Kebanyakan para ibu rumah tangga tersebut

hanya duduk diam di rumah sebab mereka tidak memiliki

keterampilan yang khusus. Untuk itu dengan adanya

kelemahan seperti itu maka akan menangkap peluang

yaitu di adakanya penyuluhan pembekalan keterampilan

kepada ibu rumah tangga sehingga ibu rumah tangga

memiliki keterampilan khusus sehingga dapat

menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan

perekonomian desa dlanggu.

4. Asumsi strategi W-T (Weakness-Trheat/Kelemahan-Ancaman)

Asumsi strategi ini dibuat dengan mencocokkan antara kekuatan

dan ancaman, yaitu dengan cara mengatasi berabagai kelemahan

desa untuk mengatasi ancaman yang datang dari luar dan

sebaliknya.

• Desa Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan

memiliki kelemahan sulitnya untuk mendapatkan pupuk dan

mahalnya harga pupuk. Pupuk merupakan sarana yang

terpenting bagi para petani untuk meningkatkan daya

produktivitas hasil pertaniannya. Jika pupuk sulit di peroleh

para petani Desa Dlanggu maka akan tersaing dengan hasil

produktivitas pertanian di desa sekitarnya.

3 Penilaian Tingkat Perkembangan Desa Dlanggu Kecamatan Deket

Kabupaten Lamongan

FAKTOR INDIKATOR & DESKRIPSI

SKOR

Page 25: Analisis S.W.O.T Desa Dlanggu Kecamatan(1)

E 1. Sektor pertanian (primer)

Dari jumlah keseluruhan

penduduk adalah 4617 orang,

2754 orang didalamnya bermata

pencaharian sebagai petani

maupun buruh tani.

Prosentase = x 100 %

= 59,64%

2. Sektor jasa /

Telekomunikasi

(sekunder)

Jumlah orang yang bekerja di

bidang jasa adalah 416 jadi:

Prosentase = . x 100 %

= 9,1%

3. Sektor

perdagangan/wiraswasta

(tertier)

Jumlah orang yang bekerja

sebagai swasta adalah 17

orang, sedangkan yang

berwiraswasta adalah 145

orang, jadi :

Prosentase = x 100 %

= 4,5%

Jadi skor yang diperoleh

untuk faktor E (mata

pencaharian) adalah (E1)

hal ini dikarenakan dari

ketiga prosentase

tersebut hanya sektor

tersier yang hasilnya

diatas 55% yaitu sebesar

59,64%.

Y Produksi Desa dalam satu tahun

1. Pertanian = Rp.

1.556.600.000,00

Produksi desa tinggi

karena total produksi >

100 juta / tahun

Page 26: Analisis S.W.O.T Desa Dlanggu Kecamatan(1)

2. Peternakan = Rp.

210.300.000,00

3. Perdagangan = Rp.

549.000.000,00

4. Perikanan = Rp.

9.639.000.000,00

Total Produksi = Rp.

2.315.900.000,00

produksi yaitu sebesar

11.954.900.000,00

Jadi skor ( Y3 )

A Di Desa Dlanggu Kecamatan Deket

Kabupaten Lamongan macam

upacara yang masih ditemukan

didaerah ini adalah :

1. Upacara Kelahiran Bayi

(tingkepan, selapan)

2. Upacara Perkawinan

(lamaran, selapanan)

3. Upacara Kematian (3 hari, 7

hari, 40 hari, 100 hari,

setahun setelah kematian dan

1000 hari)

4. Upacara yangberhubungan

dengan panen sawah

(Wewet)

Dari data yang

didapatkan, dengan

jumlah upacara adat yang

masih ada di Desa

Dlanggu Kecamatan

Deket Kabupaten

Lamongan sebanyak 4

macam maka skor nya

adalah (A2)

L Macam Kelembagaan yang terdapat

di Desa Dlanggu Kecamatan Deket

Kabupaten Lamongan adalah

sebagai berikut :

1. Lembaga Pemerintahan (Kepala

desa, Musyawarah Desa dll).

2. Lembaga Perekonomian (KUD,

BKD) :

Di Desa Dlanggu terdapat:

1) KUD :1

2) Koprasi Serojo :1

3) Koperasi PNPM Mekarjaya :1

4) BKD :1

Untuk faktor ke

lembagaan yang ada di

Keluahan Kraton

Kecamatan Maospati

Kabupaten Magetan

terdiri dari 5 lembaga,

yaitu lembaga

pemerintahan, lembaga

perekonomian, lembaga

social, lembaga

pendidikan ,lembaga

kesehatan, lembaga

kesenian dan olahraga

dan lembaga keamanan.

Page 27: Analisis S.W.O.T Desa Dlanggu Kecamatan(1)

3. Lembaga Sosial (LKD/LKK,

LKMD, PKK dll).

Terdapat lembaga

kemasyarakatan yang di namakan

LKD/LKK dengan jumlah

pengurus 9 orang dengan ruang

lingkup kegiatan 2 yaitu legensi

dan pengawasan, LKMD jumlah

pengurus 11 orang dengan Ruang

lingkup kegiatan 2 yaitu

Kordinator RT dan Pemdes, PKK

jumlah pengurus 5 orang dengan

ruang lingkup kegiatan 2 yaitu

posyandu dan arisan.

4. Lembaga Pendidikan (BP3,

Pesantren, Madrasah dll) :

Terdapat sekolahan dari jenjang

pendidikan mulai dari pendidikan

usia dini sampai sampai dengan

Madrasah Aliyah atau sederajat.

5. Lembaga Kesehatan

(BKIA,Posyandu, Puskesmas

Pembantu)

Lembaga Kesehatan yang

terdapat di Desa Dlanggu berupa

Posyandu sejumlah 1 unit,

rumah/kantor praktik dokter 4

unit dan perawat.

6. Lembaga Kesenian dan Olahraga

(wayang, sarana olahraga dll)

Sarana Olahraga yang terdapat di

Desa Dlanggu Kecamatan Deket

Kabupaten Lamongan antara lain

:

1) Lapanngan Volly : 2

2) Lapangan Tenis : 1

Jadi jumlah skor untuk

faktor kelembagaan di

kelurahan kraton adalah

(L3) karena memiliki 7

lembaga

Page 28: Analisis S.W.O.T Desa Dlanggu Kecamatan(1)

3) Lapangan Bulu Tangkis : 2

4) Meja Pingpong : 2

7. Lembaga Keamanan yang ada di

Desa Dlanggu Kecamatan Deket

Kabupaten Lamongan adalah

jumlah hansip yaitu 35 orang,

Satgas Linmas 35 orang, dan

Satpam Swakarsa 4 orang

dengan jumlah pos kamling 6

buah.

Pd Penduduk Desa Dlanggu yang tamat

SD keatas adalah :

= x 100 %

= 70,76%

Jadi skor pendidikan

yang didapatkan di

Kelurahan Kraton adalah

( Pd3 ) karena penduduk

yang tamat SD keatas

prosentasenya di atas dari

30%, yaitu 70,76 %.

Gr Tahap swadaya dan gotong gotong

royong yang terjadi di Desa

Dlanggu Kecamatan Deket

Kabupaten Lamongan adalah

bersifat antara tersembunyi dan

manifest, hal ini di dilihat dari sifat

masyarakat yang ada di Dlanggu

jika ada kegiatan gorong royong

seperti membangun masjid,

memperbaiki jalan raya dengan

menggunakan rapat musyawarah

bersama sebelum pembangunan itu

di mulai. Setelah terjadi kesepakatan

bersama dari rapat musyawarah

masyarakat tidak langsung

melakukan gotong royong akan

tetapi masih menunggu komando

dari pimpinan untuk memulai atau

untuk berpartisipasi dalam gotong

royong tersebut.

Jika dilihat dari

penjelasan disamping

mengenai keadaan

gotong royong yang ada

di gotong royong yang

terjadi di Desa Dlanggu

Kecamatan Deket

Kabupaten Lamongan

masih dapat dikatakan

bersifat antara manifest

dan tersembunyi, jadi

skor untuk faktor gotong

royong adalah ( Gr2 )

Prasarana Sarana dan Prasarana yang ada di Ø Desa Dlanggu

Page 29: Analisis S.W.O.T Desa Dlanggu Kecamatan(1)

Desa Keluahan Kraton Kecamatan

Maospati Kabupaten Magetan:

1) Prasarana Perhubungan

a. Jalan Desa

b. Jalan antar Desa

c. Jalan kabupaten yang

melewati Desa

d. Jembatan

2) Prasarana Produksi

a. Industri Sedang 1 buah

b. Home Industry 162 buah

3) Prasarana Pemasaran

a. Toko 61 buah

b. Warung 30 buah

4) Prasarana Sosial yang ada di

Desa Padasan

a. Gedung Pemerintahan Desa

Dlanggu (balai desa) : 1

buah

b. Gedung sekolah yang ada di

Desa Dlanggu , antara lain :

• TK : 2 Gedung

• Sekolah Dasar : 3 Gedung

• SMP : 1 gedung

• SMA : 1 gedung

c. Poliklinik 1 buah

d. Masjid 3 buah

e. Mushola 29 buah

memiliki/dilalui

jalan aspal, jalan

makadam,

semen/beton dan

jalan tanah, jadi

skor 50

Ø Desa Dlanggu

memiliki

bangunan air

dengan saluran

tadah hujan, jadi

skor 5

Ø Tanaman desa

kurang dipelihara

dan jarak tanam

cukup baik skor

15

Ø Desa Dlanggu

mempunyai 2

jenis prasarana

pemasaran yaitu

toko/kios/warung

serta koperasi jadi

skor nya 15

Ø Desa Dlanggu

mempunyai 5

jenis prasarana

social yaitu

gedung

pemerintah desa,

gedung sekolah,

poliklinik desa,

Masjid dan

Mushola skor 25

Jadi total skor untuk

faktor sarana dan

Page 30: Analisis S.W.O.T Desa Dlanggu Kecamatan(1)

prasarana yang ada di

Desa Dlanggu

Kecamatan Deket

Kabupaten Lamongan

adalah skor P3 karena

jumlah skor keseluruhan

110.

A. Rekapitulasi Nilai Skor

Adapun nilai untuk masing – masing faktor di Desa Dlanggu Kecamatan

Deket Kabupaten Lamongan yang akan digunakan untuk menentukan

pengklasifikasian dari desa tersebut adalah :

Macam Faktor Nilai

Faktor Ekonomi (E) 1

Faktor Produksi (Y) 3

Faktor Adat – istiadat (A) 2

Faktor Kelembagaan (L) 3

Faktor Pendidikan (Pd) 3

Faktor Gotong royong(Gr) 2

Faktor Sarana Prasarana (Ps) 3

JUMLAH ( 17

• Kriteria Rekapitulasi Nilai Skor

Kriteria yang sudah ditentukan guna untuk mengklasifikasikan apakah

daerah tersebut tergolong desa , desa – kota, atau kota adalah sebagai

berikut :

1. Jumlah nilai skor 7 – 11 tahap Desa Swadaya

2. Jumlah nilai skor 12 – 16 tahap Desa Swakarya

3. Jumlah nilai skor 17 – 21 tahap Desa Swasembada

Page 31: Analisis S.W.O.T Desa Dlanggu Kecamatan(1)

PENUTUP

A. Kesimpulan

• Dari perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa wilayah Kelurahan

Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan termasuk kedalam

kategori Desa (Rular) hal ini dikarenakan hasil perhitungan yang telah

dilakukan Kelurahan Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan

memiliki sifat kedesaan sebesar 25% dan angka tersebut masuk ke

dalam kategori Desa (Rular) yang ketetapan nilainya >30 – 60%.

• Berdasarkan analisis data dan perhitungan di atas dapat disimpulkan

bahwa Desa Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan masuk

ke dalam kategori Desa Swasembada, hal ini dapat dilihat dari hasil

perhitungan melalui faktor – faktor (ekonomi, produksi, adat –

istiadat, kelembagaan, pendidikan, gotong royong, dan sarana

prasarana) dengan jumlah skor 17.

Page 32: Analisis S.W.O.T Desa Dlanggu Kecamatan(1)

DAFTAR PUSTAKA

Monografi Desa Dlanggu Kec.Deket Kab. Lamongan Tahun 2012

Yunus, Hadi Sabri. 2010. Struktur Tata Ruang Kota. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.