Click here to load reader
Upload
raisyifa13
View
50
Download
6
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Analisis Swot
Citation preview
TUGAS GEOGRAFI DESA KOTA
“Analisis Wilayah Desa Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten
Lamongan”
Oleh :
Arum Asanti (114274203)
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan penulis berbagai macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang
penulis jalani ini akan selalu membawa keberkahan, baik kehidupan di alam
dunia ini, lebih-lebih lagi pada kehidupan akhirat kelak, sehingga semua cita-
cita serta harapan yang ingin penulis capai menjadi lebih mudah dan penuh
manfaat, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul
“Analisis Wilayah Desa Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan”.
Terima kasih sebelum penulis ucapkan kepada Dosen matakuliah
Geografi Ekonomi yaitu Ibu Dra. Wiwik Sri Utami, MP di Jurusan Geografi,
Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Surabaya dan Kepala Desa Desa
Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan beserta perangkatnya yang
mempermudah penulis dalam mencarikan data monografi Desa Dlanggu.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak memiliki
kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan baik dalam tata bahasa dan
pengkonsolidasian.Untuk itu besar harapan penulis bila ada kritik dan saran
yang membangun untuk lebih menyempurnakan makalah-makah penulis dilain
waktu, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembacanya.
Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada
khususnya dan para pembaca pada umumnya.
Surabaya, 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara yang berkembang yaitu Negara yang memiliki jumlah
pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi namun memiliki kualitas
sumberdaya manusia yang rendah termasuk di dalamnya adalan Negara
Indonesia.Indonesia secara terus menerus mengalami perkembangan yang di
sebabkan karena kondisi-kondisi fisik pada daerah perkotaan maupun pada
daerah pedesaan ataupun pada daerah terbelakang. Dalam perkembangannya,
suatu wilayah mengalami pekembangan dari jumlah penduduk, pendapatan
ekonomi, pendidikan, penggunaan lahan dan sarana prasarana yang ada.
Apabiala dalam suatu wilayah memiliki sumberdaya alam yang baik dan
memiliki kualitas sumber daya manusia yang potensial maka secara otomatis
akan bisa memanfaatkan sumber daya alam tersebut sehingga wilayah tersebut
bisa di jadikan tumpuan dari wilayah yang lain.
Ada beberapa kota-kota tertentu yang sekarang mempunayai fungsi
sebagai pusat perdaganagan yang mulanya merupakan kota yang berfungsi
sebagai pusat keagamaan atau pusat pemerintahan. Yang dapat dikatakan
bahwa kota kota tersebut memiliki fungsi yang tunggal. Terdapat beberapa cara
yang dilakukan dalam mengklasifikasikan kota, yang didapatkan melalui usaha
yang bersifat sugestif dimana fungsi yang dianggap paling menonjol diantara
kegiatan-kegiatan yang ada, digunakan sebagai dasar klasifikasi
Desa dalam kehidupan sehari-hari atau secara umum sering di istilahkan
dengan kampung,yaitu suatu daerah yang letaknya jauh dari keramaian
kota,yang di huni sekelompok masyrakat di mana sebagian besar mata
pencaharianya sebagai petani sedangkan secara atmininistrastif desa adalah
yang terdiri dari satu atau lebih atau dusun di gabungkan hingga menjadi suatu
daerah yang berdiri sendiri atau berhak mengatur rumah tangga sendiri
(otonomi).yang memiliki fungsi sumber bahan pangan, penghasilan bahan
mentah, penghasil tenaga kerja, pusat-pusat industri kecil. pola persebaran desa
di sebabka karena adanya faktor Letak desa, Keadaan iklim, Kesuburan tanah,
Tata air, Keadaan ekonomi, dan Keadaan budaya.
Desa Dlanggu Kecamatan Dedet Kabupaten lamongan secara letak
geografis di sebalah utara Desa laladan, sebelah selatan Desa Sidokumpul,
sebelah barat Desa Gedongboyo untung, dan sebelah timur Desa Dinoyo.
Dimana jarak antara Desa Dlanggu dengan ke pusat kota Lamongan yaitu 3 km
di tempuh dalam 15 menit. Desa Dlanggu memiliki faktor-faktor yang dapat di
lihat dari segi ekonomi, pendidikan, kondisi fisik, social, budya dan
kelembagaan.
B. Rumusan Masalah
Dari Latar Belakang permasalahan di atas, dapat dirumuskan
masalah seperti berikut :
1. Apakah Desa Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten Lamonggan
termasuk dalam kelompok Desa (rular), peralihan Desa – Kota
(Urban Fringe), atau kuta (Urban)?
2. Bagaimana Desa Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten Lamonggan
jika dianalisis menggunakan analisis SWOT?
3. Apakah wilayah Desa Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten
Lamonggan tergolong Desa Swadaya, Desa Swakarya atau Desa
Swasembada?
C. Tujuan Pembahasan
Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan pembahasannya
adalah sebagai berikut :
1. Agar dapat mengetahui Desa Dlanggu Kecamatan
Deket Kabupaten Lamonggan termasuk dalam
kelompok (rular), peralihan Desa – Kota (Urban
Fringe), atau kuta (Urban).
2. Agar dapat mengetahui potensi yang ada pada
wilayah Desa Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten
Lamonggan jika di analisis dengan menggunakan
analisi SWOT.
3. Agar dapat mengetahui Desa Dlanggu Kecamatan
Deket Kabupaten Lamonggan tergolong Desa
Swadaya, Desa Swakarya atau Desa Swasembada.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Desa
1. Pengertian Desa Menurut Para Ahli
• Menurut R Bintarto,
Desa atau kota merupakan suatu hasil perwujudan geografis yang
ditimbulkan oleh unsur-unsur fisografis, sosial, ekonomi, politk dan
kultural yang terdapat pada suatu daerah serta memiliki hubungan
dan pengaruh timbal balik dengan daerah lain.
• Menurut Sutarjo Kartohadikusumo,
Desa adalah suatu kesatuan hukumdi mana bermukim suatu
masyarakat yang bekuasa dan masyarakat tersebut mengadakan
pemerintah sendiri.
Unsur-unsur dalam desa meliputi :
a. Daerah (Lingkungan geografis)
b. Penduduk, yang meliputi berbagai hal tentang kepududukan
seperti : jumlah, persebaran, mata pencaharian dll.
c. Tata kehidupan, meliputi segala hal yang menyangkut seluk
beluk kehidupan masyarakat desa.
• Menurut William ogburn & Nimkoff,
Desa adalah kesatuan organisasi kehidupan sosial di dalam daerah
terbatas. (William ogburn & Nimkoff, )
• Menurut Misra
Desa adalah suatu kumpulan tempat tinggal dan kumpulan
daerah pertanian dengan batas-batas tertentu yang luasnya antara
50 – 1.000 are
• Paul H Landis
Desa adalah suatu wilayah yang jumlah penduduknya kurang
dari 2.500 jiwa dengan cirri-ciri sebagai berikut :
ü Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal
antra ribuan jiwa
ü Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukuaan
terhadap kebiasaan
ü Cara berusaha (ekonomi) aalah agraris yang paling
umum yang sangat dipengaruhi alam sekitar seperti
iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan
pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan.
• UU no. 5 tahun 1979
Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah
penduduk sebagai kesatuan masyarakat termasuk di dalamnya
kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi
pemerintahan terendah langsung dibawah Camat dan berhak
menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan
Negara Kesatuan Republik Indonesia;
• UU no. 22 tahun 1999
Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat
setempat yang diakui dalam sistem pemerintahan Nasional dan
berada di daerah Kabupaten
Secara umum desa dapat di artikan suatu wilayah yang ditempati
sekelompok masyarakat yang bersifat agraris, sosialis dan berhak
mengatur rumah tangga sendiri. Dalam menjalankan pemerintahan,
masyarakat desa dibagi ke dalam beberapa tingkat mulai dari kepala
desa, kepala dusun, ketua RW, ketua RT dan kepala keluarga.
Jabatan di desa merupakan sebuah kehormatan dan pemilik jabatan
akan dihormati dengan baik.
2. Fungsi Desa
ü Sebagai hinterland (penyangga kota)
ü Dari sudut ekonomi, sebagai lumbung bahan mentah
ü Pen-supplai tenaga kerja
ü Okupasi
3. Unsur Desa
ü Daerah
ü Penduduk
ü Tata Kehidupan
4. Ciri-ciri Desa
ü Kehidupan tergantung pada alam
ü Toleransi sosialnnya kuat
ü Adat-istiadat dan norma agama kuat
ü Kontrol sosialnya didasarkan pada hokum informal
ü Hubungan kekerabatan didasarkan pada Gemeinssehaft
(paguyuban)
ü Pola pikirnya irrasional
ü Struktur perekonomian penduduk bersifat agraris.
5. Klasifikasi Desa
Berdasarkan tingkat pembangunan dan kemampuan
mengembangkan potensi yang dimilikinya,desa dapat
diklasifikasikan menjadi berikut ini :
a) Desa swadaya
Desa swadaya adalah suatu wilayah pedesaan yang hampir
seluruh masyarakatnya mampu memenuhi kebutuhannya
dengan cara mengadakan sendiri.
Ciri-ciri desa swadaya :
1. Daerahnya terisolir dengan daerah lainnya
2. Penduduknya jarang.
3. Mata pencaharian homogen yang bersifat agraris.
4. Bersifat tertutup.
5. Masyarakat memegang teguh adat.
6. Teknologi masih rendah.
7. Sarana dan prasarana sangat kurang.
8. Hubungan antarmanusia sangat erat.
9. Pengawasan sosial dilakukan oleh keluarga.
b) Desa swakarya
Desa swakarya adalah desa yang sudah bisa memenuhi
kebutuhannya sendiri,kelebihan produksi sudah mulai dijual
kedaerah-daerah lainnya.
Ciri-ciri desa swakarya :
1. Adanya pengaruh dari luar sehingga mengakibatkan
perubahan pola pikir.
2. Masyarakat sudah mulai terlepas dari adat.
3. Produktivitas mulai meningkat.
4. Sarana prasarana mulai meningkat.
5. Adanya pengaruh dari luar yang mengakibatkan
perubahan cara berpikir.
c) Desa swasembada
Desa swasembada adalah desa yang lebih maju dan mampu
mengembangkan semua potensi yang ada secara
optimal,dengan ciri-ciri berikut :
1. Hubungan antarmanusia bersifat rasional.
2. Mata pencaharian homogen.
3. Teknologi dan pendidikan tinggi.
4. Produktifitas tinggi.
5. Terlepas dari adat.
6. Sarana dan prasarana lengkap dan modern.
6. Pola Persebaran Desa
1. Pola memanjang mengikuti jalan raya. Pola ini umumnya
terdapat di pedalaman
2. Pola mengikuti rel kereta api
3. Mengikuti garis pantai
4. Pola masyarakatPenyebarannya:
ü Terdapat di daerah pegunungan (dataran tinggi)
ü Daerah yang berelief kasar
ü Pola Desa Tersebar
ü Pola desa yang tidak teratur. Pola desa ini banyak
dijumpai di daerah Karst (Kapur)
B. Kota
1. Pengetian Kota
• Menurut Menteri Dalam Negeri RI NO. 4/1980
1. Kota adalah suatu wilayah yang mempunyai batas
administrasi wilayah
2. Kota adalah lingkungan kehidupan yang mempunayi cirri
non-agraris
• Secara Geografis
Kota adalah suatu bentang budaya yang ditimbulkan oleh
unsure-unsur alami dan non-alami dengan gajala pemusatan
penduduk tinggi, corak kehidupan yang heterogen, sifat
penduduknya individualistis dan materialistis.
• Prof. Bintarto
Kota adalah suatu bentangan budaya yang ditimbulkan
oleh unsur-unsur alami dan non alami dengan gejala-gejalanya
pemusatan penduduk yang cukup besar dan corak kehidupan
yang bersifat heterogen dan materialistis dibandingkan dengan
daerah belakangnya (sub urban).
2. Ciri Fisik Kota
ü Adanya sarana ekonomi
ü Gedung pemerintahan
ü Alun-alun
ü Tempat parker
ü Sarana rekreasi
ü Sarana olah raga
ü Komplek perumahan
3. Ciri-Ciri Kota
ü Adanya keanekaragaman penduduk
ü Sikap penduduk bersifat individualistic
ü Hubungan sosial bersifat Gesselsehaft (Patembayan)
ü Adanya pemisahan keruangan yang dapat membentuk komplek-
komplek tertentu
ü Norma agama tidak ketat
ü Pandangan hidup kota lebih rasional
4. KLASIFIKASI KOTA
A. Menurut Jumlah Penduduk
1. Kota Kecil =penduduknya antara 20.000-50.000 jiwa
2. Kota sedang =penduduknya antara 50.000-100.000 jiwa
3. Kota besar =penduduknya antara 100.000-1.000.000 jiwa
4. Metropolitan =penduduknya antara 1.000.000-5.000.000
jiwa
5. Megapolitan =penduduknya lebih dari 5.000.000 jiwa
B. Menurut tingkat perkembangan
1. Tahap eopolis adalah tahap perkembangan desa yang sudah
teratur dan masyarakatnya merupakan peralihan dari pola
kehidupan desa kea rah kehidupan kota.
2. Tahap polis adalah suatu daerah kota yang sebagian
penduduknya masih mencirikan sifat-sifat agraris.
3. Tahap metropolis adalah suatu wilayah kota yang ditandai
oleh penduduknya sebagaian kehidupan ekonomi masyarakat
ke sector industri.
4. Tahap megapolis adalah suatu wilayah perkotaan yang
terdiri dari beberapa kota metropolis yang menjadi satu
sehingga membentuk jalur perkotaan.
5. Tahap tryanopolis adalah suatu kota yang ditandai dengan
adanya kekacauan pelayanan umum, kemacetan lalu-lintas,
tingkat kriminalitas tinggi.
6. Tahap necropolis (Kota mati) adalah kota yang mulai
ditinggalkan penduduknya.
C. Desa-Kota
1. Pengertian
• Prof. Bintarto
Penjabaran suatu region sebagai wilayah peralihan sebagai tempat
bermukim masyarakat wilayah pinggir kota dan dengan demikian
juga mencakup semua aspek interaksi, perilaku sosial dan struktur
fisik secara spasial.
BAB III
PEMBAHASAN
1. Peta Penggunaan Lahan Desa Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten
Lamongan
2. Hasil Analisis Per-grid (dengan menggunakan ukuran grid 1
X 1 cm) Peta Desa Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten
Lamongan
No Grid Penggunaan Lahan Keterangan
1 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
2 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
3 Terbangun: Jalan RayaKekotaan
4 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
5 Tidak Terbangun: Sawah,Kedesaan
6 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
7 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
8 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
9 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
10 Tidak Terbangun: Sawah, Kedesaan
11 Terbangun:Jalan RayaKekotaan
12 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
13 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
14 Terbangun: RumahKekotaan
15 Tidak Terbangun: Sawah, Jalan RayaKedesaan
16 Tidak Terbangun: Sawah,Jalan RayaKedesaan
17 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
18 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
19 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
20 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
21 Tidak Terbangun: Sawah, Jalan RayaKedesaan
22 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
23 Tidak Terbangun: Sawah, Jalan RayaKedesaan
24 Terbangun, Jalan RayaKedesaan
25 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
26 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
27 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
28 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
29 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
30 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
31 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
32 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
33 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
34 Tidak Terbangun: Sawah, Jalan RayaKedesaan
35 Tidak Terbangun: Sawah, Jalan RayaKedesaan
36 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
37 Tidak Terbangun: Sawah,Jalan RayaKedesaan
38 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
39 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
40 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
41 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
42 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
43 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
44 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
45 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
46 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
47 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
48 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
49 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
50 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
51 Tidak Terbangun: Sawah Kedesaan
52 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
53 Tidak Terbangun: Sawah, Jalan Kedesaan
54 Terbangun: RumahKekotaan
55 Terbangun: RumahKekotaan
56 Tidak Terbangun: Sawah, Jalan Kedesaan
57 Tidak Terbangun: Sawah, Jalan Kedesaan
58 Tidak Terbangun: Sawah, Kedesaan
59 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
60 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
61 Tidak Terbangun: Sawah, Jalan Kedesaan
62 Tidak Terbangun: Sawah, JalanKedesaan
63 Terbangun: RumahKekotaan
64 Terbangun: RumahKekotaan
65 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
66 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
67 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
68 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
69 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
70 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
71 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
72 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
73 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
74 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
75 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
76 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
77 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
78 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
79 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
80 Tidak Terbangun: Sawah Kedesaan
81 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
82 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
83 Terbangun: Jalan Raya Kekotaan
84 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
85 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
86 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
87 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
88 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
89 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
90 Terbangun: Rumah, Jalan Raya Kekotaan
91 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
92 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
93 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
94 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
95 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
96 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
97 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
98 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
99 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
100 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
101 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
102 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
103 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
104 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
105 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
106 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
107 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
108 Terbangun: RumahKekotaan
109 Terbangun: Rumah, Jalan Kekotaan
110 Tidak Terbangun: Sawah Kedesaan
111 Terbangun: Rumah,Jalan Raya Kekotaan
112 Tidak Terbangun: Sawah Kedesaan
113 Terbangun: Rumah, Jalan RayaKekotaan
114 Terbangun: Rumah, Jalan RayaKekotaan
115 Terbangun: Rumah, Jalan RayaKekotaan
116 Terbangun: Rumah, Jalan RayaKekotaan
117 Terbangun: Jalan RayaKekotaan
118 Terbangun: Jalan RayaKekotaan
119 Terbangun: Jalan RayaKekotaan
120 Terbangun: Jalan RayaKekotaan
121 Terbangun: Jalan RayaKekotaan
122 Terbangun: Jalan RayaKekotaan
123 Terbangun: Jalan RayaKekotaan
124 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
125 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
126 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
127 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
128 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
129 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
130 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
131 Tidak Terbangun: Sawah Kedesaan
132 Terbangun: Rumah, Jalan Raya, MakamKekotaan
133 Terbangun: Rumah, Jalan RayaKekotaan
134 Terbangun: Rumah, Jalan RayaKekotaan
135 Terbangun: Jalan RayaKekotaan
136 Terbangun: Jalan RayaKekotaan
137 Terbangun: Rumah, Jalan RayaKekotaan
138 Terbangun: Rumah, Jalan RayaKekotaan
139 Terbangun: Rumah, Jalan RayaKekotaan
140 Terbangun: Rumah, Jalan Raya,Kekotaan
141 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
142 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
143 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
144 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
145 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
146 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
147 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
148 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
149 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
150 Tidak Terbangun: Sawah, Jalan Kedesaan
151 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
152 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
153 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
154 Tidak Terbangun: Sawah, JalanKedesaan
155 Terbangun: Rumah, Jalan RayaKekotaan
156 Terbangun: Rumah, Jalan RayaKekotaan
157 Terbangun: Rumah, Jalan Raya, MasjidKekotaan
158 Terbangun: Rumah, Jalan Raya, SekolahanKekotaan
159 Terbangun: Rumah, Jalan RayaKekotaan
160 Terbangun: Rumah, Jalan RayaKekotaan
161 Terbangun: RumahKekotaan
162 Terbangun: RumahKekotaan
163 Terbangun: RumahKekotaan
164 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
165 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
166 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
167 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
168 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
169 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
170 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
171 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
172 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
173 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
174 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
175 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
176 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
177 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
178 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
179 Terbangun: RumahKekotaan
180 Terbangun: Rumah Kekotaan
181 Terbangun: RumahKekotaan
Identifikasi wilayah
Dari hasil grid yang diperoleh dengan menggunakan ukuran girid (1 X 1 )
cm, maka identifikasi wilayah Desa Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten
Lamongan dapat dihitung sebagai berikut :
Diketahui : Jumlah Grid = 200
Jumlah Kedesaan = 150
Jumlah Kekotaan = 50
Ditanyakan : Sifat kekotaan? ( dihitung dengan menggunakan
metode grid )
182 Terbangun: RumahKekotaan
183 Terbangun: RumahKekotaan
184 Terbangun: RumahKekotaan
185 Terbangun: RumahKekotaan
186 Terbangun: RumahKekotaan
187 Tidak Terbangun: Sawah Kedesaan
188 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
189 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
190 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
191 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
192 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
193 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
194 Terbangun: Rumah, Kekotaan
195 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
196 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
197 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
198 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
199 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
200 Tidak Terbangun: SawahKedesaan
Jawab : Rumus Perhitungan = Jumlah grid kekotaan
x100%
Jumlah grid keseluruhan
= x 100%
= 25
Kategori : . a. Sifat Kekotaan < 30 % :Desa (Rular)
b. Sifat Kekotaan 30 – 60 % :Desa–Kota (Urban Fringe)
c. Sifat Kekotaan > 60 % :Kota (Urban)
Dari perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa wilayah Kelurahan
Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan termasuk kedalam
kategori Desa (Rular) hal ini dikarenakan hasil perhitungan yang telah
dilakukan Kelurahan Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan
memiliki sifat kedesaan sebesar 25% dan angka tersebut masuk ke dalam
kategori Desa (Rular) yang ketetapan nilainya >30 – 60%.
2. Analisis Potensi Kelurahan Desa Dlanggu Kecamatan Deket
Kabupaten Lamongan dengan menggunakan analisis SWOT
Perumusan Rencana Strategis dalam pengembangan Kelurahan
Kelurahan Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan ke masa yang
akan datang dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT (Strength,
Weakness, Opportunities, dan Threats) terhadap potensi Desa.
Untuk memberikan penilaian terhadap analisis SWOT ini digunakan 4
pertanyaan, yaitu:
1. Peluang eksternal terpenting apakah yang dimiliki?
2. Ancaman eksternal terpenting apakah yang dihadapi?
3. Apa kekuatan internal yang terpenting yang dimiliki?
4. Apa kelemahan terpenting yang ada?
Melalui analisis SWOT dapat mengidentifikasikan faktor-faktor internal
(kekuatan dan kelemahan) dan faktor-faktor eksternal (peluang dan
ancaman) dalam upaya pengembangan Kelurahan Kraton Kecamatan
Maospati Kabupaten Magetan.
a. Strength ( kekuatan)\
Berdasarkan dari hasil pengamatan bahwa kondisi dan potensi
Kelurahan Kelurahan Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten
Lamongan, maka dapat diidentifikasi beberapa faktor yang menjadi
kekuatan internal sebagai berikut :
1. Kelurahan Kraton Kecamatan Maospati Kabupaten Magetan
memiliki lahan pertanian yang dapat menghasilkan produk
tanaman pangan seperti padi dan ikan. Pola penggunan lahan
untuk sawah dan perikanan sebesar 362 Ha/m2. Pertanian 2300
Ha/M2 .Dalam sector pertanian ini sistem penanamannya adalah
secara bergantian pada musim penghujan di jadikan sebagai
lahan pertanian tampak dan pada musim kemarau di jadikan
sebagai lahan pertanian padi.
2. Tersedia sumber daya manusia (petani, Buruh tani, pemilik
usaha tani, pemilik usaha perikanan, buruh usaha perikanan,
montir, tukan batu, tukang kayu, tukang sumur, Tukang kue,
Dukun, tukang jahit, Tukang rias, Karyawan perusahaan swasta,
Karyawan perusahaan pemerintah, pengusaha perdagangan hasil
bumi, buruh jasa perdagangan hasil bumi, pemilik usaha
warung, PNS, TNI, PORLI, Dokter swasta, bidan swasta, Bidan
swasta, Perawat swasta, Dosen swasta, Guru swasta, Sopir,
wiraswasta, dan pembantu rumah tangga ). Suatu wilayah dapat
berkembang dengan baik tergantung dari beberapa faktor,
diantaranya tersedianya sumber daya alam dan sumber daya
manusia yang baik.. Terdapat sarana dan prasarana desa seperti
jalan Kelurahan yang sudah diaspal, terdapat prasarana
kesehatan seperti polindes maupun rumah / kantor praktik dokter
dan juga prasarana pendidikan mulai dari SD, SMP, dan SMA.
Kondisi fisik desa yang lengkap merupakan suatu nilai tambah
bagi Kelurahan Dlanggu dalam memenuhi kebutuhan
masyarakat terutama didalam pelayanan publik yang baik.
3. Tingkat pendidikan yang meningkat
di Desa Dlanggu 267 jiwa tamat SD, 767 jiwa tamat SLTP, 347
jiwa tamat SLTA, 33 jiwa tamat D-1, 34 jiwa tamat D-2, 43 jiwa
tamat D-3, 184 jiwa tamat S-1, 25 jiwa tamat S-2, dan 8 jiwa
tamat S-3. Dengan itu maka asumsi masyarakat untuk
memajukan desa sangant tinggi.
4. Terdapat sarana dan prasarana transportasi (jalan raya), Ekonomi
(pertokoan), Pendidikan (PAUD, TK, SD, SMP, SMA dan
Pondok Pesantren), kesehatan (Polindes). Dengan adanya
fasilitas seperti ini maka akan menjadi nilai tambahan di Desa
Dlanggu di bandingkan dengan desa sekitarnya.
b. Weakness (kelemahan)
Selain mempunyai kelebihan suatu desa pasti mempunyai
kelemahan. Dari hasil pengamatan diketahui bahwa kelemahan yang
ada di Kelurahan Kelurahan Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten
Lamongan diantaranya :
1. Kelangkaan pupuk dan mahalnya harga pupuk
Di Desa Dlanggu ini para petani sangat sulit untuk mendapatkan
pupuk begitupun harga pupuk yang begitu meningkat. Dan
pupuk merupakan bahan penting dalam system pertanian jika
pupuk tidak dapat di dapatkan dengan mudah maka hasil
pertanianpun akan mengalami penurunan.
2. Kurangnya mendapatkan air minum layak konsumsi
Masyarakat di Desa Dlanggu untuk air bersih yang layak di
konsumsi dari hasil pengelolahan desa kurang layak di konsumsi
oleh masyarakat dan masyarakat banyak menggunakan air dari
sumur.
3. Masih rendahnya keterampilan ibu rumah tangga
Masyarakat Desa Dlanngu kebanyakan para ibu rumah tangga
tidak memiliki pekerjaan karena mereka tidak memiliki daya
kreatifitas dan keterampilan yang tinggi sehingga mereka hanya
duduk diam di rumah.
c. Opportunities (peluang)
Peluang yang ada di Kelurahan Kraton Kecamatan Maospati
Kabupaten Magetan diantaranya adalah :
1. Di Desa Dlanggu yang sebagian besar lahan pertanian yang
berperpotensi maka dan aliran air sungai yang cukup maka di
jadikan sebagai lahan perikanan tambak yang di lakukan pada
musim penghujan dan di jadikan sebagai pertanian padi pada
musim kemarau.
2. Selain pada sector pertanian Sumber daya manusia pada Desa
Dlanggu cukup tinggi sehingga untuk memajukan desa lebih
muda, Potensi-potensi sumber daya manusia masyarakat dapat di
jadikan sumber tenaga ahli dalam pembangunan Desa Dlanggu.
a. Threats (ancaman)
Ancaman yang ada di Kelurahan Kraton Kecamatan Maospati
Kabupaten Magetan diantaranya adalah
1. Pertanian di Desa Dlanggu yang di hasilkan adalah Padi dan
ikan yang hampir sama dengan Desa tentangga dan panen yang
di lakuakan dalam waktu yang bersamaan sehingga adanya
persaingan dalam sector pemasaran di pasar pada umumnya.
Tabel 1. Strategi Pengembangan Desa Dlanggu Kecamatan Deket
Kabupaten Lamongan
Internal
Eksternal
Strength
(S)
Weakness
(W)
Opportunities (O) Strategi S – O Strategi W – O
Threats (T) Strategi S – T Strategi W – T
Setelah mengidentifikasi kondisi lingkungan internal (Strength dan
Weakness) dan lingkungan eksternal (Opportunities dan Threats) kemudian
dapat dianalisis untuk mensinergikan keempat factor tersebut sehingga
diasumsikan strategi yang terdiri dari:
1. Asumsi Strategi S-O ( Strength-Opportunity/Kekuatan-Peluang)
Asumsi strategi ini dibuat dengan mencocokkan antara
kekuatan dan peluang. Asumsi Strategi S-O di Desa Dlanggu
Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan adalah Desa Dlanggu
mempunyai Strength atau kekuatan diantaranya adalah Potensi
sumber daya manusia yang memadai Selain itu peluang yang ada di
Desa Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan diantaranya
adalah Lahan pertanian yang cukup luas dan berpotensi Dengan
ditunjang adanya sumber daya manusia yang meningkat maka
daerah ini lahan pertanian dapat di manfaatkan dengan sebaik-
baiknya sehingga menghasilkan produktivitas padi dan ikan yang
tinggi dan dapat bersaing dengan desa desa sekitarnya.
2. Asumsi Stategi S-T (Strength-Treath/Kekuatan-Ancaman)
Asumsi strategi ini dibuat dengan mencocokkan antara kekuatan
dan ancaman, yaitu dengan cara mengoptimalkan kekuatan desa
untuk mengatasi ancaman yang datang dari lingkungan Eksternal.
Adapun strategi S – T yang ada di Desa Padasan Kecamatan Kerek
Kabupaten Tuban adalah :
ü Desa Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan
adalah wilayah yang memiliki produktivitas yang tinggi
dalam bidang pertanian dengan itu maka akan adanya
persaingan yang ketat dengan produktifitas pertanian di
Desa sekitarnya.Dengan itu maka para petani Desa
Dlanggu mengoptimalkan produktivitas padi dan ikan
maka setidaknya dapat mengurangi tingkat ancaman dan
dapat bersaing dengan Desa sekitarnya.
3. Asumsi Strategi W-O (Weakness-Opportunity/Kelemahan-
Peluang)
Asumsi strategi ini dibuat dengan mencocokkan antara
kelemahan dan peluang, yaitu dengan cara menangkap peluang
yang datang dari lingkungan eksternal untuk meminimalkan
kelemahan yang ada di Desa Dlanggu Kecamatan Deket
Kabupaten Lamongan adalah
• Pada masyarakat Desa ini kebanyakan para ibu rumah
tangga tidak memiliki aktivitas yang khusus dan
bermanfaat selain para ibu-ibu yang bekerja di pasar ikan
lamongan. Kebanyakan para ibu rumah tangga tersebut
hanya duduk diam di rumah sebab mereka tidak memiliki
keterampilan yang khusus. Untuk itu dengan adanya
kelemahan seperti itu maka akan menangkap peluang
yaitu di adakanya penyuluhan pembekalan keterampilan
kepada ibu rumah tangga sehingga ibu rumah tangga
memiliki keterampilan khusus sehingga dapat
menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan
perekonomian desa dlanggu.
4. Asumsi strategi W-T (Weakness-Trheat/Kelemahan-Ancaman)
Asumsi strategi ini dibuat dengan mencocokkan antara kekuatan
dan ancaman, yaitu dengan cara mengatasi berabagai kelemahan
desa untuk mengatasi ancaman yang datang dari luar dan
sebaliknya.
• Desa Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan
memiliki kelemahan sulitnya untuk mendapatkan pupuk dan
mahalnya harga pupuk. Pupuk merupakan sarana yang
terpenting bagi para petani untuk meningkatkan daya
produktivitas hasil pertaniannya. Jika pupuk sulit di peroleh
para petani Desa Dlanggu maka akan tersaing dengan hasil
produktivitas pertanian di desa sekitarnya.
3 Penilaian Tingkat Perkembangan Desa Dlanggu Kecamatan Deket
Kabupaten Lamongan
FAKTOR INDIKATOR & DESKRIPSI
SKOR
E 1. Sektor pertanian (primer)
Dari jumlah keseluruhan
penduduk adalah 4617 orang,
2754 orang didalamnya bermata
pencaharian sebagai petani
maupun buruh tani.
Prosentase = x 100 %
= 59,64%
2. Sektor jasa /
Telekomunikasi
(sekunder)
Jumlah orang yang bekerja di
bidang jasa adalah 416 jadi:
Prosentase = . x 100 %
= 9,1%
3. Sektor
perdagangan/wiraswasta
(tertier)
Jumlah orang yang bekerja
sebagai swasta adalah 17
orang, sedangkan yang
berwiraswasta adalah 145
orang, jadi :
Prosentase = x 100 %
= 4,5%
Jadi skor yang diperoleh
untuk faktor E (mata
pencaharian) adalah (E1)
hal ini dikarenakan dari
ketiga prosentase
tersebut hanya sektor
tersier yang hasilnya
diatas 55% yaitu sebesar
59,64%.
Y Produksi Desa dalam satu tahun
1. Pertanian = Rp.
1.556.600.000,00
Produksi desa tinggi
karena total produksi >
100 juta / tahun
2. Peternakan = Rp.
210.300.000,00
3. Perdagangan = Rp.
549.000.000,00
4. Perikanan = Rp.
9.639.000.000,00
Total Produksi = Rp.
2.315.900.000,00
produksi yaitu sebesar
11.954.900.000,00
Jadi skor ( Y3 )
A Di Desa Dlanggu Kecamatan Deket
Kabupaten Lamongan macam
upacara yang masih ditemukan
didaerah ini adalah :
1. Upacara Kelahiran Bayi
(tingkepan, selapan)
2. Upacara Perkawinan
(lamaran, selapanan)
3. Upacara Kematian (3 hari, 7
hari, 40 hari, 100 hari,
setahun setelah kematian dan
1000 hari)
4. Upacara yangberhubungan
dengan panen sawah
(Wewet)
Dari data yang
didapatkan, dengan
jumlah upacara adat yang
masih ada di Desa
Dlanggu Kecamatan
Deket Kabupaten
Lamongan sebanyak 4
macam maka skor nya
adalah (A2)
L Macam Kelembagaan yang terdapat
di Desa Dlanggu Kecamatan Deket
Kabupaten Lamongan adalah
sebagai berikut :
1. Lembaga Pemerintahan (Kepala
desa, Musyawarah Desa dll).
2. Lembaga Perekonomian (KUD,
BKD) :
Di Desa Dlanggu terdapat:
1) KUD :1
2) Koprasi Serojo :1
3) Koperasi PNPM Mekarjaya :1
4) BKD :1
Untuk faktor ke
lembagaan yang ada di
Keluahan Kraton
Kecamatan Maospati
Kabupaten Magetan
terdiri dari 5 lembaga,
yaitu lembaga
pemerintahan, lembaga
perekonomian, lembaga
social, lembaga
pendidikan ,lembaga
kesehatan, lembaga
kesenian dan olahraga
dan lembaga keamanan.
3. Lembaga Sosial (LKD/LKK,
LKMD, PKK dll).
Terdapat lembaga
kemasyarakatan yang di namakan
LKD/LKK dengan jumlah
pengurus 9 orang dengan ruang
lingkup kegiatan 2 yaitu legensi
dan pengawasan, LKMD jumlah
pengurus 11 orang dengan Ruang
lingkup kegiatan 2 yaitu
Kordinator RT dan Pemdes, PKK
jumlah pengurus 5 orang dengan
ruang lingkup kegiatan 2 yaitu
posyandu dan arisan.
4. Lembaga Pendidikan (BP3,
Pesantren, Madrasah dll) :
Terdapat sekolahan dari jenjang
pendidikan mulai dari pendidikan
usia dini sampai sampai dengan
Madrasah Aliyah atau sederajat.
5. Lembaga Kesehatan
(BKIA,Posyandu, Puskesmas
Pembantu)
Lembaga Kesehatan yang
terdapat di Desa Dlanggu berupa
Posyandu sejumlah 1 unit,
rumah/kantor praktik dokter 4
unit dan perawat.
6. Lembaga Kesenian dan Olahraga
(wayang, sarana olahraga dll)
Sarana Olahraga yang terdapat di
Desa Dlanggu Kecamatan Deket
Kabupaten Lamongan antara lain
:
1) Lapanngan Volly : 2
2) Lapangan Tenis : 1
Jadi jumlah skor untuk
faktor kelembagaan di
kelurahan kraton adalah
(L3) karena memiliki 7
lembaga
3) Lapangan Bulu Tangkis : 2
4) Meja Pingpong : 2
7. Lembaga Keamanan yang ada di
Desa Dlanggu Kecamatan Deket
Kabupaten Lamongan adalah
jumlah hansip yaitu 35 orang,
Satgas Linmas 35 orang, dan
Satpam Swakarsa 4 orang
dengan jumlah pos kamling 6
buah.
Pd Penduduk Desa Dlanggu yang tamat
SD keatas adalah :
= x 100 %
= 70,76%
Jadi skor pendidikan
yang didapatkan di
Kelurahan Kraton adalah
( Pd3 ) karena penduduk
yang tamat SD keatas
prosentasenya di atas dari
30%, yaitu 70,76 %.
Gr Tahap swadaya dan gotong gotong
royong yang terjadi di Desa
Dlanggu Kecamatan Deket
Kabupaten Lamongan adalah
bersifat antara tersembunyi dan
manifest, hal ini di dilihat dari sifat
masyarakat yang ada di Dlanggu
jika ada kegiatan gorong royong
seperti membangun masjid,
memperbaiki jalan raya dengan
menggunakan rapat musyawarah
bersama sebelum pembangunan itu
di mulai. Setelah terjadi kesepakatan
bersama dari rapat musyawarah
masyarakat tidak langsung
melakukan gotong royong akan
tetapi masih menunggu komando
dari pimpinan untuk memulai atau
untuk berpartisipasi dalam gotong
royong tersebut.
Jika dilihat dari
penjelasan disamping
mengenai keadaan
gotong royong yang ada
di gotong royong yang
terjadi di Desa Dlanggu
Kecamatan Deket
Kabupaten Lamongan
masih dapat dikatakan
bersifat antara manifest
dan tersembunyi, jadi
skor untuk faktor gotong
royong adalah ( Gr2 )
Prasarana Sarana dan Prasarana yang ada di Ø Desa Dlanggu
Desa Keluahan Kraton Kecamatan
Maospati Kabupaten Magetan:
1) Prasarana Perhubungan
a. Jalan Desa
b. Jalan antar Desa
c. Jalan kabupaten yang
melewati Desa
d. Jembatan
2) Prasarana Produksi
a. Industri Sedang 1 buah
b. Home Industry 162 buah
3) Prasarana Pemasaran
a. Toko 61 buah
b. Warung 30 buah
4) Prasarana Sosial yang ada di
Desa Padasan
a. Gedung Pemerintahan Desa
Dlanggu (balai desa) : 1
buah
b. Gedung sekolah yang ada di
Desa Dlanggu , antara lain :
• TK : 2 Gedung
• Sekolah Dasar : 3 Gedung
• SMP : 1 gedung
• SMA : 1 gedung
c. Poliklinik 1 buah
d. Masjid 3 buah
e. Mushola 29 buah
memiliki/dilalui
jalan aspal, jalan
makadam,
semen/beton dan
jalan tanah, jadi
skor 50
Ø Desa Dlanggu
memiliki
bangunan air
dengan saluran
tadah hujan, jadi
skor 5
Ø Tanaman desa
kurang dipelihara
dan jarak tanam
cukup baik skor
15
Ø Desa Dlanggu
mempunyai 2
jenis prasarana
pemasaran yaitu
toko/kios/warung
serta koperasi jadi
skor nya 15
Ø Desa Dlanggu
mempunyai 5
jenis prasarana
social yaitu
gedung
pemerintah desa,
gedung sekolah,
poliklinik desa,
Masjid dan
Mushola skor 25
Jadi total skor untuk
faktor sarana dan
prasarana yang ada di
Desa Dlanggu
Kecamatan Deket
Kabupaten Lamongan
adalah skor P3 karena
jumlah skor keseluruhan
110.
A. Rekapitulasi Nilai Skor
Adapun nilai untuk masing – masing faktor di Desa Dlanggu Kecamatan
Deket Kabupaten Lamongan yang akan digunakan untuk menentukan
pengklasifikasian dari desa tersebut adalah :
Macam Faktor Nilai
Faktor Ekonomi (E) 1
Faktor Produksi (Y) 3
Faktor Adat – istiadat (A) 2
Faktor Kelembagaan (L) 3
Faktor Pendidikan (Pd) 3
Faktor Gotong royong(Gr) 2
Faktor Sarana Prasarana (Ps) 3
JUMLAH ( 17
• Kriteria Rekapitulasi Nilai Skor
Kriteria yang sudah ditentukan guna untuk mengklasifikasikan apakah
daerah tersebut tergolong desa , desa – kota, atau kota adalah sebagai
berikut :
1. Jumlah nilai skor 7 – 11 tahap Desa Swadaya
2. Jumlah nilai skor 12 – 16 tahap Desa Swakarya
3. Jumlah nilai skor 17 – 21 tahap Desa Swasembada
PENUTUP
A. Kesimpulan
• Dari perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa wilayah Kelurahan
Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan termasuk kedalam
kategori Desa (Rular) hal ini dikarenakan hasil perhitungan yang telah
dilakukan Kelurahan Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan
memiliki sifat kedesaan sebesar 25% dan angka tersebut masuk ke
dalam kategori Desa (Rular) yang ketetapan nilainya >30 – 60%.
• Berdasarkan analisis data dan perhitungan di atas dapat disimpulkan
bahwa Desa Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan masuk
ke dalam kategori Desa Swasembada, hal ini dapat dilihat dari hasil
perhitungan melalui faktor – faktor (ekonomi, produksi, adat –
istiadat, kelembagaan, pendidikan, gotong royong, dan sarana
prasarana) dengan jumlah skor 17.
DAFTAR PUSTAKA
Monografi Desa Dlanggu Kec.Deket Kab. Lamongan Tahun 2012
Yunus, Hadi Sabri. 2010. Struktur Tata Ruang Kota. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.