24
ANALISIS STILISTIKA DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL PELANGI ITU INDAH KARYA YOYON INDRA JONI Disusun oleh: Nama : EKY DYAH PUJI RAHAYU NIM : 1252 00015 Email : [email protected] Kelas : 2012 – D Mata Kuliah : Teori Sastra Dosen : Indayani, S.S, M.Pd PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA

Analisis Stilistika Dan Nilai Pendidikan Novel Pelangi Itu Indah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

stilistika

Citation preview

Page 1: Analisis Stilistika Dan Nilai Pendidikan Novel Pelangi Itu Indah

ANALISIS STILISTIKA DAN NILAI PENDIDIKAN

NOVEL PELANGI ITU INDAH

KARYA YOYON INDRA JONI

Disusun oleh:

Nama : EKY DYAH PUJI RAHAYU

NIM : 1252 00015

Email : [email protected]

Kelas : 2012 – D

Mata Kuliah : Teori Sastra

Dosen : Indayani, S.S, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA

2013

ANALISIS STILISTIKA DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL PELANGI ITU INDAH

Page 2: Analisis Stilistika Dan Nilai Pendidikan Novel Pelangi Itu Indah

KARYA YOYON INDRA JONI

Abstrak

Analisis novel Pelangi Itu Indah ini bertujuan untuk mendeskripsikan: Identifikasi

beberapa gaya bahasa yang ada dalam novel Pelangi Itu Indah. Mengidentifikasikan

sebagian pemilihan kosakata dalam beragam bahasa yang ada di dalam novel.

Mengidentifikasi nilai-nilai moral pendidikan yang ada dalam novel Pelangi Itu Indah.

Metode yang digunakan adalah metode analisis isi. Sumber data adalah edisi

pertama dari Pelangi Itu Indah karya Yoyon Indra Joni. Temuan penelitian ini adalah:

(1) gaya bahasa di Pelangi Itu Indah melibatkan menggunakan kiasan dan pencitraan.

(2) pemilihan kata dapat dilihat dari penggunaan Bahasa Indonesia, Bahasa

Minangkabau, Inggris dan (3) nilai-nilai pendidikan yang ada di Pelangi Itu Indah

meliputi: agama, moral, dan nilai-nilai sosial. Nilai-nilai agama dalam novel termasuk

iman, takwa, rasa syukur, ketulusan, dan kejujuran. Nilai-nilai moral yang meliputi

bersemangat tinggi, pengorbanan, berpikir positif, tekad, dan kerja keras. Sementara itu

nilai-nilai sosial meliputi saling membantu, diskusi, tanggung jawab, dan perawatan.

Kata kunci: stilistika, gaya bahasa, bentuk retorika, nilai pendidikan

PENDAHULUAN

Page 3: Analisis Stilistika Dan Nilai Pendidikan Novel Pelangi Itu Indah

Karya sastra hadir sebagai hasil perenungan pengarang terhadap berbagai fenomena

kehidupan masyarakat sehingga hasil karya itu tidak hanya dianggap sekadar cerita khayal

pengarang semata, melainkan perwujudan dari kreativitas pengarang dalam menggali

gagasannya. Salah satu bentuk karya sastra adalah novel. Sebuah novel diwujudkan atau

dengan bahasa. Bahasa adalah sarana atau media untuk menyampaikan gagasan dan pikiran

pengarang yang akan dituangkan dalam sebuah karya sastra. Bahasa dalam karya sastra

mengandung unsur keindahan.

Salah satu jalan untuk menikmati karya sastra adalah melalui pengkajian stilistika.

Stilistika adalah ilmu yang mempelajari gaya bahasa suatu karya sastra. Semakin pandai

pemanfaatan stilistika, karya sastra yang dihasilkan akan semakin menarik. Menurut

Endraswara (2003: 72) penelitian stilistika berdasarkan asumsi bahwa bahasa sastra

mempunyai tugas mulia. Bahasa sastra memiliki pesan keindahan dan sekaligus membawa

makna. Tanpa keindahan bahasa, karya sastra akan menjadi hambar. Keindahan karya sastra,

hampir sebagian besar dipengaruhi oleh kemampuan pengarang dalam memainkan bahasa.

Gaya dalam konteks kajian retorika berkaitan dengan cara penyampaian gagasan dan efeknya

bagi pembaca. Istilah retorika itu sendiri diartikan sebagai seni dalam menekankan gagasan

dan memberikan efek tertentu bagi penanggapnya.

Selain aspek estetika, karya sastra juga harus menampilkan aspek etika (isi) dengan

mengungkap nilai-nilai moral, nilai pendidikan dan nilai agama. Novel ini berkisah tentang

pergolakan batin para tokohnya dalam menghadapi persoalan yang biasa dihadapi para

pemuda, yakni tentang cinta dan gelegar obsesi hidup sebagai pembelajar yang baik.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka saya berminat untuk menganalisis novel

Pelangi Itu Indah pada segi stilistika dan nilai-nilai pendidikan. Alasan dipilih dari segi

stilistika karena setelah membaca novel tersebut, saya menemukan banyak pemanfaatan gaya

bahasa yang digunakan oleh pengarang dalam menyampaikan setiap gagasannya.

Sedangkan dari segi nilai-nilai pendidikan, saya menganggap bahwa novel ini

memuat nilai religi, nilai moral, dan nilai sosial yang berguna bagi kawula pemuda dan

pembaca yang bertujuan untuk mendidik manusia agar menjadi pribadi yang berbudi luhur

dan berjuang keras untuk mencapai tujuan.

Page 4: Analisis Stilistika Dan Nilai Pendidikan Novel Pelangi Itu Indah

Rumusan Masalah:

Mengidentifikasi gaya bahasa yang ada dalam novel Pelangi Itu Indah.

Mendiskripsikan pemilihan kata dalam beragam bahasa yang ada di dalam novel.

Mengidentifikasi nilai-nilai moral yang ada dalam novel Pelangi Itu Indah.

Tujuan:

Untuk mengetahui gaya bahasa yang digunakan dalam novel Pelangi Itu Indah.

Mengetahui ragam bahasa yang digunakan penulis di dalam novel Pelangi Itu Indah.

Pemanfaatan dari nilai pendidikan yang disampaikan dari penulis untuk pembaca

Landasan Teori.

Novel merupakan karya fiksi yang menawarkan sebuah dunia berisi model

kehidupan yang diidealkan dan dibangun melalui berbagai unsur intrinsiknya seperti

peristiwa, plot, tokoh (dan penokohan), latar, sudut pandang, dan lain sebagainya.

Lebih lanjut, Santosa dan Wahyuningtyas (2010: 46) menyatakan bahwa novel dapat

diartikan sebagai suatu karangan atau karya sastra yang lebih pendek daripada roman,

tetapi jauh lebih panjang daripada cerita pendek, yang isinya hanya mengungkapkan

suatu kejadian yang penting, menarik dari kehidupan seseorang (dari suatu episode

kehidupan seseorang) secara singkat. Novel sebagai karya imajinatif mengungkapkan

aspek-aspek kemanusiaan secara mendalam dan menyajikannya secara halus.

Stilistika adalah bahasa yang telah dicipta dan bahkan direkayasa untuk

mewakili ide sastrawan. Sehubungan dengan hal tersebut, Ratna menyatakan bahwa

stilistika adalah ilmu tentang gaya, sedangkan style secara umum adalah cara-cara

yang khas, bagaimana segala sesuatu diungkapkan dengan cara tertentu sehingga

tujuan yang dimaksudkan tersebut dapat tercapai dengan baik (2009: 3).

Menurut Aminuddin (1995: 4) style diartikan sebagai teknik serta bentuk gaya

bahasa seseorang dalam memaparkan gagasan sesuai dengan ide dan norma yang

digunakan sebagaimana ciri pribadi pemakainya. Mengkaji gaya bahasa

memungkinkan dapat menilai pribadi, karakter, dan kemampuan pengarang dalam

menggunakan bahasa. Sebelum memiliki stilistika, bahasa dalam karya sastra

memang telah memiliki gaya. Gaya merupakan pilihan kata dalam berbagai

eksistensinya, pilihan citra, dan imajinasi. Stilistika sendiri merupakan ilmu yang

Page 5: Analisis Stilistika Dan Nilai Pendidikan Novel Pelangi Itu Indah

mempelajari tentang style (Sutejo, 2010: 5). Dengan demikian, style dapat bermacam-

macam sifatnya, tergantung konteks dimana dipergunakan, selera pengarang, namun

juga tergantung dari tujuan penuturan itu sendiri. Nurgiyantoro mengemukakan

bahwa gaya dalam konteks kajian retorika merupakan suatu cara penggunaan bahasa

untuk memperoleh efek estetis yang diperoleh melalui kreativitas pengungkapan

bahasa, yaitu bagaimana pengarang menyiasati bahasa sebagai sarana untuk

mengungkapkan gagasannya (2002: 295). Menurut Keraf (2008: 18) retorika modern

bertolak dari beberapa macam prinsip, di antaranya mengenal dan menguasai

bermacam-macam gaya bahasa, mampu menciptakan gaya yang hidup dan baru untuk

lebih menarik perhatian pembaca dan lebih memudahkan penyampaian pikiran

pengarang.

Agni (2009: 11) menjelaskan bahwa majas merupakan gaya bahasa dalam

bentuk tulisan maupun lisan yang dipakai dalam suatu karangan yang bertujuan untuk

mewakili perasaan dan pikiran dari pengarang. Sementara itu, menurut Ratna (2009:

164) majas pada umumnya dibedakan menjadi empat macam, yaitu majas penegasan,

majas perbandingan, majas pertentangan, dan majas sindiran. Beberapa jenis majas

tersebut dapat dibedakan lagi menjadi subjenis lain sesuai dengan cirinya masing-

masing. Secara tradisional bentuk-bentuk inilah yang disebut dengan gaya bahasa.

Pelambangan digunakan pengarang untuk memperjelas makna dan membuat

suasana dalam karya sastra menjadi lebih jelas sehingga dapat menggugah hati

pembaca. Menurut Ratna (2009: 176) lambang berfungsi untuk menggantikan sesuatu

dengan hal lain. Hal ini dikarenakan pengarang merasa bahwa kata-kata dari

kehidupan sehari-hari belum cukup untuk mengungkapkan makna yang hendak

disampaikan kepada pembaca. Oleh sebab itu, diperlukan penggantian dengan benda

yang lain.

Citraan merupakan penggambaran angan-angan dalam karya sastra.

Penggambaran angan-angan tersebut untuk menimbulkan suasana yang khusus,

membuat lebih hidup gambaran dalam pikiran dan penginderaan serta untuk menarik

perhatian pembaca. Gambaran-gambaran angan tersebut ada bermacam-macam,

dihasilkan oleh indera penglihatan, pendengaran, perabaan, pengecapan, maupun

penciuman (Pradopo, 2007: 81).

Page 6: Analisis Stilistika Dan Nilai Pendidikan Novel Pelangi Itu Indah

Unsur karya sastra yang paling esensial adalah kata. Oleh karena itu, dalam

pemilihannya sastrawan harus berusaha agar kata-kata yang digunakan mengandung

kepadatan agar selaras dengan sarana komunikasi puitis lainnya. Al-Ma’ruf (2009:

52) mengemukakan bahwa pemilihan kata berkaitan erat dengan hakikat karya sastra

yang penuh dengan intensitas. Sastrawan dituntut cermat dalam memilih kata-kata

karena kata-kata yang ditulis harus dipertimbangkan maknanya, komposisi dalam

kalimat dan wacana, kedudukan kata tersebut di tengah kata lain, dan kedudukan kata

dalam keseluruhan karya sastra.

Karya sastra diciptakan bukan sekedar untuk dinikmati, akan tetapi untuk

dipahami dan diambil manfaatnya. Novel merupakan salah satu bentuk karya sastra

yang di dalamnya banyak mengandung nilai-nilai kehidupan yang berisi amanat atau

nasihat. Dalam novel tersebut, berbagai nilai hidup dihadirkan karena hal ini

merupakan hal positif yang mampu mendidik manusia, sehingga manusia diharapkan

dapat mencapai hidup yang lebih baik sebagai makhluk yang dikaruniai akal, pikiran,

dan perasaan.

Nilai berarti sifat-sifat atau hal-hal yang penting, berguna bagi kemanusiaan, dan

sesuatu yang menyempurnakan manusia sesuai dengan hakikatnya. Sumantri

mengatakan bahwa nilai tampak pada ciri individu dan masyarakat yang relatif stabil

karena itu berkaitan dengan sifat kepribadian dan pencirian budaya (2007: 251).

Melalui proses pendidikan maka manusia akan lebih mudah untuk menyadari dan

memahami berbagai nilai-nilai, serta menempatkan secara integral dalam keseluruhan

hidup mereka.

Suhardan & Suharto mengemukakan bahwa pendidikan dapat diartikan sebagai

upaya terorganisasi, terencana, dan sistematis untuk mentransmisikan kebudayaan

dalam arti luas (ilmu pengetahuan, sikap moral, nilai-nilai hidup dan kehidupan, serta

keterampilan) dari suatu generasi ke generasi lain (2009: 9). Sehubungan dengan hal

tersebut, Sumantri (2007: 238) menyatakan bahwa pendidikan merupakan perbuatan

yang menyentuh akar-akar kehidupan sehingga mengubah dan menentukan hidup

manusia.

Page 7: Analisis Stilistika Dan Nilai Pendidikan Novel Pelangi Itu Indah

PEMBAHASAN

Mengidentifikasi gaya bahasa yang ada dalam novel Pelangi Itu Indah.

Sebuah karya sastra terutama novel pasti banyak ditemukan penggunaan gaya

bahasa. Hal itu tidak terlepas dari fungsi gaya bahasa itu sendiri yaitu sebagai sarana

retorika yang mampu menghidupkan lukisan dan pengungkapan. Jelasnya dengan gaya

bahasa pengungkapan maksud menjadi lebih mengesankan, lebih hidup, lebih jelas, dan

lebih menarik. Gaya bahasa dalam penelitian stilistika karya sastra dapat mencakup

majas dan lambang.

Gaya bahasa yang unik dan cukup dominan dalam novel Pelangi Itu Indah

adalah pemajasan. Penggunaan majas dalam sebuah karya sastra dapat menciptakan

efek keindahan bahasa. Majas dalam novel Pelangi Itu Indah memberi daya hidup,

memperindah, dan mengefektifkan pengungkapan gagasan.

Penggunaan majas dalam novel Pelangi Itu Indah didominasi oleh beberapa

majas. Sebagai ilustrasi berikut ini akan dipaparkan contoh penggunaan majas dalam

novel Pelangi Itu Indah.

Bab pertama, pada kutipan:

“Di atasnya, beberapa batang pohon kelapa daunnya melambai-lambai diterpa memilir

angin, tampak makin uzur dan seakan malu-malu untuk berbuah lagi.” (hal 21)

Data di atas dikategorikan sebagai gaya bahasa personifikasi karena Pengungkapan

dengan menggunakan perilaku manusia yang diberikan kepada sesuatu yang bukan

manusia. Atau yang mengumpamakan benda mati sebagai makhluk hidup.

Bab kedua, pada kutipan:

“Berkali-kali, aku mengatakan bahwa cinta berani mengorbankan apa saja. Bisa hati,

harta, bahkan sampai pada keluarga.” (hal 42)

Data di atas dikategorikan sebagai gaya bahasa hiperbola karena Pengungkapan yang

melebih-lebihkan kenyataan sehingga kenyataan tersebut menjadi tidak masuk akal.

Page 8: Analisis Stilistika Dan Nilai Pendidikan Novel Pelangi Itu Indah

Bab ketiga, pada kutipan:

“Awal yang tak ubahnya kelakuan ABG, Anak Baru Gadang, baru mengenal kata

cinta.” (hal 63).

Data di atas dikategorikan sebagai gaya bahasa Sinisme, karena ungkapan yang bersifat

mencemooh pikiran atau ide seseorang.

Bab keempat, pada kutipan:

“ Dengan terkenalnya mereka, pundi-pundi uang pun segera mengalir. Aku lihat

mereka begitu cepatnya menjadi beruang untuk ukuran anak kos.” (hal 83)

Data di atas dikategorikan sebagai gaya bahasa Hiperbola, karena Pengungkapan yang

melebih-lebihkan kenyataan sehingga kenyataan tersebut menjadi tidak masuk akal.

Bab ke sepuluh, pada kutipan:

“ Hidup ini bagai air yang mengalir, akan selalu bergerak sehingga menemukan

muara yang tenang.” (183)

Data di atas dikategorikan sebagai gaya bahasa Simile, karena Pengungkapan dengan

perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan penghubung,

seperti layaknya, bagaikan, ” umpama”, “ibarat”,”bak”, bagai”.  

Mendiskripsikan pemilihan kata dalam beragam bahasa yang ada di

dalam novel.

Novel Pelangi Itu Indah karya Yoyon Indra Joni menonjolkan keunikan pemilihan

dan pemakaian kosakata. Pemanfaatan kosakata bahasa daerah Minangkabua dalam novel

Pelangi Itu Indah membuat pelukisan deskripsi cerita menjadi semakin menarik dan

memiliki nilai estetik tersendiri. Keunikan pemilihan dan pemakaian kosakata bahasa

Minangkabau dalam kalimat dapat dilihat pada kutipan-kutipan berikut ini.

Bisa membuat wajah merah babak belur disertai dengan ucapan-ucapan pedas dan kritis

yang hanya dapat diterima oleh mereka yang maskulin.(hal 19).

Arti kata maskulin yakni, orang jantan yang mempunyai bulu tebal didadanya.

Rangkiang bagi rumah gadang. (hal 47)Arti kata Rangkiang, yakni:bangunan bertiang empat, biasanya berbentuk gonjong, berada di depan rumah gadang, tempat menyimpan padi.

Page 9: Analisis Stilistika Dan Nilai Pendidikan Novel Pelangi Itu Indah

Uda, Rul ? (hal 51)Arti kata Uda, yakni: Uda adalah sebutan lain untuk kakak laki-laki. Kata ini berasal dari bahasa Minang.

Pemanfaatan beberapa kosakata bahasa Inggris dalam novel Pelangi Itu Indah

memperlihatkan intelektualitas pengarang tentang pengetahuan yang luas mengenai

kosakata dalam bahasa Inggris. Keunikan pemilihan dan pemakaian kosakata bahasa

Inggris dalam kalimat dapat dilihat pada kata di bawah ini.

“Slow”

Grup band bernama Excellent (hal 48)

Si gentleman itu langsung duduk mengambil tempat (51)

Mengidentifikasi nilai-nilai pendidikan yang ada dalam novel

Pelangi Itu Indah.

Novel Pelangi Itu Indah mengandung nilai Religius yang dapat diteladani oleh

pembaca. Nilai tersebut dapat menjadi dasar bagi pembaca dalam bersikap dan

berperilaku sehingga dapat membentuk watak dan kepribadian yang berbudi luhur.

Sebagai ilustrasi, berikut akan dipaparkan contoh kutipan nilai Religius yang tergambar

dalam novel Pelangi Itu Indah.

“Selanjutnya, jika kita sabar dalam hidup, ada hal lain yang dihadiahkan oleh Yang

Maha Kuasa sebagai bentuk kasih sayang-Nya kepada kita, hamba-Nya.”(hal 381)

“Kalau kau masih terlalu beratuntuk memahami semua pelajaran yang disampaikan

dosenmu itu, maka perbanyaklah sujud. Mohon di dalam sujud itu, semoga kau

diberi kecerdasan yang lebih oleh Allah.” (hal 31)

Kutipan pada data di atas mengajarkan kepada kita agar senantiasa bersabar

menjalani ujian yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa, agar kita selalu

mendekatkan diri dan akhirnya mendapatkan kasih sayang Tuhan yang Maha Esa

sebagai bentuk hadiah untuk hamba-Nya.

Unsur Instrinsik dalam novel “Pelangi Itu Indah”

Page 10: Analisis Stilistika Dan Nilai Pendidikan Novel Pelangi Itu Indah

Tema

Menceritakan tentang kisah cinta sejak masa SMA diantara Asrul dengan Laura

yang penuh dengan ketidakpastian. Asrul dengan setianya kepada Laura dan berjuang

keras untuk mencapai cita-citanya. Lama dengan ketidakpastian, cinta mereka kandas

ditengah jalan. Hingga akhirnya datang cinta yang lain yang mirip dengan masa lalunya,

seorang wanita yang mencintainya itu dicintai Awal. Dian namanya yang menaruh hati

pada Asrul, tetapi Asrul jatuh hati kepada teman Dyan yang bernama Wulan. Asrul tidak

memilih Dian, karena tidak ingin menyakiti sahabatnya yang bernama Awal. Wanita

yang manis bernama Wulan yang bisa membuat Asrul merasakan cinta seperti dimasa

lalunya.

Alur atau Plot

Di dalam novel ini menggunakan alur campuran, seperti di bawah ini: Alur maju

(Progresif), pada kutipan:

Aku lagi bahagia karena bulan depan aku juga akan segera menjadi seorang Ayah.

(hal 262).

Alur mundur (Flashback), pada kutipan:

Sesekali, kelebat bayangan masa lalu muncul dan bergerak cepat. Di pondok inilah

kami sering dulu, ketika SD, menenangkan pikiran. Mencari jalan keluar permasalahan

yang sedang kami hadapi. (hal 20).

• Bagian-Bagian Alur

Pengenalan (Eksposisi), dalam kutipan:

Dian yang melihat Awal berdiri di sampingnya tersenyum. Sejenak, aku lihat

ia memang cantik. Dengan raut wajah oval, tinggi semampai, dilengkapi jilbab biru

muda, ia memiliki pesona tersendiri sebagai perempuan berkarisma. (hal 51).

Konflik (Komplikasi), dalam kutipan:

Masalah ini berawal sejak dies natalies ketika bertemu Dyan, kemudian makan

bakso, kemudian di perpustakaan pusat. Semua itu terjadi secara kebetulan. (hal 73)

Page 11: Analisis Stilistika Dan Nilai Pendidikan Novel Pelangi Itu Indah

Klimaks, dalam kutipan:

“Heh !” telunjuknya tepat di kening kami. Ia tersengal-sengal. “Benar-benar tak

kusangka. Ternyata kalian sudah jadian. Dan kau Rul. Menohok kawan seiring,

menggunting dalam lipatan!” umpatnya, membuat petugas piket referensi terpana. (hal

64)

Anti Klimaks (Resolusi), dalam kutipan:

Tiba-tiba, Awal menatapku tajam. “Rul. Sepertinya Tuhan benar-benar sudah

menyiapkan sebuah skenario bahwa menurut pengetahuanku selama ini dia adalah pintu

jodoh bagimu. Tidak usah kau marah lagi padaku, karena aku melihat dia ada hati

kepadamu. (hal 280)

Penyelesaian (Denoument), dalam kutipan:

Di sampingku, seorang perempuan manis terlelap sambil menggendong seorang

anak perempuan berumur dua tahun yang ikut terlelap di pamgkuannya, buah cinta kami

yang tulus. Itulah dia Wulan, seseorang yang menjadi sebab aku menempuh kerasnya

tanah perantauan: Manna. (hal 377).

Asrul tidak memilih Dyan karena tidak ingin menyakiti sahabatnya yang bernama

Awal, Asrul akhirnya memilih Wulan sahabat Dyan, yang bisa membuat Asrul

merasakan cinta yang persis dengan masa lalunya.

Penokohan

Protagonis: Asrul Kampai sudah memasukitahun keempat kuliah. Selama empat

tahun, ia tidak mengacuhkan kedatangan cinta. Namun, ia juga tidak memberi

ketegasan kepada cinta di masa lalunya, Laura.

Antagonis: sahabat sekaligus teman sekamar kos Asrul, bernama Awal yang tirus

dengan rambut yang dimodel rambut kuda sedang berlari kencang itu diusapnya

berkali-kali. Salah satu bentuk efek langsung dari kuliah di fakultas MIPA. Tubuh

menjadi kurus, berat badan jauh dari ideal, kulit pucat, mata agak cekung, dan

kening menjadi mengkilat ketika ditimpa cahaya lampu. Awal yang masih

memiliki sikap ABG dalam memandang masalah, sehingga menuduh Asrul

merebut seorang wanita yang dia cintai, yang bernama Dyan.

Page 12: Analisis Stilistika Dan Nilai Pendidikan Novel Pelangi Itu Indah

Tritagonis: Sosok wanita yang cantik, tinggi semampai dengan raut wajah oval

dan berkarisma, bernama Dyan. Yang rela melepaskan cintanya kepada Asrul

demi kebahagian Asrul, Dyan rela melepaskan untuk sahabatnya Wulandari

seorang wanita yang dicintai Asrul.

Amanat

Novel ini mengajarkan kita arti perjuangan hidup pemuda yang jauh dari orang tua,

hidup mandiri, bertuajuan untuk menggapai kesuksesan. Selain itu di dalam novel ini

mengajarkan kepada pemuda sekarang untuk menjaga cinta yang tulus dan suci jangan

sampai ternodai hingga ke jenjang pernikahan.

Latar

• Latar Suasana

Menegangkan, kutipan: “Sampai berjalan kaki menyebrangi kereta api. Kadang, ia

pulang menempuh deras hujan badai.” (hal. 39)

Galau, kutipan: “Wajahnya gundah gulana, tak ubahnya wajah seorang pemuda

diputus cinta oleh pemudi pujaan hati.” (hal. 59)

• Latar Waktu

Malam hari, kutipan: “Malam begitu perkasa menundukkan siang dan selalu

membawa diri kita untuk segera tidur.” (hal. 28)

Siang hari, kutipan: “Siang berada dipuncaknya. Gerah. Pemandangan sedikit sejuk

oleh pepohonan rindang.” (hal. 85)

Pagi hari, kutipan: “Kini, berganti mandi dalam bentuklain, yaitu mandi dengan

bermandikan sinar sang mentari pagi.” (hal 276)

• Latar Tempat

Page 13: Analisis Stilistika Dan Nilai Pendidikan Novel Pelangi Itu Indah

Kota Padang: Latar belakang cerita berada di Padang, seperti dalam kutipan:

“Gempa susulan masih sering terjadi, walau dalam skala yang lebih kecil. Berita-

berita tentang gempa masih hilir-mudik di mulut masyarakat. Dari sebagian berita yang

beredar, gempa itu sudah meluluh-lantakkan Padang Panjang.” (hal 342)

Kota Manna: Latar belakang cerita berada di kota Manna, seperti dalam kutipan:

“Itulah dia, Wulan, seorang yang menjadi sebab aku menempuh kerasnya tanah

perantauan: Manna.” (hal 377)

Unsur Ekstrinsik dalam novel Pelangi Itu Indah

Biografi penulis

Yoyon Indra Joni merupakan seorang penulis kelahiran Koto Taratak, Sumatera

Barat, pada tanggal 6 Februari 1981. Pemuda ini biasanya dipanggil Yoyon ini memiliki

hobi membaca, menulis, dan bercerita. Sekarang, penulis menetap di Bengkulu.

Kegiatannya adalah mengajar matematika di SMAN 3 Bengkulu Selatan.

Simpulan

Page 14: Analisis Stilistika Dan Nilai Pendidikan Novel Pelangi Itu Indah

Berdasarkan hasil analisis dalam pembahasan terhadap novel Pelangi Itu Indah karya

Yoyon Indra Joni dapat ditarik simpulan bahwa pemanfaatan bentuk-bentuk gaya bahasa

dalam novel Pelangi Itu Indah membuat pengungkapan maksud menjadi lebih menarik, lebih

hidup, dan lebih mengesankan. Selain itu, keunikan atau kekhasan pemakaian kosakata ragam

bahasa pada novel Pelangi Itu Indah juga membuat deskripsi cerita tersebut menjadi semakin

menarik dan memiliki nilai estetik tersendiri.

Novel Pelangi Itu Indah dapat dikatakan sebagai novel yang bergenre religi. Pengarang

menggunakan kemampuannya dalam mengolah bahasa untuk mengungkapkan nilai religius

pada pembaca yang bertujuan untuk mendidik manusia agar menjadi pribadi yang berbudi

luhur.

DAFTAR PUSTAKA

Page 15: Analisis Stilistika Dan Nilai Pendidikan Novel Pelangi Itu Indah

Joni, Yoyon Indra . 2013. Novel Pelangi Itu Indah, Jogjakarta:Diva Press.

Al-Ma’ruf, A.I. (2009). Stilistika: Teori, Metode, dan Aplikasi Pengkajian Estetika Bahasa. Surakarta: Cakrabooks. Aminuddin. (1995). Stilistika Pengantar Memahami Bahasa dalam Karya Sastra.

Semarang: IKIP Semarang Press.

Keraf, G. (2008). Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Sinopsis

Page 16: Analisis Stilistika Dan Nilai Pendidikan Novel Pelangi Itu Indah

Seorang lelaki bernama Asrul Kampai yang berasal dari Pesisir Selatan, kecamatan

Surantih, kampung Koto Taratak. Asrul sudah memasuki tahun keempat kuliah. Asrul

mempunyai teman bernama Awal yang menuduh Asrul merebut wanita idamannya

bernama Dyan, Ikal yang membuat ide, mengajak, dan membuat lapangan kerja untuk

bersama, dengan membentuk tempat les. Modal untuk membuat tempat les berasal dari

uang beasiswa yang dikumpulkan Ikal ketika masih kuliah. Rizal yang begitu menyukai

burung perkututnya yang diberi nama Kiti dan Preti.

Selama empat tahun, Asrul tidak mengacuhkan kedatangan cinta dari seorang wanita

yang dicintai Awal bernama Dyan. Akan tetapi Asrul tidak ingin menyakiti hati Awal,

dan Asrul jatuh hati pada sahabat Dyan yang bernama Wulan. Namun, di sisi lain Asrul

tidak memberi ketegasan kepada cinta masa lalunya bersama Laura. Akhirnya Laura

tidak ingin menunggu lama dengan ketidakpastian Asrul dan Laura memutusakan

menikah dengan seorang laki-laki yang diajaknya ke London untuk melanjutkan

pendidikan S2.

Tempat les yang didirikan bersama-sama penuh dengan pengorbanan dan perjuangan

keras, seketika hancur tak bersisa bentuk akibat goncangan Gempa di Padang. Lima

tahun kemudian Asrul sudah menikah dengan seorang wanita yang bernama Wulan

mempunyai buah cinta seorang anak perempuan. Asrul menjadi seorang guru di salah

satu sekolah SMA, Asrul mengajar mata pelajaran Matematika tepatnya di Pagalaaram.

Dyan sudah menikah terlebih dahulu setelah Dyan tau bahwa sebenarnya Asrul

mencintai Wulan. Teman Asrul bernama Awal juga sudah mempunyai momongan,

bertempat tinggal di Solok dan menjadi seorang pengajar di salah satu sekolah SMP di

Solok. Rizal masih di kota padang bersama Santia juga sudah punya momongan dan ia

menjadi seorang guru SMP pula di Painan