83
i ANALISIS POLA KONSUMSI DAN POLA AKTIVITAS DENGAN KADAR ASAM URAT PADA LANSIA WANITA PESERTA PEMBERDAYAAN LANSIA DI BOGOR Early Fajarina DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat ... · asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi

  • Upload
    dinhdan

  • View
    229

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat ... · asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi

i

ANALISIS POLA KONSUMSI DAN POLA AKTIVITAS DENGAN KADAR ASAM URAT PADA LANSIA WANITA

PESERTA PEMBERDAYAAN LANSIA DI BOGOR

Early Fajarina

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2011

Page 2: Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat ... · asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi

ii

ABSTRACT

EARLY FAJARINA. Consumption Pattern Analysis and Activity Pattern with Uric Acid Levels in Elderly Women Empowerment Elderly Participants in

Bogor. Under the guidance of IKEU TANZIHA and IKEU EKAYANTI.

Increased Life Expectancy or usually called with UHH (Usia Harapan Hidup) impact on the growing number of elderly population, which in turn will also

increase the incidence of chronic and acute diseases. Uric acid levels are

influenced by many factors, including pattern of consumption and activity pattern. This study aims to analyze the patterns of consumption and patterns of activity

with uric acid levels in older women. This study design is cross sectional study

and take an example in the Empowerment elderly Yasmina Bogor. After inclusion

criteria charged the amount of sample obtained by 30 people. The study found that household characteristics (education, employment,

income and family size) is not related significantly (p> 0.05) on levels of uric

acid. The relationship of individual characteristics (age, menopausal age, and

nutrition knowledge) does not have a real relationship (p> 0.05) with uric acid

levels. Only menopausal age who have a real corelation with uric acid levels (p =

0034, r =- 0389). Nutritional status, activity pattern, and pattern of consumption

(energy, carbohydrates, proteins, fats, and purine) are not real corelation with uric

acid levels (p> 0.05). Only the consumption of drinking water that has a

relationship with uric acid levels (p = 0006, r =- 0487). The results of multiple

linear regression test to variable pattern of consumption and pattern of activity on levels of uric acid is obtained that only the consumption of drinking water which significantly affect the levels of uric acid by the equation y = 14429-1138x with a

significance 0.006.

Key words: elderly women, uric acid levels, consumption pattern, pattern of activity,drinking water.

Page 3: Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat ... · asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi

iii

RINGKASAN

EARLY FAJARINA. Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Fisik Dengan Kadar Asam Urat Pada Lansia Wanita Peserta Pemberdayaan Lansia di Bogor Dibimbing oleh Ikeu Tanziha dan Ikeu Ekayanti

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan pola konsumsi makan dan aktivitas fisik dengan kadar asam urat wanita lanjut usia. Adapun tujuan penelitian ini secara khusus adalah: (1) Menganalisis proporsi lansia berdasarkan kadar asam urat tinggi dan normal; (2) Mengidentifikasi karakteristik sosial ekonomi dan individu, aktivitas fisik, dan pola konsumsi pada lansia berdasarkan kadar asam urat tinggi dan normal; (3) Menganalisis hubungan karakteristik sosial ekonomi dan individu, aktivitas fisik, dan pola konsumsi pada lansia berdasarkan kadar asam urat tinggi dan normal pada lansia; (4) Menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kadar asam urat pada lansia.

Desain penelitian ini adalah dengan cross sectional study. Penelitian dilakukan pada peserta Program Pemberdayaan Wanita Pra Lanjut Usia dan Lanjut Usia di Bogor. Contoh adalah peserta pelatihan berusia ≥ 55 tahun, bugar, dapat diukur tinggi badan dan berat badannya, serta bersedia dan dapat diwawancarai. Secara keseluruhan jumlah peserta yang diambil sebagai contoh penelitian adalah 30 orang.

Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer meliputi karakteristik individu, karakteristik rumah tangga, pola konsumsi makan, status gizi, serta aktifitas fisik. Data sekunder mengenai profil program pemberdayaan lansia dan nama peserta serta data hasil pemeriksaan kadar asam urat lansia. Data primer diperoleh dengan menggunakan kuesioner yang dilakukan dengan teknik wawancara langsung dan pengukuran.

Analisis gambaran menggunakan statistik deskriptif. Analisis hubungan menggunakan uji korelasi Pearson dan Spearman serta regresi linier berganda untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kadar asam urat. Hasil analisis secara deskriptif menunjukkan bahwa proporsi lansia yang mempunyai kadar asam urat tinggi dan normal adalah 50%-50%. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal sebagian besar lulusan sekolah dasar (SD), yaitu sebanyak 8 orang (53.3%) dan begitu juga pada kelompok contoh dengan kadar asam urat tinggi, yaitu sebanyak 5 orang (23.3%).. Pendapatan pada contoh dengan kadar asam urat normal dan tinggi terbanyak ada pada selang di atas Rp 1.000.000,00 yaitu secara berturut-turut 40% dan 60%. Mayoritas contoh dengan kadar asam urat normal dan tinggi tergolong dalam keluarga kecil karena tinggal terpisah dari anak dan hanya berdua dengan suami. Presentase besaran keluarga contoh dengan kadar asam urat normal dan tinggi secara berturut-turut adalah 60% dan 63.4%.

Contoh dengan kadar asam urat normal lebih banyak mengalami menopause pada usia di atas 50 tahun, yaitu sebanyak 73.3% .Sebaliknya, pada kelompok kadar asam urat tinggi lebih banyak mengalami menopause pada usia di bawah sama dengan 50 tahun, yaitu sebanyak 60%.

Rata-rata konsumsi beras pada kelompok dengan kadar asam urat normal adalah 21 kali/minggu atau 3 kali/hari. Sedangkan pada kelompok asam urat tinggi tidak jauh berbeda, yaitu (20.06±2.4) kali/minggu. Telur ayam merupakan pangan hewani yang paling sering dikonsumsi oleh kelompok contoh dengan kadar asam urat normal, yaitu (3.2±3.8) kali/minggu. Sedangkan pada kelompok dengan asam urat tinggi, daging ayam lah yang paling sering

Page 4: Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat ... · asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi

iv

dikonsumsi, yaitu mencapai (5.8±1.6) kali/minggu. Rata-rata frekuensi konsumsi tahu pada kelompok contoh dengan asam urat tinggi lebih tinggi dari contoh dengan kadar asam urat normal, yaitu (5.13±1.40) kali/minggu. Sedangkan pada contoh dengan kadar asam urat normal sebanyak (4.2±1.69) kali/minggu. Rata-rata frekuensi konsumsi ketimun pada contoh dengan kadar asam urat normal adalah sebesar (9.9±4.7) kali/minggu dan pada kelompok tinggi sebesar (6.6±4.8) kali/minggu. Jeruk merupakan buah yang paling sering dikonsumsi oleh kedua kelompok contoh. Pada contoh dengan kadar asam urat normal sebanyak (2±1.06) kali/minggu dan pada contoh dengan kadar asam urat tinggi sebanyak (2.33±1.29) kali/minggu. Rataan asupan energi contoh dengan kadar asam urat

normal adalah 1537 280 kkal dan contoh dengan kadar asam urat tinggi adalah adalah 1509±391 kkal dengan tingkat kecukupan berturut-turut sebesar 89.8% dan 82.2%. Rataan asupan protein contoh dengan kadar asam urat normal adalah 47.8±14.6 gram sehari dan memenuhi 93.7% kecukupan. Sedangkan rataan asupan protein contoh dengan kadar asam urat tinggi adalah 47.5% sehari dan memenuhi 89.2% kecukupan. Tingkat kecukupan energi dan protein contoh dengan kadar asam urat tinggi tergolong dalam defisit tingkat ringan, sedangkan pada contoh dengan kadar asam urat normal kecukupan energinya tergolong defisit ringan namun kecukupan proteinnya sudah tergolong normal (Depkes 1996). Pada kelompok contoh yang memiliki kadar asam urat normal terdapat 66.7% yang mempunyai kebiasaan minum lebih dari sama dengan delapan gelas sehari sedangkan kelompok contoh dengan kadar asam urat tinggi sebesar 40%. Rata-rata contoh memiliki aktivitas yang tergolong sedang dengan nilai tingkat aktivitas sebesar 1.70-1.99. Mayoritas satatus gizi kedua kelompok contoh termasuk ke dalam status gizi normal, tetapi kelompok dengan kadar asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi purin dalam satu harinya adalah sebesar (229.29±181.3) mg/hari. Sedangkan pada kelompok contoh dengan kadar asam urat yang tinggi rata-rata konsumsi purin perharinya adalah sebesar (433.6±362.6) mg/hari. Rata-rata konsumsi purin perhari pada kelompok contoh dengan kandungan asam urat yang tinggi lebih banyak dibandingkan dengan rata-rata konsumsi kelompok contoh dengan kandungan asam urat normal.

Bahan pangan hewani yang paling banyak dikonsumsi oleh contoh adalah daging sapi, telur ayam, cumi, dan daging ayam. Sedangkan pada bahan pangan nabati, jenis yang paling sering dikonsumsi adalah tahu, tempe, bayam, kangkung, dan buncis. Namun secara uji statistik tidak diperoleh hubungan yang nyata (p>0.05) antara konsumsi purin dengan kadar asam urat dalam darah.

Berdasarkan uji hubung yang dilakukan pada semua variabel, hanya dua

variabel yang memiliki hasil signifikan dengan kadar asam urat ,yaitu usia

menopause (p=0.034, r=-0.389) serta konsumsi air minum (p=0.006, r=-0.487).

Uji regresi linear berganda yang dilakukan menunjukkan bahwa konsumsi minum

berpengaruh nyata terhadap kadar asam urat dengan R2=0.237, artinya

konsumsi air minum berpengaruh sebesar 23.7% terhadap perubahan kadar

asam urat pada lansia.

Page 5: Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat ... · asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi

v

ANALISIS POLA KONSUMSI DAN POLA AKTIVITAS DENGAN KADAR ASAM URAT PADA LANSIA WANITA

PESERTA PEMBERDAYAAN LANSIA DI BOGOR

Early Fajarina

Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Gizi pada Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia

Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2011

Page 6: Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat ... · asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi

vi

Judul : Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat

Pada Lansia Wanita Peserta Pemberdayaan Lansia di Bogor Nama : Early Fajarina NRP : I14070129

Disetujui :

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dr.Ir.Ikeu Tanziha, MS. Dr.Ir.Ikeu Ekayanti, M.Kes. NIP.19611210 198603 2 002 NIP. 19660725 199002 2 001

Diketahui,

Ketua Departemen Gizi Masyarakat

Dr.Ir. Budi Setiawan, MS.

NIP. 19621218 198703 1 001

Tanggal Disetujui :

Page 7: Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat ... · asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi

vii

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia

dan cinta-Nya, sehingga skripsi yang berjudul “Analisis Pola Konsumsi dan Pola

Aktivitas dengan Kadar Asam Urat pada Wanita Lanjut Usia Peserta

Pemberdayaan Lansia di Bogor” dapat diselesaikan dengan baik. Selesainya

penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan banyak pihak. Oleh

karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Ir. Ikeu Tanziha, MS dan Dr. Ir. Ikeu Ekayanti, M.Kes selaku dosen

pembimbing skripsi yang telah banyak meluangkan waktu dan pikirannya,

memberikan arahan, kritik, dan saran, kepada penulis untuk menyelesaikan

skripsi.

2. Yayat Heryatno, SP, MPS selaku dosen pemandu seminar.

3. dr. Mira Dewi, M.D, M.Si selaku dosen penguji yang telah memberikan

masukan untuk kesempurnaan skripsi ini.

4. Dr. Ir. Ikeu Tanziha, MS selaku pembimbing akademik.

5. Ayah dan Ibu tercinta (Budi Sosiawan dan Erliana) serta adik-adikku (Rino

dan Rieska) atas kasih sayang, dukungan, dan doa yang tak pernah berhenti

diberikan kepada penulis dalam setiap perjalanan kehidupan.

6. Reno Aldiano. Seseorang yang begitu yakin pada diri ini, selalu memberikan

dukungan, dan hampir memberikan segalanya untuk penulis.

7. Eka Praditya Juniar yang selalu sabar dalam menemani hari-hari penulis.

Teman-teman seperjuangan dan sepayungan: Ayu dan Caca. Teman-teman

pembahas: Dede Idola, Riza, Icha, dan Eka serta seluruh teman-teman

Luminaire 44. Renjer’s (Niranti dan Dicky) serta Sindaki (Ayu dan Dessy) atas

persahabatannya selama ini.

8. Seluruh pihak yang telah membantu, baik secara langsung maupun tidak

langsung, yang tak bisa disebutkan satu per satu.

Semoga Allah membalas segala kebaikan dengan pahala dan kebaikan yang

lebih besar dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang

memerlukan.

Bogor, Oktober 2011

Early Fajarina

Page 8: Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat ... · asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi

viii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 27 Mei 1988. Penulis

merupakan anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Budi Sosiawan dan

Erliana. Penulis memulai studi pada tahun 1994 di SDN 04 Cilandak Barat,

kemudian pada tahun 2000 melanjutkan studinya di SMP Negeri 68 Jakarta.

Tahun 2003 penulis melanjutkan studinya di SMA Negeri 70 Jakarta dan lulus

pada tahun 2006. Pada tahun 2007 diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB)

melalui jalur SPMB (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru). Penulis diterima

pada mayor Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia (FEMA)

melalui sistem mayor minor.

Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam berbagai kegiatan dan

kepengurusan di kampus. Pada tahun 2008-2009 penulis menjadi staff Divisi

Pengembangan Sumberdaya Mahasiswa Bina Desa BEM KM IPB, staff Divisi

Mentoring Club Forum Syi’ar FEMA. Pada tahun 2008-2010 penulis menjadi

anggota Divisi Kemitraan dan Hubungan Keluar Ikatan Peminat Ekologi Manusia

Indonesia.

Selain menjadi pengurus dibeberapa organisasi kemahasiswaan, penulis

juga aktif menjadi panitia di berbagai kegiatan kampus. Di antaranya tahun 2008

penulis menjadi anggota panitia Nutrition Fair 2008, Koordinator Divisi Humas

dan Sponsorship COHESI (Conference of Human Ecology Student of Indonesia)

tahun 2009, Koordinator Divisi Sponsorship Pra Munas IMPEMA (Ikatan

Mahasiswa Peminat Ekologi Manusia Indonesia) tahun 2010 dan kegiatan

kampus lainnya.

Kegiatan lain di luar kampus yang diikuti penulis adalah menjadi asisten

peneliti di bagian Litbang Harian KOMPAS Jakarta sejak tahun 2008 sampai saat

ini. Selain menjadi asisten peneliti, penulis juga menjadi editor penelitian serta

tenaga survey pada beberapa proyek penelitian KOMPAS.

Page 9: Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat ... · asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi

ix

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI....................................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... xii

PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1

Latar Belakang ................................................................................................ 1 Tujuan .......................................................................................................... 4 Kegunaan Penelitian ....................................................................................... 5

TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................................... 6

Lanjut Usia ....................................................................................................... 6 Proses Penuaan .............................................................................................. 7

Keadaan Kesehatan Lansia ................................................................. 7 Kecukupan Gizi Pada Lansia ............................................................... 8

Pola Konsumsi Pangan ................................................................................. 10 Penyakit Asam Urat (Gout) ............................................................................ 11

Gambaran Klinis ................................................................................ 15 Pengelompokkan Bahan Makanan Menurut Kadar Purin dan

Anjuran Makan ................................................................................. 15 Purin ......................................................................................................... 16

Fungsi Purin ....................................................................................... 16 Metabolisme Purin ............................................................................. 17

Pengetahuan Gizi .......................................................................................... 18 Status Gizi ..................................................................................................... 19 Indeks Massa Tubuh ..................................................................................... 20 Aktivitas Fisik ................................................................................................. 21 Program Lifeskill Wanita Pra dan Usia Lanjut ............................................... 21

KERANGKA PEMIKIRAN ............................................................................................. 23

METODE PENELITIAN ................................................................................................. 25

Desain, Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 25 Cara Pengambilan Contoh ............................................................................ 25 Jenis dan Cara Pengumpulan Data ............................................................... 26 Pengolahan dan Analisis Data ...................................................................... 27 Definisi Operasional ...................................................................................... 30

HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................................... 31

Gambaran Umum Program Lifeskill Wanita dan Usia Lanjut di Bogor ................................................................................................ 31

Proporsi Wanita Lanjut Usia Berdasarkan Status Kadar Asam Urat ................................................................................................... 32

Karakteristik Rumah Tangga ......................................................................... 33

Page 10: Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat ... · asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi

x

Karakteristik Individu ..................................................................................... 36 Status Gizi ..................................................................................................... 39 Aktivitas Fisik ................................................................................................. 40 Konsumsi Pangan ......................................................................................... 42 Tingkat Kecukupan Zat Gizi .......................................................................... 47

Konsumsi Energi ................................................................................ 47 Konsumsi Protein ............................................................................... 48 Konsumsi Lemak ............................................................................... 49 Konsumsi Karbohidrat ....................................................................... 50 Konsumsi Air ...................................................................................... 51

Konsumsi Bahan Pangan Tinggi Purin .......................................................... 53 Hubungan Karakteristik Rumah Tangga dan Individu, Aktivitas

Fisik, Status Gizi, dan Pola Konsumsi dengan Kadar Asam Urat ........................................................................................ 57

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kadar Asam Urat .................................... 60

KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................................ 61

Kesimpulan .................................................................................................... 61 Saran ......................................................................................................... 62

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 63

LAMPIRAN ...................................................................................................................... 66

Page 11: Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat ... · asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Angka kecukupan gizi rata-rata yang dianjurkan untuk usia lanjut ............. 8

2 Proses estimasi AKE wanita dewasa berdasarkan EBM yang

menggunakan Oxford Equation ................................................................ 10

3 Kriteria status gizi berdasarkan persentase berat badan aktual

terhadap berat badan ideal ...................................................................... 20

4 Indeks Massa Tubuh Berdasarkan Usia ................................................... 20

5 Variabel,jenis, dan cara pengumpulan data .............................................. 26

6 Jenis dan kategori variabel pengolahan data ............................................ 27

7 Physical Activity Ratio (PAR) berbagai aktivitas ....................................... 28

8 Proporsi contoh berdasarkan kadar asam urat ......................................... 32

9 Sebaran contoh berdasarkan tingkat pendidikan ...................................... 33

10 Sebaran contoh berdasarkan pendapatan keluarga ................................. 35

11 Sebaran contoh berdasarkan besar keluarga ........................................... 35

12 Sebaran contoh berdasarkan pekerjaan ................................................... 36

13 Sebaran contoh berdasarkan usia ............................................................ 37

14 Sebaran contoh berdasarkan usia menopause ........................................ 38

15 Sebaran contoh berdasarkan pengetahuan gizi ....................................... 39

16 Sebaran contoh berdasarkan usia status gizi ........................................... 40

17 Sebaran contoh berdasarkan aktivitas fisik ............................................... 41

18 Sebaran contoh terbiasa berolahraga menurut jenis olahraga ................. 42

19 Rataan frekuensi konsumsi makanan pokok contoh ................................. 44

20 Rataan frekuensi konsumsi pangan hewani contoh .................................. 44

21 Rataan frekuensi konsumsi pangan nabati contoh ................................... 45

22 Rataan frekuensi konsumsi sayuran contoh ............................................. 46

23 Rataan frekuensi konsumsi buah contoh .................................................. 46

24 Jumlah konsumsi dan kandungan gizi pangan contoh dalam sehari ........ 47

25 Sebaran contoh berdasarkan kebiasaan minum sehari ............................ 52

26 Jumlah konsumsi purin kelompok contoh dalam sehari ............................ 54

27 Jenis dan rataan frekuensi pangan tinggi purin contoh ............................. 55

28 Hasil Uji Hubungan dengan Uji Statistik Spearman’rho. ........................... 57

29 Hasil Uji Hubungan dengan Uji Statistik Pearson ..................................... 58

Page 12: Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat ... · asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Mekanisme Turn Over Asam Urat ............................................................ 14

2 Kerangka pemikiran penelitian .................................................................. 24

3 Cara pengambilan contoh ......................................................................... 25

Page 13: Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat ... · asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Pengetahuan gizi tentang Asam Urat ........................................................ 65

2 Metode Pemeriksaan Kadar Asam Urat Sampel ....................................... 67

3 Uji Regresi Linier Berganda Asam Urat dengan Kebiasaan Minum .......... 68

Page 14: Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat ... · asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Keberhasilan pembangunan di suatu negara dapat dinilai melalui derajat

kesehatan masyarakat. Indikator yang digunakan untuk menilai kesehatan

masyarakat ialah angka kesakitan, kematian penduduk, dan usia harapan hidup.

Penurunan angka kesakitan akan berbanding lurus dengan kematian penduduk

dan berbanding terbalik dengan usia harapan hidup. Semakin tinggi usia harapan

hidup berarti pembangunan kesehatan semakin berhasil. Menurut UU No. 13

tahun 1998, meskipun tidak sekaligus, hal ini berarti peningkatan mutu kehidupan

akan menimbulkan perubahan struktur penduduk dan sekaligus menambah

jumlah penduduk berusia lanjut (Arisman 2007).

Penuaan populasi di Indonesia mulai muncul sebagai gambaran

demografi pergeseran penduduk ke usia lanjut dari sekitar 6% selama periode

1950-1990, kini mencapai 9%, dan diprediksi meningkat tajam menjadi 13% pada

tahun 2025, dan menjadi 25% di tahun 2050. Ini berarti pada tahun 2025, 1 dari 4

penduduk Indonesia dapat dikelompokkan sebagai orang berusia lanjut

dibandingkan 1 dari 12 penduduk Indonesia saat ini (Fatmah 2010).

Fenomena terjadinya peningkatan jumlah penduduk lansia disebabkan

oleh penurunan angka fertilitas penduduk, perbaikan status kesehatan akibat

kemajuan teknologi dan penelitian-penilitian kedokteran, transisi epidemilogi dari

penyakit infeksi menuju penyakit degeneratif, perbaikan status gizi yang ditandai

oleh peningkatan kasus obesitas lansia daripada underweight, peningkatan usia

harapan hidup (UHH), pergeseran gaya hidup dari urban rural lifestyle menjadi

sedentary urban lifestyle, dan peningkatan pendapatan perkapita sebelum krisis

moneter melanda Indonesia (Fatmah 2010). Menurut World Health Organization

(WHO) pada tahun 1998, harapan hidup orang Indonesia meningkat dari 65

tahun pada tahun 1997 menjadi 73 tahun pada tahun 2005. Peningkatan UHH

menyebabkan populasi lanjut usia (lebih dari 75 tahun) meningkat secara pesat

di negara berkembang (Kinsella & Suzman 1992; Schlenker 1998 dalam Shahar

et al. 2007) serta akan berdampak pada pergeseran pola penyakit dari penyakit

infeksi ke penyakit degeneratif.

Dalam dua dekade terakhir ini, terjadi peningkatan populasi penduduk

lansia di Indonesia dari 4.48% tahun 1971 (5.3 juta) menjadi 9.77% pada tahun

2010 (23.9 juta). Bahkan pada tahun 2020 diprediksi akan terjadi ledakan jumlah

Page 15: Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat ... · asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi

2

penduduk lansia sebesar 11.34% atau sekitar 28.8 juta (Makmur Sunusi 2006

dalam Fatmah 2010). Kaum wanita mendominasi kelompok pendudukusia

tersebut dibandingkan pria. Saat ini hampir 60% penduduk lansia Indonesia

adalah wanita (Fatmah 2010).

Seiring bertambahnya usia dan populasi lanjut usia akan turut

meningkatkan kejadian penyakit kronik dan ketidakberdayaan di kalangan

mereka (Woo 2000 dalam Shahar et al. 2007). Hasil penelitian yang dilakukan di

Malaysia menyebutkan bahwa penyakit kronik dan akut yang paling banyak

dilaporkan oleh subjek penelitian adalah tekanan darah tinggi (32.7%) dan gout

atau artritis (29.6%). Sebaran subjek laki-laki dan perempuan yang mengidap

tekanan darah tinggi, gout atau artritis adalah hampir sama (Shahar et al. 2007).

Hal senada juga disebutkan oleh Boedidarmojo (1994) dalam Yenrina (2001)

yaitu, penyakit radang sendi termasuk golongan empat penyakit yang menonjol

pada masyarakat usia lanjut selain kardiovaskuler, penyakit endokrin dan

penyakit neoplasma.

Kajian Abu Sabha et al. (1997) dalam Shahar et al. (2007) menunjukkan

bahwa artritis merupakan penyakit yang paling sering dikeluhkan oleh kalangan

wanita lanjut usia yang berumur 60 tahun ke atas. Artritis yang dimaksud pada

penelitian tersebut merupakan semua penyakit radang sendi seperti penyakit

asam urat yang disebut dengan hiperurisemia atau gout, dan penyakit radang

sendi lainnya seperti reumatik. Pada wanita, peningkatan risiko penyakit asam

urat dimulai sejak memasuki masa menopause. Setelah memasuki usia

menopause, hormon estrogen pada wanita sudah tidak diproduksi lagi, sehingga

menurunkan ekskresi asam urat.

Kebiasaan makan adalah faktor penting yang berpengaruh kepada status

kesehatan dan kemampuan fisik seorang lanjut usia (Pirlich & Lochs 2001 dalam

Shahar et al. 2007). Apabila usia meningkat, jumlah dan frekuensi makan yang

dikonsumsi akan menurun jika dibandingkan dengan golongan yang lebih muda

(Seiler 2001 dalam Shahar et al. 2007). Mereka juga cenderung menkonsumsi

makanan yang mengandung zat gizi rendah. Keadaan ini disebabkan

menurunnya kemampuan mobilitas, kesulitan mengunyah dan menelan

makanan, ketidakmampuan menyediakan makanan, status sosioekonomi dan

tahap aktivitas fisik yang rendah, kehilangan selera makan yang disebabkan

komplikasi sistem pencernaan,kesedihan dan kesendirian (Shahar et al. 2007).

Page 16: Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat ... · asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi

3

Pada umumnya, gerak badan dan aktivitas fisik menurun secara

signifikan dalam jangka panjang dengan meningkatnya penuaan seseorang.

Perubahan penuaan secara normal terjadi pada komposisi tubuh seseorang

termasuk penurunan massa tubuh, metabolisme basal, cadangan protein, dan

cadangan air. Peningkatan aktivitas seseorang yang termasuk latihan sedang

dapat membantu meningkatkan kebugaran pada lanjut usia serta menurunkan

risiko kegemukan dan berbagai macam penyakit seperti salah satunya adalah

penyakit gout atau asam urat (Komnas Lansia 2010).

Risiko terjadinya asam urat akan bertambah bila disertai dengan pola

konsumsi makan yang tidak seimbang. Banyaknya makanan tinggi purin yang

dikonsumsi akan memperbesar risiko terkena asam urat pada kaum wanita lanjut

usia yang notabene sudah menurun daya imunitasnya akibat hormon estrogen

yang tidak diproduksi lagi serta menurunnya daya metabolisme tubuh semakin

memperbesar risiko terjadinya penyakit asam urat.

Ada berbagai faktor yang dapat meyebabkan kelebihan asam urat di

dalam darah, tetapi asupan purin mempunyai pengaruh paling besar (Clifford and

Story.1976 dalam Yenrina 2001). Purin dapat berupa adenin, guanin, xantin,

hipoxantin (inosin) adalah molekul yang terdapat dalam sel berbentuk nukleotida,

yang mempunyai peranan luas dalam berbagai macam proses biokimia di dalam

tubuh. Pada manusia dan hewan primata purin dimetabolisme menghasilkan

produk akhir berupa asam urat. Kadar asam urat dalam darah dipengaruhi oleh

banyak faktor seperti faktor fisik, genetik, dan juga asupan makanan. Asupan

makanan yang baik dapat mengkontrol kadar asam urat dalam darah. Ada

banyak jenis makanan yang dapat menyebabkan kadar asam urat dalam darah

menjadi tidak normal, seperti makanan yang tinggi purin, makanan yang

berprotein tinggi, serta konsumsi alkohol.

Perhatian terhadap kesehatan lansia manjadi hal yang penting untuk

meningkatkan angka usia harapan hidup. Hal ini dikarenakan lansia termasuk

golongan yang rentan terkena penyakit. Semakin menurunnya kekuatan fisik dan

daya tahan tubuh membuat mekanisme kerja organ tubuh menjadi terganggu

sehingga rentan terhadap serangan penyakit. Asupan gizi yang baik sangat

diperlukan untuk membantu mengoptimalkan kesehatan dan mencegah

komplikasi penyakit kronis yang mungkin diderita.

Salah satu kegiatan pemberdayaan wanita usia lanjut adalah Program

Pemberdayaan Wanita Pra Lanjut Usia dan Wanita Lanjut Usia yang diadakan

Page 17: Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat ... · asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi

4

oleh Kementrian Pendidikan Nasional yang bekerjasama dengan Yayasan

Aspirasi Muslimah Indonesia (YASMINA). Program ini dilaksanakan di Bogor dan

terdiri dari serangkaian kegiatan. Kegiatan yang dilaksanakan pada program ini

adalah penyuluhan tentang perawatan dan pengasuhan usia lanjut, pelatihan

daur ulang sampah plastik, pelatihan menyulam pita dan mayet, pelatihan

kelembagaan, pendampingan, dan pemeriksaan kesehatan (klinis) usia lanjut.

Tujuan dari kegiatan itu salah satunya untuk memberdayakan dan meningkatkan

partisipasi para usia lanjut di masyarakat.

Berdasarkan masalah yang telah diuraikan, peneliti tertarik melakukan

penelitian tentang analisis pola konsumsi dan pola aktivitas dengan kadar asam

urat pada wanita lanjut usia. Peserta Program Pemberdayaan Wanita Pra dan

Usia Lanjut dipilih sebagai contoh dalam penelitian ini karena dipandang dapat

memberikan gambaran tentang karakteristik wanita usia lanjut. Kemudahan

dalam akses pengambilan data juga menjadi pertimbangan peneliti dalam

mengambil peserta program sebagai populasi penelitian. Selain itu, peserta

program ini juga sudah mendapat pendidikan gizi dan pelatihan keterampilan

serta memiliki kegiatan sosial rutin sehingga lebih mudah berkomunikasi dan

bekerjasama dalam pengambilan data.

Tujuan

Tujuan Umum:

Untuk mengetahui pengaruh pola konsumsi makan dan aktivitas fisik

dengan kadar asam urat wanita lanjut usia.

Tujuan Khusus:

1. Menganalisis proporsi lansia berdasarkan kadar asam urat tinggi dan

normal.

2. Mengidentifikasi karakteristik rumah tangga dan individu, aktivitas fisik,

status gizi, dan pola konsumsi pada lansia berdasarkan kadar asam urat

tinggi dan normal.

3. Menganalisis hubungan karakteristik rumah tangga dan individu, aktivitas

fisik, status gizi, dan pola konsumsi pada lansia berdasarkan kadar asam

urat tinggi dan normal.

4. Menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kadar asam urat

pada lansia.

Page 18: Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat ... · asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi

5

Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi masyarakat

tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kadar asam urat pada lansia wanita

sehingga dapat menyusun diet dan pola aktivitas yang baik dan benar untuk

meningkatkan status kesehatannya. Selain itu diharapkan penelitian ini dapat

bermanfaat bagi petugas kesehatan untuk dapat mengedukasi masyarakat agar

dapat mencegah terjadinya penyakit kronik dan akut akibat kadar asam urat yang

tidak terkontrol.

.

Page 19: Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat ... · asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi

6

TINJAUAN PUSTAKA

Lanjut Usia

Perkembangan kehidupan manusia dibagi dalam dua tahap, yaitu masa

pertumbuhan (bayi, anak, remaja) dan masa dewasa, dimana tidak terjadi lagi

pertumbuhan. Tahap lanjut dari masa dewasa yaitu kelompok manusia usia

lanjut. Pada masa ini kematangan fisik dan fisiologis telah tercapai dan

terlampaui (Nasoetion & Briawan 1993). Usia lanjut dapat dibedakan menjadi dua

macam, yaitu usia lanjut kronologis atau usia berdasarkan kalender, dan usia

lanjut biologis (Astawan & Wahyuni 1988).

Departemen Kesehatan (1991) membuat pengelompokkan usia lanjut

menjadi:

1. Kelompok pertengahan umur ialah kelompok usia dalam masa virilitas,

yaitu masa persiapan usia lanjut, yang menampakkan keperkasaan fisik

dan kematangan jiwa (45-54 tahun).

2. Kelompok usia lanjut dini ialah kelompok dalam masa prasenium, yaitu

kelompok yang mulai memasuki usia lanjut (55-64 tahun).

3. Kelompok usia lanjut ialah kelompok dalam masa senium (65 tahun ke

atas).

Lansia adalah mereka yang telah berusia 65 tahun ke atas, menurut

Durmin (1992) membagi lansia menjadi young elderly (65-74 tahun) dan older

elderly (≥75 tahun). Sementara Munro et al. (1987) dalam Arisman (2002)

mengelompokkan older elderly ke dalam dua bagian, yaitu 75-84 tahun dan 85

tahun. Menurut Astawan & Wahyuni (1988), untuk negara-negara yang sudah

maju, dengan ekonomi, gizi, dan kesehatan yang telah baik, batas lanjut usia

adalah sekitar 65 tahun ke atas, sedangkan PBB menetapkan batas lansia

adalah 60 tahun ke atas.

Menurut Patmonedowo et al. (2001), ketuaan menjadikan manusia rentan

terhadap berbagai penyakit. Dibandingkan dengan usia lain, kesehatan para

lansia ditandai oleh menurunnya fungsi berbagai organ tubuh. Penyakit lansia

memiliki karakteristik sebagai berikut :

a. saling terkait, kronis sehingga cenderung mengalami komplikasi

b. degeneratif, sering menimbulkan kacacatan bahkan kematian

c. akut tetapi ada juga penyakit yang berkembang perlahan-lahan

d. terjadi karena pengaruh obat-obatan

Page 20: Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat ... · asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi

7

Proses Penuaan

Proses penuaan (aging) merupakan proses menua atau proses yang

terus menerus (berlanjut) secara alamiah. Proses penuaan ini dimulai sejak

proses pembuahan dan umum dialami oleh semua makhluk hidup serta

berlangsung berbeda-beda pada setiap orang. Proses kelahiran, pertumbuhan,

dewasa dan manula adalah bagian dari penuaan yang normal dan penuaan ini

berakhir saat makhluk hidup mati (Cooper et al. 1963).

Turner et al. (1991) menyatakan bahwa proses penuaan terbagi menjadi

penuaan eksternal dan internal. Poses penuaan eksternal merupakan proses

penuaan yang gejalanya dapat dilihat. Perubahan-perubahannya dapat diamati

dari kulit, rambut, gigi, dan postur tubuh. Penuaan internal adalah penuaan yang

gejalanya tidak dapat dilihat, yaitu perubahan degeneratif yang terjadi di dalam

tubuh. Perubahan tersebut terjadi pada sistem saraf, kardiovaskular,

pernapasan, pencernaan, urinari, dan sistem imun. Penuaan dapat disebabkan

karena faktor umur juga dapat terjadi karena faktor psikososial seperti stress,

sosial ekonomi, lingkungan, makanan (gizi) dan kesehatan.

Menurut Wirakusumah (2002), ada beberapa yang mempengaruhi

kecepatan seseorang menjadi tua, baik yang dapat dikendalikan maupun yang

tidak dapat dikendalikan.

1. Faktor genetika yang merupakan faktor bawaan (keturunan) yang

berbeda pada setiap individu.

2. Faktor lingkungan dan faktor gaya hidup. Faktor ini berkaitan dengan diet,

kebiasaan merokok, minum alkohol, kafein, tingkat polusi, pendidikan,

pendapatan, dan sebagainya.

3. Faktor endogenik. Terkait proses penuaan, yaitu perusakan sel yang

berjalan seiring perjalanan waktu.

Selain umur, proses penuaan yang terjadi pada seseorang dapat juga

terjadi karena faktor psikososial seperti stress, sosial ekonomi, lingkungan,

kesehatan, dan gizi. Faktor-faktor ini saling mempengaruhi dan pada setiap

individu berbeda-beda prosesnya.

Keadaan Kesehatan Lansia

Status kesehatan lansia tidak boleh terlupakan karena berpengaruh

dalam penilaian kebutuhan zat gizi. Ada lansia yang tergolong sehat dan ada

lansia mengidap penyakit kronis. Disamping itu sebagian lansia masih mampu

mengurus diri sendiri. Sementara sebagian lain masih sangat tergantung pada

Page 21: Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat ... · asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi

8

belas kasihan orang lain. Kebutuhan zat gizi mereka tergolong aktif biasanya

berbeda dengan orang dewasa sehat. Penuaan tidak begitu berpengaruh

terhadap kesehatan mereka.

Hal tersebut memunculkan istilah Lansia Risiko Tinggi (High Risk Elderly)

dengan kriteria (a) usia diatas 80 tahun, (b) hidup sendiri, (c) depresi, (d)

gangguan intelektual, (e) jatuh beberapa kali, (f) inkontinensia urin, dan (g) di

masa lalu tidak dapat menyesuaikan diri (Arisman 2007).

Kecukupan Gizi Pada Lansia

Lansia adalah mereka yang telah berusia sama dengan diatas 60 tahun.

Lansia mengalami penurunan fungsi organ tubuh yang mengakibatkan

aktivitasnya menurun dibandingkan pada masa dewasa ataupun remaja. Hal ini

mengakibatkan kecukupan gizi lansia pada umumnya lebih rendah dibandingkan

pada kedua masa tersebut (Hardinsyah dan Martianto 1988). Wirakusumah

(2002) menyatakan bahwa pada lansia penggunaan energi semakin menurun

karena proses metabolisme basalnya juga semakin menurun, kenyataan ini juga

berimplikasi pada penurunan kebutuhan energi lansia.

Adanya perubahan pada tubuh lansia menghendaki pola konsumsi

pangan yang berbeda dibandingkan pada usia yang lebih muda. Pada prinsipnya

kebutuhan akan macam zat gizi pada lansia akan tetap seperti yang dibutuhkan

oleh orang dengan usia yang lebih muda, hanya saja terdapat perbedaan pada

jumlah dan komposisinya (Astawan dan Wahyuni 1988).

Menurut Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII (LIPI 2004), angka

kecukupan gizi rata-rata yang dianjurkan untuk lansia adalah:

Tabel 1 Angka kecukupan gizi rata-rata yang dianjurkan untuk usia lanjut

Zat gizi Angka Kecukupan Gizi

50-64 tahun ≥65 tahun

Energi (kkal) 1750 1600 Protein (g) 50 50

Vitamin A (µg RE) 500 500 Vitamin D (µg) 10 15 Vitamin E (mg) 15 15 Vitamin K (µg) 55 55 Thiamin (mg) 0.9 0.8

Riboflavin (mg) 1.1 1.1 Niasin (mg) 14 14

Sianokobalamin (µg) 2.4 2.4 Asam Folat (µg) 400 400 Vitamin C (mg) 75 75 Kalsium (mg) 800 800 Fosfor (mg) 600 600

Page 22: Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat ... · asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi

9

Seseorang yang berusia 70 tahun akan mengalami penurunan

metabolisme basal sebesar 20% dibandingkan dengan mereka yang berusia 30

tahun (Astawan & Wahyuni 1988). Studi mengenai pemilihan makanan pada

manusia melibatkan banyak faktor yang saling berinteraksi mulai dari mekanisme

biologis, perilaku makan secara psikologis, sosial, budaya, hingga kesehatan

umum (David & Annie 2004).

Angka Kecukupan Gizi (AKG) adalah suatu kecukupan rata-rata zat gizi

setiap hari bagi hampir semua orang, menurut golongan umur, jenis kelamin,

ukuran tubuh dan aktifitas untuk mencegah terjadinya defisiensi maupun

kelebihan gizi. Kecukupan gizi seseorang akan lebih besar dibandingkan

kebutuhan gizinya. Dalam perhitungan kecukupan gizi, sudah diperhitungkan

faktor variasi kebutuhan individual kecuali untuk energi setingkat dengan

kebutuhan rata-rata ditambah dengan dua kali simpangan bakunya.

Angka Kecukupan Energi (AKE) pada WNPG VIII bagi orang dewasa

didasarkan pada Oxford Equation yang merupakan hasil meta analisis untuk

estimasi energi basal metabolisme (EBM) berdasarkan berat badan. Komponen

utama yang menentukan kecukupan energi adalah Energi Basal Metabolik (EBM)

atau Basal Metabolic Rate (BMR). Menurut Manual of Medical Nutritional

Therapy (2011), EBM adalah pengeluaran energi seseorang yang diukur pada

saat status post-absorptif (tidak ada konsumsi makanan dalam 12 jam terakhir)

setelah beristirahat selama 30 menit dalam lingkungan dengan temperatur

normal.

Perhitungan EBM Oxford Equation lebih sesuai karena dalam sampelnya

termasuk populasi Asia (China dan Filipina) yang postur tubuhnya mirip orang

Indonesia. Disamping studi yang dilakukan di Malaysia dan Filipina juga

menunjukkan bahwa Schofield Equation yang digunakan FAO/WHO (1985)

overestimate sekitar 10-15% tergantung usia dan jenis kelamin. Tingkat kegiatan

diadopsi dari review kajian di Filipina (FNRI 2003). Koreksi umur bagi orang

dewasa setelah usia 30 tahun juga dilakukan (FAO/WHO 1985 & IOM 2002).

Penurunan kebutuhan energi 5% pada usia 30-64 tahun dan 10% pada usia >65

tahun. Hasil estimasi AKE bagi wanita dewasa disajikan dalam Tabel 2.

Tingkat Kegiatan Fisik (TKF) dalam perhitungan bagi orang dewasa

adalah pada tingkat kegiatan ringan. Faktor tingkat kegiatan fisik, menggunakan

hasil berbagai penelitian Guzman et al. yang direview oleh FNRI (2003), yaitu

1.58 dan 1.45 masing-masing bagi pria dan wanita kegiatan ringan; 1.67 dan

Page 23: Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat ... · asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi

10

1.55 bagi pria dan wanita kegiatan sedang; dan 1.88 dan 1.75 bagi pria dan

wanita kegiatan berat. Angka ini sedikit lebih rendah dibandingkan faktor tingkat

kegiatan FAO/WHO (1985) terutama untuk wanita. AKE pria dan wanita dewasa

menggunakan tingkat kegiatan fisik sedang.

Tabel 2 Proses estimasi AKE wanita dewasa berdasarkan EBM yang menggunakan Oxford Equation

Umur BB (Kg)

Rumus EBM EBM (kkal)

TKF (ringan)

Koreksi umur

AKE (kkal/hr)

AKE diperhalus

Wanita 19-29 52 13.4B + 517 1214 1.55 1.00 1882 1900 30-49 55 9.59B + 687 1214 1.55 0.95 1788 1800 50-64 55 9.59B + 687 1214 1.55 0.95 1788 1750

65+ 55 9.59B + 608 1135 1.55 0.90 1583 1600

Angka Kecukupan Protein (AKP) wanita dewasa didasarkan pada rata-

rata kebutuhan protein dikalikan berat badan, ditambah sejumlah safe level

(24%) dan dikoreksi dengan faktor koreksi mutu sebesar 1.2. Tambahan 24%

didapat dari review FAO/WHO (1985) yang masih valid menurut IOM (2002),

yaitu berasal dari koefisien variasi 12% (2 x koefisien variasi). Koreksi mutu

protein didasarkan pada kenyataan bahwa pangan hewani hanya berkontribusi

sekitar 4% terhadap total energi, artinya mutu protein makanan penduduk

Indonesia masih rendah, sehingga perlu adanya faktor koreksi mutu yaitu

sebesar 1.2.

Pola Konsumsi Pangan

Nasoetion et al. (1992) mendefinisikan pola konsumsi pangan sebagai

susunan jenis atau ragam pangan yang biasa dikonsumsi seseorang atau

sekelompok orang di daerah tertentu. Pengelompokkan pola konsumsi pangan

dapat dibentuk berdasarkan kegunaan atau fungsi pangan dalam tubuh meliputi

pola konsumsi pangan pokok, pola konsumsi pangan sumber protein, pola

konsumsi sayuran, dan pola konsumsi buah-buahan.

Pola konsumsi pangan dapat juga diartikan sebagai frekuensi bahan

makanan yang dikonsumsi seseorang sehari-hari dan merupakan ciri khas pada

suatu kelompok masyarakat tertentu. Konsumsi pangan merupakan faktor utama

untuk memenuhi kebutuhan gizi seseorang (Harper et al. 1985).

Supariasa et al. (2002) menjelaskan bahwa dalam penelitian konsumsi

pangan terdapat tiga metode yang digunakan, yaitu metode kualitatif, metode

kuantitatif, serta gabungan keduanya. Metode kualitatif digunakan untuk

mengetahui frekuensi makan, frekuensi konsumsi menurut jenis bahan pangan,

dan menggali informasi tentang kebiasaan makan. Metode kuantitatif digunakan

Page 24: Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat ... · asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi

11

untuk mengetahui jumlah makanan yang dikonsumsi sehingga dapat dihitung

asupan zat gizi.

Menurut Riyadi (1996) pola konsumsi pangan dipengaruhi oleh banyak

faktor, diantaranya yaitu, (1) ketersediaan pangan, jenis, dan jumlah pangan

dalam pola makanan di suatu daerah tertentu. Bila pangan tersedia secara

kontinyu maka akan membentuk kebiasaan makan, (2) pola sosial, budaya, dan

pola kebudayaan mempengaruhi seseorang dalam memilih pangan. Pilihan

pangan biasanya ditentukan oleh adanya faktor-faktor penerimaan atau

penolakan terhadap pangan oleh seseorang atau sekelompok orang. Pola

konsumsi pangan yang baik hendaknya diartikan dengan membudayakan makan

yang memenuhi konsumsi makanan yang bermutu, beragam, bergizi seimbang,

dan sesuai kebutuhan serta aman dan halal.

Metode food recall 24 jam adalah salah satu metode dalam melakukan

penilaian konsumsi pangan dengan tujuan untuk mengetahui kebiasaan makan

dan gambaran tingkat kecukupan bahan pangan dan zat gizi pada tiap kelompok,

rumah tangga, dan individu serta faktor-faktor yang mempengruhi konsumsi

pangan. Prinsip dari metode ini adalah melakukan pencatatan jenis dan jumlah

bahan pangan yang dikonsumsi pada periode 24 jam yang lalu. Data yang

diperoleh cenderung bersifat kualitatif. Data kuantitatif didapatkan dengan

menanyakan secara lebih rinci jumlah makanan yang dikonsumsi dengan

menggunkan alat ukuran rumah tangga (URT) seperti sendok, gelas, piring, dan

lain-lain (Supariasa et al. 2002).

Penyakit Asam Urat (Gout)

Gout adalah salah satu penyakit artritis yang disebabkan oleh

metabolisme abnormal purin yang ditandai dengan meningkatnya kadar asam

urat dalam darah. Hal ini diikuti dengan terbentuknya timbunan kristal berupa

garam urat di persendian yang menyebabkan peradangan sendi pada lutut dan

atau jari (Bagian Gizi RS.Dr.RSCM dan Persagi 2005).

Menurut Price dan Wilson (2002) gout merupakan gangguan metabolik

yang sudah dikenal oleh Hipokrates pada zaman Yunani kuno. Pada waktu itu

gout dianggap sebagai penyakit kalangan sosial elit yang disebabkan karena

terlalu banyak makan, minum anggur, dan seks. Sejak saat itu banyak teori

etiologis dan terapeutik yang telah diketahui mengenai penyakit gout, dan tingkat

keberhasilannya juga tinggi.

Page 25: Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat ... · asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi

12

Gout merupakan istilah yang dipakai untuk sekelompok gangguan

metabolik, sekurang-kurangnya ada sembilan gangguan, yang ditandai oleh

meningkatnya konsentrasi asam urat (hiperurisemia). Gout dapat bersifat primer

maupun sekunder. Gout primer merupakan akibat langsung pembentukan asam

urat tubuh yang berlebihan atau akibat penurunan ekskresi asam urat. Gout

sekunder disebabkan karena pemebentukan asam urat yang berlebihan atau

ekskresi asam urat yang berkurang akibat proses penyakit lain atau pemakaian

obat-obat tertentu.

Masalah akan timbul jika terbentuk kristal-kristal monosodium urat

monohidrat pada sendi-sendi dan jaringan sekitarnya. Kristal-kristal berbentuk

seperti jarum ini mengakibatkan reaksi peradangan yang jika berlanjut akan

menimbulkan nyeri hebat yang sering menyertai gout. Jika tidak diobati, endapan

kristal akan menyebabkan kerusakan yang hebat pada sendi dan jaringan lunak.

Gout merupakan salah satu penyakit tertua yang tercatat sepanjang

sejarah kesehatan yang merupakan kegagalan metabolisme purin yang level

akumulasi asam urat dalam darahnya di atas normal (hyperurisimia). Sebagai

konsekuensinya, sodium urat dibentuk dan disimpan sebagai tophi dalam tulang

sendi kecil dan mengelilingi jaringan. Penyakit ginjal terjadi dan asam urat

nephrolithiasis dapat terjadi. Pada penyakit gout, titik yang biasa terjadi adalah di

sekitar telinga, kemudian titik tersebut menjadi pelebaran jempol atau siku

(Mahan & Stump 2008).

Prevalensi gout meningkat (Choi dan Curhan 2005 dalam Mahan dan

Stumb 2008), penyakit ini biasanya terjadi setelah usia 35 tahun dan didominasi

oleh laki-laki. Tetapi, ini dapat menyebar merata pada kedua jenis kelamin pada

usia lanjut (Sag dan Choi 2006 dalam Mahan dan Stumb 2008).

Gout dicirikan oleh nyeri atritis pada suatu tempat dengan serangan

mendadak dan akut yang biasanya dimulai pada ibu jari dan berlanjut ke kaki.

Pada sebuah kajian retrospektif pada keluarga yang menderita gout mempunyai

serangan 7.5 tahun lebih awal dibandingkan dengan kelompok subjek dengan

kadar serum trigliserida, kolesterol, dan hipertensi terendah dibandingkan

dengan keluarga tanpa penyakit guot (Chen et al. 2001 dalam Mahan dan Stumb

2008). Simpanan urat dapat merusak jaringan sendi, menunjukkan gejala artritis

kronis.

Salah satu yang membentuk gout adalah obesitas (WHO 2002 dalam

Mahan dan Stumb 2008). Peningkatan jaringan adiposa viseral sepertinya

Page 26: Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat ... · asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi

13

memberatkan risiko resistensi insulin dalam gout dan dapat membuat pasien

lebih berisiko untuk penyakit aterosklerosis (Takashi et al. 2001 dalam Mahan

dan Stumb 2008). Meskipun penurunan berat badan kelihatan melindungi (Choi

et al. 2005; Dessein et al. 2000 dalam Mahan dan Stumb 2008), ketosis dikaitkan

dengan puasa atau diet rendah karbohidrat juga dapat menurunkan serangan.

Ada kalanya gangguan tersebut disebabkan oleh pembedahan. Sebagai

penyakit yang maju, gejala yang terjadi lebih berfrekuensi dan lebih lama. Luka

yang parah atau di luar yang biasa terjadi dapat mempercepat episode dan

serangan yang berhubungan dengan lingkungan. Hipertensi dan penggunaan

diuretik menjadi faktor risiko gout yang tepat (Choi et al. 2005b dalam Mahan dan

Stumb 2008). Kajian epidemiologi menunjukan adanya hubungan antara gout

dengan dislipidemia, diabetes mellitus, dan sindrom resistensi insulin (Fam 2005

dalam Mahan dan Stumb 2008).

Asam urat merupakan hasil akhir dari metabolisme purin pada satwa

primata, baik purin yang berasal dari bahan pangan maupun dari hasil

pemecahan purin asam nukleat tubuh. Dalam plasma, urat terutama berada

dalam bentuk natrium urat sedangkan dalam saluran urin, urat dalam bentuk

asam urat. Namun pada umumnya disebutkan sebagai asam urat tanpa

menunjukkan tempat keberadaannya (Yenrina 2001).

Kandungan normal natrium urat dalam plasma kurang dari 7 mg/dl (Martin

et al. 1984). Berdasarkan penelitian laboratorium klinis, kadar natrium urat

normal untuk wanita berkisar berkisar 2.4-5.7 mg/dl dan untuk pria berkisar 3.4-7

mg/dl. Jika natrium urat plasma melebihi standar ini disebut hiperurisemia.

Enzim penting yang berperan dalam sintesis asam urat adalah xantin

oksidase yang sangat aktif bekerja dalam hati, usus halus, dan ginjal. Tanpa

bantuan enzim ini asam urat tidak dapat dibentuk (Martin et al. 1984).

Mekanisme turn over asam urat dapat dilihat pada Gambar 1.

Page 27: Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat ... · asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi

14

Gambar 1 Mekanisme Turn Over Asam Urat

Peningkatan kadar asam urat dalam plasma dapat disebabkan oleh

meningkatnya produksi asam urat atau menurunnya pengeluaran asam urat.

Apabila produksi asam urat meningkat akan terjadi peningkatan pool asam urat,

hiperurisemia, dan pengeluaran asam urat melalui urin meningkat. Peningkatan

produksi asam urat dapat disebabkan oleh tingginya konsumsi bahan pangan

yang mengandung purin atau meningkatnya sintesis purin dalam tubuh

(Krisnatuti et al. 2000).

Menurut Passmore dan Eastwood (1987), penyebab hiperurisemia dibagi

dua yaitu primer dan sekunder. Hiperurisemia primer disebabkan oleh faktor

genetik dan lingkungan. Hiperurisemia sekunder disebabkan adanya komplikasi

dengan penyakit atau obat dari penyakit ginjal, hipertensi, diabetes mellitus,

hyperlipidemia, pisoriasis, hipotiroid, dan leukemia sedangkan faktor kegemukan

dan minum alkohol dapat memicu terjadinya hiperurisemia.

Prekusor bukan purin

Purin jaringan nukleotida

Pool Asam Urat

Nukleoprotein makanan

Ekskresi melalui ginjal

Ekskresi melalui saluran cerna

Asam Nukleat Jaringan

Katabolisme

Sintesa de novo

Page 28: Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat ... · asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi

15

Gambaran Klinis

Pada keadaan normal kadar asam urat serum pada laki-laki mulai

meningkat setelah pubertas. Pada perempuan kadar urat tidak meningkat sampai

setelah menopause karena estrogen meningkatkan ekskresi asam urat melalui

ginjal. Setelah menopause, kadar urat serum meningkat seperti pada pria.

Terdapat empat tahap perjalanan klinis dari penyakit gout yang tidak

diobati. Tahap pertama adalah hiperurisemia asimtomatik. Nilai normal asam urat

serum pada laki-laki adalah 5.1 ± 1.0 mg/dL dan pada perempuan adalah 4.0 ±

1.0 mg/dL. Nilai-nilai ini meningkat sampai 9-10 mg/dL pada seseorang dengan

gout. Dalam tahap ini pasien tidak menunjukkan gejala-gejala selain dari

peningkatan asam urat serum. Hanya 20% dari pasien hiperurisemia asimtomatik

yang berlanjut menjadi serangan gout akut (Price & Wilson 2002).

Pengelompokkan Bahan Makanan Menurut Kadar Purin dan Anjuran Makan

Kelompok 1 merupakan bahan makanan dengan kandungan purin tinggi

(100-1000 mg purin/100 g bahan makanan). Kelompok bahan makanan ini

sebaiknya dihindari. Kelompok tersebut terdiri dari otak, hati, jantung, ginjal,

jeroan, ekstrak daging/ kaldu, bouillon, bebek, ikan sardine, makarel, remis, dan

kerang.

Kelompok 2 adalah bahan makanan dengan kandungan purin sedang ( 9-

100 mg purin/100 g bahan makanan). Kelompok bahan makanan ini dibatasi

maksimal 50-75 g (1-1 ½ potong) daging, ikan atau unggas, atau 1 mangkok

(100 g) sayuran sehari. Kelompok bahana makanan tersebut terdiri dari daging

sapi dan ikan (kecuali yang terdapat dalam kelompok 1), ayam, udang ; kacang

kering dan hasil olahannya, seperti tahu dan tempe; asparagus, bayam, daun

singkong, kangkung, daun dan biji melinjo.

Kelompok 3 merupakan bahan makanan dengan kandungan purin

rendah, sehingga dapat diabaikan dan dapat dimakan setiap hari. Kelompok

bahan makanan ini adalah nasi, ubi, singkong, jagung, roti, mie, bihun, tepung

beras, cake, kue kering, puding, susu, keju, telur; lemak dan minyak; gula;

sayuran dan buah-buahan, kecuali sayuran dalam kelompok 2 (Bagian Gizi

RS.Dr.RSCM dan Persagi 2005).

Page 29: Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat ... · asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi

16

Purin

Purin adalah molekul yang terdapat dalam sel dalam bentuk nukleotida.

Asam amino dan nukleotida berhubungan satu sama lain. Keduanya adalah unit

dasar dalam biokimiawi pembawa sifat genetik. Nukleotida unsur pemberi sandi

asam nukleat, bersifat essensial pada pemeliharaan dan pemindahan informasi

genetik. Asam amino merupakan unit pembangun protein dan dibutuhkan untuk

ekspresi informasi genetik (Lehninger 1991).

Nukleotida yang paling dikenal adalah purin dan pirimidin sebagai pra-zat

monomerik asam ribonukleat (RNA) dan asam deoksiribonukleat (DNA). Purin

apabila berdiri sendiri disebut basa purin, jika basa purin berikatan dengan gula

pentosa disebut nukleosida, jika basa purin berikatan dengan gula pentosa dan

asam phospat disebut nukleotida purin. Basa purin terdiri dari adenin, guanin,

hipoxantin (inosin) dan xantin (Bondy dan Rosenberg 1980, Martin et al. 1984

dalam Yenrina 2001).

Basa-basa purin yang terdapat pada nukleotida berasal dari substitusi

struktur cincin zat dasar purin. Adenin dan guanin terdapat pada makhluk hidup

sedangkan xantin dan hipoxantin terdapat sebagai zat antara pada metabolisme

adenin dan guanin (Martin et al. 1984).

Fungsi utama nukleitida purin bersama-sama dengan nukleotida pirimidin

adalah sebagai pro-zat pembentuk asam nukleat yaitu asam deoksiribonukleat

(DNA) dan asam ribonukleat (RNA). Selain itu nukleotida purin berperan sebagai

komponen dari molekul berenergi tinggi yaitu adenosin tripospat (ATP), adenosin

dipospat (ADP), adenosin monopospat (AMP), dan guanosin monopospat

(GMP), guanosin dipospat (GDP), dan guanosin tripospat (GTP) (Yenrina 2001).

Fungsi Purin

Asam deoksiribonukleat (DNA) berkaitan dengan sifat-sifat genetik, pada

mikroorganisme satu untai DNA menyimpan informasi genetiknya. Pada

organisme tingkat tinggi, DNA terdapat sebagai nukleoprotein di dalam

kromosom, sebagian besar DNA terdapat di dalam inti sel, sejumlah kecil di

dalam mitokondria dan kloroplas.

DNA menyediakan cetakan bagi sintesis protein di dalam sel, sifat

keturunan diwariskan melalui proses replikasi yang melibatkan peranan sejumlah

protein dan enzim (Suhartono 1989 diacu oleh Yenrina 2001). DNA dibutuhkan

dalam pertumbuhan dan pembelahan sel, unit monomer DNA adalah adenin,

Page 30: Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat ... · asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi

17

guanin, sitosin, dan timin. Unit-unit monomer DNA dijadikan bentuk polimer oleh

ikatan 3’5’ fosfodiester.

Asam ribonukleat tersebar luas diseluruh sel, sebagian RNA terdapat di

dalam sitoplasma sebagai RNA terlarut dan RNA ribosom sebagian kecil terdapat

di dalam inti sel dan di dalam mitokondria. Asam ribonukleat dibutuhkan dalam

sintesis protein, unit monomer RNA adalah adenin, guanin, sitosin, dan urasil

(Yenrina 2001).

Metabolisme Purin

Di dalam bahan pangan, purin terikat dalam asam nukleat berupa

nukleoprotein. Di dalam usus, asam nukleat dibebaskan dari nukleoprotein oleh

enzim pencernaan, dan asam nukleat dipecah menjadi mononukleotida.

Selanjutnya mononukleotida dihidrolisis menjadi nukleosida.

Nukleosida sudah dapat langsung diserap dan sebagian dipecah lebih

lanjut menjadi purin dan pirimidin. Purin teroksidasi menjadi asam urat yang

dapat diabsorpsi melalui mukosa usus dan diekskresikan melalui urin (Martin et

al. 1984). Mamalia dan sebagian besar vertebrata bersifat prototrofik untuk purin

dan pirimidin yaitu mampu mensintesis nukleosida purin dan pirimidin de novo

sehingga tidak tergantung pada asam nukleat dan nukleotida dari bahan pangan.

Berbagai macam nukleosida hasil dari pemecahan nukleoprotein dapat

diserap atau dipecah lebih lanjut oleh posporilase usus menjadi purin atau

pirimidin bebas. Basa guanin dioksidasi menjadi xantin dan kemudian menjadi

asam urat, nukleosida adenosin dapat dirubah menjadi inosin, hipoxantin, dan

kemudian menjadi asam urat.

Pada manusia dan mamalia lainnya, nukleotida purin disintesis untuk

memenuhi kebutuhan organisme akan pra-zat monomer asam nukleat dan untuk

fungsi lainnya. Pada beberapa organisme seperti burung, amphibi, dan reptilia,

sintesis purin mempunyai fungsi tambahan sebagai alat ekskresi produk buangan

nitrogen sebagai asam urat. Organisme ini dinamakan urikotelik, sedangkan

organisme yang membuang produk nitrogennya dalam bentuk urea seperti

manusia dinamakan ureotelik. Organisme urikotelik mensintesis nukleotida purin

dengan kecepatan yang relatif lebih besar dari pada organisme ureotelik, akan

tetapi langkah yang diperlukan dalam sintesa de novo nukleotida purin sama

(Yenrina 2001).

Sintesis purin melibatkan dua jalur, yaitu jalur de novo dan jalur

penghematan (salvage pathway).

Page 31: Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat ... · asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi

18

1. Jalur de novo melibatkan sintesis purin dan kemudian asam urat melalui

prekursor nonpurin. Substrat awalnya adalah ribosa-5-fosfat, yang diubah

melalui serangkaian zat antara menjadi nukleotida purin (asam inosinat,

asam guanilat, asam adenilat). Jalur ini dikendalikan oleh serangkaian

mekanisme yang kompleks, dan terdapat beberapa enzim yang

mempercepat reaksi yaitu: 5-fosforibosilpirofosfat (PRPP) sintetase dan

amidofosforibosiltransferase (amido-PRT). Terdapat suatu mekanisme

inhibisi umpan balik oleh nukleotida purin yang terbentuk, yang fungsinya

untuk mencegah pembentukan yang berlebihan.

2. Jalur penghematan adalah jalur pembentukan nukleotida purin melalui

basa purin bebasnya, pemecahan asam nukleat, atau asupan makanan.

Jalur ini tidak melalui zat-zat perantara seperti pada jalur de novo. Basa

purin bebas (adenin, guanin, hipoxantin) berkondensasi dengan PRPP

untuk membentuk prekursor nukleotida purin dari asam urat. Reaksi ini

dikatalisis oleh dua enzim: hipoxantin guanin fosforibosiltransferase

(HGPRT) dan adenin fosforibosiltransferase (APRT) (Murray et al. 2006)

Asam urat yang terbentuk dari hasil metabolisme purin akan difiltrasi

secara bebas oleh glomerulus dan diresorpsi di tubulus proksimal ginjal.

Sebagian kecil asam urat yang diresorpsi kemudian diekskresikan di nefron distal

dan dikeluarkan melalui urin.

Pengetahuan Gizi

Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu, di mana sebagian besar dari

pengetahuan tersebut diperoleh manusia melalui indera mata dan telinga.

Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting bagi

terbentuknya suatu tindakan. Tindakan yang didasari oleh pengetahuan akan

lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari pengetahuan (Notoatmodjo

1993 dalam Sukandar 2007).

Lebih lanjut dijelaskan oleh Notoatmodjo (1993) dalam Marga (2007),

tingkat pengetahuan mencakup 6 tingkatan, yaitu (1) Tahu atau dapat mengingat

materi yang sebelumnya; (2) Memahami, yaitu kemampuan untuk menjelaskan

dan menginterpretasikan dengan benar objek yang diketahui; (3) Aplikasi yaitu

menggunakan materi yang telah dipelajari pada kondisi yang sebenarnya; (4)

Analisis yaitu kemampuan menjabarkan materi kedalam komponen-komponen;

(5) Sintesis yaitu kemampuan menghubungkan bagian-bagian menjadi satu

Page 32: Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat ... · asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi

19

kesatuan yang baru; (6) Evaluasi yaitu kemampuan melakukan penilaian

terhadap suatu objek.

Pengetahuan adalah hasil “tahu” dan ini terjadi setelah melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Brieger (1992) mengemukakan

bahwa pengetahuan umumnya datang dari pengalaman yang dapat diperoleh

dari informasi yang disampaikan oleh guru, orang tua, keluarga, teman, buku,

surat kabar dan majalah. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan

bahwa pengetahuan adalah proses untuk mengetahui sesuatu yang dilakukan

oleh manusia berdasarkan pengalaman, perasaan, pola pikirnya terhadap objek

tertentu.

Pengetahuan gizi mempunyai peranan penting dalam pembentukan

kebiasaan makan seseorang, sebab hal ini akan mempengaruhi seseorang

dalam memilih jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi (Harper et al. 1985).

Menurut Sanjur (1982) yang diacu dalam Sukandar (2007), pengaruh

pengetahuan gizi terhadap konsumsi makanan tidak selalu linier, artinya semakin

tinggi tingkat pengetahuan gizi ibu rumah tangga, belum tentu konsumsi

makanan menjadi baik. Konsumsi makanan jarang dipengaruhi oleh

pengetahuan gizi secara tersendiri, tetapi merupakan interaksi dengan sikap dan

keterampilan gizi. Semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang akan

cenderung memilih makanan yang murah dengan nilai gizi yang lebih tinggi,

sesuai dengan jenis pangan yang tersedia dan kebiasaan makan dan minum

sejak kecil sehingga kebutuhan zat gizi dapat terpenuhi. Seseorang yang

memiliki pengetahuan positif tentang makanan maka akan memiliki kualitas

makanan yang lebih baik. Kualitas yang dimaksud adalah ketersediaan zat gizi

dalam jumlah dan jenis yang cukup bagi kesehatan tubuh.

Status Gizi

Status gizi adalah keadaan tubuh seseorang atau sekelompok orang

sebagai akibat dari konsumsi, penyerapan, dan penggunaan zat gizi makanan.

Penilaian status gizi dapat memberikan gambaran tentang baik atau tidaknya

status gizi orang tersebut (Gibson 2005). Status gizi adalah ekspresi dari

keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari

keadaan gizi dalam bentuk variabel tertentu (Supariasa et al. 2001). Penilaian

status gizi dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu melalui konsumsi

makanan, antropometri, biokimia, dan klinis. Menurut Riyadi (2001), penilaian

Page 33: Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat ... · asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi

20

status gizi dapat dilakukan secara tunggal dengan satu indikator atau dapat

menggunakan beberapa indikator gabungan agar didapat hasil yang lebih efektif.

WHO (2000) menyatakan bahwa wanita cenderung mengalami

peningkatan penyimpanan lemak. Kekurangan dan kelebihan gizi pada orang

dewasa adalah masalah penting karena akan menimbulkan resiko penyakit

tertentu. Pemantauan keadaan tersebut perlu dilakukan secara

berkesinambungan salah satunya adalah dengan mempertahankan berat badan

normal. Menurut Manual Of Medical Nutritional Therapy (2011), penentuan status

gizi seseorang juga dapat dilakukan dengan menggunakan persentase berat

badan aktual terhadap berat badan ideal.

Tabel 3 Kriteria status gizi berdasarkan persentase berat badan aktual terhadap berat badan ideal

Persentase Berat Badan Ideal (%) Kriteria

≥200 Obesitas II ≥150 Obesitas I ≥120 Overweight 80-90 Gizi kurang I 70-79 Gizi kurang II ≤69 Gizi kurang III

Indeks Massa Tubuh

Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan teknologi tepat guna untuk

memantau status gizi orang dewasa khususnya yang berkaitan dengan

kekurangan dan kelebihan berat badan, maka mempertahankan berat badan

normal memungkinkan seseorang dapat mencapai usia harapan hidup lebih

panjang. Berikut ini merupakan tabel Indeks Massa Tubuh berdasarkan usia.

Tabel 4 Indeks Massa Tubuh Berdasarkan Usia

Usia (Tahun) IMT (Berat/Tinggi [kg/m2])

19-24 19-24 25-34 20-25 35-44 21-26 45-54 22-27 55-65 23-28 >65 24-29

Sumber : Food and Nutrition Board, Committee on Diet and Health, National Research Council: Implications for reducing chronic diseases risk 1989 dalam Mahan and Stump

2000.

Page 34: Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat ... · asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi

21

Penggunaan IMT tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu

hamil, dan olahragawan. Selain itu IMT dapat diterapkan pada keadaan khusus

(penyakit) lainnya seperti edema, asites, dan hepatomegali (Supariasa et al.

2002).

Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik adalah gerakan yang dilakukan oleh otot-otot tubuh dan

system penunjangnya. Selama melakukan aktivitas fisik, otot membutuhkan

energi di luar metabolismenya untuk bergerak, sedangkan jantung dan paru-paru

memerlukan tambahan energi untuk menghantarkan zat-zat gizi dan oksigen ke

seluruh tubuh dan untuk mengeluarkan sisa-sisa dari tubuh. Banyaknya energi

yang dibutuhkan tergantung pada berapa berat pekerjaan yang dilakukan

(Almatsier 2003). Riyadi (1996) menyatakan bahwa jika diketahui jumlah energi

tubuh yang dikeluarkan selama aktivitas sehari maka sebenarnya jumlah tersebut

merupakan kebutuhan energi seseorang, dengan asumsi aktivitas harian

tersebut merupakan aktivitas normal.

Perubahan terbesar yang terjadi pada usia lanjut adalah kehilangan

massa tubuhnya, termasuk tulang, otot, dan massa organ tubuh, sedangkan

massa lemak meningkat (Doewes 1996). Peningkatan massa lemak dapat

memicu resiko penyakit kardiovaskular, diabetes melitus, hipertensi, dan penyakit

degeneratif lainnya. Penurunan aktivitas fisik pada usia lanjut harus diimbangi

dengan penurunan asupan kalori. Hal tersebut untuk mencegah terjadinya

obesitas. Jika asupan kalori tidak diimbangi dengan penggunaan kalori maka

akan dapat meningkatkan resiko terjadinya penyakit degeneratif (Wirakusumah

2001).

Program Pemberdayaan Wanita Pra Lanjut Usia dan Wanita Lanjut Usia

Program ini merupakan program pemberdayaan wanita lanjut usia.

Program ini diadakan oleh Kementrian Pendidikan Nasional yang bekerjasama

dengan Yayasan Aspirasi Muslimah Indonesia (YASMINA). Program ini bertujuan

untuk meningkatkan kemampuan, keterampilan dan produktivitas wanita lanjut

usia. sasaran dan peserta dalam kegiatan adalah ibu-ibu usia lanjut dan/atau

keluarga

Terdapat 6 kegiatan yang dilaksanakan dalam program pemberdayaan

wanita pra lanjut usia dan wanita lanjut usia. Kegiatan yang dilaksanakan pada

program ini adalah penyuluhan tentang perawatan dan pengasuhan lanjut usia,

pelatihan daur ulang sampah plastik, pelatihan menyulam pita dan mayet,

Page 35: Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat ... · asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi

22

pelatihan kelembagaan, pendampingan, dan pemeriksaan kesehatan (klinis)

lanjut usia. Kegiatan-kegiatan tersebut menjalin kemitraan dengan Yayasan

Emong Lansia (YEL), Puskesmas Dramaga, Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor,

Koperasi Usaha Kecil Menengah (UKM) Trashion, Posdaya Desa Babakan, serta

Pusat Penelitian dan Pengembangan Kewirausahaan IPB.

Page 36: Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat ... · asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi

23

KERANGKA PEMIKIRAN

Dewasa ini peningkatan pembangunan khususnya di bidang kesehatan

telah mengurangi angka kesakitan dan kematian penduduk. Hal ini sesuai

dengan Visi Indonesia Sehat 2010 yang ingin meningkatkan derajat kesehatan

penduduk Indonesia. Angka kesakitan dan kematian berbanding terbalik dengan

Usia Harapan Hidup (UHH). Semakin menurunnya angka kesakitan dan

kematian, UHH penduduk semakin tinggi. Peningkatan UHH menyebabkan

populasi lanjut usia semakin banyak dan akan berdampak pada meningkatnya

kejadian penyakit kronik dan akut di kalangan lansia.

Bergesernya penyebab penyakit, dari infeksi menjadi degeneratif yang

terjadi pada masa sekarang ini dipengaruhi oleh gaya hidup yang tidak sehat,

diantaranya pola aktivitas yang kurang dan pola makan yang tidak sehat.

Penyakit yang diderita oleh lansia diduga merupakan dampak dari pola

makannya terdahulu yang baru dirasakan dampaknya setelah mereka memasuki

usia lanjut. Setelah memasuki usia lanjut ini, para lansia umumnya memiliki

aktivitas fisik yang lebih rendah dari golongan usia yang lebih muda dikarenakan

sudah berkurangnya kemampuan otot mereka. Konsumsi makan dan aktivitas

fisik yang tidak seimbang akan meningkatkan risiko terjadinya berbagai penyakit,

salah satunya adalah radang sendi seperti asam urat. Aktivitas fisik yang rutin

dilakukan dapat menurunkan risiko berbagai penyakit dan meningkatkan kualitas

hidup serta kebugaran pada lansia.

Salah satu penyakit yang banyak diderita oleh lansia adalah penyakit

asam urat. Faktor penyebab terjadinya risiko penyakit asam urat adalah pola

makan yang tinggi kandungan purin dan juga faktor genetik. Namun, pada

penelitian ini hubungan penyakit asam urat dengan variabel genetik tidak diteliti.

Tinggi atau rendahnya kadar asam urat seseorang disebabkan oleh

banyak faktor, diantaranya adalah pola makan dan pola aktivitas. Karakteristik

individu dapat mempengaruhi pola aktivitas, karakterstik rumah tangga, dan juga

dapat dengan langsung mempengaruhi pola makan. Pola makan dan pola

aktivitas seseorang akan mempengaruhi status gizinya. Status gizi ini akan

berpengaruh terhadap kadar asam urat seseorang. Oleh karena itu penelitian

mengenai pola konsumsi dan pola aktivitas pada wanita lanjut usia penting untuk

dilakukan.

Page 37: Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat ... · asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi

24

Gambar 2 Kerangka pemikiran penelitian

Keterangan:

: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

: Hubungan yang diteliti

: Hubungan yang tidak diteliti

Risiko Kejadian Gout Atritis

Karakteristik Rumah Tangga - Besar keluarga - Tingkat pendidikan - Tingkat Pendapatan - Pekerjaan

Status Gizi -IMT

(BB/TB2 (kg/m

2))

Status Kadar Asam Urat

Genetik

Karakteristik individu - Usia - Usia menopause - Pengetahuan gizi asam urat

Aktivitas Fisik -Kegiatan sehari-hari - Kebiasaan olah raga

Konsumsi Pangan: Frekuensi, jenis, jumlah

konsumsi pangan: - Pangan sumber

karbohidrat - Pangan hewani - Sayur & buah - Air - Pangan sumber purin

Page 38: Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat ... · asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi

25

METODE PENELITIAN

Desain, Tempat dan Waktu Penelitian

Desain penelitian ini adalah dengan cross sectional study. Pemilihan

tempat tersebut dilakukan secara purposive, yaitu di Bogor pada peserta

Program Pemberdayaan Wanita Pra Lanjut Usia dan Wanita Lanjut Usia.

Pengambilan data dilakukan pada bulan Februari 2011 hingga Mei 2011.

Cara Pengambilan Contoh

Populasi dalam penelitian ini adalah wanita lansia di masyarakat luar

panti serta mengikuti kegiatan Pemberdayaan Wanita Lanjut Usia, dengan

kriteria inklusi berusia ≥55 tahun, bugar, sudah mengalami menopause minimal

satu tahun, tidak bungkuk, tidak mengalami gangguan pendengaran serta

bersedia dan dapat diwawancarai. Jumlah populasi adalah 50 orang wanita

lansia yang menghadiri pemeriksaan gratis di Kampus IPB Dramaga.

Penentuan populasi yang akan dijadikan contoh dalam penelitian atas

dasar pertimbangan: (1) Kemudahan akses pengambilan data; (2) Keadaan

sosial ekonomi yang bervariasi; (3) Peserta program sudah pernah mendapat

pelatihan dan pembinaan sehingga dapat lebih mudah berkomunikasi dengan

baik. Peserta program seluruhnya berjumlah 65 orang. Jumlah peserta yang

diambil sebagai contoh penelitian adalah 30 orang setelah dikenai kriteria inklusi.

Gambar 3 Cara pengambilan contoh

Kota Bogor (N = 11) Yayasan Yasmina Bogor (Purposive)

N= 65

Kabupaten Bogor (N = 54)

Populasi reference

Populasi sumber (N=50)

Contoh penelitian (n= 30)

Dikenakan kriteria inklusi

Hadir dalam pemeriksaan gratis

Page 39: Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat ... · asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi

26

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan

sekunder. Data primer terdiri dari karakteristik rumah tangga, karakteristik

individu, aktivitas fisik, antropometri, status gizi, dan konsumsi pangan. Data

primer diperoleh dengan cara wawancara melalui kuesioner yang ditanyakan

langsung dan pengukuran (data antropometri). Data sekunder diperoleh dari

laporan kegiatan Program Pemberdayaan Wanita Pra Lanjut Usia dan Wanita

Lanjut Usia di Bogor meliputi profil YASMINA, daftar nama peserta, dan kadar

asam urat.

Tabel 5 Variabel,jenis, dan cara pengumpulan data

Variabel Jenis data Cara Pengumpulan

Karakteristik rumah tangga

- Pendidikan - Pendapatan - Besar keluarga - Pekerjaan

- Wawancara menggunakan kuesioner

Karakteristik individu

- Usia - Usia menopause - Pengetahuan gizi

tentang asam urat

- Wawancara menggunakan kuisoner

- Data kesehatan pemberdayaan lansia

Aktivitas fisik - Aktivitas individu satu hari

- Kebiasaan olahraga

- Recall aktivitas 1 x 24 jam.

- Wawancara

Konsumsi pangan - Jumlah konsumsi pangan

- Jenis konsumsi pangan

- Kebiasaan konsumsi makanan sumber purin

- Food recall 1 x 24 jam - Wawancara

menggunakan FFQ (Food Frequency Questionaires)

Konsumsi pangan diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan

Food recall 1 x 24 jam. Untuk lebih mengetahui pola atau gambaran makan

contoh dilakukan pula Food Frequency Questionaires (FFQ). Data konsumsi

makan meliputi frekuensi makan dalam seminggu. Jenis data yang digunakan

berupa jenis dan frekuensi konsumsi makan serta kebiasaan makan sumber

purin.

Data sekunder meliputi karakteristik wanita usia lanjut, data kadar asam

urat contoh serta profil Program Pemberdayaan Wanita Lanjut Usia di Bogor.

Data sekunder diperoleh dari studi pustaka dan laporan akhir Program

Pemberdayaan Wanita Lanjut Usia di Bogor yang diadakan oleh Yayasan

Aspirasi Muslimah Indonesia (YASMINA) bekerjasama dengan Kementrian

Pendidikan Nasional (2011).

Pemeriksaan kadar asam urat dilakukan pada pagi hari setelah semua

peserta program diberikan sarapan pagi yang telah disediakan oleh panitia

Page 40: Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat ... · asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi

27

program. Semua peserta program tidak dalam keadaan puasa sebelumnya.

Pemeriksaan dilakukan oleh dokter dan hasil pemeriksaannya menjadi arsip

Yayasan Aspirasi Muslimah Indonesia (YASMINA).

Pengolahan dan Analisis Data

Data primer yang telah didapatkan lalu dianalisis secara statistik.

Tahapan pengolahan data dimulai dari pengkodean (coding), pemasukan data

(entry), pengecekan ulang (cleaning) dan selanjutnya dianalisis. Setelah

dilakukan pengkodean (coding) kemudian data dimasukan ke dalam tabel yang

telah ada (entry). Setelah itu dilakukan pengcekan ulang (cleaning) untuk

memastikan tidak ada kesalahan dalam memasukan data. Untuk tahap analisis,

data diolah menggunakan program komputer Microsoft Excell 2010 dan

Statistical Pogram for Social Science (SPSS) versi 16 for Windows. Jenis dan

kategori data yang diolah disajikan pada Tabel 6 berikut.

Tabel 6 Jenis dan kategori variabel pengolahan data

Variabel Katagori Variabel

Usia (Depkes 1991) 55-64 tahun 65-85 tahun

Pengetahuan gizi asam urat (Khomsan 2000)

Kurang (nilai <60) Sedang (nilai 60-80) Baik (nilai ≥ 80)

Pendidikan Tidak sekolah SD SMP SMA Perguruan tinggi

Pendapatan/bulan <Rp 500.000 Rp 500.000-Rp 1.000.000 ≥Rp 1.000.000

Besar Keluarga (BKKBN 1998) Kecil (≤4 orang) Sedang (5-7 orang Besar (>7 orang)

Aktivitas fisik (FAO/WHO/UNU 2001) Sangat ringan (Nilai PAL 1.20-1.39) Ringan (Nilai PAL 1.40-1.69) Sedang (Nilai PAL 1.70-1.99) Berat (Nilai PAL 2.00-2.40)

Kebiasaan olahraga Ya Tidak

Status Gizi (Committee on Diet and Health 1989).

Kriteria IMT normal Usia 55-65 tahun : 23-28 Usia >65 tahun : 24-29

Kadar asam urat (mg/dL) (Wohl & Goodhart 1968)

Normal (2-6 mg/dL) Tinggi (>6 mg/dL)

Menurut FAO/WHO/UNU (2001) besarnya aktivitas fisik seseorang dalam

24 jam dinyatakan dalam PAL (Physical Activity Level) atau tingkat aktivitas fisik.

PAL ditentukan dengan rumus sebagai berikut:

PAL =

Page 41: Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat ... · asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi

28

Keterangan: PAL : Physical Activity Level (tingkat aktivitas fisik)

PAR : Physical Activity Ratio (jumlah energi yang dikeluarkan

untuk jenis aktivitas per satuan waktu tertentu)

Sedangkan jenis PAR menurut FAO/WHO/UNU (2001) adalah:

Tabel 7 Physical Activity Ratio (PAR) berbagai aktivitas

Jenis Aktivitas PAR/satuan waktu

Tidur 1.0 Berkendaraan dalam bus/mobil 1.2 Aktivitas santai (nonton TV dan mengobrol) 1.4 Makan 1.5 Duduk (bekerja di kantor, menjaga toko) 1.5 Mengendarai mobil/berjalan 2.0 Masak 2.1 Berdiri, membawa barang yang ringan 2.2 Mandi dan berpakaian 2.3 Menyapu, mencuci baju dan piring tanpa mesin 2.3 Mengerjakan pekerjaan rumah 2.8 Berjalan 3.2 Berkebun 4.1 Olahraga ringan (jalan kaki) 4.2

Konsumsi pangan meliputi jenis konsumsi pangan ditentukan

berdasarkan hasil jawaban dari setiap pertanyaan mengenai frekuensi konsumsi

pangan dalam seminggu yang dikelompokkan menjadi makanan pokok, protein

hewani, pangan tinggi purin, sayur dan buah, serta air. Frekuensi konsumsi

pangan dihitung selama satu minggu. Jumlah asupan energi dan zat gizi (protein,

lemak, dan karbohidrat) diolah dengan menggunakan Nutrisurvey 2007

berdasarkan data recall makan 1 x 24 jam. Sedangkan konsumsi bahan pangan

tinggi purin dihitung berdasarkan pendekatan tabel kandungan purin pada bahan

pangan yang terdapat pada hasil penelitian (Yenrina 2001).

Tingkat Kecukupan dihitung meliputi Tingkat Kecukupan Energi (TKE)

dan Tingkat Kecukupan Protein (TKP). Perhitungan TKE berdasarkan AKE dari

Oxford Equation pada WNPG VIII untuk orang dewasa. AKE untuk wanita

berusia 50-64 tahun adalah 1750 kkal dan untuk wanita berusia 65 keatas adalah

1600 kkal. TKP dihitung berdasarkan AKP WNPG VIII. AKP wanita berusia 50-64

tahun dan 65 tahun keatas adalah 50 gram per hari. AKE dan AKP kemudian

dikoreksi dengan berat badan aktual contoh (untuk contoh dengan IMT normal)

sehingga didapatkan AKE dan AKP contoh yang digunakan untuk menentukan

TKE dan TKP. Menurut Departemen Kesehatan (1996) yang mengklasifikasikan

tingkat kecukupan energi dan protein ke dalam lima tingkat, yaitu defisit tingkat

Page 42: Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat ... · asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi

29

berat (<70%), defisit tingkat sedang (70-79%), defisit tingkat ringan (80-89%),

normal (90-119%), dan kelebihan (≥120%).

Data karakteristik individu seperti usia, usia menopause, dan

pengetahuan gizi dan asam urat; karakteristik rumah tangga seperti pendidikan,

pekerjaan, pendapatan, dan besar keluarga dianalisis secara deskriptif. Analisis

hubungan antar variabel yang dilakukan adalah uji korelasi Pearson (usia contoh,

status gizi, aktivitas fisik, pengetahuan gizi, konsumsi energi, protein, lemak,

karbohidrat, purin, dan air minum) dan Spearman’s rho (pendidikan, pekerjaan,

pendapatan, besar keluarga, dan usia awal menopause). Uji beda menggunakan

uji independent sample T-test. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi status

kadar asam urat dengan menggunakan Regresi Linear Berganda.

Page 43: Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat ... · asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi

30

Definisi Operasional

Lansia adalah seorang wanita yang berusia ≥55 tahun yang memenuhi kriteria

sebagai contoh yaitu masih mampu diwawancarai, tidak mengalami

kelumpuhan, dan tidak mengalami ganggan pendengaran.

Keadaan rumah tangga adalah keadaan lansia yang ditinjau dari besar

keluarga, pendapatan, pekerjaan dan tingkat pendidikan.

Besar keluarga adalah banyaknya anggota keluarga yang dihitung dari jumlah

orang yang tinggal bersama dengan contoh dan sumber pendapatan

yang sama dengan contoh.

Pendapatan adalah uang yang diperoleh lansia untuk memenuhi kebutuhan

hidunya sehari-hari.

Tingkat pendidikan adalah pendidikan terakhir yang berhasil ditamatkan oleh

lansia.

Konsumsi makan adalah semua jenis pangan sumber purin, protein,

karbohidrat, lemak, dan air minum yang dikonsumsi lansia setiap hari.

Frekuensi makan adalah banyaknya makan yang dilakukan lansia setiap hari

termasuk makan berat dan selingan.

Aktivitas fisik adalah jenis dan jumlah waktu yang diperlukan contoh untuk

melakukan berbagai kegiatan (dalam satuan jam) selama 24 jam yang

kemudian dicari besar energi aktivitasnya.

Status gizi adalah keadaan fisik lansia yang diakibatkan oleh konsumsi,

penyerapan dan penggunaan zat gizi oleh tubuh dan ditentukan oleh IMT.

Indeks Massa Tubuh (IMT) yaitu rasio dari berat badan (kg) dengan kuadrat

dari tinggi badan (m).

Kadar Asam urat adalah ukuran atau jumlah asam urat dalam darah seseorang

yang dinyatakan dalam mg/dL darah.

Kebiasaan olah raga adalah kegiatan olah fisik yang sengaja rutin dilakukan

secara berulang-ulang.

Page 44: Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat ... · asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi

31

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Program Pemberdayaan Wanita Pra Lanjut Usia dan

Wanita Lanjut Usia di Bogor

Program Pemberdayaan Wanita Pra Lanjut Usia dan Wanita Lanjut Usia

adalah suatu program pemberdayaan usia lanjut yang diadakan oleh Kementrian

Pendidikan Nasional dan bekerjasama dengan Yayasan Aspirasi Muslimah

Indonesia (YASMINA), dan Departemen Gizi Masyarakat, Institut Pertanian

Bogor. Program tersebut diikuti oleh pra lanjut usia dan lanjut usia wanita yang

berumur 45-85 tahun.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh program pemberdayaan lanjut

usia ini yaitu:

1. Perawatan lanjut usia, kegiatan ini mendidik lanjut usia untuk merawat diri

sendiri di usianya sekarang meliputi pengetahuan tentang makanan, gizi

seimbang dan olahraga yang baik untuk menjaga kesehatan lanjut usia.

Hal ini dimaksudkan agar wanita lanjut usia dapat merawat diri mereka

tanpa bergantung dengan orang lain. Untuk wanita pra lanjut usia sendiri

hal ini dapat melatih dirinya untuk merawat diri menjelang lanjut usia.

2. Kemandirian sosial, kegiatan ini meliputi penyuluhan tentang cara

berkomunikasi yang baik kepada orang lain dan membuat social group

seperti kelompok pengajian agar para lanjut usia dapat berkomunikasi

dan menjalin hubungan sosial yang baik dengan orang-orang sekitarnya.

Komunikasi dan hubungan sosial yang baik akan membuat wanita lanjut

usia merasa lebih bersemangat dalam menjalani hidup sehingga mereka

dapat mengaktualisasikan diri mereka di masyarakat.

3. Kemandirian ekonomi, dalam kegiatan ini lanjut usia diajarkan untuk

berkreatifitas seperti menyulam dan mendaur ulang sampah plastik.

Kegiatan ini bertujuan agar wanita lanjut usia tetap produktif dan tidak

menjadi beban bagi keluarga serta orang lain.

Tujuan umum dari program pemberdayaan lanjut usia ini adalah

meningkatkan kemandirian sosial ekonomi dari usia lanjut, sedangkan tujuan

khususnya adalah: meningkatkan kesehatan lanjut usia; memperbaiki pola hidup

yang baik; meningkatkan status gizi; dan meningkatkan keterampilan untuk

menunjang perekonomian. Keluaran dari program pemberdayaan lanjut usia

tersebut adalah meningkatkan pendapatan lanjut usia.

Page 45: Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat ... · asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi

32

Peserta program terdiri dari kelompok pengajian ibu-ibu Agrianita dan

kelompok pengajian ibu-ibu Desa Babakan. Kedua kelompok pengajian ini

berada dalam binaan Agrianita Institut Pertanian Bogor. Kelompok pengajian ibu-

ibu Agrianita terdiri dari istri pensiunan, dosen ataupun pegawai IPB. Sebagian

besar anggota kelompok pengajian Agrianita bertempat tinggal di Perumahan

Dosen dalam komplek lingkar kampus IPB. Ibu-ibu kelompok pengajian Agrianita

juga ada yang bertempat tinggal di daerah Kota Bogor. Ibu-ibu kelompok

pengajian Desa Babakan bertempat tinggal di daerah Babakan Raya yang

tersebar antara RT 01, 02, 03, 04, dan 07.

Kedua kelompok pengajian ini mengadakan pengajian bersama setiap

satu bulan sekali yang biasanya dilakukan pada hari Rabu minggu kedua atau

ketiga setiap bulannya. Tempat dilaksanakannya pengajian adalah Wisma Land

Huis lingkar kampus IPB. Setiap acara pengajian juga diisi dengan beberapa

kegiatan edukasi seperti pemeriksaan klinis, edukasi gizi dan lain sebagainya.

Kelompok pengajian Desa Babakan juga mengadakan pengajian secara mandiri

setiap minggu yang dilaksanakan setiap hari Selasa.

Proporsi Wanita Lanjut Usia Berdasarkan Status Kadar Asam Urat

Semua contoh yang mempunyai hasil pemeriksaan kadar asam urat dan

sesuai dengan kriteria inklusi dijadikan contoh dalam penelitian ini. Hasil

pemeriksaan tersebut kemudian diklasifikasikan ke dalam dua kelompok, yaitu

kelompok dengan kadar asam urat normal dan tinggi berdasarkan klasifikasi

kenormalan kadar asam urat menurut Wohl & Goodhart (1968). Berikut ini

sebaran contoh berdasarkan kadar asam uratnya.

Tabel 8 Proporsi contoh berdasarkan kadar asam urat

Range Kadar Asam Urat

Normal 2-6 mg/dL

Tinggi ≥6 mg/dL

Total

Rata-rata± SD 4.57±1.02 8.3±3.2 6.4±3.06 Min;Max 2 ; 5.8 6.3 ; 19.4 2 ; 19.8

∑ ; % 15 ; 50% 15 ; 50% 30 ; 100%

Hasil dari pengklasifikasian contoh berdasarkan kadar asam uratnya

didapatkan bahwa rata-rata kadar asam urat contoh keseluruhan adalah

6.4±3.06 mg/dL dengan kadar asam urat terkecil adalah 2 mg/dL dan tertinggi

adalah 19.8 mg/dL. Rata-rata kadar asam urat pada contoh normal adalah

4.57±1.02 mg/dL dan pada kelompok contoh dengan kadar asam urat tinggi

adalah 8.3±3.2 mg/dL. Jumlah proporsi wanita lanjut usia yang memiliki kadar

asam urat normal dan tinggi sama besar, yaitu 50%-50%.

Page 46: Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat ... · asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi

33

Karakteristik Rumah Tangga

Tingkat Pendidikan.Tingkat pendidikan contoh dibagi ke dalam empat

kategori berdasarkan sebaran contoh, yaitu tidak sekolah, lulus SD, lulus SMP,

lulus SMA dan lulus perguruan tinggi. Tingkatan pendidikan contoh cukup

beragam mulai dari kategori tidak sekolah hingga lulus perguruan tinggi. Tabel 9

menunjukkan bahwa kelompok contoh dengan kadar asam urat normal sebagian

besar lulusan sekolah dasar (SD), yaitu sebanyak 8 orang (53.3%) dan begitu

juga pada kelompok contoh dengan kadar asam urat tinggi, yaitu sebanyak 5

orang (23.3%). Meskipun rata-rata tingkat pendidikan pada ke dua kelompok itu

sama tetapi pada kelompok asam urat tinggi terdapat contoh yang tidak

bersekolah, yaitu sebanyak 13.3% dan tidak ada contoh yang tamat sekolah

menengah pertama (SMP). Sedangkan pada kelompok asam urat normal tidak

ada yang tidak sekolah, semua contoh bersekolah mulai dari SD sampai

perguruan tinggi. Contoh yang menamatkan pendidikannya sampai jenjang

sekolah menengah atas lebih banyak terdapat pada kelompok dengan kadar

asam urat tinggi, yaitu sebesar 26.7%, tetapi pada kelompok asam urat normal

hanya 13.3%. Jumlah contoh dengan tingkat pendidikan hingga jenjang

perguruan tinggi pada ke dua kelompok sama, yaitu sebanyak 26.7%. Hasil uji

beda menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata (p=0.9) antara tingkat

pendidikan pada kedua kelompok contoh.

Tabel 9 Sebaran contoh berdasarkan tingkat pendidikan

Tingkat Pendidikan

Contoh dengan kadar As.Urat

normal

Contoh dengan kadar As.Urat

tinggi

Total

n % n % n %

Tidak sekolah 0 0.0 2 13.3 2 6.7 SD 8 53.3 5 33.3 13 43.3

SMP 1 6.7 0 0.0 1 3.3 SMA 2 13.3 4 26.7 6 20

Perguruan tinggi 4 26.7 4 26.7 8 26.7

TOTAL 15 100 15 100 30 100

Tingkat Pendapatan Keluarga. Pendapatan merupakan salah satu

faktor ekonomi yang mempengaruhi pola konsumsi seseorang. Pendapatan

mempengaruhi anggaran belanja pangan rumah tangga yang pada akhirnya

mempengaruhi pola konsumsi seseorang. Pendapatan keluarga adalah besarnya

rata-rata penghasilan yang diperoleh dari seluruh anggota keluarga (Susanti

dalam Mutingatun 2006).

Menurut Darmojo (2000) dalam Mutingatun (2006), usia lanjut di

Indonesia masih banyak bergantung pada orang lain terutama anak.

Page 47: Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat ... · asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi

34

Ketergantungan pada anak lebih banyak diderita oleh wanita usia lanjut dan

persentasenya naik dengan bertambahnya usia. Banyak faktor yang menentukan

status ekonomi usia lanjut. Hal ini bisa disebabkan oleh produktivitas usia lanjut

yang semakin berkurang dengan bertambahnya usia sehingga pendapatan yang

didapat tidak murni hasil kerja usia lanjut.

Ada beberapa kondisi yang membatasi kesempatan kerja bagi pekerja

usia lanjut: (1) Wajib pensiun, pemerintah dan sebagian besar

industri/perusahaan mewajibkan pekerja pada usia tertentu untuk pensiun.

Mereka tidak mau lagi merekrut pekerja yang mendekati usia wajib pensiun,

karena waktu, tenaga dan biaya untuk melatih mereka sebelum bekerja relatif

mahal (2) Jika personalia perusahaan dijabat orang yang lebih muda, maka para

usia lanjut sulit mendapatkan pekerjaan (3) Sikap sosial. Kepercayaan bahwa

pekerja yang sudah tua mudah kena kecelakaan, karena kerja lamban, perlu

dilatih agar menggunakan teknik-teknik modern merupakan penghalang utama

bagi perusahaan untuk mempekerjakan orang usia lanjut (4) Fluktuasi dalam

daur usaha. Jika kondisi usaha suram maka usia lanjut adalah yang pertama kali

harus diberhentikan dan kemudian digantikan orang yang lebih muda apabila

kondisi usaha sudah membaik (Hurlock dalam Marga 2007).

Tingkat pendapatan contoh dibagi menjadi tiga kategori, yaitu ≤Rp

500.000, Rp 500.000 sampai dengan Rp 1.000.000 dan di atas Rp 1.000.000.

Sebagian besar pendapatan contoh pada kelompok kadar asam urat normal dan

tinggi adalah pada kisaran di atas satu juta rupiah. Tetapi bila dilihat proporsinya,

jumlah contoh dengan penghasilan di atas satu juta rupiah lebih banyak pada

kelompok kadar asam urat tinggi, yaitu sebanyak 9 orang atau sebesar 60%.

Sedangkan pada kelompok asam urat normal hanya 6 orang atau sebesar 40%.

Pada kelompok asam urat tinggi sangat sedikit contoh dengan penghasilan

kurang dari sama dengan lima ratus ribu rupiah, yaitu hanya sebanyak 2 orang

atau 13.3%. Sedangkan pada kelompok asam urat normal terdapat 4 orang

(26.7%) dengan penghasilan di bawah lima ratus ribu rupiah.

Pendapatan dapat mempengaruhi gaya hidup seseorang, termasuk pola

makan seseorang. Penghasilan yang besar menyebabkan seseorang dapat lebih

mampu mengkonsumsi makanan dalam jumlah dan kualitas yang lebih baik.

Konsumsi makanan dalam jumlah yang banyak belum tentu baik untuk

kesehatan. Pola konsumsi makan yang tidak baik dapat menyebabkan gangguan

kesehatan diantaranya seperti kadar asam urat yang meningkat yang akan

Page 48: Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat ... · asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi

35

menyebabkan penyakit gout. Hasil uji beda menunjukkan bahwa tingkat

pendapatan pada kedua kelompok contoh tidak terdapat perbedaan yang nyata

(p=0.5). Tabel 10 memperlihatkan pendapatan keluarga contoh perbulan.

Tabel 10 Sebaran contoh berdasarkan pendapatan keluarga

Tingkat Pendapatan Contoh dengan kadar As.Urat

normal

Contoh dengan kadar As.Urat

tinggi

Total

N % N % n %

≤ Rp 500.000 4 26.7 2 13.3 6 20 Rp 500.000- Rp 1 juta 5 33.3 4 26.7 9 30

≥ Rp 1 juta 6 40.0 9 60.0 15 50

TOTAL 15 100 15 100 30 100

Besar Keluarga. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang

terdiri dari ayah, ibu dan anak (keluarga inti). Besar keluarga merupakan

banyaknya anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah (Suhardjo 1989).

Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (1998) membagi besar

keluarga menjadi tiga kategori yaitu kecil (≤ 4 orang), sedang (5-6 orang) dan

besar (≥ 7 orang). Data besar keluarga dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11 Sebaran contoh berdasarkan besar keluarga

Besar Keluarga Contoh dengan kadar As.Urat

normal

Contoh dengan kadar As.Urat

tinggi

Total

N % n % n %

≤ 4 orang (kecil) 9 60.0 10 66.7 19 63.4 5-6 orang (sedang) 5 33.3 5 33.3 10 33.3 ≥ 7 orang (besar) 1 6.7 0 0.0 1 3.3

TOTAL 15 100 15 100 30 100

Besaran keluarga contoh pada kedua kelompok cukup beragam. Rata-

rata contoh tergolong dalam kelurga kecil, yaitu ≤ 4 orang. Kelompok contoh

dengan kadar asam urat normal yang tergolong keluarga kecil sebanyak 9 orang

(60%), keluarga sedang sebanyak 5 orang (33.3%) dan keluarga besar sebanyak

1 orang (6.7%). Sedangkan kelompok contoh dengan kadar asam urat tinggi

yang termasuk ke dalam keluarga kecil sebanyak 10 orang (66.7%), sedang

sebanyak 5 orang (33.3%) dan tidak ada contoh yang termasuk ke dalam

keluarga besar. Contoh yang tergolong besar keluarga sedang biasanya tinggal

bersama anak, menantu dan cucu, sedangkan contoh yang tergolong kecil

biasanya hidup terpisah dari anak dan hanya tinggal dengan suami saja. Hasil uji

beda menunjukkan bahwa besaran keluarga pada ke dua kelompok contoh tidak

memiliki perbedaan yang nyata (p=0.1).

Pekerjaan. Status pekerjaan contoh dibagi dalam beberapa kategori

berdasarkan sebaran contoh, yaitu PNS (Pegawai Negeri Sipil), wiraswasta, IRT

Page 49: Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat ... · asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi

36

(Ibu Rumah Tangga) dan lainnya (termasuk pensiunan). Jenis pekerjaan

seseorang merupakan faktor yang menentukan kuantitas dan kualitas makanan

karena jenis pekerjaan memiliki hubungan dengan pendapatan yang diterima

(Suharjo 1989). Selain itu, pekerjaan juga menentukkan aktivitas fisik yang

dilakukan seseorang dan alokasi waktu seseorang untuk dapat melakukan

kegiatan olahraga. Tabel 12 menunjukkan sebaran contoh berdasarkan

pekerjaannya.

Tabel 12 Sebaran contoh berdasarkan pekerjaan

Pekerjaan Contoh dengan kadar As.Urat

normal

Contoh dengan kadar As.Urat

tinggi

Total

n % n % N %

PNS 0 0.0 0 0.0 0 0 Ibu rumah tangga 13 86.6 13 86.6 26 86.7

Wiraswasta 1 6.7 0 0.0 1 3.3 Lainnya 1 6.7 2 13.4 3 10

TOTAL 15 100 15 100 30 100

Sebagian besar contoh pada kedua kelompok hanya sebagai ibu rumah

tangga, yaitu sebesar 13 orang atau 86.6% (Tabel 12). Tidak ada contoh yang

bekerja sebagai pegawai negeri sipil. Hal ini diduga karena pada usia 55 tahun

sudah memasuki usia pensiun. Pada kelompok contoh dengan kadar asam urat

rendah terdapat 1 orang (6.7%) yang bekerja sebagai wiraswasta dan 1 orang

(6.7%) termasuk kategori lainnya. Pada kelompok asam urat tinggi tidak ada

yang bekerja sebagai wiraswasta, tetapi terdapat dua orang (13.4%) yang

termasuk ke dalam kategori lainnya. Contoh yang tidak bekerja menggunakan

sebagian besar waktunya untuk mengurus rumah tangga seperti memasak,

membersihkan rumah, mencuci, menjaga anak dan kegiatan sosial. Hasil uji

beda menunjukkan bahwa jenis pekerjaan pada kedua kelompok contoh tidak

memiliki perbedaan yang nyata (p=0.326).

Karakteristik Individu

Usia. Peserta Program Pemberdayaan Wanita Pra Lanjut Usia dan

Wanita Lanjut Usia di Bogor yang berusia 55-85 tahun, yaitu sejumlah 39 orang.

Peserta program yang diambil sebagai contoh dalam penelitian adalah sejumlah

30 orang, yaitu sekitar 46.8%. Jumlah tersebut didapat setelah peserta Program

Pemberdayaan Wanita Pra Lanjut Usia dan Wanita Lanjut Usia di Bogor dikenai

kriteria inklusi. Menurut Departemen Kesehatan (1991), pengelompokkan usia

lanjut dini yaitu kelompok dalam masa prasenium adalah 55-64 tahun dan

kelompok usia lanjut dalam masa senium berusia 65 tahun ke atas. Usia contoh

Page 50: Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat ... · asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi

37

secara umum yang berusia 55-64 tahun sekitar 46.2% dari seluruh contoh yang

diambil, sedangkan yang berusia 65 tahun ke atas sejumlah 53.8%. Contoh

tertua dalam penelitian ini berusia 85 tahun. Contoh dalam penelitian ini rata-rata

berusia 64.5±9.0 tahun. Pada penelitian ini contoh dibagi dua kelompok

berdasarkan kadar asam uratnya, yaitu normal dan tinggi. Kelompok yang

termasuk kadar asam urat normal yaitu contoh yang memiliki nilai asam urat

dengan kisaran 2 - 5 mg/dL dan tinggi apabila kadar asam uratnya diatas 6

mg/dL (Wohl and Goodhart 1968). Berikut ini adalah sebaran usia contoh

beradasarkan pengelompokkan kadar asam uratnya.

Tabel 13 Sebaran contoh berdasarkan usia

Usia Contoh dengan kadar As.Urat

normal

Contoh dengan kadar As.Urat

tinggi

Total

N % n % n %

55-64 tahun 10 66.7 8 53.3 18 60 ≥ 64 tahun 5 33.3 7 46.7 12 40

TOTAL 15 100 15 100 30 100

Contoh yang memiliki kadar asam urat normal dan kadar asam urat tinggi

sebagian besar tergolong dalam rentang usia 55-64 tahun. Pada kelompok asam

urat normal terdapat 10 orang (66.7%) yang termasuk ke dalam usia 55-64 tahun

dan pada kelompok asam urat tinggi terdapat 8 orang (53.3%) yang termasuk ke

dalam usia tersebut. Sedangkan usia contoh dengan rentang usia ≥ 65 tahun

secara berturut-turut pada kelompok asam urat normal dan tinggi adalah 33.3%

dan 46.7%. Hasil uji beda menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang

nyata usia pada pada ke dua kelompok contoh (p=0.355).

Usia Menopause. Menurut Oswari (1997), menopause biasanya terjadi

pada usia 40-45 tahun. Sedangkan menurut Wirakusumah (2004), usia

menopause berkisar antara 35-55 tahun. Usia memasuki menopause dapat

berbeda-beda pada setiap wanita. Setelah menopause, wanita akan mengalami

masa Senile, yaitu masa dimana terjadi keseimbangan hormonal sehingga tidak

ada lagi gangguan psikis maupun fisiologis. Pada usia menopause wanita lebih

rentan terkena penyakit gout yang diakibatkan oleh meningkatnya kadar asam

urat dalam darah. Hal ini dikarenakan sudah tidak diproduksinya hormon

estrogen yang berfungsi sebagai pelindung pada wanita. Berikut ini adalah

sebaran usia menopause pada contoh.

Page 51: Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat ... · asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi

38

Tabel 14 Sebaran contoh berdasarkan usia menopause

Usia Menopause

Contoh dengan kadar As.Urat

normal

Contoh dengan kadar As.Urat

tinggi

Total

n % n % n %

≤ 50 tahun 4 26.7 9 60.0 13 43.3 > 50 tahun 11 73.3 6 40.0 17 56.7

TOTAL 15 100 15 100 30 100

Contoh dengan kadar asam urat normal lebih banyak mengalami

menopause pada usia di atas 50 tahun, yaitu sebanyak 11 orang atau 73.3% dan

di bawah sama dengan 50 tahun sebanyak 4 orang atau 26.7%. Sebaliknya,

pada kelompok kadar asam urat tinggi lebih banyak mengalami menopause pada

usia di bawah sama dengan 50 tahun, yaitu sebanyak 9 orang atau 60% dan di

atas 50 tahun sebesar 40%. Selama seorang perempuan mempunyai hormon

estrogen, maka pembuangan asam urat dapat terekskresi dengan baik. Ketika

sudah tidak mempunyai estrogen, seperti saat menopause, barulah perempuan

berisiko terkena asam urat. Hasil uji beda menunjukkan bahwa usia menopause

pada kedua kelompok contoh tidak memiliki perbedaan yang nyata (p=0.069).

Pengetahuan Gizi Asam Urat. Pengetahuan gizi mengenai asam urat

merupakan pengetahuan tentang apa itu asam urat, apa penyebab dan

gejalanya, kadar normal asam urat dalam darah serta mekanan apa yang

mampu meningkatkan kadar asam urat dalam darah. Pengetahuan gizi ini dapat

mempengaruhi sikap serta pola pikir contoh dalam menjaga kesehatannya,

terutama menjaga kadar asam uratnya agar tetap normal. Pengetahuan gizi akan

membantu dalam pemilihan pangan yang akan dikonsumsi, disesuaikan dengan

kebutuhan gizi, selera, maupun keadaan keuangan rumah tangga, sehingga

dengan pengetahuan gizi yang tinggi diharapkan dapat menghindarkan dirinya

maupun anggota rumah tangganya dari masalah pangan dan gizi. Kelompok

contoh dengan kadar asam urat normal yang mempunyai pengetahuan gizi

dengan kategori baik hanya 1 orang saja atau 6.7%, sebanyak 3 orang (20%)

berkategori cukup dan sebanyak 11 orang atau 73.3% berkategori kurang. Pada

kelompok contoh dengan kadar asam urat tinggi terdapat 2 orang (13.3%) yang

berkategori baik, 6 orang (40%) berkategori cukup dan 7 orang (46.7%)

berkategori kurang.

Lebih banyaknya contoh yang memiliki kategori kurang mengenai

pengetahuan gizi seputar asam urat pada ke dua kategori diduga karena

informasi tentang asam urat masih sangat sedikit bila dibandingkan dengan

Page 52: Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat ... · asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi

39

informasi mengenai penyakit lainnya seperti diabetes mellitus, jantung, kanker

dan lain-lain. Contoh yang memiliki pengetahuan gizi dengan kategori cukup

tetapi termasuk dalam kelompok kadar asam urat tinggi diduga hal ini dapat

terjadi karena mereka telah sadar akan penyakit asam urat yang dideritanya

sehingga mereka menjadi lebih mencari tahu informasi seputar asam urat.

Tabel 15 Sebaran contoh berdasarkan pengetahuan gizi

Tingkat Pengetahuan

Contoh dengan kadar As.Urat

normal

Contoh dengan kadar As.Urat

tinggi

Total

n % N % N %

Baik (>8) 1 6.7 2 13.3 3 10 Cukup (6-8) 3 20.0 6 40.0 9 30 Kurang (<6) 11 73.3 7 46.7 18 60

TOTAL 15 100 15 100 30 100

Tidak adanya hubungan antara pengetahuan gizi dengan kadar asam

urat juga diperkirakan dapat terjadi karena contoh kurang mempraktikkan

pengetahuan gizi yang dimiliki dalam kehidupan sehari-hari, sehingga tidak

terdapat perubahan perilaku menjadi lebih baik. Perubahan perilaku makan dan

menghindari makanan yang dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah

harus diperhatikan dalam mengupayakan kadar asam urat yang normal dan

terkontrol. Menurut Sanjur (1982) dalam Sukandar (2007), pengaruh

pengetahuan gizi terhadap konsumsi tidak selalu benar, artinya semakin tinggi

tingkat pengetahuan gizi, belum tentu konsumsi makan menjadi baik. Konsumsi

makanan jarang dipengaruhi oleh pengetahuan gizi secara tersendiri, tetapi

merupakan interaksi dengan sikap dan keterampilan gizi. Seseorang yang

memiliki pengetahuan yang positif tentang makanan maka akan memiliki kualitas

makanan yang lebih baik. Kualitas yang dimaksud adalah ketersediaan zat gizi

dalam jumlah dan jenis yang cukup bagi kesehatan tubuh. Hasil uji beda

menunjukkan bahwa pengetahuan gizi tentang asam urat pada ke dua kelompok

contoh tidak memiliki perbedaan yang nyata (p=0.361).

Status Gizi

Pengukuran IMT bertujuan untuk melihat tingkat obesitas responden,

hasil penelitian Yenrina (2001) menunjukkan sebanyak 56.67% responden

mempunyai nilai IMT lebih besar dari 25 termasuk kategori kegemukan. Menurut

Soegih (1991) dalam Yenrina (2001) kegemukkan merupakan salah satu pemicu

terjadinya hiperurisemia.

Penilaian status gizi lansia ditentukan melalui perhitungan Indeks Massa

Tubuh (IMT). Status gizi adalah keadaan kesehatan tubuh seseorang yang

Page 53: Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat ... · asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi

40

diakibatkan oleh konsumsi, penyerapan (absorpsi), dan penggunaan (utilisasi)

zat gizi makanan. Kategori status gizi contoh digolongkan menurut Food and

Nutrition Board, Committee on Diet and Health, National Research Council:

Implications for reducing chronic diseases risk (1989) dalam Mahan dan Stumb

2008). Berikut ini adalah sebaran contoh berdasarkan status gizinya.

Tabel 16 Sebaran contoh berdasarkan usia status gizi

Status Gizi Contoh dengan kadar As.Urat

normal

Contoh dengan kadar As.Urat

tinggi

Total

n % n % N %

Normal (23-29) 12 80.0 10 73.3 22 73.3 Obesitas (>29) 3 20.0 5 33.3. 8 26.7

TOTAL 15 100 15 100 30 100

Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal sebagian besar

berstatus gizi normal, yaitu sebanyak 12 orang (80%) dan sebanyak 3 orang

(20%) berstatus gizi lebih. Pada kelompok dengan kadar asam urat tinggi juga

lebih banyak contoh dengan kategori berstatus gizi normal, yaitu sebanyak 11

orang atau 73.3% dan 5 orang (33.3%) lainnya berstatus gizi lebih. Seseorang

dengan status gizi lebih atau obesitas lebih berisiko mempunyai kadar asam urat

yang tinggi bila dibandingkan dengan orang berstatus gizi normal. Timbunan

lemak yang terdapat dalam jaringan adiposa menghambat ekskresi asam urat.

Hasil uji beda menunjukkan bahwa status gizi pada kedua kelompok contoh tidak

memiliki perbedaan yang nyata (p=0.407).

Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik adalah gerakan yang dilakukan otot-otot tubuh dan sistem

penunjangnya. Selama melakukan aktivitas fisik, otot membutuhkan energi untuk

menghantarkan zat-zat gizi dan oksigen ke seluruh tubuh dan mengeluarkan

sisa-sisa dari tubuh. Banyak energi yang dibutuhkan tergantung pada berapa

banyak otot yang bergerak, berapa lama dan berapa berat pekerjaan yang

dilakukan (Almatsier 2002). Kegiatan fisik yang cukup besar memiliki pengaruh

yang cukup besar terhadap kestabilan berat badan dan juga kebutuhan gizi

seseorang.

Aktivitas fisik dalam penelitian ini meliputi aktivitas individu dalam satu

hari dan kebiasaan olahraga. Berdasarkan record aktivitas contoh (Tabel 17)

dapat diketahui bahwa sebagian besar contoh beraktivitas sedang (1.70-1.99).

Baik kelompok contoh dengan kadar asam urat normal maupun tinggi, keduanya

memiliki presentasi tingkat aktivitas yang sama, yaitu 7 orang tergolong

Page 54: Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat ... · asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi

41

beraktifitas ringan atau sekitar 47% dan 8 orang tergolong beraktifitas sedang

atau sekitar 53%. Hasil uji beda menunjukkan bahwa tingkat aktivitas pada kedua

kelompok contoh tidak memiliki perbedaan yang nyata (p=0.542). Sebagian

besar aktivitas fisik contoh adalah melakukan aktivitas santai dan pekerjaan

rumah tangga seperti memasak, membersihkan rumah, mengurus rumah tangga,

kegiatan sosial dan juga berolah raga.

Tabel 17 Sebaran contoh berdasarkan aktivitas fisik

Tingkat Aktivitas Contoh dengan kadar As.Urat

normal

Contoh dengan kadar As.Urat

tinggi

Total

n % n % N %

Sangat ringan (1.20-1.40) 0 0.0 0 0.0 0 0 Ringan (1.40-1.69) 7 47 7 47 14 46.7 Sedang (1.70-1.99) 8 53 8 53 16 53.3

TOTAL 15 100 15 100 30 100

Sebanyak 73 % contoh dari kelompok dengan kadar asam urat normal

memiliki kebiasaan berolahraga setiap harinya. Sebagian besar dari mereka

menyatakan bahwa berolahraga membuat badan menjadi lebih bugar. Beberapa

orang menyatakan merasa senang ketika melakukan olahraga. Olahraga selain

dapat membuat badan menjadi sehat juga dapat membangun hubungan sosial di

masyarakat. Rata- rata lansia mengikuti kelompok senam sehingga sambil

berolahraga mereka dapat bersosialisasi. Hanya 27 % saja yang tidak menyukai

olah raga.

Pada kelompok dengan kadar asam urat tinggi juga tidak jauh berbeda,

sekitar 67 % mempunyai kebiasaan olah raga dan sekitar 33 % mengaku tidak

memiliki kebiasaan berolahraga. Alasan contoh yang tidak mempunyai kebiasaan

berolahraga adalah sebagian besar dikarenakan contoh merasa lelah, sibuk

dengan aktivitas hariannya dan juga dikarenakan contoh merasa malas

berolahraga. Proses penuaan menyebabkan perubahan komposisi tubuh, hal ini

ditandai dengan penurunan 2-3% massa tubuh tanpa lemak per dekade. Kondisi

ini akan membatasi aktivitas yang menuntut ketangkasan fisik (Wirakusumah

2001). Jenis olah raga yang dilakukan contoh dapat dilihat pada Tabel 18.

Page 55: Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat ... · asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi

42

Tabel 18 Sebaran contoh terbiasa berolahraga menurut jenis olahraga

Jenis Olahraga Contoh dengan kadar As.Urat

normal

Contoh dengan kadar As.Urat

tinggi

Total

N % n % n %

Jalan kaki 7 63.6 4 40 11 52.4 Senam 1 9.1 0 0.0 1 4.7

Jalan kaki dan senam 3 27.3 4 40 7 33.4 Tenis 0 0 2 20 2 9.5

TOTAL 11 100 10 100 21 100

Sebagian besar contoh yang terbiasa berolahraga baik dari kelompok

dengan kadar asam urat normal maupun tinggi memilih olahraga jalan kaki

sebagai jenis olahraga rutin yang dilakukan contoh, yaitu 63.6% untuk kelompok

asam urat normal dan 40% untuk kelompok asam urat tinggi. Pada kelompok

dengan kadar asam urat tinggi sebesar 20% memilih olahraga tenis. Kombinasi

olahraga senam dan juga jalan pagi dilakukan oleh 27.3% contoh dari kelompok

normal dan 40% dari kelompok tinggi.

Latihan aerobik dengan latihan beban juga dapat mempertahankan

massa tulang. Karena seringnya masalah persendian pada lanjut usia, aktivitas

dengan beban ringan seperti berjalan merupakan aktivitas aerobik yang mudah,

praktis, dan sering dilakukan (Komnas Lansia 2010).

Waktu untuk melakukan kegiatan olahraga tersebut berkisar 30 menit

sampai 1 jam untuk jalan kaki dengan frekuensi 3-7 kali seminggu. Olahraga

jalan kaki memang olahraga yang memiliki tingkat cedera paling rendah sehingga

cocok untuk para wanita usia lanjut. Rata-rata contoh melakukan olahraga jalan

kaki pada pagi hari. Untuk olahraga tenis memakan waktu 1-2 jam dengan

frekuensi 3 kali seminggu. Sedangkan untuk olahraga senam sekitar 1 jam

dengan frekuensi 3 kali seminggu. Pada masa menopause disarankan memilih

olahraga yang tidak terlalu berat, seperti jalan kaki, yang dilakukan secara teratur

dan kontinu (Wirakusumah 2004).

Konsumsi Pangan

Konsumsi pangan seseorang dipengaruhi oleh pengetahuan mengenai

gizi dan makanan yang dilmilikinya. Pengetahuan adalah informasi yang dimiliki

atau diketahui oleh seseorang yang didapatkan dari pengamatan indrawi.

Pengetahuan gizi akan mampu mengatasi keterbatasan akses keluarga terhadap

pangan. Dengan pengetahuan gizi yang baik, pengolahan dan pemanfaatan

pangan yang tersedia dapat lebih optimal untuk memenuhi kebutuhan gizi

(Harper et al. 1986).

Page 56: Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat ... · asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi

43

Konsumsi pangan pada lansia tentu berbeda dengan konsumsi pangan

pada usia dewasa. Adanya perubahan pada pencernaan dan juga indera perasa

mengakibatkan lansia mengalami penurunan dalam proses pencernaan

makanan dan metabolisme pada tubuh. Tingkat kecukupan energi dan protein

dihitung berdasarkan proses estimasi Angka Kecukupan Energi (AKE) pada

WNPG VIII bagi orang dewasa yang dihitung dengan menggunakan Oxford

Equation berdasarkan Energi Basal Metabolisme (EMB).

Konsumsi pangan lansia diukur dengan metode recall 1x24 jam

dikarenakan sulitnya waktu pertemuan dengan contoh untuk melakukan recall

kembali. Untuk analisis perbedaan rataan konsumsi pangan, maka pangan

dikelompokkan ke dalam enam kelompok pangan, yaitu pangan pokok, pangan

hewani, pangan nabati, sayur, buah dan pangan sumber purin. Dari data tersebut

dapat dianalisis frekuensi dan berat pangan yang dikonsumsi dalam seminggu.

Jenis dan Frekuensi Konsumsi Pangan. Jenis pangan yang dianalisis

berdasarkan golongan makanan yang paling sering dikonsumsi contoh.

Berdasarkan hal itu maka golongan makan tersebut terdiri atas makanan pokok

yang merupakan sumber karbohidrat, pangan hewani, pangan nabati, sayur dan

buah serta air. Frekuensi makan diambil dari frekuensi makan terbanyak dari

setiap jenis makanan yang paling sering dikonsumsi. Jenis dan frekuensi makan

dikelompokkan berdasarkan golongan makanan.

Terdapat lima jenis makanan pokok yang paling banyak dikonsumsi oleh

lansia contoh adalah beras, roti, kentang, ubi jalar, dan singkong. Seperti yang

tertera pada Tabel 19, beras merupakan jenis makanan pokok yang paling

banyak dikonsumsi oleh lansia pada kedua kelompok. Rata-rata konsumsi beras

pada kelompok dengan kadar asam urat normal adalah 21 kali/minggu.

Sedangkan pada kelompok asam urat tinggi tidak jauh berbeda, yaitu (20.06

±2.4) kali/minggu. Dari kelima jenis makanan pokok tersebut, singkong

merupakan makanan pokok yang paling jarang dikonsumsi contoh. Frekuensi

makan singkong pada contoh dengan kadar asam urat normal sebanyak (1.4±

0.9) kali/minggu dan pada contoh dengan kadar asam urat tinggi sebanyak (1.7 ±

0.9) kali/minggu.

Page 57: Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat ... · asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi

44

Tabel 19 Rataan frekuensi konsumsi makanan pokok contoh

Jenis pangan Rataan Frekuensi Konsumsi (kali/minggu)

Normal Tinggi Total

Makanan Pokok

Nasi 21±0 20.06±2.4 20.5±1.7 21 14;21 14;21

Roti 6.2±1.6 5.4±1.5 5.8±1.6 2;7 3;7 2;7

Kentang 2.2±1.4 2.0±1.06 2.1±1.2 1;5 1;4 1;5

Ubi Jalar 2.4±1.1 1.5±0.7 1.9±1.06 1;4 1;3 1;4

Singkong 1.4±0.9 1.7±0.9 1.6±0.9 1;4 1;4 1;4

Keterangan: data disajikan dalam bentuk rata-rata±stdev beserta frekuensi minimal;maksimal

Berikut ini adalah tabel rataan frekuensi pangan hewani yang dikonsumsi

oleh contoh selama seminggu. Jenis pangan hewani yang disajikan dalam tabel

merupakan lima jenis pangan hewani yang paling sering dikonsumsi oleh semua

contoh.

Tabel 20 Rataan frekuensi konsumsi pangan hewani contoh

Jenis pangan Rataan Frekuensi Konsumsi (kali/minggu)

Normal (n=15) Tinggi (n=15) Total (n=30)

Pangan Hewani

Ikan 1.2±0.9 2.6±2.6 1.9±2.0 0;3 1;7 0;7

Daging Ayam 1.7±1.8 2.1±1.8 1.9±1.8 0;7 0;7 0;7

Telur Ayam 3.2±3.9 4.0±3.04 3.6±3.4 0;14 0;7 0;14

Ikan Asin 2.7±3.8 1.8±2.7 2.3±3.3 0;14 1;7 0;14

Daging Sapi 0.6±0.9 1.2±1.9 0.9±1.5 0;3 0;7 0;7

Keterangan: data disajikan dalam bentuk rata-rata±stdev beserta frekuensi minimal;maksimal.

Pangan hewani merupakan jenis bahan pangan yang mengandung

protein. Pada kedua kelompok contoh terlihat bahwa pangan hewani yang paling

banyak dikonsumsi adalah ikan segar, daging ayam, telur ayam, ikan asin, dan

yang terakhir adalah daging. Pada kelompok contoh dengan kadar asam urat

tinggi sudah tidak mengkonsumsi pangan hewani seperti jeroan, tetelan, usus,

dan pangan hewani lainnya yang banyak mengandung lemak. Telur ayam

merupakan pangan hewani yang paling sering dikonsumsi oleh kedua kelompok

contoh, yaitu (3.2±3.8) kali/minggu untuk kelompok contoh normal dan (4.0±3.04)

kali/minggu.

Page 58: Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat ... · asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi

45

Pangan nabati yang banyak dikonsumsi contoh merupakan pangan

nabati turunan dari kacang-kacangan, yaitu tahu, tempe, taucho, kacang kedelai

dan kacang ijo. Rata-rata frekuensi konsumsi tahu pada kelompok contoh

dengan asam urat tinggi lebih tinggi dari contoh dengan kadar asam urat normal,

yaitu (5.13 ± 1.40) kali/minggu. Sedangkan pada contoh dengan kadar asam urat

normal sebanyak (4.2 ± 1.69) kali/minggu.

Dibandingkan dengan tahu, tempe mempunyai kadar purin yang lebih

tinggi, ini terjadi karena adanya sumbangan purin yang berasal dari kapang

sebagai inoculum pada pembuatan tempe. Sebagaimana yang dinyatakan oleh

Dwiyanti (1998) dimana semakin lama waktu fermentasi jumlah adenine pikrat

dan RNA tempe meningkat. Tahu mempunyai kadar purin yang lebih rendah

dibandingkan tempe, karena pada proses pembuatan tahu ada tahapan

pembuatan susu kedelai dan koagulasi, diduga pada tahapan ini purin terbuang

melalui ampas tahu maupun whey-nya.

Tabel 21 Rataan frekuensi konsumsi pangan nabati contoh

Jenis pangan Rataan Frekuensi Konsumsi (kali/minggu)

Normal Tinggi Total

Pangan Nabati

Tahu 4.2±1.6 5.1±1.4 4.6±1.6 1;6 3;7 1;7

Tempe 4.2±1.01 4.1±1.6 4.1±1.3 3;5 0;7 0;7

Oncom 1±1.3 2±1.6 1.1±1.4 1;3 0;5 0;5

Taucho 2.3±1.2 0 0.2±0.77 1;3 0 0;3

Kacang Kedelai 0.4±1.05 0 0.2±0.76 0;3 0 0;3

Kacang Hijau 0 1±0 0.06±0.2 0 0;1 0;1

Keterangan: data disajikan dalam bentuk rata-rata±stdev beserta frekuensi minimal;maksimal.

Sayuran yang banyak dikonsumsi oleh kedua kelompok contoh adalah

kangkung, bayam, buncis, wortel, dan ketimun. Jenis sayuran kangkung, bayam,

dan buncis merupakan jenis sayuran yang sebaiknya dibatasi, seperti disebutkan

dalam Khomsan (2005) bahwa sayuran yang dikurangi konsumsinya adalah

bayam, kangkung, daun melinjo, buncis, kembang kol, jamur, dan asparagus.

Jenis sayuran tersebut dapat memicu peningkatan kadar asam urat pada

seseorang. Rata-rata frekuensi konsumsi kangkung pada contoh dengan kadar

asam urat normal adalah sebesar (2.46 ± 1.06) kali/minggu. Sedangkan pada

contoh dengan kadar asam urat tinggi sebesar (2.67 ± 1.17) kali/minggu. Hal ini

Page 59: Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat ... · asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi

46

jelas terlihat bahwa kelompok contoh dengan kadar asam urat tinggi lebih sering

mengkonsumsi kangkung dari pada kelompok contoh dengan kadar asam urat

normal.

Tabel 22 Rataan frekuensi konsumsi sayuran contoh

Jenis pangan Rataan Frekuensi Konsumsi (kali/minggu)

Normal Tinggi Total

Sayuran

Kangkung 2.4±1.06 2.6±1.1 2.6±1.1 1;4 1;4 1;4

Bayam 2.06±0.9 2.8±1.2 2.4±1.1 1;4 1;4 1;4

Buncis 1.7±1.1 2.4±1.2 2.06±1.2 1;4 1;4 1;4

Wortel 2.2±1.09 2.3±1.3 2.3±1.2 1;4 1;4 1;4

Ketimun 9.9±4.7 6.6±4.8 8.2±4.9 2;14 2;14 2;14

Keterangan: data disajikan dalam bentuk rata-rata±stdev beserta frekuensi minimal;maksimal

Buah sangat baik untuk tubuh, terlebih buah yang banyak mengandung

air seperti semangka, melon, blewah, belimbing dan jambu air. Tetapi buah yang

mengandung alkohol sebaiknya dibatasi seperti durian dan nanas (Khomsan

2005). Jeruk merupakan buah yang paling sering dikonsumsi oleh kelompok

contoh dengan kadar asam urat tinggi sedangkan kelompok dengan kadar asam

urat normal lebih sering mengkonsumsi pepaya. Hal ini diduga karena jerukdan

pepaya merupakan buah yang paling mudah ditemui di pasaran dan harganya

yang relatif murah. Konsumsi pepaya pada contoh dengan kadar asam urat

normal sebanyak (3±1.96) kali/minggu dan konsumsi jeruk pada contoh dengan

kadar asam urat tinggi sebanyak (2.3 ±1.2) kali/minggu.

Tabel 23 Rataan frekuensi konsumsi buah contoh

Jenis Pangan Rataan Frekuensi Konsumsi (kali/minggu)

Normal (n=15) Tinggi (n=15) Total (n=30)

Buah

Jeruk 2±1.06 2.3±1.2 2.1±1.1 1;4 1;4 1;4

Pisang 2±1.06 2.06±1.03 2.03±1.03 1;4 1;4 1;4

Pepaya 3±1.96 2.2±1.09 2.6±1.6 1;7 1;4 1;7

Melon 1.6±1.05 2.2±0.9 1.9±1.04 1;4 1;4 1;4

Jambu biji 1.9±1.03 1.3±0.6 1.6±0.8 1;4 1;3 2;14

Keterangan: data disajikan dalam bentuk rata-rata±stdev beserta frekuensi minimal;maksimal

Page 60: Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat ... · asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi

47

Tingkat Kecukupan Zat Gizi

Tingkat kecukupan zat gizi yang dihitung adalah zat gizi makro, yaitu

energi, karbohidrat, protein, dan lemak. Konsumsi pangan contoh diperoleh

melalui recall 1x24 jam dengan alasan contoh sulit untuk ditemui dan dilakukan

recall. Meskipun hanya dilakukan recall 1x24 jam, dapat diketahui bahwa jumlah

dan jenis pangan yang dikonsumsi contoh tidak lah jauh berbeda setiap harinya

karena mereka pun juga sudah membatasi jumlah dan jenis pangan yang dapat

mereka konsumsi.

Untuk mengetahui menghitung tingkat kecukupan energi dan protein,

rataan asupan contoh dibagi dengan rataan Angka Kecukupannya berdasarkan

AKG WNPG VIII. Sedangkan untuk karbohidat dan lemak tidak dihitung tingkat

kecukupannya dikarenakan zat gizi tersebut tidak memiliki angka kecukupan.

Berikut ini merupakan tabel jumlah pangan beserta kandungan gizinya dalam

sehari.

Tabel 24 Jumlah konsumsi dan kandungan gizi pangan contoh dalam sehari

Variabel Kadar Asam Urat (mg/dL)

Normal Tinggi

Total

Asupan energi (kkal) 1537±280 1509±391 1436±264

(1073;1954) (1081;2796) (1073;2796)

Angka Kecukupan Energi (kkal/hari) 1694±235 1709±278 1702±253

(1239;1979) (1271;2167) (1239;2167)

Tingkat Kecukupan Energi (%) 89.8±15.9 82.2±20.8 86±18.6

(60.5-119.7) (44.2-108.1) (44.2-119.7)

Asupan protein (g) 47.8±14.6 47.5±16.7 47.6±15.4

(26.2;81.9) (20.9;85.9) (20.9;85.9)

Angka Kecukupan Protein (g/hari) 49.7±6.3 48.4±4.0 49.1±5.2

(38.7;61.1) (39.7;54.6) (38.7;61.1)

Tingkat Kecukupan Protein (%) 93.7±27.4 89.2±32.1 91.5±29.4

(46.8-163.8) (27.6-125.6) (27.6-163.8)

Asupan lemak (g)* 61.5±22.0 61.8±23.4 61.7±22.4

(32.1;109.1) (23.6;107.2) (23.6;109.1)

Asupan karbohidrat (g)* 202.8±48.3 195±59.4 198.9±53.4

(143.3;307.7) (132.7;378) (132;378)

*) Angka kecukupan tidak tercantum dalam WNPG VIII Keterangan: data disajikan dalam bentuk rata-rata±stdev beserta frekuensi minimal;maksimal.

Konsumsi Energi

Lansia adalah mereka yang telah berusia sama dengan di atas 60 tahun.

Lansia mengalami penurunan fungsi organ tubuh yang mengakibatkan

Page 61: Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat ... · asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi

48

aktivitasnya menurun dibandingkan pada masa dewasa atau pun remaja. Hal ini

mengakibatkan kecukupan gizi lansia pada umumnya lebih rendah dibandingkan

pada kedua masa tersebut (Hardinsyah & Martianto 1988). Wirakusumah (2002)

menyatakan bahwa pada lansia penggunaan energi semakin menurun karena

proses metabolisme basalnya juga semakin menurun, kenyataan ini juga

berimplikasi pada penurunan kebutuhan energi lansia.

Konsumsi energi pada kelompok dengan kadar asam urat normal adalah

(1537±283.2) kkal/hari dan pada kelompok dengan kadar asam urat tinggi adalah

(1509±391.1) kkal/hari. Jumlah pangan yang dikonsumsi oleh kelompok contoh

dengan kadar asam urat normal rata-rata memenuhi 89.6% dari rata-rata

kecukupan contoh per hari. Rata-rata Tingkat Kecukupan Energi (TKE) contoh

dengan kadar asam urat normal adalah (89.6±17.7)%. Sedangkan Tingkat

Kecukupan Energi pada kelompok dengan kadar asam urat tinggi adalah (86.8±

23.6)%. Konsumsi energi pada kelompok dengan kadar asam urat normal lebih

tinggi dari konsumsi energi pada kelompok dengan kadar asam urat tinggi. Hasil

uji beda menunjukkan bahwa konsumsi energi pada ke dua kelompok contoh

tidak memiliki perbedaan yang nyata (p=0.151).

Menurut penelitian Mutingatun (2006), tingkat konsumsi energi wanita

usia lanjut rata-rata hanya mencapai (61.1±22.6)% dan tingkat konsumsi protein

(68.1±36.1)%. Penelitian lain mengenai usia lanjut juga menunjukkan konsumsi

pangan yang tidak memenuhi kecukupan yang dianjurkan. Bila dibandingkan

dengan hasil penelitian tersebut, kecukupan energi pada kedua kelompok contoh

dalam penelitian ini sudah tergolong cukup baik.

Konsumsi Protein

Protein merupakan suatu zat gizi yang amat penting bagi tubuh karena

disamping berfungsi sebagai bahan bakar dalam tubuh juga berfungsi sebagai

zat pembangun dan pengatur. Protein digunakan sebagai bahan bakar bila

keperluan energi tubuh tidak terpenuhi karbohidrat dan lemak.

Asam-asam nukleat dalam makanan akan dicerna dan konstituennya

berupa purin dan pirimidin akan diserap. Sejumlah besar purin dan pirimidin

disintesis dari asam-asam amino, terutama dalam hati kemudian dibentuklah

nukleotida-nukleotida, RNA dan DNA. Purin dan pirimidin yang dibebaskan pada

pemecahan nukleotida dapat dipakai kembali atau dikatabolisir. Sebagian kecil

akan dikeluarkan dalam bentuk yang tidak berubah dalam urin (Ganong 1983).

Page 62: Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat ... · asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi

49

Konsumsi protein pada penderita penyakit asam urat harus dibatasi,

terutama yang mengandung purin tinggi. Hal ini dapat meningkatkan produksi

asam urat dalam darah akibat tingginya konsumsi bahan pangan dengan

kandungan purin tinggi. Maka dari itu diperlukan kehati-hatian dalam memilih

bahan pangan. Rata-rata konsumsi protein (Tabel 24) pada kelompok contoh

dengan kadar asam urat normal adalah (47.8±14.6) gram/hari dan pada

kelompok contoh dengan kadar asam urat tinggi adalah (47.5±16.7) gram/hari.

Kedua kelompok tersebut mengkonsumsi protein dalam jumlah yang hampir

sama. Meskipun jumlah protein yang dikonsumsi hampir sama tetapi akan

memiliki dampak yang berbeda pada penderita penyakit asam urat, yaitu

produksi asam urat dalam darah akan cenderung meningkat. Hasil uji beda

menunjukkan bahwa konsumsi protein pada ke dua kelompok contoh tidak

memiliki perbedaan yang nyata (p=0.535).

Sesuai dengan Angka Kecukupan Protein pada WNPG VIII (2004), rata-

rata kecukupan protein contoh dengan kadar asam urat normal adalah

(94.8±28.4)% dan pada contoh dengan kadar asam urat tinggi adalah

(86.8±23.6)%. Tingkat Kecukupan Protein (TKP) pada kelompok kadar asam urat

normal tergolong normal sedangkan TKP pada kelompok asam urat tinggi

tergolong defisit rendah. Menurut Khomsan (2005) asupan protein perlu dibatasi

karena dapat merangsang biosintesis asam urat dalam tubuh. Beberapa

makanan sumber protein yang bisa dikonsumsi adalah telur, susu, dan keju.

Konsumsi Lemak

Lemak merupakan salah satu zat gizi yang penting dan dibutuhkan oleh

tubuh dalam jumlah yang cukup, lemak dapat menyumbangkan energi bila

glukosa dalam darah telah habis dipakai. Lemak dalam jumlah yang cukup dapat

berfungsi dalam metabolisme tubuh, selain sebagai sumber energi, juga sebagai

pelindung bagian-bagian tubuh. Namun bila konsumsinya berlebihan, kelebihan

lemak ini akan disimpan dalam tubuh sebagai timbunan lemak (adiposit) dan bila

didukung dengan aktivitas yang santai maka akan menyebabkan kegemukan.

Konsumsi lemak berpengaruh terhadap produksi asam urat dalam darah.

Bahan pangan yang mengandung lemak tinggi terutama lemak jenuh dapat

meningkatkan produksi asam urat. Konsumsi lemak pada kelompok contoh

(Tabel 24) dengan kadar asam urat normal sebesar (61.5±27.08) gram/hari dan

pada kelompok contoh dengan kadar asam urat tinggi adalah sebesar

Page 63: Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat ... · asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi

50

(61.8±23.4) gram/hari. Hasil uji beda menunjukkan bahwa konsumsi lemak pada

ke dua kelompok contoh tidak memiliki perbedaan yang nyata (p=0.641).

Kegemukan yang diakibatkan oleh konsumsi lemak yang berlebih akan

menimbulkan berbagai risiko penyakit pada seseorang, tidak terkecuali kaum

lansia. Salah satu penyakit yang muncul akibat dari kegemukan adalah penyakit

degeneratif seperti diabetes mellitus, jantung, hipertensi dan juga artritis. Lemak

yang tertimbun dalam jaringan adipose akan menghambat sirkulasi darah dan

aliran zat gizi dalam tubuh.

Asam urat mempunyai kelarutan yang rendah dalam darah sehingga

perlu dilakukan pembatasan terhadap asupan makanan yang dapat menurunkan

kelarutannya dalam darah. Salah satu zat gizi yang dapat menurunkan asam urat

dalam darah adalah lemak. Konsumsi lemak tinggi akan meningkatkan lemak

plasma, akibatnya akan menurunkan kelarutan asam urat (Ganong 1983). Selain

itu, pembakaran lemak menjadi kalori akan meningkatkan keton darah (ketosis),

sehingga hal ini akan menghambat pembuangan asam urat melalui urin

(Khomsan 2005). Terhambatnya ekskresi asam urat dalam darah akan

menimbulkan penumpukan asam urat dan akhirnya menimbulkan kristal-kristal

yang mengendap pada sendi, terutama pada ujung jari kaki.

Menurut Khomsan (2005), konsumsi lemak berlebihan sebaiknya tidak

dilakukan karena lemak akan mengganggu ekskresi asam urat. Oleh sebab itu,

pembatasan konsumsi santan, daging berlemak, margarin, mentega, atau

makanan yang diolah dengan minyak perlu dilakukan. Asupan lemak yang

disarankan yaitu hanya sebanyak 15% dari total kalori. Orang sehat dianjurkan

mengkonsumsi lemak maksimal 25% dari total kalori.

Konsumsi Karbohidrat

Krisnatuti et al. (2000) menyatakan bahwa konsumsi tinggi karbohidrat

akan meningkatkan pengeluaran asam urat melalui urin. Menurut Soegih (1991)

dalam Yenrina (2001) konsumsi karbohidrat akan meningkatkan laju

pembersihan asam urat karena karbohidrat bersifat non ketogenik, hal ini tentu

saja selama tidak berlebihan maupun tak adanya kelainan metabolisme

karbohidrat.

Kelainan metabolisme disebabkan oleh defiseinsi enzim glukosa 6-

phospatase. Defisiensi enzim ini akan menyebabkan glikogen tidak dapat

digunakan sebagai cadangan sumber energi, sehingga tubuh menggunakan

sumber energi lainnya berupa lemak atau protein dengan hasil sampingan

Page 64: Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat ... · asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi

51

berupa laktat, keton atau β-hidroksibutirat. Non ketogenik merupakan suatu

keadaan dimana reaksi metabolisme dari zat gizi tersebut tidak menghasilkan

badan keton sebagai hasil sampingannya yang dapat menimbulkan keracunan

(Ganong 1983).

Rata-rata konsumsi karbohidrat pada kelompok contoh dengan kadar

asam urat normal sebesar (202.8±48.3) gram/hari dan kelompok contoh dengan

kadar asam urat tinggi adalah sebesar (195.02±59.4) gram/hari. Tingginya

konsumsi karbohidrat pada contoh normal tidak menyebabkan peningkatan kadar

asam urat dalam darah karena sifatnya yang ketogenik. Sehingga asam urat

akan keluar melalui urin. Hasil uji beda menunjukkan bahwa konsumsi

karbohidrat pada ke dua kelompok contoh tidak memiliki perbedaan yang nyata

(p=0.094).

Disebutkan pula dalam Khomsan (2005) bahwa konsumsi karbohidrat

perlu diperhatikan karena karbohidrat mempunyai tendensi untuk meningkatkan

pengeluaran asam urat via urin. Namun, sebaiknya yang dikonsumsi adalah

karbohidrat kompleks. Karbohidrat sederhana seperti gula, madu, sirop, dodol,

dan selai justru akan meningkatkan asam urat dalam darah.

Karbohidrat dalam bentuk fruktosa sebaikya dibatasi karena konsumsi

fruktosa yang tinggi dapat meningkatkan kadar asam urat. Jika fruktosa akan

digunakan oleh tubuh, fruktosa perlu mengalami fosforilasi terlebih dahulu

menjadi fruktosa-6-phospat dengan memecah ATP. Pemecahan ATP akan

menghasilkan senyawa purin adenine yang pada akhirnya akan dimetabolisme

menjadi asam urat (Fisher 1995 dalam Ganong 1983).

Konsumsi Air

Tubuh manusia mengandung 60%-70% air dari seluruh berat badan

sehingga bila tubuh kehilangan 20% saja dapat menyebabkan kematian. Fungsi

air dalam tubuh dapat melancarkan transportasi zat gizi, mengatur

keseimbangan cairan dan garam mineral dalam tubuh, mengatur suhu tubuh,

dan mengeluarkan sisa metabolisme dari tubuh (Hardinsyah et al. 2002).

Kehilangan air karena kekeringan, buang air, dan keringat harus segera

digantikan. Oleh itu disarankan agar kita mengkonsumsi air minimal setara

dengan 8 gelas atau 2 liter air sehari (Whitmire dalam Mahan 2000). Intake

cairan yang banyak dapat membantu mengeliminasi asam urat, dalam

pencegahan renal kalkuli, dan memperlambat progresif keterlibatan ginjal.

Page 65: Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat ... · asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi

52

Kebutuhan air tentu berbeda menurut kelompok umur, aktivitas, suhu

tubuh, dan suhu lingkungan. Kebutuhan air bagi anak dan lansia lebih rendah

dibanding kebutuhan air remaja dan dewasa. Kebutuhan air ibu hamil dan

menyusui lebih banyak dibanding kebutuhan air wanita ketika tidak hamil dan

tidak menyusui. Penelitian ahli ginjal Siregar, P dkk (2009) di Jakarta dalam

Hardinsyah (2011) menunjukkan bahwa kebutuhan air pada lansia lebih rendah

dari orang dewasa yaitu 1-1,5 liter sehari.

Sebagian contoh mengkonsumsi air kurang dari delapan gelas (2 liter)

setiap harinya. Pada kelompok contoh yang memiliki kadar asam urat normal

terdapat 66.7% yang mempunyai kebiasaan minum lebih dari sama dengan

delapan gelas sehari dan sisanya 33.3% minum kurang dari 8 gelas sehari.

Kelompok contoh dengan kadar asam urat tinggi dan memiliki kebiasaan minum

lebih dari sama dengan delapan gelas sehari sebesar 40% dan 60% kurang dari

delapan gelas. Hasil uji beda menunjukkan perbedaan yang nyata pada

konsumsi air minum di ke dua kelompok contoh (p=0.005). Berikut ini adalah

sebaran contoh berdasarkan kebiasaan minum sehari.

Tabel 25 Sebaran contoh berdasarkan kebiasaan minum sehari

Konsumsi Air/hari

Contoh dengan kadar As.Urat

normal

Contoh dengan kadar As.Urat

tinggi

Total

N % N % N %

≥ 8 gelas 10 66.7 6 40.0 16 53.3 < 8 gelas 5 33.3 9 60.0 14 46.7

TOTAL 15 100 15 100 30 100

Dari penelitian ini dapat dilihat bahwa 53.3% contoh lansia sudah

mempunyai kebiasaan minum ≥ 8 gelas/hari. Pada contoh dengan kadar asam

urat tinggi, proporsinya lebih banyak yang mengkonsumsi air minum <8 gelas/

hari dibandingkan dengan ≥ 8 gelas/hari. Kurangnya konsumsi minum pada

kelompok contoh dengan kadar asam urat tinggi merupakan salah satu pemicu

tingginya kadar asam urat. Khomsan (2005) juga menyatakan bahwa sangat

dianjurkan penderita gout menkonsumsi banyak cairan seperti air putih atau jus

buah. Hal ini dapat membantu pembuangan asam urat. Disarankan konsumsi air

putih bisa mencapai 10 gelas sehari (2.5 liter).

Jumlah konsumsi air yang dianjurkan untuk lansia menurut penelitian ahli

ginjal Siregar, P dkk (2009) di Jakarta dalam Hardinsyah (2011) yaitu 1-1.5 liter

sehari. Jumlah ini sesuai untuk lansia dalam keadaan normal. Sedangkan untuk

Page 66: Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat ... · asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi

53

penderita gout atau yang memiliki kadar asam urat yang tinggi sebaiknya

mencapai 10 gelas sehari atau 2.5 liter.

Melalui uji statistik dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang nyata

(p<0.05) antara konsumsi air minum dengan kadar asam urat (p=0.006, r=-

0.487). Hal ini menunjukkan hubungan yang sangat erat antara kebiasaan minum

dengan pengurangan kadar asam urat. Semakin banyak jumlah konsumsi air

minum seseorang maka kadar asam urat dalam darahnya semakin kecil.

Menurut Krisnatuti et al. (2000) menyatakan bahwa konsumsi cairan yang tinggi

akan menurunkan konsentrasi asam urat di dalam darah melalui pengeluaran

urin yang banyak sehingga asam urat yang terbawa juga banyak.

Metabolisme purin dalam tubuh dipengaruhi oleh kerja enzim dan

hormon. Hormon yang berperan dalam ekskresi asam urat adalah hormon

glukokortikoid adrenal. Fungsi air itu sendiri menurut Santoso et al. (2011)

berperan penting dalam pembentukan berbagai cairan tubuh, seperti darah,

cairan lambung, hormon, enzim, dan lainnya. Tersedianya air dalam jumlah

cukup akan membantu pembentukan enzim dan hormon yang dapat

mengekskresikan asam urat sehingga asam urat yang ada pada tubuh akan

terekskresikan melalui ginjal dan kadar asam urat dalam darah akan berkurang.

Konsumsi Bahan Pangan Tinggi Purin

Peningkatan kadar asam urat dalam plasma dapat disebabkan oleh

meningkatnya produksi asam urat atau menurunnya pengeluaran asam urat.

Apabila produksi asam urat meningkat akan terjadi peningkatan pool asam urat,

hiperurisemia dan pengeluaran asam urat melalui urin meningkat. Peningkatan

produksi asam urat dapat disebabkan oleh tingginya konsumsi bahan pangan

yang mengandung purin atau meningkatnya sintesisi purin dalam tubuh

(Krisnatuti et al. 2000).

Menurut Yenrina (2001), dalam bahan pangan , purin terikat dalam asam

nukleat berupa nukleoprotein. Di dalam usus, asam nukleat dibebaskan dari

nukleoprotein oleh enzim pencernaan, dan asam nukleat dipecah menjadi

mononukleotida. Selanjutnya mononukleotida dihidrolisis menjadi nukleosida.

Berdasarkan kandungan purinnya, bahan pangan dapat dibagi menjadi

tiga golongan A yaitu bahan pangan mengandung purin tinggi dengan

kandungan 150-1000 mg purin dalam 100 gram bahan, golongan B yaitu bahan

pangan mengandung purin sedang dengan kandungan 50-150 mg purin dalam

100 gram bahan, golongan C yaitu bahan pangan mengandung purin rendah

Page 67: Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat ... · asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi

54

dengan kandungan 0-50 mg dalam 100 gram bahan (Lenna 1978 & Soegih 1991

dalam Yenrina 2001). Berikut ini adalah konsumsi purin pada kedua kelompok

contoh dalam satu hari.

Tabel 26 Jumlah konsumsi purin kelompok contoh dalam sehari

Kelompok Contoh Konsumsi Purin (mg/hari)

Kadar Asam Urat Normal (229.29±181.3) 48,59 ; 760.79

Kadar Asam Urat Tinggi (433.6±362.6) 90.87 1318.01

Keterangan: data disajikan dalam bentuk rata-rata±stdev beserta jumlah minimal;maksimal.

Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi

purin dalam satu harinya adalah sebeasar (229.29±181.3) mg/hari. Sedangkan

pada kelompok contoh dengan kadar asam urat yang tinggi rata-rata konsumsi

purin perharinya adalah sebesar (433.6±362.6) mg/hari. Dari Tabel 26 dapat

dilihat bahwa rata-rata konsumsi purin perhari pada kelompok contoh dengan

kandungan asam urat yang tinggi lebih banyak dibandingkan dengan rata-rata

konsumsi kelompok contoh dengan kandungan asam urat normal. Hasil uji beda

menunjukkan bahwa konsumsi purin pada ke dua kelompok contoh tidak memiliki

perbedaan yang nyata.

Secara uji statistik tidak diperoleh hubungan yang nyata (p>0.05) antara

konsumsi purin dengan kadar asam urat dalam darah. Hal ini diduga karena data

base kandungan purin pada bahan pangan masih sangat terbatas, sehingga

untuk perhitungannya digunakan pendekatan bahan pangan yang hampir sama

dengan bahan pangan yang dikonsumsi contoh.

Perhitungan kandungan purin pada bahan pangan didasarkan pada hasil

penelitian Yenrina (2001). Pada penelitian tersebut diketahui kandungan purin

pada bahan pangan, baik hewani maupun nabati pada tiap golongan bahan

pangan. Bahan pangan hewani yang paling banyak dikonsumsi oleh contoh

adalah daging sapi, telur ayam, cumi, dan daging ayam. Sedangkan pada bahan

pangan nabati, jenis yang paling sering dikonsumsi adalah tahu, tempe, bayam,

kangkung, dan buncis. Berikut ini adalah jenis pangan tinggi purin yang

dikonsumsi ke dua kelompok contoh.

Page 68: Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat ... · asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi

55

Tabel 27 Jenis dan rataan frekuensi pangan tinggi purin contoh

Jenis Pangan Rataan Frekuensi (kali/minggu)

Normal Tinggi

Ikan 1.2±1.1 0;3

2.4±2.2 0;7

Ikan Asin 2.06±2.6 0;7

0.8±1.8 0;7

Daging ayam 1.2±1.01 0;3

1.9±1.3 0;4

Daging sapi 0.6±0.9 0;3

0.9±1.3 0;4

Bayam 0.9±0.8 0;2

1.2±1.1 0;3

Kangkung 0.73±0.79 0;2

1.0±1.1 0;3

Buncis 0.9±0.8 0;2

1.2±1.1 0;3

Daun singkong 0.3±0.6 0;2

0.5±0.9 0;3

Tahu 4.2±1.6 1;6

5.1±1.4 3;7

Tempe 4.2±1.0 3;5

5.1±1.4 3;7

Kacang tanah 0.2±0.4 0;1

0.4±0.9 0;3

Kacang kedelai 0.1±0.3 0;1

0.2±0.7 0;3

Sarden 0

0.2±0.7 0;3

Cumi-cumi 0 0.1±0.5 0;2

Keterangan: data disajikan dalam bentuk rata-rata±stdev beserta frekuensi minimal;maksimal.

Menurut Khomsan (2005) diet ketat terhadap makanan sumber purin

sesungguhnya masih diperdebatkan karena dewasa ini penggunaan obat dapat

menggantikan diet ketat purin sehingga pasien tidak tersiksa dalam

mengkonsumsi makanannya. Secara praktis seseorang tidak mungkin

mengeliminasi purin dalam diet sehari-hari karena hampir semua jenis makanan

mengandung nukleoprotein yang merupakan asal muasal purin.

Lebih lanjut lagi dijelaskan dalam Khomsan (2005) bahwa sumber

eksogenous asam urat memang dapat diturunkan dengan melaksanakan diet

rendah purin. Namun demikian, pembentukan asam urat yang bersifat

endogenous sangat sedikit dipengaruhi oleh diet seseorang. Menurut Ganong

(1983), pada kondisi pro-zat pembentuk purin tersedia cukup di dalam tubuh,

purin dari makanan tidak berfungsi sebagai pembentuk asam nukleat di dalam

tubuh. Zat gizi yang digunakan dalam pembentukan purin dalam tubuh adalah

Page 69: Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat ... · asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi

56

glutamin, glisin, folat, aspartate dan karbondioksida. Hal ini sesuai dengan hasil

statistik yang menyatakan tidak adanya hubungan yang signifikan antara jumlah

purin yang dikonsumsi dengan kadar asam urat dalam darah.

Pada dasarnya asam urat dapat terbentuk dalam tubuh dari metabolit

sederhana yang berasal dari pemecahan karbohidrat, lemak, dan protein. Jadi

sepertinya diet purin secara ketat tidak secara signifikan dapat menurunkan

cadangan asam urat dalam tubuh. Hanya saja, tetap dianjurkan bagi penderita

untuk menghindari makanan-makanan yang mengandung purin ekstra tinggi

(Khomsan 2005).

Konsumsi makanan sehari-hari seseorang umumnya mengandung 600-

1000 mg purin. Apabila seseorang telah menderita gout akut, maka disarankan

kandungan purin dalam menu sehari-hari adalah 100-150 mg (Khomsan 2005).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata konsumsi pangan tinggi purin pada

kelompok asam urat tinggi telah melebihi dari jumlah purin yang disarankan.

Kelebihan konsumsi purin berkisar 289.06 - 433.6% per hari.

Page 70: Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat ... · asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi

57

Hubungan Karakteristik Rumah Tangga dan Individu, Aktivitas Fisik, Status

Gizi, dan Pola Konsumsi dengan Kadar Asam Urat

Analisis hubungan karakteristik rumah tangga dan individu, aktivitas fisik,

status gizi, dan pola konsumsi dengan kadar asam urat dilakukan dengan

menggunakan uji statistik Spearman’rho dan Pearson. Berikut ini adalah hasil

analisis hubungan dengan uji statistik Spearman’rho.

Tabel 28 Hasil Uji Hubungan dengan Uji Statistik Spearman’rho.

Variabel P

Tingkat pendidikan 0.534 Tingkat pendapatan keluarga 0.431

Besaran keluarga 0.474 Pekarjaan 0.474

Usia Menopause 0.034 Kebiasaan olahraga 0.595

Tingkat Pendidikan. Secara uji statistik Spearman tidak terdapat

hubungan yang signifikan (p>0.05) antara tingkatan pendidikan dengan kadar

asam urat dengan p=0.534. Contoh dengan tingkatan pendidikan yang tinggi

belum tentu memiliki kadar asam urat yang normal dan begitu pula sebaliknya.

Tingkat Pendapatan Keluarga. Hasil uji menunjukkan tidak ada

hubungan yang signifikan (p>0.05) antara pendapatan dengan kadar asam urat

dengan nilai p=0.431. Contoh dengan pendapatan kecil belum tentu mempunyai

kadar asam urat yang tinggi atau pun sebaliknya.

Besaran Keluarga. Tidak terdapat hubungan yang signifikan (p>0.05)

antara besar keluarga dengan kadar asam urat contoh dengan p=0.474. Hal ini

menunjukkan bahwa kadar asam urat seseorang tidak dipengaruhi oleh besarnya

keluarga.

Pekerjaan. Tidak ada hubungan yang signifikan (p>0.05) antara kadar

asam urat dengan pekerjaan dengan nilai p=0.890. Jenis pekerjaan apapun yang

dilakukan oleh contoh tidak berhubungan dengan kadar asam urat contoh.

Usia Menopause. Hasil uji di atas menunjukkan hubungan yang

signifikan (p<0.05) antara usia menopause dengan kadar asam urat pada wanita

lansia (r= -0.389, p=0.034). Hal ini berarti semakin cepat usia menopause

seseorang maka kadar asam urat dalam darah akan semakin tinggi. Usia

menopause berhubungan dengan produksi hormon estrogen pada wanita yang

berperan dalam ekskresi asam urat.

Kebiasaan Olahraga. Hasil uji hubungan antara kadar asam urat dengan

kebiasaan berolahraga menunjukkan hasil yang tidak signifikan dengan nilai

Page 71: Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat ... · asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi

58

p=0.595. Kebiasaan olahraga yang teratur dapat menjaga stamina tubuh agar

tetap bugar dan terhindar dari serangan penyakit, salah satu contohnya adalah

penyakit yang disebabkan oleh meningkatnya kadar asam urat dalam darah.

Tetapi hasil uji hubung dalam penelitian ini tidak terdapat hubungan yang

signifikan antara kebiasaan olahraga dengan kadar asam urat dalam darah.

Selain dilakukan uji hubung dengan uji statistik Spearman’rho, dilakukan

juga uji hubung dengan uji statistik Pearson untuk variabel dengan data rasio dan

memiliki sebaran normal. Berikut ini adalah hasil uji statistik Pearson tersaji

dalam Tabel 29.

Tabel 29 Hasil Uji Hubungan dengan Uji Statistik Pearson

Variabel P

Usia 0.189 Pengetahuan gizi asam urat 0.359

Status gizi 0.614 Aktivitas fisik 0.842

Konsumsi energi 0.604 Konsumsi protein 0.790 Konsumsi lemak 0.857

Konsumsi karbohidrat 0.593 Konsumsi purin 0.685

Konsumsi air minum 0.006

Usia. Menurut uji statistik menggunakan Pearson tidak terdapat

hubungan yang signifikan (p>0.05) antara usia dan kadar asam urat contoh

dengan p=0.189. Tidak adanya hubungan antara usia dengan kadar asam urat

diduga karena usia contoh hampir homogen dan berada dalam kategori usia

yang sama.

Pengetahuan Gizi Asam Urat. Hasil uji menunjukkan tidak adanya

hubungan yang signifikan (p>0.05) antara pengetahuan gizi dengan kadar asam

urat (p=0.359). Kelompok contoh dengan kadar asam urat tinggi memiliki

pengetahuan gizi tentang asam urat yang cenderung lebih baik bila dibandingkan

dengan kelompok contoh dengan kadar asam urat normal.

Status Gizi. Hasil uji menunjukkan bahwa tidak ada hubungan signifikan

(p>0.05) antara status gizi dengan kadar asam urat dalam darah (p=0.614).

Status gizi mempunyai hubungan dengan risiko terjadinya obesitas yang akan

berakibat pada terganggunya metabolisme asam urat dalam tubuh. Tetapi pada

penelitian ini tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara status gizi dengan

kadar asam urat. Tidak adanya hubungan diduga karena hampir semua contoh

memiliki status gizi yang normal.

Page 72: Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat ... · asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi

59

Aktivitas Fisik. Tidak tampak hubungan yang nyata (p>0.05) antara

kadar asam urat dengan tingkat aktifitas (p=0.842). Aktifitas fisik yang baik dapat

meningkatkan massa tubuh, metabolisme basal, dan penggunaan energi secara

keseluruhan. Oleh karenanya, lanjut usia dianjurkan secara rutin untuk

melakukan aktivitas sehari-hari (Komnas Lansia 2010)

Konsumsi Energi. Tidak ada hubungan yang nyata (p>0.05) antara

konsumsi energi dengan kadar asam urat., nilai p=0.604.

Konsumsi Protein. Menurut hasil uji Pearson tidak terdapat hubungan

yang nyata (p>0.05) antara kadar asam urat dengan konsumsi protein, nilai

p=0.790.

Konsumsi Lemak. Uji hubung menunjukkan tidak ada hubungan yang

nyata (p>0.05) antara konsumsi lemak dengan kadar asam urat dengan nilai p=

0.857.

Konsumsi Karbohidrat. Hasil uji hubung menyatakan tidak ada

hubungan yang nyata (p>0.05) antara konsumsi karbohidrat dengan kadar asam

urat dengan nilai p=0.593.

Konsumsi Purin. Melalui hasil uji statistik Pearson dapat diketahui

bahwa tidak ada hubungan nyata (p>0.05) antara konsumsi purin dengan kadar

asam urat dengan p=0.685. Tidak adanya hubungan yang signifikan antara

konsumsi purin dan kadar asam urat diduga contoh telah merubah pola konsumsi

makannya setelah memasuki usia lanjut dan terlebih pada contoh yang

mempunyai kadar asam urat tinggi. Selain itu, pada dasarnya setiap orang

memiliki asam urat di dalam tubuhnya karena pada setiap metabolisme normal

dihasilkan asam urat. Tubuh menyediakan 85% senyawa purin untuk kebutuhan

setiap hari. Ini artinya kebutuhan purin dari makanan hanya sebesar 15%. Purin

yang dihasilkan oleh tubuh lah yang lebih berhubungan dengan meningkatnya

kadar asam urat dalam darah.

Konsumsi Minum. Hasil uji statistik Pearson menunjukkan hasil yang

signifikan (p<0.05) antara konsumsi minum dengan kadar asam urat dengan

(p=0.006,r= -0.487). Konsumsi minum yang banyak (≥ 8 gelas/hari) dapat

membantu menurunkan kadar asam urat dalam darah. Menurut Krisnatuti et al

(2000) konsumsi cairan yang tinggi akan menurunkan konsentrasi asam urat di

dalam darah melalui pengeluaran urin yang banyak sehingga asam urat yang

terbawa juga banyak.

Page 73: Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat ... · asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi

60

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kadar Asam Urat

Penigkatan kadar asam urat dalam plasma dapat disebabkan oleh

meningkatnya produksi asam urat atau menurunnya pengeluaran asam urat.

Apabila produksi asam urat meningkat akan terjadi peningkatan pool asam urat,

hiperurisemia, dan pengeluaran asam urat melalui urin meningkat. Peningkatan

produksi asam urat dapat disebabkan oleh tingginya konsumsi bahan pangan

yang mengandung purin atau meningkatnya sintesis purin dalam tubuh

(Krisnatuti et al. 2000). Selain itu faktor-faktor lain yang diduga dapat

mempengaruhi kadar asam urat adalah status gizi, pengetahuan gizi, usia

menopause, konsumsi protein, konsumsi lemak, konsumsi karbohidrat, konsumsi

makanan sumber purin, konsumsi minum, serta aktifitas fisik.

Setelah dilakukan uji korelasi terhadap semua variabel bebas dengan

kadar asam urat, hanya usia menopause dan konsumsi air minum saja yang

mempunyai hubungan dengan kadar asam urat. Kedua variabel tersebut

kemudian dianalisis lebih lanjut dengan menggunakan analisis regresi linier

berganda. Hasil uji regresi linier berganda antara kedua variabel bebas tersebut

terhadap kadar asam urat sebagai variabel terikatnya menghasilkan persamaan

y = 14.429 – 1.138x dengan signifikansi sebesar 0.006 dan R2=0.237. Konsumsi

satu gelas air per hari dapat menurunkan 1.138 mg/dL asam urat dalam darah

dan koefisien 14.429 menunjukkan apabila contoh tidak mengkonsumsi air

minum, asam urat pada lansia cenderung tinggi, yaitu sebesar 14.419 mg/dL.

Nilai R2=0.237 tersebut menunjukkan bahwa konsumsi air minum mempunyai

pengaruh terhadap kadar asam urat sebesar 23.7% sedangkan 76.3% lainnya

dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Page 74: Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat ... · asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi

61

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Hasil pengklasifikasian contoh berdasarkan status kadar asam uratnya

didapatkan bahwa proporsi lansia yang memiliki kadar asam urat normal dan

tinggi adalah sama besar, yaitu 50%.

Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal sebagian besar

lulusan Sekolah Dasar (SD), yaitu 53.3% dan pada kelompok contoh dengan

kadar asam urat tinggi sebesar 23.3%. Pendapatan pada contoh dengan kadar

asam urat normal dan tinggi terbanyak ada pada selang di atas Rp 1.000.000,

yaitu secara berturut-turut 40% dan 60%. Presentase besaran keluarga contoh

dengan kadar asam urat normal dan tinggi secara berturut-turut adalah 60% dan

63.4% termasuk keluarga kecil. Usia contoh pada kedua kelompok mayoritas

tergolong pada usia 55-64 tahun, yaitu 66.7% pada kelompok dengan kadar

asam urat normal dan 53.3% pada asam urat tinggi. Contoh dengan kadar asam

urat normal lebih banyak mengalami menopause pada usia di atas 50 tahun,

yaitu sebanyak 11 orang atau 73.3% dan di bawah sama dengan 50 tahun

sebanyak 4 orang atau 26.7%. Sebaliknya, pada kelompok kadar asam urat

tinggi lebih banyak mengalami menopause pada usia di bawah sama dengan 50

tahun, yaitu sebanyak 9 orang atau 60% dan di atas 50 tahun sebesar 40%.

Pengetahuan gizi tentang asam urat pada kedua kelompok contoh tergolong

rendah. Rata-rata kedua kelompok contoh memiliki aktivitas fisik sedang (PAL =

1.70-1.99). Penilaian status gizi berdasarkan IMT, kedua kelompok contoh

sebagian besar berstatus gizi normal, yaitu 80% untuk kelompok kadar asam urat

normal dan 73.3% untuk kelompok kadar asam urat tinggi.

Uji hubung yang dilakukan menunjukkan tidak terdapat hubungan yang

signifikan antara karakteristik rumah tangga dengan kadar asam urat (p>0.05).

Sama hal nya dengan karakteristik rumah tangga, setelah dilakukan uji hubung

terhadap semua karakteristik individu juga tidak semua variabel menunjukkan

adanya hubungan yang signifikan dengan kadar asam urat (p>0.05).

Berdasarkan uji hubung yang dilakukan terdapat hubungan yang signifikan

antara usia menopause dengan kadar asam urat (p=0.034, r=-0.389) serta

konsumsi air minum dengan kadar asam urat (p=0.006, r=-0.487).

Hasil uji pengaruh yang dilakukan menunjukkan hasil bahwa konsumsi

minum berpengaruh nyata terhadap kadar asam urat (R2=0.237). Hal ini

Page 75: Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat ... · asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi

62

menunjukkan bahwa konsumsi air minum memberikan variasi terhadap kadar

asam urat sebesar 23.7%.

Saran

Penyakit Gout atau asam urat banyak diderita oleh kaum lanjut usia dan

pada wanita yang sudah mengalami menopause menjadi lebih rentan terkena

penyakit asam urat. Perlu adanya pengontrolan dan pemilihan jenis pangan yang

baik untuk dikonsumsi. Masih sedikitnya penyuluhan tentang kadar asam urat

pada lansia sehingga diperlukan adanya program-program penyuluhan tentang

asam urat pada wanita pra lanjut usia dan lanjut usia.

Hasil penelitian ini menunjukkan masih sangat rendah pengetahuan

mengenai asam urat pada wanita lanjut usia. Informasi mengenai asam urat

memang tidak terlalu mereka ketahui karena masih sedikit sekali penyuluhan

tentang asam urat. Diharapkan program-program penyuluhan mengenai

pengetahuan tentang pola konsumsi makan yang baik dan aktivitas fisik pada

pembinaan wanita pra dan usia lanjut semakin digalakkan. Sehingga diharapkan

penyakit asam urat dapat dikontrol bahkan dicegah sedini mungkin.

Penelitian ini hanya meneliti jenis pangan yang dikonsumsi oleh wanita

lanjut usia pada kedua kelompok, yaitu contoh dengan kadar asam urat normal

dan contoh dengan kadar asam urat tinggi pada saat ini saja, tanpa

membandingkan konsumsi makanan yang biasa mereka konsumsi sebelum

memasuki usia lanjut. Diharapakan ada penelitian lanjutan mengenai pola

konsumsi wanita lanjut usia sebelum dan sesudah memasuki usia lanjut dan

menderita penyakit asam urat.

Page 76: Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat ... · asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi

63

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier S. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Arisman. 2007. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran. Astawan M. Wahyuni M. 1988. Gizi dan Kesehatan Manusia Usia ( Manusia Usia

Lanjut). Jakarta : PT. Melton Putra. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional. 1998. Gerakan Keluarga

Berencana dan Keluarga Sehat. Jakarta: BKKBN. Bagian Gizi RS.Dr.Cipto Mangunkusumo dan Persatuan ahli Gizi Indonesia.

2005. Penuntun Diet. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Edisi Baru. Cooper L, Barber E, Mitchell H, Rynbergen H, Greene J. 1963. Nutrition In Health

and Disease 14th Edition. USA: J B Lippincott Company.

David N Cox and Annie S Anderson. Food Choice. Di dalam: Gibney M J, Margetts B M, Kearney J M, Arab L. 2004. Public Health Nutrition. Blackwell UK: Science Ltd.

Depkes RI. 1991. Pedoman manajemen upaya kesehatan usia lanjut di Puskesmas Edisi pertama. Jakarta: Depkes RI.

__________. 1996. Pedoman Praktis Pemantauan Gizi Orang Dewasa. Jakarta:

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Doewes M. 1996. Penuaan dan Kapasitas Kerja. Laporan dari WHO Study

Group. Hartanto, editor. Jakarta: EGC.

Dwiyanti, H. 1998. Pengaruh Fermentasi dan Jenis Ragi Tempe Terhadap Kadar Purin Dalam Kedelai. [Tesis]. Program Pascasarjana. Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga. IPB. Bogor.

FAO/WHO/UNU [Food and Agriculture Organization/ World Health Organization/

United Nations University]. 2001. Human Energy Requirement. Report of joint FAO/WHO/UNU Expert Consultation. Rome 17-24 Oktober.

Fatmah. 2010. Gizi Usia Lanjut. Jakarta: Erlangga Medical Series. Ganong F William. 1983. Fisiologi Kedokteran Edisi 10. Penterjemah : Adji

Dharma. Jakarta : EGC

Gibson RS. 2005. Principal of Nutrition Assesment. UK: Oxford University Press.

Hardinsyah, Briawan D, Retnaningsih, Herawati T, Wijaya R. 2002. Analisis Kebutuhan Konsumsi Pangan. Jakarta: Pusat Studi Kebijakan Pangan dan Gizi dan Pusat Pengembangan Konsumsi Pangan.

Hardinsyah, Martiano D. 1988. Menaksir kecukupan energi dan protein serta penilaian mutu gizi konsumsi pangan (diktat). Bogor. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Page 77: Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat ... · asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi

64

Hardinsyah. 2011. Anjuran Minum Air 8 Gelas Sehari Tak Menyesatkan. http://health.kompas.com [5 Agustus 2011].

Harper LJ, Deaton BJ, Driskel JA. 1986. Pangan dan Gizi 2nd edition. Penerjemah: Suhardjo. Jakarta: UI Press.

Khomsan A, Sukandar D, Anwar F, Riyadi H, Mudjajanto E S. Research on Food

Security and Nutritional Status of Poor Hoeseholds In Highland and Coastal Areas. 2005. Bogor : IPB-Press.

Khomsan A. 2000. Teknik Pengukuran Pengetahuan Gizi. Bogor: Institut

Pertanian Bogor. _________. 2005. Pangan dan Gizi Kesehatan. Bogor: Mayor Gizi Masyarakat,

Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Krisnatuti D, R. Yenrina dan V. Uripi. 2000. Perencanaan Menu untuk Penderita

Gangguan Asam Urat. Penerbit Swadaya. Jakarta. Komisi Nasional Lanjut Usia (Komnas Lansia). 2010. Pedoman Active Aging

(Penuaan Aktif) Bagi Pengelola dan Masyarakat. Jakarta : Komnas Lansia.

Lehninger. 1991. Dasar-dasar Biokimia Jilid II. Penerbit Erlangga. Jakarta. Mahan, L.Kathleen and Stump, Sylvia Escott. 2008. Krause’s Food&Nutrition

Therapy. Philadelpia : WB Saunders Co. Edisi 12. Marga P. 2007. Hubungan Gambaran Diri Dengan Tingkat Kecemasan Ibu Masa

Menopause Di Kelurahan Lhok Keutapang Tapaktuan.[skripsi]. Medan: Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara.

Martin, D.W.,P.A.Mayer dan V.W. Rodwell. 1984. Biokimia (Harper’s Review of Biochemistry. Edisi 19). EGC. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta.

Murray Robert K,Granner Daryl K, and Rodwell Victor W. 2006. Harper’s

Illustrated Biochemistry. 27th edition. The McGraw-Hill Companies,Inc.Singapore.

Mutingatun N. 2006. Profil gizi dan sindrom menopause wanita lanjut usia di

Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.

Nasoetion A et al. 1992. Laporan Pelaksanaan: Peningkatan Partisipasi Aktif Masyarakat Pedesaan dalam Pengembangan Sistem Pangan dan Gizi. Bogor: Dirjen Pembangunan Desa Departemen Dalam Negeri bekerja sama dengan Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Nasoetion A, Briawan D. 1993. Makanan Bergizi untuk Kelompok Lanjut Usia. Bogor: Laboratorium Gizi Masyarakat, Institut Pertanian Bogor.

Oswari. 1997. Menyongsong Usia Lanjut Dengan Bugar dan Bahagia. Jakarta:

Pustaka Sinar Harapan.

Page 78: Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat ... · asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi

65

Passmore, D. and M.A. Eastwood. 1987. Human Nutrition and Dietetics. Medical Division of Longman. Ltd. Churchil Living Stone. London.

Patmonodewo S, Asmodiwiryo ET, Marat S, Munandar U, Gunawan SD,

Soewondo S, Achir YCA. 2001. Bunga Rampai Perkembangan Pribadi dan Bayi sampai Lanjut Usia. Jakarta : UI-Press.

Price S A dan Wilson L M. 2003. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses

Penyakit, E/6, Vol. 2. Alih bahasa: dr. Brahm U. Pendit, dr. Huriyawati Hartanto, dr. Pita Wulansari, dan dr. Asih Mahanani. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Riyadi H. 1996. Gizi dan Kesehatan dalam Pembangunan Pertanian Bogor.

Bogor : IPB Press. Riyadi H. 2001. Metode Penelitian dan Pengukuran Status Gizi. Bogor: Jurusan

Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Santoso Iman B, Hardinsyah, Siregar P, Pardede Sudung O. 2011. Air Bagi Kesehatan. Jakarta : Centra Communications.

Shahar S, Ibrahim Z, Rahman S A, Adznam S N. 2007. Pemakanan dan Penilaian Kesihatan Warga Tua. Malaysia: Penerbit Universiti Kebangsaan Malaysia.

Suhardjo. 1989. Sosio Budaya Gizi. Bogor : Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi, Institut Pertanian Bogor.

Sukandar,D. 2007. Studi Sosial Ekonomi, Aspek pangan, Gizi, dan Sanitasi

(Petani Daerah Lahan Kering di Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat).[Penelitian]. Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.

Supariasa IDN, Bakri B, Hajar I. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC. Wirakusumah ES. 2004. Tips dan Diet untuk Tetap Sehat, Cantik, dan Bahagia di

Masa Menopause. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

______________. 2001. Menu Sehat untuk Usia Lanjut. Jakarta : Pandu Sinergi. ______________. 2002. Tetap Bugar di Usia Lanjut. Jakarta : Trubus Agriwidya. [WKNPG] Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi. 2004. Ketahanan Pangan dan

Gizi Di Era Otonomi Daereh dan Globalisasi. Jakarta: LIPI. Wohl Michael G.dan Goodhart Robert S. 1968. Modern Nutrition in Health and

Disease. Fourth edition. Lea&Febiger. Philadelphia.

Page 79: Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat ... · asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi

66

LAMPIRAN

Page 80: Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat ... · asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi

65

Pengetahuan Gizi Tentang Asam Urat

1. Apa yang dimaksud dengan asam urat?

a. asam yang berbentuk kristal-kristal yang merupakan hasil akhir dari

metabolisme purin

b. asam yang ada di urat

c. penyakit yang meyebabkan rasa nyeri di sendi

d. Tidak tahu / tidak jawab

2. Kelompok makanan apa yang menyebabkan kadar asam urat dalam

tubuh meningkat?

a. Makanan sumber karbohidrat

b. Makanan sumber lemak

c. Makanan sumber protein

d. Tidak tahu / tidak jawab

3. Contoh makanan yang menyebabkan peningkatan kadar asam urat

adalah:

a. Padi, kentang, gandum, roti

b. hati, ginjal, otak, jantung, paru, jeroan, udang, alkohol

c. sirup, susu, keju

d. Tidak tahu/tidak jawab

4. Sayuran yang menyebabkan penyakit asam urat adalah :

a. kacang-kacangan kering, kembang kol, bayam, asparagus, buncis,

jamur,daun singkong, daun pepaya, kangkung.

b. Sawi, ketimun, wortel, kubis, labu siam, kentang

c. Paria, tomat, katuk

d. Tidak tahu/tidak jawab

5. Siapa yang paling rentan terkena penyakit asam urat?

a. Wanita

b. Pria

c. Anak-anak

d. Tidak tahu/ tidak jawab

6. Berapa rata-rata kadar asam urat normal pada wanita?

a. 1,0 –2,5 mg/dl

b. 2,6 – 6 mg/dl

c. 7,0 – 12 mg/dl

d. Tidak tahu/ tidak jawab

7. Berapa rata-rata kadar asam urat normal pada pria?

a. 1,0 – 3,0 mg/dl

b. 3,5 – 7,0 mg/dl

c. 7,5 – 10,0 mg/dl

d. Tidak tahu/tidak jawab

Page 81: Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat ... · asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi

66

8. Apa gejala umum dari penyakit asam urat? a. sakit perut b. sakit kepala c. nyeri sendi d. Tidak tahu/ tidak jawab 9. Hormon apa yang ada pada wanita yang dapat melindungi wanita dari penyakit asam urat? a. estrogen b. testosteron c. Insulin d. Tidak tahu/ tidak jawab 10. Contoh menu makanan yang dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah adalah… a. roti, nasi goreng, kentang rebus, kue, sirup b. ikan sarden, tempe semur, soto babat, rendang hati, sayur daun

singkong c. keju, pudding, biskuit, ayam goreng d. Tidak tahu/ tidak jawab

Page 82: Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat ... · asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi

67

Metode Pemeriksaan Kadar Asam Urat Sampel

Pemeriksaan kadar asam urat menggunakan alat Easy Touch® II Blood

Uric Acid Test Strips. Alat ini digunakan hanya untuk diagnosis in vitro. Alat ini

dirancang untuk pemeriksaan kuantitatif kadar asam urat dalam keseluruhan

darah kapiler segar. Pengukuran berdasarkan pada determinasi pada perubahan

saat itu yang disebabkan oleh reaksi asam urat dengan reagent pada elektroda

strip. Ketika darah sampel secara lembut tersentuh daerah target sampel pada

strip, darah secara otomatis tergambarkan ke dalam zona reaksi pada strip. Hasil

uji akan terpampang pada layar setelah 10 detik.

Tata cara persiapan dan pengambilan darah sampel :

1. Cuci tangan dengan sabun dan air hangat, kemudian keringkan.

2. Siapkan penusuk sesuai dengan instruksi.

3. Gunakan penyekap alkohol dan yakinkan bahwa jari sudah benar-benar

dalam keadaan kering sebelum menusuk jari sampel.

4. Gunakan penusuk untuk memperoleh tetesan darah. Hindari terlalu

memencet titik tusukan.

Tahapan pengujian kadar asam urat adalah sebagai berikut :

1. Sisipkan strip penguji. Strip penguji diselipkan pada lubang strip penguji

dan pengukur akan bergerak secara otomatis.

2. Penggunaan sampel. Ketika tanda tetesan darah terpampang pada layar,

teteskan darah sampel pada daerah target sampel pada strip penguji.

Darah secara otomatis tergambar pada zona strip uji. Pengukur akan

segera memulai pengukuran kadar asam urat.

3. Membaca hasil setelah 10 detik. Kadar asam urat akan terpampang pada

layar setelah 10 detik.

Nilai yang Diharapkan.

Hasil yang diharapkan untuk kadar asam urat normal adalah sebagai berikut :

Pria : 3~7.2 mg/dL (179 ~ 428 µmol/L)

Wanita : 2~6 mg/dL (119 ~ 357 µmol/L).

Selang nilai diatas hanyalah referensi dan tidak sesuai untuk semua orang.

Page 83: Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas Kadar Asam Urat ... · asam urat normal mempunyai presentase lebih besar. Kelompok contoh dengan kadar asam urat normal rata-rata konsumsi

68

Uji Regresi Linier Berganda Asam Urat dengan Kebiasaan Minum

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 14.429 2.746 5.254 .000

minum -1.138 .386 -.487 -2.949 .006

a. Dependent Variable: as.urat

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 .487a .237 .210 2.72827

a. Predictors: (Constant), minum