Upload
others
View
14
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
261 Volume 8 No. 3 Oktober 2020
ANALISIS PENDAPATAN AGROINDUSTRI
PRODUK OLAHAN KELAPA SENTRA BISNIS YANMEL
DESA YAINUELO, KECAMATAN AMAHAI,
KABUPATEN MALUKU TENGAH
AGRO-INDUSTRIAL INCOME ANALYSIS OF THE PROCESSED
COCONUT PRODUCTS AT YANMEL BUSINESS CENTER
IN YAINUELO VILAGE, AMAHAI SUB-DISTRCT
MALUKU TENGAH DISTRICT
Puput Fauzy, Margaretha Pattiasina, Esther Kembauw
Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Unversitas Pattimura Jln. Ir. M. Putuhena, Kampus Poka, Ambon 97233
E-mail : [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat pendapatan dan R / C rasio usaha agroindustri
hasil olahan kelapa di Pusat Usaha Yanmel, Desa Yainuelo, Kecamatan Amahai, Kabupaten
Maluku Tengah. Penelitian ini dilakukan berdasarkan fakta bahwa usaha olahan hasil kelapa
terbilang baru di Kabupaten Maluku Tengah. Metode penelitian yang diterapkan dalam penelitian
ini adalah metode kuantitatif. Pengambilan sampel data dilakukan secara sengaja (purposive
sampling) yaitu di Sentra Bisnis Yanmel. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis
pendapatan yang dilanjutkan dengan kalkulasi R / C value: perbandingan antara total pendapatan
dengan total biaya yang dikeluarkan selama proses produksi. Hasil analisis menunjukkan bahwa
keuntungan yang dihasilkan Sentra Bisnis Yanmel dari Virgin Coconut Oil (VCO) dan minyak
kelapa sehat adalah Rp. 49.466.700,- per tahun dengan rata-rata sebesar Rp. 4.122.225,- per bulan,
sedangkan nilai rasio R / C adalah 1,75.
Kata kunci: Pendapatan; produk olahan kelapa; R/C ratio; sentra bisnis
Abstract
This study aims to analyze the level of income and R / C ratio of the agro-industrial business of
processed coconut products at the Yanmel Business Center, Yainuelo Village, Amahai Sub-
District, Maluku Tengah District. This study is conducted based on the fact that the business of
processed coconut products is fairly new in Maluku Tengah District. The research method applied
in this study is a quantitative method. The sample for the data is collected purposively (purposive
sampling), namely at the Yanmel Business Center. Data are analyzed using income analysis which
is subsequently proceed by calculating the R / C value: the ratio between the total revenue and the
total costs incurred during the production process. The results of the analysis display that the
revenue generated by the Yanmel Business Center from Virgin Coconut Oil (VCO) and healthy
coconut oil is IDR 49,466,700.- per year with an average of IDR. 4,122,225.- per month, while the
value of R / C ratio is 1.75.
Keywords: Income; coconut processed products; R / C ratio; business center
262 AGRILAN : Jurnal Agribisnis Kepulauan
Pendahuluan
Indonesia dikategorikan sebagai negara agraris, disebabkan karena
sebagian besar masyarakat di Indonesia bermata pencarian sebagai petani. Sektor
pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan penting bagi
bangsa Indonesia. Misalnya tanaman perkebunan, pangan, holtikultura, dan
tanaman lain yang menghasilkan nilai ekonomis tinggi.Kelapa adalah satu
penghasil bahan makanan yangsangat penting dalam kehidupan rakyat Indonesia.
Rata-rata 80% dari hasil buah kelapa di seluruh nusantara dipakai sebagai bumbu
didapur dan hanya 20% yangdipakai untuk minyak (Awang, 1991). Bahkan batok
kelapa yang dulunya merupakanlimbah kini diusahakan sebagai bahan kerajinan
tangan, seperti bisa diolah menjadiwadah makanan, gayung, hingga jepitan
rambut. Menurut Hasbi dan Priatna (2004) bahwa pengembangan agribisnis dan
agroindustri dapat meningkatkan kesempatan kerja, pengembangan dan
penguasaan teknologi, pengolahan hasil pertanian, peningkatan pendapatan petani,
dan pengembangan ekonomi kerakyatan di pedesaan.
Sentra produksi kelapa di Indonesia tersebar di 10 provinsi, yaitu Provinsi
Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Maluku, Jawa Timur, Jawa Tengah, Lampung,
Aceh, dan Sumatra Barat, (Warison, 2003). Dari 10 besar sentra produksi kelapa
di Indonesia, Maluku termasuk dalam hitungan sentra produksi terbesar. Dilihat
dari luas areal untuk menanam kelapa untuk perkebunan rakyat di Maluku.
Menurut data BPS Maluku tahun 2019 menunjukkan luas lahan kelapa sebesar
113.393 ha, dengan total produksi kelapa 102.624 ton/thn. Sentra produksi kelapa
terbesar di Provinsi Maluku yaitu pada Pulau Seram, disebabkan luasan pulau
Seram terbilang cukup besar dan rata – rata masyarakat bekerja sebagai petani dan
penghasilan masyarakat diperoleh dari penghasilan mengelolah kelapa menjadi
kopra.
Kabupaten Maluku Tengah berdasarkan data BPS Provinsi Maluku tahun
2019 memliki luas areal 9,424ha tanaman kelapa dengan jumlah produksi 7.699
ton/thn lebih luas di bandingkan dengan Kabupaten buru dan Kota Ambon.
Sedangkan untuk Kecamatan Amahai berdasarkan data BPS Kabupaten Maluku
Tengah produksi kelapa sebesar 3.367ton/thn. Berdasarkan data tersebut dapat
dilihat potensi tanaman kelapa yang cukup tinggi, namun potensi tersebut belum
263 Volume 8 No. 3 Oktober 2020
dikelola secara optimal, padahal setiap sumber daya harus dimanfaatkan seefisien
dan seefektif mungkin (Kembauw, et al 2015).
Diversifikasi produk kelapa terbatas pada pengolahan produk kopra,
sehingga hasil yang didapatkan tidak begitu besar. Maka dari itu, perlu sebuah
agroindustri. Dimana Agroindustri dapat menjadi salah satu alternatif untuk
meningkatkan perekonomian masyarakat, salah satunya industri pertanian yang
kegiatannya terkait dengan sektor pertanian (Lawalata dan Imimpia, 2020). Untuk
meningkatkan harga jual produk kelapa, diperlukan alternatif diversifikasi produk
kelapa menjadi minyak kelapa murni yaitu VCO (Virgin Coconut Oil). Hal ini
sekarang sudah dilakukan oleh Sentra Bisnis Yanmel. Sentra Bisnis Yanmel ini
memiliki usaha minyak VCO dan minyak kelapa sehat. Usaha ini dibantu oleh
pemerintah dengan membuat bangunan untuk tempat produksi serta mengadakan
teknologi untuk proses produksi. Ini merupakan langkah yang cukup baik untuk
pembangunan suatu daerah. Pembangunan adalah esensi yang tumbuh dari
pemenuhan kebutuhan hidup manusia (Assagaf, et al. 2019).
Peluang untuk mengembangkan produk olahan kelapa berupa VCO oleh
Sentra Bisnis Yanmel masih terbuka lebar dan kemajuan ilmu pengetahuan yang
menyadari keunggulan dari VCO yang baik bagi kesehatan dengan harga yang
sangat terjangkau untuk semua kalangan.
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut: (1) Berapa besar pendapatan agroindustri VCO (Virgin Coconut Oil), (2)
Berapa R/C dari usaha agroindustri VCO (Virgin Coconut Oil). Hal ini
disebabkan usaha ini terbilang cukup baru dan belum ada penelitian terdahulu
tentang pendapatan dan nilai R/C, sehingga penelitian ini perlu dilakukan.
Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Yainuelo Kecamatan Amahai
Kabupaten Maluku Tengah. Lokasi peneliltian dipilih secara Purposive. Pemilihan
lokasi ini disebabkan sentra bisnis Yanmel merupakan usaha yang baru dilakukan
pada tahun 2017 dan mulai berproduksi pada atahun 2018 dan ketersediaan bahan
baku kelapa cukup banyak sehingga penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
pendapatan dari usaha Agroindustri VCO (virgin coconut oil).
264 AGRILAN : Jurnal Agribisnis Kepulauan
Metode penelitian ini adalah metode kuantitatif. Data dikumpulkan berupa
data pembelian bahan baku, data pembelian peralatan produksi, data pengupahan
tenaga kerja, data penjualan. Data ini diambil dengan cara wawancara dengan
menggunakan kuesioner. Metode pengumpulan sampel dilakukan secara sengaja
(Purposive sampling) yaitu pada Sentra Bisnis Yanmel. Tujuan utama untuk
memperoleh data ialah ketua dari sentra bisnis Yanmel itu sendiri. Wawancara ini
bersifat terbuka pada sentra bisnis Yanmel. Data sekunder diperoleh dari instansi
terkait misalnya data BPS tentang produksi kelapa dan luas areal penanaman
kelapa yang berkaitan dengan penelitian ini.
Analisis data menggunakan analisis pendapatan dengan persamaan TC =
TFC + TVC, TR = Q . P, Π = TR – TC. Kemudian dilanjutkan dengan
menghitung nilai R/C yang merupakan perbandingan antara total penerimaan
dengan total biaya yang dikeluarkan selama proses produksi berlangsung, dimana
jika R/C >1 = layak, R/C = 1 = titik impas, R/C< 1 = tidak layak.
Hasil dan pembahasan
Gambaran umum Sentra Bisnis Yanmel
Dalam rangka percepatan pengurangan kemiskinan, pemerintah RI melalui
Kementrian Pertanian pada tahun 2009, mengusulkan kepada International Fund
for Agricultural Development (IFAD) untuk bekerjasama dalam percepatan
pengentasan kemiskinan di wilayah Timur. Sasaran program difokuskan ke
Provinsi Maluku dan Maluku Utara melalui proyek Smallholder Livelihood
Development Project in Eastren Indonesia atau disebut SOLID.
Sentra Bisnis Yanmel yang berada pada Negeri Administratif Yainuelo
merupakan bagian dari implementasi program SOLID. Pada tahun 2017 Badan
ketahanan Pangan melalui pendamping Desa dan Federasi KM menginisiasi
pembentukan Sentra Bisnis Yanmel dan mulai berpoduksi pada bulan april 2018.
Produksi VCO dan Minyak Kelapa Sehat berdampak pada peningkatan hasil
perkebunan kelapa keluarga petani Yainuelo. Pasalnya, kelapa yang dihasilkan
tidak lagi dijual mentah ke pasar, namun sudah diolah menjadi produk yang
dikonsumsi langsung dan di-gunakan langsung oleh konsumen. Mengubah nilai
265 Volume 8 No. 3 Oktober 2020
tambah prduk perkebunan kelapa rakyat berarti menambah pendapatan petani
kelapa di Yainuelo.
Visi, Misi dan Slogan
Visi “ Mewujudkan Pangan Sehat untuk Masyarakat Indonesia. Untuk
mewujudkan visi ini, Sentra memiliki misi “Menyediakan Pangan Sehat di Pasar
Lokal dan Nasional untuk Masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Maluku”.
Dua produk yang saat ini yang dikembangkan oleh Sentra Bisnis Yanmel
merupakan upaya mewujudkan visi dan misi ini.
Kantor pusat, Tempat Produksi dan Pasar
Kantor pusat Sentra Bisnis Yanmel terletak di Negeri Administratif
Yainuelo, Kecamatan Amahai Kabupaten Maluku Tengah. Kantor pusat ini satu
areal dengan tempat produksi dan tempat penjualan utama produk.
Bahan baku
Tanaman kelapa (Cocos nucifera. L) merupakan tanaman yang sangat
berguna untuk kehidupan ekonomi pedesaan di Indonesia. Karena semua bagian
dari tanaman ini dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Salah
satu bagian yang dapat dimanfaatkan adalah bagian daging buahnya (Soeka, et al
2008).
Bahan baku produk VCO dan minyak Kelapa sehat yang diproduksi oleh
Sentra Bisnis Yanmel adalah buah kelapa yang sudah tua.Kelapa memilki
keungulan kompetitif dan komparatif karena kelapa merupakan salah satu
komoditi ekspor Indonesia. Menurut Saptana, et al 2003. Kualitas buah kelapa
yang tinggi membuat kalapa dapat diolah untuk produk apapun yang memiliki
nilai ekonomi tinggi.
Infrastruktur usaha
Saat ini Sentra Bisnis Yanmel memiliki 3 (tiga) gedung, yakni gedung
kantor, gedung tempat penjualan, dan gedung (rumah) poduksi. Lokasi yang
digunakan untuk membagun 3 (tiga) gedung tersebut adalah lahan hibah oleh
pemerintah negeri. Dan biaya untuk membangun gedung-gedung tersebut adalah
bantuan dari pemerintah beserta peralatan dalam gedung (bangku, meja, satu unit
266 AGRILAN : Jurnal Agribisnis Kepulauan
komputer). Selain itu ada beberapa peralatan yang diadakan oleh pemerintah
diantaranya : (1) mesin pengupas kelapa 1 unit, (2) mesin parut kelapa 1 unit, (3)
mesin pemeras 1 unit, (4) mekser pendingin 1 unit, (5) mesin pendingin 1 unit,
(6) mekser pemanas 1 unit, (7) mesin vakum 1 unit, (8) kompor 2 unit, (9) kuali 2
unit, (10) baskom 2 unit.
Semua peralatan ini dipakai untuk proses produksi mulai dari
menghancurkan kelapa sampai pada tahap pengemasan. Selain alat-alat yang
diberikan pemerintah ada juga alat yang didanai sendiri dari Sentra Bisnis Yanmel
diantaranya : (1) parang 2 unit, (2) jumbo 15 unit, (3) gayung 4 unit, (4) tapisan 3
unit, (5) celemek 20 unit (6) selang 3 unit, (7) galung 12 unit, (8) bila-bila 3 unit,
(9) kemasan VCO.
Tenaga kerja
Saat ini tenaga di Sentra Bisnis Yanmel berasal dari pengurus dan anggota
Yanmel yang berjumlah 11 (sebelas) orang dengan ketua. Usaha ini tergolong
industri kecil. Hal ini disebabkan oleh produksi dan penjualan produk masih
dalam skala yang kecil. Selain itu, pembentukan usaha ini juga bertujuan untuk
menambah penghasilan Kelembagaan Mandiri dari keluarga petani yang
tergabung dalam SOLID. Jika skala produksi dan penjualannya sudah meningkat,
bukan tidak mungkin perekrutan tenaga kerja juga sudah pasti dilakukan.
Tenaga kerja yang dibutuhkan dalam produksi adalah tenaga kerja yang
sudah memiliki skill. Pengurus dan anggota Sentra Bisnis Yanmel sudah
diberikan pelatihan dalam memproduksi VCO dan minyak Kelapa sehat bahkan
sudah mendapatkan Sertifikat dan pendampingan yang intensif dari fasilitator
SOLID (Smallholder Livelihood Development Project in Eastren).
Proses produksi
Proses produksi VCO dimulai dari pemilihan buah kelapa, buah kelapa
yang dipakai adalah buah yang baru dipetik tidak lebih dari 1 minggu dan buah
kelapa yang sudah tua, kemudian buah kelapa dikupas, setelah itu dibelah dan
diparut, kemudian dicampur dengan air dan diperas. Setelah diperas santan
disaring dan didiamkan selama ± 1 Jam kemudian akan terjadi pemisahan antara
air dengan santan, air yang ada kemudian dibuang, sisa santan yang ada kemudian
267 Volume 8 No. 3 Oktober 2020
dimixer ± 5 menit. Setelah santan dimixer diamkan dalam toples ± 8 s/d 12 jam.
Setelah itu akan terjadi pemisahan antara santan, air dan minyak VCO, minyak
berada pada bagian atas, kemudian santan dan air, air dibuang kemudian minyak
VCO diambil, setelah itu minyak langsung disaring untuk menghasilkan minyak
VCO sedangkan santan sisa tadi dimasak untuk dijadikan minyak goreng.
Minyak VCO yang telah disaring kemudian divakum dalam mesin vakum 1 s/d 3
jam. Setelah itu disaring kembali dan kemudian dikemas.
Biaya produksi
Biaya produksi adalah akumulasi dari semua biaya-biaya yang dikeluarkan
dalam proses produksi dengan tujuan menghasikan suatu produk atau barang
(Fani, et al 2017). Biaya produksi dapat digolongkan atas dasar hubungan
perubahan volume produksi, yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Dalam jangka
pendek, biaya produksi dapat dikelompokkan menjadi biaya tetap dan biaya tidak
tetap atau biaya variabel.
Jumlah biaya tetap adalah konstan. Selain biaya tersebut, hampir semua
biaya termasuk dalam kelompok biaya tidak tetap karena besar kecilnya
berhubungan langsung dengan besar kecilnya produksi. Jumlah biaya variabel
sama dengan jumlah faktor produksi variabel dikalikan dengan biaya faktor
produksi. Pajakkadang dapat dikelompokkan dalam biaya variabel ketika besar
kecilnya ditentukan berdasarkan persentase hasil produksi netto. Sentra Bisnis
Yanmel memulai usahanya dengan modal sebesar Rp.8.000.000,-
(a). Biaya tetap
Biaya tetap yaitu biaya yang tidak akan berubah dari suatu proses produksi ke
proses produksi berikutnya walaupun volume atau komposisi barang yang
dihasilkan berubah – ubah. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tebel 1.
268 AGRILAN : Jurnal Agribisnis Kepulauan
Tabel 1. Biaya penyusutan peralatan produksi Sentra Bisnis Yanmel, Desa
Yainuelo, Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah Tahun 2019
N
o
Jenis barang Jumla
h
Satua
n
Nilai peralatan Umu
r
ekon
omis
Biaya
penyust
utan alat Harga
satuan
Total
(Rp)
1. Mesin pengupas
kelapa
1 Unit 5.928.000
5.928.000
10
592.800
2. Mesin parut
kelapa
1 Unit 1.900.000
1.900.000
10
190.000
3. Mesin pemeras
santan
1 Unit 3.540.000
3.540.000
10
354.000
4. Mekser
pendingin
1 Unit 13.500.000 13.500.00
0
10 1.350.00
0
5. Mesin
pendingin
1 Unit 33.000.000 33.000.00
0
10 3.300.00
0
6. Mekser
pemanas
1 Unit 22.100.000 22.100.00
0
10 2.210.00
0
7. Mesin vakum 1 Unit 23.000.000 23.000.00
0
10 2.300.00
0
8 Kompor 2 Buah 200.000
400.000
10
40.000
9 Wajan 2 Buah 120.000
240.000
5
24.000
10 Loyang 4 Buah 20.000
80.000
2
40.000
11 Golok 2 Buah 100.000
200.000
10
20.000
12 Pencungkil
kelapa
3 Buah 25.000
75.000
10
7.500
13 Jumbo 15 Buah 10.000
150.000
2
75.000
14 Gayung 4 Buah 5.000
20.000
2
10.000
15 Tapisan 3 Buah 5.000
15.000
2
7.500
16 Celemek 20 Buah 7.000
140.000
2
70.000
17 Slang 3 Meter 10.000
30.000
2
15.000
18 Galung 12 Buah 50.000
600.000
2
300.000
19 Sendok besar 3 Buah 5.000
15.000
2
7.500
Jumlah 104.933.0
00
10.913.3
00
Rata – rata 5.522.789
,47
574.384.
21
Penyusutan adalah biaya atas pemakaian barang modal tetap dalam
kegiatan produksi yang dihitung dengan memperkirakan besarnya penurunan nilai
aset tetap (barang modal) dalam kurun waktu tertentu akibat pemakaian selama
produksi (Kembauw, et al 2015).
269 Volume 8 No. 3 Oktober 2020
Tabel 3 di atas, menunjukkan biaya penyusutan terbesar terdapat pada
mesin pendingin yaitu sebesar Rp 3.300.000,- atau 30,2%, sedangkan biaya
penyusutan terkecil adalah loyang, tapisan dan sendok besar yaitu sebesar Rp
7.500,- atau 0,1%.
Total biaya tetap Sentra Bisnis Yanmel merupakan jumlah dari biaya yang
dikeluarkan dan tidak berubah-ubah. Biaya yang dikeluarkan oleh Sentra Bisnis
Yanmel untuk pembelian sarana produksi sebesar Rp 1.245.000,- ini diluar dari
sarana produksi yang diberikan oleh pemerintah. Total penyusutan untuk
peralatan yang dibeli oleh sentra sebesar Rp 512.500, sedangkan total penyusutan
peralatan yang diberikan oleh pemerintah sebesar Rp 10.400.800 dengan total
penyusutan secara keseluruhan Rp 10.913.300. Selain itu ada juga biaya tetap
yang lain yaitu biaya listrik dengan total biaya pertahunnya sebesar Rp. 300.000.
(b) Biaya variabel
Biaya Variabel merupakan biaya yang mempunyai tingkah laku berubah
sebanding dengan perubahan volume kegiatan produksi. Setiap perubahan volume
kegiatan produksi maka akan ditanggapi dengan perubahan biaya variabel yang
jumlahnya sebanding dengan perubahan volume kegiatan produksi tersebut. Biaya
variabel Sentra Bisnis Yanmel dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini.
Tabel 2. Biaya variabel sentra bisnis Yanmel, desa administratif Yainuelo,
Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah/ tahun.
Biaya variabel per tahun Jumlah (Rp) Persentase (%)
Biaya bahan baku 21.200.000 38,60
Biaya bahan bakar (bensin) 585.000 1,06
Biaya bahan bakar (minyak tana) 225.0000 0,41
Upah tenaga kerja 24.750.000 45,06
Finising 360.000 0,65
Kemasan 1.500.000 2,73
Biaya promosi 6.000.000 10,92
Jumlah 54.620.000 100
Rata – rata 7.802.857,14 16,67
1) Biaya bahan baku
Bahan baku yang digunakan adalah buah kelapa yang diperoleh dari
sekitar Desa Administratif Yainuelo dengan kualitas kelapa yang bagus (daging
buahnya putih, tidak busuk), 1 buah kelapa menghasilkan 25 mili liter minyak
270 AGRILAN : Jurnal Agribisnis Kepulauan
VCO dan 23 mili liter minyak kelapa sehat, hal ini menyebabkan untuk
mendapatkan 1 botol kemasan VCO berukuran 250 mili liter dan minyak kelapa
sehat membutuhkan 10 buah kelapa (kelapa dalam).
Pada bulan September 2018 sampai dengan Agustus 2019 pemakaian buah
kelapa untuk produksi tidak menentu. Pengunaan buah kelapa mulai dari 200 buah
sampai dengan 500 buah dalam sekali produksi atau rata-rata 176 buah. Hal ini
dilihat pada buku produksi sentra bisnis Yanmel tahun 2018 - 2019, sehingga total
buah yang diproduksi dari bulan September 2018 sampai dengan Agustus 2019
sebanyak 21.200 buah dengan total biaya pemebelian bahan baku sebesar Rp
21.200.000,-/tahun atau rata-rata sebesar Rp 1.766.666,67,-/bulan dengan
persentase sebesar 38,60%, dan harga per-buah adalah Rp 1.000,-
Biaya bahan bakar bensin dan minyak tana
Biaya bahan bakar yang dipakai untuk proses produksi VCO dengan total
bensin yang dipakai sebesar 90 liter dengan total biaya sebesar Rp. 585.000/tahun
atau rata-rata perbulan sebesar Rp 48.750,- dengan persentase 1,2%. Pamakaian
bensin dihitung dari bulan September 2018 sampai dengan Agustus 2019. Untuk
bahan bakar minyak tana dipakai untuk proses pemasakan minyak kelapa sehat
dengan total biaya sebesar 225.000,-/tahun atau rata-rata perbulan sebesar Rp
18.750,- dengan persentase 0,41 persen. Pemakaian bahan bakar (bensin dan
minyak tana) untuk produksi tidak menentu. Kadang sekali produksi mengunakan
2 liter berdasarkan kebutuhan dalam melakukan produksi. Data ini diambil dari
buku kas laporan Sentra Bisnis Yanmel.
Upah tenaga kerja
Upah tenaga kerja dibayarkan per sekali produksi yaitu Rp 10.000 per jam
dalam produksi. Dalam sebulan Sentra Bisnis Yanmel dapat berproduksi 3-4 kali
dalam sebulan sehingga mengeluarkan uang untuk membayar tenaga kerja secara
keseluruhan dari bulan September 2018 sampai dengan Agustus 2019 sebesar Rp
24.750.000,-/tahun atau rata-rata perbulannya sebesar Rp 2.062.500,- dengan
persentase 45,06%.
Tingginya biaya upah tenaga kerja disebabkan jumlah orang yang bekerja
sebanyak sebelas orang dengan upah yang diberikan perorangan sekali produksi
271 Volume 8 No. 3 Oktober 2020
sebesar Rp 50.000,- Yang termaksud tenaga kerja yaitu seluruh anggota Sentra
Bisnis Yanmel yang berjumlah 11 orang (sebelas orang) bekerja bergantian dan
saling membantu selama proses produksi berlangsung.
Finishing dan kemasan
Kemudian untuk proses Finishing membutuhkan bahan pelengkap berupa
kertas saring dengan biaya yang dibutuhkan Rp 15.000,-/lembar, dalam 1 bulan
dipakai 2 lembar. Jadi total biaya yang dikeluarkan selama produksi dari bulan
September 2018 sampai dengan Agustus 2019 sebesar Rp. 360.000,- atau rata-rata
perbulannya sebesar Rp 30.000,- dengan persentase 0,65%, ditambah dengan
kemasan yang dibutuhkan untuk mengisi produk dengan total biaya yang
dikeluarkan Rp.1.500.000,-/tahun atau rata-rata perbulannya sebesar Rp 125.000,-
dengan persentase 2,73% .
Biaya promosi
Promosi perlu dilakukan agar produk yang kita miliki dikenal oleh banyak
orang baik dalam lingkup tempat produksi maupun diluar dari tempat produksi.
Untuk promosi diperlukan biaya sehingga sentra bisnis Yanmel mengeluarkan
biaya untuk proses promosi selama setahun sebesar Rp 6.000.000,-/tahun dengan
persentase sebesar 10,92%. Promosi ini dilakukan untuk mengenalkan produk
VCO kepada banyak konsumen.
Produksi VCO dan produk lain (minyak kelapa sehat)
Produksi merupakan kegiatan pokok dari suatu agroindustri dimana dalam
kegiatan produksi bahan baku diolah menjadi bahan jadi. Berdasarkan penelitian
VCO diproduksi sebanyak 3 – 4 kali dalam sebulan. Sekali produksi dalam
sebulan menghasilkan VCO sebanyak 100-200 botol berukuran 250 ml kemasan
dalam produksi tergantung jumlah buah kelapa yang dipakai. Lengkapnya dapat
dilihat pada tabel 3 di bawah ini.
272 AGRILAN : Jurnal Agribisnis Kepulauan
Tabel 3. Produksi VCO dan minyak kelapa sehat sentra bisnis Yanmel, Desa
Administratif Yainuelo, Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku
Tengah /tahun
Bulan Produksi VCO(botol 250 ml) Produksi minyak kelapa sehat
(liter)
September 150 35
Oktober 200 45
November 200 45 Desember 200 45 Januari 200 45
Februari 170 30
Maret 200 45
April 150 30
Mei 200 45
Juni 200 45
Juli 150 35
Agustus 100 20
Total 2120 465
Rata – rata 176,67 38,75
Tabel di atas dapat dilihat bahwa produksi VCO tertinggi berada pada bulan
Oktober sampai Desember 2018, dan Januari, Maret, Mei, Juni 2019, sebesar 200
botol dan terendah pada bulan Agustus sebesar 100, disebabkan karena pasokan
buah kelapa kurang. Hal ini dikarenakan pada bulan Agustus bertepatan dengan
musim panen cengkih sehingga pemasokan buah kelapa dari petani cukup sedikit.
Sebagian petani lebih memilih fokus untuk memanen cengkih ketimbang
memanen kelapa untuk dijual pada Sentra Bisnis Yanmel.
Sebagaimana sudah dijelaskan pada gambaran umum di atas bahwa
produk yang dihasilkan bukan hanya produk VCO namun produk yang dihasilkan
juga yaitu minyak kelapa sehat. Minyak kelapa sehat didapat dari perasan santan
pada tahap kedua setelah perasan pertama diambil untuk produk VCO. Model
pengelolaan produk seperti ini berdampak pada penekanan penggunaan bahan
baku.
Tabel di atas menunjukkan produksi minyak kelapa sehat yang dihasilkan
dari perasan santan kedua setelah dipakai untuk VCO. Tabel 5 di atas
menunjukkan produksi terbesar pada bulan Oktober sampai Desember 2018 dan
Januari, Maret, Mei, Juni 2019 dengan total produksi sebanyak 45 liter dan yang
paling rendah adalah pada bulan Agustus sebesar 20 liter. Setiap produksi VCO
sebagian produk dipakai untuk promosi dimana pada bulan September produksi
273 Volume 8 No. 3 Oktober 2020
sebanyak 150 botol, tetapi 20 botol dipakai untuk promosi sehingga yang terjual
sebanyak 130 botol. Kemudian pada bulan Oktober, November dan Desember
total produksi sebanyak 200 botol dan 20 botol dipakai untuk promosi, untuk
bulan Januari, Maret, Mei, Juni produksi yang dihasilkan sebanyak 200 botol dan
5 botol dipakai untuk proses promosi dan beberapa bulan yang lainya. Hal ini
dilakukan agar produk VCO ini dikenal oleh banyak orang
Penerimaan
a. Penerimaan VCO
Penerimaan (TR) adalah hasil kali antara harga per unit (P) dan jumlah
total produksi yang terjual (Q). Total penerimaan yang diperoleh Sentra Bisnis
Yanmel dapat dilihat lebih jelas pada tabel 4 di bawah ini.
Tabel 4. Penerimaan Produk VCO Sentra Bisnis Yanmel Desa Yainuelo
Kecamatan Amahai Kabupaten Maluku Tengah dari September 2018-
Sampai Dengan Agustus 2019
Bulan Penjualan(botol
250ml) /bulan
Harga RP Penerimaan VCO
(Rp)
Persentase
(%)
September 150 50.000 7.500.000 7,08
Oktober 200 50.000 10.000.000 9,43
November 200 50.000 10.000.000 9,43 Desember 200 50.000 10.000.000 9,43 Januari 200 50.000 10.000.000 9,43 Februari 170 50.000 8.500.000 8,02
Maret 200 50.000 10.000.000 9,43
April 150 50.000 7.500.000 7,08
Mei 200 50.000 10.000.000 9,43 Juni 200 50.000 10.000.000 9,43 Juli 150 50.000 7.500.000 7,08
Agustus 100 50.000 5.000.000 4,72
Total 2.120 106.000.000 100
Rata – rata 177 8.333.333,33 8,33
Tabel 6 di atas menunjukkan total secara keseluruhan penjualan VCO dari
bulan September 2018 sampai dengan Agustus 2019 sebanyak 2.120 botol
berukuran 250 ml atau rata-rata 177 botol dengan total penerimaan sebesar Rp
106.000.000,-/tahun atau rata-rata Rp 8.333.333,33,-/bulan dengan harga per botol
Rp 50.000. Penjualan tertinggi terdapat pada bulan Januari, Maret, Mei, dan Juni
sebesar 200 botol dengan persentase 9,43% dan penjualan terendah pada bulan
Agustus sebesar 100 botol dengan persentase 4,75%. Penjualan pada bulan
Agustus rendah, hal ini dikarenakan pada bulan Agustus bertepatan dengan musim
274 AGRILAN : Jurnal Agribisnis Kepulauan
panen cengkih sehingga sebagian petani lebih memilih fokus untuk memanen
cengkih ketimbang memanen kelapa untuk dijual pada Sentra Bisnis Yanmel, hal
ini menyebabkan pemasokan buah kelapa dari petani tidak sebanyak bulan yang
lainnya sehingga pada bulan Agustus total produksi sebanyak 100 botol.
Setiap produksi VCO sebagian produk dipakai untuk promosi dimana pada
bulan September produksi sebanyak 150 botol, tetapi 20 botol dipakai untuk
promosi sehingga yang terjual sebanyak 130 botol. Kemudian pada bulan
Oktober, November dan Desember total produksi sebanyak 200 botol dan 20 botol
dipakai untuk promosi, untuk bulan Januari, Maret, Mei, Juni produksi yang
dihasilkan sebanyak 200 botol dan 5 botol dipakai untuk proses promosi dan
beberapa bulan yang lainya. Hal ini dilakukan agar produk VCO ini dikenal oleh
banyak orang.
b. Penerimaan minyak kelapa sehat
Selanjutnya dibawah ini merupakan tabel penerimaan produk minyak
kelapa sehat yang diproduksi dari perasan santan kedua setalah perasan pertama
dijadikan sebagai minyak VCO. Untuk lebih jelas bisa dilihat pada tebel 7 berikut
ini.
Tabel 5. Penerimaan minyak kelapa sehat sentra bisnis Yanmel Desa Yainuelo
Kecamatan Amahai Kabupaten Maluku Tengah dari bulan September
2018 Sampai Dengan Agustus 2019
Bulan Penjualan(cirigen
berukuran 5 ltr) /bulan
Harga
(Rp)
Penerimaan
minyak kelapa
sehat
Persent
ase (%)
September 7 100.000 700.000 7.3
Oktober 9 100.000 900.000 9.4
November 9 100.000 900.000 9.4
Desember 9 100.000 900.000 9.4
Januari 9 100.000 900.000 9.4
Februari 6 100.000 600.000 6.4
Maret 9 100.000 900.000 9.4
April 6 100.000 600.000 6.4
Mei 9 100.000 900.000 9.4
Juni 9 100.000 900.000 9.4
Juli 7 100.000 700.000 7.3
Agustus 4 100.000 400.000 4.2
Total 93 1,200,000 9.300.000 100
Rata – rata 8 100 800.000 8.3
275 Volume 8 No. 3 Oktober 2020
Tabel di atas menunjukkan total secara keseluruhan penjualan minyak
kelapa sehat dari bulan September 2018 sampai dengan Agustus 2019 sebanyak
93 cirigen berukuran 5 liter atau rata-rata 8 cirigen dengan total penerimaan
sebesar Rp 9.300.000,-/tahun dengan harga per 1 cirigen Rp 100.000,- Penjualan
tertinggi terdapat pada bulan Oktober sampai Desember 2018 dan Januari, Maret,
Mei, Juni 2019 dengan persentase 9,4% dan penjualan terendah pada bulan
Agustus sebesar 4 cirigen dengan persentase 4,2%. Penjualan pada bulan Agustus
rendah, hal ini dikarenakan pada bulan Agustus bertepatan dengan musim panen
cengkih sehingga sebagian petani lebih memilih fokus untuk memanen cengkih
ketimbang memanen kelapa untuk dijual pada Sentra Bisnis Yanmel, hal ini
menyebabkan pemasokan buah kelapa dari petani tidak sebanyak bulan yang
lainnya.
Pendapatan produk olahan kelapa (VCO dan Minyak Kelapa Sehat)
Pendapatan adalah selisih dari penerimaan dan biaya produksi. Besarnya
pendapatan yang diterima oleh industri tergantung dari penerimaaan dan biaya-
biaya. Adapun pendapatan yang diperoleh oleh Sentra Bisnis Yanmel yaitu dapat
dilihat pada tabel 6 dibawa ini.
Tabel 6. Pendapatan Produk Olahan Kelapa (VCO dan Minyak Kelapa Sehat)
Sentra Bisnis Yanmel, DesaYainuelo Kecamatan Amahai, Kabupaten
Maluku Tengah Dari Bulan September 2018 Sampai Dengan Agustus
2019
Bulan Penerimaan
(Rp)
Biaya produksi
(Rp)
Pendapatan
(Rp)
Persent
ase (%)
September 8.200.000 5.293.441,67 2.906.558,33 5,9
Oktober 10.900.000 6.361.441,67 4.538.558,33 9,2
November 10.900.000 6.361.441,67 4.538.558,33 9,4
Desember 10.900.000 6.361.441,67 4.538.558,33 9,4
Januari 10.900.000 5.611.441,67 5.288.558,33 10,7
Februari 9.100.000 5.311.441,67 3.788.558,33 7,7
Maret 10.900.000 5.611.441,67 5.288.558,33 11,1
April 8.100.000 5.111.441,67 2.988.558,33 6,0
Mei 10.900.000 5.611.441,67 5.288.558,33 11,1
Juni 10.900.000 5.611.441,67 5.288.558,33 11,1
Juli 8.200.000 4.543.441,67 3.656.558,33 7,4
Agustus 5.400.000 4.043.441,67 1,356.558,33 2,7
Total jumlah 115.300.000 65.833.300 49.466.700 100
Rata – rata 9.608.333,33 5.486.108 4.122.225 8,33
276 AGRILAN : Jurnal Agribisnis Kepulauan
Tabel 6 di atas menunjukkan pendapatan yang diterima oleh Sentra Bisnis
Yanmel dari produk olahan kelapa (VCO dan minyak kelapa sehat) sebesar Rp
49.466.700/tahun atau rata – rata sebesar RP 4.122.225,-/bulannya. Secara
keseluruhan tenaga kerja 11 orang memiliki upah yang sama. Pendapatan ini
terbilang sangat baik dikarenakan biaya produksi sebesar Rp 65.833.300,-/tahun
atau rata – rata sebesar Rp 5.486.108/bulan, sedangkan penerimaan dalam setahun
sebesar Rp 115.300.000,-/tahun atau rata-rata perbualnnya sebesar Rp
9.608.333,3,-/bulan. Pendapatan terbesar berada pada bulan Januari, Maret, Mei,
Juni sebesar Rp. 5.288.558,33,-/bulan dengan persentase 11,1% sedangkan
pendapatan terkecil yaitu terdapat pada bulan Agustus sebesar Rp 1.356.558,33,-/
bulan dengan persentase 2,7%. Hal ini dikarenakan pada bulan Agustus bertepatan
dengan musim panen cengkih sehingga pemasokan buah kelapa dari petani cukup
sedikit. Sebagian petani lebih memilih fokus untuk memanen cengkih ketimbang
memanen kelapa untuk dijual pada Sentra Bisnis Yanmel.
Analisis R/C ratio
Analisa pembagian antara total penerimaan dengan total biaya merupakan
suatu pengujian kelayakan pada suatu jenis usaha. Kriteria yang digunakan dalam
analisis adalah apabilah R/C > 1 maka usaha tersebut dikatakan untung dan layak
dijalankan, karena besarnya penerimaan lebih besar dari biaya yang dikeluarkan,
begitu juga sebaliknya. Perhitungan hasil analisa penerimaan atas biaya (R/C)
dapat dilihat sebagai berikut .
R/C =
R/C =
R/C = 1,75
Total biaya yang dikeluarkan oleh Sentra Bisnis Yanmel sebesar Rp.
65.833.300,-/tahun dan total penerimaan sebesar Rp. 115..300.000,-/tahun.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa usaha sentra bisnis
Yanmel untuk produk VCO dapat dikatakan menguntungkan untuk diusahakan.
Hal ini dapat dilihat pada perbandingan total penerimaan dengan total
biaya produksi yang lebih besar dari satu, yaitu memiliki angka perbandigan 1,75
atau 1,75 > 1. Angka tersebut menunjukkan bahwa setiap Rp 1 biaya yang
277 Volume 8 No. 3 Oktober 2020
dikeluarkan, maka pendapatan yang diperoleh sebesar Rp 1,75,- Berdasarkan
kriteria R/C ratio, maka usaha sentra bisnis yanmel menguntungkan untuk
diusahakan.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan menunjukkan
bahwa pendapatan Sentra Bisnis Yanmel yang dihasilkan dari produk Virgin
Coconut oil (VCO) dan minyak kelapa sehat sebesar Rp 49.466.700,-/tahun
dengan rata-rata Rp 4.122.225,-/bulan, hal ini berdampak pada pendapatan
masyarakat yang bekerja pada Sentra Bisnis Yanmel dan para petani kelapa.
Nilai R/C ratio adalah sebesar 1,75 sehingga dapat disimpulkan bahwa
Agroindustri VCO Sentra Bisnis Yanmel menguntungkan untuk dikembangkan
karena nilai R/C Ratio nya yaitu > 1.
Daftar pustaka
Assagaf, S. S. F. Pulhehe, S. Zakariah, I. Yusuf, N. Sangaji, M. F. Kembauw, E.
Basrun, M.C. 2019. “Construction of the Village as a Development Shaft
In The Island Buru”. International Journal Of Scientific & Technology
Research. 8(9): 2139-2143
Awang. 1991. Kelapa Kajian Sosial dan Ekonomi. Edisi 1. Yogyarkarta: Aditya
Media.
Badan Pusat Statistik.2019. Maluku Dalam Angka.
Badan Pusat Statistik. 2018. Kabupaten Maluku Tengah Dalam Angka
Hasbi dan Priatna. 2004. “Strategi pengembangan Agribisnis dan Agroindustri
Perkebunan Rakyat dengan pendekatan Perwilayahan komoditas”.
Laporan Penelitian. Palembang: Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya
Kembauw, E. Anindita, R. Mustadjab, M, M. Muhaimin, W. 2015. Keterkaitan
Sektor dan Sistem Produksi Dalam Peningkatan Perekonomian di Provinsi
Maluku. Cetakan I. Yogyakarta: Titah Surga.
Lawalata, M. Imimpia, R. 2020. “Analisis nilai tambah dan pemasaran produk
Agroindustri Kelapa (cocos nucifera l.) Pada Perusahaan Wootay
Coconut”. Jurnal Agrica. 13 (1) :66-80
Saptana. 2003. “Analisis keugulan komparatif dan kompetitip komoditas Kentang
dan kubis di Wonosobo Jawa Tengah”. 3 (1) : 1-30.
278 AGRILAN : Jurnal Agribisnis Kepulauan
Sumaryanto S. Friatno S. 2003. “Analisis keugulan komparatif dan kompetitif
komoditas Kentang dan kubis di Wonosobo Jawa Tengah”. Jurnal sosial
Ekonomi Pertanian. 3(1).1-30
Soeka, S Y. Sulistyo J. Naiola E. 2008. “Analisis biokimia minyak kelapa hasil
ekstaksi secara permentasi”. Biodiversitas LIPI. 9(2): 91-95
Tomia, F. Thenu, W F S. Luhukay, Pattinama, M J. 2017. “Kontribusi usaha
kopra terhadap pendapatan rumah tangga petani di desa Wainibe Fena
Kecamatan Leisela Kabupaten Buru”. Jurnal Agrilan 5 (1). 34-47
Warrison. 2003. Budidaya Kelapa Genjah. Yogyakarta: Kanisius.